ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA INDUSTRI FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2011 Herfiana Dosen Pembimbing: Murniadi Purboatmodjo, Drs., MM. Binus University,
[email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out what are the things that affect dividend policy. Research methods and objects used in this study are the financial statements of the pharmaceutical company listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011. Regression analysis used in this study and the data processing techniques performed using SPSS program. The results achieved in this study is the independent variable does not significantly affect the dependent variable. The conclusions obtained from this study is that the Return On Investment, and Debt Equity Ratio positive influence on Dividend Policy (Dividend Payout Ratio). Another variable in this study is Return on Assets and Return On Equity found a negative effect on the House of Representatives. The author suggests that investors on the Stock Exchange in order to give more attention to the investment decision to be taken. Keywords: Return On Investment (ROI), Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Asset (ROA)
Abstrak Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Metoda dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Analisis regresi yang digunakan di dalam penelitian ini dan dengan teknik pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Hasil yang di capai dalam penelitian ini adalah variable independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen. Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa Return On Investment, dan Debt Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio). Variable lain pada penelitian ini yaitu Return On Asset dan Return On Equity ditemukan berpengaruh negative terhadap DPR. Penulis menyarankan agar para investor di BEI agar memberikan perhatian lebih terhadap keputusan investasi yang akan diambil. (Herfi) Kata Kunci Return On Investment (ROI), Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Asset (ROA)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir menunjukan pertumbuhan yang baik. Perkembangan perekonomian di Negara kita yang positif tersebut secara tidak langsung juga berpengaruh pada kegiatan investasi Pasar Modal di Indonesia. Menurut Tandelilin (2001), faktor - faktor ekonomi makro secara empiris terbukti mempunyai pengaruh terhadap perkembangan investasi di beberapa negara. Bagi para investor berinvestasi di pasar modal adalah kesempatan untuk meningkatkan kekayaan karena pasar modal menawarkan return yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan deposito perbankan dan memungkinkan investor untuk memilih investasi sesuai dengan preferensi mereka. Return yang diharapkan oleh investor berupa capital gain dan Dividend. Kebijakan Dividend merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan Dividend ditentukan jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham (Dividend) dan alokasi laba yang dapat ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba yang akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam pengalokasian laba tersebut timbulah berbagai masalah yang dihadapi. Bagi para investor faktor stabilitas Dividend akan lebih menarik daripada Dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas di sini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Bagi investor pembayaran Dividend yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar Dividend tidak stabil. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa investor menginginkan kebijakan Dividend yang stabil. Permasalahan yang akan dibahas di dalam skripsi ini dapat diidentifikasikan sebagai Pengaruh apa saja yang mempengaruhi kebijakan Dividend perusahaan yang masih menjadi perdebatan para ahli dalam beberapa dekade ini. Juga adanya pajak yang dipungut oleh pemerintah menyebabkan banyak perusahaan yang melakukan penghindaran pajak agar perusahaan memeroleh laba yang maksimal. Pada penulisan skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan berfokuskan pada permasalahan yang akan dibahas yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan Dividend pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang sudah dibahas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi nilai nilai dari perusahaan sehingga berpengaruh pada harga saham yang meningkat di pasaran dan meningkatnya Dividend yang dibagikan pada stakeholder. Dengan menganalisis pengaruh dari, Debt Equity Ratio, Return On Assets, Return On Equity dan Return On Investment pada Dividend Payout Ratio.
Kajian Pustaka Di Indonesia terdapat penelitian yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen seperti Kania dan Bacon (2005), Marlina dan Danica (2009), Marlina dan Clara (2009) dan Handayani (2010)
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya , maka identifikasi masalah dalam penelitian ini meliputi :
1. 2. 3. 4.
Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio? Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio? Apakah Return On Investment berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio? Apakah Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio?
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Kebijakan Dividen yang di proyeksikan dengan pengaruh dari, Debt Equity Ratio, Return On Assets, Return On Equity dan Return On Investment pada Dividend Payout Ratio.
Metode Penelitian 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif. Data sekunder yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari situs resmi bursa efek Indonesia yakni www.idx.co.id periode 2009-2011 Metode Analisis Data Analisis statistik deskriptif Analisis data uji asumsi klasik shapiro wilk
HASIL DAN BAHASAN Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 dan tidak semua perusahaan menjadi sampel dalam penelitian ini. Perusahaan yang hanya memenuhi kriterialah yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini, Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan peneliti adalah sebagai berikut : 1. 2. 3.
Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2011 Perusahaan tersebut membagikan dividen setiap periode 2009-2011 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap
Perusahaan yang memenuhi kriteria sejumlah 4 perusahaan selama periode 2009-2011. Berikut nama perusahaan yang memenuhi kriteria dalam sampel penelitian :
No 1 2 3 4
SAMPEL PENELITIAN Nama Perusahaan Darya Varia Laboratoria Tbk Kimia Farma Tbk Kalbe Farma Tbk Tempo Scan Pacific Tbk
Penelitian ini akan menganalisis pengaruh Return on Investment, Return on Equity, Return on Asset dan Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio. Pada tabel di bawah ini akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini yang meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maximum, nilai minimum dan standar deviasi untuk masing-masing variable.
Tabel Descriptive Statistics N DPR ROE ROA ROI DER Valid N (listwise)
Minimum 12 12 12 12 12 12
Maximum
20.00 10.02 6.38 4.00 .23
92.05 34.13 25.18 19.11 .57
Mean 41.9225 23.1667 16.8467 12.4767 .3750
Std. Deviation 21.39551 6.97597 5.47538 4.36096 .09577
Pada tabel di atas ditunjukan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12 sampel data. Tabel tersebut juga menampilkan bahwa rata-rata masing-masing variable berada pada angka positif. Uji distribusi normal atau uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Cara yang biasa dipakai untuk menghitung masalah ini adalah Chi Square. Tapi karena tes ini memiliki kelemahan, maka peneliti memakai Shapiro-Wilk. Tests of Normality Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
DPR
.873
12
.071
ROE
.962
12
.815
ROA
.964
12
.843
ROI
.969
12
.899
DER
.975
12
.955
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Dari hasil pengujian menunjukan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika nilai Sig. Shapiro Wilk > 0,05. Uji Multikolinearitas untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).
Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) ROE
.011
89.521
ROA
.004
237.737
ROI
.022
44.778
DER
.080
12.545
a. Dependent Variable: DPR
Untuk mengetahui apakah model regresi linier mengalami multikolinearitas dapat diperiksa menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing Variable Independen. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Pada bagian Coefficients, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variable independen lebih besar dari pada 10. Dari hasil uji multikolinearitas di atas disimpulkan bahwa di antara variable independen tersebut terdapat korelasi atau terjadi Multikolinearitas pada model regresi linier. Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan
Grafik Durbin Watson Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU ; α ; n ; (k – 1). Keterangan: n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variable, dan α adalah taraf signifikan.
Model Summaryb Model
R
R Square .654a
1
Adjusted R Square
.428
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
.101
20.29034
1.593
a. Predictors: (Constant), DER, ROE, ROI, ROA b. Dependent Variable: DPR
Dari tabel Durbin Waston didapat dL = 0.512 dan DU = 2.177 Dari tabel Model Summary didapatkan nilai Durbin Watson sebesar 1.593 dan nilai tersebut terletak antara dL dan (4-DU) atau 0.512 < 1.593 < 1.823 maka dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier ini tidak terdapat Autokorelasi atau bebas dari autokorelasi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Hasil uji statistik t dapat dilihat sebagai berikut: Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error 2.128
131.459
ROE
-2.737
8.298
ROA
-5.051
ROI DER
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
.016
.988
-.892
-.330
.751
.011
89.521
17.228
-1.293
-.293
.778
.004
237.737
13.746
9.387
2.802
1.464
.187
.022
44.778
44.799
226.246
.201
.198
.849
.080
12.545
a. Dependent Variable: DPR Perhatikan nilai t pada tabel Coefficients diatas. Dari hasil analisis regresi tabel di atas, tampak 4 variabel independen yaitu Return On Equity, Return On Asset (ROA), Return On Investment, Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu DPR, dengan tingkat signifikasi masing-masing adalah sebesar 0,751; 0,778; 0,187 dan 0,849. Hal ini dikarenakan nilai signifikansinya lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5% (0.05)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Model regresi linear berganda secara cukup kuat mampu menjelaskan pengaruh variable Return On Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio, dan Return On Investment terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Return On Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio, dan Return On Investment secara simultan berpengaruh terhadap DPR sebesar 42.8% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar variable yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitianpenelitian sebelumnya. Belum terdapat bukti yang kuat jika kebijakan deviden dipengaruhi oleh Return On Asset, Return On Investment, Return On Equity dan Debt Equity Ratio. Penelitian ini hanya menguji empat variabel keuangan pengaruhnya kebijakan dividen, sementara masih banyak faktor internal maupun eksternal lainnya yang bisa diteliti. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi dan didapatkan Return On Asset berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI 2009-2011 yang memenuhi criteria. Hal ini diungkapkan dengan besarnya nilai RETURN ON INVESTMENT sebesar 0.778 yang berada di atas 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sedangkan Return On Investment dari hasil uji SPSS berpengaruh positive dan sesuai dengan hipotesis awal. Namun tidak signifikan pengaruhnya dikarenakan nilai signifikansi dari variable ROI lebih besar dari 0.05 Return On Equity yang diperiksa memunculkan tanda negative dan ini berlawanan dengan hipotesis awal sehingga hipotesis ini ditolak dan tidak dapat diterima. Kemudian dengan variable Debt Equity Ratio hasil ujinya menunjukan hasil akhir tanda positif namun pengaruhnya tidak signifikan sehingga hasil tes ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang memperkirakan variable Debt Equity Ratio berpengaruh negative pada Dividend Payout Ratio.
Dari hasil kesimpulan di atas maka dapat diketahui bahwa seluruh hipotesis ditolak.
Saran Pada penelitian mendatang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu penelitian mendatang diperlukan untuk menambahkan variable lain yang lebih variatif dalam mempengaruhi Dividend Payout Ratio seperti suku bunga, tingkat inflasi dan lain lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kemudian dapat juga ditambahkan jumlah sampel dan periode waktu pengamatannya sehingga diharapkan mampu memperoleh hasil yang lebih bisa digeneralisasikan.
REFERENSI Atmaja. L.S (2008). Teori & Praktik Manajemen Keuangan Yogyakarta : Andi Publisher Brigham, Houston (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 2 (Edisi 11) Jakarta : Salemba Empat Darmadji Tjiptono, Fakhruddin, G. M. (2010). Pasar Modal di Indonesia (3rd Edition) Jakarta : Salemba Empat
7
Dr Kasmir (2012). Analisis Laporan Keuangan (cetakan ke 5) Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Fahmi, Irham (2012). Analisis Laporan Keuangan (cetakan ke 2) Bandung : Alfabeta CV Fama E.F, dan K.R French (2001). Disappearing Dividend : Changin Firm Characteristics or Lower Propensity to Pay, Journal of Financial Economics. Vol 60: 3-43 Juma’h, Ahmad (2008). The Financial Factors Influencing Cash Dividend Policy: A Sample of U.S Manufacturing Companies. Intermetro Business Journal Vol 4 No 2 Kamaludin. Indriani Rini (2012). Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan Penerapannya” Edisi Revisi Bandung : CV. Mandar Maju Nuringsih, K (2005). Analisis Pengaruh kepemilikan Managerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen 1995-1996, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2. No 2: 103-123 Prihadi, Toto (2013). Analisis Laporan Keuangan Lanjutan : Proyeksi & Valuasi Jakarta : PPM Saebani Beni Ahmad, Nurjaman Kadar (2013). Manajemen Penelitian Bandung : CV Pustaka Setia Sutanto (2013). Buku Pintar Bikin Proposal Tepat Sasaran Yogyakarta : Mitra Buku Taswan (2003). Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Utami, Siti (2011). Agency Costs of free Cash Flow, Dividend Policy and Leverage of Firms in Indonesia. European Journal of Economics Finance and Administrative Sciences Issue.
RIWAYAT PENULIS Herfiana lahir di Jakarta pada 04 Desember 1991. Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013. Saat ini bekerja sebagai marketing assistant di Melbourne Institute of Language Studies.
8