ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN PANJANG TIANG 21 METER DAN DIAMETER 0,6 METER SECARA ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA Rizka Lazuardi 1 dan Rudi Iskandar 2 1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan E-mail:
[email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Pondasi tiang berfungsi untuk meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya dan harus diperhitungkan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan gaya-gaya luar serta tidak boleh terjadi penurunan pondasi dari batas tertentu. Tujuan dari studi ini adalah untuk menghitung dan membandingkan kapasitas daya dukung aksial tiang tunggal dari data SPT metode Mayerhof, data Kalendering metode ENR dan Danish serta Metode Elemen Hingga, menghitung daya dukung lateral menggunakan metode Broms, dan menghitung penurunan elastis tiang yang terjadi. Metodologi pengumpulan data dilakukan dengan observasi serta pengambilan data dari konsultan dan perusahaan pemancangan. Diperoleh perbedaan hasil perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi, baik ditinjau dari metode perhitungan dan lokasinya. Daya dukung aksial tiang tunggal dengan data SPT = 189,2 Ton, data Kalendering, ENR = 102,889 Ton, Danish = 235,569 Ton, Metode Elemen Hingga = 320,83 Ton. Perhitungan daya dukung lateral tiang tunggal dengan metode Broms diperoleh hasil secara analitis = 23,09 Ton, grafis = 22,358 Ton. Dan penurunan elastis tiang tunggal = 12,743 mm, penurunan dengan Metode Elemen Hingga = 20,19 mm. Perbedaan daya dukung dan penurunan tersebut disebabkan karena perbedaan jenis tanah, cara pelaksanaan pengujian yang bergantung pada ketelitian operator dan perbedaan parameter yang digunakan dalam perhitungan. Kata Kunci : Kapasitas Daya Dukung, SPT, Kalendering, Metode Elemen Hingga, Penurunan Elastis ABSTRACT A pile works to put building and pass on the burden of building into subgrade that is strong enough for supporting it and must be counted that can guarantee the stability of building against its own weight and external forces and should not a settlement into a certain extent foundation. The purpose of this study was to calculate and compare the axial bearing capacity of single pile from SPT data of Mayerhof’s method, Kalendering data of ENR and Danish’s method, and also finite element method, calculate the lateral bearing capacity using Broms’ method, and calculate the elastic settlement of single pile. The methodology of data collection was carried out by observation and took the data from consultants and erection company. Differences in the calculation results obtained bearing capacity and settlement of pile, both in terms of the calculation method and location. The axial bearing capacity of single pile from SPT data = 189.2 Ton, Kalendering data, ENR = 102.889 Ton, Danish = 235.569 Ton, finite element method = 320.83 Ton. The calculated lateral bearing capacity of single pile using Broms’ method was obtained a results of analytical = 23.09 Ton, graphic = 22.358 Ton. And elastic settlement of single pile = 12.743 mm, settlement of finite element method = 20.19 mm. Differences in bearing capacity and settlement was caused due to differences in soil type, method of testing implementation depends on the operator thoroughness and the differences parameter used in the calculation. Keywords : Bearing Capacity, SPT, Kalendering, Finite Element Method, Elastic Settlement 1. PENDAHULUAN Pondasi adalah bagian konstruksi bangunan bawah yang berfungsi meneruskan beban konstruksi di atasnya ke lapisan tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan penurunan di luar batas toleransinya. Agar pondasi dapat menahan beban di atasnya dan gaya luar yang bekerja maka dibutuhkan suatu penyelidikan
tanah untuk menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan. Untuk menghasilkan daya dukung yang akurat diperlukan penyelidikan tanah untuk mengetahui karakteristik tanah. Daya dukung tiang pancang dapat dihitung menggunakan metode yang disarankan para ahli berdasarkan data-data penyelidikan tanah yang diperoleh di lapangan yaitu data SPT, data Kalendering dan data laboratorium. Dengan melihat perbandingan perhitungan yang akan disajikan dapat memberikan informasi yang akurat sehingga diperoleh perencanaan pondasi yang aman. 2. TUJUAN Menghitung daya dukung aksial tiang tunggal secara analitis dan metode elemen hingga, daya dukung lateral tiang tunggal, penurunan elastis tiang tunggal secara analitis dan metode elemen hingga, dan membandingkan besarnya kapasitas daya dukung dan penurunan yang terjadi secara analitis dan metode elemen hingga. 3. METODELOGI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan dengan beberapa tahapan yang dianggap perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut : Tahapan pertama adalah tahapan studi pustaka, yakni dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang terkait dengan pondasi tiang, desain dan pelaksanaan pemancaangan tiang. Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi pengambilan data yang dianggap perlu. Tahapan ketiga adalah pengumpulan data, data yang diperoleh adalah : 1. Data hasil SPT 2. Data hasil kalendering 3. Data uji laboratorium Tahapan keempat adalah analisis dan interpretasi data, melakukan pengolahan data dari data tanah hasil uji laboratorium untuk mendapatkan parameter-parameter yang akan digunakan dalam perhitungan daya dukung tiang. Perhitungan dengan berbagai metode menggunakan data yang diperoleh dari hasil tes SPT dan Kalendering, serta menghitung daya dukung aksial tiang pancang menggunakan bantuan Metode Elemen Hingga, daya dukung lateral menggunakan rumus empiris yaitu dengan metode Broms. Dan menghitung penurunan elastis tiang pancang tunggal. Tahapan kelima adalah penyusunan laporan, mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan dan membuat kesimpulan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Penulis akan mengaplikasikan metode perhitungan daya dukung aksial dan lateral tiang dan penurunan elastisitas tiang yang telah disampaikan pada Bab II. Perhitungan yang akan dilakukan menggunakan data hasil tes SPT yaitu jumlah pukulan (N), dan tes Kalendering yang diperoleh pada saat pemancangan. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan data proyek pembangunan yang ditinjau yaitu pada titik borhole-II dengan mengambil data kalendering dekat titik borhole-II yaitu pada area A1 point no.10. Perhitungan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang berdasarkan Data SPT Menggunakan Metode Mayerhof Tanah Non Kohesif Daya dukung ujung pondasi tiang Q p = 40 x NSPT x Ap ≤ 1600 × Ap Tahanan geser selimut tiang Qs = 2 x NSPT x p x Li
(1) (2)
dengan NSPT = Ncor = (N1+N2)/2; N1 = nilai Nrata-rata dari dasar ke 10D ke atas dan N2 = nilai Nrata-rata dari dasar ke 4D ke bawah, Ap = luas penampang tiang pancang (m2), p = keliling tiang (m), Li = tebal lapisan tanah (m).
Tanah Kohesif Daya dukung ujung pondasi tiang Q p = 9 x cu x A p Tahanan geser selimut tiang Qs = α x cu x p x Li
(3) (4) 2
dengan cu = kohesi undrained (kN/m2) = NSPT x x 10, Ap = luas penampang tiang (m2), α = koefisien 3 adhesi antara tanah dan tiang, p = keliling tiang (m), Li= tebal lapisan tanah (m). Tabel 1. Perhitungan Daya Dukung Tiang berdasarkan Data SPT (BH II) Kedalaman (h) Nilai SPT Skin Friction (kN) End Bearing Qu Layer Lapisan Tanah Cu α m N N1 N2 Ncor Local Cumm (kN) (kN) 0 1 pasir sedikit lempung (Sand some Clay) 0 0 0,67 0,33 2,45 2,45 3,77 6,22 2,45 2 1 1,25 1,13 7,50 1,00 28,26 30,71 19,08 49,79 lempung berlanau kepasiran 2 4,45 1 1 2,08 1,54 10,28 1,00 38,73 69,44 26,14 95,58 (Sandy silty Clay) 6,45 4 1,75 3,58 2,67 17,78 1,00 66,99 136,43 45,22 181,64 8,45 7 3,5 5,67 4,58 34,54 170,97 51,81 222,78 pasir kasar 10,45 10 5,5 8,08 6,79 51,18 222,15 76,77 298,92 3 (Coarse Sand) 12,45 11 8 12,17 10,08 75,99 298,14 113,98 412,12 14,45 15 10,75 17,75 14,25 107,39 405,52 161,08 566,61 16,45 pasir sedang berlanau 35 17,75 25,75 21,75 163,91 569,43 245,86 815,29 4 18,45 (Silty Medium Sand) 38 24,75 34,58 29,67 223,57 793,00 335,35 1128,35 20,45 51 34,75 42,92 38,83 292,65 1085,65 438,97 1524,62 pasir berlanau bercampur batu apung 22,45 53 44,25 49,75 47,00 354,19 1439,84 452,16 1892,00 5 (Silty Sand Mixed Tuff) 24,45 57 49,75 52,50 51,13 385,28 1825,12 452,16 2277,28 26,45 60 55,25 55,25 55,25 416,36 2241,48 452,16 2693,64 Berdasarkan perhitungan daya dukung dengan data SPT pada kedalaman 22,45 meter diperoleh dukung sebesar 189,2 Ton.
Qu Qall (Ton) (Ton) 0,62 0,25 4,98 1,99 9,56 3,82 18,16 7,27 22,28 8,91 29,89 11,96 41,21 16,48 56,66 22,66 81,53 32,61 112,84 45,13 152,46 60,98 189,20 75,68 227,73 91,09 269,36 107,75 daya
Perhitungan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang berdasarkan Data Kalendering
Perhitungan Kalendering dengan Metode Modified New ENR
Rdu =
ef ×Wr × h S+0,25
×
Wr ×n 2 ×Wp Wr +Wp
(5)
dengan ef = effisiensi hammer (%), Wr = berat hammer (Ton),Wp = berat pile (Ton), S = penetrasi pukulan per cm (cm), n = koefisien restitusi, h = tinggi jatuh hammer (cm). R du =
0,9 × 4,5 × 204 3,5 + 0,25
×
4,5 × (0,4)2 × 8,295 4,5 + 8,295
= 220,32 × 0,467 = 102,889 Ton Berdasarkan persamaan (5), diperoleh kapasitas daya dukung ultimit menurut metode Modified New ENR yaitu sebesar 102,889 Ton. Perhitungan daya dukung berdasarkan kalendering lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada area A1 point no.10 yang dapat dilihat pada lampiran. Perhitungan Kalendering dengan Metode Danish η×E Pu = η×E ×L 0,5 S+
(6)
2×A ×Ep
dengan η = effisiensi alat pancang, E = energi alat pancang (kgcm), S = penetrasi pukulan per cm (cm), L = panjang tiang pancang (cm), A = Luas tiang pancang (cm2) , Ep = modulus elastisitas tiang (kg/cm2).
0,85 × 1259700
Pu =
0,85 × 1259700 × 2100 2 × 2826 × 364060,43 = 235568,99247 kg = 235,569 Ton 3,5 +
0,5
Berdasarkan persamaan (6), diperoleh kapasitas daya dukung ultimit menurut metode Danish yaitu sebesar 235,569 Ton. Perhitungan daya dukung berdasarkan kalendering lapangan dengan mengambil 1 titik tiang pancang pada area A1 point no.10 yang dapat dilihat pada lampiran. Perhitungan Daya Dukung Lateral Tiang Pancang berdasarkan Metode Broms Perhitungan dilakukan dengan tahap berikut : 1) Cek perilaku tiang dan hitung faktor kekakuan tiang EI
T=
1
5
(7)
nh
dengan E = modulus elastis tiang = 4700
fc′ (kN/m ), I = momen inersia tiang = 2
1 64
π D4 (m ), nh = 4
koefisien variasi modulus tanah, D = lebar atau diameter tiang (m). T=
5 36.406 .043 x 0.0063585
11779
= 1,814 m
L≥4T 21 m ≥ 7,256 m (jenis tiang pancang dikategorikan tiang panjang/elastic pile) 2) Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang Hu =
2M y 𝑒+0,54
(8)
Hu γD K p
dengan Hu = beban lateral (kN), Kp = koefisien tekanan tanah pasif = tan2(45o+ ø/2), My = momen ultimit (kN-m) (diperoleh dari tabel spesifikasi tiang pancang produksi WIKA Beton), D = diameter tiang (m), f = jarak momen maksimum dari permukaan tanah (m), 𝛾 = berat isi tanah (kN/m3), e = jarak beban lateral dari permukaan tanah (m) = 0. 2 (170 ) Hu = = 230,900 kN = 23,09 Ton H 0+0,54
u 11 0,6 (4,705 )
Beban ijin lateral 230 ,900 H= = 92,36 kN = 9,236 Ton 2,5
3) Cek terhadap grafik hubungan My/D4γKp dan Hu/D3γKp (Gambar 1).
Gambar 1. Grafik Kapasitas Beban Lateral pada Tanah Granular
Tahanan momen ultimit =
170 0,6 4 (11) (4,705)
= 25,345
Nilai 25,345 diplot ke grafik di atas, sehingga diperoleh tahanan lateral ultimit sebesar 20. 20 =
Hu 11 x 0,6 3 x 4,705
Hu = 223,582 kN = 22,358 Ton H=
223 ,582
= 89,433kN = 8,943 Ton
2,5
Hasil yang diperoleh dengan cara analitis tidak berbeda jauh dengan cara grafis. Perhitungan Penurunan Elastis Tiang Tunggal Penurunan Tiang Tunggal dengan Rumus Poulus – Davis a. Tiang apung atau friksi Q.I S=
(9)
Dimana : I = I0 . R k . R h. R μ
(10)
b. Untuk tiang dukung ujung Q.I S=
(11)
Dimana : I = I0 . R k . R b. R μ
(12)
E s .D
E s .D
dengan Q = besar beban yang bekerja (kg),D = diameter tiang (cm), Es = modulus elastisitas tanah (kg/cm2), I0 = faktor pengaruh penurunan tiang yang tidak mudah mampat (Incompressible) dalam massa semi tak terhingga, Rμ = faktor koreksi angka poisson untuk μ=0,3, Rk = faktor koreksi kemudahmampatan tiang, Rh = faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah, Rb = faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung. K adalah suatu ukuran kompressibilitas relatif dari tiang dan tanah yang dinyatakan oleh persamaan : K=
E p .R a
(13)
Es
Dimana : Ra = 1 4
Ap
(14)
πD 2
dengan K = faktor kekakuan tiang, Ep = modulus elastisitas dari bahan tiang (kN/m2), Es = modulus elastisitas tanah di sekitar tiang (kN/m2), Eb = modulus elastisitas tanah di dasar tiang (kN/m2). qc untuk pasir, qc = 4N. Pada kedalaman 22,45 nilai N = 53, maka qc = 4 x 53 = 212 kg/cm2 = 21,2 Mpa. Modulus elastisitas di sekitar tiang (Es) dapat dihitung dengan : Es = 3 . 212 kg/cm2 = 636 kg/cm2 = 63,6 Mpa Menentukan modulus elastisitas tanah di dasar tiang : Eb = 10. 63,6 Mpa = 636 Mpa Menentukan modulus elastisitas dari bahan tiang : Ep = 4700 . 60 = 36.406,043 Mpa Ra =
2826 cm 2826 cm
= 1,0
Menentukan faktor kekakuan tiang : K=
36.406 ,043 . 1,0
Untuk Untuk
63,6 db 60 d L d
=
=
= 572,42
= 1, diameter ujung dan atas sama besarnya.
60 2100 60
= 35
Dari masing–masing grafik diperoleh : L
db
d
d
Io
= 0,059 ( untuk = 35,
= 1) (Gambar 2)
R𝜇
= 0,93 ( untuk 𝜇 s = 0,3, K = 572,42) (Gambar 3)
Rk
= 1,512 ( untuk = 35, K = 572,42) (Gambar 4)
Rh
= 0,769 ( untuk = 35, = 1,26 ) (Gambar 5)
Rb
= 0,804 ( untuk = 35,
𝐿
𝑑 𝐿
h
𝑑 L
L Eb
d
Es
= 10, K =572,42) (Gambar 6)
Gambar 2. Faktor penurunan I0
Gambar 4. Faktor Koreksi Kompresi, Rk
Gambar 3. Faktor Koreksi Angka Poisson, Rµ
Gambar 5. Faktor Koreksi Kedalaman, Rh
Gambar 6. Faktor Koreksi Kekakuan Lapisan Pendukung, R b
Maka diperoleh penurunan tiang apung atau tiang friksi I = 0,059 .1,512 . 0,769 . 0,93 (Persamaan 10) = 0,0638 S=
189200 kg . 0,0638 636
kg . 60cm cm 2
(Persamaan 9) = 0,316 cm = 3,16 mm
Untuk tiang dukung ujung I = 0,059 .1,512 . 0,804 . 0,93 (Persamaan 12) = 0,0667 S=
189200 kg . 0,0667 636
kg . 60cm cm 2
(Persamaan 11) = 0,331 cm = 3,31 mm
Penurunan Tiang Elastis
S = Se(1) + Se(2) + Se(3) Se 1 = Se 2 = Se 3 =
(15)
Qwp +ξQws .L
(16)
Ap .Ep Qwp .Cp
(17)
D.qp Qws .Cs
(18)
𝐿.qp
dengan S = penurunan total (mm), Se(1) = penurunan elastis dari tiang (mm), Se(2) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di ujung tiang (mm), Se(3) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di sepanjang batang tiang (mm), Qwp = daya dukung yang bekerja pada ujung tiang dikurangi daya dukung friction (kN), Qws = daya dukung friction (kN), Ap = luas penampang tiang pancang (m2), L = panjang tiang pancang (m), Ep = modulus elastisitas dari bahan tiang (kN/m2), ξ = koefisien dari skin friction, ambil 0,67, D = diameter tiang (m), qp = daya dukung ultimit (kN), Cp = koefisien empiris, ambil 0,02, Cs = konstanta empiris = (0,93 + 0,16 L/D) . Cp. Qwp Qws Ep qp
= 452,16 – 354,19 = 97,97 kN = 354,19 kN = 364.060,43 kg/cm2 = 36.406.043,45 kN/ m2 452 ,16+ 354 ,19 = = 322,54 kN
Cs
= (0,93 + 0,16
2,5
Se 1 = Se 2 =
97,97 +0,67 354,19
21/0,6) . 0,02 = 0,037 x 21
0,2826 x 36.406.043,45 97,97 x 0,02 0,6 x 322 ,54
= 0,684 mm (Persamaan 16)
= 10,125 mm (Persamaan 17)
354,19 x 0,037 = 1,934 mm (Persamaan 18) 21 x 322,54 = (0,684 + 10,125+ 1,934) mm = 12,743 mm (Persamaan 15)
Se 3 = S
Perhitungan dengan Metode Elemen Hingga Proses pemasukan data dilakukan dengan proses sebagai berikut : 1. Langkah pertama dalam setiap analisis yaitu atur parameter dasar dari model elemen hingga di jendela pengaturan global. 2. Setelah dilakukan pemodelan tanah dan pemodelan tiang kemudian diinterface untuk memisahkan kekakuan antara tanah dan tiang. Kemudian input beban, dan bentuk kondisi batasnya dengan tombol standard fixities. 3. Kemudian masukkan data material dengan menggunakan tombol material set . Setelah itu seret datadata yang telah diinput ke dalam pemodelan geometri awal, seperti gambar berikut.
Gambar 4.8. Pemodelan Bore hole 2 Setelah Pendefinisian Material 4. Klik Generate mesh untuk membagi-bagi elemen menjadi beberapa bagian yang beraturan sehingga mempermudah dalam perhitungan.
Gambar 4.9. Generate Mesh
Gambar 4.10. Kondisi Active Pore Pressure
Gambar 4.11. Kondisi Effective Stresses
5. Dalam window calculation terdapat beberapa phase untuk memperoleh nilai ΣMSF, seperti : a. Phase 1 : Penentuan initial phase sebagai kondisi tanah awal. Pendefinisian beban dilakukan pada phase 1, dimana parameter dari phase 1 ini adalah staged construction, yang memodelkan sebuah konstruksi. b. Phase 2 : merupakan phi/c reduction, yang mensimulasikan kondisi dimana berkurangnya nilai Phi sebelum konsolidasi sehingga didapatkan faktor keamanan (Fs). c. Phase 3 : consolidation, yaitu proses konsolidasi dengan parameter minimum pore pressure. d. Phase 4 : phi/c reduction setelah proses konsolidasi. Keempat phase tersebut dapat dilihat seperti berikut.
Gambar 4.12. Phase-Phase perhitungan Setelah proses kalkulasi makan akan diperoleh nilai ΣMSF, seperti berikut.
Nilai phi/c reduction
(a)
Nilai phi/c reduction
(b)
Gambar 4.15.(a) Nilai Phi/c Reduction (Sebelum Konsolidasi), (b) Nilai Phi/c Reduction (Setelah Konsolidasi) Diperoleh nilai Σ Msf phase 2 (sebelum konsolidasi) sebesar 6,4090. Maka nilai Qu adalah : Qu = Σ Msf x 500 kN = 6,4090 x 500 kN = 3204,5 kN = 320,45 Ton Nilai Σ Msf phase 4 (setelah konsolidasi) sebesar 6,4166 (Gambar 4.16). Maka nilai Qu adalah : Qu = Σ Msf x 500 kN = 6,4166 x 500 kN = 3208,3 kN = 320,83 Ton
Menghitung Penurunan Elastis Pada Metode Elemen Hingga Dalam perhitungan penurunan pada Metode Elemen Hingga maka kita dapat melihat hasil output phase 3 pada perhitungan daya dukung yaitu consolidation, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4.17. Deformed Mesh Diperoleh penurunan sebesar 20,19 mm. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan pada Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kapasitas daya dukung aksial tiang pancang tunggal yang diperoleh berdasarkan data SPT (BH-II) menggunakan Meyerhof sebesar 189,2 Ton. Dengan menggunakan data kalendering (area A1 point no. 10) dihitung dari dua metode, yaitu : ENR = 102,889 Ton Danis = 235,569 Ton dan perhitungan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga adalah bernilai 320,83 Ton. Tabel 5.1. Hasil Perhitungan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Pengujian Metode Daya dukung (Ton) SPT Meyerhoof 189,2 Kalendering ENR 102,889 Danish 235,569 Metode Elemen Hingga 320,83 2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung lateral tiang pancang tunggal dengan metode Broms secara analitis bernilai 23,09 Ton dan secara grafis bernilai 22,358 Ton. Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Daya Dukung Lateral Tiang Pancang Metode Broms Analitis (Ton) Grafis (ton) 23,09
22,358
3. Hasil penurunan tiang apung atau tiang friksi bernilai 3,16 mm, tiang dukung ujung bernilai 3,31 mm, penurunan elastis tiang tunggal bernilai 12,743 mm, dan menggunakan Metode Elemen Hingga bernilai 20,19 mm. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka penurunan tiang tunggal tersebut memenuhi syarat yang diizinkan, dimana penurunan izin tiang adalah 25,4 mm, sehingga pondasi dapat disimpulkan aman.
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan Penurunan Elastis Tiang Tunggal No. 1. 2. 3. 4.
Bentuk Penurunan Tiang apung atau tiang friksi Tiang dukung ujung Penurunan tiang elastis Metode Elemen Hingga
Penurunan Tiang (S) 3,16 mm 3,31 mm 12,743 mm 20,19 mm
4. Perbedaan daya dukung dapat disebabkan karena perbedaan parameter yang digunakan dalam perhitungan. Pada Metode Elemen Hingga parameter tanah yang digunakan sebagai data input lebih banyak dibandingkan dengan metode analitis dan tidak hanya memperhitungkan faktor bentuk dari pondasi saja namun juga memperhitungkan materialnya (modulus elastisitas dan poisson’s ratio tiang). Perhitungan dengan menggunakan metode analitis dan perhitungan dengan metode numerik (Metode Elemen Hingga) maka hasil perhitungan dengan metode analitis lebih dapat dipercaya bila dibandingkan dengan Metode Elemen Hingga. Hal tersebut dikarenakan parameter tanah yang dibutuhkan sebagai input untuk program Metode Elemen Hingga tidak semua dapat diperoleh, sehingga hanya bisa diasumsikan saja yang mengakibatkan hasil perhitungan menjadi kurang akurat. 6. DAFTAR PUSTAKA Architect Moo, 2014, Penggunaan Batu Bata dan Jenis jenis Pondasi, http://uzvida.eefuarch.com/uncategorized/penggunaan-batu-bata-dan-jenis-jenis-pondasi/ Arifin, Zainul, 2007, Komparasi Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal Dihitung Dengan Beberapa Metode Analisis, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro : Semarang Ariyanto, Dwi Deddy dan Untung, DR.Ir.Djoko, 2013, Studi Daya Dukung Tiang PancangTunggal dengan Beberapa Metode Analisa, Jurnal Teknik POMITS Vol. 1, No.1,(2013) 1-5, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan, Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya Atadroe88, 2011, Jenis-Jenis Pondasi, http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-pondasi.html Bangun, Tomat, 2012, Tahap Pelaksanaan Kalendering, http://tomatbangun.blogspot.com/2012/07/tahap-pelaksanaankalendering. html&h=239&w=32-&tbnid=Uhc-FPqt_-J-M:&zoom=1*docid=08xpgfcla YnM4M&ei=WMGNVYP6Fci8uAT0koPgBQ&tbm=isch&client=ms-androidsonymobile&ved=0CCYQMygKMAo Bowles, J. E., 1991, Analisis dan Desain Pondasi, Edisi Keempat jilid 1, Jakarta : Erlangga Bowles, J. E., 1984, Foundation Analysis and Design, Terjemahan oleh Pantur Silaban. Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta Das, M. B., 1995, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, Jakarta : Erlangga Das, B. M., 2008, Principles of Foundation Engineering Seventh Edition, PWS Publising, Pasific Grove Fakhrozi, Warman, Hendri dan GP, Hendri, 2014, Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal dengan Menggunakan Metode Analitis dan Numerik, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Bung – Hatta Gouw Tjie-Liong, Ir., M.Eng, ChFC,2012, Dasar Teori Metoda Elemen Hingga Dalam Geoteknik, Jakarta Gunawan, Muhammad; Octaviana, Ida Sri dan B., Arifin, 2014, Rasio Hubungan Nilai Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Pengujian Sondir, Kalendering dan Tes PDA pada Jembatan Pelawa Kabupaten Parigi Moutong, Jurnal Infrastruktur Vol.4 No.1 Juni 2014 : 41-49, Jurusan Teknik Sipil,Universitas Tadulako : Palu Gunawan, Rudi, 1985, Pengantar Teknik Fondasi, Yogyakarta : Kanisius Hardiyatmo, H. C, 2002, Teknik Fondasi 2, Edisi Kedua, Yogyakarta : Beta Offset Irsyam, Mansyhur, Rekayasa Pondasi, Bandung : ITB Kasturi, Silvia dan Iskandar, Rudi, 2013, Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga, Jurnal Teknik Sipil USU, “202.0.107.5” Laporan Akhir Penyelidikan Tanah Toll Road Development of Medan-Kualanamu, 2014, Laporan Akhir Penyelidikan Tanah Toll Road Development of Medan-Kualanamu Lauwtjunnji, 2015, Pda Test, http://lauwtjunnji.weebly.com/pdatest.html&h=465&w=677&tbnid=IPqZTYPavjlxXM::&zoom=1&docid=iu3QzRknDilMLM&ei =E8GNVb7WHZSKuAT-q4boDA&tbm=isch&client=ms-androidsonymobile&ved=0CBwQMygCMAI
Napitupulu, Evi D.S, 2012, Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang dengan Menggunakan Metode Analitis Dan Elemen Hingga, jurnal Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara : medan Peck Terzaghi, K., dan Peck, Ralph B., 1987, Mekanika Tanah dalam Praktik Rakayasa, Edisi Keempat jilid 1, Jakarta : Erlangga Plaxis Version 8 Material Models Manual Poulus, H.G., dan Davis, E.H., 1980, Pile Foundations Analysis and Design, America : john Wiley and Sons Publishers, Inc Rahmawati Ayudia, BAB I Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang, http://www.academia.edu/4710752/BAB_I_METODE_PELAKSANAAN_PONDASI_TIANG_PA NCANG S, A. M. Hanif, 2011, Struktur Konstruksi Macam-macam Pondasi, http://bebasopan.blogspot.com/2011/11/struktur-konstruksi-macam-macam-pondasi.html/m=1 Sardjono, H. S., 1988, Pondasi Tiang Pancang Jilid 1, Surabaya : Sinar Wijaya Sardjono, H. S., 1991, Pondasi Tiang Pancang Jilid 2, Surabaya : Sinar Wijaya Siregar, Christina R dan Iskandar, Rudi, 2010, Analisis Daya Dukung Tiang Pancang Secara Analitis Pada Proyek GBI Bethel Medan. Jurnal Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara : Medan Soedarmo, G. D., dan Purnomo, S. J. Edy, 1997, Mekanika Tanah 1, Malang : Kanisius Sosrodarsono, S., dan Nakazawa, 2005, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Jakarta : PT Pradnya Paramita Sudarmo, Djatmiko dan Purnomo, Edy, 1993, Mekanika Tanah 1, Yogyakarta : Kanisius Yadi, Supri, 2013, Pondasi Bor Mini, http://websearch.puresults.info/?pid=708&r=2013/03/10&hid=2641417828&lg=EN&cc=ID&l=1&q=ga%2Cbar +podasi+bor+mini Tomlinson, M.J., 1997, Pile Design and Construction Practice First Edition, View Point Publishing, London Wijaya Karya Beton, 2008, Presentasi Tiang Pancang, Jakarta : Wika Learning Center