i
ANALISIS KUALITAS AIR WISATA ALAM PERMANDIAN GUMANANO DI DESA GUMANANO KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan / Program Studi Pendidikan Geografi
OLEH HASRAH MULIANI A1A4 12 040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka (kerugian, kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.(Q.S AlIsra ayat 7) Barang siapa berbuat sesuai petunjuk (Allah) maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri (Q.S Al-Isra ayat 15) Sungguh Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (Q.S An-Nahl 128) “ When you get worried, pray about it. When you’ve prayed don’t worry about it. It’s in Allah SWT hands now same as your workhard all about it there’s in Allah SWT hands “. “ If you want, there’s nothing you cant’t handle with Allah SWT by your side “
Dengan Segala Kerendahan Hati Kupersembahkan Karya Kecil Ini Kepada Ayah Bundaku Tercinta Sebagai Wujud Baktiku Atas Segala Pengorbanan dan Doa Tulusnya, Adik-Kakak Tersayang, serta Almamater, Agama, Bangsa dan Negaraku.
(Hasrah Muliani)
vii
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kualitas fisik (suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan) dan kualitas kimia (pH, salinitas, dan kadungan Deterjen air) air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Hasil penelitian ini yaitu 1) Kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano dari parameter fisik terdiri dari : suhu 24oc, air tidak berbau, warna air 10,21 Tcu dan kekeruhan 0,66 Ntu dimana masih memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. sedangkan parameter rasa tidak memenuhi syarat karena rasa air yang sedikit asin terbukti dari hasil pemeriksaan salinitas air diperoleh hasil 3,51 ppt yang termasuk dalam kategori air payau. 2) Kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano dari parameter kimia terdiri dari: pH 7,26 masih memenuhi syarat, sedangkan kandungan deterjen dalam air yaitu 0,22 mg/l tidak memenuhi syarat karena melebihi batas yang telah ditetapkan. maka disimpulkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano tidak layak untuk dikonsumsi, alasannya dilihat dari dua parameter yang tidak memenuhi syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 dimana airnya sedikit asin terbukti dari hasil pemeriksaan salinitas air yaitu 3,51 ppt dan tingginya kandungan deterjen dalam air yang dapat menyebabkan gangguan serius pada kesehatan seperti keracunan, penyakit kanker serta lain-lain Kata kunci : Wisata Alam Permandian Gumanano, Kualitas Air, Parameter Fisik-Kimia ABSTRACT This study aims to: 1) determine the physical properties (temperature, color, odor, taste and turbidity) and the chemical (of pH, salinity, and water content of detergents) of water Gumanano Nature Baths in the village Gumanano Mawasangka County District Central bud. The results of this study are: 1) Water quality Gumanano Nature Baths physical parameters, consisting of: 24 ° C temperature, water, odorless, water color and turbidity of 10.21 Tcu 0.66 NTU, where they qualify for the Minister of Health Ordinance number 492 / Menkes / in / IV / 2010 on the requirements for drinking water quality. while the parameters do not think it qualifies as a slightly salty taste of the water can be seen from the results of the salinity 3.51ppt obtained results are included in the category of brackish water. 2) Water quality Gumanano Nature Baths chemical parameters, consisting of: pH 7.26, which still qualifies the quality of drinking water, while the content of detergent in water, which is 0, 22 mg / it do not qualilitifies. it was concluded that the water nature bath Gumanano unfit for consumption, the reason can be seen from these two parameters, which do not meet the requirements of drinking water quality in accordance with the Decree of the Minister of Health number 492 / Menkes / Per / IV / 2010 in which water can be seen from slightly salty water salinity results it is 3.51, body and a high content of detergent in water who can induce nuisance serious to healty like a toxicant, cancer and others. Keywords: Nature Baths Gumanano, water quality, physico-chemical parameters vi
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamiin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kualitas Air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah”, dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Halu Oleo. Dalam skripsi ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. La Harudu, M.Si. selaku Pembimbing I serta Penasehat Akademik dan Bapak Pendais Hak, S.Ag., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, arahan, bantuan, motivasi dan bimbingan dari segala pihak, maka pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo, Kendari, yang telah memberikan izin kepada penulis selama menempuh studi di Universitas Halu Oleo. 2.
Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari, yang telah memberikan izin penelitian untuk keperluan penyusunan tugas akhir skripsi ini.
vii iv
viii
3. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari, yang telah memberikan izin secara resmi atas penyusunan skripsi ini. 4. Kepada seluruh Staf Akademik di lingkungan FKIP Universitas Halu Oleo. 5. Kepada Tim Penguji Bapak Drs. Ramli, M.Si, La Ode Nursalam, S.Pd., M.Pd, Drs. Surdin, M.Pd., La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd., terima kasih atas kritik dan sarannya. 6.
Kepada Kepala Desa Gumanano Bapak La Ngkaene yang telah memberikan izin untuk penelitian ini, dan juga telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya dalam membantu penulis serta mengumpulkan data penelitian.
7. Kepada Bapak Rahmat selaku Sekretaris Laboratorium Biologi F.MIPA yang telah sabar membantu dalam pelaksanaan uji laboratorium. 8. Bapak Djafar Mei yang telah bersedia memberikan waktu luang, saran, dan kritikannya dalam penulisan skripsi ini. 9. Teristimewa penulis ungkapkan terima kasih yang tak terhingga, tulus dari hati yang paling dalam kepada kedua orang tuaku tercinta Drs. Hasnan dan Wd Rosnia yang telah mencurahkan segenap perhatiannya, kasih sayang serta doa yang tiada henti-hentinya demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi ini. Serta Saudariku, Hasrah nian, Andi Mulyati, Hasrah Mulyati dan Saudaraku Muhammad Hasraddin yang menjadi penyemangat dan motivasi bagi penulis.
viii
ix
Demikian penulis sampaikan semoga Allah SWT membalas segala budi baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak penulis sangat harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Kendari,
April 2016
Penulis
Hasrah Mulliani NIM. A1A4 12 040
ix
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...................................................... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ v ABSTRAK .............................................................................................. .......... vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
BAB II
Latar Belakang ............................................................................ 1 Rumusan Masalah ............................................................... ....... 4 Tujuan Penelitian ................................................................. ....... 5 Manfaat Penelitian ............................................................... ....... 5 Defenisi Operasional....................................................................... 6
KAJIAN TEORI A.
B.
C.
Tinjauan Tentang Air ................................................................. 8 1. Definisi Air ........................................................................... 8 2. Karakteristik Air ................................................................... 9 3. Sumber air ............................................................................ 10 Kualitas air .................................................................................. 12 1. Parameter Fisik ........................................................... ........ 12 2. Parameter Kimia ......................................... ......................... 15 Kerangka Pikir ............................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G.
Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... Jenis Penelitian ............................................................ ............... Sumber dan Jenis data Penelitian ................................................ Populasi dan Sampel.................................................................... Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .. Instrumen Penelitian.................................................................. .. Teknik Analisis Data ............................................................ ......
20 22 22 23 25 30 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 35
x
xi
B. Data Penelitian............................................................................. 38 C. Analisis Komparatif..................................................................... 39 D. Pembahasan ........................................................................ ........ 40 1. Kualitas Fisik Air Wisata Alam Permandian Gumanano ....... 40 2.
BAB V
Kualitas Kimia Air Wisata Alam Permandian Gumanano.......... 48
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 54 B. Saran ................................................................................. .......... 55
DAFTAR PUSTAKA
xi
xii
DAFTAR TABEL No Tabel
Teks
Halaman
3.1 Alat dan bahan .................................................................................
30
3.2 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.............................................................. 31 4.1 Jumlah penduduk Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah ..................................................................
36
4.6 Data hasil pengukuran suhu secara langsung di lapangan ................
38
4.7 Data hasil pengukuran sampel air di laboratorium.............................
38
4.8 Hasil analisis komparatif kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano..........................................................................................
xii
39
xiii
DAFTAR GAMBAR No Tabel
Teks
Halaman
2.1 Bagan kerangka pikir............................................................................
20
3.1 Hasil citra satelit Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah........................................................................
21
3.2 Hasil citra satelit Wisata Alam Permandian Gumanano Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah ............ 23 3.3 Titik pengambilan sampel air Wisata Alam Permandian Gumanano......
25
4.1 Kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano di pagi hari sebelum ada aktifitas oleh masyarakat........................................................................
36
4.2 Kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano saat masyarakat sedang beraktifitas..................................................................................
37
4.3 Kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano di sore hari saat masyarakat selesai beraktifitas...............................................................
xiii
37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Teks
Halaman
Dokumentasi................................................................................................
59
Alat dan Bahan ...........................................................................................
61
Surat izin penelitian......................................................................................
63
Surat telah meneliti....................................................................................... 64 Hasil analisis laboratorium Biologi F.MIPA UHO.....................................
xiv
65
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber utama bagi kehidupan, setiap makhluk hidup yang ada di permukaan bumi membutuhkan air baik manusia, hewan maupun tumbuhan, karena air sangat penting bagi kehidupan maka air beserta sumbersumbernya harus dilindungi dan dijaga kelestariannya untuk kebutuhan dan kesejahteraan bersama. Sumberdaya air yang baik dilihat dari segi kualitas dan hal tersebut penting untuk diketahui, dengan mengetahuinya maka masyarakat setempat dapat mengambil langkah atau tindakan cara untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya air yang telah dimilikinya. Informasi mengenai kualitas sumberdaya air penting selain sebagai tolak ukur dalam pengelolaannya juga sebagai salah satu tolak ukur dalam pemenuhan kebutuhan air domestik (Yusuf, 2012: 63). Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti kebutuhan rumah tangga diantaranya minum, masak, MCK, kebutuhan untuk pertanian, hewan ternak, dan lain-lain, dimana dari aspek kualitas menentukan kelayakan konsumsi sumberdaya air yang dimiliki. Desa Gumanano merupakan salah satu wilayah desa administratif di Kecamatan Mawasangka yang merupakan daerah otonom baru yaitu Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas Desa Gumanano adalah ± 19 km2, dimana wilayahnya berada di kawasan pantai. Desa
1
2
Gumanao juga merupakan salah satu daerah yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Buton Tengah sebagai daerah tujuan wisata andalan karena memiliki beberapa wisata terkenal salah satunya yaitu Wisata Alam Permandian Gumanano. Air Wisata Alam Permandian Gumanano, keluar melalui celah-celah rekahan dinding batu gamping yang menjulang tinggi sekitar 10m-13m dan terkumpul dalam satu wadah yang terbentuk secara alamiah seperti sebuah kolam yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 9m-10m dan lebar 4m-5m. Wisata Alam Permandian Gumanano merupakan wisata alam terkenal di kecamatan mawasangka kabupaten buton tengah, yang ramai di kunjungi oleh wistawan baik lokal maupun dari luar yang ingin melihat dan merasakan langsung air wisata alam tersebut. Di Desa Gumanano masyarakat memanfaatkan air wisata alam tersebut, dimana sumber air yang keluar dari celah batu berbentuk segi tiga seperti gua kecil merupakan sumber air minum masyarakat, dari situlah biasanya masyarakat mengambil air untuk di konsumsi sehari-harinya. selain itu adapula masyarakat yang biasanya mencuci pakaian secara langsung dalam badan air, begitupun dengan masyarakat yang mandi menggunakan shampo, sabun mandi, pasta gigi semuanya dilakukan secara langsung dalam badan air aktifitas tersebut tidak menutup kemungkinan dapat menurunkan kualitas air wisata alam permandian gumanano termasuk sumber utama tempat dimana masyarakat biasa mengambil air untuk minum.
3
Mengingat bahwa Wisata Alam Permandian Gumanano bukan hanya sebagai sumber air domestik bagi masyarakat setempat, akan tetapi berfungsi sebagai tempat wisata, olehnya itu diperlukan adanya
suatu
upaya
pengecekan kualitas air karena air merupakan salah satu kebutuhan utama untuk menunjang kehidupan manusia yang memiliki resiko gampang tercemar baik itu karena faktor alam maupun faktor buatan oleh manusia. Dampak yang ditimbulkan dari kualitas air yang tidak memenuhi syarat kualitas air minum adalah terjadinya berbagai penyakit. Menurut Soemirat dalam Sarman (2015) bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang tercemar atau air dengan kualitas yang buruk, baik secara langsung diminum atau melalui makanan. Pengecekan kualitas air merupakan syarat yang dibutuhkan untuk melihat kembali masih layak atau tidaknya untuk digunakan sebagai air minum. Penelitian ini akan fokus pada dua aspek diantaranya aspek fisik dan kimia, dari aspek fisik peneliti akan melihat dari parameter suhu, warna, bau, rasa dan kekeruhannya sedangkan dari parameter kimia akan dilihat dari segi pH salinitas, dan kandungan deterjen dalam air. Diharapkan untuk pemerintah dan masyarakat setempat setelah mengetahui kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano yang mereka gunakan selama ini, maka pemerintah dan masyarakat dapat mampu
4
mengambil keputusan terkait upaya-upaya pengelolaan dan pelestarian sumberdaya air yang dimilikinya. Pemerintah dan masyarakat mempunyai landasan yang kuat untuk melakukan tindakan dalam menjaga sumberdaya air yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis Kualitas Air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah”. B. Rumusan Masalah Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. berdasarkan hasil praobservasi yang dilakukan peneliti di lokasi, masyarakat gumanano menggunakan air Wisata Alam Permandian Gumanano untuk memenuhi kebutuhan air domestiknya dimana sebagian masyarakat mencuci, mandi, dan lain-lain dalam badan air tersebut secara langsung yang dapat mencemari sumber air tersebut dan menurunkan kualitas air, berdasarkan fenomena ini dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas fisik air Wisata Alam Permandian Gumanano (suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan,) di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah?
5
2. Bagaimana kualitas kimia air Wisata Alam Permandian Gumanano (pH, salinitas, dan kandungan deterjen dalam air) di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara garis besar, penelitian ini difokuskan pada Wisata Alam Permandian Gumanano dengan tujuan untuk mengetahui kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui kualitas fisik air Wisata Alam Permandian Gumanano (suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan) di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. b) Mengetahui kualitas kimia air Wisata Alam Permandian Gumanano (pH, salinitas dan kadungan Deterjen dalam air) di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah, di bidang ilmu geografi khususnya Hidrologi dalam bentuk penelitian ilmiah mengenai kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah.
6
2. Bagi Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan referensi untuk penelitian lebih lanjut dan dapat menambah wacana dan wawasan dalam kajian kualitas air. 3. Bagi Masyarakat Memberikan informasi terkait kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano bagi masyarakat gumanano dan bagi pengunjug Wisata Alam Permandian Gumanano mengingat kebutuhan air bersih yang semakin hari terancam kualitasnya. 4. Bagi Pemerintah Menjadi bahan masukan bagi pemerintah setempat untuk melakukan tindakan dalam menjaga sumberdaya air
yang dimilikinya untuk
kesehatan dan kesejahteraan bersama di masa sekarang dan masa yang akan datang. E. Defenisi Operasional Agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran judul penelitian ini, maka dijelaskan beberapa pengertian dasar sehubungan dengan judul tersebut. 1.
Kualitas Air Adalah standar kualitas air minum yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum yang meliputi dua parameter yaitu fisik dan kimia.
7
2.
Parameter fisik diantaranya Suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan, menururt Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
3.
Parameter kimia yaitu pH, salinitas, dan kandungan deterjen dalam air, menururt Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Air 1. Defenisi Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga air merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks, antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya (Soemirat dalam Tunggul, 2012:18). Selain itu, Sutrisno dalam (Wulan, 2005:7) mengatakan bahwa air adalah sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air merupakan media penularan penyakit, dimana jumlah penduduk di dunia ini yang semakin bertambah jumlahnya sehingga menambah aktivitas kehidupan yang mau tidak mau menambah pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lainnya pula berdampak negatif terhadap sumberdaya air tersebut, diantaranya menyebabkan penurunan
kualitas
air.
Kondisi
ini dapat
menimbulkan
gangguan,
kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup yang bergantung pada sumber daya air tersebut (Effendi dalam Harahap, 2012:2). Karena air merupakan bagian dari kehidupan kita, di antaranya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga, menjaga kesehatan,
8
9
dan menjaga kelangsungan hidup. Meskipun sumber daya air secara geofisik dikatakan melimpah, hanya sebagian kecil saja yang bisa dimanfaatkan secara
langsung.
Seiring
bertambahnya
penduduk
dan
eskalasi
pembangunan ekonomi, fungsi ekonomi dan sosial air sering terganggu karena
semakin kritisnya
meningkat
karena
suplai
air,
sementara
permintaan
terus
air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia,
sehingga ketersediaannya dan keberadaan sumber-sumber air mestinya dapat dijaga kelestariannya agar terhindar dari pencemaran (Fauzi dalam Oviantari, 2012: 252). Olehnya itu pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang (Nugroho dalam Ali, 2013: 265) Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa air adalah salah satu sumber utama kehidupan yang wajib dijaga kualitasnya demi kepentingan dan kesejahteraan bersama untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang mengingat bahwa jumlah penduduk yang semakin bertambah sedangkan suplai air bersih semakin kritis. 2. Karakteristik Air Menurut Effendi dalam (Sarman, 2015:7) mengemukakan bahwa air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain, karakteristik tersebut antara lain : a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00C (320F) – 1000C, air berwujud cair.
10
b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. c. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap air. d. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. 3. Sumber Air Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi Sutrisno dalam (Wulan, 2005:8). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut : a. Air Atmosfer Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. b. Air Permukaan Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air
11
sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zatzat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah. c. Air Tanah Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air). d. Mata Air Sumber utama mata air adalah air bumi. Air bumi dapat ditemui pada lapisan akifer. Jika akifer memotong permukaan tanah, mata air atau rembesan akan terbentuk (Linsley et al dalam Ardyati, 2007: 2). Todd dalam (Wardani,2010:300) Mengatakan bahwa mata air merupakan pemusatan pengeluaran air tanah yang muncul di permukaan tanah sebagai arus dari aliran air. Mata air muncul ke permukaan dengan sendirinya
tanpa
adanya
pemompaan.
Banyak
penduduk
yang
memanfaatkan mata air sebagai sumber air karena airnya merupakan keluaran dari air tanah, sehingga memiliki kualitas yang baik.
12
B. Kualitas Air 1. Parameter Fisik Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas salah satunya adalah persyaratan fisik karena air minum yang tidak memenuhi standar kualitas dapat menimbulkan gangguan kesehatan mengingat air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu harus diperhatikan kualitasnya (Morintoh dkk, 2015:424425). a) Suhu Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol atau belerang) atu sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Jadi, apabila kondisi air seperti itu sebaiknya tidak diminum (Yusuf, 2012:64). Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa air yang memiliki suhu di atas batas normal sebaiknya tidak layak untuk dikonsumsi karena ada indikasi terjadi reaksi-reaksi kimia yang berbahaya bagi kesehatan. b) Warna Air minum sebaiknya tidak berwarna dengan alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tanin dan asam humat yang
13
secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai urine. Oleh karena itu masyarakat tidak menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena Khlor dapat membentuk senyawa Khloroform yang beracun (Slamet dalam Fajarini, 2014 :14). Menurut
Soemirat
dalam (Bambang, 2014:326) mengatakan bahwa
syarat air minum ialah harus aman diminum artinya bebas mikroba patogen dan zat berbahaya dan diterima dari segi warna, rasa, bau dan kekeruhannya. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa air yang layak untuk dikonsumsi adalah air yang tidak berwarna karena air berwarna menandakan adanya zat-zat berbahaya dalam air yang dapat bersifat racun bagi tubuh manusia. c) Bau dan Rasa Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman. Dilihat dari segi estetika, air berbau busuk tidak layak dikonsumsi. Bau busuk merupakan sebuah indikasi bahwa telah atau sedang terjadi proses pembusukan dalam air (Yusuf, 2012:64). Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik/bakteri atau unsur lain yang masuk ke dalam badan air (Slamet dalam Fajarini, 2014:15).
14
Air minum yang dikonsumsi dikategorikan baik apabila memenuhi persyaratan kualitas fisik yaitu tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau (Moruntoh dkk, 2015:245). Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa air yang layak untuk diminum adalah air yang tidak berbau dan tidak berasa. Air yang berasa dan berbau menunjukkan adanya zat-zat terlarut yang secara langsung maupun tidak langsung berbahaya bagi kesehatan. d) Kekeruhan Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi di dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur. Bahan-bahan yang menyebabkan air keruh antara lain tanah liat, pasir dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat diminum atau berbahaya bagi kesehatan, namun dari segi estetika, air keruh tidak layak atau tidak wajar untuk diminum (Yusuf, 2012:64-65). Menurut Widiyanti dan Ristiati (2004:68) mengemukakan bahwa kekeruhan air selain ditimbulkan karena adanya bahan-bahan organik dan anorganik dalam badan air, kekeruhan dapat ditimbulkan oleh adanya bahanbahan yang berasal dari buangan, yang dari segi estetika kekeruhan dalam air dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh limbah air buangan. Selain pendapat di atas, kekeruhan juga disebabkan oleh adanya material endapan dalam air yang merupakan tempat menempelnya bakteri, dengan demikian air yang mengandung endapan tinggi akan berpotensi menangkap bakteri. Dengan makin meningkatnya konsentrasi bakteri dalam air, maka
15
akan menyebabkan air menjadi tercemar dan tidak layak diminum. Dari aspek kesehatan, jika air yang tercemar bakteri dikonsumsi oleh manusia sebagai air minum akan akan menyebabkan manusia menderita diare. Jika air ini terpapar terus menerus pada kulit manusia maka dapat menyebabkan munculnya penyakit kulit pada manusia (Lestari dkk, 2009:23). dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa air yang baik dan layak dikonsumsi adalah air yang jernih dan bersih, karena air yang keruh dari segi estetika tidak layak untuk dikonsumsi dan dari segi kesehatan air keruh berpotensi mengandung bakteri. 2. Parameter Kimia a) pH Adapun indikator utama yang dipakai dalam menentukan kualitas kimia air adalah pH. Air yang baik adalah air yang bersifat netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, batas pH minimum dan maksimum air minum berkisar 6,5-8,5. Maksudnya, air dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam dilidah dan terasa pahit apabila pH melebihi 7. Lestari dkk (2009:34) mengemukakan bahwa pH adalah tingkat keasaman dan kebasaan air ditunjukan dalam angka 1 – 14, dengan angka 7 sebagai kondisi netral. Artinya apabila nilai keasaman menunjukan angka 1 artinya tingkat keasaman tinggi (atau sebaliknya kebasaan sangat rendah)
16
sehingga angka 14 berarti tingkat kebasaan tinggi (tetapi tingkat keasaman sangat rendah). Dari definisi dan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa air yang layak konsumsi adalah air yang tidak melebihi standar baku yang telah ditentukan, dimana air yang layak konsumsi tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa, karena air dengan tingkat ph rendah dan tingkat ph yang tinggi berbahaya bagi kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. b) Salinitas Millero and Sons dalam (Huboyo dan Zaman, 2007: 41) mengatakan bahwa salinitas merupakan jumlah gram garam yang terlarut dalam satu kilogram air laut. Konsentrasi garam dikontrol oleh batuan alami yang mengalami pelapukan, tipe tanah, dan komposisi kimia dasar perairan. air tawar mempunyai salinitas < 0.5 ppt dan air minum maksimal 0.2 ppt. Sumber literatur lain menyebutkan standar air tawar mempunyai salinitas maksimal 1 ppt dan salinitas air minum 0.5 ppt , air payau 0,517 ppt sedangkan air laut rata-rata mempunyai salinitas 35 ppt (Jamali et, al dalam Kurniawan dkk, 2013: 39). Salinitas air payau menggambarkan kandungan garam terlarut dalam air payau. Salinitas pada umumnya disebabkan oleh adanya kandungan natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), klorida (CI-), sulfat (SO42-) dan bikarbonat (HCO3-) dalam air (Apriyani & Wensen dalam Aziza, 2015:120).
17
Aziza dkk (:120) menyatakan bahwa Adanya intrusi air laut merupakan permasalahan pada pemanfaatan air bawah tanah di daerah pantai maupun daerah terintrusi. Hal ini karena air bawah tanah yang mengalami intrusi air laut akan mengalami degradasi mutu sehingga tidak layak lagi digunakan sebagai sumber air minum. c) Kandungan Deterjen Detergen adalah salah satu produk komersial yang digunakan untuk menghilangkan
kotoran
pada
pencucian
pakaian.
Dalam
detergen
mengandung bahan yang mempunyai sifat aktif permukaan (surfaktan). Surfaktan ini digunakan untuk proses pembahasan dan pengikat kotoran, sehingga sifat dari detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya (Kirk and Othmer dalam Santi, 2009:261). Deterjen dikembangkan untuk mengatasi kekuragan lemak hewani dan nabati yang digunakan untuk membuat sabun, deterjen memiliki keunggulan antaralain mempunyai daya bersih yang lebih baik sehingga banyak digunakan untuk pembersih. Deterjen yang beredar di pasaran umumnya deterjen dengan bahan aktif surfaktan LAS (Linear Alkilbenzene Sulfonate) (Rudi dalam Dewi, 2012:40). Keberadaan detergen dalam air merupakan ancaman yang dapat mengakibatkan
menurunnya
kualitas
air,
yang pada akhirnya
akan
berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa kandungan detergen dalam air
18
minum tidak
boleh
lebih
dari
0,05 mg/I. Berikut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa deterjen adalah sabun, air yang mengandung sabun atau bahan kimia seperti deterjen tidak layak untuk dikonsumsi karena bahan kimia dari deterjen yang bersifat surfaktan berbahaya bagi kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh. C. Kerangka Pikir Dalam penelitian ini akan difokuskan pada 2 parameter yaitu parameter fisik diantaranya suhu, warna, rasa, bau, dan kekeruhan dimana peneliti akan melakukan pengukuran suhu dilapangan secara langsung dan mengambil sampel untuk parameter warna, rasa, bau dan kekeruhan yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium, begitupun dengan parameter kimia yakni pH, salinitas, dan kandungan deterjen dalam air dilakukan pengambilan sampel dilokasi. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 titik dalam 2 waktu yaitu pagi sebelum ada kegiatan oleh masyarakat di permandian gumanano seperti kegiatan mengambil air, mencuci dan mandi dan lain-lain kemudian pada waktu sore hari setelah semua kegiatan masyarakat selesai yang selanjutnya sampel dimasukkan dalam botol sampel yang kemudian akan dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Biologi F.MIPA. Hasil dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano.
19
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah
Menetukkan Nilai dari Parameter Fisik : 1. Suhu (Diukur secara langsung) 2. warna 3. Bau 4. Rasa 5. Kekeruhan
Menentukan Nilai Dari Parameter Kimia : 1. PH 2. Salinitas 3. Kandungan Deterjen
Kualitas Air Wisata Alam Permandian Gumanano
Simpulan dan Saran
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
20
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan januari sampai februari 2016 di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah tepatnya di Wisata Alam Permandian Gumanano yang selalu digunakan oleh masyarakat gumanano sehari-harinya dalam memenuhi kebutuhan air domestiknya. Berikut hasil citra satelit Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka yang secara geografis berada pada 5029’-5059’ lintang selatan dan 122014’-122038’ bujur timur
Gumanano
Gambar 3.1 Hasil citra satelit Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. (sumber: Data Sekunder 2016)
20
21
B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif untuk melihat kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. C. Sumber dan Jenis Data Penelitian a. Sumber Data Untuk memperoleh data dan informasi yang valid dan akurat kebenarannya terkait kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah maka sumber data yang dibutuhkan yakni dari data di lapangan melalui observasi pengukuran langsung di lapangan, hasil pemeriksaan laboratorium dan dari arsip/dokumen yang berkaitan dengan penelitian. b. Jenis Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas dua yaitu : 1) Data Primer Data primer terdiri atas segala data fisik yang ada dilapangan terkait kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano seperti pengambilan gambar kondisi air Wisata Alam Permandian Gumanano, pengukuran suhu yang dilakukan secara langsung dilapangan, pengukuran panjang dan lebar permandian gumanano, dan data hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel air yang di ambil dari lokasi penelitian.
22
2) Data Sekunder. Data sekunder diperoleh dari arsip/dokumen serta hasil kajian pustaka. Data
sekunder
gambaran umum
yang diperlukan dalam penelitian ini seperti
data
lokasi penelitian, data jumlah penduduk, hasil citra
satelit Desa Gumanano dan permandian gumanano yang diperoleh dari instasi-instasi terkait dan sumber-sumber lainnya yang menunjang penelitian. D. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah air Wisata Alam Permandian Gumanano yang digunakan oleh masyarakat di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah, yang berbentuk seperti sebuah kolam persegi panjang dengan ukuran; panjang 9m-10m dan lebar 4m-5m yang berada pada Garis lintang 5°23'20.88"S dan Garis bujur 122°18'12.80"T. Permandian Gumanano
Desa Gumanano, Buton Tengah
23
Permandian Gumanano
Gambar 3.2 Hasil citra satelit Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah (sumber: Data Sekunder 2016) b. Sampel Penelitian Penentuan titik pengambilan sampel air menggunakan metode purposif sampling, yaitu cara penentuan titik pengambilan sampel air dengan melihat pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti antara lain didasari atas kemudahan akses, biaya maupun waktu dalam penelitian (Ali, 2013: 266). Pengambilan sampel diambil dengan cara pengambilan sampel sesaat (grab sample). Sampel sesaat atau grab sample yaitu sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau, sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel (Effendi dalam Ali, 2013: 266). Sampel di ambil pada 2 titik dalam 2 waktu yaitu; pagi sebelum ada aktifitas di Wisata Alam Permandian Gumanano dan sore hari setelah
24
masyarakat gumanano selesai beraktifitas. berikut gambar pengambilan sampel:
2
1
Posisi Tengah Gua Sumber Air
Gambar 3.3 Titik pengambilan sampel air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah (Sumber: Data Primer 2016) Total seluruhnya sampel yang diambil dari lokasi adalah 4 (empat) botol sampel yang sebelumnya botol sampel tersebut telah dibersihkan dan dibilas dengan air bersih kemudian dikeringkan. Selanjutnya 4 (empat) botol sampel yang telah terisi air tadi dimasukkan dalam gabus pendingin yang telah disediakan agar tidak terjadi perubahan fisika-kimia pada air yang akan dibawa dari lokasi sampling ke Laboratorium Biologi F.MIPA UHO untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano. E. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Kepustakaan (Library Research) Menghimpun teori
atau kajian pustaka melalui buku, naskah, dan
publikasi ilmiah yang ada hubungannya dengan kajian penelitian ini.
25
b. Penelitian Lapangan (Field Research) 1) Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung objek/keadaan di lokasi penelitian sejak awal yaitu pada saat survey megamati aktivitas-aktivitas masyarakat di permandian gumanano hingga pelaksanaan penelitian. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan Pengukuran suhu secara langsung di lapangan dengan menggunakan thermometer air raksa, pengukuran panjang dan lebar, dan alat-alat lainnya (lihat pada Tabel 3.1) untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Berikut cara kerja pelaksanaan penelitian di lapangan a) Pengukuran Suhu (1) Celupkan thermometer ke tiap titik yang sudah ditentukan dalam air Wisata Alam Permandian Gumanano (2) Tunggu selama satu setengah jam (3) Dibaca dan dicatat temperaturnya (waktu membaca thermometer tetap di dalam air). b) Pengukuran Panjang dan Lebar permandian gumanano (1) Membentangkan
tali
dari barat-timur
dan selatan-utara
permandian gumanano (2) Mengukur panjang tali tersebut pada meteran yang telah disediakan.
26
c) Pengambilan Sampel (1) pengambilan sampel dilakukan di dua waktu yaitu pada waktu pagi hari dan sore hari menggunakan botol aquades (2) Mencelupkan botol aquades di titik sampel 1 dan 2 sampai penuh tidak boleh terdapat gelembung udara kemudian ditutup dengan rapat. (3) Memasukkan botol sampel ke dalam gabus pendingin untuk mengawetkan sampel agar tidak terjadi perubahan fisik-kimia pada sampel, dimana tidak boleh melebihi batas waktu yang telah ditentukan yaitu 48 jam setelah pengambilan sampel untuk di bawa ke laboratorium. 2) Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari dokumen yang ada di lokasi penelitian seperti pengambilan gambar di lapangan terkait kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano. c. Uji Laboratorium Uji
laboratorium
merupakan
metode
pengumpulan
data
yang
menggunakan hasil pemeriksaan dari laboratorium, dimana peneliti mengambil sampel dari lokasi penelitian kemudian dibawa ke laboratorium Biologi F.MIPA UHO untuk dilakukan pemeriksaan fisika-kimia sampel air Wisata Alam Permandian Gumanano. Berikut cara kerja pemeriksaan sampel di laboratorium :
27
1) Pengukuran Warna a) Memasukkan contoh ke dalam tabung Nessler 50 mL; b) Menempatkan tabung Nessler ditempatkan pada alas yang berwarna putih; c) Membandingkan warna contoh secara visual dengan larutan baku dimulai dari larutan baku paling encer; d) Menetapkan warna contoh sesuai dengan skala warna larutan baku yang paling mendekati atau berada diantara dua skala larutan baku; c) Membiarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil; d) Mencatat nilai kekeruhan contoh yang teramati. 2) Pengukuran Kekeruhan a) Mencuci tabung nefelometer dengan air suling; b) Mengkocok contoh dan memasukkannya ke dalam tabung pada nefelometer. Kemudian mututupnya; c) Membiarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil; d) Mencatat nilai kekeruhan contoh yang teramati. 3) Pengukuran Salinitas a) Membersihkan alat dengan air aquades kemudian dikeringkan dengan kertas tisu b) Membuka katup alat kemudian meneteskan air contoh c) Menghadapkan alat pada cahaya kemudian amati nilai salinitas yang ditunjukkan oleh alat d) Mencatat nilai salinitas contoh yang diamati
28
4) Pengukuran Ph a) Mengeringkan alat dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air suling. b) Membilas elektroda dengan contoh uji. c) Mencelupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap. d) Mencatat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter. 5) Pengukuran Kandungan Deterjen a) Mengukur contoh uji sebanyak 100 mL secara duplo dan memasukkannya ke dalam corong pemisah 250 mL b) Menambahkan 3 tetes sampai dengan 5 tetes indikator fenoltalin dan larutan NaOH 1N tetes demi tetes ke dalam contoh uji sampai timbul warna merah muda, kemudian hilangkan dengan menambahkan H2SO41N tetes demi tetes; c) Membiarkan alat menunjukkan pembacaan yang stabil d) Mencatat nilai kandungan deterjen yang diamati
29
F. Instrumen Penelitian Adapun alat dan bahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Alat dan bahan No. Alat dan Bahan 1.
Fungsi
2.
Label
Untuk mencatat, catatan tersebut berupa catatan di lapangan Untuk menandai sampel
3.
Botol Aquades
Untuk menyimpan air sampel
Gabus Pendingin
Untuk mengawetkan sampel
Hp
Alat dokumentasi
4. 5.
Alat Tulis
6.
Air sampel yang diambil Sebagai bahan yang akan diamati dari lokasi penelitian
7.
Tali
Untuk megukur panjang permandian gumanano
8.
Gps
Untuk menentukan koordinat Wisata Alam Permandian Gumanano
9.
Thermometer
Untuk mengukur suhu air di lapangan
10.
Colorimeter
Untuk mengukur warna air
11.
Nephelometer
Untuk mengukur kekeruhan air
12.
Hand Refractometer
Untuk mengukur salinitas air
13.
Ph Meter
Untuk mengukur ph air
14.
Spektrofotometer
Untuk mengukur kadar daterjen air
15.
Data sekunder dari instasi terkait
Untuk kelengkapan data
dan
lebar
30
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data komparatif. Analisis komparatif yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan antara kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano hasil pengukuran di lapangan dan hasil pemeriksaan di laboratorium dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Tabel 3.2 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Kadar maksimum No. Jenis Parameter Satuan yang di perbolehkan 1.
Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a. Parameter Mikrobiologi 1) E. Coli
Jumlah per 100 ml sampel
0
2) Total bakteri Jumlah per 100 ml koliform sampel
0
b. Kimia anorganik 1) arsen
mg/l
2) fluorida
0,01 1,5
mg/l
31
3) total kromium
0,05 mg/l
4) kadmium
0,003 mg/l
5) nitrit
3 mg/l
6) nitrat
50 mg/l
7) sianida
0,07 mg/l
8) selenium
0,01 mg/l
2.
Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan a. parameter fisik 1) bau 2) warna
Tidak berbau Tcu
3) tds 4) kekeruhan
500 Ntu
5) rasa 6) suhu
15
5 Tidak berasa
0
C
240C-300C
b. parameter kimia 1) aliminium
0,2 mg/l
32
2) besi
0,3 mg/l
3) kesadahan
500 mg/l
4) khlorida
250 mg/l
5) mangan
0,4 mg/l
6) ph
6,5-8,5 mg/l
7) seng
3 mg/l
8) sulfat
250 mg/l
9) tembaga
2 mg/l
10) Amonia
mg/l
1,5
c. Parameter tambahan Kimiawi 1) bahan anorganik (a) Air raksa
0,001 mg/l
(b) Antimon
0,02 mg/l
(c) Barium
0,7 mg/l
(d) Boron
0,5 mg/l
(e) Molibdenum
0,07 mg/l
33
(f) Nikel
0,07 mg/l
(g) Sodium
200 mg/l
(h) Timbal
0,01 mg/l
(i) Uranium
0,015 mg/l
2)Bahan organik (a) Zat Organik
10 mg/l
(b) Deterjen
0,05 mg/l
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a) Letak dan Luas Desa Gumanano secara geografis batas batas daerah Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah adalah sebagai berikut : 1) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Matara 2) Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Spelman 3) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kancebungi 4) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Gundu-gundu Kecamatan Mawasangka Tengah. Secara administratif objek penelitian terdapat di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana luas wilayah Desa Gumanano yaitu 19 km2, desa ini terletak 17 km dari ibu kota Kecamatan Mawasangka. (Sumber : Data Sekunder 2016) b) Jumlah Penduduk Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Jumlah Penduduk 261 KK, dengan jumlah jiwa 967 dengan rincian sebagai berikut :
35
35
Tabel 4.1 jumlah penduduk Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Jumlah Jiwa Jumlah No Nama Dusun Kepala Laki-laki Perempuan Total Keluarga 1.
Desa Kantolobea
163
167
330
94
2.
Dusun Koe
157
163
318
84
3.
Dusun Kaki Air
156
163
319
83
476
491
967
261
Jumlah
(Sumber : Data Sekunder 2016) 2. Kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano
Gambar 4.1 Kodisi Wisata Alam Permandian Gumanano di pagi hari sebelum ada aktifitas oleh masyarakat. (Sumber: Data Primer 2016) Tampak pada gambar 4.1 kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano di pagi hari di mana belum ada aktifitas dari masyarakat gumanano, kondisi airnya begitu jernih dan bersih.
36
Gambar 4.2 Kodisi Wisata Alam Permandian Gumanano saat masyarakat sedang beraktifitas. (Sumber : Data Primer 2016) Tampak pada gambar 4.2 kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano saat masyarakat gumanano sedang melaksanakan aktifitas sehari-harinya seperti mengambil air, mencuci, mandi dan lain-lain begitupun pengunjung yang datang berkunjung di permandian gumanano.
Gambar 4.3 Kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano di sore hari setelah Masyarakat selesai beraktifitas. (Sumber: Data Primer 2016)
37
Tampak pada gambar 4.3 kondisi Wisata Alam Permandian Gumanano saat masyarakat gumanano selesai melaksanakan aktifitas sehari-harinya dan begitupun dengan pengunjung yang selesai berkunjung, kondisi air tampak begitu kabur dan keruh. H. Data Penelitian Data hasil pengukuran sampel yang dilakukan secara in-situ (pengukuran langsung di lapangan) untuk parameter suhu dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6. Data hasil pengukuran suhu secara langsung di lapangan Kode Sampel No Sampel
Pagi
Sore
Rata-rata
Suhu (0C)
Pukul
Suhu (0C)
Pukul
1
24 0C
06:00
24 0C
16:00
24 0C
2
24 0C
06:10
24 0C
16:10
24 0C
(Sumber: Data Primer 2016) Data Hasil pemeriksaan sampel di laboratorium untuk parameter bau, rasa, kekeruhan, warna, pH dan kandungan deterjen dalam air Wisata Alam Permandian Gumanano dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7. Data hasil pemeriksaan sampel air di laboratorium Kode Sampel No.
1.
2.
Parameter Uji
pagi
Sore
Rata-rata
1
2
1
2
Bau
Tidak Berbau
Tidak Berbau
Tidak Berbau
Tidak Berbau
Tidak Berbau
Rasa
Sedikit Asin
Sedikit Asin
Sedikit Asin
Sedikit Asin
Sedikit Asin
38
3.
Kekeruhan (Ntu)
0,32
0,60
1,07
0,68
0,66
4.
Warna (TCU)
10,10
10,12
10,50
10,15
10,21
5.
Ph
7,10
7,30
7,20
7,45
7,26
6.
Deterjen (mg/l MBAS
0,15
0,20
0,18
0,35
0,22
Salinitas (%o)
3,15
3,37
4,02
3,52
3,51
7.
(Sumber: Data Primer 2016) C. Analisis Komparatif Tabel 4.8 Hasil Analisis Komparatif kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano Hasil Pengukuran Peraturan Menteri Memenuhi Paramedi lapangan/Uji Kesehatan RI No Syarat No ter Lab (Nilai Rata492/Menkes/Per/IV/ ya tidak rata) 2010 1. Suhu 240 C 240 C-300 C √ 2. Bau Tidak Berbau Tidak Berbau √ 3. Rasa Sedikit Asin Tidak Berasa √ 4. 5.
Kekeruhan Warna
6.
pH
7.
Deterjen (mg/l) Salinitas
8.
0,66 Ntu
5 Ntu
√
10,21 Tcu
15 Tcu
√
7,26
6,5-8,5
√
0,22 mg/l
0,05 mg/l
√
3,51 ppt
< 0,5 ppt
√
(Sumber: Data Primer 2016) Dari tabel 4.8 hasil analisis komparatif tentang kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano diperoleh yaitu 3 (tiga) parameter yang tidak
39
memenuhi syarat kualitas air minum. Parameter yang tidak memenuhi syarat kualitas air minum yaitu dari segi rasa, salinitas dan kandungan deterjen dalam air. Dari 4 sampel yang diambil dari lokasi kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium menunjukkan hasil yang sama yaitu memiliki rasa yang sedikit asin terbukti dari hasil pemeriksaan salinitas air yaitu 3,51 yang termasuk kategori air payau dan mengandung kadar deterjen melebihi batas maksimum yang telah ditentukan. D. Pembahasan 1. Kualitas Fisik Air Wisata Alam Permandian Gumanano a) Suhu Hasil pengukuran di lapangan yang dilakukan pada waktu pagi hari pukul 06:00 WITA serta pada waktu sore hari pada pukul 16:00 WITA di titik 1 dan 2 pada alat ukur termometer menunjukkan angka yang sama yaitu 240C. Dapat dilihat Pada tabel 4.6 diperoleh nilai rata-rata suhu air Wisata Alam Permandian Gumanano yaitu 240C. Hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menujukkan bahwa suhu air Wisata Alam Permandian Gumanano memenuhi syarat kualitas air minum. Suhu air yang sejuk disebabkan oleh vegetasi di sekitar Wisata Alam Permandian Gumanano, hal tersebut didiukung oleh hasil penelitian serupa “Keberadaan vegetasi di kanan-kiri sumber air dapat memelihara suhu air agar tetap
dingin dan memperbaiki
tingkat
40
oksigen terlarut (dissolved oxygen) dari air (Brooks et all dalam Supangat, 2013:75-76). Penyebab suhu air Wisata Alam Permandian Gumanano yang sejuk selain di sebabkan oleh vegetasi di sekitar sumber air juga disebabkan karena sumber air gumanano itu sendiri yaitu dari mata air, seperti yang dikemukakan oleh Pitojo dan Purwantoyo (dalam Oviantari, 2012: 253253) bahwa Mata air adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah
dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam. seperti yang dikemukakan pula oleh Odum dalam (Oviantari, 2012: 253) bahwa mata air adalah laboratorium alam dengan suhu yang
tetap,
karena
kecepatan air dan suhu relatif tetap bila
dibandingkan dengan danau, sungai, lingkungan laut dan komunitas daratan. Selain itu, penyebab lainnya adalah diakibatkan pula oleh struktur batuan pembentuk permandian gumanano itu sendiri yaitu batu gamping
yang
sifatnya
tahan
terhadap
cuaca
dan
dapat
mempertahankan suhu air sehingga bagian dalam air permandian gumanano akan terasa lebih dingin dibandingkan bagian atas. selama pengukuran yang dilakukan di lapangan oleh peneliti baik itu pagi, siang maupun sore hasil yang diperoleh selalu sama yaitu suhu air permandian gumanano 240C. Ditambah lagi keberadaan dari
41
permandian gumanano itu sendiri, dimana posisinya yang rendah dan dari segala sisi terdapat dinding-dinding alami yang melindungi permandian tersebut nampak seperti gua tak beratap. b) Bau Hasil pemeriksaan sampel di laboratorium dari titik 1 dan 2 pada waktu pagi hari serta pada waktu sore hari semua menunjukkan hasil yang sama yaitu air Wisata Alam Permandian Gumanano tidak berbau. Dapat dilihat Pada tabel 4.7 diperoleh air Wisata Alam Permandian Gumanano yaitu tidak berbau. Hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menujukkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano memenuhi syarat kualitas air minum.. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan benar saja jika air Wisata Alam Permandian Gumanano tidak berbau , hal tersebut disebabkan Wisata Alam Permandian Gumanano jauh dari jangkau limbah masyarakat karena lokasinya yang berada dalam hutan. Kalaupun air gumanano mengandung kadar deterjen yang melewati standar baku yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 namun belum sampai menimbulkan bau pada air. c) Rasa Hasil pemeriksaan sampel di laboratorium dari titik 1 dan 2 pada waktu pagi serta pada waktu sore hari semua menunjukkan hasil yang
42
sama yaitu air Wisata Alam Permandian Gumanano berasa sedikit asin terbukti dari hasil pemeriksaan salinitas air yaitu 3,51 ppt yang menunjukkan air tersebut dalam kategori air payau. sehingga dapat dilihat Hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menujukkan bahwa rasa air Wisata Alam Permandian Gumanano tidak memenuhi syarat kualitas air minum. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Terbukti saat masyarakat menggunakan sabun mandi tidak terdapatnya busa pada tubuh mereka, air yang berasa sedikit asin tersebut disebabkan karena sumber utama air permandian gumanano yang keluar melewati celah-celah rekahan batu gamping yang membawa unsur garam-garam dan mineral yang menyebabkan air permandian gumanano berasa sedikit asin, selain itu air permandian gumanano terintrusi oleh air laut hal tersebut dibuktikan dengan saat air laut surut maka permukaan air gumanano akan menurun begitupun ketika air laut pasang maka permukaan air gumanano naik. Hal tersebut didukung oleh berbagai hasil penelitian serupa “mata air karst tipe kontak yang keluar dari celah batu gamping didominasi kalsium dan garam-garam lain” (Bakti, 2011:49). Berdasarkan teori tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano berasa sedikit asin karena sumber air gumanano yang melewati celah-celah rekahan batu gamping yang membawa garam-garam dan mineral yang larut bersamanya.
43
Selain itu, menurut Mudiat dalam (Amin dan Sari, 2014:82) air payau memiliki kadar air 95,5 %-96,5 % dimana sisanya 3,3 %-4,5 % terdiri dari berbagai macam mineral yang melarut. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yaitu persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis dan
syarat
tersebut
merupakan
kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tersebut tidak layak untuk diminum (Amin dan sari, 2014:82). Tingkat salinitas air permandian gumanano 3,51 ppt yang mengakibatkan air dalam kategori payau dapat dimanfaatkan oleh masyarakat gumanano sebagai budidaya ikan air payau seperti ikan bandeng. Budidaya ikan bandeng telah lama dikenal oleh masyarakat indonesia dan saat ini telah berkembang di hampir seluruh wilayah indonesia (Reksono, 2012:42). d) Kekeruhan 1) Sampel Titik 1 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh bahwa air yang diambil di titik 1 pada waktu pagi hari yaitu 0,32 Ntu sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama menujukkan hasi 1,07 Ntu.
44
2) Sampel Titik 2 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh bahwa air yang diambil di titik 2 pada waktu pagi hari yaitu 0,60 Ntu sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama menujukkan hasil 0,68 Ntu. Dari hasil di atas dapat dilihat perbedaan pada sampel yang diambil saat pagi hari di titik 1 dan 2 dengan sampel yang diambil saat sore hari di titik yang sama, semua titik sampel mengalami peningkatan berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium. Dapat dilihat Pada tabel 4.7 diperoleh nilai rata-rata kekeruhan air Wisata Alam Permandian Gumanano yaitu 0,66 Ntu. Dimana hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano memenuhi syarat kualitas air minum. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada pagi hari masyarakat belum beraktifitas di permandian gumanano sehingga perairan masih jernih dan relatif tenang, berbeda pada waktu siang dan sore hari, pada waktu-waktu tersebut masyarakat melaksanakan aktifitas sehari-harinya seperti mengambil air, mencuci, mandi, dan lain-lain secara langsung di badan air yang menyebabkan tingkat kekeruhan meningkat dibandingkan hasil pengukuran di pagi hari. Di lapangan peneliti mengamati di sisi barat permandian gumanano oleh masyarakat sekitar telah di sediakan dua buah papan untuk pijakan saat mencuci, di sisi selatan ada sebuah batu yang digunakan pula oleh
45
masyarakat untuk mencuci dan di sisi timur permandian ada anak-anak tangga permanen memanjang nampak terlihat seakan membendung permandian yang sehari-harinya digunakan pula oleh masyarakat sebagai alas untuk mencuci pakaian, dari 3 (tiga) sisi tersebut masyarakat biasanya mencuci pakaian yang merupakan salah satu sumber kekeruhan dari permandian gumanano. Selain faktor diatas, kekeruhan dapat disebabkan karena pasir atau lumpur yang tersuspensi akibat dari aktifitas masyarakat gumanano dalam badan air, seperti aktifitas mengambil air, limbah deterjen hasil mencuci pakaian, sabun mandi, shampo dan pasta gigi dan aktifitas lainnya namun tingkat kekeruhan masih berada di bawah standar baku yang ditentukan. Pernyataan di atas diperkuat dengan penelitian serupa yaitu “Kekeruhan pada air disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar dan partikelpartikel kecil yang tersuspensi lainnya” (Oviantari, 2012: 257). Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahanbahan yang berasal dari buangan (Widiyanti dan Ristiati, 2004: 68). e) Warna 1) Sampel Titik 1 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa air yang diambil pada waktu pagi hari di titik 1 yaitu 10,10 Tcu sedangkan
46
sampel yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama menujukkan hasil 10,50 Tcu. 2) Sampel Titik 2 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa air yang diambil pada pada waktu pagi hari di titik 2 yaitu 10,12 Tcu sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama menujukkan hasil 10,15 Tcu. Dapat dilihat Pada tabel 4.7 diperoleh nilai rata-rata warna air Wisata Alam Permandian Gumanano yaitu 10,21 Tcu. Dimana hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano memenuhi syarat kualitas air minum. Warna pada air disebabkan karena pemakaian deterjen oleh masyarakat dalam badan air secara langsung sehingga walaupun tidak melebihi standar baku yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 namun tingkat warna air Wisata Alam Permandian Gumanano mendekati standar baku yang dikhawatirkan jika terus berlanjut perlakuan seperti ini maka dalam waktu yang tidak lama warna air akan melebihi standar baku yang tentunya secara estetika air berwarna tidak layak untuk dikonsumsi dari dari segi kesehatan air berwarna mengandung zat-zat organik dan anorganik yang berbahaya bagi kesehatan. Seperti yang dikemukakan oleh santi (2009: 61) bahwa kombinasi antara
polyphospat
dengan
surfaktan
dalam
detergen
dapat
47
mempertinngi
kandungan
phospat
dalam
air. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya entroikasi yang dapat menimbulkan warna pada air. 2. Kualitas Kimia Air Wisata Alam Permandian Gumanano a) pH 1) Sampel Titik 1 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa sampel yang diambil pada pada waktu pagi hari di titik 1 memiliki nilai pH 7,10, sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari hasilnya yaitu 7,20. 2) Sampel Titik 2 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa sampel yang diambil pada pada waktu pagi hari di titik 2 memiliki nilai pH 7,30, sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari hasilnya yaitu 7,45. Dapat dilihat Pada tabel 4.7 diperoleh nilai rata-rata pH air Wisata Alam Permandian Gumanano yaitu 7,26 bersifat basa. Dimana hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano masih memenuhi syarat kualitas air minum karena pH air tidak kurang dan tidak melebihi dari batas yang telah ada yaitu 6,5-8,5.
48
Tinggi rendahnya pH pada air tidak berpengaruh langsung pada kesehatan akan tetapi untuk air dengan pH lebih kecil dari 6,5 akan menyebabkan korosi pada metal (misalnya pipa saluran air minum) yang melarutkan unsur-unsur timbal, tembaga, kadmium, dan lain-lain dan ini bersifat racun. Demikian pula jika pH lebih besar dari 8,5 dapat membentuk endapan (kerak) pada pipa air yang terbuat dari metal yang kemudian menghasilkan trihalomethane yang bersifat racun (Sudadi, 2003:83). Berdasarkan hasil pegamatan di lapangan sampel yang diambil pada waktu pagi hari dibandingkan sampel yang diambil pada waktu sore hari dari titik 1 dan 2 mengalami penigkatan hal itu disebabkan oleh garam-garam dan mineral yang larut dalam air. Selain itu dapat pula disebabkan oleh kandungan deterjen yang masuk ke dalam air mengingat kebiasaan masyarakat yang setiap harinya mencuci dan mandi di badan air secara langsung. Hal tersebut didukung dengan pendapat ahli yaitu “Fluktuasi nilai pH dipengaruhi oleh adanya buangan limbah organik dan anorganik ke dalam badan air (Yuliastuti dalam Ali, 2013; 269)”. b) Salinitas 1. Sampel Titik 1 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa air yang diambil pada waktu pagi hari di titik 1 yaitu 3,15 ppt sedangkan sampel
49
yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama menujukkan hasil 4,02 ppt. 2. Sampel Titik 2 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa air yang diambil pada pada waktu pagi hari di titik 2 yaitu 3,37 ppt sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama menujukkan hasil 3,52 ppt Dapat dilihat Pada tabel 4.7 diperoleh nilai rata-rata salinitas air Wisata Alam Permandian Gumanano yaitu 3,51 ppt. Dimana hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano tidak memenuhi syarat kualitas air minum. Air wisata Alam Permandian gumanano seperti yang telah dijelaskan (hal 42) mengandung garam-garam dan mineral yang keluar dari sumber airnya, selain itu karena terintrusi oleh air laut. Pernyataan tersebut diperkuat dengan penelitian serupa “Daerah pesisir dan pulaupulau kecil di Indonesia umumnya memiliki sumberdaya air yang payau karena telah terintrusi air laut. Air payau dapat digunakan sebagai salah satu sumber air bersih setelah melalui proses pengolahan (Kurniawan dkk, :38) Sejalan dengan itu, Ningsih (2015:60) mengatakan bahwa kualitas air yang tidak layak di konsumsi adalah air yang berasa payau
50
sampai
asin. Air yang berasa payau bahkan sampai asin karena
terintusi oleh air tidak layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan penelitian Apriyani & Wensen (dalam Aziza dkk, 2015:120) juga diketahui bahwa air yang terkena intrusi air laut di dalamnya biasanya mengandung ionion besi (Fe2+), natrium (Na+), zink (Zn2+), sulfat (SO42-), dan klorida (CI-) yang cukup tinggi. Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa air payau karena intrusi air laut selain karena rasanya yang tidak layak untuk dikonsumsi, juga karena mengandung garam-garam dan mineral yang cukup tinggi tidak layak untuk dikonsumsi untuk tubuh karena dapat mempengaruhi kesehatan. c) Deterjen 1) Sampel Titik 1 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa sampel yang diambil pada pada waktu pagi hari di titik 1 memiliki kandungan deterjen sebesar 0,15 mg/l, sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama hasilnya yaitu 0,18 mg/l. 2) Sampel Titik 2 Hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh hasil bahwa sampel yang diambil pada pada waktu pagi haridi titik 2 memiliki kandungan
51
deterjen sebesar 0,20 mg/l, sedangkan sampel yang diambil pada waktu sore hari di titik yang sama hasilnya yaitu 0,35 mg/l. Dapat dilihat Pada tabel 4.7 diperoleh nilai rata-rata deterjen air Wisata Alam Permandian Gumanano 0,22 mg/l, dimana .hasil analisis komparatif (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano tidak memenuhi kualitas air minum karena kandungan deterjen dalam air Wisata Alam Permandian Gumanano melebihi dari batas maksimum yang telah ditentukan yaitu 0,05 mg/l. Kandungan deterjen yang ada dalam air Wisata Alam Permandian Gumanano bersumber dari kebiasaan masyarakat itu sendiri, dimana berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sehari-harinya di permandian gumanano selalu mendapat kunjungan dari beberapa masyarakat baik itu dari masyarakat gumanano atau dari desa tetangga yang mencuci, mandi
secara
langsung
dalam
badan
air.
Sehingga
tidaklah
mengherankan jika terdapat kandungan deterjen dalam air. Bahan dasar deterjen yang banyak digunakan di masyarakat adalah umumnya yang berbahan dasar surfaktan. Surfaktan apabila dikonsumsi oleh tubuh manusia akan bersifat sebagai racun yang berbahaya bagi kesehatan dan dalam kadar yang tinggi dapat mengakibatkan gangguan serius pada kesehatan seperti keracunan, penyakit kanker serta lain-lain. Pernyataan diatas diperkuat dengan peneletian serupa yaitu “Bahan surfaktan
yang
biasa
digunakan adalah
alkyl
benzene
52
(ABS). Senyawa ini termasuk dalam senyawa non biodegradable yaitu tidak dapat didegradasi
oleh mikroorganisme, dan juga
banyak menimbulkan busa baik pada sungai ataupun air tanah” (Santi, 2009: 261). Adapun efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya detergen dalam air antara lain terbentuknya film akan menyebabkan menurunnya tingkat transfer ke dalam air, pada konsentrasi yang melebihi ambang
batas
yang
ditentukan,
dapat
menyebabkan gangguan
kesehatan yang cukup serius (Santi, 2009: 261).
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa, kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah, yang dilihat dari dua (2) parameter adalah sebagai berikut: 1. Kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano dari parameter fisik terdiri dari : suhu 24oc, airnya tidak berbau, warna air 10,21 Tcu dan kekeruhannya 0,66 Ntu masih berada dibawah standar baku Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum dimana sesuai ketentuannya suhu air berkisar 24oc-30oc, air minum harus tidak berbau, warna air maksimum 15 Tcu dan kekeruhan yaitu 5 Ntu. sedangkan parameter rasa tidak memenuhi syarat karena rasa air yang sedikit asin terbukti dari hasil pemeriksaan salinitas air diperoleh hasil 3,51 yang termasuk dalam kategori air payau sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 syarat air minum adalah tidak berasa. 2. Kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano dari parameter kimia terdiri dari : pH 7,26 dimana masih memenuhi syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa pH air minum yaitu 6,5-8,5.
54
54
Sedangkan kandungan deterjen dalam air yaitu 0,22 mg/l dimana tidak memenuhi syarat kualitas air minum karena melebihi batas yang telah ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum dimana batas maksimum kandungan deterjen dalam air minum yaitu 0,05 mg/l. Dari penjelasan kualiatas fisik dan kimia air di atas maka disimpulkan bahwa air Wisata Alam Permandian Gumanano tidak layak untuk dikonsumsi, alasannya dilihat dari dua parameter yang tidak memenuhi syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang
persyaratan
kualitas
air
minum
berdasarkan hasil penelitian dimana airnya sedikit asin terbukti dari hasil pemeriksaan salinitas air yaitu 3,51 yang mengandung garam-garam dan mineral dengan kadar yang cukup tinggi yang dapat bersifat racun bagi tubuh dan tingginya kandungan deterjen dalam air yang meyebabkan gangguan serius pada kesehatan seperti keracunan, penyakit kanker serta lain-lain B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut diatas maka peneliti menyarankan; jika berpatokan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, air Wisata Alam Permandian Gumanano berdasarkan hasil uji parameter fisik kimia air yang dilakukan menunjukkan bahwa kualitas air permandian gumanano masih layak untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai air bersih seperti
55
mencuci, mandi, kakus, dan kegiatan serupa lainnya serta dapat pula digunakan sebagai budidaya ikan air payau, namun tidak disarankan untuk digunakan
sebagai
sumber
air minum dan masak. Selain itu bagi
masyarakat Desa Gumanano hendaknya melepas kebiasaan mencuci dan mandi menggunakan shampo, dan pasta gigi serta bahan-bahan lainnya di dalam badan air agar tidak menambah penurunan kualitas air Wisata Alam Permandian Gumanano.
56
DAFTAR PUSTAKA Ali, A., Soemarno., & Purnomo, M. 2013. Kajian Kualitas Air dan Status Mutu Air Sungai Metro di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 13 No. 2 , pp: 264-274 Amin, J.M., & Sari, D.P. Penurunan Kadar Besi dan Mangan Terlarut dalam Air Payau Melalui Proses Oksidasi Menggunakan Kalium Permangat. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal Palembang 26-27 September 2014, pp: (8-1,8-12). Asriadi A. 2010. Kelimpahan sebaran dan keanekaragaman jenis kelelawar (Chiroptera) pada beberapa gua dengan pola pengelolaan berbeda dengan dikawasan karst gombang jawa tengah. Aziza, F.D., Septiosari, A., & Amalina, E.S. 2015. Pemanfaatan Zeolit Alam Teraktivasi Ammonium Nitrat (NH4NO3) untuk Desalinasi Air Sumur Paya. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 13 No.2, pp: 119-126. Bakti, H. 2011. Mata Air sebagai Sumber Air Bersih di Kecamatan Lasiolat Kabupaten Belu NTT. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, Vol. 21 No. 1, pp: 49-55. Bambang, A.G., Fatimawali., & Kojong, N.S. 2014. Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada Air Isi Ulang dari Depot di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 3 No 3. , pp: 325-334. Dewi, Y.S. 2012. Efektivitas Degradasi Surfaktan. Jurnal Ilmiah Vol. 5 No. 1, pp: 39-43. Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Satya Negara Indonesia Fajarini, S. 2014. “Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi 2013”. Skripsi. Jakarta: FKIK Universitas Islam Negri Syarif Hidayahtullah. Harahap, A., Naria, E., Santi, D.N. 2012. Analisis Kualitas Air Sungai Akibat Pencemaran Tempat Pembuangan Akhir Sampah Batu Bola dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sungai Batang Ayumi di Kota Padang sidimpuan tahun 2012. 9 pages Huboyo, H.S., & Zaman, B. 2007. Analisis Sebaran Temperatur dan Salinitas Air Limbah PLTU-PLTGU berdasarkan Sitem Pemetaan Spasial (Studi Kasus: PLTU-PLTGU Tambak Lorok Semarang). Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 3 No. 2. Pp: 40-45.
57
Kurniawan, A., Rahadi, B., & Susanawati, L.D. 2013. Studi Pengaruh Zeolit Alam Termodiifikasi HDTMA terhadap Penuruna Salinitas Air Payau. Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan, pp: 38-46. Lestari, A S., Aditiajaya., Widianingsih, E., & Dharmawan, H. 2009. Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat. Jakarta : Environmental Service Program. Morintoh, P., Rumampuk, J.F., & Lintong, F. 2015. Analisis Perbedaan Uji Kualitas Air Sumur di Daerah Dataran Tinggi Kota Tomohon dan Dataran Rendah Kota Manado Berdasarkan Parameter Fisika. Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol. 3 No. 1, pp: 424-429. Ningsih, D.P. 2015. Studi Hidrokimia Air Tanah Dangkal di Wilayah antara Sungai Kalianyar dan Sungai Kalimireng Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. 3 No. 3, pp: 59-68. Oviantari, M V. 2012. Analisis Indek Kualitas Air pada Mata Air Tlebusan Baluan Pancoran Camplung dan Pancoran Padukuhan di Banjar Cau Tababan. Tabanan: Seminar Nasional FMIPA Undiksha. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Reksono, B., Hamdani, H., dan Yuiarti. M. S. 2012. Pengaruh Padatan Gracilaria Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Budidaya Sitem Polikultur. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol. 3 No. 3 pp: 41-49. Sudadi P. 2003. Penentuan Kualitas Air Tanah Melalui Analisis Unsur Kimia Terpilih. Buletin geologi tata lingkungan, Vol. 13 No. 02, pp: 81-89. Santi, S S. 2009. Penurunan Konsentrasi Surfactan pada Limbah Detergen dengan Proses Photokatalitik Sinar Uv. Jurnal Teknik Kimia, Vol.4 No.1, pp: 260-264. Supangat, A.B. 2013. Pengaruh Gangguan pada Kawasan Hutan Lindung Terhadap Kualitas Air Sungai : Studi Kasus di Provinsi Jambi (Effects of Disturbances of Protected Forest Area on River Water Quality : Case Study at Jambi Province ). Forest Rehabilitation Journal Vol 1 No 1, pp: 75-89. Sarman. 2015. “Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal di Kawasan Pesisir Kelurahan Lemo Kecamatan Kulisusu”. Skripsi. Kendari : FKIP Universitas Halu Oleo. Wardani, dkk. 2010. Evaluasi Potensi Mata Air untuk Kebutuhan Air Domestik di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Pasca Erupsi Merapi. Pp: 300309.
58
Tunggul, E. 2012. Pengelolaan Sumber Air di Desa Jawesari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Jurnal Kesehatan Masyarakat, VOL. 8 No. 1, pp: 17-22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 taun 2004 Tentang Sumberdaya Air. Wulan, A I. 2005. “Kualitas Air Bersih untuk Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga di Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal”. Skripsi. Semarang : FIS Universitas Negri Semarang . Widiyanti, N L M P., & Ristiati, P N. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Vol. 3 No.1 , pp: 64-73. Yusuf, Y. 2012. Teknologi Pengolahan Air Tanah Sebagai Sumber Air Minum Pada Skala Rumah Tangga. Jurnal Farmasi dan Sains, Vol. IV No. 02, pp: 63-71.
59
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Foto bersama Bapak Kepala Desa Gumanano saat akan meminta izin meneliti
Peminjaman dokumen desa
Saat masyarakat sedang beraktifitas di permandian Gumanano pada waktu siag hari sampai pada waktu sore hari
Gua Sumber air Wisata Alam Permandian Gumanano
60
Pengambilan sampel air di sumber air permandian gumanano
Pengamatan Saat pengukuran suhu di lapangan
Pengukuran panjang danALAT lebar permandian gumanano LAMPIRAN DAN BAHAN
61
LAMPIRAN ALAT DAN BAHAN
Sampel air permandian gumanano
Gabus Pendingin Sapel
Tali
Termometer Air Raksa
GPS
Colorimeter
62
Spektrofotometer
pH Meter
Nephelometer
Hand Refractometer
63
64
65