PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PARASETAMOL, KAFEIN, DAN PROPIFENAZON DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN KEMOMETRIKA TANPA TAHAP PEMISAHAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Arief Dzulfianto NIM : 118114157
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PARASETAMOL, KAFEIN, DAN PROPIFENAZON DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN KEMOMETRIKA TANPA TAHAP PEMISAHAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Arief Dzulfianto NIM : 118114157
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree it will live its whole life believing that it is stupid - Albert Einstein –
TERUNTUK
Allah SWT yang Maha Pemberi Petunjuk dan Pemberi Kemudahan di segala Hal Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa Almamater Fakultas Farmasi Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia– NYA sehingga Skripsi dengan judul “Analisis Parasetamol, Kafein, dan Propifenazon dengan Metode Spektrofotometri UV dan Kemometrika tanpa Tahap Pemisahan“ ini dapat diselesaikan dengan baik. Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah berkontribusi besar dalam proses pengerjaan Skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dekan Universitas Sanata Dharma 2. Prof. Dr. Abdul Rohman, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing utama yang dengan penuh kesabaran memberikan masukan, ilmu, perhatian, dan support yang telah diberikan dari awal penelitian hingga selesainya Skripsi ini. 3. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku dosen pembimbing pedamping yang juga memberikan semangat, bimbingan, kritik dan saran kepada penulis agar Skripsi ini selesa dengan baik. 4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini dan selama menjalankan studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Dosen penguji yang akan memberikan kritik dan saran yang akan membuat penulisan naskah ini menjadi lebih baik. 6. PT. Konimex yang telah bersedia memberikan bahan baku standart parasetamol, kafein, dan propifenazon untuk dianalisis dalam pembuatan skripsi ini. 7. Mas Bimo dan Pak Kethul selaku staff Laboratorium Kimia Analisis Instrumental yang telah memberikan banyak kemudahan kepada penulis dalam proses penelitian ini. 8. Bapak, Ibu, Mas Shodiq, Mbak Citra, Hanif untuk segala doa, dukungan, motivasi dan perhatian kepada penulis selama pembuatan skripsi ini. 9. Kakak Ipar yang selalu menyediakan makanan agar penulis tidak kelaparan saat pembuatan naskah skripsi ini. 10. Ade, Jalaq, Erfan, Opphi, Devina selaku rekan sekelompok skripsi yang sudah berjuang bersama dan membantu dalam proses penelitian skripsi ini. 11. Teman–teman FST B 2011 yang selalu memberikan semangat dalam pembuatan skripsi. 12. Arinda Sulistyawati, Ade Savitri atas kebersamaan yang selalu memberikan support, mengajak travelling agar penulis tidak stress dalam pengerjaan proses skripsi ini. 13. Ary, Alva, Alip, Dajal, Ampau, Alpin, Tepe, Eka, Emre sebagai sahabat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi ini
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. BIGFAM yang selalu memberikan support kepada penulis dalam pembuatan skripsi. 15. Seluruh Crew Unik Merchandise yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi. 16. Seluruh teman, baik di Universitas Sanata Dharma maupun di luar yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam pembuatan skripsi. 17. Semua pihak yang membantu penulis selama proses penelitian hingga selesainya skripsi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih memiliki banyak kekuangan dan ketidak sempurnaan, maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, semoga penilitian skripsi yang penulis lakukan dapat bermanfaat bagi perkembangan di dunia kefarmasian.
Yogyakarta, 10 Desember 2015 Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
vi
PRAKATA
vii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR SINGKATAN
xx
INTISARI
xxi
ABSTRACT
xxii
BAB I PENGANTAR
1
A. Lalar Belakang
1
1. Perumusan masalah
3
2. Keaslian Penelitian
3
3. Manfaat penelitian
4
B. Tujuan Penelitian
4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
6
A. Kombinasi Obat Pereda Nyeri
6
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Parasetamol
6
2. Kafein
7
3. Propifenazon
8
B. Spektrofotometri UV/VIS
8
C. Analisis Multikompeen secara Spektrofotometri UV
10
1. Kemungkinan pertama
11
2. Kemungkinan kedua
11
3. Kemungkinan ketiga
12
D. Kemometrika
13
E. Validasi Metode Analisis Kalibrasi Multivariat
15
1. Presisi
16
2. Akurasi
18
3. Selektivitas
19
F. Landasan Teori
19
G. Hipotesis
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
22
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
22
1. Variabel
22
2. Definisi Operasional
22
C. Bahan Penelitian
23
D. Alat Penelitian
23
E. Tata Cara Penelitian
24
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Scanning spektra standar
24
2. Pemilihan interval pengukuran dan panjang gelombang pengukuran untuk set kalibrasi
24
3. Penyiapan larutan set kalibrasi dan set validasi eksternal
24
4. Uji keseragaman bobot tablet
26
5. Analisis sampel
27
6. Analisis statistik kalibrasi multivariat (PLS)
27
a. Model kalibrasi multivariat PLS
27
b. Cross validation leave one-out
28
7. Analisis data sampel
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
32
A. Analisis parasetamol, propifenazon, kafein secara simultan menggunakan metode spektrofotometri UV
32
B. Optimasi kalibrasi multivariat menggunakan partial least square (PLS) 34 C. Validasi model kalibrasi multivariat PLS
38
1. Validasi silang (cross validation)
39
2. Validasi eksternal
45
D. Penetapan kadar sampel sediaan farmasi
47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
50
A. Kesimpulan
50
B. Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
52
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
55
BIOGRAFI PENULIS
77
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I.
Kriteria penerimaan nilai RSD
18
Tabel II.
Nilai % recovery
19
Tabel III.
Komposisi campuran sintetik parasetamol, propifenazon, dan kafein untuk model kalibrasi
Tabel IV.
25
Komposisi campuran sintetik paracetamol Parasetamol, Kafein, Propifenazon untuk validasi eksternal
Tabel V.
26
Nilai konsentrasi sebenarnya (actual response) vs konsentrasi terhitung (calculated response) menggunakan spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
Tabel VI.
34
Hasil persamaan , R2, dan RMSEC yang didapat dari hubungan antara nilai kadar sebenarnya (actual value) vs nilai terhitung (calculated value) dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
Tabel VII.
37
Nilai sebenarnya dan nilai terhitung hasil kalibrasi pls dari sampel yang
dilakukan
validasi
silang
(cross
validation)
yang
mengandung parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), dan kafein (KAF)
38
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VIII. Evaluasi nilai sebenarnya dan terhitung hasil kalibrasi PLS dari 10 larutan set validasi yang mengandung parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), dan kafein (KAF). Tabel IX.
Rekapitulasi evaluasi parameter validasi metode spektrofotometri UV- PLS
Tabel X.
44
45
Hasil penetapan kadar prediksi parasetamol dalam sediaan farmasi tablet menggunakan metode spektrofotometri UV-PLS 49
Tabel XI.
Hasil penetapan kadar prediksi propifenazon dalam sediaan farmasi tablet menggunakan metode spektrofotometri UV-PLS 49
Tabel XII.
Hasil penetapan kadar prediksi kafein dalam sediaan farmasi tablet menggunakan metode spektrofotometri UV-PLS
xv
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Struktur kimia paracetamol
6
Gambar 2.
Struktur kimia kafein
7
Gambar 3.
Struktur kimia propifenazon
8
Gambar 4.
Instrumentasi spektrofotometri UV double beam
10
Gambar 5.
Spektrum absorbsi tidak saling tumpang tindih
11
Gambar 6.
Spektrum absorpsi tumpang tindih satu arah
12
Gambar 7.
Spektrum absorpsi tumpang tindih dua arah
12
Gambar 8.
Spektra Uv parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), kafein (KAF), dan spektra Uv campuran PCT, PROPI, dan KAF yang diukur pada panjang gelombang 220-400 nm
32
Gambar 9. Spektra Uv sampel sediaan farmasi (tablet) dan spektra Uv campuran baku parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), kafein (KAF) yang diukur pada panjang gelombang 200-400 nm.
33
Gambar 10. Kurva hubungan antara kadar parasetamol sebenarnya (actual response) vs kadar terhitung (calculated response) parasetamol dengan metode spektrofotometri UV – PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
35
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 11. Kurva hubungan antara kadar propifenazon sebenarnya (actual response) vs kadar terhitung (calculated response) propifenazon dengan metode spektrofotometri UV – PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
36
Gambar 12. Kurva hubungan antara kadar kafein sebenarnya (actual response) vs kadar terhitung (calculated response) kafein dengan metode spektrofotometri UV – PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm.
36
Gambar 13. Data dan parameter hasil validasi silang parasetamol dengan teknik leave one- out
40
Gambar 14. Data dan parameter hasil validasi silang propifenazon dengan teknik leave one-out
40
Gambar 15. Data dan parameter hasil validasi silang kafein dengan teknik leave one-out
41
Gambar 16. Kurva hubungan antara kadar parasetamol sebenarnya (actual response) vs kadar terhitung (calculated respons) hasil validasi silang leave one-out dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
42
Gambar 17. Kurva hubungan antara kadar propifenazon sebenarnya (actual response) vs kadar terhitung (calculated respons) hasil validasi
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
silang leave one-out dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
42
Gambar 18. Kurva hubungan antara kadar kafein sebenarnya (actual response) vs kadar terhitung (calculated respons) hasil validasi silang leave one-out dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
43
Gambar 19. Overlay spektra 6 sampel sediaan farmasi dalam pelarut akuabides pada panjang gelombang 220-313 nm
xviii
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Keseragaman Bobot
56
Lampiran 2.
Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) parasetamol dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik tanpa validasi silang leave one-out
Lampiran 3.
57
Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) propifenazon dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik tanpa validasi silang leave one-out
Lampiran 4.
58
Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) kafein dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik tanpa validasi silang leave one-out
Lampiran 5.
59
Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) parasetamol dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik dengan validasi silang leave one-out.
Lampiran 6.
60
Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) propifenazon dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik dengan validasi silang leave one-out
Lampiran 7.
61
Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) kafein dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik dengan validasi silang leave one-out
xix
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8.
Data
pengukuran
absorbansi
kurva
baku
dengan
spektrofotometri UV pada panjang gelombang 220-313 nm 64 Lampiran 9.
Data pengukuran absorbansi sampel dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 220-313 nm
Lampiran 10.
Perhitungan
kadar
parasetamol
pada
66 sampel
menggunakan hasil koefisien validasi silang Lampiran 11.
Perhitungan
kadar
propifenazon
pada
menggunakan hasil koefisien validasi silang Lampiran 12.
tablet 68
sampel
tablet 70
Perhitungan kadar kafein pada sampel tablet menggunakan hasil koefisien validasi silang
72
Lampiran 13.
Sertifikat analisis baku kafein
74
Lampiran 14.
Sertifikat analisis baku propifenazon
75
Lampiran 15.
Sertifikat analisis baku parasetamol
76
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN PCT
: parasetamol
PROPI
: propifenazon
KAF
: kafein
UV
: ultraviolet
VIS
: visible
R2
: koefisien determinasi
RMSEC
: root mean square error of calibration
RMSECV
: root mean square error of cross validation
RMSEP
: root mean square error of prediction
PRESS
: predicted residual sum of squares
PLS
: partial least square
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI Metode analisis obat untuk penetapan kadar adalah spektofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat PLS. Metode ini mampu menetapkan kadar senyawa multikomponen yang mempunyai masalah overlapping pada spektra UV. Metode spektrofotomeri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat partial least square (PLS) digunakan untuk analisis senyawa multikomponen dalam sediaan farmasi tanpa adanya tahap pemisahan.Tiga model campuran parasetamol, propifenazon, dan kafein akan dioptimasi untuk analisis menggunakan spektrofotometri UV dan kalibrasi multivariat PLS. Model kalibrasi akan dibuat dengan membuat 20 campuran sintetik dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 220-313 nm dengan interval 3 nm. Kemudian dievaluasi berdasarkan koefisien determinasi (R2), kesalahan pemodelan kalibrasi root mean square error of calibration (RMSEC) dan kesalahan pemodelan kalibrasi pada validasi root mean square error of calibration validation (RMSECV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat PLS dapat digunakan untuk analisis senyawa multikomponen dalam sediaan farmasi tanpa adanya tahap pemisahan. Nilai koefisien determinasi untuk hubungan antara konsentrasi sebenarnya dengan konsentrasi terprediksi tanpa validasi silang leave one out pada parasetamol, propifenazon, dan kafein adalah 0,9994 ; 0,9878; 0,9919 dengan nilai RMSEC 0,027; 0,082; 0,043 dan nilai koefisien determinasi dengan validasi silang leave one out 0,997; 0,983; 0,982 dengan nilai RMSECV 0,062; 0,095; 0,982. Nilai presentase kedekatan kadar terhitung dengan kadar dalam etiket untuk parasetamol, propifenazon, dan kafein adalah 90,70%; 90,49%; 103,38%. KATA KUNCI : spektrofotometri UV, kemometrika, PLS.
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The method analysis of drug for assay is a UV spectrophotometry combined with multivariate calibration PLS. This method can to assay for analysis multicomponent drug have a problem of overlapping in spektra UV. The method UV spectrophotometric couple with multivariate calibration partial least square (PLS) has been developed for quantitative analysis of multicomponent drugs without separations step. Three mixture model paracetamol, propifenazone, and caffeine will be optimized for analysis using UV spectrophotometric and PLS multivariate calibration. The calibration model is prepared by developing a series 20 mixture of synthetic and measured absorbance at a wavelength of 220-313 nm with an interval of 3 nm. The evaluation of calibration model will be relied on coefficient of determination (R2), root mean square error of calibration (RMSEC) and root mean square error of calibration validation (RMSECV). The results showed that UV spectrophotometry combined with multivariate calibration PLS can be used for quantitative analysis of multicomponent drugs without separations step. The coefficient of determination for the relationship between the actual consentration with predicted concentration without the leave-one-out cross validation on paracetamol, propifenazone, and caffeine is 0.9994; 0.9878; 0.9919 with RMSEC value 0.027; 0.082; 0.043 and the coefficient of determination with a leave-one-out cross validation 0.997; 0.983; 0.982 for RMSECV value 0.062; 0.095; 0.982. Percentage recovery for paracetamol, propifenazone, and caffeine is 90,70%; 90,49%; 103,38%. Keywords : UV spectrophotometric, chemometrics, PLS.
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR
A.
Latar Belakang
Salah satu obat yang digunakan luas di masyarakat adalah obat sakit kepala, dan sakit gigi seperti campuran parasetamol, kafein, dan propifenazon. Saat ini banyak obat sakit kepala dan sakit gigi beredar di masyarakat luas, campuran parasetamol, kafein, dan propifenazon banyak tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan berbagai merek dagang (Tan & Rahardja, 2007). Dalam ilmu farmasi, pemeriksaan mutu obat mutlak diperlukan agar obat dapat sampai pada targetnya dengan kadar yang tepat. Adanya pengembangan metode spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat dapat menganalisis senyawa multikomponen yang memiliki spektra UV overlapping (Danzer et al, 2004). Spektrofotometri UV-VIS biasanya hanya digunakan untuk menganalisis satu senyawa saja. Saat ini dengan berkembangnya perangkat lunak yang semakin modern dan teknologi semakin canggih, perangkat lunak komputer terutama analisis multivariat, spektrofotometri UV-VIS digunakan untuk menganalisis campuran beberapa senyawa obat secara simultan dengan menggabungkan spektrofotometri UV-VIS dengan kalibrasi multivariat seperti “kemometrika” merupakan teknik yang baik dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
sederhana untuk analisis suatu analit dalam campuran seperti parasetamol, propifenazon, dan kafein. Dilihat dari senyawa yang akan dianalisis, parasetamol pada larutan asam mempunyai panjang gelombang maksimal di sekitar 245 nm dengan nilai
= 688a, pada larutan alkali 257 nm
= 715b, kafein dalam
air asam mempunyai λmaks 273nm dan mempunyai nilai
sebesar
504a, kafein tidak mempunyai λmaks pada air basa, dan propifenazon dalam air asam λmaks 240nm mempunyai nilai λmaks 245 , 265nm mempunyai nilai
sebesar 400a; dalam air basa sebesar 385b (Moffat, et al.,
2011). Hal ini bisa dilihat bahwa ketiga senyawa ini akan saling tumpang tindih atau overlapping, maka perlu adanya pendekatan metode kalibrasi multivariat “kemometrika” untuk analisis parasetamol, kafein, dan propifenazon. Penelitian yang telah berhasil dalam penetapan kadar menggunakan metode spekrofotmetri UV-VIS yang digabungkan dengan metode kalibrasi multivariat kemometrik adalah untuk analisis kombinasi obat untuk pereda rasa nyeri adalah penetapan kadar parasetamol, guaifenesin, dan klorfeniramin maleat secara simultan (Ardiyanti, 2014). Penggunaan metode spektrofotometri UV-VIS dengan pendekatan metode kalibrasi multivariat kemometrika untuk analisis kombinasi parasetamol, kafein, dan propifenazon dalam sediaan farmasi (tablet) akan dilakukan pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
1.
Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang muncul adalah : a.
Bagaimana kondisi optimum metode spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan teknik kalibrasi multivariat PLS untuk analisis sediaan tablet parasetamol, kafein, dan propifenazon?
b.
Bagaimana validasi spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat untuk analisis campuran parasetamol, kafein, dan propifenazon?
c.
Bagaimana aplikasi spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat untuk penetapan kadar parasetamol, propifenazon, dan kafein dalam sediaan farmasi tanpa tahap pemisahan ?
2.
Keaslian Penelitian Yang
sudah
pernah
dilaporkan
untuk
analisis
senyawa
multikomponen dengan spektrofotometri UV yang dikombinasikan kalibrasi multivariat secar simultan adalah : a. Kombinasi spektrofotometri UV dan kalibrasi multvariat untuk analisis parasetamol, guaifenesin, dan klorfeniramin maleat secara simultan (Ardiyanti, 2014). b. Analisis sulfametoksazol dan trimetropim secara spektrofotometri UV dan trimetropim secara simultan tanpa tahap pemisahan (Khotimah, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Hasil penelusuran publikasi – publikasi ilmiah menunjukkan bahwa analisis campuran parasetamol, kafein, dan propifenazon secara simultan dalam
sediaan
farmasi
secara
spektrofotometri
UV–Vis
yang
dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat belum pernah dilaporkan. 3.
Manfaat Penelitian a. Manfaat Metodelogis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif metode analisis untuk menetapkan kadar Parasetamol, kafein, dan propifenazon dalam sediaan farmasi yang memenuhi persyaratan validitas yang baik. b. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi ilmiah mengenai validasi metode penetapan kadar Parasetamol, kafein, dan propifenazon dalam sediaan farmasi secara spektrofotometri UV–Vis. c. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran parasetamol, propifenazon, dan kafein dalam sediaan farmasi yang banyak beredar di pasaran.
B. 1.
Mengetahui
optimasi
Tujuan Penelitian metode
spektrofotometri
UV
yang
dikombinasikan dengan teknik kalibrasi multivariat PLS untuk analisis sediaan tablet parasetamol, kafein, dan propifenazon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2.
Mengetahui validasi spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat untuk analisis campuran parasetamol, propifenazon, dan kafein tanpa tahap pemisahan.
3.
Mengetahui aplikasi spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat untuk penetapan kadar campuran parasetamol, propifenazon, kafein tanpa tahap pemisahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kombinasi Obat Pereda Nyeri
Parasetamol dan Propifenazon merupakan obat yang secara luas digunakan dalam penanganan rasa nyeri (analgetika) dan demam (antipiretika). Kafein sering dikombinasikan dengan Parasetamol dan Propifenazon untuk memperkuat efek analgetiknya melalui mekanisme vasokonstriktif guna untuk mengobati nyeri kepala. Karena terjadi efek potensiasi, maka dosis masing–masing komponennya diturunkan sehingga efek samping dapat dikurangi (Tan & Rahardja, 2007). 1.
Parasetamol Struktur parasetamol dapat dilihat pada Gambar 1 memiliki rumus
kimia C8H9NO2 (BM. 151,2) berbentuk kristal atau serbuk berkristal, larut dalam air 1 g dalam 70 mL (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979); larut dalam etanol, metanol, dimetilformamid, etilen diklorid, aseton, dan etil asetat; sangat sedikit larut dalam kloroform; sedikit larut dalam eter; praktis tidak larut dalam petroleum eter, pentana, dan benzen.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Gambar 1. Struktur kimia parasetamol Spektrum UV parasetamol pada larutan asam mempunyai panjang gelombang maksimal di sekitar 245 nm dengan nilai larutan alkali 257 nm 2.
= 688a, pada
= 715b (Moffat, et al., 2004).
Kafein Struktur Kafein dapat dilihat pada Gambar 2 memiliki rumus kimia
C8H10N4O2(BM. 194,2) berbentuk kristal putih atau serbuk kristal putih.
Gambar 2. Struktur kimia kafein
Titik didih pada 238ºC. Ketika dikristalisasi dari air, kafein mengandung 1 molekul air dari hasil kristalisasi, tapi bebas dari air ketika dikristalisasi menggunakan etanol, kloroform atau eter. Larut pada pirol, pada tetrahidrofuran yang mengandung ± 4% air; larut pada etil asetat; larut 1 g dalam 46 mL air, 1 g dalam 5,5 mL air pada suhu 80ºC, 1 g dalam 1,5 mL air mendidih, 1 g dalam 66 mL alkohol, 1 g dalam 22 mL alkohol pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
suhu 60ºC, 1g dalam 50 mL aseton, 1 g dalam 5,5 mL kloroform, 1 g dalam 530 mL eter, 1 g dalam 100 mL benzen, 1 g dalam 22 mL benzen mendidih, sedikit larut dalam petroleum eter. Kelarutan dalam air dapat ditingkatkan menggunakan benzoat , sinamat, sitrat atau salisilat. pKa kafein 10,4 (40º). Dalam air asam mempunyai λmaks 273 nm dengan nilai
sebesar 504a.
Tidak memiliki λmaks pada air basa (Moffat, et al., 2011). 3.
Propifenazon Struktur propifenazon dapat dilihat pada Gambar 3 memiliki rumus
kimia (C14H18N2O) berbentuk bubuk kristal berwarna putih.
Gambar 3. Struktur kimia propifenazon
Titik didih 103ºC, Larut dalam air 1 g / 400 mL ; sangat larut dalam etanol dan kloroform; larut dalam eter. Dalam air asam λmaks 240 nm mempunyai nilai
sebesar 400a ; dalam air basa λmaks 245 nm , 265
nm mempunyai nilai
sebesar 385b (Moffat, et al., 2011) B.
Spektrofotometri UV/VIS
Serapan radiasi digunakan dalam analisis spektrofotometri UV-VIS dan inframerah. Spektrofotometri UV adalah anggota teknis analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
dekat (190-380 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman,1995). Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan atas interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi (atom, ion, atau molekul). Interaksi yang menyebabkan adanya perpindahan energi dari sinar radiasi ke materi disebut absorbsi (Pecsok et al, 1976). Bila cahaya jatuh pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan strukur dari molekul. Setiap senyawa mempunyai tingkatan energi yang spesifik (Mulja dan Suharman,1995). Sinar UV memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Keadaan paling rendah disebut keadaan dasar (ground state). Transisi–transisi elektronik akan meningkatkan energi molekular dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat energi tereksitasi. Jika molekul dikenai radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai dan terjadi eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi disebut orbital elektron anti ikatan (Gandjar dan Rohman, 2007). Spektrofotometer double beam merupakan alat pengembangan dari spektrofotometer single beam karena keterbatasan yang dimiliki oleh spektrofotometer single beam. Spektrofotometer double beam dapat dilihat dibawah pada Gambar 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Gambar 4. Instrumentasi spektrofotometri UV double beam
Spektrofotometer double beam memiliki dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang digunakan untuk memecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar kedua melewati sampel, dengan dilakukannya sistem ini maka spektrofotometer double beam dapat mengkoreksi perubahan respon absorbansi akibat perbedaan intensitas cahaya, fluktuasi pada kelistrikan instrumen dan absorbansi blanko (Haven, Tetrault, and Schenken, 1994). C.
Analisis Multikomponen secara Spektrofotometri UV
Apabila dua atau lebih komponen mempunyai absorbansi pada panjang gelombang yang sama dan keduanya tidak saling bergantung satu sama
lain
maka
pengukuran
spektrofotometri
memberikan
harga
penjumlahan absorbansi dari setiap komponen (Swarbick, 1997). Prinsip tersebut dapat digunakan dalam analisis multikomponen dengan cara mencari absorbansi atau beda absorbansi tiap – tiap komponen yang akan memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi, sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dihitung masing–masing kadar campuran tersebut secara serentak atau salah satu komponen dalam campurannya dengan komponen yang lainya (Mulja dan Suharman, 1995). Menurut Day and Underwood (2002), ada tiga kemungkinan profil spektrum absorpsi yang dihasilkan dari dua komponen campuran yaitu:
1.
Kemungkinan pertama Spektra tanpa tumpang tindih atau sekurangnya dimungkinkan
untuk menemukan suatu panjang gelombang yang mana x menyerap dan y tidak, serta panjang gelombang serupa untuk mengukur y. Konstituen x dan y diukur masing – masing pada panjang gelombang λ1 dan λ2 seperti dilihat pada Gambar 5 :
Gambar 5. Spektrum absorpsi pada panjang gelombang masing – masing komponen tidak saling tumpang tindih (Day dan Underwood, 2002)
2.
Kemungkinan kedua Spektra tumpang tindih satu arah, y tidak menganggu pengukuran x
pada λ1, tetapi x menyerap cukup banyak bersama–sama y pada λ2. Konsentrasi x ditetapkan dan absorbansi larutan pada λ1. Absorbansi yang diberikan oleh konsentrasi x pada λ2 dihitung pada absorptivitas molar x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
pada λ2. Absorbansi ini dikurangkan dari absorbansi terukur larutan pada λ2 sehingga akan diperoleh absorbansi yang disebabkan oleh y, konsentrasi y dapat diukur dengan cara yang lazim, seperti dilihat pada Gambar 6 :
Gambar 6. Spektrum absorpsi tumpang tindih satu arah (Day dan Underwood, 2002)
3.
Kemungkinan ketiga spektra tumpang tindih dua arah. Bila tidak ditemukan panjang
gelombang yang mana x atau y menyerap secara eksklusif, maka perlu memecahkan dua persamaan serempak dengan dua derivative. Analisis kuantitatif jenis ini dapat dilakukan dengan aplikasi metode panjang gelombang berganda atau derivative, seperti dilihat pada Gambar 7 :
Gambar 7. Spektrum absorpsi tumpang tindih dua arah (Day dan Underwood, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
D.
Kemometrika
Menurut International Chemometrics Society (Kumpulan ahli kemometrika internasional), kemometrika adalah ilmu pengetahuan yang menghubungkan pengukuran yang dibuat pada suatu proses atau sistem kimiawi melalui penggunaan ilmu matematika dan statistika. Dari sini dapat diketahui bahwa ilmu matematika dan statistika mendukung pemahaman kemometrika. Kemometrika dikenalkan ke dalam spektroskopi untuk meningkatkan kualitas data yang diperoleh. Meskipun, pada awal penggunaannya hanya untuk mengolah data spektra, akan tetapi saat ini kemometrika memungkinkan untuk memperlakukan sejumlah besar informasi yang berasal dari konsentrasi komponen sampel dalam jangka waktu yang cepat (Rohman, 2014). Metode–metode analisis farmasi seperti spektroskopi mampu memberikan sejumlah data beberapa komponen secara simultan dalam satu kali pembacaan sampel. Situasi semacam ini, yang mana beberapa variabel (parameter) diukur untuk tiap sampel akan menghasilkan data multivariat. Diantara jenis kalibrasi multivariat, teknik kalibrasi classical least squares (CLS), stepwise multiple linear regression (SMLR), principle component regression (PCR), dan partial least square (PLS) merupakan jenis yang paling sering digunakan (Rohman, 2012). Kalibrasi classical least squares (CLS) didasarkan pada hukum Beer yang mana absorbansi pada setiap panjang gelombang proporsional terhadap konsentrasi komponen. Kalibrasi principle component regression
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
(PCR) dan partial least squares (PLS) termasuk jenis Inverse Least square (ILS) (Rohman, 2012). PLS mampu memprediksi secara lebih baik daripada PCR ketika ada baseline linier yang acak dan atau spektra komponen utama yang tumpang tindih (Sohrabi et al., 2009). Dalam PLS, variabel yang menunjukkan korelasi tinggi dengan variabel respon lebih dipilih karena lebih efektif untuk mempredisi. Kombinasi linier variabel prediktor dipilih dari yang memiliki korelasi tinggi dengan variabel respon dan dapat menjelaskan variasi dalam variabel prediktor (Miller dan Miller, 2010). Kalibrasi PCR Merupakan analisis faktor yang mana hanya spektra yang tidak memberi ko-linieritas yang digunakan dalam kalibrasi. PCR mengaplikasikan teknik multivariat analisis komponen utama atau principal component analysist (Che Man et al., 2010). Sementara itu, kalibrasi PLS merupakan jenis regresi yang dihitung dengan algoritma kuadrat terkecil yang menghubungkan antara dua matriks, data spektra pada matriks X dan nilai referens pada matriks Y. PLS sering digunakan dalam spektroskopi untuk mengekstrak informasi dari spektra yang mengandung puncak-puncak yang tumpang suh, adanya pengganggu, serta adanya derau (noise) dari instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data (Syahariza et al., 2005). Kalibrasi PCR dan PLS dilakukan dalam 3 tahap yaitu : (1) kalibrasi; (2) validasi; dan (3) analisis sampel yang tidak diketahui (Osborne et al., 1997). Secara umum, kalibrasi multivariat mempunyai tahap kalibrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
yang diikuti validasi (dengan validasi sampel secara terpisah atau dengan validasi silang tengan teknik leave one out) dan tahap prediksi (sampel baru). Jika hasil tahap kalibrasi dan validasi yang digunakan memenuhi kriteria (korelasi yang tinggi, kesalahan yang kecil) maka model yang dikembangkan selanjutnya digunakan untuk mengestimasi konsentrasi campuran dari sampel yang belum diketahui konsentrasinya Kalibrasi PLS merupakan kalibrasi terbalik (inverse calibration) dimana sumbu x (absorbansi) dan sumbu y (konsentrasi) dengan menggunakan validitas yaitu root mean square error of calibration (RMSEC), root mean square error of prediction (RMSEP) dan koefisien determinasi (R2). Selanjutnya model PLS diujisilangkan menggunakan teknik “leave one out”. Dalam teknik ini, salah satu sampel kalibrasi dikeluarkan dari model PLS dan sisa sampel yang ada digunakan untuk pemodelan dengan PLS. Sampel yang dihilangkan selanjutnya dihitung dengan model PLS baru yang dikembangkan. Prosedur tersebut dilakukan berulang kali, menghilangkan satu demi satu sampel kalibrasi hingga didapatkan harga R2 mendekati 1 (Rohman and Cheman, 2011). Menurut El Gindy (2006), pemilihan panjang gelombang pada PLS diperlukan supaya kinerja model dapat optimum meskipun metode ini secara komputerisasi dapat menghitung seluruh spektrum. E.
Validasi Metode Analisis Kalibrasi Multivariat
Validasi metode analisis merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mebuktikan bahwa metode analisis tersebut secara taat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
asas memberikan hasil seperti yang diharapkan dengan kecermatan dan ketelitian yang memadai. Persoalan analisis era modern ini yaitu sangat kecilnya kadar senyawa yang dianalisis dan kompleksnya matrik sampel yang dianalisis (Mulja dan Suharman,1995). Validasi metode analisis merupakan suatu persyaratan dasar untuk menjamin kualitas dan kehandalan hasil dari semua aplikasi metode analisis (Ermer dan Miler, 2005). 1.
Presisi Presisi suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian antara hasil
pengukuran ketika metode tersebut diaplikasikan secara berulang-ulang pada sampel yang homogen. Presisi biasanya ditunjukkan dengan standar deviasi atau koefisien variasi dari sebuah seri pengukuran (Anonim,2005). Presisi dalam USP dibagi menjadi tiga macam yaitu : a. Repeatability adalah derajat keterulangan metode analisis jika analisis dilakukan di laboratorium yang sama pada hari yang sama dengan alat yang sama pula. b. Intermediate precision adalah derajat keterulangan metode analisis jika analisis dilakukan pada laboratorium yang sama dengan hari yang berbeda, analisis yang berbeda dan atau alat yang berbeda. c. Reproducibility adalah derajat keterulangan metode analisis jika analisis dilakukan pada laboratorium yang berbeda (Anonim, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Presisi suatu prosedur analisis menunjukkan kedekatan nilai (derajat penyebaran) antara serangkaian pengukuran yang dilakukan dari proses multiple sampling dari sekumpulan sampel homogen dengan kondisi yang telah ditentukan. Presisi seringkali diekspresikan dengan simpangan baku (SD) atau simpangan baku relatif (RSD) dari serangkaian data. Perhitungan RSD menggunakan rumus : x 100% (1) X
Keterangan :
SD = simbangan baku serangkaian data X = Rata – rata data
(Gandjar dan Rohman, 2007) Ketidakpastian kalibrasi dan prediksi kadar yang tidak diketahui dihitung dengan standard error of calibration (SEC) dan standard error of prediction (SEP). Parameter lain untuk mengukur presisi kalibrasi multivariat adalah nilai predictive residual error sum of squares (PRESS). PRESS dihitung seperti menghitung SEP dengan menggunakan sampel validasi (Danzer et al., 2004). Kriteria presisi diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien variasi 2% atau kurang untuk kadar analit 100%. Kriteria tersebut sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel,dan kondisi laboratorium seperti pada Tabel I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Tabel I. Kriteria penerimaan nilai RSD
Konsentrasi Nilai RSD (%) analit 100 1 100% 2 -1 10 10 10% 2,8 -2 1 10 1% 4 0,1 10-3 0,10% 5,7 -4 0,01 10 100 ppm 8 -5 0,001 10 10 ppm 11,3 -6 0,0001 10 1 ppm 16 -7 0,00001 10 100 ppb 22,6 -8 0,000001 10 10 ppb 32 -9 0,0000001 10 1 ppb 45,3 (Horwitz cit. Gonzales, Herrador, and Asuero, 2010). Analit %
Fraksi analit
2. Akurasi Akurasi suatu metode analisis merupakan kedekatan hasil pengukuran yang diperoleh dengan metode tersebut dengan nilai yang sebenarnya. Akurasi suatu metode analisis sebaiknya disajikan dalam rentang (Anonim, 2005). %Recovery = Akurasi
dinyatakan
x 100% (2) sebagai
persen
kembali
analit
yang
ditambahkan dan nilai kecermatan dapat dinyatakan dengan persen perolehan kembali (% recovery). Batasan nilai akurasi dapat dilihat pada Tabel II (Wood, 1998)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Tabel II. Nilai % recovery (Wood, 1998)
Analit pada matrix sampel (%) 100 >10 >1 >0,1 0,01 0,001 0,0001 (1 ppm) 100 ppb 10 ppb 1 ppb
Recovery yang diterima (%) 98 – 102 98 – 102 97 – 103 95 – 105 90 – 107 90 – 107 80 – 110 80 – 110 60 – 115 40 – 120
Ada tidaknya suatu kesalahan sistematik dapat diketahui dari fungsi recovery. Dalam kalibrasi multivariat kadar yang diprediksi model (Ĉ) dikorelasikan dengan kadar aktual sampel validasi (c) dengan persamaan regresi sebagai berikut : Ĉ= Koefisien regresi ideal jika nilai
= 0 dan
= 1 (Danzer, et al, 2004).
3. Selektivitas Secara umum, selektivitas sistem multikomponen dapat ditetapkan secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam kalibrasi multivariat, selektivitas biasanya dihitung dengan condition number. Namun condition number tidak memperhitungkan kadar masing masing komponen dan hanya memberikan baasan besarnya kesalahan yang diperbolehkan (Danzer et al, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
F.
Landasan Teori
Dalam sediaan obat sering digunakan campuran zat aktif untuk memperoleh efek teraupetik yang lebih baik. Salah satunya adalah campuran Parasetamol, Kafein, Propifenazon (Tan & Rahardja, 2007). Penelitian ini merupakan analisis senyawa multikomponen sehingga untuk mengatasi overlapping spektra UV yang dihasilkan maka digunakan kombinasi kalibrasi multivariat untuk pengolahan data dan validasi metode dilakukan dengan paramater akurasi dan presisi (Danzer et al, 2004). Sifat kelarutan dari ketiga zat aktif tersebut mirip. Parasetamol larut larut dalam air 1 g/ 70 mL. Kafein larut dalam air 1 g/46 mL. Propifenazon larut dalam air 1 g/400 mL. Parasetamol, Kafein, Propifenazon masing– masing dapat ditetapkan kadarnya menggunakan spektrofotometri UV- VIS. Parasetamol memiliki serapan maksimum dalam larutan asam pada 245 nm dan serapan maksimum dalam larutan basa pada 257 nm, kafein memiliki serapan maksimum dalam larutan asam pada 273 nm, propifenazon memiliki serapan maksimum dalam larutan asam pada 240 nm (Moffat, et al., 2004). Dengan adanya serapan maksimum pada panjang gelombang yang berdekatan tersebut menyebabkan spektrum serapan ketiga senyawa tumpang tindih. Metode spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kemometrika dapat digunakan sebagai alat analisis untuk ketiga senyawa yang tumpang tindih tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Keberhasilan analisis menggunakan spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat dilihat dari koefisien determinasi (R2) >0,99 , RMSEP (root mean square error of prediction) dan RMSECV (root mean square error of cross validation) yang kecil (ElGindy et al., 2006). G.
Hipotesis
1. Spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat PLS memiliki kemampuan prediksi yang optimal untk senyawa parasetamol, kafein, dan propifenazon. 2. Spektrofotometri UV-VIS yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat PLS merupakan metode yang valid untuk senyawa parasetamol, kafein, dan propifenazon. 3. Spektrofotometri UV-VIS yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat dapat diaplikasikan untuk penetapan kadar senyawa campuran parasetamol, kafein, propifenazon dalam sediaan tablet oral memiliki akurasi dan presisi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian noneksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. B. 1.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel a.
Variabel Bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Konsentrasi larutan campuran model kalibrasi.
b.
Variabel Tergantung. Variabel tergantung dari penelitian ini adalah Konsentrasi sampel sediaan farmasi.
c.
Variabel Pengacau. Variabel pengacau dari penelitian ini adalah pengukuran data absorbansi yang tidak informatif. Dikendalikan dengan pemusatan pengukuran pada panjang tertentu.
2.
Definisi Operasional a.
R-sq atau R2 merupakan koefisien determinasi yang menggambarkan kemampuan nilai konsentrasi dalam menjelaskan hubungan terhadap nilai terhitung..
b.
RMSE (root mean square of error) merupakan stadar deviasi dari sebuah pemodelan yang menjelaskan seberapa mungkinsuatu model kalibrasi melakukan kesalaan saat memprediksikan sampel.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
c.
PRESS (predicted error sum of square) merupakan nilai kesalahan yang dilakukan saat prediksi sampel oleh model kalibrasi dalam proses cross validation leave-one-out.
d.
Set kalibrasi merupakan 20 larutan kalibrasi yang didapat dari randomisasi menggunakan ms.excel 2010 untuk pembuatan model kalibrasi multivariat PLS untuk senyawa
e.
Set validasi merupakan 10 larutan kalibrasi yang didapat dari randomisasi menggunakan ms.excel 2010 untuk pembuatan model kalibrasi multivariat PLS untuk senyawa C.
Bahan Penelitian
Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baku parasetamol (PT. Combiphar), baku kafein (PT. Konimex), dan baku propifenazon (PT. Konimex), akuabides, kertas saring dan sediaan tablet yang mempunyai komposisi zat aktif parasetamol 250 mg, propifenazon 150 mg, dan kafein 50 mg. D.
Alat Penelitian
Spektrofotometer UV-VIS (Shimadzu) tipe UV 1800 dengan kuvet kwarsa 1 cm merk Hellma, mikropipet 200 µL dan 1000 µL merk Socorex, degasser Retsch UR-275, neraca merk Ohaus PAJ1003 dengan kepekaan 0,1 mg (maksimal 120 g, minimal 0,001 g), serta alat-alat gelas yang lazim digunakan dalam laboratorium analisis kimia yang terdapat di laboratorium instrumen analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
E.
Tata Cara Penelitian
Penelitian ini menetapkan kadar parasetamol, propifenazon, kafein dalam sediaan tablet kombinasi secara spektrofotometri UV yang dihubungkan dengan kalibrasi multivariat tanpa tahap pemisahan. Analisis secara spektrofotometri UV-kalibrasi multivariat dilakukan dengan cara : 1.
Scanning spektra standar Scanning standar dilakukan dengan membuat standar parasetamol dan
kafein dengan konsentrasi 5 µg/mL dan dilakukan scanning spketra pada panjang gelombang 220-400 nm. 2.
Pemilihan interval pengukuran dan panjang gelombang pengukuran untuk set kalibrasi a.
Dilakukan pengamatan spektra dari hasil pengukuran campuran standar parasetamol, propifenazon, dan kafein. Dipilih rentang panjang gelombang saat campuran senyawa mulai memberikan serapan sampai campuran memberikan serapan mendekati nilai 0
b.
Rentang panjang gelombang yang dipilih adalah 220-310 nm. Interval pengukuran yang dipilih adalah 3 nm agar diperoleh data pengamatan dalam jumlah yang cukup untuk dapat menggambarkan hubungan variabel.
3.
Penyiapan larutan set kalibrasi dan set validasi eksternal a.
Standar parasetamol, propifenazon, kafein masing–masing ditimbang secara seksama 50 mg, dimasukkan dalam labu takar 100 mL,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
dilarutkan dengan pelarut akuabides, diultrasonifikasi selama 10 menit, dan ditambahkan dengan pelarut sampai batas tanda. b.
Pembuatan 20 larutan set kalibrasi dan 10 set validasi , dilakukan dengan cara: setiap larutan antara dipipet sejumlah tertentu, dimasukkan dalam labu takar 10 mL dan diencerkan dengan pelarut akuabides hingga diperoleh kadar sesuai Tabel III untuk set kalibrasi dan Tabel IV untuk set validasi eksternal.
Tabel III. Komposisi campuran sintetik parasetamol, propifenazon, dan kafein untuk model kalibrasi
No
Parasetamol (µg/mL)
Propifenazon (µg/mL)
Kafein (µg/mL)
1
5,8
3,5
1,5
2
7,1
3,1
1,2
3
5,2
3,4
0,5
4
6,6
4,7
0,6
5
4
4,3
0,7
6
6,1
3,6
0,8
7
5,6
4,4
2
8
3,9
3,9
0,9
9
6,3
2,1
1,8
10
3,8
2,3
1
11
7
3,6
2
12
6,8
2,9
1,9
13
4,5
4,4
1,4
14
6,4
2,6
0,7
15
5
3,6
1,2
16
7,3
16
1,6
17
6,1
2,4
0,8
18
6,3
4,7
1,2
19
4,5
3,6
1,2
20
7,2
3,4
1,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Tabel IV. Komposisi campuran sintetik paracetamol Parasetamol, Kafein, Propifenazon untuk validasi eksternal
4.
No
Parasetamol (µg/mL)
Propifenazon (µg/mL)
Kafein (µg/mL)
1
5,9
4,6
1,7
2 3
7,8 6,3
3,6 2
1,3 1,8
4
4,8
3,2
0,7
5
7,6
4,1
2
6
5,8
2,9
1,9
7
6,7
3,3
0,8
8 9
7,2 8,4
2,7 3,7
1,2 1
10
4,9
3,7
1,1
Uji keseragaman bobot tablet Sejumlah 20 sediaan tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Sediaan
tablet memenuhi syarat apabila ditimbang satu per satu, tidak ada lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 5% dan tidak ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 10% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). 5.
Analisis Sampel a.
Ditimbang 20 sampel tablet secara seksama, dicatat bobot setiap tablet, dilakukan pengujian keseragaman bobot tablet, digerus sampai homogen.
b.
Ditimbang seksama dengan jumlah tertentu yang setara dengan 25 mg parasetamol, 15 mg propifenazon, dan 5 mg kafein dilarutkan dalam labu takar
100
mL,
dilarutkan
dalam
sebagian
pelarut
akuabides,
diultrasonikasi selama 15 menit, dan diencerkan dengan pelarut sampai batas tanda. Larutan disaring menggunakan kertas saring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
c.
Dari larutan yang telah disaring, dipipet sebanyak 5,0 mL dan dimasukkan dalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan pelarut sampai batas tanda.
d.
Dari larutan (c) tersebut dipipet lagi sebanyak 2,0 mL dan dimasukkan dalam labu takar 10 mL, kemudian ditambahkan pelarut sampai batas tanda.
e.
Dilakukan scanning dari larutan tersebut pada panjang gelombang 220310 nm dengan interval absorbansi 3 nm.
f.
Dilakukan penetapan kadar parasetamol, propifenazon, dan kafein sebanyak 6 kali. Kadar dihitung dengan metode kalibrasi multivariat partial least square (PLS).
6.
Analisis statistik kalibrasi multivariat (PLS) a.
Model Kalibrasi Multivariat PLS 1) Data konsentrasi dan absorbansi kelompok larutan kalibrasi yang disajikan dalam kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel dipindahkan ke dalam kertas kerja Minitab® 16 (trial) dengan fungsi copy-paste. 2) Pengolahan data statistik partial least square (PLS) dipilih dengan menggunakan pilihan Stat pada panel kerja Minitab 16, kemudian dipilih regression partial least square. 3) Setelah muncul jendela baru dari program Minitab 16, dilakukan pembuatan model PLS parasetamol dengan cara; kolom response diisi dengan pilihan variabel konsentrasi PCT dan kolom model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dipilih variabel absorbansi pada panjang gelombang 220-310 nm. Untuk pembuatan model PLS kafein dibuat dengan cara; kolom response diisi dengan pilihan variabel konsentrasi CAF dan kolom model dipilih variabel absorbansi pada panjang gelombang 220-310 nm. 4) Diperoleh nilai terhitung dan nilai sebenaryna dari model kalibrasi multivariat PLS parasetamol dan kafein, nilai tersebut kemudian dipindahkan ke dalam kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel dengan fungsi copy-paste. 5) R2 didapat dari hubungan korelasi atau kedekatan nilai antara nilai sebenarnya (sumbu X) dengan nilai terhitung (sumbu Y). ∑
6) RMSEC dapat dihitung menggunakan rumus √
dimana x
adalah nilai sebenarnya (actual), y adalah nilai terhitung (calculated), dan n adalah banyak nya data konsentrasi yang dirandomisasi yaitu 20. b.
Cross Validation Leave-one-out 1) Data dipindahkan dari kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel dengan menggunakan fungsi copy-paste ke dalam kertas kerja Minitab 16. 2) Dipilih model kalibrasi PLS dengan menekan pilihan stat pada panel kerja, kemudian dipilih regression partial least square. 3) Proses validasi model kalibrasi dilakukan dengan, dimasukan variabel konsentrasi PCT ke dalam response dan variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
absorbansi ke dalam kolom model. Kemudian tekan tombol option yang selanjutnya ditentukan tambahan proses leave-one-one. Perlakuan sama diberlakukan untuk proses validasi CAF. 4) Diperoleh nilai sebenarnya dan nilai terhitung, serta nilai PRESS dari tahap validasi internal dan selanjutnya dipindahkan ke dalam kertas kerja perangkan lunak Microsoft Excel dengan fungsi copypaste. 5) Akurasi dan presisi model kalibrasi ditinjau dari nilai R2 dan nilai RMSECV dengan membuat hubungan linier antara nilai sebenarnya dan nilai terhitung. Diperoleh persamaan linear y=bx+a hubungan antara nilai sebenarnya dan terhitung yang nantinya akan digunakan untuk memperoleh nilai RMSECV. 7.
Anasilis data Sampel a. Akurasi dan presisi model kalibrasi multivariat parasetamol dan kafein dinyatakan secara statistik dengan nilai R2, RMSEC, RMSECV, RMSEP dan PRESS. b. Konsentrasi sampel dihitung dengan koefisien dari masing-masing model untuk senyawa parasetamol dan kafein sesuai dengan rumus :
Keterangan : X
= Konsentrasi terhitung sampel (µg/mL)
ts
= koefisien dari model kalibrasi = absorbansi dari masing-masing pengukuran sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
= koreksi kesalahan yang mungkin erjadi pada model kalibras PLS c. Kadar sampel dihitung dengan menggunakan rumus :
(
(
̅
)
))
Keterangan : Ct = konsentrasi sampel terprediksi oleh model (µg/mL) Fp = Faktor Pengenceran ̅ = Berat rata-rata penimbangan keseluruhan sampel tablet (mg (tab)) X = Berat penimbangan sampel (mg) d. Akurasi dari proses penetapan kadar ditetapkan dengan persen perolehan kembali dengan rentang yang dapat diterima menurut Wood (1998) adalah sebesar 90-107% e. Presisi dari proses penetapan kadar ditetapkan dengan nilai RSD dengan nilai maksimal yang masih dapat diterima menurut Gonzales dan Herrador (2007) adalah sebesar 11,3%. Analisis kalibrasi multivariat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Minitab® 16 (trial). Kertas kerja perangkat lunak Excel 2010 digunakan untuk menentukan konsentrasi secara random masing–masing zat aktif dan untuk menghubungkan antara konsentrasi sebenarnya dan konsentrasi yang ditemukan atau terprediksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis parasetamol, propifenazon, kafein secara simultan menggunakan metode spektrofotometri UV Spektra UV parasetamol, propifenazon, kafein dengan konsentrasi
masing-masing 5 ppm dapat dilihat pada Gambar 8 dari gambar ini nampak bahwa ketiga senyawa mempunyai spektra yang overlapping. Dengan bekembangnya teknologi, saat ini tersedia suatu perangkat kalibrasi multivariat yang dapat mengatasi masalah spektra yang overlapping seperti ini.
Spektra Uv campuran PCT, PROPI, dan KAF
PCT PROP I KAF
Gambar 8. Spektra UV parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), kafein (KAF), dan spektra UV campuran PCT, PROPI, dan KAF yang diukur pada panjang gelombang 220-400 nm
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Untuk suksesnya analisis ketiga senyawa ini (PCT, PROPI, dan KAF) dengan bantuan kalibrasi multivariat kemometrika, maka spektra UV sampel yang akan di analisis harus mempunyai spektra UV yang mirip dengan spektra UV baku, karena jika spektra baku campuran ketiga senyawa obat dengan sampel sediaan farmasi yang akan dianalisis tidak mirip, maka perlu diperhatikan adanya bahan tambahan dalam sampel yang membuat spektra tidak mirip dengan baku. Dari Gambar 9 nampak bahwa sediaan farmasi (tablet) dan campuran baku ketiga senyawa (PCT, PROPI, dan KAF) mempunyai pola spektra yang mirip.
Spektra campuran baku (PCT, PROPI, dan KAF) Spektra sampel sediaan farmasi (tablet)
Gambar 9. Spektra UV sampel sediaan farmasi (tablet) dan spektra UV campuran baku parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), kafein (KAF) yang diukur pada panjang gelombang 200-400 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
B.
Optimasi kalibrasi multivariat menggunakan partial least square (PLS) Partial least square (PLS) digunakan untuk melakukan pengolahan
data karena mampu menghasilkan model kalibrasi dengan kemampuan prediksi yang baik untuk jumlah data yang banyak. Data absorbansi dari 20 set kalibrasi disiapkan sebagai model kalibrasi diukur pada panjang gelombang 220-313 nm dengan interval panjang gelombang 3 nm. Pada partial least square (PLS) dilakukan pemilihan panjang gelombang, hal ini bertujuan untuk memperoleh kinerja model yang optimum meskipun pada metode partial least square (PLS) secara komputerisasi dapat mencakup seluruh spektrum (El Gindy, 2006). Kebaikan suatu model kalibrasi dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai RMSEC (root mean square error of calibration). Hasil dari analisis varian untuk senyawa parasetamol, propifenazon, dan kafein adalah nilai p = 0,000 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel dalam hal ini konsetrasi dan absorbansi. Selisih antara nilai sebenarnya dan nilai terhitung yang dihasilkan sangat kecil yang menunjukkan pengukuran yang dilakukan oleh model kalibrasi baik, kemudian diproses menggunakan Microsoft Excel untuk menentukan nilai R2 dan nilai RMSEC. Sebagaimana dalam analisis instrumental pada umumnya, maka tahapan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan model kalibrasi dengan membuat campuran yang terdiri dari parasetamol, propifenazon, dan kafein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dengan komposisi konsentrasi obatnya sebagaimana dalam Tabel V yang merupakan hasil pengolahan data yang diperoleh dari pembuatan model kalibrasi parasetamol, propifenazon, dan kafein. Konsentrasi sebenarnya adalah konsentrasi yang dibuat berdasarkan bilangan acak pada tahap pembuatan set kalibrasi, sedangkan konsntrasi terhitung merupakan konsentrasi yang diprediksikan oleh model kalibrasi PLS. Tabel V. Nilai konsentrasi sebenarnya (actual response) vs konsentrasi terhitung (calculated response) menggunakan spektrofotometri UV-PLS tanpa cross validation pada panjang gelombang 220-313 nm Konsentrasi (µg/mL)
N o
PCT
PROPI
Sebenarnya
Terhitung
Sebenarnya
1
5,8
5,77066
2
7,1
3 4
KAF Sebenarnya
3,5
Terhitung 3,51837
1,5
Terhitung 1,47959
7,05251
3,1
2,89564
1,2
1,29613
5,2
5,20979
3,4
3,54848
0,5
0,41901
6,6
6,59923
4,7
4,68976
0,6
0,61707
0,7
0,66428
5
4
3,9998
4,3
4,3271
6
6,1
6,15229
3,6
3,60682
0,8
0,78476
7
5,6
5,62027
4,4
4,48832
2,0
1,96576
8
3,9
3,88761
3,9
3,91042
0,9
0,90564
9
6,3
6,30969
2,1
2,14829
1,8
1,76964
10
3,8
3,79138
2,3
2,33285
1
1,00518
11
7
7,01089
3,6
3,67687
2
1,9727
12
6,8
6,78876
2,9
2,86851
1,9
1,89113
13
4,5
4,50794
4,4
4,23057
1,4
1,48311
14
6,4
6,43501
2,6
2,64747
0,7
0,68175
1,2
1,22162
15
5
4,99175
3,6
3,58413
16
7,3
7,29625
3,2
3,18993
1,6
1,63279
17
6,1
6,07108
2,4
2,32971
0,8
0,83733
18
6,3
6,23926
4,7
4,62668
1,2
1,24191
19
4,5
4,52631
3,6
3,56571
1,2
1,20179
20
7,2
7,23951
3,4
3,51437
1,9
1,82882
Sampel kalibrasi ini selanjutnya dimodelkan dengan menggunakan kalibrasi multivariat partial least square (PLS). Parasetamol dimodelkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
pada panjang gelombang 220-313 nm. Pemilihan panjang gelombang 220313 nm bertujuan untuk mengurangi sebagian data yang mungkin bersifat tidak informatif dan untuk mendapatkan model kalibrasi dengan kemampuan prediksi yang optimum. Adapun kurva hubungan antara nilai kadar terprediksi dan nilai aktual parasetamol, propifenazon, kafein dalam set kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 10, 11, 12. berikut : PLS Response Plot (response is PCT) 10 components
7,5
Calculated Response
7,0 6,5 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 4,0
4,5
5,0
5,5 6,0 Actual Response
6,5
7,0
7,5
Gambar 10. Kurva hubungan antara kadar parasetamol sebenarnya (actual value) vs kadar terhitung (calculated value) parasetamol dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
PLS Response Plot (response is PROPI) 10 components
5,0
Calculated Response
4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 2,0
2,5
3,0
3,5 Actual Response
4,0
4,5
5,0
Gambar 11. Kurva hubungan antara kadar propifenazon sebenarnya (actual value) vs kadar terhitung (calculated value) propifenazon dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
PLS Response Plot (response is CAFF) 10 components
2,00
Calculated Response
1,75 1,50 1,25 1,00 0,75 0,50 0,50
0,75
1,00 1,25 1,50 Actual Response
1,75
2,00
Gambar 12. Kurva hubungan antara kadar kafein sebenarnya (actual value) vs kadar terhitung (calculated value) kafein dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
Tabel VI. Hasil persamaan , R2, dan RMSEC yang didapat dari hubungan antara nilai kadar sebenarnya (actual value) vs nilai terhitung (calculated value) dengan metode spektrofotometri UV-PLS tanpa cross validation pada panjang gelombang 220-313 nm
Persamaan R2 RMSEC
PCT
PROPI
KAF
y = 0,9994x + 0,0034
y = 0,9878x + 0,0426
y = 0,9919x + 0,0101
0,9994
0,9878
0,9919
0,027445698
0,082897315
0,043408954
Dari Tabel VI yang merupakan hasil konsentrasi sebenarnya dan konsentrasi terhitung kemudian diproses menggunakan perangkat lunak ms.excel 2010 untuk menentukan nilai R2 dan nilai RMSEC. RMSEC menunjukkan selisih kadar prediksi dengan kadar aktual sehingga jika nilai RMSEC nya semakin kecil maka model – model tersebut dapat dikatakan semakin baik karena faktor kesalahannya semakin kecil (Pindyck and Rubinfeld, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Hasil persamaan , R2, dan RMSEC dapat dilihat pada Tabel VI. Nilai RMSEC (root mean square error of calibration) yang diperoleh adalah 0,027 untuk PCT, 0,082 untuk PROPI, dan 0,043 untuk KAF. Nilai RMSEC yang diperoleh sangat baik karena mendekati 0.
C.
Validasi model kalibrasi multvariat PLS
Kemampuan prediksi dari model kalibrasi multivariat divalidasi degan dua proses yaitu validasi internal dan validasi eksternal. Validasi internal (cross validation) bertujuan untuk menangani masalah overfitting yang seringkali terjadi dalam proses pembuatan model, sedangkan validasi eksternal bertujuan untuk mengetahui kemampuan prediksi dari keseluruhan model kalibrasi multivariat PLS dengan menetapkan konsentrasi larutan yang telah diketahui. 1. Validasi Silang (cross validation) Model kalibrasi ketiga senyawa obat (PCT, PROPI, dan KAF) yang dihasilkan mampu memberikan prediksi yang baik dengan nilai koefisien determinasi (R2) parasetamol 0,9994, propifenazon 0,9878, kafein 0,9919. Selanjutnya model kalibrasi ini dilakukan validasi silang (cross validation) dengan menggunakan teknik leave-one out. Dalam teknik ini, salah satu sampel kalibrasi (misal sampel nomor 1) dikeluarkan, lalu sampel ini dimodelkan dengan sampel yang tersisa. Selanjutnya dihitung nilai terprediksi sampel 1 dari model kalibrasi sampel yang tersisa. Hal ini dilakukan terus–menerus sampai sampel dikeluarkan satu persatu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
dimodelkan dengan sampel kalibrasi yang tersisa. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel VII. hubungan antara nilai sebenarnya suatu analit dengan nilai terprediksi yang sudah divalidasi (cross validation) menggunakan teknik leave-one out dengan metode PLS pada panjang gelombang 220-313 nm. Tabel VII. Nilai sebenarnya dan nilai terhitung hasil kalibrasi pls dari sampel yang dilakukan validasi silang (cross validation) yang mengandung parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), dan kafein (KAF) Nomor Campuran
Konsentrasi (µg/mL) PCT
PROPI
KAF
1
Sebenarnya 5,75522
Terhitung 5,69975
Sebenarnya 3,65866
Terhitung 3,68038
Sebenarnya 1,38956
Terhitung 1,37482
2
7,05381
7,01071
2,79465
2,63207
1,35455
1,44016
3
5,20955
5,247
3,45997
3,46215
0,48775
0,51071
4
6,59437
6,58473
4,72492
4,72601
0,58667
0,59199
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Persamaan R2 RMSECV PRESS
4,01261
4,03477
4,30025
4,33714
0,66383
0,58482
6,14643 5,62441 3,89111 6,31005 3,79433 6,99635 6,79089 4,4964 6,43525 4,97807 7,3197 6,06316 6,24785 4,53748 7,24297
6,19104 5,62749 3,8241 6,31886 3,79379 7,04102 6,7795 4,49102 6,51072 4,97735 7,33268 5,96793 6,1207 4,54785 7,42754
3,59539 4,29166 3,8917 2,16611 2,40636 3,7108 2,83819 4,30366 2,6318 3,5743 3,18242 2,30895 4,63017 3,59021 3,63985
3,58442 4,20458 3,76535 2,24273 2,48704 3,94612 2,81941 4,26383 2,68849 3,57149 3,18466 2,21968 4,58746 3,58918 3,86225
0,80239 2,08606 0,91807 1,7571 0,96856 1,96758 1,9054 1,44517 0,69071 1,19961 1,62454 0,85277 1,25553 1,19482 1,74932
0,80994 2,15583 1,08007 1,70521 0,94366 1,85372 1,90402 1,4633 0,66018 1,19533 1,62625 0,89704 1,28817 1,19348 1,61917
y = 1,0125x - 0,071 0,997
y = 0,9919x + 0,0358 0,983
y = 0,9718x + 0,035 0,982
0,0620 0,156
0,0954 0,782
0,0630 0,279
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan > 0,9 dan nilai RMSECV dan PRESS yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
rendah (mendekati nol) maka kemampuan model untuk memprediksi semakin baik. Data dan parameter hasil validasi silang leave one-out parasetamol, propifenazon, dan kafein dapat dilihat pada Gambar 13, 14, 15 :
PLS Regression: PCT versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Cross-validation Components to evaluate Number of components evaluated Number of components selected
Leave-one-out Set 10 9
Analysis of Variance for PCT Source Regression Residual Error Total
DF 9 10 19
SS 25,2606 0,0169 25,2775
MS 2,80673 0,00169
F 1657,48
P 0,000
Model Selection and Validation for PCT Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,92489 0,98766 0,99980 0,99995 0,99996 0,99999 0,99999 1,00000 1,00000
Error 20,1053 7,2132 1,8612 0,2489 0,1082 0,0916 0,0249 0,0188 0,0169 0,0151
R-Sq 0,204618 0,714641 0,926369 0,990155 0,995718 0,996378 0,999013 0,999257 0,999330 0,999404
PRESS 23,5800 9,8431 2,7101 0,4887 0,4678 0,3407 0,2802 0,1578 0,1566 0,1919
R-Sq (pred) 0,067156 0,610599 0,892786 0,980665 0,981493 0,986521 0,988913 0,993756 0,993807 0,992410
Gambar 13. Data dan Parameter Hasil Validasi Silang Parasetamol dengan Teknik Leave One- Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
PLS Regression: PROPI versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Cross-validation Components to evaluate Number of components evaluated Number of components selected
Leave-one-out Set 10 6
Analysis of Variance for PROPI Source Regression Residual Error Total
DF 6 13 19
SS 11,1372 0,2483 11,3855
MS 1,85620 0,01910
F 97,19
P 0,000
Model Selection and Validation for PROPI Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,90026 0,98657 0,99979 0,99995 0,99997 0,99999
Error 10,8752 8,4317 6,7868 0,8378 0,4074 0,2483 0,2010 0,1676 0,1487 0,1391
R-Sq 0,044816 0,259437 0,403906 0,926414 0,964222 0,978193 0,982342 0,985277 0,986944 0,987779
PRESS 12,8357 10,9423 10,1894 1,8014 1,5964 0,7820 1,5140 1,9253 2,1089 2,2584
R-Sq (pred) 0,000000 0,038923 0,105050 0,841781 0,859788 0,931315 0,867021 0,830901 0,814772 0,801640
Gambar 14. Data dan parameter hasil validasi silang propifenazon dengan teknik leave one-out PLS Regression: CAFF versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Cross-validation Components to evaluate Number of components evaluated Number of components selected
Leave-one-out Set 10 6
Analysis of Variance for CAFF Source Regression Residual Error Total
DF 6 13 19
SS 4,58881 0,08069 4,66950
MS 0,764801 0,006207
F 123,21
P 0,000
Model Selection and Validation for CAFF Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,91806 0,98819 0,99979 0,99995 0,99997 0,99999
Error 4,15945 2,53358 2,02138 0,42619 0,15410 0,08069 0,06369 0,04728 0,04080 0,03800
R-Sq 0,109231 0,457420 0,567109 0,908729 0,966999 0,982719 0,986361 0,989875 0,991263 0,991863
PRESS 4,81996 3,53777 3,04110 0,94181 0,82296 0,27957 0,41103 0,56049 0,58235 0,58169
R-Sq (pred) 0,000000 0,242366 0,348731 0,798306 0,823758 0,940128 0,911976 0,879969 0,875287 0,875428
Gambar 15. Data dan parameter hasil validasi silang kafein dengan teknik leave one-out.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Validasi silang juga dapat menentukan jumlah komponen optimum yang mencirikan data (Ardiyanti, 2014). Berdasarkan hasil validasi silang ini
diketahui
parasetamol
mempunyai
9
komponen,
propifenazon
mempunyai 6 komponen, dan kafein mempunyai 6 komponen. Adapun profil hubungan antara kadar prediksi dan kadar aktual parasetamol, propifenazon, kafein dengan validasi silang leave one-out pada Gambar 16, 17, 18 : PLS Response Plot (response is PCT) 9 components
7,5
Variable Fitted Crossv al
Calculated Response
7,0 6,5 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 4,0
4,5
5,0 5,5 6,0 Actual Response
6,5
7,0
7,5
Gambar 16. Kurva hubungan antara kadar parasetamol sebenarnya (actual value) vs kadar terhitung (calculated value) hasil validasi silang leave one-out dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
PLS Response Plot (response is PROPI) 6 components
5,0
Variable Fitted Crossv al
Calculated Response
4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 2,0
2,5
3,0 3,5 4,0 Actual Response
4,5
5,0
Gambar 17. Kurva hubungan antara kadar propifenazon sebenarnya (actual value) vs kadar terhitung (calculated value) hasil validasi silang leave one-out dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
PLS Response Plot (response is CAFF) 6 components
2,25
Variable Fitted Crossv al
Calculated Response
2,00 1,75 1,50 1,25 1,00 0,75 0,50 0,50
0,75
1,00
1,25 1,50 Actual Response
1,75
2,00
2,25
Gambar 18. Kurva hubungan antara kadar kafein sebenarnya (actual value) vs kadar terhitung (calculated value) hasil validasi silang leave one-out dengan metode spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220-313 nm
Parameter validasi pada analisis multivariat adalah presisi dan akurasi. Presisi dideskripsikan dengan nilai RMSEC (root mean square
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
error of calibration), RMSECV (root mean square error of
cross
validation), , dan PRESS (predicted residual sum of squares), yang mana semakin kecil nilainya semakin kecil kesalahan prediksi dan semakin baik kemampuan model untuk memprediksi atau semakin baik presisinya. Akurasi dinyatakan dalam koefisien determinasi (R2). Semakin dekat R2 dengan 1 menunjukkan hubungan antara nilai aktual dan nilai prediksi yang semakin baik atau semakin baik presisinya. Selain itu akurasi juga dapat dideskripsikan dengan persamaan y= Bx + A, yang mana x = kadar sebenarnya dan y = kadar terprediksi. Akurasi yang baik jika nilai A mendekati 0 dan B mendekati 1 (Danzer et al, 2004). RMSECV menggambarkan kemampuan prediksi, nilai RMSECV dapat ditentukan dari nilai PRESS, semakin kecil nilai RMSECV maka kemampuan model untuk memprediksi semakin baik (El-Gindy et al., 2006). 2. Validasi Eksternal Validasi eksternal dilakukan dengan cara menetapkan konsentrasi 10 larutan validasi dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel VIII. Nilai sebenarnya merupakan nilai yang dibuat pada proses penentuan konsentrasi larutan, sementara itu nilai terhitung merupakan nilai yang diperoleh dari penetapan konsentrasi larutan dengan koefisien model kalibrasi yang telah melewati proses validasi internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Tabel VIII. Evaluasi nilai sebenarnya dan terhitung hasil kalibrasi PLS dari 10 larutan set validasi yang mengandung parasetamol (PCT), propifenazon (PROPI), dan kafein (KAF). Konsentrasi (µg/mL) No
PCT
PROPI
Sebenarnya
Terhitung
Sebenarnya
1
5,3 7,7
5,378 7,682
4,4
2 3
6,2
4
KAF Sebenarnya
Terhitung
4,241
2,8
2,942
3
3,181
2,2
2,33
6,092
2,2
2,01
2,8
2,745
4,8
4,712
2,8
2,735
2
1,844
5
7,5
7,442
3,7
3,634
1,1
0,951
6
5,8
5,702
2,5
2,655
1,1
0,939
7
6,7
6,541
2,7
2,804
0,9
1,067
8
7,1
7,011
2,2
2,326
1,2
1,113
9
8,4
8,313
3,1
3,239
1
1,183
10
Terhitung
persamaan
4,8 4,714 y = 0,9946x - 0,0365
3,3 3,167 y = 0,9196x + 0,2496
1,1 1,12 y = 1,014x - 0,0194
R2
R² = 0,9975
R² = 0,9564
R² = 0,967
RMSEP
0,0982
0,1454
0,1421
Data yang diperoleh dari Tabel VIII menjelaskan kemampuan prediksi dari model kalibrasi PLS yang diperoleh setelah tahap cross validation. Kemampuan prediksi yang masih dapat diterima pada validasi eksternal terlihat dengan nilai R2 yang diperoleh untuk parasetamol 0,9975, untuk propifenazon 0,956, dan untuk kafen 0,967 serta nilai RMSEP parasetamol 0,0982, profipenazon 0,1454, dan kafein 0,1421.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel IX. rekapitulasi evaluasi parameter validasi metode spektrofotometri UV- PLS
Tahap Kalibrasi
Validasi Internal cross validation
Validasi Eksternal
Parameter Validasi RMSEC R² a b
PCT 0,027 0,9994 0,0034 0,9994
PROPI 0,082 0,9878 0,0426 0,9878
KAFF 0,043 0,9919 0,0101 0,9919
RMSECV R2 PRESS a b
0,062 0,997 0,156 -0,071 1,0125
0,095 0,983 0,782 0,0358 0,9919
0,063 0,982 0,279 0,035 0,9718
0,0982
0,1454
0,1421
0,9975 -0,0365 0,9946
0,9564 0,2496 0,9196
0,967 -0,0194 1,014
RMSEP R2 a b
Melihat parameter yang dihasilkan dari uji validasi silang dapat dilihat pada Tabel IX. dengan teknik leave one-out dan validasi eksternal yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa model ini masih baik digunakan untuk penetapan kadar sampel sediaan farmasi, karena nilai R2 > 0,9 , RMSEP dan RMSECV-nya kecil. D.
Penetapan kadar sampel sediaan farmasi
Pada penelitian ini yang digunakan sebagai sampel adalah sediaan farmasi dalam bentuk tablet yang mengandung parasetamol, propifenazon, dan kafein. Selanjutnya sediaan ini dibuat dalam konsentrasi yang berada dalam kisaran yang tercakum dalam kurva kalibrasi. Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji keseragaman bobot agar dapat diketahui tablet mana yang beratnya menyimpang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
berat rata-rata tablet. Uji keseragaman bobot tablet dilakukan dengan mengambil sampel tablet sebanyak 20 tablet kemudian dihitung bobot rata– ratanya. Dari hasil penimbangan didapatkan bobot rata–rata 20 tablet adalah 655,635 mg sehingga diketahui bahwa tablet merk S mengandung bahan tambahan kurang lebih 650 mg karena kandungan tablet mengandung parasetamol 250 mg, propifenazon 150 mg, kafein 50 mg, dan sisa dari senyawa aktif adanya bahan tambahan atau bahan pengisi (talk) mengandung 200 mg. Menurut Farmakope Edisi III untuk tablet yang memiliki bobot rata–rata > 500 mg syarat keseragaman bobotnya tidak lebih dari 2 tablet yang masing–masing bobotnya menyimpang dari 5%, dan tidak satu tabletpun bobotnya menyimpang dari 10% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979). Dari hasil penimbangan tidak ada satu pun bobot tablet yang menyimpang dari bobot rata- rata tablet. Penetapan kadar sampel dilakukan dengan melarutkan sejumlah serbuk yang sudah digerus dan dihomogenkan ke dalam pelarut akuabides lalu diukur menggunakan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 220-313 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Profil overlay spektra dari 6 sampel terlihat pada Gambar 19. :
Gambar 19. Overlay spektra 6 sampel sediaan farmasi dalam pelarut akuabides pada panjang gelombang 200-400 nm.
Data absorbansi sampel dengan interval 3 nm pada panjang gelombang 220-313 nm dikalikan dengan koefisien yang didapatkan dari validasi silang menggunakan teknik leave one-out, sehingga didapatkan hasil penetapan kadar parasetamol, propifenazon, dan kafein dengan menggunakan spektrofotometer UV-PLS. Hasil penetapan kadar sampel sediaan farmasi dapat dilihat pada Tabel X, XI, XII .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel X. Hasil penetapan kadar prediksi parasetamol dalam sediaan farmasi tablet menggunakan metode spektrofotometri UV-PLS Sampel
Evaluasi PCT 1
2
3
4
5
6
Calculated
4,388
4,636
4,592
4,792
4,658
3,981
Penimbangan
65,25
65,10
65,10
65,20
65,25
65,10
Pengenceran bobot rata rata (tab)
5000
5000
5000
5000
5000
5000
655,635
655,635
655,635
655,635
655,635
655,635
Etiket (mg)
250
250
250
250
250
250
kadar mg/tab Rata – rata kadar mg/tab
220,454
233,45
231,234
240,935
234,018
200,467
226,76 mg/tab = 90,70%
SD
14,49
RSD
6,39 %
Tabel XI. Hasil penetapan kadar prediksi propifenazon dalam sediaan farmasi tablet menggunakan metode spektrofotometri UV-PLS Sampel Evaluasi PROPI 1 2 3 4 5 6 Calculated 2,705 2,913 2,766 2,881 2,628 2,298 Penimbangan 65,25 65,10 65,10 65,20 65,25 65,10 Pengenceran 5000 5000 5000 5000 5000 5000 bobot rata rata (tab) 655,635 655,635 655,635 655,635 655,635 655,635 Etiket (mg) 150 150 150 150 150 150 Kadar mg/tab 135,89 146,687 139,284 144,853 132,031 115,718 Rata – rata kadar mg/tab 135,74 mg/tab = 90,49 % SD 11,23 RSD 8,27 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel XII. Hasil penetapan kadar prediksi kafein dalam sediaan farmasi tablet menggunakan metode spektrofotometri UV-PLS Sampel
Evaluasi KAFF 1
2
3
4
5
6
Calculated
1,063
1,051
1,072
0,973
1,042
0,964
penimbangan
65,25
65,10
65,10
65,20
65,25
65,10
pengenceran bobot rata rata (tab)
5000
5000
5000
5000
5000
5000
655,635
655,635
655,635
655,635
655,635
655,635
Etiket (mg)
50
50
50
50
50
50
kadar mg/tab Rata – rata kadar mg/tab
53,405
52,924
53,981
48,921
52,35
48,543
SD RSD
51,69 mg/tab = 103,38% 2,35 4,55 %
Berdasarkan hasil penetapan kadar sampel diperoleh nilai RSD untuk parasetamol 6,39%, propifenazon 8,27%, dan kafein 4,55%. Menurut Horwitz cit, Gonzales, Herrador, dan Asuero untuk konsentrasi analit dibawah 10 ppm memberikan simpangan baku relatif atau kofisien variasi < 11,3%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga senyawa memiliki presisi yang baik. Rentang kadar untuk parasetamol 212,27–241,25 mg/tab, propifenazon 124,51-146,97 mg/tab, dan kafein 49,34-54,04 mg/tab. Rata-rata kadar untu parasetamol 90,70%, propifenazon 90,49%, dan kafein 103,38%. Menurut Wood (1998) persyaratan rata-rata kadar untuk ketiga senyawa dengan analit matrik pada sampel dibawah 10 ppm adalah 90 – 107% dari yang tertera pada etiket sehingga kadar yang diperoleh pada penelitian ini berada didalam rentang persyaratan. Hal ini menunjukkan bahwa parasetamol, kafein, dan propifenazon memiliki akurasi yang baik sehingga dapat disimpulkan penetapan kadar untuk parasetamol, propifenazon, dan kafein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
dapat
diaplikasikan
menggunakan
spektrofotometri
dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat PLS.
UV
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan : 1.
Parasetamol, propifenazon, dan kafein dapat dianalisis secara spektrofotometri UV secara simultan yang dihubungkan dengan kalibrasi multivariat PLS pada panjang gelombang 220 – 313 nm.
2.
Nilai koefisien determinasi (R2) untuk hubungan antara konsentrasi sebenarnya (actual value) dengan nilai terprediksi (calculated value) yang dianalisis dengan kalibrasi multivariat PLS (none) adalah 0,9994 untuk parasetamol, 0,9878 untuk propifenazon, dan 0,9919 untuk kafein, sedangkan yang sudah di validasi silang (leave-one out) adalah 0,997 untuk parasetamol, 0,983 untuk propifenazon, dan 0,982 untuk kafein.
3.
Penetapan kadar parasetamol, propifenazon, dan kafein memiliki akurasi dan presisi yang baik
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
B. Saran 1.
Perlu dikembangkan lebih lanjut metode analisis yang digunakan agar metode ini mampu digunakan di bidang industri.
2.
Perlu adanya pembandingan metode analisis lain yang menggunakan pemisahan (kromatografi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, The United States of Pharmacopeia 28, Vol II, 2440-2442, United States Pharmacopeia Convention Inc., Rockville. Ardiyanti, Y., 2014, Kombinasi Spektrofotometri UV dan Kalibrasi Multivariat untuk Analisis Parasetamol, Guaifenesin, dan Klorfeniramin Maleat secara Simultan, Thesis, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Che Man, Y.B, Syahariza, Z.A., and Rohman, A., 2010. Chapter 1. Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy: development, techniques, and application in the analysis of fats and oils, in Fourier Transform Infrared Spectrocopy edited by Oliver J. Ress, Nova Science Publishers, New York: USA. (ISBN 978-1-61668-835-6), pp 1-36. Danzer, K., Otto, M., and Currie, L.A., 2004, Guideline for Calibration in Analytical Chemistry part 2. Multispesies Calibration (IUPAC Technical Report), Pure Appl. Chem., 76(6) : 1215-1225. Day, R. A. and A. L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp 394, 396-404. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 6-7 El Gindy, A.G., Emraa, S., and Mostafa, A., 2006, Aplication and validation of Chemometrics-assisted spectrophotometry and liquid chromatography for the simultaneous determination of six-component pharmaceuticals, J.Pharm. Biomed Anal, 41;421-430. Ermer, J. And Miller, J.H., 2005, Method Validation in Pharmaceutical Analysis Wiley – VCH Veriag GmBH & Co.KgaA, Weinheim, p.3. Gandjar, I.G., Rohman, A.,2007, Kimia Analisis Farmasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp 456, 465-466, 469-470. Goicoechea, H.C. and Olivieri, A.C. 1999. Simultaneous multivariate spectrophotometric analysis of paracetamol and minor components (diphenhydramine or phenylpropanolamine) in tablet preparations. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 20: 255–261. Gonzales, A.G., Herrador, M.A., Asuero, A.G., 2010, Intra- Laboratory Asessment of Method Accuracy (trueness and precision) by using Validation Standards, Talanta, 82, pp.1995-1998.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Haven, M. C., Tetrault, G. A., and Schenken, J. R., 1994, Laboratory Instrumentation, John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 88-90. Hubber, L., 2007, Validation and Qualification in Analytical Chemistry Laboratory, Oxford University Press, New York. Khotimah, K., 2014, Analisis Sulfametoksazol dan Trimetropim secara Spektrofotometri UV dan Kalibrasi Multivariat secara Simultan tanpa Tahap Pemisahan, Thesis, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Massart, D.L. and Buydens, L. 1998. Chemometrics in pharmaceutical analysis. Journal of Pharmaceutical & Biomedical Analysis 6: 535-545. Miller J.N, Miller J.C, 2010, Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry sixth edition, Pearson Education Limited, England, pp.110119;221-249. Moffat et. al., 2004, Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons thirth edition, Pharmaceutical Press, London. Moffat, A.C., 2011, Clarke’s Analysis of Drug and Poisons, 4th edition, Pharmaceutical Press. Electronic version, London, pp. 1028, 1977. Mulja M. dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Universitas Airlangga, Surabaya, pp. 26 – 34. Osborne, S.D., Jordan, R.B., and Kunnemeyer, R., 1997, Method of wavelength selection for partial least square. Analyst 122: 1531-1537. Pecsok, R.i., Shields, L.D., Cairns, T., and Mc. William, I.G., 1976, Modern Methods of Chemical Analysis, Edisi 2., 153, John Wiley and Sons, New York. Pindyck, R.S., and Rubinfield, D.L., 1998, Econometric Models & Economic Forecasts, Fourth Edition, McGraw-Hill, Singapore. Rohman, A., and Che Man, Y.B., 2011, Analysis of lard in cream cosmetics formulation using FT-IR spectroscopy and chemometrics, Middle-East J.Sci. Res., 7(5),726-732. Rohman, A. 2012. Application of FTIR spectroscopy for quality control in pharmaceutical products: a review. Indonesian Journal of Pharmacy 23(1): 1 -8. Rohman, A., 2012, Spektroskopi Inframerah dan Kemometrika untuk Analisis Farmasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 150 – 153.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Rohman A., 2014, Statistika dan Kemometrika Dasar dalam Analisis Farmasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 201,202. Samadi-Maybodi, A., and Nejad-Darzi, S.K.H., 2010, Simultaneous determination of paracetamol, phenylephrine hydrochloride and chlorpheniramine maleate in pharmaceutical preparations using multivariate calibration 1. Spectrochimica Acta Part A 75: 1270–1274. Snyder, L.R., Kirkland, J. J., Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method Development, 2nd ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, p.722. Sohrabi, M.R., Fathabadi, M., and Nouri, A.H., 2009, Simultaneous spectrophotometric determination of sulfamethoxazole and trimethoprim in pharmaceutical preparations by using multivariate calibrasi methods, J. App. Chem. Res., 3(12), 47-52. Swarbick, J., Boylan, J.C., 1997, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Volume 15, 308-309, Marcel Dekker Inc., New York. Syahariza, Z.A, Che Man, Y.B, Selamat, J, Bakar,J., 2005, Detection of lard adulteration in cake formulation by fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy. Food Chemistry 92: 365-367. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. 269-271. Wood, R. A. N., & H. Wallin, 1998, Quality in the Food Analysis Laboratory the Royal Society of Chemistry Cambridge, London.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Lampiran 1. Keseragaman Bobot
BOBOT TABLET Tablet 1 649.2 Tablet 2 666.5 Tablet 3 647.9 Tablet 4 654.4 Tablet 5 664.9 Tablet 6 656.3 Tablet 7 667.7 Tablet 8 650.4 Tablet 9 656.5 Tablet 10 659.6 Tablet 11 655.4 Tablet 12 651.6 Tablet 13 657.9 Tablet 14 665.3 Tablet 15 651.6 Tablet 16 649.4 Tablet 17 658.8 Tablet 18 651.1 Tablet 19 658.7 Tablet 20 639.5 Total 13112.7 Rata-rata 655.635
Kolom A
=
5%
=
5% x 655,635 = 32,782
=
655,635 – 32,782 = 622,853
=
655,635 + 32,782 = 688,417
Batas
=
622,853 – 688,417
Kolom B
=
10%
=
10% x 655,635 = 65,564
=
655,635 – 65,654 = 589,981
=
655,635 + 65,654 = 721,289
=
589,981 – 721,289
Batas bobot
Batas Bobot
Batas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Lampiran 2. Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) parasetamol dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik tanpa validasi silang leave one-out. PLS Regression: PCT versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Method Cross-validation Components to calculate Number of components calculated
None Set 10
Analysis of Variance for PCT Source Regression Residual Error Total
DF 10 9 19
SS 25,2624 0,0151 25,2775
MS 2,52624 0,00167
F 1508,31
Model Selection and Validation for PCT Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,92489 0,98766 0,99980 0,99995 0,99996 0,99999 0,99999 1,00000 1,00000 1,00000
Error 20,1053 7,2132 1,8612 0,2489 0,1082 0,0916 0,0249 0,0188 0,0169 0,0151
Coefficients
Constant 253 256 259 262 271 274 277 280 283 286 292 295 304 307
PCT 0,222 18,610 -17,582 9,337 42,602 -105,239 -43,197 -57,293 248,708 -72,640 23,926 -76,717 69,190 -34,745 -9,481
PCT standardized 0,0000 1,7435 -1,5553 0,7770 3,3553 -7,3692 -2,9392 -3,7690 15,7192 -4,4024 1,3895 -4,1322 3,6462 -1,7481 -0,4817
PLS Coefficient Plot for PCT PLS Response Plot for PCT
R-Sq 0,204618 0,714641 0,926369 0,990155 0,995718 0,996378 0,999013 0,999257 0,999330 0,999404
P 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Lampiran 3. Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) propifenason dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik tanpa validasi silang leave one-out. PLS Regression: PROPI versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Method Cross-validation Components to calculate Number of components calculated
None Set 10
Analysis of Variance for PROPI Source Regression Residual Error Total
DF 10 9 19
SS 11,2464 0,1391 11,3855
MS 1,12464 0,01546
F 72,75
Model Selection and Validation for PROPI Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,90026 0,98657 0,99979 0,99995 0,99997 0,99999 0,99999 1,00000 1,00000 1,00000
Error 10,8752 8,4317 6,7868 0,8378 0,4074 0,2483 0,2010 0,1676 0,1487 0,1391
Coefficients
Constant 253 256 259 262 271 274 277 280 283 286 292 295 304 307
PROPI -0,178 126,734 -181,755 -82,256 153,991 278,896 -209,617 23,710 -116,446 50,535 -45,305 -131,296 14,673 127,680 -11,826
PROPI standardized 0,0000 17,6912 -23,9554 -10,2004 18,0713 29,0990 -21,2517 2,3241 -10,9662 4,5635 -3,9204 -10,5375 1,1521 9,5718 -0,8953
PLS Coefficient Plot for PROPI PLS Response Plot for PROPI
R-Sq 0,044816 0,259437 0,403906 0,926414 0,964222 0,978193 0,982342 0,985277 0,986944 0,987779
P 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Lampiran 4. Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) kafein dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik tanpa validasi silang leave one-out. PLS Regression: CAFF versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Method Cross-validation Components to calculate Number of components calculated
None Set 10
Analysis of Variance for CAFF Source Regression Residual Error Total
DF 10 9 19
SS 4,63150 0,03800 4,66950
MS 0,463150 0,004222
F 109,70
Model Selection and Validation for CAFF Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,91806 0,98819 0,99979 0,99995 0,99997 0,99999 0,99999 1,00000 1,00000 1,00000
Error 4,15945 2,53358 2,02138 0,42619 0,15410 0,08069 0,06369 0,04728 0,04080 0,03800
Coefficients
Constant 253 256 259 262 271 274 277 280 283 286 292 295 304 307
CAFF 0,051 -91,869 89,179 86,436 -80,977 -166,365 109,169 -9,749 100,486 -21,556 -0,897 90,909 -41,590 -74,161 11,131
CAFF standardized 0,0000 -20,0251 18,3535 16,7375 -14,8387 -27,1044 17,2825 -1,4921 14,7767 -3,0396 -0,1212 11,3929 -5,0994 -8,6813 1,3160
PLS Coefficient Plot for KAF PLS Response Plot for KAF.
R-Sq 0,109231 0,457420 0,567109 0,908729 0,966999 0,982719 0,986361 0,989875 0,991263 0,991863
P 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Lampiran 5. Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) parasetamol dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik dengan validasi silang leave one-out PLS Regression: PCT versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Method Cross-validation Components to evaluate Number of components evaluated Number of components selected
Leave-one-out Set 10 9
Analysis of Variance for PCT Source Regression Residual Error Total
DF 9 10 19
SS 25,2606 0,0169 25,2775
MS 2,80673 0,00169
F 1657,48
P 0,000
Model Selection and Validation for PCT Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,92489 0,98766 0,99980 0,99995 0,99996 0,99999 0,99999 1,00000 1,00000
Error 20,1053 7,2132 1,8612 0,2489 0,1082 0,0916 0,0249 0,0188 0,0169 0,0151
Coefficients
Constant 253 256 259 262 271 274 277 280 283 286 292 295 304 307
PCT 0,208 18,053 -8,178 -4,624 42,469 -87,481 -49,241 -75,181 240,984 -40,795 6,485 -65,831 76,158 -47,577 -9,954
PCT standardized 0,0000 1,6913 -0,7234 -0,3848 3,3449 -6,1257 -3,3505 -4,9457 15,2310 -2,4724 0,3766 -3,5459 4,0134 -2,3937 -0,5058
PLS Coefficient Plot for PCT PLS Response Plot for PCT
R-Sq 0,204618 0,714641 0,926369 0,990155 0,995718 0,996378 0,999013 0,999257 0,999330 0,999404
PRESS 23,5800 9,8431 2,7101 0,4887 0,4678 0,3407 0,2802 0,1578 0,1566 0,1919
R-Sq (pred) 0,067156 0,610599 0,892786 0,980665 0,981493 0,986521 0,988913 0,993756 0,993807 0,992410
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Lampiran 6. Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) propifenason dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik dengan validasi silang leave one-out PLS Regression: PROPI versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Method Cross-validation Components to evaluate Number of components evaluated Number of components selected
Leave-one-out Set 10 6
Analysis of Variance for PROPI Source Regression Residual Error Total
DF 6 13 19
SS 11,1372 0,2483 11,3855
MS 1,85620 0,01910
F 97,19
P 0,000
Model Selection and Validation for PROPI Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,90026 0,98657 0,99979 0,99995 0,99997 0,99999
Error 10,8752 8,4317 6,7868 0,8378 0,4074 0,2483 0,2010 0,1676 0,1487 0,1391
R-Sq 0,044816 0,259437 0,403906 0,926414 0,964222 0,978193 0,982342 0,985277 0,986944 0,987779
Coefficients
Constant 253 256 259 262 271 274 277 280 283 286 292 295 304 307
PROPI 0,132 9,014 -26,117 -12,662 29,836 171,763 40,263 -63,228 -102,125 -102,252 39,329 -80,460 -7,070 93,911 7,969
PROPI standardized 0,0000 1,2582 -3,4422 -1,5702 3,5014 17,9211 4,0820 -6,1976 -9,6175 -9,2337 3,4033 -6,4575 -0,5551 7,0403 0,6033
PLS Coefficient Plot for PROPI PLS Response Plot for PROPI
PRESS 12,8357 10,9423 10,1894 1,8014 1,5964 0,7820 1,5140 1,9253 2,1089 2,2584
R-Sq (pred) 0,000000 0,038923 0,105050 0,841781 0,859788 0,931315 0,867021 0,830901 0,814772 0,801640
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Lampiran 7. Output Minitab hasil kalibrasi multivariat partial least square (PLS) kafein dari sampel kalibrasi 20 campuran sintetik dengan validasi silang leave one-out PLS Regression: CAFF versus 253; 256; 259; 262; 271; 274; 277; 280; ... Method Cross-validation Components to evaluate Number of components evaluated Number of components selected
Leave-one-out Set 10 6
Analysis of Variance for CAFF Source Regression Residual Error Total
DF 6 13 19
SS 4,58881 0,08069 4,66950
MS 0,764801 0,006207
F 123,21
P 0,000
Model Selection and Validation for CAFF Components 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Variance 0,91806 0,98819 0,99979 0,99995 0,99997 0,99999
Error 4,15945 2,53358 2,02138 0,42619 0,15410 0,08069 0,06369 0,04728 0,04080 0,03800
R-Sq 0,109231 0,457420 0,567109 0,908729 0,966999 0,982719 0,986361 0,989875 0,991263 0,991863
Coefficients
Constant 253 256 259 262 271 274 277 280 283 286 292 295 304 307
CAFF CAFF standardized -0,120 0,0000 -18,019 -3,9278 13,539 2,7863 13,672 2,6474 -4,071 -0,7460 -109,705 -17,8732 -18,200 -2,8812 50,080 7,6650 76,747 11,2859 66,611 9,3926 -53,643 -7,2484 54,104 6,7804 -1,851 -0,2270 -70,661 -8,2716 1,078 0,1274
PLS Coefficient Plot for KAF PLS Response Plot for KAF
PRESS 4,81996 3,53777 3,04110 0,94181 0,82296 0,27957 0,41103 0,56049 0,58235 0,58169
R-Sq (pred) 0,000000 0,242366 0,348731 0,798306 0,823758 0,940128 0,911976 0,879969 0,875287 0,875428
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Lampiran 8. Data pengukuran absorbansi kurva baku dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 220-313 nm. KALIBRASI 1 KALIBRASI 2 KALIBRASI 3 KALIBRASI 4 KALIBRASI 5 KALIBRASI 6 KALIBRASI 7 KALIBRASI 8 KALIBRASI 9 KALIBRASI 10 KALIBRASI 11 KALIBRASI 12 KALIBRASI 13 KALIBRASI 14 KALIBRASI 15 KALIBRASI 16 KALIBRASI 17 KALIBRASI 18 KALIBRASI 19 KALIBRASI 20
C PCT 5,8 7,1 5,2 6,6 4 6,1 5,6 3,9 6,3 3,8 7 6,8 4,5 6,4 5 7,3 6,1 6,3 4,5 7,2
C PROPI 3,5 3,1 3,4 4,7 4,3 3,6 4,4 3,9 2,1 2,3 3,6 2,9 4,4 2,6 3,6 3,2 2,4 4,7 3,6 3,4
C CAFF 1,5 1,2 0,5 0,6 0,7 0,8 2 0,9 1,8 1 2 1,9 1,4 0,7 1,2 1,6 0,8 1,2 1,2 1,9
220 0,244 0,434 0,153 0,264 0,322 0,155 0,324 0,31 0,147 0,105 0,52 0,22 0,236 0,334 0,142 0,285 0,334 0,241 0,183 0,499
223 0,265 0,457 0,178 0,3 0,339 0,186 0,337 0,324 0,168 0,121 0,536 0,241 0,251 0,362 0,163 0,313 0,358 0,269 0,202 0,52
226 0,294 0,488 0,207 0,338 0,359 0,221 0,361 0,342 0,199 0,142 0,564 0,273 0,274 0,395 0,19 0,351 0,388 0,303 0,227 0,553
229 0,321 0,519 0,234 0,373 0,377 0,254 0,385 0,359 0,231 0,162 0,593 0,306 0,295 0,426 0,217 0,388 0,417 0,336 0,251 0,587
232 0,345 0,548 0,257 0,404 0,392 0,284 0,407 0,373 0,26 0,181 0,62 0,337 0,314 0,453 0,24 0,421 0,422 0,364 0,271 0,617
235 0,365 0,572 0,279 0,432 0,404 0,31 0,424 0,384 0,285 0,197 0,641 0,363 0,329 0,477 0,26 0,45 0,465 0,389 0,289 0,643
238 0,382 0,591 0,297 0,455 0,415 0,332 0,438 0,394 0,305 0,209 0,657 0,383 0,342 0,497 0,277 0,473 0,483 0,41 0,303 0,662
241 0,396 0,606 0,313 0,475 0,425 0,35 0,45 0,403 0,32 0,22 0,669 0,398 0,354 0,512 0,291 0,491 0,496 0,427 0,316 0,677
244 0,403 0,607 0,321 0,486 0,434 0,36 0,456 0,409 0,326 0,226 0,673 0,404 0,362 0,517 0,299 0,498 0,503 0,437 0,323 0,68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Lanjutan Lampiran 8. 247 0,398 0,596 0,317 0,48 0,429 0,355 0,451 0,405 0,32 0,223 0,662 0,398 0,359 0,508 0,296 0,489 0,494 0,432 0,32 0,668
250 0,38 0,569 0,299 0,455 0,413 0,335 0,433 0,39 0,302 0,212 0,635 0,377 0,345 0,484 0,281 0,465 0,471 0,41 0,306 0,64
253 0,352 0,529 0,271 0,418 0,389 0,303 0,407 0,368 0,275 0,195 0,597 0,346 0,322 0,447 0,257 0,428 0,436 0,377 0,284 0,598
256 0,321 0,484 0,239 0,377 0,364 0,267 0,378 0,344 0,243 0,175 0,555 0,31 0,299 0,405 0,23 0,387 0,397 0,341 0,26 0,552
259 0,291 0,439 0,208 0,336 0,34 0,231 0,352 0,322 0,21 0,156 0,513 0,275 0,278 0,363 0,205 0,345 0,357 0,306 0,237 0,506
262 0,263 0,397 0,179 0,298 0,319 0,198 0,329 0,303 0,18 0,138 0,475 0,241 0,259 0,323 0,181 0,305 0,32 0,273 0,216 0,462
265 0,24 0,361 0,154 0,265 0,301 0,17 0,31 0,287 0,155 0,123 0,443 0,214 0,244 0,289 0,162 0,272 0,288 0,247 0,199 0,426
268 0,219 0,311 0,132 0,236 0,278 0,145 0,292 0,275 0,134 0,11 0,409 0,191 0,228 0,258 0,144 0,243 0,258 0,222 0,183 0,396
271 0,2 0,306 0,113 0,211 0,261 0,124 0,273 0,259 0,117 0,098 0,385 0,171 0,212 0,235 0,127 0,22 0,236 0,199 0,167 0,37
274 0,181 0,284 0,095 0,187 0,242 0,105 0,252 0,241 0,101 0,086 0,361 0,152 0,193 0,215 0,11 0,198 0,218 0,176 0,15 0,345
277 0,156 0,259 0,075 0,159 0,218 0,082 0,223 0,218 0,081 0,07 0,331 0,128 0,168 0,194 0,088 0,172 0,198 0,148 0,128 0,315
280 0,128 0,231 0,052 0,129 0,191 0,057 0,188 0,192 0,058 0,051 0,295 0,1 0,137 0,172 0,062 0,143 0,176 0,115 0,102 0,28
283 0,092 0,197 0,025 0,092 0,159 0,026 0,144 0,16 0,027 0,028 0,252 0,064 0,099 0,144 0,03 0,106 0,149 0,075 0,07 0,238
286 0,054 0,16 -0,003 0,054 0,124 -0,007 0,096 0,126 -0,007 0,002 0,205 0,024 0,059 0,115 -0,005 0,065 0,12 0,032 0,035 0,192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Lanjutan Lampiran 8. 289 0,016 0,123 -0,031 0,017 0,091 -0,04 0,049 0,093 -0,041 -0,023 0,157 -0,016 0,019 0,086 -0,039 0,025 0,092 -0,009 0,001 0,146
292 -0,019 0,086 -0,056 -0,017 0,064 -0,069 0,006 0,057 -0,072 -0,045 0,115 -0,052 -0,016 0,061 -0,069 -0,011 0,068 -0,046 -0,029 0,103
295 -0,046 0,058 -0,077 -0,045 0,04 -0,093 -0,027 0,033 -0,097 -0,063 0,081 -0,08 -0,044 0,039 -0,094 -0,04 0,046 -0,076 -0,053 0,069
298 -0,065 0,037 -0,093 -0,065 0,023 -0,11 -0,05 0,017 -0,114 -0,075 0,056 -0,101 -0,064 0,022 -0,111 -0,061 0,03 -0,098 -0,07 0,045
301 -0,078 0,023 -0,104 -0,079 0,012 -0,122 -0,065 0,006 -0,125 -0,084 0,039 -0,114 -0,076 0,01 -0,122 -0,076 0,018 -0,112 -0,081 0,028
304 -0,085 0,014 -0,109 -0,087 0,005 -0,128 -0,073 -0,001 -0,131 -0,088 0,029 -0,121 -0,083 0,002 -0,127 -0,084 0,011 -0,12 -0,087 0,018
307 -0,09 0,011 -0,113 -0,093 0,002 -0,132 -0,08 -0,002 -0,134 -0,092 0,027 -0,125 -0,088 0,002 -0,131 -0,089 0,006 -0,124 -0,091 0,012
310 -0,09 0,009 -0,113 -0,093 0,001 -0,132 -0,081 -0,003 0,134 -0,092 0,024 -0,126 -0,089 0,001 -0,131 -0,09 0,005 -0,125 -0,092 0,01
313 -0,09 0,007 -0,113 -0,093 0 -0,131 -0,081 -0,004 -0,133 -0,091 0,023 -0,125 -0,088 0 -0,129 -0,09 0,004 -0,124 -0,091 0,009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Lampiran 9. Data pengukuran absorbansi sampel dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 220-313 nm Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6
WL220.0 WL223.0 WL226.0 WL229.0 WL232.0 WL235.0 WL238.0 WL241.0 WL244.0 WL247.0 WL250.0 0,3 0,316 0,34 0,362 0,381 0,397 0,411 0,421 0,425 0,419 0,401 0,31 0,327 0,35 0,373 0,392 0,407 0,42 0,43 0,435 0,429 0,411 0,304 0,32 0,343 0,364 0,382 0,398 0,411 0,421 0,425 0,419 0,402 0,319 0,336 0,359 0,381 0,401 0,418 0,432 0,442 0,446 0,44 0,421 0,309 0,325 0,347 0,368 0,386 0,401 0,413 0,423 0,427 0,421 0,403 0,265 0,278 0,295 0,313 0,328 0,341 0,352 0,361 0,364 0,359 0,344
WL253. WL256. WL259. WL262. WL265. WL268. WL271. WL274. WL277. WL280. WL283. WL286. WL289. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,375 0,347 0,319 0,293 0,272 0,252 0,236 0,219 0,199 0,176 0,148 0,117 0,087 0,385 0,356 0,328 0,302 0,28 0,261 0,244 0,227 0,206 0,182 0,153 0,121 0,089 0,376 0,348 0,321 0,295 0,274 0,255 0,238 0,221 0,201 0,178 0,149 0,118 0,088 0,394 0,363 0,334 0,306 0,283 0,262 0,245 0,227 0,207 0,183 0,154 0,123 0,092 0,377 0,348 0,32 0,293 0,271 0,252 0,235 0,218 0,199 0,176 0,148 0,118 0,088 0,323 0,298 0,275 0,254 0,236 0,219 0,205 0,191 0,174 0,154 0,129 0,103 0,077
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Lanjutan Lampiran 9. WL292.0 WL295.0 WL298.0 WL301.0 WL304.0 WL307.0 WL310.0 WL313.0 0,06 0,038 0,022 0,011 0,004 0,001 0 -0,001 0,061 0,038 0,021 0,01 0,004 0 -0,001 -0,001 0,061 0,038 0,022 0,011 0,005 0,001 0 0 0,064 0,041 0,025 0,014 0,007 0,003 0,002 0,001 0,061 0,039 0,024 0,013 0,006 0,003 0,001 0,001 0,054 0,034 0,021 0,011 0,005 0,003 0,001 0,001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Lampiran 10. Perhitungan kadar parasetamol pada sampel tablet menggunakan hasil koefisien validasi silang. Koefisien 0,208 WL253.0
18,053
WL256.0
-8,178
WL259.0
-4,624
WL262.0
42,469
WL271.0
-87,481
WL274.0
-49,241
WL277.0
-75,181
WL280.0
240,984
WL283.0
-40,795
WL286.0
6,485
WL292.0
-65,831
WL295.0
76,158
WL304.0
-47,577
WL307.0
-9,954
Calculated
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K 1 0,208 1 0,208 1 0,208 1 0,208 1 0,208 1 0,208 0,375 6,769875 0,385 6,950405 0,376 6,787928 0,394 7,112882 0,377 6,805981 0,323 5,831119 0,347 -2,83777 0,356 -2,91137 0,348 -2,84594 0,363 -2,96861 0,348 -2,84594 0,298 -2,43704 0,319 -1,47506 0,328 -1,51667 0,321 -1,4843 0,334 -1,54442 0,32 -1,47968 0,275 -1,2716 0,293 12,44342 0,302 12,82564 0,295 12,52836 0,306 12,99551 0,293 12,44342 0,254 10,78713 0,236 -20,6455 0,244 -21,3454 0,238 -20,8205 0,245 -21,4328 0,235 -20,558 0,205 -17,9336 0,219 -10,7838 0,227 -11,1777 0,221 -10,8823 0,227 -11,1777 0,218 -10,7345 0,191 -9,40503 0,199 -14,961 0,206 -15,4873 0,201 -15,1114 0,207 -15,5625 0,199 -14,961 0,174 -13,0815 0,176 42,41318 0,182 43,85909 0,178 42,89515 0,183 44,10007 0,176 42,41318 0,154 37,11154 0,148 -6,03766 0,153 -6,24164 0,149 -6,07846 0,154 -6,28243 0,148 -6,03766 0,129 -5,26256 0,117 0,758745 0,121 0,784685 0,118 0,76523 0,123 0,797655 0,118 0,76523 0,103 0,667955 0,06 -3,94986 0,061 -4,01569 0,061 -4,01569 0,064 -4,21318 0,061 -4,01569 0,054 -3,55487 0,038 2,894004 0,038 2,894004 0,038 2,894004 0,041 3,122478 0,039 2,970162 0,034 2,589372 0,004 -0,19031 0,004 -0,19031 0,005 -0,23789 0,007 -0,33304 0,006 -0,28546 0,005 -0,23789 0,001 -0,00995 0 0 0,001 -0,00995 0,003 -0,02986 0,003 -0,02986 0,003 -0,02986 4,388307 4,635789 4,592316 4,792037 4,658083 3,981158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Lanjutan Lampiran 10. calculated penimbangan pengenceran bobot rata rata etiket (mg) kadar (mg) kadar (%)
4,388 130,5 10000 655,635 250 220,454 88,18%
4,636 130,2 10000 655,635 250 233,45 93,38%
4,592 130,2 10000 655,635 250 231,234 92,49%
4,792 130,4 10000 655,635 250 240,935 96,37%
4,658 130,5 10000 655,635 250 234,018 93,61%
3,981 130.2 10000 655,635 250 200,467 80,18%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Lampiran 11. Perhitungan kadar propifenason pada sampel tablet menggunakan hasil koefisien validasi silang. Koefisien
WL253.0 WL256.0 WL259.0 WL262.0 WL271.0 WL274.0 WL277.0 WL280.0 WL283.0 WL286.0 WL292.0 WL295.0 WL304.0 WL307.0
0,132 9,014 -26,117 -12,662 29,836 171,763 40,263 -63,228 -102,125 -102,252 39,329 -80,46 -7,07 93,911 7,969 Calculated
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K 1 0,132 1 0,132 1 0,132 1 0,132 1 0,132 1 0,132 0,375 3,38025 0,385 3,47039 0,376 3,389264 0,394 3,551516 0,377 3,398278 0,323 2,911522 0,347 -9,0626 0,356 -9,29765 0,348 -9,08872 0,363 -9,48047 0,348 -9,08872 0,298 -7,78287 0,319 -4,03918 0,328 -4,15314 0,321 -4,0645 0,334 -4,22911 0,32 -4,05184 0,275 -3,48205 0,293 8,741948 0,302 9,010472 0,295 8,80162 0,306 9,129816 0,293 8,741948 0,254 7,578344 0,236 40,53607 0,244 41,91017 0,238 40,87959 0,245 42,08194 0,235 40,36431 0,205 35,21142 0,219 8,817597 0,227 9,139701 0,221 8,898123 0,227 9,139701 0,218 8,777334 0,191 7,690233 0,199 -12,5824 0,206 -13,025 0,201 -12,7088 0,207 -13,0882 0,199 -12,5824 0,174 -11,0017 0,176 -17,974 0,182 -18,5868 0,178 -18,1783 0,183 -18,6889 0,176 -17,974 0,154 -15,7273 0,148 -15,1333 0,153 -15,6446 0,149 -15,2355 0,154 -15,7468 0,148 -15,1333 0,129 -13,1905 0,117 4,601493 0,121 4,758809 0,118 4,640822 0,123 4,837467 0,118 4,640822 0,103 4,050887 0,06 -4,8276 0,061 -4,90806 0,061 -4,90806 0,064 -5,14944 0,061 -4,90806 0,054 -4,34484 0,038 -0,26866 0,038 -0,26866 0,038 -0,26866 0,041 -0,28987 0,039 -0,27573 0,034 -0,24038 0,004 0,375644 0,004 0,375644 0,005 0,469555 0,007 0,657377 0,006 0,563466 0,005 0,469555 0,001 0,007969 0 0 0,001 0,007969 0,003 0,023907 0,003 0,023907 0,003 0,023907 2,705264 2,913406 2,766383 2,880951 2,628046 2,298297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Lanjutan Lampiran 11. calculated penimbangan pengenceran bobot rata rata etiket (mg) kadar (mg) kadar (%)
2,705 130,5 10000 655,635 150 135,89 90,59%
2,913 130,2 10000 655,635 150 146,687 97,79%
2,766 130,2 10000 655,635 150 139,284 92,86%
2,881 130,4 10000 655,635 150 144,853 96.57%
2,628 130,5 10000 655,635 150 132,031 88,02%
2,298 130,2 10000 655,635 150 115,718 77,14%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Lampiran 12. Perhitungan kadar kafein pada sampel tablet menggunakan hasil koefisien validasi silang Koefisien
WL253.0 WL256.0 WL259.0 WL262.0 WL271.0 WL274.0 WL277.0 WL280.0 WL283.0 WL286.0 WL292.0 WL295.0 WL304.0 WL307.0
-0,12 -18,019 13,539 13,672 -4,071 -109,705 -18,2 50,08 76,747 66,611 -53,643 54,104 -1,851 -70,661 1,078 Calculated
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K Abs Abs*K 1 -0,12 1 -0,12 1 -0,12 1 -0,12 1 -0,12 1 -0,12 0,375 -6,75713 0,385 -6,93732 0,376 -6,77514 0,394 -7,09949 0,377 -6,79316 0,323 -5,82014 0,347 4,698033 0,356 4,819884 0,348 4,711572 0,363 4,914657 0,348 4,711572 0,298 4,034622 0,319 4,361368 0,328 4,484416 0,321 4,388712 0,334 4,566448 0,32 4,37504 0,275 3,7598 0,293 -1,1928 0,302 -1,22944 0,295 -1,20095 0,306 -1,24573 0,293 -1,1928 0,254 -1,03403 0,236 -25,8904 0,244 -26,768 0,238 -26,1098 0,245 -26,8777 0,235 -25,7807 0,205 -22,4895 0,219 -3,9858 0,227 -4,1314 0,221 -4,0222 0,227 -4,1314 0,218 -3,9676 0,191 -3,4762 0,199 9,96592 0,206 10,31648 0,201 10,06608 0,207 10,36656 0,199 9,96592 0,174 8,71392 0,176 13,50747 0,182 13,96795 0,178 13,66097 0,183 14,0447 0,176 13,50747 0,154 11,81904 0,148 9,858428 0,153 10,19148 0,149 9,925039 0,154 10,25809 0,148 9,858428 0,129 8,592819 0,117 -6,27623 0,121 -6,4908 0,118 -6,32987 0,123 -6,59809 0,118 -6,32987 0,103 -5,52523 0,06 3,24624 0,061 3,300344 0,061 3,300344 0,064 3,462656 0,061 3,300344 0,054 2,921616 0,038 -0,07034 0,038 -0,07034 0,038 -0,07034 0,041 -0,07589 0,039 -0,07219 0,034 -0,06293 0,004 -0,28264 0,004 -0,28264 0,005 -0,35331 0,007 -0,49463 0,006 -0,42397 0,005 -0,35331 0,001 0,001078 0 0 0,001 0,001078 0,003 0,003234 0,003 0,003234 0,003 0,003234 1,063218 1,050599 1,072195 0,973406 1,04174 0,963685
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lanjutan Lampiran 12. calculated penimbangan pengenceran bobot rata rata etiket (mg) kadar (mg) kadar (%)
1,063 130,5 10000 655,635 50 53,405 106,81%
1,051 130,2 10000 655,635 50 52,924 105,85%
1,072 130,2 10000 655,635 50 53,981 107,96%
0,973 130,4 10000 655,635 50 48,921 97,84%
1,042 130,5 10000 655,635 50 52,35 104,70%
0,964 130,2 10000 655,635 50 48,543 97,08%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Lampiran 13. Sertifikat analisis baku kafein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Lampiran 14. Sertifikat analisis baku propifenazon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Lampiran 15. Sertifikat analisis baku parasetamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Analisis Parasetamol, Kafein,dan
Propifenazon
dengan
Metode
Spektrofotometri UV dan Kemometrika tanpa Tahap Pemisahan” memiliki nama lengkap Arief Dzulfianto lahir di Jakarta, 28 April 1994. Anak kedua dari pasangan Bapak Bambang Suharto dan Ibu Lasmiyati. Pendidikan formal yang sudah ditempuh penulis adalah di TK Bina Cempaka , SD Bahagia 02 Bekasi (1999-2005), SMP N 21 Bekasi (2005 – 2008), SMAI PB.Soedirman 02 Bekasi (2008-2011) . Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan studi ke Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011. Selama perkuliahan penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan fakultas yaitu, panitia Seminar Nasional HIV/AIDS dan panitia Musyawarah Wilayah ISMAFARSI seJoglosepur dan penulis juga pernah menjadi asisten dosen dalam mata kuliah kimia analisis di laboratorium farmasi Universitas Sanata Dharma.
77