ANALISIS PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR MELALUI PEMANFAATAN POTENSI ENERGI TERBARUKAN ARUS LAUT DI INDONESIA E-Week 2012 FEB UA
LOMBA KARYA TULIS MAHASISWA TINGKAT NASIONAL
”BLUE ECONOMY” Sub-tema : Pemanfaatan Potensi Kelautan Indonesia Sebagai Sumber Energi Alternatif
Oleh : Jefry Anderson Torhis Simanjuntak/12910033/OS-ITB 2010 Muhammad Alfalah Fauzi/12910003/OS-ITB 2010 Harriman Samuel Saragih/13409108/MRI-ITB 2009
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR MELALUI PEMANFAATAN POTENSI ENERGI TERBARUKAN ARUS LAUT DI INDONESIA OLEH: Jefry Anderson Torhis Simanjuntak/12910033/OS-ITB 2010
[email protected]/085721042000/Jln. Antapani Mas 14A Muhammad Alfalah Fauzi/12910003/OS-ITB 2010
[email protected]/085722036760/Jln. PPR-ITB B2, Bandung Harriman Samuel Saragih/13409108/MRI-ITB 2009
[email protected]/085624703449/Jln. Cibaduyut Indah A-45
Dosen Pembimbing
Wakil Dekan Bidang Akademik FITB
Ivonne Radjawane,Ph.D.
Dr. Ir. Bambang Priadi
NIP : 19660806 199202 2 001
NIP : 19600229 198703 1 001
23 November 2012
23 November 2012
Institut Teknologi Bandung 2012 i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas seluruh rahmat dan kasih karunia yang telah diberikan sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ivonne Radjawane, Ph.D. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing kami secara penuh dalam mengikuti kompetisi nasional dalam karya tulis ilmiah. 2. Dr. Ir. Bambang Priadi selaku Wakil dekan FITB yang memiliki semangat untuk mendorong mahasiswa dalam berkarya dalam penulisan ilmiah. 3. Orang tua kami yang selalu mendukung di dalam doa. 4. Titus Deus Prizfelix selaku konsultan perusahaan pembangkit listrik energi terbarukan turbin arus laut PT T-Files Indonesia yang telah banyak meluangkan waktu dan energinya untuk memberikan kami ilmu dan pengetahuan di industri energi terbarukan laut. 5. Nurana Indah Paramita, Ongky Rinaldy, dan Ahmad Barick selaku jajaran direksi PT T-Files Indonesia yang memberi masukan dengan latar belakang pengusaha sekaligus praktisi bisnis berpengalaman di bidang energi terbarukan laut di Indonesia. 6. Bapak Al Baroto selaku senior trainer dari APEX Consulting Group yang mengajarkan kami mengenai business plan strategy dengan dasar ilmu ekonomi teknik. 7. Staff pengajar dosen Oseanografi dan Manajemen Rekayasa Industri ITB yang mengajar kami sehingga kami memiliki landasan yang kuat dalam disiplin ilmu masing-masing. 8. Teman-teman Oseanografi dan Manajemen Rekayasa Industri yang memberikan kami masukan melalui diskusi dan perbincangan hangat. 9. Sahabat-sahabat ITB yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas pengalaman yang sangat berharga selama ini. ii
10. Seluruh Staff dan karyawan Tata Usaha Program Studi Oseanografi dan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Semoga Tuhan memberikan balasan yang berlipat dan apa yang telah dilakukan oleh penulis menjadi bermanfaat.
Bandung, 23 November 2012
Tim Ganesha Marine Power
iii
ABSTRAK
Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap energi sangat tinggi dan pemenuhannya masih bergantung pada sumber energi fosil. Masyarakat pesisir sangat merasakan kesenjangan dimana penyediaan energi serta pembangunan di beberapa wilayah Indonesia belum merata. Dengan berkurangnya sumber energi fosil dan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan energi maka sudah seharusnya
Indonesia
memanfaatkannya.
mulai
mencari
sumber
energi
alternatif
dan
Indonesia sebagai negara maritim memiliki karakteristik
perairan yang memiliki potensi energi arus laut yang besar dan dapat dimanfaatkan dengan penggunaan teknologi untuk menyokong pembangunan ekonomi bagi masyarakat. Pembangkit listrik tenaga arus laut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat peisisir dengan menyediakan energi terbarukan yang tepat guna. Karya tulis ini memberikan analisis ekonomi ilmiah yang dapat dijadikan tolak ukur kelayakan investasi pemerintah dalam pemanfaatan sumber alternatif energi terbarukan dari basis laut dengan konsep Blue Economy unuk mendukung program pemerintah Master Plan Percepatan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang bergerak sinergis dalam triple track strategy untuk pengentasan kemiskinan (pro-poor), pertumbuhan (pro-growth), penyerapan tenaga kerja (pro-job), dan pelestarian lingkungan (pro-environment) agar mampu mencapai tujuan pembangunan global Millenium Development Goals (MDGs). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemanfaatan energi alternatif terbarukan dengan berinvestasi pada teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut merupakan langkah yang strategis untuk memicu pembangunan aktifitas ekonomi masyarakat pesisir. Kelayakan pemanfaatan energi arus laut didasarkan pada studi potensi arus laut di wilayah Indonesia dengan analisis ekonomi pembangunan di wilayah pesisir serta kesesuaian implementasi dari teknologi yang tepat guna untuk melakukan perluasan ekonomi demi mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia yang merata. Kata kunci : Energi Terbarukan, Arus Laut, Ekonomi Masyarakat Pesisir
iv
DAFTAR ISI Hal LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
ii
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Ruang Lingkup Kajian
4
1.4 Tujuan dan Manfaat
4
BAB 2 ANALISIS POTENSI ENERGI LAUT INDONESIA 2.1 Pengertian Tentang Arus Laut
5
2.2 Energi Arus Laut
5
2.3 Potensi Arus Laut di Indonesia
6
2.4 Perhitungan Konversi Energi Arus Laut Turbin Gorlov
8
BAB 3 METODE PENULISAN 3.1 Metodologi Penulisan dan Pengembangan Ide
9
v
BAB 4 ANALISIS PEMBANGUNAN EKONOMI MELALUI PEMANFAATAN ENERGI ARUS LAUT DI INDONESIA 4.1 Metodologi Analisis dan Pengolahan Data
10
4.1.1 MP3EI dan Kondisi Indonesia Saat Ini
10
4.1.2 Potensi Energi Arus Laut Indonesia
12
4.1.3 Key Stakeholders
12
4.2 Analisis Kelayakan Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut14 4.3 Dampak Potensial Pembanguna Ekonomi Pada Masyarakat
18
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
20
5.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
23
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Peta Kebutuhan Energi Listrik di Indonesia
2
Gambar 2.1
Peta Potensi Arus Laut di beberapa wilayah di Indonesia
6
Gambar 2.2
Peta Potensi Arus Laut di wilayah Indonesia bagian timur
6
Gambar 4.1
Kerangka Analisis Masalah
10
Gambar 4.2
Key Stakeholders Pengembangan Energi Arus Laut di Indonesia
14
Gambar 4.3
Grafik Perbandingan Ongkos Produksi Listrik
16
Gambar 4.4
Grafik Arus Kas Kumulatif
18
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Data Statistik Kondisi Masyarakat Pesisir
3
Tabel 2.1
Data Konversi Energi Arus di Selat Indonesia
8
Tabel 4.1
Data Potensi Konversi Arus Laut di Indonesia
13
Tabel 4.2
Kebutuhan Sumber Dana Investasi Turbin Arus Laut
15
Tabel 4.3
Ongkos Operasi dan Perawatan Tahunan
15
Tabel 4.4
Proyeksi Pendapatan Tiap Tahun
15
Tabel 4.5
Proyeksi Arus Kas Investasi Turbin Arus Laut
16
Tabel 4.6
Parameter Analisis Kelayakan Investasi
18
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia dengan luas laut mencapai 5.8 juta km2 dan panjang pantai sekitar 95.181 km atau hampir 25 % panjang pantai di dunia yang menjadikannya sebagai sebuah negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Negara Indonesia yang juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia (archipelago state) merupakan kawasan yang sangat potensial bagi pertumbuhan ekonomi dunia dimana ada sekitar 40 juta orang penduduk Indonesia tinggal di kawasan pesisir. Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Pasifik dan Hindia).
Hal ini membuat laut Indonesia
memegang peranan penting dalam sistem perairan global karena adanya arus lintas Indonesia (ARLINDO) yang merupakan pintu perlintasan pertukaran massa air dari samudera Pasifik menuju Samudera Hindia.
Letaknya yang strategis
membuat karakter perairan di Indonesia memiliki keunikan di dalam banyak aspek, baik soal potensi kekuatan arus laut, keragaman hayati, maupun berlimpah ruahnya kekayaan sumber daya nonhayati dari yang tidak terbarukan seperti mineral, minyak, dan gas bumi hingga potensi pemanfaatan energi terbarukan laut seperti energi arus, pasang surut, termal, gelombang, dan salinitas laut. Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan energi Indonesia saat ini masih bergantung pada bahan bakar fosil yang semakin berkurang akibat krisis energi yang terjadi pada masyarakat global. Semakin berkurangnya cadangan minyak bumi, batubara, gas alam menyebabkan kemerosotan dan kebergantungan nilai ekonomi terhadap variabel-variabel tersebut akibat kelangkaan dan kebutuhan yang semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Pemenuhan kebutuhan energi listrik dari sumber daya minyak dan batu bara tidak mampu mencukupi daya konsumsi masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Melihat sampai saat ini bahwa Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil
1
dalam pemenuhan kebutuhan energi, sudah seharusnya Indonesia mulai mengembangkan sebuah terobosan baru dalam pembangunan ekonomi dengan pemanfaatan potensi-potensi energi terbarukan.
Gambar 1.1 Peta Kebutuhan Energi Listrik di Indonesia (Sumber : PLN) Masyarakat pesisir dan pulau pulau terluar merupakan kelas masyarakat yang paling merasakan kurangnya dari fasilitas sistem distribusi energi listrik yang tidak merata.
Hal ini sangat mempengaruhi produktifitas serta kesejahteraan
masyarakat pesisir yang notabene bermata pencaharian sebagai nelayan atau pembudidaya perikanan. Berdasarkan data World Bank mengenai kemiskinan, disebutkan bahwa sebanyak 108,78 juta orang atau 49% dari total penduduk Indonesia dalam kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Selain itu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008 disebutkan pula bahwa penduduk miskin di Indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47% diantaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan. Pemerintah harus turut berpartisipasi aktif dalam bersinergi untuk pelaksanaan triple track strategy, yaitu program pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-growth (pertumbuhan), pro-job (penyerapan tenaga kerja) dan pro-environment (pelesatarian lingkungan) untuk mendukung penuh pembangunan global Millenium Development Goals (MDGs).
2
Pelaksanaan dari ekspansi pembangunan yang berlandaskan Ekonomi Biru (Blue Economy) dengan teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut untuk akan menjadi suatu langkah pemicu pembangunan ekonomi masyarakat pesisir yang strategis dari pemerintah untuk mengimplementasikan Master Plan Percepatan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3Ei) Tabel 1.1 Data Statistik Kondisi Masyarakat Pesisir No. Kondisi Masyarakat Pesisir 1
Desa Pesisir
2
Masyarakat Pesisir
3
Jumlah 8.090 desa 16.420.000 jiwa
-Nelayan
4.015.320 jiwa
-Pembudidaya
2.671.400 jiwa
-Masyarakat Pesisir Lainnya
9.733.280 jiwa
Hidup di bawah garis kemiskinan
5.254.400 jiwa
Karya tulis ilmiah ini akan memberikan kontribusi berupa analisis kelayakan pemanfaatan potensi energi terbarukan laut di Indonesia serta eksposisi terhadap perencanaan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dengan integrasi antara kegiatan bisnis, teknologi, serta keseimbangan lingkungan dan masyarakat. Karya tulis ini diharapkan menjadi solusi nyata pembangunan ekonomi masyarakat pesisir dengan implementasi teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut dengan memaparkan dan mengintegrasikan data-data saintifik, informasi praktis dari pengkajian studi lapangan, konsultasi dengan praktisioner yang bergelut di bisnis energi terbarukan, serta perencanaan manajemen yang matang berdasarkan studi analitis secara ilmiah.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, kami merumuskan masalah yang ada menjadi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik dan pemetaan wilayah potensi energi terbarukan laut
3
di Indonesia? 2. Bagaimana kelayakan investasi ekonomi dalam perencanaan pemanfaatan energi terbarukan laut di Indonesia? 3. Bagaimana implementasi pembangunan ekonomi masyarakat pesisir melalui basis pemanfaatan energi terbarukan laut di Indonesia?
1.3
Ruang Lingkup Kajian
Karya ilmiah ini mengkhususkan penelitian potensi arus laut, analisis penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut, dampak pembangunan ekonomi terhadap masyarakat di wilayah pesisi di Indonesia. Parameter pengkajian studi arus laut disesuaikan dengan pemanfaatan yang secara umum telah dilakukan oleh para praktisi bisnis di Indonesia dengan pertimbangan kelayakan investasi, aspek potensi, ketersediaan teknologi, target serta tipe pasar, dan faktor sosio-ekonomi.
1.4
Tujuan dan Manfaat
Tujuan tugas dari karya tulis ilmiah ini adalah melakukan analisis kelayakan untuk membuat suatu perencanaan dalam pemanfaatan energi terbarukan laut di Indonesia yang belum dimaksimalkan sebagai basis pembangunan ekonomi di Indonesia untuk pemenuhan tujuan MP3i 1. Menganalisis karakteristik serta potensi energi terbarukan laut di Indonesia. 2. Mengintegrasikan
pemanfaatan
teknologi,
sains,
dan
bisnis
dalam
pengembangan pembangunan ekonomi berbasiskan laut terutama di wilayah pesisir. 3. Menganalisis ekonomi kelayakan investasi pemanfaatan energi terbarukan arus laut di wilayah Indonesia. 4. Merancang suatu implementasi prinsip pembangunan ekonomi masyarakat pesisir dengan konsep Blue Economy untuk memenuhi tujuan MP3I, triple track strategy, dan MDGs.
4
BAB II ANALISIS POTENSI ENERGI LAUT INDONESIA
2.1
Pengertian Tentang Arus Laut Arus laut merupakan gerakan massa air baik secara vertikal maupun secara
horizontal yang bersirkulasi pada seluruh lautan di dunia yang disebabkan oleh faktor-faktor pembangkit (Hutabarat dan Evans, 1986). Faktor-faktor pembangkit arus laut menurut Gross (1990) dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa perbedaan densitas, salinitas dan tekanan air laut. Sedangkan faktor eksternal berupa kesetimbangan gaya tarik-menarik antar benda angkasa dan gaya sentrifugal, tiupan angin permukaan, perbedaan tekanan udara permukaan dan gaya coriolis. Jenis arus laut bermacam-macam, salah satunya ialah arus permukaan yang dibangkitkan oleh adanya gesekan angin permukaan yang menyebabkan “terseretnya” partikel-partikel air sehingga menciptakan sebuah momentum yang akan didistribusikan kepada partikel-partikel air lainnya hingga mencapai kedalaman dimana kecepatan atau momentum partikelnya nol (Pond dan Pickard, 1983). 2.2
Energi Arus Laut Dalam pemanfaatan energi, arus laut memiliki beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan udara. Hal ini disebabkan oleh faktor densitas air yang hampir 800 kali lebih padat dibandingkan dengan densitas udara, sehingga air akan menghasilkan energi dan daya yang lebih besar jika dibandingkan dengan udara walaupun dengan kecepatan aliran yang relatif lebih rendah. Konversi energi arus laut menjadi energi listrik pada umumnya menggunakan turbin sebagai penghasil energi kinetik
yang
kemudian
ditransformasikan menjadi energi listrik melalui generator yang kemudian disimpan. Arus laut yang digunakan untuk memutar turbin merupakan arus laut permukaan dengan kedalaman antara 2-20 meter. Bentuk dan desain dari turbin arus laut sendiri bermacam-macam. Dua diantaranya yang paling terkenal ialah Darrieus Turbine dan Gorlov Turbine yang
5
merupakan pengembangan dari Darrieus Turbine. Jika dibandingkan dengan jenis-jenis turbin lainnya, turbin Gorlov yang merupakan turbin jenis helix memiliki efisiensi yang sangat tinggi dan memiliki banyak kelebihan dibandingkan jenis-jenis turbin lainnya. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain ialah, mampu berputar pada kecepatan arus yang relatif rendah yaitu 0.5 m/s, mampu mengubah gaya gesek menjadi gaya pendorong bukan gaya penghambat, dan resultan gaya yang dihasilkan oleh arus laut akan selalu mengarahkan turbin untuk tetap berputar ke arah yang sama walaupun “diserang” dari arah manapun. Beberapa contoh pembangkit listrik energi arus laut yang dikembangkan di Indonesia antara lain ialah : 1. Turbin Gorlov PT. T-Files Indonesia 2. Turbin Darrieus dengan modifikasi oleh UPT BPPH BPPT 3. ITB turbin tipe Savonius rotor 4. ITS vortex induced lift 5. Sistem Corong oleh Cicip Hadi sucipto PLTHK (dipatenkan pada Juni 2011) Saat ini inovasi terbaru sedang dibuat dan dikembangkan oleh PT. T-Files Indonesia yang menggunakan turbin jenis helix (spiral) yaitu Gorlov Helical Turbine. Pemilihan turbin jenis Gorlov sendiri dikarenakan oleh adanya kelebihan-kelebihan seperti yang telah disebutkan diatas yang cocok dengan karakteristik arus laut Indonesia. 2.3
Potensi Arus Laut di Indonesia Wilayah-wilayah di Indonesia yang memiliki potensi energi arus laut yang
besar pada umumnya terletak pada daerah selat karena ketika aliran arus masuk kedalam suatu selat dan mengalami penyempitan, maka aliran arus akan mengalami percepatan dan membuat kecepatan aliran arus meningkat jauh lebih cepat. Disamping itu, Indonesia juga dilalui oleh Arus Lintas Indonesia (Arlindo) yang merupakan pergerakan massa air dengan volume besar yang berasal dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia yang masuk melalui wilayah Indonesia bagian timur (Tomczak dan Godfrey, 1994). Hal ini menyebabkan bagian timur
6
wilayah Indonesia memiliki potensi energi arus laut yang lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya terutama pada daerah selat. Beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki potensi arus yang besar dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1 Peta Potensi Arus Laut di Beberapa Wilayah di Indonesia (sumber : PEAL P3GL 2006-2012)
Gambar 2.2 Peta Potensi Arus Laut di Wilayah Indonesia Bagian Timur (sumber : PEAL P3GL 2006-2012)
7
2.4
Perhitungan Konversi Energi Arus Laut Turbin Gorlov Daya yang dihasilkan oleh air ketika melakukan kontak dengan “badan”
turbin sendiri dirumuskan dengan P
1 Av 3 dengan menyatakan densitas 2
fluida yang melakukan kontak dengan “badan” turbin (dalam konversi energi arus laut, maka menyatakan densitas air laut), A merupakan luas bidang singgung antara air dengan turbin dan v merupakan kecepatan aliran arus laut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan densitas yang lebih besar maka daya yang dihasilkan akan semakin besar. Sedangkan perumusan daya listrik yang dihasilkan oleh kontak arus laut dengan turbin dirumuskan sebagai P
1 Av 3Cp dengan Cp merupakan 2
efisiensi turbin dan A merupakan luas penampang/luas daerah kontak antara air dengan turbin. Untuk turbin jenis Gorlov PT. T-Files Indonesia, Cp 35 % . Untuk daerah kontaknya sendiri (A), maka dengan diameter 1 m dan tinggi 1.2 m, luas daerah kontak antara arus yang memiliki arah datang tegak lurus dengan bidang turbin yang dianggap sebagai persegi panjang ialah A 1.21 1.2 m2 . Berikut merupakan beberapa perhitungan daya listrik yang dihasilkan oleh turbin jenis Gorlov PT. T-Files Indonesia di beberapa wilayah di Indonesia khususnya di wilayah perairan yang mengalami penyempitan dan selat. Tabel 2.1 Data Konversi Energi Arus Laut di Indonesia Rentang Kecepatan Arus Maksimum dan Minimum (m/s) Selat Lombok 1,8-2,4 Selat Nusa Penida 0,5-3,2 Selat Larantuka 1,5-3,4 Selat Pantar 1,5-3,1 Nama wilayah
Sumber Rentang Kecepatan Arus
Kecepatan Arus Rata-rata (m/s)
PEAL P3GL 2006-2012 PEAL P3GL 2006-2012 PEAL P3GL 2006-2013 PEAL P3GL 2006-2014
2.1 1.85 2.45 2.3
Daya Listrik Yang Dihasilkan (kW) 1.99343025 1.362882281 3.165493406 2.61894675
8
BAB III Metode Penulisan
3.1
Metodologi Penulisan dan Pengembangan Ide Penulisan makalah dibagi mengintegrasikan tiga keilmuan yaitu ilmu
kelautan khususnya Oseanografi, ilmu ekonomi teknik dari Manajemen rekayasa industri, dan ilmu bisnis dari hasil penelitian, wawancara, serta konsultasi dengan pelaku bisnis energi terbarukan arus laut PT T-Files Indonesia. Keilmuan Oseanografi membahas tentang teori-teori yang mendasari fisis dan dinamika laut arus laut serta basic dari konversi energi terbarukan arus laut. Pemetaan potensi energi arus laut di Indonesia yang didasari dengan mengambil data dari studi pustaka lembaga penelitian P3GL, progam studi Oseanografi, serta hasil survei perusahaan PT T-Files Indonesia yang telah dikaji secara mendalam. Sedangkan ilmu ekonomi teknik digunakan untuk mengkaji dan menganalisa kondisi perekonomian Negara Indonesia yang kemudian nantinya akan lebih difokuskan kedalam pembangunan perekonomian wilayah pesisir. Disamping itu ilmu ekonomi juga digunakan dalam menentukan apakah sebuah jenis konversi energi layak dari segi biaya instalasi dan perawatannya. Ilmu bisnis mampu memberikan suatu sasaran pengembangan ide untuk memberikan analisis metode implementasi terhadap masyarakat pesisir dengan berdasarkan pertimbangan kondisi lapangan, sosio-ekonomi masyarakat, serta ketersediaan potensi alam Indonesia. Pengembangan inovasi dari analisis-sistematis karya tulis ini didasarkan pada studi menyeluruh terhadap aspek yang terkandung dalam pengembangan energi terbarukan arus laut. Integrasi tiga keilmuan tersebut maka diharapkan kita dapat membuat sebuah analisis pembangunan ekonomi negara Indonesia dengan pemanfaatan energi terbarukan arus laut untuk pengembangan wilayah pesisir.
9
BAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1
Metodologi Analisis dan Pengolahan Data Ide utama dari bab ini dalam bentuk diagram adalah seperti diagram
berikut:
Kerangka Acuan Berpikir
• MP3EI • MDGs • Triple track strategy • Kondisi aktual Indonesia • Pemetaan Potensi Energi Arus Laut di Indonesia
Analisis Keekonomian
• Investasi instalasi turbin energi arus laut • Kelayakan segi ekonomi • Key stakeholders
Dampak Potensial
• Dampak pada pembangunan kekuatan ekonomi masyarakat pesisir • Pemenuhan tujuan MP3I, MDG, triple track strategy
Gambar 4.1 Kerangka Analisis Masalah
4.1.1 MP3EI dan Kondisi Indonesia Saat Ini Dilansir dari web MP3EI[1], prinsip blue economy bergerak sejalan dengan konsep MP3I yang disusun oleh segenap direksi Presiden RI pada Retreat Kabinet Terbatas pada tanggal 30 Desember 2010. Dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi menuju negara maju sehingga Indonesia dapat meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Maka, perlu disusun runtutan penulisan mulai dari potensi yang mencakup keunggulan, kelayakan baik dari segi teknologi, ekonomi dan regulasi, yang pada akhirnya menuju kepada perluasan pembangunan ekonomi agar tercipta kesejahteraan masyarakat Indonesia yang sesuai dengan 3 pilar utama MP3EI yaitu (1) mengembangkan potensi ekonomi wilayah di 6 Koridor Ekonomi Indonesia, (2) memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal 10
dan terhubung secara global (locally integrated, globally connected), dan (3) memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi. MP3EI juga bersinergi dengan triple track strategy yang mengusung program pro-poor, pro-environment dan pro-job. Tidak berhenti sampai disitu, MP3I juga memenuhi tujuan besar dari Millenium Development Goals (MDGs) yang dirancang oleh PBB[2] untuk penyelesaian permasalahan mengenai pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, pencapaian pendidikan dasar universal, promosi kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV / AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, memastikan kelestarian lingkungan, membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan. Kondisi nyata yang dihadapi Indonesia secara global saat ini malah bertentangan dari segi energi. Berbanding terbalik dengan kondisi yang diharapkan kebijakan diatas, di Indonesia, pada tahun 2001 hingga 2002 terjadi kenaikan demand atas listrik sebesar 12.8%. Diprediksi kenaikan permintaan selama 10 tahun kedepan akan meningkat 9% setiap tahun. Di Sumatera dan Jawa contohnya, terjadi defisit listrik lebih dari 75 MW, Sulawesi sekitar 24 MW, dan wilayah lainnya dibawah 10 MW (DESDM, 2005). Indonesia hingga tahun 2011 mengonsumsi 148,2 Mtoe[3] (Million tons of oil equivalent) sumber energi primer seperti batu bara dan gas alam yang ekivalen dengan minyak dunia dan diramalkan akan terus meningkat hingga sekitar 160 Mtoe di tahun 2015 dan diprediksi akan meningkat tajam hingga 230 Mtoe di tahun 2030[4]. Dari segi supply, Tren ketersediaan gas alam diproyeksikan akan habis dalam waktu sekitar 35 tahun, minyak bumi dalam waktu 37 tahun, dan batu bara dalam 42 tahun[5]. Di sisi lain, pertambahan penduduk dunia diproyeksikan akan semakin meningkat, dari yang sekitar 7 juta pada tahun 2011 hingga mampu mencapai 9.1 juta pada tahun 2050[6] yang berarti demand akan terus meningkat.
11
Jika meninjau spesifik pada masyarakat pesisir, jumlah penduduk masyarakat pesisir di Indonesia berkisar sekitar 16.5 juta jiwa. Penduduk pesisir ini memiliki predikat poverty headcount index sebesar 0.3214 yang berarti 32% dari penduduk pesisir adalah mereka yang berada dibawah garis kemiskinan dan juga tidak ada pihak yang berinisiatif untuk memicu pertumbuhan ekonomi di sektor ini. Tentunya ini adalah hal yang amat ironis, karena potensi kelautan yang berbatasan langsung dengan masyarakat pesisir sebenarnya amat banyak. Disinilah konsep blue economy melalui MP3EI, triple track strategy, dan MDGs perlu diimplementasikan untuk memperbaiki hal ini. 4.1.2 Potensi Energi Arus Laut Indonesia Panjang pantai Indonesia sekitar 80.000 Km dan memiliki luas lautnya sekitar 80 juta km2. Dari sekian banyak sumber energi alternatif laut seperti tenaga air konvensional, geotermal, dan gelombang, Indonesia masih amat minim dalam pemberdayaan energi arus laut untuk dikonversi menjadi energi listrik. Padahal, Indonesia menyimpan sekitar 75.000 MW potensi dari energi tenaga air, 27.140 MW potensi dari energi geotermal, dan 240.000 MW potensi dari energi gelombang yang belum diberdayakan[7]. Secara spesifik, akan dibahas lebih dalam pada energi arus laut di Indonesia. Potensi untuk mengkonversi energi arus laut menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin Marine Current CV T-Files Indonesia mampu menghasilkan 500 watt pada kecepatan arus 1,5 m/detik. Sedangkan, dengan menggunakan turbin Kobold mampu menghasilkan daya sebesar 34 kW dengan kecepatan minimum 1,5 m/detik sedangkan untuk kecepatan arus diatas 3m/detik mampu hingga lebi hdari 280 kW. Dilansir dari http://www.ebtke.esdm.go.id pada 11 November 2012 pukul 4:44:12, Dr. Erwandi dari UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BBPT) pada Seminar Potensi Energi Listrik dari Arus Laut di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). “Di wilayah NTB dan NTT misalnya, berdasarkan hasil riset yang dikembangkan BPPT dari 10 Selat yang ada di wilayah perairan NTB dan NTT diperkirakan bisa dihasilkan energi listrik hingga 3000 Megawatt (MW),” ujar dia dalam
12
Seminar Potensi Energi Listrik dari Arus Laut di wilayah NTT dan NTB di Kantor Puslitbang PLN, Selasa 26 April 2011.” Berikut merupakan potensi energi arus laut di Indonesia yang telah diteliti oleh Asosiasi Energi Arus Laut Indonesia[8]: Tabel 4.1 Data Potensi Konversi Arus Laut di Indonesia
Sumber Daya
Besar Potensi
Teoretis Teknikal
60 GW/160 GW 10,5 GW/22,5 GW
Praktikal Aksesibel
5,25 GW/4,8 GW 2625 GW
Aksesibel & Feasible
1.500 MW
Maka, perlu dilakukan pengembangan potensi yang ada agar tercapai tujuan pemerintah bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. 4.1.3 Key Stakeholders Sejauh ini belum gencar dilakukan sosialisasi maupun edukasi masyarakat mengenai sumber energi arus laut ini. Karena tidak adanya sosialisasi dari pemerintah atau instansi pendidikan ke masyarakat, energi konvensional masih menjadi pilihan utama bagi PLN sebagai penyedia listrik negara. Namun, ini tentunya menjadi kesempatan bagi para technopreneur untuk masuk kedalam industri ini, begitu juga untuk PLN jika melihat ini secara jangka panjang. Maka dari itu, amat diperlukan peran serta aktif dari berbagai institusi di Indonesia sebagai key stakeholders untuk mendukung keberjalanan proses implementasi operasi konversi energi arus laut menjadi energi listrik diantaranya institusi akademik, peran individu maupun organisasi, regulasi pemerintah, dan lembaga non-pemerintahan.
13
• Eco-green, duta renewable energy, ASELI.
• Universitas negeri, swasta, sekolah. Peran Individu maupun Organisasi
Institusi Akademik
Regulasi Pemerintah
NonGovernment Organization
• Corporate social responsibility, taxation.
• Self sufficient village, social education, dan kampanye.
Gambar 4.2 Key Stakeholders Pengembangan Energi Arus Laut di Indonesia
Setelah itu, perlu diketahui lebih rinci estimasi kalkulasi keekonomian untuk proses konversi energi arus laut dan gelombang menjadi sumber energi terbarukan dengan teknologi yang telah ada saat ini. Perhitungan biaya investasi dan operasi diambil dari perusahaan turbin arus laut yang telah berpengalaman dan beroperasi dengan baik hingga hari ini yaitu PT T-Files Indonesia. Pada subbab berikutnya akan disajikan rincian biaya yang telah dianalisis dan dijadikan acuan oleh PT T-Files Indonesia sebagai perusahaan penyedia jasa konversi turbin arus laut dari Indonesia dengan kapasitas 1MW. 4.2
Analisis Kelayakan Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Tentunya setelah mengetahui potensi yang ada dari energi arus laut dan
gelombang di Indonesia, perlu dikalkulasi juga dari segi keekonomiannya. Selanjutnya akan dijelaskan secara umum ongkos produksi dan kelayakan energi arus laut dan gelombang bagi para investor potensial yang ingin membangun infrastruktur dan sistem bisnisnya dengan skala turbin generator 1 Mega Watt. Untuk melakukan investasi instalasi konversi energi arus laut menjadi energi listrik 1 MW[9], pertama-tama harus dilakukan dan dikaji dulu kelayakan usahanya. Ini dilakukan dengan studi kelayakan (feasibility study). Aspek-aspek hingga instalasi konversi energi arus laut terbagi dalam 5 aspek sebagai investasi awal (initial costs). Berikut rincian biaya awal yang perlu disiapkan:
14
Tabel 4.2 Kebutuhan Sumber Dana Investasi Turbin Arus Laut
Project costs and savings/income summary Initial costs Feasibility study 1.1% Development 2.2% Engineering 8.7% Power system 81.4% Balance of system & misc. 6.7% Total initial costs 100.0%
$ $ $ $ $ $
50,000 100,000 400,000 3,750,000 307,500 4,607,500
Dari segi kelayakan teknologi hingga instalasi, aspek-aspek diatas merupakan aspek fundamental yang perlu dipenuhi untuk melanjutkan proses menuju proses operasi. Tentunya didalam proses operasi tersebut, terdapat juga biaya yang harus dibayar mulai dari biaya langsung, tak langsung, dan overhead yang termasuk biaya-biaya bahan tak langsung, buruh tak langsung dan biayabiaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi/tujuan biaya akhir (Usry & Hammer, 1991–368). Tabel 4.3 Ongkos Operasi dan Perawatan Tahunan
Annual costs and debt payments O&M Fuel cost - proposed case Total annual costs
$ $ $
220,000 0 220,000
Kemudian, dilakukanlah estimasi dengan proses instalasi dan operasi yang telah dijalankan. Basis power plant yang dijadikan landasan untuk mengestimasi pemasukan adalah power plant berdaya 1 Mega-Watt. Diketahui juga proyeksi pemasukan kas setiap tahun sebesar $ 1,051,200 dengan ongkos produksi listriknya sebesar $ 0,120/kWh yang dijual dengan harga $ 0,15, yang relatif amat kompetitif secara ongkos produksi bila dibandingkan dengan sumber energi konvensional lainnya. Tabel 4.4 Proyeksi Pendapatan Tiap Tahun
Annual income Electricity export income Electricity exported to grid Electricity export rate
MWh $/MWh
7,008 150.00
15
Electricity export income Electricity export escalation rate
$ %
1,051,200 2.0%
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini perbandingan ongkos produksi energi yang dijadikan acuan oleh PT. PLN Indonesia.
Perbandingan Ongkos Produksi Energi Pembangkit Listrik US$/kWh
0.2
0.15 0.1 0.05 0 PLTD (Solar, HSD)
PLTG (Solar)
PLTGU (Solar)
PLTGU (Gas)
PLTU Arus & (Batubara) Gelombang
Gambar 4.3 Perbandingan Ongkos Produksi Listrik
Maka, setelah diketahui ongkos produksi dan potensi arus pemasukan uang. dengan demikian dapat dilakukan perhitungan ekonomi teknik untuk dijadikan pertimbangan kelayakan investasi dengan asumsi discount rate sebesar 10%. Berikut disajikan tabel perhitungannya. Tabel 4.5 Proyeksi Arus Kas Investasi Turbin Arus Laut
Yearly cash flows Year Pre-tax # $ 0 -4,607,500 1 847,824 2 864,780 3 882,076 4 899,718 5 917,712 6 936,066 7 954,788 8 973,883 9 993,361 10 1,013,228
After-tax $ -4,607,500 847,824 864,780 882,076 899,718 917,712 936,066 954,788 973,883 993,361 1,013,228
Cumulative $ -4,607,500 -3,759,676 -2,894,896 -2,012,819 -1,113,102 -195,390 740,676 1,695,464 2,669,347 3,662,708 4,675,936
16
Dari analisis keekonomian data diatas, maka kemudian dapat digunakan beberapa piranti analisis untuk menghitung kelayakan investasi di energi arus ini. Piranti yang dapat digunakan ialah analisis IRR (Internal Rate of Return), NPV (Net Present Value), dan PBP (Payback Period). IRR dihitung dengan menggunakan rumus: ∑ Dimana Pn merupakan arus kas pada periode ke-n, dan IRR merupakan variabel yang harus dicari. Dan setelah melakukan perhitungan, diperoleh IRR selama 10 tahun sebesar 14,7%. Kemudian, dilanjutkan lagi dengan justifikasi kelayakan investasi dari segi NPV. NPV dapat dicari dengan rumus: ∑ Dimana Pn merupakan arus kas pada periode ke-n, dan k merupakan asumsi discount rate. Setelah dikalkulasi, didapatkan NPV dari tabel arus kas sebesar $ 1.009.598, yang lebih besar dari 0 (nol) dan dapat diambil kesimpulan bahwa investasi ini layak untuk dijalankan secara ekonomis. Dan, jika ditinjau dari segi lama pengembalian (Payback Period), didapatkan PBP yaitu sekitar 5,2 tahun (62.4 bulan).
17
Arus Kas Kumulatif $6,000,000.00 $4,000,000.00
US$
$2,000,000.00
$0
2
4
6
8
10
12
$(2,000,000.00) $(4,000,000.00) $(6,000,000.00)
Tahun ke-
Gambar 4.4 Grafik Arus Kas Kumulatif
Dengan estimasi biaya investasi dan ongkos produksi ini, maka proses konversi energi arus laut tentunya dari segi keekonomian masih dapat dikatakan feasible jika didukung dari berbagai pihak. Tabel 4.6 Parameter Analisis Kelayakan Investasi
Financial viability summary Pre-tax IRR - equity Pre-tax IRR - assets
% %
14.7% 14.7%
After-tax IRR - equity After-tax IRR - assets
% %
14.7% 14.7%
Net Present Value (NPV) Annual life cycle savings Energy production cost Payback Period
4.3
$ $/yr $/MWh Yr
1.009.598 164.307 128.68 5,2
Dampak Potensial Pembangunan Ekonomi Pada Masyarakat Tentunya investasi ini dapat mendukung masyarakat pesisir maupun
remote area yang kesusahan mendapatkan daya listrik yang mayoritas disediakan bagi provinsi-provinsi dan pulau besar di Indonesia. Diharapkan dengan adanya instalasi turbin arus laut penghasil energi ini, masyarakat pesisir dapat tentunya menikmati listrik, sehingga dengan tata kelola desa yang baik dan dukungan dari
18
warga dan pemerintah setempat, ekonomi pesisir dan nelayan khususnya dapat berjalan dan juga bertumbuh secara perlahan dengan baik. Harapan ini tidak berlebihan. Harapan ini sejalan dengan rancangan MP3EI yang mengarah kepada percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia pada pilar pertama dan ketiga yaitu pengembangan potensi ekonomi wilayah di 6 (enam) koridor ekonomi Indonesia, dan memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional (dalam konsentrasi konversi energi arus laut) untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi. Selain mendukung keberjalanan MP3EI, hal ini juga bersinergi dengan pelaksanaan triple track strategy yang berkorelasi langsung dengan Millenium Development Goals (MDGs) pada poin ‘memastikan kelestarian lingkungan’ dari segi emisi karbon dan ‘memberantas kemiskinan dan kelaparan’ terutama pada masyarakat pesisir. Hal-hal pembangunan dan percepatan yang dapat dilakukan pasca instalasi turbin arus laut ini antara lain ialah: 1. Peningkatan kegiatan ekonomi dilakukan melalui diversifikasi kegiatan usaha dan peningkatan kualitas dan kuantitas komodi lokal dengan penggunaan teknologi tepat guna, 2. Peningkatan kualitas pendidikan di daerah sub-urban atau remote area secara berkala dan berkelanjutan, 3. Penggunaan
teknologi
yang
ramah
lingkungan
demi
menjaga
keberlangsungan alam dan disesuaikan dengan kebijaksanaan lokal 4. Peningkatan akses terhadap daerah yang sebelumnya tidak dapat dijangkau dan sekaligus memperkenalkan wisata alam untuk daerah yang memiliki potensi alam yang belum tergarap, 5. Peningkatan akses komunikasi maupun jalan demi memudahkan layanan kesehatan untuk menjangkau daerah yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan. Dengan demikian, tujuan dari konsep blue economy dapat terimplementasi dengan baik, dan pada akhirnya kebijakan MP3EI yang bersinergi dengan triple track strategy dan MDGs bisa terlaksana demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari karya tulis ini dengan mengacu pada rumusan
masalah adalah sebagai berikut: 1. Indonesia, sesuai dengan rumusan MP3EI memiliki potensi energi terbarukan yang belum diberdayakan dengan maksimal yaitu energi arus laut yang potensial untuk melakukan percepatan ekonomi negara yang bersinergi dengan triple track strategy dan Millenium Development Goals. 2. Investasi turbin energi arus laut layak secara teknologi dan ekonomi, namun diperlukan peran aktif baik pemerintah maupun swasta dalam implementasinya pada tempat-tempat yang berpotensi tersebut. 3. Terdapat banyak dampak positif bagi masyarakat pesisir dengan instalasi turbin arus laut ini yang sesuai dengan rancangan MP3EI. 5.2
Saran Saran yang kami ajukan untuk dapat diimplementasikan pada pembangunan
ekonomi masyarakat pesisir dengan instalasi turbin arus laut ini adalah: 1. Diperlukan dukungan dan peran serta yang aktif dari key stakeholders baik dari segi sumber dana maupun sumber daya untuk dapat melakukan studi, penelitian, perencanaan, pengembangan hingga implementasi pada konversi energi arus laut menjadi listrik demi tercapainya tujuan pembangunan ekonomi masyarkat pesisir yang sesuai dengan tujuan MP3EI. 2. Diperlukan edukasi dan sosialisasi lebih lagi dari institusi akademik untuk dibagikan pada masyarakat luas supaya masyarakat tercerdaskan dan tanggap dalam menghadapi perkembangan teknologi arus laut ini. 3. Diperlukan sinergi yang baik dari berbagai pihak untuk mendukung keberjalanan
pembangunan
ekonomi
masyarakat
pesisir
dengan
pemanfaatan energi arus laut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Energi Laut Indonesia. 2012.
Perkembangan Teknologi Konversi
Energi Laut di Indonesia. UN TEEB, US Geological Survey, Worm et al (2006). 2012. Global Resources Stock Check. http://www.bbc.com/future/story/20120618-global-resources-stockcheck. Diakses pada 17 November 2012. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). 2012. Pengembangan Potensi Energi Gelombang di Indonesia Belum Optimal. http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/energi-terbarukan/arus-laut/336-potensienergi-laut-nasional-telah-diratifikasi.html. Diakses pada 19 November 2012. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011. http://www.depkeu.go.id/ind/others/bakohumas/bakohumaskemenko/MP3EI_revi si-complete_(20mei11).pdf diakses pada 19 November 2012. Paramita, Nurana. 2010. Potensi Penerapan Turbin Arus Laut Sebagai Sumber Daya Energi Alternatif di Indonesia: Tugas Akhir Sarjana. PT T-Files Indonesia. 2012. Company Profile. PT T-Files Indonesia. 2012. Marine Current Turbine. UN News Centre. 2012. World population to reach 9.1 billion in 2050, UN Projects. http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=13451. Diakses pada 17 November 2012. USAID ASIA. 2012. Energy Trends in Developing Asia: Priorities for a LowCarbon Future. http://usaid.eco-asia.org. Diakses pada 17 November 2012. VOITH. 2012. Tidal Current Power Stations. http://www.voith.com/en/products-
services/hydro-power/ocean-energies/tidal-current-power-stations--591.html diakses pada 11/20/2012 8:20:56 AM.
21
World Bank. 2012. Millenium Development Goals. http://data.worldbank.org/about/millennium-development-goals. Diakses pada 11/19/2012 2:13:42 . Yuningsih, Ai dan tim P3GL. 2012. Potensi Arus Laut Untuk Pembangkit Energi Baru Terbarukan Selat Molo, Nusa Tenggara Timur. Prospek Energi Laut Indonesia. Bandung. P3GL.
22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama NIM Tempat/Tanggal Lahir Kebangsaan Jenis Kelamin Agama Program Studi Fakultas
Alamat Rumah
Nomor Telepon Email No 1 2 3 4
: : : : : : : :
Jefry Anderson Torhis Simanjuntak 129 10 003 Bandung / 21 April, 1992 Indonesia Laki-laki Kristen Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia : Komplek Antapani Mas 14A Jalan Randusari Timur RT 5/ RW 17 Kelurahan Antapani, Kecamatan Antapani Kidul Bandung, Jawa Barat, Indonesia : 085721042000 :
[email protected]
Nama Sekolah SD ST Agustinus SMPK YAHYA Bandung, Indonesia SMAK YAHYA Bandung, Indonesia Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Tingkat Dasar Menengah Atas S1
Tahun 1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-Sekarang
23
Nama NIM Tempat/Tanggal Lahir Kebangsaan Jenis Kelamin Agama Program Studi Fakultas
Alamat Rumah
Nomor Telepon Email
No 1 2 3 4
: : : : : : : :
Muhammad Alfalah Fauzi 129 10 003 Bandung / 13 Juni, 1992 Indonesia Laki-laki Islam Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia : Kompleks PPR-ITB No B2, Mekarwangi, Lembang, Kab. Bandung Barat, Indonesia : 085722036760 :
[email protected] [email protected]
Nama Sekolah SDN Soka 34 Bandung, Indonesia SMP Darul Hikam Bandung, Indonesia SMAN 14 Bandung, Indonesia Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Tingkat Dasar Menengah Atas S1
Tahun 1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-Sekarang
24
Nama NIM Tempat/Tanggal Lahir Kebangsaan Jenis Kelamin Agama Program Studi Fakultas Alamat Rumah Nomor Telepon Email No 1 2 3 4
: : : : : : : :
Harriman Samuel Saragih 134 09 108 Bandung / 30 Desember, 1990 Indonesia Laki-laki Kristen Manajemen Rekayasa Industri Fakultas Teknologi Industri, Bandung, Indonesia : Taman Cibaduyut Indah A-45 Bandung, Jawa Barat, Indonesia : +6285624703449 :
[email protected]
Nama Sekolah SDK YAHYA Bandung, Indonesia SMPK YAHYA Bandung, Indonesia SMA Alloysius Bandung, Indonesia Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Tingkat Dasar Menengah Atas S1
Tahun 1997-2003 2003-2006 2006-2009 2009-Sekarang
25