JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACT) PADA PELAKU SELFIE DIATAS GEDUNG BERTINGKAT JAKARTA Fyka Ferziandhani*), Bina Kurniawan **), Ekawati ***) *)Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP **)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP ***)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Self-portrait (selfie) change into a phenomenal act in the present era. In the List of selfie-related injuries and deaths, there are 23 people injured and died in 2015 and 9 people died up to March 2016. Most of the case caused by fall down while taking selfies on high level building. Selfie on the height building usually have no permission and not comply with the requirement of working at height. Those are no suit with “Undang-Undang No 1 Tahun 1970” which mention everyone who entered the workplace, are required to comply with all existing safety instructions. Not obeying the rules that already exist, including the unsafe act. The purpose of this study was determine the factors that influence unsafe act of selfie permormer on high level buildings in Jakarta. This research used descriptive method with qualitative approach. Three people participated in this research as key informants and two others as informants triangulation. The result showed the informant was having the right knowledge. However informant break the rules and trespass to climb up to high level building without permission. Informant always try yo be careful, they know what they are doing is dangerous, but they neglected it. The entire informants have gadgets such as cameras and sosical media and they have so many followers to support them and the informant’s friend to encourage them to making selfies above high level buildings. Informants usually seek in advance the condition of security on a building that will be climed. Role of the building management is very needed in the regulatory process. Individual behavior will change and follow the rules and instructions that apply. Keywords Literature
: high building, selfie : 58, (1970-2016)
394
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN Pada
satunya yaitu selfie pada keadaan atau
era
modern,
tempat yang ekstrem.5
terlihat
perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Kehadiran
selfie
ditempat
atau
seperti
keadaan ekstrem artinya melakukan foto
camera DSLR, Action Cam, SmartPhone,
pada atau kegiatan yang tidak pada
Iphone
biasanya
dan
pengaruh
teknologi
Kegiatan
lainnya
kepada
telah
membawa
manusia
dan
dapat
membahayakan
sebagai
keselamatan diri. Berita yang beredar
mahluk sosial untuk selalu mengabadikan
didapatkan Remaja Rusia tewas usai
kegiatan
yang
dilakukan.
Selfie
selfie
satu
trend
ketinggian 8,5 meter. Ia tergelincir jatuh
mengabadikan gambar dengan bentuk
mengenai kabel listrik bertegangan 1500
merupakan
salah 1
dari
atas
jembatan
dengan
potret diri sendiri. Kegiatan selfie dapat
volt.6 Akibat selfie ditempat ketinggian
menggunakan dengan perangkat kamera
juga telah terjadi dari seorang pemuda
baik dari smartphone ataupun kamera
bernama Erri Yunanto, mahasiswa dari
DSLR dan Action Cam. Menurut hasil riset
Universitas
Google bersama lembaga survei Taylor
terpeleset dan terjatuh ke dalam kawah
Nelson Sofres (TNS) yang diunggah
Merapi saat berfoto-foto di atas puncak
dalam
Garuda, Gunung Merapi, Jawa Tengah.7
laman
Consumer
Barometer,
bahwa 43% dari total populasi Indonesia
Pada
menggunakan smartphone yang artinya juga mempunyai fitur kamera.
Atmajaya
tahun
Yogayakarta
2015,
Telegraph
merilis bahwa jumlah kecelakaan akibat
2,3
selfie
lebih
tinggi,
yaitu
terdapat
Istilah selfie selalu berhubungan
setidaknya 12 orang yang meninggal
dengan media sosial sebagai bentuk
akibat selfie. Dalam List of selfie-related
aktualisasi banyak.
agar
dapat
dilihat
orang
injuries and deaths terdapat 23 orang
Media
sosial
yang
sering
cidera dan meninggal akibat selfie tahun
digunakan dan menyediakan sarana untuk
2015.
mengunggah foto maupun video yaitu
hingga bulan maret sudah tercatat 9 orang
Instagram.
Penggunaan
meninggal dengan kasus yang sama.
Indonesia
telah
instagram
mencapai
di
400juta
Sedangkan
Sebagian
besar
pada
tahun
kematian
2016
diakibatkan
pengguna.4 Dengan adanya media sosial
jatuh dari ketinggian pada saat selfie.
seperti
Berikutnya yaitu selfie ketika sedang
instagram
tersebut
membuat
semua orang dapat mengakses berbagai
membawa
foto salah satunya bentuk foto selfie.
8
tabrakan.
Terdapat banyak macam foto selfie, salah
kendaraan
dan
berujung
Terkait dengan selfie ekstrem dan media sosial, di Indonesia pada saat ini 395
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
terdengar istilah Selfie Rooftop. Istilah tersebut
ramai
dibicarakan
keselamatan,
dalam
helm
keselamatan,
sepatu keselamatan.
12
dan
Terdapat dua hal
pemberitaan termasuk pada media sosial
yang
instagram.
merupakan
kecelakaan kerja yaitu perilaku/ tindakan-
kegiatan selfie diatas gedung bertingkat/
tindakan yang tidak aman (unsafe action)
bangunan ketinggian. Pada tahun 2014
dan kondisi lingkungan yang tidak aman
seorang selfie diatas gedung bertingkat
(unsafe condition). Menurut Suma’mur
Jakarta, ramai dibicarakan Dengan suatu
faktor penyebab kecelakaan disebabkan
akun intagram yang dimilikinya, seorang
oleh faktor tindakan-tindakan tidak aman
selfie diatas gedung bertingkat membawa
(unsafe acts) 85% dan kondisi yang tidak
pengaruh
ingin
aman (unsafe condition) 15%.13 Selalu
melakukan hal yang sama.9 Berdasarkan
terdapat resiko kegagalan (risk of failures)
The Global Tall Building Database of the
pada setiap proses/ aktivitas pekerjaan.
CTBUH, terdapat 264 gedung bertingkat
Pada
di Jakarta.10 Gedung bertingkat adalah
accident) terjadi, seberapapun kecilnya,
suatu sistem yang mempunyai lapis lantai
akan mengakibatkan efek kerugian (loss).
Selfie
warga
lebih dari satu.
11
Rooftop
Jakarta
untuk
menjadi
saat
penyebab
kecelakaan
langsung
kerja
(work
Gedung dapat dikatakan
Karena itu budaya berperilaku K3 sangat
tinggi jika tinggi bangunan lebih dari sama
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
dengan
150m.10
Dikarenakan
jumlah
kecelakaan/ potensi kecelakaan.
gedung bertingkat di Jakarta yang banyak,
Berdasarkan
maka menjadi sebuah objek lokasi favorit
diketahui
bagi pelaku selfie diatas ketinggian.
responden
Melakukan bekerja aktivitas diatas ketinggian
1,8
meter
atau
bahwa,
observasi salah
melakukan
satu selfie
awal calon diatas
gedung bertingkat dengan tidak mematuhi
lebih
syarat
bekerja
diketinggian.
Pada
merupakan kegiatan yang beresiko tinggi.
Undang-Undang
Karena mempunyai resiko untuk jatuh.
menyatakan semua orang yang memasuki
Untuk melakukan aktivitas bekerja di
area tempat kerja, diwajibkan menaati
ketinggian, perlu adanya dokumen izin
semua petunjuk keselamatan kerja yang
kerja.
sebagai
ada. Oleh karena itu semua orang baik
tindakan pencegahan untuk meyakinkan
pekerja atau pengunjung harus taat pada
bahwa pekerja tersebut dilakukan dengan
aturan K3. Menurut salah satu pelaku
aman. Seperti metode dan kelengkapan
selfie
keselamatan, dan tipe peralatan yang
melakukan selfie tersebut tidak aman jika
biasa digunakan. Alat pelindung diri bagi
tidak hati-hati dan tidak ada alat khusus
pekerja diketinggian adalah sabuk/ tali
untuk melakukan selfie diatas gedung
Izin
kerja
berfungsi
396
diatas
No
1
gedung
Tahun
1970
bertingkat,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
bertingkat. Berdasarkan observasi awal pada
gedung
x
di
Jakarta
Untuk
yang
menjalankan
program
program K3 sesuai dengan standar dan
mempunyai ketinggian gedung ±106m
peraturan
setara dengan lokasi gedung yang biasa
keseimbangan perilaku yang baik oleh
dilakukan oleh pelaku selfie, angin yang
setiap
berada diatas ketinggian lebih kencang.
keamanan
Seperti pada teori angin yang menyatakan
perusahaan bertujuan terciptanya perilaku
bahwa semakin tinggi tempat, semakin
yang aman dan pencapaian hasil yang
kencang pula angin yang bertiup, hal ini
maksimal bagi perusahaaan dan pelaku.
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan
Ada
yang menghambat laju udara. Semakin
mempengaruhi perilaku tindakan tidak
tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini
aman pada pelaku selfie diatas gedung
semakin kecil.
14
Di tempat paling atas
yang
berlaku,
manusia.
3
Kepatuhan
yang
(tiga)
bertingkat,
dibutuhkan
terhadap
diterapkan
faktor
yaitu
yang
faktor
oleh
dapat
predisposisi
gedung bertingkat/ rooftop terdapat mesin
(predisposing
factor)
pembuangan AC, dan alat kontrol listrik.
mempermudah
dan
Sehingga mempunyai risiko tersetrum,
terjadinya
dan tersandung. Kemudian pada setiap
pendukung (enabling factor) yaitu faktor
ujung rooftop gedung x tidak diberi
yang
pengaman sehingga mempunyai risiko
perilaku
besar yaitu jatuh dari ketinggian. Untuk
(reinforcing factor) yaitu faktor-faktor yang
mengakses tempat paling atas gedung
mendorong atau memperkuat terjadinya
bertingkat/ rooftop tidak diperkenankan
perilaku.17,18 Melihat keadaan tersebut
secara ilegal dan harus berada dalam
maka peneliti tertarik untuk menganalisis
pengawasan. Untuk memenuhi standar
faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan
K3
tidak aman pada pelaku selfie diatas
sudah
terdapat
pada
Peraturan
Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 9 Tahun 2016
tentang
Keselamatan
Ketinggian.
pada
untuk
tertentu.
Faktor
untuk
Faktor
terjadinya pendorong
dan METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan
(BBC)
dalam penelitian ini adalah penelitian yang
Indonesia, di Negara lain Pemerintah
bersifat deskriptif-kualitatif. Pengambilan
Rusia
sampel dalam penelitian ini menggunakan
dan
itu,
tertentu.
mendasari
British
Broadcasting
Selain
memungkinkan
yang
gedung bertingkat Jakarta.
Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada 15
perilaku
faktor
Corporaation
India
sudah
menciptakan
wilayah “no-selfie zone” dan jika terlihat
purposive
sedang melakukan dikenakan hukuman
dalam penelitian ini adalah tiga informan
denda hingga 1.200 rupee.16
yang memenuhi kebutuhan informasi yang 397
sampling.
Informan
utama
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
diperlukan
peneliti
yaitu
orang
yang
kecepatan
angin
16.5
km/jam.
pernah melakukan selfie diatas gedung
Berdasarkan skala beaufort nilai < 19
bertingkat
km/jam termasuk dalam kategori angin
Jakarta
berdasarkan
minimal
tingkatan
lima
kali
praktik19.
pada
lemah/
sepoi
lembut
artinya
tidak
Informan triangulasi dalam penelitian ini
mempengaruhi kesulitan berjalan atau
adalah supervisior rail operation dan satu
keseimbangan pada manusia dan angin
satpam area atas gedung bertingkat x
tersebut hanya terasa di wajah. Namun,
Jakarta
data
hal tersebut tidak dapat digeneralisasikan
cara
dengan gedung lain yang mempunyai
Selatan.
penelitian
Pengumpulan
dilakukan
dengan
observasi terhadap fasilitas pendukung lalu
dilakukan
(indepth
wawancara
interview)
utama.
mendalam
kepada
Pengumpulan
ketinggian berbeda. Pada
informan
fakta
area
rooftop
tersebut
terdapat dinding/ tembok pembatas 1200
dari
mm. Tidak ada tanda bahaya/ warning
fenomena atau peristiwa – peristiwa yang
sign di area tersebut, namun terdapat
bersifat khusus kemudian masuk pada
bekas
kesimpulan yang bersifat umum.
dicopot.
Keabsahan data dilakukan dengan teknik
triangulasi.
Teknik
triangulasi
penelitian
membandingkan wawancara
dan
mengetahui rekaman, kesimpulan
management
sudah
terdapat
telah gedung tanda
untuk berfoto. namun tanda tersebut dapat
dicopot oleh salah satu pelaku selfie yang bersikap anarkis.
proses pemeriksaan terhadap alur analisis untuk
yang
peringatan berisikan tentang larangan
dicapai dengan auditing data. Melakukan
data
peringatan
Pihak
mengatakan
dengan sumber dan data. Reliabilitas
tanda
Pada area rooftop gedung x di
dan
daerah Jakarta Selatan tidak terdapat
catatan
genangan air, dan instalasi listrik. Area
yang
tersebut hanya terdapat cooling tower/
dihasilkan.
pengatur mesin pendingin yang dipagar dan terkunci yang dapat diakses oleh
Gambaran Umum Lokasi
petugas. Namun, pada area p7 lainnya
Area yang biasa dijadikan untuk
dapat diakses umum. Akses untuk dapat
melakukan selfie yaitu bagian rooftop
naik kearea tersebut, dapat melalui jalur
pada area P7. Area P7 terdapat area
parkiran mobil dan lift yang tersedia pada
terbuka/ rooftop dan ruang ballroom.
gedung tersebut. Akses dikatakan mudah
Untuk area rooftop, mempunyai ketinggian
karena rooftop pada area p7 tersebut,
35m dan mempunyai rata-rata kecepatan
sekaligus
angin 12.26 km/jam dan nilai maksimal
ballroom yang biasa digunakan untuk 398
jalur
untuk
menuju
ruang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pernikahan, seminar, dan persekutuan
menginformasikan
umat kristiani. Berdasarkan ketentuan
Department Retail Operation.
kepada
atasan
management gedung x Jakarta Selatan,
Selain dua satpam standby, juga
area rooftop hanya boleh diakses oleh
terdapat satpam patrol yang berkeliling.
penyewa ballroom. Namun sering sekali
Shift kerja satpam yaitu 12 jam, dua hari
orang yang tidak berkepentingan dapat
shift siang mulai pukul 08.00-20.00, dua
naik keatas dengan berjalan kaki dari
hari shift malam 20.00-08.00, dan dua hari
tempat parkiran bawah, meskipun dari
libur. Dalam satu shift 12 jam, satpam
area bawah sudah dirantai. Kemudian
harus empat kali keliling pada satu titik.
pihak management pada saat terdapat
Satu shift terdapat tiga satpam patrol.
acara di ballroom gedung tersebut, sulit
Untuk pengawasan apakah satpam patrol
membedakan
sudah
antara
penyewa/
keliling
dan
mengecek
lokasi
pengunjung ballroom dengan pengunjung
dengan
yang tidak berkepentingan.
mempunyai alat guard tour yang harus
Departemen
yang
bertanggung
benar,
ditempelkan
setiap
pada
satpam
beberapa
patrol
titik
cip
jawab pada keselamatan, kenyamanan
sistem yang berguna sebagai laporan
dan pengawasan pengunjung di gedung x
pada
ini yaitu Department Retail Operation.
Operation.
Departemen
satpam mencatat semua temuan yang
berbagai
tersebut
divisi
yaitu
membawahi security,
bagian/
Department
Kemudian
setiap
Retail harinya
house
ada pada saat patrol. Pekerja di area P7
keeping, dan customer. Untuk bagian
hanya menggunakan sepatu keselamatan
pengawasan gedung, keseluruhan satpam
dan tidak ada Alat Pelindung Diri (APD)
pada management sebanyak 149 orang.
yang tersedia untuk pengunjung digedung
Namun pada area p7 hanya terdapat dua
tersebut.
satpam yang standby di ballroom. Deskripsi
Pada jalur parkiran mobil p6 dan lift menuju area p7 terdapat Closed Circuit Television
(CCTV)
untuk
Faktor
Pemudah
(Predisposing Factor)
mengawasi
Karakteristik
informan
utama
pengunjung yang lolos masuk dan tidak
dalam penelitian ini yaitu dua orang
berkepentingan. Pengawasan dari CCTV
berjenis kelamin laki-laki dan satu orang
dilihat oleh tim control/ security standby.
berjenis kelamin perempuan. Dengan usia
Jika terlihat masuknya pengunjung yang
paling tua 23 tahun dan paling muda 19
tidak berkepentingan, satpam langsung
tahun. Hal tersebut dikatakan bahwa
mendatangi
semua informan termasuk kategori usia
pengunjung
dan
remaja akhir yaitu rentang usia 17-25.20 399
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Pada
kategori
usia
remaja
akhir
keseluruhan informan utama sudah benar,
mempunyai sifat dan ciri pengembangan
namun
yaitu
untuk
menampakkan
kebebasan
diri.
berbeda-beda
pengungkapan
Pekerjaan namun
informan
tidak tetap
mempengaruhi melakukan
informan
selfie
diatas
gedung bertingkat.
mempuntai
Faktor pemudah selanjutnya yaitu
kesamaan hobi di bidang fotografi.
sikap.
Informan
menyikapi
dengan
Informan utama sudah mengerti
melakukan berbagai cara agar dapat naik
arti keselamatan yaitu bebas dari segala
keatas gedung. dalam Pekerjaan pada
sesuatu
Ketinggian
yang
dapat
terjadi.
Seluruh
menyatakan
bahwa
untuk
informan juga sudah mengetahui risiko
mengamankan pekerja diketinggian harus
pada saat selfie di ketinggian yaitu jatuh.
menerapkan
Hal ini sesuai pada Peraturan Menteri
ketinggian.
Ketenagakerjaan Nomor
9
Republik
Tahun
Indonesia
Informan
izin
kerja
menyatakan
pada
untuk
tentang
melakukan selfie secara aman harus
keselamatan dan kesehatan kerja dalam
bersikap peduli dengan teman untuk
pekerjaan
Informan
saling mengingatkan, dan bersikap hati-
lainnya
yaitu
hati. Cara menentukan aman atau tidak
kehilangan barang
pribadi
yaitu mengecek kekuatan material yang
akibat terbawa angin, dan di blacklist oleh
akan dipijak dengan mengetuk-ngetuk.
perusahaan. Informan utama menyatakan
Informan bersikap lebih hati-hati
sumber bahaya/ hazard yang terdapat
dan selektif dalam memilih gedung yang
diatas gedung bertingkat yakni angin,
akan dinaiki.
pada
menyatakan kerasukan,
2016
sistem
ketinggian.
risiko
instalasi listrik, petir, CCTV dan pintu.
Informan berpendapat harus pintar
Informan utama juga mengetahui
dalam mencari alasan saat ditanya oleh
tujuan dari pengawasan satpam gedung.
satpam.
Informan
dilakukan lainnya adalah bersembunyi
menyatakan
tujuan
dari
pengawasan satpam gedung yaitu agar lingkungan tersebut
kerja
sesuai
menjadi pada
aman.
pengamanan.
menyatakan
tidak
tindakan
yang
dan melarikan diri.
Hal
Dari hasil penelitian menunjukkan
sistem
bahwa sikap informan utama mengenai
Informan
selfie diatas gedung bertingkat memiliki
tujuan
manajemen
Kemudian
memerlukan
alat
peranan
penting
yang
mendukung
pelindung khusus apapun pada saat
terciptanya tindakan tidak aman pada
berada diketinggian. Informan mengetahui
pelaku selfie.
bangunan gedung di Jakarta yang sudah
Faktor pemudah selanjutnya yaitu
tidak aman atau sudah miring. secara
persepsi. Informan menyatakan kegiatan 400
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tersebut tidak aman jika tidak berhati-hati
mempunyai media sosial yaitu instagram,
serta
facebook,
mengetahui
batasan.
Meskipun
path,
snapchat,
tumblr,
kegiatan tersebut tidak aman, informan
pinteres, behance, youtube dan lain lain.
tidak dapat menghindari karena informan
Informan berpendapat dengan adanya
merasakan
instagram, membuat informan untuk terus
kesenanganya
setelah
melakukan foto diatas.
memperbarui foto yang bagus sehingga
Mengenai kondisi diatas gedung bertingkat.
seluruh
bependapat keseluruhan
menghasilkan
feed
yang
menarik.
informan
utama
Kepemilikan media sosial mendukung
kondisi
secara
untuk melakukan selfie diatas gedung
bertingkat
bertingkat Kemudian seluruh informan
bahwa
diatas gedung
aman. lnforman juga mengetahui kasus
menyatakan
kematian akibat jatuh ketika selfie dan
pelindung apapun yang mendukung untuk
berpendapat
melakukan kegiatan selfie diatas gedung
bahwa
korban
tidak
tidak
mempunyai
alat
mengetahui batasan, asal-asalan, takdir,
bertingkat.
dan hanya memikirkan untuk mendapat
menunjukkan bahwa faktor pendukung
hasil foto yang bagus.
mempengaruhi untuk melakukan selfie
Pendapat menyebutkan
Sialagan bahwa
yang
dianggap
diatas gedung bertingkat yaitu berasal dari
seseorang
faktor kepemilikan gadget, dan media
benar,
sosial.
bukan
karena situasi yang terdapat disekitarnya.
Deskripsi
Terdapat
(Reinforcing Factor)
hubungan
yang
bermakna
antara persepsi dengan perilaku tidak aman.
keseluruhan
yang
berperilaku tertentu karena adanya suatu situasi
Secara
Faktor
Informan
56,52
Pendorong
menyatakan
bahwa
keluarga memperbolehkan dan support apa yang informan lakukan termasuk
Deskripsi Faktor Pendukung (Enabling
untuk melakukan selfie diatas gedung
Factor)
bertingkat.
Informan
mendukung
dan
kamera
mendorong untuk melakukan selfie diatas
Pada
ketinggian. Informan menyatakan bahwa
dasarnya seluruh informan mempunyai
pasti mengajak teman satu sama lain.
minat yang sama yaitu dibidang fotografi.
Informan mengatakan, melihat terlebih
Pada saat foto diatas ketinggian informan
dahulu kondisi pengawasan pada gedung
biasa untuk saling meminjam lensa dan
yang akan dinaiki. Perananan dari pihak
saling memoto antar teman. Mengenai
pengelola
media
dalam proses pengawasan dikarenakan
untuk
mempunyai
Teman
mengabadikan
sosial,
fotonya.
seluruh
informan 401
gedung
sangat
diperlukan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
perubahan perilaku individu berawal dari mengikuti
aturan
dan
instruksi
3. Faktor pendorong (reinforcing factor)
yang
yaitu Informan didorong oleh teman
berlaku. Dari paparan diatas bahwa faktor
untuk
pendorong berpengaruh pada tindakan
diketinggian dan diperbolehkan oleh
yang dilakukan pelaku untuk melakukan
keluarga. Informan melihat terlebih
selfie diatas gedung bertingkat.
dahulu
melakukan
kondisi
foto
selfie
pengawasan
pada
gedung yang akan dinaiki. KESIMPULAN 1. Faktor pemudah (predisposing factor)
SARAN
yaitu semua informan mempunyai latar pekerjaan
yang
berbeda
1. Bagi Management Gedung x Jakarta
namun
Selatan yaitu meningkatkan sistem
mempunyai kesamaan hobi dibidang
pengawasan yang lebih ketat seperti
fotografi. Informan sudah mengetahui
dengan
arti
keselamatan,
bahaya/
hazard
adanya
pemeriksaan
dan
risiko,
sumber
menanyakan tujuan di pintu keluar lift
diatas
gedung
dan pembatas parkir menuju area
bertingkat, dan tujuan pengawasan
atas.
gedung. Informan melanggar aturan
2. Bagi
pengelola
gedung
bertingkat
yang ada, tetapi tetap bersikap hati-
Jakarta
hati. Informan berpersepsi tindakan
peraturan larangan yang tegas untuk
yang dilakukan tidak aman, tetapi hal
zona foto berbahaya.
tersebut tidak dapat dihindari karena informan
merasakan
puas
3. Bagi
dan
yaitu
pelaku
cara
keseluruhan kondisi diatas gedung
berhati-hati
aman
dan
selfie
adanya
meningkatkan
kesadaran berperilaku aman dengan
senang. Informan berpersepsi secara
bertingkat
membuat
berpendapat
4. Bagi
mengingatkan
pembaca
untuk
tidak
tetap
mengikuti
kasus kematian jatuh ketika selfie
tindakan yang tidak aman, dan tidak
akibat dari korban tidak hati-hati.
mudah terpengaruh oleh teman dan
2. Faktor pendukung (enabling factor) yaitu
informan
didukung
media sosial.
dengan
mempunyai gadget seperti kamera.
DAFTAR PUSTAKA
Informan mempunyai media sosial
1. Eller Alicia, Take a Good Look at Your
dengan jumlah pengikut/ followers
Selfie,
banyak serta mendukung. Informan
http://hyperallergic.com/73389/take-a-
tidak mempunyai alat pelindung diri
good-look-at-yourselfie/ diakses pada
khusus pada saat diatas ketinggian.
tanggal 19 Oktober 2015 402
New
York,
2013.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
2. Noviandari, Lina. Google Indonesia Beberkan Masyarakat
Hasil
Survei
Terhadap
2015.
Perilaku
http://jateng.metrotvnews.com/read/20
Teknologi.
15/05/20/128066/erri-yunanto-kelak-
2015. https://id.techinasia.com/survei-
semua-terlihat-kecil-di-hadapan-tuhan.
google-indonesia-penetrasi-
diakses pada 19 Oktober 2015
smartphone-dalam-negeri/
diakses
8. The Telegraph. More people have died
pada 19 Oktober 2015 3. Consumer baraometer
Barometer.
by Consumer
with
taking
selfies
this
year.
http://www.telegraph.co.uk/technology/
google.
11881900/More-people-have-died-by-
https://www.consumerbarometer.com/
taking-selfies-this-year.html
en/graph-
pada 28 Februari 2016
builder/?question=N1&filter=country:in
diakses
9. Fajar, Arief,Si Penantang Ketinggian
donesia diakses pada 19 Oktober
Gedung
2015
http://inet.detik.com/read/2015/02/15/1
4. Widiartanto YH. Instagram “Diserbu” 400
Juta
Indonesia,
Pengguna,
September
penantang-ketinggian-gedung-jakarta.
Tekno,
Detik net, 2015. diakses pada 19
2015.
Oktober 2015
http://tekno.kompas.com/read/2015/09
10. The Skyscraper Center. Council on
/24/09160067/Instagram.Diserbu.400.
Tall Buildings
Juta.Pengguna.Termasuk.Indonesia
Indonesia. 2016
diakes pada 19 Oktober 2015
Lantai (x). Diploma in Architecture
What does your selfie say about you.
Design UNDIP, 2011
Comput Human Behav, 2015
12. Suma’mur. Higiene Perusahaan Dan
6. Payne S. Rusia Attempted Selfie
Kesehatan
Causes Death of Teenager Xenia
Seto, 2013
Rusia.
and Urban Habitat
11. Fadil Luthfi, Membangun Rumah Dua
5. Qiu L. Computers in Human Behavior
Ignatyeva
2015.
01603/2833436/398/arief-si
Termasuk
Kompas.com
Jakarta.
2015.
Kerja.
Jakarta:Sagung
13. PLI The Lubricant Specialist. Materi
http://www.ibtimes.co.uk/russia-
Pelatihan Bekerja di Ketinggian
attempted-selfie-causes-death-
14. Tjasyono
Bayong,
Sistem
Angin.
teenager-xenia-ignatyeva-1445637
disampaikan pada workshop Turbing
diakses pada 19 Oktober 2015
Angin Kecepatan Angin Rendah dan
7. Patricia Vicka. Erri Yunanto: Kelak
Peta Potensi Angin Resolusi Tinggi,
Semua Terlihat Kecil di Hadapan
Bandung, 2007
Tuhan,Metro TV News, Jawa Tengah,
15. Menteri 403
Tenaga
Kerja
Republik
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga
Penggunaan Alat Pelindung Diri di
Kerja RI Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Departemen Engineering PT Indah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kita
dalam
Universitas Indonesia, 2008
Pekerjaan
Ketinggian,Menteri
pada
Tenaga
Tbk
Tangerang.
Skipsi
18. Green, L.W, Marshall W.K, M G,
Kerja,
Jakarta. 2016 16. BBC
Pulp
Ranipor F. Health and Behavioral
Indonesia.
Mumbai
Sciences. United Stated of America:
perluas
Elsevier, 2000.
larangan “selfie” sesudah 19 orang tew
19. Notoatmdjo
Soekidjo.
Promosi
tewas.http://www.bbc.com/indonesia/
Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
majalah/2016/02/160226_majalah_mu
PT. Rineka Cipta, 2007
mbai_selfie,2016. diakses pada 17
20. Departemen Indonesia.
April 2016. 17. Linggasari, Mempengaruhi
Faktor-Faktor Perilaku
Nasional.
yang
Terhadap
404
kesehatan Sistem Jakarta;
Republik Kesehatan 2009.