ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DALAM NEGERI DI PROPINSI JAWA TENGAH Sri Wahyuning, S.Kom, M.Si, Sindhu Rakasiwi, M.Kom
[email protected],
[email protected] Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer (STEKOM) Semarang ABSTRACT Domestic Investment in Central Java for years to come still expect any contributing factors that can accelerate the realization of the investment, because in fact the realization of investment to domestic investment in Central Java is still less rapidly than other provinces on the island of Java such as Jakarta, West Java and East Java. This is due to lack of infrastructure and facilities that are less supportive. On that basis then in this study will be conducted an analysis of the factors that influence the Domestic Investment in Central Java. The research goal to analyze the influence of Gross Regional Domestic Product, labor force, inflation and Infrastructure on Domestic Investment (PMDN) in Central Java Province, the period of 2005-2009. Study sample as many as 33 districts / cities in Central Java Province, where the method used was purposive sampling, with the criteria is the district / city in Central Java who have realized investment in 2005 until 2009. Analysis tool used is descriptive statistical tests, assumptions of classical, linear regression, t test, F test and coefficient of determination. The results of this study concluded that the first hypothesis which states that GDP significant effect on domestic investment, accepted. The second hypothesis that the workforce have a significant effect on domestic investment, accepted. The third hypothesis that inflation significantly affect domestic investment, can not be accepted (rejected), and the fourth hypothesis which states that the length of road infrastructure in the form of significant effect on domestic investment, accepted. Key words : domestic investment, GDP, labor force, inflation, long way, multiple regression
1
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi diferenssial sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntasi diferrensial tersebut dimasukkan ke dalam suatu modal pengambilan keputusan yang berupa metode penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
PENDAHULUAN Secara umum investasi merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang dapat diharapkan agar perekonomian dapat menghasilkan keuntungan. Investasi yang dilakukan oleh perusahaan atau investorinvestor dapat berupa pembelian barang-barang modal riil untuk mendirikan perusahaan baru maupun untuk memperluas usaha yang telah ada.
TABEL 1 REALISASI INVESTASI PMDN TAHUN 2005 – 2009
Sumber Data : BPMD Jawa Tengah Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui perkembangan jumlah investasi yang mengalami pasang surut yang cukup signifikan. Pada tahun 2005 jumlah proyek untuk PMDN sebanyak 8 dengan nilai investasi sebesar 670,65 milyar rupiah, Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Tengah pertama adalah PDRB per kapita Jawa Tengah. PDRB yang merupakan fungsi pendapatan, dan juga untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah/Propinsi, terdapat kaitan yang erat dengan investasi.
suatu daerah dimana angkatan kerja yang besar akan terbentuk dari jumlah penduduk yang besar. Hasil studi Afrizal (2009, h.218) dengan model koreksi kesalahan yaitu Error Correction Model (ECM) menemukan bahwa pertumbuhan angkatan kerja menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat investasi di Indonesia Untuk mengetahui perkembangan penduduk usia kerja di Jawa Tengah periode tahun 20052009 disajikan dalam tabel 4
Faktor yang kedua adalah tenaga kerja yang juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output
2
Tabel 4 PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005 - 2009
Secara keseluruhan, krisis moneter yang melanda Indonesia pada umumnya dan berdampak pula pada propinsi Jawa Tengah pada pertengahan tahun 1997 memicu turunnya kegiatan perekonomian dan investasi. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kepercayaan investor karena kondisi perekonomian yang kurang kondusif sehingga menimbulkan suatu iklim investasi yang kurang mendukung bagi para investor, yang ditunjukkan dengan tingginya tingkat inflasi, ketidakstabilan kondisi politik, serta tingginya resiko jika melakukan investasi di Indonesia. Laju inflasi tahun kalender (Januari – Desember) 2010 dan laju inflasi Year On Year sama yaitu sebesar 6,88 persen, lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 3,32 persen tetapi lebih rendah jika dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 9,55 persen. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah Dengan menggunakan berbagai pendekatan, masalah yang akan dianalisa adalah pengaruh tingkat signifikansi dari tiap-tiap variabel serta keseluruhan variabel terhadap investasi di Jawa Tengah, seperti Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), angkatan kerja, inflasi, dan sarana berupa panjang jalan dengan rentan waktu 2005 – 2009 hal ini dikarenakan pada periode tersebut perekonomian Indonesia pada umumnya dan Propinsi Jawa Tengah pada khususnya terkena dampak krisis keuangan global yang mulai berpengaruh secara signifikan dalam triwulan III tahun 2008, dan second round effectnya akan mulai dirasakan meningkat intensitasnya pada tahun 2009 HIPOTESIS H1 : Diduga Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri Propinsi Jawa Tengah. H2 : Diduga angkatan kerja berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri Propinsi Jawa Tengah H3 : Diduga inflasi berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri Propinsi Jawa Tengah. H4 : Diduga infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri Propinsi Jawa Tengah. MOTODE PENELITIAN 2
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Angkatan kerja, Inflasi dan infrastruktur dalam hal ini panjang jalan yang dibangun oleh pemerintah terhadap Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2009) . Dengan populasi adalah 35 kabupaten / kota di Propinsi Jawa Tengah, dalam periode 5 tahun (2005 – 2009) sehingga total populasi adalah 175 kabupaten / kota di Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009, h.300) yang dimaksud purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan cara mengambil subyek yang didasarkan atas tujuan tertentu”. Teknik ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga peneliti tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Kriterianya adalah kabupaten / kota di Jawa Tengah yang mempunyai realisasi investasi pada tahun 2005 sampai dengan 2009. Dari kriteria ini yang masuk sebagai sampel periode 2005-2009 hanya ada 33 kabupaten / kota di Jawa Tengah
Tengah yang disebabkan beberapa oleh beberapa faktor antara lain yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Angkatan Kerja (AK), Inflasi (INF), dan Panjang Jalan (PJ) Uji statistik F untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, dan uji t untuk menguji pengaruh secara partial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Penanaman modal pada dasarnya banyak berperan dalam kehidupan perekonomian di suatu wilayah. Peran penanaman modal seperti penciptaan kesempatan kerja, peningkatan eksport non migas dan memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat menguntungkan suatu wilayah dan juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu PMDN mempunyai peran penting sebagai alternatif sumber dana dalam negeri yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Uji Model Uji Koefisien Determinasi ( R2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai Adjusted R Square. Untuk mengetahui tingkat perkembangan perekonomian di Propinsi Jawa Tengah yang disebabkan beberapa oleh beberapa faktor antara lain yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Angkatan Kerja (AK), Inflasi (INF), Panjang Jalan (PJ) dapat dilihat melalui besarnya koefisien determinasi. Dari perhitungan nilai Adjusted R Square adalah 0,667. Hal ini berarti 66,7 persen perekonomian Propinsi Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh ke empat variabel independen di atas,
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi linier berganda. Sedangkan Uji Model berupa Uji Koefisien Determinasi ( R2 ) yang pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan modelm dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai Adjusted R Square. Untuk mengetahui tingkat perkembangan perekonomian di Propinsi Jawa 2
sedangkan sisanya yaitu 33,3 persen dijelaskan oleh sebab-sebab yang
lain. b
Model Summary Model
R
1
R Square .848
a
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.719
.667
Durbin-Watson
1.11555
1.722
Sumber : data diolah
Uji F Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersamasama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Tengah. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 13,787 dengan
probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi PMDN atau dapat dikatakan bahwa PDRB, AK, INF dan PJ secara bersama-sama berpengaruh terhadap PMDN di Jawa Tengah
b
ANOVA
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
85.846
5
17.169
Residual
33.600
27
1.244
119.445
32
Total
Sig. .000a
13.797
Sumber : Data diolah
Uji Hipotesis Uji Signifikan Parameter individual ( Uji Statistik t ) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam
model yaitu variabel LnPDRB, LnAK, LnINF dan PJ mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu variabel LnPMDN.
Coefficientsa Unstandardized Coefficients B
1 (Constant)
8.488
8.389
1.012
.321
-1.212
.376
-.424 -3.220
.003
.601
1.663
LnAK
2.596
.694
3.738
.001
.563
1.777
LnINF
-.440
.366
-.126 -1.203
.239
.956
1.046
.037
.012
.006
.724
1.382
PJ
Beta
Collinearity Statistics
Model LnPDRB
Std. Error
Standardized Coefficients t
.509 .357
Sumber : data yang diolah
3
2.975
Sig.
Tolerance
VIF
Berdasarkan tabel diatas uji hipotesis dari data yang diaolah adalah sebagai berikut: a. Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk PDRB sebesar 3.220 Berdasarkan probabilitasnya diperoleh nilai sebesar 0,003 < 0.05 maka Hipotesis (HA) diterima. Artinya PDRB berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi investasi di propinsi Jawa Tengah tahun 2005 – 2009. b. Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk angkatan kerja sebesar 3.738 Berdasarkan probabilitasnya diperoleh sebesar 0.001 < 0.05 maka hipotesis (HA) diterima. Artinya Angkatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi investasi di propinsi Jawa Tengah tahun 2005 – 2009. c. Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk Inflasi sebesar 1,203 Berdasarkan probabilitasnya, diperoleh nilai sebesar 0,239 > 0.05 maka hipotesis (HA) ditolak. Artinya Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi investasi di propinsi Jawa Tengah tahun 2005 – 2009. d. Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk panjang jalan sebesar 2,9752 Berdasarkan probabilitasnya, diperoleh nilai sebesar 0,006 < 0.05 maka Hipotesis (HA) diterima Artinya panjang jalan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi investasi di propinsi Jawa Tengah tahun 2005 – 2009. Pembahasan dan Implikasi Hasil Penelitian Beberapa pengujian telah dilakukan sebelumnya ternyata menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik, terbebas
dari penyakit asumsi klasik. Dari variabel bebas yang digunakan ternyata LnAK dan PJ signifikan pada derajat kepercayaan α = 5 % dengan arah tanda positif, LnPDRB signifikan pada derajat kepercayaan α = 5 % dengan arah tanda negatif sedang untuk LnINF tidak signifikan pada derajat kepercayaan α = 5 % dengan arah tanda negative. Untuk itu akan dibahas masingmasing variabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di propinsi Jawa Tengah a. Besarnya pengaruh PDRB dapat dilihat dari koefisien variabel PDRB adalah -3,220 atau 3,22 % dan menunjukkan tanda negative, dengan kata lain apabila PDRB ada kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi sebanyak 1 persen tidak menaikkan realisasi PMDN tetapi dari hasil penelitian ini malah akan menurunkan realisasi investasi sebesar 3,22 persen. Hal tersebut didukung oleh Penelitian Jamzani Sodik dan Didi Nuryadin (2008; h.25) yang menyimpulkan bahwa laju PDRB berpengaruh terhadap investasi PMDN di daerah tetapi dengan arah yang negative. b. Besarnya pengaruh Angkatan Kerja dapat dilihat dari koefisien variabel Angkatan Kerja adalah 3,738 atau 3,7 % dan menunjukkan tanda positif, dengan kata lain apabila Angkatan Kerja ada kenaikan sebanyak 1 persen maka akan menaikkan realisasi PMDN / investasi sebesar 3,7 persen. Hasil pengaruh angkatan kerja terhadap perilaku investor dalam menambah modal dianggap sebagai factor positif. Hal 2
tersebut didukung oleh Penelitian Sarwedi (2002; h.31) yang menyimpulkan bahwa Angkatan kerja berpengaruh terhadap realisasi investasi PMDN dengan arah positif. Hal ini sesuai dengan UU no.25 th 2007 yang menyatakan bahwa tujuan dari investasi antara lain adalah untuk menciptakan lapangan kerja. Hasil pengaruh positif angkatan kerja terhadap perilaku investor dalam menambah modal dianggap sebagai faktor yang positif dalam teori stagnasi dinyatakan bahwa artinya dengan semakin banyak angkatan kerja berarti akan semakin produktif dan meningkatkan potensi pasar tenaga kerja yang merupakan bagian yang diperhitungkan oleh para investor, dengan bertambahnya jumlah penduduk/angkatan kerja akan menciptakan atau memperbesar permintaan agregatif, terutama investasi. c. Besarnya pengaruh inflasi dapat dilihat dari koefisien variabel inflasi adalah 1,203 atau 1,2% dan menunjukkan tanda negatif, dengan kata lain apabila inflasi ada kenaikan sebanyak 1 persen maka tidak akan menaikkan realisasi PMDN/investasi tetapi malah menurunkan realisasi PMDN sebesar 1,2 persen. Hasil pengaruh inflasi terhadap perilaku investor dalam menambah modal dianggap sebagai factor negatif hal ini didukung oleh penelitian Eni Setyowati dan Siti Fatimah NH (2007; h.64) bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap realisasi investasi PMDN d. Besarnya pengaruh panjang jalan dapat dilihat dari koefisien variabel PJ adalah 2,975 atau 2,9
% dan menunjukkan tanda positif, dengan kata lain apabila panjang jalan meningkat sebanyak 1 persen maka akan menaikkan realisasi PMDN/investasi sebesar 2,97 persen. Hasil pengaruh panjang jalan terhadap perilaku investor dalam menambah modal dianggap sebagai faktor positif. Hal ini sesuai dengan data dari indikator ekonomi bahwa Jumlah panjang jalan adalah merupakan prasarana pengangkut darat yang penting untuk mempelancar kegiatan perekonomian, tersedianya jalan yang berkualitas akan meningkatkan usaha pembangunan Khususnya dalam upaya memudahkan mobilitas penduduk dan mempelancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain Berdasarkan teori lokasi yang disampikan oleh Blakely (1994 : 53) Dengan adanya ketersediaan infrastruktur akan mempermudah dan memperlancar akses ke pasar maupun faktor produksi sehingga akan meningkatkan investasi. Hipotesis yang disusun, bahwa infrastruktur berpengaruh positif terhadap perilaku investasi swasta (PMDN) di Jawa Tengah secara empiris terbukti. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian simpulan sebagai berikut : 1. Faktor yang mempengaruhi perilaku investasi dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Tengah adalah PDRB, Angkatan kerja, Inflasi dan infrastruktur ( panjang jalan ) yang merupakan proksi dari pengeluaran pembangunan yang dibelanjakan untuk pembangunan infrastruktur. 2
2. Variable-variabel independen yaitu PDRB, angkatan kerja, inflasi dan infrastruktur berupa panjang jalan mampu menjelaskan perilaku investasi dalam bentuk PMDN sebesar 66,7 persen. 3. Besarnya Penanaman Modal Dalam Negeri di Propinsi Jawa Tengah dipengaruhi oleh variabel angkatan kerja yang merupakan faktor yang besar pengaruhnya yaitu 3,738 dengan arah tanda positif, yang artinya setiap ada kenaikan angkatan kerja 1 persen akan meningkatkan PMDN sebesar 3.738 % kemudian yang kedua adalah variabel panjang jalan berpengaruh terhadap
4. PMDN sebesar 2.975 dengan tanda positif, yang artinya setiap ada kenaikan panjang jalan 1 persen akan meningkatkan PMDN sebesar 2.975 % . 5. Variabel PDRB berpengaruh terhadap PMDN sebesar -3.220 dengan arah tanda negatif, yang artinya setiap ada kenaikan PDRB 1 persen maka akan menurunkan investasi (PMDN) sebesar 3,22 persen. kemudian variabel inflasi yang juga berpengaruh terhadap PMDN dengan tanda negative yaitu sebesar -1.203 yang artinya setiap ada kenaikan inflasi 1 persen maka akan menurunkan investasi (PMDN) sebesar 1,203 persen.
DAFTAR PUSTAKA Antonius Y.Luntungan, 2008. Analisis Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Bitung, Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1, No. 2, Agustus 2008, hal. 48-62 Afrizal, 2007. Analisis Analisis Investasi Indonesia Suatu Pendekatan Model Dinamis, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 7 No.3 Februari 2009 Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Cetakan Ketigabelas, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Blakely, E.J. (1994). Planning Local Economic Development: Theory and Practice 2nd edition. California: Sage Publications BKPMD. Propinsi Jateng, 2010. Perkembangan Realisasi Investasi periode 2005 2010 . Pemerintah propinsi Jawa Tengah BPS, 2010. Indikator Ekonomi Indonesia. Jakarta BPS, Propinsi Jawa Tengah, 2006. Jawa Tengah Dalam Angka tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 Dharmesta, Basu Swasta dan Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Liberty Eni
Setyowati, Siti Fatimah NH, 2007. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri Di Jawa Tengah tahun 1980-
3
2002 2002, Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8, No. 1, Juni 2007, hal. 62 – 84 Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. A. Hansen dalam Irawan dan Suparmoko, 1998, Ekonomi Pembangunan. Edisi ke6. Yogyakarta BPFE UGM. Jogiyanto, Hartono, 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE. Ni Putu Wiwin Setyari, Putu Ayu Pramitha Purwanti,Luh Gede Meydianawathi, dan Anak Agung Bagus Putu Widanta, 2008, Determinan Investasi di Indonesia, Vol. 13 No. 2 Tahun 2008 Payaman J Simanjuntak. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rahardja, Prathama & Mandala Manurung, 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Siagian, Sondang Prof. Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Siwage Dharma Negara, Tri Sambodo dan Umi Karomah, 2001. Perekonomian Indonesia Upaya Keluar dari Krisis, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), Vol IX no 2, h 12.. Suhel 2008. Analisis Model Vector Auto Regression (VAR) Terhadap Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dengan Penanaman Modal Asing (PMA) Di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pembangunan Sarwedi, 2002. Investasi Asing Langsung Di Indonesia Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Vol.4 No. 1, Mei 2002: hal 17-35 T. Gilarso, 2003, Ekonomi Sumber Daya MAnusia, KArunika, Jakarta Tunik Wusri Arliani, 2009, Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1, April 2009 UU RI No. 25 th 2007, Penanaman Modal, Pemerintah republik Indonesia
2