ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP (Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum Se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi)
Oleh AULIA ZAKIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP (Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum Se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh AULIA ZAKIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pelaksanaan praktikum dan (2) permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan di SMP kelas VII se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah guru IPA kelas VII di Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung yang melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan yang diambil dengan teknik purposive sampling.
Data penelitian berupa data kualitatif yang diperoleh dari angket, wawancara, foto atau video, lembar observasi permasalahan praktikum, lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum, perangkat pembelajaran seperti Lembar Kerja Siswapraktikum/ Lembar Kerja Peserta Didik-praktikum (LKS-praktikum/LKPDpraktikum), dan biodata mengenai pendidikan guru IPA. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan triangulasi instrumen, yaitu penggunaan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data penelitian ini
dianalisis secara deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Milles dan Huberman yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, mereduksi data, menyajikan data (model data), dan melakukan penarikan/verifikasi kesimpulan dalam bentuk kata-kata atau kalimat setelah diperoleh data dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan dengan rata-rata persentase pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh guru dan siswa berkriteria sangat baik dan tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berkriteria sangat baik, serta kemampuan guru dalam menyusun LKS-praktikum/LKPD-praktikum berkriteria sangat baik. Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan praktikum yaitu keterbatasan alat untuk praktikum seperti mikroskop, dan keterbatasan bahan seperti preparat awetan tumbuhan dan hewan serta keterbatasan sarana dan prasarana seperti belum tersedianya ruang khusus praktikum (laboratorium IPA).
Kata kunci:organisasi kehidupan, pelaksanaan praktikum, permasalahan praktikum, guru IPA, LKS-praktikum
iii
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP (Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum Se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh AULIA ZAKIA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Gunung Batin, pada tanggal 27 November 1995 merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sukirno dengan Ibu Sri Indriati. Penulis beralamatkan di Jln. Lintas Sumatera KM 78, Perum Kopkar Dwi Karya (BTN) Blok E2 No 27, Desa Lempuyang Bandar, Kec. Way Pengubuan, Kab. Lampung Tengah. No.Hp penulis 085788497954.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK) Islam Terpadu Bustanul Ulum Terusan Nunyai (1999-2001), SD Islam Terpadu Bustanul Ulum Terusan Nunyai (2001-2007), SMP Islam Terpadu Bustanul Ulum Terbanggi Besar (2007-2010), SMA Negeri 1 Kotagajah (2010-2013).
Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN tertulis dengan Beasiswa Bidikmisi. Penulis pernah aktif di organisasi sebagai Sekretaris Bidang Kaderisasi UKMF FPPI (2015/2016), Wakil Ketua DPM FKIP (2016), Sekretaris Komisi Keuangan DPM Universitas Lampung (2017) serta pernah menjadi asisten praktikum Botani Tumbuhan Tinggi dan Fisiologi Hewan. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Way Pengubuan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Tengah (Tahun 2016), dan melakukan penelitian pendidikan di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2017).
MOTTO
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” ~ QS. Muhammad: 7~ “Laa Yukallifullaahu Nafsan Illaa Wus’ahaa” (Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya) ~QS. Al-Baqarah: 283~ “Orang terhormat tidak berkata ia berhak dihormati. Orang yang sukses tidak berkata bahwa ia telah sukses. Orang cerdas tidak berkata bahwa ia sudah cerdas. Ketika kamu sudah berkata: 'Aku telah berjasa, Aku telah melakukan sesuatu, Aku telah berkontribusi', Sungguh saat itu pula apa yang kau lakukan tak bernilai apa-apa.” ~K.H. Hanafi Yusak~
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN Teriring doa dan rasa syukurku Kepada Allah SWT, penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada: Yang tercinta Ayahanda Sukirno dan Ibunda Sri Indriati yang telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas Adikku tersayang Sabila Azzahra yang senantiasa memberikan dukungan dan doa Seluruh keluarga besar tercinta yang senantiasa memberikan doa dan kasih sayangnya Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran dan memberikan inspirasi Sahabat yang selalu memotivasi dalam doa, serta Almamater Universitas Lampung tercinta
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Analisis Pelaksanaan Praktikum dan Permasalahannya pada Materi Organisasi Kehidupan di SMP” adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung, Pembimbing Akademik dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga; 6. Kepala SMP Al Kautsar, Kepala SMP Global Madani, Kepala SMP Negeri 2 Bandar Lampung, Kepala SMP Quran Darul Fattah serta guru-guru mitra, yang
telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga; 7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 8. Sahabat seperjuangan kuliah atas doa, perhatian, dan motivasinya; 9. Sahabat seperjuangan skripsi (tim kesebelasan) yaitu Atika Nur Azizah, Mutiara Amalia, Maristania, Ludfia Fatmawati, Meita Dwi Solviana, Larasati Dhian Pertiwi, Galuh Ayu Mungkashi, Lia Lestari, Endah Sulistyarini, dan Mezza Monica atas dukungan, semangat, dan semua bantuan yang telah diberikan; 10. Sahabat yang saling setia mengingatkan dan membersamai dalam petualangan kampus yaitu sahabat DIM, sahabat Lu’luum Maknuun, sahabat FPPI 15/16, sahabat DPM FKIP 2016, Sahabat DPM U 2017, sahabat Akhowat Kece, Abid TeKad, Gema FPPI, Pansus XVIII, sahabat KKN-KT Desa Lempuyang Bandar dan untuk sahabat seperjuangan saat SMA hingga sekarang serta sahabat kosan Asrama 3 Dara Kampung Baru atas nasehat, dukungan, motivasi, kebersamaannya, dan bantuan dalam memeriksa skripsi. Alhamdulillaahirobbil’alamiin skripsi ini telah selesai dengan baik dan penulis persembahkan karya terbaik ini untuk semuanya, harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Bandar Lampung, Penulis
Aulia Zakia
xii
Juni 2017
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................... C. Tujuan Penelitian ................................................................................ D. Manfaat Penelitian .............................................................................. E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... F. Kerangka Pikir .....................................................................................
1 9 9 9 10 11
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPA ................................................................................ B. Metode Praktikum ...............................................................................
14 19
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. B. Populasi dan Sampel ........................................................................... C. Desain Penelitian ................................................................................. D. Prosedur penelitian............................................................................... E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ................................................... F. Teknik Analisis Data ...........................................................................
26 26 27 28 30 35
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... B. Pembahasan .........................................................................................
46 51
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................................. B. Saran.....................................................................................................
61 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
63
xiii
LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Angket Tanggapan Guru........................................................................... Angket Tanggapan Siswa.......................................................................... Wawancara Kepada Guru ......................................................................... Wawancara Kepada Siswa ........................................................................ Biodata Pendidikan Guru IPA .................................................................. Lembar Observasi Permasalahan Praktikum Pada Materi Organisasi Kehidupan di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung..... Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung..... Perhitungan Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung .................... Penilaian Penyusunan LKS-praktikum/LKPD-praktikum Materi Organisasi Kehidupan oleh Guru ........................................................................................ Perhitungan Penyusunan LKS-praktikum/LKPD-praktikum Materi Organisasi Kehidupan oleh Guru ..................................................................... Data Gabungan dari Angket Tanggapan Guru di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung........................................................... Data Gabungan dari Angket Tanggapan Siswa di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung........................................................... Foto-foto Penelitian ...........................................................................................
xiv
67 72 76 80 84 86 89 91 92 97 98 99 101
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Persebaran Populasi dan Sampel Guru ................................................
27
2. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru .......................................................
31
3. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa......................................................
32
4. Kisi-kisi Wawancara Kepada Guru......................................................
33
5. Kisi-kisi Wawancara Kepada Siswa ....................................................
34
6. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Guru terhadap Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan.............................................
36
7. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Guru terhadap Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan.............................................
37
8. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan.............................................
38
9. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan.............................................
39
10. Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan ..........................................................................
40
11. Kriteria Penilaian Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan oleh Guru dan Siswa........................................
42
12. Lembar Penilaian Penyusunan LKS-praktikum/LKPD-praktikum materi organisasi kehidupan oleh Guru................................................
43
13. Kriteria Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun LKS-praktikum/LKPD-praktikum Materi Organisasi Kehidupan.......
45
14. Hasil Persentase Skor Angket Tanggapan Guru Terhadap Pelaksanaan Praktikum ........................................................................
47
xvi
15. Hasil Persentase Skor Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pelaksanaan Praktikum ........................................................................
48
16. Hasil Penilaian Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan ............................................................................................
49
17. Hasil Penilaian Penyusunan Lembar Kerja Siswa-praktikum / Lembar Kerja Peserta Didik-praktikum (LKS-praktikum/LKPDpraktikum) ............................................................................................
50
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................................
13
2. Panduan Pelaksanaan Praktikum Biologi...................................................
23
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentunya berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan-pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Pembelajaran IPA yang dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Permendiknas, 2006: 377).
IPA sangat penting perannya dalam mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat mengarahkan siswa untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan pembelajaran khusunya IPA yakni yang diterapkan dalam sebuah penelitian ilmiah. Pendidikan IPA diharapkan dapat
2 menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung pada pendidikan IPA dapat mengembang-kan kompetensi untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Permendiknas, 2006: 377). IPA hakikatnya juga melakukan pembelajaran yang berbasis praktikum karena IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Munandar, 2016: 11).
Salah satu pengalaman belajar siswa dalam mempelajari IPA khususnya adalah praktikum. Praktikum adalah penyelidikan dan aktivitas yang memungkinkan untuk mentransfer pengetahuan pada tingkat kognitif yang lebih tinggi dan menciptakan rasa ingin tahu siswa. Praktikum mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pemahaman yang lebih dalam mengenai konsep dan prinsip IPA khususnya Biologi untuk siswa. Praktikum mempersiapkan siswa untuk memiliki bekal pengetahuan karena menemukan teori yang akan dipelajari. Melalui praktikum siswa akan meng-hargai teori-teori yang dihasilkan dari penelitian serta melakukan praktikum membentuk dasar untuk keterampilan penelitian yang baik pada siswa. Oleh karena itu, melalui praktikum dapat meningkatkan pengembangan banyak keterampilan proses sains (Ruparanganda, Rwodzi, dan Mukundu, 2013: 14).
3 Praktikum yang dapat meningkatkan pengembangan banyak keterampilan proses sains menjadi harapan guru dan siswa yang melakukannya. Namun praktikum sendiri tentunya memiliki kriteria praktikum ideal. Praktikum yang ideal tentulah praktikum yang berjalan lancar dan sesuai rencana yang telah direncanakan sebelumnya oleh guru pada perangkat pembelajaran (RPP). Seperti halnya praktikum ideal dilaksanakan di laboratorium, yang dapat juga dilakukan di tempat-tempat lain seperti kebun, lapangan sekolah, halaman sekolah, ataupun ruang kelas yang mana tempat tersebut sesuai dengan materi yang akan dipraktikumkan atau dikondisikan sedemikian agar dapat melaksanakan praktikum tersebut. Pada umumnya praktikum dilaksanakan di laboratorium. Sedangkan menurut Mustaji dalam Hamidah, Sari dan Budianingsih (2014: 52), pada pembelajaran materi Biologi keberadaan laboratorium sangat penting. Karenanya laboratorium sebagai tempat untuk melatih siswa dalam hal keterampilan melakukan berbagai macam kegiatan ilmiah seperti praktek, melakukan percobaan dan aktivitas ilmiah lainnya yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum tentunya juga harus memadai. Sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh SMP dan MTs menurut Permendiknas No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota, yaitu adanya Laboratorium IPA. Hal serupa juga dikemukakan dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) harus tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk
4 36 siswa dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk mendemonstrasikan dan eksperimen oleh siswa/peserta didik (Permendikbud, 2013: 6). Pelaksanaan praktikum ideal juga didukung dengan kemampuan guru yang dapat mendorong siswa berpikir kreatif, kritis, dan analitis untuk mengatasi kendala yang terjadi saat pra maupun pelaksanaan praktikum. Oleh karenanya, guru harus membuat Lembar Kerja Siswa praktikum/Lembar Kerja Peserta Didik praktikum (LKS-praktikum/LKPD-praktikum) yang mampu menuntun siswa saat praktikum sebagai panduan pelaksanaan praktikum selain penjelasan dari guru sehingga kendala yang terjadi saat pelaksanaan praktikum dapat diminimalisirkan. Pelaksanaan praktikum ideal yang dilakukan juga akan menambah kemampuan/keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains yang telah didapatkan juga membutuhkan adanya standar pengukuran untuk mengetahui seberapa besar kontribusinya terhadap pembelajaran yang telah dilalui. Rendahnya kontribusi pembelajaran sains terhadap kualitas warga negara menurut Wulan (2007: 381) mungkin disebabkan karena penggunaan penilaian yang tidak tepat sehingga warga negara hanya dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan. Sebagai bagian dari program pembelajaran, penilaian mempunyai peranan yang sangat penting juga memberi manfaat terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Akan tetapi hasil observasi pada kegiatan prapenelitian yang telah dilakukan di beberapa sekolah di Kecamatan Rajabasa menunjukkan bahwa guru IPA melaksanakan praktikum IPA. Menurut salah satu guru IPA sekolah tersebut menyampaikan bahwa dalam pembelajaran IPA memang haruslah melakukan
5 praktikum khususnya pada materi organisasi kehidupan, karena menurutnya praktikum pada materi organisasi kehidupan memiliki nilai dan makna yang sangat bermanfaat bagi siswa nantinya. Jumlah laboratorium yang tersedia (satu) sering digunakan untuk pembelajaran di kelas sehingga terbatasnya ruang laboratorium dengan frekuensi praktikum pada kelas VII, VIII, dan IX sehingga guru harus membawa alat praktikum ke kelas untuk melakukan praktikum di kelas pada materi yang berbeda yang dikondisikan dengan ruang dan materi yang berkaitan. Namun, suasana praktikum di dalam kelas tentunya berbeda dengan praktikum di dalam laboratorium yang tentunya lebih kondusif.
Hasil wawancara dengan beberapa siswa bahwa praktikum IPA sangatlah menyenangkan dan memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dibandingkan harus mendengarkan guru menjelaskan di kelas. Namun juga ada beberapa siswa yang memilih untuk mendengarkan guru menjelaskan di kelas karena menurut siswa suasana kelas membuat dirinya fokus untuk menerima pembelajaran dari guru dibandingkan dengan suasana praktikum yang cukup ramai bersama teman membuat siswa agak sulit untuk menerima materi pembelajaran dengan praktikum.
Penelitian yang terkait dengan praktikum sudah diteliti oleh penelitian sebelumnya antara lain: 1) Penelitian yang dilakukan oleh Hasruddin dan Rezeqi (2012: 31) bahwa pelaksanaan praktikum di SMA Negeri se Kabupaten Karo masih jarang dilakukan dikarenakan belum adanya penjadwalan
6 praktikum secara jelas sehingga tingkat analisis pelaksanaanya masih rendah. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Jamaluddin (2015: 12) bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri se-Kecamatan Sojol diketahui bahwa persentase terlaksananya praktikum menggunakan KIT IPA Fisika sangat rendah berbagai hal menjadi penyebabnya. Penyebab utama rendahnya persentase terlaksananya praktikum yaitu tidak tersedianya sarana dan prasarana serta guru yang kurang mengetahui cara penggunaan KIT IPA Fisika. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Mariyam (2015: 4) menyatakan bahwa hasil penelitian yang diperoleh secara keseluruhan dengan nilai 75% menunjukkan pelaksanaan praktikum pada pembelajaran biologi siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Kunto Darussalam tahun pembelajaran 2014/2015 telah diterapkan dengan baik. Setiap siswa membutuhkan cara mengajar yang sesuai bagi dirinya yang dapat membantu dan meningkatkan kemampuan belajarnya. Namun sering ditemui dalam pembelajaran IPA, siswa kurang diajak aktif. Jika dilihat dari pembelajarannya banyak sekali yang harus dilakukan sehingga proses belajar mengajar lebih optimal, tetapi kebanyakan metode yang digunakan hanyalah metode ceramah saja karena guru beranggapan bahwa pengetahuan itu dapat ditransmisikan langsung dari pikiran guru ke pikiran siswa yang sebenarnya tidak bisa seperti itu. Padahal tidak semua materi dapat menggunakan metode ceramah, ada beberapa materi dalam pembelajaran IPA memerlukan
7 pengalaman langsung melalui serangkaian ilmiah (praktek) (Hasruddin dan Rezeqi, 2012: 27). Dalam konteks ini menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran Biologi sehingga motivasi terhadap pelajaran tersebut menjadi berkurang. Jadi hal ini merupakan salah satu penyebab mengapa frekuensi pelaksanaan praktikum Biologi di SMAN se Kabupaten Karo masih tergolong rendah dan dapat diketahui bahwa pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan belum menuntut siswa untuk melek sains dan mengarah ke keterampilan proses. Padahal diketahui bahwa pembelajaran IPA menuntut siswa untuk memiliki kemampuan dalam keterampilan proses, memiliki sikap ilmiah dan melek terhadap sains (Hasruddin dan Rezeqi, 2012: 27). Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa terdapat kesenjangan antara praktikum yang ideal yang seharusnya dilakukan dengan praktikum yang telah dilakukan secara nyata di sekolah maka dianggap perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai analisis pelaksanaan praktikum pada pembelajaran IPA. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan Praktikum dan Permasalahannya pada Materi Organisasi Kehidupan di SMP (Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)”.
8 B. Rumusan Masalah Ditinjau dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan di SMP kelasVII se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung? 2. Bagaimanakah permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan di SMP kelasVIIse-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis: 1. Pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan di SMP kelas VII se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung; 2. Permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan di SMP kelas VII se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan bekal berharga bagi peneliti sebagai calon guru biologi, terutama dalam pelaksanaan praktikum dan permasalahan yang ada dalam
9 pelaksanaan praktikum pada pembelajaran biologi pada materi organisasi kehidupan. 2. Bagi guru, dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan praktikum pada pembelajaran biologi terutama dalam pelaksanaan praktikum dan permasalahan yang ada dalam pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan pada pembelajaran biologi sehingga dapat menjadikan sebuah gambaran untuk meningkatkan pembelajaran biologi di sekolah. 3. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi pelaksanaan praktikum pada pembelajaran biologi terutama dalam pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan di sekolah. E. Ruang Lingkup Penelitian
Guna menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Analisis pelaksanaan praktikum adalah suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu terhadap kegiatan praktikum. Analisis pelaksanaan praktikum dalam upaya untuk memahami dan menjelaskan proses pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan. Analisis pelaksanaan praktikum dan permasalahannya yang akan dianalisis terdapat empat indikator yang akan diamati yaitu: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi
10 kehidupan oleh guru dansiswa; (2) motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (3) evaluasi laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru; dan (4) pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh siswa. 2. Permasalahan praktikum merupakan kendala yang ditemui dalam pelaksanaan praktikum sehingga praktikum tidak sepenuhnya berjalan dengan optimal. Adapun permasalahan praktikum yang dihadapi oleh guru akan dianalisis melalui beberapa indikator sebagai berikut: (1) kelengkapan alat untuk melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan; (2) kelengkapan bahan untuk melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan; (3) ketepatan waktu pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (4) ketersediaan LKS-praktikum/LKPDpraktikum. 3. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPA kelas VII SMP seKecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung.
F. Kerangka Pikir
Ciri dari pembelajaran IPA adalah adanya kegiatan praktikum baik di laboratorium maupun di alam. Praktikum sangat sesuai untuk memfasilitasi siswa belajar melalui pengalaman langsung. Praktikum memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan gambaran dalam keadaan yang nyata tentang apa yang diperoleh dalam teori dan terjadi kontak inderawi. Selain itu,dalam kegiatan praktikum siswa tidak sekedar
11 mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas saja sehingganya seorang guru juga harus mentranformasikan pengetahuan baik kognitif maupun psikomotorik kepada siswa. Oleh karena itu peneliti akan menggunakan angket dan wawancara untuk mendapatkan data primer dari subkjek penelitian. Aspek yang akan diamati pada guru memiliki beberapa aspek berupa: (1) pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan; (2) motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan; dan (3) evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum oleh guru pada materi organisasi kehidupan.
Siswa adalah seseorang (subjek didik), yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan. Tentunya guru selalu memiliki komunikasi dengan siswa sehingganya hubungan keduanya memiliki keterkaitan. Oleh karena itu siswa juga memiliki beberapa aspek yang akan diamati yakni berupa: (1) pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan; (2) motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan; dan (3) pembuatan laporan hasil praktikum pada materi organisasi kehidupan oleh siswa.
12 Analisis adalah suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu. Analisis pelaksanaan praktikum dalam upaya untuk memahami dan menjelaskan proses pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan. Kerangka pikir dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Pelaksanaan Praktikum
Guru
Siswa
1. Pelaksanaan praktikumpada materi organisasi kehidupan . 2. Motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan. 3. Evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum pada materi organisasi kehidupan oleh guru.
1. Pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan 2. Motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan 3. Pembuatan laporan hasil praktikum pada materi organisasi kehidupan oleh siswa.
Analisis Pelaksanaan Praktikum dan Permasalahannya
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pelaksanaan Praktikum pada Materi Organisasi Kehidupan
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA
Mata pelajaran IPA yang dipelajari pada tingkat SMP meliputi fisika dan biologi, yang bertujuan untuk menanamkan keyakinan pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. Memberi pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep IPA serta keterkaitan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Memberi pengalaman dan mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah. Memberi bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih lanjut pada peserta didik (Depdiknas dalam Jamaluddin, 2015: 6).
IPA merupakan ilmu yang dibangun melalui proses berfikir, eksperimen yang didalamnya terdapat tahap mengamati, mengukur, menganalisis, dan mengambil kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA siswa dituntut untuk lebih bisa mandiri dalam belajar, karena dalam proses pembelajaran IPA yang diutamakan bukan hanya sekedar pengembangan kemampuan akademik saja, melainkan juga kemampuan praktik yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Akyuni, 2010: 17).
14 Perkembangan kurikulum di Indonesia pada tahun 2013 untuk pembelajaran IPA mengarah pada konsep pembelajaran “integrative science”. Konsep “integrative science” berlandaskan teori behaviorisme, teori perolehan informasi, dan teori psikologi kognitif (konstruktivisme). Kurikulum yang ada dalam pembelajaran IPA merupakan deskripsi tujuan dan kompetensi yang diharapkan tercapai setelah kegiatan belajar seorang siswa. Dalam tujuan yang telah tertuang dalam kurikulum, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan karakter siswa dan karakter materi yang akan disampaikan dalam bentuk model pembelajaran dilengkapi sumber belajar dan media yang mendukung. Sehingga pembelajaran IPA mampu menyentuh ranah kebermaknaan dari konsep yang diperoleh dan dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 5).
Pengertian IPA menurut Kemendiknas dalam Wisudawati dan Sulistyowati (2015: 22) menyatakaan bahwa IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdsarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak bisa terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa penngetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari dan kreativitas.
15 Beberapa definisi yang sama menurut Subiyanto dalam Wisudawati dan Sulistyowati (2015: 23) bahwa IPA adalah: (1) suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum; (2) pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik; dan (3) suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta, terutama disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis.
Dalam proses pembelajaran IPA, guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai moral yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Untuk itu perlu dipilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan situasi dan kondisi fisik maupun mental siswa. Salah satu metode pembelajaran IPA yang dapat menciptakan kondisi tercapainya hasil konsep keilmuan IPA dan komponen proses keilmuan IPA adalah dengan melaksanakan pembelajaran di laboratorium yang berupa praktikum (Jamaluddin, 2015: 6).
Konsep keilmuan IPA dan komponen proses keilmuan IPA adalah salah satunya dengan melaksanakan pembelajaran di laboratorium yang berupa praktikum. Praktikum yang merupakan konsep belajar bermakna dalam proses pembelajaran IPA akan mampu menjawab permasalahan yang dijumpai seseorang siswa. Meskipun secara teoritis paradigma pembelajaran IPA diarahkan menuju kontruktivisme, pada kenyataannya guru masih lebih suka menggunakan metode ceramah di depan kelas. Sedikit sekali kreativitas
16 yang dibangun oleh siswa selama praktikum dan berhasil melakukan pembuktian terhadap sebuah konsep IPA, lantas praktikum dianggap berhasil. Tidak ada ruang untuk kesalahan dalam eksplorasi sains yang dilakukan di kelas, serta tidak ada trial dan eror, karena semuanya sudah terformulasi dalam petunjuk praktikum (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 9).
Konstruksi IPA yang bersifat sosial dapat pula dilihat dari pentingnya diskusi dengan teman di kelas. Dengan demikian, pembelajaran IPA yang berdasar konstruktivisme tidak menempatkan guru sebagai satu-satunya orang yang berbicara di depan kelas, melainkan siswa diberikan kesempatan untuk berbicara dengan teman-teman sekelasnya. Jika guru tidak mendengarkan siswa dan siswa tidak mendengarkan sesamanya maka pembelajaran di kelas tersebut sudah mati. Intinya, dalam pembelajaran IPA diperlukan kesempatan yang luas bagi siswa untuk meneliti dan mengkonstruksi IPA seoptimal mungkin sesuai dengan kapasitas siswa masing-masing dengan memanfaatkan iklim kolaboratif di dalam kelas. Peran guru disinilah sangat vital untuk dapat mengeola kelas dengan baik (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 9).
Peran seorang guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran IPA yang baik adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demostrator, pembimbing, motivator, evaluator, dan katalisator dalam pembelajaran, serta pengontrol konsep IPA yang dipahami oleh siswa. Jika peran tersebut dilaksanakan dengan baik maka akan mengarah pada mengajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 11-12).
17 Peran seorang guru IPA, menurut Standards for Science Teacher Preapration (NSTA) dalam Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 12-13) di Amerika Serikat harus memenuhi standar-standar sebagai berikut: 1. Guru IPA harus menguasai materi IPA dengan cara memahami dan mengartikulasi pengetahuan IPA, serta mempraktikkannya 2. Guru IPA yang efektif, jika mampu memahami cara siswa belajar dan mengoptimalkan pengetahuan IPA siswa dalam proses inkuiri. 3. Guru IPA harus mampu merencanakan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Dalam menentukan desain pembelajaran, guru harus juga memperhatikan setting laboratorium atau instrumen yang akan digunakan agar dapat diakses oleh semua siswa serta pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi siswa. 4. Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru IPA harus memperhatikan keselamatan siswa. 5. Setelah proses pembelajaran IPA, ketika seorang individu sudah memahami konsep IPA maka seorang guru harus dapat merancang instrumen untuk mendiagnosa pemahaman siswa dan efek pengiringnya yaitu penanaman karakter mulia siswa. 6. Seorang guru IPA harus selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam penguasaan materi IPA dan penguasaan pedagogik IPA.
Seorang guru IPA juga harus didukung dengan kemampuan guru yang dapat mendorong siswa berpikir kreatif, kritis, dan analitis untuk mengatasi kendala
18 yang terjadi saat pra maupun pelaksanaan praktikum. Menurut Depdiknas dalam Susanti (2015: 249) yang menyatakan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran visual yang tidak diproyeksikan. LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan adanya LKS bagi guru adalah, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Penelitian terdahulu Rohaeti dalam Ningtyas (2013: 17) menyatakan bahwa penyusunan lembar kerja siswa memenuhi berbagai syarat yaitu syarat didaktik, konstruksi, dan teknik . Dalam penilaian kualitas lembar kerja siswa yang perlu diperhatikan yaitu (1) pendekatan penulisan, (2) kebenaran konsep, (3) kedalaman konsep (4) keluasan konsep, (5) kejelasan kalimat, (6) kebahasaan, (7) penilaian hasil belajar, (8) kegiatan/percobaan (9) keterlaksanaan dan (10) penampilan fisik.
B. Metode Praktikum Perkembangan IPA-Biologi pada abad ini melaju dengan pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Perkembangan IPA-Biologi tersebut menggugah para guru IPA-Biologi untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih terarah pada penguasaan konsep, proses, dan sikap IPA-Biologi yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyrakat. Pembaharuan di bidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yang salah satu diantaranya adalah munculnya kurikulul yang mengisyaratkan guru sebagai fasilitator dan pendorong siswa untuk
19 menggunakan keterampilan proses, bersikap ilmiah, serta menerapkan inovasi model pembelajaran, sehingga IPA-Biologi mampu mengembangkan life skill bagi siswa (Munandar, 2016: 12-13).
Menyadari hal tersebut, maka tugas guru adalah menciptakan suatu iklim belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan fisik maupun mental sesuai dengan taraf kemampuannya. Oleh karena itu tugas guru bukan hanya memberikan pengetahuan semata, melainkan juga menyiapkan situasi yang memfasilitasi siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Pembelajaran IPA-Biologi juga perlu disusun sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktif (Munandar, 2016: 13).
Melalui pembelajaran IPA-Biologi dapat dibangun berbagai keterampilam berpikir tingkat tinggi. Adapun kekuatan pembelajaran IPA-Biologi untuk membangun kemampuan berpikir siswa terletak pada kemampuan merumuskan hipotesis, yang memacu dikembangkannya berbagai kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir ini kurang dapat berkembang pada pembelajaran IPA-Biologi tanpa eksperimen atau praktikum (Munandar, 2016: 13).
Kegiatan praktikum untuk SMP adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip baru bagi siswa yang didasarkan pada konsep atau prinsip yang telah ada dan dirumuskan oleh para ahli. Apabila ditinjau dari segi siswa maka kegiatan praktikum ini adalah kegiatan untuk
20 menemukan konsep atau prinsip, dan bila ditinjau dari segi ahli maka kegiatan ini adalah proses verifikasi konsep atau prinsip. Praktikum ini sendiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan rasa ingin tahu siswa, aktif, kreatif, inovatif, dan kejujuran ilmiah dalam menghadapi suatu masalah dalam realita kehidupan (Jamaluddin, 2015: 7).
Kegiatan praktikum merupakan suatu kegiatan yang penting dalam proses belajar mengajar. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Pembelajaran. Jika kegiatan praktikum tidak dilakukan sesuai Kurikulum Pembelajaran, tentu beberapa tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai oleh siswa dan ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya (Jamaluddin, 2015: 7). Didukung oleh pernyataan Hofstein (2004: 247) yang menyatakan bahwa kegiatan laboratorium sains (praktikum) telah lama memiliki peran khas serta pusat dalam kurikulum sehingga pendidik sains telah menyarankan akan banyaknya manfaat yang timbul dari keterlibatan siswa dalam kegiatan laboratorium IPA (praktikum).
Dalam menggunakan suatu metode pembelajaran, tidak ada suatu metode yang lebih baik dari metode pembelajaran yang lain. Masing-masing metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan. Menurut Akyuni (2010: 25-26) dalam metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
21 1.
Kelebihan metode praktikum, antara lain: (a) lebih cocok untuk bidang sains dan teknologi, (b) membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau simpulan berdasarkan percobaan,dan (c) hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
2.
Kekurangan metode praktikum, antara lain: (a) metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan,(b) metode ini memerlukan banyak fasilitas peralatan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal, dan(c) setiap percobaan tidak selalu memberi hasil yang selalu diinginkan.
Praktikum memiliki beberapa tujuan yang sering dikaitkan menurut Hasrudin dan Rezeqi dalam Atnur (2015: 1) yaitu: (1) untuk memotivasi siswa sebab kegiatanpraktikum pada umumnya menarik bagi siswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar sains; (2) untuk mengajarkan keterampilan dasar ilmiah; (3) untuk meningkatkan pemahaman konsep; (4) untuk memahami dan menggunakan metode ilmiah; dan (5) untuk mengembangkan sikap-sikap ilmiah.
Dengan kata lain, di dalam kegiatan praktikum sangat dimungkinkan adanya penerapan beragam keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri siswa. Praktikum dapat dilaksanakan di dalam dan di luar laboratorium. Panduan praktikum menentukan percobaan dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut Tesch dan Duit (2004: 10) ada tiga langkah pelaksanaan praktikum yaitu tahap pendahuluan, kerja, dan penutup. Tahap penutup dijelaskan bahwa hasil pengamatan dikomunikasikan, didiskusikan, dan ditarik
22 kesimpulan. Serta dalam membuat panduan, ada beberapa hal yang paling penting tercakup dalam pembuatan panduan pelaksanaan praktikum. Hal-hal penting yang terkait dengan panduan praktikum di laboratorium seperti gambar berdasarkan modifikasi dari Wulan dalam Yolida (2010: 12) yang disajikan pada Gambar 2.
Aturan dan disiplin
Pengaturan kegiatan dikomunikasikan dengan jelas
Pemberian contoh penggunaan alat
Untuk alat tidak familiar
Pujian spontan Layanan diskusi kelompok dan klasikal
Pemberian motivasi
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Ditunjukkan fakta menarik Humor ilmiah Konsep disusun induktif
Pretes dan postes
Keterampilan belajar kritis
Kesimpulan oleh mahasiswa
Dari fakta
Informasi cara kemampuan dasar
Menghubungkan fakta dan konsep
Dilatihkan
Gambar 2. Panduan Pelaksanaan Praktikum Biologi (Wulan dalam Yolida, 2010: 12) Mengingat kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA bertumpu sepenuhnya pada guru sehingga dalam pelaksanaan praktikum yang bermutu tentu guru harus terlebih dahulu memiliki kompetensi menyelenggarakan kegiatan praktikum dari mulai persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan praktikum yang dilaksanakan. Oleh karena itu,
23 guru harus memiliki kemampuan mengelola laboratorium IPA sehingga dapat melatih siswa untuk menerapkan kerja ilmiah sesuai prosedur.
Praktikum IPA yang ideal pada umumnya dilakukan di dalam laboratorium sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, maka seluruh sekolah wajib memiliki laboratorium IPA (termasuk Biologi). Oleh karena itu, baik SMP/MTs maupun SMA/MA negeri dan swasta dengan status SSN (Sekolah Standar Nasional) dengan akreditasi A telah memiliki sarana prasarana laboratorium Biologi yang memadai sesuai sarana prasarana laboratorium IPA-Biologi pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA (Munandar, 2015: 14).
Kegiatan praktikum merupakan salah satu faktor yang penting dalam menunjang keberhasilan siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Praktikum akan lebih efektif untuk meningkatkan keahlian siswa dalam pengamatan dan meningkatkan ketrampilan serta sebagai sarana berlatih dalam menggunakan peralatan. Selain itu dengan praktikum siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu, aktif, kreatif, inovatif, serta menumbuhkan kejujuran ilmiah.Menurut Akyuni (2010: 24-25) ada empat alasan tentang pentingnya pembelajaran praktikum : a. Pembelajaran praktikum membangkitkan motivasi belajar, sehingga peserta didik yang termotivasi belajar akan bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu.
24 b. Pembelajaran praktikum mengembangkan ketrampilan dasar melalui praktikum. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep dengan melatih kemampuan mereka mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat, menggunakan dan menangani alat secara aman merancang dan melakukannnya. c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Hal ini karena dalam proses pembelajaran praktikum tidak hanya sekedar keterlibatan peserta didik saja, akan tetapi yang peran langsung dari peserta didik dalam identifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisis serta membuat dalam laporan. d. Praktikum dapat menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini pembelajaran praktikum memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan dan membuktikan teori. Dengan begitu, pembelajaran praktikum dapat menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
25
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-April semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPA kelas VII di Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung yang melaksanakan praktikum IPA yang berjumlah 8 orang dan sampel yang digunakan adalah guru IPA kelas VII di Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung yang melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan di SMP Alkautsar, SMP Quran Darul Fattah, SMP Negeri 2 Bandar Lampung, dan SMP Global Madani yang berjumlah 5 orang. Tiga orang yang tidak dijadikan sampel dikarenakan bahwa ia tidak melakukan praktikum materi organisasi kehidupan sehingga peneliti tidak menjadikannya sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik yang didasarkan semata-mata atas pertimbangan pelaku riset sesuai dengan maksud dilakukannya riset dan tepat digunakan dalam studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil riset studi kasus dari teknik penyampelan
26 ini tidak untuk digeneralisasi, melainkan berupa deskripsi tentang berbagai hal yang ditemukan dari penelaahan kasus (Ali dan Asrori, 2014: 247). Maka peneliti melakukan sampling untuk menentukan sampel penelitian berdasarkan pertimbangan peneliti. Persebaran populasi dan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 1, yaitu: Tabel 1. Persebaran Populasi dan Sampel Guru No. 1. 2. 3. 4.
Kode Sekolah A B C D
Sekolah
Populasi
Sampel
Kurikulum
SMP Alkautsar SMP Global Madani SMP Negeri 2 Bandar Lampung SMP Quran Darul Fattah
3 1 3 1
2 1 1 1
K13 K13 K13 KTSP
8
5
Total
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain riset eksploratori. Dalam desain penelitian ini tidaklah langsung mencari sebuah kesimpulan akhir yang merupakan riset awal dari sebuah penelitian. Desain riset awal yang berfungsi untuk menjelaskan dan mendefinisikan suatu masalah. Desain ini digunakan untuk survei yang dilakukan oleh ahli, studi kasus, analisis data sekunder dan riset yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan mendefinisikan sebuah pengamatan langsung yang terjadi.. Tujuan pendeskripsian atau penggambaran dengan cara pendekatan kualitatif ini adalah untuk membantu pembaca mengetahui apa saja yang telah terjadi didalam penelitian atau pengamatan langsung saat penelitian sehingga membuatnya jelas memahami apa yang terjadi di latar penelitian.
27 D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Prapenelitian Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada prapenelitian adalah: a) Mendata SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung. b) Membuat surat izin observasi sebagai surat pengantar untuk ditujukan ke sekolah tempat dilaksanakan penelitian yang berasal dari dekanat. c) Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang seluruh guru IPA kelas VII. d) Menentukan jumlah guru sampel IPA kelas VII dari masing-masing sekolah dengan teknik purposive sampling. e) Menentukan jumlah perwakilan siswa kelas VII sebanyak 30% untuk mengisi angket dan 10% untuk diwawancarai dari masing-masing sekolah dengan teknik random (acak). Peneliti menentukan banyaknya jumlah perwakilan siswa dengan teknik two stage clustered sampling (Nazir, 2005: 315). f)
Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yaitu kisi-kisi pertanyaan untuk wawancara kepada guru dan siswa, serta angket tanggapan guru dan siswa mengenai pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan.
28 g) Membuat instrumen penelitian yaitu pertanyaan untuk wawancara kepada guru dan siswa, serta angket tanggapan guru dan siswa mengenai pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan. 2.
Pelaksanaan Penelitian Kegiatan penelitian akan dilakukan oleh peneliti dalam beberapa langkah, sebagai berikut: a)
Mendokumentasikan persiapan praktikum pada materi organisasi kehidupan yang dilakukan oleh guru IPA kelas VII dalam bentuk foto.
b) Mendokumentasikan ruang laboratorium IPA di masing-masing sekolah dalam bentuk foto. c)
Mengamati guru dan siswa dalam pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan yang sedang berlangsung menggunakan lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum sesuai tabel 9 halaman 40.
d) Mendokumentasikan kegiatan praktikum pada materi organisasi kehidupan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam bentuk foto. e)
Memberikan instrumen berupa angket mengenai pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan kepada guru sampel dan perwakilan siswa sebanyak 30% dari jumlah keseluruhan siswa sehingga jumlah perwakilan siswa di SMP Alkautsar sebanyak 100 siswa, SMP Global Madani sebanyak 94 siswa, SMP Quran Darul Fattah sebanyak 100 siswa dan SMP Negeri 2 Bandar Lampung sebanyak 96 siswa. Angket diberikan setelah pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan.
29 f)
Melakukan wawancara kepada guru sampel dan perwakilan siswa sebanyak 10% dari jumlah keseluruhan siswa sehingga jumlah perwakilan siswa di SMP Alkautsar sebanyak 10 siswa, SMP Global Madani sebanyak 9 siswa, SMP Quran Darul Fattah sebanyak 10 siswa dan SMP Negeri 2 Bandar Lampung sebanyak 10 siswa mengenai pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan.
g) Meminta guru sampel untuk memberikan perangkat pembelajaran yang terdiri dariLKS-praktikum/LKPD-praktikum materi organisasi kehidupan dan biodata pendidikan guru IPA E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1.
Jenis Data Data pada penelitian ini adalah data kualitatif mengenai: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (2) motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (3) evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru; dan (4) pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh siswa. Jenis data terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di sekolah dengan memberikan instrumen angket dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan langsung yang diambil saat observasi langsung di laboratorium IPA dalam bentuk foto serta menggunakan lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum dan permasalahan praktikum materi organisasi kehidupan, kemudian perangkat pembelajaran seperti Lembar Kerja Siswa-
30 praktikum/Lembar Kerja Peserta Didik-praktikum (LKS-praktikum/LKPDpraktikum) materi organisasi kehidupan, dan biodata mengenai pendidikan guru IPA. 2.
Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan triangulasi instrumen, yaitu penggunaan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu: a. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe tertutup. Pengambilan data melalui angket tanggapan kepada guru dan siswa dengan cara memberikan angket tanggapan kepada guru sampel dan perwakilan siswa untuk diisi lalu setelah itu dikumpulkan kembali sebagai data yang siap diolah. Angket tanggapan guru bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasiguru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru, sedangkan angket tanggapan siswa bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh siswa. Tabel kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3, sebagai berikut:
31 Tabel 2. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru No
1.
2.
3.
Aspek yang diamati
Deskripsi Aspek
Butir Pernyataan Pernyataan Pernyataan Positif Negatif 1,8,22 11, 26, 21
a. Waktu pelaksanaan praktikum b. Bahan ajar 23, 18, 27 c. Tata cara atau panduan 6 pelaksanaan praktikum Pelaksanaan d. Peran guru dalam praktikum pelaksanaan 5, 10 materi praktikum organisasi e. Ketersediaan alat kehidupan 12, 16 dan bahan f. Kesesuaian praktikum dengan 14, 28 materi g. Penilaian pelaksanaan 25, 29, 30 praktikum Motivasi a. Keinginan dari 8 guru terhadap dalam diri guru pelaksanaan b. Keinginan dari 4 praktikum dalam diri siswa dan perma- c. Keinginan dari salahannya lingkungan pada materi 1, 5 organisasi kehidupan a. Waktu Evaluasi pengumpulan 19 pembuatan laporan laporan hasil b. Isi laporan siswa 11, 9 praktikum c. Peran guru IPA dan perma1, 3, 4, 5, 15 salahannya d. Penulisan laporan 7 pada materi e. Pemahaman guru organisasi dalam pembuatan 10 kehidupan penilaian Total 30
Total soal
Skor
6
6
4, 7, 19
6
6
24
2
2
31, 13
4
4
9, 32
4
4
2, 17
4
4
3, 20, 15
6
6
2
2
2
7
2
2
3, 6
4
4
13
2
2
6, 16 12, 8, 18, 17, 20 14
4
4
10
10
2
2
2
2
2
30
60
60
Total soal
Skor
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 203-205). Tabel 3. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa No.
1.
Aspek yang Diamati
Deskripsi Aspek
Pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan
a. Waktu pelaksanaan praktikum b. Peran guru dalam pelaksanaan praktikum c. Ketersediaan alat dan bahan d. Kesesuaian praktikum dengan materi ajar
Butir Pertanyaan Pernyataan Pernyataan positif negatif 1
12
2
2
2, 11, 9
8, 20, 14
6
6
3, 13, 15
10, 7, 19
6
6
4, 5
17, 16
4
4
32 No.
2.
3.
Aspek yang Diamati
Motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan Pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan
Deskripsi Aspek e. Tempat pelaksanaan praktikum a. Keinginan dari dalam diri b. Keinginan dari lingkungan c. Rasa ingin tahu siswa d. Kesiapan siswa a. Pembuatan laporan b. Penilaian laporan c. Kendala pembuatan laporan Total
Butir Pertanyaan Pernyataan Pernyataan positif negatif
Total soal
Skor
6
18
2
2
1, 5
9, 2
4
4
10, 6
3, 12
4
4
4, 8
14, 13
4
4
7, 15
11, 16
4
4
3, 6, 7
5, 12, 9
6
6
1, 10, 11
1, 8, 14
6
6
15, 16
2, 4
4
4
26
26
52
52
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 203-205). b. Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru sampel dan perwakilan siswa sebagai data pendukungterhadap data angket yang diberikan. Wawancara kepada guru bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru, sedangkan wawancara kepada siswa bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh siswa. Tabel kisi-kisi wawancara yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5, sebagai berikut:
33 Tabel 4. Kisi-kisi Wawancara kepada Guru No.
1.
2.
3.
Aspek yang Diamati
Deskripsi Aspek
a. Waktu Pelaksanaan Praktikum b. Bahan ajar c. Tata cara atau panduan pelaksanaan praktikum Pelaksanaan d. Peran guru dalam pelaksanaan praktikum materi praktikum organisasi kehidupan e. Ketersediaan alat dan bahan oleh guru f. Kesesuaian praktikum dengan materi g. Penilaian pelaksanaan praktikum Motivasi guru a. Keinginan dari dalam diri guru terhadap pelaksanaan praktikum materi b. Keinginan dari lingkungan organisasi kehidupan Evaluasi pembuatan a. Isi laporan siswa laporan hasil b. Peran guru IPA praktikum materi organisasi kehidupan c. Pemahaman guru dalam pembuatan penilaian oleh guru Total
Nomor soal Pertanyaan 5, 6, 7, 8, 9 11, 12
Total
10 13
17
1, 2, 3, 4 14 15, 16, 17 18 2
19 23, 24 20, 21, 22
8 25, 26, 27 27
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 108-109). Tabel 5. Kisi-kisi Wawancara kepada Siswa No.
Aspek yang Diamati
Deskripsi Aspek a.
b.
1.
Pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan
c. d.
e.
2.
3.
Motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan Pembuatan laporan hasil
a. b. c. d. a.
Waktu pelaksanaan praktikum Peran guru dalam pelaksanaan praktikum Ketersediaan alat dan bahan Kesesuaian praktikum dengan materi ajar Tempat pelaksanaan praktikum Keinginan dari dalam dari Keinginan dari lingkungan Rasa ingin tahu siswa Kesiapan siswa Pembuatan laporan
Nomor Soal Pertanyaan
Total soal
1
2, 3, 4,
7, 8,
10
9, 10,
5, 6, 11, 12, 16, 19 13, 10 14, 17, 18 15, 20 21, 23, 27, 30
11
34 No.
Aspek yang Diamati praktikum materi organisasi kehidupan
Deskripsi Aspek b.
Nomor Soal Pertanyaan
Total soal
Penilaian laporan 22, 24, 25, 26, 28, 29, 31
Total
31
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 108-109). c. Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati, mencermati kegiatan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan dengan menggunakan lembar observasi tahapan praktikum materi organisasi kehidupan. Dalam kegiatan mengamati dan mencermati kegiatan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan maka juga mencatat seluruh permasalahan yang terjadi ketika pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan. Kegiatan observasi ini juga merekam kegiatan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan dalam bentuk foto. Untuk memperoleh perangkat pendukung observasi kegiatan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan seperti:(1) Lembar Kerja Siswa-praktikum/ Lembar Kerja Peserta Didik-praktikum (LKS-praktikum/LKPDpraktikum) materi organisasi kehidupan; dan (2) biodata pendidikan guru IPA.
F.
Teknik Analisis Data
1.
Angket Setelah data hasil angket diperoleh, maka data hasil angket dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data
35 yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Milles dan Huberman yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, mereduksi data, menyajikan data (model data), dan melakukan penarikan/verifikasi kesimpulan dalam bentuk kata-kata atau kalimat setelah diperoleh data dalam bentuk persentase (Emzir, 2011: 135). Berikut ini prosedur teknik analisis data angket: a.
Angket Tanggapan Guru 1. Pengolahan data dari angket tanggapan guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan akan dianalisis secara deskriptif kualitatif (item pernyataan pada angket tanggapan guru terlampir pada lampiran 1). 2. Menghitung skor angket tanggapan guru Skor angket pada pernyataan positif jika menjawab “Ya” bernilai 1 sedangkan pada pernyataan positif jika menjawab “Tidak” bernilai 0 dan pernyataan negatif jika menjawab “Ya” bernilai 0 sedangkan pada pernyataan positif jika menjawab “Tidak” bernilai 1. Skor pada penyataan guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 32 skor, pada pernyataan guru terhadap motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 8 skor, serta skor guru terhadap evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 20.
36 3. Menghitung persentase skor angket tanggapan guru dengan menggunakan rumus %=
100%
Keterangan : n = skor yang diperoleh guru sampel; N = skortotal yang seharusnya diperoleh guru sampel; dan % = persentase kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh guru sampel (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256). 4. Menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek, dengan rumus: Persentase rata-rata =
x 100%
Sumber : dimodifikasi dari Sudjana (2005: 205). 5. Menjelaskan persentase angket tanggapan guru untuk mengetahui pelaksanaan praktikum oleh guru dengan mengkriteriakan persentase Tabel 6. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Guru terhadap Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Persentase (%) 81 – 100 61 – 80 41 – 60 21– 40 0-20
Kriteria Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 111-115). 6. Melakukan tabulasi data hasil isian pada angket tanggapan guru berdasarkan klasifikasi yang dibuat berdasarkan Tabel 2, bertujuan untuk memberi gambaran frekuensi, persentase, dan kriteria persentase dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 7. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Guru terhadap Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Responden (Guru) 1 + 2 +
Persentase Deskripsi Aspek (%) A B C Dst.
Rata-rata
Kriteria
37 Responden (Guru) 3 + 4 + + Dst. -
Persentase Deskripsi Aspek (%) A B C Dst.
Rata-rata
Kriteria
Keterangan : Y = pernyataan ya; T: pernyataan tidak (dimodifikasi dari Rahayu dalam Nurmala, 2014: 37). b. Angket Tanggapan Siswa 1. Pengolahan data (hasil isian) dari angket tanggapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan akan dianalisis secara deskriptif kualitatif (item pernyataan pada angket tanggapan siswa terlampir pada lampiran 2). 2. Menghitung angket tanggapan siswa Skor angket pada pernyataan positif jika menjawab “Ya” bernilai 1 sedangkan pada pernyataan positif jika menjawab “Tidak” bernilai 0 dan pernyataan negatif jika menjawab “Ya” bernilai 0 sedangkan pada pernyataan positif jika menjawab “Tidak” bernilai 1. Skor pada penyataan siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 20 skor, pada pernyataan siswa terhadap motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 16 skor, dan skor siswa terhadap pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 16.
38 3. Menghitung persentase skor angket tanggapan siswa dengan menggunakan rumus %=
100%
Keterangan : n = skor yang diperoleh perwakilan siswa; N = skortotal yang seharusnya diperoleh perwakilan siswa; dan % = persentase kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh siswa (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256). 4. Menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek, dengan rumus: Persentase rata-rata =
x 100%
Sumber : dimodifikasi dari Sudjana (2005: 205). 5. Menjelaskan persentase angket tanggapan siswa untuk mengetahui pelaksanaan praktikum oleh siswa dengan mengkriteriakan persentase. Kriteria persentase dapat dirujuk pada Tabel 6. 6. Melakukan tabulasi data temuan pada angket tanggapan siswa berdasarkan klasifikasi yang dibuat pada tabel 3, bertujuan untuk memberi gambaran frekuensi, persentase, dan kriteria persentase dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket Tabel 8. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Responden (Siswa)
1 +
Persentase Deskripsi Aspek (%) 2 3 Dst. + + + -
1 2 3 4 Dst. Rata-rata Kriteria
Keterangan: Y = pernyataan ya; T: pernyataan tidak (dimodifikasi dari Rahayu dalam Nurmala, 2014: 37).
39 2.
Wawancara Data wawancara akan dianalisis secara deskriptif menggunakan teknik analisis data model Milles dan Huberman yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, mereduksi data, menyajikan data (model data), dan melakukan penarikan/verifikasi kesimpulan dalam bentuk kata-kata atau kalimat setelah diperoleh data dalam bentuk persentase (Emzir, 2011: 135). Wawancara berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data angket. a. Wawancara kepada guru Pengolahan data dari wawancara kepada guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta evaluasi pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru dianalisis secara deskriptif menggunakan menggunakan teknik analisis data model Milles dan Huberman (item pertanyaan terlampir pada lampiran 3). b. Wawancara kepada siswa Pengolahan data wawancara kepada siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan, serta pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan dianalisis secara dekriptif menggunakan menggunakan teknik analisis data model Milles dan Huberman (item pertanyaan terlampir pada lampiran 4).
40 3.
Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan Pelaksanaan praktikum akan diobservasi menggunakan lembar observasi yang berisi tentang aspek-aspek tahapan pelaksanaan praktikum dengan melihat kompetensi dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 materi organisasi kehidupan. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Milles dan Huberman yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, mereduksi data, menyajikan data (model data), dan melakukan penarikan/verifikasi kesimpulan dalam bentuk kata-kata atau kalimat setelah diperoleh data dalam bentuk persentase (Emzir, 2011: 135). Berikut adalah lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan. a. Lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan Tabel 9. Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan No.
1.
Tahapan
Persiapan
Langkah-langkah Terlaksana (1) Tidak (0) A. Guru mempersiapkan tempat pelaksanaan praktikum B. Guru mempersiapkan alat praktikum C. Guru mempersiapkan bahan praktikum D. Guru memberikan intruksi penggunaan alat praktikum E. Guru memberikan intruksi penggunaan bahan praktikum F. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenain instruksi yang telah disampaikan G. Guru menjelaskan tujuan praktikum kepada siswa
41 No.
2.
3.
Tahapan
Pelaksanaan
Penutup
Langkah-langkah H. Guru memberikan motivasi kepada siswa I. Guru memberikan LKSpraktikum kepada siswa Jumlah A. Siswa menggunakan alat yang disediakan
Terlaksana (1) Tidak (0)
B. Siswa menggunakan bahan yang disediakan C. Siswa melaksanakan kegiatan praktikum, seperti: a) mengamati b) mengumpulkan data c) mendiskusikan d) mengerjakan LKSpraktikum yang telah diberikan oleh guru e) menyimpulkan hasil praktikum D. Guru melakukan observasi untuk menilai pelaksanaan praktikum yang dilakukan siswa Jumlah A. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKSpraktikum yang telah dikerjakan B. Guru dan siswa mendiskusikan masalahmasalah yang terjadi selama kegiatan praktikum C. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan D. Guru memeriksa kebersihan dan kondisi alat E. Guru menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah digunakan F. Guru meminta siswa untuk membuat laporan praktikum materi organisasi kehidupan Jumlah
Sumber: dimodifikasi dari Byarlina dalam Hidayati (2012: 11-12). b. Menghitung persentase skor tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan yang dilakukan oleh guru dan siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
42 Setiap langkah terlaksana mendapat skor 1 dan jika langkah tidak terlaksana mendapat skor 0. Skor maksimal = 23 %=
100%
Keterangan : % = persentase keterlaksanaan tahapan praktikum oleh guru dan siswa, n = skor yang diperoleh guru dan siswa dalam pelaksanaan tahapan praktikum, N = skor maksimal dalam pelaksanaan tahapan praktikum oleh guru dan siswa (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256). c. Mengkriteriakan penilaian tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru dan siswa. Kriteria persentase penilaian tahapan pelaksanaan praktikum dapat dirujuk pada Tabel 6.
4.
Lembar Observasi Permasalahan Praktikum pada Materi Organisasi Kehidupan Lembar observasi permasalahan praktikum materi organisasi kehidupan akan dianalisis secara deskriptif menggunakan teknik analisis data model Milles dan Huberman untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada praktikum materi organisasi kehidupan. Permasalahan praktikum yang dihadapi oleh guru ditinjau dari beberapa indikator utama yaitu: (1) kelengkapan alat untuk melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan; (2) kelengkapan bahan untuk melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan; (3) ketepatan waktu pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (4) ketersediaan ruang khusus untuk laboratorium IPA; dan (5) ketersediaan LKS-praktikum/LKPD-praktikum (item pertanyaan terlampir pada lampiran 6).
43 5.
Lembar Kerja Siswa Praktikum/Lembar Kerja Peserta Didik Praktikum (LKS-praktikum/LKPD-praktikum) Materi Organisasi Kehidupan LKS-praktikum/LKPD-praktikum akan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik analisis data model Milles dan Huberman yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, mereduksi data, menyajikan data (model data), dan melakukan penarikan/verifikasi kesimpulan dalam bentuk katakata atau kalimat setelah diperoleh data dalam bentuk persentase (Emzir, 2011: 135). LKS-praktikum/LKPD-praktikum berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). a. Lembar penilaian penyusunan LKS-praktikum/LKPD-praktikum materi organisasi kehidupan oleh guru Tabel 10. Lembar Penilaian Penyusunan LKS-praktikum/LKPDpraktikum materi organisasi kehidupan oleh Guru No 1
2
Aspek yang dinilai Format penyusunan a) Menuliskan Judul b) Menuliskan Tujuan c) Mencantumkan Petunjuk pengerjaan d) Mencantumkan Kolom identitas siswa e) Mencantumkan Alat f) Mencantumkan Bahan g) Mencantumkan Prosedur Percobaan h) Menyediakan ruang yang cukup pada LKS sehingga siswa dapat menulis atau menggambar sesuatu i) Menyediakan ruang untuk siswa menulis kesimpulan Jumlah Keterbacaan a) Menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan EYD b) Menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan ambiguitas c) Menggunakan susunan kalimat yang efektif d) Menggunakan font dan ukuran huruf yang mudah dibaca e) Mengusahakan keserasian perbandingan
Penilaian Ya (1) Tidak (0)
44 No
3.
4.
5.
Aspek yang dinilai
Penilaian Ya (1) Tidak (0)
besarnya huruf dengan gambar/grafik/tabel Jumlah Kemenarikan a) Tata letak bagian-bagian LKS teratur dan padu b) Jarak antar bagian LKS proporsional c) Menggunakan variasi jenis dan ukuran font secara serasi Jumlah Isi a) Materi pada LKS sesuai dengan KD b) Kegiatan dalam LKS sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai pada KD c) Kegiatan dalam LKS sesuai dengan strategi pembelajaran dalam RPP d) Gambar/tabel/grafik/ yang dicantumkan bermakna/berfungsi Jumlah Kegiatan dalam LKS mampu mengakomodasi proses belajar IPA yang sesuai dengan keterampilan proses sains terpadu, yaitu mengarahkan siswa untuk: a. Merumuskan hipotesis b. Menentukan variabel c. Melakukan eksperimen/ penyelidikan d. Mengintepretasikan data Jumlah
Sumber: dimodifikasi dari Winsi (2014: 38) b. Menghitung persentase skor LKS-praktikum/LKPD-praktikum dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Penilaian LKS-praktikum/LKPD-praktikum jika sesuai dengan aspek yang dinilai maka mendapat skor 1 dan yang tidak sesuai dengan aspek mendapat skor 0. %=
100%
Keterangan : % = persentase kemampuan guru dalam menyusun LKSpraktikum/LKPD-praktikum, n = skor yang diperoleh guru dalam menyusun LKS-praktikum/LKPD-praktikum; N = skor maksimal dalam menyusun LKSpraktikum/LKPD-praktikum yang dilakukan oleh guru (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).
45 c. Mengkriteriakan penilaian kemampuan guru dalam menyusun LKSpraktikum/LKPD-praktikum. Kriteria persentase penilaian dapat dirujuk pada Tabel 6.
6.
Biodata Pendidikan Guru IPA
Biodata pendidikan guru IPA yang berisikan tentang jenjang pendidikan sarjana yang pernah di tempuh, pengalaman mengajar, serta pelatihan yang pernah diikuti selama mengajar di sekolah maupun di luar.akan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik analisis data yang digunakan adalah model Milles dan Huberman yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu, mereduksi data, menyajikan data (model data), dan melakukan penarikan/verifikasi kesimpulan dalam bentuk kata-kata atau kalimat setelah diperoleh data dalam bentuk persentase. Biodata pendidikan guru IPA merupakan data pendukung dari penelitian ini untuk memerkuat deskripsi data primer yang berasal dari angket dan wawancara (item pertanyaan terlampir pada lampiran 5).
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan pada kelas VII di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan rata-rata persentase pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh guru dan siswa berkriteria sangat baik pada pernyataan positif maupun negatif dan tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berkriteria sangat baik, serta kemampuan guru dalam menyusun LKS-praktikum/LKPD-praktikum berkriteria sangat baik.
2.
Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan pada kelas VII di SMP se-Kecamatan Rajabasa Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 yaitu keterbatasan alat untuk praktikum materi organisasi kehidupan seperti mikroskop, dan keterbatasan bahan seperti preparat awetan tumbuhan dan hewan. Juga terdapat satu sekolah yang belum tersedia ruang khusus praktikum (laboratorium IPA).
62 B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1.
Bagi peneliti, diharapkan untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai praktikum yang berkaitan agar pelaksanaan penelitian lebih optimal.
2.
Bagi guru, diharapkan dapat memberikan pengarahan kepada siswa untuk merumuskan hipotesis dan variabel dengan menyediakan kolom perumusan hipotesis dan variabel dalam membuat Lembar Kerja Siswapraktikum/Lembar Kerja Peserta Didik-praktikum (LKS-praktikum/ LKPD-praktikum), agar guru dapat memberikan informasi bahwa pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan menggunakan metode ilmiah.
3.
Bagi sekolah, agar memberikan jadwal khusus untuk pelaksanaan praktikum agar pelaksanaan praktikum pada materi organisasi kehidupan lebih optimal.
63
DAFTAR PUSTAKA
Akyuni. 2010. Efektivitas Pembelajaran Praktikum Kimia Materi Pokok Reaksi Kimia dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP IPA (Islam Plus Assalamah) Ungaran. Skripsi. Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo. Semarang. 155 hlm. Ali, M dan M. Asrori. 2014. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 354 hlm. Atnur, W. N. 2015. Analisis Pelaksanaan Praktikum IPA Biologi Kelas VIII Semester 1 di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubuk Begalung Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal. PPs UNP. Lubuk Begalung. 21 hlm. Ezmir. 2011. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers. Jakarta. 316 hlm. Hamidah, A., E. N. Sari. dan R. S. Budianingsih. 2014. Persepsi Siswa tentang Kegiatan Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri se-Kota Jambi. Jurnal Sainmatika. 8 (1): 49-59. Universitas Jambi. Jambi. 11 hlm. Hasruddin dan S. Rezeqi. 2012. Analisis Praktikum Biologi dan Permasalahannya Di SMA Negeri Se-Kabupaten Karo. Jurnal Tabularasa. 9 (1). PPS UNIMED. Medan. 32 hlm. Hidayati, N. 2012. Penerapan Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMK Diponegoro Banyu Putih Batang. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Semarang. 133 hlm. Hofstein, A. 2004. The Laboratory In Chemistry Education: Thirty Years Of Experience With Developments, Implementation, and Research. Chemistry Education: Research and Practice 5 (3): 247-264. The Weizmann Institute of Science, Department of Science Teaching. 18 hlm. Jamaluddin. 2015. Analisis Pelaksanaan Praktikum Menggunakan KIT IPA Fisika Di SMP Se-Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) 3 (1). Padang. 8 hlm.
64
Mariyam, S. 2015. Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kuntodarussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurnal. Universitas Pasir Pangaraian. Pasir Pangaraian. 4 hlm. Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. PT. Refika Aditama. Bandung. 168 hlm. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. 544 hlm. Ningtyas, J. D. A. 2013. Analisis Kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran IPS Terpadu (Ekonomi) Kelas VIII Semester Ganjil Di SMP Negeri Kabupaten Grobogan. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 183 hlm. Nurmala. 2014. Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai Media Gambar Terhadap Aktivitas dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 57 hlm. Permendikbud. 2013. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 60 hlm. Permendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. 595 hlm. Ruparanganda, F., M. Rwodzi. dan C. K. Mukundu. 2013. Project Approach as an Alternative to Regular Laboratory Practical Work in the Teaching and learning of Biology in Rural Secondary Schools in Zimbabwe. International Journal Education and Information Studies ISSN 22773169 3(1): 13-20. Research India Publications. 8 hlm. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. PT. Tarsito. Bandung. 508 hlm. Susanti, L. B. 2015. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Guided Inquiry Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi Kelas XI SMA. Journal of Chemical Education 4( 2): 248-255.
UNESA. 8 hlm. Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling: Pendekatan Praktis Untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkrip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 170 hlm. Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. 289 hlm.
65
Trisnayanti, L, E. Sukarsih, dan Y. Hamdiyati. 2009. Pembelajran materi Tingkat Organisasi Kehidupan melalui Kegiatan Praktikum di SMP Negeri 2 Paseh Kabupaten Sumedang (Pengalaman Lesson Study di Wilayah Paseh). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 11 hlm. Tesch, M. dan R. Duit. 2004. Experimentieren im Physikunterricht - Ergebnisse einer Videostudie [Praktikum dalam pelajaran fisika - hasil sebuah penelitian dengan video] 10: 51-69. Zeitschrift für Didaktik der Naturwissenschaften. 20 hlm. Uno, H. B. dan S. Koni. 2014. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 236 hlm. Widoyoko, E. P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 254 hlm. Winsi, A. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi dalam Membuat LKS IPA Jenjang SMP. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 76 hlm. Wisudawati, A. W. dan E. Sulistyowati. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA. Bumi Aksara. Jakarta. 278 hlm. Wulan, A. R. 2007. Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Bandung. 381-383 hlm. Yolida, B. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Pada Konsep Metabolisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Mahasiswa. Tesis. UPI. Bandung. 96 hlm. , B. 2016. Analisis Praktikum pada MGMP SMA Kota Bandar Lampung. Laporan Penelitian. Bandar Lampung. 70 hlm.