ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh: TAKUANARA LALU GOGO 1111082000028
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh: TAKUANARA LALU GOGO 1111082000028
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
i
ANALISIS KONSERVATISME AKUNTANSI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN PROFITABILITAS TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Takuanara Lalu Gogo NIM: 1111082000028 Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436/2015
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data pribadi 1. Nama
: Takuanara Lalu Gogo
2. Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 13 November 1992
3. Jenis kelamin
: Laki-laki
4. Alamat
: BSD sektor 1-6 blok E2 No 9, Serpong, Tangerang selatan, Banten
5. Agama
: Islam
6. Nomor telepon
: 085353131902
7. E-mail
:
[email protected]
Data pendidikan formal 1. 1998-2003
: SDI Al-Azhar BSD, Tangerang Selatan
2. 2003-2004
: SD Al-Muqoddasah, Mlarak, Ponorogo
3. 2004-2007
: SMP Al-Muqoddasah, Mlarak Ponorogo
4. 2007-2008
: Takhasus PPMI Assalam, Kartsura,
Surakarta 5. 2008-2010
: MA PPMI Assalam, Kartasura, Surakarta
6. 2010-2011
: MA At-Tasyri, Kota Tangerang
Pengalaman Organisasi 1. Anggota LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2014) 2. Staff Divisi Riset LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2014)
Seminar dan Workshop 1. Seminar Nasional Accounting Fair 2014: “Kredibilitas Seorang Akuntan Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia” Untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Akuntansi Syariah, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
vi
Kepanitiaan 1. “WESHare” oleh LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota divisi perlengkapan, 2013. 2. “Company Visit” ke Bank Muamalat Pusat oleh LiSenSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota divisi perlengkapan, 2013.
vii
ABSTRACT The Effects Of Accounting Conservatism, Profitability,And Corporate Social Responsibility To Earnings Response Coefficient
This study aimed to examine the effect of accounting conservatism, profitability, and corporate social responsibility to the earnings response coefficient. Conservatism was measured using the book to market value. Measurement of profitability of companies using return on assets (ROA). In this study, using the GRI standard as a way to measure a company's corporate social responsibility, variable earnings response coefficient is measured by the method of CAR and the EU. Samples company is an enterprise consumer goods (consumer goods) are listed on the Stock Exchange in the period from 2010 to 2014 so that the total sample at the 5-year period is 65 samples. The research method uses multiple linear regression analysis to determine the relationship of more than one independent variable on the dependent variable. The method used in the selection of the sample is purposive sampling technique based on the consideration (judgment sampling). Data collection method used is secondary data, that is data obtained by researchers indirectly through intermediaries media and literature, the data in this study was obtained from the official website of Indonesia Stock Exchange that can be accessed at the address www.idx.co.id data used is the annual report reported by the company concerned. Based on the results of statistical performed by t-tests, shows that accounting conservatism variable does not affect the company's earnings response coefficient, in addition to the variable profitability, and corporate social responsibility also had no effect on the dependent variable earnings response coefficient (ERC) but if alpha value is 10% Ha analysis will be accepted. Conducted simultaneous test also showed that the value of Adjusted R Square of 0.117 indicates that the value of the dependent variable is earnings response coefficient of 11.7% can be explained by the independent variables, namely, accounting conservatism, CSR, and profitability. Keywords: Conservatism, Profitability, CSR, ERC.
viii
ABSTRAK Pengaruh Konservatisme Akuntansi , Profitabilitas Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Earnings Response Coefficient Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan corporate social responsibility terhadap earnings response coefficient. Konservatisme diukur dengan menggunakan metode book to market value. Pengukuran profitabilitas perusahaan menggunakan return on asset (ROA). Pada penelitian ini menggunakan standard GRI sebagai cara untuk mengukur tingkat corporate social responsibility suatu perusahaan, variable earnings response coefficient diukur dengan metode CAR dan UE. Sampel perusahaan merupakan perusahaan consumer goods (barang konsumsi) yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014 sehingga total sampel pada periode 5 tahun adalah 65 sampel. Metode penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian adalah purposive sampling dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara dan studi pustaka, data pada penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses pada alamat www.idx.co.id , data yang digunakan adalah annual report yang dilaporkan oleh perusahaan terkait. Berdasarkan hasil uji statistik t yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa variabel konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient perusahaan, selain itu variabel profitabilitas, dan corporate social responsibility juga tidak berpengaruh terhadap variabel dependen earnings response coefficient (ERC). Tetapi jika probabilitas alpha bernilai 10% maka Ha akan diterima. Uji simultan yang dilakukan juga menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,117 nilai ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu earnings response coefficient dapat dijelaskan sebesar 11,7% oleh variabel independen yaitu, konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas. Kata Kunci : Konservatisme, Profitabilitas, CSR, ERC.
ix
KATA PENGANTAR Assalamua’alaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Penyayang, Sumber ilmu pengetahuan, sumber cahaya yang mampu menerangi jalan kepada kebenaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Corporate Social Responsibility Disclosure, Dan Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada : 1. Kepada Ayah saya yang selalu saya kagumi, Nasrul Amri Lubis dan Ibu saya yang tercinta Suhaeni yang tiada henti memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini secepat mungkin. Ridha Ayah dan Ibu adalah Ridha Allah sehingga setiap doanya yang dipanjatkan membuat langkah yang dilalui oleh penulis dapat dilalui dengan lancar. 2. Kepada abang Malo yang saya hormati dan kedua adek yang saya sayangi Muhammad dan Burju, yang menjadi pengingat bahwa saya harus menjadi contoh yang baik buat kalian. Kalian adalah kekuatan dibalik terselesaikannya skripsi ini. 3. Kepada teman-teman seperjuangan di angkatan Akuntansi 2011 terima kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan baik secara langsung maupun tidak sehingga saya bisa terus berjuang dalam waktu 4,5 tahun ini. 4. Kepada Bapak Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
x
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku pelaksana tugas ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku pelaksana tugas sekretaris jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I terimakasih atas segala waktu yang diluangkan untuk bimbingan dan saran yang diberikan untuk penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. 8. Ibu Atiqah, SE., M.S., Ak, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas saran yang Ibu berikan dengan sabar selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 9. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis, serta seluruh karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 10. Teman-teman kelas “Akuntansi A angkatan 2011” yang telah banyak mewarnai kehidupan penulis memberikan pengalaman baru. Kenangan bersama kalian selama menjalankan kuliah tidak akan pernah terlupakan dan akan menjadi bagian manis dalam kehidupan penulis. 11. Teman-teman kelas akuntansi manajemen angkatan 2011 yang selalu semangat, walaupun jumlah kita eksklusif tapi kita tetap belajar dengan baik dan kompak. Terima kasih atas segala dukungannya kepada penulis. 12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang meskipun tidak seluruhnya saling kenal namun, tidak mengurangi rasa kebersamaan yang telah terjalin sejak awal masuk kuliah. 13. Teman-teman tim KKN VALENSI 2014, atas pengalaman dan kenangan berjuang bersama hidup mandiri, dan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin bersama.
xi
14. Kepada semua pihak diluar sana yang telah banyak memberikan penulis inspirasi dan pelajaran tentang kehidupan. Sebuah pelajaran yang tak pernah didapatkan di bangku kuliah. Pengalaman yang dilukiskan selama perjalanan menempuh pendidikan. Cerita kehidupan
yang selalu
menguatkan langkah untuk terus maju menggapai impian.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimiliki, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan maupun dalam sisi materi, untuk itu penulis berharap aka nada tindak lanjut berupa saran dan kritik yang dapat membangun setelah penyusunan skripsi ini. Akhir kata, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan harapan akan bermanfaat untuk kita semua. Aamiin. Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Jakarta, 6 oktober 2015
Takuanara Lalu Gogo
xii
DAFTAR ISI COVER DALAM.....................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF........................................iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.................................v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................vi ABSTRACT............................................................................................................viii ABSTRAK .............................................................................................................ix KATA PENGANTAR............................................................................................. x DAFTAR ISI.........................................................................................................xiii DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………......xviii DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xx BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………..1 A. Latar belakang ……………………………………………………………..1 B. Rumusan masalah ………………………………………………………..13 C. Tujuan dan manfaat penelitian ……………………………..……………14 1. Tujuan penelitian………………………………….……………...14
xiii
2. Manfaat penelitan ………………………………………………..14 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….16 A. Landasan teori …………………………………………………………...16 1. Basis teori ……………………………………………………….16 2. Konservatisme akuntansi…………………………………....…...18 3. Corporate social responsibility ………………………………….27 4. Profitabilitas …………………………………………………….37 5. Earning response coefficient ……………………………………38 B. Penelitian-penelitian terdahulu ………………………………………….39 C. Keterkaitan antarvariabel dan perumusan hipotesis …………………….44 1. Konservatisme akuntansi dengan ERC ………………………….44 2. CSR dengan ERC ……………………………………………….45 3. Profitabilitas dengan ERC ………………………………………46 4. Konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas, dengan ERC..48 D. Ringkasan operasional variabel …………………………………………49 E. Kerangka teoritis …………………………………………………………51 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………52 A. Ruang lingkup penelitian ……………………………………………….52 B. Metode penentuan sampel ………………………………………………52 C. Metode pengumpulan data ………………………………………………53 D. Metode analisis data ….…………………………………………………53 1. Statistik deskriptif ………………………………………………53
xiv
2. Uji asumsi klasik ………………………………………………..54 3. Uji koefisien determinasi ……………………………………….57 4. Uji hipotesis ……………………………………………………..58 E. Operasionalisasi variabel …………………………………………………59 1. Earning response coefficient …………………………………...59 2. Konservatisme akuntansi ……………………………………….61 3. Corporate social responsibility……………………….………….61 4. Profitabilitas …………………………………………………….62 BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………………………………...73 A. Sekilas gambaran umum objek penelitian ………………………………73 B. Hasil uji analisis data penelitian
………………………………………76
1. Hasil uji statistik deskriptif ……………………………………...76 2. Hasil uji asumsi klasik ………………………………………….78 3. Hasil uji koefisien determinasi ………………………………….81 4. Hasil uji hipotesis ………………………………………………82 BAB V. PENUTUP ……………………………………………………………..88 A. Kesimpulan ……………………………………………………………..88 B. Saran ……………………………………………………………………89 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..90 LAMPIRAN …………………………………………………………………….94
xv
DAFTAR TABEL Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil penelitian sebelumnya……….........................................40
2.2
Ringkasan operasional variabel………………………..……..49
4.1
Tahapan seleksi sampel dengan kriteria ……………...….…74
4.2
Sampel penelitian………………………………………….…76
4.3
Tabel uji statistik deskriptif …………………………..…….77
4.4
Hasil uji multikolinearitas ..…………………………………79
4.5
Hasil uji autokorelasi………………………………………...80
4.6
Hasil uji heterokedastisitas …………………………….…….81
4.7
Hasil uji koefisien determinasi………………………….……82
4.8
Hasil uji statistik t……………………………………….……83
4.9
Hasil uji statistik F………………………………….………...86
xvi
DAFTAR GAMBAR Nomor
Keterangan
Halaman
1.1
Grafik laba bersih ……………………………………………2
2.1
Kerangka teoritis …………………………………………..51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Keterangan
Halaman
1
Perusahaan consumer goods yang menjadi sampel ………96
2
Tahapan seleksi sampel …………………………………..96
3
Hasil perhitungan variabel independen konservatisme ..….98
4
Hasil perhitungan variabel independen profitabilitas ……100
5
Hasil perhitungan variabel independen CSR …………….102
6
GRI Standard Social Responsibility………………………104
7
Hasil perhitungan variabel dependen ERC ……………….109
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah karena adanya hubungan antar ketiga variable independen (konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan corporate social responsibility disclosure) dengan varibel dependennya (earnigs response coefficient) serta untuk menambah wawasan pembaca tentang beberapa hal yang sebenarnya juga mempengaruhi keputusan para stakeholder dalam melakukan investasi, khususnya yang berhubungan dengan empat variable yang disebutkan diatas. Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil keputusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apabila kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan. Suatu informasi dapat berguna untuk pengambilan keputusan apabila informasi tersebut relevan dan dapat diandalkan (seperti yang disebutkan dalam karakteristik kualitatif informasi keuangan, SFAC no.2). Informasi dikatakan relevan apabila mempunyai nilai prediksi (predictive value), nilai umpan balik (feedback value) dan disajikan tepat waktu (timelines). Sedangkan informasi 1
dapat diandalkan apabila disajikan secara netral atau tidak memihak pada salah satu pemakai, dapat di uji kebenarannya (verifiability) dan penyajiannya jujur (representational faithfulness). Dengan terpenuhinya nilai-nilai diatas maka laporan keuangan perusahaan akan menampilkan informasi yang dipercaya dan meningkatkan kualitas laba mereka.karena kualitas perusahaan dilihat juga dari kualitas laba mereka. Seperti yang digambarkan oleh gambar dibawah ini. Gambar 1.1 Grafik Laba Bersih
Sumber: PYFA Annual Report. Gambar tersebut menunjukkan grafik laba bersih dari perusahaan Pyridam Farma periode 2008-2012 yang terus naik setiap tahunnya kenaikan laba seperti ini harus diikuti juga dengan kualitas labanya. Pengukuran kualitas laba antara lain dapat dilakukan dengan: 2
1. Persistensi akrual. Kualitas laba didasarkan pada perbedaan relatif persistensi akrual terhadap arus kas. 2. Estimasi Kesalahan Dalam Proses Akrual. Akrual memberikan informasi tentang arus kas masa yang akan datang. Untuk meningkatkan bahwa proses akrual bebas dari kesalahan estimasi, akrual dan laba akan di representasi dengan arus kas masa yang akan datang. 3. Ketiadaan manajemen laba. Sulit untuk menentukan apakah perusahaan melakukan manajemen laba atau tidak, karena sulit untuk diteliti. Namun begitu pola tertentu terhadap laba dapat mengindikasikan keberadaan atau ketiadaan manajemen laba. 4. Konservatisme. Yaitu mendeskripsikan perbedaan ketepatan waktu dalam mengakui keuntungan dan kerugian berdasarkan pada hubungan antara akrual dan arus kas. (Surifah, 2010). Dan
atas
dasar
pengukuran-pengukuran
inilah
yang
mendukung
dilakukannya penelitian terhadap kualitas laba (dalam penelitian ini earnings response coefficient) terwujud. Variabel pertama
yaitu konservatisme akuntansi. Bila kita
membicarakan akuntansi maka salah satu topiknya tidak akan lepas dari laporan keuangan yang mana laporan keuangan ini merupakan hasil dari perhitungan akuntansi yang bisa dipengaruhi oleh tingkat konservatisme akuntansi
perusahaan,
seperti
yang 3
dijelaskan
Kootanaee
dalam
penelitiannya, dia berpendapat bahwa, konservatisme adalah salah satu instrumental utama dalam pelaporan keuangan yang menggunakan kehatihatian dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan dan aset. Konservatisme dapat menjadi alat untuk membuat kontrak lebih efisien dan membatasi kecenderungan manajer untuk berperilaku oportunistik yang dilindungi dari pengguna luar. Selain itu konservatisme dapat melindungi dari perusahaan dan bahkan auditor independen terhadap tuntutan hukum. Karena fungsi utilitas asimetris individual, yang merupakan akar dalam teori prospek, dan kemungkinan aksesi perilaku oportunistik, konservatisme akuntansi bisa menjadi alat yang tepat untuk menetralisir perilaku oportunistik. Di sisi lain, perusahaan yang baik juga menyediakan mekanisme untuk mengontrol perilaku oportunistik dan memberikan kontrak efisien (Kootanaee et al, 2013) Konservatisme juga dapat didefinisikan sebagai bias ke bawah nilai buku aktiva dari nilai ekonomi yang disebabkan karena tidak konsisten dan tidak lengkapnya identifikasi ekonomi laba akuntansi (Kootanaee et al, 2013). Panitia Teknis organisasi audit di Iran, dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan, menganggap konservatisme sebagai salah satu komponen dari karakteristik kualitas, tapi tidak menggunakan kata "konservatisme", melainkan menggunakan kata "kehati-hatian" (prudence) yang berarti: "penyedia
laporan
keuangan
harus
menyingkirkan
berbagai
jenis
ketidakpastian yang tidak bisa dihindari, yang meliputi banyak kejadian dan keadaan. ketidakpastian yang meliputi: kemampuan untuk mengumpulkan piutang, masa manfaat kemungkinan aktiva tetap berwujud dan jumlah 4
kemungkinan klaim yang berkaitan dengan jaminan barang yang dijual. Kasus tersebut, mengamati tindakan pencegahan dalam penyusunan laporan keuangan dan pengungkapan menyertai sifat-sifat yang diidentifikasi. Prudence adalah tingkat penerapan ketelitian dalam menjalankan jejak pendapat perlu memperkirakan ketidakpastian. Jadi mereka belum menyediakan informasi pendapatan dan aset yang oversestimate, dan biaya atau hutang underestimate (Kootanaee et al, 2013). Praktik akuntansi konservatif diduga mempengaruhi daya prediksi laba dan koefisien respons laba. Laba merupakan informasi yang ditunggu-tunggu oleh pasar dan masih diyakini sebagai informasi utama yang memiliki kandungan informasi karena dapat mempengaruhi investor dalam membuat keputusan membeli, menjual atau menahan sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan. Namun demikian, laba itu sendiri memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan sehingga dibutuhkan informasi lain selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan yaitu koefisien respon laba atau disebut juga dengan earning response coefficient (ERC). Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003a). 5
Peneliti lain yang menjelaskan dampak dari konservatisme akuntansi adalah Chang. Chang berpendapat bahwa akuntansi konservatisme dapat mengekang inovasi perusahaan dengan memperburuk efek dari miopia manajerial. Manajer yang berada di bawah tekanan untuk memenuhi tujuan akuntansi jangka pendek tertentu (misalnya, positif atau meningkatkan pendapatan atau tingkat tertentu laba per saham) dan memotong upaya R&D (Resarch
and
Development)
perusahaan.
jika
pengeluaran
R&D
membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut, konservatisme akuntansi memperparah efek manajerial myopia ini karena publikasi asimetris berita baik dan buruk meningkatkan kemungkinan hilang target tersebut dan dengan demikian menimbulkan kecenderungan untuk mengurangi upaya R&D. Karena ketiadaan konservatisme akuntansi, manajer yang berada di bawah tekanan untuk mencapai tujuan akuntansi berbasis jangka pendek dapat menunda pengakuan berita buruk, dan dengan demikian dapat menghindari pemotongan investasi dalam R&D dengan alasan akuntansi. Menyadari kemungkinan bahwa R&D mungkin akan mengganggu usaha mereka (ex post), manajer dari perusahaan dengan akuntansi konservatif dapat memutuskan (ex ante) untuk menghindari multi-tahap jangka panjang proyekproyek penelitian yang inovatif dengan potensi besar membayar-off jika ada risiko bahwa proyek-proyek tersebut akan terpengaruh oleh guncangan ekonomi (tidak berhubungan dengan R & D). Alasan ini juga menunjukkan bahwa efek dari konservatisme pada inovasi adalah diperburuk di perusahaan di mana manajer atau pemegang 6
saham lebih myiopia, seperti di mana mereka membayar manajer lebih sensitif terhadap kinerja akuntansi atau di mana tekanan dari jangka pendek investor institusi lebih besar (Chang et al, 2013). Disisi lain, yang mendukung praktik akuntansi konservatif menyatakan bahwa akuntansi konservatif menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena praktik akuntansi konservatif mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dalam menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate (Watts, 2002). Tiap-tiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda. Pilihan metode akuntansi akan berpengaruh terhadap angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, baik neraca maupun laporan labarugi perusahan. Penelitian ini juga dimotivasi oleh Penman dan Zhang (2002) yang dalam penelitiannya menjelaskan bahwa hubungan antara akuntansi konservatif dan kualitas laba tergantung pada pertumbuhan investasi perusahaan. Pertumbuhan investasi yang temporer atau berfluktuasi akan menghasilkan tingkat pengembalian (rate ofreturn) kualitas laba rendah. Penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berfluktuasi (tidak persisten). Laba yang berfluktuasi akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang. Apalagi nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran kas masa depan,maka laba yang berfluktuasi cenderung untuk mengurangi hubungan antara laba dan return.
7
Dapat disimpulkan praktik akuntansi konservatif diduga akan mengurangi koefisien respons laba perusahaan. Penelitian meneliti pengaruh akuntansi konservatisme terhadap kualitas laba. Panman dan Zhang mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba sekarang untuk memprediksi laba masa depan. Panman dan Zhang (2002) menemukan perusahan yang menerapkan akuntansi konservatif dan pertumbuhan investasi yang berfluktuasi memiliki kualitas laba yang rendah. Penelitian ini meneliti koefisien respons laba perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatisme dan akuntansi yang lebih optimis. Praktik akuntasi yang berfluktuasi memiliki kualitas laba yang rendah. Penelitian ini meneliti koefisien respons laba perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatisme dan akuntansi yang lebih optimis. Praktik akuntansi konservatisme diduga secara tidak langsung mempengaruhi earnings response coefficient. Variabel selanjutnya ada profitabilitas, yang seperti sudah kita ketahui bahwa profitabilitas itu adalah cermin dari keuntungan perusahaan, kenapa profitabilitas ini juga termasuk elemen yang berpengaruh, ini disebabkan karena investor juga mengambil keputusan salah satunya dari bagus tidaknya profitabilitas sebua perusahaan selama tahun berjalan. Apabila profitabilitas ini dihubungkan dengan ERC maka dapat dikatakan bahwa jika profitabilitas perusahaan tinggi, laba yang dihasilkan perusahaan meningkat selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk menanamkan modalnya. Seperti yang disimpulkan oleh Kusumawardhani dan Nugroho
dalam
jurnalnya,
yang 8
menyatakan
bahwa
profitabilitas
mempengaruhi earnings response coefficient, baik secara simultan maupun parsial (Kusumawardhani dan Nugroho. 2010). Kemudian variabel ketiga, yaitu corporate social responsibility (CSR) yang dimana CSR ini merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham (shareholder), tapi juga kewajiban terhadap pihakpihak lain yang berkepentingan (stakeholder). CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan. (Dian dan Lidyah, 2011). Yang berarti juga perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap warga sekitar dan elemen masyarakt lain yang berada disekitar perusahaan itu berada baik aset maupun pusat kegiatan yang dimiliki oleh perusahaan. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder
yang
memunculkan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR). corporate social responsibility merupakan komitmen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya untuk senantiasa memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat sosial dan lingkungan. Penerapan corporate social responsibility oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan pengungkapan CSR (Corporate 9
Social Responsibility Disclosure) yang disosialisasikan ke publik dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Undang-undang telah mengatur pelaksanaan CSR dengan menerbitkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pengungkapan CSR juga telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 tentang pengungkapan dampak lingkungan. (Sari, 2012) Selain itu, pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat kinerja keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja entitas tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan. Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek sustantibility tentu akan mennerjemahkan prinsip sustantibility ke dalam strategi dan operasi perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaanperusahaan
dapat
menggunakan informasi CSR sebagai salah satu
keunggulan kompetitif perusahaan. (Cheng dan Christiawan, 2012) Beberapa peneliti menyampaikan pendapat yang berbeda-beda terhadap hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility dengan earning response coefficient. Antara lain Adisusilo dan Sudarsono (2011) mengatakan bahwa hasil penelitian empiris tentang pengaruh CSR disclosure terhadap ERC adalah signifikan dan negatif, yang berarti semakin tinggi CSR 10
maka akan semakin rendah nilai ERC. Sebaliknya, semakin rendah CSR maka akan semakin tinggi ERC (Adisusilo dan Sudarsono, 2010). Wulandari menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. Yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa investor lebih berorientasi pada kinerja jangka pendek, sedangkan CSR lebih berorientasi pada kinerja jangka panjang dan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan masih relatif sedikit. (Wulandari dan Wirajaya, 2014) Arifulsyahh berpendapat bahwa, jika tanpa variabel pengendali, CSR disclosure tidak terbukti berpengaruh terhadap ERC (Arifulsyah dkk, 2014). Rhowiyana menyatakan bahwa secara parsial CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. (Rhowiyana, 2011). Sayekti dan Wonndabio menyatakan bahwa CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC (Sayekti dan Wonndabio, 2007). Sukirman dan Meiden juga berpendapat sama (Sukirman dan Meiden, 2012). Begitu juga dengan Pradipta dan Purwaningsih (Pradipta dan Purwaningsih, 2012). Tetapi Cheng berpendapat bahwa abnormal return yang merupakan bagian dari konstanta ERC dipengaruhi positif oleh CSR (Cheng dan Christiawan, 2012). Ruang lingkup tanggung jawab sosial (CSR) antara lain: (a) Basic Responsibility, Tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan. Contohnya kewajiban membayar pajak, mentaati hukum, memenuhi standar pekerjaan,
dan
memuaskan
pemegang
saham
(b)
Organizational
Responsibility, tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yaitu karyawan, konsumen, pemegang saham dan masyarakat. 11
(c) Societal Responsibility, Tanggung jawab yang menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Penelitian ini penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusumawardhani dan Nugroho (2010); dan Tuwentina dan Wirama (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelunya adalah terdapat pada variabel independen, objek penelitian dan periode penelitiannya. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) adalah CSR dan ukuran perusahaan, dan profitabilitas. Sedangkan pada Tuwentina dan Wirama (2014) variabel independen yang diteliti hanya konservatisme akuntansi saja. Adapun variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan CSR 2. Objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013, sedangkan objek penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2006-2008. Serta pada Tuwentina dan Wirama (2014) objek data yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2012 Alasan penggunaan perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry sebagai objek penelitian ini karena jenis perusahaan tersebut memiliki hubungan langsung dengan masyarakat luas 12
(dapat mencakupi masyarakat dengan berbagai tingkat pendapatan). Yang menyebabkan nama perusahaan tersebut dikenal luas oleh masyarakat. Dari nama (brand) yang dikenal luas tersebut maka sektor industri ini harus berupaya dengan berbagai cara agar nama perusahaan mereka tetap disukai oleh masyarakat luas, yang dalam penelitian ini berarti dengan kegian social responsibility yang dilaporkan dalam kegiatan CSR perusahaan di laporan tahunan. Kemudian mengkaitkannya dengan tingkat laba perusahaan dan apa dampaknya terhadap kualitas laba (ERC) perusahaan tersebut, oleh karena itu dibuatlah penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan judul ”Analisis pengaruh Konservatisme Akuntansi, Corporate Social Responsibility Disclosure, dan Profitabilitas terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)” B. Perumusan Masalah: Berdasarkan latar belakang masalah tersebut saya merumuskan masalah topik ini sebagai berikut: 1. Apakah konservatisme akuntansi mempengaruhi earnings response coefficient secara signifikan?
13
2. Apakah corporate social responsibility disclosure mempengaruhi earnings response coefficient secara signifikan? 3. Apakah profitabilitas mempengaruhi earnings response coefficient secara signifikan? 4. Apakah
konservatisme
akuntansi,
corporate
social
responsibility
disclosure, dan profitabilitas mempengaruhi earnings response coefficient secara signifikan? C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang buat oleh penulis melakukan penelitian adalah: a. Menganalisis pengaruh konservatisme akuntansi, corporate social responsibility disclosure, dan profitabilitas terhadap koefisien respon laba. b. Menganalisis variabel independen yang paling dominan mempengaruhi ERC. 2. Manfaat penelitian. a. Kontribusi teoritis 1) Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. 2) Masyarakat sebagai sarana informasi pengetahuan akuntansi khususnya ERC dengan memberikan bukti empiris tentang
14
pengaruh
konservatisme
akuntansi,
CSR
disclosure,
dan
profitabilitas. 3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah pengetahuan tentang ERC diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang. b. Kontribusi praktis. Akuntan sebagai praktisi keuangan dapat memanfaatkannya dalam menyusun strategi perusahaan demi keberlanjutan dan tegaknya visi dan misi perusahaan.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Basis Teori a. Teori Sinyal Perusahaan yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal ini tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk karena perusahaan berkualitas buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news). Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka
menerapkan kebijakan akuntansi
konservatisme
yang
menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agen), pemilik
16
(prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Gao dan Wagenhover (2014) memperkuat konsep teori sinyal dalam konservatisme akuntansi,dalam fitur akuntansi konservatif: 1.
Meningkatkan kemungkinan mendapatkan sinyal yang kurang baik dibandingkan dengan sinyal yang baik dan, disaat yang sama, itu mengurangi ketepatan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan sinyal yang menguntungkan. Masing-masing fitur dapat berguna dalam situasi tertentu. Secara khusus, jika sistem akuntansi sangat tidak akurat, hanya mempengaruhi keputusan monitoring. Kami menemukan bahwa monitoring setelah sinyal yang kurang baik adalah lebih baik untuk selalu memantau atau monitoring setelah mengamati sinyal yang menguntungkan saja. Hasil ini menggunakan
fitur
yang
konservatisme
membuat
sinyal
yang
menguntungkan indikator yang sangat tepat bahwa manajer sebenarnya cocok. Oleh karena itu, pemantauan berikut sinyal yang menguntungkan tidak mengungkapkan banyak informasi tambahan, tapi tetap menimbulkan satu biaya pemantauan. Oleh karena itu, adalah lebih baik untuk memonitor pada mengamati sinyal yang tidak menguntungkan saja. Meningkatkan biaya monitoring, pemantauan pada sinyal yang kurang baik masih optimal. 2. Namun, sistem akuntansi yang optimal beralih menjadi agresif (nonkonservatif). Sejak pemantauan relatif mahal, sistem akuntansi agresif meningkatkan kesempatan untuk menemukan manajer yang tidak sesuai karena sinyal yang kurang baik menjadi lebih kecil kemungkinannya, tetapi 17
lebih tepat dalam jenis. Jika kenaikan biaya pemantauan lebih lanjut, monitoring menjadi tidak menguntungkan dan ditinggalkan. (Gao dan Wagenhover, 2014)
2. Konservatisme Akuntansi Konservatisme
adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidak pastian. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pemilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi. Praktik konservatisme bisa terjadi karena standar akuntansi yang berlaku di Indonesia memperbolehkan perusahaan untuk memilih salah satu metode
akuntansi dari kumpulan
metode yang diperbolehkan pada situasi yang sama. Misalnya, PSAK No.14 mengenai persediaan, PSAK No.17 mengenai akuntansi penyusutan dan PSAK No.20 mengenai biaya riset dan pengembangan. Akibat dari fleksibilitas dalam pemilihan metode akuntansi adalah terhadap angka-angka dalam laporan keuangan, baik laporan neraca maupun laba rugi. Di dalam usaha untuk menghubungkan laba dan return sekuritas, diasumsikan terdapat hubungan antara revisi ekspektasi laba oleh pasar dan aliran kas. Perubahan harga dalam merespon satu rupiah laba yang dihasilkan adalah satu rupiah laba ditambah dengan nilai sekarang dari revisi ekspektasi laba masa depan. Beberapa faktor yang diidentifikasi dalam studi sebelumnya meliputi 18
persentensi laba, daya prediksi laba, pertumbuhan dan struktur modal (Arna Suryani, 2012). Konservatisme merupakan salah satu prinsip yang digunakan dalam akuntansi. Konservatisme akuntansi menurut FASB adalah, reaksi bijaksana pada ketidakpastian yang mencoba untuk memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang ada dalam situasi bisnis memadai dipertimbangkan secara memadai (FASB, 2008). Tokoh yang terkenal dengan teori tentang konservatisme, Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan dan
pemerintah.
Selain
itu,
konservatisme
juga
menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement
terhadap laba pada periode-periode
berikutnya, sebagai akibat understatement
terhadap biaya pada periode
tersebut. Panman dan Zhang (2002) menjelaskan konservatisme akuntansi merupakan suatu pemilihan metode dan estimasi akuntansi yang menjaga nilai buku dari net assets relatif rendah. Mereka mencontohkan definisi tersebut dalam penggunaan metode pencatatan persediaan. Penggunaan 19
metode LIFO dalam menilai persediaan pada saat nilai persediaan meningkat adalah salah satu contoh penerapan akuntansi konservatisme. Metode LIFO dikatakan lebih konservatif karena metode ini mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah dibandingkan dengan FIFO dan average cost method pada saat nilai persediaan mengalami peningkatan. Konservatisme akuntansi tidak menjadi prinsip yang diatur dalam standar akuntansi internasional (IFRS). Hellman (2007) menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan akuntansi konvensional, IFRS fokus pada pencatatan yang lebih relevan sehingga menyebabkan ketergantungan yang semakin tinggi terhadap estimasi dan berbagai judgement. Dalam hal ini, kebijakan yang ditetapkan IASB (International Accounting Standard Board) tersebut menyebabkan semakin berkurangnya penekanan atas penerapan akuntansi konservatif secara konsisten. Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan melalui pernyataan “tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi mengantisipasi semua kerugian” (Bliss, 1924 dalam Watts, 2003a). Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003a). Yang dirasa paling tepat. Kebebasan memilih standar akuntansi dapat menghasilkan angka-angka yang berbeda dalam laporan keuangan yang pada 20
akhirnya akan menyebabkan laba yang cenderung konservatif. Beberapa metode dan estimasi akuntansi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang menyebabkan akuntansi konservatif dalam pelaporan keuangan adalah 1) PSAK No. 1 (Revisi 1998) tidak mengatur ketentuan mengenai taksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dalam penyajian laporan keuangan, padahal terdapat beberapa cara estimasi kerugian piutang; 2) PSAK No. 13 mengenai akuntansi untuk investasi, menyatakan bahwa biaya dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang, atau LIFO. Nilai pasar dapat ditentukan berdasarkan portofolio agregat, dalam total atau menurut urutan kategori investasi, atau investasi individual, secara konsisten; 3) PSAK No. 14 memberikan kebijakan kepada manajemen untuk menghitung biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP), rata-rata tertimbang, atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP); 4) PSAK No. 16 mengijinkan manajemen untuk mengestimasi masa manfaat suatu aktiva tetap didasarkan pertimbangan yang berasal dari pengalaman perusahaan ketika menggunakan aktiva serupa. Standar ini memungkinkan perusahaan untuk mengubah masa manfaat aktiva yang digunakan; 5) PSAK No. 17 mengijinkan manajemen memilih metode penyusutan untuk mengalokasikan jumlah aktiva yang bisa disusutkan dengan suatu dasar sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode yang digunakan dipilih berdasarkan pola yang diharapkan atas manfaat keekonomian dan secara 21
konsisten digunakan dari periode ke periode kecualiterdapat perubahan dalam pola yang diharapkan atas manfaat ekonomis aktiva tersebut; 6) PSAK No. 19 meminta manajemen untuk memilih metode amortisasi garis lurus untukaktiva tidak berwujud, kecuali jika suatu perusahaan mempunyai metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan. Periode amortisasi harus dapat dievaluasi oleh perusahaan secara teratur untuk menentukan apakah peristiwa dan kondisi selanjutnya menuntut perubahan taksiran masa manfaat yang telah ditentukan. Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan. Walaupun praktik akuntansi konservatif diperbolehkan tetapi praktik akuntansi konservatif tidaklah menganjurkan bahwa laporan keuangan haruslah secara sengaja disajikan terlalu rendah (understated). Pada saat diberikan bukti yang obyektif dan dapat diverifikasi tentang suatu transaksi yang material, prinsip pengukuran akuntansi harusdiikuti dan tidak ada upaya untuk secara sengaja menyajikan terlalu rendah (understated) suatu aktiva atau menyajikan terlalu tinggi (overstated) suatu kewajiban. Hanya jika terdapat ketidakpastian yang signifikan tentang nilai suatu transaksi saja barulah praktik akuntansi konservatif yang dipilih. Laba yang berfluktuasi memiliki daya prediksi yang lebih rendah daripada laba yang lebih stabil untuk prediksi aliran kas masa depan. Sehingga laba perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi konservatif
22
akan memiliki daya prediksi yang lebih rendah dari pada laba perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi yang lebih optimis. Prinsip akuntansi konservatif cenderung membuat laba lebih berfluktuasi (Zhang dan Panman, 2002). Laba yang berfluktuasi akan atau tidak persisten akan memiliki daya prediksi yang rendah. Penurunan daya prediksi laba dapat mengakibatkan informasi laba tahun berjalan menjadi kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan. Kemudian meningkatkan koefisien respons laba perusahaan. a. Perlunya melakukan konservatisme pada beberapa perusahaan di Indonesia (ex. IFRS) Seiring dengan globalisasi pasar keuangan internasional, konsep mengadopsi seperangkat pelaporan keuangan untuk mengembangkan laporan keuangan komparatif internasional telah menyebar luas. Penerapan IFRS ini adalah bentuk manifestasi atas keseragaman penyajian laporan keuangan secara global untuk meningkatkan keinformatifan dan komparasi dalam pelaporan keuangan. Penggunaan konservatisme akuntansi ini juga didukung oleh teori sinyal, karena dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang nyata daripada pihak luar. Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan dapat menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan, selain itu teori akuntansi positif juga 23
mendukung hal ini karena dasar dari teori akuntansi positif yang pada propsisi bahwa manajer, pemegang saham, dan regulator (politisi) adalah rasional dan mereka berusaha untuk memaksimalkan utility mereka yang secara langsung terkait dengan kompensasi dan kemakmuran mereka (Watts. 2003) Perbandingan Conceptual Framework Level 3 Recognition and Measurement Constraints antara Akuntansi Konvensional dan IFRS (Hellman, 2007). Conventional Accounting : 1. Cost benefit 2. Materiality 3. Industry practices 4. Conservatism IFRS: 1. Balance between benefit and cost 2. Timeliness 3. Balance between qualitative characteristics
Kebutuhan akan konservatisme sering terkait dengan pelaporan yang dapat diandalkan atas peristiwa masa lalu, yang menyiratkan penekanan pada backwardlooking, pengelolaan dan perilaku auditor. Seorang auditor tidaklah dituntut agar laporan keuangan menjadi terlalu konservatif. Tujuan standar akuntansi modern yang utama adalah berorientasi masa depan, yang bertujuan untuk membantu kepentingan investor dan pihak pengguna laporan keuangan lainnya dalam pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, konservatisme tidak lagi diatur 24
dalam prinsip akuntansi di bawah Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Laporan keuangan berdasarkan IFRS harus bersifat dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan dan sebanding, tetapi tanpa bias konservatif. Hal ini juga tercermin dalam metode akuntansi yang ditetapkan oleh Standar Akuntansi Internasional (IASB). Konservatisme didefinisikan sebagai 'kecenderungan akuntan untuk membutuhkan verifikasi pada tingkat yang lebih tinggi untuk keuntungan daripada kerugian. Definisi resmi Konservatisme dari FASB yakni 'reaksi kehati-hatian atas ketidakpastian untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian tersebut dan risiko yang melekat dipertimbangkan secara memadai. Namun dalam penerapan aturan IFRS tertentu, prinsip akuntansi konservatisme masih dipertahankan pada berbagai area meskipun dalam standar pelaporan
keuangan
internasional
(IFRS)
menyiratkan
bahwa
prinsip
konservatisme tidak lagi diterapkan. Ada beberapa contoh area yang prinsip konservatisme akuntansi kemungkinan masih dipertahankan, misalnya : 1. Kompensasi kerugian menyebabkan pengakuan piutang pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi. Kriteria probabilitas (kemungkinan) merupakan kriteria kualitatif yang bersifat subjektif dimana dengan adanya kriteria subjective judgement ini terbuka peluang untuk menerapkan konservatisme.
25
2.
Kapitalisasi biaya pengembangan. Salah satu syarat Aset tak berwujud yang timbul seperti biaya pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada proyek internal) diakui apabila memenuhi bagaimana aset tak berwujud tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan. Dalam sebuah perusahaan memperbarui estimasi mengenai arus kas masa depan dari biaya pengembangan yang dikapitalisasinya, mungkin ada "efek sementara" konservatisme yang mengarah pada penciptaan cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik kembali (reversed). Intinya, Prinsip "konservatisme" tetap ada dalam penerapan IFRS. Prinsip
konservatisme berdasarkan IFRS diterapkan dalam cara konservatisme sementara (perubahan estimasi akuntansi yang sementara seperti understated aset bersih melalui penciptaan cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik) daripada cara konservatisme konsisten (penilaian aset bersih yang terlalu rendah). Hal ini berarti penekanan yang lebih rendah dari konservatisme yang konsisten pada implementasi IFRS digantikan oleh penekanan pada konservatisme sementara yang lebih besar. Hal ini memiliki dampak bagi pengguna laporan keuangan karena efek penerapan prinsip konservatisme sementara (perkiraan akuntansi diubah) memiliki tingkat yang lebih kompleks pada pengukuran laba dibandingkan dengan aplikasi konservatisme konsisten. Ketika prinsip konservatisme diterapkan dalam cara sementara, perusahaan memperlakukan beberapa kegiatan secara konservatif (itemitem yang tidak memenuhi persyaratan kriteria pengakuan atau probabilitas lain), sementara yang lain akan diperhitungkan sesuai dengan IFRS. (item-item yang 26
memenuhi persyaratan probabilitas dan kriteria pengakuan lainnya). Perlakuan prinsip akuntansi campuran ini juga akan memiliki dampak bagi pengguna laporan keuangan. (Hellman, Dr. Niclas, 2007.)
3. Coporate Social Responsibility Disclosure. Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham (shareholder), tapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan. (Dian dan Lidyah, 2011) Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Selain itu terdapat beberapa definisi yang berpengaruh diantaranya : Versi WBCSD (World Business Council for Sustainable Development) :
27
“The continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of work life of workforce and their families as well as of the local community and social large”, Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnisyang berkelanjutan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerjakaryawan dan kerja mereka dan komunitas lokal dan masyarakat yang luas.
Pengertian CSR versi Bank Dunia (World Bank): "CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic
development
working
with
employees
and
their
representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development". Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilannya, kominitas lokal dan masyarakat yang luas untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui jalan bisnis dan perkembangan yang baik. Dalam pengaturan CSR, salah satu bisa berpendapat ada informasi ketidakpastian tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang kurang bertanggung jawab secara sosial karena kesulitan memperkirakan bagaimana konflik 28
pribadi-sosial akan terwujud dalam laba masa depan. Jika hal ini terjadi, pertanyaan muncul atas asimetri informasi. Dengan asumsi manajer memiliki informasi yang bisa membantu pengambil keputusan eksternal dalam menilai jenis ketidakpastian, ada implikasi untuk setter standar dan regulator mengenai pengungkapan sosial dan lingkungan. Daerah penelitian sangat penting sekarang karena CSR telah menjadi bagian integral dari strategi perusahaan. (Holbrook, 2012) Di Indonesia sendiri, CSR merupakan serangkaian kegiatan pameran, seminar, diskusi, social event yang berkaitan dengan berbagai upaya tanggung jawab sosial korporat kepada masyarakat dan lingkungan yang bertujuan sebagai ajang penyebarluasan informasi mengenai prestasi dan kinerja korporasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi tersebut elemenelemen CSR dapat dirangkum sebagai aktivitas perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial tanpa mengesampingkan ekspektasi para pemegang saham (menghasilkan profit). Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan menurut ISO 26000 meliputi: a. Kepatuhan terhadap hukum b. Menghormati instrumen/badan-badan Internasional c. Menghormati stakeholders dan kepentingannya 29
d. Akuntabilitas e. Transparansi f. Perilaku yang beretika g. Melakukan tindakan pencegahan h. Menghormati dasar-dasar HAM Perusahaan
selain
menerapkan
CSR
juga
perlu
melakukan
pengungkapan (disclosure) atas aktivitas CSR yang dilakukan kepada stakeholder. Penerapan CSR adalah suatu perbuatan perusahaan untuk menerapkan kegiatan CSR, sedangkan pengungkapan menurut Ermayanti (2009) merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan secara teknis merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statemen keuangan. Teorinya di Indonesia ini ada dua macam tipe pengungkapan dalam laporan keuangan (financial report) dan laporan tahunan (annual report).: 1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yaitu pengungkapan bagianbagian dalam laporan keuangan yang diwajibkan oleh BAPEPAM-LK melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep38/PM/1996 kemudian direvisi dalam Peraturan Bapepam No. KEP134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 dan Ikatan Akuntan Indonesia. Kedua; pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan publik sebagai tambahan pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Pengungkapan sukarela yang termasuk dalam kategori ini adalah pengungkapan tambahan terkait 30
informasi keuangan perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan; 2. Pengungkapan sukarela perusahaan ini sering kali diungkapkan dalam bentuk laporan tahunan (annual report) walaupun sekarang ini cukup banyak pula perusahaan yang menerbitkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang terpisah dari laporan tahunan (annual report) dalam bentuk Laporan Keberlanjutan (sustainability reporting). Informasi keuangan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial di perusahaan kiranya harus diberi pengungkapan secara memadai selain pengungkapan minimum yang diwajibkan agar dapat dipahami oleh para pengguna. Oleh karena itu dalam upaya menarik minat konsumen dan membentuk public image yang optimal, perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan yang minimal sama dengan pesaingnya atau bahkan melebihi pengungkapan yang pernah dibuat oleh perusahaan pesaing sebelumnya. Tuntutan ini datang dari semakin tingginya tekanan dan tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Tekanan tersebut berasal dari dorongan untuk mengurangi resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam usahanya menampilkan diri sebagai perusahaan yang berkualitas. Kompetisi yang ketat tersebut menuntut adanya pengungkapan dan pertukaran informasi yang memadai. (Kartadjumena, 2010). Dan juga Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para 31
stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif antara corporate social responsibility dan corporate financial performance (CFP). (Murwaningsari, 2010) Saat ini perusahaan go public terutama di Indonesia sudah banyak yang mulai mempublikasikan kegiatan CSR mereka, karena usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dimata masyarakat. Hasil lain mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Laporan Keuangan merupakan media manajemen perusahaan dalam memberikan info untuk organisasi kesehatan dunia pengguna memiliki minat dalam perusahaan dan sebagai media untuk tanggung jawab kepada masyarakat umum. Laporan ekonomi dapat meningkatkan kepercayaan kapitalis. Investor ingin info untuk diversivy portofilio mereka dan kombinasi investasi sesuai preferensi mereka. korporasi yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat umum memiliki tanggung jawab lebih besar daripada perusahaan yang minim hubungannya dengan masyarakat umum. pengungkapan info / 32
data / pengetahuan masing-masing info akuntansi dan informasi akuntansi non-informasi yang tertarik kapitalis kadang-kadang dijelaskan keuntungan dan pangsa layak sebagai akibat dari itu menggambarkan kinerja perusahaan. (Abolfazl et al, 2013) Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab sosial yang diresmikan November 2011, CSR adalah Tanggung jawab sebuah organisasi
terhadap
dampak
dari
keputusan-keputusan
dan
kegiatankegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan normanorma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Perusahaan selain berorientasi terhadap laba, perusahaan juga bertanggungjawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain: meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan
citra
perusahaan,
menurunkan
biaya
operasi,
dan
meningkatkan daya tarik perusahaan dimata para investor dan analisis keuangan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga 33
turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi pertanggung jawaban sosial yang mengkomunikasikan informasi sosial kepada stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib (mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan bahwa: Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengansumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. Jika Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial
akan
dikenai
sanksi
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan.Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary). 34
Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep sustainability development. Dalam sustainability report digunakan metode triple bottom line, yang tidak hanyamelaporan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan darisudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan ini merupakan akibatdari adanya 3 dampak operasi perusahaan menyebutkan
yaitu
ekonomi,
sosial
bahwa,perusahaan
danlingkungan.
harus
GRI Guidelines
menjelaskandampak
aktivitas
perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial padabagian standard disclosures. Yang kemudian ketiga dimensi tersebut diperluas menjadi 6dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia,masyarakat, dan tanggung jawab produk. Disamping itu, pihak perusahaan harus bersikap terbuka dan jujur dalam penyampaian informasi akurat atau pelaporan mengenai program pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) kepada stakeholder-nya. Dalam
menjalankan
tanggung
jawab
sosialnya,
perusahaan
memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan mengembangkan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah. Dengan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi 35
terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana. Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana. Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas serta pembuatan-pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar di sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, dan penguatan ekonomi
lokal. Dengan
menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan ekonomi-bisnis kepada perusahaan yang bersangkutan. CSR tidaklah harus dipandang sebagai tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha. (Pradipta dan Purwaningsih, 2011)
36
4. Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian investasi perusahaan. ROA merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari aset. Semakin besar hasil ROA maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih. ROA menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROA menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan, maka 37
secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. (Herminingsih, 2013) Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio ini menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen, karenanya hal ini akan sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan. 5. Earning Response Coefficient Koefisien respon laba adalah reaksi CAR terhadap laba yang diumumkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya koefisien respon laba tergantung dari good news atau bad news yang terkandung dalam laba. Koefisien respon laba digunakan untuk mengindikasikan atau menjelaskan perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba yang diumumkan oleh perusahaan. Koefisien respon laba merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara pengukuran harga saham dan laba akuntansi. (Chudri et al, 2013) Perusahaan harus mengurangi risiko investasi untuk mengurangi biaya modal mereka dan meningkatkan pemegang saham kekayaan. Risiko informasi merupakan komponen dari risiko investasi di sebuah perusahaan. Investor percaya ketika akurasi dan kualitas informasi yang diberikan tinggi, 38
risiko informasi akan berkurang. manajer perusahaan harus memperhatikan kualitas informasi yang diberikan (Keyhan dan Mohsen, 2015).
B. Penelitian-penelitian terdahulu Penelitian mengenai ERC dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan memberikan masukan serta kontribusi terhadap penelitian ini dalam menguji hubungan antara ERC dengan konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan CSR. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan ERC serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
39
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya No.
1.
Peneliti
Judul
(Tahun)
Penelitian
Suryani, Arna, 2012
Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Koefisien Respon Laba.
Metode Penelitian Persamaan Variabel konservatisme akuntansi dan earnings response coefficient.
Berlanjut ke halaman berikutnya 40
Hasil
Perbedaan Sampel penelitian perusahaan manufaktur di BEI tahun 2005-2010.
ERC perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif lebih rendah daripada perusahaan tidak menerapkan akuntansi konservatif. Penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berfluktuasi dan prediktibilitas laba rendah. Laba yang memiliki daya prediksi rendah kurang bermanfat dalam memprediksi laba masa depan sehingga ERC yang dihasilkan akan rendah (Lipe, 1990).
Tabel 2.1. (Lanjutan) Penelitian Terdahulu. No.
2.
Peneliti
Judul
(Tahun)
Penelitian
Persamaan
Corporate Social Responsibility Disclosure, Karakteristik Perusahaan Dan Pengaruhnya Terhadap Earnings Response Coefficient.
Variabel Corporate Social Responsibility dan Earnings Response Coefficient
Budi Pranowo, Ega; Pasaribu, Hiras. (2013)
Metode Penelitian
Berlanjut ke halaman berikutnya
41
Hasil
Perbedaan Variabel Karakteristik Perusahaan.
Berdasarkan pengujian terhadap variabel Corporate Social Responsibility diketahui nilai koefisien Sampel penelitian regresi sebesar -0,130 dan perusahaan probabilitas sebesar manufaktur di BEI 0,000<0,05. Dengan tahun 2009-2011. demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan Corporate Social Responsibility terhadap ERC dapat didukung. Hal ini konsisten dengan penelitian Sayekti dan Wondabio (2007) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh negatif tehadap ERC.
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No.
3.
Peneliti
Judul
(Tahun)
Penelitian
Persamaan
Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta
Variabel profitabilitas dan earnings response coefficient.
Arfan, Muhammad; Antasari, Ira (2008).
Metode Penelitian
Berlanjut ke halaman berikutnya
42
Hasil
Perbedaan Variabel ukuran dan pertumbuhan perusahaan Sampel penelitian perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003-2005.
Secara simultan kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, debt covenant dan growth opportunities berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Secara parsial kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan debt covenant dan growth opportunities tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No.
4.
5.
Peneliti
Judul
(Tahun)
Penelitian
Kusumaward hani, Indra; Joko Setiyo Nugroho (2010).
Pengaruh Corporate Social Responsibility, Size,Dan Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient
Hamid dan San (2013)
The Impact of Audit Quality on Accounting Conservatism in Financial Reporting of Malaysian Listed Companies.
Metode Penelitian Persamaan
Perbedaan
Variabel Growth Opportunities dan konservatisme akuntansi.
Variabel Risiko Litigasi dan Tingkat Kesulitan Keuangan.
Alat uji statistik analisis regresi berganda.
Sampel penelitian perusahaan food and beverages di BEI tahun 20102012.
Variabel accounting conservatism.
Variabel audit quality.
43
Hasil
Sampel penelitian perusahaan terdafatar di Pemerintah dan Bursa Malaysia tahun 2006-2009.
1) Pengungkapan Corporate Social Responsibility, ukuran perusahaan (size), dan profi tabilitasperusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC). 2) Pengungkapan corporate social responsibility, ukuran perusahaan (size), dan profitabilitas perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC). Menemukan bahwa tidak ada tingkat yang dapat diterima pada peningkatan konservatisme akuntansi dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan Malaysia yang terdaftar.
C. Kerangka Teoritis Gambar 2.1 Kerangka Teoritis Basis Teori: Teori Sinyal dan teori konservatisme akuntansi
Pengoptimalan dalam Pengungkapan Laporan Keuangan, agar dapat menunjukkan laporan yang lengkap dan sesuai
Variabel independen: Variabel dependen:
Konservatisme Akuntansi
Earnings Response Coefficient
Profitabilitas Corporate Social Responsibility
Model: Analisis Regresi Linear
Uji Asumsi Klasik
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan dan saran 44
D. Keterkaitan Antarvariabel dan Perumusan Hipotesis 1. Konservatisme akuntansi dengan ERC Arna dan Suryani (2012) meneliti antara konservatisme akuntansi dengan ERC pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada tahun 2005 sampai dengan 2010. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa tingkat konservatisme akuntansi berpengaruh positif terhadap ERC. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ranjbar et al (2014) pada 160 perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Lain halnya dengan penelitian Diantimala (2008) yang meneliti pengaruh akuntansi konservatif, ukuran perusahaan, dan default risk terhadap koefisien respon laba (ERC). Penelitian ini memperoleh hasil bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh negatif terhadap ERC yang dilakukan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2005-2007. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Suaryana (2006) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 1999 sampai dengan 2005. Penggunaan prinsip akuntansi konservatif, rugi dan beban akan dicatat pada saat terjadinya, sedangkan pendapatan dan keuntungan akan dicatat pada saat terealisasi. Penerapan prinsip akuntansi konservatif terlihat pada penilaian biaya pokok persediaan. Apabila terjadi penurunan persediaan maka persediaan akan dinilai sebesar harga pasarnya, dan nilai 45
persediaan akan diakui sebagai bagian dari biaya pokok penjualan dalam periode berjalan. Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003a). H1: Pengaruh Konservatisme Akuntansi positif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) 2. CSR disclosure dengan ERC Arifulsyah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul, pegaruh corporate social responsibility disclosure terhadap earning response coefficient pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012. Bahwa bila tanpa variabel pengendali, CSR disclosure tidak memiliki pengaruh terhadap ERC. Sebaliknya Holbrook (2013) dengan penelitiannya yang berjudul corporate social responsibility and earnings response coefficient, dengan data untuk pengujian hipotesis berasal dari empat database. Compustat, CRSP, dan I / B / E / S yang digunakan untuk ukuran akuntansi, langkahlangkah pasar, dan langkah-langkah perkiraan analis, sebagai data. Dan database KLD STATS sebagai sumber informasi CSR periode dari tahun 1991 sampai dengan 2006. Menunjukkan bahwa analisis empiris 46
memberikan bukti bahwa CSR, setidaknya beberapa aspek dari CSR disclosure, mempengaruhi tanggapan pasar terhadap unexpected earnings. Kemudian Pranowo dan Pasaribu (2013) dengan meneliti corporate social responsibility disclosure, karakteristik perusahaan dan pengaruhnya terhadap earning response coefficient pada 33 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2002 sampai dengan 2008 menunjukkan bahwa Pengungkapan corporate social responsibility, ukuran perusahaan, dan kepemilikan Institusional perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap ERC perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). H2: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Earning Response Coefficient. 3. Profitabilitas dengan ERC Arfan dan Antasari (2008) meneliti pengaruh ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba pada perusahaan sektor manufaktur yang yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas berpengaruh positif secara simultan terhadap koefisien respon laba. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Naimah dan Utama (2006) yang mana mereka berkesimpulan bahwa rasio laba terhadap nilai buku ekuitas yang tinggi merupakan indikator keberhasilan perusahaan dalam menjalankan operasi saat ini. 47
Kemudian dalam penelitan yang dilakukan oleh Gaol (2014) yang meneliti pengaruh asimetri informasi, leverage, kualitas akrual, dan profitabilitas terhadap kualitas laba (yang dinyatakan dalam ERC) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2011 dinyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap ERC karena perusahaan yang profitabilitas adalah cermin dari kemampuan perolehan laba perusahaan, yang berarti jika profitabilitas suatu perusahaan baik berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan memperoleh laba yang baik pula. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Reyhan (2014 yang meneliti pengaruh
komite
audit,
asimetri
informasi,
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan laba dan kualitas laba ( yang dinyatakan dalam ERC) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 sampai dengan 2010, yaitu profitabilitas memiliki pengaruh terhadap ERC. H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC).
48
4. Konservatisme akuntansi, CSR, dan profitabilitas, dengan ERC. Diantimala (2008) yang meneliti konservatisme akuntansi, size perusahaan, dan default risk pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2005-2007 berpengaruh secara simultan terhadap earning response coefficient. Antasari dan Arfan (2008) dengan penelitiannya pengaruh ukuran, pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada periode 2003-2005 berpengaruh secara simultan terhadap earning response coefficient. Pranowo dan Pasaribu (2013) dengan meneliti corporate social responsibility disclosure,
karakteristik perusahaan dan pengaruhnya
terhadap earning response coefficient pada 33 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2002 sampai dengan 2008 menunjukkan bahwa Pengungkapan corporate social responsibility, ukuran perusahaan, dan kepemilikan Institusional perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap ERC perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). H4 : Konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan CSR disclosure berpengaruh secara simultan terhadap earning response coefficient.
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan
untuk
menjelaskan
pengaruh
variabel
independen,
yaitu
Konservatisme Akuntansi, Corporate Social Responsibility, dan Profitabilitas terhadap variabel dependen, yaitu Earnings Response Coefficient (ERC) . Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang listing di BEI pada tahun 2010 – 2014. B. Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2010. 2. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan secara lengkap yang dinyatakan dalam mata uang rupiah selama periode 2010-2014. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang konsisten melaporkan laporan segmen operasi dalam laporan tahunan. 50
3. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang tidak mengalami kerugian pada periode 2010-2014 4. Tidak memiliki nilai negatif pada book to market value. C. Metode pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan cara men-download laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat website www.idx.co.id. Selain itu peneliti juga menggunakan data sekunder lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mengguanakan perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, 51
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2006). Jadi dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities, ukuran perusahaan dan konservatisme akuntansi. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160). Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan 52
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013:161). Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan di atas a > 0,05 berarti regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:165). b. Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah sama dengan nol. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Kedua 53
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance = 0,10 atau sama dengan nilai VIF = 10 (Ghozali, 2013:106). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Pada penelitian ini, uji autokorelasi menggunakan uji Runs test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari signifikansi 0,05. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Dalam penelitian ini, asumsi heteroskedastisitas akan diuji menggunakan analisis grafik
54
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Selain menggunakan analisis grafik scatterplot untuk membuktikan lebih lanjut apakah terdapat heteroskedastisitas pada model regresi maka dapat di uji juga dengan menggunakan glejser (Ghozali, 2013:142). Nilai signifikan masing-masing variabel pada uji glejser harus memiliki tingkat signifikansi lebih dari 5%. 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai Koefisien determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data
55
runtun (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013:97). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013:97). 4. Uji Hipotesis a) Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. (Ghozali, 2013:98). Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. b) Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:101). Jika probabilitas t lebih kecil dari 56
0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
E. Operasionalisasi variabel Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Earning Response Coefficient Variabel dependen dalam penelitian ini adalah koefisien respon laba. Koefisien respon laba biasa digunakan para ahli untuk menilai kualitas laba atau tingkat berharganya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan. Koefisien respon laba adalah ukuran besaran return abnormal suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba kejutan (unexpected earnings) (Riyatno, 2007). Untuk menghitung besarnya koefisien respon laba menggunakan model data time series dan diperlukan beberapa tahap perhitungan. Berikut ini operasionalisasi komponen atau unsur yang diperlukan unuk menghitun variabel ERC tersebut: Laba kejutan (unexpected earnings) adalah perbedaan antara laba per lembar saham pada periode penelitian dan laba per lembar saham pada periode sebelumnya. Laba kejutan dihitung dengan menggunakan rumus:
(sumber: Riyatno, 2007) 57
Keterangan: UE
= Laba kejutan perusahaan i pada periode t
EPSit
= Laba per lembar saham perusahaan I pada periode t
EPSit-1
= Laba per lembar saham perusahaan I pada periode t-1
Pit-1
= Harga penutupan saham pada akhir tahun t-1
Lalu menghitung AR menggunakan rumus:
ARit = Rit - Rmt Keterangan : ARit
: Abnormal Return untuk perusahaan i pada pada hari ke t
Rit
: Return harian saham perusahaan i pada hari t
RMt
: Return indeks pasar pada hari ke t
Lalu selanjutnya menghitung CAR sesuai yang digunakan oleh Diantimala (2008) dan Tuwentina (2014), yang dirumuskan:
CARit = CAR (-3, +3) = ΣARit (-3, +3)
Cumulative abnormal return (CAR) adalah periode akumulasi return 3 hari setelah dan 3 hari sebelum tanggal upload laporan keuangan yang telah diaudit. Kemudian ERC dihitung dengan persamaan regresi sebagai berikut atas data tiap-tiap perusahaan: 58
CARit = α0 + α1 UEit + ε Sumber: Tuwentina (2014)
Keterangan: CARit = CAR perusahaan yang diperoleh dari akumulasi AR pada interval dari hari t-3 hingga t+3 UEit = Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t α0 = konstanta α1 = ERC ε
= eror
2. Konservatisme Akuntansi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Hamid dan San (2013), dalam penelitian ini pengukuran konservatisme dilakukan dengan menggunakan pengukuran book to market ratio (BTMR) dari hasil bagi jumlah ekuitas dengan harga jumlah saham beredar. Skala data variabel ini adalah: Book to market ratio = 3. Corporate Social Responsibility Disclosure Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan CSR. Pengungkapan CSR Index (CSRI) merupakan rasio antara total skor yang diberikan kepada sebuah perusahaan dengan skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh perusahaan 59
tersebut. Dalam menentukan indeks pengungkapan digunakan teknik tabulasi berdasarkan daftar checklist CSR disclosure. Checklist merupakan pengukuran yang biasa digunakan untuk mengetahui kelengkapan informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangannya. Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan CSR perusahaan dalam tujuh kategori yaitu lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Total item CSR adalah 79 Untuk acuan total item CSR dalam penelitian ini adalah dari standar yang dikeluarkan oleh GRI. Penelitian tersebut mengungkapkan ada 79 item CSR dalam perusahaan (Fariba, 2013). 4. Profitabilitas Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA). ROA adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktiva untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total (Kusumawardhani dan Nugroho, 2010). Rasio ini merupakan rasio yang terpenting untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan. Return on Asset merupakan ukuran efektivitas
perusahaan
didalam
menghasilkan
keuntungan
dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:
60
b. Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan teknik regresi linier berganda, uji asumsi klasik, dan uji t untuk mengetahui apakah variabel independen pengungkapan CSR, ukuran perusahaan dan profitabilitas mempengaruhi ERC. Model penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Uji Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh yang dihasilkan dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi ini juga digunakan untuk mengestimasi rata-rata nilai populasi atau nilai dari rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independennya. Pada analisis ini juga dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang digunakan, serta menunjukkan arah hubungan antar variabel tersebut. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini telah dirumuskan sebagai berikut : ERC = α + β1KNSV + β2KOM + β3DKOMA + β4DKUA + Ɛ
Keterangan : ERC
= Earnings Response Coefficient
KNSV
= Konservatisme Akuntansi
KOM
= Komposisi Dewan Komisaris 61
DKOMA
= Komite Audit
DKUA
= Kualitas Audit
α
= Konstansta
β1,2,3,4,
= Koefisien variabel
Ɛ
= Error
1. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel inependen yangnilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: a.
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabelvariabel
independen
banyak
yang
tidak
signifikan
mempengaruhi variabcl depcnden. b.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabei independen. Jika antar variabcl independen ada korelasj yang cukup 62
tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hai ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. c.
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan sctiap variabel independcn manakah yang
dijelaskan
olch
variabel
independen
lainnya.
Dalampcngcrtian scdcrhana setiap variabcl independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregrcs tcrhadap variabel
independen
lainnya.
Tolerance
mcngukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya
multikolonieritas
adalah
nilai
Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Penelitian harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai missal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat koloneritas 0.95. Walaupun multikoloneritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih 63
tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi. d.
b) UjiAutokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karcna observasi berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dan satu observasi ke observasi lainnva. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena "gangguan" pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi "gangguan" pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang tcrjadi karena "gangguan" pada observasi yang berbeda berasal dari individu.kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendetckasi ada atau tidaknya autokorelasi.
64
a. Uji Durbin – Watson (D-W test) Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA: ada autokorelasi (r ≠ 0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
Hipotesis nol Keputusan
Jika
Tdk ada autokoreiasi positif
Tolak
0
Tdk ada autokoreiasi positif
No desicison
dl
Tdk ada korelasi negatif
Tolak
4 -dl < d < 4
Tdk ada korelasi negatif
No desicison
4-du
Tdk ada autokoreiasi positif atau negatif
Tdk ditolak
du < d < 4 - du
65
b. Uji Lagrange Multiplier (LM test) Uji autokorelasi dengan LM test terutama digunakan untuk sample besar di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sample yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji LM akan menghasilkan s t a t i s t i k Breuseh-Godfrey. Pengujian Breuseh -Godfrey (BG test; d i l a k u k a n d e n g a n meregress v a r i a b e l pengganggu (residual) ut m c n g g u n a k a n autogresive model dengan orde p: Ut = p1 Ut-1 + p2Ut-2 + ........... + ppUt-p + εt Dengan hipotesis nol (HO) adalah p1 = p2 = ......
= pp = 0,
dimana koefisien autogresive secara simultan sama dengan nol, menunjukkan bahwa tidak. terdapat autokorelasi pada setiap orde. Secara manual, jika ( n - p )* R2 atau C2 hitung lebih besar dari C2 label, kita dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model.
c) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalarn model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain 66
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak tetjadi Heteroskesdatisitas. Kebanyakan
data
crossection
mengandung
situasi
heteroskesdatisitas karcna data ini mcnghimpun data yang mewakili bebagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:
1) Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas
dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertcntu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X
adalah
residual
(Y
prediksi
-
Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis: i.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
67
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. ii.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d) Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 2) Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat nomalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun dcmikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot 68
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residualnoim maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
3) Uji Linearitas Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi cmpiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model cmpiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. a) Uji Durbin Watson Uji ini biasanya dilakukan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi. b) Ramsey Test Uji ini dikembangkan oleh Ramsey tahun 1969. Ramsey menyarankan suatu uji yang disebut general test of spesification atau RESET. Untuk melakukan uji ini kita harus membuat suatu asumsi atau keyakinan bahwa fungsi 69
yang benar adaiah fungsi linear. Uji ini bertujuan untuk menghasilkan F-hitung. 6. Uji t untuk menguji rata-rata populasi, saya menggunakan uji t karena besaran standar deviasi populasi tidak diketahui. untuk menemukan nilai dari statistik pengujian, kita menggunakan distribusi t yaitu: =
− μ
√
dengan n-1 derajat kebebasan, dimana: = rata-rata sampel. µ = rata-rata pupulasi yang dihipotesiskan. s = standar deviasi sampel. n = jumlah pengamatan dalam sampel tersebut
70
E. Ringkasan Operasional Variabel Tabel 2.2. Ringkasan Operasional Variabel. Variabel Definisi Indikator Konservatisme Akuntansi (X1)
CSR disclosure (X2)
Profitabilitas (X3)
Reaksi yang hati-hati terhadap laporan keuangan menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan.
Equity Book / (Issued Shares x Price Shares)
Mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Profitabilitas adalah kemampuan emiten untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Berlanjut ke halaman selanjutnya.
71
ℎ 79
Skala Pengukuran
Rasio
Rasio
Rasio
Tabel 2.2 (lanjutan) ringkasan operasional variabel Variabel
ERC (Y)
Definisi
Indikator
Pengukuran terhadap tingkat return pasar sekuritas yang tidak normal dalam menanggapi komponen tak terduga dari laba yang dilaporkan dari perusahaan yang mengeluarkan sekuritas
72
CARit = α0 + α1 UEit + ε
Skala Pengukuran Pengaruh antara Cumulative Abnormal Return (CAR) dengan Unexpected Earning (UE)
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2010 – 2014. Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang yang memproses barang mentah menjadi barang jadi. Consume goods memiliki lima sub sektor, adapun kelima sub sektor tersebut terdiri dari: farmasi, kosmetik dan keperluan rumah tangga, makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, dan rokok. Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2010 dan selama periode penelitian tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Industri consumer goods dipilih karena memiliki tingkat earnings per share yang tinggi dan stabil dibandingkan dengan sub sektor perusahaan manufaktur lainnya. Earnings per share ini nantinya akan digunakan sebagai data untuk menghitung salah satu variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh konservatisme, profitabilitas, dan corporate social responsibility (CSR), terhadap earnings response coefficient (ERC) perusahaan sub sektor consumer goods yang ada.
73
Alasan penggunaan data lima tahun mulai tahun 2010-2014 adalah karena tahun 2010-2014 merupakan rentan waktu yang cukup untuk melihat data perusahaan yang dapat memberikan gambaran mengenai corporate social responsibility (CSR) yang memiliki tingkat perbedaan yang tidak jauh berbeda setiap tahunnya. Selain itu pada tahun 2010-2014 juga dianggap cukup up to date sehingga laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan lebih terjamin isi yang ada di dalamnya. Namun dalam analisis statistik, peneliti menggunakan data enam tahun (2009-2014) karena ada beberapa variabel yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1), yaitu cumulaitve abnormal return yang nantinya akan digunakan untuk menghitung variabel earnings response coefficient yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga untuk data tahun 2009 tidak dimasukkan dalam analisis statistik karena hanya untuk melengkapi data tahun 2010. Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2010-2014 Jumlah perusahaan non consumer goods Perusahaan consumer goods yang delisting selama tahun 2010-2014 Jumlah perusahaan sampel Tahun pengamatan Jumlah sampel total selama periode pengamatan Sumber: Annual report perusahaan yang diolah
74
142 (104) (24) 13 5 65
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014 berjumlah 142 perusahaan. Dari 142 perusahaan manufaktur sebanyak 104 perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods, dan 24 perusahaan diantaranya mengalami delisting atau keluar dari Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga pada akhirnya total perusahaan consumer goods yang bisa digunakan sebagai sampel adalah sebanyak 13 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 65 pengamatan. 2.
Deskripsi Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
75
Tabel 4.2 Sampel Penelitian NO
KODE
EMITEN
ADES Akasha Wira International Tbk 1 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 2 DLTA Delta Djakarta Tbk. 3 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk. 4 GGRM Gudang Garam Tbk. 5 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 6 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 7 KAEF Kimia Farma Tbk. 8 KLBF Kalbe Farma Tbk. 9 MLBI Multi Bintang Indonesiatbk. 10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. 11 SKLT Sekar Laut Tbk. 12 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 13 JUMLAH 13 AKUMULASI 65 Sumber: Data diolah B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (konservatisme, komposisi dewan komisaris, komite audit, dan kualitas audit) terhadap variabel dependen yaitu Earnings Response Coefficient.
1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 65 data observasi yang berasal dari perkalian periode penelitian (5 tahun; dari tahun 2010 sampai tahun 2014) dengan jumlah perusahaan sampel (13 perusahaan). 76
Tabel 4.3 Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Deviation
KA
65
.02
1.53
24.00
.3692
.40441
PRO
65
.02
.72
12.79
.1967
.15441
CSR
65
.18
.47
19.55
.3008
.06882
ERC
65
-.96
2.23
2.58
.0396
.50571
Valid N (listwise)
65
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap konservatisme akuntansi (KA) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,20 dan nilai maksimum sebesar 1,53 dengan rata-rata sebesar 0.3692 dan standar deviasi 0,40441. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap Profitabilitas (PRO) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,20 dan nilai maksimum sebesar 0.72 dengan standar deviasi sebesar 0,15441. Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap corporate social responsibility (CSR) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,18 dan nilai maksimum sebesar 0,47 dengan standar deviasi sebesar 0,06882. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap earnings response coefficient (ERC) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,96 dan nilai maksimum sebesar 2,23 dan rata-rata sebesar -0,0396 dengan standar deviasi sebesar 0,50571.
77
2. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik pada penelitian ini terdiri atas uji multikolinearitas, uji autokorelas, dan uji heterokedastisitas. Variabel independen yang digunakan adalah konservatisme akuntansi, komposisi dewan komisaris, komite audit dan kualitas audit sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah earnings response coefficient. Uji asumsi klasik telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut: a)
Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik ada model yang tidak mengandung multikolinearitas (Ghozali, 2013:105). Uji multikolinearitas dapat dilihat dari besaran nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji multikolinearitas.
78
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Model
Collinearity Statistics Tolerance
(Constant) KA
.638
PRO
.623
CSR
.970
1
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat
diketahui
bahwa
hasil
uji
multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance tiap variabel adalah KA 0,638; PRO 0,623; CSR 0,623. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolonieritas dalam model regresi yang digunakan. b) Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.
79
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
Durbin-Watson
1
1.874
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, PRO b. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dengan n= 65 dan k= 3, dapat diketahui nilai batas atas dan batas bawah dari nilai durbin-watson dengan nilai du adalah 1,7 dan nilai 4-du adalah 2,3 dan nilai dw berdasarkan tabel adalah 1,874 sehingga du < dw < 4-du atau 1,7 < 1,874 < 2,3 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah autokorelasi. c) Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah sebuah data berdistribusi secara normal. Untuk mendeteksi normal tidaknya sebuah data berdistribusi bisa dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut ini.
80
Tabel 4.6 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 65
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean
.0000000
Std. Deviation Absolute
.46387305
Positive
.164
.164
Negative
-.086
Kolmogorov-Smirnov Z
1.321
Asymp. Sig. (2-tailed)
.061
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji sebesar 0.061 yang mana lebih besar dari 0.05 (Ghozali, 2006). Yang berarti bahwa data berdistribusi secara normal, sehingga layak dipakai sebagai pengujian terhadap variabel dependen earning response coefficient (ERC).
81
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji Park
Model
t
(Constant)
-.899
KA
.586
PRO
.203
CSR
-.129
1
a. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan hasil uji park diatas setelah dibandingkan dengan nilai t tabel pada df – 2 dengan 2 ujung dengan batas 2,201 (dengan hasil uji 0.586, 0.203, -0.129) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada data.
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen,
yaitu
konservatisme,
profitabilitas,
dan
corporate
social
responsibility (CSR) , dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu earnings response coefficient. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel berikut:
82
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square .398a
1
Adjusted R Square .159
.117
a. Predictors: (Constant), csr, ka, pro b. Dependent Variable: erc
Sumber: Output SPSS Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.7 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,117 nilai ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu earnings response coefficient dapat dijelaskan sebesar 11,7% oleh variabel independen
yaitu,
konservatisme,
profitabilitas,
dan
corporate
social
responsibility (CSR). Sedangkan sisanya 88.3% (100%-11,7%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian kali ini, seperti market power dan corporate governance (Pradhana dan Murwaningsih, 2014) dan persistensi laba dan laba bersih (Chudri dkk , 2013). 4. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda, yaitu melalui uji statistik t, dan uji statistik F.
83
a. Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang ada dalam model regresi secara simultan atau bersamasama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut tabel hasil uji statistik F Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
2.596
3
.865
3.833
.014b
Residual
13.771
61
.226
Total
16.368
64
a. Dependent Variable: ERC b. Predictors: (Constant), CSR, KA, PRO
Hasil uji hipotesis 1: Pengaruh konservatisme akuntansi, profitabilitas, corporate social responsibility dan kualitas audit terhadap earnings response coefficient Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.9 yang menunjukkan hasil uji statistik F dengan tingkat signifikansi 0,014. Tingkat signifikansi tersebut jauh lebih kecil dari 0,05 yang berarti H4 diterima dan menolak H0, sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi, profitabilitas, corporate 84
social responsibility berpengaruh secara simultan terhadap earnings response coefficient. Hasil ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan Kusumawardhani dan Nugroho (2010), Kothari dan Nikolaev (2012), Arifulsyah dkk (2014), dan Antasari dan Arfan (2008). Dengan demikian, perusahaan yang menerapkan konservatisme akuntansi dan menerapkan mekanisme corporate social responsibility akan cenderung memiliki nilai earnings response coefficient yang lebih besar pula. Dengan kata lain, bahwa kualitas laba akuntansi yang berkualitas yang diwujudkan dalam penerapan akuntansi yang konservatif atau berhati-hati, dan mekanisme corporate social responsibility akan mempengaruhi jumlah investasi yang dilakukan investor pada pasar modal yang ada. b. Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengatahui apakah dalam suatu model regresi ada atau tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika probabilitas t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Jika pengujian dilakukan dengan alfa 10% maka hasil uji menerima Ha. Berikut disajikan hasil uji statistik t yang dilakukan:
85
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.439
.292
KA
.367
.184
PRO
-.044
CSR
-1.748
t
Sig.
Beta 1.502
.138
.293
1.995
.051
.487
-.013
-.090
.928
.876
-.238
-1.995
.051
1
a. Dependent Variable: ERC Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.8, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: ERC = 0.439+0.387 KA – 0.044 PRO – 1.748 CSR + ε
Keterangan: ERC = Earnings response coefficient KA = Konservatisme akuntansi PRO = Profitabilitas CSR = Corporate social responsibility ε = eror Tabel 4.8 juga menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel independen dengan variabel dependen, sebagai berikut:
Hasil uji hipotesis 2: Pengaruh konservatisme akuntansi terhadap earnings response coefficient. Tabel 4.8 menunjukkan hasil bahwa variabel konservatisme (KA) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,051. Tingkat signifikansi tersebut 86
lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif maupun tidak, tidak akan mempengaruhi besaran earnings response coefficient dengan kata lain bahwa para investor tidak merespon saham yang ada dengan melihat apakah suatu perusahaan menerapkan akuntansi yang konservatif ataupun tidak, hal ini dapat disebabkan mungkin saja para investor tidak memahami betul apa itu akuntansi yang konservatif, sehingga mereka hanya memutuskan untuk membeli suatu saham perusahaan berdasarkan faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kothari dan Nikolaev (2012) yang menyatakan bahwa konservatisme tidak berpengaruh terhadap kualitas laba yang diproksikan dengan persistensi laba dalam penelitiannya. Dikarenakan proses konservatisme akuntansi hanya kerap dilakukan pada sebagian kecil transaksi yang belum jelas status pelunasannya.
Hasil uji hipotesis 3: Pengaruh profitabilitas terhadap earnings response coefficient. Tabel 4.8 menunjukkan profitabilitas memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,928. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H3 tidak diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient. 87
Hal ini menunjukkan bahwa besarnya profitabilitas sebuah perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap earning response coefficient yang berarti bahwa besarnya nilai return on asset (ROA) tidak mempengaruhi cumulative abnormal return dan unexpected earning perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Antasari dan Arfan (2008) bahwa secara parsial variabel profitabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap koefisien respon laba. Dikarenakan profitabilitas hanya menjelaskan tingkat return dari pendapatan perusahaan, sementara untuk membuktikan kualitas dari sebuah laba harus dibuktikan oleh faktor-faktor lain selain laba.
Hasil uji hipotesis 4: Pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap earnings response coefficient. Pada tabel 4.8 ditunjukkan tingkat signifikansi corporate social responsibility (CSR) disclosure sebesar 0,051 sehingga dapat dikatakan bahwa H4 tidak diterima. Dengan kata lain, corporate social responsibility disclosure tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa prestasi perusahaan di mata masyarakat (lewat kegiatan sosial seperti pembangunan infrastruktur dan lainnya) yang pengukurannya didasarkan pada GRI, tidak mempengaruhi kualitas laba yang dicerminkan lewat earning response coefficient Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Arifulsyah dkk (2014) yang juga 88
melakukan pengujian CSR tanpa variabel pengendali. Yang membuktikan bahwa pengaruh jangka panjang perusahaan (yang didapat dari CSR disclosure) tidak mempengaruhi ERC dikarenakan investor lebih mementingkan hasil yang tinggi dari jangka pendek perusahaan.
89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian
ini
meneliti
tentang
pengaruh
konservatisme
akuntansi,
profitabilitas, dan corporate social responsibility (yang diukur menggunakan skala GRI) terhadap earnings response coefficient. analisis dilakukan dengan regresi berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22. Data sampel perusahaan sebanyak 13 dengan total pengamatan sebanyak 65 perusahaan manufaktur sub sektor consumer goods yang terdaftar di BEI selama periode 20102014. Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient perusahaan selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Kothari dan Nikolaev (2012). 2. Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap earnings response coefficient
perusahaan selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Antasari dan Arfan (2008). 3. Corporate social responsibility tidak mempengaruhi earnings response coefficient selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Indrawati dan Arifulsyah dkk (2014). 90
4. Konservatisme akuntansi, profitabilitas, dan corporate social responsibility mempengaruhi earnings response coefficient perusahaan selama periode pengamatan 2010-2014. Hasil ini mendukung penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010), Kothari dan Nikolaev (2012), Arifulsyah dkk (2014). B. Saran Penelitian dengan bidang konservatisme akuntansi, profitabilitas, maupun corporate social responsibility di masa depan diharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini: 1. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI mempertimbangkan penggunaan periode pengamatan lebih lama. 2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan alat uji statistik yang berbeda.
91
DAFTAR PUSTAKA Abolfazl, Ghadiri Moghadam. Akram, Goli Shirhesar . Elahe, Goli Shirhesar. Zakie, Marandi , Ensie, Akbari. Neda, Kohestani. Effect of the Social Responsibility on Earnings Response Coefficient. World of Sciences Journal ISSN: 2307-3071 Volume: 1 Issue: 10 Pages: 39-49. 2013. Adisusilo, Pramudito. Sudarsono.. “Pengaruh Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Terhadap Earning Response Coefficients (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2009)”. 2010. Arfan, Muhammad. Antasari, Ira. “Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Kofisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Indonesia”. Jurnal Telaah Dan Riset Akuntansi Volume 1 No. 1. 2008. Arifulsyah, Hamdani. Kamaliah. Zulbahridar. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap Earning Response Coeficient (ERC) (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7. 2014. Azadi, Keyhan and Noosh Azar, Mohsen. “Studying The Impact Of Qualitative Characteristics Stability, Predictability And Earnings Response Coefficient On Expected Return On Shareholders”. Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences ISSN: 2231– 63452015. 2015. Chang, Xi., et al. “Does Accounting Conservatism Impede Corporate Innovation?”. Central Universities in China (Grant No.:2012221015). 2013. Cheng, Megawati dan Christiawan, Yulius Jogi. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return”. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7. 2012. Chudri, Intan Rizkia. Arfan, Muhammad. Darwanis. “Pengaruh Persistensi Laba Dan Laba Bersih Terhadap Koefisien Koefisien Respon Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 2, No.2, Mei 2013 ISSN 2302-0164. 2013. Dian, Fachrur dan Lidyah, Rika. “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusi terhadap Nilai 92
Perusahaan Tambang Batu Bara yang Terdaftar Di BEI”. Kumpulan Jurnal STIE MDP. 2011. FASB. “Financial Accounting Standards Board Original Pronouncements as Amended. Statement of Financial Accounting Concepts No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information”. 2008. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS” Buku Panduan Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. 2006. Hamid, Masdiah Abdul dan Suzana San. 2013. “The Impact Of Audit Quality On Accounting Conservatism In Financial Reporting Of Malaysian Listed Companies. 4TH International Conference on Business And Economic. Hoolbrok, Mary Beth. Corporate Social Responsibility and Earnings Response Coefficients”. Journal of Finance and Accountancy, AABRI Journal Collection. 2013 ISO 26000. 2008. “International Organization for Standardization”. Kartadjumena, Eriana. “Pengaruh Voluntary Disclossure Of Financial Information Dan CSR Disclossure Terhadap Earning Response Coefficient (Survey Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei 2008-2009)”. The 4th PPM National Conference on Management Research. 2006. Kusumawardhani, Indra dan Nugroho, Joko Setiyo. “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Size, Dan Profitabilitas Terhadap Earnings
Response
Coefficient”. Kajian Akuntansi Volume 5 Nomor 1. 2010. Kootanaee, Akbar Javadian. Seyyedi, Jalal. Nedaei, Morteza. Kootanaee, Milad Javadian. “Accounting Conservatism and Corporate Governance’s Mechanisms: Evidence from Tehran Stock Exchange”. International Journal of Economics, Business and Finance Vol. 1, No. 10, November 2013, PP: 301- 319, ISSN: 2327-8188. 2013. Kothari. Nikolaev, Valeri. “Econometrics of the Basu Asymmetric Timeliness Coefficient and Accounting Conservatism”. Journal of Chicago University. 2012. Maiyarni, Reka. “Pengaruh Adopsi PSAK No. 24 Imbalan Kerja Terhadap Earnings Response Coefficient Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Lq-45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. 2014 93
Murwaningsari, Etty. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Universitas Trisakti volume 3. 2010 Murwaningsari, Etty. “Pengujian Simultan: Beberapa Faktor YangMempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC)”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) volume 8 Ke XI. 2008. Penman, Stephen H. dan Xiao-Jun Zhang. “Accounting Conservatism, the Quality of Earnings, and Stock Returns”. The Accounting Review, Vol. 77, No. 2 April. 2002. Pradipta, Dyah Hayu dan Purwaningsih, Anna. “Pengaruh Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC), Dengan Ukuran Perusahaan Dan Leverage Sebagai Variabel Kontrol”. Simposium Nasional Akuntansi volume 15. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin. 2012. Pranowo, Budi Egad Dan Hiras Pasaribu. “Corporate Social Responsibility Disclosure, Karakteristik Perusahaan Dan Pengaruhnya Terhadap Earnings Response Coefficient”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 6 No. 2 Juli. 2013. Rhowiyana, Gina Ayu. ”Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure dan Risiko Keuangan Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Di Industri Pertambangan Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia Periode 20082010)”. Kumpulan tugas akhir Universitas Telkom. 2011. Sayekti, Yosefa dan Wondabio, Ludovicus Sensi. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi volume 10. Unhas Makassar. 2009. Sari, Rizkia Anggita. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 2012. Setiawati at al. “Analisis Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011)”. Seminar Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014): Research Methods And Organizational Studies ISBN: 978-602-70429-1-9. 2014. 94
Suaryana, Agung. “Pengaruh Konservatisme Laba Terhadap Koefisien Respons Laba”. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2009. Suryani, Arna. “Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Koefisien Respon Laba”. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3. 2012. Sukirman, Fransiska dan Meiden, Carmel. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2009”. Auditing Volume 1 No. 1 ISSN : 2089·7219. 2012. Tawentina, Putu dan Dewa Gede Wirama. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Good Corporate Governance Pada Kualitas Laba”. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 ISSN: 2302 – 8556. 2014. Watts, Ross L. “Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implications”. The Bradley Policy Research Center Financial Research and Policy Working Paper No. FR 03-16. 2003. Watts, Ross L. “Conservatism in Accounting”. The Bradley Policy Research Center Financial Research and Policy Working Paper No. FR 02-21. 2002. Wulandari , Kadek Trisna dan Wirajaya, I Gede Ary.”Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Earnings Response Coefficient”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 ISSN: 2302-8556. 2014. www.idx.id
95
LAMPIRAN
96
LAMPIRAN 1 DATA SAMPEL
97
Lampiran 1 Perusahaan Consumer Goods Yang Menjadi Sampel NO
KODE
ADES 1 CEKA 2 DLTA 3 DVLA 4 GGRM 5 HMSP 6 ICBP 7 KAEF 8 KLBF 9 MLBI 10 ROTI 11 SKLT 12 UNVR 13 JUMLAH AKUMULASI
EMITEN Akasha Wira International Tbk Cahaya Kalbar Tbk. Delta Djakarta Tbk. Darya Varia Laboratoria Tbk. Gudang Garam Tbk. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Kimia Farma Tbk. Kalbe Farma Tbk. Multi Bintang Indonesiatbk. Nippon Indosari Corpindo Tbk. Sekar Laut Tbk. Unilever Indonesia Tbk. 13 65
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2010-2014 Jumlah perusahaan non consumer goods Perusahaan consumer goods yang delisting selama tahun 2010-2014 Jumlah perusahaan sampel Tahun pengamatan Jumlah sampel total selama periode pengamatan
98
142 (104) (24) 13 5 65
LAMPIRAN 2 PERHITUNGAN DATA VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN
99
Lampiran 2 Hasil perhitungan variabel independen Konservatisme No.
Perusahaan
Tahun
Total Equity
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
ADES ADES ADES ADES ADES CEKA CEKA CEKA CEKA CEKA DLTA DLTA DLTA DLTA DLTA DVLA DVLA DVLA DVLA DVLA GGRM GGRM GGRM GGRM GGRM HMSP HMSP HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP ICBP ICBP KAEF KAEF KAEF KAEF KAEF KLBF KLBF KLBF KLBF
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013
99,878,000,000 125,746,000,000 209,122,000,000 264,778,000,000 295,799,000,000 308,752,805,066 405,058,748,832 463,402,986,308 529,274,933,918 537,551,172,122 557,668,000,000 572,935,000,000 598,212,000,000 676,558,000,000 764,473,253,000 640,602,000,000 727,917,000,000 841,547,000,000 914,703,000,000 962,431,483,000 21,197,162,000,000 24,550,928,000,000 26,605,713,000,000 29,416,271,000,000 33,228,720,000,000 10,214,000,000,000 10,202,000,000,000 13,308,420,000,000 14,155,055,000,000 13,498,114,000,000 8,919,500,000,000 10,709,773,000,000 11,986,798,000,000 13,265,731,000,000 15,039,947,000,000 1,114,029,000,000 1,252,660,000,000 1,426,497,000,000 1,608,225,000,000 1,811,143,949,913 5,373,784,000,000 6,214,818,000,000 7,371,643,000,000 8,499,958,000,000
Berlanjut ke halaman berikutnya.
100
Outstanding Share 589,896,800 589,896,800 589,896,800 589,896,800 589,896,800 297,500,000 297,500,000 297,500,000 297,500,000 297,500,000 16,013,181 16,013,181 16,013,181 16,013,181 16,013,181 1,120,000,000 1,120,000,000 1,120,000,000 1,120,000,000 1,120,000,000 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 4,383,000,000 4,383,000,000 4,383,000,000 4,383,000,000 4,383,000,000 5,830,954,000 5,830,954,000 5,830,954,000 5,830,954,000 5,830,954,000 5,554,000,000 5,554,000,000 5,554,000,000 5,554,000,000 5,554,000,000 10,156,014,422 10,156,014,422 50,780,072,110 46,875,122,110
Closing Price 1,620 1,010 1,920 2,000 1,375 1,100 950 1,300 1,160 1,500 120,000 111,500 255,000 380,000 390,000 1,170 1,150 1,690 2,200 1,690 40,000 62,050 56,300 42,000 60,700 28,150 39,000 59,900 62,400 68,650 4,675 5,200 7,800 10,200 13,100 159 340 740 590 1,465 3,250 3,400 1,060 1,250
BTM ratio 0.105 0.211 0.185 0.224 0.365 0.943 1.433 1.198 1.534 1.205 0.290 0.321 0.146 0.111 0.122 0.489 0.565 0.445 0.371 0.508 0.275 0.206 0.246 0.364 0.285 0.083 0.060 0.051 0.052 0.045 0.327 0.353 0.264 0.223 0.197 1.262 0.663 0.347 0.491 0.223 0.163 0.180 0.137 0.145
Hasil perhitungan variabel independen Konservatisme (lanjutan) No.
Perusahaan
Tahun
Total Equity
Outstanding Share
45
KLBF
2014
9,817,475,678,446
46,875,122,110
Closing Price 1,830
46
MLBI
2010
471,221,000,000
21,070,000
274,950
0.081
47
MLBI
2011
530,268,000,000
21,070,000
359,000
0.070
48
MLBI
2012
329,853,000,000
21,070,000
740,000
0.021
49
MLBI
2013
987,533,000,000
21,070,000
1,200,000
0.039
50
MLBI
2014
553,797,000,000
2,107,000,000
11,950
0.022
51
ROTI
2010
455,452,000,000
1,012,360,000
2,650
0.170
52
ROTI
2011
546,441,000,000
1,012,360,000
3,325
0.162
53
ROTI
2012
666,607,000,000
1,012,360,000
6,900
0.095
54
ROTI
2013
787,338,000,000
5,061,800,000
1,020
0.152
55
ROTI
2014
960,122,354,744
5,061,800,000
1,385
0.137
56
SKLT
2010
118,301,454,013
690,740,500
140
1.223
57
SKLT
2011
690,740,500
140
1.271
58
SKLT
2012
129,482,560,948
690,740,500
180
1.041
59
SKLT
2013
139,650,353,636
690,740,500
180
1.123
60
SKLT
2014
153,368,106,620
690,740,500
300
0.740
61
UNVR
2010
4,048,853,000,000
7,630,000,000
16,500
0.032
62
UNVR
2011
3,680,937,000,000
7,630,000,000
18,800
0.026
63
UNVR
2012
3,968,365,000,000
7,630,000,000
20,850
0.025
64
UNVR
2013
4,254,670,000,000
7,630,000,000
26,000
0.021
65
UNVR
2014
4,598,782,000,000
7,630,000,000
32,300
0.019
122,900,348,177
101
BTM ratio 0.114
Hasil perhitungan variabel independen Profitabilitas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Perusahaan ADES ADES ADES ADES ADES CEKA CEKA CEKA CEKA CEKA DLTA DLTA DLTA DLTA DLTA DVLA DVLA DVLA DVLA DVLA GGRM GGRM GGRM GGRM GGRM HMSP HMSP HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP ICBP ICBP KAEF KAEF KAEF KAEF KAEF KLBF KLBF KLBF KLBF
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013
Net Profit 31,659,000,000 25,868,000,000 83,376,000,000 55,656,000,000 31,021,000,000 29,562,060,490 96,305,943,766 58,344,237,476 64,871,947,610 39,026,238,204 139,566,900,000,000 151,715,042,000 213,421,007,000 270,498,062,000 288,073,432,000 110,880,522,000 120,915,340,000 148,909,089,000 125,796,473,000 80,929,476,000 4,146,282,000,000 4,958,102,000,000 4,068,711,000,000 4,383,932,000,000 5,395,293,000,000 6,421,429,000,000 8,051,057,000,000 9,805,421,000,000 10,807,957,000,000 10,014,995,000,000 1,704,047,000,000 2,066,365,000,000 2,287,242,000,000 2,286,639,000,000 2,522,328,000,000 138,716,044,100 171,763,175,754 205,763,997,378 215,642,329,977 236,531,070,864 1,286,330,026,012 1,539,721,311,065 1,772,034,750,571 2,004,243,694,797
Berlanjut ke halaman berikutnya. 102
Total Asset 324,493,000,000 316,048,000,000 389,094,000,000 441,064,000,000 504,865,000,000 850,469,914,144 823,360,918,368 1,027,692,718,504 1,068,627,299,747 1,284,150,037,341 708,853,733,000,000 696,167,676,000 745,306,835,000 867,040,802,000 991,947,134,000 854,109,991,000 928,290,993,000 1,074,691,476,000 1,190,054,228,000 1,236,247,525,000 30,741,679,000,000 39,088,705,000,000 41,509,325,000,000 50,770,251,000,000 58,220,600,000,000 20,525,123,000,000 19,376,343,000,000 26,247,527,000,000 27,404,594,000,000 28,380,630,000,000 13,361,313,000,000 15,222,857,000,000 17,753,480,000,000 21,267,470,000,000 24,910,211,000,000 1,657,291,834,312 1,794,242,423,105 2,076,347,580,785 2,471,939,548,890 2,968,184,626,297 7,032,496,663,288 8,274,554,112,840 9,417,957,180,958 11,315,061,275,026
ROA 0.098 0.082 0.214 0.126 0.061 0.035 0.117 0.057 0.061 0.030 0.197 0.218 0.286 0.312 0.290 0.130 0.130 0.139 0.106 0.065 0.135 0.127 0.098 0.086 0.093 0.313 0.416 0.374 0.394 0.353 0.128 0.136 0.129 0.108 0.101 0.084 0.096 0.099 0.087 0.080 0.183 0.186 0.188 0.177
Hasil perhitungan variabel independen Profitabilitas (lanjutan) No.
Perusahaan
Tahun
Net Profit
Total Asset
ROA
45
KLBF
2014
2,129,215,450,082
12,425,032,367,729
0.171
46
MLBI
2010
442,916,000,000
1,137,082,000,000
0.390
47
MLBI
2011
507,382,000,000
1,220,813,000,000
0.416
48
MLBI
2012
453,405,000,000
1,152,048,000,000
0.394
49
MLBI
2013
1,192,419,000,000
1,782,148,000,000
0.669
50
MLBI
2014
788,057,000,000
2,231,051,000,000
0.353
51
ROTI
2010
99,775,124,375
568,265,341,826
0.176
52
ROTI
2011
115,932,533,042
759,136,918,500
0.153
53
ROTI
2012
149,149,548,025
1,204,944,681,223
0.124
54
ROTI
2013
158,015,270,921
1,822,689,047,108
0.087
55
ROTI
2014
188,577,521,074
420,316,388,535
0.449
56
SKLT
2010
4,833,531,934
199,375,442,469
0.024
57
SKLT
2011
5,976,790,919
214,237,879,424
0.028
58
SKLT
2012
7,962,693,771
249,746,467,756
0.032
59
SKLT
2013
11,440,014,188
301,989,488,699
0.038
60
SKLT
2014
16,480,714,984
331,574,891,637
0.050
61
UNVR
2010
3,386,970,000,000
8,701,262,000,000
0.389
62
UNVR
2011
4,164,304,000,000
10,482,312,000,000
0.397
63
UNVR
2012
4,839,145,000,000
11,984,979,000,000
0.404
64
UNVR
2013
5,352,625,000,000
13,348,188,000,000
0.401
65
UNVR
2014
5,738,523,000,000
7,943,500,000,000
0.722
103
Hasil perhitungan variabel independen CSR No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Perusahaan ADES ADES ADES ADES ADES CEKA CEKA CEKA CEKA CEKA DLTA DLTA DLTA DLTA DLTA DVLA DVLA DVLA DVLA DVLA GGRM GGRM GGRM GGRM GGRM HMSP HMSP HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP ICBP ICBP KAEF KAEF KAEF KAEF KAEF KLBF KLBF KLBF KLBF
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013
Score CSR (menurut GRI) 0.256 0.333 0.231 0.231 0.205 0.295 0.256 0.256 0.269 0.269 0.244 0.269 0.295 0.308 0.295 0.295 0.359 0.321 0.346 0.333 0.321 0.308 0.308 0.308 0.295 0.205 0.269 0.218 0.179 0.205 0.333 0.385 0.205 0.192 0.205 0.244 0.218 0.218 0.244 0.256 0.372 0.359 0.372 0.333
Berlanjut ke halaman berikutnya.
104
Hasil perhitungan variabel independen CSR (lanjutan) No.
Perusahaan
Tahun
Score CSR (menurut GRI)
45
KLBF
2014
0.385
46
MLBI
2010
0.179
47
MLBI
2011
0.436
48
MLBI
2012
0.474
49
MLBI
2013
0.410
50
MLBI
2014
0.321
51
ROTI
2010
0.231
52
ROTI
2011
0.359
53
ROTI
2012
0.359
54
ROTI
2013
0.346
55
ROTI
2014
0.282
56
SKLT
2010
0.244
57
SKLT
2011
0.397
58
SKLT
2012
0.410
59
SKLT
2013
0.359
60
SKLT
2014
0.346
61
UNVR
2010
0.308
62
UNVR
2011
0.385
63
UNVR
2012
0.385
64
UNVR
2013
0.359
65
UNVR
2014
0.359
105
GRI Standard Social Responsibility Economic Indicator
Disclosure
Economic performance EC1
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan pemerintah
EC2
Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha
EC3
Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi
EC4
Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence EC5
Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan wilayah kerja
EC6
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai lokasi kegiatan perusahaan.
EC7
Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
Indirect economic impacts EC8
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik
EC9
Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya dampak yang terjadi
Environmental Materials EN1
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume
EN2 Energy EN3 EN4
Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
EN5
Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi
EN6
Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan.
EN7
Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target pengurangan
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi. Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya
Water EN8
Total pengambilan air berdasarkan sumber.
EN9
Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
Berlanjut ke halaman selanjutnya
106
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan) keanekaragaman hidup
EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area yang dilindungi.
EN12
Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area yang dilindungi.
EN13
Habitat yang dilindungi dan dijaga
EN14
Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan pada keanekaragaman hidup.
EN15
Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko
Emissions, effluents and waste *polusi, limbah EN16
Total emisi gas rumah kaca langsung atau tidak langsung berdasarkan bobot/timbangannya.
EN17
Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
EN20 EN21
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
EN22 EN23 EN24
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan. Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim internasional dengan kapal.
EN25
Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
Products and services *kemasan EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance *denda EN28
Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
EN29 Overall EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan berdasarkan jenisnya.
Berlanjut ke halaman selanjutnya
107
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan) Social: Labor Practices and Decent Work Employment LA1
Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal.
LA2
Jumlah dan tingkat perputaran karyawan berdasarkan umur, jenis kelamin dan daerah asal.
LA3
Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
LA15
Return to work and retention rates after parental leave, by gender.
Labor/management relations LA4
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja.
LA5
Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi), termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif
Occupational health and safety Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan program keselamatan dan kesehatan kerja. LA6
LA8
Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah. Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu
LA9
Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak kerja) dengan serikat pekerja.
LA7
Training and education LA10
Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
LA11
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun).
LA12
Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier.
Diversity and equal opportunity LA13
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin, kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya.
Equal remuneration for women and men LA14
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan kategori karyawan
Berlanjut ke halaman selanjutnya
108
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan) Social: Human Rights Investment and procurement practices HR1
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu hak asasi manusia.
HR2
Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan isu hak asasi manusia
HR3
Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi karyawan yang mengikuti pelatihan.
Non-discrimination HR4
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap diskriminasi tersebut
Freedom of association and collective bargaining Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan tawar‐menawar kolektif serta HR5 dukungan perusahaan terhadap hal tersebut Child labor Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak
HR6
Prevention of forced and compulsory labor Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan usaha yang dilakukan untuk HR7 menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut Security practices HR8
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Indigenous rights Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat) dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya
HR9 Assessment HR10
Percentage and total number of operations that have been subject to human rights reviews and/or impact assessments.
Remediation HR11
Number of grievances related to human rights filed, addressed and resolved through formal grievance mechanisms.
Berlanjut ke halaman selanjutnya
109
GRI Standard Social Responsibility (lanjutan) Social: Society Local communities SO1 Percentage of operations with implemented local community engagement, impact assessments, and development programs. SO9
Operations with significant potential or actual negative impacts on local communities.
SO10
Prevention and mitigation measures implemented in operations with significant potential or actual negative impacts on local communities.
Corruption SO2
Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi.
SO3
Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi.
SO4
Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi.
Public policy SO5
Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan dan lobi kebijakan publik.
SO6
Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan institusi terkait.
Anti-competitive behavior SO7
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive, antitrust dan monopoli
Compliance SO8
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang berlaku Social: Product Responsibility
Customer health and safety
PR1
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
PR2
Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang dihasilkan
Product and service labelling
PR3
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut
PR4
Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan pemberian label produk/jasa.
PR5
Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications PR6
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan sponsorship.
PR7
Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang berhubungan dengan komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan sponsorship berdasarkan hasilnya.
Customer privacy PR8
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya data konsumen.
Compliance PR9 Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan produk/jasa yang dihasilkan
110
Hasil perhitungan variabel dependen ERC No.
Perusahaan
Tahun
CAR
UE
AEit
AEit-1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
ADES ADES ADES ADES ADES CEKA CEKA CEKA CEKA CEKA DLTA DLTA DLTA DLTA DLTA DVLA DVLA DVLA DVLA DVLA GGRM GGRM GGRM GGRM GGRM HMSP HMSP HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP ICBP ICBP KAEF KAEF KAEF KAEF KAEF KLBF KLBF KLBF KLBF
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013
0.096 -0.001 -0.051 -0.060 0.042 -0.018 0.243 -0.071 0.075 -0.102 0.076 -0.008 -0.032 0.007 0.066 0.116 0.030 0.016 -0.052 0.275 -0.009 0.078 0.080 0.074 -0.068 -0.005 -0.009 0.040 -0.029 0.048 -0.031 -0.036 0.012 -0.047 0.006 0.018 -0.046 -0.017 -0.027 -0.083 0.004 0.017 -0.064 -0.005
0.928 -0.117 1.587 -0.228 -0.299 -0.424 2.228 -0.357 0.034 -0.341 0.084 -0.078 0.403 0.247 0.059 0.349 0.081 0.229 -0.140 -0.398 0.166 0.175 -0.164 0.073 0.214 0.213 0.247 0.227 0.084 -0.055 7.282 0.090 0.103 -0.020 0.142 0.791 0.327 0.174 0.021 0.111 0.203 0.122 0.161 0.115
33,543,000,000 29,627,000,000 76,631,000,000 59,194,000,000 41,511,000,000 40,351,320,226 130,254,192,528 83,714,325,804 86,553,141,929 57,072,544,226 192,972,439,000 204,871,000,000 287,505,070,000 358,395,988,000 379,518,812,000 153,869,036,000 166,324,563,000 204,477,046,000 175,756,777,000 105,866,443,000 5,631,296,000,000 6,614,971,000,000 5,530,646,000,000 5,936,204,000,000 7,205,845,000,000 8,748,229,000,000 10,911,082,000,000 13,383,257,000,000 14,509,170,000,000 13,718,299,000,000 2,519,142,000,000 2,744,910,000,000 3,027,190,000,000 2,966,990,000,000 3,388,725,000,000 178,611,238,352 237,007,059,693 278,284,452,005 284,125,432,299 315,611,059,635 1,770,434,609,435 1,987,259,361,668 2,308,017,092,492 2,572,522,717,231
17,395,000,000 33,543,000,000 29,627,000,000 76,631,000,000 59,194,000,000 70,088,870,562 40,351,320,226 130,254,192,528 83,714,325,804 86,553,141,929 178,004,640,000 192,972,000,000 204,871,170,000 287,505,070,000 358,395,988,000 114,092,535,000 153,869,036,000 166,324,563,000 204,477,046,000 175,756,777,000 4,828,213,000,000 5,631,296,000,000 6,614,971,000,000 5,530,646,000,000 5,936,204,000,000 7,213,466,000,000 8,748,229,000,000 10,911,082,000,000 13,383,257,000,000 14,509,710,000,000 304,174,000,000 2,519,142,000,000 2,744,910,000,000 3,027,190,000,000 2,966,990,000,000 99,729,820,584 178,611,238,352 237,007,059,693 278,284,452,005 284,125,432,299 1,471,072,194,919 1,770,434,609,435 1,987,259,361,668 2,308,017,092,492
Berlanjut ke halaman berikutnya.
111
Closing Price 1,620 1,010 1,920 2,000 1,375 1,100 950 1,300 1,160 1,500 120,000 111,500 255,000 380,000 390,000 1,170 1,150 1,690 2,200 1,690 40,000 62,050 56,300 42,000 60,700 28,150 39,000 59,900 62,400 68,650 4,675 5,200 7,800 10,200 13,100 159 340 740 590 1,465 3,250 3,400 1,060 1,250
ERC 0.098 0.054 -0.036 0.285 -0.125 0.041 0.109 0.195 2.231 0.296 0.448 0.588 -0.174 -0.125 0.476 0.099 -0.625 -0.284 0.948 -0.489 -0.087 0.420 -0.458 0.940 -0.340 -0.128 -0.126 0.079 -0.602 -0.484 -0.002 -0.223 0.277 1.545 0.152 0.092 0.027 0.220 1.330 -0.255 -0.078 -0.025 -0.518 -0.216
konstanta alpha 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 -0.001 -0.001 -0.001 -0.001 -0.001 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.081 0.081 0.081 0.081 0.081 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 -0.016 -0.016 -0.016 -0.016 -0.016 -0.055 -0.055 -0.055 -0.055 -0.055 0.020 0.020 0.020 0.020
Hasil perhitungan variabel dependen ERC (lanjutan) Closing Price
ERC
konstanta alpha
2,572,522,717,231
1,830
-0.164
$0.020
472,491,000,000
274,950
-0.036
$0.006
680,487,000,000
594,162,000,000
359,000
-0.217
$0.006
-0.108
607,261,000,000
680,487,000,000
740,000
-0.160
$0.006
1.597
1,576,945,000,000
607,261,000,000
1,200,000
-0.014
$0.006
0.023
-0.316
1,078,378,000,000
1,576,945,000,000
11,950
-0.053
$0.006
-0.029
0.673
173,525,426,744
176,151,509,884
2,650
-0.047
$0.002
-0.035
0.151
190,142,752,846
173,525,426,744
3,325
-0.247
$0.002
2012
0.031
0.289
203,263,152,528
190,142,752,846
6,900
0.102
$0.002
2013
-0.026
0.055
218,297,701,912
203,263,152,528
1,020
-0.504
$0.002
0.042
0.199
239,428,829,612
218,297,701,912
1,385
0.202
$0.002
-0.003
-0.503
367,448,000,000
42,139,000,000
140
-0.005
-$0.006
-0.042
0.299
485,237,000,000
367,448,000,000
140
-0.122
-$0.006
2012
-0.017
0.455
(428,369,000,000)
485,237,000,000
180
-0.025
-$0.006
2013
-0.036
0.423
(1,314,950,000,000)
(428,369,000,000)
180
-0.071
-$0.006
2014
0.070
0.419
(1,745,763,000,000)
(1,297,227,000,000)
300
0.182
-$0.006
2010
-0.013
0.068
4,538,643,000,000
4,248,590,000,000
16,500
-0.194
$0.052
UNVR
2011
-0.027
0.228
5,574,799,000,000
4,538,643,000,000
18,800
-0.118
$0.052
UNVR
2012
-0.008
0.160
6,466,765,000,000
5,574,799,000,000
20,850
-0.049
$0.052
64
UNVR
2013
0.003
0.107
7,158,808,000,000
6,466,765,000,000
26,000
0.025
$0.052
65
UNVR
2014
0.077
0.072
7,676,722,000,000
7,158,808,000,000
32,300
1.060
$0.052
No.
Perusahaan
Tahun
CAR
UE
AEit
AEit-1
45
KLBF
46
MLBI
2014
0.008
0.074
2,763,700,548,048
2010
-0.003
0.258
594,162,000,000
47
MLBI
2011
-0.025
0.145
48
MLBI
2012
0.023
49
MLBI
2013
-0.017
50
MLBI
2014
51
ROTI
2010
52
ROTI
2011
53
ROTI
54
ROTI
55
ROTI
2014
56
SKLT
2010
57
SKLT
2011
58
SKLT
59
SKLT
60
SKLT
61
UNVR
62 63
112