ANALISIS PEMBELAJARAN PENGENALAN HURUF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALFABET PADA ANAK USIA 5-6
ARTIKEL PENELITIAN
OlEH YOSA F54008018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012
ANALISIS PEMBELAJARAN PENGENALAN HURUF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALFABET PADA ANAK USIA 5-6
ARTIKEL PENELITIAN
YOSA F54008018
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Purwanti, M.Pd. NIP 195702211985032001
Dra. Indri Astuti, M. Pd. NIP19580922198622001 Mengetahui,
Dekan
Ketua Prodi
Dr.Aswandi NIP 195805131986031002
Desni Yuniarni,M.Psi NIP 197912282008012014
ANALISIS PEMBELAJARAN PENGENALAN HURUF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALFABET PADA ANAK USIA 5-6 Yosa, Purwanti dan Indri Astuti PG-PAUD, FKIP Universitas Tanjungpura,Pontianak email :
[email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsian pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Primanda Untan Pontianak tahun pelajaran 2011/2012. Metode yang digunakan adalah deskriptif, berbentuk kualitatif. Sumber data diperoleh dari guru Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Teknik pengumpulan data menggunakan komunikasi langsung, komunikasi tak langsung, observasi, dan dokumentasi, alat pengumpul data yang digunakan adalah kamera foto, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis terhadap data hasil dokumenter, data hasil observasi, dan data hasil wawancara. Berdasarkan analisis data, penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan sebagai berikut. (1) Perencanaan yang dilakukan oleh guru sudah baik yaitu memenuhi persyaratan di dalam membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH). (2) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru dengan baik dan memenuhi peraturan menteri pendidikan nasional nomor 41 tahun 2007. (3) Evaluasi yang dilakukan oleh guru sudah baik, meskipun tidak adanya tindak lanjut dari pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet. (4) Kesulitan dalam pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet untuk menilai hasil pembelajaran anak. (5) Cara mengatasi kesulitan pembelajaran mengenalkan huruf guru mencoba berpedoman pada penilaian abstrak yaitu pemahaman anak secara lisan dinilai dari pola tingkah laku anak di dalam kelas serta keberhasilan anak dalam melaksanakan kegiatan belajar yang diberikan guru.Saran dalam penelitian ini antara lain : Guru hendaknya memperhatikan standar kompetisi dan kompetisi dasar agar dicantumkan dalam pembuatan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang berpedoman dari Rencana Kegiatan Mingguan (RKM). Guru dapat menstimulasi kemampuan berpikir anak melalui permainan yang dapat merangsang pikiran anak, dan membuat alat main sebanyak tiga kali jumlah anak. Guru hendaknya membuat penilaian secara tertulis tidak hanya evaluasi secara abstrak dan guru juga harus melaksanakan tindak lanjutan setelah dilakukannya evaluasi. Kata kunci: Pembelajaran Media Alfabet
Menurut Doman (1991:19)” Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk di dunia ini, cuma manusia yang dapat membaca.” Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. awal menguasai ilmu pengetahuan. Kemampuan membaca pada anak tidak di dapatkan begitu saja seiring perkembangan usianya. Untuk mendapatkan kemampuan ini anak perlu suatu proses belajar. Menurut Lozanov (dalam Deporter, 1999:31.32) proses belajar mengajar adalah fenomena yang komplek segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi sampai sejauh mana anak mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Tujuan utama memahami huruf abjad adalah agar anak mengerti dengan apa yang mereka baca, sehingga membaca huruf dan suara yang serasi itu juga harus menghubungkan kata dan makna. Pada dasarnya proses pembelajaran perlu suatu perencanaan pembelajaran yang baik, kompeten dan sistematik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Guru sebagai sumber pesan di tuntut bisa memberikan isi pesan melalui media yang dapat di pahami oleh penerima pesan/anak. Sama dengan yang di terapkan pada Taman Kanak-kanak Primanda Untan, proses pembelajaran serta pemahaman anak terhadap hasil pembelajaran menjadi hal mutlak yang harus di capai. Disini guru menyusun dan mengembangkan bahan ajar, menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran serta merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak Taman Kanak-kanak. Berangkat dari pemikiran di atas, maka peneliti menyadari bahwa penelitian proses pembelajaran dan penggunaan media alfabet untuk memperkenalkan huruf abjad kepada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanakkanak Primanda Untan masih sangat penting untuk diteliti. Penelitian terhadap pembelajaran media alfabet ini diharapkan menambah referensi bagi pembaca, dan dapat menambah perbendaharaan materi guru dalam pembelajaran khusunya untuk guru Pendidikan Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak, terutama pembelajaran menggunakan media alfabet untuk mengenalkan huruf abjad pada anak usia 5-6 tahun. Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa hubungan antara penelitian dan pengajar sangatlah erat. Terutama dapat menambahkan pengetahuan di lingkungan masyarakat dan sekitarnya, dengan demikian guru Pendidikan Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak di tuntut agar dapat memberi materi pembelajaran yang baik, kompeten dan sistematik serta memberikan kreatifitas pembelajaran dalam penyampaian materi menggunakan media alfabet. Menurut Hamalik (2002 : 57) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sadiman ( dalam Warsita. 2008:85) Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Dari kedua pengertian ini, dapat terlihat bahwa seorang guru harus mampu melakukan suatu proses dalam rangka menjadikan orang (peserta didik) belajar dengan mengkombinasikan unsurunsur pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan/atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan (Isjoni. 2010:68). Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Katz ( dalam Rebecca 2007:4 ) argues that by using project work, the early childhood curriculum might focus on “at least a three of goals: (1) social-emotional development and (2) intellectual development, and (3) the acquisition of meaningful and useful academic skills” .(berpendapat bahwa dengan menggunakan pekerjaan proyek, kurikulum anak usia dini mungkin fokus pada setidaknya tiga tujuan: (1) social - emosional pengembangan dan (2) pengembangan intelektual, dan (3) penguasaan keterampilan akademik yang bermakna dan berguna). Menurut Briggs ( dalam Sadiman, 2011:6 ) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak untuk belajar. Sementara itu Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Cummunication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional ( National Education Associaton/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk komunikasi baik cetak maupun audiovisual serta peralatannya. Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai belajar merupakan komponen dari system instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dari peralatan (Sadiman, 2011:19). Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasa disajikan dengan mempergunakan peralatan. Media dalam pembelajaran dapat membantu proses belajar anak dalam pembelajaran yang diharapkan sehingga mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. METODE Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Metode yang digunakan harus relevan dengan masalah
penelitian agar tidak terjadi kekeliruan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Suryabrata (2010:75) Metode deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”. Margono (2005:8) menambahkan bahwa “Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, metode deskriptif adalah memaparkan atau mendeskripsikan suatu keadaan yang terjadi dengan sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tentang pembelajaran media alphabet pada anak usia 5- 6 tahun di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran pengenalan huruf abjad di kelompok B1 Taman Kanak-kanak Primanda Untan Pontianak tahun pelajaran 2011/2012 yaitu metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan bermain peran. Selama pengamatan (observasi), peneliti melihat guru menggunakan keempat metode pembelajaran tersebut. Adapun penggunaan metode pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. (a) Metode ceramah digunakan guru untuk menjelaskan tema pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh anak/ anak. Selain itu, metode ceramah juga digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran pengenalan huruf abjad yang meliputi: huruf hidup A, I, U, E, O, cara pengucapan vocal, dan hal-hal yang berkaitan dengan pengenalan huruf abjad. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode ceramah sangat tepat digunakan oleh guru karena dengan metode ini digunakan guru untuk menyampaikan pengertian-pengertian materi pembelajaran kepada anak yang dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam kelas. Metode ceramah ini pun disesuaikan dengan konteks penyampaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran pengenalan huruf abjad. (b) Metode tanya jawab digunakan guru untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya dan mengemukakan pendapat atau pengetahuan yang dimilikinya. Metode ini juga digunakan pada pertemuan kedua, sebagai dasar untuk mengingatkan kembali anak tentang pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu pada kegiatan awal di bagian apersepsi. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode tanya jawab sangat tepat digunakan oleh guru. Hal ini disebabkan metode tanya jawab sangat berhubungan dengan respon anak terhadap materi pembelajaran. Respon anak tersebut terlihat dari suasana kelas yang hidup, karena anak aktif berpikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara. (c) Metode kerja kelompok digunakan guru untuk melatih kerja sama anak di dalam mengemban suatu tanggung jawab yaitu mewarnai gambar sesuai dengan awalan huruf untuk mereka bermain peran nantinya pada pertemuan kedua. Menurut guru, dengan kerja kelompok maka dapat meningkatkan kualitas kepribadian, seperti kerja sama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan lain sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa metode kerja kelompok sangat tepat digunakan oleh guru karena anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya yang kurang dalam penguasaan materi. (d) Metode resitasi digunakan guru untuk menguji pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan sebelum anak melajutkan pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan agar anak memahami pembelajaran pengenalan huruf dengan baik. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode penugasan sangat tepat digunakan oleh guru karena metode ini memberikan tanggung jawab kepada anak secara individu.Metode bermain peran digunakan guru untuk memberikan kesempatan kepada anak mengimplementasikan teori yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama. Bermain (e) peran menuntut setiap anak untuk berpartisipasi aktif, tidak ada satu anak pun yang pasif. Meskipun kriteria keberhasilan setiap anak berbeda. Dalam bermain peran, guru mengkondisikan anak bebas berkreasi dan menuangkan ide-ide ke dalam bentuk praktik. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa bermain peran sangat tepat digunakan oleh guru karena berhubungan dengan praktik pengenalan huruf abjad. Metode ini mengkondisikan anak tentang menentukan huruf abjad dari awal nama-nama binatang dengan kelompoknya. (f) Sumber data penelitian ini adalah dua orang guru kelompok BI dan enam belas Anak-anak kelompok BI di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. (g) Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka (Arikunto , 2006:118). Data dalam penelitian ini adalah pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alphabet pada anak usia 5-6 Tahun di Taman kanak-kanak Primanda Untan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak Primanda Untan. (h) Teknik pengumpul data untuk memperoleh data yang dapat mengungkapkan pembelajaran media alphabet pada anak usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Maka diperlukan teknik dan alat pengumpul data yang sesuai tujuan dan harus relevan dengan permasalahan. Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian, komunikasi langsung, observasi, dan dokumentasi. Carol s. Lidz (2003 :2) mengatakan I define assessment as the process of data gathering that informs decision making. If this is the case, then the first step of assessment is to be explicit regarding the nature of the decisions to be made, followed by determining the most likely sources of data that will inform these decisions.( Saya mendefinisikan penilaian sebagai proses pengumpulan data yang menginformasikan pengambilan keputusan. Jika ini terjadi, maka yang pertama langkah dari penilaian adalah untuk menjadi eksplisit tentang sifat keputusan yang harus dibuat, diikuti dengan menentukan sumber kemungkinan besar data yang akan menginformasikan keputusan ini).Penilaian dilakukan kepada objek penelitian (guru dan anak) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam penyampain materi terhadap anak serta pemahaman anak akan materi pembelajaran dalam proses belajar. (1) Komunikasi langsung yaitu cara pengumpulan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data.
(Margono, 2005:165). Komunikasi langsung ini dilakukan oleh peneliti kepada sumber data yaitu guru untuk mengetahui sejauh mana kedekatan peneliti dengan guru (sumber data) dalam proses pembelajaran tersebut. (2) Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. (Margono, 2005:15). Observasi dilakukan peneliti terhadap objek (guru dan siswa) untuk mengukur keberhasilan guru dalam penyampaian serta proses pembelajaran. (3) Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan komunikasi langsung dalam penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2010:240), “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. HASIL Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap media pembelajaran yang digunakan guru yaitu media alfabet melalui papan tulis dan media alfabet dalam bentuk gambar. Media alfabet melalui papan tulis digunakan oleh guru untuk menuliskan huruf abjad atau alfabet yang akan dikenalkan agar anak dapat melihat dengan jelas huruf yang di ucapkan. Sedangkan media alfabet dalam bentuk gambar digunakan guru untuk melatih anak untuk menentukan huruf awal dengan gambar yang ditunjukan oleh guru. Dengan media ini, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para anak, dan memungkinkan anak menguasai tujuan pengajaran. Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, penggunaan media alfabet melalui papan tulis dan media alfabet dalam bentuk gambar dalam penyampaian pengenalan huruf abjad dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut. (a) Tahap persiapan sebelum mengajar, guru terlebih dahulu menyiapkan media alfabet berupa papan tulis yang digunakan dalam proses pembelajaran pengenalan huruf abjad. Media pembelajaran yang digunakan guru dalam pertemuan pertama ini sangat mendukung proses pembelajaran yang berhubungan dengan penyampaian materi. (b) Tahap pelaksanaan, guru melibatkan anak untuk bernyanyi, menggambar dan mewarnai gambar secara berkelompok serta bermain peran mencocokan gambar dengan awalan huruf abjad nama binatang pada pertemuan kedua. Dengan ini guru berharap dapat meningkatkan kualitas kepribadian, seperti kerja sama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan anak bisa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan pada kegiatan selanjutnya, guru dan anak mengadakan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan. Berdasarkan penjelasan di atas, tahap-tahap penggunaan media dalam pelaksanaannya sudah cukup baik. (c) Tahap akhir, guru langsung memberikan tugas (resitasi) kepada anak. Beda halnya dengan pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan pertama guru tidak menyampaikan kesimpulan pembelajaran sedangkan pada pertemuan kedua guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran pengenalan huruf abjad. Dengan cara seperti ini, guru bisa mengetahui sampai sejauh mana anak dapat memahami materi pembelajaran. Hal ini berdampak positif agar tidak ada perbedaan persepsi tentanng materi pembelajaran antara guru dengan
anak. Berdasarkan pengamatan peneliti di tahap akhir, tahap yang guru lakukan sangat baik terlihat dari usaha guru untuk menyampaikan kesimpulan pembelajaran pengenalan huruf abjad. Akan tetapi diakhir pertemuan pertama guru tidak menyampaikan kesimpulan sehingga dikhawatirkan anak tidak memahami keseluruhan materi pembelajaran pengenalan huruf abjad. PEMBAHASAN Media alfabet melalui papan tulis dan media alfabet berupa gambar memang sangat mendukung pembelajaran pengenalan huruf abjad. Akan tetapi, akan lebih baik juga jika guru mengombinasikan media tersebut dengan media audio visual sebagai contoh video, Dvd dan lain-lain. Jadi guru tidak hanya memberikan teori saja, tetapi juga memberikan pembelajaran berupa praktik pengenalan huruf abjad dengan menggunakan media audio visual. Penggunaan media yang digunakan oleh guru sudah cukup baik karena sesuai dengan kriteria pemilihan sekaligus pemanfaatan media antara lain: tujuan, keterpaduan (validitas), keadaan anak, ketersediaan, mutu teknis, dan yang paling penting adalah pertimbangan biaya yang dikeluarkan disesuaikan den.gan kesimbangan dengan hasil yang dicapai. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru Taman Kanak-kanak Primanda Untan, pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet di Taman Kanak-kanak Primanda Untan Pontianak tahun pelajaran 2011/2012 sebagai berikut. (a) Pertemuan pertama ini, guru tidak mengadakan evaluasi dalam bentuk penilaian seharusnya guru melaksanaan evaluasi dalam bentuk penilaian perkembangan anak. Penilaian ini baik jika dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, dikarenakan penilaian ini untuk melihat keaktifan anak dalam proses pembelajaran. Penilaian perkembangan anak ini sangat baik dilakukan karena guru dapat mengetahui tingkat partisipasi anak dalam pembelajaran, motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran, keseriusan dan keaktifan anak dalam sesi tanya jawab, serta perkembangan anak dalam pembelajaran pengenalan huruf abjad. (b) Pertemuan kedua sama halnya dengan pertemuan pertama guru tidak menilai hasil pembelajaran anak secara lisan, akan tetapi guru melakukan penilaian secara abstrak yaitu dengan pujian dan kritik langsung baik itu secara kelompok maupun individu. Menurut guru tersebut, penilaian langsung dalam proses belajar mengajar yang dimaksudkan supaya guru tersebut dapat mengetahui kekurangan selama proses belajar mengajar. Berkaitan dengan tahap sesudah pembelajaran, guru tersebut sudah terlihat profesional di dalam membuat evaluasi pembelajaran khususnya evaluasi abstak dalam pembelajaran pengenalan huruf. Hal ini terbukti dengan aktivitas yang dilakukan oleh guru tersebut dalam evaluasi pembelajaran seperti: melaksanakan sesi tanya jawab, dan mewarnai.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data hasil observasi (pengamatan), wawancara peneliti terhadap guru dalam pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet pada usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Primanda Untan Pontianak tahun pelajaran 2011/2012. Maka peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut. (a) Perencanaan pembelajaran media alfabet di tinjau dari segi aspek penilaian dan komponen dalam rencana pembelajaran, peneliti melihat bahwa dalam pembuatan Rencana Kegiatan Harian (RKH) dinilai kurang baik, dikarenakan tidak memenuhi persyaratan di dalam membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH). Hal tersebut dibuktikan dengan komponen-komponen yang terdapat di RKH mencakup identitas tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Semua komponen tersebut, ada beberapa komponen yang tidak dicantumkan guru yaitu standar kompetisi dan kompetisi dasar.Hal ini tidak sesuai dengan Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) yang dibuat oleh guru berdasarkan hasil Musyawarah Guru Taman Kanak-kanak (MGTK). Oleh karena itu guru diharapkan memperbaiki komponen yang sebelumnya tidak dicantumkan agar kedepannya Rencana Kegiatan Harian (RKH) lebih lengkap dan baik. (b) Pelaksanaan pembelajaran media alphabet. Proses pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet berlangsung dua kali pertemuan. Adapun proses pembelajaran media alfabet yang dilakukan oleh guru, meliputi hal-hal sebagai berikut. (1) Guru sudah memenuhi persyaratan mengajar dengan cukup baik. Adapun persentase persyaratan yang terpenuhi yaitu 75%, sedangkan 25% tidak memenuhi persyaratan. (2) Proses pembelajaran pertemuan pertama guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan anak cukup berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. (3) Proses pembelajaran pertemuan kedua guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik dan semua anak berpartisipasi aktif dalam bermain peran dengan mencocokan gambar dengan awalan huruf abjad dan nama-nama binatang. (4) Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet pada usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Primanda Untan pontianak tahun pelajaran 2011/2012 yaitu metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan bermain peran. (5) Media pembelajaran yang digunakan guru yaitu Alfabet melalui papan tulis dan media alfabet dalam bentuk gambar puzzle. Aktivitas Anak dalam Pelaksanaan Pembelajaran. (1) Pertemuan pertama sebagian besar anak hadir dan tampak tertarik mengikuti pembelajaran pengenalan huruf abjad. Tidak ada anak yang tidak semangat mengikuti pembelajaran.(2) Pertemuan kedua anak tampak antusias untuk bermain peran dengan tema “Mencocokan gambar binatang dengan awalan huruf abjad dan nama-nama binatang”. Meskipun ada 4 orang anak yang tidak dapat hadir dikarenakan sakit dan izin. (a) Evaluasi pembelajaran media alfabet evaluasi yang dilakukan oleh guru di pertemuan pertama dan kedua kurang baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan penggunaan jenis penilaian
yang dilakukan oleh guru tidak berdasarkan pada komponen yang akan dinilai dari materi pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet yaitu teori dan praktik. Guru hanya melakukan penilaian secara abstrak. Akan tetapi hal yang kurang diperhatikan oleh guru yaitu tidak adanya tindak lanjut dari evaluasi yang telah dilaksanakan. (b) Kesulitan dalam pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media alfabet di penelitian ini antara lain guru kesulitan menilai hasil pembelajaran anak maximal atau tidak apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran pengenalan huruf menggunakan media alfabet, hal itu disebabkan karna Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang dibuat guru tidak memenuhi standar, tidak dicantumkannya standar kompetensi, kompetensi dasar serta tidak adanya tujuan pembelajaran menyulitkan guru untuk mengetahui pembelajaran yang telah dilakukan sudah sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Hal ini juga berdampak pada pembuatan evaluasi pembelajaran.(c) Cara mengatasi kesulitan dalam pembelajaran media alfabet berdasarkan kesulitan yang dipaparkan sebelumnya yaitu menentukan hasil belajar anak dalam pembelajaran mengenalkan huruf dengan menggunakan media alfabet, sebagai tolak ukur penilai guru mencoba berpedoman pada penilaian abstrak yaitu pemahaman anak secara lisan dinilai dari pola tingkah laku anak di dalam kelas serta keberhasilan anak dalam melakanakan kegiatan belajar yang diberikan guru seperti anak bisa menulis, menjawab, menyebut, dan kemampuan anak mempraktekan permainan mencocokan huruf abjad dengan nama-nama binatang. Dengan demikian setidaknya guru dapat mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran media alfabet. Saran Terlepas dari keterbatasan pengetahuan peneliti dan berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan,maka saran yang dapat peneliti berikan yaitu (1) Guru sebaiknya menyiapkan bahan atau media dari rumah sebelum memulai aktivisas belajar mengajar yang akan dilakukan disekolah.(2) Guru harus menyediakan bahan main sesuai dengan jumlah anak yang ada di dalam kelas. (3) Menciptakan pembelajaran yang aktif dan inovatif untuk meningkatkan suasana belajar anak yang lebih nyaman dan bermakna sehingga dapat meningkatkan semangat belajar anak.(4) Membuat alat main yang lebih kreatif agar anak tidak merasa cepat bosan berada di dalam kelas. (5) Guru harus lebih peka terhadap anak,karna anak TK rasa ingin tahunya lebih tinggi dan harus meninggkan rasa ingin tahu anak melalui rangsangan dan permainan.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi dan Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Deporter, Bobbi, Dkk. 1999. Quantum Teaching. Terjemahan oleh Ary,Nilandari. 2000. Boston : Allyn and Bacon Doman, glenn. 1991. Mengajarkan bayi anda membaca. Terjemahan oleh Ismail,Marahim. 1991. Jakarta: Gaya Favorite Press. Hamalik,Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara. Isjoni. 2010. KTSP Sebagai Pembelajaran Visioner. Bandung : Alfabeta, CV. Lidz, Carol. S. 2003 . Early Childhood Assessment. Kanada : John Wiley & Sons, Inc. Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta New, Rebecca. S and Moncrieff Cochran. 2007. Early Childhood Education. Amerika Serikat: Greenwood Publishing Group, Inc Sadiman, Arief s, Dkk. 2011. Media pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Suryabrata. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, CV. Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta