e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI
1
Putu Diana Aginia Lestari, 1Desak Made Werastuti, 2Edy Sujana Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dan menyediakan temuan empiris mengenai pengaruh independensi, pengetahuan, dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor (pemeriksa) BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 49 orang responden dengan menggunakan metode purposive sampling sebagai metode penentuan sampelnya dengan menggunakan kriteria yaitu : (1) auditor yang berstatus PNS, (2) bersertifikasi Diklat Auditor Ahli/Terampil dan sudah pernah melaksanakan tugas pemeriksaan lebih dari satu kali. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disusun secara terstruktur dan disampaikan kepada responden untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden yang bersangkutan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu analisis regresi berganda dengan dengan program SPSS for windows versi 19.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, (2) pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, (3) pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kata Kunci : independensi, pengetahuan auditor, pengalaman kerja auditor, kualitas audit Abstract This study was aimed at predicting and providing empirical findings on the effect of independence, knowledge, and work experience on audit quality. The population consisted of auditors of Bali Province Representative Audit Agency of the Republic of Indonesia. While the sample consisted of 49 respondents using purposive sampling method based on the criteria: (1) auditors with government civil servant status, (2) having Expert Auditor Training certificate/skillful and experienced in audit duty more than once. The data collection method was done by using structurally written questionnaire and given to the respondents to answered according to the conditions experienced by the respondents. The data analysis technique used to test the hypothesis was multiple regression analysis using SPSS for windows of version 19.0 program. The results showed that (1) independence has a significant effect on audit quality, (2) auditor’s knowledge has a significant effect on audit quality, and (3) work experience has a significant effect on audit quality. Keywords: independence, auditor’s knowledge, auditor’s work experience, audit quality
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) PENDAHULUAN Dengan semakin berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara yang sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut maka pemerintahan pun membutuhkan dana yang cukup besar dalam pengelolaan negaranya tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu pengawasan yang cukup handal dalam pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan dan dapat menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik harus didukung audit sektor publik yang berkualitas, karena jika kualitas audit sektor publik rendah akan memberikan kesempatan lembaga pemerintah untuk melakukan penyimpangan penggunaan anggaran. Selain itu, mengakibatkan risiko tuntutan hukum terhadap aparatur pemerintah yang melaksanakannya. Auditor pemerintah terdiri dari Inspektorat Jendral Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga Negara dan BUMN/BUMD, Inspektorat Wilayah Propinsi (Itwiltrop), Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kota (Itwilkab/Itwilkot), Badan Pengawas Keuangan dan pembangunan (BPKP) serta BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan lembaga independen yang memiliki tanggung jawab dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan keuangan negara yang dilakukan dengan baik akan berdampak pada suksesnya pembangunan nasional. Demi tercapainya hal tersebut, pengawasan terhadap pengelolaan keuangan negara harus terbebas dari penyimpangan dan berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Laporan keuangan menyediakan bermacam informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua
karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yaitu relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010). Menurut Ardini dan Lilis (2010) para pemakai laporan keuangan akan selalu melakukan pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan perusahaan. Cara yang umum dapat ditempuh untuk mendapatkan informasi yang handal adalah dengan mengharuskan dilakukan audit secara independen agar informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan lengkap, akurat, dan tidak biasa. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen juga mempunyai kepentingan baik kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya. Biasanya manajemen akan meminta agar auditor memberikan jaminan kepada para pemakai bahwa laporan keuangan bisa dihandalkan. Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor harus berinteraksi dan menjalin hubungan profesional tidak hanya dengan manajemen tetapi juga dengan dewan komisaris dan komite audit, auditor intern, dan pemegang saham. Selama audit berlangsung, auditor harus sering berhubungan atau berinteraksi dengan manajemen, untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dan biasanya auditor akan meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Sikap auditor adalah mengakui perlunya penilaian yang obyektif atas kondisi yang diselidiki dan bukti yang diperoleh selama audit berlangsung. Hal ini dilakukan auditor agar laporan keuangan perusahaan yang diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan kepercayaan dari pihak luar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) bahwa manajemen telah melakukan tanggungjawabnya dengan baik. Independensi merupakan kunci utama bagi profesi akuntan publik. Independensi ini mutlak harus ada pada diri auditor ketika ia menjalankan tugas pengauditan yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran laporan keuangan kliennya. Sikap independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi (Standar Profesional Akuntan Publik/SPAP 2001), sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya selama proses pelaksanaan audit. Hasil penelitian Trisnaningsih (2007) mengindikasikan bahwa auditor hanya memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Penelitian yang dilakukan oleh Alim, dkk. (2007) menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan penelitian De Angelo (1981) dan Mayangsari (2003). Selain itu, menurut Alim, dkk. (2007), interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Karena jika auditor kehilangan independensinya, maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen (Sukriah dkk., 2009). Dari uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipótesis pertama: H1: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Selain itu, dalam SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan)
mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard, 1987 dalam Harhinto, 2004). Dari uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua: H2: Pengetahuan auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asih, 2006). Menurut Tubbs dalam Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal: (1) mendeteksi kesalahan, (2) memahami kesalahan secara akurat, (3) mencari penyebab kesalahan. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman, sehingga dapat mempengaruhi kualitas audit (Nataline, 2007). Menurut Libby dan Trotman dalam Jurana (2011), seorang auditor profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya. Pengalaman auditor akan menjadi bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Dari uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga: H3: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono, 2010). Variabel-variabel yang digunakan adalah independensi, pengalaman auditor, due professional dan akuntabilitas. Sedangkan di dalam penelitian ini menggunakan variabel independensi, pengetahuan dan pengalaman. Kontribusi penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah menambahkan variabel independen yaitu pengetahuan dan menambahkan metode
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) interview yang dapat digunakan untuk mendapatkan komunikasi dua arah dengan subyek dan mendapatkan kejujuran jawaban subyek. Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK RI Perwakilan Provinsi Bali”. METODE Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh independensi, pengetahuan auditor, dan pengalaman kerja auditor terhadap kualitas audit BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi yaitu auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali, sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 49 orang responden dengan menggunakan metode purposive sampling sebagai metode penentuan sampelnya dengan menggunakan kriteria yaitu : (1) auditor yang berstatus PNS, (2) bersertifikasi Diklat Auditor Ahli/Terampil dan sudah pernah melaksanakan tugas pemeriksaan lebih dari satu kali. Definisi operasional variabel pada penelitian ini yaitu: (1) independensi, (2) pengetahuan auditor, dan (3) Pengalaman Kerja. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui perantara. Data primer secara khusus di kumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelititan. Data primer dalam penelitian ini berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaanpertanyaan yang ada dalam kuesioner. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket (kuesioner) dengan menggunakan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Setiap pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu: (5) sangat setuju, (4) setuju,
(3) cukup setuju, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang yang terendah atau sebaliknya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas), (2) Uji hipotesis menggunakan uji regresi regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi). HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Pada kuesioner untuk variabel independensi yang terdiri dari 17 pertanyaan memiliki indeks validitas butir bergerak dari 0,743 s.d 0,884 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,706 dengan klasifikasi tinggi. Pada kuesioner untuk variabel pengetahuan auditor yang terdiri dari 10 pertanyaan memiliki indeks validitas butir bergerak dari 0,732 s.d 0,886 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,713 dengan klasifikasi tinggi. Pada kuesioner untuk variabel pengalaman kerja yang terdiri dari 9 pertanyaan memiliki indeks validitas butir bergerak dari 0,795 s.d 0,882 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,748 dengan klasifikasi tinggi. Pada kuesioner untuk variabel kualitas audit yang terdiri dari 8 pertanyaan memiliki indeks validitas butir bergerak dari 0,819 s.d 0,922 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,724 dengan klasifikasi tinggi. Hasil pengujian normalitas data menggunakan statistik angka Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 untuk statistik Kolmogorov-Smirnov Z. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi normal jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Berdasarkan Tabel 1, ditunjukkan bahwa angka Asymp. Sig. (2tailed) sebesar 0,933 yang disajikan pada Tabel 1.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
48 0,0000000 3,67829811 0,078 0,078 -0,045 0,539 0,933
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: data penelitian diolah, 2015
Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data independensi, pengetahuan auditor, pengalaman kerja auditor, dan kualitas audit berdistribusi normal. Pada Tabel 2 hasil pengujian multikolinieritas menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF dari masingmasing variabel bebas lebih besar dari 0,1 dan lebih kecil dari 10 yaitu: variabel
independensi sebesar 1,497, variabel pengetahuan auditor sebesar 1,596, dan variabel pengalaman kerja sebesar 1,339. Serta dapat dilihat dari nilai tolerance yang masing-masing lebih besar dari 0,1 yaitu: variabel independensi sebesar 0,668, variabel pengetahuan auditor sebesar 0,627, dan variabel pengalaman kerja sebesar 0,715.
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas Model Independensi Pengetahuan Auditor Pengalaman Kerja
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,668 1,497 0,627 1,596 0,715 1,339
Keterangan Non Multikolinearitas Non Multikolinearitas Non Multikolinearitas
Sumber: data penelitian diolah, 2015
Berdasarkan nilai VIF dan tolerance, antara variabel bebas dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. Untuk korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. variabel independensi 0,057 lebih besar Hal ini berarti bahwa tidak terdapat gejala dari 0,05, variabel pengetahuan auditor multikolinearitas antar variabel independen 0,0764 lebih besar dari 0,05, dan untuk dalam model regresi sehingga model variabel pengalaman kerja 0,700 lebih tersebut layak digunakan untuk besar dari 0,05 yang ditunjukkan pada memprediksi. Hasil pengujian Tabel 3. Dengan demikian, dapat heteroskedastisitas digunakan untuk disimpulkan bahwa tidak ditemukannya menguji mengetahui bahwa pada model masalah heteroskedastisitas pada model regresi terjadi ketidaksamaan varians. regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan model Glejser yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas No. Variabel 1. Indepedensi (X1) 2. Pengetahuan Auditor (X2) Pada 3. penelitian iniPengalaman diajukan 3 hipotesis. Kerja (X3) Sumber: data penelitian diolah, 2015
thitung -1,954 -0,302 -0,388
Sig. 0,057 0,764 0,700
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis uji koefesien determinasi disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, ditunjukkan bahwa hasil uji koefesiendeterminasi dengan nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,699.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh independensi, pengetahuan auditor, dan pengalaman kerja sebesar 69,9%. Sisanya 30,1 % kualitas audit dipengaruhi oleh faktor lain di luar model regresi linier dalam penelitian ini.
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model
R
R Square
1
0,847
0,718
Adjusted R Square 0,699
Std. Error of the Estimate 3,80163
Sumber: data penelitian diolah, 2015
Hasil analisis regresi linier berganda antara variabel independensi (X1), pengetahuan auditor (X2), dan pengalaman
kerja (X3) terhadap kualitas audit (Y) dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Ganda
Model 1
(Constant) X1 X2 X3
Unstandardized Coefficients B -3,947 0,143 0,287 0,376
Std. Error 2,799 0,048 0,086 0,087
Standardized Coefficients Beta 0,294 0,339 0,408
t
Sig.
-1,410 3,005 3,356 4,307
0,166 0,004 0,002 0,000
Sumber: data penelitian diolah, 2015
Berdasarkan data pada Tabel 5.diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu: Berdasarkan Tabel 5 dan persamaan regresi maka dapat diambil keputusan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar -3,947 menunjukan jika variabel indepedensi (X 1), pengetahuan auditor (X2), dan pengalaman kerja (X3) bernilai konstan, maka variabel kualitas audit (Y) memiliki nilai tetap sebesar -3,947. 2. Koefisien regresi untuk variabel independensi sebesar 0,143, arah koefisien tersebut positif yang menunjukkan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan independensi dan kualitas audit adalah searah. Berdasarkan Tabel 5, diperoleh t hitung sebesar 3,005 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 48-1 = 47 adalah 2,021.
Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap kualitas audit. Jadi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara independensi terhadap kualitas 3. Koefisien regresi untuk variabel pengetahuan auditor sebesar 0,287, arah koefisien tersebut positif yang menunjukkan bahwa pengetahuan auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan auditor dan kualitas audit adalah searah. Berdasarkan Tabel 5, diperoleh thitung sebesar 3,356 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 48-1 = 47 adalah 2,021. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan auditor terhadap kualitas audit. Jadi, terdapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pengaruh yang positif dan signifikan antara pengetahuan auditor terhadap kualitas audit. 4. Koefisien regresi untuk variabel pengalaman kerja sebesar 0,376, arah koefisien tersebut positif yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan pengalaman kerja dan kualitas audit adalah searah. Berdasarkan Tabel 5, diperoleh t hitung sebesar 4,307 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 48-1 = 47 adalah 2,021. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Jadi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja terhadap kualitas audit. PEMBAHASAN Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara indepedensi terhadap kualitas audit. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Secara teoretis, semua hal yang berhubungan dengan independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh seorang auditor (Institut Akuntan Publik Indonesia, 2011). Hal tersebut menunjukkan bahwa independen berarti seorang auditor tidak mudah dipengaruhi. Auditor tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan. Menurut Supriyono (1988), pentingnya independensi bagi seorang auditor adalah (1) independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi profesi akuntan publik untuk memulai kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen
kepada pemakai informasi, (2) independensi diperlukan oleh akuntan publik untuk memperoleh kepercayaan dari klien dan masyarakaat, khususnya para pemakai laporan keuangan, (3) independensi diperoleh agar dapat menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen, (4) jika akuntan publik tidak independen maka pendapat yang dia berikan tidak mempunyai arti atau tidak mempunyai nilai, (5) independensi merupakan martabat penting akuntan publik yang secara berkesinambungan perlu dipertahankan. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas auditnya, seorang auditor tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian saja, tetapi juga dituntut untuk bersikap independen. Walaupun seorang auditor mempunyai keahlian tinggi, tetapi dia tidak independen, maka pengguna laporan keuangan tidak yakin bahwa informasi yang disajikan itu kredibel. Berdasarkan konsep-konsep tersebut, dapat disimpulkan bahwa jika seorang auditor bersikap independen, maka auditor akan memberi penilaian yang senyatanya terhadap laporan keuangan yang diperiksa, tanpa memiliki beban apapun terhadap pihak manapun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi independensi seorang auditor, maka kualitas audit yang diberikannya semakin baik. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardini dan Lilis (2010) tentang pengaruh kompetensi, independensi, akuntanbilitas dan motivasi terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, independensi, akuntanbilitas, motivasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dalam hal ini hasil penelitian Ardini dan Lilis (2010) mendukung hasil penelitian ini dalam hal independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit Pengaruh Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengetahuan auditor terhadap kualitas audit. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) teori dan emperis. Secara teoretis, kualitas audit merupakan probabilitas di mana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya (Anggelo dalam Badjuri (2012:123). Adapun pelanggaran yang dimaksud adalah adanya ketidaksesuaian antara pernyataan tentang kejadian ekonomi klien dengan kriteria yang telah ditetapkan. Faktor sumber daya manusia instansi pemerintahan merupakan salah satu hal penting yang akan menunjang kualitas audit yang berkualitas. Faktor sumber daya manusia yang mempengaruhi kualitas audit seorang auditor adalah pengetahuan, karena analisis audit yang kompleks membutuhkan spektrum yang luas mengenai keahlian, pengetahuan dan pengalaman. Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor, yaitu: (1) pengetahuan pengauditan umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan mengenai isuisu akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai industri khusus, (5) pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah (Kusharyanti, 2003). Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard et al. dalam Harhinto, 2004). Cheng et al. (2009) dalam Pebryanto (2013), menyarankan bahwa capaian pendidikan pada auditor dapat meningkatkan kualitas dari audit pemerintahan, serta pencapaian pendidikan menjamin kualitas tenaga kerja. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks dalam lingkungan audit kliennya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan yang
dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkannya. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indah (2010) tentang pengaruh pengalaman auditor, pengetahuan auditor, lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, tekanan dari rekan auditor terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman auditor, pengetahuan auditor, lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, tekanan dari rekan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dalam hal ini hasil penelitian Indah (2010) mendukung hasil penelitian ini dalam hal pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Secara teoretis, pengalaman kerja adalah suatu acuan seorang karyawan dapat menempatkan diri secara tepat kondisi, berani mengambil resiko, mampu menghadapi tantangan dengan penuh tanggung jawab serta mampu berkomunikasi dengan baik terhadap berbagai pihak untuk tetap menjaga produktivitas, kinerja dan menghasilkan individu yang kompeten dalam bidangnya. Pengalaman kerja profesional memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja (Muzahid, 2009). Pengalaman kerja erat kaitannya dengan lama masa kerja dan banyaknya pemeriksaan yang dilakukan auditor. Semakin lama masa kerja sebagai auditor maka akan mempengaruhi dalam profesionalitasnya. Pengalaman yang diperoleh seorang auditor akan bisa meningkatkan judgement profesional dalam pemeriksaan, di mana hal tersebut erat kaitannya dengan profesionalitas seorang auditor. Pengalaman auditor akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aini Kurrotul (2009) tentang Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi, kompetensi auditor, pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan lamanya proses audit, jumlah klien, ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien serta audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dalam hal ini hasil penelitian Aini Kurrotul (2009) mendukung hasil penelitian ini dalam hal pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik simpulan dari beberapa hasil terkait rumusan permasalahan pada penelitian ini: (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap kualitas audit, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan auditor terhadap kualitas audit, (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja auditor terhadap kualitas audit. Dari simpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran yaitu bagi para auditor sebaiknya perlu ditingkatkannya independensi, pengetahuan, serta pengalaman kerja agar bisa meningkatkan kinerja auditor sehingga informasi yang diberikan auditor dapat digunakan dengan baik dalam membantu pihak yang menggunakan jasa auditor. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya direkomendasikan
untuk dapat dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lain atau dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja auditor seperti akuntanbilitas, etika, motivasi, dan ambiguitas serta hendaknya menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara agar informasi yang dipeorleh lebih lengkap dan akurat. DAFTAR PUSTAKA Aini, Kurrotul. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik yang Terdapat Di Jakarta). Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi Vol. XX No. 3, hal. 329-349. Asih, Dwi Ananing Tyas, 2006. Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor dalam Bidang Auditing. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Badjuri, Achmad. 2012. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah). Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 1, No. 2, Hal: 130-135. Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audi Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi: Universitas Diponegoro. Indah, Siti NurMawar. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang). Skripsi. Universitas Diponegoro.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Jurana. 2011. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Opini Going Concern Melalui Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Brawijaya. Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topic penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember), Vol. 9, No. 1, hal: 25-60. Mayangsari, 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta Mekanisme Corporate Governance Integritas Laporan Keuangan. Makalah. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Muzahid, M. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, dan Lama Pengalaman Kerja Pegawai terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Akuntansi. Vol. 2, No. 2, hal: 24-38. Nataline. 2007. Pengaruh Batasan Audit, Pengetahuan Akuntansi Dan Auditing, Bonus Serta Pengalaman Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang. Pebryanto, Setyadi. 2013. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi, Continuing Professional Development Terhadap Kualitas Audit di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ri Perwakilan Sulawesi Selatan. Skripsi. Fakultas Ekonom dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar. Singgih dan Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, pengalaman, Due
Profesional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif). Bandung: Alfabeta. Sukriah, Ika, Akram dan Biana Adha Inapty, 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Makalah. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang. Supriyono. 1988. Pemeriksaan Akuntan (Auditing). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Trisnaningsih, Sri, 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Makalah. Simposium Nasional Akuntansi XI. Makasar.