ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN PASURUAN
Disusun Oleh: Ulfa Romadhani Nurkholis, Ph.D., Ak., CA
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Jl. M. T. Haryono 165, Malang. Email:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan secara keseluruhan dengan menggunakan penilaian aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999. Hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi perbaikan bagi kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan. Untuk menganalisis tingkat kesehatan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasuruan secara keseluruhan digunakan penilaian BPPSPAM, yaitu menggunakan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi, dan aspek SDM. Sedangkan untuk menganalisis kelayakan investasi diukur dari dampak investasi yang dilakukan terhadap kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh. Dengan kata lain penelitian ini menyajikan, menganalisa, dan menginterpretasikan data. Penilaian kelayakan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja dan kesehatan sesudah dilakukan investasi dengan tren hasil perhitungan indikator kinerja dan kesehatan setelah dilakukan investasi. Pada penelitian ini perbandingan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja dan kesehatan tahun 2014 dengan rata-rata hasil realisasi kinerja dan kesehatan dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Indikator kinerja dan kesehatan yang terkait langsung dengan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan, yakni meliputi cakupan layanan administratif, cakupan layanan teknis, pertumbuhan pelanggan, konsumsi air domestik, tingkat kehilangan air, dan kontinuitas pelayanan. Kata Kunci: Investasi, Kesehatan, Kinerja, PDAM
ANALYSIS OF PERFORMANCE AND INVESTMENT FEASIBILITY IN WATER SUPPLY CORPORATION (PDAM) KABUPATEN PASURUAN Author by: Ulfa Romadhani Nurkholis, Ph.D., Ak., CA
Major of Accounting, Faculty of Economic and Bussiness, University of Brawijaya, Jl. M. T. Haryono 165, Malang. Email:
[email protected]
ABSTRACT The goal of this research is to analyze the performance of a Water Supply Corporation (PDAM) Kabupaten Pasuruan, overall by using valuation of financial aspect, operational aspect, and administrative aspect according to the Decree of Home Affair 47, 1999 (Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999). The result of this research can provides some improvement recommendations for Water Supply Corporation (PDAM) Kabupaten Pasuruan performance. To analyze the whole soundness of PDAM Pasuruan, it uses BPPSPAM valuation through using financial aspect, service aspect, operational aspect, and human resources aspect. Meanwhile, feasibility investment measured by the impact of the investment towards the performance of PDAM Pasuruan. The type used in this research is descriptive research which explains the problem solving based on the data obtained. In other words, this study presents, analyze, and interpret data. The feasibility investment of PDAM Kabupaten Pasuruan valuated by comparing the result of performance and soundness indicators measurement projection after investment is made toward the trend resulted by calculation of performance and soundness indicators after the investment is made. In this study the comparison between the results of the projections calculation performance indicators and soundness by 2014, with an average performance and soundness objectives starting from 2009 to 2013. Performance and soundness indicators that directly related to the PDAM Kabupaten Pasuruan investment consist of administrative service scope, technical service scope, customer growth, domestic water consumption, the level of water loss, and continuity of service. Keyword: Investment, Soundness, Performance, Water Supply Corporation
1. Pendahuluan Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dinilai masih di bawah standar. Pola pengelolaan lebih banyak tidak mencerminkan efektivitas dan efesiensi kerja. Salah satu instansi yang merupakan BUMD adalah Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat, utamanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih. PDAM Kabupaten Pasuruan adalah kinerja internal maupun eksternal kurang efektif, seperti tingkat pelayanan yang rendah, tingkat kebocoran air tinggi, konsumsi air yang rendah, laba yang kurang optimal, kurangnya jumlah pelanggan, tarif yang belum menutupi biaya produksi, dan keterbatasan pembiayaan mengakibatkan rendahnya investasi dalam penyediaan air minum (www.beritametro.co.id, 2013). Kinerja PDAM dapat diukur dari aspek keuangan dan aspek non keuangan. Alat yang tepat untuk mengukur kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasuruan adalah menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM terdiri dari aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi dan juga penilaian pengukuran tingkat kesehatan kinerja menurut BPPSPAM yang terdiri dari aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional, dan aspek SDM. Selain menyangkut masalah penilaian kinerja, untuk mencapai target MDGs, investasi juga membutuhkan dukungan pendanaan yang cukup. Sumber pendanaan PDAM antara lain dapat diperoleh dari pemerintah, pendapatan PDAM, pinjaman perbankan, hibah, Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Business to Business (B to B), dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
2. Kajian Pustaka 2.1.Pengertian pengukuran kinerja Kinerja memiliki beberapa pengertian yang berbeda-beda. Hal itu dapat dipengaruhi oleh perbedaan sudut pandang penilai dalam menyikapi maksud dan tujuan dari pengertian itu sendiri. Menurut (Cahyani, 2009), Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu yang merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Sedangkan menurut Sulistiyani (2003:223), kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Dari pendapatpendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kinerja secara kualitas dan kuantitas yang dilakukan atas kombinasi beberapa faktor seperti kemampuan, kesempatan maupun usaha seseorang dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan maupun instansi. Sedangkan penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasi suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi (Mulyadi, 2001). Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui
umpan balik hasil kinerja pada waktunya memeberikan penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (2001:419) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan pekerjanya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Hansen dan Mowen (2004:493) melihat bahwa pengukuran kinerja atas aktivitas adalah menaksir seberapa baik aktivitas dan proses yang dilakukan sebagai landasan bagi usaha manajemen untuk memperbaiki profitabilitas. Ukuran kinerja aktivitas muncul dalam bentuk keuangan dan non keuangan. Ukuran ini dirancang untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dikerjakan dan hasil yang dicapai. Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama yaitu, efisiensi, kualitas, dan waktu. Efesiensi memfokuskan hubungan antara masukan dengan keluaran aktivitas. Kualiatas berkaitan dengan apakah sejak pertama kali aktivitas telah dilaksanakan dengan benar. Waktu digunakan dalam menjalankan aktivitas. Waktu ini sangat penting, karena semakin lama waktu yang diperlukan oleh suatu aktivitas, maka semakin banyak sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut (Mulyadi dan Setyawan, 2001:629). 2.2 Pengukuran Kinerja PDAM Pengukuran Kinerja Menurut Kepmendagri No. 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Penilaian Kinerja PDAM meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu : penilaian aspek keuangan, aspek operasional, dan penilaian aspek administrasi. Tiga aspek tersebut memiliki indikator dengan penilaian masing-masing. Penilaian Kinerja ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan operasinya, sehingga dapat diketahui keberhasilan PDAM tersebut dalam bentuk katagori kinerja sangat baik, cukup, kurang atau tidak baik. 2.3. Penilaian Kelayakan Investasi Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang dan modal pada saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang dan jasa agar dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang, selama dua tahun atau lebih (Haming dan Basalamah, 2003:3). Sementara itu, menurut Halim (2005:4) investasi hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efesien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2003:5). Berdasarkan pengertianpengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengelolaan dana atau modal pada masa sekarang guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan.
Tujuan investasi adalah untuk memperoleh manfaat finansial seperti memperoleh keuntungan atau meningkatkan likuiditas keuengan perusahaan dan manfaat makro seperti menciptakan lapangan kerja baru (Sutojo, 2002:11). 2.4 Penilaian Kelayakan Investasi di PDAM UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, sebagai titik tolak reformasi penyediaan air bersih bagi masyarakat, secara tersirat menyebutkan bahwa meskipun air diakui sebagai komoditas ekonomi, penguasaan air ada ditangan negara dan pengelolaan air harus mempertimbangkan fungsi sosial dan lingkungan. Dengan kata lain, penyediaan air bersih bagi masyarakat termasuk dalam lingkup pelayanan publik yang harus diselenggarakan oleh pemerintah. Hal ini membawa dampak pada keharusan penyelenggara layanan penyediaan air untuk mengutamakan fungsi sosialnya terlebih dahulu dibandingkan pada tujuan usahanya yang berfokus pada indikator-indikator ekonomis. Termasuk dalam hal ini adalah kebijakan-kebijakan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh perusahaan. Mengacu pada uraian di atas, investasi yang dilaksanakan oleh PDAM haruslah mendahulukan paradigma sosial (layanan kepada masyarakat) dalam perencanaannya. Investasi, sebagai bentuk keputusan perusahaan, bagaimanapun harus memberikan manfaat bagi perusahaan. Sehingga rumusan tujuan investasi yang dilaksanakan PDAM pada akhirnya adalah bagaimana investasi yang dilaksanakan mampu secara simultan mampu memperbaiki pelayanan kepada masyarakat dan memperbaiki kinerja perusahaan 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh, dengan kata lain penelitian ini menyajikan, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Penelitian dengan pendekatan studi kasus adalah bertujuan untuk menarik kesimpulan dari suatu analisa tentang objek penelitian tanpa bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku umum. 3.2 Fokus Penelitian 1. Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan selama Tahun 2014 yang diukur berdasarkan Kepmendagri No.47 Tahun 1999 dari aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. 2. Penilaian kesehatan PDAM Kabupaten Pasuruan selama Tahun 2014 yang diukur berdasarkan BPPSPAM dari aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek SDM. 3. Investasi berupa perbaikan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Penilaian kelayakan investasi dari Investasi yang diukur kelayakannya dilihat dari daftar anggaran investasi aktiva tetap tahun 2014 3.3 Teknik Analisis Data Tahapan dalam menganalisis data-data yang berkaitan dengan penelitian yang penulis susun antara lain :
1. Peneliti melakukan pengumpulan dan pengelompokan data dari laporan anggaran PDAM Kabupaten Pasuruan tahun 2014. 2. Peneliti menghitung indikator–indikator kinerja berdasarkan Kepmendagri No.47 Tahun 1999 dan menghitung indikator kesehatan perusahaan berdasarkan rumusan BPPSPAM. 3. Peneliti melakukan pembobotan berdasarkan petunjuk penggolongan tingkat keberhasilan dan penghitungan nilai kinerja serta tingkat kesehatan PDAM Kabupaten Pasuruan. 4. Peneliti membandingkan hasil pembobotan dengan standar ukuran kinerja dan tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan kedua standar yang telah ditetapkan. 5. Peneliti menginterpretasikan hasil perhitungan kuantitatif kinerja periode 2009–2013 dan hasil wawancara. 6. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala bagian keuangan PDAM Kabupaten Pasuruan mengenai sumber pendanaan yang diperoleh. 7. Peneliti menganalisis hasil wawancara mengenai sumber pendanaan yang diperoleh dan aspek kelayakan investasi yang meliputi aspek ekonomi dan sosial, dan aspek keuangan. 8. Peneliti melakukan penilaian kelayakan investasi berdasarkan dampak investasi yang dilakukan terhadap perbaikan kinerja dan perbaikan tingkat kesehatan perusahaan. 9. Menarik kesimpulan dari hasil wawancara dan perhitungan kuantitatif yang telah dilakukan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Penilaian Kinerja PDAM berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 1. Aspek Keuangan Nilai kinerja Aspek Keuangan tahun 2014 adalah sebesar 26,25, dengan titik fokus pada indikator-indikator kinerja berikut: - Laba tahun 2014 sebesar Rp. 201.228.992,34, penjualan tahun 2014 adalah sebesar Rp.19.783.626.460,00 sedangkan rasio laba terhadap aktiva produktif 8,59. Rasio laba tehadap penjualan rasio pada tahun 2014 adalah 6,79%. - Peningkatan laba berpengaruh pula pada peningkatan ekuitas, hal ini meningkatkan nilai indikator rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas. 2. Aspek Operasional Nilai kinerja aspek operasional tahun 2014 sebesar 17,02. Beberapa indikator kinerja operasional yang menjadi fokus adalah: Cakupan pelayanan pada tahun 2014 adalah sebesar 6,47%, atau sebanyak 101.585 orang dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan sebanyak 1.569.500 orang. Selain itu terdapat sekitar 817.611 penduduk dilayani melalui HIPPAM dan proyek air bersih lainnya. Dengan demikian cakupan pelayanan air bersih secara keseluruhan sebanyak 919.196 penduduk atau sebesar 58,56% dari jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan. Kondisi tersebut masih dibawah target nasional yaitu mampu memberikan pelayanan air minum sebanyak 62,5%.
3.
Aspek Administrasi Nilai yang diperoleh aspek administrasi tahun 2014 adalah sebesar 11,67%. Nilai ini diambil dari Laporan Hasil Audit Kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan Tahun Anggaran 2013. Indikator-indikator dalam penilaian kinerja aspek adminsitrasi dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 merupakan indikator yang berbasiskan keberadaan dokumen, serta kesesuaian dan keselarasan antar dokumen. Sehingga perbaikannya sangat tergantung pada niat dan komitmen manajemen. Mempertimbangkan subyektivitas tersebut sebagai batasan penulisan skripsi, dalam pengukuran kinerja ini digunakan nilai kinerja tahun lalu. Rincian hasil penilaian tersebut beserta ringkasan uraian untuk indikator yang terkait dengan investasi, sebagai berikut: Tabel 4.1 Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasuruan berdasarkan KEPMENDAGRI No.47 Tahun 1999 tahun 2014 Uraian Kinerja
Tahun 2014
Aspek Keuangan 26,25 Aspek Operasional 17,02 Aspek Administrasi 11,67 Jumlah 54,94 Sumber : Data sekunder PDAM Kab. Pasuruan (diolah), 2014 4.2 Penilaian Tingkat Kesehatan PDAM berdasarkan Indikator yang Disusun BPPSAM (1) Aspek Keuangan a. Rentabilitas Tingkat pengembalian ekuitas tahun 2014 sebesar 25,37% dan rasio operasi masih dibawah angka ideal yaitu kurang dari 50% . b. Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dalam tahun 2014 masih sangat rendah. Rasio kas perusahaan hanya mencapai 17,72%. c. Solvabilitas Kinerja solvabilitas yang diukur dengan perbandingan total aktiva dengan total utang mencapai 130,60% karena adanya penambahan investasi atau penurunan utang jangka panjang. Namun demikian kondisi ini masih dibawah capaian ideal yaitu diatas 200%. (2) Aspek Pelayanan Perusahaan telah merespon seluruh pengaduan pelanggan sebanyak 1.144 dalam tahun 2014. Jumlah penduduk terlayani dalam tahun 2014 sebanyak 101.585 orang atau 11,60% dari jumlah penduduk di wilayah teknis sebanyak 875.523. apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah administratif maka cakupan pelayanannya adalah 6,47% dari jumlah penduduk sebanyak 1.569.500. sementara itu pertumbuhan pelanggan baru hanya mencapai 1,75% dan konsumsi air domestik mencapai 2,82mᶟ per bulan. (3) Aspek Operasi Perusahaan telah mampu melayani pelanggan rata – rata 22 jam layanan setiapa harinya. Namun demikian perusahaan harus tetap meningkatkan jam layanan operasinya menjadi 24 jam sehari. Tingkat kehilangan air sebesar 29,42%, tingginya kehilangan air tersebut terutama karena kebocoran pipa
distribusi, kurang akuratnya pencatatan meter pelanggan dan kurang akuratnya pencatatan distribusi yang hanya berdasarkan taksasi akibat tidak dilakukannya peneraan atau perbaikan meter air secara periodik. Penggantian meter air pelanggan telah rutin dilakukan namun jumlahnya masih dibawah standar yang ditetapkan. Dalam tahun 2014, perusahaan telah melakukan penggantian terhadap 754 meter air pelanggan atau sekitar 3,38% dari jumlah pelanggan. Kemampuan perusahaan dalam memproduksi air hanya sebesar 59,88% dari kapasitas terpasangnya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jam operasi pompa dan menyesuaikan dengan ijin SIPA/SIPMA. Sementara itu tekanan air pada sambungan pelanggan belum mencapai 1 bar. (4) Aspek Sumber Daya Manusia Perusahaan dapat mempertahankan komposisi pegawai dalam jumlah yang ideal untuk melayani pelanggan. Dengan jumlah pegawai sebanyak 149 orang dan jumlah pelanggan sebanyak 22.280 maka setiap satu pegawai dapat melayani sekitar 149 pelanggan. Jumlah ini sudah ideal menurut BPPSPAM yang menetapkan jumlah minimal sebanyak 167 pelanggan yang dapat dilayani satu orang pegawai. Untuk mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan seluruh pegawainya, perusahaan harus mengupayakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Upaya ini sudah terlihat di tahun 2014. Hal ini terlihat dari jumlah pegawai yang ikut diklat sudah mencapai 50,3% dari jumlah seluruh pegawai dan rasio biaya diklat terhadap jumlah biaya pegawai hanya sebesar 0,28%. Indikator ini merupakan pengukuran tingkat kesehatan PDAM yang ditetapkan dengan ukuran yang di buat oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), dengan pengelompokan kriteria dan nilai sebagai berikut Tabel 4.2 Kriteria Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum berdasarkan BPPSPAM Kriteria Nilai Sehat > 2,8 Kurang Sehat > 2,2 s/d 2,8 Sakit ≤ 2,2 Sumber : BPPSPAM, 2014 Keterkaitan Investasi dengan Kinerja dan Kesehatan Perusahaan PDAM Kabupaten Pasuruan dalam Rencana Kerja dan Anggaran tahun 2014 merencanakan akan melakukan investasi senilai total Rp2.850.233.000,00 yang dirupakan dalam bentuk aktiva, dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rincian Investasi per Jenis Aktiva No. Uraian Jumlah (Rp) 1. Tanah 175.000.000,00 Instalasi Transmisi 2. 1.979.283.000,00 dan Distribusi 3. Bangunan/Gedung 342.500.000,00 Peralatan dan 4. 95.000.000,00 Perlengkapan 5. Inventaris Kantor 258.450.000,00 Total 2.850.233.000,00 Sumber :PDAM Kab. Pasuruan , 2014 Investasi yang direncanakan oleh perusahaan pada tahun 2014 sebagian besar merupakan investasi pada instalasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memilih upaya ekspansif dalam pengembangan jangkauan distribusi pelayanannya. Rincian investasi instalasi transmisi dan distribusi per jenis aset, sebagai berikut : Tabel 4.4 Rincian Investasi Instalasi Transmisi dan Distribusi No. Uraian Jumlah (Rp) Pipa Transmisi dan 1. 792.835.000,00 Distribusi 2. Pipa Dinas 704.158.000,00 Water Meter Air yang 3. 482.300.000,00 Terpasang Total 1.979.283.000,00 Sumber :PDAM Kab. Pasuruan , 2014 Penilaian Kelayakan Investasi PDAM Kabupaten Pasuruan Tahun Anggaran 2014 Secara keseluruhan, perhitungan proyeksi capaian kinerja berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999 adalah 54,94. Capaian tersebut berada di atas rata-rata capaian pada periode tahun 2009-2013 yang sebesar 53,45. Sedangkan capaian tingkat kesehatan berdasarkan indikator yang ditetapkan BPPSPAM untuk tahun 2014 adalah 3,14. Capaian ini juga berada di atas capaian rata-rata tahun 2009-2013 yang sebesar 3,03. Perbandingan antara hasil proyeksi dengan rata-rata hasil kinerja antara tahun 2009 sampai dengan 2013 atas indikator-indikator kunci di atas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Perbandingan Proyeksi dan Tren Indikator Kinerja dan Kesehatan Perusahaan Indikator Proyeksi Rata-Rata Di Bawah/ (2014) (2009-2013) Di Atas 1 6,47% 12,63% Di Bawah 2 11,60% 22,63% Di Bawah 3 1,75% 3,37% Di Bawah 4 33,88 24,06 Di Atas 5 29,43% 26,81% Di Bawah 6 22 22 Di Bawah Sumber : Data sekunder PDAM Kab. Pasuruan, 2014 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Investasi yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan tidak semata bertujuan pokok untuk memperoleh laba tetapi juga mengutamakan mutu pelayanannya terhadap masyarakat. Investasi yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan juga diharapkan mampu berperan untuk meningkatkan kinerja keuangan dan menunjang kegiatan operasional perusahaan. Pada tahun 2014, proyeksi penilaian kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 setelah memperhitungkan investasi yang dilakukan di tahun berjalan adalah sebesar 54,94 yang berarti cukup. Proyeksi tingkat kesehatan PDAM Kabupaten Pasuruan yang dinilai berdasarkan BPPSPAM untuk tahun 2014 setelah memperhitungkan dampak dari investasi yang dilakukan pada tahun berjalan tergolong sehat dengan memperoleh nilai 3,14. Indikator kinerja dan kesehatan yang terkait langsung dengan investasi yang dilaksanakan perusahaan pada tahun 2014 yaitu: cakupan layanan administratif, cakupan layanan teknis, pertumbuhan pelanggan, konsumsi air domestik, tingkat kehilangan air, dan kontinuitas pelayanan. Perbandingan antara hasil proyeksi dengan rata-rata hasil kinerja antara tahun 2009 sampai dengan 2013 atas indikator-indikator kunci di atas dapat dilihat pada uraian berikut: a. Pengembangan luasan layanan belum mampu mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini lebih jauh juga mempengaruhi indikator pertumbuhan pelanggan sebagai indikator kunci selanjutnya. b. Investasi pada jaringan transmisi dan distribusi yang dimiliki mampu mendorong konsumsi air rumah tangga. Investasi yang dilakukan memungkinkan pelanggan untuk memperoleh akses yang lebih luas atas air yang disalurkan perusahaan. c. Investasi yang dilakukan belum mampu menurunkan tingkat kehilangan air. Investasi pada jaringan transmisi dan distribusi serta pada peralatan dan perlengkapan yang dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan pada tahun 2014 belum mampu meminimalisir risiko yang terjadi sebagai dampak dari umur jaringan yang makin menua. d. Investasi yang dilakukan pada tahun berjalan belum mampu menambah waktu layanan kepada masyarakat. Perencanaan investasi yang dilakukan
perusahaan secara komprehensif belum memperhitungkan keterkaitan fungsi antar aset, sehingga investasi tidak member manfaat optimal bagi perusahaan. 5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian Ditinjau dari aspek keuangan, tidak semua indikator diikutsertakan dalam pengukuran tingkat kesehatan berdasarkan aspek keuangan tersebut. Peneliti hanya menggunakan beberapa indikator saja, yakni return on equity (rentabilitas), cash ratio, dan solvabilitas. Hal ini atas pertimbangan peneliti bahwa hanya tiga indikator tersebut yang berelasi terhadap penilaian kelayakan investasi yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan. Untuk penelitian selanjutnya, indikator pengukur dapat ditambahkan sesuai dengan cakupan luas penelitian yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA Andries Yudi, Afriana. 2011. Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Brebes. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rhineka Cipta. Air
untuk Generasi, Bukan untuk Kepentingan Lima Tahun. 2013. http://tekno.kompas.com/read/2013/03/05/03091995/air.untuk.generasi.buka n.untuk.kepentingan.lima.tahun, diakses pada 20 januari 2014
Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2013. Identifikasi Peluang Investasi Watter Supply. http://regionalinvestment.com/newsipid/userfiles/ppi/IDENTIFIKASI/ PELUANG/INVESTASI/TAHUN/2013.pdf, diakses pada 5 september 2014 Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum tentang Pengukuran Kinerja Tingkat Kesehatan PDAM. http://www.bppspam.com/index.php?option=com_content&view=article&id =600&Itemid=93, diakses pada 2 maret 2014 Bastian, Indra (2001). Akuntansi Sektor Publik di indonesia. Yogyakarta: BPFE UGM. Cahyani, Nuswandari. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,Volume 16 Nomor 2 Gaspersz, Vincent. 2006. Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced Scoreccard dengan Six Sigma untuk Organisasi Pemerintah. Jakarta: Gramedia Pustaka. Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Haming, Murdifin dan Salim Basalamah. 2003. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis. Jakarta: PPM. Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2004. Management Accounting Buku 1 Edisi 7, Terjemahan oleh Ancella A. Hermawan. Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2005. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogiyanto Hartono, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. Yogyakarta : BPFE Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Komisi C Soroti Pelayanan PDAM Pasuruan. 2013. http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/komisi-c-soroti-pelayanan-pdampasuruan, diakses pada 20 Januari 2014 Mediaty, 2010. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ekonomi Tahun XX, Nomor 3 Minarti, Sri. 2012. Analisis kinerja keuangan perusahaan daerah air minum kota samarinda. Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Munawir, 1995. Pengukuran Kinerja Perusahaan. http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/12/kinerja-keuangan-perusahaanpengertian.html, diakses pada 2 April 2014 Rivai, Veithzal dan Basri. 2004. Manfaat Penilaian Kinerja. http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/penilaian-kinerja-karyawan definisi.html, diakses 2 April 2014 Rusli, Lutan. 2000. Pengertian Pengukuran dan Psikometri. http://www.scribd.com/doc/38888805/Pengertian-Pengukuran-danPsikometri, diakses pada 28 Maret 2014 Sridadi. 2007. Pengertian Pengukuran dan Psikometri. http://www.scribd.com/doc/38888805/Pengertian-pengukuran-danpsikometri, diakses pada 1 April 2014 Sulistiyani, Ambar T dan Rosidah. 2003. Penilaian (http://blogsweathoney.blogspot.com/. diakses 1 April 2014
Kinerja.
Supriyono, R.A. Akt. 1999. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama BPFE Yogyakarta.
Susanto, Slamet, dan Ningsih, Cristina. 2010. Manajemen aset berbasis resiko pada perusahaan air minum. www.google.com/artikel/manajemenasset/. diakses pada 10 januari 2014 Sutojo, Suwanto. 2002. Study Kelayakan Proyek Konsep, Teknik, dan Kasus. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.