ANALISIS KOMPARATIF TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT PLAN JUDGMENT (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)
SKRIPSI Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Seren Saras Koekerits NIM: 1112082000042
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ANALISIS KOMPARATIF TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT PLAN JUDGMENT (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)
SKRIPSI Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Seren Saras Koekerits NIM: 1112082000042
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M i
ANALISIS KOMPARATIF TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT PLAN JUDGMENT (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)
SKRIPSI Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Seren Saras Koekerits NIM. 1112082000042
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Seren Saras Koekerits
NIM
: 1112082000042
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya. 4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Kalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Seren Saras Koekerits
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 17 Agustus 1994
3. Alamat
: Jln.
Alvania
Raya
No.1,
Komp.
Pertamina, Kel. Pondok Ranji, Kec. Ciputat-Timur, Kab. Tangerang-Selatan, Prov. Banten
II.
III.
IV.
4. Telepon
: 085710514663
5. E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Strada Bhakti Utama
Tahun 2000-2006
2. SMP Negeri 177 Jakarta
Tahun 2006-2009
3. SMA Negeri 90 Jakarta
Tahun 2009-2012
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012-2016
PENGALAMAN BERORGANISASI 1. Humas Basket SMAN 90 Jakarta
Tahun 2009-2012
2. Sekretaris II Ninety Cup 13
Tahun 2010
3. Anggota Galaksi (Gebyar Lomba Akuntansi)
Tahun 2014
PENGALAMAN MAGANG 1. KAP Heliantono & Rekan
vi
V.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Pengenalan BPK 2. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi HMJ Akuntansi 2012 3. Sekolah Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia
VI.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Eduard Jacob Koekerits
2. Ibu
: Raden Nita Setiawati
3. Anak Ke-, dari
: 1 dari 3 bersaudara
vii
Comparative Analysis about Factors Affecting Audit Plan Judgment (Empirical Studi at The Audit Board of Republic of Indonesia) By: Seren Saras Koekerits ABSTRACT This study is to get empirical evidence about the comparative factors that affects audit plan judgment in The Audit Board of The Republic of Indonesia, with the variables tested were auditors’ information system expertise and computer assurance specialist competence. A total of 164 auditors participated to be sampled in this study. The statistical method used to test the hypothesis are Independent t-test to compare between the groups sample, and two ways analysis of variance to test the moderating effects. The results of this study finds that there is a positive effect and significant difference of audit plan judgment means between auditor information systems expertise groups. Whereas there is a negative effect but no significant difference of audit plan judgment means between computer assurance specialist competence groups. The results also finds that auditors’ information system expertise moderated the effects of computer assurance specialist competence to audit plan judgment.
Keywords: audit plan judgment, auditor information system expertise, computer assurance specialist competence, budgeted audit hours.
viii
Analisis Komparatif tentang Fator-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Plan Judgment (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)
Oleh: Seren Saras Koekerits
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai komparasi atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit plan judgement pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, dengan variabel-variabel yang diuji adalah keahlian auditor atas sistem informasi dan kompetensi computer assurance specialist. Sebanyak 164 auditor berpartisipasi sebagai sampel dalam penelitian ini. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji beda Independent t-test untuk membandingkan antara kelompok sampel, dan two ways analysis of variance untuk menguji pengaruh moderasi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan perbedaan yang signifikan atas rata-rata audit plan judgment diantara kelompok keahlian auditor atas sistem informasi. Sedangkan terdapat pengaruh negatif yang tidak signifikan pada perbedaan rata-rata kelompok kompetensi computer assurance specialist. Hasil peneletian ini juga menemukan keahlian auditor atas sistem informasi dapat memoderasi pengaruh kompetensi computer assurance specialist terhadap audit plan judgment.
Kata Kunci: audit plan judgment, keahlian auditor atas sistem informasi, kompetensi computer assurance specialist, budgeted audit hours.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kemudahan dan kelancaran selalu penulis rasakan, serta sholawat yang senantiasa penulis junjung kepada Rasullah SAW, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak hambatan yang dialami penulis sehingga penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Mama dan Papa tersayang, terimakasih atas segala dukungan, doa dan kasih sayang yang tidak pernah putus sampai saat ini sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi. 2. Enjel dan Naiya, adik-adik yang setia menemani, dan Kak Riko, terimakasih atas segala dukungannya kepada penulis, sebagai penghibur yang setia setiap saat. 3. Keluarga besar Koekerits dan Wangsadilaga, terimakasih atas doa dan dukungannya. 4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, MA selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si., Ak selaku ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan x
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini. 8. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak Ibu atas segala bantuan, dukungan, perhatian, bimbingan, saran, dan waktu yang selalu Ibu luangkan selama proses penulisan skripsi ini. 9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya dan karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 10. Hery Septianto, SE., yang tidak lelah menemani, terima kasih atas semua bantuan yang diberikan. 11. Keluarga AKUNTANSI B 2012 Ajay, Dara, Dina, Dita, Dwi, Fai, Fadil, Farid, Fitri, Galih, Ilman, Ida, Jian, Kia, Latul, Mayeda, Nisa, Rita, Randi, Revan, Vivi, Yudhi, terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis, terutama untuk “KITA” terimakasih semangat yang tidak pernah berhenti dari kalian. 12. Teman-teman AKUNTANSI 2012 yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa hormat, dan terima kasih penulis atas masukan dan bantuannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan maish jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengatahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan penelitian selanjutnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 19 September 2016
Seren Saras Koekerits xi
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................ 13 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 17 A. Tinjauan Literatur............................................................................ 17 1. Teori Behavioral Accounting Research (BAR) .....................17 2. Perencanaan Audit ................................................................19 3. Penilaian Risiko Audit ..........................................................20 xii
4. Sistem Informasi ...................................................................25 5. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ........................................27 6. Enterprise Resource Planning (ERP) ...................................28 7. General Audit dalam Kompleksitas Sistem Informasi ..........29 8. Keahlian Sistem Informasi Auditor ......................................31 9. Computer Assurance Specialist ............................................35 B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 38 C. Kerangka Penelitian ........................................................................ 50 D. Pengembangan Hipotesis ................................................................ 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 55 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 55 B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 55 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 56 D. Operasionalisasi Variabel Penelitian............................................... 57 1. Audit Plan Judgment .............................................................57 2. Keahlian Sistem Informasi Auditor ......................................57 3. Kompetensi Computer Assurance Specialist ........................58 E. Metode Analisis Data ...................................................................... 61 1. Statistik Deskriptif ................................................................61 2. Uji Kualitas Data ...................................................................61 xiii
a. Reliabilitas ............................................................................61 b. Uji Validitas ..........................................................................62 3. Uji Asumsi ANOVA .............................................................62 4. Uji Hipotesis .........................................................................63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 68 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 68 1. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................68 2. Karakteristik Profil Responden .............................................69 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................................ 71 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................71 2. Hasil Uji Kualitas Data .........................................................75 3. Hasil Uji Asumsi ...................................................................77 4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................82 C. Pembahasan ..................................................................................... 88 1. Keahlian Auditor atas Sistem Informasi dan Audit Plan Judgment .............................................................................. 88 2. Kompetensi Computer Assurance Specialist dan Audit Plan
Judgment .............................................................................. 91 3. Keahlian Auditor atas Sistem Informasi memoderasi
Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Audit Plan Judgment ...................................................................... 94 xiv
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 96 A. Kesimpulan ..................................................................................... 96 B. Saran ................................................................................................ 97 C. Implikasi .......................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101
xv
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 10 Besar Isu Internal Auditor dalam Perusahaan Teknologi di 2015 . 5 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan Audit (Y) ............................................................................................................. 38 Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan Audit (Y) – Asing ............................................................................................... 40 Tabel 3.1
Ringkasan Operasionalisasi Variabel Penelitian............................. 60
Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian ................................................................... 69 Tabel 4. 2 Deskripsi Responden ..................................................................... 69 Tabel 4. 3 Kelompok Variabel Independen .................................................... 72 Tabel 4. 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen ....................... 72 Tabel 4. 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen .......................... 74 Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 75 Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor atas Sistem Informasi ......... 76
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Kompetensi Computer Assurance Specialist .. 77
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Audit Plan Judgment ....................................... 77
Tabel 4.10 Hasil Uji Levene Test .................................................................... 78 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov .......... 79 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov .......... 80 Tabel 4.13 Hasil Uji Pearson Correlation ....................................................... 83
xvi
Tabel 4.14
Statistik Deskriptif Variabel Keahlian Auditor atas Sistem
Informasi .............................................................................................................. 83 Tabel
4.15
Hasil Uji Independen t-test Keahlian Auditor atas Sistem
Informasi .............................................................................................................. 84 Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik Deskriptif Kompetensi Computer Assurance Specialist ............................................................................................................. 85 Tabel 4.17 Hasil Uji Independen t-test Kompetensi Computer Assurance Specialist ............................................................................................................. 86 Tabel 4.18 Hasil Uji ANOVA Keahlian atas Sistem Informasi Memoderasi Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Audit Plan Judgment ..... 86
xvii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian ........................................................... 50 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ......................... 81 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram .................. 82 Gambar 4.3 Interaksi Keahlian Auditor atas Sistem Informasi dan Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Audit Plan Judgment ......................... 87
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 107
Lampiran 2
Surat Keterangan dari Kementerian ......................................... 109
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian ................................................................. 111
Lampiran 4
Jawaban Responden.................................................................. 119
Lampiran 5
Hasil Output SPSS.................................................................... 139
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini menjadi kompleks dan membuat perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengintegrasikan keseluruhan sistem yang dimiliki. Banyak perusahaan berusaha untuk mengadopsi teknologi informasi yang terbaru untuk mempermudah dalam memperoleh informasi secara real time (Sudirman, 2010).
Pada perusahaan besar seperti Matahari, Hero
Supermarket dan Carrefour tentu tidak mungkin mengerjakan pembukuan secara manual. Perusahaan-perusahaan tersebut mengolah data dari setiap transaksi menjadi laporan-laporan, yaitu informasi yang berguna untuk mengevaluasi kegiatan perusahaan serta untuk pengambilan keputusan tertentu. Laporan tersebut dihasilkan oleh sistem informasi (conceptual system), yang dapat dipergunakan sebagai suatu feedback mechanism untuk mengevaluasi kegiatan operasi perusahaan (Gondodiyoto, 2007). Faktor utama yang menyebabkan akuntansi manajemen harus mengalami perubahan adalah perkembangan pesat teknologi terutama teknologi informasi dan manufaktur. Perubahan tersebut berpengaruh pada proses produksi dan penyediaan informasi akuntansi manajemen yang berkaitan dengan produk. Semakin meningkatnya kemampuan komputer menyebabkan perubahan terhadap 1
akuntan manajemen dalam mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, serta melaporkan data. Industri perbankan selalu mengalami transformasi besar yang akan mengubah kegiatan perbankan. Keberadaan ATM, kartu debit, dan yang paling baru adalah internet-banking, merupakan contoh dari transformasi yang telah terjadi di industri perbankan (Suwaldiman, 2009). Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan yang signifikan dalam dunia bisnis. Ada berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing (EDP) Systems, Data Processing Systems (DPS), Decision Support System (DSS), Management Information System (MIS), dan Accounting Information System (AIS). Perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap bidang akuntansi manajemen selaku bidang penghasil informasi dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen (Maharsi, 2000). Teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan baik besar maupun kecil telah berubah menjadi sangat rumit dan kompleks. Pengembangan pada Teknologi Informasi (TI) telah secara signifikan merubah metode yang digunakan perusahaan untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi. Oleh karena itu, auditor menghadapi banyak lingkungan TI yang mengatur data dalam media elektronik dibandingkan data dalam media kertas (Cerullo dan Cerullo, 2003). Peningkatan kompleksitas kegiatan bisnis mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas 2
laporan keuangan, dimana mereka harus mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas laporan keuangan tersebut. Namun ironisnya, pada kondisi di lapangan tidak banyak para auditor yang bisa memanfaatkan akses dari peranan teknologi informasi dalam mengaudit sistem informasi yang berbasis pada komputerisasi akuntansi baik pada saat input, proses sampai dengan output. Mengingat brainware dibidang auditor yang mengenal teknologi informasi masih relatif sedikit karena walaupun teknologi informasi sudah menjadi umum dalam dunia bisnis namun tidaklah banyak yang sesuai dapat menjawab standar keilmuan. Misalnya dalam memenuhi kebutuhan audit sistem informasi komputerisasi akuntansi dimana peluang ini masih jarang diminati para programmer yang memahami ilmu ekonomi dan akuntansi yang juga diberikan keahlian dalam bidang pemrograman komputer (Nugroho, 2009). Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. (Pradutaningrum dan Januarti, 2012). AICPA (2001) menyatakan bahwa auditor laporan keuangan dianjurkan untuk mengubah strategi audit terkait dengan perubahan yang diakibatkan oleh teknologi informasi (TI) yang digunakan klien. Menurut RiosFigueroa dan Cardona (2013), auditor menggunakan penilaian profesional untuk mengumpulkan dan melakukan evaluasi bukti dalam menerbitkan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan. Judgment sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Dalam membuat suatu judgment, auditor akan mengumpulkan 3
berbagai
bukti
relevan
dalam
waktu
yang
berbeda
dan
kemudian
mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut (Pradutaningrum dan Januarti, 2012). Kantor Akuntan Publik harus mempertimbangkan pengalaman serta pengetahuan yang dimiki auditor yang mempengaruhi proses penetapan keputusan dalam audit. Penggunaan
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
(TIK)
untuk
manajemen informasi pengelolaan keuangan negara di sisi eksekutif-pemerintahan (sebagai auditee) maupun di sisi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai auditor, untuk mendapatkan informasi (elektronik) sebagai bukti audit telah memengaruhi para auditor memilih teknik auditnya. BPK sebagai auditor negara yang berwenang melaksanakan pemeriksaan (audit) atas pengelolaan keuangan negara telah menerbitkan standar auditnya, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Standar ini antara lain mengatur bahwa BPK dapat melaksanakan pengumpulan bukti audit dengan teknik continous auditing yang oleh BPK diaplikasikan dalam sistem aplikasi e-Audit (Darono, 2014). E-Audit adalah pengawasan melalui pusat data BPK yang menggabungkan data elektronik BPK (e-BPK) dengan data elektronik auditee atau pihak yang diperiksa oleh BPK seperti kementerian negara, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan lain-lain. Melalui sinergi data dengan pihak yang diperiksanya, nantinya BPK akan dapat melakukan perekaman, pengolahan, pertukaran, pemanfaatan dan monitoring data yang bersumber dari berbagai pihak, dalam rangka melakukan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara. Sebagai langkah awal untuk mempermudah
4
pembentukan BPK Sinergi, BPK membuat kesepakatan bersama atau nota kesepahaman dengan pihak auditee (BPK RI, 2011). Risiko atas kecurangan dalam praktek sistem sudah terjadi. Salah satunya adalah teknik salami dimana bagian program yang memotong sebagian kecil dari nilai transaksi yang besar dan menggumpulkan potongan-potongan ini dalam suatu periode tertentu. Praktik lainnya seperti trojan horse, data tampering, round down technique, virus, pencurian data dan sabotase dengan hacking (Romney dan Steinbart, 2006). Berikut merupakan 10 besar isu internal auditor dalam perusahaan teknologi pada tahun 2015 menurut KPMG: Tabel 1.1 10 Besar Isu Internal Auditor dalam Perusahaan Teknologi di 2015 No.
Isu
Contoh Masalah Konsekuensi pembocoran denda
1.
Cybersecurity
yang data
hukum,
mahal
seperti
dari
investigasi,
penggantian
atas
kehilangan pelanggan, kerusakan reputasi atas hilangnya data pelanggan, hilangnya properti intelektual dan modal serta informasi perusahaan yang penting. IP (Intellectual Property) manajemen
2.
Pengamanan kekayaan
proses tidak sejalan dengan persyaratan
intelektual
peraturan, strategi IP tidak sejalan dengan strategi bisnis dan produk. Metode
3.
Evolusi model bisnis
pengiriman
produk
yang
berkembang dengan pesat karena evolusi lingkungan teknologi.
4.
Operasi Internasional
Kualitas
produk
harus
mengikuti
persyaratan peraturan pemerintah lokal 5
No.
Isu
Contoh Masalah yang kompleks. Vendor yang gagal untuk mencapai
5.
Manajemen vendor
kewajiban kontrak dapat menghilangkan potensi pendapatan atau meningkatkan biaya yang tidak penting. Tingkat kompleksitas tambahan yang
6.
Kontrak dengan pemerintah
berasal dari kepatuhan dan pelaporan saat melakukan bisnis dengan pemerintah. Implementasi sistem cloud tidak dapat
7.
Implementasi sistem dan
memberikan manfaat yang seharusnya,
upgrades: transisi menuju cloud
pengawasan berkelanjutan atas risiko
system
cloud
dan
implementasi
arus
data,
mengatur karyawan yang anti-perubahan. Mengatur merger, akuisisi dan pelepasan 8.
Merger,akuisisi, dan pelepasan
mengarah pada usaha yang lebih untuk mengatur proyek yang memakan banyak waktu karena kompleksitasnya Dengan standar baru yang diterbitkan IASB, perlu adanya revisi sistem untuk
9.
Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan
menyesuaikan dengan perubahan risiko, dan
persyaratan
pengungkapan
agar
pengguna L.K lebih mengerti tentang pendapatan tidak pasti dan arus kas yang didapat dari kontrak dengan pelanggan.
Penggunaan data analistik dan 10.
pemantauan berkelanjutan di Internal Audit
Dapat meningkatkan efisiensi proses audit secara keseluruhan serta memantau adanya potensi fraud dengan deteksi awal.
(Sumber: KPMG, 2015) 6
Kasus data leaking yang dipublikasikan oleh U.S Department of Justice adalah kasus penyusupan tidak terotorisasi atas perusahaan investasi yang dilakukan John Doe pada sistem komputer perusahaan investasi finansial D.A. Davidson. Atas kejadian ini D.A Davidson terancam nama baiknya karena dari sistem komputer perusahaan mereka terdapat informasi personal dan informasi akun finansial dari ribuan pelanggan yang dicuri (Cotter, 2015). Selain itu kasus penyerangan (cyber attack) pada PayPal (akibat pemberhentian pemberian donasi pada WikiLeaks yang menerbitkan diplomatic cable (telegram diplomasi) rahasia milik Amerika Serikat pada November 2010. Perusahaan PayPal Holdings, Inc. adalah perusahaan yang aktivitas operasinya adalah jasa pembayaran online worldwide dan electronic money trasfer. PayPal menerima serangan DDoS (Distributed Denial of Service) pada server komputernya sehingga sistem secara otomatis menolak memberikan layanan kepada pelanggan. Serangan ini dilakukan oleh Hacktivist Group bernama Anonymous dan berakhir dengan penangkapan Christopher Doyon (Haag, 2015). Serangan kejahatan dalam jaringan di Indonesia oleh para hacker terhitung hingga Agustus 2015, telah merugikan negara mencapai Rp33,29 miliar (Antana, 2015). Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Kepolisian Indonesia, Komisaris Besar Polisi Agung Setya dalam Tempo.co menyatakan dalam kurun waktu tiga tahun silam tercatat 36,6 juta serangan kejahatan dalam jaringan serta dalam data Security Threat 2013 menyebutkan Indonesia masih tergolong rentan serangan para peretas. Warta BPK (2011) meninjau kasus Century yang dilakukan oleh BPK dengan menelusuri aliran dana RP6,7 triliun 7
yang hingga sekarang masih dalam proses. Menurut berita dari okezone.com (Wirakusuma, 2012) terdapat kerugian atas pemeriksanaan sistem informasi di Ditjen Pajak yang mencapai Rp256 juta akibat dari kelalaian pengguna dan hilang saat pengiriman yang ditemukan dari audit fisik. Namun menurut Krzysztof Kwiatkowsko, President of NIK Polandia yang melakukan peer review atas kinerja Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, sumber daya manusia BPK sangat bagus, muda, bersemangat, dan berkinerja baik. Terutama BPK mempunyai dasar hukum kuat yang menentukan kualitas tinggi atas hasil pemeriksaan BPK. NIK Polandia juga memuji proses pemeriksaan BPK yang menerapkan prosedur sangat teliti. Menurutnya tidak ada institusi pengawas bagus yang tidak mempunyai sistem teknologi informasi yang baik namun di Indonesia memiliki sistem TI yang bagus, serta BPK mempunyai tim yang sangat berpotensi (Nawangmulan, 2014). Dilain hal, terdapat kasus yang dilakukan oleh auditor eksternal Perusahaan Peregrine System, Inc. yaitu perusahaan bisnis software yang tidak melaporkan adanya salah saji yang material. Kejahatan ini dilakukan oleh CEO, auditor eksternal dan partner yang kemudian didakwa atas konspirasi dalam melakukan securities fraud, wire fraud, dan bank fraud. Kejadian ini berlangsung pada Maret 1999 hingga Mei 2002. Umumnya aktivitas yang merusak tidak berasal dari pelanggar luar, akan tetapi dari orang dalam, dan dari kegagalan sistem biasa. Karyawan yang kecewa, pelaku penipuan, mantan konsultan dan pihak lainnya kadang ingin balas dendam dan termotivasi untuk melakukan serangan yang merusak atas perusahaan 8
lamanya. Karyawan yang dendam merupakan kekhawatiran keamanan terbesar bagi 90 persen manajer eksekutif. Ahli peneliti TI, Gartner Group, memperkirakan bahwa lebih dari 70 persen akses tidak sah ke sistem informasi dilakukan oleh para karyawan, sementara lebih dari 95 persen pelanggaran masuk menghasilkan kerugian keuangan dalam jumlah signifikan (Cunningham, 2002 dalam Hall dan Singleton, 2007). Berdasarkan tabel dan kasus yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan atas kasus yang mendukung keahlian sistem informasi dan terdapat kasus yang menyatakan kekurangan pada keahlian sistem informasi. Terdapat berbagai macam masalah yang dihadapi oleh auditor dalam menangani sistem informasi komputer di perusahaan terutama data leaking, salah satu kemungkinan penyebab terjadinya hal tersebut dikarenakan kurangnya keahlian sistem informasi auditor (Brazel, 2004). Pelatihan dan pengalaman auditor atas sistem informasi akuntansi yang kompleks mempengaruhi bagaimana auditor memutuskan dalam merencanakan audit. Berbeda dengan hasil penelitian Brazel, hasil penelitian Rios-Figueroa dan Cardona (2013) menyimpulkan pengalaman tidak mempengaruhi judgment audit secara signifikan. Menurut Leinicke, Raxroad dan Ward (1990) dalam Romney dan Steinbart (2006) auditor internal pada perusahaan diharuskan untuk memastikan terdapat pengendalian yang memadai atas sistem komputer perusahaan mereka karena siapapun yang memiliki akses dan pengetahuan aplikatif atas sistem tersebut dapat berpotensi melakukan penipuan. Dengan adanya sistem on-line real time yang memperbarui file dan database begitu 9
transaksi terjadi, jejak audit berupa kertas berkurang dan dokumen pendukung untuk catatan perubahan telah ditiadakan atau hanya dipertahankan sementara sebelum diproses. Undang-Undang Sarbanas-Oxley tahun 2002 diterbitkan sebagai akibat dari beberapa penipuan keuangan berskala besar seperti Enron, WorldCom, Adelphia dan sebagainya sehingga menimbulkan kerugian yang harus diderita oleh para pemegang saham. Kekhawatiran terbesar para auditor adalah Pasal 404 (Pengendalian Internal Penilaian Manajemen) dan Pasal 302 (Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Laporan Peristiwa) dari SOX mengharuskan para eksekutif keuangan senior mengungkapkan berbagai kelemahan dalam pengendalian internal dan penipuan untuk para karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian internal (Hall dan Singleton, 2007). Teknik auditing-through-the-computer akan lebih luas digunakan dengan adanya penerbitan SAS No. 94, dan berfokus pada teknik pengujian data yang dapat diterapkan hampir dalam semua audit untuk pengujian pengendalian program otomatis. Teknik ini secara besar mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan auditor dengan keahlian komputer yang tinggi (Brazel, 2004). Menurut PCAOB No. 2010-004 perencanaan audit termasuk melakukan strategi audit secara keseluruhan untuk melaksanakan dan mengembangkan perencanaan audit, diantaranya terutama merencanakan prosedur penilaian risiko dan merencanakan tanggapan dari risiko atas kesalahan yang material. Ruang lingkup dan keluasan dari aktivitas perencanaan dapat bergantung pada besar dan kompleksitas perusahaan, pengalaman auditor sebelumnya dengan perusahaan, 10
dan perubahan dalam kejadian yang terjadi ketika melakukan audit. Ketika mengembangkan strategi audit dan perencanaan audit, auditor harus mengevaluasi apakah terdapat hal-hal yang memengaruhi industri dari operasi perusahaan, seperti praktik pelaporan keuangan, kondisi ekonomi, peraturan dan perundangundangan, dan perubahan teknologi yang mempengaruhi pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan. Auditor harus menentukan apakah dibutuhkan keahlian atau pengetahuan atas spesialisasi untuk melakukan penilaian risiko yang memadai, perencanaan atau melakukan prosedur audit, atau mengevaluasi hasil audit. Jika seseorang dengan pengetahuan atau keahlian digunakan atau dibutuhkan oleh auditor yang berpatisipasi dalam audit, auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai atas subyek yang berkaitan sebagai penanggung jawab dari seseorang tersebut . Institut Akuntan Publik Indonesia (2013) dalam Standar Audit 620 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor (Para. A4-A9) menjelaskan jika keahlian di suatu bidang selain akuntansi atau audit diperlukan untuk mendapatkan bukti audit kompeten yang cukup dan tepat, auditor harus menentukan apakan ia perlu menggunakan pekerjaan seorang pakar auditor. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang bidang keahlian pakar untuk memungkinkan auditor dalam: a) menentukan sifat, ruang lingkup, dan objektivitas pekerjaan pakar untuk tujuan auditor; dan b) mengevaluasi kecukupan pekerjaan tersebut untuk tujuan auditor. (Para. A21-A22). Oleh karena itu auditor harus meningkatkan kompetensinya yaitu dengan menambah keahlian dan pengalaman auditnya dalam bidang pakar tersebut. 11
Menurut Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Anugrah dan Indira (2011), keahlian audit menyangkut keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis merupakan kemampuan mendasar dari seorang auditor yang berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor personal dan pengalaman. Keahlian auditor juga dapat bertambah seiring dengan pengalaman kerja maupun praktek audit yang telah dilakukannya. Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, dalam menjalankan tugasnya auditor eksternal harus menghadapi sistem informasi perusahaan yang kompleks sehingga berakibat pada perencanaan auditnya. Disamping itu, keahlian auditor atas sistem informasi berguna untuk mendeteksi kesalahan material maupun kecurangan yang terjadi. Namun dilain hal, keahlian ini dapat berakibat sebaliknya jika disalahgunakan. Kedua, berbagai penelitian sebelumnya mengenai keahlian sistem informasi auditor terhadap perencanaan audit masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Ketiga, penggunaan spesialis komputer oleh auditor memiliki perbedaan pandangan dalam hal dibutuhkan atau tidaknya pada saat mengaudit. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Komparatif tentang Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Plan Judgment”.
12
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Joseph F. Brazel (2004). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Populasi dalam penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan yang berada di Jakarta. Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di Amerika. 2. Tahun dalam penelitian ini adalah pada tahun 2016 sedangkan tahun pada penilitian sebelumnya adalah pada tahun 2004. 3. Pengukuran variabel Audit Plan Judgment memakai budgeted audit hours sedangkan pada penelitian sebelumnya memakai risiko bawaan, risiko pengendalian dan pengujian substantif.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Auditor dengan keahlian atas Sistem Informasi yang tinggi akan merencanakan audit lebih lama dibandingkan dengan auditor dengan keahlian Sistem Informasi yang rendah? 2. Apakah Auditor akan merencanakan audit lebih singkat ketika dihadapkan dengan
keandalan
bukti
Computer
Assurance
Specialist
dengan
kompetensi yang tinggi daripada keandalan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang rendah?
13
3. Apakah keahlian auditor atas sistem informasi dapat memoderasi pengaruh kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Audit Plan Judgment?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Bedasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: a. Menganalisis perbedaan tinggi dan rendahnya keahlian sistem informasi auditor terhadap audit plan judgment. b. Menganalisis perbedaan tinggi dan rendahnya kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap audit plan judgment. c. Menganalisis pengaruh moderasi keahlian auditor atas sistem informasi atas kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap audit plan judgment. 2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis 1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. 2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang perencanaan auditor dan menambah ilmu pengetahuan akuntansi khususnya auditing dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh keahlian
14
sistem informasiauditor dan kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap audit plan judgment. 3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang auditor eksternal sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis di masa datang. b. Kontribusi Praktis 1) Auditor dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja auditor dalam membuat audit plan dan membangun keahlian auditor atas sistem informasi. 2) Ikatan
Akuntansi
Indonesia,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan audit plan. 3) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan informasi mengenai keahliansistem informasi auditor dan faktor kompetensi Computer Assurance Specialist yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu tinjauan dalam menilai audit plan.
15
4) Perusahaan atau auditee dari jasa KAP, diharapkan dapat bermanfaat dalam menilai keahlian auditor atas SI dan kompetensi CAS serta pengaruhnya terhadap audit plan.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Teori Behavioral Accounting Research (BAR) Menurut Umar (2008), Behavioral Research meneliti bagaimana pemakai
informasi
akuntansi
melakukan
pengambilan
keputusan.
Sedangkan Godfrey et al. (2010) mendefinisikan penelitian akuntansi perilaku sebagai studi tentang perilaku akuntan atau perilaku non-akuntan karena mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan akuntansi. Penelitian
perilaku
menanyakan
bagaimana
individu
benar-benar
menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Beberapa studi mengenai BAR, telah diterapkan di bidang audit untuk meningkatkan pengambilan keputusan auditor. Sebagai contoh, ketika auditor merencanakan cara mereka akan melakukan audit terhadap klien tertentu, mereka harus menilai seberapa besar risiko yang terkait dengan klien. BAR telah digunakan untuk membantu menganalisis penilaian risiko auditor dan memperbaiki penilaian audior. Fokus utama BAR yaitu bagaimana kandungan informasi pada laporan keuangan untuk pengguna eksternal perusahaan. Jenis utama BAR di area ini dikenal sebagai Human Judgment Theory (HJT) atau Human Information Processing (HIP) dan meliputi penilaian dan pengambilan keputusan oleh akuntan dan auditor dan pengaruh output dari fungsi ini pada penilaian pengguna dan pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian dalam 17
model ini lebih sering menjelaskan dan memprediksi perilaku pada individu atau grup. Hal ini juga berkaitan dengan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan oleh pembuat dan pengguna laporan akuntansi. Ada beberapa isu terkait penelitian akuntansi keperilakuan yaitu isu pemrosesan informasi akuntansi, perancangan sistem informasi, dan pengauditan (Godfrey et al., 2010) : a. Isu pemrosesan informasi akuntansi menelaah bagaimana user memproses informasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Seperti yang kita ketahui bahwa akuntansi keuangan menghasilkan informasi akuntansi bagi pengguna (terutama pengguna eksternal) untuk pengambilan keputusan. b. Isu perancangan sistem informasi akuntansi melihat pada pemilihan kebijakan akuntansi dan perancangan pelaporan informasi akuntansi kepada pengguna. Dalam hal ini akuntan atau auditor sebagai provider informasi menggunakan judgment dan membuat keputusan dalam memilih kebijakan akuntansi dan merancang pelaporan informasi akuntansi bagi pengguna. c. Isu pengauditan menjadikan auditor sebagai partisipan dalam penelitian akuntansi keperilakuan. Judgment auditor dapat dibuat berdasarkan konsensus, berdasarkan pengalaman auditor, maupun judgment yang dibantu dengan menggunakan alat statistik. Pembuatan judgment berdasarkan pengalaman dianggap lebih baik daripada sekedar konsensus, sehingga kita mengenal istilah expert judgment. 18
Selain itu, BAR digunakan untuk membantu menganalisis penilaian risiko dari auditor dan memperbaikinya. 2. Perencanaan Audit Menurut PSA No. 5 Perencanaan dan Supervisi, perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Sedangkan menurut Auditing Standards No. 9 Audit Planning (PCAOB, 2010) perencanaan audit meliputi membentuk stratergi keseluruhan audit untuk pelaksanaan dan mengembangkan rencana audit, yang menyertakan prosedur penilaian risiko yang direncanakan dan tanggapan yang direncanakan atas risiko salah saji yang material. Sebelum auditor dapat menentukan sifat dan sejauh mana pengujian, dia harus mendapatkan pemahaman yang lengkap mengenai bisnis kliennya. Analisis risiko meliputi gambaran umum pengendalian internal perusahaan. Auditor mencoba memahami kebijakan, praktik dan struktur perusahaan serta mengidentifikasi berbagai aplikasi dan operasi penting perusahaan untuk memahami pengendalian atas berbagai transaksi utama yang diproses aplikasi-aplikasi ini. Tahap kedua adalah pengujian pengendalian (test of control) untuk menentukan apakah ada pengendalian internal yang memadai dan berfungsi baik karena tingkat keandalan akan
19
memengaruhi sifat dan keluasan penyujian substantif yang harus dilakukan. Teknik pengumpulan bukti yang digunakan pada tahap ini dapat meliputi teknik manual dan teknik audit komputer khusus. Tahap pengujian substantif melibatkan penyelidikan yang terperinci mengenai berbagai saldo akun dan transaksi. Risiko deteksi yang direncanakan menentukan jumlah bukti substantif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor, yang besarnya berlawanan dengan risiko deteksi. Jika risiko deteksi yang direncanakan dikurangi, auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan risiko itu (Arens, Elder dan Beasley, 2008). Beberapa
uji
substantif
merupakan
aktivitas
fisik
yang
membutuhkan banyak tenaga kerja seperti menghitung kas, menghitung persediaan di gudang dan memverivikasi keberadaan sertifikat saham. Dalam sebuah lingkungan TI, informasi yang dibutuhkan untuk melakukan uji substantif terdapat dalam berbagai file data yang sering kali harus diekstraksi menggunakan software Computer Assissted Audit Tools and Techniques (CAATTs) (Hall dan Singleton, 2007). 3. Penilaian Risiko Audit Statement on Auditing Standards (SAS) No. 47 (AICPA 1983) memberikan konsep yang menjelaskan model risiko audit dan konsep tersebut disertakan dalam Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) (POB, 2000). 20
Risiko audit (audit risk) adalah probabilitas bahwa auditor akan memberikan pendapat yang wajar (bersih) atas laporan keuangan yang, pada kenyataanya, salah saji secara material (Hall dan Singleton, 2007). Kesalahsajian yang material mungkin dapat disebabkan oleh berbagai kesalahan atau iregularitas, atau keduanya. Iregularitas adalah kesalahan penyajian yang disengaja untuk melakukan penipuan atau menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Tiga komponen risiko audit menurut Boynton, Johnson dan Kell (2006): a. Risiko Inheren (Inherent Risk) Risiko inheren atau risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap kemungkinan salah saji yang material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian internal yang terkait. b. Risiko Pengendalian (Control Risk) Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas. c. Risiko Deteksi (Detection Risk) Risiko deteksi adalah risiko yang timbul karena auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Model risiko audit dapat dinyatakan secara kuantitatif sebagai berikut: AR = IR X CR X DR
21
IR dan CR dinilai oleh pengetahuan auditor atas lingkungan perusahaan, pengujian pengendalian internal, pengalaman sebelumnya dengan klien, dan sebagainya. Terakhir, setelah menilai tingkatan dari IR dan CR, DR atau lingkup dari perencaan prosedur substantif kemudian disesuaikan oleh auditor untuk mendapatkan tingkat AR yang diinginkan ( DR = AR / (IR x CR)). Misalkan risiko audit dinilai dengan 5%, yang sama dengan interval kepercayaan (confidence interval) 95% dalam statistik. Makin andal pengendalian internal, makin rendah probabilitas CR. Hal itu mengarah pada DR yang lebih rendah, yang akan juga mengarah pada lebih sedikit uji substantif yang dibutuhkan. Peningkatan uji substantif dapat berarti audit yang lebih lama dan mengganggu serta biaya audit yang lebih tinggi (Hall dan Singleton, 2007). Menurut Boynton, Johnson dan Kell (2006) risiko deteksi tergantung pada dua faktor lain dalam model risiko audit. Risiko ini akan berubah hanya jika auditor mengubah salah satu dari faktor-faktor model risiko. Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar akan ada salah saji, dengan mengabaikan pengendalian internal, auditor akan menyimpulkan bahwa risiko inheren adalah tinggi. Risiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan dan bersifat langsung dengan bukti. Selain meningkatkan bukti audit untuk risiko inheren yang lebih tinggi dalam bidang audit tertentu, auditor biasanya juga menugaskan staf 22
yang lebih berpengalaman pada bidang itu serta mereview pengujian audit yang telah selesai secara lebih menyeluruh. Sedangkan jika auditor mengasumsikan pengendalian internal sama sekali tidak efektif untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Kesimpulan tersebut akan menetapkan faktor risiko yang tinggi. Semakin efektif pengendalian internal semakin rendah faktor risiko yang dapat ditetapkan untuk risiko pengendalian. SAS 107 (AU 312) menyebut kombinasi risiko inheren dan risiko pengendalian ini risiko salah saji yang material (risk of material misstatement). Seperti pada risiko inheren, hubungan antara risiko pengendalian dan risiko deteksi adalah berbanding terbalik, sedangkan hubungan antara risiko pengendalian dan bukti substantif bersifat langsung. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal efektif, risiko deteksi yang direncanakan dapat diperbesar sehingga bukti dapat dikurangi dan akan memperkecil kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan. Auditor harus memahami pengendalian internal yang ada, mengevaluasi seberapa baik pengendalian tersebut berfungsi, serta menguji keefektifannya. Auditor perusahaan swasta dan entitas lainnya juga mungkin mengandalkan pengendalian yang efektif, terutama bila pemrosesan transaksi sehari-hari melibatkan prosedur yang sangat terotomasi. Apabila pengendalian mungkin tidak efektif dan risiko inheren tinggi, penggunaan 23
model risiko audit akan menyebabkan auditor mengurangi risiko deteksi sehingga meningkatkan bukti. Perbedaan antara risiko-risiko dalam model risiko audit adalah dalam risiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada ekspektasi atau prediksi auditor mengenai kondisi klien. Contoh risiko inheren adalah persedian yang belum terjual setelah dua tahun. Sementara contoh risiko pengendalian yang rendah adalah pemisahan tugas yang memadai antara penyimpanan aktiva dan akuntansi. Risiko deteksi sangat tergantung pada kedua risiko lainnya. Dalam mengembangkan strategi audit pendahuluan, auditor menspesifikasikan empat komponen berikut (Boynton, Johnson dan Kell, 2006): a. Tingkat risiko bawaan yang dinilai. b. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan: 1. Luas
pemahaman
mengenai
pengendalian
intern
yang
diperoleh. 2. Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian. c. Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan: 1. Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang diperoleh. 2. Prosedur analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai penyajian wajar dari suatu asersi. 24
d. Tingkat pengujian rincian yang direncanakan, apabila dikombinasikan dengan prosedur lain, mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai. Sedangkan menurut Arens, Elder dan Beasley, (2008) auditor harus memiliki
faktor-faktor
yang
menyebabkan
risiko
inheren
dan
memodifikasi bukti audit untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai risiko inheren: a. Sifat bisnis klien b. Hasil audit sebelumnya c. Penugasan awal versus penugasan berulang d. Pihak-pihak yang terkait e. Transaksi nonrutin f. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat g. Unsur-unsur populasi h. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang i. Faktor-faktor yang berkaitan dengan misaproriasi aktiva 4. Sistem Informasi Sistem informasi secara teknis dapat diartikan sebagai suatu komponen
yang
berhubungan
yang
mengumpulkan
(mengambil),
memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk membantu dalam pemilihan keputusan dan pengendalian dalam organisasi. Tiga 25
aktivitas dalam sistem informasi memberikan informasi yang dibutuhkan organisasi
dalam
membuat
keputusan,
mengendalikan
operasi,
menganalisis masalah, dan membuat produk atau jasa baru. Aktivitas ini meliputi input, processing, dan output. Input (masukan) mengambil atau mengumpulkan data yang belum diolah dari dalam organisasi atau lingkungan luar organisasi. Processing (pemrosesan) mengubah masukan yang belum diolah menjadi bentuk yang berarti. Output (keluaran) memindahkan informasi yang telah diproses kepada orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang menggunakan informasi tersebut (Laudon dan Laudon, 2010). Sistem mengumpulkan data dari berbagai proses kunci bisnis dalam manufaktur dan produksi, akuntansi dan keuangan, pemasaran dan penjuan, dan sumberdaya manusia, dan menyimpan data dalam satu penyimpanan data pusat. Informasi yang sebelumnya terbagi dalam sistem yang berbeda dapat disebar dalam perusahaan untuk membantu bagianbagian perusahaan lainnya dalam bekerja bersama lebih dekat. Pengguna dapat membuat keputusan yang lebih baik ketika kuantitas dan kualitas dari informasi meningkat. Konsep
suatu
sistem
juga
menganjurkan
integrasi,
yang
menghilangkan adanya pencatatan, penyimpanan, pelaporan, dan aktivitas proses berulang lainnya di dalam organisasi. Sebagai contoh, perusahaan yang menggunakan program berbeda untuk menyiapkan laporan konsumen, pengumpulan kas, dan yang mengatur piutang, sekarang 26
fungsi-fungsi tersebut dapat dikombinasikan menjadi satu aplikasi. Desainer sistem informasi harus mempertimbangkan seberapa maju teknologi informasi (TI) dapat membantu pembuat keputusan agar lebih efektif dalam menyaring dan menyimpulkan informasi, oleh karena itu mereka menghindari information overload (informasi yang berlebih) (Romney dan Steinbart, 2012). 5. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Sistem Informasi Akuntansi menurut Gondodiyoto (2007) adalah merupakan struktur yang menyatu dalam entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya. SIA sifatnya adalah mandatory, artinya menjadi kewajiban pengurus perusahan untuk mempertanggungjawabkan kepengurusannya dengan dukungan SIA. Salah satu hasil utama SIA adalah laporan keuangan akuntansi untuk para stakeholder. SIA juga diharapkan menghasilkan laporan akuntansi manajemen untuk para manajer perusahaan seperti pengelolaan tugas-tugas operasional, pengawasan operasional, maupun perencanaan dan pengambilan keputusan. Dalam pelaksanaannya ternyata SIA kurang mendukung kebutuhan perusahaan, karena terbatas pada aspek akuntansi, dan seringkali informasi yang dihasilkan tertunda (Gondodiyoto, 2007).
27
6. Enterprise Resource Planning (ERP) Banyak perusahaan berskala besar dan sedang mendesain serta memprogram sistem informasi yang disesuaikan secara internal. Sistem ini adalah sistem umum yang menggabungkan berbagai praktik terbaik yang digunakan dalam bisnis. Perusahaan membaurkan dan menyesuaikan berbagai komponen peranti lunak yang jadi ini untuk membentuk sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) yang paling dapat memenuhi berbagai kebutuhan perusahaan. Menurut Gondodiyoto (2007) Enterprise Resource Planning (ERP) systems adalah paket peranti lunak yang terdiri atas beberapa modul dan yang berubah perlahan terutama dari sistem perencanaan sumber daya manufaktur tradisional. Menurut Hall dan Singleton (2007) ERP adalah sebuah alat pendukung keputusan yang memasok pihak manajemen informasi real-time dan memungkinkan keputusan tepat waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan mencapai keunggulan kompetitif. Tujuan ERP adalah mengintegrasikan berbagai proses utama suatu perusahaan seperti entri pesanan, produksi, pengadaan, utang usaha, penggajian, dan sumber daya manusia. ERP menggabungkan setiap komputer pada tiap depatemen ke dalam sebuah sistem terintegrasi yang mengakses sebuah basis data untuk memfasilitasi proses berbagai informasi dan untuk meningkatkan komunikasi di perusahaan. Beberapa ERP mendukung berbagai fungsi melalui modul khusus perindustri yang dapat ditambahkan ke sistem inti. Vendor ERP lainnya 28
mendesain sistem untuk menerima dan berkomunikasi dengan software jadi yang dapat ditambahkan (bolt-on) yang diproduksi oleh vendor ketiga. Bolt-On adalah sistem yang komprehensif yang menyediakan teknologi atau fungsionalitas spesifik sebagai pelengkap bagi sistem ERP. Beberapa jenis tipe aplikasi yang termasuk Bolt-On biasanya digunakan untuk menghubungkan organisasi lain dengan sistem ERP melalui komponen software yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Berbagai solusi Bolt-On tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu Costumer Relationship Management (CRM), Product Lifecycle Management (PLM), Supply Chain Management (SCM), Business Intelligence (BI). 7. General Audit dalam Kompleksitas Sistem Informasi Menurut Gondodiyoto (2007) istilah EDP-Audit (electronic data processing audit) atau audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai, semua aktiva dilingdungi dengan baik/tidak disalahgunakan serta terjaminnya intergritas data, keandalan serta efekivitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer tersebut. Pada saat ini yang dilakukan adalah audit sistem informasi (akuntansi) dalam kaitannya dengan general financial audit, atau audit dalam rangka evaluasi terhadap IT governance. Auditor harus memutuskan apakah dalam melakukan test of controls dan substantive test akan
memeriksa
sistem
komputerisasinya
atau
hanya
akan 29
menganggapnya sebagai black box. Selain itu auditor juga menentukan apakah dalam pemeriksaan auditor akan menggunakan alat bantu komputer untuk audit atau tidak. Auditor harus memutuskan pendekatan mana yang akan ditempuh, di antara tiga pendekatan audit yang berkaitan dengan komputer : a. Audit di sekitar (input/output) komputer (audit around the computer), dapat dilakukan jika dokumen sumber tersedia dalam bahasa nonmesin memungkinkan auditor menelusuri suatu transaksi dari dokumen sumber ke output. b. Audit terhadap komputer (audit through the computer), auditor menguji dan menilai efektivitas prosedur pengendalian operasi dan program komputer serta ketepatan proses di dalam komputer. Keunggulan teknik ini adalah bahwa auditor memiliki kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer. c. Audit menggunakan dukungan computer (audit with the computer), menggunakan software untuk mengotomasikan prosedur pelaksanaan audit. Dalam kaitan dengan keberadaan sistem informasi berbasis komputer di sisi auditee, SPKN tidak membatasi teknik audit seperti apa yang harus digunakan (Darono, 2014). Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) 04 Paragraf 62 dalam SPKN menyatakan bahwa pemeriksa harus memperoleh bukti yang cukup, kompeten, dan relevan bahwa data yang 30
diproses melalui sistem yang berbasis komputer itu valid dan dapat diandalkan. Apabila keandalan sistem berbasis komputer merupakan sasaran utama pemeriksaan, pemeriksa harus melakukan reviu terhadap pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sistem tersebut. 8. Keahlian Sistem Informasi Auditor Komputerisasi memberikan dampak terhadap audit laporan keuangan, dukungan computer audit makin diperlukan oleh para akuntan, atau para akuntan harus mulai makin conmputer literacy (paham hal-hal teknis aplikasi komputer). Selain itu pendekatan atau cara pandang terhadap sistem akuntansi yang semula stand alone, kini berubah menjadi sistem informasi akuntansi makin terpadu dengan keseluruhan sistem informasi perusahaan. Akibatnya area audit laporan keuangan makin saling terkait dengan bidang operasional, teknologi informasi dan makin luas ruang lingkupnya (Gondodiyoto, 2007). Pengetahuan teknologi informasi dan akuntansi perlu diberikan pada berbagai tahapan maupun tingkatannya masing-masing, antara lain: a. Pre post qualification Auditor pada masa yang akan datang akan bekerja tidak hanya secara konvensional sebagai akuntan, melainkan tidak dapat menghindari bekerja di lingkungan teknologi informasi. Perlu ditentukan standar pengetahuan minimal bidang teknologi informasi dan secara berkelanjutan perlu pelatihan dengan pengetahuan mengenai seni
31
teknologi
informasi
dalam
aktivitas
edukasi
profesi
yang
berkelanjutan. b. Conceptual knowledge / practicall skill Pengetahuan teknologi informasi bersifat konsep maupun keterampilan praktis. Pendidikan dan pelatihan harus memberikan pengetahuan konsepsional
dan
technical
skill,
serta
dasar-dasar
untuk
pengembangan diri lebih lanjut. SA Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan Sistem Informasi Komputer, paragraf 04 sampai dengan pragraf 06 menjelaskan tingkat keterampilan dan kompetensi auditor yang harus dimiliki bila melaksanakan suatu audit dalam lingkungan sistem informasi komputer dan memberikan panduan bila mendelegasikan pekerjaan kepada asisten dengan keterampilan sistem informasi komputer atau bila menggunakan pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor independen lain atau tenaga ahli yang memiliki keahlian di bidang sistem informasi komputer. Secara khusus,
auditor
harus
memiliki
pengetahuan
memadai
untuk
merencanakan, melaksanakan, dan menggunakan hasil penggunaan TABK. Tingkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tergantung atas kompleksitas dan sifat TABK dan sistem akuntansi entitas. Oleh karena itu, auditor harus menyadari bahwa penggunaan TABK dalam keadaan tertentu dapat mengharuskan dimilikinya jauh lebih banyak pengetahuan komputer dibandingkan dengan yang dimilikinya dalam keadaan lain. 32
Menurut
Hamid
(2012)
bagaimanapun
sebuah
perusahaan
mengoperasikan sistem secara manual, sistem yang terkomputerisasi, atau paduan antara keduanya, auditor harus mengikuti Generally Accepted Auditing Standards (GAAS): a. Sebagai bagian dari menggunakan pengetahuan yang cukup atas operasi perusahaan untuk perencanaan audit, auditor harus memiliki pemahaman mengenai computer processing configuration, metode dari pemrosesan dan hal yang berhubungan agar dapat menilai risiko bawaan yang berkaitan dengan perencanaan audit. b. Auditor harus mendapatkan pemahaman yang memadai dari semua pengendalian yang berhubungan dengan aplikasi sistem akuntansi yang signifikan dengan audit. Contohnya, auditor akan melakukan pengujian atas pengendalian dari kebijakan dan prosedur internal control (melingkupi baik sistem manual dan terkomputerisasi) yang dapat meningkatkan reabilitas dari data dan informasi. Dari pengujian pengendalian, auditor akan menilai risiko pengendalian untuk asersi tertentu atas saldo akun atau level dari transaksi, dan menentukan lingkup, waktu, dan luas dari prosedur substantif menurut materialitas dan risiko bawaan. Prosedur ini dapat dilakukan menggunakan komputer. c. Auditor harus melaksanakan prosedur substantif yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengumpulkan bukti audit yang layak dan cukup untuk asersi spesifik dalam saldo akun dan tingkat transaksi. Dalam 33
hal ini, auditor dapat mempertimbangkan menggunakan generalized audit software packages jika dibutuhkan. Standar Audit 315 mengenai Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya (par. 18) yaitu, auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, yang relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk hal-hal sebagai berikut: a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan terhadap laporan keuangan; b. Prosedur, baik dalam teknologi informasi maupun sistem manual, yang olehnya
transaksi
dimulai,
dicatat,
diproses,
dan
dikoreksi
sebagaimana mestinya, diranser ke buku besar, dan dilaporkan dalam laporan keuangan; c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun spesifik dalam laporan keuangan yang digunakan untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi, hal ini mencakup koreksi terhadap informasi yang salah dan bagaimana informasi tersebut ditransfer ke buku besar. Catatan tersbut dapat dalam bentuk manual atau elektronik; d. Bagaimana sistem informasi menangkap peristiwa dan kondisi (selain transaksi) yang signifikan terhadap laporan keuangan;
34
e. Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan entitas, termasuk estimasi akuntansi dan pengungkapan yang signifikan; dan f. Pengendalian di sekitar entri jurnal, termasuk entri jurnal non standar yang digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak berulang atau tidak biasa, atau penyesuaian 9. Computer Assurance Specialist SAS 73 (AU 336) menetapkan persyaratan untuk memilih spesialis dan mereview pekerjaannya. Auditor harus memiliki pengalaman yang memadai atas bisnis klien untuk mengetahui apakah spesialis memang diperlukan. Auditor perlu mengevaluasi kualifikasi profesional spesialis itu dan memahami tujuan serta ruang lingkup pekerjaannya. Auditor juga harus mempertimbangkan hubungan spesialis tersebut dengan klien, termasuk situasi yang mungkin mengganggu objektivitasnya. Penggunaan spesialis tidak akan mempengaruhi tanggung jawab auditor untuk melaksanakan audit dan laporan audit tidak boleh mengacu pada pekerjaan spesialis, kecuali laporan spesialis mengakibatkan perlunya modifikasi atas laporan audit. SA Seksi 336 [PSA No. 39] menjelaskan mengenai penggunaan pekerjaan spesialis. Auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini untuk mengevaluasi kualifikasi profesional spesialis dalam menentukan bahwa spesialis tersebut memiliki keterampilan atau pengetahuan dalam bidang tertentu yang diperlukan: 35
a. Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari spesialis lain dalam bidangnya. b. Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak lain yang mengenal kemampuan atau kinerjanya. c. Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan klien. Ketepatan dan kelayakan metode dan asumsi yang digunakan dan penerapannya merupakan tanggung jawab spesialis. Auditor harus memahami metode dan ausmsi yang digunakan oleh spesialis, melakukan pengujian semestinya atas data yang disediakan oleh spesialis, dengan memperhitungkan taksiran risiko pengendalian auditor dan mengevaluasi apakah temuan spesialis mendukung asersi yang berkaitan dalam laporan keuangan. Auditor akan menggunakan pekerjaan spesialis, kecuali jika prosedur auditor menyebabkan ia yakin bahwa temuan spesialis tersebut tidak masuk akal dalam keadaan tersebut. Jika terdapat perbedaan material antara temuan spesialis dengan penyajian laporan keuangan, atau jika auditor yakin bahwa penentuan yang dibuat oleh spesialis tidak wajar, maka auditor harus melakukan prosedur tambahan. Jika setelah menerapkan prosedur tambahan ternyata ia belum dapat memecahkan masalah, maka auditor harus memperoleh pendapat dari spesialis lain, kecuali jika menurut pandangan auditor masalah tersebut tidak akan dapat dipecahkan. Jika auditor yakin bahwa temuan spesialis tidak masuk akal,
36
ia harus menerapkan prosedur tambahan yang dapat mencakup pemerolehan pendapat dari spesialis lain.
37
B. Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu beserta dengan hasil penelitian: Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan Audit (Y) NO. 1.
2.
JUDUL/PENULIS (TAHUN) Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Kompetensi Auditor, dan Kecerdasan Spiritual pada Kualitas Audit BPK Bali
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh dengan jumlah sampel sebesar 43 responden atas survei kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Skala yang digunakan adalah skala likert.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel TABK, Kompetensi auditor, Kecerdasan Spiritual sebesar 48,80%. Variabel TABK, kompetensi auditor, kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit.
I Ketut Januarga, I Ketut Budiartha (2015) Analisis FaktorFaktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Judgment(Studi Pada BPK RI
Sampel dari penelitian ini adalah BPK di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian data menggunakan analisis regresi berganda.
Gender berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment, sedangkan keahlian auditor dan pengalaman auditor berpengaruh positif signifikan. Tekanan ketaatan berpengaruh
VARIABEL LAINNYA - Kualitas Audit - Teknik Audit Berbantuan Komputer - Kecerdasan Spiritual
-Gender -Tekanan ketaatan - Kompleksitas tugas
X1 X2
Y
√
-
-
√
-
√
38
NO.
3.
3.
JUDUL/PENULIS (TAHUN) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah) Anugrah Suci Praditaningrum dan Indira Januarti (2012) Hubungan Antara Risiko Manipulasi Earnings dan Risiko Corporate Governance dengan Perencanaan Audit (Studi Empiris pada Auditor SeJawa) Nurna Aziza (2005) Audit Sistem Informasi: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
VARIABEL LAINNYA
X1 X2
Y
negatif secara signifikan terhadap audit judgmentsedangkan kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.
Menggunakan metode purposive sampling (judgmental sampling) kepada responden auditor di KAP. Pengujian menggunakan analisis regresi berganda.
Risiko manipulasi earnings, risiko - Risiko corporate governance dan manipulasi interaksi antara risiko manipulasi earnings earnings, risiko corporate - Risiko governance dengan perencanaan corporate audit tidak berhubungan dengan governance perencanaan audit.
-
-
√
Menggunakan metode pengujian analisis regresi berganda. Objek penelitian adalah KAP di Jakarta pada tahun 2000.
Variabel independen yang berpengaruh signifikan adalah variabel adanya pedoman audit SI terhadap penerapan audit SI sedangkan variabel independen
√
-
-
- Umur KAP - Kebutuhan dan dorongan kesadaran dari KAP
39
NO.
JUDUL/PENULIS (TAHUN) Penerapannya pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN umur KAP, kebutuhan dan kesadaran KAP, pengetahuan dan pendidikan berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan audit SI. Rata-rata nilai penerapan Audit SI oleh KAP di Jakarta masih kecil sehingga dalam melaksanakan pekerjaannya KAP belum menerapkan Audit SI.
Nanang Sasongko (2002)
VARIABEL LAINNYA - Petunjuk SPAP - Penerapan audit sistem informasi
X1 X2
Y
(Sumber: Diolah dari berbagai referensi) Tabel 2. 2 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan Audit (Y) – Asing NO. 1.
JUDUL/PENULIS (TAHUN) One Team or Two Teams? Exploring The Relationship Between Auditors and IT Specialists and its Implications for a Collective Audit Team Identity and Audit Quality
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kualitataif. Menggunakan metode wawancara dan kuesioner atas 33 praktisi, 16 auditor dan 17 spesialis IT dari KAP dengan skala likert sebagai pengukur.
Proses audit sangat jauh berbeda untuk hubungan yang baik dengan yang sulit. Hubungan yang sulit berkaitan dengan keturut sertaan spesialis IT yang kurang tersebar dan kurang kolaborasi ketika memodifikasi prosedur audit dalam menangani isu IT kritikal, yang dapat mengurangi kualitas dari penilaian risiko dan
VARIABEL LAINNYA - Kualitas Audit - Collective team identity
X1 X2 -
√
Y -
40
NO.
2.
3.
JUDUL/PENULIS (TAHUN) Tim Bauer dan Cassandra Estep (2015)
The Effect of Auditor IT Expertise on Internal Controls
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
kecukupan dari pengujian audit. Hasil dari penelitian menyimpulkan tim audit dengan kualitas hubungan yang kurang memiliki risiko atas integrasi yang buruk dan terlalu mengandalkan fungsi IT yang mengancam kualitas audit. Penelitian dilakukan untuk Keahlian audit TI berpengaruh populasi tahun 2004-2009. negatif atas kelemahan material Menggunakan pengujian non-IT dan IT dalam pengaturan regresi logistik. laporan ex ante.
Jacob Z. Haislip, Gary F. Peters, Vernon J. Richardson (2015) Auditor Choice and Variabel yang digunakan Accounting System penelitian adalah kualitas Quality sistem akuntansi perusahaan, keputusan melakukan audit Jeff Downing dan dan eksternal audit. John Christian Langli (2015)
VARIABEL LAINNYA
- Internal Control - Auditor switch - Material weakness
Penelitian ini menyimpulkan - Keputusan auditor dapat memiliki peran yang melakukan berguna dalam membantu audit perusahaan mempertahankan kualitas sistem akuntansi yang tinggi. Perusahaan yang memilih untuk tidak melakukan audit, dapat mengandalkan sumber
X1 X2
Y
√
-
-
√
-
-
41
NO.
4.
5.
JUDUL/PENULIS (TAHUN)
IS Auditor Characteristics, Audit Process Variables, and IS Audit Satisfication: An Empirical Study in South Korea Sojung Lucia Kim, Thompson S.H. Teo, Anol Bhattacherjee, dan Kichan Nam (2015) When The World Isn’t Always Flat: The Impact of Psychological Distance on Auditors’ Reliance on Specialists
METODE PENELITIAN
Sampel yang digunakan adalah 203 proyek Sistem Informasi di KAP Korea Selatan untuk penelitian dari tahun 2007-2008. Data diambil melalui NIA’s IS database audit. Menggunakan model pengujian SEM (stuctural equation modeling).
Penelitian ini merupakan sebuah randomized experiment2x2 dengan total 121 auditor Big 4 berpengalaman yang memiliki pengalaman atas jarak psikologis dengan fungsi audit internal klien. Pengujian Martin M. Weisner, menggunakan 5 poin skala
HASIL PENELITIAN alternatif dari spesialis untuk meminimalkan pengaruh negatif atas hilangnya spesialis auditor. Kedua karakteristik auditor dalam keahlian dan kejelasan peran sangat penting untuk menjadi penentu proses audit dalam hal audit responsiveness dan keandalan audit yang menjadi penentu kritikal atas kepuasan audit.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwajarak psikologis berpengaruh terhadap keandalan penilaian auditor (peningkatan jarak akan mengurangi keandalan). Pengalaman historis dengan fungsi audit internal klien membentuk efek halo yang
VARIABEL LAINNYA
- Auditor Role Clarity - Audit Responsiveness - Audit Reliability
- Psychological distance - Historical experience with the auditee’s Internal Audit Function - Reliance Confidence
X1 X2
√
-
Y
-
√
42
NO.
6.
JUDUL/PENULIS METODE PENELITIAN (TAHUN) Steve G. Sutton likert dengan manipulasi (2014) materi dalam kuesioner dan menggunakan analisis MANOVA.
Does Experience Affect Auditors’ Professional Judgment? Evidence From Puerto Rico Carmen B. RiosFigueroa dan
Menggunakan pengalaman dengan ukuran pengalaman atas tahun kerja sebagai variabel independen dan menggunakan professionaljudgment dengan evaluasi dari reabilitas atas pengendalian internal dan fraud sebagai variabel
VARIABEL LAINNYA memoderasi pengaruh jarak - Planned psikologis seperti perbedaan Budget pengaruh dari ada dan tidak Reduction adanya kelemahan material dari kepercayaan diri auditor tahun lalu dan keinginan yang berhubungan untuk mengurangi jam kerja yang dianggarkan lebih besar untuk spesialis dengan jarak psikologis. Pilihan auditor atas spesialis yang lebih dekat dapat menyimpan keandalan yang lebih besar dari auditor eksternal, terutama ketika adanya kelemahan yang material di audit tahun lalu spesialis berniat akan membantu memperbaiki. Pengalaman tidak mempengaruhi - Fraud keputusan auditor ketika hal tersebut didasari oleh professional judgment. HASIL PENELITIAN
X1 X2
√
-
Y
√
43
NO.
7.
JUDUL/PENULIS METODE PENELITIAN (TAHUN) Rogelio J. Cardona dependen. Menggunakan (2013) kuesioner dengan sampel dari KAP di Puerto Rico dan praktisi serta mahasiswa tingkat akhir di akuntansi pada tahun 2011. Menggunakan nonparametric analysis of variance (Kruskal-Wallis test) untuk menbandingkan sampel dari group berbeda. AIS Audit Support Menggunakan variabel by Simulation and pengetahuan auditor mengenai Simulation AIS sebagai variabel Definition independen dan variabel Risk Assessment Competency dan Muhannad Akram Kualitas Auditor Ahmad dan Farah PlanningJudgments sebagai Hanna Zawaideh variabel dependen. (2013) Menggunakan simulasi software dan estimasi hasil.
HASIL PENELITIAN
VARIABEL LAINNYA
Penggunaan AIS mengurangi - Kualitas waktu yang dibutuhkan dalam Audit proses audit yang meningkatkan efisiensi dari proses tersebut. Eror dari proses audit terkomputerisasi signifikan kecil dan dapat diterima untuk jurnal baik besar maupun kecil oleh karena itu penggunaan AIS meningkatkan akurasi dari audit proses atas besar maupun kecilnya jumlah audit sehingga meningkatkan efisiensi dari proses audit. Auditor mendapatkan pengetahuan lebih dari teknologi informasi terutama AIS dan CAATs, pekerjaan
X1 X2
√
-
Y
√
44
NO.
8.
9.
JUDUL/PENULIS (TAHUN)
An Examination of Auditor Planning Judgements in a Complex Accounting Information System Environment
METODE PENELITIAN
Joseph F. Brazel, Christopher P. Agoglia (2007)
Responden berasal dari 74 auditor praktisi di 4 KAP internasional dan 2 KAP nasional dengan memberikan kuesioner berisi kasus yang dimanipulasi untuk menentukan keberpengaruhan kompetensi spesialis komputer serta penilaian menggunakan 10 poin skala likert. Pengujian menggunakan 2 x 2 ANCOVA (analysis of covariance)
Bringing an IT Specialist Into The
Penelitian ini bersifat analisis dari data kualitatif dengan
HASIL PENELITIAN mereka menjadi lebih mudah, efisien dan dapat diandalkan. Auditor sensitif terhadap kompetensi Computer Assurance Specialist dan menilai risiko pengendalian lebih tinggi ketika mendapatkan bukti pengujian pengendalian yang positif dari seorang CAS dengan kompetensi rendah. Pada kondisi SIA terindikasi peningkatan risiko, auditor dengan keahlian SIA yang lebih tinggi menilai pengendalian risiko lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki keahlian lebih rendah. Walaupun keahlian SIA tidak memoderasi pengaruh atas kompetensi CAS pada penilaian risiko pengendalian mereka, tingkat keahlian memoderasi reaksi mereka terhadap variasi kompetensi CAS dengan melihat kepada rencana pengujian substantif. Hasil dari penelitian ini adalah model penentuan keputusan untuk
VARIABEL LAINNYA
X1 X2
Y
√
√
√
-
√
√ 45
NO.
JUDUL/PENULIS METODE PENELITIAN (TAHUN) Audit Process – A metode wawancara. Penelitian Decision Model for ini terdiri dari expert study Small Audit Firms yang dilakukan dengan melakukan wawancara pada Camilla Axelsson, dua auditor bersertifikasi dan Lisa Lundberg CISA sedangkan user study (2005) dilakukan dengan melakukan wawancara dengan dua auditor finansial pada KAP kecil. Pengujian penelitian ini menggunakan validasi model.
HASIL PENELITIAN
VARIABEL LAINNYA
X1 X2
Y
KAP kecil dalam menentukan untuk membawa spesialis IT eksternal kepada proses audit. Tahapan awal dalam model ini adalah pengidentifikasian atas proses yang paling kritis atas perusahaan klien dan bagaimana proses ini dipengaruhi oleh IT di perusahaan klien. Keandalan atas IT sangat penting saat melakukan audit IT. Kriteria utama ketika menilai perusahaan kecil klien adalah adanya software yang telah dibentuk atau diadaptasi untuk tujuan perusahaan. Kriteria lain dalam model adalah jejak audit, access, routines dan intensitas transaksi. Model penentuan keputusan ini dapat meningkatkan penggunaan dari spesialis IT dalam mengidentifikasi atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam menentukan untuk membawa spesialis IT kedalam proses audit dan dalam meningkatkan kesadaran atas 46
NO.
10.
JUDUL/PENULIS (TAHUN)
Are Financial Auditors Overconfident in Their Ability to Assess Risks Associated with Enterprise Resource Planning Systems? James E. Hunton, Arnorld M. Wright, Sally Wright (2005)
METODE PENELITIAN
Jumlah sampel yang digunakan sebesar 165 auditor. Menggunakan desain experimental dengan skala likert dan pengujian regresi berganda.
HASIL PENELITIAN batasan pengetahuan pengguna IT dan risiko yang berhubungan dengan IT. Kedua tipe auditor (spesialis auditor TI dan auditor keuangan) mengindikasikanrisiko yang lebih signifikan atas interupsi bisnisketergantungan proses, risiko pengendalian keseluruhan dengan ERP, dibandingkan dengan non-ERP sistem. Ketika spesialis audit TI menilai risiko yang lebih signifikan atas network, database, dan application security pada ERP sistem, auditor finansial tidak mengakui adanya risiko keamanan pada area tersebut. Perbedaan risiko yang diterima dari non-ERP dengan sistem ERP pada seluruh kategori risiko signifikan lebih besar untuk spesialis audit TI dibandingkan auditor finansial. Auditor finansial tidak mengindikasikan kebutuhan yang besar untuk berkonsultasi dengan
VARIABEL LAINNYA
X1 X2
√
√
Y
√
47
NO.
11.
JUDUL/PENULIS (TAHUN)
The Effects of Computer Assurace Specialist Competence and Auditor Accounting Information System Expertise on Auditor Planning Judgments Joseph F. Brazel (2004)
METODE PENELITIAN
Menggunakan study quasiexperimental case dalam menguji keahlian Accounting Information Systems (AIS Auditor) dan kompetensi Computer Assurance Specialist dengan metode analisis ANOVA 2X2 dan ANCOVA.
HASIL PENELITIAN spesialis audit TI ketika melakukan ERP versus non-ERP sistem dan keduanya sama-sama percaya diri pada kemampuan tim finansial audit untuk menilai risiko pada kedua ligkungan komputer. Bukti dari penelitian ini menyimpulkan bahwa auditor finansial berkemungkinan terlalu percaya diri pada kemampuannya dalam menilai risiko sistem ERP. Auditor dengan keahlian SIA yang tinggi menilai risiko bawaan dan pengendalian pada tingkat yang tinggi dan membentuk subtantive test atas hal tersebut dengan lingkup yang lebih luas untuk mengurangi risiko tersebut. Untuk Auditor dengan keahlian SIA yang tinggi, kualitas dari penilaian risiko mereka dan efektivitas dari lingkup pengujian mereka melebihi auditor dengan keahlian SIA yang rendah. Auditor juga sensitif atas reliabilitasnya terhadap CAS
VARIABEL LAINNYA
X1 X2
√
√
Y
√
48
NO.
JUDUL/PENULIS (TAHUN)
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
VARIABEL LAINNYA
X1 X2
Y
sebagai sumber bukti dan menilai risiko pengendalian lebih tinggi ketika diberikan bukti pengujian pengendalian dari CAS dengan kompetensi yang rendah. Ketika merencanakan prosedur subtantif, tingkat keahlian SIA Auditor memoderasi reaksi mereka terhadap kompetensi CAS. Tidak ada pengaruh keahlian SIA yang terjadi dalam kondisi ketika CAS memiliki kompetensi yang tinggi. Hasil dari penelitian ini berpendapat keahlian SIA auditor dapat memainkan peran yang signifikan dalam lingkungan SIA yang kompleks dan kemampuan mereka untuk mengkompensasi atas adanya potensi kekurangan komepetensi CAS dengan meningkatkan lingkup pengujian substantif. (Sumber: Diolah dari berbagai referensi)
49
C. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian dapat digambarkan dalam gambar 2.1 Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian Adanya ketidakkonsistenan pada penelitian sebelumnya
Teori Behavioral Accounting Research (BAR)
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Pentingnya memperhatikan kemampuan auditor atas TI dan kompetensi spesialis TI dalam melakukan audit
Munculnya kasus baik atas kurangnya kemampuan auditor, maupun keterlibatan spesialis IT dan serangan hackers
Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2)
Audit plan judgment (Y)
H2 H3 H1
Keahlian Auditor atas Sistem Informasi (X1)
Metode Analisis: Uji beda Independent t-test dan Uji ANOVA
Hasil Analisis: -
Uji Reliabilitas Uji Asumsi
- Uji Validitas - Uji Hipotesis
- Uji Normalitas
Kesimpulan dan Saran
50
D. Pengembangan Hipotesis 1. Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Auditor Plan Judgment Auditor harus memiliki pengetahuan memadai tentang Sistem Informasi Komputer untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan supervisi, dan me-review pekerjaan yang dilakukan untuk menerapkan prosedur audit, tergantung atas pendekatan audit yang digunakan. SA Seksi 335 (PSA No. 57) menjelaskan tingkat keterampilan dan kompetensi auditor yang harus dimiliki bila melaksanakan suatu audit dalam lingkup sistem informasi komputer. Menurut Gonodiyoto (2007), pengetahuan teknologi informasi dan akuntansi perlu diberikan pada tahapan pelatihan dan pendidikan. Penelitian yang dilakukan Hunton et al. (2001) dalam Brazel (2004) menyimpulkan ketika keahlian SIA meningkat, akan terjadi peningkatan juga pada kinerja auditor dalam melakukan tugas yang berhubungan dengan SIA. Auditor yang memiliki keahlian SIA yang lebih tinggi seharusnya memiliki dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyiapkan progam audit dan penganggaran waktu yang efektif dalam lingkup SIA yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Brazel (2004) mengenai pengaruh keahlian sistem informasi akuntansi auditor dan kompetensi computer assurance specialist terhadap auditor plan judgment dengan sampel yang diambil dari Kantor Akuntan Publik yang berada di Amerika Serikat pada tahun 2004, hasilnya menunjukkan bahwa keahlian SIA auditor dapat memainkan peran yang signifikan dalam lingkungan SIA yang kompleks 51
atas audit plan judgment. Hasil penelitian Brazel mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Praditaningrum dan Januarti (2012); Ahmad dan Zawaideh (2013); Brazel dan Agoglia (2007); yaitu keahlian Sistem Informasi Akuntansi Auditor berpengaruh dengan audit plan judgment. Dari penjelasan teoritis dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis yaitu: H1: Auditor dengan keahlian atas Sistem Informasi yang tinggi akan merencanakan audit lebih luas dibandingkan dengan auditor dengan keahlian Sistem Informasi yang rendah. 2. Kompetensi Computer Assurance Specialist dan Auditor Plan Judgment SAS (Statement on Auditing Standards) No. 94 menyatakan selain menyarankan agar auditor memiliki pengetahuan yang memadai atas prosedur komputerisasi yang digunakan klien dalam menyiapkan laporan keuangan, dalam melakukan perencanaan audit dibutuhkan keahlian untuk mengevaluasi sistem TI tersebut atau mendapatkan bantuan dari spesialis yang memiliki kemampuan yang memadai. Adanya auditor TI adalah penting ketika proses audit dilakukan pada lingkup yang dominan atau signifikan dengan TI (Kanellou dan Spathis, 2011). Auditor memasukan bukti pengujian CAS dalam melakukan penilaian risiko pengendalian. Penelitian
sebelumnya
menyimpulkan
bahwa
auditor
cenderung
memperkirakan pengujian atas pengendalian yang dilakukan oleh CAS 52
dengan kompetensi rendah lebih lemah dibandingkan dengan CAS yang lebih berkompeten (Brazel, 2004; Brazel dan Agoglia, 2007). Oleh karena itu, penurunan atas tingkat kompetensi CAS cenderung mengarah pada auditor menilai risiko pengendalian lebih tinggi dan memperluas prosedur pengujian substantif (Boynton, Johnson, dan Kell, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Brazel (2004) mengenai pengaruh keahlian sistem informasi akuntansi auditor dan kompetensi computer assurance specialist terhadap auditor plan judgment dengan sampel yang diambil dari Kantor Akuntan Publik yang berada di Amerika Serikat pada tahun 2004, hasilnya menunjukkan bahwa hasil pekerjaan CAS dengan kompetensi yang tinggi sebagai sumber bukti merencanakan audit lebih sempit. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Brazel dan Agoglia (2007);
Axelsson dan Lundberg (2005), Hunton et al (2005), maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H2: Auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang tinggi akan merencanakan audit lebih sempit daripada auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang rendah 3. Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Auditor Plan Judgment Dalam kondisi kompetensi CAS yang rendah, auditor dengan keahlian SIA yang tinggi berkemungkinan akan menilai risiko 53
pengendalian pada level yang dekat dengan maksimum kerena mereka memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk merencanakan dan melakukan prosedur substantif tambahan yang akan menutupi kekurangan dari kompetensi CAS yang rendah tersebut (Ajzen (1991) dalam Brazel (2004)). Dengan kondisi yang sama, auditor dengan keahlian SIA yang rendah berkemungkinan lebih mengandalkan bukti dari CAS dan tidak mengubah penilaian risiko pengendalian dan prosedur substantif, karena menutupi kekurangan kompetensi CAS akan menjadi tugas yang berat untuk mereka. Sedangkan berbeda dengan pengaruh dari auditor yang memiliki keahlian SI pada penilaian risiko pengendalian dan keluasan pengujian, diekspetasikan akan berkurang ketika kompetensi CAS tinggi, sebab akan lebih baik untuk mengandalkan bukti pengujian pengendalian CAS (Brazel, 2004). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Brazel (2004); Brazel dan Agoglia (2007); Hunton et al (2005), yaitu tingkat keahlian auditor atas SIA memoderasi reaksi atas kompetensi CAS dengan mempertimbangkan keluasan dan lingkup dari prosedur perencanaan audit, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H3: Keahlian Auditor atas Sistem Informasi memoderasi pengaruh Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap rata-rata Audit Plan Judgment
54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian yang menguji hipotesis dengan menggunakan metode penelitian kausal yaitu penelitian yang menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah (Sekaran, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (keahlian Sistem Informasi Auditor dan kompetensi Computer Assurance Specialist) terhadap variabel dependen (Auditor Plan Judgment). Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2013). Responden dalam penelitian ini adalah Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2013). Sampel pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) wilayah Jakarta. Sedangkan metode dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel yang mudah (convenience sampling), yaitu pengambilan sampel dengan pengumpulan informasi dari anggota populasi yang bersedia memberikan (Sekaran, 2014).
55
C. Metode Pengumpulan Data Untuk
memperoleh
data-data
dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Penelitian ini digunakan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar permasalahan dapat dipecahkan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca literatur yang ada berupa buku, artikel, internet, skripsi, tesis dan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Metode kuesioner yang digunakan dengan memberikan satu kuesioner atau angket (satu set tulisan) tentang pertanyaan yang diolah untuk responden dalam mencatat jawabannya. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, pertama memuat pertanyaan tentang data diri responden dan kedua berisi pernyataan penelitian yang berhubungan dengan keahlian sistem informasi auditor, kompetensi computer assurance specialist dan audit plan judgment. Jenis skala yang digunakan untuk untuk menjawab bagian pertanyaan penelitian adalah skala interval (likert) yaitu metode yang
56
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel dependen (Y) yang digunakan adalah audit plan judgment sedangkan variabel independennya terdiri dari keahlian sistem informasi auditor (X1) dan kompetensi Computer Assurance Specialist (X2). Definisi operasional dan pengukuran untuk variabel-variabel tersebut adalah: 1. Audit Plan Judgment Menurut Auditing Standards No. 9 Audit Planning (PCAOB, 2010) perencanaan audit meliputi membentuk strategi keseluruhan audit untuk pelaksanaan dan mengembangkan rencana audit, yang menyertakan, prosedur penilaian risiko yang direncanakan dan tanggapan yang direncanakan atas risiko salah saji yang material. Judgment menurut Brazel (2004) adalah evaluasi dan penilaian dari keadaan suatu masalah atau pembentukan sebuah opini yang kemudian disimpulkan dan sebagai tindakan dari hasil yang dilakukan. Dalam penelitian ini pengukuran audit plan judgment dilakukan dengan menggunakan budgeted audit hours (anggaran jam kerja audit) yangdiadopsi dari Aziza (2005). 2. Keahlian Sistem Informasi Auditor Keahlian adalah sebagai dasar untuk mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang yang ahli (Abdolmohammadi dan Shanteau, 1992). Keahlian Auditor atas SI menurut PSA No. 57 SA Seksi 57
335 Auditing Dalam Lingkungan Sistem Informasi Komputer adalah pengetahuan memadai tentang SIK untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan
supervisi,
Sedangkan
SAS
dan
No.
94
me-review
pekerjaan
mengatakan
auditor
yang dilakukan. berkemungkinan
membutuhkan keahlian spesial untuk menilai pengaruh dari sistem informasi terhadap audit, untuk memahami pengendalian klien, dan untuk melakukan pengendalian dan pengujian substantif (Tucker, 2001). Responden akan dibagi menjadi kelompok dengan keahlian sistem informasi yang rendah dan kelompok dengan keahlian sistem informasi yang tinggi melalui nilai tengah (median) dari keahlian sistem informasi responden (Brazel, 2004). Dalam penelitian ini pengukuran keahlian Sistem Informasi Auditor dilakukan dengan menggunakan enam indikator self assessments yaitu pelatihan formal maupun informal, pengalaman, jangka waktu, awal memulai, peranan penting dimasa yang akan datang dan keahlian sistem informasi auditor yang kompleks. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Brazel (2004). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari Sangat Setuju (bobot 5), Setuju (bobot 4), Netral (bobot 3), Tidak Setuju (bobot 2), Sangat Tidak Setuju (bobot 1). 3. Kompetensi Computer Assurance Specialist Audit Sistem Informasi (Computer Audit) meliputi review formal atas risiko yang berhubungan dengan operasi dan sistem informasi 58
perusahaan, dan menilai apakah pengendalian internal yang memadai dapat memastikan efisiensi, efektivitas, integritas, dan keamanan atas data dan aset SI perusahaan (Kim et al., 2015). Menurut Brazel (2004) kompetensi Computer Assurance Specialist diidentifikasi dalam tiga faktor yaitu banyaknya pengalaman CAS, banyaknya training, dan hasil kinerja yang lalu. Dalam penelitian ini Computer Assurance Specialist dilakukan dengan memanipulasi pemberian kasus atas tinggi dan rendahnya kompetensi spesialis dan kertas kerja atas pengujian pengendalian internal yang disiapkan oleh CAS (Brazel, 2004; Brazel dan Agoglia, 2007; Hunton et al., 2005). Semua responden diberitahukan bahwa staf asisten audit yang melakukan pengujian pengendalian manual adalah orang yang kompeten dan hasil dari pengujian tersebut mengindikasikan pengendalian manual atas siklus dapat diandalkan. Hasil dari pengujian pengendalian menyimpulkan pengendalian sistem dapat diandalkan. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok dengan bantuan kompetensi computer assurance specialist yang tinggi dan kelompok dengan bantuan kompetensi computer assurance specialist yang rendah. Responden menjawab tipe soal yang berbeda yang memuat informasi mengenai kondisi tinggi (rendah) kompetensi CAS, yaitu: a) CAS memiliki empat tahun (delapan bulan) pengalaman, b) CAS telah (tidak) mendapatkan pelatihan dalam hal implementasian SIA yang spesifik oleh klien, dan c) seorang staf lainnya telah menerima pengujian pengendalian yang sangat efektif (kurang efektif) dari CAS pada audit sebelumnya. Setelah 59
menerima informasi kompetensi CAS dan kertas kerja CAS, persepsi responden atas reabilitas bukti CAS diukur dengan menjawab kuesioner. Pengukuran CAS dilihat dari tingkat kompetensi CAS, kekuatan pengendalian atas pengujian pengendalian sistem, dan keandalan pengujian pengendalian sistem. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Brazel (2004). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari Sangat Setuju (bobot 5), Setuju (bobot 4), Netral (bobot 3), Tidak Setuju (bobot 2), Sangat Tidak Setuju (bobot 1). Berikut ini adalah tabel ringkasan dari operasional variabel di atas: Tabel 3.1Ringkasan Operasionalisasi Variabel Penelitian Indikator
Skala Pengukuran
Keahlian Auditor atas Sistem Informasi (X1) (Brazel, 2004)
1. Pelatihan informal dan formal atas lingkup SI yang kompleks 2. Pengalaman melakukan audit dengan lingkup SI yang kompleks 3. Jangka waktu melakukan audit dengan lingkup SI yang kompleks 4. Awalmemulai melakukan audit atas lingkup SI yang kompleks 5. Peranan penting atas audit atas lingkup SI yang kompleks 6. Keahlian SI yang lebih kompleks
Interval: 5 poin Likert
Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2) (Brazel, 2004)
1. Tingkat kompetensi CAS
Variabel
Audit Plan Judgment (Y) (Aziza, 2005)
2. Kekuatan pengendalian atas pengujian pengendalian sistem 3. Kesimpulan atas keandalan pengujian pengendalian sistem
Interval: 5 poin Likert
Budgeted audit hours
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai referensi 60
E. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum,
sum,
range,
kurtosis
dan
skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Didalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai keahlian sistem informasi auditor, kompetensi computer assurance specialist dan audit plan judgment. 2. Uji Kualitas Data a. Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang benar atau data uang sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal apabila memberikan nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,7 (Ghozali, 2013).
61
b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid. 3. Uji Asumsi ANOVA a. Homogeneity of variance Variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam setiap kategori variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu variabel independen, maka harus ada homogeneity of variance di dalam cell yang dibentuk oleh variabel independen kategorikal. Jika nilai Levene test tidak signifikan (probabilitas > 0,05) maka tidak dapat menolak hipotesis nol bahwa group memiliki variance yang sama. b. Random Sampling Untuk tujuan uji signifikansi, maka subyek di dalam setiap grup harus diambil secara acak.
62
c. Multivariate Normality Untuk tujuan signifikansi maka variabel harus mengikuti distribusi normal multivariate. Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah
dengan
melihat
grafik
histogram
yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2013). Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati. Secara visual dapat terlihat normal, namun secara statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik nok-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikansi diatas p>0,05 berarti regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013). 4. Uji Hipotesis a. Pengujian dengan Uji Beda t-test Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan 63
perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel atau secara rumus dapat ditulis sebagai berikut (Ghozali, 2013): t=
rata-rata sample pertama – rata-rata sample kedua standar error perbedaan rata-rata kedua sample Tujuan dari t-test adalah membandingkan rata-rata dua
group yang tidak berhubungan dengan melihat apakah kedua group tersebut memiliki nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan. : Auditor dengan keahlian atas Sistem Informasi yang tinggi
akan
merencanakan
audit
lebih
luas
dibandingkan dengan auditor dengan keahlian Sistem Informasi yang rendah. Menurut Ghozali (2013) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata audit plan judgment positif antara keahlian sistem informasi auditor. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata audit plan judgment positif antara keahlian sistem informasi auditor. 64
Dalam analisis menggunakan SPSS, hipotesis tanpa arah menggunakan
“two
tailed”,
sedangkan
hipotesis
berarah
menggunakan “one tailed”. Pada output SPSS menunjukkan hasil dengan uji two tailed, maka dapat membaca pada uji one tailed menjadi nilai p/2 (Nisfiannoor, 2009). : Auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang tinggi akan merencanakan audit lebih sempit daripada auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang rendah. Menurut Ghozali (2013) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata audit plan judgment negatif antara kompetensi Computer Assurance Specialist. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata audit plan judgment negatif antara kompetensi Computer Assurance Specialist. Dalam analisis menggunakan SPSS, hipotesis tanpa arah menggunakan
“two
tailed”,
sedangkan
hipotesis
berarah
menggunakan “one tailed”. Pada output SPSS menunjukkan hasil 65
dengan uji two tailed, maka dapat membaca pada uji one tailed menjadi nilai p/2 (Nisfiannoor, 2009). b. Pengujian dengan Analysis of Variances (ANOVA) Pengujian Two Ways ANOVA dengan Main Effect dan Interaction Effect Analysis of variance merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama (main effect) dan pengaruh interaksi (interaction effect) dari variabel independen kategorikal terhadap variabel dependen. Pengaruh utama adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh bersama dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). ANOVA digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan pada dasarnya adalah menggunakan F test yaitu secara rumus sebagai berikut:
Total variance dalam variabel dependen dapat dipandang memiliki dua komponen yaitu variance yang berasal dari variabel independen (explained variance / between group) dan variance yang berasal dari faktor lainnya (residual (eror) variance / within group). Jika between group variance lebih besar dari within group
66
variance maka nilai F ratio akan tinggi yang berarti perbedaan antara nilai mean terjadi secara acak. Uji Two Ways ANOVA digunakan untuk melakukan analisis hubungan moderating antar variabel kategori independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut: : Keahlian Auditor atas Sistem Informasi memoderasi pengaruh Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap rata-rata Audit Plan Judgment. Menurut Ghozali
(2013) dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut: 1) Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value >0,05 maka Ha ditolak. 2) Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung> Ftabel (n-k-1), maka Ha diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1 dan X2) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika Fhitung< Ftabel (n-k-1), maka Ha ditolak. Artinya secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1 dan X2) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
67
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi AKN (Auditor Keuangan Negara) 1 hingga 7. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung dengan cara mendatangi responden yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Penyebaran serta pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 17 Juli 2016 hingga 12 Agustus 2016. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 230 buah dimana jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 175 kuesioner atau 76%, sedangkan sisanya sebanyak 55 kuesioner atau 24% tidak kembali dengan alasan banyak auditor yang sedang tugas keluar kota. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 164 atau 93,7%, sedangkan sisanya sebanyak 11 kuesioner atau 6,3% tidak dapat diolah dengan alasan tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
68
Tabel 4. 1Data Sampel Penelitian No. Keterangan 1. Jumlah kuesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang kembali 3 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 5. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
Jumlah 230 175
Presentase 100% 76%
55
24%
164
93,7%
11
6,7%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. 2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di Jakarta. Berikut tabel 4.2 yang menjelaskan deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja, dan jabatan auditor. Tabel 4. 2Deskripsi Responden Deskriptif Jenis Kelamin Usia
Pendidikan Terakhir
Lama Bekerja
Posisi Terakhir
Keterangan Laki-Laki Perempuan <25 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun >54 tahun D3 S1 S2 S3 1-3 tahun 3-5 tahun >5 tahun Auditor Junior Auditor Senior Supervisor Manajer Partner
Jumlah 100 64 15 91 48 9 1 4 122 38 0 28 24 112 85 69 7 0 3
Presentase 61% 39% 9,1% 55,5% 29,3% 5,5% 0,6% 2,4% 74,4% 23,2% 0% 17,1% 14,6% 68,3% 51,8% 42,1% 4,3% 0% 1,8%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. 69
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki, yaitu sebanyak 100 orang atau 61% sedangkan sisanya sejumlah 64 orang atau 39% responden berjenis kelamin perempuan. Jumlah responden berdasarkan usia didominasi oleh responden yang berusia 25 – 34 tahun yaitu sebanyak 91 orang atau 55,5%, kemudian responden yang berusia 35 – 44 tahun sebanyak 48 orang atau 29,3%, responden yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 15 orang atau 9,1%, sedangkan responden dengan usia 45 – 54 tahun sebanyak 9 orang atau 5,5% dan terakhir responden yang berusia lebih dari 54 tahun sebanyak 1 orang atau 0,6%. Berdasarkan pendidikan terakhir, responden didominasi dengan latar belakang pendidikan S1 yaitu sebanyak 122 orang atau 74,4%. Responden dengan pendidikan S2 berjumlah 38 orang atau 23,2%, responden dengan pendidikan D3 berjumlah 4 orang atau 2,4%, dan tidak ada responden dengan pendidikan S3. Jumlah responden berdasarkan lama bekerja didominasi oleh responden yang lama bekerjanya lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 112 orang atau 68,3%. Kemudian responden dengan lama bekerja 1 – 3 tahun sebanyak 28 orang atau 17,1%, sedangkan responden dengan lama bekerja 3 – 5 tahun sebanyak 24 orang atau 14,6%. Berdasarkan posisi terakhir auditor, menunjukkan bahwa responden didominasi oleh auditor yang memiliki jabatan sebagai 70
Auditor Junior yaitu sebanyak 85 orang atau 51,8%. Kemudian posisi terbanyak selanjutnya adalah auditor dengan jabatan Auditor Senior yaitu sebanyak 69 orang atau 42,1%. Sedangkan jabatan Supervisor yaitu sebanyak 7 orang atau 4,3% dan jabatan Partner yaitu sebanyak 3 orang atau 1,8%. Tidak terdapat responden dengan jabatan Manajer.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keahlian auditor atas sistem informasi, kompetensi computer assurance specialist, dan audit plan judgment. Sampel dari penelitian ini pada variabel independen dibagi menjadi kelompok dengan Keahlian Auditor atas Sistem Informasi yang tinggi, kelompok Keahlian Auditor atas Sistem Informasi yang rendah, kelompok Kompetensi Computer Assurance Specialist yang tinggi dan kelompok Kompetensi Computer Assurance Specialist yang rendah. Sedangkan pada variabel dependen dibagi menjadi kelompok keahlian auditor atas sistem informasi yang rendah dengan kompetensi computer assurance yang tinggi, kelompok keahlian auditor atas sistem informasi yang tinggi dengan kompetensi computer assurance specialist yang tinggi, kelompok keahlian auditor atas sistem informasi yang rendah dengan kompetensi computer assurance specialist yang rendah, dan kelompok dengan keahlian auditor atas sistem informasi yang tinggi dengan kompetensi computer assurance 71
specialist yang rendah. Tabel 4.3 menjelaskan pembagian kelompok untuk variabel independen. Tabel 4. 3 Kelompok Variabel Independen Kompetensi CAS Rendah n = 41 (Kelompok 1) n = 41 (Kelompok 3)
Keahlian Auditor atas SI Rendah Keahlian Auditor atas SI Tinggi
Kompetensi CAS Tinggi n = 41 (Kelompok 2) n = 41 (Kelompok 4)
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Dari total 164 sampel yang didapat, 82 orang mendapatkan soal bertipe CAS Rendah dan 82 orang sisanya mendapatkan soal bertipe CAS Tinggi. Kelompok Keahlian Auditor atas Sistem Informasi yang rendah dan tinggi dibagi menurut nilai median dari kelompok yang menerima soal CAS Tinggi yaitu dengan nilai median 18. Sedangkan kelompok yang menerima soal CAS Rendah memiliki nilai median 17,5. Kelompok-kelompok tersebut akan diuji secara deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.4 dan 4.5. Tabel 4. 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen Descriptive Statistics Std. N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Deviation
KASIR
82
9,00
18,00
1227,00
14,9634
2,02725
KASIT
82
18,00
30,00
1752,00
21,3659
3,06519
KCASR
82
4,00
15,00
658,00
8,0244
2,36735
KCAST
82
4,00
15,00
811,00
9,8902
2,35181
Valid N (listwise)
82
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.4 menjelaskan bahwa variabel independen terbagi menjadi 4 kelompok. Pada kelompok keahlian audit atas sistem 72
informasi rendah (KASIR) jawaban minimum responden sebesar 9 dan maksimum sebesar 18, dengan rata-rata total jawaban 14,96 dan standar deviasi 2,03, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah tidak setuju. Sedangkan pada kelompok keahlian audit atas sistem informasi tinggi jawaban minimum responden sebesar 18 dan maksimum sebesar 30 dengan rata-rata total jawaban 21,37 dan standar deviasi 3,07, maka dapat disimpulkan bahwa ratarata jawaban responden adalah setuju. Perbedaan pendapat antara kelompok dengan keahlian auditor atas sistem informasi yang rendah dan tinggi memberikan bukti bahwa terdapat perbedaan keahlian auditor atas sistem informasi diantara kelompok. Kelompok
Kompetensi
Computer
Assurance
Specialist
jawaban minimum responden sebesar 4 dan dan jawaban maksimum responden sebesar 15 dengan rata-rata 8,02 dan standar deviasi sebesar 2,37, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah tidak setuju. Sedangkan kelompok kompetensi computer assurance specialist tinggi memiliki jawaban minimum sebesar 4 dan jawaban maksimum sebesar 15 dengan nilai rata-rata sebesar 9,89 dan standar deviasi sebesar 2,35, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah netral. Sehingga dengan adanya perbedaan pendapat antara kelompok dengan kompetensi computer assurance specialist yang rendah dan tinggi memberikan
73
bukti bahwa terdapat perbedaan kompetensi atas computer assurance specialist diantara kelompok. Tabel 4. 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
APJ0
82
21,00
2616,00
368,3780
354,63104
APJ1
82
27,00
10404,00
665,4329
1503,84346
APJA
82
24,00
1390,00
384,8049
296,09396
APJB
82
21,00
10404,00
649,0061
1519,52959
Valid N (listwise)
82
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel audit plan judgment dibagi menjadi 4 kelompok. Pada kelompok keahlian auditor atas sistem informasi yang rendah (APJ0) memiliki jawaban responden minimum sebesar 21 jam dan jawaban maksimum sebesar 2.616 jam dengan rata-rata 368,38 jam dan standar deviasi sebesar 354,63. Sedangkan kelompok keahlian auditor atas sistem informasi yang tinggi (APJ1) memiliki jawaban minimum 27 jam dan jawaban maksimum 10.404 jam dengan rata-rata sebesar 665,43jam dan standar deviasi sebesar 1.503,83. Kelompok kompetensi computer assurance specialist yang tinggi (APJA) memiliki jawaban minimum sebesar 24 jam dan maksismum sebesar 1.390 jam dengan nilai ratarata 384,80 jam dan standar deviasi 296,09. Sedangakan kelompok keahlian auditor dengan sistem informasi yang tinggi dengan kompetensi computer assurance specialist yang rendah memiliki jawaban minimum sebesar 21 jam dan nilai maksimum sebesar 10.404
74
jam dengan nilai rata-rata sebesar 649 jam dan standar deviasi sebesar 1519,53. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang benar atau data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal apabila memberikan nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,7 (Ghozali, 2011). Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Auditor atas Sistem Informasi Kompetensi Computer Assurance Specialist Audit Plan Judgment
Cronbach’s Alpha 0,831
Keterangan
0,902
Reliabel
0,888
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.6 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel keahlian auditor atas sistem informasi sebesar 83,1%, kompetensi computer assurance specialist sebesar 90,2%, dan audit plan judgment sebesar 88,8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pertanyaan itu 75
diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. b. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila nilai Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013). Tabel 4.7, 4.8, dan 4.9 menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu keahlian auditor atas sistem informasi (KASI), kompetensi computer assurance specialist (KCAS), dan audit plan judgment (APJ), dengan 164 sampel responden. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor atas Sistem Informasi Nomor Butir Pertanyaan KASI1 KASI2 KASI3 KASI4 KASI5 KASI6
Pearson Correlation 0,728** 0,826** 0,705** 0,759** 0,586** 0,808**
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.7 menunjukkan variabel keahlian auditor atas sistem informasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 76
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Kompetensi Computer Assurance Specialist Nomer Butir Pertanyaan KCAS1 KCAS2 KCAS3
Pearson Correlation 0,919** 0,902** 0,923**
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.8 menunjukkan variabel kompetensi computer assurance specialist mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Audit Plan Judgment Nomer Butir Pertanyaan APJ1 APJ2 APJ3 APJ4 APJ5 APJ6 APJ7
Pearson Correlation 0,940** 0,976** 0,923** 0,378** 0,555** 0,446** 0,966**
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.9 menunjukkan variabel audit plan judgment mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3. Hasil Uji Asumsi a. Homogeneity of variance Variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam setiap kategori variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu variabel independen, maka harus ada homogeneity of variance di dalam cell yang dibentuk oleh variabel independen kategorikal. 77
Jika nilai Levene test tidak signifikan (probabilitas > 0,05) maka tidak dapat menolak hipotesis nol bahwa group memiliki variance yang sama. Tabel 4. 10 Hasil Uji Levene Test Variabel Keahlian Auditor atas Sistem Informasi Kompetensi Computer Assurance Specialist
Levene Test
Sig.
0,018
0,893
3,205
0,075
1,687
0,172
Varians Tidak terdapat Heteroskedastisitas Tidak terdapat Heteroskedastisitas
Kompetensi Computer Assurance Specialist dimoderasi oleh Keahlian
Tidak terdapat Heteroskedastisitas
Auditor atas Sistem Informasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Tabel 4.10 menunjukkan semua sampel pada penelitian ini memiliki signifikansi diatas nilai probabilitas (0,05). Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel keahlian auditor atas sistem informasi sebesar 0,893, variabel kompetensi computer assurance specialist sebesar 0,075, dan kompetensi computer assurance specialist dimoderasi oleh keahlian auditor atas sistem informasi sebesar 0,172. Sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas pada model analisis varians, sehingga model tersebut layak digunakan untuk memprediksi audit plan judgment. b. Random sampling Untuk tujuan uji signifikansi, maka subyek di dalam setiap grup harus diambil secara acak. Pembagian kuesioner pada 78
penelitian ini dilakukan pada tujuh Auditor Keuangan Negara di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang bertempat di Jakarta. Masing-masing AKN diberikan dua tipe soal A dan B yang membedakan kompetensi computer assurance specialist secara acak. Oleh karena itu, asumsi random sampling pada penelitian ini terpenuhi. c. Multivariate Normality Untuk tujuan signifikansi maka variabel harus mengikuti distribusi normal multivariate. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis uji statistik KolmogorovSmirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Apabila angka probabilias lebih dari 0,05 berarti data terdistribusi secara normal. Adapun hasil uji normalitas menggunakan KolmogorovSmirnov (K-S) terlihat dalam tabel 4.11. Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N Normal Parameters
164 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 1081,09828274
Absolute
,276
Positive
,276
Negative
-,264
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
,276 ,000
c
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. 79
Pada
tabel
4.11
terlihat
bahwa
variabel
memiliki
probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut berada jauh dibawah 0,05. Sehingga variabel keahlian auditor atas sistem informasi, kompetensi computer assurance specialist dan audit plan judgment tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu dari melihat kecondongan histogram data, dapat dilakukan transformasi variabel penelitian yang tidak terdistribusi secara normal ke dalam bentuk Ln atau Logaritma 10 (Ghozali, 2013). Hasil uji normalitas setelah transformasi variabel dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
164 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 ,95520548
Absolute
,068
Positive
,063
Negative
-,068
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
,068 ,059
c
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Menurut tabel 4.12, hasil uji (K-S) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan normal setelah dilakukan transformasi variabel keahlian auditor atas sistem informasi, kompetensi computer assurance specialist dan audit plan judgment ke dalam 80
bentuk logaritma 10 (Ln). Dapat dilihat dari nilai probabilitas sebesar 0,059 lebih besar dari 0,05. Sehingga model penelitian ini memenuhi uji asumsi normalitas. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh pengujian menggunakan grafit normal p-plot pada gambar 4.1 dan histogram pada gambar 4.2. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model penelitian telah memenuhi asumsi normalitas.
81
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Gambar 4.2 memperlihatkan bentuk grafik yang simetris, tidak condong ke kiri atau ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa model penelitian telah memenuhi asumsi normalitas. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Beda Independen t-test Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan. Tabel 4.13 menunjukkan nilai korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen. Tabel 4.14 dan 4.16 menunjukkan hasil statistik deskriptif untuk hipotesis sedangkan Tabel 4.15 dan 4.17 menunjukkan hasil uji Independent t-test.
82
Tabel 4. 13 Hasil Uji Pearson Correlation
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Hipotesis 1: Auditor dengan keahlian atas Sistem Informasi yang
tinggi
akan
merencanakan
audit
lebih
luas
dibandingkan dengan auditor dengan keahlian Sistem Informasi yang rendah Berdasarkan
tabel
4.13
dapat
dilihat
bahwa
nilai
signifikansi satu arah (sig. 1-tailed) sebesar 0,049 lebih kecil dari 0,05 dan nilai pearson correlation sebesar 0,130. Variabel independen keahlian auditor atas sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen audit plan judgment. Tabel 4. 14 Statistik Deskriptif Variabel Keahlian Auditor atas Sistem Informasi Keahlian Auditor atas SI
N
Mean
LnAPJ Keahlian Rendah
82
5,5447
,92575
,10223
82
5,7985
1,02295
,11297
Keahlian Tinggi
Std. Deviation Std. Error Mean
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. 83
Dapat dilihat pada tabel 4.14 nilai rata-rata audit plan judgment atas auditor dengan keahlian sistem informasi yang tinggi sebesar 5,80 lebih besar dari nilai rata-rata audit plan judgment auditor dengan keahlian sistem informasi yang rendah sebesar 5,5. Dari hasil statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa auditor dengan keahlian sistem informasi yang tinggi memiliki rata-rata perencanaan audit yang lebih tinggi dari auditor dengan keahlian sistem informasi yang rendah. Tabel 4.15 Hasil Uji Independen t-test Keahlian Auditor atas Sistem Informasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Sedangkan tabel 4.15 menjelaskan rata-rata perbedaan kedua kelompok keahlian auditor atas sistem informasi sebesar 0,25377. Nilai t hitung sebesar -1,666 lebih besar dari nilai t-tabel -1,654 yang berarti nilai t berada di daerah penolakan H0. Sedangkan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,098, namun karena pengujian hipotesis telah diketahui arahnya maka nilai signifikansi (1-tailed) adalah sebesar 0,049 berada dibawah nilai signifikansi p<0,05.
84
Hipotesis 2 : Auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang tinggi akan merencanakan audit lebih sempit daripada auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang rendah. Berdasarkan
tabel
4.13
hasil
pengujian
variabel
Kompetensi Computer Assurance Specialist memiliki nilai signifikansi satu arah sebesar 0,480 lebih besar dari 0,05 dengan nilai pearson correlation sebesar -0,004. Sehingga menunjukkan bahwa kompetensi computer assurance specialist berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap audit plan judgment, dengan demikian H2 ditolak. Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik Deskriptif Kompetensi Computer Assurance Specialist Group Statistics Kompetensi CAS
N
Mean
LnAPJ Kompetensi Tinggi
82
5,6678
,81297
,08978
82
5,6754
1,12921
,12470
Kompetensi Rendah
Std. Deviation Std. Error Mean
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Pada Tabel 4.16 menjelaskan hasil uji statistik deskriptif dari kedua kelompok kompetensi Computer Assurance Specialist. Rata-rata audit plan judgment dari kompetensi computer assurance specialist yang rendah sebesar 5,675 lebih besar dari kompetensi computer assurance specialist yang tinggi sebesar 5,668.
85
Tabel 4. 17 Hasil Uji Independen t-test Kompetensi Computer Assurance Specialist
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Dari tabel 4.17, perbedaan rata-rata audit plan judgment dari kedua kelompok kompetensi computer assurance specialist sebesar -0,00758 sedangkan nilai t hitung yaitu -0,049 lebih kecil dari t-tabel yaitu -1,654. Nilai signifikansi (2-tailed) dari hasil uji ANOVA sebesar 0,961, oleh karena pengujian ini telah diketahui arahnya maka nilai signifikansi (1-tailed) adalah sebesar 0,480 lebih besar dari nilai probabilitas signifikansi 0,05. b. Hasil Uji Two Ways ANOVA dengan Main Effect dan Interaction Effect Tabel 4. 18 Hasil Uji ANOVA Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: LnAPJ Type III Sum Source
of Squares
Mean df
Square
F
Sig.
a
3
3,214
3,494
,017
Intercept
5275,437
1
5275,437
5735,057
,000
CATCAS
,002
1
,002
,003
,960
CATSI
2,640
1
2,640
2,871
,092
CATCAS * CATSI
7,000
1
7,000
7,610
,006
Error
147,177
160
,920
Total
5432,257
164
156,820
163
Corrected Model
Corrected Total
9,643
a. R Squared = ,061 (Adjusted R Squared = ,044)
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. 86
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.18 hasil interaksi antara kompetensi computer assurance specialist dan keahlian auditor atas sistem informasi memberikan nilai F sebesar 7,610 dan signifikan pada 0,006. Dapat disimpulkan dari hasil pengujian keahlian auditor atas sistem informasi memoderasi kompetensi computer assurance specialist terhadap rata-rata audit plan judgment. Dengan adjusted Rsquared sebesar 4,4% yang berarti variabilitas audit plan judgment dapat dijelaskan oleh variabel keahlian auditor atas sistem informasi, kompetensi computer assurance specialist dan interaksi antara keduanya sebesar 4,4% sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lainya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hubungan interaksi ini akan terlihat jelas dengan grafik berikut. Gambar 4. 3 Interaksi Keahlian Auditor atas Sistem Informasi dan Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Audit Plan Judgment
Sumber: Data primer yang diolah, 2016.
87
Dari gambar 4.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika kompetensi computer assurance specialist rendah, rata-rata audit plan judgmet lebih luas saat auditor dengan keahlian sistem informasi tinggi dibandingkan dengan auditor dengan keahlian sistem informasi yang rendah. Hal ini sama ketika kompetensi computer assurance specialist tinggi, rata-rata audit plan judgment lebih luas saat auditor dengan keahlian sistem informasi yang tinggi dibandingkan dengan auditor dengan keahlian sistem informasi yang rendah.
C. Pembahasan 1. Keahlian Auditor atas Sistem Informasi dan Audit Plan Judgment Dari hasil uji dapat disimpulkan pengujian menolak H0 dan menerima H1 yang berarti rata-rata audit plan judgment berbeda secara signifikan antara keahlian auditor atas sistem informasi yang rendah dengan keahlian auditor atas sistem informasi yang tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Brazel (2004); Praditaningrum dan Januarti (2012); Ahmad dan Zawaideh (2013). Hal ini membuktikan bahwa berdasarkan penelitian, auditor yang memiliki keahlian sistem informasi tinggi cenderung merencanakan audit lebih lama ketika berhadapan dengan klien yang memiliki sistem informasi yang kompleks. Hal ini sesuai dengan model risiko audit. Pada lingkungan sistem informasi 88
yang kompleks auditor dapat meningkatkan ketelitiannya dengan meningkatkan risiko pengendalian untuk memastikan kesalahan material dapat terdeteksi dengan tingkat kepastian yang memungkinkan
(Hunton
et
al.,
2001).
Ketika
auditor
meningkatkan risiko pengendalian maka akan berdampak pada perluasan pengujian substantif. Salah satu faktor pada pengujian substantif adalah extent atau perpanjangan waktu, dalam hal ini termasuk penganggaran jam kerja audit yang lebih lama. Auditor dengan keahlian sistem informasi memiliki pengetahuan yang memadai sehingga secara kompeten dapat
merencanakan
prosedur audit lebih luas untuk meminimalkan risiko tersebut. Sedangkan auditor dengan keahlian sistem informasi yang rendah dapat mengurangi efisiensi audit jika memperluas pengujian substantif. Kurangnya pengetahuan akan sistem informasi tidak meningkatkan efektifitas audit jika dihadapkan oleh klien dengan lingkungan sistem informasi yang kompleks. Sehingga auditor yang
memiliki
keahlian
sistem
informasi
rendah
dapat
mengurangi efisiensi audit jika memperluas perencanaan (Brazel, 2004). Hasil pengujian sesuai dengan teori Behavioral Accounting Research (BAR.) Ketika auditor merencanakan bagaimana akan melakukan audit terhadap klien tertentu, auditor harus menilai seberapa besar risiko yang terkait dengan klien. Pembuatan 89
judgment berdasarkan pengalaman dianggap lebih baik daripada sekedar konsensus, sehingga kita mengenal istilah expert judgment (Godfrey, 2010). Keahlian atas sistem informasi akuntansi merupakan faktor yang penting pada efektivitas dan efesiensi perencanaan audit ketika terdapat signifikansi risiko dan kompleksitas sistem ERP (Wright & Wright, 2002). Auditor dengan pengalaman yang tinggi akan lebih mudah menjelaskan keputusan penilaian mereka dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Ashton dan Brown (1980) dalam Rios-Figueroa dan Cardona, 2013). Terlebih, ketika auditor dihadapkan pada lingkungan sistem yang kompleks,
terdapat
perbedaan
yang
besar
atas
penilaian
perencanaan audit ketika melihat tingkatan keahlian auditor atas sistem informasi (Brazel, 2004). Janvrin, Bierstaker dan Lowe (2006)
menyimpulkan
bahwa
auditor
secara
ekstensif
menggunakan berbagai jenis aplikasi audit termasuk prosedur analitikal, penulisan pelaporan audit, kertas kerja elektronik, perangkat pencarian internet, dan sampling. Hasil dari penelitian Praditaningrum dan Januarti (2012) menyimpulkan bahwa semakin tinggi keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor, maka judgment yang diambil auditor juga akan semakin baik dan tepat. Melalui keahliannya, auditor akan mampu belajar aktif dalam menghadapi tugas audit, mengolah informasi yang relevan, dan 90
berinteraksi sosial dengan sesama auditor, atasan, maupun entitas yang diperiksanya. 2. Kompetensi Computer Assurance Specialist dan Audit Plan Judgment Hasil uji sesuai dengan ekspektasi, ketika auditor mendapatkan bukti dari CAS dengan kompetensi yang tinggi maka auditor akan lebih mengandalkan penilaian CAS dan menentukan risiko
pengendalian
pengujian
substantif
lebih lebih
rendah rendah.
sehingga
merencanakan
Dibandingkan
ketika
mendapatkan bukti dari CAS dengan kompetensi yang rendah, auditor cenderung meningkatkan risiko pengendalian yang lebih tinggi untuk meminimalkan risiko audit sehingga tingginya risiko pengendalian berdampak pada perencanaan pengujian substantif yang lebih luas (Brazel, 2004). Namun kesimpulan dari pengujian ini adalah H0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata audit plan judgment yang signifikan antara kompetensi Computer Assurance Specialist yang tinggi dan yang rendah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Brazel (2004). CAS fokus pada desain dan pengendalian sistem, sedangkan auditor cenderung mengembangkan keahlian atas standar akuntansi dan audit. Perbedaan ini dapat mempersulit auditor untuk menggabungkan bukti CAS pada planning jugdments 91
mereka. Kedua kelompok memiliki struktur keahlian yang berbeda. Dengan keadaan sistem informasi yang kompleks seperti sistem ERP dapat menaikan tingkat kompleksitas atas planning judgments auditor (Brazel dan Agoglia, 2007). Hunton et al. (2001) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa finansial auditor memiliki kepercayaan diri dalam menilai peningkatan risiko audit pada lingkungan ERP dan cenderung tidak menggunakan auditor SI ketika menilai risiko yang berhubungan dengan ERP, sedangkan auditor SI tidak yakin terhadap kemampuan finansial auditor untuk menilai risiko tersebut. Sehingga dapat disimpulkan terdapat kemungkinan bahwa adanya kesulitan komunikasi dan salah persepsi diantara kedua kelompok yang dapat melemahkan efektivitas dan nilai dari pekerjaan audit SI. Menurut Teo dan Ranganathan (2003) dalam Kim et al. (2015), implementasi proyek TI dalam pengaplikasian egovernment seringkali mengalami kesulitan pada waktu, anggaran, dan kebutuhan sumberdaya. E-audit yang diterapkan oleh BPK memiliki beberapa kendala yang umumnya terjadi pada batasan finansial,
ketidakmampuan
untuk
menugaskan
dan
mempertahankan staf TI yang baik, keterbatasan komputer dan internet, limitasi interface media (e-audit portal, helpdesk),
92
lingkungan regulasi dan budaya organisasi. Adanya limitasi atas transisi data diantara kantor BPK juga menghambat perkembangan. E-audit akan efektif jika terdapat manajemen human resource berbasis kompetensi yang konsisten dan komprehensif dan edukasi serta pelatihan berbasis kompetensi. Kebutuhan akan otomisasi dapat berjalan jika pemrosesan data awal dapat membantu mengurangi jumlah aktivitas proses data secara manual, dan meningkatkan ketersediaan data untuk digunakan oleh pemeriksa, namun dalam kenyataannya masih diambil secara manual. Lingkup audit BPK sangat besar dan masing-masing auditor memiliki spesialisasinya, jika memaksakan auditor untuk memahami seluruh data dapat mengurangi kinerja auditor (Praseno, 2012). Dari penjelasan tersebut e-audit masih jauh dalam tahapan implementasi
yang
memadai,
oleh
karena
itu
perbedaan
kompetensicomputer assurance specialist tidak memiliki dampak yang signifikan pada audit yang dilakukan BPK. Walaupun e-audit telah menandatangani MoU pada 730 lembaga, kementrian, BUMN, BUMD, BLU, dan pemerintah daerah, koneksi jaringan yang dipantau oleh BPK baru Kementrian Pendidikan Nasional, Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi,
Kementrian
Komunikasi dan Informasi, Kementrian Kebubudayaan dan Pariwisata, Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan Pemerintahan 93
Provinsi DKI Jakarta serta, Pemerintahan Kota Depok, masih jauh dari total entitas yang diaudit oleh BPK (BPK RI, 2013). Mayoritas lembaga tidak berada pada lingkungan dengan kompleksitas sistem. Menurut Vendrzyk dan Bagranoff (2003) tidak terdapat perbedaan signifikan dalam hal ekspektasi terkait dampak dari penemuan auditor SI pada audit finansial. 3. Keahlian Auditor atas Sistem Informasi memoderasi Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Audit Plan Judgment Penelitian ini mendukung hasil penelitian Brazel (2004), kemampuan dari keahlian auditor atas sistem informasi terlihat dapat mengimbangi kekurangan kompetensi computer assurance specialist. Ketika kompetensi computer assurance specialist rendah, auditor dengan keahlian sistem informasi yang tinggi menentukan anggaran jam kerja lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan keahlian yang lebih rendah. Auditor dengan keahlian sistem informasi yang rendah berkemungkinan tidak memiliki kemampuan atau keyakinan untuk merencanakan prosedur tambahan atau alternatif untuk mengimbangi risiko akibat kurangnya kompetensi computer assurance specialist. Sehingga auditor lebih mengandalkan hasil reliabilitas dari computer assurance specialist. Dalam kondisi kompetensi computer assurance specialist yang tinggi, perbedaan keputusan perencanaan ruang lingkup 94
antara keahlian sistem informasi auditor baik yang rendah maupun tinggi menjadi lebih kecil karena lebih tepat untuk mengandalkan bukti dari computer assurance specialist. Oleh karena itu, keahlian auditor atas sistem informasi memainkan peranan yang penting ketika dihadapkan dengan kekurangan kompetensi computer assurance specialist.
95
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komparasi atas faktor keahlian auditor atas sistem informasi dan kompetensi computer assurance specialist yang berpengaruh terhadap audit plan judgment. Responden dalam penelitian ini berjumlah 164 auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang berada di Jakarta. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Auditor dengan keahlian atas sistem informasi tinggi memiliki rata-rata audit plan judgment yang lebih luas dibandingkan dengan auditor dengan keahlian atas sistem informasi rendah. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Brazel (2004), Praditaningrum dan Januarti (2012), Ahmad dan Zawaideh (2013). 2. Kompetensi computer assurance specialist yang tinggi tidak memiliki rata-rata perbedaan audit plan judgment dengan kompetensi computer assurance specialist yang rendah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Brazel (2004). Hunton et al. (2001) menjelaskan terdapat kemungkinan bahwa adanya kesulitan komunikasi dan salah persepsi diantara kelompok 96
auditor finansial dan auditor SI yang dapat melemahkan efektivitas dan nilai dari pekerjaan audit SI. 3. Keahlian auditor atas sistem informasi dapat memoderasi kompetensi computer assurance specialist terhadap audit plan judgment, terutama ketika kompetensi computer assurance specialist rendah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Brazel (2004). B. Saran Penelitian mengenai audit plan judgment di masa mendatang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran dibawah ini: 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan perencanaan audit seperti peran ataupun efektivitas auditor internal, supervisi senior auditor atau tingkatan diatasnya, kompleksitas atau besar perusahaan, kualitas audit, budaya organisasi dan lainnya. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti hubungan keahlian auditor dengan variabel dependen lainnya seperti kualitas audit, risiko implementasi ERP, audit kinerja dan lainnya. 3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel intervening atau variabel moderasi untuk mengetahui 97
variabel-variabel
lain
yang
dapat
memperkuat
atau
memperlemah variabel dependen. 4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pada Kantor
Akuntan
Publik
yang
lebih
berkemungkinan
menghadapi klien dengan ruang lingkup sistem informasi yang kompleks. 5. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dengan responden agar mendapatkan data yang lebih nyata yang menggambarkan keadaan sesungguhnya atas audit plan judgment pada perusahaan. 6. Untuk
akademisi
disarankan
untuk
mempertimbangkan
pengembangan pelatihan mengenai audit sistem informasi agar mengimbangi modernisasi yang sedang berkembang pada perusahaan dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi audit. C. Implikasi Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian auditor atas sistem informasi yang tinggi rata-rata merencanakan audit lebih tinggi dibandingkan dengan keahlian auditor atas sistem informasi yang rendah. Auditor yang memiliki keahlian dengan pengalamannya yang memadai dapat menjelaskan proses penilaian mereka dibandingkan auditor yang kurang ahli. Sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangkan
ketika
memilih
auditor
yang
digunakan
untuk
98
mengkomunikasikan pengetahuan auditing kepada anggota member dari kantornya (Ashton dan Brown, 1980). Disisi lain, kompetensi computer assurance specialist tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas audit plan judgment. Auditor dapat mempertimbangkan penggunaan spesialis komputer jika dihadapkan dengan perusahaan yang lingkupnya kompleks dengan sistem informasi. Ketika
menilai
bukti
dari
CAS,
auditor
diharuskan
untuk
mempertimbangkan seberapa besar fungsi dari sistem yang berpengaruh pada integritas data, keamanan aset perusahaan dan keandalan atas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Jika auditor gagal untuk mempertimbangkan dan menindaklanjuti atau terlalu mengandalkan pada bukti CAS yang positif dapat mengakibatkan tingkat risiko yang tidak memadai dan under auditing. Sedangkan
jika
auditor
gagal
untuk
mempertimbangkan
dan
menindaklanjuti bukti negatif dari CAS dengan kompetensi yang tinggi dapat
mengakibatkan
auditor
terlalu
mengandalkan
pada
bukti,
meningkatkan resiko diatas tingkat yang sebenarnya, dan over auditing. Kemungkinan terjadinya under auditing dapat meningkat ketika CAS dan auditor memiliki kapabilitas yang rendah sehingga tim auditor harus mempertimbangkan mengkombinasikan auditor dengan keahlian sistem informasi atau spesialis ketika menugaskan kepada klien dengan kompleksitas
sistem
informasi.
Auditor
juga
sebaiknya
mempertimbangkan pelatihan sistem informasi akuntansi saat awal masa 99
penugasannya. Hasil dari penelitian ini juga mendukung pentingnya mata kuliah atas audit sistem informasi.
100
DAFTAR PUSTAKA AICPA. “SAS No. 107 AU Section 312 Audit Risk and Materiality in Conducting an Audit” 2006. Diakses melalui www.aicpa.org Abdolmohammadi, M. J. dan J. Shanteau. “Personal Attributes of Expert Auditors. Organizational Behaviour and Human Decision Processes”. 1992. diakses melalui http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/074959789290060K pada tanggal 10 Mei 2016 Ahmad, Muhamad Akram dan Farah H. Zawaideh. “AIS Audit Support by Simulation and Simulation Criteria Definition” 2013. Diakses pada tanggal 28 Februari 2016 pada www.ijebf.com Anonymous. “Audit Forensik Century Diperluas Diperdalam” Warta BPK Edisi 5 Volume Mei 2010 diakses melalui www.bpk.go.id/assets/files/magazine/edisi-05-voli-mei2011_hal_24_39_.pdf pada tanggal 5 Mei 2016 Antana. “Cyber Crime, Lebih dari Rp 33M Melayang Gara-gara Hacker” diakses melalui https://m.tempo.co/read/news/2015/08/26/172695105/cybercrime-lebih-dari-rp-33-m-melayang-gara-gara-hacker pada tanggal 16 Maret 2016. Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. “Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintigrasi Jilid I Edisi Keduabelas” Erlangga, Jakarta, 2008. Axelsson, Cammila dan Lisa Lundberg. “Bringing an IT Specialist Into The Audit Process” Thesis, Jönköping University, 2005. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016. Aziza, Nurna. “Hubungan Antara Risiko Manipulasi Earnings dan Risiko Corporate Governance dengan Perencanaan Audit” Thesis, Universitas Diponegoro, 2005. Diakses pada tanggal 21 April 2016. Bauer, Tim dan Cassandra Estep. “One Team or Two Teams? Exploring The Relationship between Auditors and IT Specialists and Its Implications for a Collective Audit Team Identity and Audit Quality” University of Illinois, 2015. Diakses pada tanggal 15 Januari 2016. BPK RI. “Peraturan BPK RI No. 01 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara” 2007. Diakses melalui www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_1386233856.pdf _____. “BPK Perkuat Pemeriksaan Melalui E-Audit” 2011.. Diakses melalui http://www.bpk.go.id/page/selayang-pandang pada tanggal 30 Maret 2016. 101
_____. “Daftar Nota Kesepahaman BPK dengan Lembaga/ Kementerian/ BUMN/ Pemda tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi” per 31 Maret 2013. Diakses melalui www.bpk.go.id/page/progres pada tanggal 23 Agustus 2016. Brazel, Joseph F. “The Effects of Computer Assurace Specialist Competence and Auditor Accounting Information System Expertise on Auditor Planning Judgments” Thesis, Drexel University. 2004. Diakses pada tanggal 13 Januari 2016. _____, dan Christopher P. Agoglia. “An Examination of Auditor Planning Judgements in a Complex Accounting Information System Environment” Contemporary Accounting Research, Vol. 24 No. 4, 2007. Diakses pada tanggal 28 Februari 2016. Boynton, Johnson dan Kell. “Modern Auditing”. Erlangga, Jakarta, 2006. Cerullo, M. Virginia dan Michael J. Cerullo. “Impact of SAS No. 94 on Computer Audit Techniques” Information System Control Journal, Volume 1, 2003. Diakses pada tanggal 25 Januari 2016. Cotter, Michael. “Major Achievements in the Courtroom: Unauthorized Instrusions into an Investment Firm” 2015. Diakses melalui https://www.justice.gov/usao/priority-areas/cyber-crime/majorachievements-courtroom-unauthorized-intrusions-investment-firm pada tanggal 16 Maret 2016. Darono, Agung. “Penerapan “e-Audit dalam Pemeriksaan Keuangan Negara: Tinjauan Dualitas Teknologi” Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Yogyakarta, 2014. Diakses melalui https://www.researchgate.net/publication/263810610_Penerapan_eAudit_dalam_Pemeriksaan_Keuangan_Negara_Tinjauan_Dualitas_Teknol ogi pada tanggal 28 Maret 2016. Downing, Jeff dan John Christian Langli. “Auditor Choice and AccountingSystem Quality” BI Norwegian Business School, 2015. Diakses pada tanggal 18 November 2015. “Executives and Auditor of Peregrine Systems , Inc. Indicted on Securities Fraud Charges”. Washington D.C: 2004. Diakses melalui https://www.fbi.gov/news/pressrel/press-releases/executives-and-auditorof-peregrine-systems-inc.-indicted-on-securities-fraud-charges/view pada tanggal 16 Maret 2016. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 2.1” Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
102
Godfrey, Jayne., Allan Hodgson., Ann Tarca., Jane Hamilton. Dan Scott Holmes. “Accounting Theory 7th Edition” John Wiley & Sons, Inc., New York, 2010. Gondodiyoto, Sanyoto. “Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT” Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007. Haag, Melinda.“Major Achievements in the Courtroom: United States v. “Anonymous” 2015. Diakses melalui https://www.justice.gov/usao/priority-areas/cyber-crime/majorachievements-courtroom-united-states-v-anonymous pada tanggal 16 Maret 2016. Haislip, Jacob Z., Gary F. Peters, dan Vernon J. Richardson. “The Effect of Audit IT Expertise on Internal Controls” International Journal of Accounting Systems, 2015. Diakses melalui www.elsevier.com pada tanggal 12 Maret 2016. Hall, James A. dan Tommie Singleton. “Audit Teknologi Informasi dan Assurance”, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Hamid, Kabir Tahir. “Understanding the Concept and Practice of Computerized Audit in the Public Sector” Bayero University Department of Accounting, Diakses melalui 2012. https://www.academia.edu/2175131/Understanding_the_Concept_and_Pra ctice_of_Computerized_Audit_in_the_Public_Sector pada tanggal 10 Maret 2016. Hunton, James E., Arnold M. Wright dan Sally Wright. “Business and Audit Risks Associated with ERP Systems: Knowledge Differences Between Information System Audit Specialists and Financial Auditors” European Conference On Accounting Information System, 2001. Diakses pada tanggal 11 Mei 2016. ______. “Are Financial Auditors Overconfident in Their Ability to Assess Risks Associated with Enterprise Resource Planning Systems” Journal of Information Systems Vol. 18, No. 2, 2004. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016. Institut
Akuntan Publik Indonesia. “Standar Audit” diakses melalui http://iapi.or.id/peraturan-standar/94-standar-audit pada tanggal 27 Maret 2016.
Januarga, I Ketut, dan I Ketut Budiartha. “Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer Kompetensi Auditor dan Kecerdasan Spiritual pada Kualitas Audit BPK Bali” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 13, 2015. Diakses pada tanggal 15 Januari 2016.
103
Janvrin, Diane, James Bierstaker, dan D. Jordan Lowe. “An Examination of Audit Information Technology Use and Perceived Importance” Accounting Horizons, Vol. 22, No.1, 2008. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2016. Joe, Jennifer, Diane Janvrin, Dereck Barr-Pulliam, Stephani Mason, Marshall Pitman, Zabi Rezaee, Kerri-Ann Sanderson, dan Yi-Jing Wu. “Comments of the Auditing Standards Committee of the Auditing Section of the American Accounting Association is pleased to provide comments on PCAOB Staff Consultation Paper No. 2015-01, The Auditors’ Use of the Work of Specialists” 2015. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016. Kanellou, Alexandra dan Charalambos Spathis. “Auditing in Enterprise System Environment: A Synthesis” Journal of Enterprise Information Management, Vol. 24, No. 6, Bernald Group Publishing Limited, 2011. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016. Kim, Lucia S., Thompson S.H. Teo, Anol B., dan Kichan Nam. “IS Auditor Characteristics, Audit Process Variables, and IS Audit Satisfaction: An Empirical Study In South Korea.” Springer Science+Business Media, New York, 2015. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016. KPMG. “KPMG Internal Audit: Top 10 Considerations in 2015 for Technology Companies” 2015. Laudon, Kenneth C., dan Jane P. Laudon. “Management Information System Managing The Digital Firm 11th Edition” Pearson Education, New Jersey, 2010. Maharsi, Sri. “Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen” Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, 2000. Diakses pada tanggal 29 Januari 2016. Nawangwulan, Maya. “60 Persen Kasus di KPK Berdasarkan Audit BPK” 2014. Diakses melalui https://bisnis.tempo.co/read/news/2014/04/16/087571098/60-persen-kasusdi-kpk-berdasarkan-audit-bpk pada tanggal 23 Maret 2016. Nisfiannoor, Muhammad. “Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial.” Salemba Humanioka, Jakarta, 2009. Nugroho, Isworo. “Peranan Teknologi Informasi dalam Audit Sistem Informasi Komputerisasi Akuntansi” Dinamika Informatika Vol I No. 2, 2009. Diakses pada tanggal 29 Januari 2016. Praseno, Arief “IT-Based Audit (e-Audit) Plan in Indonesia: An Analysis of the Program Logic, Feasibility, and Alternatives” International Institute of Social Studies, Netherlands, 2012. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2016.
104
PCAOB. “Auditing Standards No. 9 Audit Planning” 2010. Diakses melalui https://pcaobus.org/Standards/Auditing/Pages/AU311.aspx pada tanggal 16 April 2016. _______. “AU Section 319 Consideration of Internal Control in a Financial Statement Audit” 2010. Diakses melalui https://pcaobus.org/Standards/Auditing/Pages/AU319.aspx POB. “The Panel on Audit Effectiveness: Report and Recommendations” 2000. Diakses melalui www.iasplus.com/en/binary/resource/pobaudit.pdf Praditaningrum, Anugerah Suci dan Indira Januarti. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Judgment” Universitas Diponegoro, 2012. Diakses pada tanggal 24 Januari 2016. Rios-Figueroa, Carmen B. dan Rogelio J. Cardona. “Does Experience Affect Auditors’ Professional Judgment? Evidence From Puerto Rico” Accounting & Taxation Vol. 5, 2013. Diakses pada tanggal 15 Januari 2016. Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. “Accounting Information Systems. Twelfth Edition” Pearson Education, London, 2012. Santoso, Singgih. “Menguasai Statistik Multivariat: Konsep Dasar dan Aplikasi dengan SPSS” PT Elex Media Komputido, Jakarta, 2015. Sasongko, Nanang. “Audit Sistem Informasi: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapannya pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia” Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung, 2002. Diakses pada tanggal 29 Januari 2016 Sudirman. “Pengaruh Implementasi Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) Terhadap Kualitas Informasi (Studi Kasus Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Purbaleunyi)” Diakses pada tanggal 5 Maret 2016 Seale, Clive. “History of Qualitative Methods. Dalam Researching Society and Culture (Seale, Clive (eds))” Sage, London, 2004. Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4” Salemba Empat, Jakarta, 2014. Suharyadi, Purwanto S. K. “Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi Kedua” Salemba Empat, Jakarta, 2013. Suwaldiman. “Kapita Selekta Akuntansi: Current Issues dalam Teori Akuntansi dan Akuntansi Manajemen” Ekonisia, Yogyakarta, 2009. Tucker, G. “IT and The Audit” Journal of Accountancy, 2001. Umar, Husein. “Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan” PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008. 105
Vendrzyk, Valaria P. dan Nancy A. Bagranoff. “The Evolving Role of IS Audit: A Field Study Comparing The Perceptions of IS and Financial Auditors” Advances in Accounting, Volume 20, 2003. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2016. Wirakusuma, K. Yudha. “Kerugian Kasus Sistem Informai Ditjen Pajak Capai Rp256 Juta” 2012. Diakses melalui http://news.okezone.com/read/2012/09/04/339/685174/kerugian-kasussistem-informasi-ditjen-pajak-capai-rp256-juta pada tanggal 23 Maret 2016. Weisner, Martin M. dan Steve G. Sutton. “When The World Isn’t Always Flat: The Impact of Psychological Distance on Auditors’ Reliance on Specialists” International Journal of Accounting Information Systems No. 16, 2014. Diakses pada www.sciencedirect.com pada tanggal 12 Maret 2016. Wright, Sally, dan Arnold M. Wright. “Information System Assurance for Enterprise Resource Planning Systems: Unique Risk Consideration” Journal of Information Systems: Supp., Vol. 16, No. s-1, 2002.
106
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN SKRIPSI
107
108
LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN DARI KEMENTERIAN
109
110
LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN
111
IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ...............................
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
Umur
:
< 25 thn
25 – 34 thn
35 – 44 thn
45 – 54 thn
> 54 thn Posisi Terakhir
:
Partner
Manajer
Supervisor
Auditor Senior
Auditor Junior Pendidikan Terakhir :
D3
S1
S2
Pengalaman Kerja
1- 3 thn
3-5 thn
> 5 thn
:
S3
Sertifikasi Profesional lainnya : ...............................
Pengaruh Implementasi ERP INSTRUKSI: Anda diminta melakukan review atas kasus berikut ini: Asumsikan anda adalah senior (pemimpin) auditor yang ditugaskan untuk mengaudit sebuah perusahaan BUMN yang bergerak pada manufaktur. Perusahaan telah diaudit selama lima tahun terakhir dan selalu mendapatkan opini WTP. Anda berada pada bulan Oktober 2015 dan sedang merencanakan audit akhir tahun fiskal 31/12/2015. Pada akhir tahun fiskal 31/12/15, perusahaan mengimplementasikan modul Sales and Distribution (SD) menggunakan aplikasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Klien memulai pengimplementasian pada Januari 2015 dan selesai pada Juni 2015. Pada tahun sebelumnya, klien mengimplementasikan modul Akuntansi Keuangan. Dalam waktu 2 tahun berikutnya, klien akan melakukan beberapa implementasi modul sistem lainnya. Tahun lalu, sebelum adanya implementasi SD, sistem yang dipakai untuk transaksi Penjualan dan Piutang adalah spreadsheet dari aplikasi komputer yang ada. Sistem ini tidak terintegrasi dengan sistem lainnya dan pengendalian internal dilakukan secara manual. Penggunaan bukti audit untuk menguji Penjualan dan Piutang berasal dari staff klien dengan bantuan atas aplikasi komputer. Implementasi atas modul Penjualan dan Distribusi (SD) telah menjadikan siklus penjualan dan piutang didominasi komputer yang kompleks untuk 112
akhir tahun sekarang. Dari pengamatan atas modul SD yang digunakan dan diskusi dengan tim implementasi modul SD, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Perusahaan telah mengikuti prosedur yang sama dengan modul tahun sebelumnya ketika: a) memindahkan data dari sistem lama ke modul SD dan b) mengintegrasikan modul SD dengan modul lainnya yang diimplementasi tahun sebelumnya. 2. Perusahaan akan mengintegrasikan aplikasi pengendalian internal dengan modul SD pada tahun sekarang. Aplikasi pengendalian internal tersebut diproduksi oleh perusahaan software lainnya. 3. Input data untuk siklus Penjualan dan Piutang telah dipindahkan ke sumber transaksi (Departemen Pengiriman) 4. Pada Juni 2015 (saat penyelesaian implementasi modul SD) perusahaan menghentikan akuntansi untuk transaksi Penjualan dan Piutang dengan penggunaan sistem tahun lalu dan hanya menggunakan modul SD. 5. Tim implementasi modul SD terdiri dari konsultan luar dan staff perusahaan. Manajemen pelaksanaan menyimpulkan, bahwa audit untuk 31/12/15 perushaan, siklus penjualan dan piutang menjadi kompleks dan didominasi komputer. Oleh karena itu, seorang Computer Assurance Specialist (CAS) dari kantor anda akan di tugaskan pada tim audit untuk menguji keandalan pengendalian internal siklus yang berhubungan dengan sistem. Seorang asisten staff audit akan menguji pengendalian manual yang tersisa atas siklus tersebut.
113
Perencanaan Audit INSTRUKSI: Anda diminta menentukan berapa lama waktu dan berapa staf yang dibutuhkan untuk melakukan setiap tahap dalam perencanaan audit berikut ini: Pelaksanaan No
Tahap
1.
Perencanaan audit awal yaitu: menyangkut keputusan apakah akan menerima atau melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien, mengevaluasi alasan-alasan klien untuk diaudit, memilih staf untuk perikatan tersebut dan menetapkan surat perikatan.
2.
Memperoleh informasi mengenai latar belakang klien (terutama untuk klien baru) yaitu: memahami bidang usaha, meninjau pabrik dan kantor, menelaah kebijakan perusahaan, mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan mengevaluasi kebutuhan akan spesialisasi dari luar. Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien yaitu: akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan, notulen rapat dan kontrak.
3.
4. 5. 6.
7.
Rata-rata Jam
Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan Menetapkan materialitas dan risiko audit yang dapat diterima dari risiko bawaan Memahami pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian atas kompleksitas sistem yang ada Mengembangkan rencana audit dan program audit menyeluruh yaitu: keluasan audit, jumlah staff, prosedur substantif
114
Orang
INFORMASI CAS KUESIONER A INSTRUKSI: Anda diminta mereview informasi mengenai Computer Assurance Specialist yang ditugaskan untuk menguji keandalan pengendalian internal yang berhubungan dengan sistem. Andi, seorang computer assurance specialist (CAS) dari tim anda, telah ditugaskan untuk melakukan audit perusahaan pada akhir tahun dalam menguji pengendalian yang berhubungan dengan sistem atas siklus Penjualan dan Piutang. Andi memiliki kurang lebih pengalaman empat tahun dalam menguji pengendalian sistem di kantor anda. Ia juga menerima pelatihan yang cukup luas yang berhubungan dengan aplikasi sistem ERP yang diimplementasikan oleh perusahaan. Menurut perbincangan dengan sesama rekan auditor senior yang telah bekerja dengan Andi mengindikasikan ia memiliki kemampuan untuk melakukan pengujian pengendalian yang sangat efektif. Salah satu dari rekan auditor senior memberitahukan anda bahwa Andi menemukan kelemahan yang material dalam pengendalian sistem kliennya. Saat melaksanakan audit, disimpulkan bahwa sistem klien tidak mendukung atas pemisahan tugas yang baik pada siklus penggajian. Kertas kerja pengujian sistem pengendalian Andi secara tepat mengidentifikasi kelemahan pengendalian tersebut dan oleh karena itu lingkup dari pengujian substantif yang direncanakan ditingkatkan oleh auditor senior. Kesimpulan dari pengujian yang dilakukan oleh Andi adalah pengendalian sistem untuk siklus Penjualan dan Piutang terlihat dapat diandalkan, dengan catatan pengecualian akses atas sistem didapat tanpa penggunaan password, pengujian lanjutan mengindikasikan masalah tersebut telah diketahui dengan baik oleh klien. Sedangkan pengendalian manual yang tersisa dari siklus tersebut diuji oleh staf asisten yang kompeten dan berkualifikasi. Hasil dari pengendalian manual terlihat dapat diandalkan.
115
INFORMASI CAS KUESIONER B INSTRUKSI: Anda diminta mereview informasi mengenai Computer Assurance Specialist yang ditugaskan untuk menguji keandalan pengendalian internal yang berhubungan dengan sistem. Andi, seorang computer assurance specialist (CAS) dari tim anda, telah ditugaskan untuk melakukan audit perusahaan pada akhir tahun dalam menguji pengendalian yang berhubungan dengan sistem atas siklus Penjualan dan Piutang. Andi memiliki kurang lebih pengalaman delapan bulan dalam menguji pengendalian sistem di kantor anda. Ia juga belum menerima pelatihan yang cukup luas yang berhubungan dengan aplikasi sistem ERP yang diimplementasikan oleh perusahaan. Menurut perbincangan dengan sesama rekan auditor senior yang telah bekerja dengan Andi mengindikasikan kemampuannya untuk melakukan pengujian pengendalian kurang efektif. Salah satu dari rekan auditor senior memberitahukan anda bahwa Andi tidak menemukan kelemahan yang material dalam pengendalian sistem kliennya. Saat melaksanakan audit, disimpulkan bahwa sistem klien tidak mendukung atas pemisahan tugas yang baik pada siklus penggajian. Kertas kerja pengujian sistem pengendalian Andi secara tidak tepat mengidentifikasi kelemahan pengendalian tersebut dan oleh karena itu lingkup dari pengujian substantif yang direncanakan gagal dalam membuktikan kelemahan ini. Kesimpulan dari pengujian yang dilakukan oleh Andi adalah pengendalian sistem untuk siklus Penjualan dan Piutang terlihat dapat diandalkan, dengan catatan pengecualian akses atas sistem didapat tanpa penggunaan password, pengujian lanjutan mengindikasikan masalah tersebut telah diketahui dengan baik oleh klien. Sedangkan pengendalian manual yang tersisa dari siklus tersebut diuji oleh staf asisten yang kompeten dan berkualifikasi. Hasil dari pengendalian manual terlihat dapat diandalkan.
116
INSTRUKSI: Berikan silang (X) pada kolom dibawah untuk menjawab pernyataan berikut: PENGUKURAN KOMPETENSI CAS 1. Menurut anda, kekuatan (efektivitas) atas pengujian pengendalian sistem yang dilakukan oleh Andi adalah: Sangat Rendah
Rendah
Netral
Tinggi
Sangat Tinggi
2. Tingkat kompetensi (kemampuan) dari Computer Assurance Specialist (CAS) Andi yang ditugaskan untuk melakukan audit pada perusahaan adalah: Sangat Rendah
Rendah
Netral
Tinggi
Sangat Tinggi
3. Menurut anda, keandalan kesimpulan pengujian pengendalian sistem yang didapatkan dari CAS Andi adalah: Sangat Tidak Andal
Tidak Andal
Netral
Andal
Sangat Andal
INSTRUKSI: Berikan silang (X) pada kolom dibawah untuk menjawab pernyataan berikut: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju
TS S
= Tidak Setuju = Setuju
PENGUKURAN KEAHLIAN AUDITOR ATAS SIA Pernyataan
STS
4. Dibandingkan dengan auditor lain di kantor, saya menerima pelatihan informal dan formal lebih banyak yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi yang kompleks (ex: ERP systems) semasa kerja saya. 5. Dibandingkan dengan auditor lain di kantor, saya memiliki
pengalaman
yang
lebih
saat
melaksanakan audit dengan lingkup SIA yang kompleks.
117
TS
N
S
SS
Pernyataan
STS
6. Dibandingkan dengan auditor lain di kantor, sebagian besar dari waktu saya adalah penugasan auditing pada lingkup SIA yang kompleks. 7. Dibandingkan dengan auditor lain di kantor, saya memulai melakukan audit atas lingkup SIA yang kompleks semasa awal karir saya. 8. Dibandingkan dengan auditor lain di kantor, melakukan audit atas SIA yang kompleks akan memainkan peran yang penting pada karir saya dimasa datang. 9. Dibandingkan dengan auditor lain di kantor, saya memiliki keahlian SIA yang lebih tinggi.
118
TS
N
S
SS
LAMPIRAN 4 JAWABAN RESPONDEN
119
DATA RESPONDEN Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Tinggi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
L/P 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
Umur 3 2 3 2 4 2 2 1 3 2 4 3 5 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1
Jabatan 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1
120
Pendidikan Pengalaman 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1
NO 37 38 39 40 41
L/P 1 1 0 0 0
Umur 3 2 2 3 2
Jabatan 2 1 2 1 1
Pendidikan Pengalaman 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Tinggi NO 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
L/P 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Umur 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2
Jabatan 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2
121
Pendidikan Pengalaman 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 1 2 1 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 3
NO 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
L/P 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
Umur 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3
Jabatan 3 2 2 1 1 1 2 2 5 5 3
Pendidikan Pengalaman 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3
Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Rendah NO 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106
L/P 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
Umur 2 1 3 2 4 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 1 1 1 3 2 2 3 2 2
Jabatan 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2
122
Pendidikan Pengalaman 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
NO 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
L/P 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
Umur 1 4 2 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 2
Jabatan 1 3 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1
Pendidikan Pengalaman 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Rendah NO 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141
L/P 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
Umur 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3
Jabatan 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2
123
Pendidikan Pengalaman 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 1 2 3 2 3 2 1 3 3
NO 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
L/P 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1
Umur 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 2 1 1 3 1
Jabatan 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 5 1
Pendidikan Pengalaman 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 2 1 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 1
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT PLAN JUDGMENT Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Tinggi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
APJ1 28 48 18 90 10 16 9 80 2 40
APJ2 56 120 32 120 40 72 32 80 4 90
APJ3 21 32 16 60 40 16 10 8 2 40
APJ4 7 32 40 90 60 120 12 96 4 90
APJ5 56 32 24 90 24 16 4 8 4 40
124
APJ6 105 80 40 120 48 32 300 48 4 120
APJ7 84 48 18 90 24 24 18 64 4 30
TOTAL 357 392 188 660 246 296 385 384 24 450
NO 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
APJ1 288 16 48 24 32 16 144 32 48 48 16 21 160 288 12 48 64 72 50 10 224 14 32 24 12 72 48 16 40 70 6
APJ2 288 48 160 40 24 36 96 32 48 48 48 30 160 64 20 96 96 72 75 8 96 32 32 32 96 48 72 16 40 70 192
APJ3 6 16 32 12 16 12 16 8 32 32 8 7 64 32 10 32 32 32 45 5 48 8 8 6 48 32 72 16 40 21 24
APJ4 360 8 32 40 32 24 120 48 32 32 48 45 160 16 24 32 32 32 16 5 16 160 96 96 144 32 144 16 40 210 288
APJ5 88 8 16 30 32 12 144 32 32 32 48 7 64 32 8 16 16 36 16 5 24 4 32 32 12 32 72 16 40 70 24
APJ6 288 72 160 30 24 24 144 24 32 32 48 15 96 64 20 32 32 72 60 5 224 160 96 48 96 32 72 32 40 70 12
APJ7 72 32 160 16 24 24 144 120 32 32 16 15 64 32 20 48 48 32 100 5 448 48 160 160 96 48 144 32 40 56 12
TOTAL 1390 200 608 192 184 148 808 296 256 256 232 140 768 528 114 304 320 348 362 43 1080 426 456 398 504 296 624 144 280 567 558
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Tinggi NO 42 43 44 45
APJ1 5 16 240 60
APJ2 5 8 80 40
APJ3 5 8 20 40
APJ4 5 16 120 80
APJ5 5 8 60 40
125
APJ6 5 8 60 80
APJ7 5 16 80 80
TOTAL 35 80 660 420
NO 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
APJ1 24 72 48 48 48 20 40 8 48 8 8 48 48 12 32 96 48 16 120 64 120 50 90 100 20 8 32 240 32,5 32,5 24 75 48 32 150 150 150
APJ2 16 48 48 48 48 20 16 16 96 60 60 72 96 8 8 24 48 16 200 16 48 180 20 100 30 8 32 96 32,5 32,5 32 20 144 24 150 150 60
APJ3 16 32 32 32 32 20 6 2 8 20 20 72 24 2 8 6 48 16 40 16 24 60 5 100 20 16 32 32 32,5 32,5 32 10 24 16 60 60 60
APJ4 160 48 32 32 32 40 3 8 32 10 10 48 24 8 8 24 48 32 40 64 16 120 36 90 40 4 48 48 32,5 32,5 32 175 192 32 150 150 250
APJ5 24 32 32 32 32 20 4 2 32 20 20 32 12 4 8 24 48 16 40 16 8 120 20 100 30 4 16 120 32,5 32,5 32 10 96 32 250 250 250
126
APJ6 64 48 32 32 32 40 16 8 32 10 10 32 12 6 8 24 48 16 200 64 32 120 40 100 60 8 32 128 32,5 32,5 32 90 96 32 250 250 250
APJ7 64 48 48 32 48 40 12 4 16 30 30 32 48 12 8 48 48 16 120 32 48 120 36 150 60 80 48 128 32,5 32,5 32 90 48 32 250 250 250
TOTAL 368 328 272 256 272 200 97 48 264 158 158 336 264 52 80 246 336 128 760 272 296 770 247 740 260 128 240 792 227,5 227,5 216 470 648 200 1260 1260 1270
Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Rendah NO APJ1 83 6 84 72 85 50 86 16 87 16 88 16 89 8 90 30 91 144 92 16 93 16 94 6 95 10 96 64 97 4 98 48 99 50 100 50 101 9 102 48 103 32 104 72 105 24 106 3 107 16 108 48 109 8 110 8 111 72 112 72 113 12 114 6 115 50 116 48 117 60 118 48 119 48 120 48 121 16
APJ2 10 72 120 16 12 16 24 80 144 32 32 4 40 160 48 48 18 18 4 48 120 200 12 3 8 160 24 8 48 1512 8 192 10 48 120 96 96 96 16
APJ3 4 48 120 8 1 8 1 8 24 8 8 1 40 64 4 32 14 14 2 12 48 8 12 3 4 32 1 8 32 24 6 24 2 32 120 32 32 24 8
APJ4 6 48 200 8 4 8 12 200 24 16 16 3 60 64 32 32 50 50 6 12 32 8 96 3 8 32 8 16 32 216 8 288 50 32 240 32 32 24 16
127
APJ5 6 48 20 8 9 8 9 72 48 8 8 2 24 32 4 32 50 50 4 12 32 16 8 3 6 16 8 8 32 216 6 24 15 32 60 16 16 24 16
APJ6 10 48 200 16 8 16 16 120 24 8 8 4 48 320 16 32 50 50 6 24 80 200 12 3 6 160 16 16 32 216 80 12 15 32 60 32 32 12 16
APJ7 10 48 60 24 20 24 18 120 96 32 32 3 24 96 8 32 50 50 6 144 80 200 48 3 8 160 18 16 48 360 24 12 100 48 60 48 48 24 16
Total 52 384 770 96 70 96 88 630 504 120 120 23 246 800 116 256 282 282 37 300 424 704 212 21 56 608 83 80 296 2616 144 558 242 272 720 304 304 252 104
NO APJ1 122 16 123 24
APJ2 32 32
APJ3 5 6
APJ4 48 96
APJ5 16 32
APJ6 48 48
APJ7 160 160
Total 325 398
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Rendah NO APJ1 124 64 125 40 126 48 127 15 128 240 129 320 130 3000 131 72 132 120 133 40 134 48 135 48 136 48 137 48 138 6 139 30 140 24 141 48 142 72 143 3600 144 24 145 8 146 96 147 30 148 32 149 24 150 15 151 16 152 60 153 25 154 60 155 48 156 4
APJ2 96 40 96 48 1600 64 3000 96 48 120 48 48 48 48 4 48 24 48 12 3600 16 96 64 144 48 40 48 16 48 50 60 48 10
APJ3 48 40 32 10 80 8 600 64 80 20 32 48 32 32 2 16 24 48 72 900 16 96 32 10 4 12 10 8 72 12,5 20 32 3
APJ4 120 40 32 16 400 24 120 80 72 100 32 32 32 32 4 60 24 48 6 120 160 96 32 20 4 40 16 72 40 37,5 80 32 4
128
APJ5 12 40 32 16 800 64 144 96 32 100 32 32 32 32 6 24 24 48 6 240 24 8 8 9 8 30 16 32 72 25 80 32 2
APJ6 48 40 32 20 800 112 144 72 120 60 32 32 32 32 4 200 24 48 144 144 64 48 16 48 48 30 20 48 72 25 120 32 2
APJ7 96 40 48 48 400 96 1500 160 48 60 48 32 32 32 4 60 24 48 72 1800 64 192 96 192 32 16 48 72 72 25 120 32 2
Total 484 280 320 173 4320 688 8508 640 520 500 272 272 256 256 30 438 168 336 384 10404 368 544 344 453 176 192 173 264 436 200 540 256 27
NO APJ1 157 250 158 84 159 30 160 108 161 120 162 48 163 150 164 150
APJ2 150 48 45 10 120 20 150 150
APJ3 150 48 15 5 120 8 60 60
APJ4 200 108 67,5 50 120 24 150 150
APJ5 150 48 45 30 120 24 250 250
APJ6 250 168 45 60 120 8 250 250
APJ7 150 96 45 30 120 24 250 250
Total 1300 600 292,5 293 840 156 1260 1260
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI COMPUTER ASSURANCE SPECIALIST Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Tinggi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
CAS1 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 5 3
CAS2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 5 4
129
CAS3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3
TOTAL 6 12 12 12 9 9 9 11 11 10 12 12 6 10 8 12 12 10 9 9 9 14 10
NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
CAS1 4 4 2 2 3 4 2 2 2 4 2 4 3 4 4 3 4 4
CAS2 4 3 2 2 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 5 3 4 4
CAS3 4 4 2 2 3 3 3 4 2 4 2 4 3 4 4 3 5 4
TOTAL 12 11 6 6 9 10 7 10 6 12 7 12 9 12 13 9 13 12
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Tinggi NO 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
CAS1 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 1 3 2 3 3 2 4
CAS2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 2 4 4 2 4
130
CAS3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 1 4 2 3 3 2 4
TOTAL 9 12 9 8 10 12 9 9 9 8 4 11 6 10 10 6 12
NO 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
CAS1 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 2 3 3 2 4 4 2 4 2 3 5 5 5
CAS2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4 2 3 5 5 5
CAS3 4 4 4 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 4 4 3 4 2 2 5 5 5
TOTAL 12 12 12 10 10 8 9 8 12 10 9 8 9 9 6 12 12 8 12 6 8 15 15 15
Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Rendah NO 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
CAS1 2 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2
CAS2 2 3 2 4 1 4 4 2 2 3 3
131
CAS3 2 3 3 4 2 4 4 2 2 2 2
TOTAL 6 9 7 12 7 12 12 6 6 7 7
NO 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
CAS1 2 3 2 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2
CAS2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3
CAS3 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2
TOTAL 6 9 6 10 6 5 5 8 6 6 6 6 6 6 6 12 8 9 8 7 6 6 9 6 6 6 9 9 7 7
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Rendah NO 124 125 126 127 128
CAS1 4 3 2 1 3
CAS2 4 3 2 2 4
132
CAS3 4 3 2 2 3
TOTAL 12 9 6 5 10
NO 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
CAS1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 4 2 3 2 4 3 4 4 2 1 2 2 3 3 3 2 4 3 5 5
CAS2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 4 4 4 5 5
133
CAS3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2 1 3 3 3 3 2 4 4 2 5 5
TOTAL 6 11 6 6 6 9 9 9 9 8 9 6 6 5 11 10 12 8 9 6 10 9 12 10 6 4 7 8 9 9 7 10 12 9 15 15
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN AUDITOR ATAS SISTEM INFORMASI Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Tinggi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
KASI1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3
KASI2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3
KASI3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
KASI4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 3
134
KASI5 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 5 3 3 4 3
KASI6 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2
TOTAL 9 12 12 12 12 13 13 14 14 14 14 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 17 17
NO 33 34 35 36 37 38 39 40 41
KASI1 2 2 3 5 3 3 3 2 3
KASI2 3 3 3 5 3 3 3 3 3
KASI3 2 3 2 1 3 3 3 3 3
KASI4 3 3 2 1 3 3 3 3 3
KASI5 4 3 4 5 3 3 3 4 3
KASI6 3 3 3 1 3 3 3 3 3
TOTAL 17 17 17 18 18 18 18 18 18
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Tinggi NO 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
KASI1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4
KASI2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
KASI3 3 2 3 3 3 3 1 1 1 3 2 2 3 4 4 1 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4
KASI4 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4
135
KASI5 3 4 3 3 3 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
KASI6 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
TOTAL 18 18 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 21 21 22 22 22 22 22 22 22 23
NO 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
KASI1 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5
KASI2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
KASI3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
KASI4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5
KASI5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5
KASI6 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
TOTAL 23 23 23 23 24 24 24 24 24 24 24 25 30 30 30
Keahlian Sistem Informasi Rendah & Kompetensi CAS Rendah NO 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
KASI1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
KASI2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
KASI3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4
KASI4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
136
KASI5 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2
KASI6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
TOTAL 11 12 12 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 14 14 14 14 14 14 14
NO 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
KASI1 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 3 3 5 3 3 3 3 2 2 2
KASI2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3
KASI3 2 2 4 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3
KASI4 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3
KASI5 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 5 3 3 3 3 3 3 3
KASI6 2 2 2 3 2 1 3 3 2 3 4 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 14 14 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 17 17
Keahlian Sistem Informasi Tinggi & Kompetensi CAS Rendah NO 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137
KASI1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
KASI2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
KASI3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 1 1 1
KASI4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 1 1 1
137
KASI5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 5 5 5 5
KASI6 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
TOTAL 18 18 18 18 18 18 18 19 19 19 19 19 19 19
NO 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
KASI1 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
KASI2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
KASI3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5
KASI4 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5
138
KASI5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5
KASI6 3 3 3 2 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5
TOTAL 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 21 21 22 22 23 23 23 24 24 24 24 24 25 30 30
LAMPIRAN 5 OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA
139
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Audit Plan Judgment
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 164
100,0
0
,0
164
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,828
N of Items ,888
7
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
APJ1
95,0610
363,56342
164
APJ2
118,4207
395,56966
164
APJ3
36,7287
85,28026
164
APJ4
63,2195
69,97384
164
APJ5
45,2866
78,79643
164
APJ6
70,3720
89,55136
164
APJ7
87,8171
189,17246
164
Bersambung pada halaman selanjutnya
140
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Audit Plan Judgment (Lanjutan)
Inter-Item Correlation Matrix APJ1
APJ2
APJ3
APJ4
APJ5
APJ6
APJ7
APJ1
1,000
,911
,953
,151
,292
,180
,944
APJ2
,911
1,000
,883
,310
,506
,369
,929
APJ3
,953
,883
1,000
,209
,326
,218
,921
APJ4
,151
,310
,209
1,000
,611
,598
,254
APJ5
,292
,506
,326
,611
1,000
,801
,441
APJ6
,180
,369
,218
,598
,801
1,000
,349
APJ7
,944
,929
,921
,254
,441
,349
1,000
Item-Total Statistics Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
APJ1
421,8445
589274,603
,873
,956
,755
APJ2
398,4848
516550,464
,942
,902
,748
APJ3
480,1768
1042671,395
,911
,914
,805
APJ4
453,6860
1155325,890
,321
,424
,841
APJ5
471,6189
1118538,162
,503
,730
,830
APJ6
446,5335
1128641,752
,378
,686
,836
APJ7
429,0884
842469,392
,951
,933
,751
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
516,9055
1208526,867
141
1099,33019
N of Items 7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Computer Assurance Specialist
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 164
100,0
0
,0
164
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,902
N of Items ,902
3
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
CAS1
2,9207
,95278
164
CAS2
3,0854
,90941
164
CAS3
2,9512
,90537
164
Inter-Item Correlation Matrix CAS1
CAS2
CAS3
CAS1
1,000
,730
,785
CAS2
,730
1,000
,750
CAS3
,785
,750
1,000
Bersambung pada halaman selanjutnya
142
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Computer Assurance Specialist (Lanjutan)
Item-Total Statistics Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
CAS1
6,0366
2,882
,810
,662
,857
CAS2
5,8720
3,082
,783
,615
,879
CAS3
6,0061
3,000
,826
,683
,843
Scale Statistics Mean 8,9573
Variance
Std. Deviation
6,409
2,53164
143
N of Items 3
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Auditor atas Sistem Informasi
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 164
100,0
0
,0
164
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,828
N of Items ,831
6
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KASI1
3,0976
,93480
164
KASI2
3,1159
,88892
164
KASI3
2,7744
1,02320
164
KASI4
2,6646
1,01690
164
KASI5
3,5854
,87152
164
KASI6
2,9268
,87614
164
Bersambung pada halaman selanjutnya
144
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Auditor atas Sistem Informasi (Lanjutan)
Inter-Item Correlation Matrix KASI1
KASI2
KASI3
KASI4
KASI5
KASI6
KASI1
1,000
,754
,280
,325
,426
,466
KASI2
,754
1,000
,366
,444
,553
,578
KASI3
,280
,366
1,000
,758
,101
,502
KASI4
,325
,444
,758
1,000
,147
,585
KASI5
,426
,553
,101
,147
1,000
,458
KASI6
,466
,578
,502
,585
,458
1,000
Item-Total Statistics Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
KASI1
15,0671
12,284
,590
,571
,802
KASI2
15,0488
11,752
,735
,685
,773
KASI3
15,3902
12,117
,542
,583
,814
KASI4
15,5000
11,687
,619
,644
,797
KASI5
14,5793
13,570
,419
,383
,834
KASI6
15,2378
11,949
,711
,524
,779
Scale Statistics Mean 18,1646
Variance
Std. Deviation
17,022
4,12575
145
N of Items 6
Hasil Uji Validitas Variabel Audit Plan Judgment Correlations APJ1 APJ
Pearson
1
Correlation
APJ2
APJ
Pearson
2
Correlation
,000
,021
,000
,000
164
164
164
164
164
164
164
164
**
1
,911
N
164
3
Correlation
,953
**
164
**
1
,883
,310
**
**
**
164
164
**
1
,209
,326
**
164
**
1
,611
,598
**
164
**
1
,801
164 ,441
**
164
**
1
,349
,001
,000
,000
N
164
164
164
164
164
164
**
,976
**
,923
**
,378
**
,555
**
,446
**
164
**
1
,966
,000
,000
,000
,000
,000
,000
N
164
164
164
164
164
164
164
146
**
164
,000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,966
,000
Sig. (2-tailed)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
164
,000
,940
,446
164
,000
Correlation
**
,000
,000
J
,349
,000
Sig. (2-tailed)
Pearson
**
164
164
TAP
,555
164
164
**
**
164
164
,254
,441
,000
164
**
**
,000
N
,921
,801
,000
,000
**
**
164
,000
,929
,378
164
,005
**
**
164
,000
,944
,254
164
,021
Correlation
**
,000
Sig. (2-tailed)
7
,598
,001
164
**
**
,000
164 ,218
,611
,000
164
Pearson
**
164
164
APJ
,923
164
N
Correlation
**
164
,000
6
,921
164
,000
**
**
,000
,000
,369
,218
,000
,000
*
**
,005
Sig. (2-tailed)
,180
,326
,000
164
,506
,209
,007
164
Pearson
**
164
164
APJ
,976
164
N
**
**
164
,007
,292
,929
164
,000
Correlation
**
164
,053
5
,369
164
Sig. (2-tailed)
Pearson
**
**
,000
164
APJ
,506
,940
,000
164 ,151
**
**
,000
N
Correlation
,310
,944
,000
,000
4
**
,180
,000
,000
Pearson
,883
,292
,000
Sig. (2-tailed)
APJ
,953
*
TAPJ
,053
,000
Pearson
APJ7
,000
,911
**
APJ6
,000
Sig. (2-tailed)
APJ
APJ5
,151
Sig. (2-tailed) N
APJ4
**
1
**
APJ3
164
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Computer Assurance Specialist Correlations CAS1 CAS1
Pearson Correlation
CAS2 1
,730
Sig. (2-tailed) N CAS2
CAS3
TCAS
Pearson Correlation
164 ,730
**
Sig. (2-tailed)
,000
N
164 **
Pearson Correlation
,785
CAS3 **
TCAS
,785
**
,919
**
,000
,000
,000
164
164
164
1
**
,750
,902
**
,000
,000
164
164
164
**
1
,750
,923
**
Sig. (2-tailed)
,000
,000
N
164
164
164
164
**
**
**
1
Pearson Correlation
,919
,902
,000
,923
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,000
N
164
164
164
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
147
164
Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian Auditor atas Sistem Informasi Correlations KASI1 KASI1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N KASI2
KASI3
KASI4
KASI5
KASI6
TKASI
Pearson Correlation
164 ,754
**
KASI2 ,754
**
TKASI ,728
**
164
164
164
164
164
1
**
**
**
**
,366
,366
,826
**
,000
,000
164
164
164
164
164
1
**
,101
**
,000
,199
,000
,000
164
164
164
164
,147
**
N
164
164
164
**
**
**
,758
,758
1
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,000
N
164
164
164
**
**
,101
,147
164
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,199
,061
N
164
164
164
164
**
**
**
**
,578
,578
,000
,000
,553
,553
,000
,000
,444
,444
,000
Sig. (2-tailed)
,466
,466
**
164
**
Pearson Correlation
KASI6
,000
164
,426
,426
**
,000
**
Pearson Correlation
KASI5
,000
164
,325
,325
**
,000
N
Pearson Correlation
KASI4
,000
,000
,280
,280
**
,000
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
KASI3
,502
,585
,502
,585
,705
,759
**
**
,061
,000
,000
164
164
164
1
**
,458
,586
**
,000
,000
164
164
164
**
1
,458
,808
**
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,000
,000
,000
N
164
164
164
164
164
164
164
**
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
,728
,826
,705
,759
,586
,000
,808
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,000
,000
,000
,000
N
164
164
164
164
164
164
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
148
164
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
164
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 1081,09828274
Absolute
,276
Positive
,276
Negative
-,264
Test Statistic
,276
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Hasil Uji Normalitas Sesudah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
164 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 ,95520548
Absolute
,068
Positive
,063
Negative
-,068
Test Statistic
,068
Asymp. Sig. (2-tailed)
,059
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Bersambung pada halaman selanjutnya
149
c
Hasil Uji Normalitas Sesudah Transformasi (Lanjutan)
150
Hasil Uji Independent t-test Variabel Keahlian Auditor atas Sistem Informasi Group Statistics Keahlian Auditor atas SI LnAPJ
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Keahlian Rendah
82
5,5447
,92575
,10223
Keahlian Tinggi
82
5,7985
1,02295
,11297
Hasil Uji Statistik Independent t-test Variabel Kompetensi Computer Assurance Specialist Group Statistics Kompetensi CAS LnAPJ
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kompetensi Tinggi
82
5,6678
,81297
,08978
Kompetensi Rendah
82
5,6754
1,12921
,12470
151
Hasil Uji Statistik Analysis of Variance (ANOVA) Between-Subjects Factors Value Label Kompetensi CAS
,00
N
Kompetensi
82
Rendah 1,00
Kompetensi
82
Tinggi Keahlian Auditor atas SI
,00
Keahlian
82
Rendah 1,00
Keahlian Tinggi
82
Descriptive Statistics Dependent Variable: LnAPJ Kompetensi CAS
Keahlian Auditor atas SI
Kompetensi Rendah
Keahlian Rendah
5,3419
1,03335
41
Keahlian Tinggi
6,0089
1,13415
41
Total
5,6754
1,12921
82
Keahlian Rendah
5,7475
,76377
41
Keahlian Tinggi
5,5881
,86138
41
Total
5,6678
,81297
82
Keahlian Rendah
5,5447
,92575
82
Keahlian Tinggi
5,7985
1,02295
82
Total
5,6716
,98086
164
Kompetensi Tinggi
Total
Mean
Std. Deviation
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable: LnAPJ F
df1
1,687
df2 3
Sig. 160
,172
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + CATCAS + CATSI + CATCAS * CATSI
Bersambung pada halaman selanjutnya 152
N
Hasil Uji Statistik ANOVA- Analysis of Variance (Lanjutan) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: LnAPJ Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
a
3
3,214
3,494
,017
Intercept
5275,437
1
5275,437
5735,057
,000
CATCAS
,002
1
,002
,003
,960
CATSI
2,640
1
2,640
2,871
,092
CATCAS * CATSI
7,000
1
7,000
7,610
,006
Error
147,177
160
,920
Total
5432,257
164
156,820
163
Corrected Model
9,643
Corrected Total
a. R Squared = ,061 (Adjusted R Squared = ,044)
Kompetensi CAS * Keahlian Auditor atas SI Dependent Variable: LnAPJ 95% Confidence Interval
Kompetensi
Keahlian Auditor
CAS
atas SI
Kompetensi
Keahlian Rendah
5,342
,150
5,046
5,638
Rendah
Keahlian Tinggi
6,009
,150
5,713
6,305
Kompetensi
Keahlian Rendah
5,748
,150
5,452
6,043
Tinggi
Keahlian Tinggi
5,588
,150
5,292
5,884
Mean
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Parameter Estimates Dependent Variable: LnAPJ 95% Confidence Interval Parameter
B
Intercept
5,795
,132
43,782
,008
,153
a
[CATCAS=,00] [CATCAS=1,00] [CATSI=,00] [CATSI=1,00]
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
,000
5,533
6,056
,050
,960
-,294
,309
.
.
.
.
.
-,254
,153
-1,661
,099
-,556
,048
a
.
.
.
.
.
0
0
t
Sig.
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Bersambung pada halaman selanjutnya 153
Hasil Uji Statistik ANOVA- Analysis of Variance (Lanjutan)
154