207
ANALISIS PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KERAJINAN TANGAN BERBAHAN BAKU LIMBAH DI SMP NEGERI 5 BANGUNTAPAN ANALYSIS OF WASTE-BASED HANDCRAFT EXTRACURRICULAR LEARNING IN STATE JUNIOR HIGHSCHOOL 5 BANGUNTAPAN Oleh: Shinta Nur Riftisia, Pendidikan Kriya, NIM 12207241010, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan berbahan limbah di SMP Negeri 5 Banguntapan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data penelitian dilalui dengan tiga cara yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru ekstrakurikuler kerajinan tangan, siswa peserta ekstrakurikuler, dan dokumen administrasi pembelajaran, dokumen profil sekolah, dan dokumen observasi pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Analisis data pada penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Perencanaan atau persiapan pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan berbahan limbah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kemudian dirancang Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan limbah dilaksanakan sesuai dengan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang guru ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler menggunakan beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan. (3) Evaluasi pembelajaran ekstrakurikuler dengan tes tertulis dan tes unjuk kerja. Dengan melakukan tes tersebut dapat diketahui kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penilaian pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan berbahan limbah, dapat disimpulkan bahwa peserta didik mampu memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah. Kata kunci : Pembelajaran, Ekstrakurikuler, Limbah Abstract The reaserch is aimed to describe waste-based handcraft extracurricular learning process in State Junior Highschool 5 Banguntapan during second semester of the school year 2015/2016 dealing with its planning, implementation and evaluation. This is a qualitative-descriptive research. The data is taken through three methods: observations, interviews, and documentations. Data resource of this research is deputy head of curriculum areas, handcraft extracurricular teacher, students of the extracurricular, and documents of learning administration, school profile and learning observation. Instruments used in the research are observation guidelines, interview guidelines and documentation guidelines. Data analysis of this qualitative-descriptive research uses data collection steps, data reduction and data serving. The result shows that: (1) planning or preparation of the waste-based handcraft extracurricular learning uses School-based Curriculum which is then divided into Syllabus and Learning Implementation Plans (LIP), (2) waste-based handcraft extracurricular learning implementation is conducted in accordance with the Syllabus and Learning Implementation Plans designed by the teacher. In practice, extracurricular learning uses several metodes adjusted with needs. (3) extracurricular learning evaluation is counducted by written test and performance test. By doing the tests, students’ abilities in cognitive, affective and psychomotoric aspect can be measured. From the
208 assessment results of the waste-based handcraft extracurricular learning, it is concluded that the students have been able to meet the Standart of Minimum Completeness (SMP) value set by the school. Keywords: Learning, Extracurricular, Waste Pendidikan
PENDAHULUAN
nasional
bertujuan
untuk
Pendidikan memiliki peranan utama
mengembangkan potensi peserta didik agar
dalam perkembangan suatu bangsa untuk
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
mencapai peradaban yang lebih baik. Kualitas
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
pendidikan sangat berpengaruh pada kualitas
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
sumber daya manusia, oleh sebab itu perlu
dan menjadi warga negara yang demokratis
adanya pembaruan dalam sistem pendidikan
serta bertanggung jawab.
secara berkala, agar kualitas pendidikan dapat
Permendiknas
terjaga dengan baik dan dapat menghasilkan
Standar
manusia yang memiliki kompetensi dalam
Pendidikan dinyatakan bahwa:
perkembangan di era globalisasi. Pendidikan
Kurikulum
Pendidikan
Tingkat
dalam Satuan
Budaya
dan
Keterampilan diberikan di sekolah karena
mengembangkan manusia yang berkualitas
keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan
agar dapat menghadapi berbagai tantangan
terhadap kebutuhan perkembangan peserta
yang
didik,
di
kehidupan
usaha
Seni
2006
untuk
ada
adalah
Isi
No.22/Th
sosial,
usaha
yang
terletak
pada
pemberian
mengembangkan manusia berkualitas yang
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan,
dilakukan melalui pendidikan digunakan untuk
berekspresi/berkreasi dan berapesiasi melalui
menghadapi berbagai tantangan hidup. Hal ini
pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar
menuntut
melalui seni”, dan “belajar tentang seni”.
adanya
muatan
pembelajaran
kecakapan hidup (life skill) pada tiap mata
Seluruh
peserta
didik
memerlukan
pelajaran. Meningkatkan kualitas sumber daya
keterampilan personal dan sosial, bagi mereka
manusia melalui pendidikan salah satunya
yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih
dengan proses pembelajaran yang ada di
tinggi memerlukan keterampilan akademik,
sekolah. Selain mengikuti
proses belajar
dan bagi mereka yang akan memasuki dunia
mengajar di sekolah pada saat jam belajar di
kerja membutuhkan keterampilan kecakapan.
kelas, juga bisa melalui proses pembelajaran
Keterampilan memberikan kesempatan kepada
diluar jam pelajaran, yaitu dengan mengikuti
peserta didik untuk terlibat dalam berbagai
kegiatan ekstrakurikuler.
pengalaman apresiasi dan berkreasi untuk
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003
tentang
Sistem
Nasional menyebutkan bahwa:
Pendidikan
menghasilkan suatu karya yang bermanfaat langsung bagi kehidupan peserta didik. Peserta didik melakukan interaksi
dengan produk
209
kerajinan dan yang ada di lingkungan untuk
pelajaran dan ingin mempelajari lebih dalam
dapat menciptakan berbagai jenis produk
lagi tentang pelajaran tersebut.
kerajinan.
Kegiatan
Dalam
konteks
sekolah
formal,
berbagai
ekstrakurikuler
jenis,
salah
terdiri
satunya
dari adalah
pencapaian tujuan pendidikan ini tidak hanya
ekstrakurikuler
dicapai melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi
ekstrakurikuler kesenian yang ada di SMP
juga melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan
Negeri 5 Banguntapan terbagi menjadi seni
pendidikan seni di sekolah dapat memberikan
batik, seni tari, seni musik, seni kerajinan
pengalaman
belajar
dan
tangan, dan karawitan. Kerajinan tangan ialah
bermanfaat
sesuai
kebutuhan
kegiatan yang dilakukan secara manual dan
perkembangan peserta didik melalui beberapa
artistik oleh pelakunya yang lazim disebut
pendekatan dalam mengembangkan konsep,
perajin Oho (1998: 3). Dengan adanya
apresiasi, dan kreasi peserta didik yang
ekstrakurikuler kerajinan tangan ini siswa
diperoleh melalui eksplorasi, prinsip, proses,
dapat menyalurkan minat dan bakatnya dalam
dan teknik berkarya dalam konteks budaya
bidang seni mengembangkan kreativitas dan
masyarakat yang beraneka ragam. Pendidikan
keterampilan dalam kegiatan berkarya yang
seni berperan dalam menanamkan kesadaran
melibatkan kemampuan mental, fisik, serta
akan budaya dan rasa estetika, dan pendidikan
emosional. Selain itu kegiatan berkarya dapat
seni
dijadikan sarana hiburan bagi siswa, melepas
bermanfaat
kesempatan
yang bermakna
dalam
melalui
membantu
dengan
upaya
kegiatan
dalam
memberi seni
yang
mengembangkan
kemampuan dasar siswa.
satu jalur untuk membina siswa agar dapat wawasan
Bidang
lelah setelah mengikuti pembelajaran di dalam kelas
(intrakurikuler).
Melalui
kegiatan
ekstrakurikuler berkarya seni, siswa dapat
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah
memperluas
kesenian.
yang bebas dalam berkarya.
dan
Berdasarkan data sekolah yang diperoleh
serta
dari kecamatan Banguntapan terdapat lima
mendorong pembinaan sikap, seperti kegiatan
sekolah menengah pertama negeri diantaranya:
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMP
SMPN 1 Banguntapan, SMPN 2 Banguntapan,
Negeri
kegiatan
SMPN 3 Banguntapan, SMPN 4 Banguntapan,
dijadikan sebagai
SMPN 5 Banguntapan, dan dua sekolah
mengembangkan
5
minat
pengetahuan
menuangkan ide, gagasan, ekspresi, kreativitas
dan
bakat,
Banguntapan,
ekstrakurikuler tersebut
pembelajaran tambahan, karena dilakukan di
menengah
luar jam belajar di kelas dan siswa juga dapat
Muhamaddiyah Banguntapan, MTS LAB UIN.
menambah
ilmu-ilmu
Total jumlah SMP yang berada di lingkungan
Kegiatan
Banguntapan berjumlah tujuh sekolah, dari
ekstrakurikuler ini juga dapat dijadikan sarana
seluruh sekolah menengah pertama yang ada
bagi siswa yang menggemari salah satu mata
di kecamatan Banguntapan yang memiliki
pengetahuan
sesuai
dalam mata pelajaran di sekolah.
pertama
swasta
yaitu:
SMP
210 ekstrakurikuler kerajinan tangan berbahan
secara luas diantara faktor-faktor yang saling
baku limbah hanya ada di SMP Negeri 5
berkaitan. Penelitian kualitatif yaitu penelitian
Banguntapan.
yang bermaksud untuk memahami fenomena
kerajinan
Adanya
tangan
di
ekstrakurikuler SMP
Negeri
5
tentang
apa
yang
dialami
oleh
subjek
Banguntapan ini karena kebijakan kepala
penelitian secara holistik, dan dengan cara
sekolah yang ingin mengurangi limbah bekas
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
jajanan di sekolah menjadi barang yang
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
bermanfaat,
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
oleh
sebab
itu
dibuatlah
ekstrakurikuler kerajinan tangan dengan bahan
(Moleong, 2010:6).
limbah seperti: botol atau gelas plastik,
keberhasilan
kantong plastik bekas, dan sedotan. Dengan
digunakan
adanya
Penelitian deskriptif merupakan penelitian
ekstrakurikuler
ini
sehingga
Untuk
dalam
pendekatan
yang
Banguntapan
menginterprestasikan
dengan
lingkungan,
terutama lingkungan sekitarnya.
terhadap
berusaha
ini
maka
deskriptif.
mendeskripsikan sesuatu,
dan
misalnya
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
Dari uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian
penelitian
jenis
meningkatkan kesadaran siswa SMP Negeri 5 peduli
mencapai
pembelajaran
yang
berkembang,
proses
yang
sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP
tentang
Negeri 5 Banguntapan, dengan tujuan yaitu
berlangsung (Sugiyono, 2009: 56). Dengan
agar
tentang
metode tersebut, data dikumpulkan sebanyak-
pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan
banyaknya lalu dirumuskan secara sistematis
di SMP Negeri 5 Banguntapan mulai dari
dan tertulis.
dapat
persiapan
mendiskripsikan
pembelajaran,
kecenderungan
yang
tengah
pelaksanaan
Jenis penelitian deskriptif kualitatif
pembelajaran, sampai penilaian pembelajaran.
yang digunakan pada penelitian ini dimaksud
Kegiatan penelitian terhadap pembelajaran
untuk
ekstrakurikuler
pembelajaran ekstrakulikurer kerajinan tangan
kerajinan
tangan
pokok
memperoleh
SMP
Negeri
5
informasi
mengenai
bahasan kerajinan tangan ini menarik untuk
di
Banguntapan
secara
diteliti guna mengetahui keberhasilan dan
mendalam dan komprehensif. Selain itu,
respon siswa.
dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang
METODE PENELITIAN
dihadapi dalam pembelajaran keterampilan
Jenis Penelitian
pokok bahasan ekstrakulikurer tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Data dan Sumber Data Penelitian Data
dari
penelitian
pembelajaran
Pendekatan kualitatif merupakan suatu bentuk
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP
penelitian yang dapat memberikan gambaran
Negeri 5 Banguntapan ini berupa deskripsi
211
atau kata-kata. Data tersebut diperoleh dari
tangan dan siswa ekstrakurikuler kerajinan
hasil observasi, wawancara (tanya jawab), dan
tangan di SMP Negeri 5 Banguntapan. Sumber
dokumentasi
data sekunder berupa dokumen administrasi
tentang
pembelajaran
ekstrakurikuler kerajinan tangan yang meliputi
pembelajaran,
kegiatan
perencanaan
dokumen lain berupa observasi hasil kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran,
pembelajaran, serta
evaluasi
pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan.
perencanaan,
dokumen
profil
pelaksanaan,
dan
sekolah,
evaluasi
pembelajaran.
Selain itu data juga diperoleh dari hasil
digunakan sebagai bukti penelitian untuk
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Berdasarkan kepentingan untuk
memberikan
jelas
menangkap makna secara tepat, cermat, rinci,
sudah
dan komprehensif, maka dalam penelitian ini
dokumen-dokumen
pengumpulan data dilakukan dengan teknik
dokumentasi
berkaitan
yaitu
gambaran dengan
dideskripsikan kegiatan
berupa
yang
data
serta
pembelajaran
gambar
lebih yang
yang
ekstrakurikuler
observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi.
Teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
kerajinan tangan. Sumber data umumnya digolongkan ke
a)
Observasi Observasi adalah suatu istilah umum
dalam sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber
yang
data pokok yang langsung dikumpulkan
penerimaan data yang dilakukan dengan cara
peneliti dari objek penelitian seperti sejumlah
merekam
karya tulis yang ditulis objek yang diteliti.
mengukurnya, dan mencatatnya (Arikunto,
Sumber data sekunder yaitu informasi yang
2006: 222). Penelitian melakukan pengamatan
diperoleh bukan dari sumber utama, adalah
secara
sejumlah karya tulis orang lain berkenaan
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP
dengan objek yang diteliti (Mahmud, 2011:
Negeri 5 Banguntapan yang dilaksanakan
152).
setiap hari Senin pada pukul 13.00 WIB Pada dasarnya untuk mendapatkan data
yang tepat harus mempertimbangkan informasi
mempunyai
arti
semua
kejadian,
langsung
bentuk
menghitungnya,
mengenai
pembelajaran
sampai dengan pukul 14.00 WIB. b)
Wawancara
sebagai sumber data. Oleh sebab itu agar
Wawancara adalah percakapan dengan
penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
terkait dengan pembelajaran ekstrakurikuler
oleh
kerajinan
5
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
Banguntapan maka dikumpulkan data dari
terwawancara (interviewee) yang memberikan
sumber primer yaitu wawancara dengan wakil
wawancara atas pertanyaan itu (Moeleong,
kepala sekolah bagian kurikulum SMP Negeri
2010: 186).
tangan
di
SMP
Negeri
5 Banguntapan, guru ekstrakurikuler kerajinan
dua
pihak,
yaitu
pewawancara
212 Penelitian
ini
menggunakan
Teknik Analisis Data
wawancara terstruktur dan tak terstruktur.
Menurut
Bogdan
&
Biklen
dalam
Wawancara berstruktur adalah wawancara
Moeleong (2010: 248) Analisis data kualitatif
yang terencana dan berpedoman pada daftar
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
pertanyaan
dipersiapkan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
sebelumnya. Wawancara tidak berstruktur
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
adalah wawancara yang tidak terencana atau
dikelola,
tidak berpedoman.
menemukan pola, menemukan apa yang penting
yang
telah
mensintesiskannya,
mencari
dan
Wawancara dilakukan kepada Waka
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
kurikulum SMP Negeri 5 Banguntapan bapak
yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
Kasihan, S.Pd, guru ekstrakurikuler ibu Ujiana
Proses analisis data dimulai dengan menelaah
Supono
Setyarini,
siswa
seluruh data, yaitu dari hasil wawancara dengan
ekstrakurikuler kerajinan tangan SMP Negeri
wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru,
5
dan
Banguntapan,
menggali
S.Pd,
yang
data
dan
bertujuan
tentang
untuk
siswa
mengenai
pembelajaran
pembelajaran
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP Negeri
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP
5 Banguntapan. Serta hasil pengamatan yang
Negeri 5 Banguntapan.
sudah
c)
dokumen pribadi, dokumen resmi yang dimiliki
Dokumentasi
dituliskan
dalam
catatan
lapangan,
Dokumen adalah setiap bahan tertulis
oleh SMP Negeri 5 Banguntapan, data siswa,
ataupun film, lain dari record, yang tidak
daftar nilai, dan sebagainya. Setelah data
dipersiapkan
tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah
karena
adanya
permintaan
penyidik (Gurba dan Licoln dalam Moeleong, 2010: 216-217). Jadi dokumentasi adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelengkap dalam penggunaan dari metode
A. Lokasi Penelitian
observasi dan wawancara. Data dokumentasi yang dikumpulkan berupa
data
ekstrakurikuler
siswa,
proses
kerajinan
pembelajaran
tangan,
karya
pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan, dan
daftar
nilai
pada
pembelajaran
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP Negeri 5 Banguntapan. Selanjutnya peneliti membuat dokumentasi dalam bentuk catatan maupun gambar yang runtun dan jelas agar dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
SMP Negeri 5 Banguntapan merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di Provinsi Daerah
Istimewa
Yogyakarta
yang
telah
memiliki Akreditasi A. Sekolah yang memiliki luas wilayah sekitar 6010 m2 dengan alamat Sanggrahan, Potorono, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurikulum Pembelajaran di SMP Negeri 5 Banguntapan ini masih menerapkan penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang
213
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
oleh Ujiana Supono Setyarini selaku guru
satuan pendidikan, hal ini di sebabkan harus
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP
menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang
Negeri 5 Banguntapan (hasil wawancara 25
dimiliki oleh masing-masing siswa. Selaku guru
April 2016) kurikulum yang digunakan pada
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP Negeri 5
ekstrakurikuler kerajinan tangan ini masih
Banguntapan, Ujiana Supono Setyarini selaku
menggunakan
guru ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP
Pendidikan
Negeri 5 Banguntapan (hasil wawancara 25 April
ekstrakurikuler kerajinan tangan ini harus
2016) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran
menyesuaikan kurikulum yang berlaku dan
ekstrakurikuler kerajinan tangan yang merupakan
menyesuaikan kemampuan yang dimiliki oleh
salah
guru
satu
ekstrakurikuler
pilihan
harus
Kurikulum
(KTSP)
dalam
Tingkat
hal
proses
ini
Satuan
dikarenakan
pembelajaran
sesuai
menciptakan suasana yang menyenangkan bagi
kurikulum KTSP, sehingga kebutuhan dalam
peserta didik sehingga mampu membangkitkan
pembelajaran ekstrakurikuler dapat terlaksana
aktivitas dan kreatifitas para peserta didik.
dengan baik dan mampu diterima oleh siswa.
Ekstrakurikuler
kerajinan
tangan
merupakan
Isi materi pembelajaran yang ada
ekstrakurikuler pilihan yang dipilih sendiri oleh
didalam
Silabus
siswa, ekstrakurikuler pilihan ini bertujuan untuk
Pembelajaran (RPP) dirancang sendiri oleh
mengembangkan potensi siswa sehingga harapan
Ujiana Supono Setiyarini (guru ekstrakurikuler
setelah lulus dari SMP Negeri 5 Banguntapan
kerajinan tangan SMP Negeri 5 Banguntapan)
siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan
selalu memberikan inovasi baru mengenai
dan memiliki keterampilan penunjang hidup (life
pemanfaatan limbah menjadi barang yang
skill) yang mampu digunakan dalam kehidupan
memiliki
sehari-hari.
pembelajarannya, hal ini bertujuan agar siswa
fungsi
dan
Rencana
didalam
isi
Proses
materi
senang mengikuti ekstrakurikuler kerajinan B. Proses Pembelajaran Ekstrakurikuler
tangan dan mampu menyerap ilmunya dengan baik.
Kerajinan Tangan 1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam
untuk mengembangkan
Persiapan pembelajaran ekstrakurikuler
setiap
Supono
mengembangkan
ekstrakurikuler
kemampuan dan
memberikan bekal kecakapan hidup untuk
kerajinan tangan yang dilakukan oleh Ujiana (guru
pembelajaran
ekstrakurikuler kerajinan tangan ini bertujuan
Ekstrakurikuler Kerajinan Tangan
Setiyarini
perencanaan
siswanya.
Peserta
didik
kemampuan
dapat yang
kerajinan tangan SMP Negeri 5 Banguntapan)
disesuaikan dengan kondisi atau lingkungan
yaitu dengan mempersiapkan Silabus dan
sekitar.
Rencana
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses
Pembelajaran
yang
menyesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dikemukakan
Ekstrakurikuler Kerajinan Tangan
214 Pelaksanaan
pembelajaran
ekstrakurikuler kerajinan tangan merupakan
pengkondisian kepada peserta didik untuk memulai pembelajaran.
inti dari kegiatan yang didalamnya terdapat berbagai macam
tahapan yang diseuaikan
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah
disusun
Dalam
Pendidik memotivasi peserta didik
pembelajaran
mengenai mempelajari suatu keterampilan
ekstrakurikuler SMP Negeri 5 Banguntapan
dengan sungguh-sungguh dan selalu berkreasi
memberikan kebebasan kepada peserta didik
dalam berkarya. Berkerasi dapat dilakukan
untuk memiih ekstrakurikuler yang sesuai
dari mana saja salah satunya dengan limbah.
dengan minat dan bakatnya. Ekstrakurikuler
Dengan guru memotivasi seperti ini maka
ini dilakukan setiap hari senin setelah jam
peserta didik akan termotivasi untuk berkarya
pulang sekolah dan hanya diikuti oleh kelas
dengan bahan limbah.
VIII, kelas IX tidak mengikuti kegiatan
2) Kegiatan Inti
ekstrakurikuler karena untuk mempersiapkan
a) Eksplorasi
pelaksanaan
sebelumnya.
b) Memotivasi
kegiatan
ujian nasional.
Guru menjelaskan tentang pengertian limbah, macam-macam limbah, pada kegiatan
1) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan kegiatan
awal
pembelajaran
pendahuluan
merupakan
dalam
pertemuan
yang
suatu
bertujuan
untuk
memberikan masukan dan arahan kepada peserta didik agar tujuan dari pembelajaran tercapai dan dapat berpartisipasi aktif selama proses
pembelajaran
berlangsung.
Pada
pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan ini, kegiatan pendahuluan dilakukan yakni:
karya-karya
kerajinan
yang
terbuat
dari
limbah, termasuk karya kerajinan limbah yang telah dibuat siswa ekstrakurikuler kerajinan limbah
sebelumnya.
Peserta
didik
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru dan
mereka
terlihat
antusias
dalam
ekstrakurikuler kerajinan tangan ini. Peserta didik juga mencari materi tersebut pada media elektronik serta mengamati contoh-contah
a) Apresiasi Kegiatan
pembelajaran ini juga guru memberitahukan
apresiasi
ini
merupakan
kegiatan pembuka dimana guru atau pendidik
karya kerajinan berbahan limbah dari siswa ekstrakurikuler sebelumnya. Setelah mendapatkan informasi terkait
mengawali dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi kehadiran dari peserta didik, jika terdapat peserta didik yang belum hadir guru akan menanyakan kepada peserta didik lain. Setelah itu guru melakukan
karya kerajinan berbahan limbah, dan contoh hasil
karya
kerajinan
berbahan
limbah
kemudian peserta didik dibuat kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang
dengan
masing-masing
anggota
membuat 4 potong limbah gelas plastik.
215
Peserta didik aktif berinteraksi dengan peserta
tidak bergelombang terkena sisa-sisa potongan
didik lainnya.
gelas plastiknya. 2. Menggunting gelas plastik Praktik
b) Elaborasi
selanjutnya
adalah
menggunting bagian sisi badan gelas plastik
Siswa mempersiapkan alat dan bahan
menggunakan gunting, sebelum digunting
akan
kegiatan
terlebih dahulu di beri garis lipatan berjumlah
ekstrakurikuler kerajinan tangan, selanjutnya
delapan lipatan. Membuat garis lipatan yaitu
peserta didik didampingi guru untuk segera
dengan cara membagi dua sisi bagian gelas
memulai praktek. Sesuai dengan rencana
plastik lalu ditekan menggunakan gagang
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah
gunting agar garis lipatan terlihat jelas, hal ini
dirancang sebelumnya, peserta didik diberikan
dilakukan sebanyak empat kali dari bagian sisi
tugas
gelas plastik yang belum terbentuk garis.
yang
digunakan
untuk
dalam
membuat
karya
kerajinan
berbahan limbah.
Kemudian pada tahap ini peserta didik
Sebelum melaksanakan praktik, guru
diperkenankan untuk menggunting kembali
terlebih dahulu menanyakan kesiapan alat dan
setiap
bahan untuk praktik. Dalam pembuatan karya
hanya guntingan seperti itu saja. Jika peserta
kerajinan tangan berbahan baku limbah, siswa
didik ingin menggunting kembali sisinya maka
dibentuk kelompok dalam tugas praktik ini,
dengan proses tahapan setiap garis lipatan
siswa mempersiapkan bahan dan alat. Alat-alat
tersebut digunting lagi dengan jarak masing-
yang digunakan adalah gunting, cutter. Dan
masing ½ cm. Sehingga terdapat dua bagian
bahan
yang berukuran berbeda.
yang
digunakan
untuk
membuat
kerajinan berbahan limbah adalah limbah gelas plastik bekas minuman kemasan, dan isolasi. Dalam
Setelah lipatan garis digunting lalu dibentuk dengan cara ditekuk ke bawah gelas
limbah
dengan direkatkan menggunakan isolasi, jika
diperlukan beberapa tahapan yaitu sebagai
yang membuat limbah gelas plastik yang sisi
berikut:
guntingannya di gunting
tirai
pembuatan
3. Membentuk Gelas Plastik
karya
kerajinan
proses
sisi guntingan gelas plasik tadi atau
berbahan
baku
1. Memotong lingkaran cup gelas plastik
lagi jarak ½ cm
maka bagian tersebut tidak ikut diisolasi, tetapi
Gelas plastik yang sudah bersih lalu
jika peserta didik tidak menggunting bagian ½
bagian atas cup gelas dipotong menggunakan
cm tersebut maka langsung saja bagian
cutter
sehingga berbentuk lingkaran tipis.
guntingannya diisolasi, tetapi sisakan satu
Pada saat memotong bagian lingkaran cup
bagian untuk diisolasi terakhir, karena bagian
gelas plastik dibutuhkan ketelitian karena
itu untuk dimasukan ke lingkaran cup gelas
bagian bawah lingkaran gelas harus rata dan
yang telah dipotong sebelumnya. Setelah gelas plastik bekas tersebut dibentuk, kemudian
216 ketahap selanjutnya yaitu memasang lingkaran
kegiatan pembelajaran yang telah mereka
cup gelas yang sudah dipotong ke bagian sisi
lakukan. Selain itu guru juga memberikan
gelas yang telh digunting sebelumnya.
masukan dan motivasi mengenai hal yang telah
dilakukan
ekstrakurikuler 4. Merangkai
gelas plastik yang telah dibentuk sebelumnya untuk menjadi tirai. Perangkaian gelas plastik
belum direkatkan, proses pemasang lingkaran cup gelas juga di sesuaikan dengan bentuk rangkaian yang telah ditentukan oleh masing-
sebelumnya. 3) Kegiatan Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk
mengakhiri
aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan tindak lanjut. Pada bagian penutup guru
masing kelompok.
ekstrakurikuler kerajinan melakukan beberapa
c) Konfirmasi merupakan
sebuah
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dengan guru didalamnya terdapat umpan balik yang positif dan konfirmasi mengenai hasil dari kegiatan eksplorasi dan elaborasi yang telah dilakukan. Pada kegiatan konfirmasi ini sebelumnya guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk merapikan peralatan dan tempat yang telah digunakan. Pesserta didik saling bekerjasama membagi tugas untuk membersihkan peralatan atau tempat yang telah mereka gunakan secara mandiri dan bertanggung jawab. Setelah semua dibersihkan kembali
ini
kegiatan pembelajaran yang lebih baik dari
gelas yang sudah dipotong pada sisi gelas yang
ditata
Motivasi
agar dihari berikutnya mereka melakukan
ini yaitu dengan memasang lingkaran cup
dan
berlangsung.
pembelajaran
bertujuan untuk membangun semangat mereka
Tahap selanjutnya adalah merangkai
Konfirmasi
ketika
oleh
peserta
hal,
yaitu
untuk kembali duduk dan melakukan refleksi dan konfirmasi melalui metode ceramah dan tanya jawab. Guru melakukan kegiatan ini dengan memberi sedikit pertanyaan mengenai
pembelajaran,
melakukan tanya jawab untuk melakukan evaluasi
proses
pembelajaran
yang
berlangsung, menyampaikan pesan pada siswa. Kegiatan tersebut dilakukan baik pada akhir pembelajaran teori maupun praktek. Selain itu, lima menit sebelum pelajaran berakhir siswa diberikan tanggung jawab untuk merapikan dan membersihkan ruangan yang dipakai setelah pembelajaran berlangsung. Kemudian kelas ditutup dengan doa dan salam. 1. Penilaian Pembelajaran Ekstrakurikuler Kerajinan Tangan Penilaian
didik,
selanjutnya guru mengkondisikan peserta didik
menyimpulkan
pembelajaran
merupakan
sebuah proses kegiatan yang sistematis dalam memperoleh, menganalisis, hingga mengolah data mengenai proses belajar yang telah dilakukan
oleh
peserta
didik
untuk
menentukan pencapaian yang telah dilakukan. Proses
pencapaian
belajar
yang
telah
217
dilakukan peserta didik ini tentunya terdapat
evaluasi pembelajaran juga bertujuan untuk
indikator keberhasilan yang dapat dijadikan
mengetahui
acuan sebagai penilaian pembelajaran.
pemahaman dan penugasan materi yang telah
Proses
penilaian
peserta
didik
dalam
hal
pembelajaran
diberikan. Melalui evaluasi pembelajaran ini
ekstrakurikuler kerajinan tangan ini dilakukan
guru dapat mengetahui kesesuaian materi yang
oleh
(guru
telah diberikan dengan kemampuan yang
ekstrakurikuler kerajinan tangan SMP Negeri
dimiliki oleh peserta didik. Dalam hal ini
5 Banguntapan), dengan berbagai teknik tes
Ujiana Supono Setiyarini (guru ekstrakurikuler
tulis dan pembuatan karya atau unjuk kerja.
kerajinan tangan SMP Negeri 5 Banguntapan)
Ujiana
guru
menjelaskan bahwa indikator keberhasilan dari
mengutamakan
pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan
dengan penilaian tes tulis dan pembuatan
berbahan limbah ini sudah dijelaskan dalam
karya karena peserta didik dapat mengasah
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
kemampuan
dan
ia susun, yang didalamnya terdapat inti dari
psikomotorik. Tes tulis yang digunakan oleh
bagaimana peserta didik mampu memahami
Ujiana
guru
dan menguasai setiap proses pembuatan karya
dengan
kerajinan tangan berbahan baku limbah (hasil
Ujiana
Supono
Supono
ekstrakurikuler
Setyarini
selaku
kerajinan
kognitif,
Supono
ekstrakurikuler memberi
Setiyarini
afektif,
Setyarini kerajinan
pertanyaan
selaku adalah
seputar
pengertian
wawancara
25
April
2016).
Evaluasi
limbah, macam-macam limbah, dan contoh
pembelajaran ini juga digunakan sebagai tolak
karya kerajinan berbahan limbah, dan dalam
ukur kemampuan yang dimiliki peserta didik,
penilaian
ekstrakurikuler
melalui evaluasi pembelajaran ini guru dapat
kerajinan tangan dinilai melalui unjuk karya
mengetahui kelebihan atau kelemahan yang
selama proses pengerjaan karya kerajianan
dimiliki peserta didik. Dengan adanya evaluasi
limbah dalam
pembelajaran, guru juga dapat memberikan
pembelajaran
pembelajaran ekstrakurikuler
kerajinan tangan.
pengayaan atau remedial kepada peserta didik
2. Evaluasi Pembelajaran Ekstrakurikuler
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Kerajinan Tangan Evaluasi pembelajaran atau penilaian
Kriteria
hasil belajar yang dilakukan oleh guru
merupakan
ekstrakurikuler
mempengaruhi
kerajinan
bertujuan
untuk
ketuntasan
salah
satu
keberhasilan
minimal aspek
yang
yang
harus
memantau proses dan kemajuan belajar peserta
dicapai oleh peserta didik dalam proses
didik serta untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Ujiana Supono Setiyarini (guru
kegiatan
ekstrakurikuler kerajinan tangan SMP Negeri
pembelajaran
mempertimbangkan
beberapa
dengan indikator
5
Banguntapan)
menjelaskan
dalam
keberhasilan dan kriteria ketuntasan minimal
pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan
yang telah ditentukan. Bagi seorang guru,
di SMP Negeri 5 Banguntapan memiliki nilai
218 kriteria
ketuntasan
minimal
harus
ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP
diperoleh peserta didik yaitu 70 atau mencapai
Negeri 5 Banguntapan yang dibuat secara rinci
pada indikator B (hasil wawancara 25 April
dan jelas.
2016). Penentuan ketuntasan belajar peserta
kerajinan tangan yaitu (1) Pengertian limbah,
didik juga ditentukan dari beberapa aspek,
(2) macam-macam limbah, (3) menentukan
diantaranya
didik,
limbah yang akan dibuat, (4) mempersiapkan
Ketuntasan
alat dan bahan (5) membersihkan bahan
diharapkan setiap tahunnya mampu mengalami
limbah, (6) melakukan praktek memotong,
peningkatan dengan melakukan peningkatan
menggunting,
melalui kompetensi guru dan sarana prasarana.
limbah menjadi karya kerajinan.
kemampuan
kompleksitas
peserta
kompetensi.
Pada tahap evaluasi, Setiyarini tangan
yang
(guru SMP
Ujiana Supono
ekstrakurikuler Negeri
5
2.
kerajinan
Tahapan
hasil
yang
dari
SMP Negeri 5 Banguntapan Pelaksanaan ekstrakurikuler
pembelajaran
kerajinan
tangan
pada meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
penilaian pre test (tes secara tertulis), unjuk
penutup. Kegiatan pembelajaran dari sisi
karya, dan pos test yang dilakukan pada setiap
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sudah
akhir semester. Melalui tiga penilaian tersebut,
sesuai
guru dapat mengetahui aspek apa saja yang
kegiatan pada KTSP. Secara keseluruhan
belum dipahami oleh peserta didik sehingga
pelaksanan kegiatan pembelajaran sudah baik,
guru dapat mengevaluasi proses pembelajaran
namun ada beberapa kegiatan yang tidak
yang
sesuai dengan perencanaan kegiatan yang
dilakukan
yakni
merangkai
tahapan
telah
dilakukan
evaluasi.
(7)
Ekstrakurikuler Kerajinan Tangan di
Banguntapan)
proses
menempel,
Pelaksanaan Pembelajaran
melakukan tiga tahap proses penilaian untuk menentukan
Pada RPP materi ekstrakurikuler
melalui
adanya
perbaikan.
dengan
deskripsi
masing-masing
sudah dituangkan dalam RPP. Hal ini terlihat pada KD 2.2 praktek memotong lingkaran cup
1.
KESIMPULAN DAN SARAN
gelas, menggunting bagian gelas, dan KD 2.3
Kesimpulan
menempel dan memasang bagian gelas plastik
Perencanaan Pembelajaran
ada peserta didik yang tidak melakukan di
Ekstrakurikuler Kerajinan Tangan di
sekolah, dan dibawa pulang untuk dilanjutkan
SMP Negeri 5 Banguntapan
dirumah. Hal ini karena keterbatasan waktu
Silabus
ekstrakurikuler
kerajinan
yang tidak mencukupi untuk melakukan
tangan di SMP Negeri 5 Banguntapan
kegiatan praktek tersebut di sekolah.
digunakan guru sebagai pedoman dalam
3.
menyusun
dan
merencanakan
kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan berupa Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran Ekstrakurikuler Kerajinan Tangan di SMP Negeri 5 Banguntapan
219
Penilaian hasil belajar dilakukan guru
berbahan limbah ini dapat dilaksanakan
dengan memperhatikan aspek yang ada pada
disekolah-sekolah
diri peserta didik yaitu aspek kognitif, afektif,
kesadaran siswa dalam hal memanfaatkan
dan psikomotorik. Penilaian yang digunakan
limbah menjadi karya yang kreatif.
guru dalam ekstrakurikuler kerajinan tangan adalah penilaian tes tertulis, penilaian proses dan hasil. Penilaian tes tertulis diperoleh dari
Penilaian proses dan hasil karya diperoleh guru
dari
tugas
peserta
didik.
Secara
keseluruhan peserta didik mampu melakukan proses dan menciptakan hasil karya dengan baik.
Berdasarkan
pembahasan
yang
dilakukan dapat disampaikan beberapa saran atau masukan mengenai proses pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan di SMP Negeri 5 Banguntapan kepada beberapa pihak yang terlibat. Adapun saran yang disampaikan peneliti adalah sebagai berikut : Sekolah hendaknya menambah fasilitas dan ruang praktek yang lebih memadai dan layak guna menunjang kegiatan ekstrakurikuler kerajinan tangan. 2.
Bagi tangan
guru
ekstrakurikuler
mengembangkan
kerajinan
media
dan
sumber belajar seperti diktat, modul atau buku sesuai jenjang pendidikan yang dapat menambah minat dan ketertarikan peserta didik dalam mempelajari kerajinan tangan khususnya berbahan limbah. 3.
melatih
Arikunto,
Suharsimi,.
Penelitian
2006.
Suatu
Prosedur Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. BSNP.
2006.
Standar
Isi:
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Satuan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Mahmud.
2011.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: Cv Pustaka
Saran
1.
guna
DAFTAR PUSTAKA
jawaban atas soal yang telah diberikan kepada peserta didik mengenai kerajinan limbah.
lain,
Bagi pemerintah kabupaten Bantul dan juga khususnya kecamatan Banguntapan agar ekstrakurikuler kerajinan tangan
Setia. Moleong,
Lexy
J.
2010.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Oho Garha. 1998. Pokok-pokok Pengajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal 3 Undang-Undang No 20 Tahun 203 Sistem Pendidikan Nasional. Sugiyono.
2009.
Metode
Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
220