ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)
Fanny Puspitasari Drs. A. Mulyo Haryanto, M.SI
ABSTRACT The background of this research is the fluctuation of economic condition in the country and exiting research in former have in consistens. The objective of the reseacrh to analyze the influence of Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Price to Book Value (PBV), Total Assets Turnover (TATO), and Return On Assets (ROA) to stock return manufacture companies that listed at Indonesian Stock Exchange over period 2007-2010. Population of this research in 149 manufacture companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2007-2010 and the number of sample that examined after passed the purposive sampling phase is 60 company in the sample data in the form of financial statement over period 2007-2010, consist of Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Price to Book Value (PBV), Total Assets Turnover (TATO), and Return On Assets to stock return. The analysis technique used here is multiple regression and hypothesis test using t-statistic to examine partial regression coefficient and F-statistic to examine the mean of matual effect with level of significance 5%. This research result that Current Ratio (CR) and Return On Assets (ROA) are not significantly and negative to stock return, Debt to Equity Ratio (DER) significance and negative to stock return, Total Assets Turnover (TATO) is not significance and positive to stock return. We suggest for investor in the Indonesian Stock Exchange whose purpose to gain dividend should be pay attention for information that issued by the company, because with those information they can make the best decision for their investment.
Keywords
: Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Price to Book Value (PBV), Total Assets Turnover (TATO), and Return On Assets (ROA), Stock Return.
PENDAHULUAN Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio. Kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham merupakan selisih antara harga saham sekarang dan harga saham sebelumnya. Return saham yang tinggi merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal. Dengan demikian kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham juga meningkat. Semakin tinggi return atau keuntungan yang diperoleh, maka semakin baik posisi pemilik perusahaan (Husnan, 1998). Return saham merupakan suatu faktor yang mempengaruhi minat investor untuk melakukan suatu investasi dalam suatu perusahaan, dengan tingginya tingkat pengembalian yang diberikan oleh perusahaan kepada investor, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik, sehingga investor yakin bahwa perusahaan tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap saham yang telah ditanamkan investor pada pasar modal. Pengertian klasik pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, obligasi, dan sekuritas efek. Pasar modal adalah pertemuan antara peminjam modal dan pembeli, dan bentuk kegiatan ini berada di suatu tempat dimana pemberi modal (investor) dan peminjam modal dapat bertemu secara langsung. Seorang investor atau calon investor dalam membuat keputusan untuk membeli sejumlah saham suatu perusahaan, dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap saham tersebut. Hal ini bertujuan untuk melihat kualitas, prospek dan tingkat risiko saham (Husnan, 2003). 1.2
Perumusan Masalah
1
Apakah Rasio Keuangan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2010 ?
2
Apakah Rasio Keuangan Current Ratio (CR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Return
saham
pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2010 ? 3
Apakah Rasio Keuangan Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2010 ?
4
Apakah Rasio Keuangan Total Assets Turnover (TATO) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2010 ?
5
Apakah Rasio Keuangan Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2010 ?
1.3
Tujuan dan Kegunaan
1.3.1
Tujan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), secara parsial terhadap return saham. 2. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR), secara parsial terhadap return saham. 3. Untuk menganalisis pengaruh Price to Book Value (PBV), secara parsial terhadap return saham. 4. Untuk menganalisis pengaruh Total Assets Turnover (TATO), secara parsial terhadap return saham. 5. Untuk menganalisis pengaruh Return on Assets (ROA), secara parsial terhadap return saham.
1.3.2
Kegunaan Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat
bagi seluruh pihak, diantaranya ; 1.
Bagi emiten Memberikan informasi dan diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
2.
Bagi Investor Dapat menjadi bahan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi di bursa saham dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi return saham.
3.
Bagi peneliti Dapat memberikan masukan wawasan, pengetahuan mengenai pasar modal terutama kinerja keuangan dan return saham.
LANDASAN TEORI Variabel-variabel kinerja keuangan dalam penelitian ini dibatasi pada variabel yang membentuk rasio-rasio yang ada hubungannya dengan return saham dan menjadi perhatian investor. Rasio-rasio keuangan yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini adalah : 1. Return Saham Return adalah laba atau suatu investasi yang biasanya dinyatakan sebagai tarif presentase tahunan. Return saham merupakan tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio. Menurut Jones (2000:124) dalam Sulaiman dan Ana Handi (2008), “return is yield and capital gain or loss”. Secara umum, return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya yang terdiri atas dividend and capital gain/loss. Sulaiman dan Ana Handi (2008), umumnya perusahaan dan pemodal (investor) akan berusaha untuk meningkatkan pengembalian (return) dari asset yang dimiliki.
Investor yang menginvestasikan dananya pada suatu sekuritas, sangat berkepentingan terhadap keuntungan saat ini (actual return) dan keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (expected return). 2. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, di mana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajibannya untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen (Sartono, 2001). 3. Current Ratio (CR) Current ratio (CR) merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji atau upah, dan hutang jangka pendek lainnya. Current Ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. 4. Price to Book Value (PBV) Price to Book Value (PBV) merupakan salah satu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Robbert Ang, 1997). Price to Book Value (PBV) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap pendapatan per lembar saham. Rasio
ini
menunjukkan seberapa jauh
sebuah perusahaan mampu
menciptakan nilai perusahaan relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi Price to Book Value (PBV) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Robbert Ang, 1997). 5. Total Assets Turnover (TATO)
Total Assets Turnover (TATO) mengukur perputaran dari semua assets yang dimiliki perusahaan. Total assets turnover dihitung dari pembagian antara penjualan dengan total asetnya (Martono, 2008). Weston dan Brigham, 1998, menyatakan TATO merupakan rasio pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. 6. Return On Assets (ROA) Return on assets merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabitabilitas. (Weygandt et al, 1996 dalam Meythi 2007). Semakin besar ROA berarti kinerja perusahaan tersebut semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin menghasilkan keuntungan berbanding asset yang relatif tinggi.
Teori yang mendukung penelitian ini, antara lain : 1. Kinerja Keuangan Analisa laporan keuangan yang dikemukakan oleh Van Horne (1994), mengatakan bahwa analisa laporan keuangan yang berbeda tergantung dari kepentingan atau tujuan analisa yang selalu melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan terutama neraca dan laporan laba rugi. Neraca berisikan ringkasan aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada titik waktu tertentu, sedangkan laporan laba/rugi berisikan ringkasan pendapatan dan bunga perusahaan selama periode waktu tertentu. Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Perhitungan rasio tersebut dilakukan untuk memperoleh perbandingan yang dapat lebih berguna dibandigkan angka-angka yang berdiri sendiri. 2. Teori Struktur Modal
1) MM Theory Nilai perusahaan yang menggunakan utang ternyata lebih tinggi dari pada nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang, maka investor yang memiliki saham diperusahaan yang dibiayai dengan utang dapat meningkatkan pendapatannya dengan menjual sahamnya dan menggunakan dana tersebut ditambah dengan utang untuk membeli saham perusahaan yang tidak memiliki utang. Pengaruh transaksi ini tentunya akan mengakibatkan harga saham perusahaan yang memiliki utang turun sedangkan harga saham perusahaan yang tidak memiliki utang akan naik. Proses ini baru akan terhenti jika harga kedua saham tersebut sama. Dengan demikian menurut MM harga saham tidak ditentukan oleh struktur modal. 2) Trade Off Model Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003). Esensi trade off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu. Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut penggunaan hutang, justru menurunkan nilai perusahaan (Hartono, 2003). 3) Pecking Order Theory
Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. 4) Agency Theory Agency problem adalah konflik yang timbul antara pemilik, karyawan dan manajer perusahaan di mana ada kecenderungan manajer lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Agency problem muncul terutama apabila perusahaan menghasilkan free cash flows yang sangat besar. Free cash flows adalah aliran kas bersih yang tidak dapat diinvestasikan kembali karena tidak tersedia kesempatan investasi yang profitable. Selain itu konflik antara manajemen dan pemegang saham sering timbul dalam transaksi pembelian sebuah perusahaan oleh perusahaan besar dengan menggunakan utang yang sering disebut dengan leverage buyout (Agus Sartono, 1996).
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Berdasarkan pada latar belakag masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian serta telaah pustaka, dan juga penelitian-penelitian terdahulu, maka variabel yang mempengaruhi Return saham dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Debt to Equity Ratio (DER) DER merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi
rasio ini mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi. Sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi, maka menurunkan harga saham perusahaan dan menurunnya return saham. Jadi, Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang negatif terhadap Return saham. 2. Current Ratio (CR) CR merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current Ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran. Jadi, Current Ratio (CR) memiliki pengaruh yang positif terhadap Return saham. 3. Price to Book Value (PBV) PBV merupakan salah satu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya, dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi pula penilaian investor terhadap perusahaan yang bersangkutan. Hal ini akan berakibat pada semakin meningkatnya harga saham suatu perusahaan, dengan demikian diharapkan pula akan meningkatkan return perusahaan yang bersangkutan. Jadi, Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang positif terhadap Return saham. 4. Total Assets Turnover (TATO) TATO merupakan rasio pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. Sedangkan menurut (Abdul Halim, 2007), TATO merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa assets. Semakin tinggi efisien penggunaan assets dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas. Jadi, Total Assets Turnover (TATO) memiliki pengaruh positif terhadap Return saham. 5. Return On Assets (ROA) ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan. Semakin besar ROA berarti kinerja perusahaan tersebut semakin
baik,
karena
tingkat
kembalian
(return)
semakin
menghasilkan keuntungan berbanding asset yang relatif tinggi. Jadi, Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh yang positif terhadap Return saham. Maka kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Debt to Equity Ratio (DER) (
)
Current Ratio (CR) (
)
Price to Book Value (PBV) (
H1 (-)
H2 (+) H3 (+)
) H4 (+)
Total Assets Turnover (TATO) (
)
Return on Assets (ROA) (
)
H5 (+)
Return Saham
HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta kerangka pemikiran teoritis seperti yang telah diuraikan tersebut diatas, maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Hipotesis 1 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Return saham Hipotesis 2 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Return saham Hipotesis 3 : Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif terhadap Return saham Hipotesis 4 : Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh positif terhadap Return saham Hipotesis 5 : Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return saham
METODE PENELITIAN
Definisi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Sebagai variabel dependen penelitian ini adalah Return saham. Sedangkan variabel independen meliputi Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Price to Book Value (PBV), Total Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA). 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return saham. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen. Return saham dihitung dengan rumus (Ross dkk,2003 dalam Michell Suharli, 2005) :
Dimana : Ri
= Return saham
Pt
= Harga saham periode t
Pt-1
= Harga saham periode t-1
2. Variabel Independen a. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, di mana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajibannya untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen (Sartono, 2001). Adapun rumus DER adalah (Brealey, 2001 dalam Michell Suharli 2005) :
b. Current Ratio (CR) Current ratio (CR) merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current Ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Current Ratio (CR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
c. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham beredar. Semakin tinggi Price to Book Value (PBV) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Robbert Ang, 1997). Rasio Price to Book Value (PBV) dapat dihitung dengan rumus (ICMD) :
Dimana
:
Closing Price
= Harga Saham
Earning Per Share
= Pendapatan Per Lembar Saham
d. Total Assets Turnover (TATO) Total Assets Turnover sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan beroprasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Adapun rumusnya (Martono, 2008) :
e. Return On Assets (ROA) Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada. Return on assets (ROA) sering disebut sebagai return on investment (ROI) yang besarnya dapat dihitung dengan formula sebagai berikut (Robert Ang, 1997) :
Dimana : ROA =Return On Assets
NIAT =Net Income After Tax (Pendapatan bersih setelah pajak) Total Assets
= Jumlah Asset
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dari perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan yang terdaftar di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2010 dan 2011.
Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik I.
Uji Normalitas Analisis Grafik Salah satu uji statistik yang bisa digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah
dengan
melihat
grafik
histogram
yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang bisa digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0
: Data residual berdistribusi normal
HA
: Data residual tidak berdistribusi normal
Pedoman pengambilan keputusan : a) Nilai Sig atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05. Distribusi adalah tidak normal. b) Nilai Sig atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05. Distribusi adalah normal. II.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
kolerasi
antar
variabel
bebas
(independen) (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. III.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Ada beberapa
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas diantaranya menggunakan grafik scatterplot dan uji glejser. IV.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin- Watson (DW test) dengan ketentuan sebagai berikut :
Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0
Tidak ada autokorelasi positif
No Decision
Tidak ada korelasi negative
Tolak
Tidak ada korelasi negative
No Decision
Tidak ada autokorelasi positif atau negative
Tidak ditolak
dl 4-dl
2. Analisis Regresi Berganda Model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS), yang persamaannya dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut : +
+
+
+
e
Dimana : Y
= Return saham
a
= konstanta = Koefisien regresi = Debt to Equity Ratio (DER) = Current Ratio (CR) = Price to Book Value (PBV) = Total Assets Turnover (TATO) = Return on Assets (ROA)
e
= error term
3. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (
)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Uji F Statistik Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Pengujian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Ghozali, 2006) : Berdasarkan probabilitas Jika probabilitas (signifikan) lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika probabilitas lebih kecil daripada 0,05, maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai F dihitung dengan rumus (Gujarati, 1995) :
Dimana : R²
= koefisien determinasi
1 - R² = residual sum of squares k
= jumlah variabel
n
= jumlah sampel observasi
Uji t Statistik Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. Pada uji ini hipotesis satu sampai dengan lima atau H1 sampai dengan H5 di uji dengan menggunakan uji t. Pengujian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Ghozali, 2005) : Berdasarkan Probabilitas
Jika probabilitas (signifikan) > 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Deskriptif Statistik Deskripsi Variabel Penelitian Perusahaan Sampel (n = 60 x 4 = 240) Descriptive Statistics N DER CR PBV TATO ROA RETURN Valid N (listwise)
Minimum Maximum 240 240 240 240 240 240 240
.08 .59 .09 .28 .12 -.9000
Mean
8.44 1.0392 17.61 2.4102 31.12 2.1892 10.44 1.4106 40.67 9.1168 4.0706 .380683
Std. Deviation .88159 2.05128 3.36893 .90257 8.18757 .8287421
Hasil Analisis Diskriptif Setelah Mengeluarkan data Ekstrim Descriptive Statistics N DER CR PBV TATO ROA RETURN Valid N (listwise)
Minimum Maximum 161 161 161 161 161 161 161
.17 .67 .09 .28 .12 -.9000
Mean
3.14 1.1469 4.17 1.7679 4.48 1.3610 2.36 1.2183 20.43 6.2540 1.4261 .173947
Std. Deviation .74810 .78092 1.02579 .37111 4.85307 .5354453
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui variabel struktur modal yang diukur dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio total hutang
dengan total ekuitas perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,1469 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,7481. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang sebesar 1,1469 kali dari modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. Nilai DER di atas angka 1 menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Nilai terendah dari DER diperoleh sebesar 0,17 yang berarti bahwa sampel terendah yang berarti bahwa sampel terendah hanya memiliki hutang 17% dari seluruh modal sendirinya, sedangkan rasio DER tertinggi adalah sebesar 3,14 atau hutang yang dimilikinya sebesar 3,14 kali dari modal sendiri yang dimiliki. Variabel
Current
Ratio
(CR)
merupakan
rasio
likuiditas
yang
menunjukkan hubungan antara aktiva lancar terhadap hutang lancar suatu perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,7679 kali dari hutang lancar yang dimiliki perusahaan dengan standar deviasi sebesar 0,7809, nilai CR tertinggi adalah sebesar 4,17. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel Current Ratio (CR) memiliki sebaran rasio yang baik karena nilai rata-rata lebih besar daripada nilai standar deviasinya. Dengan demikian dapat disimpulkan data pada variabel Current Ratio (CR) menunjukkan arah yang baik. Variabel Price to Book Value (PBV) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,3610 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,0258. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata didapat harga saham perusahaan adalah sebesar 1,3610 kali dibanding dengan nilai buku ekuitas (modal sendiri) yang dimiliki perusahaan untuk setiap lembar sahamnya. Dengan melihat angka rata-rata PBV yang lebih besar dari 1, maka hal ini menunjukkan bahwa harga saham di pasar saham lebih besar dari nilai buku ekuitasnya atau perusahaan mengalami pertumbuhan nilai. Nilai terendah PBV adalah sebesar 0,09 dan nilai tertinggi PBV adalah sebesar 4,48. Namun demikian, dengan adanya nilai standar deviasi yang cukup besar dibandingkan dengan nilai rata-ratanya, menunjukkan bahwa variasi PBV dari perusahaan-perusahaan sampel cukup besar. Variabel Total Assets Turnover (TATO) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,2183 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,3711. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh asset yang dimiliki perusahaan secara rata-rata dapat berputar
sebanyak 1,2183 kali dalam setahun atau lebih dari satu kali dalam setahun. Nilai TATO terendah adalah sebesar 0,28 dan nilai tertinggi TATO adalah sebesar 2,36. Variabel Return on Assets (ROA) memiliki nilai rata-rata adalah sebesar 6,2540%, menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan mampu mendapatkan laba bersih sebesar 6,2540% dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan. Kondisi laba positif tersebut menunjukkan kemampuan atau kinerja perusahaan yang semakin besar. Nilai ROA terendah adalah sebesar 0,12%, dan nilai ROA tertinggi adalah sebesar 20,43% , dengan nilai standar deviasi sebesar 4,8531. Jika dibandingkan dengan rata-rata ROA maka dapat disimpulkan bahwa standar deviasi ROA tidak terlalu besar dibanding dengan rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa variasi ROA dari seluruh sampel perusahaan tidaklah terlalu besar. 2. Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas Normal Probability Plot
B. C. D. E. F. Data awal GAMBAR 4.2 Grafik Histogram
G.
Setelah mengeluarkan outlier
Hasil uji normalitas menunjukan titik-titik menyebar dekat pada garis diagonal dengan arah mengikuti garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan gambar histogram tampak normal karena tidak menceng ke kiri maupun ke kanan sehingga dapat disimpulkan pula bahwa model regresi memenuhi model normalitas. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
161
Normal Parameters
a,,b
Mean
.0000000
Std.
.48077331
Deviation Most Extreme Differences
Absolute
.046
Positive
.029
Negative
-.046
Kolmogorov-Smirnov Z
.584
Asymp. Sig. (2-tailed)
.885
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Nilai Asymptetic significance yang didapat melalui pengujian tersebut sebesar 1,000 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. B. UjiM ultikolonieritas Pengujian multikolinieritas Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
DER
.543
1.842
CR
.615
1.627
PBV
.770
1.300
TATO
.909
1.101
ROA
.592
1.689
Hasil dari uji multikolinearitas pada tabel tersebut menunjukkan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa model variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas. C. Uji Autokorelasi Uji Durbin-Watson b
Model Summary
Model
R
1
.440
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.194
.168
.4884662
Durbin-Watson 1.975
a. Predictors: (Constant), ROA, TATO, CR, PBV, DER b. Dependent Variable: RETURN
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel maka diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 1,975; sedangkan DW-tabel: dl (batas luar) sebesar 1,665 dan du (batas dalam) sebesar 1,802. Hal ini berarti bahwa nilai Durbin Waston berada diantara nilai du (batas bawah) dan 4 – du = 2,198 (batas atas) yaitu 1,802
1,975
2,198. Maka dari perhitungan disimpulkan model regresi tidak
terdapat autokorelasi. D. Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Sekunder yang diolah Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error .201
.114
-.025
.039
CR
.003
PBV
Coefficients Beta
t
Sig. 1.762
.080
-.069
-.654
.514
.035
.008
.084
.933
.010
.024
.038
.435
.664
TATO
.113
.060
.152
1.869
.064
ROA
.008
.006
.147
1.459
.147
DER
a. Dependent Variable: AbsRes
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada gambar dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar secara acak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas. Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari hasil uji Glejser yang menunjukkan tidak satupun variabel bebas yang signifikan dimana tingkat signifikasinya di atas tingkat kepercayaan 5% atau 0.05. Hal ini memperkuat dugaan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. 3.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Hasil Perhitungan Regresi Berganda Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error .042
.206
DER
-.138
.070
CR
-.088
PBV TATO
Beta
T
Sig.
.205
.838
-.193
-1.977
.050
.063
-.128
-1.388
.167
.214
.043
.411
4.997
.000
.135
.109
.093
1.233
.219
ROA -.002 a. Dependent Variable: RETURN
.010
-.015
-.163
.871
Sumber : Data sekunder yang diolah Dengan melihat tabel 4.8 diatas, hasil tersebut dapat disusun dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : RETURN = 0,042 – 0,138 DER – 0,088 CR + 0,214 PBV + 0,135 TATO – 0,002 ROA 4. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (
) b
Model Summary
Model 1
R .440
R Square a
.194
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .168
.4884662
Durbin-Watson 1.975
a. Predictors: (Constant), ROA, TATO, CR, PBV, DER b. Dependent Variable: RETURN
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasar output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted
pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 0,168. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen DER, CR, PBV,
TATO, dan ROA terhadap variabel dependen yaitu Return saham yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 16,8%. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel DER, CR, PBV, TATO, dan ROA terhadap return saham, sedangkan sisanya sebesar 83,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 5. Hasil Uji F Uji Statistik F
Sum of Squares
Model 1
Regression Residual
Df
Mean Square
8.890
5
1.778
36.982
155
.239
F 7.451
Sig. .000a
Total 45.872 160 a. Predictors: (Constant), ROA, TATO, CR, PBV, DER b. Dependent Variable: RETURN Sumber : Data sekunder yang diolah Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama- sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 7,451 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Return saham atau dapat dikatakan bahwa variabel DER, CR, PBV, TATO, dan ROA secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return saham. 6. Hasil Uji t
Hasil Uji t Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error .042
.206
DER
-.138
.070
CR
-.088
PBV TATO ROA
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. .205
.838
-.193
-1.977
.050
.063
-.128
-1.388
.167
.214
.043
.411
4.997
.000
.135
.109
.093
1.233
.219
-.002
.010
-.015
-.163
.871
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber : Data sekunder yang telah diolah Hasil Pengujian Hipotesis H1 : Diterima H2 : Ditolak H3 : Diterima H4 : Ditolak H5 : Ditolak
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian diperoleh nilai adjusted
sebesar 0,168 yang berarti
bahwa 16,8% variasi Return saham dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu DER, CR, PBV, TATO, dan ROA. Sedangkan sisanya 83,2% dijelaskan variabel lain di luar model. Implikasi Kebijakan
Berdasarkan hasil uji hipotesis, maka implikasi kebijakan yang dapat diberikan melalui hasi penelitian ini baik kepada investor, maupun peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagi Investor Dengan mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel terhadap Return saham yang dianalisis dalam penelitian ini, maka investor dapat lebih memperhatikan dalam menentukan strategi investasinya dilihat dari sisi Return saham adalah DER, CR, PBV, TATO, maupun ROA. 2. Bagi Peneliti Nilai adjusted R square yang kecil yaitu sebesar 0,168 maka sebaiknya variabel dan tahun amatan penelitian ditambah, mengingat investor lebih melihat prediksi jangka panjang dibanding jangka waktu yang relatif pendek.
Saran 1.
Hasil uji
yang menunjukkan bahwa Price to Book Value (PBV) sebesar
41,1% yang berpengaruh dominan terhadap Return saham, dikarenakan dengan besarnya rasio PBV mempengaruhi Return saham, maka kinerja perusahaan semakin baik, sehingga return yang didapat investor akan semakin tinggi. 2. Bagi
peneliti
di
periode
mendatang,
penulis
menyarankan
untuk
menambahkan rentang waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan untuk memperluas penelitian serta menghasilkan analisis yang lebih baik. Serta Likuiditas Fundamental perlu diganti dengan Stock Price, Frequency, Market Capitalization sehingga pada di penelitian yang akan datang akan diperoleh hasil analisis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Edisi I : Media Soft, Indonesia. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan : Erlangga. Jakarta. Estuari, Artik. 2009. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividen Payout Ratio (DPR) Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Diakses pada www.google.com Faried, Asbi Rachman. 2008. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2002 – 2006. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang (tidak dipublikasikan). Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS : Badan Penerbit UNDIP. Semarang. Halim, Abdul. 2007. Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Edisi I : Bumi Aksara. Harjito, Agus dan Rangga Aryayoga. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Diakses pada www.google.com Hartono, Jogiyanto M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga : BPFE. Yogyakarta. Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : BPFE. UGM.
Husnan, Suad.1994. Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang) :BPFE. Yogyakarta. Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang) : BPFE. Yogyakarta. Mamduh, M. Hanafi. 2003. Manajemen Keuangan Internasional : BPFE. Yogyakarta. Martani, Dwi. 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operationg Activities in the Interim Report to the stock Return. Martono. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Ekonisia. Nathaniel, Nicky. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Saham-saham Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2006. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak Dipublikasikan) Prihartini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi Nilai Tukar, ROA, DER, dan CR Terhadap Return Saham Pada Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di BEI. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak Dipublikasikan) Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan : BPFE. Yogyakarta. Ross, Westerfield, Jordan. 2008. Pengantar Keuangan Perusahaan/Corporate Finance Fundamental), Edisi Kedelapan. Jakarta : Salemba Empat. Sulaiman, dan Ana Handi. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Diakses pada www.google.com
Trisnaeni, Dyah Kumala. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Diakses pada www.google.com Sartono, Agus. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga : BPFE. Yogyakarta. Ulupui, I.G.KA. 2009. Analisis Pengruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri, Barang Konsumsi di BEJ. Diakses pada www.google.com Van Horne, James C dan John Wachowicz. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Salemba Empat : Jakarta. Weston, J, Fred dan Eugene F. Brigham. 1998. Manajemen Keuangan. Jakarta : Binarupa Aksara. Widjaja, Indra. 2009. Pengaruh Current Ratio dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia. Diakses pada www.google.com Http//:www.google.com ___________. 2010. Indonesia Capital Market Directory. ___________. 2011. Indonesia Capital Market Directory.