ANALISIS KONSEP SHUUDAN SHUGI PADA ANGGOTA TEATER MAHASISWA ENJUKU
Annisa Novitha Sari, Sri Dewi Adriani Universitas Bina Nusantara , Jl.Bukit Duri Tanjakan Gg.H.Tompel No.24, (62-21) 8304011,
[email protected]
ABSTRAK
Shuudan Shugi is a sense of community groups in Japan, where the interest of group, more important than individual interest. Shuudan Shugi formed from shuudan ishiki (awareness group), shuudan shikou (framework thinking group), shuudan seikatsu (life group) and ittaikan (sense of unity). In the present study the authors aimed to determine the concept shuudan shugi on ENJUKU Student Theater member. The method used is the method that combined qualitative and quantitative methods are described in descriptive analytic. The subjects of this study is the Student members Theater ENJUKU periode 2013. The data is obtained by means of literature, observation, distribution of questionnaires and interview to the respondents are members of the Student Theater ENJUKU periode 2013. Based on the research analysis, member of Theater ENJUKU had a strong sense of group. Key word: Shuudan Shugi, Shuudan Shikou, Shuudan Seikatsu, Ittaikan and ENJUKU Student Theater Shuudan Shugi adalah rasa berkelompok pada masyarakat Jepang yang memperioritaskan kepentingan kelompok, dibandingkan kepentingan pribadi. Shuudan Shugi terbentuk dari shuudan ishiki (kesadaran berkelompok), shuudan shikou (kerangka berfikir kelompok), shuudan seikatsu (kehidupan berkelompok) dan ittaikan (rasa kebersatuan). Pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui konsep Shuudan Shugi pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif yang dijabarkan secara deskriptif analitik. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013. Data diperoleh dengan cara kepustakaan, observasi, kuesioner dan wawancara kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki rasa berkelompok yang kuat. Kata Kunci: Shuudan Shugi, Shuudan Shikou, Shuudan Seikatsu, Ittaikan dan Teater Mahasiswa ENJUKU.
Pendahuluan Manusia adalah mahluk sosial dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Adanya hubungan tersebut membentuk suatu hubungan dalam berkelompok atau organisasi yang lahir dari adanya kesadamaan dalam berbagai hal (Thoha, 2011:79). Saat ini di Jakarta terdapat kelompok teater dengan berbahasa Jepang yaitu Teater Mahasiswa ENJUKU. Baik dalam kegiatan dan pementasannya, Teater Mahasiswa ENJUKU selalu berkaitan dengan kebudayaan Jepang. Selain itu, anggota juga dilatih oleh orang berkewarganegaraan Jepang, sehingga para anggota lebih mengetahui tentang kebudayaan Jepang melalui organisasi ini.
Jepang merupakan negara yang memiliki rasa berkelompok yang tinggi yang dikenal dengan istilah shuudan shugi. Konsep shuudan shugi memiliki kaitan dengan keberadaan seseorang dalam kelompoknya. Anggota dalam kelompok akan memprioritaskan kepentingan kelompok dibangingkan dengan kepentingan pribadi (Nakane, 1991:1-2). Konsep berkelompok pada masyarakat Jepang sudah ada sejak zaman dulu yang berdasarkan pada kehidupan bertani. Para petani membagi tugas dalam bentuk kelompok yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena itulah para petani lebih memprioritaskan kepentingan kelompok dari pada kepentingan pribadi (Mitsue, 1991:41). Selain itu masyarakat Jepang memiliki karakteristik homogen dan cenderung mengikuti kelompoknya. Sedangkan pada anggota Teaetr Mahasiswa ENJUKU yang berkewarganegaraan Indonesia memiliki karakterisitik heterogen yang cenderung memiliki berbagaimamam perbedaan dalam SARA (Itoh, 1991:104). Pada kehidupan sosial, masyarakat homogen, mereka cenderung merasa aman apabila tergabung dalam sebuah kelompok. Sehingga rasa berkelompok pada masyarakat Jepang sangat terasa (Mitsue, 1991:41). Rasa berkelompok atau shuudan shugi dalam masyarakat Jepang terdiri dari kesadaran berkelompok (shuudan ishiki), kerangka berpikir kelompok (shuudan shikou), kehidupan berkelompok (shuudan seikatsu) dan rasa kebersatuan (ittaikan). Dilatar belakangi oleh hal-hal tersebut, penulis ingin meneliti mengenai konsep berkelompok masyarakat Jepang pada organisasi Teater Mahasiswa ENJUKU yang anggotanya adalah masyarakat Indonesia. Apakah rasa berkelompok pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang berwarganegara Indonesia sama seperti pada masyarakat Jepang. Untuk menganalisis korpus data, penulis menggunakan konsep kebudayaan dan konsep shuudan shugi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai konsep berkelompok masyarakat Jepang pada pembaca. Dalam penelitian ini, permasalahan diteliti adalah shuudan shugi pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. melalui shuudan ishiki, shuudan shikou, shuudan seikatsu dan ittaikan yang ada dalam anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah, agar para pembaca dapat mengetahui mengenai konsep berkelompok pada masyarakat Jepang yang ada pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Kemudian, seberapa besar rasa berkelompok yang dimiliki oleh anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Karena karakter masyarakat Indonesia dan Jepang memiliki perbedaan.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan (mixed method) yang terdiri dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah kepustakaan, observasi dan wawancara. Sedangkan pada metode kuantitatif, penulis menggunakan grafik yang berasal dari hasil kuesioner yang penulis berikan kepada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Dalam penjabarannya, penulis menggunakan metode deskriptif analitik untuk menjabarkan situasi yang ada dengan jelas dan apa adanya.
Hasil dan Bahasan Pada saat melakukan pengamatan pada anggota Teater Mahasiwa ENJUKU periode 2013, penulis menemukan keadaan yang memperlihatkan adanya rasa berkelompok atau shuudan shugi. Berikut ini adalah checklist observasi yang penulis temukan pada waktu melakukan pengamatan.
NO.
Perincian Yang Muncul
Muncul
1.
Memperkenalkan nama organisasi terlebih dahulu
V
2.
Memprioritaskan kegiatan kelompok
V
3.
Diskusi kelompok
V
4.
Mengikuti pendapat kelompok
V
5.
Bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing
V
6.
Berlatih bersama
V
7.
Memberikan motivasi pada anggota lain
V
8.
Mengucapkan aisatsu
V
9.
Berkerjasama dalam menentukan konsep
V
10
Menolong anggota yang lain
V
Tidk Muncul
Table 1: Rasa berkelompok yang ditemukan pada kegiatan Teater Mahasiswa ENJUKU Dari hasil angket yang penulis bagikan kepada 55 orang anggota, juga wawancara kepada empat orang perwakilan anggota Teater Mahasiswa ENJUKU angkatan 2010 sampai 2013 ditemukan bahwa.
1. Analisis Shuudan ishiki Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 1: Ketika memperkenalkan diri pada acara yang terkait dalam kegiatan ENJUKU, apakah anda akan lebih dahulu memperkenalkan nama ENJUKU? Tidak Ragu-Ragu Setuju 2% 10%
Setuju Setuju 88%
Ragu-Ragu Tidak Setuju
Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran berkelompok dengan memperkenalkan nama ENJUKU terlebih dahulu. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010-2013. Para responden mengatakan bahwa mereka merasa bangga memperkenalkan diri mereka
sebagai anggota Teater Mahasiswa ENJUKU dan akan berusaha untuk menyukseskan acara ENJUKU. Hal ini dikarenakan para penonton melihat tampilan keseluruhan dari kelompok bukan individu. Apabila kelompok sukses maka mereka akan memiliki kebanggaan sebagai anggotanya. Rasa kebanggaan ini dapat dilihat ketika mereka memperkenalkan diri dengan mengucapkan nama ENJUKU terlebih dahulu. Dari pernyataan tersebut, menunjukan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran dan kebanggaan menjadi bagian kelompok. Seperti pendapat Mitsue (1991:41) yang menyatakan bahwa masyarakat Jepang memiliki sifat berkelompok yang kuat dibandingkan dengan negara lain yang lebih cenderung bersifat individu. Jika menanyakan mengenai pekerjaan pada orang dari negara lain, mereka akan menjawab jabatan mereka, sedangkan pada orang Jepang, mereka akan menjawab nama organisasi atau tempat mereka bekerja terlebih dahulu. Meskipun Mitsue mengatakan bahwa masyarakat Jepang lebih memiliki kesadaran berkelompok dibandingkan dengan negara lainnya. Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang merupakan warga negara Indonesia, memiliki kesadaran menjadi bagian dalam kelompoknya yang dapat dibuktikan dari hasil angket dan wawancara. Pada penelitian ini, pernyataan Mitsue tersebut tidak terlihat. Pertanyaan 2: Ketika anda memiliki kepentingan lain diluar kegiatan ENJUKU, apakah ENJUKU akan anda prioritaskan? Tidak Setuju 4%
Ragu-Ragu 46%
Setuju 50% Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Sebagian anggota lebih memprioritaskan kepentingan Teater Mahasiswa ENJUKU dibandingkan dengan kepentingan lainnya. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010 sampai 2013. Para responden mengatakan bahwa mereka bersedia memprioritaskan kepentingan Teater Mahasiswa ENJUKU, tergantung dari situasi dan kondisinya sendiri. Apabila terdapat hal-hal yang mendesak dan berkaitan dengan keluarga, maka mereka akan lebih mendahulukan kepentingan keluarga. Tapi jika urusan tersebut selesai atau dapat disesuaikan dengan keadaan, maka sedapat mungkin mereka akan memperioritaskan kepentingan Teater Mahasiswa ENJUKU terlebih dahulu. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran akan berkelompok, meskipun mereka memiliki kepentingan lain, mereka akan berusaha untuk memprioritaskan kepentingan Teater ENJUKU. Penulis juga mengkaitkannya dengan terbentuknya konsep shuudan shugi pada negara Jepang yang sudah diterapkan sejak zaman dulu. Seperti yang dijelaskan oleh Fukutate (dalam Madubrangti, 2004:50-51) mengenai sifat berkelompok masyarakat Jepang yang sudah terbentuk sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi. Selain itu, sifat masyarakat Jepang yang homogen dan cenderung mengganggap kelompok adalah tempat berbagi dan kesamaan takdir juga membentuk kuatnya rasa kesadaran berkelompok pada diri mereka. Pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU penerapannya baru dilakukan sejak mereka bergabung menjadi keanggotaan, jadi masih ada beberapa anggota yang akan memikirkan kepentingan pribadinya sendiri. Namun dari hasil wawancara, penulis mendapati bahwa sedapat mungkin anggota Teater Mahasiswa ENJUKU akan berusaha memprioritaskan kepentingan ENJUKU. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU terdapat kesadaran berkelompok.
2. Analisis Shuudan shikou Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 3: ketika ada masalah dalam kelompok, apakah anda akan memberikan solusi dengan memperioritaskan kepentingan kelompok (ENJUKU)?
Ragu-Ragu 16%
Tidak Setuju 0%
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Setuju 84%
Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kerangka berpikir kelompok dengan memberikan solusi yang bertujuan agar masalah dalam kelompok dapat diselesaikan. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010-2013. Para responden mengatakan bahwa untuk mencegah terjadinya perpecahan dan ketidakharmonisan dalam kelompok, mereka bersedia memberikan solusi. Apabila kelompok memiliki suatu masalah dan tidak ada jalan keluar. Selama mereka dapat memberikan sesuatu kepada kelompoknya, mereka akan berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi kelompok tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kerangka berpikir kelompok yang didasari kesadaran terhadap kepentingan kelompok. Sesuai dengan pernyataan Kawamoto (dalam Madubrangti, 2004:50) yang mengatakan bahwa shuudan shikou merupakan kerangka berpikir orang Jepang terhadap kerja kelompok yang didasari atas kesadaran yang tinggi terhadap kepentingan berkelompok dalam suatu kehidupan sosial masyarakatnya. Pertanyaan 4: Untuk mencegah konflik yang disebabkan perbedaan pendapat dalam kelompok ENJUKU, apakah anda akan memberikan pendapat yang sama dengan anggota yang lain? Tidak Setuju 14%
Ragu-Ragu 30%
Setuju 56%
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Sebagian besar anggota Teater Mahasiswa ENJUKU lebih memilih untuk memberikan pendapat yang sama dengan anggota lain, untuk mencegah adanya perbedaan pendapat dalam kelompoknya. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010-2013. Para responden mengatakan, agar tidak terjadi perpecahan dalam kelompok, mereka akan memberikan pendapat yang sama dengan kelompoknya atau suara terbanyak selama pendapat tersebut adalah yang terbaik untuk kelompoknya. Berdasarkan pernyataan tersebut, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kerangka berpikir kelompok, karena dengan memberikan pendapat yang sama akan mengurangi terjadinya perdebatan yang dapat menyebabkan konflik dan
ketidakharmonisan dalam kelompok. Seperti pernyataan Janis (dalam Iseda, 2007:36-37) yang menyatakan bahwa ciri utama dari shuudan shikou yaitu, anggota cenderung lebih mendahulukan kepentingan kelompok dan memiliki kesamaan pemikiran dalam pengambilan keputusan untuk mencegah adanya pemikiran kritis dalam kelompok sehingga menciptakan ketidakharmonisan. Karakter masyarakat Indonesia yang bersifat heterogen juga mempengaruhi konsep kerangka berpikir kelompok pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Pada hasil wawancara, responden mengungkapkan bahwa mereka bersedia untuk memberikan pendapat pribadinya. Apabila pendapat tersebut tidak digunakan, mereka dapat menerimanya asal keputusan itu adalah yang terbaik untuk kelompoknya. Masyarakat heterogen selalu menentukan konsep dan mengatakan apa yang ingin mereka katakan dengan jelas (Itoh, 1991:104).
3. Analisis Shuudan seikatsu Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 5: Ketika anda diberikan tugas dalam kegiatan ENJUKU, apakah anda bersedia untuk mengerjakannya dengan tanggung jawab demi kepentingan ENJUKU? RaguRagu 2%
Tidak Setuju 0%
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Setuju 98%
Pada umumnya, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki shuudan seikatsu dalam kegiatannya. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010-2013. Para responden mengatakan, apabila ENJUKU sukses maka hal tesebut juga akan berdampak bagi diri mereka sendiri begitu juga sebaliknya. Untuk itulah mereka memberikan loyalitas melalui tugas-tugas yang diberikan agar kelompok dapat memperoleh kesuksesan. Loyalitas tersebut, membentuk kerjasama antar anggota kelompok sehingga terjadi kehidupan berkelompok. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki shuudan seikatsu, karena mereka bersedia untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan atas dasar kesadaran akan kepentingan kelompoknya. Kesadaran tersebut akan membentuk suatu rasa tanggung jawab pada diri anggota, sehingga membentuk kehidupan berkelompok. Seperti pernyataan Shimara (dalam Madubrangti, 2004:51-52) yang menyatakan bahwa kehidupan berkelompok berdasarkan pembagian tugas didalam kelompok yang dilakukan secara merata, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam melakukan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk kepentingan dan kesejaterahan kelompoknya. Hal ini menimbulkan rasa tanggung jawab pada anggota kelompok terhadap pekerjaannya dengan tujuan kelompok memperoleh hasil yang menguntungkan, untuk dirinya dan juga kelompoknya. Pertanyaan 6: Ketika ada anggota yang memiliki peran namun tidak hadir dalam latihan, apakah anda bersedia menggantikannya demi kelancaran latihan?
Tidak Setuju Ragu-Ragu 2% 10%
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Setuju 88%
Pada umumnya, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU bersedia menggantikan pemain yang tidak hadir. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010-2013. Para reponden mengatakan bahwa mereka akan berusaha agar latihan berjalan dengan baik dengan menggantikan pemain yang tidak datang. Menggantikan pemain yang tidak hadir akan mencegah adanya ketidakharmonisan pada waktu latihan, karena jika salah satu pemain tidak hadir dan posisinya kosong maka kegiatan latihan akan terganggu. Kelancaran latihan akan berdampak positif pada kesuksesan pementasan. Adanya kesuksesan tersebut membuat anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki rasa bangga menjadi bagian dari kelompoknya. Berdasarkan pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki kesadaran akan berkelompok dan bersedia berkerjasama dengan membantu kelompoknya. Seperti pernyataan Kawamoto (dalam Madubrangti, 2004:51) yang mendefinisikan shuudan seikatsu sebagai kehidupan sosial yang berlangsung atas dasar kerjasama kelompok yang didasari kesadaran yang tinggi terhadap kepentingan kelompok yang diikat oleh aturan, sistem, pola dan pedoman tentang kehidupan dalam bekerjasama di dalam kelompok atau masyarakatnya.
4. Analisis Ittaikan Pada Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU Pertanyaan 7: Apakah anda akan memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota lain ketika latihan atau pementasan? Tidak Ragu-Ragu Setuju 4% 2%
Setuju Setuju 94%
Ragu-Ragu Tidak Setuju
Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki ittaikan dengan memberikan dukungannya kepada anggota yang lain. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010-2013. Para reponden mengatakan, apabila mereka melakukan pekerjaan dengan semangat maka acara ENJUKU akan berjalan sukses. Mereka merasa bangga apabila menjadi bagian dari kesuksesan tersebut, karena kesukesan ENJUKU juga merupakan kesuksesan bersama. Adanya perasaan yang sama untuk menyukseskan acara ENJUKU membentuk kebersatuan diantara anggotanya. Seperti pernyataan Gudykunst (1993:25) yang menyatakan bahwa kelompok
melibatkan kerjasama dan rasa solidaritas yang menimbulkan rasa kebersatuan dengan sesama anggota dalam satu kelompok. Sikap solidaritas tersebut ditimbulkan karena adanya suatu sikap yang didasari perasaan dan tingkah laku yang sama dalam menunjukan kebersatuan dalam suatu kelompok (Durkheim dalam Cahyani, 2011:17). Pertanyaan 8: Ketika bertemu dengan anggota yang lain apakah anda mengucapkan salam (Aisatsu)? Tidak Setuju Ragu-Ragu 2% 12%
Setuju Ragu-Ragu Setuju 86%
Tidak Setuju
Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki ittaikan dengan mengucapkan aisatsu kepada anggota yang lain. Adanya aisatsu memperlihatkan bahwa baik anggota yang mengucapkan dan yang mendengarkan melakukan suatu kerjasama. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU yang mewakili anggota aktif angkatan 2010-2013. Para responden mengatakan bahwa mereka saling memberikan semangat melalui aisatsu yaitu dengan mengucapkan “Ohayou Gozaimasu” pada anggota yang lain dengan suara lantang. Latihan yang dimulai dengan semangat akan memberikan dampak positif pada anggota, sehingga latihan juga berjalan lancar dan harmonis. Kelancaran latihan berguna untuk memberikan rasa kebersatuan pada kelompok. Sikap saling mendukung ini juga merupakan bentuk kerjasama antara anggota kelompok dan membentuk rasa kebersatuan. Seperti pernyataan Yamagata (2011:34-35) yang menyatakan bahwa ketika seseorang mengucapkan “Ohayou Gozaimasu” dan orang-orang yang mendengarkan membalasnya juga dengan hal yang sama, memperlihatkan adanya Ittaikan karena bukan hanya si pembicara, namun si pendengar juga mengatakan “Ohayou Gozaimasu”. Sedangkan untuk anggota yang terlambat, mereka mengucapkan “Okurete Sumimasen” yang mempunyai arti permohonan maaf karena datang terlambat sehingga menimbulkan ketidakharmonisan. Adanya permintaan maaf akan tetap menjaga keharmonisan kelompok. Menjaga keharmonisan dalam kelompok juga merupakan bentuk kerjasama, sehingga rasa kebersatuan dalam anggota Teater Mahasiswa ENJUKU dapat berjalan dengan lancar dan harmonis. Seperti pernyataan Hamaguchi (dalam Madubrangti, 2004:58) yang mengatakan bahwa ittaikan merupakan nilai yang dimiliki seseorang yang didasari semangat kerjasama dan gotong royong dalam suatu kelompok. Bertujuan untuk melindungi, mempertahankan dan memelihara kesejaterahan setiap anggota kelompok sebagai harmoni kelompok. Pertanyaan 9: Apakah anda bersedia memberikan ide untuk menyelesaikan masalah yang ada pada kelompok (ENJUKU)?
Ragu-Ragu 10%
Tidak Setuju 0%
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Setuju 90%
Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU setuju untuk memberikan ide mereka dalam menyelesaikan masalah kelompok. Ketika anggota menyampaikan ide-ide mereka untuk membantu kelompoknya, memperlihatkan adanya kerjasama. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013 angkatan 2010-2013. Para responden menyatakan bahwa mereka menginginkan yang terbaik untuk kelompoknya, karena Teater Mahasiswa ENJUKU adalah bagian dari keluarga mereka. Apabila ENJUKU sukses, maka mereka juga sukses dalam memajukan ENJUKU dengan ide-ide yang mereka berikan. Hal tersebut memberikan kebanggaan pada anggota, karena mereka berhasil menyukseskan ENJUKU dari ide-ide yang mereka berikan. Seperti yang dijelaskan oleh Stallard (2012) yang mengatakan bahwa ketika seseorang sudah merasa terhubung dengan organisasinya, mereka akan memberikan yang terbaik untuk kelompoknya, bersedia menyesuaikan kebiasaanya dengan tujuan organisasinya, berbagi informasi dan wawasan, serta berpartisipasi dalam inovasi dan ide-ide kreatif dan memperlihatkan ittaikan. Pertanyaan 10: Ketika anggota atau bagian yang lain membutuhkan Pertanyaan 10: Ketika anggota atau bagian yang lain membutuhkan pertolongan anda, apakah anda bersedia memberikan pertolongan?
Ragu-Ragu 6%
Tidak Setuju 0%
Setuju Ragu-Ragu Setuju 94%
Tidak Setuju
Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU akan memberikan pertolongan kepada anggota yang lain. Hal tersebut memperlihatkan rasa solidaritas dan kerjasama antara anggota Teater Mahasiswa ENJUKU dengan tujuan menjaga keharmonisan kelompoknya. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada responden yaitu anggota aktif Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013 angkatan 2010-2013. Para responden menyatakan, selama bergabung dalam keanggotaan dan melewati berbagai kegiatan bersama-sama, mereka sudah menganggap ENJUKU sebagai keluarga. Untuk memajukan kelompok yang sudah dianggap sebagai keluarga ini, sedapat mungkin mereka akan memberikan bantuan kepada kelompoknya dan membantu anggota yang lain ketika kesulitan. Rasa saling tolong menolong pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memperlihatkan adanya solidaritas dalam kelompok tersebut. Seperti pernyataan Hamaguchi (dalam Madubrangti, 2004:58) yang
menyatakan bahwa ittaikan merupakan nilai yang dimiliki seseorang yang didasari semangat bekerjasama dan bergotong royong dalam suatu kelompok dengan tujuan melindungi kesejaterahan sebagai harmoni kelompok. Interaksi saling mengisi dalam kegiatannya menghasilkan solidaritas. Adanya solidaritas menunjukan rasa kebersatuan.
Simpulan dan Saran Melalui analisis data yang telah diurai, penulis menyimpulkan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU memiliki rasa berkelompok atau shuudan shugi yang dilihat dari hasil pengamatan, kuesioner dan wawancara. Pada umumnya anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013 memiliki rasa berkelompok yang kuat, hal ini berdasarkan analisis shuudan ishiki, shuudan shikou, shuudan seikatsu dan ittaikan pada bab sebelumnya. Meskipun begitu faktor karakteristik masyarakat Indonesia yang bersifat heterogen juga mempengaruhi rasa berkelompok yang ada pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU. Seperti pada waktu berdiskusi, anggota Teater Mahasiswa ENJUKU masih bersedia mengungkapkan pendapat mereka sendiri. Apabila pendapat tersebut tidak digunakan, mereka dapat menerimanya asalkan keputusan tersebut adalah yang terbaik untuk kelompoknya. Ditinjau dari kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa pada anggota Teater Mahasiswa ENJUKU periode 2013 memiliki rasa berkelompok yang kuat, meskipun karakteristik masyarakat Indonesia yang heterogen berbeda dengan karakteristik masyarakat Jepang yang homogen. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai konsep ini pada kasus yang berbeda dan meneliti lebih mendalam. Seperti menganalisis keefektifitasan adanya shuudan shugi pada suatu organisasi.
Referensi Davies, Roger J & Ikeno, O. (2002). The Japanese Mind. Amerika Serikat: Tuttle Publishing. Gudykunst, Willian B (1993). Communication in Japan and the United States. America: State University of New York Press.
プレイングマネジャー:現場を管理職を兼任する人のためのコーチング
Honma, Masato (2006). . Japan, PHP Kenkyuujyou.
術
集団思考と技術のクリティカルシンキング
Iseda, Tetsuji. (2007). . Vol.2, P.36-39. Diakses pada 14 September 2013, 08:39. Diunduh dari http://hdl.handle.net , Itoh, Youichi (1991). Socio-Cultural Backgrounds Of Japanese Interpersonal Communication Style. Diakses pada 24 Des 2013, 0:11. Diunduh dari http://civilisations.revues.org , Madubrangti, Diah (2004). Undokai: Makna Undokai Sebagai Kegiatan Kompetitif bagi Pembentukan Kepribadian Anak Melalui Pendidikan Sekolah di Jepang. Jakarta: Desertasi Fakultas Ilmu dan Budaya, Universitas Indonesia. Diakses pada 14 September 2013, 08:26. Diunduh dari http://lontar.ui.ac.id ,
電車の中の居眠りについて日本人のしつけ意識の考察
Mitsue, Kazue (1991). . Tokyo, Tokyo Polytechnic University. Diakses pada 27 Mei 2013, 18:31. Diunduh dari http://ci.nii.ac.jp , Muchlas, Makmuri (2008). Prilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nakane, Chie (1991). Japanese Society, Tokyo: The Charles E. Tuttle Company, Inc. Omlstead, Joseph A. (2002). Leading Groups In Stressful Times: Terms, Work Units and Task Forces. United State of America: An Imprint of Green Wood Publishing Group. Inc.
Stallard, Michael Lee (2012). Why Leaders Need To Create Connected Cultures. Diakses pada 16 Desember 2013. Diunduh dari http://www.causeplanet.org/articles/article.php?id=355 , Takuya, Yamagata (2011). Tokyo: Subaru. Yoshinori, Hiroi (2009). Chikuma Shinsho
なぜこのおつさんの話はおもしろいのか:オチがあれば人も落ちる.
コミュニティを問いなおす:つながり・部市・日本社会の未来. Japan:
Riwayat Hidup Annisa Novitha Sari lahir di kota Jakarta pada 8 November 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang sastra dan budaya Jepang pada 2014. Penulis tergabung dalam organisasi Teater Mahasiswa ENJUKU sejak tahun 2010 di bagian seni peran.