ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
ANALISIS PENGAKUAN AKUNTANSI KREDIT USAHA RAKYAT BERMASALAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SEKAYU Endang, S.E.,M.M Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pengakuan akuntansi kredit usaha rakyat (KUR) bermasalah PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM-K yang feasible tapi belum bankable. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis data sekunder yaitu data kredit usaha rakyat bermasalah tahun 2012 s.d. 2013. Hasil ini menunjukkan bahwa dasar pengakuan akuntansi kredit usaha rakyat (KUR) bermasalah(nonperforming loan)pada PT. BRI (Persero) Cabang Sekayudiakui pada saat tunggakan angsuran masuk golongan III dan seterusnya atau lebih dari 90 hari. Berdasarkan analisa data diperoleh terjadinya peningkatan jumlah nasabah kredit macet dari 47 nasabah kredit macet pada tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat menjadi 108, hal ini menunjukkan PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu masih kurang maksimal dalam melaksanakan perannya sebagai lembaga intermediasi. Dampak dari NPL ini adalah terjadinya kerugian yang sangat potensial bagi bank, oleh karena itu diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan. Kata kunci: Perlakuan Akuntansi Kredit, Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah 1.1
kredit
Latar Belakang Industri
penting
perbankan
dan
memegang
strategis
perekonomian.Berdasarkan
disalurkan,
namun
dalam
peranan
pelaksanaannya tidak semua dana yang dihimpun
sistem
dari masyarakat dapat disalurkan sesuai dengan
dalam amanat
yang
Undang-
yang diharapkan.
undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan
beroperasi
menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan
bermasalah. Kredit bermasalah atau kredit macet
Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur
memberidampak yang kurang baik bagi perbankan
dana
Indonesia. Resiko yang ditimbulkan atas kredit
masyarakat
pelaksanaan
yang
bertujuan
pembangunan
nasional
menunjang ke
arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank
di
Hampir semua bank yang Indonesia
mengalami
kredit
macet yakni tidak terbayarnya kembali kredit yang diberikan baik sebagian maupun seluruhnya.
berfungsi untuk menjembatani kedua kelompok
Pemerintah
Republik
Indonesia
masyarakat yang saling membutuhkan. Masyarakat
mengeluarkan Inpres Nomor 6 tanggal 8 Juni 2007
yang memiliki kelebihan dana dapat menyimpan
tentang
uang mereka dalam bentuk tabungan, deposito atau
Sektor
giro pada bank, sedangkan masyarakat yang
diikuti dengan nota kesepahaman bersama antara
membutuhkan dana untuk modal usaha atau untuk
Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan
memenuhi kebutuhan lainnya dapat memperoleh
Penjaminan
pinjaman dalam bentuk kredit yang disalurkan oleh
UMKM.
bank.
2007, Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono Pendapatan terbesar bank berasal dari
bunga, imbalan atau pembagian hasil usaha atas
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
Kebijakan Percepatan Riil
dan
Pengembangan
Pemberdayaan UMKM yang
Kredit atau Pembiayaan
kepada
Selanjutnya pada tanggal 5 November
meresmikan
kredit
bagi UMKM dengan pola
penjaminan dengan nama Kredit Usaha Rakyat dan
64
di dukung oleh Inpres Nomor 5 Tahun 2008
cara
tentang Fokus Program Ekonomi untuk menjamin
didirikannya.
implementasi atau percepatan pelaksanaan kredit usaha rakyat ini.
memberi
pinjaman
untuk
usaha
yang
Salah satu bank yang mengeluarkan kredit usaha rakyat adalah bank BRI cabang Sekayu yang
Tahap awal program Kredit Usaha Rakyat
melayani
sebagaian
besar
kebutuhan
kredit
(KUR) ini disediakan hanya terbatas oleh bank-
masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin. BRI
bank yang ditunjuk oleh pemerintah saja, yaitu
merupakan bank nasional yang pertama kali berdiri
: Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara
di
Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah
kontribusinya bagi pembangunan perekonomian di
Mandiri, Bank Tabungan Negara dan Bank
kota itu. Kontribusi tersebut dapat dilihat besarnya
Bukopin.
Penyaluran
aliran modal usaha dalam bentuk kredit yang telah
difokuskan
pada
pertanian,
pola
lima
perikanan
sektor
dan
penjaminan usaha,
kelautan,
yaitu
koperasi,
kota
Sekayu,
sehingga
sangat
besar
dikucurkan oleh pihak bank kepada sektor usaha produktif
masyarakat
kota
Sekayu.Berikut
kehutanan, serta perindustrian dan perdagangan.
Pertumbuhan kredit usaha rakyat dari tahun 2012-
Kredit
2013 dalam Tabel 1 berikut ini :
Usaha
Rakyat
ini
ditujukkan
membantu ekonomi usaha rakyat kecil
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
untuk dengan
Tabel 1 Nilai Kredit Macet (Non Performing Loan) KUR BRI Cabang Sekayu Tahun 2012 Nama Debitur Jumlah Piutang Bunga (%) Tertagih Macet Zulkarnedi 20.000.000 1,04 1.300.000 26.188.000 M.yusuf 20.000.000 1,04 1.037.000 26.451.000 Rudi Nopriansyah 20.000.000 1,04 1.314.200 26.173.800 Akbar Darmawan 15.000.000 1,02 778.000 17.894.000 Arie Sulistya 20.000.000 1,03 1.567.000 20.893.000 Arief Adnan 5.000.000 1,015 433.200 7.451.467 Budi Mulyawan 13.000.000 1,02 745.000 15.437.400 Budi Setiawan 10.000.000 1,015 765.800 11.061.200 Armia Putriana 10.000.000 1,02 5.430.000 7.018.000 Andy Kurniawan 20.000.000 1,04 1.359.000 26.129.000 Febri Adi Saputra 8.000.000 1,015 6.043.000 3.418.600 Dewi Kartika Sari 14.000.000 1,02 7.790.000 8.658.000 Eko Suistiono 12.000.000 1,015 6.600.000 7.592.400 Alwin Wicaksono 6.500.000 1,02 3.200.000 3.300.000 Nan Nurhayati 20.000.000 1,04 1.678.300 25.809.700 Iwan Purnawan 20.000.000 1,02 7.650.000 17.246.000 Mariati 15.000.000 1,04 667.800 19.948.200 Anwar Budi 17.000.000 1,02 13.421.000 7.740.600 Selamet Riadi 6.000.000 1,03 579.000 6.159.000 Kurnia 13.000.000 1,015 10.000.000 5.375.100 Romfaizi 20.000.000 1,04 4.320.000 23.168.000 Yulianingsih 8.000.000 1,03 4.798.000 4.186.000 Joko Supriyanto 15.000.000 1,03 12.450.000 79.395.000 Warni 20.000.000 1,015 1.567.000 22.087.000 Edi Supriyadi 20.000.000 1,02 4.670.000 20.226.000 Sri Harjani 10.000.000 1,04 6.650.000 3.350.000 Joko pamungkas 20.000.000 1,04 7.543.000 19.945.000 David Ismunandar 15.000.000 1,02 12.378.000 6.294.000
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
65
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Usman Muksin Masdaranti Tarto Wiyono Doddy setiawan Ahmad Dahlan Supratman Parno Yenny Meldayanti Puspita Sari Anis Tyarini Zundan Faidarti Shinta Anggraini Ahmad Dwi Kurnia Rizkan Hadi Sigit Nugroho Yastra Andika Aryadi Amin Heriansyah Sarjoni Dasayanda Jumlah Sumber : PT BRI Cabang Sekayu
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
9.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 6.000.000 20.000.000 7.000.000 15.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 5.000.000 8.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 10.000.000 20.000.000 697.500.000
1,03 1,04 1,015 1,03 1,02 1,015 1,04 1,02 1,015 1,04 1,04 1,015 1,03 1,02 1,03 1,04 1,02 1,03 1,015
5.000.000 6.549.000 5.780.000 13.450.000 5.678.000 3.300.000 16.900.000 3.790.000 4.679.000 5.000.000 7.690.000 4.321.000 1.100.000 3.754.000 4.670.000 3.000.000 14.688.000 7.500.000 14.989.000 258.572.300
5.107.000 20.939.000 17.874.000 9.010.000 19.218.000 3.796.200 10.588.000 4.923.600 13.061.500 22.488.000 19.798.000 19.333.000 4.515.000 6.204.400 6.560.000 17.616.000 10.208.000 3.730.000 8.665.000 692.230.167
Tabel 2 Nilai Kredit Macet (Non Performing Loan) KUR BRI Cabang Sekayu Tahun 2013 Nama Debitur Jumlah Piutang Bunga (%) Tertagih Macet Dede Damhudi 5.000.000 1,03 1.200.000 4.415.000 Heriyanto 6.000.000 1,015 3.500.000 3.596.200 Subandian 20.000.000 1,03 10.000.000 12.460.000 Redi 19.000.000 1,03 10.000.000 11.337.000 Heri Santoso 5.500.000 1,015 2.500.000 4.004.850 Kristinawati 13.000.000 1,04 10.000.000 7.867.200 Yogi Komar 17.000.000 1,02 11.000.000 10.161.600 M. Syafrudin 12.000.000 1,015 4.000.000 10.192.400 Hari Santoso 11.000.000 1,03 7.000.000 5.339.800 M. Seto Rianto 10.000.000 1,02 3.500.000 8.948.000 Eli Darsiana 20.000.000 1,03 15.000.000 7.460.000 Evi Dianti 15.000.000 1,04 7.000.000 13.616.000 Nuzula 20.000.000 1,02 15.000.000 9.872.000 Sarah Hilda 16.000.000 1,03 10.000.000 7.968.000 Jumiatun 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000 Octa Rizka 15.000.000 1,03 8.000.000 8.845.000 Ahmad Yasir 18.000.000 1,015 15.000.000 6.288.600 Harjono 15.000.000 1,02 6.000.000 12.672.000 Jonizar 20.000.000 1,04 15.000.000 12.488.000 Sunoko 6.000.000 1,03 2.000.000 4.738.000 Acep Mandala 5.000.000 1,03 3.000.000 2.615.000 Ratna Sari 12.000.000 1,02 9.000.000 5.937.600 Robby Perdana 20.000.000 1,02 17.000.000 7.896.000 Yuliana 15.000.000 1,015 10.000.000 7.740.500 Nurhayati 13.000.000 1,02 5.000.000 11.182.400 Mariska 20.000.000 1,015 6.500.000 17.154.000 Regi Renggano 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000 Hari Mukti 6.000.000 1,03 4.000.000 2.738.000 Ana Mariana 8.000.000 1,02 3.200.000 6.758.400 Wawan Kusuma 4.000.000 1,03 2.000.000 2.492.000
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
66
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
Jefry Aryansyah Ilham Candra Dwi Lestari Sunarmi Okta Rian Mayangsari Cici Purnama Rohman Dedek septiawan Yoni Zalwi Lukman Apriatna Yozi Zaihendra Andrian Yanuar Jamilah Yunus Solihin Mochtar Irma Hartanty Ana Agustina Ade Ansorulah Endang Mulyawan Deri Setiawan Isep Alisandy Yeyet Supriati Fitriawan Nugraha Eris Sugriwa Yogie Indraprastha Ardiansyah Sanjaya Dewi Sartika Hidayattulah Febriansyah Andika Pratama Risandi Indra Pohan Akhmadyani Heru Septibrata Arif Dwi Santoso Riko Sanjaya Doni Adi Pratama Bagus Setiawan Juwita Kartika Thamrin Santoso Ricky Saputra Hauriah Husnah Rio Akbar Wijaya Kartini Fery Setiawan Zuraidah Iskandar Jhon Kanedi Irawan Sapri Suparman Imam Saputra Andi Nugraha Angga Puja Kesuma Nurdin
9.000.000 18.000.000 12.000.000 20.000.000 10.000.000 20.000.000 10.000.000 8.000.000 20.000.000 7.000.000 5.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 8.000.000 14.000.000 20.000.000 5.000.000 10.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 6.000.000 20.000.000 5.000.000 8.000.000 10.000.000 5.000.000 8.000.000 10.000.000 5.000.000 20.000.000 5.600.000 7.000.000 15.000.000 17.000.000 14.000.000 10.000.000 6.000.000 12.000.000 7.000.000 15.000.000 18.000.000 10.000.000 2.000.000 14.000.000 6.000.000 13.000.000 9.000.000 10.000.000 15.000.000 16.000.000 7.000.000 15.000.000 10.000.000
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
1,03 1,02 1,03 1,02 1,015 1,02 1,03 1,03 1,02 1,03 1,03 1,04 1,015 1,015 1,03 1,03 1,02 1,02 1,015 1,02 1,03 1,04 1,04 1,03 1,04 1,03 1,03 1,02 1,03 1,03 1,015 1,02 1,015 1,03 1,02 1,015 1,04 1,015 1,02 1,03 1,015 1,015 1,02 1,015 1,03 1,03 1,04 1,03 1,03 1,015 1,02 1,04 1,03 1,03 1,02 1,04
5.000.000 10.000.000 2.300.000 15.000.000 7.000.000 19.000.000 2.500.000 3.400.000 16.000.000 5.000.000 2.500.000 10.000.000 5.000.000 5.000.000 1.500.000 3.000.000 9.500.000 4.500.000 1.000.000 4.000.000 12.000.000 5.000.000 5.000.000 2.000.000 4.300.000 2.000.000 3.500.000 8.000.000 2.500.000 3.000.000 1.400.000 1.300.000 7.000.000 3.000.000 5.000.000 4.000.000 8.000.000 1.000.000 5.500.000 1.500.000 3.500.000 4.000.000 5.000.000 8.000.000 4.000.000 500.000 2.000.000 3.000.000 1.000.000 3.000.000 6.000.000 5.000.000 3.000.000 3.200.000 6.000.000 7.000.000
5.107.000 12.406.400 11.176.000 9.896.000 4.827.000 5.896.000 8.730.000 5.584.000 8.896.000 2.861.000 3.115.000 17.488.000 16.412.500 6.827.000 4.115.000 5.984.000 7.927.200 20.396.000 4.913.500 8.448.000 10.460.000 15.616.000 8.744.000 4.738.000 23.188.000 3.609.000 5.484.000 4.448.000 3.115.000 5.984.000 10.427.000 4.924.000 16.654.000 3.288.800 3.713.600 13.740.500 15.364.800 15.557.800 6.948.000 5.238.000 10.692.400 4.278.900 13.672.000 13.288.600 7.230.000 1.746.000 17.241.600 3.738.000 13.599.000 7.644.300 6.448.000 15.616.000 14.968.000 4.661.000 12.672.000 6.744.000
67
87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
Alamsyah 20.000.000 Hariyadi 14.000.000 Sahidin 15.000.000 Sucipto 17.000.000 Antoni 6.000.000 Suherman 5.000.000 Melpan Setiawan 9.000.000 Januar 18.000.000 Karisma 8.000.000 Agus Sulaiman 16.000.000 Parnandi 5.000.000 Basri 17.000.000 Theo Wahyu 20.000.000 Jasuma 13.000.000 Sita Rahayu 15.000.000 Sudarta 15.000.000 Cahyono 16.000.000 Candra 20.000.000 Hendra 12.000.000 Bian Andika 10.000.000 Wardoyoh 20.000.000 Safril Efendi 15.000.000 Jumlah 1.334.100.000 Sumber : Bank BRI CabangSekayutahun 2015
Dari Tabel 1dan 2 dapat dilihat sebagian
1,03 1,03 1,04 1,015 1,03 1,03 1,04 1,02 1,02 1,015 1,015 1,03 1,015 1,03 1,03 1,03 1,04 1,02 1,015 1,03 1,03 1,03
15.000.000 2.000.000 6.000.000 4.000.000 1.000.000 2.000.000 5.500.000 10.000.000 4.000.000 10.000.000 2.000.000 10.000.000 15.000.000 6.000.000 5.000.000 1.000.000 10.000.000 5.000.000 9.000.000 3.000.000 8.000.000 12.000.000 653.300.000
perrmasalahan
ini
dapat
7.460.000 13.722.000 14.616.000 16.105.900 5.738.000 6.422.500 6.869.600 12.406.400 5.958.400 11.990.400 3.913.500 9.091.000 8.654.000 8.599.000 11.845.000 15.845.000 11.990.400 19.896.000 5.192.400 8.230.000 14.460.000 4.845.000 970.017.950
dirumuskan
sebagai
besar pinjaman bermasalah kredit usaha rakyat
berikut : ”Analisis pengakuan akuntansi kredit
dilakukan oleh nasabah bank BRI mengalami
usaha rakyat bermasalah pada PT. Bank
peningkatan selama dua tahun terakhir.Dari jumlah
Rakyat Indonesia Cabang Sekayu?”
piutang yang dimiliki oleh 130 nasabah sebanyak 47 nasabah kredit macet pada tahun 2012.
2.
LANDASAN TEORI
Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan
2.1
Kredit
kredit macet dari jumlah piutang yang dimiliki oleh
2.1.1 Pengertian dan Peranan Kredit
167 nasabah sebanyak 108 nasabah kredit yang
Hasibuan (2006:124) menyatakan bahwa
bermasalah.Semakin besar KURbermasalah yang
Kredit berasal dari bahasa yunani ”credere” yang
dihadapi, akan berpegaruh pada profitabilitas dan
berarti kepercayaan dan bahasa latin ”creditum”
modal sendiri yang diharapkan.
yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Dengan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih
judul
”ANALISIS
PENGAKUAN
kata lain maka kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau
RAKYAT
badan yang diberikan kepada seseorang atau badan
BERMASALAH PADA PT. BANK RAKYAT
lainnya bahwa yang bersangkutan pada masa yang
INDONESIA CABANG SEKAYU ”.
akan datang akan memenuhi segala sesuatu
AKUNTANSI
KREDIT
USAHA
kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. 1.2
Perumusan Masalah Banyaknya kredit yang disalurkan Bank ke
masyarakat yang bermasalah, maka penulis dapat
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
Setiap transaksi kredit selalu berkaitan dengan angsuran pokok dan bunga yang harus dibayar debitur. Bank Berperan menyalurkan dana
68
kepada masyarakat. Peran bank sebagai lembaga
Bahwa
dengan
banyaknya
kredit
yang
keuangan tidak terlepas dari masalah kredit.
disalurkan oleh bank-bank, hal ini. Berarti
Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan
dapat meningkatkan pembangunan disegala
pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya.
sektor, khususnya disektor ekonomi.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan
Adapun
unsur-unsur
kredit
yang
menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
mampu menyalurkan kredit sementara dana yang
kredit menurut Kasmir (2002:103) adalah
terhimpun
sebagai berikut:
dari
simpanan
banyak
maka
menyebabkan bank tersebut rugi.
a. Kepercayaan b. Kesepakatan c. Jangka waktu
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Kredit Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat
d. Resiko
menurut Kasmir(2002:107) sebagai berikut:
e. Balas jasa
1)
Untuk meningkatkan daya guna uang
2)
Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas
2.2
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
uang
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
3)
Untuk meningkatkan daya guna barang
Nomor
4)
Meningkatkan peredaran barang
Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, KUR adalah
5)
Sebagai alat stabilitas ekonomi
kredit atau pembiayaan kepada UMKM-K (Usaha
6)
Untuk meningkatkan kegairan berusaha
Mikro, Kecil, Menengah-Koperasi) dalam bentuk
7)
Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
pemberian
modal
8)
Untuk meningkatkan hubungan internasional
didukung
fasilitas
Menurut
Kasmir
(2002:105)
135/PMK.05/2008
kerja
tentang Fasilitas
dan
penjaminan
investasi
yang
untuk
usaha
produktif.
mengemukakan tujuan pemberian suatu kredit,
Berdasarkan Dalam Pasal
1
angka
1
yaitu:
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
1)
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjelaskan
Untuk mencari keuntungan. Bertujuan
2)
untuk
bahwa
Usaha
Mikro
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut
milik
orang
perorangan atau
terutama dalam bentuk bunga yang diterima
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
administrasi kredit yang dibebankan kepada
Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 20
nasabah.
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur.
Menengah menerangkan kriteria usaha mikro
Untuk
adalah sebagai berikut :
membantu
memerlukan
3)
memperoleh
dana,
usaha baik
hasil
nasabah dana
dari
yang
adalah
usaha produktif badan
usaha
investasi
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak
tersebut, maka pihak debitur akan dapat
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
mengembangkan dan memperluas usahanya.
atau
Untuk membantu Pemerintah.
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
69
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp 300.000.000
(tiga ratus juta
rupiah).
2009). Peluncuran
Rakyat (KUR)
Tahun
2008, Usaha
kecil
adalah
usaha
(MOU)
Kredit
Usaha
merupakan tindak lanjut dari
ditandatanganinya
Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 20
Desember
nota
kesepahaman
bersama
pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang
Penjaminan Kredit atau Pembiayaan
kepada
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
UMKM-K antara Pemerintah (Menteri Negara
dilakukan oleh orang perorangan atau badan
Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
Pertanian,
atau
Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan)
bukan
cabang perusahaan yang dimiliki,
Menteri
Perindustrian,
dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun
Perusahaan
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit
besar
Indonesia) dan Perbankan (BRI, Bank
yang
sebagaimana
memenuhi dimaksud
kriteria
usahakecil
dalam Undang-undang
Bank
Penjamin
(Perum
Menteri
Sarana
Mandiri,
Bukopin, BNI, BTN, dan Bank Syariah
ini”. Kriteria usaha kecil dalam Pasal 6 ayat (2)
Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian
Undang-undang tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Negara BUMN, Kementerian Koordinasi Bidang
1.
Perekonomian, serta Bank Indonesia.
Memiliki
kekayaan
Rp50.000.000,sampai
bersih
(lima
puluh
dengan
lebih
dari
juta rupiah)
paling
banyak
Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
Memiliki
hasil
penjualan
tahunan
lebih
dari Rp300.000.000(tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan
paling
Rp2.500.000.000(dua
banyak
milyar lima ratus
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM-K yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah prospek
bisnis
usaha yang
tersebut baik
dan
memilikikemampuan untuk mengembalikan. Usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM-K) yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang
bergerak
di sektor
antaralain:pertanian, perindustrian,
usaha
produktif
perikanan,dan
kelautan,
kehutanan,
dan
jasa
keuangan
simpan pinjam. (Kredit Usaha Rakyat Jaminan.
Bermasalah
(Nonperforming
Loan)
dahulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini ada kalanya memberikan data-data fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, akan tetapi tetap diberikan. Kemudian apabila salah menganalisa, maka kredit yang
rupiah).
memiliki
Kredit
Pemberian kredit tanpa analisis terlebih
atau 2.
2.3
http://kredit-usaha-rakyat.co.cc.
tanpa 20
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
disalurkan yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih atau macet (kredit bermasalah). Kredit bermasalah yaitu kredit yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank kemudian memiliki kemungkinan timbulnya risiko kemudian hari bagi bank dalam arti luas, juga mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban baik dalam bentukpembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan.
70
Menurut Siamat (2001:174), menjelaskan kredit bermasalah atau diartikan
sebagai
problem
pinjaman
kesulitanpelunasan
loan
yang
akibat
Dalam
hal
terdapat
pembayaran
kredit
dapat
nonperforming, maka bila kredit termasuk
mengalami
golongan kredit kurang lancar, maka prioritas
adanya
faktor
pembayarannya adalah pembayaran bunga,
kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar
denda,
kemampuan kendali debitur, sedangkan menurut
digunakan
PSAK Nomor 31 tahun 2009, kredit bermasalah
pokok. Golongan kredit diragukan dan kredit
(nonperforming loan) pada umumnya merupakan
macet, prioritas pembayaran adalah untuk
kredit yang pembayaran angsuran pokoknya dan
pembayaran pokok dan sisanya digunakan
atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah
untuk pembayaran bunga, denda, dan biaya
jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya
lainnya.
secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit
dan
lain-lain, untuk
Berdasarkan
kemudian
pembayaran
sisanya pinjaman
Pernyataan
Standar
nonperforming terdiri atas kredit yang digolongkan
Akuntansi Keuangan Nomor 54 Tahun 2009
kurang lancar, diragukan, macet.
tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang
Jadi dapat disimpulkan, kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup
membayar
sebagian
atas
seluruh
Bermasalah terdiri dari: a.
Pelunasan utang melalui pengalihan aset Sehubungan
pelunasan
utang
melalui
kewajibannya kepada bank seperti yang telah
pengalihan aset berupa tanah, bangunan, aset
diperjanjikan dan dapat menimbulkan kerugian
lain, dan piutang kepada kreditur untuk
potensial kepada bank.
menyelesaikan seluruh kewajibannya. Debitur dapat mengakui keuntungan yang timbul
2.4
Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)
bermasalah terdiri dari: Pengakuan
pendapatan
kredit
membayar angsuran pinjaman pokok maupun bunga setelah 90 hari. Pendapatan bunga kredit untuk kredit nonperforming diakui atas dasar cash basis, yaitu pengakuan pendapatan kredit pada saat adanya pembayaran dari bunga
kredit
nonperforming diakui sebagai pendapatan bunga dalam penyelesaian yang tidak dicatat dalam laporan laba rugi akan tetapi dicatat dalam tagihan kontijensi. b.
kewajiban,
antara nilai tercatat utang yang diselesaikan
kreditur. b. Modifikasi persyaratan utang
Nonperforming loan terjadi bila debitur tidak
Pendapatan
restrukturisasi
dengan nilai wajar aset yang dialihkan ke bunga
nonperforming
debitur.
akibat
keuntungan tersebut dihitung dari selisih lebih
Menurut Ismail (2010:224), akuntansi kredit
a.
sebagai
Dalam pengajuan kredit melalui modifikasi persyaratan tanpa melakukan pengalihan aset tetapi debitur harus mencatat dampak dari pengajuan kredit tersebut secara prosfektif sejak saat pengajuan kredit dilaksakan dan tidak boleh mengubah nilai tercatat pada saat pengajuan kredit, kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa
depan
yang
ditetapkan
dalam
persyaratan baru. Jumlah pembayaran kasa masa depan harus mencakup jumlah bunga
Pembayaran kewajiban kredit nonperforming.
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
71
dan jumlah pokok utang periode masa depan tanpa memperhitungkan nilai tunainya. c.
Kombinasi cara restrukturisasi piutang Restrukturisasi piutang bermasalah dapat dilakukan dengan penerimaan aset sebagai penyelesaian piutang dan modifikasi terhadap sisa piutang. Kreditur mencatat pengajuan kredit dengan pengakuan aset yang akan diterima sebesar nilai wajarnya. Kerugian dari pengurangan jumlah piutang yang tercatat dapat diakui sebelum restrukturisasi dengan mengurangi
taksiran
jumlah
penyisihan
piutang, kemudian menaikkan taksiran jumlah piutang tidak tertagih. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan
oleh
kreditur
dalam Gambar 1
restrukturisasi piutang bermasalah dicatat
Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet
sebagai biaya pada saat terjadinya kredit. Menurut
Hariyani
(2010:41),
apabila
penyelamatan kredit yang dilakukan oleh bank
3.
ternyata
3.1 Objek Penelitian
tidak
berhasil,
maka
bank
dapat
METODOLOGI PENELITIAN
melakukan tindakan lanjutan berupa penyelesaian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank
kredit macet melalui program penghapusan kredit
Rakyat Indonesia Cabang Sekayu yang beralamat
macet (write-off). Penghapusan kredit
di JL.Letnan Munandar No. 397 Kabupaten Musi
macet
terbagi dalam dua tahap yaitu hapus buku atau penghapusan
secara
conditionalwrite-off,
dan
bersyarat hapus
tagih
Banyuasin.
atau atau
penghapusan secara mutlak atau absolutewrite-off. Jika kemudian program hapus buku dan hapus tagih juga belum berhasil mengembalikan
3.2 Data yang digunakan Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder, yaitu data : 1) Data Primer
dana kredit yang disalurkan kepada debitur, maka
Data Primer adalah data yang dikumpulkan
bank dapat menyelesaikan portofolio kredit macet
untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya
tersebut melalui jalur litigasi (proses peradilan)
peristiwa.
maupun
jalur
non-litigasi
peradilan).Penyelesaian
kredit
(diluar
proses
bermasalah
2) Data Sekunder Data Sekunder berarti data yang telah ada dan
dilakukan, menurut Hariyani (2010: 99) seperti
tidak
perlu
dikumpulkan
sendiri
oleh
pada gambar 1 berikut ini.
peneliti.Dalam hal ini data sekunder yang diperoleh penulis berupa jumlah Krediat Usaha Rakyat KUR)yang macet dari tahun 2012-2013
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
72
pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang
3.4
Teknik Analisis Data
Sekayu.
Data yang diperlukan dalam penelitian diolah dengan
menggunakan teknik
tertentu.
Subagyo (2006:106), membagi teknik analisis data
3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan penulis untuk memperoleh dan mengumpulkan data penelitian
menjadi: 1)
Teknik Analisis Kualitatif
yang diperlukan menurut Subagyo (2004:37)
Suatu analisis yang dilakukan terhadap data
adalah:
yang berupa informasi uraian kemudian
1)
Studi Lapangan
dikaitkan dengan data yang lainnnya untuk
Studi lapangan adalah riset yang dilakukan
mendapatkan
dengan jalan mendatangi langsung ke tempat
kebenaran
yang berhubungan dengan objek penulisan.
memperoleh
Penulisan menggunakan 2
menguatkan suatu gambaran yang sudah ada
(dua) teknik
pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: a.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
atau
terhadap
sebaliknya
gambaran
suatu
sehingga
baru
ataupun
atau sebaliknya. 2)
Teknik Analisis Kuantitatif
data dengan melaksanakan tanya jawab
Suatu analisis data yang dituangkan dalam
langsung dengan pihak yang berwenang
bentuk angka untuk gambaran sehingga
yang berkaitan dengan objek penelitian.
menentukan suatu penjelasan dari angka-
Dari teknik ini penulis mendapatkan
angka atau memeperbandingkan dari beberapa
informasi tentang perlakuan akuntansi
gambaran sehingga memperoleh gambaran
kredit bermasalah disektor KUR pada
baru kemudian dijelaskan kembali dalam
PT. Bank Rakyak Indonesia Cabang
bentuk kalimat atau uraian.
Sekayu.
Berdasarkan uraian diatas, maka teknik analisis
b. Dokumentasi, pengumpulan data dengan
data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
menggunakan dokumen-dokumen atau
adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.Data
bukti tertulis atau catatan-catatan tertulis
yang berhasil dikumpulkan diolah dan disusun
perusahaan guna melengkapi penelitian
secara
informasi didapat penulis dari teknik ini
kuantitatif. Hasil analisis secara kuantitatif akan
adalah
dijelaskan secara kualitatif sehingga menghasilkan
informasi
tentang
sejarah
perusahaan. 2)
penjelasan
sistematik
kemudian
dianalisis
secara
hasil dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Studi kepustakaan Yaitu penulis melakukan pengumpulan data
4.
dengan membaca buku-buku, laporan-laporan
PEMBAHASAN Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2012 PT.
serta referensi lainnya yang berhubungan
Bank
Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Mulai
dengan masalah perlakuan akuntansi kredit
menerapakan PSAK Nomor 55 (Revisi 2011)
bermasalah disektor KUR pada PT. Bank
tentang pengakuan dan pengukuran instrumen
Rakyat Indonesia Cabang Sekayu.
keuangan, PSAK
Nomor 50
(Revisi
2010)
tentang pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK Nomor 60 tentang penyajian instrument Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
73
keuangan sebagai pengganti dari PSAK Nomor 55
4.1.2 Pengukuran
(Revisi 2006) dan PSAK Nomor 50 (Revisi 2006).
Kredit
Bermasalah
(Nonperforming Loan) Sebelum 1 Januari 2010 bank rakyat
4.1.
Analisis Kredit Bermasalah PT. Bank
Indonesia menggunakan dasar pengukuran kredit
Rakyat Indonesia Cabang Sekayu
bermasalah dengan konsep historical cost dimana
4.1.1 Pengakuan
Kredit
Bermasalah
asset dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar
(Nonperforming Loan)
atau sebesar nilai wajar yang dibayar atausebesar
Kategorikredit pada PT. Bank Rakyat
nilai
wajar
imbalan
yang
diberikan
untuk
Indonesia berdasarkan tunggakan angsuran dibagi
memperoleh asset tersebut pada saat perolehan.
atas 5 golongan. Golongan I kredit lancar yaitu
Sejak januari 2010 kredit bermasalah diukur
kredit yang tidak terdapat tunggakan, setiap jatuh
dengan penurunan nilai yaitu kondisi dimana
tempo angsuran debitur dapat membayar pijaman
terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang
pokok dan bunga. Golongan II kredit dalam
merugikan akibat satu atau lebih peristiwa yang
perhatian khusus adalah penggolongan kredit yang
terjadi setelah pengukuran awal asset tersebut
tertunggak baik angsuran, pinjaman pokok dan
.Pengukuran tentang kredit bermasalah pada PT.
pembayaran bunga akan tetapi tunggakannya
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
sampai dengan 90 hari (tidak melebihi 90 hari
telah sesuai dengan PSAK Nomor 55 (Revisi tahun
kalender). Golongan III kredit kurang lancer terjadi
2011)
apabila debitur tidak dapat membayar angsuran
instrumen keuangan.
tentang
pengakuan
dan
Tbk tersebut
pengukuran
pokok dan bunga antara 90 hari sampai dengan 180 hari. Golongan IV kredit diragukan terjadi dalam
4.1.3 Penyajian
Kredit
Bermasalah
hal debitur tidak dapat membayar angsuran dan
(Nonperforming Loan)
pembayaran bunga antara 181 hari sampai dengan
Penyajian kredit bermasalah (NPL) pada
270 hari. Golongan V kredit macet yaitu kredit
laporan keuangan disajikan di neraca. Kredit
yang terjadi bila debitur tidak mampu membayar
bermasalah disajikan di neraca sebagai komponen
berturut-turut setelah 270 hari. Kredit bermasalah
dari aktiva dengan nama rekening “kredit yang
atau NPL diakui pada saat tunggakan angsuran
diberikan setelah dikurangi penyisihan kerugian
masuk golongan III dan seterusnya atau lebih dari
penurunan nilai”. Penyajian kredit bermasalah atau
90 hari, Sedangkan untuk golongan I dan III
instrumen yang tergolong dalam asset keuangan
merupakan performing loan. Dan pada berdasarkan
tidak diatur dalam PSAK Nomor50 (revisi tahun
data yang saya dapat bahwa terjadi peningkatan
2010). PSAK Nomor50 (revisi tahun 2010) hanya
jumlah nasabah kredit macet dari 47 nasabah kredit
mengatur tentang penyajian kewajiban dan ekuitas.
macet pada tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat menjadi 108 (terjadi peningkatan 59 nasabah kredit
4.1.4 Pengungkapan
Kredit
macet dari tahun 2012), adanya peningkatan kredit
(Nonperforming Loan)
pada tahun 2013 menunjukkan PT. BRI (Persero)
Pengukuran
Cabang
Sekayu
meningkatkan
kurang
perannya
maksimal sebagai
tentang
kredit
Bermasalah
bermasalah,
dalam
beserta metode dan kebijakan akuntansi yang
lembaga
digunakan oleh PT. BRI (Persero) diungkapkan
intermediasi. Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
dalam catatan atas laporan keuangan. Kredit
74
bermasalah diungkapkan dengan nilai wajar pada
bermasalah, maka PT. Bank Rakyat Indonesia
catatan atas laporan keuangan PT. BRI (Persero)
Cabang Sekayu terancam tidak likuid.
Tbk.
2)
PT.BRI
(Persero)
Tbk.
Dalam
mengungkapkan kredit bermasalah telah sesuai dengan
PSAK
Nomor
60
dimana
Dampak terhadap Rentabilitas Bank Kredit Usaha Rakyat yang bermasalah akan
telah
berdampak pada penghasilan bunga yang akan
mengungkapkan nilai tercatat kredit bermasalah
diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia juga akan
yang merupakan komponen dari kredit yang
bermasalah
diberikan dan kebijakan akuntansi yang digunakan
perusahaan.
oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Seperti pengakuan dan
3)
pengukuran terhadap kredit bermasalah.
atau
tidak
akan
diterima
oleh
Dampak terhadap Modal Bank Besar kecilnya ekspansi usaha bank sangat
ditentukan dengan perkembangan kredit. Jika kredit 4.2
Usaha
usaha rakyat yang bermasalah tidak tumbuh dengan
Rakyat yang Bermasalah bagi PT. BRI
baik, maka bank juga tidak dapat berkembang
(Persero) Cabang Sekayu
dengan baik.
Dampak
Pengakuan
Kredit
Dampak kredit bermasalah (Non Performing Loan) sangat besar. Jika kredit bermasalah tidak
5.
SIMPULAN DAN SARAN
ditangani dengan baik, maka kredit bermasalah
5.1
Simpulan
merupakan sumber kerugian yang sangat potensial
1)
Pengakuan
kredit
bermasalah
yang
bagi bank, oleh karena itu diperlukan penanganan
dilaksanakan PT
yang sistematis dan berkelanjutan. Peranan sektor
Sekayu telah sesuai dengan aturan perbankan
perbankan adalah menjembati dua kelompok
dan PSAK Nomor 50 (Revisi tahun 2010)
kepentingan masyarakat, yaitu antarapemilik dana
tentang
(surplus
PSAK Nomor 55 (Revisi 2011) tentang
spending
units)
dengan
yang
membutuhkan dana (deficit spending units).
BRI (persero) Cabang
Penyajian Instrumen Keuangan,
Pengakuan
dan
Pengukuran
Instrumen
Kredit bermasalah menggambarkan suatu
Keuangan dan PSAK Nomor 60 tentang
situasi dimana persetujuan pengembalian kredit
Pengungkapan Instrumen Keuangan. Ketiga
mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung
standar tersebut menggantikan PSAK Nomor
menuju atau mengalami kerugian yang potensial.
55 (Revisi 2006) dan PSAK Nomor 50
Kredit menjadi bermasalah dapat disebabkan oleh
(Revisi tahun 2006). Ketiga standar tersebut
berbagai hal yang berasal dari nasabah, kondisi
juga
internal bank dan pemberi kreditserta faktor
Financial Reporting System (IFRS) yang
eksternal yang tidak dapat diabaikan. Adapun
sebelumya telah diterapkan oleh perbankan
dampak pengakuan kredit usaha rakyat yang
internasional.
bermasalah bagi PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu
2)
telah
Pengakuan
sesuai
kredit
dengan
usaha
International
rakyat
yang
adalah sebagai berikut:
bermasalah bagi PT. BRI (Persero) Cabang
1)
Dampak terhadap Likuiditas Bank
Sekayuberdampak
Kredit usaha rakyat yang jatuh tempo atau
Rentabilitas dan Modal Sendiri.
pada
Likuiditas,
mulai diwajibkan membayar angsuran, namun tidak mampu mengangsur, karena kredit tidak lancar atau Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
75
5.2 1)
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Praktik perlakuan akuntansi kredit bermasalah yang telah sesuai dengan PSAK Nomor 55
dan
Suharjono.2006.
Akuntansi
(Revisi tahun 2011) dan PSAK Nomor 60
Perbankan. EdisiPertama. Jakarta: Salemba
(Revisi
terus
Empat
konsisten untuk diterapkan supaya informasi
Dunia,Firdaus
tahun
2010)
diharapkan
yang dihasilkan memiliki daya banding yang tinggi. 2)
Bastian,Indra
A.
2005.
Ikhtisar
Pengantar Akuntansi. Jakarta:Lembaga UI Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi.
Dalam
penyajian
dan
pengungkapan
pendapatan bunga yang berasal dari golongan non performing (kurang lancar, diragukan
Edisi
revisi.
Jakarta:PT.Raja
Hariyani,
Iswi.
2010.
Restrukturisasi
Penghapusan Kredit Macet.
estimasi
kerugian
Elex Media Komputindo
kontinjensi
sebaiknya
komitmen PT.
dan
Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Agar menyajikan mengungkapkan
secara
lebih rinci
grafindo
Persada
dan macet) yang disajikan di neraca sebagai
dan
Lengkap
dan
Jakarta:PT.
Hasibuan, Malayu. 2006. Dasar-dasar Perbankan. Edisi kelima.Jakarta : PT. Bumi Aksara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2001. Pedoman
berapa pendapatan bunga yang diterima dari
Akuntansi
kredit yang digolongkan kurang lancar,
2000.Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama
diragukan dan macet, sehingga akan nampak
dengan Bank Indonesia
jumlah sebenarnya kredit yang benar-benar tidak
dapat
ditagih
yang
berpotensi
menyebabkan kerugian bagi Bank.
Perbankan
Indonesia,
Revisi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Bank Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Ismail. 2010. Akuntansi Bank. Jakarta : Kencana Kasmir.2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Maria, Evi. 2007. Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa. Ed.1 Yogyakarta:Gaya Media Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Bank Umum. Jakarta :Intermedia Subagyo, Joko. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Jurnal ASCY, Volume III, No. 2, Desember 2015, h. 64-76
76