ANALISIS KESALAHAN PENERAPAN QAWA’ID PADA BUKU AJAR BAHASA ARAB
Muhammad Afif Amrulloh Dosen PBA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Raden Intan (Email:
[email protected]) ABSTRAK
Masih terdapatnya kesalahan-kesalahan penerapan qawa’’id bahasa Arab dalam penulisan buku ajar bahasa Arab di lingkungan Dikdasmen PWM DIY menunjukkan bahwa penyusunan buku ajar tersebut belum memiliki kualitas yang baik. Penulisan ini bertujuan untuk mencari letak kesalahan-kesalahan penulisan buku ajar tersebut sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Adapun tulisan ini dilakukan pada penerapan qawa’id bahasa Arab dalam penulisan buku ajar. Prosedur yang digunakan: pengumpulan data-data, klasifikasi atau pengelompokan kesalahan, frekuensi tipe kesalahan, identifikasi lingkup tipe kesalahan, usaha perbaikan dan identifikasi kesalahan. Tedapat kesalahan yang ditemukan sebanyak 524 butir kesalahan. Tipe kesalahan tersebut dibagai menjadi dua aspek kesalahan, yaitu (1) Kesalahan morfologi (akhta’ al-sarafiyyah) mencakup: isim gairu munsarif, jama’ dan fi’il Muta’adiy, alif layyinah, dan kesalahan penulisan. (2) Kesalahan struktural atau sintaksis (akhta’ tarkibiyyah) mencakup: na’at man’ut, nakirah-ma’rifah, kesalahan harokat, aneka struktur, tarkib Idafiy (mudaf-mudaf ilaih), tarkib isnadiy (mubtada’ khabar), maf’ul mutlaq,mabni fathah, penghilangan unsur bahasa, ambigu, salah pilih, pasangan kata idiom, penambahan, penulisan hamzah qat’a, dan hamzah wasal. Berdasarkan analisis kesalahan terhadap buku ajar tersebut, beberapa kesalahan yang masih sering terjadi yaitu pada bagian penulisan hamzah qat’a, isim gairu munsarif, alif layyinah, kesalahan penulisan, nakirah-ma’rifah, mabni fathah, dan hamzah wasal. Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan tersebut yaitu adanya sikap ketidakhati-hatian dan pengabaian terhadap kaidah oleh penulis, ketidakkonsistenan penulis terhadap penerapan suatu kaidah, penerapan kaidah secara tidak lengkap dan generalisasi berlebih.
(Disdasmen) PWM DIY. Salah satu bukti
A. Latar Belakang Salah satu komponen atau unsur
dari kesalahan tersebut yaitu misalnya pada
yang termasuk sumber daya pendidikan
aspek nahwu terdapat pada buku pelajaran
yaitu sember daya sarana prasarana. Sumber
bahasa Arab kelas X SMA/SMK/MA
daya sarana prasarana berupa berbagai
berupa kesalahan penggunaan idiom atau
fasilitas yang berkaitan dengan pelaksanaan
pasangan kata dan pemakaian alif layyinah
proses pendidikan.1 Fasilitas tersebut di
dengan huruf ya (ٌ) . Pada buku tersebut
antaranya
tertulis sebuah kalimat :
seperti
terpenuhinya
buku
تٍذً تعُد هي الودرصح وتُرك
pelajaran. Buku pelajaran sebagai unsur sumber daya pendidikan tentunya memiliki mempengaruhi
.قزَة هي الودرصح
keberhasilan suatu pembelajaran. Demikian
Pada kalimat tersebut di atas, kita
peran
penting
dalam
pula pada mata pelajaran bahasa Arab juga
menemukan
dua
kesalahan
dalam
keberhasilan pembelajarannya tidak bisa
menerapkan
kaidah
kebahasaan
dalam
terlepas
bahasa Arab, yaitu pemakaian pasangan kata
dari
keberadaan
suatu
buku
pelajaran.
antara
Buku pelajaran juga sebagai pusat atau
sumber
informasi
dan
ilmu
informasi
yang
pengetahuan.
Sumber
mampu
memberikan
aktivitas
تعُد
dengan
Kata tersebut
yang memiliki arti “jauh dari” seharusnya tidak menggunakan pasangan
هي
akan
tetapi dengan memakai عي. Sebaliknya, هي
pentransformasian suatu pengetahuan. Agar pembelajaran dapat tercapai hasil yang
هي.
digunakan untuk kata
قزب
yang berarti
berkualitas, maka salah satu komponennya
“dekat”. Selain itu pula, terdapat kesalahan
sangat bergantung pada kualitas buku
yang sering terulang seperti pada kalimat
pelajaran yang ada. Akan tetapi, pada
tersebut di atas yaitu kata ًذ ٍ ت. Berhubung
kenyataannya
justru
masih
terdapat
beberapa kesalahan penerapan qawa’id dalam penyusunan buku pelajaran bahasa
huruf yang ada sebelum terakhir berupa harakat kasrah, maka seharusnya huruf terakhir pada kata tersebut bukan berupa alif
Arab untuk siswa, khususnya pada buku ajar pelajaran bahasa Arab di lingkungan Majelis Pendidian
Dasar
dan
Menengah 1
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan(Bandung:PT Imperial Bhakti Utama,2007).hlm.121.
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
)( ي
layyinah
ketahui dan apa yang terdapat pada buku
akan tetapi dengan huruf ya
pelajaran
(ٌ).
tanpa
memperhatikan
tingkat
kebenarannya. Buku seharusnya menjadi sumber
informasi
dan
media
mampu
pedoman para siswa akan mereka pelajari
mentransformasikan ilmu pengetahuan yang
dan kemudian akan diterapkan pula oleh
dikandungnya.2 Hal ini mengingat buku
masing-masing
tersebut memegang peranan penting dalam
dikhawatirkan apabila mereka mengikuti hal
terciptanya proses dan hasil pembelajaran
yang tidak sesuai. Selain itu, buku tersebut
yang berkualitas. Akan tetapi, justru yang
penggunaannya digunakan untuk seluruh
terjadi sebaliknya masih ditemukan berbagai
sekolah Muhammadiyah di wilayah D.I
kesalahan pada buku pelajaran bahasa Arab.
Yogyakarta. Dengan peran buku pelajaran
Dengan demikian, harus dilakukan suatu
yang sangat
analisis penelitian terhadap buku pelajaran
keberhasilan suatu pembelajaran ini, maka
agar dapat menghilangkan atau setidaknya
perlu untuk dilakukan penelitian agar
meminimalisir kesalahan yang terjadi.
kesalahan-kesalahan pada buku pelajaran
Mengingat
yang
Pada sisi lain, buku yang menjadi
Hal
ini
sangat
besar dalam menentukan
masih
tersebut dapat diketahui dan dipetakan
terdapat kesalahan dalam penerapan kaidah
sebagai bahan informasi serta selanjutnya
bahasa
Arab
pelajaran
keberadaannya
siswa.
tersebut,
bahasa
Arab
terlebih
buku
menjadi bahan pertimbangan untuk ke
tersebut
selain
depan dilakukan suatu perbaikan terhadap
menjadi buku pegangan para siswa juga
buku pelajaran yang lebih baik.
sebagai buku pedoman para guru yang
Sejalan dengan hal itu, M.Agung
mengajarkan bahasa Arab. Oleh karena itu,
Subhan dalam penelitiannya tentang analisis
jikalau ada seorang guru pengampu bahasa
buku ajar PAI di SMA menyebutkan bahwa
Arab dengan kapasitasnya yang sedang atau
jika buku pelajaran yang digunakan oleh
kurang mengerti bahasa maka yang akan
para
terjadi
akan
ditakutkan akan menyesatkan mereka dalam
mengajarkan suatu ilmu yang tidak sesuai
menerima pengetahuan berikutnya dan sulit
kaedah kepada para siswanya. Guru tersebut
untuk dibetulkan kembali karena pola
akan mengajarkan sebatas apa yang ia
pemikiran mereka yang cenderung bersifat
adalah
guru
tersebut
siswa
terdapat
kesalahan
maka
permanen atau tetap. Selain itu pula, banyak 2
Joko D Muktiono,Aku Cinta Buku;Menumbuhkan Minat Baca pada Anak(Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2003).hlm.107.
guru yang menganggap keseluruhan buku 52
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
itu
benar
tanpa
Buku ajar dapat dikatakan memiliki
dahulu
kualitas yang baik apabila telah memenuhi
terhadap buku tersebut. Oleh karena itu,
beberapa kriteria. Kriteria tersebut salah
agar kualitas pembelajaran dapat meningkat
satunya sebagaimana yang dikutip oleh
maka diperlukan suatu upaya peningkatan
Tarigan dari dua ahli bahasa yaitu Greene
dan pengembangan salah satunya terhadap
dan Petty menyebutkan bahwa ada sepuluh
buku pelajaran sehingga dituntutlah adanya
kriteria buku ajar yang baik. Kesepuluh
analisis atau pengkajian terhadap buku.3
kriteria tersebut yaitu buku ajar harus
memberikan
juga
dan
menerimanya
analisis
terlebih
Kualitas buku pelajaran yang ada
menarik,
berperan
ilustrasi yang menarik, berhubungan erat
terwujudnya
kualitas
memberi
motivasi,
memiliki
pembelajaran yang baik.4 Oleh karena itu,
dengan
tulisan ini juga sebagai landasan berpijak
aktivitas para siswa, tidak membingungkan,
untuk
hasil
sudut pandang yang jelas, penekanan nilai-
pembelajaran ke depan yang lebih baik lagi,
nilai anak dan dewasa, menghargai pribadi
khususnya pada mata pelajaran bahasa Arab.
para siswa, dan mempertimbangkan aspek
Pemetaan kesalahan yang sering terjadi pada
linguistik.5 Salah satu kriteria tersebut di
penyusunan buku pelajaran bahasa Arab
atas yang berkaitan dengan penelitian pada
agar lebih ditekankan perhatiannya untuk
buku ajar ini yaitu pertimbangan terhadap
menghindari terulang kembali kesalahan
aspek linguistik. Maksudnya bahwa suatu
tersebut.
Dengan demikian, diharapkan
buku ajar yang baik apabila terpenuhi pula
dapat meningkatkan kualitas buku pelajaran
aspek pemakaian atau pengguanaan bahasa
bahasa Arab untuk SD, SMP dan SMA
yang baik dan benar atau sesuai dengan
Muhammadiyah terbitan Majelis Pendidikan
kaedah
Dasar
menghindari kebingungan dari para siswa
meningkatkan
dan
Menengah
kualitas
(Dikdasmen)
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I
Yogyakarta
pendidikan
pun
sehingga akan
menjadi
pelajaran
yang
lainnya,
ada
merangsang
sehingga
dapat
dalam memahami buku ajar tersebut.
kualitas
Terlebih
lebih
pelajaran
bahasa
Arab
merupakan salah satu ciri khusus perguruan
berkualitas pula.
Muhammadiyah
selain
al-Islam
dan
Kemuhammadiyahan. Hal ini dalam rangka 3
penyampaian dakwah Muhammadiyah dan
M.Agung Subhan,Analisis Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X SMA Negeri 8 Malan(Skripsi pada PBA UIN Malang,2012)
usaha penanaman pendidikan agama untuk
4
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan,Ilmu ................(Bandung:PT Imperial Bhakti Utama,2007).hlm.126.
53
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
pengkaderan
bangsa
qawa’id pada buku pelajaran bahasa Arab
gerakan
untuk SD, SMP dan SMA Muhammadiyah
Muhammadiyah menuju peradaban utama.6
yang diterbitkan oleh Majelis Pendidikan
Penanaman pendidikan agama salah satunya
Dasar
dengan berupa pemberian pelajaran bahasa
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)
Arab ini, tentunya merupakan langkah yang
D.I Yogyakarta. Berdasarkan tema tersebut
sangat penting. Hal tersebut sebagai bentuk
maka
usaha untuk memperkenalkan, memberikan
kesalahan dan kekeliruan berbahasa. Hal ini
pelajaran dan pemahaman terhadap al-
lantaran
Qur’an dan al-Hadits melalui pelajaran
bentuk-bentuk
bahasa Arab.
terhadap kaidah kebahasaan, akan tetapi
sebagai
generasi
bentuk
penerus
reorientasi
Berdasarkan pemaparan di atas, maka
adanya
berberapa
dan
Menengah
perlu
untuk
kedua
hal
(Dikdasmen)
dibedakan
tersebut
penyimpangan
antara
termasuk penerapan
keduanya tidak lah sama.
kesalahan
Sebelum diuraikan tentang analisis
penerapan qawa’id yang terjadi pada buku
kesalahan, terlebih dahulu dijelaskan anatara
pelajaran bahasa Arab ini menunjukkan
kesalahan
bahwa buku-buku ajar tersebut masih perlu
keduanya dapat diketahui perbedaannya
dilakukan perbaikan, sehingga pembahasan
secara jelas. Menurut Pit.S.Corder, bahwa
ini layak untuk dijadikan penelitian. Jika
terkait kesalahan berbahasa ada dua istilah,
kesalahan tersebut tidak segera diperbaiki,
yaitu mistake dan error. Mistake merupakan
dikhawatirkan kesalahan ini akan terus
penyimpangan yang disebabkan oleh faktor
berlanjut
akan
performance seperti keterbatasan ingatan,
semakin jauh usaha pencapaian peningkatan
mengeja dalam lafal, tekanan emosional dan
kualitas pembelajaran bahasa Arab untuk
sebagainya. Sedangkan error merupakan
masa yang akan datang.
penyimpangan-penyimpangan
turun-temurun
sehingga
dan
kekeliruan
sehingga
yang
sistematis dan konsisten serta menjadi ciri B. Kesalahan Berbahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa 1. Kesalahan Berbahasa
khas berbahasa siswa yang belajar bahasa pada tingkat tertentu.7 Sehingga dapat
Tema pembahasan dalam penulisan
dikatakan bahwa mistake adalah kekeliruan,
ini yaitu analisis kesalahan penerapan
yang terjadi tidak secara sistematis dalam berbahasa seseorang, adapun error yaitu
5
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung : Angkasa 1993), hlm. 20. 6
Zuly Qodir,Muhammadiyah Studies: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran Memasuki Abad Kedua,(Yogyakarta: Kanisius,2010).hlm.97-98.
7
Kedua;
54
Jos Daniel Parera,Linguistik Edukasional Edisi Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
kesalahan secara sistematis dalam berbahasa
Sesuai
seseorang yang sedang belajar bahasa. Kesalahan
berbahasa
disebutkan
dengan bahwa
tabel
di
kekeliruan
atas, pada
terkait
umumnya terjadi disebabkan oleh faktor
pengaplikasian suatu bentuk tuturan yang
perfomansi. Performansi berkenaan dengan
tidak sesuai dengan aturan atau kaidah yang
praktek atau penerapan dalam kegiatan
baku. Tuturan tersebut diapresiasikan oleh
berkomunikasi. Adanya keterbatasan dalam
seorang penutur dengan menyimpang dari
mengingat sesuatu atau kelupaan sehingga
kode berbahasa yang ada sehingga hal ini
memunculkan
menunjukkan
melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata
kurang
sempurnanya
kekeliruan,
sebagainya
pada
baik
berbagai
dalam
pengetahuan dan penguasaannya terhadap
dan
tataran
suatu kode atau kaidah bahasa tertentu.
linguistik. Sebaliknya, faktor kompetensi
Selain itu pula, kesalahan berbahasa yang
menyebabkan munculnya kesalahan yaitu
terjadi bersifat ajek dan sistematis.8
ketidakpahaman terhadap sistem linguistik
Secara singkat perbedaan antara
atau teori bahasa yang digunakan. Hal ini
kesalahan dan kekeliruan dalam berbahasa
terjadi secara sistematis dan konsisten serta
yaitu sebagai berikut:9
berlangsung
Katagori Sumber Sifat
Katagori Kompetensi Sistematis
Dengan
Performansi
dengan
Sistematis Sementara
Sistem
Belum
Sudah dikuasai
Linguistik
Dibantu
berdasarkan
kesalahan
berbahasa
ialah
suatu sistem bahasa tertentu dengan sistem Penyimpangan
yang
berlaku
karena
belum
dikuasainya sistem bahasa tersebut.
pangan
Perbaikan
demikian,
terjadi secara sistematis dalam pemakaian
dikuasai Penyim-
segera
penyimpangan atau ketidaksesuaian yang
kaedah Hasil
tidak
pemaparan di atas maka yang dimaksud
Tidak
Agak lama
jika
diperbaiki.
Kekeliruan
Durasi
lama
Kesalahan
Sendiri
diklasifikasikan
berbahasa
dapat
menjadi
beberapa
taksonomi, yaitu sebagai berikut:10 Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa,( Jakarta: Erlangga, 1997),hlm.143.
1. Taksonomi Kategori Linguistik
8
Suwarna Pringgawidagda,Strategi Penguasaan Berbahasa,(Yogyakarta: Adicita Karya Nusa,2002),hlm.161.
Pengklasifikasian kesalahan berbahasa dengan
9
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan,Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,1990).hlm.75-77.
55
berdasarkan
pada
komponen
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
linguistik
atau
unsur
linguistik
الضيوف يف الغرفة اجللوس دين اإلسالم دين التعارف .وصلة الرحم
yang
dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen tersebut di antaranya yaitu pada aspek sintaksis
dan
morfologi
(tata
2. Taksonomi Siasat Permukaan
bahasa,
Jenis kesalahan ini atau disebut pula
gramatika).
surface strategy taxonomy, berkaitan dengan
Bentuk kesalahan morfologis yang terjadi misalnya
pada
kesalahan
perubahan secara spesifik dan sistematis.
pemakaian damir dalam fi’il ataupun isim,
Misalnya saja secara garis besar kesalahan
pemakaian wazan atau sigat, zaman sharfi
ini mencakup penghilangan, penambahan,
(kala),
salah formasi dan salah susun.
isytiqaq
aspek
bagaimana struktur permukaan dapat terjadi
(derivasi),
dan
lain
sebagainya. Jadi, kesalahan morfologi ini
a. Penghilangan
berkaitan dengan kesalahan pemakaian tata
Kesalahan
bentuk kata. Misalnya:
ditandai
dengan
kitdakhadiran suatu butir yang seharusnya
ماذا تعمل إبراهيم يف الصباح ؟
Adapun
kesalahan
ada dalam ucapan yang baik dan benar. Misalnya:
sintaksis
berkaitan dengan kesalahan pemakaian tata
Arab
secara
umum
أكلد الطعام الذَذ هطعن
b. Penambahan
kalimat. Misalnya penyusunan frasa dalam bahasa
ini
Kesalahan ini berlawanan dengan
mencakup
penghilangan, yaitu hadirnya suatu butir
: Tarkib Isnadi (mubtada+khabar), fi’il +
atau unsur yang seharusnya tidak muncul
fa’il/Na’ib Fa’il, Tarkib Idlafi (mudaf +
dalam ucapan yang baik dan benar.
Mudaf Ilaih), dan Tarkib Majzi. Sedangkan kesalahan
yang
kesesuaian
tadzkir dan Tanis nya (male-
Fimale)
atau
dapat
penggunaan
kesesuaian „adad-nya, ma’rifahnya,
terjadi
ًفٍ الوضرشف
gender,
c. Salah Formasi
kesesuaian nakirah
kesesuaian
subjek
Kesalahan
dan
ini
berkaitan
dengan
kesalahan dalam penyusunan morfem atau
predikatnya, dan pemilihan kata kerja.11
struktur yang salah.
Misalnya: Misalnya: 10
ًحي ًحي صٌزور صدَقٌا
Misalnya:
seperti
Ibid.hlm.145-166
األهش
11
Arabic Journal of Language Studies,vol.1,(Sudan: The Khartoum International Institute of Arabic, 1983).hlm.260
56
ٍَرعلن أحود فٍ الحجزج ف
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
made by second language learners”.14
d. Salah Susun Ditandai dengan penempatan suatu
Bahwa
anakes
merupakan
kajian
morfem yang tidak sesuai dalam suatu
kesalahan kebahasaan yang dilakukan
ucapan atau ujaran.
oleh para pembelajar bahasa ke dua. c. Sedangkan menurut Parera, bahwa
Misalnya : He is all the time late. 3. Taksonomi
Keberkembangan
analisis kesalahan merupakan kajian
atau
terhadap kesalahan berbahasa yang
Developmental Errors12
dilakukan
Jenis kesalahan ini seperti kesalahan
data, (2) identifikasi kesalahan, (3)
belajar bahasa pertama. Kesalahan tersebut
klasifikasi
termasuk jenis kesalahan yang berproses
penjelasan
atau
pengelompokan
kesalahan, (4) pernyataan tentang
ٍأت
frekuensi
tipe
kesalahan,
(5)
identifikasi lingkup tipe kesalahan,
2. Analisis Kesalahan Berbahasa Sedangkan
menggunakan
beberapa langkah: (1) pengumpulan
yang terjadi pada seorang anak yang sedang
menuju ke benar. Misalnya: الوكرثح
dengan
dan (6) usaha perbaikan.15
tentang
d. Dalam
analisis kesalahan berbahasa dipaparkan
buku
karangan
Nanik
oleh beberapa ahli, diantaranya yaitu sebagai
Setyawati menjelaskan bahwa anakes
berikut:
merupakan prosedur kerja terhadap kesalahan berbahasa yang mencakup:
a. Menurut Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan bahwa yang dimaksud
pengumpulan
dengan anakes yaitu suatu pengkajian
mengidentifikasi kesalahan, menjelas-
terhadap
kan
bahasa
yang
membahas
sempel
kesalahan,
kesalahan,
mengklasifikasi
tentang segala aspek yang berkaitan
kesalahan dan mengevaluasi taraf
dengan
keseriusan kesalahan tersebut.16
kesalahan
berbahasa
e. Anakes merupakan suatu prosedur
tersebut.13
kerja
b. Dalam sebuah kamus kebahasaan,
yang digunakan
oleh
para
peneliti dan guru bahasa dengan
analisis kesalahan diartikan dengan “the study and analysis of the errors
14
Jack .C Ricahrd,Longman dictionary of language teaching and aplied Linguistic. (Great Britain,2010).hlm.210. 12
15
Jos Daniel Parera,Linguistik Edukasional......,( Jakarta: Erlangga, 1997),hlm.144. 13
Henry Guntur Tarigan Tarigan,Pengajaran.,(Bandung: Angkasa,1990).hl,hlm.67
dan
Jos Daniel Parera, Linguistik,( Jakarta: Erlangga, 1997),hlm.145. 16
Djago
Nanik Setyawati,Analisis Kesalahan berbahasa Indonesia Teori dan Praktik,Cet.ke I,(Surakarta: Yuma Pustaka,2010).hlm.11-12.
57
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
terdiri dari beberapa langkah, yaitu
menentukan urutan penyajian point-point
pengumpulan sampel, pengidentifi-
yang diajarkan dalam kelas dan penyusunan
kasian
buku teks berdasarkan tingkat kesulitannya.
kesalahan,
penjelasan
kesalahan dan pengevaluasian.17
Selain itu pula berfungsi menentukan urutan
Berdasarkan beberapa pemaparan
penekanan, penjelasan dan latihan serta
tentang analisis kesalahan di atas, maka
merencanakan
dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan
remidial.18 Oleh karena itu, anakes dapat
berbahasa yaitu suatu prosedur kerja yang
dijadikan sebagai alat untuk penyusunan
membahas tentang kesalahan penerapan
materi pengajaran bahasa sehingga secara
suatu
teoritis dapat menghasilkan berbagai teori
sistem
bahasa
yang
mencakup
(2)
identifikasi
pengajaran
(3)
Analisis kesalahan ini pada dasarnya
klasifikasi atau pengelompokan kesalahan,
bertujuan sebagai usaha pencarian umpan
(4) menjelaskan kesalahan, dan (5) usaha
balik atau jawaban yang digunakan untuk
perbaikan.
perbaikan buku ajar, khususnya dalam
Adapun
yang
kesalahan,
dan
terkait kesalahan berbahasa.19
beberapa tahap, yaitu: (1) pengumpulan data,
latihan
dimaksud
dengan
penelitian ini yaitu buku ajar bahasa Arab.
penggunaan analisis kesalahan dalam tesis
Perbaikan
ini yaitu analisis terhadap kesalahan yang
menggunakan langkah-langkah yang ada
muncul dalam buku ajar bahasa Arab di
sehingga dapat mencegah atau mengurangi
lingkungan Dikdasmen PWM DIY yang
terjadinya kesalahan yang mungkin terjadi.
berkaitan dengan aspek penerapan qawa’id.
Beberapa langkah yang digunakan tersebut
Kesalahan yang dianalisis bukan merupakan
yaitu sebagai berikut: 20
kesalahan yang muncul atau bersumber dari
tersebut
dilakukan
dengan
a. Pengumpulan data-data.
siswa sebagaimana awal munculnya teori
Data-data diperoleh dari berbagai
analisis kesalahan tersebut.
karangan atau media tulis lainnya
Analisis
kesalahan
ini memiliki
kemudian
diperiksa
beberapa tujuan yang ingin dicapai, baik
diidentifikasi
kesalahan-kesalahan
bersifat aplikatif maupun teoritis. Bersifat
apa saja yang dibuat oleh penulis.
praktis yaitu memperbaiki dan mengurangi kesalahan
berbahasa
para
dan
18 Sridhar.Contrastive analysis, error analysis and interlanguage (New York: Pergamon Press, 1985).Hlm.221.
siswa,
19
Nurhadi, Tata Bahasa .......(Semarang: IKIP Semarang Press,1995).hlm.235.
17
Ellis, Rod,Understanding Second Language Acquisition,(New York: Oxford University Press,1987).hlm.296.
20 Jos Daniel Parera,Linguistik .......,( Jakarta: Erlangga, 1997).hlm.145-146.
58
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Misalnya
berupa
kesalahan
penghitungan
maka
selanjutnya
kesalahan
berdasarkan
berbahasa yang dilakukan oleh siswa
diurutkan
pada ulangan, karangan ataupun
freuensinya atau keseringannya. e. Menjelaskan Kesalahan21
percakapan mereka. b. Identifikasi kesalahan.
Menjelaskan kesalahan maksudnya
Pada tahap ini dilakukan pengenalan
yaitu setelah kesalahan ditemukan
atau pengidentifikasian terhadap data
dan diidentifikasi serta diklasifikasi,
yang ada untuk selanjutnya dicari
maka selanjutnya yaitu diberikan
kesalahan
letak
yang
ditentukan
ada.
Kemudian
kesalahan-kesalahan
atau
gambaran
kesalahan
yang
tentang
muncul
serta
sesuai dengan tujuan yang hendak
penyebab kesalahan dan pembetulan
dicapai.
atau pemberian contoh yang benar.
Identifikasi
kesalahan
ditentukan
berdasarkan
linguistik.
Misalnya:
kategori
f. Memprakirakan daerah yang rawan.
kesalahan
Langkah
ini
pelafalan, penyusunan kalimat dan
memprediksi
lain sebagainya.
kebahasaan
c. Klasifikasi
atau
pengelompokan
dilakukan daerah
yang
atau
rawan
terhadap
tataran
Setiap kesalahan berbahasa tersebut
dipelajari
ini
diteliti dan dicatat sesuai dengan
mendatangkan kesalahan.
kesalahan
yang
butir terjadi
kesalahan. Dengan kata lain prediksi
kesalahan.
kategori
untuk
telah
bahasa
yang
yang
berpotensi
g. Mengoreksi kesalahan
ditentukan. Kesalahan yang ada
Pengkoreksian
dipilih-pilih
berdasarkan
kategori
dilakukan sebagai tahap akhir dalam
kebahasaan.
Misalnya:
kesalahan
analisis kesalahan. Tujuannya yaitu
penggabungan kata.
kesalahan
ini
untuk memperbaiki dan jika perlu
d. Frekuensi tipe kesalahan.
menghilangakn kesalahan yang ada.
Setiap kategori kesalahan secara
Perbaikan
linguistik dihitung frekuensi dan
direalisasikan melalui beberapa cara,
berapa
misalnya: penyusunan bahan yang
jumlah
kesalahannya
seperti
ini
dapat
sehingga dapat diasumsikan sumbersumber kesalahan yang dibuat oleh 21
penulis.
Setelah
Henry Guntur Tarigan Tarigan,Pengajaran..............,(Bandung: Angkasa,1990).hl,hlm.71.
dilakukan 59
dan
Djago
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
tepat, buku pegangan yang baik dan
suatu kalimat.25 Dengan penjelasan tersebut,
teknik pengajaran yang baik.
maka tata bahasa di dalamnya mencakup dua hal, yaitu tata kata dan tata kalimat
C. Qawa’id Bahasa Arab
sehingga dalam bahasa Arab tata bahasa
Kata qawa’id dalam bahasa Arab
tersebut berkaitan dengan tata kata (saraf)
merupakan bentuk jama’ dari kata qa’idah
dan tata kalimat (nahwu).
yang berarti aturan, undang-undang.22 Kata
Pengertian
qawa’id
ini
juga
qa’idah secara bahasa juga berarti pondasi,
digunakan oleh „Abdul Latif as-Sa‟id untuk
dasar pangkalan, basis model, pola dasar
penulisan judul bukunya yaitu yang berjudul
formula, aturan dan prinsip. Sebagaimana
Qawa’id al-Lugah al-Mubassatah. Buku
disebutkan dalam bukunya Muhib Abdul
tersebut berisi tentang aturan-aturan atau
Wahab bahwa yang diamksud qawa’id yaitu
kaedah berbahasa Arab yang berkaitan
aturan
dengan
dasar
yang
mengkaji
tentang
saraf
dan
nahwu
serta
penggunaan suatu bahasa berupa struktur
penulisannya.26
bahasa yang terpusat pada kajian nahwu dan
penggunaan kata qawa’id pada buku-buku
saraf.23 Sejalan dengan hal tersebut, bahwa
bahasa Arab yang lainnya yang khusus
qawa’id bahasa Arab disebut juga dengan
membahas tentang penyusunan kata dan
istilah gramatikal yang di dalamnya terdapat
kalimat dalam bahasa Arab.
dua
unsur yang
saling berkaitan,
yaitu
Hal
Dengan
nahwu dan saraf.24
ini
demikian,
senada
pula
berdasarkan
pemaparan di atas maka dapat disimpulkan
Demikian pula jika qawa’id bahasa
bahwa yang dimakusd dengan qawa’id
Arab disebut juga dengan istilah gramatikal,
bahasa Arab yaitu aturan-aturan atau ilmu
maka Brown berpendapat bahwa gramatikal
yang
merupakan suatu sistem yang berkaitan
struktur bahasa Arab melalui nahwu dan
dengan
kaidah
saraf. Dari sini dapat diketahui bahwa
penyusunan kata dan hubungannya dalam
penelitian qawa’id bahasa Arab adalah
aturan-aturan
atau
membahas
tentang
penyusunan
penelitian yang mengkaji tentang kesalahan 22
Ahmad Warson Munawwir, Kamus AlMunawir Arab-Indonesia. Cet. Kedua. (Surabaya: Pustaka Progressif,2002).Hlm.1138.
yang
23 Muhib Abdul Wahab, Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2008).Hlm.171
terjadi
dalam
penerapan
nahwu
25
Brown, H.D,Principles of Language Learning and Teaching,(Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall,1987).hlm.341.
24
26
„Abdul Lat}i>f as-Sa‟i>d, Qawa>’id alLugah al-Mubassat}ah,(Wuza>ratul „ila>m,cet.ke3,2006).hlm.3.
http://ummumuhammadmalik.blogspot.com/2013/07/tadr is-qawaid.html. diakses pada hari Jum‟at, 17Januari 2014, pukul 12.03 wib.
60
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
(morfologi) dan saraf (sintaksis). Dari
serta fungsi dari perubahan bentuk kata
batasan ini, maka penelitian ini akan melihat
tersebut. Oleh karena itu, maka penelitian
kesalahan-kesalahan penulisan buku ajar
ini berkaitan dengan pengkajian tehadap
dalam menggunakan bahasa Arab, baik dari
kesalahan dalam penyusunan kalimat dan
segi nahwu maupun saraf.
pembentukan atau perubahan kata. Berkiut
Nahwu merupakan suatu ilmu yang membahas
tentang
kaidah-kaidah
peneliti
yang
uraikan secara singkat terkait
gramatika atau qawa’id dalam bahasa Arab.
bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk
Struktur kalimat dalam bahasa Arab
suatu kata dalam bahasa Arab beserta
terdiri dari dua bentuk, yaitu jumlah ismiyah
kaidahnya baik berupa dalam bentuk kata
dan jumlah fi’liyah. Kebenaran struktur
maupun dalam susunan kalimat.27
kalimat tersebut tidak hanya ditentukan
Berdasarkan pengertian tersebut di
berdasarkan kelengkapan SPOK saja, akan
maka
dengan
tetapi juga harus diperhatikan kesesuaian
nahwu yaitu suatu kajian yang membahas
antara subjek dan predikat. Hal ini lantaran
tentang seputar hukum dan kedudukan kata
bahasa Arab memiliki bentuk kata yang
yang
atau
tidak sama dengan bahasa yang lain. Bentuk
teks, pembagian kalimat dan sebagainya.
kata yang perubahannya juga mempengaruhi
Kajian ini dalam bahasa Indonesia disebut
perubahan makna serta penggunaannya
pula sintaksis, yaitu cabang linguistik yang
dalam penyusunan suatu kalimat.
atas,
yang
terdapat
dimaksud
dalam
kalimat
membahas tentang susunan kata di dalam
Sedangkan frasa yang membangun
kalimat.
kalimat dalam bahasa Arab secara umum
Adapun saraf yaitu suatu ilmu yang membahas
mencakup
tentang bentuk setiap kata
: Tarkib
Isnadi (mubtada+khabar),
fi’il
+
berbagai
fa’il/Na’ib Fa’il, Tarkib Idlafi (mudaf +
bentuk kata.28 Oleh karena itu dapat ditarik
Mudaf Ilaih), dan Tarkib Majzi. Beberapa
kesimpulan bahwa saraf
bentuk
sehingga
dapat
menghasilkan
dalam bahasa
frasa
tersebut
tentunya
dalam
Indonesia disebut pula morfologi, yaitu ilmu
perangkaiannya harus menentukan bentuk
yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata
kata, tensis atau kesesuaian terhadap waktu, pelaku dan perubahan kata dalam kalimat.
27
Mahmud Afandi Umar,dkk,Qawa>id alLugah al-‘Arabiyah,(Kementrian Pengetahuan Umum Mesir: Mesir, 1892),Edisi terjemah oleh Abidin Nawawi dkk,(Darul Ulum Press:Jakarta, 2004).hlm.13.
Dengan demikian, dapat tersusun kalimat bahasa Arab yang baik dan benar sesuai
28
M.Abdul Manaf Hamid, Pengantar Ilmu S}araf Is}t}ila>h}i>y Lugawiy>, (PP Fathul Mubtadiin: Surabaya,1993).hlm.iii.
dengan qawa’id dalam bahasa Arab. 61
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Misalnya:
yang tidak disandarkan pada kata yang lain
كزَوح
Tarkib
الثٌد
serta terbebas dari alif dan lam maka termasuk jenis isim Gairu munsarif . Oleh
Isnadi (mubtada+khabar) Tarkib Idlafi (mudaf
karena itu, kata tersebut harus tidak boleh
تٌد الكزَوح
berharokat tanwin dan kasroh. Adapun
+ Mudaf Ilah Jumlah ismiyah جوُلح
dalam buku ajar bahasa Arab tersebut
الثٌد ذكىى
terdapat
beberapa
kata
yang
terjadi
kesalahan dalam penggunaan harakat yang
Penyunan kalimat dan frasa di atas
semestinya, misalnya:
agar menjadi struktur yang baik dan benar di
وهل عٌد هزَ ُن هعلوح؟-
samping berdasarkan susunan SPOK, juga berdasarkan kesesuaian dalam penggunaan
Kata bergaris bawah tersebut yaitu
jenis atau gender, pemilihan kata kerja serta
هزَ ُن
kesesuaian anatara subjek dan predikat.
yang berharakat dammah ( ُ ) dalam
kalimat D. Analisis Kesalahan Penerapan
tersebut
bermahal
i’rab
jarr
sehingga seharusnya berharokat kasrah.
Qawa’id
Akan tetapi, lantaran kata tersebut termasuk
Adapun tabel kesalahan penerapan
isim gairu munsarif yaitu dalam kategori nama perempuan yang lebih dari tiga huruf
N
kls
hlm
o
1.
2.
3.
4.
Data
Pembetulan
maka
Kesalahan
7
7
8
8
78
78
31
33
وهل عٌد
وهل عٌد
هزَ ُن هعلوح؟
هزَ َن هعلوح؟
وهل عٌد
وهل عٌد
صواعُ ُل
صواعُ َل
قزطاس؟
قزطاس؟
وراء قزَرٌا
وراء قزَرٌا
ثتثح هضاج ٍدد
ثتثح هضاج َد
ثتثح هضاج ٍدد
harokat
yang
benar
yaitu
menggunakan fathah ( َ ) sehingga menjadi
وهل عٌد هزَ َن هعلوح؟. Penggunaan isim jama’ taksir yang
َهفَا ِع ُل
berpola
seperti kata pada kalimat
yang pada buku ajar bahasa arab tersebut yaitu
ٌذ اج ُد ،. ِ ذتهُذ َه َض
merupakan
ثتثح هضاج َد
jenis
isim
Kata ini termasuk gairu
munsarif
sehingga tidak boleh berharokat tanwin
Gairu munsarif yaitu sebagai berikut:
ataupun kasroh. Dengan demikian kedua
Jika ada kalimat berbahasa Arab
kata tersebut seharusnya berharokat fathah
yang di dalamnya mengandung suatu kata
menjadi 62
ذتهُ َذ
danاج َد ِ َه َض. Kata
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Masajid
adalah
isim
gairu
munsarif
muzakar salim. Perubahannya yaitu dengan
sehingga saat menjadi mudaf ilaih dan
menambahkan wawu dan nun di belakang
beri’rab jarr diharokati akhir dengan fathah.
isim
Adapun tabel kesalahan penerapan
1
Data
2
Pembetulan
9
صائوىىyang memiliki
tidak dengan tambahan ya dan nun, akan tetapi dengan tambahan wawu dan nun di
والوضلوىى
52
tunggalnya
Penggunaan bentuk jamak tersebut
hlm
Kesalahan
8
bentuk
arti orang-orang yang berpuasa.
sebagai berikut:
o
atau
sehingga menjadi
bentuk Jama’ beserta harokatnya yaitu
N kls
mufrad
والوضلوىى
belakang isim mufrad. Hal ini
lantaran
ٍصائن ف
ٍصائوىى ف
posisi kata tersebut sebagai khabar atau
شهز رهضاى
شهز رهضاى
predikat sehingga harus dalam bentuk rafa’.
ثن عولد
ثن عولد
واجثاذَها
واجثاذِها
الوٌزلُح
الوٌزلُح
16
Adapun kata bergaris bawah pada kalimat
واجثاذَها الوٌزلُح
ثن عولد
merupakan bentuk jamak, yaitu jama’ Susunan
kalimat
muannas| salim. Pembentukkannya berasal
berupa
dari jenis isim muannas| dengan mengikuti
والوضلوىى صائن
merupakan struktur
pola yang pasti yaitu penambahan huruf alif
kalimat yang terdiri dari mubtada’ atau
dan ta di belakang isim mufradnya
subjek
واجثحsehingga menjadi واجثاخ. Jika kata
dan
Penyusunan
khabar kalimat
atau seperti
predikat. ini
harus jamak tersebut berada pada posisi rafa’
memperhatikan kesesuaian antara subjek
maka berharokat dammah, akan tetapi
dan predikat. Oleh karena itu, lantaran subjek
kalimat
tersebut
bentuk jamak yaitu
sebaliknya jika berada pada posisi nasab
menggunakan
الوضلوىى
maka berharokat kasrah.
atau jama’
Kita perhatikan harokat kata واجثاخ
muzakar salim maka predikatnyapun juga
pada kalimat tersebut menggunakan fathah.
menggunakan bentuk jamak yang sama. Dengan demikian, kata
صائن
Padahal merupakan bentuk jama’ muannas| yang
salim dengan kedudukannya sebagai objek
berarti orang yang puasa yaitu bentuk pelaku
atau
tunggal (mufrad), agar memiliki makna jamak harus dirubah ke dalam bentuk jama’ 63
maf’ul
bih.
Dengan
demikian,
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
semestinya harokat pada kata tersebut
Hal-hal
yang
menjadi
penyebab
munculnya kesalahan penerapan qawa’id
berupa kasrah menjadi واجثاذِها.
dalam penulisan buku ajar bahasa Arab ini E. Penutup
mencakup tiga aspek yaitu dari sisi PWM
Berdasarkan pembahasan-pembahas-
sebagai lembaga, penulis, dan editor. Pihak
an yang telah diuraikan sebelumnya, maka
PWM, tidak adanya proses pengecekan
dapat disimpulkan bahwa wilayah kesalahan
ulang yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
berbahasa dalam penerapan qawa’id yang
dan Kementrian Agama Provinsi D.I.
muncul dalam buku ajar bahasa Arab di
Yogyakarta
lingkungan Dikdasmen PWM DIY dapat
pada buku ajar tersebut. Kesalahan dari sisi
sintaksis (akhta’ tarkibiyyah). Tipe-tipe
penulis karena adanya sikap ketidakhati-
kesalahan dua aspek tersebut yaitu (1)
hatian dan pengabaian terhadap kaidah oleh
Kesalahan morfologi (akhta’ al-sarafiyyah)
penulis, adanya ketidakkonsistenan penulis
mencakup: isim gairu munsarif, jama’ dan
terhadap penerapan suatu kaidah, penerapan
fi’il Muta’adiy, alif layyinah, dan kesalahan
kaidah secara tidak lengkap, generalisasi
penulisan. (2) Kesalahan struktural atau
berlebih atau pengabaian terhadap batasan
sintaksis (akhta’ tarkibiyyah) mencakup:
kaidah. Selain itu pula, dari sisi editor yaitu
na’at man’ut, nakirah-ma’rifah, kesalahan
kurang maksimalnya editor dalam mengedit
harokat, aneka struktur, tarkib Idafiy (mudaf
buku
– mudaf ilaih), tarkib isnadiy (mubtada’ mutlaq,mabni
sambutan
PWM DIY untuk memberikan sambutan
aspek morfologi (akhta’ al-sarafiyyah) dan
maf’ul
pemberi
dalam buku ajar tersebut yang diminta oleh
dikategorikan menjadi dua aspek, yaitu
khabar),
sebagai
ajar
sehingga
masih
terdapat
kesalahan.
fathah,
penghilangan unsur bahasa, ambigu, salah pilih, pasangan kata/idiom, penambahan,
Daftar Pustaka
penulisan hamzah qat’a, dan hamzah wasal.
Al-„Askary, Abu Hilal, al-Furuq alLughawiyah,Beirut: Darul Kutub al„Ilmiyah. Al-Ghalayaini. M, Jami’u al-Durus al‘Arabiyyah, Beirut:Daar al-Fikr, 1990. Arikunto,Suharsimi,dkk,Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Beberapa kesalahan yang masih sering terjadi yaitu pada bagian penulisan hamzah qat’a, isim gairu munsarif, alif layyinah, kesalahan
penulisan,
nakirah-ma’rifah,
mabni fathah, dan hamzah wasal.
64
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
A.R.K,Badrudin, Pendidikan Bahasa Arab;SMP/MTs Muhammadiyah kelas 9,Yogyakarta:Dikdasmen PWM DIY, 2013.
Hermawan, Acep, 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ismail, Muhammad, dkk. 1983. Ta’rib wa Tahrir, At-Taqabalul Lugawiy wa Tahlil Akhta’.Jami‟ah al-Riyad: Ma‟had al-Lugah al-„Arabiyah.
Azwar,Saifuddin, Metode Penelitian,Jakarta : Pustaka Pelajar, 2009. Badudu, J.S, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995. Chaer,Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Daniel Parera, Jos, Linguistik Edukasional Edisi Kedua; Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, Jakarta: Erlangga, 1997.
Jassem, J, A. 2000, Study on Second Language Learners of Arabic: An Error Analysis Approach, 1st Edition, Kuala Lumpur: A, S, Noordeen. Khomsatin, Siti Laela, 2013, Pendidikan Bahasa Arab; SD/MI Muhammadiyah kelas 6, Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM DIY. Laela Khomsatin, Siti, 2013, Pendidikan Bahasa Arab; SMP/MTs Muhammadiyah kelas 6, Yogyakarta : Dikdasmen PWM DIY.
Daulay, Syahbana, Pendidikan Bahasa Arab; SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 12, Yogyakarta : Dikdasmen PWM DIY, 2013. Departemen Agama RI,Kurikulum 2008: Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah(Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam)
Lawrence, Neuman W.2002. Sosial Research Methods: Qualitative and Quantitative, Approaches. Boston: Allyn and Bacon. Mahsun.2005.Metode Penelitian Bahasa; Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Dulay, Heidy, dkk, Language Two, New York: Oxford University, 1982.
Muktiono, Joko D. 2003, Aku Cinta Buku;Menumbuhkan Minat Baca pada Anak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Fina
Sa‟adah, Analisis Kesalahan Berbahasa: Studi Kesalahankesalahan Penerpan Nahwu pada Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIN Malang Periode Wisuda 2007-2009 (Tesis pada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2011, tidak diterbitkan). Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan, cet.keVII, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hamid,
Munawwir, Ahmad Warson, 2002 AlMunawwir, Kamus Arab-Indonesia Surabaya: Pustaka Progressif. Musa S, Penggunaan Error Analisis dalam koreksi kesalahan imlak dan Frase Arab untuk Pengembangan Kemampuan Tulis Siswa(Tesis pada Program Pascasarjana UIN Malang,2011,tidak diterbitkan)
Abdul, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam, Malang:UIN-Maliki Press, 2010.
Napitupulu, Selviana .2002.Analisis Kesalahan Sintaksis Karangan Bahasa Inggris Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris FKIP, 65
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Tesis Pdf. Universitas HKBP Nonmensen : Pematang Siantar.
Ramly, Ishak, 2003, Inilah Kurikulum Sekolah, Malaysia : Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan.
Nur Amin, Prastiwi, dkk. 2013, Pendidikan Bahasa Arab; SD/MI Muhammadiyah kelas 5. Yogyakarta : Majelis Dikdasmen PWM DIY.
Ricahrd, Jack .C .2010.Longman dictionary of language teaching and applied Linguistic.Great Britain. Setiyadi, Ag. Bambang, 2006, Metode Penelitian untuk Pengejaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nurhadi, 1995, Tata Bahasa Pendidikan Landasan Penyususnan Buku Pelajaran Bahas, Semarang : IKIP Semarang Press. Nurhadi, Muhamad, dkk, 2013, Pendidikan Bahasa Arab; SMP/MTs Muhammadiyah kelas 8. Yogyakarta: Dikdasmen PWM DIY.
Setyawati, Nanik, 2010, Analisis Kesalahan berbahasa Indonesia Teori dan Praktik, Cet. ke I. Surakarta : Yuma Pustaka. Sridhar, 1985, Contrastive analysis, error analysis and interlanguage.New York: Pergamon Press.
Pranowo.1996.Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitu Press.
Subhan, M.Agung.2012.Analisis Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X SMA Negeri 8 Malang Skripsi pada PBA UIN Malang.
Pringgawidagda, Suwarna. 2002.Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Sulaiman, „Abdullah, al-Akhta’ alLugawiyah al-Tahririyah litullabi al-Mustawa al-Mutaqaddim fil Ma’had al-Lugah al-‘Arabiyah bi Jami’ah Ummu al-Qura. alMamlakah al-Su‟udiyah: Wizaratu al-Ta‟lim al-„Aliy Ummu al-Qura.
Qaddur, Ahmad Muhammad .1996.Buhuts fi al-Isytisyraq wa al-Lugah.cet.I. Bairut: Muassasah al-Risalah. Qafisyah, Ahmad.Ta’limu al-Lugah al‘Arabiyah ligairi al-Natiqin biha. Al Kuwait: Maktabah al-Tarbiyah al-„Arabiy Liduali al-Khalij,Jilid 2.
Suwandi, Sarwiji, 2010, Serbalinguistik Mengupas Perbagai Praktik Berbahasa, Surakarta: Upt UNS press.
Qamariyah,Nurul.2013.Pendidikan Bahasa Arab; SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 11.Yogyakarta:Dikdasmen PWM DIY.
Tammam, Hasan, 1979, al-Lugah al‘Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha. Mesir Al-Haiah alMisriyyah al-„Ammah li al-Kitab.
Qodir, Zuly.2010.Muhammadiyah Studies: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran Memasuki Abad Kedua. Yogyakarta: Kanisius.
Tarigan, 1993, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, Bandung : Angkasa. 1988.,Pengajaran Pemerolehan Bahasa.Bandung: Angkasa, Cet.ke I.
Quddus Zoher, Abdul, 2013, Pendidikan Bahasa Arab; SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10, Yogyakarta: Dikdasmen PWM DIY.
Tarigan,
66
Henry Guntur, dkk. 1990, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Bandung: Angkasa.
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Taufiqurrohcman, H.R. 2008, Leksikologi Bahasa Arab, cet I, Malang: UINMalang Press. Thariq Aziz, Muhammad, 2013, Pendidikan Bahasa Arab; SMP/MTs Muhammadiyah kelas 7, Yogyakarta: Dikdasmen PWM DIY. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: PT Imperial Bhakti Utama. Untung, Slamet.2013.Pendidikan Bahasa Arab;SD/MI Muhammadiyah kelas 4. Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM DIY. West, Richard, dkk. 2008. Pengantar Teori Komunikasi ; Analisis dan Aplikasi ,Edisi.3,Jakarta: Salemba Humanika.
67