UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN
ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK MOBIL ISUZU PANTHER PADA PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN
DRAFT SKRIPSI OLEH:
MUHAMMAD NOVAR NASUTION 040502184 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2008
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Muhammad Novar Nasution (2008). Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT Isuindomas Putra Medan. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dra. Haida Jasin, Msi selaku dosen pembimbing. Para penguji yang terdiri atas Drs. Bongsu Hutagalung, Msi dan Dra Setri Hiyanti, Msi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan dan juga untuk mengetahui faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan. Disonansi kognitif memiliki tiga dimensi yaitu, emosional, kebijaksanaan pembelian, perhatian setelah transaksi. Faktor-faktor dimensi emosional terdri atas 15 faktor yaitu setelah melakukan pembelian konsumen merasa: telah membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3) , kecewa dengan diri anda sendiri (4), takut (5), hampa (6), marah (7), cemas atau khawatir (8), kesal atau jengkel (9), frustasi (10), sakit hati (11), depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14) dan mendapat masalah (15). Faktor-faktor dari dimensi kebijaksanaan pembelian terdiri atas 4 (empat) yaitu telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther (16), tidak membutuhkan mobil merek Isuzu Panther (17), tidak perlu membeli Isuzu Panther (18) dan telah membuat pilihan yang tidak tepat (19). Faktor-faktor dari dimensi perhatian setelah transaksi terdiri atas 3 (tiga) faktor yaitu telah melakukan kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat (20), merasa telah melakukan suatu ketololan (21) dan tenaga penjual telah membuat bingung (21). Ke-22 faktor itulah yang dapat membentuk disonansi kognitif. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara deskriptif dan statistik melalui analisis faktor yang menggunakan program SPSS versi 14 for windows. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ke-22 faktor dari dimensi emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi mempunyai pengaruh negatif terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan. Ditinjau dari hasil penelitian yang dilakukan dengan analisis faktor dapat disimpulkan bahwa disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther rendah sedangkan dari 22 faktor dapat direduksi menjadi 5 (lima) faktor utama yaitu pilihan tepat, harapan tepat, perasaan tepat, keputusan tepat dan persetujuan tepat.
Kata kunci: Emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada kita semua khususnya pada peneliti hingga mampu menyelesaikan kuliah dan diakhiri dengan penyelesaian skripsi yang berjudul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT Isuindomas Putra Medan. Tidak lupa shalawat beriring salam peneliti haturkan kepada junjungan Nabi Besar Rasullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu peneliti dengan segala kerendahan hati akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan berbagai pihak yang terkait. Pada kesempatan ini pula dengan setulus hati dan sepenuh jiwa peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak
Prof. Dr. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memimpin Fakultas Ekonomi dengan banyaknya melakukan pembaharuan dan kemajuan diberbagai bidang. 2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada para mahasiswa/i Departemen
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Manajemen agar gigih untuk menempuh bangku perkuliahan demi mencapai cita-cita dan mengharumkan nama alumni. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajeman Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Haida Jasin, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu,
membimbing
dan
memotivasi
peneliti
untuk
dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. 5. Bapak Drs. Bongsu Hutagalung, MSi dan Ibu Dra. Setri Hiyanti, MSi selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik membangun demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Para dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah bekerja membantu para tunas bangsa untuk dapat mengejar dan meraih impiannya 7. Bapak Asan Harun selaku General Manager dan Bang Sabirin Bintang selaku Karyawan PT Isuindomas Putra yang telah banyak membantu dengan menyediakan segala kebutuhan dan keinginan peneliti demi kelancaran penyelasaian skripsi ini di PT Isuindomas Putra Medan. 8. Begitu besar rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga peneliti haturkan kepada kedua orang tua, Papa Arlan Nasution dan Mama Fera Lupina yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat melaksanakan program studi hingga bangku perkuliahan, materi, motivasi, cinta kasih dan segala kebahagiaan lain yang tentunya tidak dapat peneliti balas segala pemberian tersebut, hanya sebuah skripsi ini yang baru dapat dipersembahkan oleh ananda untuk Papa dan Mama. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
9. Kepada Kak Anya, Kak Inad dan Bang Tommy yang merupakan kakak dan abang peneliti. Terima kasih peneliti ucapkan karena telah banyak memberikan dorongan semangat, nasehat dan doa kepada peneliti untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini. 10. Kepada keluarga besar seperti: Nenek, Alang, Bou-bou, Encik, Nunun, Om-om, Tante-tante, Wak-wak, Sepupu-sepupu dan Ikep serta anggota keluarga lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, peneliti ucapkan terima kasih atas segala doa dan dorongan demi selesainya skripsi ini 11. Para sahabat dan rekan mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen Manajemen angkatan 2004 yang telah banyak membantu, memberi semangat dan doa kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Para senior dan junior yang khususnya angkatan 2003 dan 2006 yang telah banayak membantu dalam proses peneyelesaian skripsi ini. 13. Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyususnan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu. Medan, ..... Juni 2008 Penulis
Muhammad Novar Nasution
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK KATA PENGANTAR ............................................................................................i DAFTAR ISI .........................................................................................................iv DAFTAR TABEL ...............................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1 B. Perumusan Masalah ..............................................................................4 C. Kerangka Konseptual ............................................................................4 D. Hipotesis ................................................................................................5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................6 1. Tujuan Penelitian ............................................................................6 2. Manfaat Penelitian ..........................................................................6 F. Metode Penelitian ..................................................................................7 1. Batasan Operasional ........................................................................7 2. Definisi Operasional Variabel .........................................................8 3. Skala Pengukuran Variabel ...........................................................10 4. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................10 5. Populasi dan Sampel .....................................................................11 6. Jenis dan Sumber Data ..................................................................12 7. Teknik Pengumpulan Data ............................................................12
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
8. Teknik Analisis Data .....................................................................13 BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu ...........................................................................17 B. Pengertian Produk ...............................................................................18 1. Atribut Produk ...............................................................................18 2. Pengembangan Produk ..................................................................19 3. Diferensiasi Produk .......................................................................19 C. Perilaku Pembelian ..............................................................................20 D. Disonansi Kognitif ..............................................................................22 E. Dimensi Disonansi Kognitif ................................................................23 F. Disonansi Pascapembelian ..................................................................24 BAB III
GAMBARAN UMUM PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN DAN PROFIL ISUZU
A. Sejarah PT Isuindomas Putra Medan ..................................................25 B. Profil Isuzu ..........................................................................................29 1. Profil Isuzu Panther .......................................................................30 2. Proses Produksi Isuzu Panther ......................................................32 BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Analisis ...............................................................................................34 1. Deskriptif Sampel .........................................................................34 a. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur ...............................35 b. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .................35 c. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan ........................36 d. Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Pembelian Mobil .36 Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
e. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan ..............37 2. Analisis Deskriptif ........................................................................38 a. Variabel Emosional ................................................................38 b. Variabel Kebijaksanaan Pembelian ........................................43 c. Variabel Perhatian Setelah Transaksi .....................................44 B. Evaluasi ..............................................................................................45 1. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................45 a. Uji Validitas ...........................................................................46 b. Uji Reliabilitas ........................................................................47 2. Analisis Faktor .............................................................................48 a. Variabel Emosional ................................................................49 b. Variabel Kebijaksanaan Pembelian ........................................58 c. Variabel Perhatian Setelah Transaksi .....................................60 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .........................................................................................63 B. Saran ...................................................................................................64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No.
Uraian
Halaman
Tabel 1.1
Volume Penjualan Nasional Mobil Diesel Periode Januari – Agustus 2007 ...................................................................................3
Tabel 1.2
Definisi Operasional Variabel .........................................................9
Tabel 1.3
Volume Penjualan Mobil Isuzu Panther Periode 2006 dan 2007................................................................................................11
Tabel 3.1
Kendaraan-Kendaraan Yang Dijual PT Isuindomas Putra Area Sumut ............................................................................................27
Tabel 3.2
Rekap Penjualan Kendaraan PT Isuindomas Putra Area Sumut (Unit) .............................................................................................28
Tabel 4.1
Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur ......................................35
Tabel 4.2
Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ........................36
Tabel 4.3
Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan ...............................36
Tabel 4.4
Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Pembelian Mobil ........37
Tabel 4.5
Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan .....................37
Tabel 4.6
Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Emosional .........39
Tabel 4.7
Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Kebijaksanaan Pembelian ......................................................................................43
Tabel 4.8
Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Perhatian Setelah Transaksi .......................................................................................44
Tabel 4.9
Validitas Tiap Pertanyaan .............................................................46
Tabel 4.10
Statistik Reliabilitas ......................................................................47
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.11
KMO and Bartlett’s Test ...............................................................50
Tabel 4.12
Anti-images Matrices ....................................................................51
Tabel 4.13
Total Variance Explained .............................................................52
Tabel 4.14
Component Matrix(a) ....................................................................53
Tabel 4.15
Rotated Component Matrix ...........................................................55
Tabel 4.16
KMO and Bartlett’s Test ...............................................................58
Tabel 4.17
Anti-images Matrices ....................................................................59
Tabel 4.18
Total Variance Explained .............................................................60
Tabel 4.19
KMO and Bartlett’s Test ...............................................................61
Tabel 4.20
Anti-images Matrices ....................................................................61
Tabel 4.21
Total Variance Explained .............................................................62
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No.
Uraian
Halaman
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual ......................................................................5
Gambar 3.1
Logo Isuzu .....................................................................................30
Gambar 3.2
Mobil Isuzu Panther ......................................................................32
Gambar 3.3
Mobil Isuzu Panther ......................................................................33
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seorang konsumen dapat merasakan apakah ia merasa nyaman setelah melakukan suatu pembelian atau tidak. Kalau konsumen merasakan ketidaknyamanan pasca melakukan transaksi pembelian berarti konsumen telah mengalami kondisi disonansi kognitif. Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 228): “disonansi kognitif adalah ketidak-nyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian.” Kondisi disonansi kognitif pembeli dapat diukur dengan tiga dimensi yakni emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi. Seorang konsumen akan mengalami disonansi kognitif pasca melakukan pembelian suatu produk, terutama sekali produk yang mahal salah satu contohnya adalah produk otomotif seperti mobil. Dunia perindustrian di Indonesia terus berkembang. Salah satu industri yang mengalami perkembangan dewasa ini adalah industri otomotif. Namun di tengah perkembangannya, industri otomotif tanah air dihadapkan pada suatu dilema yang cukup kompleks. Yakni naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat. Kenaikan harga BBM yang telah berlangsung sejak bulan Juni 2008 lalu, akan berdampak terhadap penjualan mobil, karena masyarakat akan berpikir untuk melakukan pembelian mobil, yaitu memilih mobil yang menggunakan mesin diesel.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Dengan menggunakan mobil bermesin diesel, masyarakat berharap agar biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi BBM akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunanan mobil non-diesel. BBM bersubsidi yang ditujukan bagi masyarakat pengguna kendaraan bermesin diesel hanya dipatok Rp 5.500,00 per liter sedangkan untuk pengguna kendaraan non-diesel harus rela membayar lebih, yaitu sebesar Rp 6.000,00 untuk setiap liternya. Hal ini akan menghemat biaya sekitar Rp 500,00 untuk setiap liter yang dikeluarkan. Namun dibalik itu, mobil mesin diesel juga memiliki sejumlah kekurangan seperti biaya perawatan mesin yang relatif besar, dapat menimbulkan polusi udara dan suara, serta harganya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mobil non-diesel. Hampir setiap produsen mobil menciptakan mobil yang bermesin diesel, namun yang tetap menjadi pilihan utama masyarakat di Indonesia adalah Isuzu Panther. Isuzu Panther telah menjadi citra merek (brand image) mobil diesel di Indonesia, selain daripada itu mobil Isuzu Panther juga memiliki sejumlah keunggulan dibanding mobil diesel merek lain. Keunggulannya antara lain: mobil Isuzu Panther generasi terbaru telah teruji sebagai mobil yang irit BBM, tidak menimbulkan polusi udara yang berlebihan karena telah lulus standar EURO-2 dan suaranya tidak berisik, suku cadangnya lebih mudah didapat dan harga jual kembali juga cukup tinggi. Dari hal inilah yang membuat banyak masyarakat memilih menggunakan mobil merek Isuzu Panther, sehingga menempatkan mobil ini sebagai mobil diesel terlaris di Indonesia ( lihat Tabel 1.1).
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 1.1 Volume Penjualan Nasional Mobil Diesel Periode Januari - Agustus 2007 No.
Merek Mobil
Volume Penjualan Persentase Penjualan (unit) (%) 1. Isuzu Panther 3786 80,4 2. Mitsubishi L300 663 14,1 3. Toyota Innova 243 5,2 4. Mitsubishi Kuda 16 0,3 Sumber: www.kompascetak.com (Diolah Peneliti, 04/04/2008) PT Isunindomas Putra merupakan salah satu main dealer kendaraan Isuzu di Medan, salah satu produk unggulannya adalah Isuzu Panther. Sebagai main dealer produk Isuzu di Medan, membuat perusahaan ini menjadi pilihan masyarakat Medan dan sekitarnya sebagai tempat untuk melakukan pembelian produk Isuzu khususnya produk Isuzu Panther. Setelah melakukan pembelian produk Isuzu Panther, konsumen pasti mengetahui apakah ia mengalami disonansi kognitif atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian pendahuluan. Dari hasil penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan pada beberapa pemilik mobil Isuzu Panther, ternyata diketahui bahwa mereka mengalami disonansi kognitif walaupun dalam tingkat rendah. Disonansi kognitif tersebut terjadi karena pemilik mendapatkan kekurangan dari mobil Isuzu Panther dan kehilangan sejumlah manfaat dari mobil merek lain yang tidak dibeli (pesaing). Hal inilah yang menimbulkan disonansi kognitif. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan pembelian pada PT Isuindomas Putra dengan menuangkannya dalam bentuk skripsi, dengan judul “Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT Isuindomas Putra Medan.” Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan?
C. Kerangka Konseptual Menurut East (dalam Japarianto, 2006:83): Disonansi kognitif dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak sejalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang berkomitmen pada dirinya sendiri dengan melakukan suatu tindakan yang tidak konsisten. Menurut Sweeney, Hausknecht dan Soutar (dalam Japarianto, 2006:83): “Cognitive Dissonance dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu: Emotional, Wisdom of Purchase dan Concern Over the Deal.” Ketiga dimensi tersebut dapat diartikan sebagai berikut: emotional sebagai emosional, wisdom of purchase sebagai kebijaksanaan pembelian dan concern over the deal dapat diartikan sebagai perhatian setelah transaksi. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat dibuat kerangka konseptual penelitian, yaitu:
Dimensi Disonansi Kognitif: 1. Emosional. 2. Kebijaksanaan Pembelian. 3. Perhatian Setelah Transaksi Transaksi.
Disonansi Kognitif
Sumber: Japarianto, 2006 (Diolah Peneliti, 2008) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
D. Hipotesis “Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun/mengarahkan ke penyelidikan selanjutnya” (Umar, 2003:104) Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Faktor-faktor dari dimensi emosional yaitu setelah melakukan pembelian konsumen merasa: telah membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3), kecewa dengan diri sendiri (4), takut (5), hampa (6), marah (7), cemas (8), kesal (9), frustasi (10), sakit hati (11), depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14), mendapat masalah (15), dimensi kebijaksanaan pembelian yaitu telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther (16), merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu Panther (17), merasa seharusnya tidak perlu membeli Isuzu Panther (18), telah membuat pilihan yang tidak tepat (19), dimensi perhatian setelah transaksi yaitu telah melakukan suatu kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat (20) telah melakukan suatu ketololan (21), tenaga penjual telah membuat bingung (22), mempunyai pengaruh terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah: a. Mengetahui
dan
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan. b. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan. 2. Manfaat Penelitian Selain tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan juga bermanfaat, baik bagi peneliti, perusahaan yang bersangkutan dan juga bagi peneliti lain. a. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang peneliti terima sejak duduk di bangku perkuliahan dan mencoba membandingkannya dengan praktek yang ada di lapangan. Dengan demikian akan menambah pemahaman peneliti dalam bidang manajemen pemasaran khususnya yang terkait dengan disonansi kognitif konsumen.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
b. Bagi Perusahaan Memberikan
informasi
bagi
perusahaan
dan
pihak-pihak
yang
berkepentingan lainnya terkait dengan disonansi kognitif yang dialami konsumen, sehingga dapat dicari upaya untuk menghindari atau mengurangi tingkat disonansi kognitif tersebut. c. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen pasca pembelian khususnya yang terkait dengan disonansi kognitif konsumen.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mobil yang diteliti adalah mobil merek Isuzu Panther. b. Variabel yang diteliti terdiri atas variabel emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi. c. Responden pada penelitian ini adalah konsumen pemilik mobil Isuzu Panther, yang melakukan pembelian selama periode 2006 dan 2007 pada PT Isuindomas Putra Medan.
Dalam tulisan selanjutnya peneliti menggunakan istilah pemilik mobil Isuzu Panther. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
2. Definisi Operasional Variabel Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti. a. Emosional Emosional adalah ketidaknyamanan psikologis yang dialami seseorang terhadap keputusan pembelian. b. Kebijaksanaan pembelian Kebijaksanaan
pembelian
adalah
ketidaknyamanan
yang
dialami
seseorang setelah transaksi pembelian, di mana mereka bertanya-tanya apakah mereka sangat membutuhkan produk tersebut atau apakah mereka telah memilih produk yang sesuai. c. Perhatian setelah transaksi Perhatian setelah transaksi adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi pembelian di mana mereka bertanya-tanya apakah mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan atau kepercayaan mereka.
Pada Tabel 1.2 berikut, menggambarkan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel Variabel 1.Emosional
Definisi Variabel
Indikator
Alat Ukur Skala Likert
Ketidaknyamanan Pasca pembelian, seseorang psikologis yang dialami merasa mengalami: seseorang terhadap 1.Membuat suatu kesalahan keputusan pembelian. pembelian. 2.putus asa. 3.Penyesalan. 4.Kekecewaan terhadap diri sendiri. 5.Ketakutan. 6.Kehampaan. 7.Kemarahan. 8.Kecemasan. 9.Kekesalan. 10.Frustasi. 11.Sakit hati. 12.Depresi. 13.Marah terhadap diri sendiri. 14.Muak. 15.Tengah dihadapkan pada suatu permasalahan. 2.Kebijaksa- Ketidaknyamanan yang 1.Merasa telah melakukan hal Skala naan dialami seseorang setelah yang tidak tepat untuk Likert transaksi pembelian, melakukan pembelian. Pembelian dimana mereka bertanya- 2.Merasa tidak membutuhkan. tanya apakah mereka 3.Merasa tidak perlu membeli. merasa butuh atau telah 4.Merasa telah membuat membeli produk yang pilihan yang tidak tepat. sesuai. 3.Perhatian Ketidaknyamanan yang 1.Merasa terkejut karena telah Skala Setelah dialami seseorang setelah membuat kesalahan dengan Likert Transaksi transaksi pembelian di melakukan suatu persetujuan mana mereka bertanyapembelian. tanya apakah mereka 2.Merasa telah membuat telah dipengaruhi oleh ketololan dengan melakukan tenaga penjual yang suatu persetujuan pembelian. bertentangan dengan 3.Merasa terkejut karena tenaga kemauan atau penjual telah membuat kepercayaan mereka. bingung anda. Sumber: Japarianto, 2006 (Diolah Peneliti, 2008)
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
3. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran pada masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. “Skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor” (Sugiyono, 2005:86). Pengukuran dengan skala likert dilakukan dengan pembagian: 1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 2. Setuju (S) diberi skor 4 3. Netral (N) diberi skor 3 4. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang tersedia, kemudian setiap jawaban yang diberikan akan diberikan nilai tertentu (1,2,3,4 dan 5). Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi nilai total. Nilai total inilah yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam Skala Likert.
4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT Isuindomas Putra, Jl. Rahmad Syah No. 57 Medan. Sementara waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret – Juni 2008.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
5. Populasi dan Sampel a. Populasi “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2000:55). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan pembelian di PT Isuindomas Putra Medan selama periode 2006 dan 2007. Lihat Tabel 1.3 di bawah ini: Tabel 1.3 Volume Penjualan Mobil Isuzu Panther Periode 2006 dan 2007 No Tahun Volume Penjualan (unit) 1. 2006 236 2. 2007 232 Sumber: PT Isuindomas Putra (Diolah Peneliti, 2008) Sehingga diperoleh jumlah populasi sebesar 468 orang. b. Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel non-probabilitas dengan teknik sampel purposif. Sampel purposif adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah: konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan transaksi pembelian di PT Isuindomas Putra Medan selama periode 2006 dan 2007, setiap pembeli yang melakukan transaksi pembelian Isuzu Panther selama periode 2006 dan 2007 akan diberikan 1 (satu) suara meskipun ia membeli lebih dari 1 (satu) mobil Isuzu Panther
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
pada kurun waktu tersebut. Mobil Isuzu Panther yang dibeli digunakan sebagai kendaraan pribadi, dinas atau niaga. Menurut Gay dan Diehl (dalam Kuncoro, 2003:111): ”untuk studi deskriptif, sampel 10 % dari populasi dianggap merupakan jumlah amat minimal.” Sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 46,8 sehingga dibulatkan menjadi 47 responden.
6. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a. Data Primer Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari survei lapangan berupa penyebaran daftar pertanyaan (angket) kepada seluruh konsumen pemilik mobil Isuzu Panther. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal penelitian, informasi dari perusahaan dan internet yang berhubungan dengan disonansi kognitif.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Angket (Questionaire) Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis, untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk memberi
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
jawaban atas pertanyaan yang terkait dengan disonansi kognitif dan faktorfaktor pembentuknya.
b. Wawancara (Interview) Wawancara diartikan sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya-jawab sepihak, dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. “Tujuan dari interview (wawancara) itu adalah untuk mengumpulkan data atau informasi (keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan, dan sebagainya) dari satu pihak tertentu” (Ginting, 2006:56). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan pemilik Isuzu Panther dan karyawan PT Isuindomas Putra Medan. Tanyajawab yang dilakukan seputar disonansi kognitif yang dialami setelah melakukan pembelian Isuzu Panther di PT Isuindomas Putra Medan. c. Studi Kepustakaan Teknik studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari data-data yang diperoleh dari kepustakaan dan sumbersumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi yang relevan mengenai disonansi kognitif.
8. Teknik Analisis Data a. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah angket yang disebarkan layak untuk dilakukan sebagai instrumen penelitian. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Instrumen yang valid berarti angket yang digunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2000:267). Data untuk pengujian validitas dan reliabilitas diambil dari instrumen angket yang disebarkan pada 47 orang responden pemilik mobil Isuzu Panther. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas angket penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 14 for windows. b. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan salah satu bentuk analisis yang dilakukan dengan
cara
pengumpulan,
penyusunan,
penganalisisan
dan
penginterpretasian data sehingga diperoleh gambaran permasalahan yang dihadapi mengenai disonansi kognitif oleh pemilik Isuzu Panther. c. Analisis Faktor Analisis faktor digunakan untuk mereduksi faktor sehingga di dapat faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther. Dalam penelitian ini, analisis faktor menggunakan bantuan program SPSS versi 14 for windows. Proses dasar dari analisis faktor, adalah: 1. Menentukan variabel yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, variabel yang akan dianalisis adalah variabel emosional yang terdiri atas 15 faktor yaitu setelah melakukan pembelian konsumen merasa: telah membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3), kecewa dengan diri sendiri (4), takut (5), hampa (6), marah (7), cemas atau khawatir (8), kesal atau jengkel (9), frustasi (10), sakit hati (11), Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14), mendapat masalah (15). Variabel kebijaksanaan pembelian terdiri atas 4 (empat) faktor yaitu merasa bahwa telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli Isuzu Panther (16), merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu Panther (17), merasa tidak perlu membeli mobil Isuzu Panther (18) dan merasa bahwa telah membuat pilihan yang tidak tepat (19). Variabel perhatian setelah transaksi terdiri atas 3 (tiga) faktor yaitu terkejut bahwa telah melakukan suatu kesalahan dengan persetujuan yang dibuat (20), telah melakukan suatu ketololan (21) dan terkejut bahwa tenaga penjual telah membuat bingung (22). 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Bartletts’s test of Sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy). Hipotesis untuk signifikansi adalah: H0 = Sampel (variabel) belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Ha = Sampel (variabel) sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Kriteria dengan melihat probabilitas (signifikan): H0 diterima jika probabilitas > 0,05 Ha diterima jika probabilitas < 0,05 Angka MSA berkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu), dengan kriteria: MSA = 1 (satu) maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan. MSA => 0,05 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
MSA < 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dibuang. Dasar MSA ini akan digunakan untuk menganalisis setiap variabel. 3.
Hasil Anti-image Matrices perlu diperhatikan, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah). Dengan kriteria angka MSA seperti dibahas di atas, maka apabila terlihat MSA variabel tidak memenuhi batas 0,05 maka variabel tersebut dikeluarkan atau dibuang kemudian pengujian diulang lagi. Misal ada lebih dari satu variabel yang mempunyai MSA lebih di bawah 0,05 maka yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil dan tentunya proses pengujian tetap diulang.
4. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yaitu factoring atau melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Banyak metode untuk melakukan proses ekstrasi, namun metode yang digunkan pada penelitian ini adalah metode yang paling populer digunakan yaitu Principal Component Analysis. 5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Penelitian diadaptasi oleh peneliti melalui penelitian terdahulu yang diperoleh dari jurnal penelitian yang berjudul “Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza” yang diteliti oleh Edwin Japarianto pada tahun 2006. Edwin Japarianto merupakan staf pengajar di Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Penelitian ini mencoba untuk melihat pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen sesudah mereka membeli mobil Toyota Avanza. Berdasarkan analisis deskriptif disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen dari sisi emosional, analisis kebijaksanaan pembelian konsumen merasa membutuhkan dan melakukan keputusan yang tepat untuk membeli mobil merek Toyota Avanza. Dari perhatian setelah transaksi diperoleh hasil bahwa konsumen setelah membeli Toyota Avanza, tidak merasa telah melakukan suatu ketololan, tenaga penjual tidak membuat mereka bingung dan merasa nyaman dengan persetujuan yang telah dibuat. Dari analisis faktor hasil penelitian memunculkan tiga faktor utama pembentuk disonansi yaitu: pilihan tepat, keputusan tepat dan persetujuan tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa disonansi kognitif pada konsumen Toyota Avanza adalah rendah, karena sebagian
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
besar konsumen Toyota Avanza tidak mengalami disonansi kognitif sesudah melakukan pembelian.
B. Pengertian Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2003:8): “Produk adalah segala yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Itu mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide.” Produk yang dihasilkan harus memiliki sejumlah manfaat, yang diharapkan mampu untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Dalam suatu pasar, pasti banyak ditemukan produk-produk yang sejenis. Agar dapat membedakan satu produk dengan produk yang lain dari para pesaing maka perusahaan perlu membuat sejumlah karakteristik tertentu pada produk yang dibuatnya, karakteristik produk tersebut harus digambarkan dengan jelas, yang menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh para pesaing. Dengan menjelaskan keunggulan yang dimiliki produk, maka konsumen akan merasa telah membuat keputusan yang tepat dengan memilih produk tersebut dan menolak produk pesaing sehingga akan menimbulkan kepuasan. 1.
Atribut Produk Sejumlah manfaat yang dimiliki pada suatu produk akan dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut produk. “Atribut produk adalah unsur-unsur yang melekat pada sebuah produk berwujud maupun produk tidak berwujud”
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
(Kotler, 1997:127). Dan yang termasuk dalam atribut produk adalah: kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
2. Pengembangan Produk Pengertian pengembangan produk oleh Kotler dan Armstrong (2003:398): “strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk modifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang.” Pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif. 3. Diferensiasi Produk Agar produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, kebanyakan perusahaan
akan
melakukan
diferensiasi
pada
setiap
produk
yang
dihasilkannya. “Diferensiasi adalah aktifitas untuk mendesain produk agar memiliki ciri khas yang membedakannya dengan produk pesaing” (Kotler, 2000:329). “Perusahaan umumnya mencoba mengenali kebutuhan khusus pelanggannya agar dapat membedakan produknya (atau jasa) untuk memuaskan kebutuhan” (Madura, 2001:159). Dengan memuaskan kebutuhan konsumen maka perusahaan
diharapkan
akan
mampu
meningkatkan
atau
setidaknya
mempertahankan pasar. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mendiferensiasikan produk: Menurut Kotler (dalam Japarianto, 2006:82): Diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi: Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
a. b. c. d. e. f. g. h.
Bentuk Keistimewaan (Feature) Mutu Kinerja Daya Tahan (Durability) Keandalan (Reliability) Mudah Diperbaiki Gaya (Style) Rancangan (Design)
C. Perilaku Pembelian (Buying Behavior) Perilaku
pembelian
konsumen
berbeda-beda,
tergantung
pada
karakteristiknya masing-masing. Kotler dan Armstrong melihat adanya pengaruh karakteristik pembeli terhadap perilaku pembeliannya, sebagai berikut: Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat karakteristik pembeli yaitu: budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Walaupun banyak dari faktor itu tidak dapat dipengaruhi oleh pemasar, faktor-faktor itu berguna untuk mengidentifikasi pembeli yang tertarik dan untuk membentuk produk dan bujukan guna memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih baik (Kotler dan Armstrong, 2003:235). Berdasarkan teori yang disajikan, maka diketahui bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pembeli yaitu: 1. Faktor budaya meliputi nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dasar yang dipelajari seseorang melalui keluarga atau institusi penting lainnya merupakan penentu paling dasar keinginan dan perilaku seseorang. 2. Faktor sosial juga mempengaruhi perilaku pembeli, kelompok acuan seseorang/keluarga, teman, organisasi sosial dan asosiasi profesional secara kuat mempengaruhi pilihan produk dan merek. 3. Faktor pribadi seperti umur pembeli, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan karakteristik pribadi lainnya juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
4. Faktor psikologi seperti motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Perilaku pembelian konsumen juga dapat dikelompokkan dalam empat tipe, keempat tipe tersebut akan dijelaskan pada teori berikut ini:
Menurut Kotler dan Armstrong (2003:221): Perilaku pembelian dapat dibagi ke dalam empat tipe yaitu: 1. Perilaku Pembelian Kompleks (Complex Decision Making) Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan adanya keterlibatan konsumen yang sangat tinggi dalam membeli dan adanya persepsi yang signifikan mengenai perbedaan di antara merek. Pembeli akan melalui serangkaian proses pembelajaran, yang dimulai dengan mengembangkan keyakinan akan produk, kemudian sikap, dan terakhir melakukan pilihan pembelian dengan melakukan pertimbanganpertimbangan tertentu. 2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi (Dissonance-Reducing Buying Behavior) Perilaku pembelian dalam situasi dimana pembeli mempunyai keterlibatan yang tinggi tetapi melihat hanya sedikit perbedaan antar merek. Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami disonansi pasca pembelian ketika mereka menyadari kekurangan tertentu dari produk yang telah dibeli atau mendengar hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk meredam disonansi tersebut, pemasar sebaiknya mengkomunikasikan bukti dan dukungan yang membuat konsumen tidak merasa telah membeli merek yang tidak tepat. 3. Perilaku Pembelian Kebiasaan (Habitual Buying Behavior) Suatu situasi dimana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan perbedaan yang tidak jauh antar merek. Konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah terhadap kategori produk tertentu, mereka hanya pergi ke toko kemudian mengambil satu merek. Jika mereka mencari merek yang sama, itu hanyalah karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap merek tertentu. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah terhadap produk yang harganya rendah dan yang secara teratur dikonsumsi. 4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi (Variety-Seeking Buying Behavior) Perilaku pembelian konsumen dalam situasi dimana konsumen mempunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan. Perilaku pembelian ini menunjukkan kalau konsumen akan melakukan pembelian suatu merek dan mengevaluasinya pada saat dikonsumsi. Tetapi di lain kali, konsumen mungkin akan mengambil merek lain yang setara karena Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
kebosanan atau semata-mata ingin mencoba sesuatu yang berbeda dan bukan karena ketidakpuasan. Atau dengan kata lain konsumen akan sekali-kali berganti merek. Keempat tipe tersebut berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga memerlukan penanganan yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu para pemasar dituntut untuk menguasai berbagai strategi agar dapat menghadapi berbagai macam tipe perilaku konsumen yang berbeda-beda tersebut. D. Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance) Pendefinisian disonansi kognitif menurut pendapat para ahli antara lain: 1. Menurut Festinger (dalam Robbins, 2002:168): Disonansi kognitif mengacu pada setiap ketidaksesuaian yang mungkin dipersepsikan oleh seorang individu antara dua sikapnya atau lebih, atau antara perilaku dan sikapnya. Festinger berargumen bahwa setiap bentuk inkonsistensi tidak menyamankan dan bahwa individu-individu akan berupaya mengurangi disonansi itu dan, dari situ, mengurangi ketidaknyamanan. Oleh karena itu, individu akan mengusahakan keadaan sebaik mungkin di mana disonansi minimum. 2. Menurut Kotler dan Armstrong (2003:228): Disonansi Kognitif adalah ketidak-nyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian. Hampir seluruh pembelian penting menghasilkan Disonansi Kognitif. Setelah pembelian, konsumen merasa puas dengan manfaat merek yang telah dipilih dan senang untuk menghindari kekurangan dari merek yang tidak dibeli. Namun, setiap pembelian melibatkan kompromi, konsumen mengalami ketidak-nyamanan akibat mendapatkan kekurangan produk yang dibeli dan kehilangan sejumlah manfaat produk yang tidak dibeli. Oleh karena itu, konsumen merasakan paling setidak-tidaknya ada disonansi setelah pembelian pada setiap pembelian. 3. Menurut Setiadi (2003:245): Teknik ini menggunakan teori gejala-gejala hidup dari manusia. Dimana teori ini mengemukakan bahwa manusia sering perilakunya tidak sesuai dengan pendapat serta sikapnya atau apa yang dilakukan sering bertentangan dengan keyakinannya atau hati nuraninya sendiri. Orang atau komunikan yang demikian biasanya lebih cepat menerima komunikasi (persuasi) yang seolah-olah membenarkan perilakunya meskipun hati nuraninya sendiri tetap tidak dapat dibenarkannya. 4. Menurut East (dalam Japarianto, 2006:83): Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Cognitive Dissonance dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak sejalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang berkomitmen pada dirinya sendiri dalam melakukan tindakan yang tidak konsisten dengan perilaku dan kepercayaan mereka yang lainnya.
5. Menurut Solomon (dalam Japarianto, 2006:83): Teori Disonansi Kognitif mengemukakan bahwa orang termotivasi untuk mengurangi keadaan negatif dengan cara membuat keadaan sesuai satu dengan yang lainnya. Elemen kognitif adalah sesuatu yang dipercayai oleh seseorang bisa berupa dirinya sendiri, tingkah lakunya atau juga pengamatan terhadap sekelilingnya. Pengurangan disonansi dapat timbul baik dengan menghilangkan, menambah, atau mengurangi elemen kognitif.
Teori yang mengemukakan tentang disonansi kognitif dibentuk dalam tiga konsep, ketiga konsep tersebut akan dijelaskan pada teori berikut: Leon Festinger (dalam Robbins, 2002:168): Menyatakan teori disonansi kognitif dibentuk dalam tiga konsep yaitu: 1. Seseorang lebih menyukai untuk konsekuen dengan kognisi mereka dan tidak menyukai menjadi inkonsisten dalam pemikiran, kepercayaan, emosi, nilai dan sikap. 2. Disonansi terbentuk dari ketidaksesuaian psikologikal, lebih dari ketidaksesuaian logikal, dimana dengan meningkatkan ketidaksesuaian akan meningkatkan disonansi yang lebih tinggi. 3. Disonansi adalah konsep psikologikal yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan dan mengharapkan dampak yang bisa diukur.
E. Dimensi Disonansi Kognitif Menurut Sweeney, Hausknecht dan Soutar (dalam Japarianto, 2006:83): “Cognitive Dissonance dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu: Emotional, Wisdom of Purchase dan Concern Over the Deal.” Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Ketiga dimensi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Emosional (Emotional), berkaitan dengan situasi psikologi konsumen setelah melakukan pembelian, dalam hal ini kondisi psikologi konsumen secara alami mempertanyakan apakah tindakan yang dilakukannya telah tepat.
2. Kebijaksanaan Pembelian (Wisdom of Purchase), berkaitan dengan keputusan yang telah dilakukan, disini konsumen mempertanyakan apakah dia telah membeli suatu produk yang benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan. 3. Perhatian Setelah Transaksi (Concern Over the Deal), berkaitan dengan kekecewaan konsumen dimana pada kondisi ini konsumen cenderung kurang yakin dengan keputusan yang telah dibuatnya. Ketiga dimensi itu bukan hal yang baru untuk mengukur disonansi kognitif karena pernah digunakan oleh Soutar dan Sweeney di penelitian sebelumnya.
F. Disonansi Pascapembelian (Postpurchase Dissonance) Berlandaskan pada teori disonansi kognitif, seorang konsumen akan mengalami ketidaksesuaian atau ketidaksenangan ketika ia memegang pemikiran yang berlawanan mengenai kepercayaan atau suatu sikap. Disonansi kognitif tersebut mulai dirasakan ketika konsumen memikirkan manfaat, keunikan dan kualitas produk yang tidak dipilihnya. Kejadian seperti itu biasa disebut dengan disonansi pascapembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Japarianto,
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
2006:83): “Cognitive Dissonance yang timbul setelah terjadinya pembelian disebut Postpurchase Dissonance.” Kosumen memiliki perasaan yang tidak nyaman mengenai kepercayaan mereka maka telah terjadi disonansi pasca pembelian, perasaan yang cenderung untuk memecahkannya dengan melakukan perubahan atas sikap mereka agar sesuai dengan perilaku mereka.
BAB III GAMBARAN UMUM PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN DAN PROFIL ISUZU
A. SEJARAH PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN PT Isuindomas Putra merupakan bagian dari Capella Group yang merupakan salah satu perusahaan besar di Medan. Capella Group bergerak diberbagai sektor bisnis seperti industri pertambangan, perkebunan dan industri otomotif. Dibidang otomotif, Capella Group membawahi merek Isuzu dan Daihatsu. Merek Isuzu berada dalam pengawasan PT Isuindomas Putra sebagai salah satu main dealer nya. PT Isuindomas Putra didirikan pada tahun 1994 dan mendapat gelar sebagai Authorized Dealer setahun kemudian. Head office terletak di Jl. Rahmadsyah No. 57 Medan. Saat ini PT Isuindomas Putra memiliki tiga cabang yang tersebar di Padang, Kabanjahe dan Rantau Parapat, satu kantor perwakilan di Padang Sidempuan dan empat showroom di wilayah Medan yaitu di head office sendiri, Jl. Nibung Raya, Jl. Sisingamangaraja dan Kompleks pelataran Deli Plaza.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Manajemen perusahaan dipimpin oleh Asan Harun. Jumlah tenaga kerja sebanyak 230 orang. Visi perusahaan: 1. Isuindomas Putra menjadi dealer resmi Isuzu nomor 1 (satu) di Indonesia. 2. Meraih pencapaian-pencapaian yang akan membentuk kinerja serta performa yang baik dari hari-ke hari sehingga semakin terbangun citra Isuindomas Putra sebagai yang terbaik.
Misi Perusahaan: 1. Terciptanya rasa kekeluargaan, keselarasan, serta sinergi yang terus menerus di antara seluruh direksi maupun karyawan yang akan mendorong kemajuan Isuindomas Putra. 2. Terciptanya iklim yang kondusif dan nyaman bagi seluruh direksi dan karyawan untuk menunjukkan kontribusi dan dedikasi terbaiknya kepada Isuindomas Putra. Perhargaan yang pernah diraih antara lain: 1. Juara Harapan II (dua) lomba Vehicle Delivery Quality Improvement (VDQI) yang diadakan oleh Isuzu Astra Motor pada tahun 2003. 2. Juara II (dua) lomba Vehicle Delivery Quality Improvement (VDQI) yang diadakan oleh Isuzu Astra Motor pada tahun 2004.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berikut ini peneliti tampilkan jenis-jenis kendaraan beserta harganya yang dijual di PT Isuindomas Putra area Sumatera Utara, terdapat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kendaraan-Kendaraan Yang Dijual PT Isuindomas Putra Area Sumut TYPE ISUZU PICK UP (EURO-2)
PANTHERMINIBUS (EURO-2)
NHR 55 (EURO-2)
JENIS PICK UP LC-E PICK UP GD 1 WAY-E PICK UP GD 3 WAY-E PICK UP TURBO PICK UP TURBO FD PICK UP TURBO GD PICK UP TURBO K/CHS LM PLUS (SMART) 25 MT FF-F LV 25 MT-F LV ADVENTURE 25 MT FF-F LS TURBO 25 MT FF-F LM SMART 25 MT G LM SMART 25 MT FF-G LV 25 MT-G LV 25 MT FF-G LV ADVENTURE 25 MT G LS 25 MT FF-G TOURING MT FF-G GRAND TOURING MT-FF-G
OTR (Rp) 118.450.000 121.350.000 121.850.000 120.000.000 121.000.000 124.000.000 117.000.000 179.900.000 184.000.000 194.500.000 208.000.000 180.400.000 182.400.000 188.500.000 190.500.000 198.500.000 212.000.000 217.500.000 227.500.000
C/C (CHASIS) C/Q MICROBUS STANDARD (ANGKOT) MICROBUS STANDARD (NON ANGKOT) MICROBUS STANDARD-FULL HATCHBACK (NON ANGKOT) MICROBUS DELUXE-AC
149.000.000 150.500.000 179.500.000 183.500.000 185.000.000 211.500.000
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
C/C (CHASIS) C/Q MICROBUS STANDARD (ANGKOT) MICROBUS STANDARD (NON ANGKOT) MICROBUS STANDARD-FULL HATCHBACK (NON ANGKOT) MICROBUS DELUXE-AC CHASIS STD NKR 71 CHASIS HD (EURO-2) SINGLE CABIN D-MAX DOUBLE CABIN-STANDARD (EURO-2) DOUBLE CABIN-LS RODEO Sumber: PT Isuindomas Putra (Diolah Peneliti, 2008) NKR 55 (EURO-2)
158.500.000 160.000.000 188.000.000 192.500.000 194.000.000 223.500.000 179.000.000 182.000.000 224.100.000 292.800.000 321.000.000
Berikut ini peneliti juga tampilkan rekap penjualan kendaraan di PT Isuindomas Putra Area Sumatera Utara beberapa tahun terakhir. Tabel 3.2 Rekap Penjualan Kendaraan PT Isuindomas Putra Area Sumut (Unit) BULAN/TAHUN 2005 2006 103 32 JANUARI 124 51 FEBRUARI 127 48 MARET 90 32 APRIL 66 28 MEI 75 32 JUNI 61 33 JULI 80 53 AGUSTUS 98 40 SEPTEMBER 53 63 OKTOBER 56 65 NOPEMBER 60 64 DESEMBER 993 541 TOTAL Sumber: PT Isuindomas Putra (Diolah Peneliti, 2008)
2007 42 38 29 19 33 47 65 43 43 72 54 71 556
PT Isuindomas Putra dalam posisi yang mantap siap menyongsong masa depan, Melalui manajemen yang agresif, perluasan jaringan, komitmen dan dedikasi yang tinggi. PT ISUINDOMAS PUTRA Head Office dan Showroom: Jl. Rahmadsyah No. 57 Medan Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Telepon: (061) 711300 Faksimili: (061) 741093 E-mail:
[email protected] Homepage: www.capellagroup.com/ip
B. Profil Isuzu Isuzu Panther merupakan produk otomotif yang diproduksi oleh PT Isuzu Astra Motor yang merupakan salah satu unit operasional PT Astra International Tbk. Selain Isuzu, PT Astra International Tbk juga turut membawahi produk otomotif seperti BMW, Daihatsu, Peugeot, Nissan Diesel, Toyota dan Sepeda Motor merek Honda. PT Isuzu Astra Motor selaku distributor Isuzu didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini beralamat di Gedung Astra Jl. Danau Sunter Utara Blok 0 – 3 Kav 30. Pengelolaan dan pengendalian investasi Isuzu dilakukan oleh PT Arya Kharisma. Sedangkan hak atas ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) di berikan kepada PT Pantja Motor. Produk Isuzu terdri atas beberapa tipe yaitu: minibus (termasuk juga multifunction purposes vehicles yang lazim disebut MPV), pick up dan truck. Pada tahun 2007 total penjualan Isuzu mencapai 18.270 unit kendaraan. Naik 10% dari penjualan tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan tersebut
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
didominasi oleh minibus sebesar 6.919 unit, pick up 5.303 unit dan truck 5.319 unit. Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh CSI JD Power, Isuzu mengalami kenaikan ranking dan nilai CSI. Dalam bidang penjualan, Isuzu naik dari rangking 9 (sembilan) menjadi 5 (lima). Sedangkan dalam bidang service, rangking Isuzu berada diposisi 12 menjadi 6 (enam) . Prestasi lain pada tahun 2007, mekanik Isuzu Indonesia merebut juara ketiga dalam ajang The 2nd Isuzu Asia Oceania Technical Competition di Jepang. Saat ini Isuzu memiliki 71 outlet penjualan (27 cabang Astra dan 44 dealer resmi), 102 jaringan service (27 cabang Astra, 32 dealer dan 43 Authorized Workshop) dan 1.664 spareparts channel yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sumber:www.isuzu.astra.co.id (15/05/2008) Gambar 3.1 Logo Isuzu
1. Profil Isuzu Panther Isuzu Panther merupakan kendaraan serbaguna yang diproduksi oleh Isuzu Indonesia dan dapat digunakan untuk kepentingan keluarga dan bisnis. Isuzu Panther pertama kali diproduksi pada tahun 1993, saat ini Isuzu Panther telah memasuki generasi ketiga dimana generasi pertama berlangsung dari tahun 1993 – 1998, generasi kedua 1999 – 2003 dan generasi ketiga berlangsung sejak 2004 hingga sekarang. Sejumlah Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
keistimewaan yang ditawarkan bagi konsumen Isuzu Panther antara lain mobil ini menggunakan mesin diesel yang ramah lingkungan, tangguh dan melalui penggunaan mesin diesel terbaru mampu meningkatkan efisiensi BBM hingga 20%, keiritan ini telah terbukti pada laga ajang Pantura 2 (dua), di mana Isuzu Panther mampu mencapai angka 1 (satu) liter untuk 33 Km. Ajang tersebut juga telah membuktikan ketangguhan mesin Isuzu Panther untuk bekerja 6 x 24 jam non stop. Isuzu Panther juga melakukan diferensiasi atas produknya sehingga dapat dibedakan dengan produk pesaing, diferensiasi yang dilakukannya antara lain mesin Isuzu Panther lebih bertenaga dan lebih efisien BBM serta ramah lingkungan. Kabinnya juga lebih lega serta desain yang menarik. Isuzu Panther juga terus berinovasi, inovasi yang dilakukan terhadap Isuzu Panther generasi terbaru dibandingkan generasi sebelumnya yaitu dilihat dari segi desain interior Isuzu Panther generasi terbaru dilengkapi dengan fitur audio stereo dan video (penambahan fitur tersebut adalah yang pertama sebagai kelengkapan standar pada kelas MPV medium) sehingga terkesan lebih mewah. Sedangkan dari segi eksterior sesuai dengan perkembangan pasar serta ditambah dengan engine hood ornament, grill ornament dan fog lamp. Mesin diesel yang ramah lingkungan dan dilengkapi dengan turbo direct injection. Juga tersedia Isuzu Panther dengan transmisi automatic dan manual. Dan Isuzu Panther lah pelopor mobil diesel bertransmisi automatic pertama di Indonesia. Isuzu Panther terdiri atas dua tipe kendaraan yaitu pick up dan minibus. Pick up sendiri terbagi atas dua jenis yaitu pick up low deck dan flat deck. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Sedangkan minibus terbagi atas LM (standar varian) dan paling lengkap (LV, LS dan Touring) serta tersedia dengan transmisi manual atau automatic untuk tipe LS dan Touring. Dilihat dari segi harga, Isuzu Panther memiliki harga yang bersaing dengan kompetitor. Bahkan dihitung dengan berbagai keuntungan yang diperoleh jika menggunakan Isuzu Panther maka harga nya jauh lebih murah dibanding pesaing sekelasnya. Dan tidak hanya itu, semua produk Isuzu dijamin (warranty) oleh ATPM yaitu PT Pantja Motor. Untuk memudahkan perawatan (service) kendaraan, Isuzu menyediakan fasilitas “red carpet” yang sangat membantu pengguna Isuzu. Selain itu fasilitas bengkel Isuzu berjalan akan selalu siaga mengatasi keluhan yang mungkin terjadi dengan nama Emergency Roadside Asistance yang bersiaga selama 24 jam sehari.
Sumber: www.isuzu.astra.co.id (15/05/2008) Gambar 3.2 Mobil Isuzu Panther
2. Proses Produksi Isuzu Panther Panther merupakan kendaraan komersial yang bermesin diesel, dirakit (assambled) oleh PT Pulogadung Pawitra Laksana, yang keseluruhannya dimiliki dan dikelola oleh Isuzu, dengan kemampuan untuk merakit Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
sebesar 36.000 unit per tahun. Sedangkan body press mobil Isuzu Panther dilakukan oleh PT Inti Pantja Press Industry, dengan kemampuan kapasitas produksi berkisar 42.000 unit per tahun. Kegiatan perakitan (assambling) dan pemesinan (machining) Isuzu automobiles berada dalam pengawasan PT Mesin Isuzu Indonesia, dengan kapasitas produksi mesin berkisar 43.000 unit per tahun. Isuzu Panther merupakan produk otomotif yang diproduksi di Indonesia dan dijual di dalam maupun luar negeri. Untuk pasar domestik 2007, produk Isuzu Panther terjual sebesar 4000 unit. Sedangkan untuk pasar ekspor, produk Isuzu telah terjual sebesar 2600 unit. Untuk ekspor sendiri hanya dilakukan di tiga negara saja yaitu India, Filipina dan Thailand. India merupakan pangsa pasar produk Isuzu Panther terbesar bagi pasar internasional. Dan pada tahun 2008 ini perusahaan Isuzu menargetkan penjualan produk Isuzu sebesar 20.000 unit.
Sumber: www.isuzu.astra.co.id (15/05/2008) Gambar 3.3 Mobil Isuzu Panther
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Analisis Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif dan analisis faktor. Uji validitas dan reliabilitas dalam peneltian ini digunakan untuk melihat apakah angket yang disebarkan layak dilakukan sebagai instrumen penelitian, jika instrumen tersebut valid dan reliabel maka instrumen penelitian tersebut layak untuk diukur. Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa angket yang telah diisi oleh responden. Sedangkan, metode analisis faktor digunakan untuk mereduksi faktor-faktor sehingga masing-masing variabel dapat diwakili oleh beberapa faktor saja. Berikut ini adalah analisis dan evaluasi data penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif dan analisis faktor.
1. Deskriptif Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan pembelian di PT Isuindomas Putra Medan selama periode 2006 dan 2007, yaitu sebesar 468 0rang. Dari jumlah populasi 468 orang Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
tersebut maka dapat ditarik sampel sebesar 10% dari jumlah total populasi sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 46,8 dan dibulatkan menjadi 47 orang. Kriteria yang ditetapkan pada sampel antara lain konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan pembelian di PT Isuindomas Putra Medan selama periode 2006 dan 2007, setiap sampel diberikan 1 (satu) suara meskipun ia melakukan pembelian lebih dari 1 (satu) mobil Isuzu Panther pada kurun waktu tersebut dengan alasan hasil yang diperoleh akan homogen, serta mobil Isuzu Panther tersebut digunakan sebagai kendaraan pribadi, dinas atau niaga. Gambar karakteristik sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut: a. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Tabel 4.1 memberikan gambaran mengenai umur sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket. Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Usia (Tahun) Frekuensi (Orang) 14 29 – 35 20 36 – 42 7 43 – 49 4 50 – 56 2 57 Keatas Jumlah 47 Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
Persentase (%) 30 43 15 8 4 100
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kategori umur sampel yang paling banyak diteliti berkisar pada rentang umur 36 – 42 tahun sebanyak 20 orang atau 43%. Selanjutnya disusul oleh sampel dengan rentang umur 29 – 35 tahun yaitu sebnyak 14 orang atau 30%. Sedangkan yang terendah pada umur 57 tahun keatas yang hanya diwakili oleh 2 (dua) orang sampel saja atau 4%. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
b. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 memberikan gambaran mengenai jenis kelamin sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket.
Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) 43 Laki-laki 4 Perempuan Jumlah 47 Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
Persentase (%) 91 9 100
Pada Tabel 4.2 tersebut diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang atau 91%. Sedangkan perempuan hanya diwakilkan oleh 4 (empat) orang saja atau 9%. c. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 memberi gambaran mengenai pekerjaan sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket. Tabel 4.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan Profesi Frekuensi (Orang) 3 Pegawai BUMN 4 Pegawai Negeri 22 Pegawai Swasta 18 Wiraswasta Jumlah 47 Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
Persentase (%) 6 9 47 38 100
Tabel 4.3 menggambarkan bahwa dari segi pekerjaan, yang paling banyak menjadi sampel adalah pegawai swasta dengan
22 orang atau 47%. Disusul
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
dengan pekerjaan sebagai wiraswasta yang diwakili oleh 18 orang sampel atau 38%. d. Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Pembelian Mobil Tabel 4.4 memberikan gambaran mengenai tahun pembelian mobil berdasarkan hasil penelitian melalui angket.
Tabel 4.4 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Pembelian Mobil Tahun Pembelian Frekuensi (Orang) 18 2006 29 2007 Jumlah 47 Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
Persentase (%) 38 62 100
Pada Tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa konsumen yang melakukan pembelian mobil pada tahun 2007 adalah yang terbesar dengan 29 orang atau 62%. Sedangkan pembelian Isuzu Panther tahun 2006 hanya diwakilkan oleh 18 orang atau 38%. e. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan Tabel 4.5 memberikan gambaran mengenai jenis kendaraan yang digunakan oleh sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket. Tabel 4.5 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan Frekuensi (Orang) 46 Pribadi 1 Dinas 0 Niaga Jumlah 47 Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
Persentase (%) 98 2 0 100
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sampel adalah pemilik mobil pribadi dengan 46 orang atau 98% sedangkan sisanya hanya untuk sampel mobil dinas yang hanya diwakili oleh 1 (satu) orang saja atau 2%.
2. Analisis Deskriptif Berdasarkan angket penelitian “Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT Isuindomas Putra Medan” yang telah disebarkan kepada 47 orang sampel, maka telah diperoleh hasil dan tiap-tiap jawaban yang diperoleh akan diberikan skor sesuai dengan penilaian sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 2. Setuju (S) diberi skor 4 3. Netral (N) diberi skor 3 4. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 a. Variabel Emosional Emosional adalah ketidaknyamanan psikologis yang dialami seseorang terhadap keputusan pembelian. Indikatornya yaitu setelah melakukan pembelian konsumen merasakan: telah membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3), kecewa dengan diri sendiri (4), takut (5), hampa (6), marah (7), Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
cemas (8), kesal (9), frustasi (10), sakit hati (11), depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14) dan mendapat masalah (15). Tanggapan dari konsumen pemilik mobil Isuzu Panther adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Emosional Frekuensi Total (Orang) Frekuensi 1 2 3 4 5 (Orang) 3 33 8 3 0 47 1 0 35 12 0 0 47 2 6 31 7 3 0 47 3 7 36 2 2 0 47 4 0 36 11 0 0 47 5 5 29 11 2 0 47 6 8 30 6 3 0 47 7 6 29 7 5 0 47 8 7 32 6 2 0 47 9 13 31 2 1 0 47 10 9 34 2 2 0 47 11 12 29 5 1 0 47 12 12 23 11 1 0 47 13 9 28 7 3 0 47 14 10 23 9 5 0 47 15 Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Indikator Penelitian
1 6 0 13 15 0 11 17 13 15 28 20 25 26 19 21
Persentase (%) 2 3 4 70 17 7 75 25 0 66 15 6 77 4 4 77 24 0 62 23 4 64 13 6 61 15 11 68 13 4 66 4 2 72 4 4 62 11 2 49 23 2 60 15 6 49 19 11
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Persen (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Berdasarkan data dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa telah membuat sesuatu yang salah (1) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6%, tanggapan tidak setuju frekuensi 33 orang atau 70%, tanggapan netral 8 (delapan) orang atau 17%, Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 7% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa putus asa (2) mendapat tanggapan sangat tidak setuju 0 (nol), tanggapan tidak setuju frekuensi 35 orang atau 75%, tanggapan netral 12 orang atau 25%, tanggapan setuju 0 (nol) sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).
Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa menyesal (3) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan tidak setuju frekuensi 31 orang atau 66%, tanggapan netral 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa kecewa dengan diri sendiri (4) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan tidak setuju frekuensi 36 orang atau 77%, tanggapan netral 2 (dua) orang atau 4%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa takut (5) mendapat tanggapan sangat tidak setuju 0 (nol), tanggapan tidak setuju frekuensi 36 orang atau 77%, tanggapan netral 11 orang atau 24%, tanggapan setuju frekuensi 0 (nol) sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa hampa (6) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan tidak Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
setuju frekuensi 29 orang atau 62%, tanggapan netral 11 orang atau 23%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa marah (7) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 8 (delapan) orang atau 17%, tanggapan tidak setuju frekuensi 30 orang atau 64%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa cemas (8) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan tidak setuju frekuensi 29 orang atau 61%, tanggapan netral 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa kesal (9) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan tidak setuju frekuensi 32 orang atau 68%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa frustasi (10) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 13 orang atau 28%, tanggapan tidak setuju frekuensi 31 orang atau 66%, tanggapan netral 2 (dua) orang atau 4%, tanggapan setuju frekuensi 1 (satu) orang atau 2% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa sakit hati (11) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 9 (sembilan) orang atau 20%, tanggapan tidak setuju frekuensi 34 orang atau 72%, tanggapan netral 2 (dua) orang atau 4%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa depresi (12) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 12 orang atau 26%, tanggapan tidak setuju frekuensi 29 orang atau 62%, tanggapan netral 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan setuju frekuensi 1 (satu) orang atau 2% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa marah pada diri sendiri (13) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 12 orang atau 26%, tanggapan tidak setuju frekuensi 23 orang atau 49%, tanggapan netral 11 orang atau 23%, tanggapan setuju frekuensi 1 (satu) orang atau 2% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa muak (14) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 9 (sembilan) orang atau 19%, tanggapan tidak setuju frekuensi 28 orang atau 60%, tanggapan netral 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa mendapat masalah (15) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 10 orang atau 21%, tanggapan tidak setuju frekuensi 23 orang atau 49%, tanggapan netral 9 (sembilan) orang
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
atau 19%, tanggapan setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). b. Variabel Kebijaksanaan Pembelian Kebijaksanaan pembelian adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi pembelian, dimana mereka bertanya-tanya apakah mereka merasa butuh atau telah membeli produk yang sesuai. Indikatornya yaitu telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther (16), merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu Panther (17), merasa seharusnya tidak perlu membeli Isuzu Panther (18) dan telah membuat pilihan yang tidak tepat (19). Tanggapan dari konsumen pemilik mobil Isuzu Panther adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Kebijaksanaan Pembelian
1
Frekuensi (Orang) 2 3 4
5
Total Frekuensi (Orang)
16
5
30
5
7
0
17
8
26
9
4
18
4
30
6
19
5
26
9
Indikator Penelitian
Persentasi (%) 2 3 4
5
Total Persen (%)
47
11 64 11 14
0
100
0
47
17 55 19
9
0
100
7
0
47
9
64 13 14
0
100
7
0
47
11 55 19 15
0
100
1
Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Berdasarkan data dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tanggapan sampel terhadap pertanyaan telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther (16) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan tidak setuju frekuensi 30 orang atau 64%, tanggapan
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
netral 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 14% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu Panther (17) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 8 (delapan) orang atau 17%, tanggapan tidak setuju frekuensi 26 orang atau 55%, tanggapan netral 9 (sembilan) orang atau 19%, tanggapan setuju frekuensi 4 (empat) orang atau 9% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa seharusnya tidak perlu membeli Isuzu Panther (18) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 4 (empat) orang atau 9%, tanggapan tidak setuju frekuensi 30 orang atau 64%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 14% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan telah membuat pilihan yang tidak tepat (19) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan tidak setuju frekuensi 26 orang atau 55%, tanggapan netral 9 (sembilan) orang atau 19%, tanggapan setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 15% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). c. Variabel Perhatian Setelah Transaksi Perhatian setelah transaksi adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi pembelian dimana mereka bertanya-tanya apakah mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan atau kepercayaan mereka. Indikatornya yaitu telah melakukan suatu kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat (20), telah melakukan suatu ketololan (21)
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
dan tenaga penjual telah membuat bingung (22). Tanggapan dari konsumen pemilik mobil Isuzu Panther adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Perhatian Setelah Transaksi
20
Frekuensi Total (Orang) Frekuensi 1 2 3 4 5 (Orang) 8 30 6 3 0 47
21
14 27 5 1 0
22
6
Indikator Penelitian
27 9 5 0
1 17
Persentasi (%) 2 3 4 64 13 6
Total Persen (%) 5 0 100
47
30
57
11
2
47
13
57
19
11
0 0
100 100
Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Berdasarkan data dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa persetujuan salah (20) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 8 (delapan) orang atau 17%, tanggapan tidak setuju frekuensi 30 orang atau 64%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa melakukan ketololan (21) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 14 orang atau 30%, tanggapan tidak setuju frekuensi 27 orang atau 57%, tanggapan netral 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan setuju frekuensi 1 (satu) orang atau 2% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa bingung (22) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan tidak setuju frekuensi 27 orang atau 57%, tanggapan netral 9 (sembilan) orang atau 19%, tanggapan setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol). Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
B. Evaluasi 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 16 orang sampel. a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 14 for windows dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika r
hitung
negatif atau r
hitung
tabel
maka pernyataan tersebut dinyatakan
tidak valid. 3. r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected item – Total Correlation. Berdasarkan survei, angket berisikan 22 indikator pertanyaan yang menyangkut ketiga variabel yakni variabel emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi. Tabel 4.9 Validitas Tiap Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation (r hitung) Merasa telah membuat sesuatu kesalahan Merasa putus asa Merasa menyesal Merasa kecewa pada diri sendiri
r tabel
Validitas
0,676
0,532
Valid
0,620 0,770 0,772
0,532 0,532 0,532
Valid Valid Valid
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
0,642 Merasa takut 0,820 Merasa hampa 0,850 Merasa marah 0,839 Merasa cemas 0,923 Merasa kesal 0,748 Merasa frustasi 0,818 Merasa sakit hati 0,696 Merasa depresi 0,858 Merasa marah pada diri sendiri 0,800 Merasa muak 0,875 Merasa mendapat masalah Merasa melakukan hal yang 0,742 tidak tepat 0,753 Merasa tidak membutuhkan 0,815 Merasa tidak memerlukan 0,840 Merasa pilihan tidak tepat 0,886 Merasa persetujuannya salah 0,616 Merasa melakukan ketololan 0,606 Merasa bingung Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Kolom r
hitung
0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,532
Valid
0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(Corrected item – Total Correlation) menunjukkan korelasi
antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Uji validitas dan reliabilitas pada signifikansi 5% (0,05) dengan derajat bebas (df) 14 (jumlah kasus – 2 ), (16 – 2), maka r (0,05 : 14) pada uji satu arah adalah 0,532. Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut dapat dilihat bahwa dari 22 indikator pertanyaan yang dibuat dalam angket, ternyata tidak ditemukan pertanyaan yang tidak valid. Karena setiap pertanyaan menghasilkan r
hitung
>r
tabel
sehingga tidak
ada pertanyaan yang perlu untuk dibuang. Dapat disimpulkan bahwa ke-22 pertanyaan (Q) tersebut adalah valid. b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 14 for windows dimana pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam pengujian sebelumnya akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
1. Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel maka reliabel. 2. Jika r alpha negatif atau r alpha < r tabel maka tidak reliabel. 3. r alpha dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha. Tabel 4.10 Statistik Reliabilitas Cronbach's Alpha (r alpha) 0,971 Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
r tabel 0,532
Pada 22 indikator pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% (0,05) r tabel = 0,532. Hal ini mengindikasikan r
alpha
> r
tabel
yaitu 0,971, sehingga dapat
dinyatakan bahwa angket yang disebarkan reliabel dan layak disebarkan kepada sampel yang berjumlah 47 orang (jumlah sampel sebenarnya) dan berhak diperlakukan sebagai instrumen penelitian ini. 2. Analisis faktor Analsis faktor digunakan sebagai upaya untuk mereduksi faktor sehingga masing-masing variabel diwakili oleh beberapa faktor saja. Proses dasar analisis faktor adalah: 1. Menentukan variabel yang akan dianalisis, 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Bartlett’s Test of Sphericity serta pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Hipotesis untuk signifikansi adalah: Ho = Sampel (variabel) belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Ha = Sampel (variabel) sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Kriteria dengan melihat probabilitas (signifikan): Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
H0 diterima jika probabilitas > 0,05 Ha diterima jika probabilitas < 0,05 Angka MSA berkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu), dengan kriteria: MSA = 1 (satu) maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan. MSA => 0,05 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut. MSA < 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dibuang.
3. Korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah). Dengan kriteria angka MSA seperti dibahas di atas, maka apabila terlihat MSA variabel tidak memenuhi batas 0,05 maka variabel tersebut dikeluarkan kemudian pengujian diulang kembali. 4. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring atau melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Banyak metode untuk melakukan proses ekstraksi, namun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode yang paling populer digunakan yaitu Principal Component Analysis. 5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. Data yang diperoleh sebagai hasil dari angket penelitian “Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Pada PT Isuindomas Putra Medan” akan diolah menggunakan bantuan program SPSS 14 for windows. a. Variabel Emosional Data dari variabel emosional yang terdiri atas 15 faktor yaitu setelah melakukan pembelian konsumen merasa: telah membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3), kecewa dengan diri sendiri (4), takut (5), hampa (6), marah (7), cemas (8), kesal (9), frustasi (10), sakit hati (11), depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14) dan mendapat masalah (15), dimasukkan ke dalam data view pada SPSS 14 for windows yang kemudian akan diproses sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
0,883
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi526,598 Square 105 df 0,000 Sig. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai MSA sebesar 0,883 adalah lebih besar dari 0,5 (MSA > 0,5) maka variabel masih dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. Untuk signifikan (Sig) sebesar 0,000 adalah lebih kecil dari 0,05 (angka Sig < 0,05) maka H0 ditolak sehingga variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil pengolahan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.12 Communalities Initial 1,000 Telah Salah 1,000 Putus Asa 1,000 Menyesal 1,000 Kecewa 1,000 Takut 1,000 Hampa 1,000 Marah 1,000 Cemas 1,000 Kesal 1,000 Frustasi 1,000 Sakit Hati 1,000 Depresi 1,000 Marah Dengan Diri Sendiri 1,000 Muak 1,000 Kesal Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
Extraction 0,695 0,839 0,818 0,798 0,839 0,509 0,609 0,773 0,833 0,720 0,607 0,626 0,739 0,730 0,879
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.12 terlihat bahwa angka MSA untuk ke-15 faktor adalah diatas 0,5 maka semua faktor dinyatakan dapat
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
dianalisis lebih lanjut, tidak ada yang perlu dikeluarkan sehingga tidak perlu dilakukan pengujian ulang.
Tabel 4.13 Total Variance Explained Component
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Total 8,223 1,631 1,161 0,780 0,676 0,460 0,417 0,326 0,289 0,281 0,236 0,200 0,155 0,096 0,069
Initial Eigenvalues % of Cumulative Variance % 54,819 54,819 10,876 65,696 7,741 73,437 5,198 78,634 4,508 83,142 3,065 86,207 2,778 88,985 2,175 91,160 1,929 93,089 1,872 94,961 1,574 96,535 1,330 97,866 1,032 98,897 0,641 99,539 0,461 100,000
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 8,223 54,819 54,819 1,631 10,876 65,696 1,161 7,741 73,437
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Ada 15 faktor yang dimasukkan dalam analisis faktor, yakni setelah melakukan pembelian konsumen merasa: telah membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3), kecewa dengan diri sendiri (4), takut (5), hampa (6), marah (7), cemas (8), kesal (9), frustasi (10), sakit hati (11), depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14) dan mendapat masalah (15), maka total varians adalah 15 x 1 = 15. Dari Tabel 4.13 di atas terlihat bahwa hanya tiga faktor yang terbentuk, karena dengan satu faktor, angka Eigenvalues di atas 1 (satu), dengan dua faktor angka Eigenvalues masih di atas 1 (satu). Dengan tiga faktor, angka Eigenvalues masih tetap di atas 1 (satu). Namun untuk empat faktor, angka Eigenvalues sudah di bawah 1 (satu), yakni 0,780 sehingga proses factoring harus berhenti pada tiga faktor saja.
Tabel 4.14 Component Matrix(a) Component 1 2 0,721 0,409 Telah salah 0,621 0,566 Putus asa 0,706 0,398 Menyesal 0,653 -0,119 Kecewa 0,620 0,608 Takut 0,607 -0,248 Hampa 0,777 0,072 Marah 1 0,837 0,133 Cemas 0,856 -0,249 Kesal 0,746 -0,382 Frustasi 0,694 -0,333 Sakit Hati 0,743 -0,269 Depresi 0,805 -0,280 Marah 2 0,823 -0,198 Muak 0,830 0,091 Masalah Extraction Method: Principal Component Analysis. a 3 components extracted. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
3 -0,093 0,365 -0,401 0,597 0,293 0,283 -0,007 -0,236 0,193 -0,132 0,122 -0,036 -0,113 -0,116 -0,428
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Pada penelitian ini diketahui bahwa tiga faktor adalah jumlah yang paling optimal, maka Tabel 4.14 menunjukkan distribusi ke-15 variabel tersebut pada tiga faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1 (satu), faktor 2 (dua) atau faktor 3 (tiga). Proses penentuan variabel mana yang akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Seperti pada variabel telah membuat sesuatu yang salah: 1) Korelasi antar variabel telah membuat sesuatu yang salah dengan faktor (Component) 1 (satu) adalah 0,721 (kuat karena di atas 0,5). 2) Korelasi antar variabel telah membuat sesuatu yang salah dengan faktor (Component) 2 (dua) adalah 0,409 (lemah karena di bawah 0,5). 3) Korelasi antar variabel telah membuat sesuatu yang salah dengan faktor (Component) 3 (tiga) adalah -0,093 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Pada penelitian ini factor loadings terbesar pada faktor (Component) 1 (satu), maka variabel telah membuat sesuatu yang salah dapat dimasukkan sebagai faktor (Component) 1 (satu). Sedangkan pada variabel merasa takut, korelasi antara variabel tersebut dengan faktor (Component) 1 (satu) adalah 0,620 (kuat), sedang korelasinya dengan faktor (Component) 2 (dua) juga kuat (0,608), maka sulit menentukan akan dimasukkan ke faktor (Component) mana variabel tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses rotation. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.15 Rotated Component Matrix(a) Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Component 1 2 0,214 0,610 Telah salah 0,176 0,251 Putus asa 0,121 0,832 Menyesal 0,711 -0,107 Kecewa 0,126 0,317 Takut 0,669 0,067 Hampa 0,497 0,479 Marah 1 0,433 0,706 Cemas 0,820 0,280 Kesal 0,734 0,423 Frustasi 0,739 0,215 Sakit Hati 0,686 0,383 Depresi 0,715 0,474 Marah 2 0,674 0,510 Muak 0,400 0,835 Masalah Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 17 iterations. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)
3 0,526 0,863 0,333 0,531 0,850 0,238 0,363 0,296 0,286 -0,042 0,119 0,092 0,065 0,128 0,152
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.15 terlihat bahwa sekarang factor loadings yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan factor loadings yang besar semakin diperbesar. Variabel merasa telah membuat sesuatu yang salah (1): variabel ini masuk faktor (Component) 2 (dua), karena factor loadings dengan faktor (Component) 2 (dua) paling besar (0,610). Variabel merasa putus asa (2): variabel ini masuk faktor (Component) 3 (tiga), karena factor loadings dengan faktor (Component) 3 (tiga) paling besar (0,863). Variabel merasa menyesal (3): variabel ini masuk faktor (Component) 2 (dua), karena factor loadings dengan faktor (Component) 2 (dua) paling besar (0,832).
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Variabel merasa kecewa dengan diri sendiri (4): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,711). Variabel merasa takut (5): variabel ini masuk faktor (Component) 3 (tiga), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,850). Variabel merasa hampa (6): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,669). Variabel merasa marah (7): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,497). Variabel merasa cemas (8): variabel ini masuk faktor (Component) 2 (dua), karena factor loadings dengan faktor (Component) 2 (dua) paling besar (0,706). Variabel
merasa kesal (9): variabel ini masuk faktor (Component) 1
(satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,820). Variabel merasa frustasi (10): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,734). Variabel merasa sakit hati (11): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,739).
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Variabel merasa depresi (12): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,686). Variabel merasa marah dengan diri sendiri (13): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,715). Variabel merasa muak (14): variabel ini masuk faktor (Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,674). Variabel
merasa mendapat masalah (15): variabel ini masuk faktor
(Component) 1 (satu), karena factor loadings dengan faktor (Component) 1 (satu) paling besar (0,835). Pada penelitian ini diketahui bahwa ke-15 variabel telah direduksi menjadi hanya terdiri atas 3 (tiga) faktor saja. 1. Faktor (Component) 1 (satu) terdiri atas: merasa kecewa dengan diri sendiri, merasa hampa, merasa marah, merasa kesal, merasa frustasi, merasa sakit hati, merasa depresi, merasa marah dengan diri sendiri dan merasa muak. Jadi dalam pembelian Isuzu Panther konsumen tidak merasakan kekecewaan dengan diri sendiri, hampa, kesal, frustasi, sakit hati, depresi, marah dengan diri sendiri dan muak, sehingga dapat diberi istilah: pilihan tepat. 2. Faktor ( Component ) 2 (dua) terdiri atas: merasa telah membuat sesuatu yang salah, merasa menyesal, merasa cemas dan merasa mendapat masalah. Jadi dalam pembelian Isuzu Panther konsumen tidak merasa Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
telah membuat sesuatu yang salah, menyesal, cemas dan mendapat masalah, sehingga dapat diberi istilah: harapan tepat. 3. Faktor (Component) 3 (tiga) terdiri atas: merasa putus asa dan merasa takut. Jadi dalam pembelian Isuzu Panther konsumen tidak merasa putus asa dan takut, sehingga dapat diberi istilah: perasaan tepat. b. Variabel Kebijaksanaan Pembelian Data dari variabel kebijaksanaan pembelian yang terdiri atas 4 (empat) faktor yaitu merasa telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther (16), merasa tidak membutuhkan mobil merek Isuzu Panther (17), merasa tidak perlu membeli Isuzu Panther (18) dan merasa telah membuat pilihan yang tidak tepat (19), dimasukkan kedalam data view pada SPSS 14 for windows yang kemudian akan diproses sebagaimana diuraikan di atas, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.16 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
0,835
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi133,271 Square 6 df 0,000 Sig. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.16 terlihat bahwa nilai MSA sebesar 0,835 adalah lebih besar dari 0,5 (MSA > 0,5) maka variabel masih dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. Untuk angka signifikan (Sig) sebesar 0,000 adalah lebih kecil dari 0,05 (angka Sig < 0,05) maka H0 ditolak sehingga variabel
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil pengolahan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.17 Anti-image Matrices
Anti-image Covariance
Merasa melakukan hal yang tidak tepat Merasa tidak membutuhkan Merasa tidak memerlukan Merasa pilihan tidak tepat Anti-image Merasa Correlation melakukan hal yang tidak tepat Merasa tidak membutuhkan Merasa tidak memerlukan
Merasa melakukan hal yang tidak tepat
Merasa tidak membutuh kan
Merasa tidak memerlu kan
Merasa pilihan tidak tepat
0,434
-0,102
-0,048
-0,065
-0,102
0,273
-0,039
-0,125
-0,048
-0,039
0,352
-0,130
-0,065
-0,125
-0,130
0,218
0,907a
-0,295
-0,123
-0,211
-0,295
0,824a
-0,127
-0,514
-0,123
-0,127
0,861a
-0,469
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Merasa pilihan tidak tepat
-0,211
-0,514
-0,469
0,776a
a Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.17 terlihat bahwa angka MSA untuk ke-4 (empat) faktor adalah diatas 0,5 maka semua faktor dinyatakan dapat dianalisis lebih lanjut, tidak ada yang perlu dikeluarkan sehingga tidak perlu dilakukan pengujian ulang. Tabel 4.18 Total Variance Explained Component
1 2 3 4
Total 3,212 0,372 0,265 0,151
Extraction Sums of Squared Initial Eigenvalues Loadings % of Cumulative % of Cumulative Variance % Total Variance % 80,303 80,303 3,212 80,303 80,303 9,300 89,603 6,618 96,221 3,779 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Komponen dari variabel kebijaksanaan pembelian mampu terbentuk oleh 1 (satu) faktor saja yaitu faktor merasa melakukan hal yang tidak tepat, berarti dalam pembelian mobil Isuzu Panther faktor yang paling mampu membentuk kebijaksanaan pembelian adalah faktor merasa bahwa telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther. Jadi dalam pembelian mobil Isuzu Panther konsuman tidak merasa telah melakukan hal yang tidak tepat, sehingga diberi istilah: keputusan tepat. c. Variabel Perhatian Setelah Transaksi Data variabel perhatian setelah transaksi terdiri dari 3 (tiga) faktor yaitu terkejut bahwa telah melakukan kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat (20), merasa telah melakukan ketololan (21) dan terkejut bahwa tenaga penjual Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
telah membuat bingung (22), dimasukkan ke dalam data view pada SPSS 14 for windows yang kemudian akan diproses sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.19 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
0,641
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi35,505 Square 3 df 0,000 Sig. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.19 terlihat bahwa nilai MSA sebesar 0,641 adalah lebih besar dari 0,5 (MSA > 0,5) maka variabel masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. Untuk angka signifikan (Sig) sebesar 0,000 adalah lebih kecil dari 0,05 (angka Sig < 0,05) maka H0 ditolak sehingga variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil pengolahan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Anti-image Matrices
Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Merasa persetujuannya salah Merasa melakukan ketololan Merasa bingung Merasa persetujuannya salah Merasa melakukan ketololan Merasa bingung
Merasa persetujuannya salah
Merasa melakukan ketololan
Merasa bingung
0,522
-0,300
-0,245
-0,300
0,618
-0,055
-0,245
-0,055
0,720
0,598a
-0,528
-0,400
-0,528
0,646a
-0,083
-0,400
-0,083
0,715a
a Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.20 terlihat bahwa angka MSA untuk ke-3 (tiga) faktor adalah di atas 0,5 maka faktor dinyatakan dapat dianalisis lebih lanjut, tidak ada yang perlu dikeluarkan sehingga tidak perlu dilakukan pengujian ulang. Tabel 4.21 Total Variance Explained Component
1 2 3
Total 2,018 0,630 0,352
Extraction Sums of Squared Initial Eigenvalues Loadings % of Cumulative % of Cumulative Variance % Total Variance % 67,268 67,268 2,018 67,268 67,268 20,994 88,261 11,739 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008) Komponen dari variabel perhatian setelah transaksi mampu terbentuk oleh 1 (satu) faktor saja yaitu terkejut bahwa telah melakukan kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat, berarti dalam pembelian mobil Isuzu Panther, faktor yang paling mampu membentuk perhatian setelah transaksi adalah faktor terkejut bahwa telah melakukan kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat dengan membeli mobil Isuzu Panther. Jadi dalam pembelian Isuzu Panther konsumen tidak terkejut karena telah tidak melakukan kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat, sehingga dapat diberi istilah: persetujuan tepat.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Faktor-faktor dari dimensi emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi mempunyai pengaruh negatif terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan. Hal ini dapat ditunjukkan melalui rendahnya skor yang diberikan oleh responden untuk ke-22 faktor tersebut. Dari dimensi emosional perolehan skor untuk jawaban tidak setuju berkisar antara 49% - 77%, hal ini dapat dinyatakan bahwa konsumen pemilik mobil Isuzu Panther merasa telah melakukan langkah yang tepat
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
dan membuat pilihan yang tepat dalam membeli mobil Isuzu Panther, dimensi kebijaksanaan pembelian perolehan skor untuk jawaban tidak setuju berkisar antara 55% - 64%, hal ini dapat dinyatakan bahwa konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan merasa membutuhkan dan melakukan hal yang tepat dengan memilih untuk membeli mobil merek Isuzu Panther dan dimensi perhatian setelah transaksi perolehan skor untuk jawaban tidak setuju berkisar 57% - 64%, hal ini dapat dinyatakan bahwa konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan tidak merasa telah melakukan ketololan dan tenaga penjual tidak membuat mereka bingung serta merasa nyaman dengan persetujuan yang telah dibuat.
2.
Berdasarkan analisis faktor dapat dilihat bahwa secara keseluruhan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan rendah sedangkan dari 22 faktor dapat direduksi menjadi 5 (lima) faktor utama yaitu pilihan tepat, harapan tepat, perasaan tepat, keputusan tepat dan persetujuan tepat.
B. Saran 1. Dari ke-22
faktor yang
mempengaruhi secara negatif terhadap
pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra menunjukkan bahwa tingkat disonansi kognitif konsumen rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pelayanan PT Isuindomas Putra Medan sudah baik, oleh karena itu alangkah baiknya jika kinerja pelayanan PT Isuindomas Putra Medan dapat terus dipertahankan Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
dan bahkan lebih ditingkatkan lagi dengan cara selalu memberikan yang terbaik bagi para konsumennya secara menyeluruh. 2. Dari hasil analisis faktor telah diperoleh 5 (lima) faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan, maka ke-5 (lima) faktor tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Paham (2006), Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian, Cetakan Pertama, Penerbit USUpress, Medan. Kotler, Phillip (1997), Manajemen Pemasaran, jilid 1, Penerbit Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Phillip, dan A.B. Susanto (2001), Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Kotler, Phillip, dan Gary Armstrong (2003), Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad (2003), Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Madura, Jeff (2001), Pengantar Bisnis, Edisi kedua, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Robbins, Stephen P (2002), Perilaku Organisasi, Edisi Kesembilan, Buku 1, Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Sarwono, Jonathan (2006), Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Penerbit ANDI, Yogyakarta. Setiadi, Nugroho J (2003), Perilaku Konsumen, Penerbit Prenada Media, Jakarta. Sugiyono (2000), Statistika Untuk Penelitian, Cetakan ketiga, Penerbit CV ALFABETA, Bandung. ______, (2005), Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan, Penerbit CV ALFABETA, Bandung. Umar, Husein (2003), Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cetakan kelima, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Japarianto, Edwin, Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1, No. 2 Oktober 2006. www.kompascetak.com 4/04/2008 www.isuzu.astra.co.id 15/05/2008 Angket (Questionaire)
ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK MOBIL ISUZU PANTHER PADA PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN No. Responden = ......
I.
Identitas Responden Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Tahun pembelian Mobil Jenis Kendaraan
II.
= = tahun = a. Laki-laki b. Perempuan = = = a. Pribadi b. Dinas c. Niaga
Petunjuk Pengisian
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Dibalik ini terdapat sejumlah pernyataan yang keseluruhannya berkaitan dengan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther. Saya memohon kesediaan saudara/i untuk memberi jawaban sebenar-benarnya mengenai disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther. Isilah pernyataan-pernyataan berikut menurut pendapat saudara/i, dengan cara memberi tanda (X) pada kolom yang tersedia. III.
Kriteria Penilian Nomor 1. 2. 3. 4. 5.
Alternatif Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 5 4 3 2 1
Variabel Emosional (Emotional) No. Pernyataan 1. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa telah membuat sesuatu yang salah. 2. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa putus asa. 3. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa menyesal. 4. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa kecewa dengan diri sendiri. 5. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa takut. 6. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa hampa. 7. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa marah. 8. Setelah saudara/i membeli Isuzu
STS
TS
N
S
SS
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
Panther, saudara/i merasa cemas atau khawatir. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa kesal atau jengkel. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa frustasi. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa sakit hati. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa depresi. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa marah dengan diri sendiri. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa muak. Setelah saudara/i membeli Isuzu Panther, saudara/i mendapat masalah.
Variabel Kebijaksanaan Pembelian (Wisdom of Purchase) No. Pernyataan 1. Saudara/i merasa bahwa saudara/i telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther. 2. Saudara/i merasa bahwa saudara/i sangat tidak membutuhkan mobil merek Isuzu Panther. 3. Saudara/i merasa bahwa seharusnya saudara/i tidak perlu membeli Isuzu Panther.
STS
TS
N
S
SS
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
4.
Saudara/i merasa bahwa saudara/i telah membuat pilihan yang tidak tepat.
Variabel Perhatian Setelah Transaksi (Concern Over the Deal) No. Pernyataan 1. Saudara/i terkejut bahwa saudara/i telah melakukan kesalahan dengan persetujuan yang telah saudara/i buat. 2. Setelah membeli Isuzu Panther, saudara/i merasa telah melakukan suatu ketololan. 3. Setelah membeli Isuzu Panther, saudara/i terkejut bahwa mereka (tenaga penjual) telah membuat saudara/i bingung.
STS
TS
N
S
SS
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Ca se P rocessing Sum ma ry N Cases
Valid Ex cludeda Total
16 31 47
% 34,0 66,0 100,0
a. Lis twis e deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean Merasa_membuat _kesalahan
Std. Deviation
N
2,3125
,47871
16
Merasa _putus _asa Merasa _menyesal Merasa_kecewa_pada_diri _sendiri
2,1875 2,0000
,54391 ,63246
16 16
1,9375
,68007
16
Merasa_takut Merasa_hampa Merasa_marah Merasa_cemas Merasa_kesal Merasa_frustasi Merasa_sakit_hati Merasa_depresi Merasa_marah_pada_diri_ sendiri
2,1875 2,1875 2,1875 2,3125 2,2500 1,8125 1,9375 1,9375
,54391 ,65511 ,75000 ,60208 ,57735 ,75000 ,68007 ,85391
16 16 16 16 16 16 16 16
2,1875
,75000
16
Merasa_muak Merasa_mendapat_masala h
2,0625
,77190
16
2,1875
,75000
16
Merasa_melakukan_hal_ya ng_tidak_tepat
2,1875
,75000
16
Merasa_tidak_membutuhk an
2,0625
,57373
16
2,1250
,71880
16
2,1875
,83417
16
Merasa_persetujuannya_s alah
2,1250
,61914
16
Merasa_melakukan_ketolol an
1,6875
,79320
16
Merasa_bingung
2,0625
,57373
16
Merasa_tidak_memerlukan Merasa_pilihan_tidak_tepat
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted
Scale Mean if Item Deleted Merasa_membuat_ kesalahan Merasa_putus_asa Merasa_menyesal Merasa_kecewa_pada_ diri_sendiri Merasa_takut Merasa_hampa Merasa_marah Merasa_cemas Merasa_kesal Merasa_frustas i Merasa_sakit_hati Merasa_depres i Merasa_marah_pada_ diri_sendiri Merasa_muak Merasa_mendapat_ masalah Merasa_melakukan_hal_ yang_tidak_tepat Merasa_tidak_ membutuhkan Merasa_tidak_ memerlukan Merasa_pilihan_tidak_ tepat Merasa_persetujuannya_ salah Merasa_melakukan_ ketololan Merasa_bingung
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
43,8125
132,829
,676
,970
43,9375 44,1250
132,463 129,050
,620 ,770
,971 ,970
44,1875
128,163
,772
,969
43,9375 43,9375 43,9375 43,8125 43,8750 44,3125 44,1875 44,1875
132,196 127,929 125,663 128,696 128,117 127,296 127,496 126,429
,642 ,820 ,850 ,839 ,923 ,748 ,818 ,696
,971 ,969 ,969 ,969 ,968 ,970 ,969 ,971
43,9375
125,529
,858
,969
44,0625
126,063
,800
,969
43,9375
125,263
,875
,968
43,9375
127,396
,742
,970
44,0625
130,329
,753
,970
44,0000
126,800
,815
,969
43,9375
124,196
,840
,969
44,0000
127,733
,886
,969
44,4375
128,796
,616
,971
44,0625
132,196
,606
,971
Scale Sta tisti cs Mean 46,1250
Variance 140,517
St d. Deviation 11,85397
N of Items 22
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,971
N of Items 22
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Factor Analysis KMO a nd Bartlett's Te st Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlet t's Test of Sphericity
Approx . Chi-Square df Sig.
,883 526,598 105 ,000
Communalities
Q1 Q2 Q3
Initial 1,000 1,000
Extraction ,695 ,839
1,000
,818
Q4
1,000 ,798 1,000 ,839 1,000 ,509 1,000 ,609 1,000 ,773 1,000 ,833 1,000 ,720 1,000 ,607 1,000 ,626 1,000 ,739 1,000 ,730 1,000 ,879 Extraction Method: Principal Component Analysis. Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Total Variance Explained Comp onent Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Initial Eigenvalues % of Cumulative Variance %
8,223 1,631 1,161
54,819 10,876 7,741
54,819 65,696 73,437
,780
5,198
78,634
,676 ,460
4,508 3,065
83,142 86,207
,417 ,326 ,289
2,778 2,175 1,929
88,985 91,160 93,089
,281 ,236
1,872 1,574
94,961 96,535
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 8,223 1,631 1,161
54,819 10,876 7,741
54,819 65,696 73,437
,200 1,330 97,866 ,155 1,032 98,897 ,096 ,641 99,539 ,069 ,461 100,000 Extraction Method: Principal Component Analysis. 13 14 15
Component Matrix(a) Component 1 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
,721 ,621 ,706 ,653 ,620 ,607 ,777
2 ,409 ,566 ,398 -,119 ,608 -,248 ,072
3 -,093 ,365 -,401 ,597 ,293 ,283 -,007
,837 ,856 ,746
,133 -,249 -,382
-,236 ,193 -,132
,694 ,743 ,805
-,333 -,269 -,280
,122 -,036 -,113
,823 -,198 -,116 ,830 ,091 -,428 Extraction Method: Principal Component Analysis. a 3 components extracted. Q15
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Factor Analysis KMO a nd Bartlett's Te st Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlet t's Test of Sphericity
,883
Approx . Chi-Square df Sig.
526,598 105 ,000
Communalities Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15
Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Extraction ,695 ,839 ,818 ,798 ,839 ,509 ,609 ,773 ,833 ,720 ,607 ,626 ,739 ,730 ,879
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Compone nt Transformation Matrix Component 1 2 3
1
2
,703 -,649 ,291
,583 ,292 -,758
3 ,407 ,703 ,584
Ex trac tion Met hod: Principal Component A naly sis. Rotation Method: V arimax with Kaiser Normalization
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Compone nt Matriax
1 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15
,721 ,621 ,706 ,653 ,620 ,607 ,777 ,837 ,856 ,746 ,694 ,743 ,805 ,823 ,830
Component 2 ,409 ,566 ,398 -,119 ,608 -,248 ,072 ,133 -,249 -,382 -,333 -,269 -,280 -,198 ,091
3 -,093 ,365 -,401 ,597 ,293 ,283 -,007 -,236 ,193 -,132 ,122 -,036 -,113 -,116 -,428
Ex trac tion Met hod: Principal Component Analys is a. 3 c omponents extracted. Rotated Component Matrix a
1 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15
,214 ,176 ,121 ,711 ,126 ,669 ,497 ,433 ,820 ,734 ,739 ,686 ,715 ,674 ,400
Component 2 ,610 ,251 ,832 -,107 ,317 ,067 ,479 ,706 ,280 ,423 ,215 ,383 ,474 ,510 ,835
3 ,526 ,863 ,333 ,531 ,850 ,238 ,363 ,296 ,286 -,042 ,119 ,092 ,065 ,128 ,152
Extraction Method: Principal Component Analysis . Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 17 iterations.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Factor Analysis KMO a nd Bartlett's Te st Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlet t's Test of Sphericity
,835
Approx . Chi-Square df Sig.
133,271 6 ,000
Communalities Initial Merasa_melakukan_hal_ yang_tidak_tepat Merasa_tidak_ membutuhkan Merasa_tidak_ memerlukan Merasa_pilihan_tidak_ tepat
Extraction
1,000
,728
1,000
,835
1,000
,774
1,000
,875
Extraction Method: Principal Component Analysis . Total Variance Explained Comp onent
1 2 3
Initial Eigenvalues % of Cumulative Total Variance % 3,212 80,303 80,303 ,372 9,300 89,603
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 3,212 80,303 80,303
,265 6,618 96,221 ,151 3,779 100,000 Extraction Method: Principal Component Analysis. 4
Component Matrix(a) Compon ent 1 Merasa_melakukan_hal_yan g_tidak_tepat Merasa_tidak_membutuhkan Merasa_tidak_memerlukan Merasa_pilihan_tidak_tepat
,853 ,914 ,880 ,935
Extraction Method: Principal Component Analysis. a 1 components extracted. Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Factor Analysis KMO a nd Bartlett's Te st Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlet t's Test of Sphericity
,641
Approx . Chi-Square df Sig.
35,505 3 ,000
Anti-image Matrices
Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Merasa_persetuj uannya_salah
Merasa_melakuk an_ketololan
Merasa_bingu ng
Merasa_persetujuan nya_salah
,522
-,300
-,245
Merasa_melakukan _ketololan
-,300
,618
-,055
-,245
-,055
,720
,598(a)
-,528
-,400
Merasa_melakukan _ketololan
-,528
,646(a)
-,083
Merasa_bingung
-,400
-,083
,715(a)
Merasa_bingung Merasa_persetujuan nya_salah
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities Initial Merasa_ persetujuannya_salah Merasa_melakukan_ ketololan Merasa_bingung
Extraction
1,000
,779
1,000
,664
1,000
,574
Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained Compo nent
1 2
Initial Eigenvalues % of Cumulative Total Variance % 2,018 67,268 67,268
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 2,018 67,268 67,268
,630 20,994 88,261 ,352 11,739 100,000 Extraction Method: Principal Component Analysis. 3
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009
Component Matrix a Component 1 Merasa_ persetujuannya_salah Merasa_melakukan_ ketololan Merasa_bingung
,883 ,815 ,758
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008. USU Repository © 2009