ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KOTA MALANG Rakhmad Ady Firmansyah. Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT
This research aims to know the influence of educational background, type of business, the business experience, business scale, accounting training against the use of accounting information systems in small and medium enterprises in the city of Malang. In this study, a sample of the intended recipients are the owners/managers of small and medium enterprises which have registered Diskop and UMKM in Malang City. The Data can be processed by 84 respondents of small and medium entrepreneurs. The techniques used to test the research data is testing a structural model with smart PLS software. Constructs used in this study is background education, type of business, the business experience, business scale, accounting training,and use of accounting information systems . Analytical results of the analysis for this model shows that the construct of background education, type of business, the business experience, business scale, accounting training simultaneously influence significantly to the use of accounting information systems. While partially variable indicates that the educational background of managers/owners, type of business, the business experience, business scale and accounting training effect significantly against the use of accounting information systems.
Kewords: Small and medium enterprises, the use of accounting information systems, educational background, type of business, the business experience, business scale, accounting training
PENDAHULUAN
Perkembangan usaha kecil dan menengah di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam masalah. Masalah umum yang dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja, kesulitan bahan baku, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik, informasi,dan pemasaran (Sih Darmi Astuti dan J.Widiatmo,2003). Lebih lanjut dijelaskan bahwa lemahnya usaha kecil di Indonesia disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, antara lain; keterbatasan sumber daya manusia, teknologi, modal dan
informasi, tetapi juga karena kurangnya dukungan dari pemerintah dan kurangnya kemauan pengusaha - pengusaha kecil dan menengah nasional untuk berorientasi global. Pada dasarnya UMKM memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan kredit sebagai suntikan modal. Hingga saat ini banyak program pembiayaan bagi UMKM yang baik dijalankan oleh pemerintahan maupun oleh perbankan. Salah satu program pemerintah Indonesia terkait pembiayaan UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang pada tahun 2009 ditargetkan sekitar Rp 20 Triliun. Namun pada prakteknya realisasinya jauh dari target Rp20 triliun yakni hanya sebesar 14,8 triliun. Penyebab rendahnya penyaluran KUR tersebut karena bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUR masih terlalu berhati-hati dalam penyaluran kredit, karena tidak memiliki akses informasi yang memadai terkait kondisi UMKM (Kementrian Koeperasi dan UMKM, 2013). Pemberian kredit atau pembiyaan oleh bank umum dalam rangka pengembangan UMKM dalam memberikan kredit atau pembiayaan UMKM, yang menjadi salah satu persyaratan adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan yang harus disediakan oleh UMKM. Ketidakmampuan menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi merupakan faktor utama yang menimbulkan permasalahan dan mengakibatkan kegagalan perusahaan kecil dan menengah dalam pengembangan usaha (Astuti, 2007). Ketidakmampuan menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi merupakan salah satu kelemahan dari sisi manajemen. Kelemahan ini merupakan faktor utama yang mengakibatkan kegagalan UMKM dalam mengembangkan usaha. Kemampuan untuk menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi sangat tergantung pada kemampuan pemilik untuk menjalankan teknis akuntansi (Theng dan Jasmine 1996). Informasi akuntansi sangat bermanfaat bagi UMKM, karena merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan,. Informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan yang sangat diperlukan oleh pihak manajemen dalam merumuskan
berbagai keputusan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi (Nicholls dan Holmes, 1989) Penelitian Budhijono dan Kristyowati (2005) mengungkapkan faktorfaktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan kecil di kota Salatiga, menyatakan bahwa variable yang signifikan dapat mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntasi antara lain, latar belakang pendidikan manajer/pemilik, skala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha. Dari uraian latar belakang masalah, secara sederhana dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu apakah latar belakang pendidikan manajer/pemilik, jenis usaha, pengalaman usaha, skala usaha, dan pelatihan akuntansi manajer/pemilik berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan manajer/pemilik, jenis usaha, pengalaman usaha, skala usaha, pelatihan akuntansi manajer/pemilik terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Mulyadi (2001) mendefinisikan sistem akuntansi sebagai berikut: ”Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Kesimpulannya sistem akuntansi merupakan organisasi yang terdiri dari formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan dalam hal ini manajemen. Dari definisi sistem akuntansi ada unsur suatu sistem akuntansi yang pokok yaitu formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Mulyadi (2001) menguraikan pengertian dari masing-masing unsur sistem akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk mencatat terjadinya transaksi dan biasa disebut dengan dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi dicatat atau didokumentasikan. 2. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. 3. Buku Besar Buku besar ( general ledger ) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal, rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 4. Buku Pembantu Apabila data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu ( subsidiary ledger ). Buku ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. 5. Laporan Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang biasanya disebut dengan laporan keuangan, dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan dan lainnya. Informasi Akuntansi Belkaoui (2000) mendifinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Haswell dan Holmes (1989) menyatakan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan
menyebabkan kegagalan perusahaan. Holmes dan Nicholls (1988,1989) mengklasifikasi informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu : 1. Statutory accounting information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada. 2. Budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan 3. Additional accounting information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan. Pengertian UMKM Menurut Keputusan Presiden RI No.99 tahun 1998 bahwa UMKM adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Sementara itu menurut UU No. 28 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dikelompokkan kedalam tiga pengertian yakni : 1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan dengan memiliki kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). 2. Usaha kecil adalah entitas yang memiliki kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah). 3. Usaha menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria kekayaan bersih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliyar rupiah). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah explanatory reseach (penelitian penjelasan). Penelitian penjelasan merupakan penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun & Effendi, 1989). Oleh karenanya penelitian ini juga dinamakan penelitian pengujian hipotesis / testing research. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah usaha kecil dan menengah yang terdaftar pada Dinas koperasi dan UMKM Kota Malang. Dipilihnya usaha kecil dan menengah yang terdaftar pada Dinas koperasi dan UMKM Kota Malang sebagai populasi karena pertumbuhan usaha kecil dan menengah di kota Malang sangat pesat dan berkembang. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Sekaran (2006:160), yaitu ukuran sampel untuk penelitian adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 84 unit usaha yang aktif didalam paguyuban UMKM yang dinaungi oleh Diskop dan UMKM kota Malang. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam melakukan penelitian (Supardi, 2005:117). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu (Hartono, 2007:115). Metode survey yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006:82). Kuesioner didesain sedemikian
rupa dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami, singkat, jelas, serta tidak menyinggung perasaan responden (Sujiyanto, 2007:87). Dari kuesioner ini akan dihasilkan data yang disebut dengan data primer. Data primer merupakan informasi yang diperoleh peneliti dari tangan pertama (Sekaran, 2006:60). Data primer di dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun sebelumnya untuk diisi oleh responden. Peneliti menyebarkan kuesioner yang dibuat sebelumnya secara langsung. Penyebaran kuesioner secara langsung, peneliti menjelaskan penelitian secara ringkas, serta menjelaskan cara pengisian kuesioner. Definisi Konstruk, Indikator, dan Pengukuran Penelitian ini menggunakan variabel konstruk. Hartono dan Abdillah (2007:3) menjelaskan bahwa variabel konstruk merupakan variabel yang dibentuk atau direfleksikan oleh hubungan antar indikator atau parameter yang diestimasi. Terdapat enam konstruk yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu: 1. Latar belakang pendidikan 2. Jenis usaha 3. Pengalaman usaha 4. Skala usaha 5. Pelatihan akuntansi 6. Penggunaan sistem informasi akuntansi Konstruk pertama, yaitu latar belakang pendidikan Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal. Penelitian ini menggunakan variabel latar belakang pendidikan berdasarkan konsep Budhijono dan Kristyowati (2005). Pengukuran variabel memakai skala ordinal sebagai berikut; Sekolah Dasar (SD) bernilai 0, Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernilai 1, Sekolah Menengah Umum (SMU) atau yang sederajat bernilai 2, Diploma (DIII) bernilai 3, Sarjana (SI) bernilai 4,
dan Pascasarjana (S2)
bernilai 5. Konstruk kedua, yaitu jenis usaha, yang dimaksud adalah mengelompokkan tujuh jenis usaha dan memperlihatkan bahwa informasi akuntansi tambahan merupakan informasi yang relatif besar digunakan pada jenis usaha, dibandingkan
dengan sektor yang lain. Penelitian ini menggunakan jenis usaha berdasarkan konsep Holmes dan Nicholls (1988). Pengukuran jenis usaha bersifat kategorikal sesuai dengan jenis usaha yang diteliti, yaitu berdasarkan skala nominal. Konstruk ketiga, yaitu pengalaman usaha. Pengalaman berusaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih banyak akan disiapkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan apabila tingkat kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat. Penelitian ini menggunakan variabel pengalaman usaha berdasarkan konsep Budhijono dan Kristyowati (2005). Masa mengelola perusahaan diukur mulai dari manajer atau pemilik usaha mengelola atau memimpin perusahaan sampai penelitian ini dilakukan yang diukur menggunakan skala rasio. Konstruk keempat, yaitu skala usaha. Perkembangan perusahaan selalu diharapkan oleh pemilik yang berakibat pada skala perusahaan. Perubahan perkembangan perusahaan ini juga dapat dilihat dari perubahan asset yang dimilikinya dari tahun ke tahun, antara lain dari jumlah karyawan yang terus meningkat jumlahnya. Hal ini tentunya disebabkan dari kemajuan yang diperoleh perusahaan yang sangat membutuhkan jumlah karyawan yang lebih besar, terutama bagi perusahaan skala menengah seiring dengan bertambahnya aktivitas perusahaan dan semakin besarnya tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi sangat dibutuhkan (Holmes dan Nicholls, 1988). Instrumen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Konstruk kelima, yaitu pelatihan akuntansi. Pelatihan dapat dilakukan di dalam maupun di luar pekerjaan. Pelatihan yang dilakukan di luar pekerjaan umumnya bersifat formal. Latihan yang dilakukan di luar pekerjaan dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan. Bila latihan formal seperti itu betul-betul dikaitkan dengan penggunaannya dalam pekerjaan sehari-hari maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja akan meningkat. Penelitian ini menggunakan variabel pengalaman usaha berdasarkan konsep Astuti (2005) dengan indikator sebagai berikut:
1. Keikutsertaan responden dalam kegiatan pelatihan 2. Perlunya pelatihan sesuai bidang usaha untuk meningkatkan kinerja 3. Kesediaan mengikuti pelatihan 4. Pelatihan penting untuk memperbaiki kinerja Pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert lima poin mulai dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), Cukup Setuju (CS), setuju (S), sampai dengan sangat setuju (SS). Berdasarkan indikator pengukuran tersebut, maka diuraikan statement dalam kuesioner sebagai berikut: 1. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, saya pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan bidang pekerjaan saya 2. Untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang
penggunaan
akuntansi
diperlukan pelatihan yang berkaitan dengan bidang usaha saya 3. Apabila diadakan kegiatan pelatihan saya bersedia mengikuti pelatihan tersebut 4. Kegiatan pelatihan sangat perlu untuk memperbaiki kinerja usaha bisnis saya Konstruk keenam, yaitu penggunaan sistem informasi akuntansi. Informasi akuntansi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai informasi statutori, informasi anggaran dan informasi tambahan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang digunakan sebagai dasar di dalam membuat keputusan. Penelitian ini menggunakan variabel penggunaan sistem informasi akuntansi berdasarkan konsep Fitriyah (2006) dengan indikator sebagi berikut : 1. Pengetahuan deklaratif 2. Pengetahuan prosedural 3. Informasi statutory 4. Informasi anggaran 5. Informasi tambahan Pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert lima poin mulai dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), Cukup Setuju (CS), setuju (S), sampai dengan sangat setuju (SS). Berdasarkan indikator pengukuran tersebut, maka diuraikan statement dalam kuesioner sebagai berikut:
1. Penggunaan informasi akuntansi mampu meningkatkan pengetahuan saya 2. Saya
membutuhkan
pengetahuan
tentang
aturan-aturan
dalam
menggunakan informasi akuntansi 3. Penggunaan informasi akuntansi dapat menyelesaikan pekerjaan saya dalam pembukuan atau pencatatan 4. Informasi anggaran dapat mempermudah saya untuk mendukung usaha Informasi tambahan sangat mempengaruhi kinerja saya dalam penggunaan informasi akuntansi Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan bantuan Partial Least Squares (PLS) yang merupakan statistika multivariate yang melakukan pembandingan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda (Hartono dan Abdillah, 2009:11). Partial Least Squares (PLS) merupakan salah satu metode statistika SEM (Structural Equation Modeling) berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang, dan multikolinearitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Model Hipotesis Penelitian Model penelitian ini terdiri dari enam konstruk diantaranya penggunaan sistem informasi akuntansi, latar belakang pendidikan, jenis usaha, pengalaman usaha, skala usaha dan pelatihan akuntansi. Evaluasi model dalam penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model. Evaluasi outer model merupakan tahapan untuk mengevaluasi validitas dan reliabilitas suatu konstruk, sedangkan inner model merupakan tahapan untuk mengevaluasi hubungan antara konstruk. Evaluasi Validitas Konstruk Evaluasi validitas konstruk dilakukan dengan menghitung validitas konver-gen dan validitas diskriminan.
Validitas Konvergen Evaluasi validitas konstruk dilakukan dengan menghitung validitas konver-gen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Validitas konvergen diketahui berdmelalui loading factor, AVE, dan communality. Suatu instrument dikatakan memenuhi pengujian validitas konvergen apabila memiliki faktor loading diatas 0.7, kemudian AVE diatas 0.5, dan communality diatas 0.5. di bawah ini akan disajikan hasil nilai AVE, communality, dan factor loading. Hasil AVE dan communality disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.16 AVE dan Communality Konstruk AVE Communality Pelatihan akuntansi 0.871 0.871 Penggunaan Sistem informasi akuntansi 0.843 0.843 Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai AVE dan communality untuk semua variabel yaitu kepelatihan akuntansi dan penggunaan sistem informasi akuntansilebih besar dari 0.5. Dengan demikian ke dua variabel tersebut dinyatakan valid. Sedangkan hasil factor loading disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.17 Hasil Factor Loading Original Konstruk Sample (O) PA1 <- Pelatihan akuntansi PA2 <- Pelatihan akuntansi PA3 <- Pelatihan akuntansi PA4 <- Pelatihan akuntansi PS1 <- Penggunaan Sistem informasi PS2 <- Penggunaan Sistem informasi PS3 <- Penggunaan Sistem informasi PS4 <- Penggunaan Sistem informasi PS5 <- Penggunaan Sistem informasi Sumber : Data diolah
akuntansi akuntansi akuntansi akuntansi akuntansi
0.932 0.926 0.941 0.935 0.913 0.918 0.933 0.896 0.931
T Statistics (|O/STERR|) 115.615 61.384 154.266 125.644 60.189 78.637 127.89 50.62 144.792
Keterangan : PA : Pelatihan Akuntansi PS : Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat semua indicator dari
variabel
pelatihan
akuntansi
dan
penggunaan
sistem
informasi
akuntansibernilai lebih besar dari 0.7. Dengan demikian indikator tersebut dinyatakan valid. Validitas Diskriminan Pengujian yang digunakan untuk validitas diskriminan adalah cross loading atau dengan membandingkan nilai akar AVE dengan korelasi antar variabel laten. kriteria pengujian menyatakan bahwa apabila akar AVE lebih besar dari korelasi antar variabel laten maka dapat dinyatakan bahwa indikator tersebut dinyatakan valid dalam mengukur variabel yang bersangkutan. Selain itu, kriteria pengujian validitas diskriminan dengan cross loading menyatakan bahwa apabila nilai korelasi suatu indikator dalam suatu variabel yang bersangkutan lebih besar dari nilai korelasi indikator pada variabel lainnya maka indikator tersebut dinyatakan valid dalam mengukur variabel yang bersangkutan. Hasil pengujian akar AVE dan korelasi antar variabel laten disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.18 Hasil Akar AVE dan Korelasi Variabel laten Penggunaan Akar Pelatihan Sistem Informasi Konstruk AVE akuntansi Akuntansi Pelatihan akuntansi Penggunaan Sistem informasi akuntansi Sumber : Data diolah
0.933
1.000
0.918
0.849
1.000
Berdasarkan hasil dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa akar AVE bernilai lebih besar dari nilai korelasi antar variabel laten. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa indikator-indikator dari masing-masing variabel mampu mengukur variabel-variebel tersebut yang bersangkutan. Sedangkan nilai cross loading disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.18 Cross Loading PA PA1 PA2 PA3 PA4 PS1 PS2 PS3 PS4 PS5
PS 0.932 0.926 0.941 0.935 0.853 0.766 0.832 0.841 0.798
0.834 0.800 0.833 0.856 0.913 0.918 0.933 0.896 0.931
Sumber : Data diolah Keterangan : PA : Pelatihan Akuntansi PS : Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan pengukuran cross loading pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan indikator-indikator dari variabel Penggunaan sistem informasi akuntansi, latar belakang pendidikan, jenis usaha, pengalaman usaha, skala usaha dan pelatihan akuntansi menghasilkan cross loading yang lebih besar dibandingkan dengan cross loading pada variabel lainnya. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa masing-masing indikator mampu mengukur variabel laten yang bersesuaian dengan indikatornya. Hasil Evaluasi Reliabilitas Perhitungan yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas konstruk adalah cronbach alpha dan Composite Reliability. Kriteria pengujian menyatakan bahwa apabila cronbach alpha dan Composite Reliability bernilai lebih besar dari 0.6 maka konstruk tersebut dinyatakan reliabel. Hasil perhitungan Composite Reliability dan cronbachs alpha dapat dilihat melalui ringkasan yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.19 Composite Reliability dan Cronbachs Alpha Composite Reliability Cronbachs Alpha Pelatihan akuntansi 0.964 0.951 Penggunaan Sistem informasi akuntansi 0.964 0.954 Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki Composite Reliability dan Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0.7. Dengan demikian, berdasarkan perhitungan Composite Reliability dan Cronbach Alpha semua variabel dinyatakan reliabel. Evaluasi Inner Model Evaluasi inner model dilakukan dengan menguji koefisien determinasi dan koefisien masing-masing variabel bebas (koefisien path). Koefisien determinasi menggambarkan seberapa besar variabel laten independen berkontribusi terhadap variabel laten dependen. Koefisien determinasi variabel penggunaan sistem informasi akuntansiinformasi akuntansi sebesar 0.910 (91.0%), artinya kontribusi latar belakang pendidikan pemilik/manajer, jenis usaha, pengalaman usaha, skala usaha, pelatihan akuntansi pemilik/manajer terhadap variabel penggunaan sistem informasi akuntansi informasi akuntansi sebesar 91%, sedangkan sisanya sebesar 9% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Koefisien path adalah koefisien yang menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Kriteria pengujian menyebutkan bahwa apabila nilai t statistics lebih besar 1.96 maka hipotesis penelitian diterima. Hasil koefisien path disajikan dalam tabel berikut ini, Tabel 4.20 Hasil Path Coefficients Original T Statistics Keputusan Sample (O) (|O/STERR|) LB Pendidikan -> Penggunaan 0.151 3.280 Diterima (H1) Sistem informasi akuntansi Jenis Usaha -> Penggunaan Sistem informasi akuntansi
0.117
2.127
Diterima (H2)
Pengalaman -> Penggunaan Sistem informasi akuntansi
0.065
2.180
Diterima (H4)
Skala usaha -> Penggunaan Sistem informasi akuntansi
0.247
3.947
Diterima (H5)
Pelatihan akuntansi -> Penggunaan Sistem informasi akuntansi
0.461
6.217
Diterima (H3)
Sumber : Data diolah
Keterangan : JU = Jenis Usaha LBP = Latar Belakang Pendidikan PG = Pengalaman SU = Skala Usaha PA = Pelatihan Akuntansi PS = Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Gambar 4.1 Model Struktural
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat disimpulkan bahwan 1. Hipotesis H1. Hasil di atas menunjukkan bahwa pengaruh latar belakang pendidikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi menghasilkan nilai statistik uji t sebesar 3.280. Hal ini berarti statistik uji t lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.96. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Sehingga Hipotesis 1 terima. Koefisien path latar belakang pendidikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 0.151. Hal ini dapat diartikan bahwa kontribusi latar belakang pendidikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 15.1%, sehingga
tingginya latar belakang pendidikan berdampak pada meningkatnya penggunaan sistem informasi akuntansi. 2. Hipotesis H2. Hasil di atas menunjukkan bahwa pengaruh jenis usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi menghasilkan nilai statistik uji t sebesar 2.127. Hal ini berarti statistik uji t lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.96. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jenis usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Sehingga Hipotesis 2 terima. Koefisien path jenis usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 0.117. Hal ini dapat diartikan bahwa kontribusi jenis usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 11.7%, sehingga tingginya jenis usaha berdampak pada meningkatnya penggunaan sistem informasi akuntansi. 3. Hipotesis H3. Hasil di atas menunjukkan bahwa pengaruh pengalaman usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi menghasilkan nilai statistik uji t sebesar 2.180. Hal ini berarti statistik uji t lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.96. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Sehingga Hipotesis 3 terima. Koefisien path pengalaman usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 0.065. Hal ini dapat diartikan bahwa kontribusi pengalaman usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 6.5%, sehingga tingginya pengalaman usaha berdampak pada meningkatnya penggunaan sistem informasi akuntansi. 4. Hipotesis H4. Hasil di atas menunjukkan bahwa pengaruh skala usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi menghasilkan nilai statistik uji t sebesar 3.947. Hal ini berarti statistik uji t lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.96. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Sehingga Hipotesis 4 terima. Koefisien path skala usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 0.247. Hal ini dapat diartikan bahwa kontribusi skala usaha terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi
sebesar
24.7%,
sehingga
tingginya
skala
usaha
berdampak
pada
meningkatnya penggunaan sistem informasi akuntansi. 5. Hipotesis H5. Hasil di atas menunjukkan bahwa pengaruh pelatihan akuntansi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi menghasilkan nilai statistik uji t sebesar 6.217. Hal ini berarti statistik uji t lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.96. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Sehingga Hipotesis 5 terima. Koefisien path pelatihan akuntansi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 0.461. Hal ini dapat diartikan bahwa kontribusi pelatihan akuntansi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebesar 46.1%, sehingga tingginya pelatihan akuntansi berdampak pada meningkatnya penggunaan sistem informasi akuntansi. Simpulan Dalam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi yaitu latar belakang pendidikan pendidikan, jenis usaha, pengalaman usaha, skala usaha dan pelatihan akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan hasil penelitian berhasil menemukan bukti adanya pengaruh positif antara latar belakang pendidikan pemilik/manajer dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kota Malang. 2. Hasil penelitian berhasil menemukan bukti adanya pengaruh positif antara jenis usaha dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kota Malang. 3. Penelitian ini berhasil menemukan bukti adanya pengaruh positif antara pengalaman usaha dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kota Malang. 4. Hasil penelitian berhasil menemukan bukti adanya pengaruh positif antara skala usaha dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kota Malang.
5. Hasil penelitian berhasil menemukan bukti adanya pengaruh positif antara pelatihan akuntansi dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kota Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti. 2007. Pengaruh karakteristik internal perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten Kudus. Thesis dipublikasikan. UNDIP. Belkaoui, A.R., 2000. Accounting Theory. Fourth Edition, Business Press, Thomson Budhijono dan Kristyowati. 2005. Sistem Informasi Akutansi Pada Usaha Kecil. akuntabilitas. Vol 5, 47-60 Hartono J, dan Abdillah W. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) Untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Holmes, Scoott and Des Nicholls. 1989. Modelling The Accounting Information Requirement of Small Business. Accounting and Business Research, Vol. 19, no 74, pp. 143-150, 1989 Holmess, Scott and Des Nicholls. 1988. An Analysis of the Use of Accounting By Australian Small Business. Journal of Small Business Managemant Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta. Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta Kementerian Koperasi dan UMKM. 2013. “Bank Pelaksana Kurang Serius Salurkan KUR”. Diunduh tanggal 27 Mei 2014 dari www.depko.go.id Kementerian Koperasi dan UMKM. 2013. “Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, (UMKM) dan Usaha Besar (UB)”. Diunduh tanggal 4 Febuari 2014 dari www.depko.go.id Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Salemba Empat Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Sih Darmi Astuti, J. Widiatmoko, 2003. Profil Usaha Kecil Menengah (UKM) di Jawa, Fokus Ekonomi, Vol. 2, No. 3, 215-228 Singarimbun, Masri dan Sofyan, Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. PT. Pustaka LP3ES. Jakarta Sujiyanto, Agus Eko. 2007. Aplikasi Statistik dengan SPSS Untuk Pemula. Jakarta: Prestasi Pustaka Theng, Lau, Geok, and Jasmine Wang Boon. 1996. An Explanatory Study of Factors Affecting The Failure of Local Small and Medium Entrprises. Asia Pasific Journal of Management. Singapore ________. Instruksi Presiden RI No. 10 tahun 1999 ________. Undang-undang No. 20 tahun 2008