Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
8 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 13- 20
ANALISIS MANAJEMEN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) GAMPONG JAWA KOTA BANDA ACEH SEBAGAI STASIUN PEMILAHAN Hartati Husni1, Muhammad Zaki2, Eldina Fatimah3 1) Magister
Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala email:
[email protected]
Abstract: Urban waste generation will always increase in line with the rate of population growth, economic and development. The high activity of the population of Banda Aceh today has led to the increasing amount of waste. Final waste processing site in Banda Aceh is the Gampong Jawa landfill in which its capacity already exceeds the reservoir, so it has been built Integrated final processing site (TPA) Blang Bintang. Furthermore, the landfill will be at the final processing site (TPA) Gampong Jawa, garbage sorting station. Waste management requires good management and a huge cost, especially the cost of operations for the collection, transportation and processing. This study aims to determine the cause of the transition function and Gampong Jawa landfill management into the sorting station and analyze This study aims to determine the cause of the transition function and Gampong Jawa landfill management into the sorting station and analyze the operational technics, budgeting, organizations, and the rules aspect. This research was conducted at the landfill Gampong Java Banda Aceh through descriptive quantitative methods. Data were collected through observation and interviews at the City Health and Beauty (DK3) Department Banda Aceh. Data analysis was performed using SWOT analysis and ultrasound analysis tool ((Urgency, Seriousness, and Growth). Result showed the maps of the strength of the organizational transition functions of Gampong Jawa landfill which then be the sorting station and it is in quadrant I (first). This position indicates the transition function of the Gampong Jawa landfill is strong and has the opportunity. Factors causing the transition function of a sorting station is the TPA management systems from the sanitary landfill system to the sorting station, has been built Blang Bintang Regional landfill waste as landfill waste management and landfill insufficiency Gampong Java. Gampong Java Management landfill in terms of aspects operational techniques, namely sorting and sorting of waste transported to landfill after manually with the help of humans (scavengers) and a bulldozer. Financing comes from the levy of service and municipal government budgets and public retribution. It is recommended for the government in the management of Gampong Jawa landfill to publish Qanun TPA transition function to become sorting station. Keywords: Management, the Final Processing Site (TPA), Sorting Station, Financing.
Abstrak: Timbulan sampah perkotaan akan meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, ekonomi dan pembangunan. Tingginya aktivitas penduduk Kota Banda Aceh saat ini telah menyebabkan bertambahnya jumlah sampah. Tempat pemrosesan akhir sampah di Banda Aceh adalah TPA Gampong Jawa yang akan dijadikan sebagai stasiun pemilahan sampah dikarenakan telah dibangun TPA Terpadu Blang Bintang. Pengelolaan sampah memerlukan manajemen yang baik dan biaya yang besar, terutama biaya operasional untuk pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab peralihan fungsi dan manajemen TPA Gampong Jawa menjadi stasiun pemilahan serta menganalisa aspek teknik operasional, pembiayaan, kelembagaan dan aspek peraturannya. Penelitian ini dilakukan di TPA Gampong Jawa Kota Banda Aceh dengan menggunakan metode diskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara pada Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh. Analisis data
13 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dilakukan dengan menggunakan analisa SWOT dan alat bantu analisisnya USG ((Urgency, Seriousness, and Growth). Hasil penelitian menunjukkan peta kekuatan organisasi peralihan fungsi TPA Gampong Jawa menjadi stasiun pemilahan berada pada kuadran I (pertama). Posisi ini menandakan peralihan fungsi TPA Gampong Jawa kuat dan berpeluang. Faktor penyebab peralihan fungsi menjadi stasiun pemilahan yaitu sistem pengelolan TPA dari sanitary landfill ke sistem stasiun pemilahan, telah dibangun TPA Sampah Regional Blang Bintang sebagai TPA pengelolaan sampah dan ketidakcukupan lahan TPA Gampong Jawa. Manajemen TPA Gampong Jawa ditinjau dari aspek teknik operasional yaitu sortir dan pemilahan sampah setelah diangkut ke TPA secara manual dengan bantuan manusia (pemulung) dan Buldozer. Pembiayaan berasal dari retribusi pelayanan dan anggaran Pemerintah Kota dan retribusi masyarakat. Rekomendasi terhadap manajemen TPA Gampong Jawa yaitu pemerintah kota menerbitkan Qanun peralihan fungsi TPA menjadi stasiun pemilahan. Kata Kunci : Manajemen, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), Stasiun Pemilahan, Pembiayaan.
5,12% dengan luas wilayah 56,16 km2 dan
PENDAHULUAN Sampah merupakan sisa-sisa dari hasil kegiatan
sehari-hari
juga
Pusat Statistik Banda Aceh, 2012) yang tersebar
merupakan proses alam yang berbentuk padat.
di 9 (sembilan) kecamatan. Dinas Kebersihan
Sumber sampah utama adalah yang berasal dari
dan Keindahan Kota (DK3) Kota Banda Aceh
kegiatan rumah tangga. Berdasarkan Undang-
(2012)
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
sampah rata-rata sebesar 0,75 kg per kapita per
pengelolaan sampah yang menyatakan bahwa
hari di Kota Banda Aceh dan setiap harinya
pengelolaan
menghasilkan 168 ton sampah (680 m3/hari).
berdasarkan
manusia
sampah asas
dan
jumlah penduduk sebesar 257.147 jiwa (Badan
diselenggarakan
laju
timbulan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas
Banda Aceh adalah TPA yang berada di
kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan,
Gampong
asas keamanan dan asas nilai ekonomi.
menjadi stasiun pemilahan dikarenakan telah
sampah
jawab,
bahwa
asas
Timbulan
tanggung
melaporkan
perkotaan
Jawa
akan
berubah
fungsinya
akan
beroperasionalnya TPA Regional Blang Bintang.
meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan
TPA Gampong Jawa tetap melayani sampah
penduduk, ekonomi dan pembangunan kota.
Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar.
Apabila pengelolaan sampah kurang memadai
Berkenaan dengan hal tersebut maka
maka akan mengakibatkan menurunnya kualitas
penelitian
ini
mengkaji
lingkungan perkotaan tersebut. Oleh karenanya
peralihan
fungsi
diperlukan manajemen pengelolaan sampah
Gampong Jawa ditinjau dari aspek teknik
yang baik dan benar untuk menangani masalah
operasional, kelembagaan, pembiayaan, aspek
sampah sehingga sampah tersebut tidak menjadi
peraturan, dan memberikan rekomendasi.
dan
faktor
penyebab
manajemen
TPA
permasalahan yang sangat serius bagi warga masyarakat perkotaan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di TPA Gampong
Laju pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh pasca tsunami tahun 2005 - 2010 sebesar
Jawa
Banda
Aceh.
Data
primer
yang
dibutuhkan diperoleh dari hasil observasi dan Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 14
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala wawancara. Data sekunder diperoleh dari
TPAnya saja) terbagi ke dalam 3 blok
literatur lainnya yang berhubungan dengan
pembuangan sampah. Saat ini pembuangan
lokasi studi.
sampah dilakukan diblok B sedangkan blok A
Metode penelitian yang digunakan adalah
sudah ditutup dan blok C belum dimanfaatkan.
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Salah satu fasilitas pengolahan sampah
Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah
yang tersedia di TPA Gampong Jawa ini adalah
model pembobotan (scoring) untuk mengukur
unit
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok
sampah-sampah
terhadap manajemen TPA Gampong Jawa
dimanfaatkan sebagai pupuk, dimana hasil
sebagai stasiun pemilahan. Model skala nilai
olahannya selain diberikan secara cuma-cuma
yang digunakan dalam pembobotan (scoring)
kepada masyarakat yang ingin bercocok tanam,
adalah dengan menggunakan skala nilai yang
juga digunakan untuk merawat taman-taman
diberikan 1-5 yakni: sangat baik = 5; baik = 4;
kota yang yang juga merupakan tanggung
cukup = 3; kurang = 2; buruk = 1. Analisa data
jawab dari Dinas Kebersihan dan Keindahan
dengan menggunakan analisis SWOT dan
Kota (DK3) Banda Aceh.
pengomposan.
Kompos
berasal
organik
dari
kemudian
penilaian menggunakan analisis USG (Urgency, Identifikasi Isu Aktual TPA Gampong Jawa
Seriousness, and Growth).
Isu peralihan fungsi TPA pertama sekali HASIL DAN PEMBAHASAN
dikatakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kondisi Eksisting TPA Gampong Jawa
Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012, bahwa TPA Gampong Jawa akan dijadikan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Kota Banda Aceh adalah TPA yang berada di Gampong
Jawa,
namun
karena
telah
beroperasinya TPA Terpadu Blang Bintang
stasiun
pemilahan
pada
saat
meresmikan
operasional TPA Regional Blang Bintang dihadapan
Kepala
Dinas
Kebersihan
dan
Keindahan Kota Banda Aceh beserta stafnya.
selanjutnya TPA Gampong Jawa Banda Aceh direncanakan akan dijadikan stasiun pemilahan sampah. Di area TPA Gampong Jawa juga akan dijadikan tempat untuk mensoltir atau memilah barang-barang
yang
masih
bisa
dipakai.
Analisis Faktor Internal TPA Gampong Jawa Menjadi Stasiun Pemilahan Menurut Tchobanoglous (2002), seiring dengan
perkembangan
dapat
Selebihnya barang yang tidak dapat digunakan
meningkatkan
lagi akan dibawa ke TPA Blang Bintang.
menambah
Disamping tempat pemilahan, TPA Gampong
dihasilkan oleh masyarakat, sehingga sangat
Jawa juga dijadikan tempat pelatihan dan
diperlukan pengelolaan sampah yang nyaman
pendidikan pengolahan sampah. Kawasan TPA
dengan menyediakan tempat khusus untuk
Gampong Jawa dengan luas 9 Ha (khusus untuk
individu maupun sekelompok kecil pengumpul
15 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
pertumbuhan
daerah
jumlah
volume
penduduk dan sampah
yang
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ataupun sekelompok besar. Faktor internal TPA
Untuk menentukan faktor mana yang
Gampong Jawa beralih fungsi menjadi stasiun
paling penting diantara faktor lainnya dilakukan
pemilahan harus dilakukan sesuai dengan
dengan
perencanaan yang telah direncanakan di RTRW
menggunakan teknik scoring. Terdapat 3 (tiga)
Kota Banda Aceh.
faktor yang memiliki jumlah nilai tertinggi
metode
USG
dan
penilaian
yang kemudian diidentifikasi sebagai Faktor Analisis Faktor Eksternal TPA Gampong Jawa Menjadi Stasiun Pemilahan
Kunci Keberhasilan (FKK) diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Identifikasi Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) Kekuatan (S) Adanya masterplan persampahan Sudah ada TPA Regional Blang Bintang (wilayah pelayanan Banda Aceh dan Aceh Besar) Sudah ada sarana dan prasarana pendukung persampahan
Kelemahan (W) Belum ada dukungan pemerintah secara resmi berupa Qanun tentang perubahan stasus TPA menjadi station pemilahan Belum berfungsinya penegakan Qanun No. 5 Tahun 2003 tentang Kebersihan dan Keindahan Pengembangan upaya pengurangan, pemilahan dan pengolahan sampah dari sumbernya belum terlaksana sesuai yang diharapkan Ancaman (T)
Peluang (O) Pengadaan alat pendukung stasiun pemilahan TPA Gampong Jawa seperti back conveyor (ban berjalan untuk alat sortir dan pemilahan sampah) Organisasi TPA Gampong Jawa menjadi UPTD Persampahan
Pertumbuhan penduduk dan tingkat kepadatan yang makin tinggi
Adanya dukungan pendanaan dari pusat dan provisi
Air tanah di sekitar Gampong Jawa menjadi tercemar karena terkontaminasi air lindi TPA
Rumusan Strategi, Program dan Perencanaan Peralihan Fungsi TPA Gampong Jawa Menjadi Stasiun Pemilahan
Mengurangi keindahan dan estitika kota
pemilahan yaitu sortir dan pemilahan sampah setelah diangkut ke TPA Gampong Jawa. Hal
Altematif strategi perencanaan untuk
ini dilakukan secara manual dengan bantuan
peralihan fungsi TPA Gampong Jawa menjadi
manusia (pemulung) dan Buldozer. Penanganan
stasiun pemilahan dirumuskan melalui matriks
sampah di TPA Gampong Jawa dilakukan
formulasi strategi SWOT. Rumusan formulasi
pemilahan atau material yang sudah dibuang
ini menggunakan faktor kunci keberhasilan
atau tidak dibutuhkan dengan sampah yang
(FKK) yang dimiliki, baik faktor internal
masih memiliki nilai ekonomis. Kegiatan ini
maupun faktor ekstemal dirumuskan melalui
bervariasi menurut jenis sampahnya meliputi
Tabel 4.2
pemilahan (shorting), pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle) diperlihatkan
Manajemen TPA Gampong Jawa Setelah Beralih Menjadi Stasiun Pemilahan Aspek Teknik Operasional
pada Gambar 4.1.
Aspek teknik operasional TPA Gampong Jawa setelah beralih fungsi menjadi stasiun Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 16
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 4.2 Formulasi Alternatif Strategi SWOT FKK INTERNAL
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W) Belum ada dukungan pemerintah secara resmi berupa Qanun tentang perubahan stasus TPA menjadi station pemilahan
Adanya masterplan persampahan Sudah ada TPA Regional Blang Bintang (wilayah pelayanan Banda Aceh dan Aceh Besar)
Belum berfungsinya penegakan Qanun No. 5 Tahun 2003 tentang Kebersihan dan Keindahan Pengembangan dalam upaya pengurangan, pemilahan dan pengolahan sampah dari sumbernya belum terlaksana sesuai yang diharapkan
Sudah ada sarana dan prasarana pendukung persampahan FKK EKTERNAL
STRATEGI : WO
PELUANG (O)
STRATEGI : SO Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Pengadaan alat pendukung stasiun pemilahan TPA Gampong Jawa seperti back conveyor (ban berjalan untuk alat sortir dan pemilahan sampah)
Meningkatkan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana TPA Gampong Jawa yang ada setelah menjadi stasiun pemilahan
Melengkapi Payung hukum yaitu pengesahan qanun peralihan fungsi TPA Gampong Jawa dari sanitary landfill menjadi stasiun pemilahan
Organisasi TPA Gampong Jawa menjadi UPTD Persampahan
Meningkatkan kualitas TPA Gampong Jawa sebagai pusat laboratorium dan pelatihan
Meningkatkan sumber daya manusia pengelola TPA Gampong Jawa setelah menjadi stasiun pemilahan
Adanya ukungan pendanaan dari pusat dan provinsi
Meningkatkan kelembagaan TPA Gampong Jawa menjadi UPTD persampahan dibawah DK3
Meningkatkan dan mengembangkan teknologi pengolahan persampahan
STRATEGI : ST Strategi memakai kekuatan untuk mengatasi ancaman Meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan sampah pada masyarakat Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar
STRATEGI : WT Stategi memperkecil kelemahan dan mengatasi ancaman Meningkatkan pengawasan dan pemantauan serta penerapan terhadap sanksi hukum maupun reward secara konsisten
Mengurangi keindahan dan estitika kota
Meningkatkan kebersihan dan keindahan TPA Gampong Jawa dan sekitarnya
Peningkatan penerimaan melalui retribusi pelayanan persampahan
Air tanah di sekitar Gampong Jawa menjadi tercemar karena terkontaminasi air lindi TPA
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
Meningkatkan kemampuan biaya operasional TPA Gampong Jawa sebagai stasiun pemilahan yang bersumber dari pusat , provinsi dan kabupaten/kota
ANCAMAN (T) Pertumbuhan penduduk dan tingkat kepadatan yang makin tinggi
Stategi menggunakan kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Gambar 4.1 Langkah pengelolaan sampah TPA Gampong Jawa setelah menjadi stasiun transfer (Sumber: Hasil analisis, 2014)
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kota Banda
Aspek Pembiayaan
mendapatkan sharing dana dari berbagai sumber.
Pembiayaan
berasal
dari
retribusi
pelayanan dan anggaran pemerintah kota. Pemerintah kota telah mengatur
retribusi
sampah melalui Qanun Nomor 13 Tahun 2007
Aceh
(2014)
pengelolaan
sampah
akan
Tabel 4.3 Rencana pendanaan pengelolaan sampah di Kota Banda Aceh No
Sumber Dana
Biaya (Rp)
1
APBN
Rp 5.760.000.000,-
2
APBA
Rp 19.800.000.000,-
Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh
3
Rp 650.000.000
mulai tahun 2007 sampai sekarang dengan
4
APBK CSR (Corporate social responsibility) Masyarakat
Rp -
tentang
Retribusi
Pelayanan
Persampahan.
Qanun tersebut telah dilaksanakan oleh Dinas
mengutip
retribusi
sampah
pada
rumah,
perkantoran, hotel, wisma, toko dan pasar.
5
Rp -
Sumber : RPI2-JM Kota Banda Aceh, 2014
Menurut Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah 17 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tentang pengaturan peralihan fungsi TPA
Aspek Kelembagaan Kelembagaan yang diharapkan dalam
Gampong Jawa menjadi stasiun pemilahan
pengelolaan sampah adalah kelembagaan yang
belum ada, sehingga apabila rencana peralihan
sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah
tersebut berjalan belum ada payung hukum
(PP)
yang sebagai landasan pelaksanaan operasional
38/2007
pemerintahan
tentang
pembagian
urusan
antara
pemerintah
pusat,
pemerintah daerah, provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, PP 41/2007 tentang pemerintah daerah,
PP
23/2004
tentang
Setelah menjadi UPTD Stasiun Pemilahan Sampah di Kota Banda Aceh, maka akan terjadi struktur
Rekomendasi Kepada Manajemen TPA Gampong Jawa Setelah Menjadi Stasiun Pemilahan
pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
perubahan
stasiun pemilahan TPA Gampong Jawa.
organisasi,
yaitu
bertambahnya satu orang kepala UPTD dan 4 (empat) orang kepala seksi yang diperlihatkan
Beberapa rekomendasi untuk manajemen TPA Gampong Jawa setelah menjadi stasiun pemilahan yaitu: a. Mempertegas
aspek
peraturan
untuk
pengelolaan TPA Gampong Jawa Banda Aceh dengan menerbitkan Qanun tentang stasiun pemilahan.
pada Gambar 4.3.
b. Mendapatkan penambahan dana dari APBN, APBA maupun bantuan luar selain dana APBK Kota Banda Aceh dan dana retribusi pelayanan sampah secara rutin. c. Menambah
sarana
dan
prasarana
pengangkut sampah sehingga pelayanan sampah menjadi optimal.
KEPALA UPTD Stasiun Pemilahan Sampah
KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 4.3 Struktur Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh setelah adanya UPTD Stasiun Pemilahan Sampah (Sumber: Hasil analisis, 2014)
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berkenaan hasil-hasil pokok penelitian ini adalah sebagai
Aspek Peraturan
berikut :
Pengelolaan sampah di Kota Banda Aceh
1. Faktor penyebab peralihan fungsi TPA
mengacu pada Masterplan dan Renstra serta
Gampong Jawa adalah : 1) Tertera dalam
sejalan dengan Kebijakan dan strategi Nasional.
masterplan persampahan Kota Banda Aceh.
Banda Aceh telah memiliki kelengkapan Qanun
2) Telah beroperasionalnya TPA Sampah
No. 5/2003 tentang Kebersihan dan Keindahan
Regional Blang Bintang sebagai TPA
serta qanun No. 13/2007 tentang Retribusi
pengelolaan sampah. 3) Berubahnya sistem
Pelayanan
pengelolan sampah dari sanitary landfill ke
Persampahan.
Aspek
peraturan
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 18
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sistem
pemilahan
sampah.
4)
Jangka Panjang yaitu: 1) Meningkatkan
Ketidakcukupan lahan untuk kebutuhan
pengawasan
dan
pemantauan
serta
masa yang akan datang.
penerapan terhadap sanksi hukum secara
2. Manajemen TPA Gampong Jawa ditinjau
konsisten; 2) Meningkatkan penerimaan
dari aspek teknik operasional yaitu sortir dan
melalui retribusi pelayanan persampahan;
pemilahan yang dilakukan secara manual
dan 3) Meningkatkan kemampuan biaya
maupun mekanik.
operasional sebagai stasiun pemilahan.
3. Kelembagaan
dari
Stasiun
Pemilahan
5. Rekomendasi manajemen pemilahan sampah
direncanakan dengan bentuk UPTD yang berada di bawah Dinas Kebersihan dan
yaitu: a.
Keindahan Kota Banda Aceh.
menerbitkan
4. Strategi peralihan fungsi TPA Gampong Jawa menjadi stasiun pemilahan adalah
b.
Meningkatkan
Pendek dan
yaitu:
1)
stasiun
Anggaran
Pendapatan
Belanja
Kabupaten Kota Banda Aceh dan dana
mengoptimalkan
penggunaan sarana dan prasarana yang ada;
tentang
Mendapatkan penambahan dana selain dana
Jangka
Qanun
pemilahan.
sebagai berikut : Rencana
Mempertegas aspek peraturan dengan
retribusi pelayanan sampah secara rutin.. c.
Menambah
sarana
dan
prasarana
2) Meningkatkan kualitas TPA Gampong
pengangkut sampah sehingga pelayanan
sebagai pusat laboratorium, pelatihan dan
sampah menjadi optimal.
stasiun
pemilahan;
3)
Meningkatkan
kelembagaan TPA Gampong Jawa menjadi
Disarankan kepada Dinas Kebersihan dan
UPTD Stasiun Pemilahan di bawah DK3. Rencana
Jangka
Menengah,
Melengkapi
Payung
pengesahan
qanun
yaitu:
hukum
1)
yaitu
sebagai
stasiun
pemilahan; 2) Meningkatkan sumber daya manusia pengelola stasiun pemilahan; 3) Meningkatkan teknologi
dan
pengolahan
Meningkatkan
mengembangkan persampahan;
pengetahuan
Saran
4)
tentang
Keindahan Kota Banda Aceh supaya segera mengoperasikan TPA Gampong Jawa sebagai stasiun
pemilahan
dan
mengusulkan
pengesahan Qanun peralihan fungsi TPA menjadi stasiun pemilahan sebagai payung hukum, sehingga operasional TPA legal secara hukum dan bisa melayani sampah kota secara kuantitas, kualitas dan kontinyunitas.
pemanfaatan sampah pada masyarakat Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar; 5) Membangun taman TPA di sekitar lokasi; dan 6) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Rencana 19 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
DAFTAR PUSTAKA Damanhuri, E. 2004, Diktat Pengelolaan Sampah TL-3150, Teknik Lingkungan ITB, Edisi Semester I 2004/2005, Bandung.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala EPA (2000), Wastewater Technology Fact Sheet: Air Stripping, Environmental Protection Agency, USA EPA 832-F-00019. Tchobanoglous. G, 2002, Handbook Of Solid Waste Management Second Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc. United States of America. Modul 01 Kebijakan Bidang Penyehatan Lingkungan Perumahan (PLP) (2013), Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Jakarta. Litbang PU, 2009, Proses Pengelolaan TPA di Indonesia, Bidang Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 20