ANALISIS KALIUM DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN GRANUL INSTAN UMBI WORTEL (Daucus carota Linn.) 1), 2)
Sutanto 1), Dwi Indriati 2) dan Rista Marta Simanjuntak 3) dan 3) Program Sudi Farmasi FMIPA Universitas Pakuan Bogor Email:
[email protected] ABSTRAK
Minuman granul instan dapat diartikan sebagai produk pangan berbentuk butiran serbuk yang dalam penggunannya mudah larut dalam air dingin atau panas. Wortel memiliki kandungan zat aktif berupa kalium. Selain itu, wortel juga banyak mengandung antioksidan alami yang memiliki manfaat mencegah penyakit. Granul instan umbi wortel ini dibuat dalam 6 formula yang dibedakan oleh jenis bahan baku dalam hal ini wortel dan konsentrasi zat aktif. Pada penelitian ini dibuat dalam sediaan granul instan dari serbuk umbi wortel yang memiliki kandungan kalium dan kandungan antioksidan. Hasil analisi kalium menunjukkan bahwa serbuk umbi wortel impor lebih besar dibandingkan lokal. Sedangkan pada sediaan, kandungan kalium granul instan umbi wortel lokal lebih besar dibandingkan impor. Hal tersebut mungkin dikarenakan jumlah kandungan tidak seragam. Setelah dilakukan pengujian aktivitas antioksidan didapatkan hasil IC50 serbuk umbi wortel impor lebih besar dibandingkan lokal. Sama halnya pada serbuk, pada sediaan granul instan umbi wortel impor IC50 menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan yang lokal. Kata kunci : Granul Instan, Wortel, Kalium, Antioksidan
ABSTRACT Instan granule beverage can be interpreted as food product granular flour are in use easily solube in cold or hot water. Carrot contain active substances is potassium. Besides that, carrots also contain lots of natural antioxidants which has the benefits preventing disease. This carrot tuber instan granules made within 6 formulas were distinguished by types of raw materials in this case carrots and the concentration the active substrace. In this research made in preparation of instant granules from the flour carrot tuber which potassium and antioxidant. Potassium analysis results indicate that import carrot tuber starch greater than local. While in preparation potassium content instan granules local carrot tubers grater than imports. This is probably because total content not uniform. After testing the antioxidant activity IC50 results obtained carrots tuber flour impor greatet than local. Similiarly in the flour the preparation of instan granulers impor carrot tuber IC50 indicate greater result than local. Key Words: Instant Granule, Carrot, Potassium, Antioxidant PENDAHULUAN Wortel adalah tanaman semusim berbentuk rumput yang mempunyai umbi berwarna kemerahan. Umbi ini terbentuk dari akar yang berubah bentuk dari akar yang berubah bentuk dan fungsi sehingga dapat dikonsumsi. Wortel memiliki kandungan zat aktif berupa kalium. Kandungan kalium yeng terdapat pada wortel sebesar 245 mg / 100 gram yang memiliki manfaat dalam membantu kerja otot jantung (Khomsan, 2009). Kalium mudah sekali diserap tubuh, diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil. Perkiraan kebutuhan minimum kalium dalam tubuh sekitar 200 mg
sehari (Almatsier, 2009). Penentuan kadar kalium dengan menggunakan alat AAS berdasarkan pada absorbansi cahaya oleh atom, atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu tergantung pada sifat unsurnya. Antioksidan merupakan senyawa yang akan menghambat atau menunda proses oksidasi substrat pada konsentrasi yang rendah (Vaya dan Aviram, 2001). Karotenoid dan provitamin A, merupakan salah satu antioksidan alami yang banyak terdapat dalam umbi wortel (Soebagio, dkk, 2007). Betakaroten yang terdapat dalam wortel sebesar 74,05 mg/100 gram (Patras, 2009). Betakaroten memiliki sifat antioksidan yang
dapat mencegah penyakit jantung. Selain betakaroten di dalam umbi wortel juga banyak terkandung Vitamin C yang berfungsi sebagai peningkat fungsi imun (Winarsi, 2007). Pereaksi 1,1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH) merupakan radikal bebas yang tidak stabil, berwarna ungu gelap, mudah larut dalam metanol dan etanol. Pengujian aktivitas dengan menggunakan metode ini, dilakukan dengan mengukur besarnya serapan perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning. Intensitas warna dari larutan uji diukur melalui spektofotometer UV-Vis hasil dari uji ini di interpretasikan sebagai IC50, yaitu jumlah antioksidan yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi awal DPPH sebesar 50% (Molyneux, 2004). Produk pangan dalam bentuk minuaman merupakan salah satu produk yang disukai oleh masyarakat terutama untuk menghilangkan dahaga karena sifatnya yang segar dan rasanya yang manis. Minuman granul instan dapat diartikan sebagai produk pangan berbentuk butiran-butiran serbuk yang dalam penggunaannya mudah terlarut dalam air dingin atau panas (Permana dan Azizah, 2010). Granul mengalir lebih baik dibandingkan dengan serbuk. Cara granulasi yang digunakan adalah granulasi kering, prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis tanpa bantuan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya (Kloe, 2010). Metode ini digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, serta tidak tahan air atau pelarut yang digunakan. Penelitian ini menganalisis kalium dan aktivitas antioksidan sediaan granul instan. BAHAN DAN METODE Bahan penelitian berupa umbi wortel (Daucus carota L.) yang berasal dari Pasar Agung Depok (wortel lokal) dan umbi wortel yang berasal dari Pasar Swalayan (wortel impor). Identifikasi tumbuhan ini dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. Pembuatan jus Umbi wortel dikupas dan cuci bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel dengan air mengalir, lalu ditiriskan atau diangin-anginkan di udara terbuka. Selanjutnya wortel dibuat dalam bentuk jus dengan menggunakan juicer extractor.
Pembuatan Serbuk Jus yang diperoleh dijadikan dalam bentuk serbuk dengan mendinginkan jus dengan penambahan 20% laktosa dalam lemari pendingin selama 24 jam sampai membeku. Setelah beku dihaluskan menjadi bentuk serbuk. Kemudian serbuk yang diperoleh diayak dengan ayakan mesh 30, kemudian dihitung rendemennya. Rendemen =
a × 100% b
Keterangan: a = berat serbuk yang didapat b = berat awal serbuk Evaluasi Serbuk Penetapan Kadar Air Ditimbang dengan teliti 1 gram serbuk dan dimasukkan kedalam lempengan magnesium, kemudian dinyalakan tombol hidup pada suhu 105°C ditunggu sampai hasil persen kadar air setara pada layar (± 10 menit). Pengujian ini dilakukan triplo. Penetapan Kadar Abu Ditimbang dengan teliti 2 gram serbuk, lalu dimasukkan ke dalam krus tertutup yang telah dipijarkan dan ditara. Pijarkan dalam tanur pada suhu 550-600°C selama 3 jam hingga arang habis, dinginkan didalam desikator, timbang. (DepKes RI, 1980). Dilakukan 3 kali pengulangan dan dihitung abu total. B−A
Kadar abu = × 100 C Keterangan: A = Berat krus kosong + tutup B = Berat sampel akhir + krus tertutup C = Berat sampel awal Uji Fitokimia Uji Alkaloid Sebanyak 0,5 gram serbuk dengan 10 ml etanol, dipanaskan dan disaring. Diambil 5 ml filtrat dan ditambahkan 2 ml ammonia. Ditambahkan 5 ml kloroform dan kocok dengan perlahan untuk mengekstrak basis alkaloid. Lapisan metanol diambil dengan 10 ml asam asetat. Setelah itu dibagi menjadi 3 bagian. Beberapa tetes reagen Dragendroff ditambahkan kedalam lapisan kloroform, munculnya endapan berwarna coklat kemerahan menunjukkan adanya alkaloid. Selanjutnya beberapa tetes reagen Mayer ditambahkan kedalam lapisan kloroform, munculnya endapan berwarna putih krem menunjukkan adanya alkaloid. Terakhir, beberapa tetes reagen Wagner
ditambahkan ke dalam lapisan kloroform, munculnya endapan berwarna coklat menunjukkan adanya alkaloid (Rajendra, et al, 2011). Uji Flavonid Sebagian 0,5 gram serbuk dimasukkan kedalam metanol, ditambahkan potongan kecil lempengan Magnesium, 1 ml asam klorida ditambahkan melalui sisi tabung uji. Warna magenta menunjukkan adanya flavonoid (Rajendra, et al, 2011). Uji Tanin Sebanyak 0,5 gram serbuk dipanaskan dalam 10 ml akuades didalam tabung dan disaring. Beberapa tetes Feri klorida 0,1% ditambahkan dan diamati warna hijau kecoklatan atau warna biru-hitam menunjukkan adanya tanin (Rajendra, et al, 2011). Uji Saponin Sebanyak 0,5 gram serbuk ditambahkan akuades didalam tabung. Kemudian dikocok dengan kuat dan diamati munculnya buih yang stabil. Buih dicampur dengan 3 tetes minyak zaitun dan kocok dengan keras, setelah itu diamati pembentukan emulsi (Rajendra, et al, 2011). Uji Steroid dan Triterpenoid Sebanyak 25 mg serbuk dan metanol dilarutkan dalam kloroform, disaring dan filtrate diuji untuk steriud dan triterpenoid. Filtrat ditambahkan beberapa tetes asetat anhidrat, aduk sampai homogen. Ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat dengan hati-hati dari sisi tabung uji (Uji Libermenn Buchard). Warna coklat kemerahan menunjukkan adanya steroid dan cincin merah menunjukkan adanya triterpenoid (Rajendra, et al, 2011). Analisis Kalium Penentuan kadar kalium dilakukan sebanyak dua kali, yaitu serbuk umbi wortel lokal dan serbuk umbi wortel impor. Adapun prosesnya sebagai berikut: 1. Sebanyak 2 gram sampel dan contoh ditimbang kedalam masing-masing cawan porselen, diabukan dalam tanur suhu 550°C selama semalam. 2. Abu dalam cawan dimasukkan kedalam gelas piala 100 ml, ditambahkan 25 ml asam klorida 1 : 3 begitu pula dilakukan hal yang sama terhadap blangko. 3. Dipanaskan gelas piala diatas pinggan pemanas sambil ditambahkan 2 tetes asam nitrat pekat hingga volume kira-kira 12,5 ml.
4. Dimasukkan larutan kedalam labu ukur 200 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda garis, kemudian dikocok. 5. Dipipet masing-masing 0,5 ml standar, sampel, blangko, kontrol ditambahkan 8,5 ml akuades (menggunakan Fison’s diluter), ditambahkan 1 ml larutan Na 40.000 ppm, lalu dikocok hingga homogen. 6. Larutan dibaca dengan AAS pada panjang gelombang 770,6 nm (menggunakan gas udara tekanan dan gas asetilena). Parameter AAS: a. Lampu katoda : kalium b. Panjang gelombang :770,6 nm c. Slit : 0,5 nm d. Fuel dan oksigen : 1,5 dan 7 e. Tinggi burner dan sudut : 6 dan max f. Posisi bead : max Uji Aktivitas Antioksidan Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu serbuk umbi wortel lokal dan serbuk umbi wortel impor. Pengujian aktivitas antioksidan yang dilakukan menggunakan metode DPPH, dengan control positif vitamin C. Adapun prosesnya sebagai berikut: 1. Pembuatan Larutan DPPH 1 mM Ditimbang 19,8 mg DPPH, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml yang telah ditutupi alumunium foil dan ditambahkan metanol p.a hingga tanda batas, lalu dihomogenkan. 2. Persiapan Larutan Blangko Dipipet 1 ml larutan DPPH 1 mM kedalam tabung reaksi yang telah ditara 10 ml, ditambahkan metanol p.a sampai 10 ml, kemudian tabung reaksi ditutup dengan kertas alumunium foil dan dihomogenkan. 3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH Penentuan panjang gelombang dilakukan untuk mengetahui serapan maksimum dari panjang gelombang yang digunakan berupa pereaksi DPPH. Penentuannya dengan cara dipipet 1 ml larutan DPPH 1 mM kedalam labu ukur 10 ml yang seluruh bagiannya sudah ditutupi alumunium foil, ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas, labu ukur ditutup dan dihomogenkan. Selanjutnya serapan diukur pada panjang gelombang 510-520 nm.
4. Persiapan Larutan Vitamin C (Kontrol positif)
5.
6.
Ditimbang 50 mg vitamin C, dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml dan dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda batas (1000 ppm). Kemudian dipipet 1 ml larutan vitamin C 1000 ppm, dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda batas (100 ppm). Dipipet 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 dan 1,2 ml dari masing-masing larutan induk kedalam labu ukur 100 ml, untuk mendapatkan konsentrasi sampel 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ppm, kemudian ditambahkan 1 ml larutan DPPH dan metanol p.a sampai batas, labu ukur ditutup dan dihomogenkan. Persiapan Larutan Uji Ditimbang masing-masing 50 gram serbuk wortel setara ekstrak. Dilarutkan didalam metanol p.a sampai 50 ml, sehingga diperoleh larutan konsentrasi 1000 ppm (larutan induk). Dipipet 1 m larutan serbuk wortel 1000 ppm, dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan dilarutkan dalam metanol p.a sampai tanda batas (100 ppm). Dipipet 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 dan 1,2 ml dari masing-masing larutan induk kedalam labu ukur 10 ml, untuk mendapatkan konsentrasi sampel 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ppm, kemudian ditambahkan 1 ml larutan DPPH dan metanol p.a sampai batas, labu ukur ditutup dan dihomogenkan. Uji Reaksi Antioksidan dengan 1,1-difenil-2pikrihidrazil (DPPH) Kedalam larutan uji, larutan blangko, dan larutan control positif (Vitamin C) ditambahkan 1 ml larutan DPPH 1mM, kemudian ditambahkan metanol p.a hingga 4 ml, dan dihomogenkan. Larutan blangko, larutan control positif dan larutan uji segera diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37°C, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Pengukuran presentase hambatan terhadap DPPH dihitung dari rumus berikut: a−b × 100% a Keterangan : a = absorbansi blangko b = absorbansi sampel inhibisi (%) =
Nilai IC50 dihitung dengan memasukkan nilai dari konsentrasi larutan uji sebagai sumbu x dan persen hambatan terhadap DPPH sebagai sumbu y kedalam persamaan garis regresi. y = bx = a
Hambatan Konsentrasi (PPM)
Dimana : x = Konsentrasi serbuk a = intersep b = slope Formulasi Granul Instan Granul instan yang dibuat ada 6 formula, dengan perbedaan konsentrasi zat aktif yaitu 2,5%; 5% dan 7,5% dengan menggunakan dua jenis wortel yaitu wortel lokal dan impor. Tabel 1. Formulasi Granul Instan Umbi Wortel Bahan F1 F2 F3 F4 F5 F6 Serbuk Umbi 0,375 g 0,750 g 1,125 g Wortel Lokal Serbuk Umbi 0,375 g 0,750 g 1,125 g Wortel Impor Sukralosa 0,055 g 0,055 g 0,055 g 0,055 g 0,055 g 0,055 g PVP 0,750 g 0,750 g 0,750 g 0,750 g 0,750 g 0,750 g Lemon 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes essencial oil Laktosa 13,820 g 13,445 g 13,070 g 13,820 g 13,445 g 13,070 g Keterangan : Berat 1 sachet = 15 gram *** Penimbangan jumlah laktosa dilakukan setelah seluruh formula dihitung
Pembuatan Granul Instan Pembuatan granul dilakukan dengan metode granulasi kering. Setelah diperoleh serbuk wortel. Semua bahan yang akan digunakan sebelumnya diayak dengan menggunakan ayakan mesh 30 dan ditimbang sesuai kebutuhan. Pencampuran sebagian laktosa, sukralosa dan PVP yang telah diayak mesh 30 dengan serbuk umbi wortel yang diperoleh hingga homogen. Kemudian ditambahkan etanol 70% yang berguna sebagai pembasah. Didiamkan didalam toples kedap udara yang telah dimasukkan silica gel pada suhu ruangan sampai etanol menguap. Ditambahkan 2 tetes lemon essencial oil, diaduk hingga homogen. Kemudian granul diayak dengan menggunakan ayakan mesh 12. Evaluasi Granul Instan Uji Organoleptik Uji ini meliputi penilaian terhadap karakteristik granul instan yang terdiri atas warna, aroma dan rasa dari granul instan serbuk umbi wortel (Daucus carota L.). Uji Kadar Air Penetapan kadar air granul dilakukan dengan metode Moisture Balance. Ditimbang dengan teliti 1 gram ganul dan dimasukkan kedalam lempengan besi, kemudian tombol dihidupkan pada suhu 105°C ditunggu sampai hasil persen kadar air tertera pada layar setara (± 10 menit). Pengujian ini dilakukan 3 kali penggulangan. Syarat kadar air granul 5%. Uji Waktu Aliran Granul Waktu aliran granul diuji dengan menggunakan alat uji aliran granul (flowmeter). Sebanyak 20 gram bahan dimasukkan kedalam corong lalu diratakan. Alat dinyalakan dan waktu yang diperlukan sebelum
massa granul untuk mengalir dicatat. Laju alir dihitung dengan satuan gram perdetik. Penggujian ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: m a= t Keterangan: a = kadar alir granul (g/detik) t = waktu alir granul (detik) m = massa granul (g) Hasil pengukuran aliran granul kemudian dievaluasi berdasarkan Tabel 2. Tabel 2. Tipe Aliran Berdasarkan Harga Daya Alir Harga daya alir Keterangan (g/detik) > 10 Bebas mengalir 4 – 10 Mudah mengalir 1,6 – 4 Kohesif < 1,6 Sangat kohesif Sumber: Aulton, 1988 Uji Sudut Istirahat (tan ) Uji ini dilakukan dengan cara sejumlah massa granul dimasukkan kedalam corong, kemudian alat flowmeter dinyalakan. Tumpukan serbuk yang terbentuk diukur tinggi dan jari-jarinya. Pengujian dilakukan duplo. Tumpukan granul yang terbentuk diukur tinggi dan jari-jari, sudut istirahat dapat dihitung berdasarkan rumus: tan =
Tinggi tumpukan granul Jari − jari tumpukan granul
Hasil pengukuran sudut istirahat kemudian dievaluasi berdasarkan Tabel 3. Tabel 3. Tipe Aliran Berdasarkan Sudut Istirahat Sudut Istirahat Tipe Aliran < 25 Sangat baik 25 – 30 Baik 30 – 40 Kurang baik > 40 Buruk Sumber: Aulton, 1988 Uji Waktu Larut Dilakukan dengan cara menuangkan 5 gram granul kedalam 150 ml air. Lalu diaduk dan dicatat waktu hingga serbuk terlarut sempurna (Voight, 1995). Analisis Kalium Penentuan kadar kalium dilakukan sebanyak dua kali, yaitu granul instan umbi wortel lokal dan granul instan umbi wortel impor. Adapun cara kerjanya sama seperti penentuan kadar kalium pada serbuk. Uji Aktivitas Antiokidan Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap granul instan umbi wortel lokal dan impor. Pengujian aktivitas antioksidan yang dilakukan menggunakan metode
DPPH, dengan kontrol positif vitamin C. Adapun prosesnya sebagai berikut: Pembuatan Larutan DPPH 1 mM Ditimbang dengan teliti 19,8 mg DPPH, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml yang telah ditutupi alumunium foil dan ditambahkan metanol p.a hingga tanda batas, lalu dihomogenkan. Persiapan Larutan Blangko Dipipet 1 ml larutan DPPH 1 mM kedalam tabung reaksi yang telah ditara 10 ml, ditambahkan metanol p.a sampai 10 ml, kemudian tabung reaksi ditutup dengan kertas alumunium foil dan dihomogenkan. Persiapan Larutan Basis Dibuat dari bahan dari bahan tambahan tanpa dimasukkan zat aktif kedalamnya. Selanjutnya granul yang telah dibuat ditimbang dengan teliti 50 mg. Dilarutkan dalam metanol p.a sampai 50 ml, sehingga diperoleh larutan konsentrasi 1000 ppm (larutan induk). Dipipet 1 ml larutan induk 1000 ppm, dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan dilarutkan dalam metanol p.a sampai tanda batas (100 ppm). Dipipet 0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5 dari masing-masing larutan induk kedalam labu ukur 10 ml, untuk mendapatkan konsentrasi sampel 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm, kemudian ditambahkan 1 ml larutan DPPH dan metanol p.a sampai batas, labu ukur ditutup dan dihomogenkan. Persiapan Larutan Granul Instan Umbi Wortel (Larutan Uji) Ditimabng dengan teliti masing-masing 50 gram granul instan umbi wortel setara ekstrak. Dilarutkan didalam metanol p.a sampai 50 ml, sehingga diperoleh larutan konsentrasi 1000 ppm, dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan dilarutkan dalam metanol p.a sampai tanda batas (100 ppm). Dipipet 0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5 ml dari masingmasing larutan nduk kedalam labu ukur10 ml, untuk mendapatkan konsentrasi sampel 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm, kemudian ditambahkan 1 ml larutan DPPH dan metanol p.a sampai batas, labu ukur ditutup dan dihomogenkan. Uji Reaksi Antioksidan dengan 1,1difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) Kedalam larutan uji, larutan basis, larutan blangko,ditambahkan 1 ml larutan DPPH 1 mM, kemudian ditambahkan metanol p.a hingga 10 ml, dan dihomogenkan. Larutan blangko, larutan kontrol positif dan larutan uji segera diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37°C, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Pengukuran presentase hambatan terhadap DPPH dihitung dari rumus berikut: a−b × 100% a Keterangan: a = absorbansi blangko b = absorbansi sampel inhibisi (%) =
Nilai IC50 dihitung dengan memasukkan nilai dari konsentrasi larutan uji sebagai sumbu x dan persen
hambatan terhadap DPPH sebagai sumbu y kedalam persamaan garis regresi seperti pada penetapan aktivitas antioksidan serbuk. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembuatan Serbuk Umbi wortel yang dibuat dalam bentuk serbuk, pertama-tama dibuat dalam bentuk jus dengan menggunakan juicer extractor sebanyak 2,7 kg wortel lokal dan 2,9 kg wortel impor. Setelah itu diperoleh 1 kg jus wortel lokal dan 1,22 kg jus wortel impor, jus yang diperoleh dibuat dalam bentuk serbuk menggunakan alat freeze dryer dengan penambahan 20% laktosa dari jumlah jus wortel yang didapat. Jadi, laktosa yang digunakan 200 g untuk wortel lokal dan 280 g untuk wortel impor. Selama proses penyerbukan bobot laktosa yang digunakan tidak berkurang atau menguap. Hasil yang diperoleh dalam bentuk serbuk sebanyak 300 g serbuk umbi wortel lokal yang terdiri dari 200 g laktosa dan 100 g jus umbi wortel, sedangkan untuk wortel impor diperoleh sebanyak 440 g serbuk umbi wortel impor yang terdiri dari 250 g laktosa dan 190 g sari umbi wortel. Sehingga diperoleh rendemen 25% untuk serbuk umbi wortel lokal dan 29,33% untuk serbuk umbi wortel impor. Gambar serbuk umbi wortel dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Tabel 4. Hasil Pengujian Kadar Air Serbuk Umbi Wortel Ulangan % Rata-rata % Bahan Kadar Air Kadar Air 3,37% Serbuk Umbi 2,28% 2,62% Wortel Lokal 2,21% 2,45% Serbuk Umbi 2,01% 2,20% Wortel Impor 2,13% Pengujian kadar abu, hasil rata-rata yang diperoleh dari pengujian kadar air dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil dari pengujian kadar abu menunjukkan bahwa keenam formula memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 5% (DepKes RI, 1980). Tabel 5. Hasil Pengujian Kadar Abu Serbuk Umbi Wortel Ulangan Rata-rata % Bahan % Kadar Kadar Abu Abu 0,73% Serbuk Umbi 0,75% Wortel Lokal 0,77% 1,22% Serbuk Umbi 1,22% Wortel Impor 1,22% Hasil Uji Fitokimia Hasil yang didapatkan pada serbuk umbi wortel adalah positif pada flavonoid, saponin dan triterpenoid. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Gambar 1. Serbuk Umbi Wortel Lokal
Gambar 2. Serbuk Umbi Wortel Impor
Karakteristik dari serbuk umbi wortel lokal yaitu memiliki warna kuning, aromanya aromatis lemah khas wortel, memiliki rasa khas wortel dan manis. Sedangkan karakteristik dari serbuk umbi wortel impor yaitu memiliki warna kuning hampir kemerahan, aromanya aromatis lemah khas wortel, memiliki rasa khas umbi wortel dan manis. Hasil Evaluasi Mutu Serbuk Pengujian evaluasi mutu serbuk umbi wortel ini meliputi kadar air, kadar abu dan uji fitokimia. Pengujian kadar air, hasil rata-rata yang diperoleh dari pengujian kadar air dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil dari pengujian kadar air menyatakan bahwa keenam formula memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 5%. Sehingga sediaan granul tidak akan mudah ditumbuhi mikroorganisme karena kadar airnya yang rendah.
Tabel 6. Hasil Uji Fitokimia Serbuk Kandungan Wortel lokal Wortel impor Alkaloid Flavonoid + + Tanin Saponin + + Steroid Triterpenoid + + Hasil Evaluasi Mutu Granul Instan Pengujian mutu granul instan umbi wortel ini meliputi uji organoleptik, kadar air, aliran granul, sudut istirahat dan uji waktu larut. Pengujian organoleptik meliputi aroma, rasa dan warna. Pada parameter aroma secara umum semua formula berbau lemon karena adanya penambahan lemon essencial oil untuk menutupi bau yang berasal dari bahan tambahan. Pengujian kadar air, hasil rata-rata yang diperoleh dari pengujian kadar air granul instan umbi wortel dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil dari pengujian kadar air menyatakan bahwa keenam formula memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 5%. Sehingga sediaan granul tidak akan mudah ditumbuhi mikroorganisme karena kadar airnya yang rendah.
Tabel 7. Hasil Pengujian Kadar Air Granul Instan Umbi Wortel Formula Rata-Rata (%) 1 3,06 2 2,09 3 4,48 4 2,74 5 4,51 6 3,69
Tabel 10. Hasil Uji Kelarutan Granul Instan Waktu Larut Formula (Detik) 1 79.25 2 81.57 3 70.79 4 74.80 5 71.30 6 75.51
Uji aliran granul dilakukan untuk mengetahui apakah aliran pada granul yang telah dibuat memiliki aliran yang baik atau tidak, karena aliran ini akan berpengaruh pada proses kelarutan dan pada saat penyimpanan. Hasil rata-rata dari uji aliran granul dapat dilihat pada Tabel 8.
Hasil Analisis Kalium Hasil analisis kalium dilakukan untuk mengetahui banyaknya kadungan kalium pada sampel. Dalam analisis sediaan granul instan dilakukan pada formula 1 dan 4. Hasil analisis kalium dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 8. Hasil Uji Aliran Granul Instan Umbi Wortel Formula F (gram/detik) Keterangan 1 6,220 Mudah Mengalir 2 8,235 Mudah Mengalir 3 7,055 Mudah Mengalir 4 5,175 Mudah Mengalir 5 6,665 Mudah Mengalir 6 6,035 Mudah Mengalir
Tabel 11. Hasil Analisis Kalium Mg/Kg Nama Sampel (PPM) Serbuk Umbi 199 Wortel Lokal Serbuk Umbi 202 Wortel Impor Formula 1 312 Formula 2 317 Formula 3 439 Formula 4 224 Formula 5 236 Formula 6 365
Hasil yang didapatkan ternyata keenam formula memiliki sifat mudah mengalir artinya setiap molekul memiliki gaya saling tarik menarik yang rendah sehingga tidak terjadi hambatan saat mengalir. Hal ini dikarenakan penggunaan bahan pengikat PVP yang memiliki sifat higroskopis sehingga granul saling menggumpal, saling mengikat dan tidak membutuhkan waktu alir yang lama. Sudut istirahat merupakan uji granul yang penting untuk mengetahui sifat alir dari granul. Serbuk akan membentuk kerucut, semakin datar kerucut yang dihasilkan maka sudut istirahatnya semakin kecil (Voight, 1995). Hasil yang didapatkan menyatakan bahwa keenam formula memiliki sifat dan kecepatan alir yang mudah mengalir. Hasil uji sudut istirahat dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Sudut Istirahat Granul Instan Formula Sudut Keterangan 1 19,470 Sangat baik 2 20,850 Sangat baik 3 22,155 Sangat baik 4 19,565 Sangat baik 5 24,165 Sangat baik 6 19,975 Sangat baik Menurut Voight, 1995, granul yang baik adalah granul yang mudah larut dalam air. Sebanyak 10 gram granul dilarutkan dalam 200 ml air. Hasil yang didapatkan dari keenam formula memiliki waktu kelarutan kurang dari 2 menit. Hasil uji kelarutan dapat dilihat pada Tabel 10.
g/100 g (%) 0,0199 0,0202 0,0312 0,0317 0,0439 0,0224 0,0236 0,0365
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Hasil uji aktivitas antioksidan dilakukan untuk mengetahui banyaknya kandungan antioksidan pada sampel. Semakin Kecil nilai IC50 maka aktivitas antioksidan semakin tinggi (Molyneux, 2004). Tabel 12. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Nama Sampel IC50 (ppm) Serbuk Umbi 11,09 Wortel Lokal Serbuk Umbi 11,47 Wortel Lokal Formula 1 22,26 Formula 2 23,19 Formula 3 23,24 Formula 4 19,37 Formula 5 20,32 Formula 6 21,54 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa serbuk maupun sediaan granul instan memiliki potensi sebagai antioksidan yang baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kadar kalium serbuk umbi wortel lokal adalah 0,0199% dan serbuk umbi wortel impor adalah 0,0202%. 2. Kadar kalium granul instan umbi wortel Formula 1 (0,0312%), Formula 2 (0,0317%), Formula 3 (0,0439%), Formula 4 (0,0224%), Formula 5 (0,0236%) dan Formula 6 (0,0365%), kadar kalium yang paling baik pada Formula 3. 3. IC50 serbuk umbi wortel lokal adalah 11,09 ppm dan serbuk umbi wortel impor adalah 11,47 ppm. 4. IC50 granul instan umbi wortel adalah Formula 1 (22,26 ppm), Formula 2 (23,19 ppm), Formula 3 (23,24 ppm), Formula 4 (19,37 ppm), Formula 5 (20,32 ppm) dan Formula 6 (21,54 ppm), setiap formula memiliki potensi sebagai antioksidan dan aktivitas antioksidan yang paling baik pada Formula 3 . Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka untuk penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan bahan pembantu lain yang dapat meningkatkan kadar kalium serta aktivitas antioksidan, dan penambahan zat pengawet agar tidak mudah ditumbuhi mikroba. Serta perlu dilakukan pengujian stabilitas dan pengujian lama umur simpan pada sediaan granul instan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Edisi ke Enam. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. DepKes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Khomsan, A. 2009. Rahasia Sehat dengan Makanan Berkhasiat. PT. Kompas Media Nusantara. Yogyakarta. Kloe. 2010. Metode Granulasi Kering. Available Online at: http://duniafarmasi.com/farmasetik a/metode-granulasi-kering. Diakses 2 April 2014. Molyneux, P. 2004. The Use of Stable Free Radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioksidan Activity. Songklanakarin J Sci Technol. 26(2):211-219. Patras, A. 2009. Effect of Thermal and High Pressure Processing on Antioxidant Activity and Instrumental Colour of Tomato and Carrot Purees. Elsevier Innovative Food Science and Emerging Technologies. 10, 16-22. Permana, A.E.M.S dan Azizah, T.S. 2010. Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Wortel (Daucus carota L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi. 2(1):1-10. Rajendra, C.E, Magadum, G.S, Nadaf, A.M. 2011. Research Article Phytochemical Screening of The Rhizome of Kaempferia Galanga.
International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research. 3(3):61-63. Soebagio, B. Rusdiana, T. Risnawati, R. 2007. Formula Gel Antioksidan dari Ekstrak Umbi Wortel (Daucus carota L.) dengan Menggunakan Aquapec HV-505. Makalah Kongres Ilmiah XV ISFI. Jakarta. Vaya, J. and M. Aviram. 2008. Nutritional Antioxidants: Mechanisms of Action, Analyses of Activities and Medical Applications. Lipid Research Laboratory Rambam Medical Center,BatGalim,Haifa. http://www.bentham.org/cmciema/sa mple/cmciema11/vaya/vaya-ms.htm. Diakses 14 Januari 2014. Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi 5. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alam dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasinya dalam Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.