ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU BISNIS DAUR ULANG Ria Angelawati Sutomo Baru 90, 0614142741,
[email protected]
ABSTRACT
The purpose of research is to determine the best raw material supplier for CV.Rejeki Mapan Lestari. Companies must take the right decisions in order to increase the performance of companies, one of which is the supplier selection decision. The research method used is using Analytical Hierarchy Process (AHP) to assess supplier performance based on criteria derived from research journals, amounting to 23 criteria. Thus the first conducted factor analysis to classify these criteria. The results obtained from the analysis of several factors such as form factors that are fewer in number. It was only after the Analytic Hierarchy Process is used to assess the performance of suppliers based on factors that have been formed so that ultimately knowable Best Raw Material Supplier for CV. Rejeki Mapan Lestari (RA) Keywords : Supplier selection criteria, Factor Analysis, Categorization Criteria, AHP, supplier performance
ABSTRAK Tujuan Penelitian ialah untuk mengetahui pemasok bahan baku terbaik bagi CV.Rejeki Mapan Lestari. Perusahaan harus mengambil keputusan yang tepat agar kinerja perusahaan bisa meningkat, salah satunya adalah keputusan pemilihan supplier. Metode Penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menilai Kinerja Pemasok berdasarkan kriteria penilaian yang didapatkan dari jurnal penelititan yang berjumlah 23 kriteria. Maka dari itu terlebih dahulu dilakukan Analisis Faktor untuk mengelompokkan kriteria-kriteria tersebut. Hasil yang dicapai dari Analisis Faktor berupa terbentuk beberapa faktor yang lebih sedikit jumlahnya. Barulah setelah itu digunakan Analytic Hierarchy Process untuk menilai kinerja pemasok berdasarkan faktor yang telah terbentuk sehingga pada akhirnya dapat diketahui Pemasok Bahan Baku Terbaik bagi CV. Rejeki Mapan Lestari. (RA) Kata Kunci : Kriteria pemilihan pemasok, Analisis Faktor, Pengelompokkan Kriteria, AHP, kinerja pemasok
PEDAHULUAN Berdasarkan artikel dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Daily Investor, 2013), tingkat konsumsi plastik di Indonesia diproyeksikan mencapai 1,9 juta ton hingga semester I2013. Jumlah tersebut meningkat sekitar 22,58% dibandingkan semester yang sama tahun lalu sebanyak 1,55 juta ton. Faktanya dengan bertambahnya konsumsi plastik di Indonesia, maka hal ini juga akan meningkatkan jumlah limbah plastik di Indonesia . Salah satu cara untuk mengatasi penumpukan limbah plastik adalah dengan mendaur ulang limbah plastik tersebut agar dapat dipakai atau dikonsumsi kembali. Salah satu perusahaan yang melakukan daur ulang limbah plastik adalah CV. Rejeki Mapan Lestari. Selain mendaur ulang limbah plastik, CV. Rejeki Mapan Lestari juga menjadi pemasok biji plastik daur ulang yang memasok bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan biji plastik sebagai bahan baku dalam proses produksi. Dalam menjalankan usahanya CV. Rejeki Mapan Lestari akan menerima pesanan biji plastik dari konsumen, dan barulah setelah itu perusahaan melakukan pengadaan bahan baku berupa serbuk plastik dari Agen pemasok. Salah satunya seperti seringnya munculnya konflik antar pemasok akibat bersaing memperebutkan penjualan yang akhirnya berdampak negatif bagi perusahaan. Akan lebih baik bagi perusahaan jika menjalin hubungan yang baik dengan salah satu agen pemasok dan membangun kontrak kerja bagi salah satu agen pemasok untuk menjadi pemasok utama bagi perusahaan sehingga tidak akan timbul konflik yang memperebutkan penjualan. penjualan Adapun permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini, adalah perusahaan sulit untuk mengetahui mana diantara ketiga Agen Pemasok tersebut yang merupakan agen pemasok yang paling potensial untuk dijadikan pemasok utama bagi CV. Rejeki Mapan Lestari Adapun dari permasalahan yang ada diatas, beberapa masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah 1. Apa saja faktor penilaian pemasok yang terbentuk setelah dilakukan pengelompokkan Kriteria pemilihan pemasok dengan menggunakan Analisis Faktor? 2. Faktor penilaian pemasok mana yang dianggap paling penting bagi perusahaan untuk memilih pemasok yang terbaik? 3. Siapa pemasok yang paling potensial apabila kinerja pemasok dinilai dari faktor yang telah yang ditentukan berdasarkan perhitungan AHP? Adapun setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat memecahkan permasalahan tersebut dan mengidentifikasi masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui apa saja faktor penilaian pemasok yang terbentuk setelah dilakukan pengelompokkan Kriteria pemilihan pemasok dengan menggunakan Analisis Faktor 2. Untuk mengetahui faktor penilaian pemasok mana yang dianggap paling penting bagi perusahaan untuk memilih pemasok yang terbaik 3. Untuk mengetahi siapa pemasok yang paling potensial apabila kinerja pemasok dinilai dari faktor yang telah yang ditentukan berdasarkan perhitungan AHP? Analisis Faktor merupakan metode untuk mereduksi data , metode ini digunakan untuk mempermudah penelitian yang melibatkan banyak jumlah data yang diteliti sehingga pada akhirnya hanya akan muncul beberapa faktor sehingga proses penelitian dapat dilakukan dengan lebih sederhana (Williams, 2012)
Tabel 1. 1 Tabel State of the Art Exploratory Factor Analysis: a Five-step Guide Novice Nama Penulis, tahun dan judul Jurnal
Brett Williams, Ted Brown dan Andrys Onsman; 2012 ; Exploratory Factor Analysis : A Five-step Guide for Novice
Tujuan Atikel Ilmiah
Sebagai pedoman dalam menggunakan Exploratory Factor Analysis
Inti dari Jurnal
Memaparkan Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk Exploratory Factor Analysis
Hasil Studi
Exploratory
Factor
Analysis
merupakan
pendekatan
statistik multivariat yang mencakup beberapa langkah dan diharapkan
langkah
ini
dapat
digunakan
untuk
mempermudah penelitian yang kompleks Persamaan atau Perbedaan Skripsi
Perbedaan terletak pada bidang penelitian dimana penelitian ini dilakukan pada bidang kesehatan
Perusahaan selalu berusaha meminimalkan biaya-biaya untuk mendapatkan profit yang maksimal, maka dari itu Pemilihan Supplier menjadi faktor yang penting. Pemilihan Supplier yang tidak tepat akan memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan sehingga pemilihan supplier harus dilakukan dengan cermat berdasarkan kriteria yang sesuai dengan perusahaan dengan menggunakan aplikasi AHP (Limansantoso, 2013) Tabel 1. 2 Tabel State of the Art Pemilihan Supplier Produk Calista dengan Metode Analytical Hierarchy Process pada PT.Buana Tirta Utama-Gresik Nama Penulis, tahun dan judul Jurnal
Maria Felicia Limantoso ; 2013 ; Pemilihan Supplier Produk Calista dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada PT. Buana Tirta Utama-Gresik
Tujuan Atikel Ilmiah
Untuk memilih Pemasok yang memiliki kinerja yang terbaik berdasarkan kriteria dan subkriteria yang telah ditentukan
Inti dari Jurnal
Metode AHP, Pemilihan Supplier, Bahan Baku, Industri Minuman Ringan
Hasil Studi
Berdasarkan keputusan pihak Decision Maker maka Proyek 1 dianggap sebagai Proyek yang terbaik karena memiliki nilai bobot yang tinggi pada Kriteria A yang dianggap sebagai Kriteria terbaik
Persamaan atau Perbedaan Skripsi
Pemilihan pemasok terbaik pada penelitian ini dipilih setelah peneliti melakukan dua kali sistem penilaian dimana pada penilaian pertama dan kedua memiliki nilai prioritas kriteria yang berbeda
METODE PENELITIAN / PERANCANGAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Faktor dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Adapun dalam penelitian ini penulis terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini. untuk teknik Pengumpulan Data, penulis akan melakukan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa teknik yakin: 1. Wawancara. Penulis akan melakukan wawancara atau survey langsung kepada pihak perusahaan untuk pengumpulan data yang akan digunakan untuk penelitian mengenai kriteria yang menjadi dasar penilaian pemasok juga prioritas dari kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan 2. Studi Kepustakaan Penulis melakukan Studi Kepustakan untuk mencari data sekunder mengenai kriteria-kriteria yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam memilih para pemasoknya. Dalam Studi Pustakan Peneliti menemukan 23 kriteria yang biasa digunakan dalam pemilihan pemasok (Shah & Gorty, 2011). Namun karena beberapa kriteria tersebut ada diantaranya yang bersifat kuantitatif sehingga karena keterbatasan waktu maka tidak digunakan oleh peneliti dan juga beberapa kriteria tersebut tidak dimiliki oleh perusahaan CV. Rejeki Mapan Lestari sehingga tidak digunakan. Pada akhirnya terdapat 12 variabel yang digunakan yakni: 1. Kemampuan Pemasok memenuhi spesifikasi kualitas 2. Pelayanan perbaikan dari pemasok 3. Kemampuan memenuhi jadwal pengiriman 4. Lokasi Geografis pemasok 5. Fasilitas dan Kapasitas masing-masing pemasok 6. Sistem Komunikasi dari Pemasok 7. Hubungan karyawan dan Pemasok 8. Sikap Pemasok terhadap perusahaan 9. Jaminan dan Kebijakan klaim dari pemasok 10. Kesan terhadap pemasok saat pertemuan 11. Kepatuhan terhadap prosedur 12. Performa dari pemasok berdasarkan kinerja di masa lalu 3. Kuesioner Penulis akan membagikan kuesioner kepada para pelanggan CV. Rejeki Mapan Lestari untuk mengetahui penilaian pelanggan terhadap kriteria-kriteria pemilihan pemasok yang telah ditemukan oleh penulis melalui Studi Kepustakaan. Penilaian pelanggan tersebut kemudian akan membantu peneliti untuk melakukan Pengelompokan terhadap Kriteria hasil Studi Pustaka tersebut. Adapun pengelompokan kriteria dengan Analisis Faktor dilakukan dengan penilaian konsumen CV.Rejeki Mapan Lestari yang berjumlah 32 orang Sebelum melakukan Ektraksi kriteria pemilihan pemasok dengan menggunakan Analisis Faktor, maka pertama-tama dilakukan dulu uji Validitas, Normalitas dan Reliabilitas. Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukut yang dipakai dalam kuesioner sudah tepat dengan penelitian yang akan dilakukan dengan membandingkan t hitung dan t tabel, dan uji Normalitas untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah berdistribusi normal. Sedangkan Uji Reliabilitas adalah untuk memastikan kekonsistenan responden. Selain itu Uji Normalitas juga dilakukan untuk mengetahui Metode Ekstraksi dalam Analisis Faktor. Apabila Data ternyata berdistribusi Normal, maka Ekstraksi data akan dilakukan dengan menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis) sedangkan apabila Data berdistribusi tidak normal maka Ekstraksi data akan dilakukan dengan menggunakan metode Maximum Likelihood Setelah itu barulah dilakukan Analisis Faktor . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Analisis Faktor adalah yang pertama Uji Korelasi untuk mengethaui hubungan antar variabel. Dikarenakan analisis faktor bertujuan untuk mengelompokkan variabel-variabel yang banyak jumlahnya, maka penting untuk menguji bahwa variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan atau korelasi yang kuat. Apabila ada diantara variabel-variabel tersebut yang lemah, maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari penelitian. Untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel dapat digunakan MSA dengan ketentuan sebagai berikut: - MSA = 1; variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain - MSA > 0,5; variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut - MSA < 0,5; variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, atau harus dikeluarkan dari variabel lainnya
Selain itu diperhatikan juga nilai KMO untuk mengukur kecukupan sampel dengan ketentuan sebagai - Jika harga KMO sebesar 0,9 berarti sangat memuaskan, - Jika harga KMO sebesar 0,8 berarti memuaskan, - Jika harga KMO sebesar 0,7 berarti harga menengah, - Jika harga KMO sebesar 0,6 berarti cukup, - Jika harga KMO sebesar 0,5 berarti kurang memuaskan, dan - Jika harga KMO kurang dari 0,5 tidak dapat diterima. Serta Barlett’s Test untuk menguji signifikansi korelasi dimana apabila nilai Barlett’s Test adalah dibawah 0,05 maka terdapat korelasi yang signifikan antar variabel Setelah memastikan bahwa semua variabel yang diteliti ternyata memiliki hubunga, maka selanjutnya dilakukan ekstraksi variabel sesuai dengan alat ektrasi yang sudah ditentukan sebelumnya sehingga pada akhirnya menjadi satu atau beberapa faktor yang dapat mewakili variabel yang diteliti. Namun perlu diketahui bahwa Dalam meng-ektrasi faktor terkadang faktor –faktor yang terbentuk masih mempunyai kesamaan-kesamaan sehingga dengan demikian akan sulit untuk mengatakan apakah variabel-variabel dalam faktor tertentu adalah benar merupakan milik faktor tersebut dan bukan faktor yang lain. Padahal sebuah faktor harus berbeda secara signifikan (nyata) dengan faktor yang lain. Untuk itu, jika isi faktor masih diragukan, dapat dilakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor-faktor lainnya Setelah dilakukan pengemlompokkan kriteria, maka selanjutnya faktor-faktor yang terbentuk tersebut diberi nama dan kemudian dapat digunakan dalam sebagai faktor penentu Pemasok yang terbaik dalam AHP (Analytical Hierachy Process). Adapun faktor-faktor tersebut akan disusn menjadi suatu model Hirarki Penelitian, kemudian akan dilakukan penilaian Prioritas Kriteria untuk membandingkan faktor yang satu dengan yang lain berserta dengan kriteria-kriteria yang ada didalamnya. Perbandingkan yang dilakukan juga kemudian akan diuji kembali untuk melihat konsistensi pembobotan prioritas (CI) Hal ini dilakukan untuk melihat apakah pembobotan yang dilakukan untuk tiap-tiap kriteria dan subkriteria sudah konsisten atau tidak konsisten. Untuk itu akan dihitung nilai CI (Index Consistency) yang menunjukkan nilai konsistensi pembobotan. Apabila nilai CI adalah 0 maka hal ini memiliki arti bahwa pembobotan yang telah dilakukan sudah konsisten. Namun apabila CI tidak sama dengan 0 maka hal ini menunjukkan bahwa Pembobotan yang dilakukan tidak konsisten sehingga untuk itu perlu dilakukan perhitungan CR (Consistency Ratio) untuk melihat apakah ketidakkonsistenan pembobotan masih bisa diterima atau tidak. Apabila Nilai Ketidakkonsistenan adalah lebih besar dari 0,1 atau 10% maka batas ketidakkonsistenan sudah tidak dapat diterima. Namun apabila sebaliknya nilai yang ditunjukkan lebih kecil dari 0,1 atau 10% maka ketidak-konsistensian masih dapat ditolerir.
HASIL DAN BAHASAN Uji Validitas, Normalitas dan Reliabilitas Berdasarkan hasil Uji Validitas, maka dapat disimpulkan bahwa data penelititan telah berdistribusi normal sehingga demikian Metode Ektstraksi data akan dilakukan dengan menggunakan PCA (Principal Component Analysis) hal ini dapat dilihat dari tabel berikut
Tabel 1 tabel perbandingan uji Normalitas t hitung
t tabel
Keterangan
V1
0,354
>
0,30
Valid
V2
0,346
>
0,30
Valid
V3
0,553
>
0,30
Valid
V4
0,409
>
0,30
Valid
V5
0,551
>
0,30
Valid
V6
0,506
>
0,30
Valid
V7
0,617
>
0,30
Valid
V8
0,696
>
0,30
Valid
V9
0,624
>
0,30
Valid
V10
0,358
>
0,30
Valid
V11
0,507
>
0,30
Valid
V12
0,341
>
0,30
Valid
Sedangkan untuk Uji Reliabilitas, maka data diketahui data yang diperloleh sudah konsisten seperti pada gambar berikut Tabel 2 Tabel Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.830
12
Dari hasil diatas, dapat diketahui bahwa nilai alpha adalah sebesar 0,830 dimana nilai ini lebih besar dari 0,5 yang menunjukkan tingkat reabilitas yang terbilang tinggi. Sedangkan untuk Uji Normalitas, diketahui bahwa hasil MSA untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut Nilai MSA untuk variabel 1 = 0,638 Nilai MSA untuk variabel 2 = 0,630 Nilai MSA untuk variabel 3 = 0,685 Nilai MSA untuk variabel 4 = 0,630 Nilai MSA untuk variabel 5 = 0,658 Nilai MSA untuk variabel 6 = 0,706 Nilai MSA untuk variabel 7 = 0,855 Nilai MSA untuk variabel 8 = 0,730 Nilai MSA untuk variabel 9 = 0,685 Nilai MSA untuk variabel 10 = 0,591 Nilai MSA untuk variabel 11 = 0,586 Nilai MSA untuk variabel 12 = 0,745 Maka dari hasil diatas, dapat diketahui bahwa seluruh variabel memenuhi batas 0,5 dan variabelvariabel diatas dapat dimasukkan dalam penelitian Analisis Faktor. Dan karena Data bedistribusi Normal maka metode Ekstraksi akan dilakukan dengan menggunakan PCA (Principal Component Analysis)
Analisis Faktor Adapun hasil Ektraksi yang dilakukan pada kriteria-kriteria diatas adalah sebagai berikut Gambar 1 Output Component Matrice
Dari tampilan diatas dapat diketahui termasok dalam faktor manakah suatu kriteria dapat dilihat dari perbandingan nilai yang ada pada tiap kolom Faktor. Namun terdapat beberapa variabel yang memiliki nilai perbandingan antar kolom yang hampir sama besarnya, maka dari itu untuk lebih memastikan hasil dari pengelompokkan maka dilakukan Rotated Component Matrix seperti berikut Gambar 2 Output Rotated Component Matrix
Dari output tersebut dapat dilihat bahwa pada akhirnya terdapat 3 faktor. Adapun komponenkomponen variabel yang termasuk dalam Faktor pertama adalah berupa Sikap Pemasok terhadap Perusahaan (V8), Kesan terhadap pemasok saat pertemuan (V10), Hubungan Karyawan dan Pemasok (V7), dan Sistem Komunikasi dari Pemasok (V6) maka Faktor ini selanjutnya akan disebut sebagai Faktor Komunikasi Kerja. Sedangkan untuk faktor kedua yang memiliki komponen kriteria seperti Pelayanan Perbaikan dari Pemasok (V2), Jaminan dan Kebijakan Klaim dari Pemasok (V9), Performa dari Pemasok
Berdasarkan Kinerja di masa lalu (V12) dan Kepatuhan terhadap Prosedur (V11) maka faktor kedua ini untuk selanjutnya akan disebut sebagai Faktor Jaminan dan Performa. Dan untuk faktor terakhir yakni faktor ketiga dengan komponen kriteria seperti Lokasi Geografis Pemasok (V4), Kemampuan memenuhi Jadwal Pengiriman (V3), Fasilitas dan Kapasitas masingmasing pemasok (V5) dan Kemampuan Pemasok memenuhi Spesifikasi Kualitas (V1) akan disebut sebagai Faktor Kinerja Pemasok
Analytical Hierarchy Process Setelah dilakukan Analisis Faktor, maka selanjutnya adalah menilai Pemasok dengan menggunakan Faktor-faktor yang sudah didapatkan dari hasil Analisis menggunakan Analisis Faktor diatas dan berikut hasilnya Gambar 3 Output Expert Choice
Dari ouput Expert Choice diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan kriteria dan subkriteria yang dianalisis, alternatif pemasok 1 memiliki nilai yang paling tinggi yakni sebesar 0,533 atau sebesar 53,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasok terbaik bagi CV. Rejeki Mapan Lestari adalah pemasok 1. Sedangkan diurutan kedua adalah pemasok 2 dengan nilai tertinggi kedua sebesar 0,258 atau 25,8% dan terakhir adalah pemasok 3 dengan nilai terendah diantara ketiga pemasok yakni sebesar 0,234 atau sebesar 23,4%
SIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan Penelititan Analisis Faktor pada kriteria-kriteria pemilihan pemasok diatas, maka pada akhirnya terbentuk 3 Faktor yang dapat mewakili kriteria-kriteria tersebut. Pada faktor pertama yang terbentuk diketahui memiliki komponen kriteria seperti Sistem Komunikasi, Hubungan dengan Karyawan, Sikap Terhadap Perusahaan dan Kesan saat Pertemuan sehingga dengan demikian Faktor ini disebut Faktor Komunikasi Kerja. Sedangkan pada faktor kedua diketahui memiliki komponen kriteria seperti Pelayanan Perbaikan dari Pemasok, Jaminan dan Kebijakan Klaim, Performa Masa lalu dan Kepatuhan Terhadap Prosedur sehingga Faktor ini disebut sebagai Faktor Jaminan dan Performa. Dan untuk Faktor terakhir yang memiliki komponen kriteria Pemenuhan Spesifikasi Kualitas, Pencapaian Jadwal Pengiriman, Lokasi Geografis dan Fasilitas dan Kapasitas Pemasok sehingga dengan demikian disebut sebagai Faktor Kinerja. Dari hasil pembobotan perbandingan, diketahui bahwa ternyata Faktor Kinerja merupakan faktor yang paling penting karena memiliki bobot nilai yang paling besar jika dibandingkan dengan 2 faktor lain yakni sebesar 0,633 atau 63,3% Berdasarkan hasil Pengolahan data dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process) maka pada akhirnya Pemasok 1 dipilih sebagai pemasok yang paling potensial bagi CV.Rejeki Mapan Lestari karena memiliki nilai keseluruhan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan Pemasok 2 dan Pemasok 3. Maka dari itu CV. Rejeki Mapan Lesatari diharapkan menjalin hubungan yang baik dengan Pemasok 1 dan juga mengadapak kontrak kerja dengan Pemasok 1 yang merupakan Pemasok yang potensial sehingga akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan terutama dalam hal pengadaan bahan baku untuk produksi.
REFERENSI A.Fitzsimmons, J., & J.Fitzsimmons, M. (2006). Operation, Strategy and Information Technology. McGraw-Hill higher Education. Baby, S. (2013). AHP Modeling for Multicriteria Decision-Making and to Optimise Strategies for Protecting Coastal Landscape Resources. International Journal of Innovation, Management and Technology Vol.4, No.2, 218-227. Chase, R. B. (2004). Operations Management. UK: Prentice Hall. Chopra, S., & Meindl, P. (2007). Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operation. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Council of Supply Chain Management Professionals. (2013, Oktober 20). Diambil kembali dari CSCMP Website: http://cscmp.org/about-us/supply-chainmanagement-definitions Crimi, T. :. (2002). How to Achieve Cost Savings From Supply Chain Management. Daily Investor. (2013). Semester I, Konsumsi Plastik 1,9 Juta Ton. Jakarta: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. David, F. R. (2011). Strategic Management. New Jersey: Pearson Education. Deitiana, T. (2009). Strategi Supply Chain Management Abad 21: Sebuah Perspektif bagi Perusahaan Retail. Trisakti School of Management Vol.1, 15. Deskmukh, A. J., & Chaudhari, A. A. (2011). A Review for Supplier Selection Criteria and Methods. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Evans, J., & Collier, D. (2007). Manajemen Operasi. UK: Prentice Hall. Fu, H.-P., & Lin, S.-W. (2009). Applying AHp to Analyze Criteria of Performance Measurement for Energy Promotion Project. International Journal of Electronic Business Management, 70-77. Hardianti, A. N. (2011). Model Pemilihan Supplier Berdasarkan Performasi Dengan Kebijakan Potongan Harga. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional. Hasan, I. (2004). Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Bogor: Ghalia Indonesia. Heizer, J., & Render, B. (2009). Operations Management. New Jersey: Pearson Education. J. Supranto, M. (2010). Analisis Multivariat: Arti & Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta. J.Stevenson, W. (2009). Manajemen Operasi. UK: Prentice Hall.
L.Saaty, T. (2008). Decision Making with Anaytical Hierarchy Process. Int.J.Services Sciences,Vol.1, 83-98. Limansantoso, M. F. (2013). Pemilihan Supplier Produk Calista dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada PT.Buana Tirta Utama Gresik. Calypta: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Unibersitas Surabaya, 2(1). P.Siagian, S. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Palcic, I. &. (2009). Analytical Hierarchy Process as a Tools for Selecting and Evaluating Projects. Intl j simul model 8, 1, 16-26. Putri, C. F. (2012). Pemilihan Supplier Bahan Baku Pengemas dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Widya Teknika. Rachman, F. (2013, Januari 11). Scribd. Diambil kembali dari Scribd Web site: http://www.scribd.com/doc/119897917/ANALISIS-FAKTOR S.Russell, R., & W.Taylor, B. (2009). Operations Management: Along the Supplt Chain. US: John Willey & Sons Incorporated. Saaty, T. L. (2012). Models, methods, Concept & Application of tha Analytic Hierarchy Process. New York: Spinger New York Heidelberg Dordrecht London. Setyaningsih, N. &. (2011). Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol10, No.1. Shah, K., & Gorty, V. (2011). Technology System and Management. Mumbai, India: Springer. Suciadi, Y. (2013). Pemilihan dan Evaluasi Pemasok pada PT.New Hope Jawa Timur dengan Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol 2. Turban, E., Rainer, R. K., & Potter, R. (2004). Introduction to Information Technology. UK: John Wiley & Sons, Inc. Williams, B. (2012). Exploratory Factor Analysis: A five-step guide for novices. Australasiana Journal of Paramedicine, 8(3).
RIWAYAT PENULIS Ria Angelawati lahir di kota Medan pada tanggal 26 November 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara