ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DANA PIHAK KETIGA (DPK) PERBANKAN SYARIAH INDONESIA PERIODE 2007-2012 Kurnia
ABSTAK
Riset ini bertujuan untuk menganalis pengaruh variabel biaya promosi, tingkat bagi hasil, dan BI rate terhadap permintaan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah di Indonesia periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan regresi linear berganda. Dari hasil penelitian, variabel tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap DPK perbankan syariah, yaitu sebesar 99,8 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel biaya promosi, tingkat bagi hasil, dan BI rate secara simultan signifikan berpengaruh terhadap DPK perbankan syariah. Akan tetapi secara parsial dari variabel-variabel tersebut, hanya variabel biaya promosi yang signifikan berpengaruh secara parsial terhadap permintaan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah. Variabel biaya promosi bepengaruh secara positif, sedangkan variabel tingkat bagi hasil dan BI rate berpengaruh secara negatif terhadap DPK perbankan syariah, dan secara parsial tidak berpengaruh terhadap DPK perbankan syariah. Kata Kunci : biaya promosi, tingkat bagi hasil, Bi rate, DPK, regresi linear berganda
ABSTRACT
This research aimed to analyze the effect of variable cost of promotion, the level of profit sharing, and BI rate on demand of depositor funds (DPK) of Islamic banking in Indonesia between 2007January
until 2012December. This study uses Multiple linear regression
analysis method. The result of model shows that variables have great impact to compositor funds of islamic banking indonesia funding until 99,8 percent. The result of study shows the impact that cost of promotion, the level of profit sharing and BI rate impact significant to compositor funds simultanly. But only cost of promotion variable have impact to compositor funds partially. Cost of promotion variable have positive impact, while both the level of profit
1
sharing and BI rate variables have negative impact to compositor funds and have no impact to compositor funds partially. Keywords: cost of promotion, the level of profit sharing, BI rate, Multiple linear regression analysis
PENDAHULUAN
Pertumbuhan bank syariah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jika pada awalnya (tahun 1992) hanya ada 1 (satu) bank syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), maka dalam perkembangannya bank syariah tumbuh cukup pesat dari hanya 1 bank umum syariah (BUS) periode 1992 - 1998, menjadi 11 BUS dan 23 unit usaha syariah (UUS) pada Desember 2012. Kondisi ini didorong oleh diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang mengatur perbankan konvensional dapat membuka unit usaha syariah-UUS (dual banking system). Setelah ditetapkannya Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka jumlah perkembangan bank syariah baik berupa bank umum maupun bank perkreditan syariah terus berkembang. Dana pihak ketiga (DPK) bank syariah peranannya sangat penting untuk menjamin kelancaran operasionalnya. Dana tersebut berupa simpanan dari masyarakat luas, seperti giro, tabungan dan deposito. Bank syariah dalam penghimpunan dana pihak ketiga menerapkan prinsip wadiah dan mudharabah. Perkembangan DPK perbankan syariah memiliki trend yang terus mengalami kenaikan, tahun 2007 DPK sebesar Rp 28,012 milyar hingga tahun 2012 mencapai Rp 147,512 milyar atau mengalami kenaikan 427% selama periode 2007-2012. Komposisi terbesar DPK perbankan syariah berada pada deposito iB diikuti tabungan iB dan giro iB akad wadiah. Pada sisi lain, perkembangan bagi hasil (tabungan iB) selama periode 2007-2012 mengalami fluktuasi atau turun naik, tahun 2007 bagi hasil tabungan iB sebesar 3,32% (Ekuivalen) sedangkan tahun 2012 sebesar 2,37%. Sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 bagi hasi deposito iB untuk jangka waktu 1 bulan melebihi BI rate, ini sebenarnya mengindikasikan bahwa untuk return deposito syariah lebih tinggi dengan return BI rate ataupun deposito konvensional, sehingga tentunya bagi hasil ini menjadi pendorong 2
tumbuhnya deposito pada perbankan syariah secara khusus dan DPK secara umum. Sedangkan untuk perkembangan biaya promosi pada perbankan syariah selama periode 20072012 memiliki trend mengalami kenaikan hal ini tentu sejalan pula dengan data perkembangan DPK yang memiliki trend kenaikan pula pada periode yang sama.
Esensi Bank Syariah
Bank merupakan lembaga keuangan yang dalam kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dana dari masyarakat (surplus unit) dan menyalurkannya kepada masyarakat (deficit unit). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.” Perbankan syariah sebagai lembaga
intermediary memiliki peran penting dalam
mengubah dana-dana yang idle melalui penghimpunan dana dari masyarakat (shahib amal/penabung/investor) dan menyalurkannya kepada peminjam agar dapat digunakan membeli barang dan atau jasa (investasi), sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat. Antonio dan Perwaatmadja (1997) membedakan bank syariah menjadi dua, yaitu bank Islam dan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam; (2) bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Sedangkan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam operasionalnya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dengan demikian, konsep dan operasional bank syariah tidak hanya mengikuti (comply) dengan nilai-nilai Islam namun juga etika bisnis yang sering dikemukakan publik dunia pasca krisis keuangan global. Etika bisnis tersebut mencakup antara lain larangan spekulasi, dikotomi antara sektor riil dan keuangan, larangan riba dan mengedepankan konsep bagi hasil serta keadilan.
3
Dana Pihak Ketiga (DPK) Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa giro, tabungan, dan deposito. 1. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. 2. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 3. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Namun demikian mekanisme operasional penghimpunan dananya harus disesuaikan dengan prinsip syariah, yaitu : prinsip wadiah dan mudharabah. Wadiah, dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik indipidu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendakinya. Ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah menyatakan : “Mewakilkan orang lain untuk memelihara harta tertentu dengan cara tertentu”. Selain itu, wadiah dapat juga diartikan akad seseorang kepada pihak lain dengan menitipkan suatu barang untuk dijaga secara layak (menurut kebiasaan). Dari pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa apabila ada kerusakan pada benda titipan, padahal benda tersebut sudah dijaga sebagaimana layaknya, maka si penerima titipan tidak wajib menggantinya, tetapi apabila kerusakaan itu disebabkan karena kelalaiannya, maka ia wajib menggantinya. Dengan demikian, akad wadiah ini mengandung unsur amanah, kepercayaan (trusty). Mudharabah, prinsip penghimpunan dana yang kedua adalah prinsip mudharabah. Dalam prinsip ini, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik modal, sedangkan bank syariah bertindak sebagai mudharib. Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah.. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi (Huda dan Hekal, 2010).
4
Bagi Hasil
Antonio (2001) menyatakan bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam, yakni pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maa/) dan pengelola (Mudharib). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem pengelolaan dana dalam pembagian hasil usaha yang dapat terjadi antara bank dan penyimpan dana. Nisbah keuntungan adalah salah satu rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahibul al-mal mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara kedua pihak mengenai cara pembagian keuntungan. Menurut Karim (2004), nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase antara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nilai nominal tertentu.
Promosi Perbankan Syraiah
Kotler
(2001)
menyatakan
bahwa
promosi
adalah
merupakan
kegiatan
yang
mengkomunikasikan jasa produk dan menganjurkan pelanggan sasaran untuk membelinya. Madura (2001) menyatakan bahwa, “promosi adalah tindakan menginformasikan dan mengingatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek”. Jadi penyelenggaraan promosi adalah berusaha untuk bergerak, berkomunikasi dengan apapun bentuknya untuk menyampaikan pesan kepada sebagian khalayak. Jelas tujuan promosi adalah untuk membujuk, mengajak menyarakat untuk berubah image terhadap suatu produk atau jasa. Sedangkan Menurut William J. Staton, menyatakan promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan pengeluaran yang meyakinkan kepada calon konsumen tentang barang dan jasa, yang mempunyai tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan menyakinkan calon kosumen (Alma, 2000) Kegiatan promosi ssecara terus-menurus dan terencana dapat memecahkan tiga persoalan penting dalam setiap bisnis, tidak terkecuali bank syariah (Lamb et al, 2001), persoalan tersebut adalah:
5
a) Informasi produk, promosi dapat memberikan informasi tentang bauran pemasaran, produk, sistem distribusi, harga dan manfaat utama yang ditawarkan oleh produk bank syariah. b) Persepsi masyarakat. Promosi dapat memecahkan persepsi konsumen yang keliru terhadap produk perusahaan yang memasarkannya. Promosi dapat digunakan atau meluruskan persepsi atau meningkatkan citra bank syariah menjadi nomor 1 dibenak masyarakat Indonesia, bahkan tidak mustahil
keseluruh penjuru dunia.
c) Promosi dapat mendorong terjadinya keinginan untuk membeli atau menggunakan merek/produk (buying brand registred), baik secara langsung maupun pada masa yang akan datang (tidak langsung).
BI Rate (SBI)
Suku bunga Bank Indonesia (BI rate) adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (Bank Indonesia, 2012). BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai kebijakan moneter. Salah satu penelitian yang bertujuan untuk prediksi BI rate yaitu pernah dilakukan oleh Ayu Azmy Amalia dan Agus Maman Abadi dalam penelitiannya “Prediksi Suku Bunga Bank Indonesia (BI rate) menggunakan model Neuro Fuzzy.” Pemodelan dalam penelitian
tersebut dibuat menjadi 6 model, dengan salah satu modelnya menggunakan
variabel input BI rate hingga 6 bulan sebelumnya pada akhir periode 2011 serta dalam model lain menggunakan variabel kurs, jumlah uang beredar (M2), inflasi, dan IHSG. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dari 6 model yang dibuat dalam prediksi BI rate itu hanya 1 model yang didapat dengan tingkat prediksi yang terbaik diantara semua model yaitu model dengan variabel input BI rate hingga 6 bulan sebelumnya (Kahfi dan Akhirson, 2012).
6
Penelitian Terkait DPK
Penelitian yang dilakukan oleh Lulu Mazidah di bank syariah Mandiri dan Yulyana R. Widyanti di bank syariah Mega misalnya, keduanya menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga bank konvensional, Produksi Domestik Bruto (PDB), dan inflasi mempengaruhi DPK yang dihimpun oleh kedua bank syariah tersebut. Baik Mazidah maupun Widyanti juga menemukan bahwa tingkat imbal bagi hasil (nisbah, bonus, dll) tidak berpengaruh terhadap DPK. Kesimpulan yang terakhir disebut agak kontradiktif dengan hasil temuan Irbid dan Zarka (2001) yang menyatakan bahwa nasabah bank syariah lebih digerakkan oleh motif keuntungan yang akan diperoleh nasabah. Oleh karena imbal bagi hasil adalah salah satu keuntungan yang akan diperolah oleh nasabah, maka logikanya adalah bahwa imbal bagi hasil turut berpengaruh terhadap DPK bank syariah. Hal senada juga terlihat dari penelitian Miftahul Hasan (2007) yang berkesimpulan bahwa tingkat bagi hasil mempunyai pengaruh terhadap DPK. Dengan mengambil sampel pada produk mudharabah, ia menyatakan bahwa bagi hasil berpengaruh secara signifikan dan berhubungan positif. Temuan Irbid dan Zarka (2001) dan Hasan (2007) tersebut juga diperkuat oleh hasil penelitian Center for Bank Research Universitas Andalas (2001) yang menyatakan bahwa tingkat keuntungan turut mempengaruhi nasabah bank syariah. Penelitian Mazidah dan Widyanti di atas telah menemukan tiga faktor yang merupakan variabel bebas yang mempunyai predictive power, maka penelitian yang dilakukan Ahmad Sonhaji menemukan satu lagi variabel yang berpengaruh terhadap DPK, variable bebas tersebut adalah Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Dalam jangkauan waktu penelitian tahun 2001 sampai 2006 dan dikhususkan terhadap bank syariah di Jawa Timur, Sonhaji menemukan bahwa SWBI merupakan faktor yang berhubungan positif terhadap DPK dan berpengaruh secara signifikan. Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Ilmiawan Awalin menambah lagi faktor yang berpengaruh terhadap DPK bank syariah, yaitu faktor Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan menggunakan analisis regresi dan dalam kurun waktu penelitian tahun 2003 sampai 2006, Awalin berkesimpulan bahwa DPK bank syariah turut dipengaruhi oleh SBI yang ternyata berhubungan secara negatif, ini artinya bahwa jika SBI naik, maka DPK bank syariah akan turun demikian pula sebaliknya. Yang menarik dari penelitian Sonhaji dan Awalin ini adalah kesimpulan mereka bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap DPK. 7
Kesimpulan tersebut mengundang dua pertanyaan menggelitik. Pertama, jika memang SBI berpengaruh terhadap DPK (sebagaimana temuan Awalin), tetapi mengapa inflasi tidak berpengaruh terhadap DPK. Pertanyaan ini muncul karena selama ini yang terjadi dalam kebijakan moneter di Indonesia adalah, jika inflasi naik maka SBI akan turut naik guna menekan laju inflasi dan demikian juga sebaliknya. Kedua, kesimpulan Sonhaji dan Awalin bahwa DPK tidak dipengaruhi inflasi, berseberangan dengan temuan Mazidah dan Widyanti yang berkesimpulan bahwa inflasi berpengaruh terhadap DPK. Hasil penelitian Yusuf Syafingi di PT. FIF syariah Cab. Yogyakarta dan Endang Sunarsih (2001) menyimpulkan bahwa biaya promosi berpengaruh positif terhadap jumlah nasabah di lembaga keuangan syariah. Akan tetapi dua penelitian tersebut belum menyentuh secara khusus dalam dunia perbankan syariah.
PERMASALAHAN
Penelitian ini
mengkaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh dari tingkat bagi hasil dan biaya promosi perbankan syariah serta BI rate 1 bulan terhadap permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah secara parsial ? b. Bagaimana pengaruh dari tingkat bagi hasil dan biaya promosi perbankan syariah serta BI rate 1 bulan
terhadap permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah secara
simultan ? c. Seberapa besar pengaruh dari tingkat bagi hasil dan biaya promosi perbankan syariah serta BI rate 1 bulan terhadap permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah ?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada permasalahan di atas tujuan penelitian ini adalah: a. Mengetahui pengaruh dari tingkat bagi hasil dan biaya promosi perbankan syariah serta BI rate 1 bulan terhadap permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah secara parsial. 8
b. Mengetahui pengaruh dari tingkat bagi hasil dan biaya promosi perbankan syariah serta BI rate 1 bulan terhadap permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah secara simultan. c. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari tingkat bagi hasil dan biaya promosi perbankan syariah serta BI rate 1 bulan terhadap permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah.
METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah yang ada di Indonesia, baik itu BUS maupun UUS. Dikarenakan seluruh bagian dalam populasi masuk dalam objek penelitian maka tidak digunakan metode sampling.
Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil (X1) dan biaya promosi (X2) serta BI rate (X3). Sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah dana pihak ketiga (Y). Adapun kurun waktu penelitian (time series) mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Operasional varibel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1). Tingkat Bagi Hasil (X1) Tingkat bagi hasil yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat bagi hasil deposito iB satu bulan dengan pertimbangan deposito memberikan kontribusi besar terhadap DPK pada perbankan syariah sehingga dapat diasumsikan merefleksikan besaran DPK perbankan syariah, 2). Biaya Promosi (X2) Biaya promosi yang dimaksud yaitu biaya promosi yang dikeluarkan perbankan syariah melalui media cetak ataupun elektronik, 3). BI Rate (X3)
9
Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik untuk jangka waktu satu bulan, 4). Dana Pihak Ketiga (Y) Dana yang dihimpun perbankan syariah yang meliputi tabungan iB, deposito iB dan giro iB yang dijumlahkan secara keseluruhan.
Metode Analisis Data Terdapat 3 (tiga) variabel bebas yang akan diuji pada penelitian ini, yaitu tingkat bagi hasil dan biaya promosi serta BI rate. Dengan demikian pengujian hipotesis untuk melihat hubungan antara variabel tersebut akan menggunakan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε Dimana : Y
:
Dana pihak ketiga (DPK).
X1
:
Tingkat bagi hasil.
X2
:
Biaya promosi.
X3
:
BI rate
ε
:
Variabel pengganggu (error terms)
bo, b1, b2
:
Koefisien regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas
Dari hasil analisis data menggunakan SPSS 17, didapatkan nilai Skewness sebesar -0,656 dan standar error Skewness sebesar 0,285, sehingga rasio Skewness menjadi 2,302. Sedangkan nilai Kurtosis adalah 4,776 dan standar error Kurtosis adalah 0,563. Jadi nilai rasio Kurtosisnya adalah 0,848. Dari nilai rasio Skewness memang tidak berada antara nilai antara -2 hingga +2 tapi nilai rasio Kurtosis berada antara -2 hingga +2 dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah mendekati normal.
10
Uji Autokorelasi
Dari analisis menggunakan SPSS 17, didapatkan nilai DW untuk data yang dianalisis adalah sebesar 2,042. Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan nilai dL dan dU dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, sampel yang digunakan adalah 72, sedangkan variabel penjelas sebanyak 3, maka didapatkan nilai dL dan dU sebesar 1,48 dan 1,69. Berdasarkan nilai dU dan dL tersebut maka nilai d sebesar 2,46 berada antara 4-dU dan 4-dL, hal ini menunjukkan bahwa tidak bisa diambil kesimpulan apakah terdapat autokorelasi atau tidak.
Uji Multikolinearitas
Untuk melihat terjadi atau tidaknya multikolinearitas pada penelitian ini, maka digunkaan uji VIF. Bila nilai VIF lebih besar dari 10 maka diindikasikan pada model dalam penelitian ini terjadi multikolineritas. Setelah dilakukan analisa menggunakan SPSS 17, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Uji Collinearity
Coefficients
Model 1
(Constant) Promosi Bagi Hasil BI Rate lag_dpk
a
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
3508.931
2835.211
20.559
3.127
-544.875
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
1.238
.220
.046
6.575
.000
.652
1.534
2834.045
-.001
-.192
.848
.876
1.141
-45694.622 32718.809
-.015
-1.397
.167
.289
3.465
.961
84.721
.000
.245
4.076
.991
.012
a. Dependent Variable: Dana Pihak Ketiga
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS), Bank Indonesia, data diolah Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai VIF untuk variable promosi adalah 1,534, nilai VIF untuk variable tingkat bagi hasil adalah 1,141, dan nilai VIF untuk BI rate adalah 11
3,465. Dari tabel diatas menunjukan bahwa semua nilai VIF kurang dari 10, artinya tidak terdapat multikoliniearitas antara variabel bebas, asumsi ini terpenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas juga dapat dilhat dengan menggunakan Scatterplot. Bahwa dari gambar dibawah tidak terdapat pola yang terbentuk. Seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1 Scatterplot Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS), Bank Indonesia, data diolah
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yakni untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas (biaya promosi, tingkat bagi hasil dan BI rate) terhadap dana pihak ketiga pada perbankan syariah, baik secara parsial maupun secara simultan serta untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil olahan data regresi atas faktor-faktor yang mempengaruhi dana pihak ketiga pada perbankan syariah yang terdiri dari : biaya promosi, tingkat bagi hasil, dan suku bunga (BI rate) terhadap dana pihak ketiga yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
12
Tabel 2 Analisis Regresi Coefficientsa Standardi zed
Model 1
Unstandardized
Coefficie
Coefficients
nts
B (Constant)
Beta
3508.931 2835.211
Promosi
20.559
t
Sig.
1.238
.220
3.127
.046
6.575
.000
-544.875 2834.045
-.001
-.192
.848
-45694.622 32718.809
-.015
-1.397
.167
.961
84.721
.000
Bagi Hasil Suku Bunga
Std. Error
lag_dpk
.991
.012
a. Dependent Variable: Dana Pihak Ketiga Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS), Bank Indonesia, data diolah
Berdasarkan hasil pengujian tersebut di atas, dapat dibuat model persamaan untuk menjelaskan hubungan antara tingkat bagi hasil dan biaya promosi serta BI rate terhadap dana pihak ketiga (DPK), sebagai berikut: Y = 3508,931 + 20,559X1 – 544,875X2 – 45694,662X3+ 0,991X4+ µ Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa : a. Dari hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel konstanta model regresi diatas mempunyai koefisien 3508,931. Nilai koefisien regresi untuk konstanta yang sebesar 3508,931, artinya bahwa jika biaya promosi, tingkat bagi hasil dan BI rate dianggap tidak ada atau diasumsikan tetap, maka DPK akan bernilai sebesar 3.508,931 milyar rupiah. b. Nilai koefisien regresi untuk variable promosi adalah 20,559. Angka tersebut memiliki makna bahwa setiap terjadi peningkatan biaya promosi sebesar 1 rupiah yang dilakukan oleh perbankan syariah maka akan meningkatkan permintaan DPK sebesar 20,559 milyar rupiah. 13
c. Variabel tingkat bagi hasil mempunyai koefisien regresi -544,875. Berdasarkan koefisien regresi di atas menunjukan bahwa dengan meningkatnya tingkat bagi hasil sebesar 1 persen, maka akan menurunkan DPK sebesar 544,875 milyar rupiah. d. Variable BI rate (suku bunga) mempunyai koefisien regresi -45694,662. Artinya adalah ketika suku bunga meningkat sebesar sebesar 1 persen maka akan menurunkan DPK sebesar 45694,662 milyar rupiah. Untuk melihat seberapa besar variabel-variabel bebas yang ada dalam menjelaskan variabel terikat dalam hal ini dana pihak ketiga, maka dapat dilihat dari nilai R square. Berikut hasil pengolahan dengan SPSS 17 :
Tabel 3 R Square Model Summaryb
Model
R
1
.999a
R Square .998
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.998
1.6987289E3
Durbin-Watson 2.460
a. Predictors: (Constant), lag_dpk, Bagi Hasil, Promosi, BI rate b. Dependent Variable: Dana Pihak Ketiga Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS), Bank Indonesia, data diolah
Dari uji analisis yang dilakukan dengan SPSS 17 dihasilkan nilai R square adalah 0,998. Artinya hanya 99,8% variability variabel DPK mampu dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu biaya promosi, tingkat bagi hasil, dan BI Rate. Sedangkan sisanya 0,2 % dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.
Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah tingkat bagi hasil dan biaya promosi bank syariah serta BI rate. Pengujian dilakukan berdasarkan 14
jumlah variabel bebas yang diuji, sementara periode data penelitian dimulai dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2012. Berikut adalah hasil analisis yang dilakukan dengan SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Uji Simultan
Uji simultan (uji F) dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Dari persmaan diatas didapat hipotesis sebagi berikut : H0 : β1= β2 = β3= 0,
artinya tidak ada pengaruh yang nyata secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 = 0 ,
artinya ada pengaruh yang nyata secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jika F Hitung > Ftabel berarti H0 di tolak , artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Berikut hasil pengolahan dengan SPSS 17 :
Tabel 4 Uji Simultan (Anova) ANOVAb Sum of Model 1
Squares Regression Residual Total
df
9.130E10 1.905E8 9.149E10
Mean Square 4
F
2.283E10 7909.958
Sig. .000a
66 2885680.022 70
a. Predictors: (Constant), lag_dpk, Bagi Hasil, Promosi, Suku Bunga b. Dependent Variable: Dana Pihak Ketiga Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS), Bank Indonesia, data diolah
Dari tabel diatas diketahui bahwa Fhitung sebesar 7909,958. Artinya F hitung > F tabel, karena dilihat dari signifikansi α < 5%. Sehingga dapat diartikan tingkat bagi hasil, biaya
15
promosi, dan suku bunga Indonesia (BI rate) secara bersama-sama signifikan mempengaruhi dana pihak ketiga (DPK) secara statistik pada alpha 5%.
Uji Parsial
Disamping melakukan uji simultan juga dilakukan uji secara parsial (uji t), apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempengaruhi varabel terikat. Dalam uji t ini jika : t
hitung
> t
tabel
, H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari
masing-masing variabel yang diuji. Berikut adalah hasil pengolah daari SPSS 17 :
Tabel 5 Uji Parsial (Coefficients) Coefficientsa Stand ardize d Unstandardized
Coeffi
Collinearity
Coefficients
cients
Statistics Tole ranc
Model 1
(Constant) Promosi Bagi Hasil BI rate lag_dpk
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
e
VIF
3508.931
2835.211
1.238
20.559
3.127
.046 6.575
.000 .652 1.534
-544.875
2834.045 -.001 -.192
.848 .876 1.141
-45694.622
32718.809 -.015 -1.397
.167 .289 3.465
.991
.012
.961 84.72
.220
.000 .245 4.076
1 a. Dependent Variable: Dana Pihak Ketiga Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS), Bank Indonesia, data diolah
16
Dari hasil olahan SPSS 17 yang dilakukan dapat terlihat dalam tabel 5 diatas, bahwa hanya variabel promosi yang memiliki nilai t hitung > t tabel . Hal ini dilihat juga dari signifikansi yang ada dibawah 5%. Untuk tingkat bagi hasil dan BI rate memiliki nilai signifikan diatas 5%. Kondisi ini menunjukkan bahwa variabel tingkat bagi hasil dan BI rate secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap permintaan dana pihak ketiga. Sedangkan variabel biaya promosi secara parsial memiliki pengaruh terhadap permintaan dana pihak ketiga secara statistik pada alfa 5%. a. Nilai t statistik untuk variabel promosi adalah sebesar 6,575 dan nilai signifikansi pvalue 0,00 berarti nilai p-value kecil dari 0,05, maka tolak hipotesis nol dan tidak tolak hipotesis satu yang berarti bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap DPK. Koefisien regresi bertanda positif menunjukan bahwa semakin tinggi biaya yang dikeluarkan untuk promosi maka jumlah DPK akan meningkatkan. b. Variabel tingkat bagi hasil mempunyai nilai t statistic -0,192 dan nilai signifikansi pvalue 0,848 > 0,05, maka tidak tolak hipotesis nol yang berarti bahwa tingkat bagi hasil tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap peningkatan DPK. Kondisi ini tidak sesuai dengan hipotesis bahwa ada pengaruh positif dari tingkat bagi hasil terhadap demand DPK. c. Variabel BI rate mempunyai nilai t statistic -1,397 dan nilai signifikansi p-value 0,167 > 0,05, maka tidak tolak hipotesis nol yang berarti bahwa BI rate (suku bunga) tidak berpengaruh secara parsial terhadap DPK.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dana pihak ketiga pada perbankan syariah secara parsial, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ini menunjukkan variabel tingkat bagi hasil dan BI rate secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap permintaan dana pihak ketiga. Sedangkan variabel biaya promosi secara parsial memiliki pengaruh terhadap permintaan dana pihak ketiga secara statistik pada alfa 5%. 17
2. Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi permintaan dana pihak ketiga pada pebankan syariah secara simultan, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan vaiabel biaya promosi, tingkat bagi hasil dan suku bunga (BI rate) berpengaruh secara simultan terhadap permintaan dana pihak ketiga. 3. Dari uji analisis yang dilakukan dengan SPSS 17 dihasilkan nilai R square adalah 0,998. Artinya hanya 99,8 % variability variabel DPK mampu dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu biaya promosi, tingkat bagi hasil, dan BI rate, sedangkan sisanya 0,2 % dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.
Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan maka terdapat saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan khususnya perbankan syariah, yaitu : 1. Mengingat
bahwa
faktor
yang
paling
dominan
berpengaruh
terhadap
permintaan DPK adalah biaya promosi, maka disarankan kepada pihak perbankan syariah agar perlunya memperhatikan dan meningkatkan upaya terutama yang terkait dengan biaya promosi perbankan syariah. 2. Kepada peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini agar menambah variabel-variabel lain yang mempengaruhi permintaan dana pihak ketiga.
DAFTAR PUSTAKA Al Qur’an . Agustianto (2002), Percikan Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung, Forum Kajian Ekonomi dan Perbankan Islam (FKEBI) IAIN SU bekerjasama dengan Citapustaka Media. Ahmad, N dan Haron, S. (2001). Perception of Malaysian Corporate Customers Toward Islamic
Banking Products
&
Services,
International Journal of Islamic
Financial Service, Vol. 3 No. 4. Almilia, L. S. & Utomo, A. W. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Desember 2008.
18
Almossawi, M. (2001). Bank selection criteria employed by college students in Bahrain: an emperical analysis, The International Journal of Bank Marketing, Vol.19 No. 3, pp 115. Antonio, M.S. (2001). Bank Syariah, dari Teori ke Praktik. Gema Insani, Jakarta. Bank Indonesia dan Lembaga Penelitian IPB (2000). Penelitian Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Barat. Bogor: BI dan Lembaga Penelitian IPB. Bank Indonesia (2013), Statistik Perbankan Syariah, Jakarta, http://www.bi.go.id. Chapra, M. Umer (2000), The Future of Economics: An Islamic Perspective, Leicester, UK, The Islamic Foundation. Cipta, Dadi Esa (2010), Pasar uang Antar-Bank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) Sebagai Salah Satu Sarana Pengelolaan Likuiditas Jangka Pendek Perbankan Syariah. www.bi.go.id Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan - Bank Indonesia. (2000). Ringkasan PokokPokok Hasil Penelitian “Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Pulau Jawa. Jakarta: Bank Indonesia. Dwijayanthy, Febrina, Prima Naomi (2009). Analysis of Effect of Inflation, BI Rate, and Exchange Rate on Bank Profitability (Period 2003-2007), Jurnal Karisma, Vol. 3 (2): 87-98, 2009, Jakarta Engel, F.J.Roger. D Blackwell, and Paul W. Miniard. (1995). Customer Behavior. Eight Edition, The Dryen Press, Harcourt Brace College Publishers, Fort Wort. Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Giro Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah. Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Haron, Sudin, Norafifah Ahmad and Sandra L. Planisek. (1994). “Bank Patronage factors of Muslim and Non-Muslim Customers”. The International Journal of Bank Marketing. 12 (1). Hilman, Imam dkk, (2003), Perbankan Syariah Masa Depan, Senayan Abadi Publishing, Jakarta 19
Huda, Nurul, Muhammad Heykal (2010), Lembaga Keuangan Islam Pendekatan Teoritis dan Praktis, Prenada Kencana, Jakarta Kahfi, Akhmad (2012). Estimasi Tingkat Bi Rate Berdasarkan Faktor Nilai Tukar(Kurs Usd/Rp), Jub, Inflasi, Ihsg Dan Pdb Menggunakan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (Anfis), Fakultas Ekonomi Gunadarma, Jakarta Karim, A.A. (2006). Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Kasmir. (2004). Pemasaran Bank. Kencana, Jakarta. K. Lewis Mervyn, Latifa M. Algaoud (2007),
Perbankan Syariah Prinsip, Praktek, dan
Prospek, Serambi, Jakarta. Kotler, Philip. (2003). Marketing Management Eleventh Edition. Pearson Education Ltd. New Jersey Lupiyoadi, Rambat (2001). Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktik. Salemba Empat, Jakarta Muhammad (2002), Manajemen Bank Syari’ah, UUP AMP YKPN,Yogyakarta, Peraturan Bank Indonesia No.11/15/PBI/2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah, tanggal 29 April 2009. Rahardja, P. & Manurung, M. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi dan Makroekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. (2004). Consumer Behavior. 8th
ed. Pearson
Educational International, New Jersey. Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. (2007). Perilaku Konsumen 7th ed. Terjemahan. PT Indeks, Jakarta. Sekaran, Uma (2009), Research Methods for Business, Edisi 4, Jakarta, Salemba Empat. Siamat. Dahlan (2005). Manajemen Lembaga Keuangan “Kebijakan Moneter dan Perbankan” edisi kelima. Jakarta: FEUI. Siddiqi, M. Nejatullah (1996), Pathnership and Profit Sharing In Islamic Law, diterjemahkan oleh, Mumtihani, Fahkriyah kedalam edisi Bahasa Indonesia, Kemitraan dan Bagi Hasil Dalam Hukum Islam, PT. Dana Bakti Prima Yasa, Yogyakarta. Sudarsono, Heri, dan Hendi Yoga Prabowo (2006),
Istilah Istilah Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta. Zuhdi, Ramzi (2010), iB (ai-Bi) Melaju Dengan Strategi Baru,www.bi.go.id
20
Zulkifli, Sunarto (2003), Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, Zikrul Hakim, Jakarta. Undang-Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Wibowo, E. dan Widodo, U.H. (2005). Mengapa Memilih Bank Syariah? Ghalia Indonesia, Bogor. Zeithmal, Valerie A., and Bitner,Mary Jo. (2000), Service Marketing: Integrated Customer Focus Across the Firm, McGrow H
21