ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL UJIAN NASIONAL (UN) IPA DI SMA NEGERI 2 TIGI KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA Tiurlina Siregar
Universitas Cenderawasih, Jalan Raya Abepura, Kampus UNCEN Jayapura-Papua
Abstrak Penelitian ini dilakukan karena masih belum tercapainya nilai ujian akhir yang sesuai stadar pemerintah pada kabupaten terpencil di Papua khususnya di kabupaten Deiyai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap faktor penyebab yang mempengaruhi hasil ujian nasioanal mata pelajaran IPA dan juga mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai kompetensi dasar tersebut. Kemudian menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dan merumuskan model implementasi pemecahan masalah dalam rangka pengendalian mutu pendidikan SMA dengan menyertakan berbagai stake holder yang terkait. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Ada pun teknik yang digunakan angket untuk memperoleh data yang relevan dari responden dan metode kualitatif dengan teknik fokus grup diskusi (FGD). Dari hasil penelitian diperoleh hasil ujian nasional di SMA Negeri 2 Tigi Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua pada mata pelajaran : Fisika (36,46 ), Biologi (49,6) dan Kimia (72,91). Analisis situasi dengan menggunakan analisis SWOT untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki. Dari hasil analisis SWOT tersebut akan disusun beberapa rekomendasi berupa model kebijakan dalam pengembangan mutu pendidikan di kabupaten Deiyai. Dengan model itu nantinya mutu pendidikan SMA Negeri 2 Tigi, di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua akan terkendali. Kata kunci: Ujian Nasional, mutu pendidikan, manajemen sekolah, Sekolah Menengah Atas (SMA), Kabupaten Deiyai.
sebenarnya. Misalnya hanya menangani
Pendahuluan
guru saja. Seperti penataran peningkatan Mutu pendidikan di tanah air
mutu guru, workshop KTSP, pertemuan
semakin tertinggal dibandingkan dengan
MGMP hanya menyiapkan perangkat yang
negara
disebabkan
kemudian
ini
tidak
masing-masing, gedung rusak bahkan
yang
roboh dibiarkan saja, dll. Pendek kata
sebenarnya. Penanganannya selama ini
penanganannya tidak pernah menyentuh
terpisah-pisah. Sarana dan prasarananya
persoalan
tidak
penelitian
lain.
Hal
penanganannya menyentuh
akar
memadai,
ini
selama
permasalahan
pengelolaannya
tidak
benar, dan tidak fokus pada persoalan yang
digunakan
yang yang
di
sekolahnya
sebenarnya.
Hasil
dilakukan
oleh
International Education Assement pada
tahun 1991 menempatkan kemampuan
tiga aspek yang diteliti adalah
membaca anak Indonesia berada di urutan
membaca (Cepost, 2009).
ke-27 dari 28 negara di wilayah Asia. Pada
Fakta
yang
juga
aspek
bertentangan
tahun 1992 posisinya berada di urutan ke-
dirasakan oleh para dosen di Universitas
32 pada mata pelajaran IPA dari 39
Cenderawasih. Input mahasiswa Uncen
negara. (Pikiran Rakyat, 2002). Hasil
dari tahun ke tahun terus menunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh Progres in
penurunannya. Dengan kata lain sangat
International Reading Literal Study pada
banyak mahasiswa yang sebenarnya tidak
tahun 2006 menginformasikan bahwa
layak duduk sebagai mahasiswa, tetapi
kemampuan membaca anak Indonesia
dapat diterima sebagai mahasiswa, yang
memperoleh skor 405, sedangkan skor
notabene juga lulus UN. Fakta lain, adalah
internasional 450. Dari lembaga Programs
banyak
for International Students Assessment
membacanya tidak baik. Kemampuan
Study
393
dalam membuat kalimat pun banyak yang
sedangkan skor Internasional 500 (Cepost,
memprihatinkan. Hal ini tentu sesuai
2009).
dengan hasil penelitian yang dilakukan
(2006)
memperoleh
skor
Bagaimanakah mutu pendidikan di Papua. Mutu
mahasiswa
yang
kemampuan
oleh lembaga keterdidikan di Papua di
pendidikan di Papua
atas. Dengan kemampuan membaca yang
berdasarkan hasil Ujian Nasional memang
kurang baik sebenarnya sudah menjadi
tidak mengecewakan bahkan cenderung
pertanda bahwa kemampuannya rendah,
membanggakan karena nilainya termasuk
tetapi mengapa dapat lulus UN dan lolos
tinggi. Tingkat kelulusannya juga (sangat)
seleksi di PT.
tinggi. Jarang ada berita satu sekolah yang
Kabupaten Deiyai ini dulu tercakup
kelulusannya 0%. Sebaliknya sebagian
dalam
besar
pemerintahan
100%.
Dari
130
SMA
yang
kabupaten
Paniai.
kabupaten
ini
Pusat secara
mengikuti UN jumlah SMA yang 100%
definitif berada di Enarotali, Distrik Paniai
adalah 117 atau sama dengan 90%
Timur. Kabupaten ini dibentuk pada
(Kemendiknas, 2010). Fakta ini sangat
tanggal 16 September 2009 berdasarkan
bertentangan
yang
UU No. 8 tahun 2008, bersama-sama
disampaikan oleh ketua studi keterdidikan
dengan pembentukan 5 Kabupaten lainnya
di
70%
di Papua. Peresmiannya dilakukan oleh
dalam
Mentri Dalam Negeri, Mardianto pada
perkembangan kognitif. Salah satu dari
tanggal 28 Juli 2009 di Jakarta. Jadi
Papua
mengalami
dengan
bahwa
anak
fakta
Papua
keterlambatan
kabupten Deiyai merupakan kabupaten
daripada mendengarkan atau menyimak
pemekaran dengan luas wilayah 537,39
uraian guru. Hal lain adalah bahwa bahasa
km²
lisan sangat berbeda dengan bahasa tulis.
dan
berpenduduk
38.301
jiwa,
sedangkan ibukotanya adalah Tigi.
Ragam bahasa tulis sangat menekankan
Letak kabupaten ini berada di
bentuk standar, sedangkan bahasa lisan
sebelah barat Kabupaten Jayapura. Di
sebaliknya. Di Papua bahasa sehari-hari
utara Deiyai berbatasan dengan Yatamo, di
yang digunakan adalah Bahasa Melayu
selatan berbatasan dengan Mimika Barat
Papua
dan Mimika Timur, di barat berbatasan
Struktur BMP berbeda dengan Bahasa
dengan Kamu Selatan dan Kamu Timur,
Inggris. Struktur Bahasa Inggris serupa
dan di timur dibatasi oleh Paniai Timur.
dengan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tigi
kesulitan
kabupaten Deiyai berada di pantai utara
dibandingkan
pulau
bahasa
Papua.
Dari
Jayapura
untuk
(BMP,
lihat
murid
Supardi,
akan
dengan
sehari-hari
sangat murid
Bahasa
2009).
tinggi dengan
Indonesia
mencapai kabupaten ini bisa dengan kapal
nonstandar. Fakta lain yang dapat kita
laut atau pesawat udara.
rasakan bersama adalah bahwa sejak awal
Fakta lapangan dari dunia pendidik
tahun 2000-an input mahasiswa Uncen
di Kabupaten Deiyai juga memprihatinkan.
mengecewakan. Fakta lain berasal dari
Banyak guru yang meninggalkan tugas dan
para guru di SMA Unggulan di Jayapura
memilih berkumpul dengan keluarganya di
banyak siswa yang pada awalnya kuliah di
Kota Jayapura. Dari Deiyai kemudian lahir
pulau Jawa di PT favorit, tetapi setahun
istilah guru tuturuga. Guru yang ke
kemudian
sekolah jika menjelang ujian, dan kenaikan
Jayapura. Keinginan Pemda Papua yang
kelas, serta untuk menuntut hak, sementara
menginginkan
kewajibannya tidak ditunaikan. Hal ini
menyekolahkan putra Papua melalui jalur
menandakan
khusus juga menjadi indikasi bahwa mutu
banyaknya
guru
yang
meningalkan tugas di daerah ini.
banyak
pindah
kuliah
di
(memaksakan)
pendidikan di Papua dipertanyakan. Sering
Apa yang dapat diharapkan dari
ditanyakan tentang hal ini. Dengan kondisi
seorang siswa yang tidak dapat membaca,
seperti di atas maka kelulusan UN yang
sementara jenjang pendidikannya sudah
sangat tinggi tentulah dipertanyaan banyak
menengah
atas.
orang.
bukankah
proses
banyak
dilakukan
Seperti
diketahui
pembelajaran dengan
lebih
Hal yang demikian juga terjadi di
membaca
Deiyai dan tempat lain di Papua. Jumlah
peserta
ujian
nasional
dari
SMA
sangat
diperlukan
masukan
berupa
Kabupaten Deiyai pada tahun 2010 ada 92
rekomondasi dari kajian ilmiah dalam
siswa.
menentukan
Oleh karena itu, perlulah
kebijakan
pembangunan
penelusuran antara hasil UN dengan
pendidikan dalam rangka peningkatan
kondisi
mutu
di
sekolah
masing-masing.
pendidikan
itu.
Pemerintah
Penelusuran ini antara lain meliputi hasil
kabupaten Deiyai harus memiliki model
UN dengan kemampuan guru, hasil UN
pengendalian mutu pendidikan di tingkat
dengan perangkat, hasil UN dengan sistem
SMA. Bertolak dari model tersebut,
manajemen, hasil UN dengan sarana dan
pemerintah dapat menentukan kebijakan
prasarana pendidikan. Perlu juga dilihat
prioritas pembangunan pendidikan alam
antara kelulusan UN dengan budaya
peningkatan mutu pendidikan di wilayah
masyarakat.
kabupaten Deiyai.
Sejak digulirkan Otonomi Khusus di Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Deiyai
sudah
pembangunan
banyak
melakukan
Metode penelitian yang digunakan
sektor
pendidikan.
adalah metode survei. Hasil penelitian ini
di
Sektor-sektor
Metode
ini
baik
nantinya
akan
embangunan fisik maupun nonfisik. Di
tentang:
peta kompetensi kemampuan
balik keberhasilan pembangunan yang
siswa dalam menyerap mata pelajaran IPA
telah
yang di-UAN-kan, dan faktor-faktor yang
dilakukan,
meliputi
ternyata
masih
ada
memberikan
masalah pendidikan yang harus ditangani
mempengaruhi
secara cermat dan tepat. Hal ini penting
tersebut yaitu: sistem manajemen sekolah,
agar upaya memanusiakan manusia benar-
kemampuan guru, sarana dan prasarana
benar terwujud, melalui pendidikan murah
yang ada di sekolah, dan budaya setempat.
dan bermutu.
hasilnya,
gambaran
faktor-faktor
Metode survei digunakan untuk
Pelimpahan
penanganan
mendapatkan gambaran tentang hal-hal di
dasar
dan
atas digunakan teknik angket. Ada pun
menengah dari pemerintah pusat ke daerah
metode kualitatif dilengkapi dengan teknik
haruslah
oleh
Diskusi Grup Fokus dengan informan
Pemerintah Daerah Kabupaten Deiyai. Hal
untuk memperoleh data yang relevan
ini agar mutu pendidikan di wilayah
dengan tujuan penelitian.
kabupaten Deiyai menjadi baik dan maju,
metode dan teknik di atas akan diperoleh
serta bermutu. Untuk mencapai tujuan itu
data tentang gambaran yang objektif
pengelolaan
pendidikan
disikapi
dengan
bijak
Dengan dua
kondisi
sebenarnya
peta
Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan
kompetensi, sistem manajemen sekolah,
peluang yang diperkirakan cocok untuk
guru, sarana dan prasarana, serta budaya
mengatasi kelemahan dan ancaman yang
msyarakat setempat. Penelitian ini mash
telah diidentifikasi lebih dahulu pada
dilengkapi dengan analisis SWOT untuk
Langkah 1.
melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan
Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil
tantangan yang dimiliki. Dari hasil analiis
identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2) ke
SWOT
dalam Pola Analisis SWOT.
pul
mengenai
akan
disusun
beberapa
rekomondasi berupa model kebijakan dan
Langkah4:
pengembangan
di
strategi-strategi yang direkomendasikan
mendukung
untuk menangani kelemahan dan ancaman,
pengendalian mutu jenjang pendidikan di
termasuk pemecahan masalah, perbaikan,
SMA secara khusus di SMA Negeri 2 Tigi,
dan
kabupaten Deiyai.
pengembangan mutu pendidikan secara
Kabupaten
mutu
Deiyai
pendidikan yang
Rumuskan
pengembangan
berkelanjutan. Langkah-langkah
Pelaksanaan
Analisis
SWOT Analisis
SWOT
dilakukan
melalui
mutu
dan
program
Analisis
pengembangan masalah
strategi
strategi
atau
serta
untuk pemecahan
perbaikan/pengembangan
pendidikan
digambarkan
pada
langkah-langkah seperti berikut
gambar di bawah ini.
Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan
Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan
ancaman yang paling mendesak untuk
kelemahan dan ancaman itu, dan kemudian
diatasi
disusun
secara
komponen.
umum
pada
semua
suatu
rencana
tindakan
melaksanakan program penanganan.
untuk
Internal Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Eksternal Kekuatan/Peluang Memilih keuntungan
Kelemahan/Peluang Memanfaatkan peluang
Peluang (O)
Strategi Pemecahan Masalah, Perbaikan & Pengembangan
Ancaman (T)
Mengerahkan kekuatan Kekuatan/Ancaman
Mengendalikan ancaman Kelemahan/Ancaman
Gambar 1. Analisis SWOT untuk Pengembangan Strategi
Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan adalah melalui beberapa tahapan. Tahapan :
yang dilalui pada pelaksanaan penelitian ini adalah
sebagai
berikut
untuk
Hasil dan Pembahasan
memperbaiki
pembelajarannya.
Misalnya, mengadakan pelatihan bagi guru-guru kedua mata pelajaran tersebut
1. Deskripsi data Data statistik di bawah menunjukkan bahwa
untuk mata
termasuk
bagaimana
pelajaran Kimia
klasifikasi
Baik
(B).
pengadaan sarana serta prasarana yang relevan dengan pembelajaran.
kategori Baik (B).
Data serupa pada tingkat nasional,
Dilihat dari distribusi nilai, mata
tingkat provinsi, dan tingkat sekolah
pelajaran Fisika banyak siswa mendapat
dapat
nilai <
memperbaiki
5.5. Untuk memperbaiki hasil mata
Pemerintah
pelajaran
Kabupaten
tersebut,
Deiyai
pula
dimanfaatkan proses
perlu
seperti
telah
dijelaskan
Kabupaten di bawah.
Tabel 1. Daftar Nilai UN IPA SMA N 2 Tigi Nilai UN Murni Kualifikasi Rata- rata Terendah Tertinggi Standar Deviasi
Fis
36,46 0 100 46,33
Kim
72,92 0 100 42,02
Bio
52,92 0 100 46,74
Jmlh Nilai 162,3 0 300 135,09
Tabel 2. Distribusi Nilai Kimia siswa SMA N 2 Tigi
100 90,0 – 99,9 80,0 – 89,9 70,0 – 79,9 60,0 – 69,9 55,0 – 59,9 42,5 – 54,9 30,0 – 42,4 20,0 – 29,9 10,0 – 10,9 1,00 – 10,9 0/Tdk Lengkap
Fisika Real % 11 28 3 7,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1 2,5 3 5 6 53
Kimia Real % 23 57,7 6 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2,5 1 2,5 3 7,5 6 15
dan
untuk hasil
pembelajaran dengan pola yang sama,
memberikan perhatian pada upaya-upaya
Rentang Nilai
pembelajaran
lebih efektif, membantu perbaikan atau
Pencapaian secara keseluruhan termasuk
belajar
pelaksanaan
Biologi Real % 13 32,5 5 12,5 0 0 0 0 0 2,5 1 0 0 0 2 5 0 0 1 2,5 3 7,5 13 32,5
Rerata Nilai Real % 15,67 27,5 4,667 11,25 0 0 0 0 0 0 0,333 0 0 0 0,667 1,667 1 2,5 1 2,5 2,667 5 13,33 33,75
pada
data
Gambar 2. Persentase Nilai UN IPA SMA N 2 Tigi
Grafik
diagram
batang
dan
melengkapi sarana dan prasarana belajar
diagram lingkar di atas menggambarkan tentang pencapian hasil Ujian Nasional
2.
Model
Peningkatan
Mutu
pada SMA NEGERI 2 TIGI, Kabupaten
Pendidikan
Deyai, Provinsi Papua, sebagai berikut:
Diimplementasikan secara konkret
Pencapaian nilai rata-rata siswa tahun
ditiap
ajaran 2009/2010 dalam mata pelajaran :
kegiatan
Fisika (36,46 ), Biologi (49,6) dan Kimia
masyarakat.
(72,91). Berdasarkan tampilan diagram tersebut,
guru
mata
pelajaran
yang
Valid
dan
kabupaten/kota
melelui
pengabdian
kepada
Sebagaimana kajian teori kualitas pendidikan dipengaruhi banyak faktor.
bersangkutan, terutama guru fisika dan
Proses
pendidikan
guru biologi perlu memberikan perhatian
tinggi
apabila
lebih serius untuk memperbaiki proses
penyerasian
serta
pemaduan
input
pembelajaran. Kepala Sekolah atau Dinas
pendidikan
(guru,
peserta
didik,
Pendidikan
kurikulum, uang, peralatan, dan hal-hal
Kabupaten,
Kota
atau
bermutu
pengkoordinasian
lain
guru mata pelajaran tersebut, misalnya
harmonis, sehingga mampu menciptakan
memberikan
situasi pembelajaran yang menyenangkan
tertentu
atau
terkait)
dilakukan
dan
Provinsi perlu melakukan pembinaan
pelatihan
yang
dikatakan
secara
(enjoyable learning), mampu mendorong
menerus.Secara garis besar berdasarkan
motivasi dan minat belajar, dan benar-
data yang diperoleh dari FGD, Indept
benar mampu memberdayakan peserta
interview, observasi proses pembelajaran
didik.
“memberdayakan”
di kelas, Uji kompetensi guru, observasi
mengandung arti bahwa peserta didik tidak
perangkat pembelajaran (standar Proses),
sekadar menguasai pengetahuan
yang
observasi standar sarana dan prasarana
diajarkan
tetapi
pendidikan, dan observasi delapan standar
pengetahuan tersebut juga telah menjadi
pendidikan yang telah dilakukan dalam
muatan nurani peserta didik, dihayati,
penelitian, dapat terangkum Faktor-faktor
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,
penyebab peserta didik belum menguasai
dan yang lebih penting lagi peserta didik
standar kompetensi/kompetensi dasar di
tersebut mampu belajar secara terus-
setiap wilayah sasaran (kabupaten/kota).
Kata
oleh
peserta
Ren dahn ya Ter impl bat eme asn ntasi Ter ya pera bat pen ngka asn ggu t ya naa pem Rend Pen n belaj ahny ggu Sua aran naa mb Kuali nRen er tas dah MeBel pem nya dia ajar belaj PeKom aran pete mb elajnsi araGur n u
didik,
Rend ahny a Kuali tas pem belaj aran
Ren dah nya Kom Peng pete elolaa nsi n Gur Rend MGM u ahny Met P a ode tidak Mon Pem Opti Beluitori belaj mal m ng arankaren terpPem tidak a enuh Kura belaj Variabeber inyangny aran tif apa 8 a keter stanSara batas dar na an penddan
Kura ngny a Sara Kema na ndiria dan n Pras dan kerjas aran ama aBelu antar Pend m sekol idika terp ahn enu koran hiny g a8 stan dar pen didik an
Terb atas nya Peng guna an Medi a Pem belaj aran
Met ode Pem belaj aran tidak Varia tif
Kete rliba tan Stak ehol der rend ah
Pemb inaan Dinas Pendi dikan kuran g
Peng elola an MG MP tidak Opti mal karen a bebe rapa keter batas Kem an andir ian dan kerja sam a anta r sekol ah kora ng
Ren dah ahn ya Ren Dan Mu dahn Rend Peng a ya tu ahny elola Ter impl Ter a an eme bata Pen bat Mon dan ntasi asn s, didi itori Man peraya ng dan Pendidikan Gambar 3. Fishbone Diagram faktor-faktor Penyebab ajem Rendahnya Mutu kan ngka pen Pem idikaPras n aran a Pend idika n
Solusi yang ditawarkan secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Meningkatkan
pengelolaan
musyawarah
guru
mata
(MGMP),
melalui
pembinaan
program
pelajaran pembinaan-
kerja
yang
tggu pem naa belajn aran Su mb er Bel ajar
belaj aran
en Seko lah hany a bero rient asi UN
mendukung
Terk end ala atur an pencapaian
standar
kompetensi lulusan (SKL). 2. Meningkatkan pembelajaran
monitoring di
kelas,
dengan
penyusunan dan prosedur monitoring dan
perangkat
diperlukan.
monitoring
yang
tidak
Kesimpulan : Dari
hasil
penelitian
pencapaian
standar
identifikasi
kopetensi
di
kabupaten deiyai disimpulkan:
nasional
tahun
ajaran
2009/2010 untuk pelajaran Fisika (36,46 ), Biologi (49,6) dan Kimia (72,91). tidak
pernah
melaksanakan penugasan dan juga
Ary, Donald, Jacobs, Lucy Cheser & Razavieh,
Asghar.
Introduction
to
2003.
Research
silabus,
ada
sarana
buku
perpustakaan dan laboratorium. 4. Jarak sekolah dan tempat tinggal siswa yang sangat jauh. 5. Siswa-siswa
datang
berjalan
sebagian
besar
kesekolah kaki,
dan
guru
juga
demikian.
Stanford:
Research Methods in Education. London: Croom Helm Ltd.
in
Darmojo, dkk. 2009. Bahasa Indonesia:
Thomson
Berbasis Budaya Lokal Kabupaten
Learning
Paniai, Tes Kompetensi guru.
Jakarta: Diknas.
Indonesia.
Papua
untuk
SMA.
Jayapura: Rewamboina. Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah
Pusat Bahasa. 2010. Uji Kompetensi Bahasa
penyusunan
Cohen, Louis & Manion, Lawrence. 1994.
Daftar Pustaka
Balitbang. 2008.
mengadakan
RPP kepada guru.
dengan
2. Sekolah
Education.
pelatihan
3. Tidak
1. Nilai rata-rata bidang studi IPA ujian
pernah
Jakarta:
Kemendiknas. BAN-PT. 2008. Pedoman Evaluasi Diri
Nomor 20 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
2006.
Peraturan Nasional
Menteri
untuk Akreditasi Program Studi
Pendidikan
Republik
dan Institusi Perguruan Tinggi.
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Jakarta: Depdiknas
tentang Stnadar Isi untuk Satuan
Bell, J. 2005. Doing Your Research
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Project: a guide for first-time
Jakarta: Jirjen pendidikan dasar
researchers in education, health
dan Menengah.
and social science. England: Open University Press.
Depdiknas. 2005. Panduan Audit Sistem manajemen
Mutu
dan/atau
Lingkungan
badan
Standarisasi
Nasional. Jakarta: Dirjen Dikti. Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua.
2002.
Gambaran
Umu
Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi papua. Makalah. Jayapura: Yayasan Pendidikan Kristen. Mu’arif.
2008.
Mengurai
Problematika
Akar
Pendidikan
Nasional. Posts: 3,514 Popham, W. James. 1993. Educational Evaluation. London: Allyn and Cacon. Rahmadani,
Syamsul
Arief.
2008.
Menyoal Problematika Pendidikan di Indonesia. Blogfam Magazine Rahman,
Arief.
2008.
Mengikuti
Perkembangan Teknologi. Pesta Bloger.