ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) BMT WAHANA WONOGIRI TAHUN 2010 TUGAS AKHIR
Disusun dan ditunjukkan untuk memenuhi kawajiban dan melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Progam Studi Perbankan Syariah.
Oleh : YANTI 20107019
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) BMT WAHANA WONOGIRI TAHUN 2010
TUGAS AKHIR
Oleh : YANTI 20107019
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini
dengan
judul
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI PENGAJUAN PEMBIAYAAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) BMT WAHANA WONOGIRI TAHUN 2010. Penulisan Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya Program Diploma III Perbankan Syariah pada jurusan syariah STAIN Salatiga. Penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik oleh penulis atas bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril atau materiil. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Abdul Aziz Nugraha Pratama, S. Ag, MM, selaku ketua Program Studi Diploma III Perbankan Syariah. 3. Bapak Anton Bawono, SE, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah yang telah bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan Tugas Akhir ini. 4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam penulisan Tugas akhir ini.
v
5. Ibu Ratih Indriyati, SE, selaku pimpinan BMT Wahana Wonogiri. 6. Karyawan dan karyawati BMT Wahana yang membantu penulis dalam mendapatkan data-data sekunder serta informasi dalam penulisan Tugas Akhir ini. 7. Kedua orang tua, Ayah Ibu wali dan keluarga besar serta saudara-saudara penulis yang telah memberikan dukungan baik moril maupun sepirituil. 8. Teman-teman DIII dan sahabat-sahabat penulis yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah berperan serta dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kesempurnaan hanya milik Allah semata, begitu juga dengan penulisan Tugas Akhir ini yang jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat dan menambah pengalaman serta pengetahuan bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 24 Agustus 2010
Penulis
vi
MOTTO Ingatlah, kamu tidak akan meraih ilmu kecuali dengan enam hal, yaitu kecerdasan, minat yang besar, kesabaran, bekal yang cukup, petunjuk guru, dan waktu yang lama (Sayyidina Ali ra) Tuntutlah ilmu, karena tidak seorang pun terlahir dengan membawa ilmu. Barang siapa tidak pernah merasakan pahitnya belajar, Meski sekejap pun Dia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hayat (Imam Syafi’i).
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini aku persembahkan kepada: Allah SWT atas ridho dan karuniaNya. Kedua orang tua, Ayah dan Ibu wali penulis, dan Abah serta Umah, terimakasih untuk dukungan dan doanya selama ini. Adik-adik penulis (Indah, Aris, Andre, Kholid, Hanif, Ruroh, Huri) dan keluarga serta saudara-saudara yang penulis sayangi. Sahabat-sahabat penulis (Kelin, si Mbad, Anja, Tyna, Icka, Singgih, Irwan,Yuli, Itsna, dan Gurit) serta teman-teman DIII Perbankan Syariah angkatan 2007 yang selalu membantu, memberi semangat dan segala hal dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
viii
ABSTRAK BMT WAHANA merupakan koperasi jasa keuangan yang pertama berdiri di kota Wonogiri dengan menggunakan konsep syariah. BMT Wahan memiliki dua produk yaitu pendanaan dan pembiayaaan. Pembiayaan Mudharabah merupakan salah satu produk pembiayaan yang dikelola BMT Wahana. Tujuan dan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara individu terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri dan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara bersama-sama terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri serta untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dominan terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri. Metode penelitihan yang digunakan adalah survey, yaitu penelitihan yang mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuisioner sebagai alat pengumpul data dari lingkungan sebenarnya. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis. Hasil uji pertama menunjukkan bahwa variabel lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara individu berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan di BMT Wahana terbukti hanya untuk variabel kondisi ekonomi, pelayanan dan promosi. Hasil uji kedua menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Uji hipotesis ketiga menunjukkan variabel kondisi ekonomi yang berpengaruh dominan terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT WAHANA, sebaiknya pihak BMT menigkatkan pelayanan dan promosi untuk menigkatkan keputusan pengajuan pembiayaan. Kata kunci: Pembiayaan mudharabah, faktor pengaruh pengajuan pembiayaan, analisis data nasabah.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PENGAJUAN TUGAS AKHIR .....................................................................
ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ...................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iv
KATA PENGANTAR .....................................................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................
viii
ABSTRAK .......................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masaah .................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
4
C. Tujuan dan Kegunaan ...................................................................
4
D. Sistematika Penulisan ....................................................................
6
BAB II : LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ..............................................................................
7
B. Kerangka Teoritik .........................................................................
13
C. Hipotesis.........................................................................................
23
D. Metode Penelitian .........................................................................
23
x
BAB III : LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum Obyek ...............................................................
33
B. Struktur Organisasi BMT Wahana Wonogiri ................................
34
C. Pembagian Kerja atau Job Description .........................................
34
D. Produk-produk yang ditawarkan BMT Wahana Wonogiri ............
40
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................
44
B. Analisis Data ..................................................................................
50
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................
59
B. Keterbatasan .........................................................................................
60
C. Saran ....................................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
: Karakteristik Responden berdasarkan Agama
44
Tabel 4.2
: Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin
45
Tabel 4.3
: Karakteristik Responden berdasarkan Usia
46
Tabel 4.4
: Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat pendidikan 46
Tabel 4.5
: Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.6
: Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah pendapatan 48
Tabel 4.7
: Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah pengeluaran 48
Tabel 4.8
: Statistik Deskriptif
49
Tabel 4.9
: Hasil Uji Validitas Variabel Independen
51
Tabel 4.10
: Hasil Uji Validitas Keputusan Pengajuan Pembiayaan
52
Tabel 4.11
: Hasil Uji Reabilitas
53
Tabel 4.12
: Hasil Analisis Regresi Berganda
54
Tabel 4.13
: Hasil Uji T
57
xii
47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Proses Perilaku Konsumen
8
Gambar 2.2 : Model Perilaku Konsumen
9
Gambar 2.3 : Pemrosesan Kognitif Pengambilan Keputusan
11
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BMT Wahana Wonogiri
34
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangannya bank-bank dan lembaga keuangan yang beroprasi berdasarkan prinsip syariah merupakan bukti perjuangan ekonomi syariah yang cerah dan mulai diterimanya sistem perekonomian syariah di Indonesia. Adapun lembaga keuangan syariah bisa berbentuk bank, seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Umum Syariah atau Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) atau bukan bank, seperti asuransi syariah dan koperasi simpan pinjam syariah atau koperasi jasa keuangan syariah. Keadaan perbankan syariah semakin diakui dengan dikeluarkannya UU NO. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah sebagai perubahan atas UU NO. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan UU NO. 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Dalam undang-undang ini diperbolehkan untuk membuka Bank syariah atau unit usaha syariah (system double window) bagi Bank konvensional Adapun perbedaan yang mendasar antara Bank syariah dengan Bank konvensional adalah pada sistem yang digunakan Bank konvensional menggunakan sistem bunga, yang dianggap oleh sebagian besar ulama’ hampir sama dengan riba. Sedangkan Bank syariah berdasarkan bagi hasil dan resiko (Loss and Profit Sharing) dan tambahan keuntungan (mark-up). Sistem ini diyakini sesuai dengan prinsip muamalah dalam islam dan sebagai jalan keluar untuk menghindari bunga (riba). Walaupun sistem yang digunakan berbeda, akan tetapi dalam prakteknya tidak jauh berbeda, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.
1
2
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu yang ditandai dengan banyaknya usaha yang gulung tikar, adanya PHK yang menyababkan bertambahnya jumlah pengangguran , dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, menjadikan peran Bank syariah lebih penting. Bank syariah bisa menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit (pembiayaan) dengan syarat yang relatif mudah untuk digunakan dalam bentuk usaha-usaha yang menghasilkan (usaha produktif), seperti perdagangan, industri dan jasa. Selain berfungsi sebagai bantuan permodalan. pembiayaan ini juga sebagai solusi untuk menekankan angka pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sayangnya tidak semua lapisan masyarakat bisa menerima pembiayaan dari Bank syariah, terutama lapisan ekonomi menengah kebawah. Sehingga muncullah BMT (Baitul Maal Wat Tanwil) berada di bawah naungan departemen koperasi dan mempunyai usaha simpan pinjam berdasarkan prinsip syariah. Target pasarnya pada bisnis skala kecil yang kurang begitu menarik bank dan salah satu produknya adalah pembiayaan. Prinsip syariah ini adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasrkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan atasa barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
3
Namun di Tugas Akhir ini penulis hanya akan menganalisis fokus pada pembiayaan mudharabah. Selain berfungsi untuk membantu pembiayaan bagi usaha-usaha menghasilkan (usaha produktif), produk pembiayaan mudharabah ini juga membantu melepaskan masyarakat dari jaratan rentenir. Adapun usaha-usaha yang dapat dibiayai oleh pembiayaan mudharabah, seperti contoh petani yang membutuhkan bibit, pupuk dan biaya lain untuk bertanam, peternak yang membutuhkan bibit dan makanan untuk ternak, dan usaha jasa, seperti foto copy, sablon, penjahit dan lain-lain. Dalam hal ini sebagai pemasar produk pihak BMT pun harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam proses pengajuan pembiayaan. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya faktor lingkungan, faktor keadaan ekonomi, faktor gaya hidup, faktor harga, faktor tempat, faktor pelayanan nasabah dan promosi. Hal ini dilakukan agar pembiayaan yang diberikan oleh BMT sesuai dengan sasaran dan tujuan pembiayaan itu sendiri. Bahkan pemberian pembiayaan merupakan kegiatan utama bank karena besar kecilnya pembiayaan yang disalurkan akan menentukan tingkat keuntungan bank. Ada pun secara umum tujuan pemasaran bank, adalah sebagai berikut: a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. b. Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.
4
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien (Kasmir, 2008, 177). Dari kondisi yang demikian mendorong penulis untuk memilih judul Tugas Akhir ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) BMT WAHANA WONOGIRI TAHUN 2010. B. Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang akan di bahas
dalam penulis ini
adalah: 1. Apakah faktor lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara individu berpengaruh terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri? 2. Apakah faktor lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri? 3. Variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri? C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dan penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara individu terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri.
5
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara bersama-sama terhadap pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri. 3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dominan terhadpa pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Wahana Wonogiri. Kegunaan dari Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis : a. Memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian akhir Program Studi Diploma III Perbankan Syariah STAIN Salatiga. b. Mengaplikasikan teori yang telah di peroleh dalam perkuliahan dengan praktek dilapangan. 2. Bagi BMT Wahana Wonogiri Dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pembiayaan mudharabah di BMT Wahana agar di waktu yang akan datang bisa lebih baik. 3. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga a. Mengenalkan STAIN Salatiga kepada masyarakat luas khususnya perbankan syariah. b. Sebagai tambahan referensi serta informasi bagi mahasiswa khususnya progam studi perbankan syariah STAIN Salatiga. 4. Bagi Pembaca Sebagai bantuan bagi pihak yang ingin mengetahui tentang factor-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan mudharabah.
6
D. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Berisi telaah dari hasil penelitian-penelitian dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah-masalah dalam penelitian ini serta teknik pengambilan keputusan. B. Kerangka Teoritik Berisi pengertian pembiayaan mudharabah dan langkah-langkah teoristis yang akan digunakan untuk memecahkan permasalahan, hipotesis, populasi dan sampel, sumber data, metode pengumpulan data, skala pengukuran, uji instrument dan analisis data.
BAB III
LAPORAN OBYEK Gambaran
Umum
Berisi sejarah, lokasi usaha, struktur organisasi, dan produk-produk pembiayaan di BMT Wahana. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang diskripsi data, statistik diskriptif dan analisis data hasil penelitihan di BMT Wahana Wonogiri.
BAB V
PENUTUP Berisi kesimpulan, keterbatasan dan saran dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.
7
BAB II LANDASAN TEORI C. Telaah Pustaka 1. Kasmir, dalam bukunya “ Menejemen Perbankan “ mengatakan bahwa peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena itu harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah di BMT Wahana (Kasmir, 2000: 71). 2. Penelitian Murtiyah Tahun 2004 berjudul “Prosedur Pembiayaan KSP BMT Anfa’ Pucang Secang Magelang” menyimpulkan bahwa prosedur pembiayaan merupakan faktor penting dalam kegiatan di BMT. Alasannya adalah pembiayaan merupakan produk unggulan yang bisa menghasilkan pendapatan. Untuk itu diperlukan prosedur pembiayaan yang tidak rumit dan tidak memberatkan nasabah. Perbedaan mendasar dalam penentuan prosedur pembiayaan di BMT Anfa’ dengan teori antara lain mengenai: jaminan, batasan % bagi hasil, rumitnya realisasi dan maksimalisasi pembiayaan. 3. Perilaku konsumen Menurut definisi Schiffman dan Kanuk (2000) adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
7
8
bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu a. Tahap perolehan (acquisition), mencari (searching) dan membeli (purchasing). b. Tahap
konsumsi
(consumption),
menggunakan
(using)
dan
mengevaluasi (evaluating). c. Tahap tindakan pasca beli (deposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Proses ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Mendapatkan Produk Kebutuhan
mencari: -informasi -alternative -keputusan membeli
Konsumsi
Pasca Beli
Menggunakan
Perilaku pasca beli
Mengevaluasi
Gambar 2.1 Proses Perilaku Konsumen. Unit-unit pengambil keputusan beli (decision unit) menurut Kotler (1991) terdiri dari: 1. Konsumen individu yang membentuk pasar konsumen (consumer market). 2. Konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis (business market)
9
Adapun konsep personal consumer dalam definisi tersebut bisa diperjelas yaitu, mereka adalah individu yang memberi barang dan jasa untuk dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan keluarga dan dijadikan hadiah untuk orang lain. Perhatian ilmu Perilaku Konsumen berpusat pada bagaimana secara individu membuat keputusan beli dengan menggunakan sumbersember yang tersedia yaitu, waktu, uang dan upaya, untuk ditukar dengan barang untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, semua faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan beli, mengkonsumsi dan membuangnya, akan menjadi pokokpokok ilmu ini. Model Perilaku Konsumen dapat digambarkan sebagai berikut. Pengaruh interna 1.Kebutuhan dan motivasi 2.Kepribadian 3.Psikografik 4. Persepsi 5.Pembelajaran 6. Sikap
Konsumen
Pengaruh External
1.Kebutuhan pilihan o atribut produk 2.Sikap 3.Persepsi 4.Gaya hidup
1. 2. 3. 4. 5.
Keluarga Kelas sosial Budaya dan Sub budaya Kelompok acuan Komunikasi pemasaran
Mencari dan Mengevaluasi Menentukan alternative-alternatif Menentukan pilihan dan memutuskan membeli
Membeli Desonansi pasca beli
Puas/ tidak puas Perilaku pasca beli
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen
10
Gambar 2.2 tersebut menggambarkan bagaimana faktor-faktor pengaruh itu menyebabkan seseorang membeli dan mengkonsumsi produk serta apa yang terjadi setelah mengkonsumsi (Ristiyanti Prasetijo dan John, 2004: 14) 4. Pengambilan Keputusan. a. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Seperti dalam tabel 2.3 semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti, kepercaaan yang diaktifkan dalam ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam penerjemahan informasi baru di lingkungan. Pada gambar di bawah ini, dapat dilihat pemprosesan kognitif pengambilan keputusan.
11
EXPOSUR PADA INFORMASI LINGKUNGAN
PROSES INTERPRESTASI Perhatian Pemahaman
INGATAN Pengetahuan, arti dan kepercayaan
Pengetahuan, arti dan kepercayaan
PROSES PENINTEGRASIAN Sikap dan keinginan pengambilan keputusan
PERILAKU
Gambar 2.3 Pemprosesan Kognitif Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan dalam islam adalah sama dengan pengambilan keputusan pada umumnya. Namun yang membedakan merupakan pendapatan atau penghasilan yang diperoleh konsumen. b. Tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai suatu pemecahan masalah, kita mengansumsikan bahwa konsumen memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan atau nilai dalam rantai-akhir) yang ingin dicapai atau dipuaskan. Seorang konsumen menganggap sesuatu adalah “masalah” karena yang diinginkan belum dapat dicapai. Konsumen membuat keputusan
12
perilaku mana yang ingin dilakukan untuk dapat mencapai sasaran mereka, dan dengan demikian “memecahkan masalahnya”. Sehingga dapat disimpulkan pengambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan kepada sasaran. Ada pun tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu 1. Pemahaman adanya masalah Proses pembeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. 2. Pencarian alternatif pemecahan Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya terterdorong untuk mencari informasi lebih banyak. 3. Evaluasi alternatif Dalam memproses informasi yang diperolaeh untuk membuat keputusan akhir, konsumen menggunakan beberapa proses evaluasi keputusan. Proses evaluasi yang sering digunakan konsumen adalah mereka membentuk- memutuskan- membentuk keinginan berperilaku untuk membeli produk berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional. 4. Pembelian Keinginan dinyatakan dalam tindakan.
13
5. Perilaku sesudah pembelian Produk yang dibelinya digunakan dan konsumen akan melakukan evaluasi ulang apakah keputusan yang adiambilnya tepat atau tidak ( Paul Peter dan Jerry, 1999: 162). D. Kerangka Teoritik. 1. Pengertian pemasaran Menurut WY. Stanton Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan kegiatan pemasaran, antara lain: a. Dalam rangka memenuhi kebutuhan suatu produk maupun jasa. b. Dalam rangka memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa c. Dalam rangka memberi kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya d. Dalam rangka meningkatkan penjualan dan laba e. Dalam rangka ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing
14
2. Konsep Pemasaran Konsep yang dimaksud adalah a. Konsep produksi Konsep produksi adalah konsep yang menawarkan kepada volume produksi yang seluas-luasnya dengan harga serendah mungkin.. b. Konsep produk Konsep produk adalah konsep yang menekankan kualitas, penampilan, dan ciri-ciri yang terbaik. c. Konsep penjualan Konsep penjualan adalah kegiatan yang ditekankan lebih agresip melalui usaha promosi yang gencar. d. Konsep pemasaran Menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran dan memberikan keputusan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat. e. Konsep pemasaran kemasyarakatan Konsep
pemasaran
yang
brsifat
kemasyarakatan,
konsep
ini
menekankan pada penentuan kebutuhan, keinginan dan minat pasar serta memberikan kepuasan kepada konsumen dan masyarakat (Kasmir, 2008: 178).
15
3. Pengertian Kredit dan Pembiayaan Kredit menurut UU Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). 4. Tentang Pembiayaan Mudharabah a. Pengertian pembiayaan mudharabah (bagi hasil) adalah dimana BMT bertindak sebagai pihak yang menyediakan dana (shohibul maal) dan
16
anggota yang menerima pinjaman bertindak sebagai pengelola dana (mudharib)untuk kegiatan usaha. Antara BMT dan anggota yang menerima pembiayaan akan berbagi hasil atas pendapatan kegiatan usaha dengan porsi bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya. Bila terjadi kerugian, maka kerugian dalam bentuk uang akan ditanggung oleh BMT, sedangkan anggota akan menanggung kerugian dalam bentuk kehilangan usaha, nama baik (reputasi), dan waktu. Secara umum, landasan dasar syariah al Mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai berikut : 1. Al Qur’an
Artinya : “Dan orang –orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT”. (al-Muzzammil : 20) 2. Hadits
“Dari Shalih bin Shuaib r.a bahwa Rasullah SAW bersabda , “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, munaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”.(H.R Ibnu Majah No.2280, kitab at Tijarah).
17
3. Ijma’ Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadist yang dikutip Abu Ubaid b. Unsur-unsur kredit 1. Kepercayaan Suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima dimasa tertentu dimasa datang. 2. Kesepakatan Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian/akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan nasabah. 3. Jangka waktu Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Risiko Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak disengaja. 5. Balas jasa Akibat dari pemberian fasiltas kredit bank tentu mengharapkan suatu
keuntungan
tertentu.
Keuntungan
bagi
bank
yang
18
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. c. Jenis kredit Secara umum kredit yang disalurkan oleh bank dihat dari berbagai segi diantaranya: 1. Segi kegunaan kredit a) Kredit investasi yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru. b) Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Segi tujuan kredit a) Kredit produktif Kredit ini digunakan untuk usaha yang menghasilkan sesuatu baik barang maupun jasa. b) Kredit konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. c) Kredit perdagangan Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan.
3. Segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun.
19
b. Kredit jangka menengah Kredit yang memiliki jangka waktu 1 tahun sampai dengan 3 tahun. c. Kredit jangka panjang Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. 4. Segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. b. Kredit tanpa jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. 5. Segi sektor usaha a. Kredit pertanian b. Kredit peternakan c. Kredit industri d. Kredit pertambangan e. Kredit pendidikan f. Kredit profesi g. Kredit perumahan h. Dan sektor-sektor usaha lain
20
d. Tata cara dan perhitungan bagi hasil 1) Bagi hasil dihitung berdasarkan pendapatan (hasil usaha) nasabah bukan keuntungan yang diperoleh nasabah. 2) Besarnya nisbah bagi hasil Besarnya nisbah (porsi) bagi hasil untuk pembiayaan ini ditentukan sesuai kesepakatan antara BMT dengan nasabah. Penentuan nisbah tersebut oleh BMT dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh oleh BMT. 3) Contoh perhitungan bagi hasil Nisbah bagi hasil seorang pedagang sembako di pasar wonokarto wonogiri memerlukan modal usaha sebesar Rp 5.000.000, 00 dengan jangka waktu 12 bulan. Skema BMT Jumlah pembiayaan : Rp 5.000.000, 00 Jangka waktu : 12 bulan. Hasil yang diharapkan BMT : Rp 500.000,00 per bulan dengan nisbah 20% untuk BMT dan 80% untuk nasabah. Total pengembalian : Rp 5.000.000,00 + (Rp 100.000,00 x 12) = Rp 6.200.000,00. Angsuran pokok per bulan : Rp5.000.000, 00 / 12 bulan = Rp 416.700,00. Bagi hasil = Rp 500.000,00 x 12 x 20% / 12 = Rp 100.000,00 per bulan.
21
Simpanan wajib : Rp 5.000, 00 / bulan dengan ketentuan akan dikembalikan setelah
pembiayaan selesai
dan tidak akan
mengajukan pembiayaan lagi. Biaya administrasi = 2% x Rp 5.000.000,00 = Rp 100.000,00. . 5. Variabel penelitian dalam penelitian ini dibagi dua yaitu; a. Variabel independen adalah faktor-faktor yang mempengarui masalah pembiayaan, seperti lingkungan, keadaan ekonomi, biaya hidup, harga, tempat, pelayanan, promosi, kepuasan nasabah. b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah fakto-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh BMT WahanaWonogiri. 6. Devinisi Operasional Variabel. Berdasarkan
variabel-variabel
penelitian
yang
ada,
dapat
dirumuskan definisi variabel sebagai berikut; a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri(Y) b. Lingkungan X1. Lingkungan adalah faktor yang mendorong calon nasabah untuk menjadi nasabah pembiayaan. Indikatornya; dari diri sendiri, orang lain. c. Keadaan ekonomi X2. Keadaan ekonomi sekarang dan prospek yang akan datang adalah faktor yang mempengaruhi nasabah pembiayaan untuk mendapatkan
22
kepercayaan dari BMT untuk memperoleh sejumlah pembiayaan. Indikatornya; ekonomi mapan, pengeluaran > dari pada pendapatan. d. Gaya hidup X3. Suatu keunggulan yang dimiliki produk pembiayaan sebagai daya tarik nasabah. Indikatornya; untuk memenuhi kebutuhan, untuk kebutuhan tersier. e. Harga X4. Harga adalah suatu kewajiban yang harus diketahui dan dibayar oleh nasabah
pembiayaan
ketika
menerima
sejumlah
pembiayaan.
Indikatornya; biaya administrasi ringan, membayar simpanan wajib. f. Tempat X5. Tempat adalah lokasi BMT Wahana sebagai tempat penelitian Tugas Akhir ini. Indikatornya; strategis, dapat membuka kantor cabang. g. Pelayanan X6. Pelayanan adalah servis yang dilakukan dalam BMT Wahana dalam melayani nasabah. Indikatornya; sistem jemput bola, pelayanan cepat dan tanggap. h. Promosi X7. Promosi adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang
kepada
tindakan
yang
menciptakan
pertukaran. Indikatornya; semboyan saatnya meninggalkan sisa riba, pembiayaan bagi hasilnya murni.
23
E. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara individu berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan di BMT Wahana. 2. Variabel lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan di BMT Wahana. 3. Variabel kondisi ekonomi berpengaruh dominan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan di BMT Wahana. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuisioner sebagai alat pengumpul data dari lingkungan sebenarnya (Masri Sangurimbun dan Efendi, 1989: 3). Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, diskriptif
maupun eksperimen.
Analisis diskriptif digunakan untuk menguraikan data diri responden yang akan mengidentifikasikan sikap responden dalam BMT, karena penelitian diskriptif dapat digunakan untuk mengetahui secara empirik tentang faktafakta atau kejadian sistematis atau keakuratan data.
24
2. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2006: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah pembiayaan di BMT Wahana kurang lebih 200 nasabah di tahun 2010. b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 81). Adapun sampel dalam penelitian
ini
adalah
penelitian
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan metode non probability sampling yaitu dengan converience sampling. Metode converience sampling melibatkan pengumpulan informasi dari anggota yang berada dalam populasi yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan (Sekaran, 2000: 277). Nasabah yang dijadikan pengambilan sampel adalah nasabah pada produk pembiayaan di BMT Wahana yaitu kurang lebih 20 nasabah. 3. Data dan Sumber data Dalam penelitian ini Sumber data yang digunakan berasal dari sumber eksternal, yaitu data yang diperoleh langsung dari penelitian. Sedangkan data yang digunakan dalam analisis adalah: a. Data primer, merupakan data penelitian yang langsung diperoleh dari sumber asli atau tidak melalui perantara dan secara khusus dikumpulkan untuk menjadi pertanyaan penelitian (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999: 146). Data primer dalam penelitian ini
25
adalah jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dari kuisioner yang disebarkan. b. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh atau dicatat oleh pihak lain (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999:147). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang dibuat oleh BMT, seperti sejarah dan perkembangan BMT, struktur organisasi, produk-produk BMT dan sebagainya 4. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menyebarkan kuisioner secara langsung kepada responden dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah kuisioner yang dikembalikan oleh responden. Metode ini memerlukan adanya kontak antara peneliti dengan subyek (responden) peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Pertanyaan dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuisioner. Tehnik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuisioner dapat didistribusikan langsung oleh peneliti kepada responden.. Hal ini dilakukan agar response rate dari kuisioner tinggi dan peneliti dapat melakukan kontak atas jawaban responden (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999: 152). Dengan kuisioner berjumlah 30 yang disebarkan hanya kembali 20, karena keterbatasan ini akhirnya penulis menggunakan eksperimen sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah anggota sampel 20.
26
5. Teknis analisis data a. Uji validitas data Uji validitas data diperlukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsinya ( Sekaran, 2000: 42). Menurut Singarimbun (1995: 122), uji validitas data digunakan benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya penelitian tersebut. Pendekatan yang digunakan validitas konstruk (contruct validity), yaitu dengan mengorelasi skor setiap item dengan skor total uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan Corelation Produk Moment. Adapun rumus teknis korelasi yang digunakan adalah pearsion’s Corelation Produk Moment (Ghozali, 2001: 140) r:
n n 2 2 n 2 2
Keterangan: r : Koefisien korelasi. n : Jumlah sampel. ∑XY : Jumlah skor antara X dan Y. ∑X : Jumlah skor masing masing item. ∑Y :Jumlah skor seluruh item. ∑X2 : Jumlah kuadrat masing-masing variableX.
27
∑X2 : Jumlah kuadrat skor variable b. Uji Reabilitas Uji reabilitas data digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih dari (Misri Sangurimbun dan Sofian Efendi, 1995: 124). Uji ini hanya dilakukan pada item pernyataan yang dinyatakan valid dalam uji validitas. Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Untuk menguji reabilitas digunakan Cronbach’ alpha, yaitu koefisien reabilitas yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu instrumen berkorelasi positif dengan item lainnya. Rumus yang digunakan sebagai berikut: 2 Sb Rii : 1 St 2 1
Keterangan: Rii : Reabilitas instrument K : Jumlah kuisioner ∑b2 : Jumlah varian butir St2 : Varian total Semakin tinggi
koefisien alpha, berarti
semakin baik
pengukuran suatu instrument. Sekaran (2000: 177) menyatakan bahwa semakin dekat koefisien alpha pada nilai 1 berarti butir-butir pernyataan dalam koefisien semakin reliable.
28
c. Uji Asumsi Homogenitas Varian antar kelompok (Homogenity of variance). Uji asumsi homogenitas yang dipakai adalah Levene’s Test of Equity of Variance. Levene’s Test of Equity of Variance dihitung oleh SPPSS untuk menguji asumsi ANOVA bahwa setiap grup (kategori) variabel independen memiliki varian sama. Angka yang dihasilkan adalah probabilitas dua sisi yang kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikan tertentu jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikasi, maka varian antar kelompok adalah homogen, sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai signifikasi, maka varian antar kelompok adalah heterogen (Djarwanto, 1996: 62). 6. Skala Pengukuran Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah harga, pelayanan, tempat, lingkungan dan promosi. Sedangkan variabel dependennya adalah faktor-faktor yang pengajuan pembiayaan di BMT Wahana. Pembuatan skala yang digunakan skala likert’s. Dalam penelitian ini jawaban setiap instrumen yang digunakan skala likert’s mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Apabila item positif, maka angka terbesar terletak diletakkan pada sangat setuju, sedangkan jika item negatif, maka angka terbesar diletakkan
29
pada sangat tidak setuju. Adapun ketentuan skor nilai yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat setuju
: Skor nilainya 5.
Setuju
: Skor nilainya 4.
Cukup setuju
: Skor nilainya 3.
Tidak setuju
: Skor nilainya 2.
Sangat tidak setuju : Skor nilainya 1. 7. Metode Analisis Data a. Analisis Regresi Linier Berganda Merupakan analisis data yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dan dangan bantuan program SPSS. Dengan menggunakan analisa regresi linier berganda dapat diketahui pengaruh variabel lingkungan (X), pengaruh variabel individu terdiri dari keadaan ekonomi (X2), gaya hidup (X3), pengaruh variabel bauran pemasaran terdiri dari harga (X4), tempat (X5), pelayanan (X6), promosi (X7), terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan di BMT Wahana (Y) dengan rumus sebagai berikut : Y : a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +b5X5 + b6X6 + b7X7 dimana : b1b2b3b4b5b6b7 : Slope/garis kemiringan yang berhubungan dengan variable X1X2X3X4X5X6X7 (Koefisien kemiringan garis regresi). Y
: Faktor-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan di BMT Wahana.
X1
: Lingkungan.
30
X2
: Keadaaan ekonomi.
X3
: Gaya hidup.
X4
: Harga.
X5
: Tempat.
X6
: Pelayanan.
X7
: Promosi.
b. Alat Uji Hipotesis 1) Uji t Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikan variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau bersama-sama. a) Hipotesis Ho : b1 = b2 = b3 = 0 Berarti tidak ada pengaruh signifikan pada masingmasing variable independent terhadap variabel dependen. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Berarti ada pengaruh yang signifikan pada masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. b) Tingkat signifikansi (α) = 5% : t table =n – k -1. c) Rumus uji t t= Dimana : bi : Koefisien regresi
31
αbi :Standar error koefisien regresi. d) Kriteria pengujian. Ho diterima apabila t hitung < t atau probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05. Ho ditolak apabila t hitung > t table atau probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05. 2) Uji Ketetepan Model a) Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apabila variabel independen secara serentak meempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dari uji F menurut (Widiyanto, 2003: 18) : 1) Hipotesis Ho: b1 = b2 =b3 = 0 Berarti tidak ada pengaruh yang yang signifikan secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Ho: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersamasama variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Tingkat signifikansi (α) = 5% : F table α (k-1; n-k). 3) Rumus uji F
32
R2 1 F= 1 R2 n
Dimana : R2 : Koefisien determinasi. n : Jumlah observasi. K : Jumlah variabel bebas. 4) Kriteria pengujian Ho diterima apabila F hitung < Ftabel atau probablitas nilai F atau signifikansi > 0,05. Ho ditolak apabila F hitung
variasi
variabel-variabel
independen
dapat
menerangkan dengan baik variabel dependen (Setiaji, 2004: 29). Perhitungan koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
1 i 2 R : 2 yi 2
Keterangan :
R2 : Koefisien determinasi. ℓi2 : Nilai kuadrat residual. yi2 : Nilai kuadrat variable.
33
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum Obyek. 1. Lokasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Wahana Wonogiri. BMT WAHANA Wonogiri terletak di Jl. Gatot Subroto No. 047 Wonokarto, Wonogiri atau kompleks masjid Al- Hidayah. 2. Sejarah singkat berdirinya dan Dasar Legalitas BMT Wahana Wonogiri. BMT Wahana merupakan pelopor berdirinya BMT di Wonogiri. Sebagai lembaga ekonomi yang bermisi memberdayakan pengusaha kecil bawah dan kecil yang menerapkan prinsip-prinsip syariah, BMT terbukti telah berperan dalam membangun perekonomian masyarakat khususnya lapisan bawah. Dikarenakan perannya yang strategis inilah akhirnya pada tanggal 5 Agustus 1996 BMT Wahana berdiri, yang beranggotakan 45 orang anggota. Dengan modal yang seluruhnya diperoleh dari kekayaan anggota masyarakat bawah itu sendiri. BMT Wahana ini mendapatkan Badan Hukum koperasi pada tanggal 12 Desember 1998. Dengan SK : BH. NO. 027/ BH/ KDK. 11-29/ XII/ 1998. Oleh karena itu kepercayaan masyarakat dan pemerintah terhadap BMT ini adalah sebuah kehormatan sekaligus amanat dan tugas berat yang harus dipikul dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan. Apalagi saat kondisi ekonomi masyarakat yang tidak menentu, BMT harus tegas dalam berusaha dan meningkatkan profesionalisme dalam bekerja. 33
34
B. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT WAHANA Wonogiri. KETUA
D. PENASEHAT
SEKRETARIS
BENDAHARA
PENGURUS MANAGER
KASIR
PEMBUKUAN
DEBT COLLECTOR
PEMBIAYAAN
PENDANAAN
SURVEY
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Wahana Wonogiri. C. Pembagian Kerja atau Job Description 1. Ketua I a. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi serta mengendalikan seluruh kegiatan koperasi dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas dan kewajibannya.
35
b. Mengatur penyusunan dan tata kerja koperasi dan pejabatnya. c. Menjamin daya guna dan keseimbangan yang serasi dalam melaksanakan pembinaan terhadap koperasi. d. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas dasar koperasi. e. Membina kesejahteraan dan kemampuan bekerja serta pengembangan personil koperasi dalam mengembangkan tugas kewajiban masingmasing. 2. Ketua II a. Mewakili pengurus dalam masalah organisasi/ administrasi. b. Menyelenggarakan pembinaan personil/ SDM. c. Mengumpulkan data organisasi dan data koperasi untuk keperluan pembinaan. d. Menyusun peraturan yang menyangkut organisasi/ administrasi. e. Membuat rencana kerja dan anggaran belanja dibidang tugasnya untuk dipakai sebagai pedoman. 3. Ketua III a. Menyusun rencana usaha produksi dan pemasaran berdasarkan kemampuan dan pengembangan koperasi. b. Memonitor usaha produksi dan pemasaran sebagai bahan pembinaan dan pelayanan kepada anggota pada khususnya dan nasabah pada umumnya. c. Mengadakan
kontak
dengan
pihak-pihak
pengembangan usaha produksi pemasaran.
luar
dalam
rangka
36
d. Mewakili pengurus dalam masalah-masalah yang menyangkut bidang usaha produksi dan pemasaran. e. Membuat rencana kerja dan anggaran belanja serta menyusun petunjuk kerja pengelola sesuai dengan tugasnya masing-masing. 4. Sekretaris a. Mengatur dan menyelenggarakan tata administrasi umum koperasi. b. Menyusun laporan-laporan umum, khusus dan berkala menurut kebijakan pengurus. c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan buku-buku organisasi. d. Mengatur penyelenggaraan rapat atau sidang pengurus koperasi serta mengatur pencatatan dan penyampaian risalah hasil rapat kerja pengurus. e. Menyelenggarakan tatalaksana kantor dan memproses penyelesaian draf peraturan-peraturan, surat keputusan dan sebagai berikut. 5. Bendahara a. Membuat perkiraan keadaan umum menejemen keuangan sebagai bahan
perencanaan
mengenai
rencana
anggaran
penerimaan,
pengeluaran dan pengendalian perbendaharaan koperasi berikut unit usahanya. b. Membuat peraturan dan petunjuk tentang cara penyelenggaraan perbendaharaan dan akuntansi umum yang berlaku di koperasi. c. Membuat rencana anggaran pendapatan dan biaya koperasi untuk disahkan dalam rapat anggota sebagai pedoman kerja untuk tahun buku berikutnya.
37
d. Mengadakan hubungan dan koordinasi dengan lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta dalam rangka pelaksanaan tugasnya. e. Melakukan pemeriksanaan secara langsung jumlah uang kas dan jumlah uang persediaan barang sesuai sistem yang dianut. 6. Manager Manager diangkat dan diberhentikan oleh pengurus serta bertanggung jawab kepada pengurus, adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab manajer adalah: a. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran masingmasing bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya kepada pengurus. b. Menyusun perencanaan yang tepat dalam rangka pembukaan usaha usaha baru. c. Melaksanakan tugas-tugas bidang usaha sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang disetujui rapat anggota serta pengarahan dan penggarisan yang dilakukan oleh pengurus. d. Membuat laporan secara rutin kepada pengurus. e. Melaksanakan
tugas-tugas
pengurus
yang
telah
dilimpahkan
kewenangannya pada menejer. 7. Kasir Bagian kasir mempunyai tugas mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan kas, antara lain: a. Menyiapkan bukti-bukti yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran uang.
38
b. Menerima, menyimpan uang dan melaksanakan administrasi kas. c. Melaksanakan pembayaran atas persetujuan menejer/ bendahara. d. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran uang kas. e. Memberikan laporan saldo kas kepada bagian pembukuan/ manajer bendahara. 8. Pembukuan Bagian pembukuan mempunyai tugas mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah administrasi keuangan pembukuan, antara lain: a. Meneliti kelengkapan dan kebenaran bukti-bukti pembukuan. b. Melaksanakan pembukuan sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan berdasarkan bukti yang sah. c. Menyimpan semua bukti pembukuan secara teratur sesuai peraturan yang berlaku. d. Menyimpan data keuangan untuk menyusun laporan keuangan yang berupa neraca dan perhitungan rugi/laba beserta laporan dan penjelasannya. 9. Pembiayaan Bagian pembiayaan mempunyai tugas antara lain: a. Membantu manajer dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah pembiayaan.
39
b. Mengumpulkan data untuk menyusun rencana kebutuhan pembiayaan, mengajukan pembiayaan, melaksanakan pembiayaan dan mengawasi pembiayaan, berdasarkan peraturan yang berlaku. c. Melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan permintaan dan pemberian pembiayaan (dengan pertimbangan prinsip 5C). d. Bertanggung jawab kepada menejer atas pelaksanaan tugasnya. 10. Umum Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan rumah tangga koperasi, antara lain: a. Menyediakan keperluan administrasi koperasi. b. Merawat semua inventaris koperasi. c. Menyediakan semua keperluan sehari-hari. d. Melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan surat menyurat. 11. Jasa lain Bagian jasa lain mempunyai tugas: a. Membantu menejer dalam segala kegiatan yang berhubugan dengan jasa yang bersangkutan. b. Menyiapkan data perlengkapan untuk menyusun rencana yang berhubungan dengan jasa yang bersangkutan. c. Melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan pemakaian jasa yang bersangkutan. d. Bertanggung jawab kepada menejer atas pelaksanaan tugas.
40
D. Produk-produk yang ditawarkan di BMT Wahana Wonogiri. Adapun rangkaian produk yang ditawarkan adalah sebagai berikut: 1. Produk simpanan / tabungan. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota atau koperasi-koperasi lain dan atau anggotannya kepada koperasi dalam bentuk simpanan biasa dan simpanan berjangka. Jenis-jenis simpanan BMT Wahana: a) Simpanan
Mudharabah
adalah
simpanan
yang
penyetorannya
dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya bisa dilakukan sewaktuwaktu selama jam kerja dan simpanan mendapatkan bagi hasil sesuai kesepakatan (30:70) Contoh simpanan mudharabah: simpanan sirela, simpanan pelajar, simpanan usaha, simpanan wisata, dll. b) Simpanan Mudharabah berjangka, simpanan yang penyetorannya dilakukan satu kali dengan jumlah yang disepakati dan pengambilan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu berakhir menurut perjanjian serta mendapatkan bagi hasil sesuai jangka waktu (6 bulan 50:50, 12 bulan 50:50). c) Simpanan Wadiah, simpanan yang bersifat dana titipan pihak ketiga dan tidak mendapatkan jasa bagi hasil. d) Simpanan pembiayaan, simpanan yang mendapatkan fasilitas dari pembiayaan sistem penyetorannya digabungkan dengan angsuran, simpanan ini boleh diambil bila pinjaman telah lunas.
41
e) Simpanan pokok, merupakan simpanan sebagai anggota dan dibayarkan satu kali, yaitu waktu mendaftar sebagai anggota. Simpanan pokok merupakan komponen modal. f) Simpanan wajib, simpanan anggota yang disetorkan secara berangsur dan teratur oleh anggota dan besarnya sama antara anggota yang satu dengan yang lain sesuai kesepakatan. g) Simpanan pokok khusus, simpanan pendiri yang disetorkan pada waktu awal pembentukan. 2. Produk Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan pinjaman berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan. Jenis-jenis pembiayaan di BMT WAHANA meliputi: a) Pembiayaan Mudharabah merupakan kerjasama antara pihak penyedia dana(BMT) dengan pihak pengusaha yang bertanggung jawab dalam mengelola dana atau usaha. Keuntungan yang diperoleh dari usaha akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati dan apabila mengalami kerugian akan ditanggung oleh penyedia dana. Kerugian bagi pengusaha adalah waktu dan tenaga yang telah dicurahkan untuk mengelola usaha. Tujuan mudharabah adalah untuk mempertemukan orang yang memiliki modal tapi tidak memiliki kemampuan dalam
42
usaha dengan orang yang memiliki dalam kemampuan usaha tetapi tidak memiliki modal. Dalam hal ini pemilik modal tidak dibenarkan ikut mengelola usaha, karena telah diserahkan kepada pengelola dan prosentase bagi hasil harus ditentukan di awal perjanjian. b) Pembiayaan Musyarakah merupakan kerjasama antara dua orang atau lebih para pemilik modal untuk membiayai suatu proyek. Apabila memperoleh suatu keuntungan, keuntungan tersebut dibagi menurut nisbah yang disepakati. Apabila mengalami kerugian, kerugian tersebut ditanggung bersama sesuai besarnya modal masing-masing. Dalam hal ini setiap pemilik modal merupakan pemilik perusahaan dan berhak menjalankan perusahaan tersebut mewakili pemegang saham, presentase bagi hasil ditentukan diawal perjanjian. Pemegang saham dapat menyerahkan pengelola perusahaan kepada pihak lain yang disepakati bersama dan saham dapat memindahkan hak kepemilikan atas perusahaan kepada pihak lain. c) Pembiayaan Murabahah dan Ba’i Bi’thaman Ajil (BBA) yaitu penjualan barang dengan senilai harga pokok ditambah margin keuntungan yang disepakati bersama antara penjual dan pembeli. Murabahah menghindarkan transaksi yang mengandung riba. Karena setelah terjadi transaksi diatas, hukumnya menjadi hutang piutang antara penjual dan pembeli dengan jangka waktu pengembalian yang telah disepakati, pembiayaan ini disebut Al-Murabahah. Sedangkan
43
apabila pembayarannya dilakukan secara cicilan, disebut Ba’i Bi’thaman Ajil (BBA). d) Pembiayaan Qordhul Hasan merupakan pinjaman yang diberikan kepada kewajiban sosial. Peminjam hanya diwajibkan untuk mengembalikan sebesar pokoknya saja sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Sumber dana untuk Qordhul Hasan diambil dari dan infaq/shodaqoh yang dikelola BMT, bukan simpanan nasabah. e) Pembiayaan Hiwalah merupakan pemindahan hutang dari tanggung jawab orang yang berhutang menjadi tanggung jawab orang lain yang bersedia menaggung hutang.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Responden Pertanyaan mengenai karakteristik responden digunakan untuk mengetahui karakteristik responden secara umum meliputi nama, alamat, agama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, jumlah pendapatan tiap bulan dan pengeluaran tiap bulan. Dari kuisioner yang dibagikan diperoleh keterangan sebagai berikut: a. Agama Responden Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan, diperoleh data mengenai karakteristik responden berdasarkan agama, dan data tersebut dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini: TABEL 4.1 Tabel Karakteristik Responden berdasarkan Agama. Agama
Frekuensi
Prosentase
Islam atau Muslim
20
100%
Non Muslim
0
0%
Total
20
100%
Sumber: Data primer yang diolah 2010.
Tabel diatas menunjuk menunjukkan bahwa dari 20 responden, nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri beragama Islam atau Muslim 100%, non Muslim 0%. Dapat disimpulkan bahwa mayorits
44
45
nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri adalah Islam atau Muslim. Meskipun ada juga nasabah BMT Wahana yang non Muslim. b. Jenis Kelamin Responden. Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan diperoleh data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dan data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: TABEL 4.2 Tabel Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin Keterangan
Frekuensi
Prosentase
Laki-laki
14
70%
Perempuan
6
30%
Total
20
100%
Sumber: Data primer yang diolah 2010.
Tabel diatas menunjukkan dari 20 responden, nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 70% dan perempuan 30%. Dapat disimpulkan bahwa nasabah pembiayaan di BMT Wahana paling banyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan. c. Usia Responden Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan diperoleh data mengenai karaktristik responden berdasarkan usia dan data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.
46
TABEL 4.3 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan usia Keterangan
Frekuensi
<20 th 20-30 th 30-40 th >40 th Total
2 6 9 3 20 Sumber: Data primer yang diolah 2010.
Prosentasi 10% 30% 45% 15% 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 20 responden nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri berusia < 20 tahun adalah 10%, 20-30 tahun adalah 30%, 30-40 tahun adalah 45%, > 40 tahun adalah 15%. Dapat disimpulkan bahwa nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri, paling banyak didominasi nasabah yang berusia 30-40 tahun. d. Pendidikan Responden Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan data mengenai karakteristik responden berasarkan pendidikan terakhir data data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini: TABEL 4.4 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan Keterangan
Frekuensi
Prosentasi
SD/ Sederajat SMP/ Sederajat SMA/ Sederajat Diploma/ Sarjana Total
0 5 11 4 20
0% 25% 55% 20% 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 20 responden nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri tingkat SD yaitu 0%, SMP
47
yaitu 25%, SMA yaitu 55% dan diploma atau sarjana 20%. Dapat disimpulkan bahwa nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri paling banyak didominasai nasabah berpendidikan terakhir SMA/ Sederajat. e. Pekerjaan Responden Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan diperoleh data mengenai karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dan data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini: TABEL 4.5 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Keterangan Petani/ pekebun Pedagang/ Wiraswata Pelajar Pegawai Negeri Sipil Total
Frekuensi 1 15 0 4 20
Prosentasi 5% 75% 0% 20% 100%
Sumber: data primer yang diolah 2010
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 20 responden nasabah BMT Wahana Wonogiri yang pekerjaannya petani sebanyak 5%, pedagang 75%, pelajar 0% dan PNS 20%. Dapat disimpulkan bahwa nasabah pembiayaan di BMT
Wahana Wonogiri didominasi oleh para
pedagang. f. Jumlah Pendapatan Responden Berdasarkan kuisioner yang disebarkan maka diperoleh data mengenai karakteristik responden berdasarkan jumlah pendapatan dan data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:
48
TABEL 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah pendapatan Keterangan
Frekuensi
Prosentasi
< Rp 500.000,Rp 500.000-1.000.000,Rp 1.000.000-2.000.000,> Rp 2.000.000,Total
5 9 3 3 20
25% 45% 15% 15% 100%
Sumber: Data primer diolah 2010
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 20 responden nasabah pembiayaan di BMT wahana Wonogiri yang berpendapatan < Rp 500.000,- 25%, Rp 500.000-1.000.000,- 45%, Rp 1.000.0002.000.000,- 15% dan >Rp 2.000.000,- 15%. Dapat disimpulkan bahwa nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri yang paling banyak didominasi nasabah yang berpendapatan Rp 500.000-1.000.000,-. g. Jumlah Pengeluaran Responden Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan maka diperoleh data
mengenai
karakteristik
responden
berdasarkan
jumlah
pengeluaran dari data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini. TABEL 4.7 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah pengeluaran Keterangan
Frekuensi
Prosentasi
< Rp 500.000,Rp 500.000-1.000.000,Rp 1.000.000-2.000.000,> Rp 2.000.000,Total
8 8 4 0 20
40% 40% 20% 0% 100%
Sumber: Data primer diolah 2010
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 20 responden nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri yang pengeluarannya < Rp
49
500.000,- 40%, Rp 500.000-1.000.000,- 40%, Rp 1.000.0002.000.000,- 20% dan > Rp 2.000.000,- 0%. Dapat disimpulkan bahwa pengeluaran responden nasabah pembiayaan di BMT Wahana Wonogiri
yang
paling
banyak
didominasi
nasabah
yang
pengeluarannya < Rp 500.000,- dan Rp 500.000-1.000.000,-. 2. Statistik Deskriptif Dari hasil penelitian diperoleh data yang digunakan untuk menguji hipotesis, adapun secara deskriptif data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Variabel
Minimum Maksimum Mean Std Deviasi
Lingkungan Kondisi ekonomi Gaya hidup Harga Tempat Pelayanan Promosi Pengajuan pembiayaan Sumber : data primer diolah
4 4 4 5 7 5 5 12
10 10 10 10 10 10 10 20
8,40 6,55 6,90 7,95 8,70 7,70 6,55 15,40
1,60 1,88 1,68 1,64 0,92 1,72 1,28 2,26
Pada tabel 8 diketahui bahwa untuk variabel lingkungan (X1) mempunyai nilai tertinggi sebesar 10 dan terendah 4 dengan rata-rata sebesar 8,40 dan simpangan baku sebesar 1,60. Untuk variabel kondisi ekonomi (X2) mempunyai nilai tertinggi sebesar 10 dan terendah 4 dengan rata-rata sebesar 6,55 dan simpangan baku sebesar 1,88. Untuk variabel gaya hidup (X3) mempunyai nilai tertinggi sebesar 10 dan terendah 4 dengan rata-rata sebesar 6,90 dan simpangan baku sebesar 1,68. Untuk variabel harga (X 4)
50
mempunyai nilai tertinggi sebesar 10 dan terendah 5 dengan rata-rata sebesar 7,95 dan simpangan baku sebesar 1,64. Untuk variabel tempat (X5) mempunyai nilai tertinggi sebesar 10 dan terendah 7 dengan rata-rata sebesar 8,70 dan simpangan baku sebesar 0,92. Untuk variabel pelayanan (X6) mempunyai nilai tertinggi sebesar 10 dan terendah 5 dengan rata-rata sebesar 7,70 dan simpangan baku sebesar 1,72.
Untuk variabel sarana promosi (X7) mempunyai nilai
tertinggi sebesar 10 dan terendah 5 dengan rata-rata sebesar 6,55 dan simpangan baku sebesar 1,28 dan untuk variabel keputusan pengajuan pembiayaan (Y) mempunyai nilai tertinggi sebesar 10 dan terendah 5 dengan rata-rata sebesar 15,40 dan simpangan baku sebesar 2,26.
B. Analisis Data 1. Pengujian Instrumen Penelitian a. Hasil Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrument digunakan dalam penelitian apa yang dapat diukur. Dalam menentukan validitas angket menggunakan rumus korelasi product moment pearson. Instrumen penelitian dikatakan valid apabila korelasinya (rxy) melebihi angka kritis (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 0,05. Perhitungan validitas menggunakan program SPSS 10.0 Hasil pengujian tiap variabel adalah sebagai berikut:
51
a) Variabel indepedenden Hasil uji validitas variabel independen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Independen a Lingkungan
Item rxy 1 0,972 2 0,967 Kondisi 3 0,934 ekonomi 4 0,956 Gaya hidup 5 0,926 6 0,938 Harga 7 0,936 8 0,948 Tempat 9 0,862 10 0,887 Pelayanan 11 0,943 12 0,927 Promosi 13 0,852 14 0,798 Sumber : Hasil pengolahan data
Critical 0,444 Value 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Critical value untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,444. Tabel 9 menunjukkan bahwa semua butir pertanyan (1 – 14) adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari rtabel (0,444). Dengan demikian instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel Lingkungan, Kondisi ekonomi, Gaya hidup, Harga, Tempat, Pelayanan, Promosi. b) Keputusan pengajuan pembiayaan Keputusan pengajuan pembiayaan diukur dengan skala likert satu sampai lima.
52
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Keputusan Pengajuan Pembiayaan Item
rxy
1. 0,871 2. 0,871 3. 0,749 4. 0,798 Sumber : Hasil pengolahan data
Critical Value
Status
0,444 0,444 0,444 0,444
Valid Valid Valid Valid
Critical Value untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,444. Tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari rtabel (0,444). Dengan demikian ada 2 instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur keputusan pengajuan pembiayaan. b. Hasil Uji Reliabilitas Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan cara Cronbach’s Alpha dari masing- masing instrumen dalam suatu variabel. Hasil pengujian dari suatu instrumen dikatakan reliabel (handal) apabila hasil pengujian menghasilkan Cronbach’s Alpha (ralpha) di atas (0,60), maka instrumen tersebut reliabel (Nunnally dalam Imam Ghozali, 2000: 177). Hasil Uji reliabilitas dari masing-masing instrumen dalam varibel penelitian sebagai berikut:
53
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Kondisi ekonomi Gaya hidup Harga Tempat Pelayanan Promosi Pengajuan pembiayaan
Cronbach’s
Status
Alpha 0,9344 0,8723 0,8476 0,8714 0,6914 0,8541 0,7237 0,8168
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan data Semua variabel dalam penelitian mempunyai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6, sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel yaitu
lingkungan, kondisi ekonomi, gaya hidup, harga, tempat,
pelayanan, promosi dan keputusan pengajuan pembiayaan adalah reliabel. 2. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda pada hipotesis pertama ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel lingkungan, kondisi ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan, promosi terhadap variabel keputusan pengajuan pembiayaan. Berikut hasil uji regresi dengan menggunakan bantuan program SPSS.
54
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel
Koef Std Error Regresi Constanta 1,627 X1 0,106 0,212 X2 0,793 0,203 X3 0,108 0,221 X4 -0,282 0,264 X5 0,076 0,474 X6 0,590 0,216 0,606 0,273 X7 R Square 0,791 F hitung 6,495 Prob F 0,003 Sumber : Data olahan SPSS
t hitung
0,499 3,896 0,491 -1,068 0,161 2,739 2,224
Prob
0,627 0,002 0,632 0,306 0,874 0,018 0,046
Berdasarkan hasil regresi linier berganda sebagaimana seperti pada table 4.12 diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = 1,627 + 0,106X1 + 0,793X2 + 0,108X3 - 0,282X4 + 0,076X5 + 0,590X6 + 0,606X7 Hasil persamaan regresi linier tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a = 1,627. Artinya bahwa apabila lingkungan, kondisi ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan, promosi konstan, maka keputusan pengajuan pembiayaan sebesar 1,627 satuan. b1 = 0,106. Lingkungan berpengaruh positif terhadap keputusan pengajuan mendukung meningkat.
pembiayaan. maka
Artinya
keputusan
jika
lingkungan
pengajuan
semakin
pembiayaan
akan
55
b2 = 0,793. Kondisi ekonomi berpengaruh positif terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Artinya jika kondisi ekonomi semakin baik maka keputusan pengajuan pembiayaan akan meningkat. b3 = 0,108. Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Artinya jika gaya hidup semakin meningkat
maka
keputusan
pengajuan
pembiayaan
akan
meningkat. b4 = -0,282. Harga berpengaruh negatif terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Artinya jika harga atau biaya pengajuan pembiayaan semakin meningkat maka keputusan pengajuan pembiayaan akan menurun. b5 = 0,076. Tempat berpengaruh positif terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Artinya jika tempat semakin dekat maka keputusan pengajuan pembiayaan akan meningkat. b6 = 0,590. Pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Artinya jika Pelayanan semakin baik maka keputusan pengajuan pembiayaan akan naik. b7 = 0,606. Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Artinya jika promosi semakin baik maka keputusan pengajuan pembiayaan akan meningkat.
56
b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji regresi diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,791, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa variabel lingkungan, kondisi ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan, promosi berpengaruh terhadap keputusan pengajuan pembiayaan sebesar 79,1%. Sedangkan sisanya sebesar 20,9% keputusan pengajuan pembiayaan dipengaruhi oleh variabel lain. c. Hasil Uji F Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Untuk proses analisis dengan uji F ini, data dan proses analisisnya sama dengan analisis regresi linier berganda, dengan kata lain nilai Fhitung dan nilai signifikansinya untuk uji F tersebut sudah dihasilkan ketika dilakukan analisis regresi berganda. Hasil analisis uji F diperoleh nilai Fhitung untuk sebesar 6,495, dan F tabel (7; 12) sebesar 2,91, maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan, kondisi ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan,
promosi
pengajuan pembiayaan.
secara
bersama-sama
terhadap
keputusan
57
d. Hasil Uji t Analisis uji t digunakan untuk menguji pengaruh masingmasing variable independent terhadap variable dependen secara parsial. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai t sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji T Variabel
thitung
X1 0,499 X2 3,896 X3 0,491 X4 -1,068 X5 0,161 X6 2,739 X7 2,224 Sumber : Data olahan
Signifikansi 0,627 0,002 0,632 0,306 0,874 0,018 0,046
ttabel
Kesimpulan
2,093 2,093 2,093 2,093 2,093 2,093 2,093
Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan
Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung untuk variabel lingkungan (X1) lebih kecil dari nilai ttabel (0,499 < 2,093), maka Ho diterima, berarti dapat disimpulkan lingkungan berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. 2) Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung untuk variabel kondisi ekonomi (X2) lebih besar dari nilai ttabel (3,896 >2,093), maka Ho ditolak, berarti dapat disimpulkan kondisi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. 3) Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung untuk variabel gaya hidup
(X3) lebih kecil dari nilai ttabel (0,491 < 2,093), maka Ho diterima,
58
berarti dapat disimpulkan gaya hidup berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. 4) Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung untuk variabel harga (X4) lebih kecil dari nilai ttabel (-1,068 < 2,093), maka Ho diterima, berarti dapat disimpulkan harga berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. 5) Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung untuk variabel tempat (X5) lebih kecil dari nilai ttabel (0,161 < 2,093), maka Ho diterima, berarti dapat disimpulkan tempat berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. 6) Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung untuk variabel pelayanan (X6) lebih besar dari nilai ttabel (2,739 > 2,093), maka Ho ditolak, berarti dapat disimpulkan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. 7) Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung untuk variabel promosi (X7) lebih besar dari nilai ttabel (2,224 >2,093), maka Ho ditolak, berarti dapat disimpulkan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. i.
Koefisien Beta
Kondisi ekonomi merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan mudharabah, hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien beta sebesar 0,659 lebih besar dari nilai beberapa variabel lingkungan, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi. Berarti hipotesis ketiga terbukti.
59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel kondisi ekonomi, pelayanan, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan, sedangkan untuk variabel lingkungan, gaya hidup, harga, dan tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Berarti hipotesis pertama yang menyatakan ” Variabel lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara individu berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan di BMT Wahana”, terbukti hanya untuk variabel kondisi ekonomi, pelayanan, dan promosi saja. 2. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. Berarti hipotesis kedua yang menyatakan ” Variabel lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan di BMT Wahana”, terbukti. 3. Hasil analisis koefisien Beta menunjukkan bahwa kondisi ekonomi berpengaruh paling besar terhadap keputusan pengajuan pembiayaan. 62
60
Berarti hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Variabel kondisi ekonomi berpengaruh dominan terhadap keputusan pengajuan pembiayaan di BMT Wahana, terbukti. B. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Objek yang diteliti hanya para nasabah di BMT Wahana, hasil yang berbeda mungkin akan diperoleh jika objek yang diteliti diperluas 2. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya, sehingga bisa dikhawatirkan terjadi respon bias dari responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. C. Saran Keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperbaiki khususnya untuk penggunaan pendekatan deviasi yang belum digunakan dalam penelitian ini. 1. Bagi BMT Wahana, sebaiknya meningkatkan pelayanan dan promosi sehingga akan meningkatkan keputusan pengajuan pembiayaan. 2. Memperluas objek penelitian ke instansi lain untuk memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh. 3. Untuk mengurangi respon bias, perlu dilakukan upaya seperti melakukan metode wawancara atau secara langsung mendatangi para responden terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 1989. Al Quran dan Terjemahannya. Semarang: CV Toha Putra. Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani. Djarwanto dan Pangestu Subagyo. 1996. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE Indriyantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitihan Bisnis. Yogyakarta: BPFE Kasmir. 2008. Menejemen Perbankan.Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada Peter J.Paul dan Jerry C. Olson. 1999. Consumer Behavior: Perilaku consumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi. Sangurimbun, Musri. 1998. Metodologi Penelitihan Survey Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES Sekaran, Uma. 2000. Metodologi Penelitihan untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Sugiyono. 1999. Metodologi Penelitihan Bisnis. Bandung: Alfabeta