ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR PADA BANGUNAN KANTOR PERBANKAN DI KOTA BANJARMASIN
Ir. H. Hudan Rahmani, MT
DPK (dipekerjakan) di Fak. Teknik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
ABSTRAK
Bangunan kantor perbankan yang ada di kota Banjarmasin memiliki tempat parkir tersendiri (off street parking), seperti : Bank BNI 1946, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank BCA, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank Ekonomi, Bank PANIN, Bank LIPPO dan lain-lain yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Banjarmasin, karena keperluan-keperluan transaksi perbankan. Sebenarnya bangunan kantor perbankan tersebut di atas sudah menyediakan tempat parkir tersendiri, namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat setiap tahunnya akan mengakibatkan lahan parkir yang tersedia semakin sempit pula. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan kebutuhan parkir kendaraan bermotor roda empat dan roda dua pada bangunan kantor perbankan (off street parking) yang ada di kota Banjarmasin. Dalam hal ini kebutuhan parkir tersebut diperhitungkan berdasarkan akumulasi maksimum kendaraan roda empat dan roda dua yang parkir terhadap luas bangunan kantor perbankan, jumlah karyawan dan metoda yang digunakan adalah dengan Analisa Regresi Multi Linear dan Analisis Regresi Linear (sederhana). Akumulasi kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank mencapai maximum terjadi pada siang hari dengan durasi antara 15 menit sampai dengan 30 menit. Untuk parkir mobil, akumulasi maximum terjadi antara jam 09.30 – 11.45 wita, sedangkan akumulasi maximum parkir sepeda motor terjadi antara jam 09.30 – 11.30 wita. Sedangkan durasi atau lamanya kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank didominasi oleh parkir jangka pendek, dengan durasi sebagaian besar kurang atau sama dengan 15 menit. Dari hasil analisis statistik model regresi terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien determinasi (R 2) terbesar dan memenuhi syarat pengujian statistik. Untuk model kebutuhan parkir mobil variabel yang sangat berpengaruh adalah luas lantai efektif, dengan persamaan Y = 12,7712 + 0,0128 LLE, dengan nilai R2 = 0.963. Sedangkan untuk model kebutuhan parkir sepeda motor variabel yang sangat berpengaruh juga luas lantai efektif, dengan persamaan Y = 0,6169 LLE
0,6190
dengan nilai R2 = 0,973. Standar kebutuhan parkir, untuk parkir mobil
adalah minimum satu petak parkir per 63 m2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 46 m2 luas lantai efektif. Sedangkan standar kebutuhan parkir untuk sepeda motor sebagai berikut : minimum satu petak parkir per 38 m2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 28 m2 luas lantai efektif.
Kata kunci : kebutuhan parkir, akumulasi parkir, durasi parkir dan linear. 19
I.I
3)
PENDAHULUAN
Besarnya standar parkir gedung perkantoran bank di Banjarmasin.
1.1 Latar Belakang 1.3 Manfaat Penelitian Kota Banjarmasin dengan jumlah penduduk
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
641.224 Jiwa (BPS, 2002) merupakan kota
masukan dan bahan pertimbangan khususnya
terbesar di Kalimantan. Sebagai Ibukota Propinsi
Pemda Kodya Banjarmasin dalam menentukan
Kalimantan Selatan, Banjarmasin tidak terlepas
standar kebutuhan parkir pada gedung perkantoran
dari permasalahan-permasalahan yang berkaitan
pada masa mendatang.
dengan transportasi. Salah satu permasalahan yang dijumpai dalam transportasi perkotaan adalah
1.4 Batasan Penelitian
masalah perparkiran. Kota-kota besar dan kota-
Adalah gedung perkantoran perbankan yang
kota yang sedang berkembang selalu menghadapi
mempunyai tempat parkir sendiri letaknya strategis
permasalahan
dan mempunyai luas lantai minimum 500 M2.
perparkiran
khususnya
untuk
kendaraan bermotor. Parkir merupakan salah satu komponen suatu sistem transportasi yang perlu dipertimbangkan dalam
setiap
kebijakan.
Selama
bepergian
kendaraan tidak lepas untuk melakukan kegiatan parkir baik kegiatan bekerja, berdagang, belanja, sekolah, rekreasi dan kegiatan lain (Louis J Pignataro (1973, hal 258). Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dibadan jalan (on street parking) dan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Masalah Parkir Bangkitan parkir tidak dapat tertampung dan tidak tersedianya fasilitas parkir di luar badan jalan yang tersedia, sehingga meluap ke badan jalan. Luapan parkir
di
badan jalan
akan
mengakibatkan
gangguan kelancaran arus lalu lintas. (Dephub. 1999)
di luar badan (off street parking). Hampir
sebagian
gedung
perkantoran
Bank
dihadapkan dengan masalah penyediaan ruang parkir. Salah satu diantaranya adalah kesulitan untuk menyediakan fasilitas parkir yang sesuai dengan tingkat permintaan yang sebenarnya.
2.2 Jenis Parkir 1) Parkir di badan jalan yang mengambil tempat di sepanjang badan jalan. 2) Parkir di luar badan jalan yang menempati pelataran parkir tertentu.
Kajian-kajian tentang analisa kebutuhan parkir gedung perkantoran bank sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan.
2.3 Macam Parkir Diluar Badan 1) Taman Parkir yang dibuat di daerah terbuka berfungsi sebagai penghijauan.
1.2 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalahnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1)
Karakteristik parkir kendaraan bermotor
2) Bangunan Parkir, yaitu tempat parkir khusus didalam bangunan. 3) Parkir pada gedung parkir, yaitu bangunan tempat parkir bertingkat.
pada gedung perkantoran bank. 2)
Model matematik kebutuhan parkir pada
2.4 Jenis Kendaraan Parkir
gedung perkantoran bank. 20
1) Kendaraan bermotor, yaitu jenis sepeda motor, mobil.
Akumulasi = Ei – Ex Dimana,
2) Kendaraan tidak bermotor, yaitu sejenis sepeda, becak dan gerobak.
Ei = Entry (kendaraan yang
masuk lokasi) dan Ex = Extry (kendaraan yang keluar lokasi) b. Merupakan lamanya suatu kendaraan berada
2.5 Konsep Dasar Penanganan Masalah Parkir
di tempat parkir dalam menit atau jam. Durasi
a. Kajian terhadap besar permintaan parkir,
parkir dihitung dengan persamaan :
b. Kajian terhadap besar penyediaan fasilitas
Durasi = Extime – Entime
parkir.
c. Turnover Parkir (tingkat pergantian parkir) yaitu suatu konstanta yang menunjukkan
2.5.1 Permintaan dan Penyediaan Fasilitas
tingkat
penggunaan
ruang
parkir
dan
diperoleh dengan membagi volume kendaraan
Parkir a. Kajian terhadap besar permintaan parkir Besaran permintaan parkir pada suatu kawasan
yang parkir pada periode tertentu dengan jumlah ruang parkir yang tersedia.
ruas jalan sangat dipengaruhi oleh pola tata
d. Indeks Parkir adalah perbandingan antara
guna lahan di kawasan yang bersangkutan,
akumulasi parkir maksimum dengan jumlah
adanya persyaratan penyediaan fasilitas parkir
ruang parkir yang tersedia.
pada pusat kegiatan dapat sebagai persyaratan
e. Kapasitas Dinamis Parkir yaitu perbandingan
dalam pembuatan IMB (Ijin Mendirikan
antara jumlah ruang parkir yang tersedia
Bangunan).
dikalikan dengan lama operasi dibagi dengan
b. Kajian terhadap besar penyediaan fasilitas parkir
durasi parkir rata-rata. 2.5.3
Metode-metode
Penyediaan fasilitas parkir kendaraan di perkotaan pada prinsipnya dapat dilakukan di badan jalan dan di luar badan jalan dengan persyaratan yang tertentu.
Dalam
Menentukan
Jumlah Ruang Parkir 1. Metode yang berdasarkan pada kepemilikan kendaraan. Seperti pada tabel 2.1 2. Metode
berdasarkan
ratio
luas
lantai
bangunan Khusus penyediaan parkir di luar badan jalan dapat berupa :
Tabel 2.1
Prosentase
a. Pelataran/taman parkir,
daerah
b. Gedung parkir.
hubungannya dengan jumlah kendaraan yang
pusat
di
kendaraan parkir
kota-kota
Amerika
pada dalam
terdaftar di kota-kota tersebut. 2.5.2 Karakteristik Parkir a. Merupakan jumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat pada waktu tertentu. Untuk menghitung
akumulasi
parkir
digunakan
persamaan :
21
Tahun
Jumlah kendaraan
Interval penduduk
Jumlah
Jumlah maksimum kendaraan parkir
per 1000 penduduk
(juta)
kendaraan
pada pusat wilayah Jumlah
Prosentase
1950
380
0,005 – 0,01
3000
480
16,3
1950
380
0,01 – 0,025
6800
1180
17,1
1950
330
0,025 – 0,05
11900
1950
16,5
1950
320
0,05 – 0,1
25600
4450
17,6
1950
320
0,1 – 0,25
52000
5700
10,7
1948
260
0,25 – 0,5
95000
9140
9,6
1947
240
0,5 – 1
132000
12000
9,6
1954
300
>1
390000
23400
6
Metode ini secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.4 :
Tabel 2.2
Kriteria
kebutuhan
Perkantoran
Satu petak parkir per 75 m2 luas lantai bangunan Satu petak parkir per 75 l m2 luas lantai, satuan petak parkir dengan standar ukuran parkir untuk mobil Satu petak parkir per 100 m2 luas lantai bangunan Satu petak perkir per 140 m2 luas lantai bangunan Satu petak parkir per 50 m2 luas lantai bangunan Satu petak parkir per 20 m2 luas lantai bangunan
Bangunan Rumah Tinggal
parkir
untuk
perkantoran
Flat Apartemen Hotel Berbintang 4 & 5 Hotel Berbintang 2 & 3 Bangunan Toko/Perdagangan Bangunan Restoran/Club Hiburan
Parkir yang harus Rentang tersedia Mode data yang berlaku Minimum Maksimum Model LAT > 1 % LAT 2 % LAT pnp 5000 m2 LAE > 4000 m2 5 % LAT Sepeda PPK > Rp motor 1,4 juta LAT > 5000 m2 LAE > 4000 m2 PPK > Rp 1,4 juta Sumber : Hasil Studi Ditjendat dan (UGM), 1995 Dikutip dari : Menuju Lalu Lintas dan Angkutan
3. Metode yang menitik beratkan pada kapasitas
Jalan Yang tertib
berikut :
Keterangan :
LAT
selama periode sibuk. Jumlah ruang parkir (P) yang dinyatakan sebagai berikut : Jumlah ruang parkir (P) yang dinyatakan sebagai
= Lulus Areal Total
P = 2 CK/100 (2.1)
LAE
= Lulus Areal Efektif
Dimana :
PPk
= Pendapatan Perparkiran
menuju ke pusat wilayah
Harga Berlaku Tabel 2.3
jalan yang berkaitan dengan pusat wilayah
Kebutuhan Tempat Parkir (Dinas Tata
Kota DKI, 1996)
C =
K
=
Kapasitas
dari
jalan
yang
Prosentase dari kapasitas
yang digunakan oleh kendaraan menerus.
4. Metode mencari selisih terbesar antara kedatangan dan keluaran kendaraan Akumulasi maksimum dapat dilihat contoh pada gambar 2.1
22
Bentuk umum persamaan hasil analisa berganda adalah : Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b1 x3 + .......bi xi ...........(2.7) Dimana konstanta a dan koefisien regresi berganda dapat bi diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dengan beberapa persamaan sebagai berikut : Σy = n. a + b1.Σx1 + b2.Σx2 + b3.Σx3 ........... bi.Σxi Σyx1 = aΣx1 + b1.Σx12 + b2. Σx1. Σx2 + b2. Σx1.x3 ...........bi. Σx1. xi 2.6
Peramalan
Model
Dalam
Menentukan
Kebutuhan Parkir
Σyx2 = aΣx2 + b1.Σx1. x2 + b2. Σx22 – b3. Σx2.x3 ...........bi. Σx2. x2
Peramalan dengan metode analisa regresi (Walpole,
Σyx3 = aΣx3 + b1.Σx1. x3 + b2. Σx2. x2 + b3. Σx32 -
1995) dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
...........bi. Σx3. xi
1). Analisa regresi linier sederhana.
Σyx4 = aΣxi + b1.Σx1. xi + b2. Σx2. xi + b3. Σx3. xi -
2). Analisa regresi linier berganda.
...........bi. Σxi2 ...............................................(2.8)
3). Analisa regresi non linier.
Dengan sejumlah i + 1 persamaan dengan sejumlah i + 1 bilangan yang tidak diketahui maka konstanta a
2.6.1 Analisa Regresi Linier Sederhana
dan koefisien regresi bi dapat dihitung.
Memberikan suatu persamaan linier dengan bentuk sebagai berikut :
Dimana :
2.6.3 Analisa Regresi Non Linier
Y = a + bx ............................... (2.2)
Disamping peramalan dengan analisa regresi linier
a = konstanta
dipakai juga metode regresi non linier (Walpole,
b = koefisien regresi
1995) :
Konstanta a dan koefisien regresi b dapat dihitung dari persamaan normal sederhana : Σy = n. a + b. X......................... (2.3) Σxy = a. Σx + b. x ...................... (2.4) Dimana :
a dan b sebagai berikut :
a =
Persamaannya sebagai berikut : Y = a + b. Ln. X .......................................................(2.9) b. Metode Inverse/Kebalikan. Y
n = banyaknya sampel.
Selanjutnya disederhanakan sehingga diperoleh harga
b =
a. Metode Logarithmic.
n. x. y x y n. x x 2
2
=
...............................................................(2.10) c. Metode Power/Pangkat. Persamaannya sebagai berikut : Y
................................(2.5)
y b x ......................................(2.6)
a + b/x
=
a xh
................... ..............................................(2.11) atau Ln (y) = Ln. a + b. Ln. x .....................(2.12)
n
Cara diatas disebut metode kwadrat terkecil (least
d. Metode Exponensial. Y = a eh.x ..........................(2.13)
square method). atau 2.6.2 Analisa Regresi Linier Berganda
Ln (y) = Ln. a + b. X .........(2.14)
23
y y
2.6.4 Analisa Korelasi
2
Se =
- Yang besarnya antara 0 – 1 ( 0
Koefisien korelasi determinasi yang besarnya
n2
(2.17)
Menentukan nilai hitung (t-test) dengan formulasi
antara 0 sampai 1 (0 < r2 < 1) adalah cara utama
berikut :
yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ttest =
ada hubungan antara dua variabel. Koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan
b (2.18) Sb
Dimana Sb adalah standar error koefisien regresi
rumus :
yang ditentukan dengan formulasi berikut :
n xy x y n x x . y y 2
r2 =
2
2
(2.15)
2
- Koefisien Korelasi (r)
Sb =
2
2
(2.19)
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
berikut :
distribusi F dengan membandingkan antara nilai F
n xy x y
n x 2 x .n y 2 y 2
x x / n
b. F-test
Koefisien korelasi (r) dihitung rumus sebagai
r =
Se
2
dengan
(2.16)
nilai
F-test
(F
Ratio)
dari
hasil
perhitungan nilai ditentukan sebagai berikut :
Y Y /k 1 .........(2.20) Y Y /n k 2
F =
2.6.5 Test Signifikan
i
2
i
Test signifikan ini untuk mengetahui apakah benar
atau
r 2 /( k 1) ..........determinasi .......(2.21) F = Dimana : 1r2 r 2 / n= koefisien k
secara statistik (statistical valid) bahwa hubungan
(k – 1)
yang ada antara variabel independen(koefisien regresi) dan persamaan itu sendiri
y = a + bx.
k
= derajat kebebasan = jumlah variabel bebas
Untuk pengetesan ini, perlu dilakukan dua macam test (Walpole, 1995) : a. t-test Rumus matematis standar error sebagai berikut : Model Dan Standar Kebutuhan Parkir Terdahulu dan Statistiknya Tabel 2.4 No 1
Model-model terdahulu dan Statistik
Tata Guna Tanah (Land Use) General Office Building
Persamaan Ln (P) = 0.93 Ln (X) + 1.253
R2
Jumlah Studi
0,870
207
0.985
22
0.427
3
X = Luas Gedung P = Ruang Parkir Puncak Terhuni 2
General Office Building
Ln (P) = 0.80 Ln (X) – 8.0 X = Jumlah Pegawai P = Ruang Parkir Puncak Terhuni
3
Government Office Building
P = 0.79 (X) – 5.0 X = Jumlah Pegawai P = Ruang Parkir Puncak Terhuni
24
4
P = 2.58 (X) – 14.03
Office Park
0.906
24
0.903
10
X = Luas Gedung P = Ruang Parkir Puncak Terhuni 5
P = [ (1.14 / X) + 0.00050 ]-1
Office Park
X = Luas Gedung P = Ruang Parkir Puncak Terhuni Sumber : Parking Generation, Institute Of Transportation Engineers Menurut Pandey (1998), model kebutuhan parkir gedung perkantoran untuk kota Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 2.5 Model kebutuhan parkir mobil No 1
Parameter
3
Luas lantai total Luas lantai terpakai Pegawai total
4
Pegawai hadir
5
Pengunjung
2
6
Pegawai total dan pengunjung 7 Pegawai hadir dan pengunjung Sumber : Pandey, 1998 Keterangan :
Persamaan Regresi Y = 0,0177 . x10.9756 Y = 21,8219 . x20.0002 Y = 1,5790 . x30.7196 Y = 1,5162 . x40.7447 Y = 1.0872 . x50.6757 Y = –1,1137 + 0,1318 x3 + 0,5385 x5 Y = 1,7863 + 0,1592 x4 + 1,7863 x5
Y = Akumulasi parkir x3 pegawai total x1 = Luas lantai total x4 pegawai hadir x2 = Luas lantai terpakai x5 pengunjung
Tabel 2.7 Standar kebutuhan parkir mobil R2
No
Parameter
1 tempat parkir
1
Luas lantai total
70,44 m2
2
Luas lantai terpakai
59,09 m2
3
Pegawai total
3,7 orang
4
Pegawai hadir
3,1 orang
0,7755
5
Pengunjung
9,9 orang
0,5732
6
Pegawai
0,5787 0,7811 0,7944
7
= Jumlah
23,2 orang
Pegawai
hadir
dan
7,1 orang
pengunjung
0,7459
= Jumlah
dan
pengunjung
0,7731
= Jumlah
total
Sumber : Pandey, 1998
Tabel 2.8 Standar kebutuhan parkir untuk sepeda motor No Parameter 1 tempat parkir 1 2
Luas lantai terpakai Jumlah pegawai hadir
115,91 m2 7,3 orang
Sumber : Pandey, 1998
Tabel 2.6 Model kebutuhan parkir untuk sepeda motor Persamaan No Parameter R2 Regresi 1 Luas Y = 0,4268 lantai 28,4470 . terpakai e0,0001.x2 2 Pegawai Y = 0,4369 hadir 8,1085 . x30,3471 Sumber : Pandey, 1998
25
4.2.
Pengolahan Data
4.2.1.
Akumulasi Parkir, seperti pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Gedung Perkantoran Bank dan Data Akumulasi Maximum serta Jumlah Pengunjung
Sebagai contoh pada gambar 4.1. menunjukkan akumulasi parkir mobil pada Bank BPD Kalsel serta gambar 4.2. menunjukkan akumulasi parkir sepeda motor pada Bank BPD Kalsel.
Gambar 4.1. Grafik Akumulasi Parkir Mobil Pada Gedung Bank BPD Kalsel
26
Gambar 4.2. Grafik Akumulasi Parkir Sepeda Motor Pada Gedung Bank BPD Kalsel
4.2.2.
Sedangkan histograf, durasi parkir ditunjukkan pada gambar 4.3.
Durasi Parkir
Tabel 4.4. Durasi Parkir Mobil Gedung Bank
Tabel 4.4 merupakan salah satu contoh
BPD Kalsel
hasil perhitungan hubungan durasi dengan jumlah kendaraan pada gedung Bank BPD Kalsel.
Gambar di atas menunjukkan bahwa parkir Dari
gambar
5.1
dapat
diketahui
prosentase
komulatif kendaraan mobil yang parkir berdasarkan durasinya, yaitu : 37,70 % parkir mobil, mempunyai durasi kurang
atau sama dengan 15 menit. 55 % parkir mobil, mempunyai durasi kurang atau
sama dengan 27 menit. Sedangkan untuk parkir sepeda motor, berdasarkan gambar 5.2 diperoleh : 39,40 % parkir sepeda motor, mempunyai durasi
kurang atau sama dengan 15 menit. 55 % parkir sepeda motor, mempunyai durasi
kurang atau sama dengan 30 menit.
mobil
dan
sepeda
motor
pada
gedung
perbankan termasuk parkir jangka pendek. 5. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Parkir 5.1.1
Akumulasi Parkir
5.1.2
Durasi Parkir Gambar 5.1 dan 5.2 memperlihatkan durasi
parkir 5.2 Model Kebutuhan Parkir 5.2.1
Variabel Bebas dan Tak Bebas Variabel bebas yaitu LLT, LLE jumlah
Sedangkan persentase kendaraan parkir berdasarkan
karyawan dan jumlah pengunjung
durasinya dapat dilihat pada gambar 5.3 dan 5.4.
Variabel tak bebas untuk mobil dan sepeda motor adalah akumulasi tertinggi 27
5.2.2
Matrik Korelasi Untuk penyempurnaan analisis model, ukuran tidak baik dan baik berasal dari (-1<+1) Tabel 5.3
Tabel 5.2 Nilai Korelasi (r) Antar Variabel Untuk
Permodelan Parkir Sepeda Motor
Permodelan Parkir Model X2
Nilai Korelasi (r) Antar Variabel Untuk
Variabel
Y1
X1
X3
X41
X1
0.972
-
X2
0.981 0.981
X3
0.924 0.901 0.953
X41
0.744 0.756 0.783 0.808
-
Variabel
Y1
X1
X2
X3
X1
0.979
-
X2
0.979 0.981
X3
0.930 0.901 0.952
X42
0.791 0.708 0.753 0.770
X42
-
5.3 Model Kebutuhan Parkir Sepeda Motor 5.3.1 Hubungan Antara LLT Dengan Akumulasi Parkir Mobil Terlihat pada tabel 5.4.a. 5.3.2 Hubungan Antara LLE Dengan Akumulasi Parkir Terlihat pada tabel 5.4.b. Tabel 5.4 Hasil Analisis Regresi Hubungan Antara LLT dan LLE dengan Akumulasi Parkir Mobil a. Jumlah karyawan Parkir Mobil Persamaan
dengan
y = 12.6501 + 0.0093 LLT
0.946
0.938
0.000
Y = 12.7712 + 0.0128 0.963 LLE
0.957
0.000
2 Logarithmic y = -131.78 + 22.3736Ln LLT 0.829
0.804
0.000
Y = -145.68 25.1696 Ln LLE
+ 0.884
0.868
0.000
3 Inverse
y = 58.2153 – 28169 / LLT
0.616
0.561
0.012
Y = 62.1916 – 26999 0.677 / LLE
0.63
0.006
4 Power
y = 0.2869 LLT0.06252
0.932
0.922
0.000
Y = 0.2258 LLE0.6830 0.938
0.929
0.000
0.807
0.779
0.000
Y = 18.1282 e0.0003 0.787
0.757
0.000
No.
Model
1 Linier
5 Exponential y = 17.8374 e0.0002 LLT
R2
Akumulasi
b. Jumlah pengunjung dengan Akumulasi Parkir Mobil R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
LLE
5.3.3
Hubungan Antara Jumlah Karyawan Dengan Akumulasi Parkir Mobil terlihat pada tabel 5.5.a.
5.3.4
Hubungan Antara Jumlah Pengunjung Dengan Akumulasi Parkir Mobil terlihat pada tabel 5.5.b.
Tabel 5.5 No
Model
Hasil Analisis Regresi Hubungan Antara Jumlah Karyawan dengan Akumulasi Parkir Mobil a. Jumlah karyawan dengan Akumulasi Parkir Mobil b. Jumlah pengunjung dengan Akumulasi Parkir Mobil Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1
Linier
y = -5.8665+ 0.5351 KAR
2
Logarithmi c
3
Inverse
4 5
Power
0.554 0.49
0.022
y = -156.23+ 44.9287Ln KAR 0.776 0.744
0.000 Y = -137.92 + 25.9885 Ln PM 0.604 0.547
0.014
y = 81.6212 – 3040.3 / KAR
0.009 Y = 63.4114 – 18311 / PM
0.557 0.493
0.021
0.742 0.705
0.000
0.581 0.521
0.017
y = 0.2186
LLT0.1.1607
Exponential y = 17.8374
e0.0128 KAR
0.855 0.834
0.649 0.599 0.745 0.709 0.709 0.668
0.000 Y = 12.5707 + 0.0244 PM
0.004 Y = 0.1932
PM0.7592
0.022 Y = 16.6092
e0.0007 PM
28
Tabel 5.6 No.
Hasil Analisis Regresi Hubungan LLT dan LLE dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor Model
a. LLT dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor b. LLE dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1
Linier
Y = 25.2253 + 0.0140 LLT
0.959
0.953
0.000
Y = 25.7582 + 0.0191 LLE 0.959
0.953
0.000
2
Logarithmic
Y = 196.05 + 34.1776 Ln 0.868 LLT
0.849
0.000
Y = -217.55 + 38.4872 Ln 0.928 LLE
0.917
0.000
3
Inverse
Y = 94.2194 – 43064 / LLT
0.646
0.956
0.009
Y = 100.622 – 41647 / 0.722 LLE
0.683
0.004
4
Power
Y = 0.8052 LLT0.5601
0.945
0.937
0.000
Y = 0.6169 LLE0.6190
0.973
0.97
0.000
0.819
0.794
0.000
5
Exponential
Y = 32.323
e0.0002 LLT
0.839
0.816
0.000
Y = 32.7977
e0.0003 LLE
Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Hubungan Antara Jumlah Karyawan dan Jumlah Pengunjung dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor a. Jumlah Karyawan dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor No.
Model
R2
R2 Adj
p-Value
Persamaan
b. Jumlah Pengunjung dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1
Linier
Y = -2.5818 + 0.8041 KAR
0.866
0.846
0.000
Y = 17.1418 + 0.0493 PS
0.625
0.572
0.011
2
Logarithmic
Y = -234.66 + 68.9275 Ln KAR
0.819
0.793
0.000
Y = -244.54 + 45.9626 Ln PS
0.686
0.641
0.006
3
Inverse
Y = 131.35 – 4743.3 / KAR
0.709
0.668
0.004
Y = 104.809 – 28638 / PS
4 5
Power
Y = 0.5589 KAR
Exponential
0.5601
0.798
0.0002 KAR
Y = 21.5625 e
0.769
0.752
0.717
0.000 0.000
0.607
0.551
0.013
0.7979
0.839
0.816
0.000
0.0008 PS
0.702
0.659
0.005
Y = 0.2694 (PS) Y = 26.1975 e
5.5 Model Kebutuhan Parkir yang Terjadi 5.5.1 Model regresi kebutuhan parkir mobil, terlihat pada tabel 5.8.a 5.5.2 Model regresi kebutuhan sepeda motor, terlihat pada tabel 5.8.b Tabel 5.8
Model Regresi Kebutuhan Parkir Mobil dan Sepeda Motor pada Bangunan Bank a. Model kebutuhan parkir mobil
No.
Variabel Bebas
Persamaan
R2
Y = 12.6501 + 0.0093 LLT
b. Model kebutuhan parkir sepeda motor R2
Adj p-Value
Persamaan
R2
R2 Adj
p-Value
1
Luas Lantai Total
0.946
0.938
0.000
Y2 = 25.2253 + 0.0140 LLT
0.959
0.953
0.011
2
Luas Lantai Y1 = 12.7712 + 0.0128 LLE 0.963 Efektif
0.957
0.000
Y2 = 0.6169 LLE0.6190
0.973
0.970
0.006
3
Jumlah Karyawan
Y1 = -5.8665 + 0.5351 KAR 0.855
0.834
0.001
Y2 = -2.5818 + 0.8041 KAR 0.866
0.846
0.013
4
Jumlah Pengunjung
Y1 = 0.1932 (Pm)0.7592
0.705
0.002
Y2 = 0.0932 (PS)0.7979
0.816
0.000
0.742
0.839
5.6. Standar kebutuhan parkir mobil dan sepeda motor, terlihat pada tabel 5.14 dan 5.15 Tabel 5.9 Standar Kebutuhan Parkir Mobil No.
Parameter
Tabel 5.10 Standar Kebutuhan Parkir Sepeda Motor
1 Petak Parkir
No.
Parameter
1 Petak Parkir
1.
Luas Lantai Total
63 m2
1.
Luas Lantai Total
38 m2
2.
Luas Lantai Efektif
46 m2
2.
Luas Lantai Efektif
28 m2
6. 29
7.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis
1.
yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
Pengoperasian
kesimpulan sebagai berikut :
Departemen
Akumulasi kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank mencapai maximum terjadi pada siang hari dengan durasi antara 15 menit sampai dengan 30 menit. Untuk parkir mobil, akumulasi maximum terjadi antara jam 09.30 –
11.45
WITA,
sedangkan
akumulasi
maximum parkir sepeda motor terjadi antara jam 09.30 – 11.30 WITA. Sedangkan durasi atau lamanya kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank didominasu oleh parkir jangka pendek, dengan durasi sebagian besar
Dari hasil analisis statistik, model regresi terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) terbesar dan memenuhi syarat pengujian statistik. Untuk model kebutuhan
luas
lantai
efektif,
dengan
persamaan Y = 12,7712 + 0,0128 LLE, dengan nilai R2 = 0.963. Sedangkan untuk model
kebutuhan
parkir
sepeda
motor
variabel yang sangat berpengaruh juga luas lantai efektif, dengan persamaan Y = 0,6169 LLE0,6190 dengan nilai R2 = 0,973. 3.
Fasilitas
Parkir,
Perhubungan,
Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta. Dinas Tata Kota DKI Jakarta. (1996) Pengelolaan Tertib Perparkiran Ditinjau dari Aspek Tata Ruang Perkotaan, Jakarta. Malkamah, S. (1994) Dampak Suatu Pusat Kegiatan Terhadap Lalu Lintas, Jurnal Media Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogjakarta, Tahun XVI Edisi April 1994, Nomor 1, Yogjakarta. O’ Flaherty, C.A. (1974) Highway and Traffic Volume I, 2nd Edition, Institute for Transport Studies, Leeds.
kurang atau sama dengan 15 menit. 2.
Dephub. (1998) Pedoman Perencanaan dan
Standar kebutuhan parkir, untuk parkir mobil adalah :
Oppenlander. J.C. (1978) Manual of Traffic Engineering Studies, Fourth Edition. Paul C. Box. Pandey, S.V. (1998) Karaketeristik Kebutuhan Parkir
Gedung
Perkantoran
di
Bandung. Tesis Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. ITE (1987), Parking Generation, Institute of Transportation
Engineering,
Washington DC. Pignataro Louis. (1973) Traffic Engineering Theory and Practice, Prentice Hall Englewood Cliffs, New Jersey.
Minimum satu petak parkir mobil / 63 m2
luas lantai total dan minimum satu petak parkir sepeda motor / 38 m2 luas lantai
Sugiono. (1999) Statistika Untuk Penelitian, Edisi ke 2, Alfabeta, Bandung.
total. Maximum satu petak parkir mobil / 46 m2
luas lantai efektif dan maximum satu petak parkir sepeda motor / 28 m2 luas lantai efektif.
30