ARTIKEL
ANALISIS GAMBAR EKSPRESI BEBAS TAMAN KANAKKANAK DI KECAMATAN ASEMBAGUS, SITUBONDO, JAWA TIMUR 1
1
Destiara Aulia Citra Luh Suartini, 2Gede Eka Harsana K Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tema gambar ekspresi bebas, (2) elemen gambar ekspresi bebas, dan (3) analisis gambar ekspresi bebas Taman Kanak-kanak Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, diskusi (FGD), dokumentasi, dan kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menujukkan (1) Tema gambar ekspresi bebas Taman Kanak-kanak Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yaitu: pemandangan gunung dan laut, lingkungan sekitar, benda-benda sekitar, (2) Elemen gambar ekspresi bebas Taman Kanak Kanak Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, meliputi elemen-elemennya; garis, bidang, warna, dan (3) Analisis gambar ekspresi bebas Taman Kanak Kanak Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yang terdiri dari hasil positif dan negative, hasil positif terdiri dari anak: anak kreatif atau merdeka, anak cerdas atau pintar, dan sedangkan hasil negatif terdiri dari anak: anak tidak percaya diri, gambar anak berpola, anak tipe haptik, visual dan campuran dan anak hafalan. Kata kunci: Analisis, Gambar Ekspresi Bebas
Abstract This study aimed to describe (1) the theme of the image of free expression, (2) an image element of free expression, and (3) the image analysis free expression kindergarten District of Asembagus, Situbondo, East Java. Data collection techniques used in this study is observation, interviews, discussions (FGD), documentation, and literature. The method used is descriptive qualitative. The results of this study showed (1) Theme images free expression kindergarten District of Asembagus, Situbondo, East Java, namely: a view of the mountains and the sea, the surrounding environment, objects around, (2) Elements image free expression Kindergarten Subdistrict Asembagus, Situbondo, East Java, covering elements; line, plane, color, and (3) Analysis of the images of free expression Kindergarten District of Asembagus, Situbondo, East Java, which consists of a positive result and negative, positive results consisted of children: children's creative or independent, smart kids or smart, and whereas the negative results consist of children: children are not confident, an image of a pattern, the type of children haptic, visual and mixed and children's recitation. Key words: Image analysis, Free Expression PENDAHULUAN Gambar ekspresi bebas memiliki artian dimana kata bebas pada istilah ini menguatkan kata ekspresi, sehingga maknanya ialah menggambar yang lebih menitik beratkan tujuannya kepada ekspresivitas hasilnya. Sesungguhnya jenis kegiatan inilah yang paling cocok buat semua anak, terutama anak-anak dari kelas-kelas rendah atau taman kanak-kanak. Hal ini disebabkan karena kita belum boleh menuntut latihan penguasaan teknis yang menjurus ke pembuatan gambargambar secara mirip. Sejak taman kanak-kanak (TK) sudah dikenalkan dengan yang namanya menggambar. Menggambar adalah media yang paling bebas, dimana mereka langsung dapat mengungkapkan gagasan ide dari dalam diri anak secara bebas. Pembelajaran di TK, anak sering menggambar dengan
tema yang sama yaitu pemandangan. Berdasarkan observasi awal yang dapat dilihat di TK tanggal 2 mei 2016, tidak banyak tema yang digambar oleh anak. Kebanyakan tema yang paling sering digambar oleh anak-anak yaitu pemandangan dengan menggambar gunung kembar, rumah dan bunga. Adapula beberapa anak yang menggambar tema laut atau pantai dengan kapal laut, ikan, tumbuhan di alam laut, dan orang memancing. Pada prinsipnya anak bisa menggambar secara bebas sesuai dengan gagasan serta ide dan pengalaman batin yang pernah mereka rasakan atau mereka alami. Serta bisa menggambar merupakan obsesi setiap orang, tidak terkecuali anak-anak. Dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang sesuai di TK khususnya agar anak dengan leluasa bisa menuangkan
ekspresinya tanpa ragu dan rasa takut. Saat mulai belajar menggambar, biasanya pada diri anak akan timbul rasa takut gambarnya salah atau hasilnya jelek. Bidang Studi Seni Rupa merupakan bagian dari Bidang Studi Kesenian tujuan terdekatnya memberi kebebasan dan kepuasan kepada anak-anak untuk mengungkapkan perasaan mereka atau berekspresi secara bebas. Mengenal, mengetahui, dan memahami dunia anak memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang penuh warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban dan penuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anakanak namun dalam kenyataannya banyak bergantung pada peranan orang dewasa, orang tua atau guru. Dimana, orang dewasa, orang tua atau guru banyak memberikan arahan yang kurang tepat dalam proses belajar dan pembelajaran di TK (menggambar dan mewarnai) di dalam proses pembelajaran tersebut. Anak di tuntut untuk menggambar dan mewarnai dalam tema tertentu dengan penilaian orang dewasa, orang tua atau guru. Dimana di dalam proses pembelajaran anak tersebut diajarkan mampu menggambar secara bebas. Berdasarkan gambaran diatas, maka penulis ingin mengangkat lebih dalam tentang gambar ekspresi anak TK di Kecamatan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Maka dari itu penulis ingin membahas tentang gambar ekspresi bebas di taman kanak-kanak Kecamatan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, karena di TK Kecamatan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur guru tidak memberikan anak dengan menggambar secara bebas karena ditentukan oleh tema. Dengan demikian peneliti ingin membahas mengenai Analisis
Gambar Ekspresi Bebas Taman Kanak Kanak di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur yang mempunyai tujuan untuk mengetahui rupa gambar ekspresi, elemen gambar ekspresi dan analisis gambar ekspresi Taman Kanak Kanak Di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis menggunakan berbagai instrumen untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu : 1. Observasi “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan” (Sutrisno, 1986). 2. Wawancara “Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Bungin, 2002). 3. Dokumentasi Menurut Arikunto (2006 : 158) menyatakan bahwa dokumentasi adalah mencari dan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan. 4. Diskusi
dan
Teori
Miles
Hubrman (FGD) Menurut Kuntjara (2006:86), Diskusi/Focus Group Discussion (FGD) menyampaikan data yang diminati dan dicari oleh peneliti. Hal itu berbeda
dengan kebanyakan kelompok lain yang seringkali membicarakan suatu masalah untuk mencari kesepakatan. Fokus grup juga tidak bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah. Tujuan fokus grup yakni untuk mengumpulkan persepsi, perasaan, dan pendapat orang-orang tentang suatu produk, jasa, atau kesepakatan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tema Gambar Ekspresi Dalam penelitian ini, terdapat beberapa analisis karya gambar ekspresi bebas anak yang telah dilakukan. Tahap penelitian tersebut meliputi bentuk visual, tema dan analisis. Hasil penelitian dari masing-masing tersebut diuraikan sebagai berikut. Tema Pemandangan Gunung Menurut Lowenfeld, (1998) Pada anak usia prabagan (4-7 tahun) bentuk objek disekitarnya sudah menjadikan cerita dari hasil gambarnya. Bentuk gambar. anak mulai mudah ditafsirkan, yang diutamakan anak adalah bagian-bagian yang aktif atau bagian yang bergerak dari suatu objek. Tema anak dalam menggambar itu dapat digolongkan berdasarkan beberapa faktor yaitu lingkungan sosial dan non sosialnya. Lingkungan sosial terdiri dari orang tua, masyarakat dan sekolah. Sedangkan lingkungan non sosial terdiri dari binatang, tumbuhan dan benda-benda sekitar.
Gambar 4.1 Tema Pemandangan Gunung Gambar di atas dapat di golongkan ke dalam tema pemandangan gunung karena gambar yang di hasilnya menyerupai bentuk gunung yang ada di alam atau kenyataannya. Tema Pemandangan Laut
Gambar 4.2 Tema Pemandangan Laut Gambar di atas dapat di golongkan ke dalam tema pemandangan laut karena gambar yang di hasilnya menyerupai bentuk laut yang ada di alam atau kenyataannya. Dimana gambarnya memberikan kesan keadaan di laut dengan beberapa objek yang mendukung di sekitarnya seperti ikan, cumi, kapal laut, perahu, dan tumbuhan laut. Tema Lingkungan Sekitar
Gambar 4.3
Tema Pemandangan Tumbuhan Atau Hewan Gambar di atas dapat di golongkan ke dalam tema lingkungan tumbuhan atau hewan karena yang di hasilkannya adalah keadaan lingkungan sekitarnya yang ada di alam atau kenyataannya. Dimana beberapa objek yang digambarkannya seperti pohon, bunga, hewan, dan buah.
Menurut Lowenfeld, (1998) yang dihasilkan anak masa usia prabagan secara visual adalah bentuk manusia karena mudah dibuat, cukup diwakili oleh garis melingkar, vertikal dan horisontal. Karena pada masa prabagan ini anak lebih mewakili bentuk gambar yang dibuat berdasarkan gerakan tangan.
Tema Benda-benda Sekitar
Gambar 4.4 Tema Benda-Benda Sekitar Yaitu Rumah, Alat Transportasi Atau Mainan Anak Gambar di atas dapat di golongkan ke dalam tema bendabenda sekitar yaitu rumah, alat transportasi atau mainan anak karena yang di hasilkannya adalah keadaan lingkungan sekitarnya yang ada di alam atau kenyataannya. Dimana beberapa objek yang digambarkannya seperti rumah, mobil, jalan, layangan, pesawat, dan permainan di hanphone. Elemen Gambar Ekspresi Bentuk visual yang terpadat pada anak–anak itu sangat beragam dan bervariasi dimana bisa dilihat dari bentuk goresan, garis, warna, bidang, komposisi, tekstur dan variasi atau keratif anak dalam proses menggambar yang dihasilkan. Elemen Garis
Elemen Bidang Menurut Lowenfeld, (1998) yang dihasilkan anak usia masa prabagan pada bidang yaitu anak bebas memikirkan bagaimana, dimana dan dibagian mana saja akan menggambarkan suatu objek pada sebuah kertas gambar. Karena pada masa ini anak belum memikirkan konsep ruang yang berpusat pada intinya dan bagaimana seharusnya menggambarkan ruang. Karena pada maslah ini ruang masih belum bisa terpecahkan. Dapat dilihat pada karya Indah yang saat ini berusia 5 tahun dan masuk di usia anak masa prabagan. Dimana pula ruang yang dihasilkan anak usia masa prabagan anak belum memikirkan bagaimana seharusnya menggambarkan ruang. Tidak ada konsep ruang yang berpusat pada intinya. Objek bisa digambarkan dimana saja dan dibagian mana saja yang mereka inginkan serta satuan objek tidak memiliki kesatuan.
Analisis Gambar Ekspresi Hasil Positif 1) Anak Kreatif Anak kreatif atau merdeka adalah anak yang daya ingatnya luas, ekspresi, memiliki rasa percaya diri, berani, spontan, menyukai banyak warna, gambar bercerita dan sering memainkan otak kanannya. Anak yang dikatakan kreatif atau merdeka itu adalah anak yang sangat berekspresi bebas, tanpa adanya tekanan dari segala pihak, yang secara bebas meluapkan emosinya dan apa yang dialami serta dipikirkan ke dalam sebuah gambar dengan warna yang penuh variasi atau beragam.
Elemen Warna Menurut Lowenfeld, (1998) yang dihasilkan anak usia masa prabagan yaitu penanda objek dengan bentuk bukan warna. Warna yang biasanya dipakai tidak ada hubungannya dengan objek yang digambarkan. Bisa saja gambar manusia dibuat dengan warna merah, kuning, dan lain-lain.
2) Anak Cerdas atau Pintar Anak cerdas itu adalah anak yang memiliki banyak objek gambar, kaya akan bentuk, kaya akan warna, memiliki satu kesatuan dalam gambar serta memilki narasi, apa yang di gambarkan tepat dan cepat, saat menggambar bercelotah, memiliki daya ingat dan ruang serta berceloteh. Serta penulis menyatakan memang benar anak yang dikatakan anak cerdas atau pintar itu adalah gambar yang memiliki banyak objek, beragam bentuk objek yang digambarkan, mempunyai alur cerita yang memilki satu kesatuan gambar serta bervariasi warna yang dihasilkan. Hasil Negatif 1) Anak Tidak Percaya Diri Anak yang tidak percaya diri itu adalah anak yang menggambar dengan ukuran yang kecil sifatnya memusat dan tidak menyukai banyak warna. Dapat dikatakan pula anak yang
tidak percaya diri memiliki posisi saat menggambar dengan tangan kiri di atas, posisi duduk membungkuk, pendiam dan cenderung sendiri. Anak yang dikatakan anak tidak percaya diri itu adalah anak yang cenderung meggambar dengan objek yang kecil, terletak pada bagian yang memusat pada lembar kertas gambar, serta warna yang dihasilkannya pun sedikit atau minim. 2) Gambar Anak Berpola Gambar anak berpola itu adalah anak yang mengikuti daya ingatan gambar apa yang dilihatnya, cenderung mengikuti contoh sehingga tidak memiliki inisiatif Anak yang dikatakan anak dengan gambar berpola adalah anak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor orang lain, dan apa yang mereka gambarkan cenderung mengikuti pola apa yang mereka lihat. Serta menurut pendapat beberapa para ahli diperkuat hasil diskusi yang dilaksanakan pada 15 Juni 2016 menyatakan bahwa anak tidak kreatif adalah anak yang suka mengulang-ulang gambar yang jela dikuasainya. Anak yang dikatakan anak tidak kreatif adalah anak yang dalam menggambarkannya suka mengulang-ulang, gambar yang dihasilkannya pun selalu sama dan meskipun dalam jumlah yang banyak serta warna yang dihasilkannya pun sama dengan warna yang sebelumnya digambarkan begitu seterusnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Garis
Garis yang dihasilkan anak pada masa usia prabagan itu sangat spontan secara visual dimisalkan pada bentuk manusia karena mudah dibuat yaitu cukup diwakili oleh garis melingkar, vertikal dan horisontal. Karena pada masa prabagan ini anak lebih mewakili bentuk gambar yang dibuat berdasarkan gerakan tangan. Karena pada usia masa prabagan ini garis yang dihasilkan terkesan simbol saja. Tema Tema yang dihasilkan pada anak usia masa prabagan biasanya kebanyakan gambar yang dihasilakan berpola atau berulangulang yaitu pemandangan dengan gambar gunung kembar, rumah dan bunga yang berjumlah lebih dari dua. Warna Warna yang dihasilkan anak usia masa prabagan sangat sesuai dengan alam atau kenyataan, padahal anak yang masuk pada usia masa prabagan itu sangat bebas dalam memberikan warna pada gambar yang dihasilkannya. Namun, warna itu bukan penanda objek dengan bentuk bukan warna. Warna yang biasanya dipakai tidak ada hubungannya dengan objek yang digambarkan. Bidang Bidang yang dihasilkan pada anak usia masa prabagan itu penguasaan dalam bidang menggambarnya sangatlah bebas, ada yang memusat dan menyebar. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup skripsi PTK ini antara lain: 1) Bagi Guru
Peneliti menyarankan kepada guru untuk memilih tema secara tepat sesuai dengan tahap kemampuan berpikir anak dan perkembangan anak. 2) Bagi Kepala Sekolah Peneliti menyarankan agar guruguru di anjurkan untuk mengikuti pelatihan proses pembelajaran tentang seni rupa. 3) Bagi Peneliti Lanjutan Peneliti menyarankan kepada peneliti lanjutan untuk lebih jeli lagi dalam melihat dunia anakanak sehingga mampu memberikan inspirasi kepada anak dengan tepat. Mampu mengembangkan metode-metode pembelajara DAFTAR PUSTAKA Peter Salim dan Yenni Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suharso dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Victor Lowenfeld. 1964. Creative and Growth 5th edition. New York.