Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PERENCANAAN PENGADAAN OBAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SENOPATI PANEMBAHAN BANTUL Abdul Hadi Purwanto dan Sulistyawati Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Abtract Background: Hospitals need the information to carry out the planning and monitoring of all parts of the Hospital unit. One way to achieve this was by using an integrated management information system (MIS). MIS is one resource that can support decision making at various levels of management, from the basic to the top management. Hospital of Panembahan Senopati Bantul has applied MIS since 1998, and totally implementing in all inventory at 2009. Hospital of Panembahan Senopati used Mixed Hybrid program that can be directly on the Web and Excel as well as to connect all the MIS in Hospital using LAN (Local Area Network), which often make when the MIS application is the occurrence of trouble in the network so that the delay for reporting can be disrupted. MIS have vital role for the hospital, it is appear from the fact if some problem occurs with the MIS the services will be upset. The purpose of this study was to determine how the MIS application in drug procurement planning in hospitals Panembahan Senopati. Methods: This study is a descriptive study with a qualitative approach, which is describing how the MIS application in drug procurement planning in hospitals Panembahan Senopati Bantul. Data retrieval was used interviews guideline and observation checklists. Respondents of this study were four people in the pharmacy and two people in the SIM RS, but one respondent was denied participating on this research. Results: Hospital of Panembahan Senopati Bantul used computers for planning the procurement of drugs in the pharmaceutical warehouse installations both in terms of recording drug stock in the warehouse installation, transfer of goods, all activities in the pharmacy was all done by computer. Human resources in the hospital still less by the calculation of the workload analysis, but for supporting facilities are adequate. The maintenance cost of the MIS had been already available in this hospital. The information generated by the MIS has good quality for monitoring, decision making and policy. Conclusion:There was still lack of human resources in the MIS department of Panembahan Senopati Hospital, so it was still an excess of workload. Adequate facilities and infrastructure as well as maintenance costs for the MIS were already available. Keywords: Analysis, Procurement, Drugs
Implementation,
Management
Planning,
Sistem dapat juga diartikan sebagai suatu
Perkembangan teknologi yang semakin ditujukan
Systems,
berproses untuk mencapai tujuan tertentu2.
PENDAHULUAN pesat
Information
untuk
tatanan di mana terjadi suatu kesatuan dari
mempermudah melakukan
berbagai unsur yang saling berkaitan secara
aktifitas dalam pekerjaaan. Salah satunya
teratur menuju pencapaian unsur dalam
teknologi yang dikembangkan adalah dalam
batas lingkungan tertentu. Menurut 3suatu
pengelolaan data obat yang ada pada
sistem memiliki ciri-ciri: memiliki tujuan,
instalasi gudang farmasi1. Sistem adalah
memiliki kesatuan usaha, adanya unsur
sekumpulan unsur yang berhubungan antara
fungsional (input, proses, output, feed back),
pekerjaan
manusia
dalam
satu dengan yang lain sedemikian rupa
89
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
saling
berhubungan,
berstruktur
ISSN : 1907 - 3887
dan
b. Proses
berjenjang.
1. Pengorganisasian dan data kerja unit
Sistem Informasi Rumah Sakit adalah suatu
tatanan
pengumpulan
yang
dengan
data/informasi
rumah
sakit
pengelolaan
data,
analisis
dan
Pemanfaatan data atau informasi untuk
pengambilan kesimpulan informasi serta
menunjang manajemen dan pengembangan
penyampaian informasi yang dibutuhkan
kegiatan pelayanan di rumah sakit
penyajian
oleh
rumah
manajemen
data,
berkaitan
2. Pengolahan
informasi,
3
sakit .
Sistem
informasi
rumah
sakit
(SIMRS)
c. Output
Analisis penerapan SIMRS di rumah sakit
perlu
dikakukan
analisis
untuk
didalamnya ada proses pemasukan data,
mengetahui mutu SIMRS berjalan dan juga
pengumpulan, pengolahan dan penyajian
untuk mengetahui kelemahan system serta
data-data yang diperlukan oleh rumah sakit
bagian yang harus ditingkatkan.
baik yang bersifat baik yang dikelola secara
METODE PENELITIAN
publik maupun private4. SIMRS bertujuan untuk memberikan
Penelitian merupakan deskriptif kualitatif
informasi yang akurat, tepat waktu untuk
yang berusaha menggambarkan keadaan
pengambilan keputusan di seluruh tingkat
objek
administrasi
perencanaan,
kesimpulan yang berlaku secara umum6.
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan
Subyek penelitian diambil secarapurposive
penilaian (evaluasi) di rumah sakit yang
samplingberdasarkan
diharapkan dengan adanya SIMRS akan
Subyek penelitian ini adalah kepala instalasi
meningkatkan
kualitas
pelayanan,
farmasi,
emmudahkan
pengambilan
keputusan,
farmasi dan dua petugas SIMRS yang
berfungsi sebagai kontrol yang konsisten
bertanggung jawab atas berlangsungnya
dan akhirnya meningkatkan pendapatan5.
kegiatan SIM di rumah sakit. Variabel
dalam
penelitian
tiga
tanpa
petugas
memberikan
tujuan
penelitian.
instalasi
gudang
SIMRS terdiri dari 3 komponen yaitu
tunggal dalam penelitian ini adalah analisis
5
Input, proses dan Output , berikut penjelasan
sistem informasi manajemen perencanaan
masing-masing komponen:
pengadaan obat di RSUD Panembahan
a. Input
Senopati.
1. Sumber data atau informasi untuk menunjang
upaya
HASIL
kesehatan dan
PENELITIAN
manajemen kesehatan
PEMBAHASAN
2. Instrumen pencatatan data
A. Hasil Penelitian
3. Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas)
1. Karakteristik subyek penelitian
untuk pengelolaan dan pemanfaatan
Bagian
data/informasi
memiliki enam orang karyawan. Dari jumlah
90
perencanaan
pengadaan
DAN
obat
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
karyawan tersebut, semua diambil sebagai
karyawan menolak (tidak bersedia) sebagai
respondendengan
responden, sehingga hanya terdapat lima
responden
pertimbangan
tersebut
memiliki
bahwa hubungan
responden.
langsung dengan sistem yang dijalankan.
Dibawah
ini
disajikan
karakteristik responden:
Namun dari jumlah tersebut satu orang Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian No 1 2 3 4 5
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Pendidikan S1 Profesi Apoteker D3 SMA Farmasi S1 SMA
Berdasarkan
Kode Informan A B C D E
yang
para karyawan langsung melakukan simulasi
Panembahan
penggunaan SIM dengan pengawasan dari
Senopati Bantul, karyawan sudah mahir
para petugas SIM dan juga para senior yang
menggunakan komputer sehingga untuk
ada di ruang instalasi gudang farmasi, hal ini
menjalankan
sesuai dengan wawancara pada petugas
dilakukan
pada
penelitian
Jabatan Kepala Instalasi Farmasi Petugasi Instalasi Farmasi Petugas Instalasi Farmasi Petugas SIM RS Petugas SIM RS
RSUD
sistem
informasi
yang
diterapkan di rumah sakit tidak ada kendala.
gudang instalasi farmasi sebagai berikut :
Namun demikian, untuk karyawan atau
“...ga
SDM yang ada di gudang instalasi gudang
menggunakan SIM, misalkan ada pegawai
farmasi dirasakan masih kurang jumlahnya,
baru biasanya bagian SIM memberi tahu
ini berdasarkan rekapitulasi perhirungan
bagaimana cara mengoperasikan SIM, bisa
beban kerja yang dikuatkan dengan hasil
juga dari temen atau rekan kerja yang
wawancara dari kepala instalasi gudang
senior memberi arahan kepada yang junior.
farmasi, yaitu :
Saya masuk di sini 2009 untuk penerapan
“...di gudang itu ada 3 orang yang
SIM ga ada pelatihan khusus, hanya kita
mengelola, Masih kurang mas, karena kan
langsung praktek dan arahan dari SIM atau
kita di deponya cuma tiga orang itu masih
senior”(Informan C)
kurang” (informan A)
Rangkuman hasil wawancara disajikan pada
Penerapan SIM di rumah sakit tidak
ada
pelatihan
khususnya
untuk
tabel berikut :
didahului dengan pelatihan khusus namun Tabel 2. Input SDM No Jabatan 1. Kepala Instalasi Gudang Farmasi
Pendidikan S1 Profesi Apoteker
2.
D3
3.
Petugas Instalasi Gudang Farmasi Petugas Instalasi Gudang Farmasi
SMA Farmasi
Hasil wawancara Kebutuhan SDM yang masih kurang untuk di ruang instalasi gudang farmasi karena masih terjadi kelebihan beban kerja Penerapan SIM tergolong mudah karena semua pegawai sudah bisa untuk mengoperasikan computer Pegawai baru itu tidak diberikan pelatihan secara khusus namun langsung praktek untuk menggunakan SIM di mentori oleh petugas SIM
91
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
1. Biaya untuk perawatan SIM
asli di gudang obat, hal ini berdasarkan hasil
RSUD Penambahan Senopati Bantul sudah
wawancara sebagai berikut:
memberikan anggaran biaya perawatan SIM
“...Ya kan pembelian, data pembelian kan nanti kita
mulai dari biaya perawatan, perbaikan dan
entri, kemudian mutasi, data mutasi barang. Jadi
pemeliharaan
ini
setelah beli kemudian kan kita mutasi kalo dari
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
gudang kan ke apotik rawat jalan, apotik rawat
dengan kepala instalasi gudang farmasi, yaitu
inap, ke bedah sentral, ke IGD. Nah itu kan di
sebagai berikut:
mutasi di SIM sebagai barang keluar dari
sistem
informasi.
Hal
“...Ada dari rumah sakit, kan kita ada ITnya sendiri.
gudang. Kalo pembelian kan sebagai barang
Tim ITnya, jadi SIM yang membuat karyawan
masuk itu, kemudian stok opname setiap akhir
rumah
bulan untuk mencocokkan yang ada di SIM
sakit
jadi
maintenancenya
juga
sekalian”(Informan A)
dengan
yang
ada
di
fisik
sama
atau
tidak”(Informan A)
2. Sarana penunjang Sarana penunjang untuk penerapan SIM pada
4. Pelaksanaan
rumah sakit sudah lengkap, mulai dari Hardware
Informasi yang dihasilkan dari implementasi
dan Software yang mendukung kelancaran dalam
berupa pengumpulan data, pengolahan data dan
menjalankan
penyajian data. Pengolahan data sudah dilakukan
SIM.
Ini
berdasarkan
hasil
wawancara sebagai berikut:
dengan SIM namun jika ada gangguan maka
“.Ya yang jelas LAN, perangkat komputernya jelas,
dilakukan dengan cadangan pencatatan manual
itu yang mendukung SIM, printer untuk memprint
yaitu
laporan
disediakan oleh pihak rumah sakit dan saat SIM
yang
dibutuhkan
setiap
bulannya”(Informan B).
pencatatan
pada
kertas
yang
sudah
kembali normal catatan manual akan dientri
“Komputer yang ada dari rumah sakit sudah
kembali pada SIM. Pengolahan data dilakukan
memenuhi untuk penerapan SIM ini, printer, LAN
dengan
dan kabel-kabel port”(petugas gudang(Informan
memberikan efisien waktu yang dibutuhkan
C).
menjadi lebih singkat dan cepat dalam pelaporan.
3. Perencanaan Penerapan Sistem Informasi dan
SIM
dengan
perimbangan
SIM
Penyajian data pada bagian instalasi gudang
Perencanaan Obat setiap Periode
farmasi sudah terkomputerisasi dan dalam bentuk
Perencanaan penerapan SIM sudah direncanakan
file yang dapat dilihat di aplikasi SIM yang ada di
sejak lama dan mulai diterapkan pada tahun 2009
komputer dan ada juga dalam bentuk Hardcopy
pada instalasi gudang farmasi karena peran positif
untuk pelaporan ke Kepala Instalasi Farmasi.
SIM. Bagian gudang instalasi gudang farmasi
Semua data yang diperlukan dalam perencanaan
melakukan perencanaan pengadaan obat menjadi
obat sudah dilakukan dengan menggunakan
lebih mudah serta pencatatan dan pelaporan dapat
sistem informasi manajemen sehingga data yang
dilakukan
didapat menjadi lebih akurat dan cepat. Ini sesuai
tepat
pada
waktunya.
Walaupun
demikian perencanaan pengadaan obat masih
dengan hasil wawancara, yaitu:
belum sepenuhnya dilakukan dengan SIM masih
“...Jadi kita masih digunakan untuk melihat stok kalo
ada sedikit menggunakan perencanaan secara
SIM untuk keperluan perencanaan. Tapi saya
manual dan dilakukan pencatatang manual dengan
memang mengambil data dari SIM...sih untuk
maksud untuk menyesuaikan pencatatan yang di
penggunaannya kan kita dapat mengetahui rata-
catat di aplikasi SIM itu sendiri dengan keadaan
92
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
rata penggunaan setiap bulannya. Nah itu dasar
tempat awal untuk penyaluran obat ke ruangan
perencanaan obatnya” (Informan A).
pelayanan lain seperti rawat inap, rawat jalan dan
5. Output
lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan
Output dari penerapan SIMRS adalah semua
pelaporan yang cepat serta akurat, rumah sakit
produk yang dihasilkan oleh bagian instalasi
menerapkan SIMRS pada instalasi ini yang sudah
gudang farmasi RSUD Panembahan Senopati.
diterapkan sejak tahun 2009 dan semuanya sudah
Output berupa layanan menjadi menjadi efektif.
terhubung dengan semua unit. Sistem Informasi
SIM
data,
yang digunakan pada instalasi gudang farmasi ini
pengolahan data, penyajian data menjadi lebih
dengan menggunakan aplikasi Hybrid Campuran
cepat. Selain pengolahan data menjadi lebih
yang dapat digunakan pada excel dan web.
cepat, tepat dan cara kerjanya pun mudah untuk
Analisis Input RSUD Panembahan Senopati
dioperasikan karena tidak perlu lagi untuk
dijelaskan sebagai berikut:
pencatatan mutasi barang ke tempat lain. Kendala
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
digunakan
untuk
pengumpulan
yang sering mengganggu dalam kelancaran SIM
Hasil penelitian di RSUD Panembahan Senopati
ini adalah mati listrik, terjadi troble dan error-nya
bahwa SDM yang ada di ruang instalasi gudang
aplikasi
terpaksa
farmasi adalah tiga orang, tiga orang tersebut
dilakukan dengan cara manual. Hal ini sesuai
mengoperasikan SIM untuk pencatatan dan
dengan wawancara yaitu sebagai berikut
pelaporan. Terbiasa dengan komputer merupakan
“Ya yang jelas untuk memantau, untuk laporan,
modal awal dalam pengoperasian SIM hal ini
untuk manajemen maupun ke ownernya. Kalo
didukung dengan pendidikan SMA dan D3 yang
kepala farmasi butuhnya laporan obat”(Informan
merekan miliki. Para karyawan tidak diberi
B)
pelatihan khusus, regenerasi dari senior dan
“Untuk pelaporan kepada yang membutuhkan
praktek langsung membuat penerapan SIM ini
secara cepat dibandingkan yang manual yang
lebih
dilakukan setiap bulannya, dapat digunakan
pelatihan
untuk pemantauan transaksi yang terjadi pada
disebutkan oleh narasumber bahwa SDM di
instalasi farmasi” (Informan C).
instalasi gudang farmasi masih kurang, hal ini
SIM
sehingga
pelaporan
efektif
dijalankan
namun
tidak
disbanding
dengan
continue.
Sekilas
berdasarkan penghitungan beban kerja di gudang B. PEMBAHASAN Sistem
informasi
farmasi RSUD Panembahan Senopati idelanya manajemen
rumah
sakit
(SIMRS) digunakan untuk menunjang fungsi dari
dioperasikan oleh empat orang. b. Biaya perawatan SIM
sebuah perencanaan dan pengadaan obat serta
RSUD Panembahan Senopati menyadari bahwa
memonitoring dari pencatatan yang ada di ruang
SIM
instalasi gudang farmasi. Selain itu untuk
menerus,
menjamin mutu pelayanan dan evaluasi program
pihak
secara Rumah
terus Sakit
kelangsungan keberlanjutan SIM tersebut. Hal ini
rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan
sesuai dengan teori bahwa sistem dapat berjalan
rumah sakit2. RSUD
sehingga
perawatan
menyediakan anggaran khusus untuk menjaga
yang ada di rumah sakit, penyelenggaraan laporan
Pada
memerlukan
sesuai yang diharapkan maka perlu adanya Panembahan
Senopati
Bantul
perawatan dan pemeliharaan sehingga perlu biaya
mempunyai satu ruangan instalasi gudang farmasi yang merupakan ruangan untuk pengaturan
untuk perawatan dan pemeliharaan7. c. Sarana penunjang
barang farmasi dan penyimpanan obat serta
93
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Sarana penunjang SIMRS di RSUD Panembahan
dilakukan dalam bentuk file dan hardcopy. Semua
Senopati sudah saling terintegrasi. Hardware
perencanaan dan pengadaan sesuai dengan SOP
berupa seperangkat komputer dan pendukungnya
(Standar Operasional Procedur) yang diterapkan
yaitu di ruang instalasi farmasi tersedia 3 buah
di rumah sakit. Hasil wawancara dan observasi
komputer dalam kondisi yang baik dan selalu siap
pada
untuk digunakan kapan saja dibutuhkan, tersedia
perencanaan dan pengadaan sudah sesuai dengan
printer dalam keadaan baik serta ruangan untuk
SOP. Sosialisasi SOP sudah dilakukan kepada
bekerja para karyawan instalasi gudang farmasi
semua karyawan.
yang nyaman. Software yang digunakan pada SIM
dilakukan oleh Sheina dkk, (2010) menyebutkan
merupakan aplikasi Hybrid Campuran yang
bahwa
terhubung dengan jaringan setiap unit yaitu
dengan cermat, cepat dan teratur, hal tersebut
dengan LAN (Local Area Network). Menurut
dikarenakan
Rustiyanto
sarana
menyelesaikan tugas dan pemrosesan data serta
penunjang atau fasilitas yang menunjang dalam
diharapkan untuk mengurangi kesalahan yang
kegiatan SIM akan berpengaruh pada kelancaran
dilakukan oleh petugas. Sehingga suatu sistem di
suatu sistem informasi manajemen yang ada. Hal
dalam organisasi seperti rumah sakit merupakan
ini juga senada dengan instalasi gudang farmasi
suatu kombinasi dari orang – orang, fasilitas,
dimana sarana berupa Hardware, Software,
teknologi, media prosedur – prosedur dan
ruangan, jaringan dan sarana pendukung lainnya
pengendalian yang ditujukan guna mendapatkan
tersedia dengan memadai. Hal ini sesuai dengan
jalur
penjelasan bahawa sarana penunjang atau fasilitas
menghasilkan informasi.
(2011)
pendukung
dijelaskan bahwa
kegiatan
yang
memadai
RSUD
Panembahan
Senopati,
proses
Penelitian sebelumnya yang
pengolahan data sebaiknya dilakukan
untuk
komunikasi
memudahkan
yang
penting
dalam
untuk
juga
Output SIMRS yang dijalankan sudah sesuai
merupakan salah satu cara guna meningkatkan
dengan kebutuhan rumah sakit, karena SIM yang
motivasi kerja pegawai
ada sudah bisa untuk perencanaan dan proses
untuk menyelesaikan 8
pekerjaan dengan tepat waktu .
pengambilan keputusan untuk kebijakan.Output
Analisis Proses Penerapan SIMRS dijelaskan
dari penerapan SIMRS adalah informasi yang
sebagai berikut:
cepat, tepat waktu dan akurat sehingga dapat
a. Perencanaan RSUD
panembahan
meningkatkan pelayanan rumah sakit. Senopati
sudah
A. Kesimpulan
merencanakan penerapan SIM dengan baik, hal
Berdasarkan hasil analisis pada input, proses dan
ini terlihat dengan adanya anggaran khusus untuk
output
pada
penelitian
perawatan SIM dan pengadaan sarana untuk
disimpulkan sebagai berikut :
ini
menunjang keberlangsungan SIM. Perencanaan
a. Input
pengadaan obat pun dilakukan dengan mengambil
1. Sumber Daya Manusia (SDM) Manusia
yang
dapat
ada
sudah
informasi dari SIM, hal ini karena informasi SIM
Sumber
selalu terbarui.
mempunyai keterampilan untuk menjalankan
b. Pelaksanaan
Daya
maka
komputer, hal ini terlihat pada saat penerapan
Pengolahan data untuk pelaporan kepada kepala
SIM tidak dilakukan pelatihan secara khusus.
instalasi farmasi dilakukan dengan komputer
Karyawan langsung melakukan simulasi pada
namun ada sebagian yang dilakukan manual jika
SIM, tutorial dilakukan oleh senior. Sumber daya
terjadi gangguan pada SIM. Penyajian data ini
94
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
manusia yang tersedia pada instalasi gudang
Output dari penerapan SIM adalah efektif dan
farmasi masih kurang karena hanya ada 3 orang.
efisiennya sistem informasi dalam menyajikan
2. Biaya perawatan SIM
data, sistem informasi sudah dapat menyajikan
Biaya perawatan SIM di RSUD Panembahan
informasi dengan tepat, cepat, sehingga SIM pun
Senopati sudah disediakan anggaran dana khusus
dapat
untuk pembiayaan pengembangan dan perawatan
pengadaan obat serta dapat digunakan untuk
SIM tersebut, hal ini mengindikasikan bahwa
monitoring.
digunakan
untuk
perencanaan
dan
Rumah Sakit memeberi perhatian kepada SIM yang ada
DAFTAR PUSTAKA
3. Sarana Penunjang Sarana penunjang yang tersedia di RSUD Panembahan Senopati sudah dilengkapi dengan fasilitas yang cukup baik, hal ini terlihat dengan tersedianya perangkat keras, perangkat lunak dan sarana penunjang lainnya seperti printer, jaringan LAN, aplikasi Hybrid Campuran. b. Proses 1. Perencanaan Perencanaan untuk pengembangan SIM yang ada di rumah sakit sudah direncanakan namun masih terkendala di bagian SIM RS yang masih kurang SDM, jadi untuk pengembangan sendiri masih belum terlaksana namun perencanaan SIM sudah baik yaitu informasi yang dihasilkan dari SIM sudah tepat, cepat dan akurat. 2. Pelaksanaan Pengolahan data di instalasi gudang farmasi sudah
terkomputerisasi
namun
juga
bisa
1. Irwansyah MA. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Apotek Berbasis Client Server. Jurnal. Fak. Tek. Tanjungpura 2012:15. 2. Rustiyanto E. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang Terintegrasi. Edisi Revisi. Yogyakarta: Poltekes Permata Indonesia; 2011:1,8,31,37,45,46. 3. Sampurno. Manajemen Pemasaran Farmasi. Edisi Pertama. Yogya: Gadjah Mada University Press; 2009:81. 4. Muninjaya. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran, EGC; 1999:150. 5. Nurcahyo D, Agustiansyah R. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rekapitulasi Laporan Rekam medis Rumah Sakit Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Berdasar Ketentuan Kepmenkes RI Menggunakan Metode Waterfall. Jurnal. FRI ITT. 2013 6. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Delapan. Bandung: Alfabeta; 2013:60, 244-255. 7. Sabarguna S. Sistem Informasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Yogyakarta: Konsorsium; 2008:8,11,44,77,78. 8. Suciati S, Adisasmito W. Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis Di Instalasi Farmasi. Jurnal. Manajemen. Pelayanan Kesehatan. 2006;9(1):19-26.
dilakukan secara manual jika ada kendala pada SIM, untuk perencanaan obat dilakukan kepala instalasi gudang farmasi dengan menggunakan sistem informasi karena dirasa sangat tepat, hal ini disebabkandi dalam sistem informasi terdapat semua
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
perencanaan obat seperti barang masuk, barang keluar, mutasi barang, stok obat di gudang. Semua pengadaan yang ada di instalasi rumah sakit sudah sesuai dengan SOP internal yang berlaku pada rumah sakit c. Output
95
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887