JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS IMPLEMENTASI UNIT PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KEBAKARAN DI MALL X, JAKARTA Rosiana Agustin, Bina Kurniawan, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : The limitation of green space at big city like Jakarta make people have no choice to free from stress and went to the mall. Basically mall which is building must have fulfiled the security standar which means it has to attend to the function, and or requirements, and/or operation of buildings as stated in UndangUndang No.28 Tahun 2002 on building. One of the aspect that must be fulfiled is safety for the visitor, the security in the emergency situation such as fire, that’s why building must have good management of fire prevention, one of the elements of fire protection system is an emergency response unit the provisons stipulated in the Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20 Tahun 2009 on technical guidlines of fire management in urban city. Mall X has been implemented the system of prevention of an emergency situation and the result is good. This is evidenced based on the result of interview with 3 key informant and 1 triangulatin. The results showed that for the emergency response unit is already well underway, the regulation has also been created and run optimally, but there are some things that need to be refined further by Mall X regarding to the recruitment of a Fire Safety Manager to be responsible for the implementation of the emergency management, so that there is no overlap job betwen one and other departements. Keywords
: Fire, High Building, Emergency Team
603
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
kebakaran
Latar Belakang
meninggalnya
Pesatnya pembangunan saat ini memberikan lingkungan.
dampak
bagi
Keberadaan
gedung
yang
meyebabkan
sembilan
orang
pengunjung di sebuah diskotik dan bahkan yang terbaru peristiwa pada akhir
tahun
2010,
bertingkat ternyata mengkikis ruang
kebakaran
terbuka
tersedia.
karaoke yang bertempat di gedung
Keberadaan ruang terbuka hijau
bertingkat lantai tujuh di Surabaya.3
(RTH) di Kota Jakarta memang
Beberapa kejadian kebakaran juga
masih
memprihatinkan,
terjadi di pusat perbelanjaan di
karena baru hanya 14 %, karena
Jakarta seperti di Pondok Indah Mal
RTH suatu kota idealnya adalah 30
serta
%. Sesuai dengan Undang-Undang
meledaknya tabung gas di salah
Nomor 26 Tahun 2007 tentang
satu restauran di pusat perbelanjaan
Penataan Ruang, seharusnya RTH
tersebut.4Sebanyak
pada wilayah kota paling sedikit 30
tinggi di ibukota tak memiliki sistem
hijau
sangat
yang
1
di
kejadian
sebuah
Baywalk
Mal
akibat
129
gedung
% dari luas wilayah. Terbatasnya
proteksi
ruang terbuka hijau di kota besar
Gedung tersebut tidak hanya milik
seperti
membuat
swasta, tapi juga milik pemerintah
masyarakat Jakarta tidak memiliki
yang tersebar di lima wilayah DKI
pilihan lain untuk melepas penat
Jakarta.
selain pergi ke pusat perbelanjaan
penghuninya,
Jakarta
atau mal.
2
media
informasi
kebakaran.
sering
dan
keselamatan
umum
belum
pihak pengusaha, pekerja maupun
peristiwa
pihak lain yang berkecimpung di
pertengahan
terjadi
peristiwa
menjadi kebutuhan mendasar bagi
terjatuh dan terjepit eskalator, berita
2010
Rangkaian
bahwa masalah keselamatan kerja
kecelakaan misalnya seorang anak
Agustus
memperbaiki,
tersebut di atas, mengindikasikan
bertingkat, beragam jenis kejadian
Pada
tersebut
kecelakaan di tempat sebagaimana
kecelakaan di mal dan gedung
kebakaran.
keamanan
gedung
untuk
baik.
khususnya untuk sistem keamanan
memberikan berita-berita terjadinya
orang bunuh diri, juga
yang
Untuk
diminta
Beberapa kurun waktu terakhir ini,
kebakaran
tempat
sektor ini, padahal seperti telah kita
peristiwa
pahami
604
bersama
bahwa
setiap
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
terjadinya peristiwa kecelakaan tentu
tinggi, pada peristiwa emergency
mendatangkan kerugian baik bagi
terhadap
huniannya.Hal
pengusaha/pengelola gedung dan
dikarenakan
insan
pusat-pusat perbelajaan dan juga
memiliki kualitas varian pemahaman
membawa
firesafety rata-rata awam berkaitan
malapetaka
bagi
masyarakat dan pengunjung.
upaya
sehingga
gedung wajib memenuhi ketentuan
dan
persyaratan,
pelaksanaan
menyeluruh terhadap pelaku-pelaku di sektor ini.3
penyelenggaraan bangunan gedung dinyatakan
mestinya
pendekatan sistem secara ketat dan
atau
dan/atau
sebagaimana
ketika
dan kesehatan kerja memerlukan
memperhatikan
fungsi,
diri
serta upaya penegakan keselamatan
standar keamanan suatu gedung.
pemenuhan
keselamatan
berada di tempat-tempat tersebut,
pusat perbelanjaan yang berbentuk
harus
terkait
dengan bahaya, dan juga upaya-
Pada dasarnya sebuah mal atau
Artinya,
yang
ini
dalam
Gedung bertingkat dewasa ini
Undang-Undang Nomor 28 Tahun
semakin
2002 tentang Bangunan Gedung.
kota
Setiap pemilik dan/atau pengguna
Keterbatasan
yang
masyarakat berlomba membangun
tidak
memenuhi kewajiban
pemenuhan
fungsi,
persyaratan,
bermunculan besar
dan/atau
gedung
dan/atau
perkantoran
diberbagai
di
Indonesia.
lahan,
membuat
bertingkat
baik
maupun
pusat
penyelenggaraan bangunan gedung
perbelanjaan
dikenai sanksi administratif dan/atau
Dapat dibayangkan betapa sulitnya
sanksi pidana.4
upaya penanggulangan kebakaran
Keselamatan
dan
perbelanjaan
kekhasan
yang
puncak tertinggi. Di Jakarta, gedung bertingkat
mempunyai
berbeda
di
dikarenakan
sektor
peringkat
dengan risiko mudah kebakaran .5
manufaktur,
berbagai
menduduki
keempat sebagai kawasan dengan
bila
dibandingkan dengan keselamatan kerja
apartemen.
misalnya untuk mengalirkan air ke
kesehatan
kerja gedung bertingkat dan pusatpusat
hingga
untuk
Berdasarkan
faktor
klasifikasi
yang
dibuat Standar Konstruksi Bangunan
diantaranya yang paling signifikan
Indonesia,
adalah skala paparan resiko cukup
ketinggian lebih dari 40 meter (8
605
bangunan
dengan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
lantai)
diharuskan
memasang
(sistem
pemadaman
tersebut. Diantara mal di lokasi yang
otomatis) mulai dari lantai satu
sama penulis tertarik untuk meneliti
kecuali untuk ruang mekanikal dan
Mal
sprinkler
kontrol.
6
menghubungkan
X
kedua
gedung
dikarenakan
struktur
Sebab Dinas Pemadam
bangunannya yang unik dipisahkan
Kebakaran tidak dapat menjangkau
oleh skybrdge serta lobbymal yang
bangunan dengan ketinggian lebih
biasa di lewati kendaraan dan posisi
dari 25 meter. Untuk
7
Mal X yang terletak di persimpangan
mencegah
ke arah Jalan Kebon Kacang yang
terjadinya
merupakan jalan umum yang sering
bahaya kebakaran suatu gedung
terjadi
harus memiliki sistem, sistem yang dimaksud
bertujuan
antara
untuk
tertarik
Penanggulangan
keadaan
sistem proteksi baik aktif maupun
kebakaran,
tata
dan
tinggi
tertentu
Permen
Pedoman
No.08
2008
Manajemen
tentang
Keselamatan
Kebakaran Gedung (MKKG) karena penghuni berjumlah lebih dari 500 orang.
Jakarta, memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh mal-mal di sekitar
Berdasarkan hasil dari survey
area tersebut dikarenakan Mal X gedung
Tahun
Kebakaran Mal X wajib memiliki
Manajemen
Mal X berlokasi di pusat kota
dua
unit
Pencegahan dan Penanggulangan
Proteksi Kebakaran di Perkotaan.9
memiliki
dari
DKI Jakarta, dalam Pergub DKI
tentang
Teknis
darurat
terjadi
parkiran. Mall X berlokasi di wilayah
wajib
PU
No.20/PRT/M/2009
apabila
dengan 3 lantai terakhir merupakan
mempunyai MPK seperti yang diatur dalam
mengetahui
X.Mal X memiliki total 13 lantai
laksana
operasional.8 Suatu gedung dengan luas
hendak
penanggulangan kebakaran di Mal
penanggulangan
serta
untuk
kesiapsiagaan
kebakaran (MPK), MPK terdiri dari
tim
yang
Kebon Kacang membuat penulis
yang berada didalam gedung berupa
pasif,
kendaraan
kendaraan
masuk mal atau ke arah Jalan
melindungi harta benda serta jiwa
Manajemen
penumpukan
pendahuluan yang dilakukan oleh
yang
penulis didapatkan bahwa pada Mal
terpisahkan yaitu gedung west dan
X
east serta difasilitasi skybridge untuk
606
pernah
terjadi
kebakaran
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sepanjang
tiga
tahun
Kejadian kebakaran
terakhir.
pihak Mal X sangat memperhatikan
paling
dan sangat serius dalam aspek
yang
baru adalah panel kapasitor meledak
keselamatan
terjadi di Mal X.Mal X terdiri dari dua
pengunjung.
gedung yaitu west dan eastMal, karakteristik
antara
kedua
gedung memiliki risiko kebakaran
mengetahui
unit
penanggulangan serta
kesiapsiagaan keadaan
tata
laksana
operasional dari Mall X
memiliki jenis toko yang sama.Mal X kebakaran
untuk
darurat
yang sama karena keduanya hampir
risiko
keamanan
Tujuan dari penelitian ini adalah
mal
hampir sama yakni masing-masing
memiliki
dan
yang
berbagai
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis
macam sumber bahaya terbakar
penelitian kualitatif dengan metode
seperti dapur di restauran, korsleting
deskriptif,
panel listrik, trafo, power plant, dan
sectional.10Subyek pada penelitian
lain sebagainya.Mal X harus bisa
menggunakan teknik pengambilan
menjamin
para
sampling yaitu purposive sampling.
pengunjung apabila terjadi keadaan
Subyek penelitian ini adalah unit
darurat salah satunya menyiapkan
penanggulangan kebakaran di Mal
skema
X, dengan informan utama adalah
tinggi,
karena
terdapat
keselamatan
keadaan
kebakaran. Pihak
darurat
seperti
kepala
Mal X sudah
pendekatan
unit
cross
penanggulangan
memiliki unit pemadam kebakaran
kebakaran
apabila peristiwa kebakaran terjadi,
penanggulangan kebakaran.
akan tetapi perlu di analisis kembali
peraturan
sudah
sesuai
dengan
pemerintah
yaitu
anggota
unit
Sedangkan informan triangulasi
apakah unit pemadam kebakaran tersebut
dan
dalam penelitian ini adalah HSE Supervisior di Mal X.Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
cara
Nomor 20 tahun 2009. Pihak Mal X
observasi
mendalam
memiliki komitmen yang tinggi akan
kepada
aspek keselamatan dan keamanan
dan
wawancara
(indepth
interview)
informan
utama
dan
informan triangulasi sebagai penguat
bisa dilihat dari sistem proteksi
data.
keadaan darurat dan juga keamanan
Pengumpulan
fakta
dari
fenomena atau peristiwa – peristiwa
saat masuk dan akan keluar gedung,
607
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
yang
bersifat
masuk
khusus
pada
kemudian
kesimpulan
satu dengan masa kerja
yang
3,5 tahun.
bersifat umum.
B. Sistem
Keabsahan
data
dilakukan
dan
Penanggulangan Kebakaran
dengan teknik triangulasi. Teknik
Mall
triangulasi
sistem
dengan
Pencegahan
sumber
X
sudah
menerapkan
pencegahan
dan
membandingkan dan mengecek baik
penanggulangan
derajat kepercayaan pada suatu
darurat kebakaran, akan tetapi
informasi yang diperoleh melalui
masih
waktu dan alat yang berbeda.
kekurangan diantranya belum
keadaan
terdapat
beberapa
memenuhi Peraturan Permen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nomor
A. Karakteristik Informan
20
diantaranya
Tabel 1. Informan Utama
Tahun belum
2009, memiliki
seorang Fire Safety Manager,
Informa n Utama IU 1
Masa Kerja
Pendidi kan
7 tahun
S1
IU 2
3 tahun
SMA
berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa mulai dari perencanaan mengenai rencana tindakan
keadaan
darurat,
pembentukan emergency team, IU 3
4 tahun
SMA
sarana
Terdiri dari Pimpinan Keadaan
lama
7
tahun
2.
proteksi
terjadinya
kebakaran
kebakaran.
pencegahan
serta
Sistem
tidak
hanya
difokuskan kepada sarana dan
pendidikan tertinggi strata satu. Tabel
pengetesan
guna meminimalisir dampak dari
keadaan
darurat. Dengan masa kerja paling
dan
sudah dilakukan oleh Mall X
Darurat serta dua anggota unit penanggulangan
perawatan
prasana
Informan
akan
Triangulasi No
Informan Triangulasi
Masa Kerja
Pendi dikan
1.
T1
3,5 tahun
S1
sumber
proteksi
tetapi
kebakaran,
kesiapan
daya
dari
manusianya
apabila terjadi keadaan darurat kebakaran bisa memadamkan
Informan
triangulasi
api hal ini dikarenakan pelatihan kepada
memiliki pendidikan strata
anggota
penanggulangan
608
tim keadaan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
darurat
dilaksanakan
secara
2. Sumber Daya Manusia
berkala setiap tahunnya.
Pemilihan
C. Unit Penanggulangan Keadaan
untuk
anggota
penanggulangan
Darurat
juga
didasarkan pada pekerjaan
1. Struktur Organisasi
sehari-hari
para
Untuk struktur organisasi di
anggotanya,
Mall X dipilih berdasarkan
mengetahui apa yang harus
keahlian dari masing-masing
dilakukan, dan tentu akan
karyawan. Khusus untuk tim
mempercepat
fire dan tim rescue tidak
penanggulangan
semua security bisa menjadi
darurat.
tim
sesuai, mengingat apabila
fire
atau
tim
rescue
sehingga
waktu
Hal
keadaan ini
dirasa
karena harus memilki syarat
terjadi
diantaranya pernah mengikuti
seperti kebakaran seorang
pelatihan kebakaran, minimal
petugas keadaan darurat
bekerja 2 tahun, memiliki
memiliki
sertifikiat kebakaran kelas D
sesuai dengan kompetensi
atau C. Mall X belum memiliki
yang
seorang
memudahkan
Fire
Safety
keadaan
darurat
tanggung
jawab
dimiliki tentu akan dalam
Manager, padahal di Permen
keadaan darurat, sehingga
PU
tau
No
20
Tahun
2009
gedung dengan luas 500 m2
apa
yang
harus
dilakukan.
atau berpenghuni 500 orang
3. Pelatihan
wajib memiliki seorang Fire
Pelatihan di Mall X dibagi
Safety
yang
menjadi
untuk
evacuation
Manajemen
melibatkan
Manager
bertugas melaksanakan
dua
yaitu
drill
yang seluruh
Penanggulangan Kebakaran
penghuni
gedung
dan
di suatu gedung, akan tetapi
pelatihan
khusus
tim
dalam
pelaksanaannya
penanggulangan keadaan
masih terjadi tumpang tindih
darurat. Untuk evacuation
antara
drill atau simulasi keadaan
departemen
dengan
HSE
departemen
darurat
Safety&Security.
dilaksanakan
setiap satu tahun sekali,
609
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
evacuation drill melibatkan
pelatihan yang dilakukan
seluruh penghuni gedung,
untuk tim pemadam tidak
tidak
yang
dilakukan secara merata,
mengetahui bahwa akan
hanya 1 dari keseluruhan
ada
tim yang sering mengikuti
ada
simulasi
departemen
kecuali
HSE
dan
simulasi, serta untuk tim
departemen
penyelamat tidak semua
Safety&Security.
Dalam
security tau tugas dari tim
pelaksanaannya terdapat
penyelamat, hal ini sangat
sekenario
fatal
terjadinya
keadaan
darurat
berupa
bisa
gempa
ataupun sekenario
mengingat
apabila
keadaan
darurat
terjadi
bumi
dan yang sedang berjaga
kebakaran,
bukan dari tim yang sering
dibuat
oleh
berlatih
tentu
pimpinan keadaan darurat,
memperlambat
setelah
penanggulangan
alarm
akan proses dan
sesungguhnya dinyalakan
kerugian akan kebakaran
kemudian
menjadi semakin besar.
simulasi
berjalan
sesuai
sekenario,
dengan
D. Tata Laksana Operasional
setelahnya
1. Pemeliharaan Sistem Proteksi
dilakukan evaluasi apabila
Untuk proses pemeliharaan
ada
yang
kurang
atau
sistem
proteksi
kebakaran
tidak sesuai dengan SOP.
dilakukan secara internal oleh
Khusus
pelatihan
Departemen E&M, petugas
sesuai dengan Peraturan
yang melakukan adalah HSE
Menteri No 20 th 2009,
dibantu
harus
secara
Pemeriksaan dan pengujian
sudah
dilakukan
berkala
untuk
dilakukan Mall
X
dengan
teknisi.
secara
berkala
minggu,
objek
dilakukan setiap tahunnya
setiap
sangat baik untuk lebih
pemeriksaannya
mengingat lagi tugas dari
bermacam-macam
setiap
dibagi menjadi dua bagian
anggota
tim
namun
penanggulangan keadaan
besar
darurat,
keselamatan alat dan mesin,
akan
tetapi
610
yaitu
pun
inspeksi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dan
sistem
proteksi
mengetahui
bagaimana
kebakaran. untuk jadwal dan
penanggulangan
perencanaannya
darurat, serta jawaban yang
dilakukan
setiap satu tahun sekali, hal
sama.
ini
menerapkan
dibuktikan
dokumentasi
dengan
dalam
HSE
plan
Mall
dibuktikan
menjalankan
keadaan
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku.
Inspeksi
penting
dilakukan
Jika
X fire
dengan
Program, artinya Mall X sudah kewajibannya
keadaan
sudah
emergency
baik,
hal
dengan darurat
skema
kebakaran.
dibandingkan
Peraturan
ini
Menteri
dengan Pekerjaan
untuk
Umum No 20 tahun 2009, Mall
proteksi,
X sudah memenuhi ketentuan
jika terjadi keadaan darurat
dari konten-konten yang harus
alat tersebut dapat digunakan
ada di dalam fire emergency
dengan baik sehingga tidak
plan
menghambat
saat
prosedur
Inspeksi
keadaan
perawatan
sistem
penanggulangan. dan
pengetesan
harus
alat
terdokumetasi
diantaranya
bagaimana
pemberitahuan darurat,
prosedur
juga
pelaksanaan pemadaman awal,
agar
prosedur
evakuasi,
prosedur
tahu kapan waktunya alat
penyelamatan, informasi penting
dikalibrasi, menjaga agar alat
seperti nomor telpon daruat,
dan
rute evakuasi.
sistem
proteksi
tidak
cepat rusak. 2. Rencana
3. Audit
Tindakan
Darurat
Dalam pelaksanaanya di Mall
Kebakaran Hasil
X
wawancara
dengan
audit
internal
setiap enam bulan sekali oleh
informan baik informan utama
HSE
dan
pelaporan
informan
mengetahui mekanisme
triangulasi bagaimana
apabila
dilakukan
dan
E&M. yang
Ada
bernama
enviroment monitoring report
terjadi
dua kali dalam satu tahun,
keadaan darurat kebakaran di
yaitu pada awal dan tengah
Mall X. Dapat dikatakan baik
tahun. Untuk audit lengkap
apabila dari pucuk pimpinan
dilakukan setiap tahun oleh
sampai
dinas pemadam kebakaran
dengan
security
611
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sebelum melakukan simulasi
dengan
yang
seluruh
Pekerjaan Umum No.20 Tahun
pihak termasuk tenant, audit
2009, diantaranya pemasangan
ini
serta perawatan sistem proteksi
melibatkan
wajib
dilakukan
untuk
Peraturan
memperpanjang sertifikat laik
kebakaran,
fungsi suatu gedung yang
organisasi keadaan darurat, akan
dikeluarkan
tetapi masih ada hal yang perlu
oleh
pemadam
dinas
ditambahkan
kebakaran
angkut
seperti
pembentukan
terutama
dalam
struktur organisasi.
setempat. Kemudian Untuk alat
dan
Menteri
2. Unit
lift
penanggulangan
keadaan
dilakukan oleh PJK3 setiap
darurat kebakaran belum memiliki
tahunnya sekali. Pentingnya
Fire Safety Manager, padahal
dilakukan audit adalah untuk
dalam
mengetahui
alat
Pekerjaan Umum No.20 tahun
proteksi,
2009 Mall X diwajibkan memiliki
atau
seorang Fire Safety Manager.
ataupun
standar
sistem
apakah
sesuai
Peraturan
Menteri
membahayakan. Audit sangat
Kemudian
penting
dilakukan oleh 2 dari 4 tim fire
dilakukan
untuk
3. Tatalaksana operasional sudah
tersebut laik beroperasi atau Mall
menjalankan
X
hanya
dan tim rescue
mengetahui apakah gedung
tidak.
pelatihan
dilaksanakan dengan baik mulai
sudah
serangkaian
dari
pembentukan
tim
audit mulai dari alat sampai
perencanaan,
dengan
gedung
pelaksanaan
yang dilakukan oleh lembaga
pengamanan
yang berwenang dan ditunjuk
rencana tindak darurat kebakaran
untuk itu dalam hal audit Mall
semua
X
terlaksana secara berkala.
keandalan
sudah
menjalankannya
KESIMPULAN
1.
1. Sudah ada sistem pencegahan penanggulangan
dan
rencana kebakaran
terdokumentasi
dan
dan
DAFTAR PUSTAKA
dengan baik.
dan
pembuatan
keadaan
darurat yang dilaksanakan sesuai
612
Ruang Terbuka Hijau PenataanRuang.Com [Internet]. [cited 2016 Mar 27]. Available from: http://www.penataanruang.co m/ruang-terbuka-hijau.html
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
2.
Jakarta Dalam Krisis Ruang Publik - KOMPASIANA.com [Internet]. [cited 2016 Mar 27]. Available from: http://www.kompasiana.com/a ulmuhm/bekasi-dalam-krisisruangpublik_56095cc45497738e08 d73886
3.
Aspek K3 Gedung Bertingkat [Internet]. [cited 2016 Mar 27]. Available from: http://disnakertransduk.jatimpr ov.go.id/disnakerlama/index.php?option=com_ content&view=article&id=524: aspek-k3-gedungbertingkat&catid=58:edisi128-agustus2011&Itemid=290/.
4.
Indonesia R. UU no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. 2002;41.
5.
Ramli S. Petunjuk Praktik Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat; 2010.
6.
Kementrian Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. 2013;53(9):1689–99.
7.
Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2006.
8.
Sulaksmono M. Manajemen Keselamatan Kerja. Surabaya: Prestasi Pustaka; 1995.
9.
Kementrian Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 20/Prt/M/2009 Tentang Pedoman Teknis
Manajemen Kebakaran 2009; 10.
613
Di
Proteksi Perkotaan.
Moleong JL. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 1987.