ANALISIS KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG (DALAM MEWUJUDKAN SEMARANG SEHAT) Oleh : Wildan Ardiansyah, Nina Widowati, Hesti Lestari JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Profesor Haji Soedarto Sarjana Hukum, Tembalang, Semarang 12693 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email :
[email protected] ABSTRACT In the measurement of Human Development Index, health is one of the principal component besides education and income. Health is also an investment to support economic development and having an important role in poverty reduction efforts. View the importance of health, The Government is obliged to protect and ensure the citizens from a wide range of problems related to health. This research will analyze the performance conducted by the Dinas Kesehatan Kota Semarang and the aspects that support and hinder the performance of the Dinas Kesehatan Kota Semarang in realizing Semarang Healthy. This research uses the theory of organization and the five dimensions of performance: productivity, quality of service orientation, responsiveness, responsibility and accountability with a descriptive qualitative approach. Data collection techniques used through observation, interviews, documentation and library research with informants employee Dinas Kesehatan Kota Semarang. The result in this research showed that, the performance Dinas Kesehatan Kota Semarang in realizing Semarang Healthy is good, it's just still found problems such as human resource problems, budget funds are limited and minimal public participation. While supporting aspects of the performance Dinas Kesehatan Kota Semarang in realizing Semarang Healthy is clear jobdesk, Discipline and high responsibility owned by employee, conformity between health programs are made with what is required by the public until cooperation and coordination that exists both with the Department, NGO’s and other third parties. Inside overcome these problems, there are some suggestions that can be done such as make education, training and skills to improve the quality of human resources, increase the number of human resources through recruitment civil servant or temporary employees that public services can be given a maximum, proposed additions of the budget in accordance with the needs required on the budget income and expenditure Semarang City and make efforts socialization to the public until they realize that health is important and expensive. Keywords : Performance, Semarang Healthy, Human Resources
PENDAHULUAN
negara dalam hal ini Pemerintah
a. Latar Belakang Masalah
berkewajiban untuk melindungi dan
Kesehatan
merupakan
bagian
menjamin warga negaranya dari
penting dalam kehidupan manusia.
berbagai macam permasalahan yang
Tidak bisa dipungkiri, pada dasarnya
terkait dengan kesehatan. Di dalam
setiap orang mendambakan hidup
mengemban
sehat agar dapat menunjang segala
tersebut,
aktivitas
dibantu oleh Dinas Kesehatan, baik
yang
Kesehatan
dilakukannya.
termasuk
tanggung
Kementerian
jawab Kesehatan
indikator
yang terdapat di Provinsi maupun
terpenting dalam pembangunan suatu
Kabupaten/Kota, guna mewujudkan
negara. Kesehatan dinilai sebagai
pelayanan kesehatan yang merata
aktor
hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
dibalik
pembangunan
suksesnya
ekonomi
dan
Secara
umum,
jika
melihat
penanggulangan kemiskinan di suatu
kondisi kesehatan di Kota Semarang
negara.
saat ini, Dinas Kesehatan Kota
Penduduk
negara
Semarang belum bisa mewujudkan
dikatakan berkualitas tinggi apabila
“Semarang Sehat” mengingat masih
tingkat kesehatannya penduduknya
adanya
juga
kesehatan yang belum mencapai
tinggi.
suatu
Sebaliknya,
apabila
program
tingkat kesehatannya rendah, maka
hasil
kualitas penduduknya juga dinilai
diantaranya
rendah. Saat ini, Indonesia tergolong
ditemukannya kasus gizi buruk balita
sebagai
tingkat
sebanyak 39 kasus, meningkatnya
kesehatan yang rendah. Faktor yang
penderita kasus HIV sebesar 520
menyebabkan
tingkat
orang (dari yang tahun sebelumnya
kesehatan di Indonesia seperti faktor
sebanyak 427 orang), ditemukannya
pendapatan masyarakat, lingkungan,
kasus kusta sebanyak 44 kasus,
fasilitas kesehatan dan ketersediaan
meningkatnya
tenaga
minim.
sebanyak 20 kasus (dari yang tahun
Melihat peran pentingnya kesehatan
sebelumnya sebanyak 14 kasus),
dalam kehidupan maka wajar apabila
meningkatnya penyakit leptospirosis
negara
dengan
rendahnya
kesehatan
yang
yang
pembangunan
optimal.
Beberapa
seperti
masih
kasus
malaria
sebanyak 81 kasus dan meningkatnya
bersama atau satu set tujuan yang
kasus penyakit tidak menular seperti
telah ditentukan sebelumnya (dalam
hipertensi, diabetes mellitus, stroke
Sobirin, 2007:5). Tujuan bersama
dll
sebanyak
2.084
kasus.
yang dimaksud oleh Robbins adalah
penjelasan
tersebut,
adanya anggapan bahwa tujuan yang
penelitian ini akan menganalisis
ingin dicapai oleh masing-masing
kinerja yang ditunjukkan oleh Dinas
anggota organisasi tidak berbeda
Kesehatan Kota Semarang dalam
dengan tujuan yang ingin dicapai
mewujudkan “Semarang Sehat”.
organisasi itu sendiri.
b. Tujuan
2. Kinerja
Berdasarkan
1. Mengetahui apakah Kinerja Dinas
Kesehatan
Semarang mewujudkan
Kota
hasil kerja yang dapat dicapai oleh
dalam
seseorang atau sekelompok orang
“Semarang
Sehat” sudah optimal. 2. Mengetahui yang
dalam
suatu
organisasi,
sesuai
dengan wewenang dan tanggung
aspek-aspek
mendukung
Kinerja (Performance) adalah
dan
jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
menghambat kinerja Dinas
bersangkutan
Kesehatan
Kota Semarang
melanggar hukum dan sesuai dengan
mewujudkan
moral maupun etika. Disamping itu,
dalam
“Semarang Sehat”. c. Teori 1. Organisasi Organisasi menurut Stephen P.
secara
legal,
kinerja
(performance)
sebagai
hasil
tidak
diartikan
kerja
seseorang
pegawai, sebuah proses manajemen atau
suatu
organisasi
Robbins adalah unit sosial yang
keseluruhan,
sengaja didirikan untuk jangka waktu
tersebut
yang relatif lama, beranggotakan dua
buktinya secara konkrit dan dapat
orang atau lebih yang bekerjasama
diukur (dibandingkan dengan standar
dan terkoordinasi, mempunyai pola
yang telah ditentukan).
kerja tertentu yang terstruktur dan didirikan untuk mencapai tujuan
dimana
harus
dapat
hasil
secara kerja
ditunjukan
3. Indikator Kinerja Organisasi Di dalam konteks mengukur kinerja
di
mudah dan murah.
Indonesia,
c. Responsivitas
menurut Dwiyanto mengemukakan
Responsivitas
beberapa
birokrasi
masyarakat seringkali tersedia secara
indikator
yang
dapat
kemampuan
adalah
organisasi
untuk
digunakan dalam mengukur kinerja
mengenali kebutuhan masyarakat,
birokrasi publik yaitu:
menyusun
a. Produktivitas
pelayanan,
Menurut Sondang P. Siagian produktivitas
adalah
kemampuan
agenda dan
dan
prioritas
mengembangkan
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
memperoleh manfaat yang sebesar-
masyarakat.
besarnya dari sarana dan prasarana
d. Responsibilitas
yang tersedia dengan menghasilkan
Konsep
Responsibilitas
output yang optimal. Istilah output
mengukur sejauhmana pelaksanaan
berkaitan dengan efektivitas dalam
kegiatan
mencapai
prestasi,
dilakukan sesuai dengan prinsip-
sedangkan input berkaitan dengan
prinsip implisit dan eksplisit (sesuai
sumber-sumber yang dipergunakan
dengan peraturan administrasi dan
berhubungan dengan efisiensi dalam
kebijakan organisasi).
mendapatkan
e. Akuntabilitas
hasil
atau
hasil
dengan
penggunaan sumber daya manusia
organisasi
publik
itu
Akuntabilitas publik menunjuk
yang maksimal.
pada seberapa besar kebijakan dan
b. Orientasi Kualitas Layanan
kegiatan organisasi publik tunduk
Isu mengenai kualitas layanan
pada para pejabat politik yang dipilih
cenderung menjadi semakin penting
oleh
dalam menjelaskan kinerja organisasi
bahwa para pejabat politik tersebut
pelayanan publik. Keuntungan utama
karena dipilih oleh rakyat, dengan
menggunakan kepuasan masyarakat
sendirinya
sebagai
merepresentasikan
informasi
indikator
kinerja
mengenai
adalah
kepuasan
rakyat.
rakyat.
Asumsinya
akan
adalah
selalu kepentingan
wawancara antara informan satu
d. Metode Penelitian Peneliti
menggunakan
penelitian
tipe
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Kesehatan
Kota
Semarang
dan
masyarakat Kota Semarang. Jenis data yang
yaitu data yang
digunakan
berbentuk
data
PEMBAHASAN a. Kinerja Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam mewujudkan “Semarang Sehat. I. Produktivitas Produktivitas Dinas Kesehatan
berbentuk kata-kata. Adapun sumber
Kota Semarang dilihat dari upaya
data terdiri dari sumber data primer yang
yang telah dilakukan oleh Dinas
dari
dan
suatu dokumen yang berkaitan.
yang
berasal
teks
dengan informan lainnya dan dengan
wawancara
terhadap
informan dan sumber data sekunder yang berasal dari dokumen, buku, data statistik, laporan dan lain-lain yang berhubungan Teknik
dengan
penelitian
Pengumpulan
data
ini.
melalui
Kesehatan Kota Semarang di dalam memberikan
suatu
informasi
mengenai pentingnya arti kesehatan kepada
masyarakat
melalui
penyuluhan/sosialisasi,
observasi, wawancara, dokumentasi dan
(Pemantauan
studi kepustakaan. Data yang sudah
media
dikumpulkan
dianalisis
brosur, buku pedoman kesehatan,
melalui
siaran radio dan televisi lokal. Di
yang
dalam mengetahui jumlah penderita
diperoleh, dipilah sesuai dengan
orang sakit di Kota Semarang, Dinas
kebutuhan,
Kesehatan
dan
kemudian
diinterpretasi
reduksi
data
data
yakni
data
kemudian
data
yang
Wilayah
PWS
informasi
Setempat),
seperti
Kota
leaflet,
Semarang
sudah dipilah, disajikan yang pada
mendapatkan informasi dari laporan
akhirnya ditarik kesimpulan atas
atau data yang diberikan oleh setiap
jawaban-jawaban
diberikan
Puskesmas yang tersebar di Kota
menggunakan
Semarang melalui sistem informasi
informan analisis
dengan domain.
keabsahan
data
triangulasi
dengan
yang
Kualitas
atau
menggunakan
secara online (Sinfus). Kendala yang dihadapi oleh
yang
Dinas Kesehatan Kota Semarang
dapat dilihat dari membandingkan
dalam mewujudkan Semarang Sehat
sumber
meliputi Sumber Daya Manusia baik
sertifikasi
dari
industri rumah tangga.
segi
kualitas
maupun
kuantitasnya, anggaran yang terbatas dan
partisipasi
masyarakat
produk
makanan
dan
Sumber daya manusia yang
yang
dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota
minim atau sulit merubah kebiasaan
Semarang belum cukup memadai
untuk hidup bersih dan sehat secara
dalam melayani masyarakat sehingga
mandiri. Di dalam mengevaluasi
pelayanan yang diberikan belum
program
telah
maksimal.
dijalankan, Dinas Kesehatan Kota
Kesehatan
Semarang menyelenggarakan mini
bekerja sesuai dengan pembagian
lokakarya,
laporan
tugas atau job description masing-
pertanggung-jawaban yang disusun
masing dimana hal tersebut mengacu
oleh masing-masing seksi/bidang,
pada Peraturan Walikota Semarang
dan melakukan monitoring evaluasi.
Nomor 26 Tahun 2008. Tingkat
II. Orientasi Kualitas Layanan
kedisiplinan
kesehatan
yang
membuat
Orientasi kualitas layanan di
Kesehatan
Pegawai
di
Dinas
Kota Semarang telah
pegawai Kota
Semarang
Dinas bisa
Dinas Kesehatan Kota Semarang
dilihat dari adanya apel pagi dan
dapat dilihat dari jenis pelayanan
absen dengan sidik jari. Selain itu
kesehatan yang diberikan oleh Dinas
adanya PP Nomor 53 mengenai
Kesehatan Kota Semarang berupa
kedisiplinan pegawai dimana bagi
pemberian rekomendasi pendirian
pegawai yang tidak disiplin akan
klinik,
idzin
mendapatkan sanksi menjadi dasar
perawat, bidan, praktek dokter umum
bagi pegawai Dinas Kesehatan Kota
maupun
Semarang dalam bekerja.
pengurusan
dokter
surat
gigi,
tenaga
kesehatan, tenaga medis dan tenaga apoteker/kefarmasian, peng-klaim-an
melayani
Responsivitas dilihat dari upaya
Kota
yang telah dilakukan oleh Dinas
Semarang yang ingin mendapatkan
Kesehatan Kota Semarang dalam
Jamkesmas,
mengenali apa yang dibutuhkan oleh
Jamkesmaskot
masyarakat
III. Responsivitas
Jampersal dan
dan
pemberian
masyarakat
melalui
penyuluhan,
musrenbang, dan melakukan analisis
kebutuhan prioritas
kesehatan. Dinas
Semarang
Kesehatan
dalam
Semarang
Program Kota
mewujudkan
Sehat
adalah
dengan
berhasil
karena
bisa
dibuktikan
dengan menurunnya angka penyakit seperti
tuberklosis
paru,
diare,
tetanus, campak, polio, malaria, dan
menurunkan angka kematian ibu,
chikungunya.
bayi
membicarakan perubahan perilaku
atau
anak,
meningkatkan
Namun,
kesehatan ibu dan menurunkan angka
masyarakat
HIV/AIDS, Malaria, serta penyakit
dikatakan berhasil karena masih
menular
Dinas
dalam proses.
Kesehatan Kota Semarang dalam
Prosedur
lainnya.
Upaya
maka
ketika
belum
atau
bisa
langkah
merespon aspirasi masyarakat yang
penyusunan program yang dijalankan
berkaitan
oleh
dengan
kinerja
dan
Dinas
Kesehatan
program yang dijalankannya bisa
Semarang
melalui musrenbang, dan evaluasi
persiapan rencana, tahap penjabaran
ketika ada masukan/keluhan dari
kebijaksanaan ke dalam sasaran dan
masyarakat.
anggaran, menetapkan sasaran dan
IV. Responsibilitas
anggaran kemudian yang terakhir
Responsibilitas upaya
Dinas
Semarang
dilihat
dari
Kesehatan
Kota
dalam
keberhasilan
meningkatkan
tahap
dari
untuk
tahap
penyusunan
DIPA dan penetapan penanggungjawab kegiatan.
Bentuk proaktif
kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Semarang
melalui peningkatan kapasitas dan
adalah bekerja semaksimal mungkin
kemampuan
dalam
Kesehatan
program
adalah
dimulai
Kota
Pegawai Kota
Dinas Semarang,
menjalankan
tanggung
jawab
tugas
yang
dan
diberikan
memperbaiki sarana dan prasarana,
sesuai dengan SOP yang berlaku,
bekerjasama dengan pihak ketiga
melalui sosialisasi atau penyuluhan
seperti
sebagai bagian dari upaya preventif,
LSM.
Penyelenggaraan
program kesehatan yang dijalankan
dan
oleh
promotif preventif, aspek kuratif dan
Dinas
Kesehatan
Kota
Semarang selama ini ketika berbicara statistik dan angka sudah cukup
melalui
penguatan
aspek rehabilitatif.
aspek
terkait
V. Akuntabilitas Akuntabilitas
dilihat
program
kesehatan
yang
dari
dijalankan oleh Dinas Kesehatan
penyelenggaraan program kesehatan
Kota Semarang baru sebatas aspirasi
yang
Dinas
atau masukan yang sering mereka
Kesehatan Kota Semarang adalah
lakukan ketika Dinas Kesehatan Kota
dalam bentuk laporan yang biasa
Semarang melakukan sosialisasi dan
disebut
penyuluhan.
dijalankan
oleh
dengan
LKPJ.
Bentuk
transparansi yang dijalankan oleh
b. Aspek
Pendukung
Dinas Kesehatan Kota Semarang
Penghambat
adalah dalam bentuk laporan yang di
Kesehatan
dalamnya
dalam
terdapat
informasi
dan
Kinerja Kota
Dinas
Semarang
mewujudkan
mengenai kinerja, keuangan dan
“Semarang Sehat”
kegiatan program. Selain itu ada
Aspek
pendukung
meliputi
buku informasi profil kesehatan, ada
Pembagian kerja (job desk) Pegawai
website resmi Dinas Kesehatan Kota
Dinas Kesehatan Kota Semarang
Semarang dan transparansi yang
yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Pegawai
Kota Semarang sudah dilakukan
Semarang,
ketika akan membuat suatu program
program
kegiatan
dengan apa yang dibutuhkan oleh
melalui
musrenbang
maupun forum terbuka lainnya.
sudah
Pegawai
dengan
Semarang
menjalankan adalah
program
dengan
dalam kesehatan
beberapa
LSM,
instansi lintas sektor seperti media cetak
dan
elektronik,
Kesehatan
kesesuaian kesehatan
yang
Kota antara dibuat
jawab yang tinggi dimiliki oleh
Dinas Kesehatan Kota Semarang ketiga
Dinas
kedisiplinan
masyarakat, komitmen dan tanggung
Kerjasama yang dilakukan oleh
pihak
jelas,
Dinas
Kesehatan
Kota
dan
dukungan
atau
koordinasi yang terjalin baik dengan berbagai SKPD lintas sektoral, LSM dan pihak ketiga lainnya.
kemudian
Sedangkan aspek penghambat
beberapa Bank BUMN seperti BRI
meliputi ketersediaan Sumber Daya
dan BNI. Hubungan timbal balik
Manusia dalam hal ini Pegawai
yang
Dinas Kesehatan Kota Semarang,
diberikan
oleh
masyarakat
baik
dari
segi
kualitas
dan
melalui
berbagai
pendidikan,
kuantitasnya dinilai belum cukup
pelatihan dan keterampilan yang
memadai,
yang
telah berjalan. Selain itu diperlukan
terbatas dan partisipasi dan tingkat
penambahan jumlah sumber daya
kesadaran masyarakat yang masih
manusia melalui rekruitmen PNS
rendah sehingga masih sulit untuk
atau
merubah kebiasaan hidup bersih dan
tenaga
sehat secara mandiri.
penambahan jumlah anggaran sesuai
PENUTUP
dengan kebutuhan yang diperlukan
a. Kesimpulan
pada APBD Kota Semarang agar
anggaran
dana
Kinerja Dinas Kesehatan Kota Semarang
dalam
mewujudkan
dengan
menambah
honorer.
jumlah
Mengusulkan
pelaksanaan program dan kegiatan yang
dilakukan
dapat
berjalan
Melakukan
upaya
“Semarang Sehat” sudah baik. Hal
maksimal.
tersebut dapat dilihat dari fenomena
sosialisasi atau penyuluhan kepada
yang
terdapat
produktivitas,
pada
dimensi
masyarakat
orientasi
kualitas
menyadari
layanan,
responsivitas,
responsibilitas
dan
hingga bahwa
kesehatan
akuntabilitas DAFTAR PUSTAKA
ditemukan beberapa hambatan dalam
Dwiyanto,
mewujudkan
Mewujudkan
Semarang
Sehat
Agus. Good
terutama pada dimensi produktivitas.
Melalui Pelayanan
b. Saran
Yogyakarta: dalam
permasalahan menjadi
mengatasi
aspek-aspek penghambat
yang
(2006). Governance
Publik.
Gadjah
Mada
University Press. Keban, Yeremias T. (2008). Enam
Dinas
Dimensi
Kesehatan Kota Semarang dalam
Publik :
mewujudkan “Semarang Sehat” ada
Isu. Yogyakarta: Gaya Media.
beberapa
upaya
yang
Mahmudi.
dilakukan,
seperti
meningkatkan
kualitas
sumber
itu
penting dan mahal harganya.
sudah terpenuhi. Hanya saja masih
Di
mereka
daya
dapat
manusia
Strategis Konsep,
(2007).
Administrasi Teori
dan
Manajemen
Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Nina Widowati. (2013). Analisis
Provinsi
Kinerja
Universitas Diponegoro.
Birokrasi
Dinas
Tenaga
Kerja, Transmigrasi Kependudukan
dan
Provinsi
Tengah. Laporan
Jawa
Penelitian.
Jawa
Simamora,
Tengah.
Henry.
Skripsi.
(2005).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIE YKPN.
Universitas Diponegoro.
Sudarmanto. (2009). Kinerja dan
Pasolong, Harbani. (2007). Teori
Pengembangan Kompetensi SDM.
Administrasi
Yogyakarta:
Publik.
Alfabeta
Makassar:
Bandung.
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Profil Kesehatan Kota Semarang
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Tahun
Bandung:
2012.
(2012).
Semarang:
CV Alfabeta.
Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Surjadi, H. (2009). Pengembangan
Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan
Kinerja Pelayanan Publik. Bandung:
Lembaga
PT
Administrasi
(2004). Teknik
Negara.
Penyusunan
Organisasi
Tangkilisan, Hessel Nogi S. (2007).
Tinggi.
Manajemen
Kinerja
Grasindo.
Kelembagaan Lembaga Administrasi
Wibowo.
Negara.
Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo
Jakarta:
Berkinerja
Refika Aditama.
Pusat
Rencana
Kajian
Strategis
2010-2015.
Publik.
(2007).
Jakarta:
PT
Manajemen
Persada.
(2010). Semarang: Dinas Kesehatan
Winardi. (2003). Teori Organisasi
Kota Semarang.
dan Pengorganisasian. Jakarta: PT
Ruky, Achmad S. (2002). Sistem
RajaGrafindo Persada.
Manajemen Kinerja. Jakarta: PT
Wursanto. (2005). Dasar-Dasar Ilmu
Gramedia
Organisasi. Yogyakarta: CV Andi.
Pustaka Utama.
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Selli
CV Mandar Maju.
Puspita.
(2013).
Analisis
Dimensi Kinerja Organisasi Badan Pendidikan dan
Pelatihan