ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA
DEWI KURAESIN
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada pengguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015
Dewi Kuraesin NIM H44100042
ABSTRAK DEWI KURAESIN. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia. Dibimbing oleh NOVINDRA. Pulp merupakan bahan baku utama yang sangat penting untuk industri kertas. Produksi dan konsumsi pulp di dunia mengalami fluktuasi. Hal ini mengakibatkan jumlah ekspor dan impor pulp dunia juga mengalami fluktuasi. Jumlah ekspor dan impor yang berfluktuasi juga disebabkan oleh tingginya permintaan kertas dunia, adanya penetapan ekolabeling, dan terjadinya krisis ekonomi yang melanda Amerika dan Eropa pada tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis perkembangan ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia sebagai salah satu negara eksportir terbesar di dunia dan perkembangan impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai salah satu negara importir terbesar di dunia; (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Penelitian ini menggunakan data time series tahun 1990-2012. Model ekspor dan impor pulp negara utama merupakan model regresi linear berganda yang diestimasi menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS). Penetapan ekolabeling menyebabkan ekspor dan impor pulp di negara utama mengalami penurunan. Ekspor pulp di negara utama dipengaruhi oleh harga ekspor pulp, jumlah produksi pulp, dan kurs rill . Impor pulp di negara utama dipengaruhi oleh harga impor pulp, jumlah konsumsi pulp, dan produk domestik bruto. Kata kunci: ekspor, metode Ordinary Least Square (OLS), impor, pulp
ABSTRACT Dewi Kuraesin. Analysis of Affecting Factors in Pulp Export and Import of World’s Main Exportir and Iimportir Countries. Supervised by NOVINDRA. Pulp is the most important raw material for paper industry. Production and consumption of the world's was pulp fluctuated. It caused the fluctuation of world’s pulp export and import. Total export and import were fluctuated due to high world’s demand for paper, the establishment of ecolabeling, and economic crisis afflicting the US and Europe in 2009. The purposes of this research are: (1) to analyze the development of Canada’s, Brazil’s, and Indonesia’s pulp export and to analyze the development of China’s, United State of America’s, and Indonesia’s pulp import after the establishment ecolabeling; (2) to analyze the affecting factors of Canada’s, Brazil’s, and Indonesia’s pulp export and to analyze the affecting factors of China’s, United State of America’s, and Indonesia’s pulp import. This research is using time series data from 1990-2012. The world’s pulp export and import model was estimated by the doubled linear regresion with Ordinary Least Square (OLS) estimation method. Formulations exports were divided into 3 single formulations, which are Canada’s pulp export, Brazil’s pulp export, and Indonesia’s pulp export. Formulations import were divided into 3 single formulations, are another single formulations of China’s pulp import United State of America’s import and Indonesia’s pulp import. Result of this research the establishment of Ecolabeling caused exports and imports of pulp in the main countries has decreased. Exports of pulp in the main countries are influenced by the export price of pulp, pulp production, and the real exchange rate. Imports of pulp in the main countries are influenced by the price of imported pulp, pulp consumption, and gross domestic product. Key words: ecolabeling, export, import, Ordinary Least Square (OLS) Method, pulp
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA
DEWI KURAESIN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai Agustus 2014 adalah perdagangan pertanian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orangtua saya Bapak H. Endang Abdurrahman dan Ibu Hj. Titi Asiah, serta kakak-kakak tercinta Iis, Dewi, Dadang, Ei, Zen, Ilyas , dan Yusif, serta ponakanku Felina , Aria, Rajindra, dan Keysa atas segala doa, cinta dan dukungannya baik moril dan materil. 2. Orangtua kedua saya Bapak Ir. S. Negoro yang senantiasa mengarahkan dan membimbing saya dan memberikan dukungan baik moril maupun materil. 3. Bapak Novindra SP, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu, tenaga, perhatian dan pikirannya untuk mengarahkan dan membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini dan selama menjadi mahasiswa. 4. Bapak Rizal Bachtiar, sebagai dosen pembimbing akademik, atas bimbingan dan perhatiannya selama penulis menjalani perkuliahan. 5. Dosen dan staf Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan yang telah membantu selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. 6. Teman-teman satu bimbingan Anggi, Astari, Debbie, Satria, Dian, Miranti, dan Neng atas segala semangat dan perhatiannya; serta kepada teman-teman ESL 47 atas kebersamaannya selama ini. 7. Sahabat-sahabatku: Asri, Atika, Dian, Dita, Dyah, Elin, Emma, Esya, Fibri, Hanif, Kak Lan, Lia, Mami Alfi, Mentari, Putri, Rana, Rizka, Rola, Shella, Suci, Vany, dan Yani. 8. Semua pihak yang telah mendukung dan memotivasi penulis bahwa skripsi harus dikerjakan agar bisa menyandang gelar sarjana. Bogor, Januari 2015 Dewi Kuraesin
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
vi
I.
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................
9
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................
12
1.4. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................
12
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
14
2.1. Proses Pembuatan Pulp .................................................................
14
2.2. Ekolabeling…….. .........................................................................
16
2.3. Kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai Ekolabeling .............
17
2.4. Produksi Pulp Dunia ....................................................................
18
2.5. Konsumsi Pulp Dunia ..................................................................
18
2.6. Ekspor Pulp Dunia .......................................................................
19
2.7. Impor Pulp Dunia ........................................................................
20
2.8. Penelitian Terdahulu .....................................................................
21
III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................
25
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................
25
3.1.1. Teori Perdagangan Internasional ........................................
25
3.1.2. Teori Penawaran Ekspor dan Permintaan Impor ................
26
3.1.3. Model Regresi Linier Berganda ..........................................
28
3.2. Kerangka Operasional ...................................................................
31
IV. METODE PENELITIAN.....................................................................
34
4.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................
34
4.2. Metode Analisis Data ...................................................................
34
4.2.1. Analisis Perkembangan Ekspor Pulp Kanada, Brazil dan Indonesia Perkembangan Impor Pulp Cina, Amerika Serikat,
dan Indonesia Permintaan Pulp ....................................... 4.2.2. Analisis Faktor-Faktor .............................................
34 35
4.2.2.1. Perumusan Model .......................................
35
4.2.2.2. Estimasi Model ..........................................
39
4.2.2.3. Metode Pengujian Model Regresi Linier Berganda ...................................................
39
V. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA ............................
48
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA………………… .....................................................................
58
VII. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
72
LAMPIRAN ................................................................................................
81
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
105
DAFTAR TABEL
Nomor 1.
Halaman
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 200 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 .....................................................
1
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000, dalam Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-211 ..................................................
2
3.
Data 10 Negara Produsen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012
3
4.
Data 10 Negara Konsumen Pulp Terbesardi Dunia Tahun 2008-2012
4
5.
Ekspor dan Impor Pulp Dunia Tahun 2008-2012 ................................
5
6.
Data 10 Negara Eksportir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012
6
7.
Data 10 Negara Importir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012 .
8
8.
Produksi dan Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2008-2012 .......................
9
9.
Jumlah Konsumsi Kertas Dunia Tahun 2008-2012 .............................
10
10. Jumlah Permintaan Kertas Indonesia Tahun 2007-2011 .....................
11
11. Persamaan dan Perbedaan Antara Penelitian “Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia” dengan Penelitian Terdahulu.. .......................
22
12. Perkembangan Ekspor Pulp Negara Kanada Tahun 1990-2012 ..........
48
13. Perkembangan Ekspor Pulp Negara Brazil Tahun1990-2012 .............
49
14. Perkembangan Ekspor Pulp Negara Indonesia Tahun 1990-2012 ......
50
15. PerkembanganImpor Pulp Negara Cina Tahun 1990-2012 .................
52
16. Perkembangan Impor Pulp Negara Amerika Serikat Tahun 1990-2012.
53
17. Perkembangan Impor Pulp Negara Indonesia Tahun 1990-2012 ........
55
18. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Kanada ............................................................................
58
19. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Brazil ..............................................................................
61
20. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Indonesia .........................................................................
63
21. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor Pulp Negara Cina .................................................................................
66
2.
22. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor Pulp Negara Amerika Serikat ..............................................................
68
23. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor Pulp Negara Indonesia .........................................................................
72
DAFTAR GAMBAR Halaman
Nomor 1.
Pulp and Paper Mill Eco-Industry Park ..............................................
14
2.
Pekembangan Produksi Pulp Dunia Tahun 2002-2012 ........................
18
3.
Pekembangan Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2002-2012 ......................
19
4.
Pekembangan Ekspor Pulp Dunia Tahun 2002-2012...........................
20
5.
Pekembangan Impor Pulp Dunia Tahun 2002-2012 ............................
21
6.
Kurva Proses Terjadinya Perdagangan Internasional ...........................
26
7.
Kerangka Pemikiran Operasional .........................................................
32
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1.
Halaman
Data dan Sumber Data Model Ekspor dan Impor Pulp di Dunia Tahun 1990-2011 .................................................................................
82
2.
Keterangan Notasi Variabel .................................................................
85
3.
Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ................................................................
86
4.
Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ..............................
86
5.
Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ...........................
87
6.
Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada ....................
87
7.
Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada.................
88
8.
Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Brazil ..................................................................
89
Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil ................................
89
10. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Brazil .............................
90
11. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil .....................
90
12. Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil ...................
91
9.
13. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ............................................................
92
14. Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ..........................
92
15. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ....................... ....... 93 16. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia ................
93
17. Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia .............
94
18. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Cina ......................................................................
95
19. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Cina ...................................
95
20. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Cina ..........................
96
21. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Cina ......................
97
22. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat ...................................................
98
23. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat .................
98
24. Uji Autokorelasi untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat ..............
99
25. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat .......
99
26. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat....
100
27. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Indonesia ..............................................................
101
28. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia ...........................
101
29. Uji Autokorelasi untuk Impor Pulp Negara Indonesia.........................
102
30. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia ..................
103
31. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia ..............
104
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis yang disebabkan negara ini dilewati garis khatulistiwa. Hal inilah yang mendasari kekayaan sumberdaya alam yang melimpah sehingga menunjang industri pengolahan dalam memanfaatkan
sumberdaya
tersebut.
Sumberdaya
alam
yang melimpah
menyebabkan Indonesia mempunyai keunggulan di sektor industri pengolahan. Sektor industri pengolahan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan peningkatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga devisa negara meningkat. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (dalam Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha
2007
2008
2009
1. Pertanian 271,51 284,62 295,88 1. Pertambangan dan 171,28 172,49 180,20 Penggalian 3.Industri 538,08 557,76 570,10 Pengolahan 4. Listrik, Gas &Air 13,51 14,99 17,14 Bersih 5. Konstruksi 121,81 131,01 140,27 6.Perdagangan, Hotel dan 340,44 363,82 368,46 Restoran 7. Pengangkutan 142,33 165,91 192,19 dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estate dan Jasa 183,66 198,79 209,16 Perdagangan 9. Jasa-jasa 181,71 193,05 205,43 Total 1.964,33 2.082,44 2.178,83 Sumber: BPS, diolah (2013)
2010
2011
Ratarata Kontri busi (%)
304,78
315,04
13,40
3,65
187,15
190,14
8,22
2,57
597,13
633,78
26,37
4,00
18,05
18,89
0,75
7,98
150,02
159,12
6,37
6,46
400,47
437,47
17,35
6,03
217,98
241,30
8,65
221,02
236,15
9,53
12,35
217,84 2.314,44
232,66 2.464,55
9,36 100,00
6,09 5,99
Ratarata laju pertumbuhan (%)
Berdasarkan Tabel 1, nilai PDB sektor industri pengolahan atas dasar harga konstan 2000 menempati peringkat pertama dibandingkan sektor perdagangan dan sektor pertanian dengan rata-rata kontribusi sebesar 26,37% periode 2007-2011.
2
Rata-rata laju pertumbuhan industri pengolahan tiap tahun meningkat sebesar 4,00% dari tahun 2007 sampai 2011. Tabel 2. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000, dalam Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-2011(dalam Triliun Rupiah) Sektor industri Pengolahan
2007
2008
2009
2010
2011
Ratarata kontribusi (persen)
Ratarata laju pertumbuhan (persen)
a.Migas 1.Pengilangan Minyak Bumi 2.Gas Alam Cair(LNG)
47,80
47,70
46,90
47,20
46,80
20,80
20,90
21,10
21,30
21,50
3,65
0,82
27,00
26,70
25,90
25,90
25,30
4,53
1,64
b.Non Migas 1.Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
490,30
510,10
523,2
550,00
587,00
136,70
139,90
155,6
159,90
174,60
26,42
5,87
2.Industri Tekstil, Barang dan Kulit dan Alas Kaki
52,90
51,00
51,30
52,20
56,10
9,11
1,38
3.Industri Kayu dan Produk lainnya
19,70
20,30
20,10
19,40
19,40
3,42
-0,41
4.Industri Produk Kertas dan Percetakan
25,90
25,50
27,10
27,50
27,90
4,62
1,80
5.Industri Produk Pupuk, Kimia dan Karet
65,50
68,40
69,50
72,80
75,70
12,15
3,54
6.Industri Produk Semen dan Penggalian Bukan Logam
16,20
16,00
15,90
16,30
17,40
2,82
1,74
7.Industri Logam Dasar Besi dan Baja
8,20
8,00
7,70
7,90
8.90
1,40
1,84
161,40
177,20
172,1
189,90
202,90
31,15
5,43
3,80
3,80
3.90
4,00
4,10
0,67
1,87
538,10
557,80
597,10
633,80
8.Industri Peralatan, Mesin dan Perlengkapan Transportasi 9. Produk Industri Pengolahan lainnya Total PDB sektor industri pengolahan
Sumber: BPS, diolah (2013)
570,10
3
Berdasarkan Tabel 2, pada tahun 2007 nilai PDB sektor industri pengolahan sebesar 538,08 triliun rupiah. Pada tahun 2011 PDB sektor ini mengalami peningkatan menjadi 633,78 triliun rupiah. Hal ini tentunya ditunjang oleh sub sektor industi pengolahan yang terdiri dari sektor industri pengolahan migas dan industri pengolahan non migas. Sub sektor industri pengolahan yang menyumbangkan PDB terbanyak adalah sub sektor non migas dengan PDB sebesar 587,00 triliun rupiah dibandingan sub sektor migas sebesar 46,80 triliun rupiah pada tahun 2011. Salah satu penyumbang PDB pada sektor non migas adalah industri hasil kayu dan produk olahan lainnya dengan rata- rata kontribusi sebesar 3,42%. Industri hasil kayu dan produk lainnya merupakan agregasi dari industri hasil olahan kayu primer. Salah satu produk dari olahan industri kayu adalah pulp. Tabel 3. Data 10 Negara Produsen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012
2008
2009
2010
2011
2012
kontribusi (%)
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
154,0
142,8
148,3
148,9
150,1
30,0
-0,6
Jumlah Produksi Pulp ( jutaTon) No
Rata-rata
Tahun
1
Amerika Serikat
2 3
Kanada Brazil
52,0 37,9
43,8 40,1
47,6 42,7
46,7 42,1
45,4 42,3
9,5 8,3
-3,2 2,8
4
Cina
33,4
28,6
34,6
38,0
36,0
6,9
1,6
5
Swedia
33,0
30,9
31,9
31,8
33,3
6,5
0,2
6
Finlandia
30,9
23,5
28,2
27,9
28,1
5,6
-1,9
7
Jepang
31,2
24,9
27,6
26,5
25,4
5,5
-4,7
8
Rusia
19,9
18,6
20,3
21,6
22,4
4,1
2,9
9 10
Indonesia Cile
17,0 14,4
15,0 14,5
17,3 11,8
19,5 14,2
19,9 14,8
5,4 2,8
3,7 -0,4
11
Lain-lain
90,1
83,5
85,3
87,4
85,8
17,4
-1,2
Total
513,9
466,1
495,6
504,6
503,6
100,0
-0,7
Sumber: FAO 2013 (diolah)
Pulp merupakan bahan utama dalam proses pembuatan kertas, dapat dikatakan bahwa pulp merupakan penunjang utama industri kertas. Berdasarkan Tabel 3 Indonesia merupakan produsen pulp ke sembilan dengan rata-rata kontribusi sebesar 5,4%. Indonesia merupakan produsen utama pulp di kawasan Asia Tenggara. Rata-rata laju pertumbuhan Indonesia meningkat tiap tahunnya sebesar 3,7%. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan produksi pulp yang paling besar dibandingkan negara lainnya
4
terutama Amerika Serikat dan Kanada. Hal ini dikarenakan pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global yang menyababkan industri khususnya pulp di negara bagian Eropa dan Amerika mengalami penurunan produksi Tabel 4. Data 10 Negara Konsumen Pulp Terbesar di Dunia Tahun 20082012 Jumlah Konsumsi Pulp ( 1 juta Ton) No
Tahun
Ratarata
Rata-rata
Kontribusi (%)
Laju Pertumbuhan (%)
2008
2009
2010
2011
2012
133,1
122,2
125,0
123,9
127,0
37,26
1,29
1
Amerika Serikat
2 3
Cina Jepang
33,3 30,7
28,4 24,5
34,4 26,4
37,8 25,3
35,8 24,4
9,74 7,53
0,94 6,52
4
Sweden
22,5
21,2
22,4
22,7
23,7
6,47
1,2
5
Finlandia
24,2
19,1
21,8
21,0
20,1
6,1
5,64
6
Kanada
23,6
19,3
20,0
18,3
16,4
5,59
9,95
7
Brazil
16,4
14,7
16,7
15,8
16,0
4,58
1,05
8
Rusia
13,9
13,5
14,7
15,6
15,7
4,22
2,89
9 10
Indonesia India
9,0 8,1
8,3 8,2
9,6 8,2
10,6 8,2
10,3 8,2
2,75 2,3
0,75 3,04
11
lain-lain
56,3
47,6
49,6
48,6
48,2
14,38
4,28
Total 371,1 Sumber : FAO 2013 (diolah)
326,9
348,8
347,71
345,9
100
37,55
Berdasarkan Tabel 4 Amerika Serikat juga merupakan negara konsumen terbesar pulp di dunia dengan rata-rata kontribusi sebesar 37,3% dari total konsumsi pulp dunia pada tahun 2008-2012. Total konsumsi Amerika Serikat pada tahun 2012 sebesar 127,0 juta ton. Jumlah konsumsi pulp negara ini selalu diatas 100 juta ton per tahun. Hal ini dikarenakan Amerika Selatan merupakan negara produsen kertas terbesar di dunia, khususnya Amerika Serikat (Tang 2008) Akibatnya negara Amerika Serikat membutuhkan pulp dalam jumlah yang besar. Jumlah konsumsi pulp Amerika Serikat menurun pada tahun 2009 dari 133,1 juta ton menjadi 122,2 juta ton dan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 1,29% pada periode 2008-2012. Konsumen terbesar pulp ke dua pada tahun 2008-2009 adalah Cina dengan rata-rata kontribusi 9,7%. Konsumsi pulp negara Cina yang tinggi disebabkan oleh terus berkembangnya industri kertas di Cina (Zhuang 2006) Pada tahun 2012 Cina mengonsumsi pulp sebesar 35,8 juta ton. Jumlah pulp yang dikonsumsi Cina berfluktuasi dari tahun ke tahun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,0%. Penurunan jumlah konsumsi pulp terbesar terjadi
5
pada tahun 2009 dari 33,3 juta ton menjadi 28,4 juta ton sedangkan peningkatan konsumsi pulp terbesar terjadi pada tahun 2010 dari 28,4 juta ton menjadi 34,4 juta ton. Indonesia menjadi negara dengan jumlah konsumsi pulp urutan ke sembilan dengan rata-rata kontribusi sebesar 2,8% dari total konsumsi pulp di dunia. Jumlah konsumsi pulp di Indonseia yang kecil dsebabkan jumlah industri kertas masih berkembang (Junaedi 2001). Jumlah konsumsi pulp Indonesia pada tahun 2012 mencapai 10,3 juta ton. Pada tahun 2009 jumlah konsumsi Indonesia menurun dari 9,0 juta ton menjadi 8,3 juta ton sedangkan tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,8% dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Jumlah komsumsi pulp dunia pun berfluktuasi, penurunan konsumsi pulp lebih besar terjadi pada tahun 2009 dari 371,1 juta ton menjadi 326,9 juta ton. Jumlah produksi dan konsumsi tiap negara dapat mempengaruhi jumlah ekspor dan impor pulp dunia. Tabel 5. Ekspor dan Impor Pulp Dunia Tahun 2008-2012 Tahun
Jumlah Ekspor (juta ton)
Laju Pertumbuhan (%)
Jumlah Impor (juta ton)
Laju Pertumbuhan (%)
2008
142,78
139,12
2009
139,28
-2,51
133,03
-4,58
2010
146,84
5,14
140,70
5,45
2011
156,86
6,39
150,93
6,78
2012 157,73 Ratarata 148,70 Sumber: FAO 2013(diolah)
0,55
154,21
2,13
2,39
143,60
2,44
Berdasarkan Tabel 5, ekspor pulp dunia terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,39% periode 2008-2012. Adapun pada tahun 2009 jumlah ekspor pulp dunia mengalami penurunan yang tajam yaitu dari 142,78 juta ton turun menjadi 139,28 juta ton dan terus meningkat pada tahun selanjutnya mencapai 157,73 juta ton pada tahun 2012. Tidak jauh berbeda dengan ekspor pulp, impor pulp dunia setiap tahun terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 2,44% pada tahun 2008-2012. Pada tahun 2009 impor pulp dunia mengalami penurunan yang besar pada tahun 2009 yaitu dari 139,12 juta ton menjadi 133,03 juta ton. Peningkatan jumlah impor pulp terbesar terjadi pada tahun 2011 dari 140,70 juta ton naik menjadi 150,92 juta ton. Pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global yang berdampak negatif terhadap kegiatan
6
ekspor dan impor pulp dunia. Beberapa negara eksportir dan importir utama pulp dunia menurunkan jumlah ekspor dan impor pulp Tabel 6. Data 10 Eksportir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012 Jumlah Ekspor Pulp ( Juta ton) No
Negara 2008
2009
2010
2011
2012
Ratarata
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
1
Kanada
28,49
24,52
27,56
28,48
29,02
27,61
-0,02
2
Brazil
21,46
25,40
25,97
26,24
26,34
25,08
4,78
3
Amerika Serikat
20,87
20,57
23,27
25,01
23,10
22,57
2,21
4
Chile
12,19
12,93
10,14
12,08
12,98
12,06
0,31
5
Swedia
10,44
9,71
9,47
9,15
9,53
9,66
-2,41
6
Indonesia
8,09
6,68
7,69
8,85
9,59
8,18
3,23
7
Finlandia
6,65
4,37
6,48
6,86
8,04
6,48
0,11
8
Rusia
5,95
5,14
5,59
6,05
6,71
5,89
2,47
9
Jerman
3,07
3,18
2,89
3,20
3,26
3,12
1,26
10 Spanyol 2,69 Sumber: FAO 2013(diolah)
2,60
2,65
3,41
3,50
2,97
5,81
Berdasarkan Tabel 6
negara pengekspor pulp terbesar adalah negara
Kanada dengan rata-rata sebesar 27,61 juta ton setiap tahunnya. Kanada mengalami penurunan jumlah ekspor pulp pada tahun 2009 yaitu dari 28,29 juta ton turun menjadi 24,52 juta ton kemudian pada tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan dan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar -0,02% pada tahun 2008-2012. Krisis ekonomi global menyebabkan jumlah produksi turun sehingga jumlah ekspor pulp turun. Jumlah konsumsi pulp negara Amerika Serikat yang tinggi mengakibatkan negara Amerika Serikat menjadi negara eksportir pulp ketiga dengan rata-rata laju ekspor sebesar 2,21% periode 20082012. Adapun diurutan dua terdapat negara Brazil dengan rata-rata jumlah pulp yang diekspor sebesar 25,08 juta ton Brazil dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,21%
pada tahun 2008-2012. Berbeda dengan negara Kanada dan
Amerika Serikat, jumlah ekspor pulp negara Brazil terus meningkat tiap tahunnya periode 2008-2012 dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 4,78%. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu dari 21,46 juta ton naik menjadi 25,40 juta ton. Pada saat terjadinya krisis ekonomi global, kondisi perekonomian negara Brazil lebih stabil sehingga ekspor pulp Brazil tidak mengalami penurunan pada tahun 2009. Indonesia menempati urutan ke enam yaitu dengan rata-rata jumlah pulp yang diekspor setiap tahunnya sebesar 8,18 juta ton pada tahun 2008-2012.
7
Jumlah ekspor pulp Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan yaitu dari 8,09 juta ton turun menjadi 6,68 juta ton dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 3,23% periode 2008-2012. Krisis ekonomi global terjadi dibeberapa negara bagian Amerika dan Eropa namun Indonesia terkena dampaknya. Berdasarkan Tabel 7, Indonesia juga merupakan negara pengimpor pulp menempati urutan ke sembilan dengan rata-rata jumlah pulp yang diimpor setiap tahunnya sebesar 3,13 juta ton. Tidak jauh berbeda dengan jumlah ekspor, jumlah impor pulp Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 3,21% periode 2008-2012. Pada tahun 2009 jumlah impor pulp Indonesia menurun dari 2,96 juta ton menjadi 2,87 juta ton dan tahun selanjutnya meningkat hingga mencapai 3,39 juta ton
pada tahun 2012.
Penurunan impor pulp dikarenakan harga impor pulp dari negara pengekspor tinggi saat terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2009. Indonesia belum bisa memproduksi pulp serat panjang sehingga Indonesia mengimpor pulp serat panjang dari negara lain. Selain ittu, Indonesia juga masih mengimpor pulp jenis serat pendek karena kualitas pulp dari negara lain lebih baik. Importir terbesar pulp adalah negara Cina. Rata-rata jumlah impor pulp Cina setiap tahun sebesar 40,48 juta ton pulp. Jumlah impor pulp negara Cina cenderung meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 10,04% periode 2008-2012. Salah satu faktor yang mendorong jumlah impor pulp Cina meningkat adalah jumlah konsumsi negara ini sangat besar. Semakin tinggi tingkat konsumsi pulp maka semakin tinggi juga jumlah pulp yang di impor. Adapun pada tahun 2010 jumlah impor pulp Cina mengalami penurunan yaitu dari 42,34 juta ton menjadi 35,32 juta ton. Amerika Serikat juga merupakan negara pengimpor pulp kedua setelah Cina. Jumlah pulp yang diimpor Amerika Serikat setiap tahunnya rata-rata sebesar 15,69 juta ton. Jumlah impor pulp Amerika Serikat berfluktuasi namun cenderung menurun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar -4,39%. Penurunan jumlah impor pulp Amerika Serikat paling besar terjadi pada tahun 2009 yaitu dari 16,93 juta ton menjadi 13,65 juta ton. Peningkatan jumlah impor
8
pulp tertinggi terjadi pada tahun 2010 dari 13,65 juta ton naik menjadi 16,56 juta ton. Tabel 7. Data 10 Importir Pulp Terbesar di Dunia Tahun 2008-2012 jumlah Impor Pulp (juta ton) No
Negara 2008
2009
2010
2011
2012
Ratarata
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
1
Cina
30,33
42,34
35,32
44,40
50,00
40,48
10,04
2
Amerika Serikat
16,93
13,65
16,56
16,40
14,89
15,69
-4,39
3
Jerman
16,28
10,93
14,96
14,41
13,49
14,01
-8,16
4
Italy
9,53
8,90
10,18
10,27
9,82
9,74
0,44
5
korea
7,42
7,14
7,56
7,48
7,15
7,35
-1,03
6
Perancis
5,48
4,56
5,70
5,59
5,09
5,28
-3,02
7
Jepang
5,62
4,72
5,13
5,35
5,22
5,21
-2,39
8
Belanda
4,04
2,79
3,60
4,78
4,53
3,95
-0,78
9
Indonesia
2,96
2,87
3,18
3,24
3,39
3,13
3,21
10 India 1,49 Sumber: FAO 2013 (diolah)
1,80
2,24
2,48
2,86
2,18
15,01
Isu lingkungan juga menjadi perhatian yang penting dalam industri pulp. Industri pulp merupakan salah satu penghasil emisi gas terbesar. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pulp dibagi menjadi tiga yaitu limbah cair, padat, dan gas. Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit kayu, fines, serbuk, sludge, HBL, ash boiler, lime. Kulit kayu, fines, dan serbuk dihasilkan dari proses pembuatan chips. Sludge merupakan kumpulan serat reject yang dihasilkan dari proses pembuatan pulp. Proses kraft pulp sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan yang berupa bau. Gas yang berbau ini secara umum dinamakan NCG (Non Condensible Gas). NCG berasal dari Digester Plant, Washing Screening, dan Evaprator Plant. Komponen NCG yaitu H2S (hidrogen sulfit), CH3S (metil mercaptan), (CH3)2S2 (dimetil disulfit), VOC (Volatile Organic Component), dan metanol. Limbah gas NCG terbagi menjadi 2 yaitu CNCG (Concentrate Non Condensable Gas) dan DNCG (Dilute Non Condensable Gas). Hal ini diperlukan adanya ekolabeling untuk menjaga kelestarian lingkunagan. Melihat perkembangan industri pulp yang begitu pesat di dunia, khususnya Indonesia, maka Indonesia harus mampu memanfaatkan situasi yang ada untuk meningkatkan perdagangan pulp di dunia karena peluang devisa dari perdagangan pulp bagi Indonesia. Pada saat ini Indonesia masih memiliki kontribusi ekspor pulp yang rendah di pasar internasional dibandingkan negara-negara eksportir lain
9
sehingga daya saing pulp Indonesia masih lemah dan mampu menurunkan impor pulp. Oleh sebab itu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia penting untuk dilakukan agar pulp Indonesia mampu bersaing dan ekspor pulp Indonesia dapat meningkat di pasar internasional. 1.2. Perumusan Masalah Peningkatan kebutuhan pulp yang terus bertambah ditandai dengan berkembangnya ekspor dan impor pulp. Jumlah ekspor dan impor pulp di dunia mengalami fluktuasi. Penurunan produksi pulp yang besar terjadi pada tahun 2009 di negara-negara maju. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa dan Amerika yang menyebabkan biaya produksi tinggi sehingga banyak perusahaan yang tutup produksi. Jumlah ekspor pulp yang meningkat diduga disebabkan oleh peningkatan jumlah produksi pulp sedangkan jumlah impor
pulp yang meningkat disebabkan oleh peningkatan jumlah
konsumsi pulp. Jumlah produksi yang tinggi mendorong negara untuk meningkatkan jumlah ekspor karena dapat meningkatkan pendapatan negara. Jumlah konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jumlah produksi
mendorong suatu negara untuk mengimpor. Tabel 8. Produksi dan Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2008-2012 Tahun
Produksi (juta ton)
Jumlah Pulp Laju Pertumbuhan Konsumsi (juta ton) (%)
Laju Pertumbuhan (%)
2008
513,89
-
371,11
2009
466,15
-10,24
326,87
-13,53
2010
495,63
5,95
348,80
6,29
2011
504,57
1,77
347,71
-0,31
2012 503,60 ratarata 496,77 Sumber: FAO 2012(diolah)
-0,19
345,86
-0,53
-0,68
348,07
-2,02
Berdasarkan Tabel 8, jumlah produksi pulp dunia cenderung menurun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar -0,68% sedangkan rata-rata laju pertumbuhan konsumsi pulp dunia sebesar -2,2% setiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan dunia mengalami kelebihan suplai pulp karena jumlah pulp yang produksi lebih besar dibandingkan dengan jumlah pulp yang dikonsumsi. Rata-
10
rata jumlah produksi pulp setiap tahunnya sebesar 496,77 juta ton dan jumlah pulp yang dikonsumsi rata-rata sebesar 348,07 juta ton per tahun periode 20082012. Akan tetapi, kebutuhan kertas dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini yang mendorong terjadinya peningkatan jumlah ekspor pulp karena pulp merupakan bahan baku utama dalam pembuatan kertas. Berdasarkan Tabel 9, rata-rata laju pertumbuhan konsumsi kertas sebesar 1,55%. Jumlah konsumsi kertas dunia meningkat dikarenakan bidang pendidikan dunia, khususnya Indonesia, meningkat pesat sehingga kebutuhan akan kertas untuk buku semakin meningkat. Bidang industri juga dari tahun ke tahun meningkat menimbulkan kebutuhan akan kertas dan kardus meningkat. Selain itu, media cetak juga membutuhkan kertas sebagai media untuk mencetak berita. Tabel 9. Jumlah Konsumsi Kertas Dunia Tahun 2008-2012 Tahun
Jumlah Konsumsi Kertas (juta ton)
Laju Pertumbuhan (%)
2008
659,80
2009
642,93
-2,62
2010
687,20
6,44
2011
697,22
1,44
2012
703,74
0,93
Rata-rata Sumber : FAO 2013
678,18
1,55
Pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah konsumsi pulp yang besar yaitu dari 659,80 juta ton menjadi 642,93 juta ton karena pada tahun yang sama terjadi penurunan yang besar pada produksi pulp di negara-negara maju. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa dan Amerika yang menyebabkan perusahan-perusahan di negara tersebut tidak berproduksi dengan baik Perkembangan dunia pendidikan dunia, khususnya Indonesia, meningkat pesat sehingga kebutuhan akan kertas untuk buku semakin meningkat. Bidang industri juga dari tahun ke tahun meningkat menimbulkan kebutuhan akan kertas dan kardus meningkat hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, selama tahun 2007-2009 laju pertumbuhan permintaan Indonesia rata-rata sebesar 5,63% setiap tahunnya. Rata-rata jumlah permintaan kertas Indonesia sebesar 6,85 juta ton.
11
Tabel 10. Jumlah Permintaan Kertas Indonesia Tahun 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
Permintaan Kertas (juta ton) 5,98 6,35 6,55 7,75 7,61 6,85
Laju Pertumbuahan (%) 5,83 3,05 15,48 -1,84 5,63
Sumber: APKI 2011
Permasalahan lainnya
yang dihadapi oleh industri pulp adalah terkait
dengan masalah lingkungan. Pada saat ini masalah lingkungan merupakan masalah utama dalam
pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan dan
mempengaruhi kebijakan ekonomi dan perdagangan luar negeri dan internasional. Dimana suatu negara harus memperhatikan aspek lingkungan dalam berbagai kegiatan produksi agar lingkungan tetap lestari. Hal ini juga mendasari penetapan ekolabelling dalam bidang industri, khususnya kehutanan. Berdasarkan hal tersebut International Tropical Timber Organization (ITTO) pada tahun 1990 Hasil Konferensi pada bulan Mei di Bali, ITTO telah menentukan target bahwa pada tahun 2000 seluruh kayu tropis yang diperdagangkan harus berasal dari hutan yang diproduksi secara lestari (Kim 2001). Hal ini mennjelaskan bahwa penetapan ekolabeling terjadi pada tahun 2000. Pulp merupakan produk turunan kedua kayu sehingga industri pulp terkena dampak dari penetapan ekolabelling tersebut. Akibat adanya penetapan ekolabeling beberapa perusahaan di Amerika dan Eropa mengalami peningkatan secara besar biaya produksi dan biaya atas pengeluaran polusi, polusi air maupun polusi udara akibat kegiatan produksi pulp atau meningkat sekitar 635-700 juta dollar Amerika Serikat dari tahun 1994-2000. Akan tetapi, hal ini menjadi peluang yang besar bagi negara di kawasan Asia,terutama Indonesia (Coplan et al 2000 ). Berbeda dengan negara-negara di Amerika dan Eropa, biaya produksi di Indonesia masih rendah. Hal ini dikarenakan bahan baku yang melimpah dan teknologi yang relatif belum canggih sehingga harga pulp Indonesia menjadi sangat murah menurut pendapat dunia. Akibat harga pulp yang rendah banyak
12
negara-negara tujuan ekspor menolak ekspor pulp dari Indonesia karena adanya tuduhan dumping. Selain itu, illegal loging yang terjadi di Indonesia merupakan salah satu faktor terjadinya kampanye hitam yang menyebabkan Indonesia mendapatkan tuduhan dumping (Kementerian Perindustrian 2013) Berdasarkan uraian permasalahan maka dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu : 1. Bagaimana perkembangan ekspor pulp di Negara Kanada , Brazil, dan Indonesia sebagai salah nergara eksportir pulp terbesar di dunia dan perkembangan impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai negara importir pulp terbesar di Dunia akibat pemberlakuan ekolabeling ? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai eksportir dan importir pulp terbesar di dunia? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari perkembangan ekspor dan impor pulp dunia. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu : 1.
Menganalisis perkembangan ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia sebagai salah satu nergara eksportir terbesar di dunia dan perkembangan impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat,
dan
Indonesia sebagai negara importir terbesar di dunia akibat pemberlakuan ekolabeling. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp di Negara Kanada, Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor pulp di Negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia sebagai eksportir dan importer pulp terbesar di dunia. 1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis perkembangan ekspor dan impor pulp dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia. Lingkup penelitian
13
dibatasi pada tiga negara pengekspor utama pulp di dunia yaitu Kanada, Brazil, dan Indonesia serta tiga negara pengimpor utama pulp di dunia yaitu Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Pulp yang dibahas secara agregrasi meliputi HS47. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data (time series) dari tahun 1990-2012.
14
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses Pembuatan Pulp Tujuan utama dalam pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan seratserat yang dapat dikerjakan secara mekanik dan kimia atau dengan kombinasi dua tipe perlakuan tersebut. Pulp-pulp perdagangan yang umum dapat dikelompokkan menjadi tipe-tipe kimia, semikimia, kimia mekanik, dan mekanik. Istilah-istilah pulp rendemen tinggi sering secara bersama digunakan untuk tipe-tipe yang berbeda dari pulp-pulp yang kaya-lignin yang memerlukan defibrasi secara mekanik (Departemen Perindustrian 1990).
Sumber: Pryke 2008
Gambar 1. Pulp and Paper Mill Eco-industrial Park a. Proses Pemasakan Proses pemasakan (pulping) bahan baku kayu berupa serpih (chips) dilakukan di dalam digester (batch atau continuous). Pemasakan menggunakan bahan kimia pemasak (white liquor) yang terdiri dari Na2S dan NaOH. Hasil pemasakan berupa pulp dan limbah cair pemasakan berupa lindi hitam (black liquor). Pulp dicuci sebelum disimpan atau diproses lebih lanjut. Lindi hitam yang tersusun dari lignin alkali, garam-garam terhidrolisis, dan produk tersulfonasi
15
dikirim ke chemical recovery process (CRP). Di dalam CRP, lindi hitam diuapkan, kemudian dibakar untuk menghasilkan panas dan bahan baku bahan kimia pemasak. Di dalam CRP ini dilakukan make up bahan kimia untuk memenuhi kadar bahan kimia pemasak yang diperlukan. Hasil pembakaran berupa salt cake dilarutkan dalam lindi hijau (green liquor). Komponen green liquor adalah Na2CO3 dan Na2S. Green liquor mengalami proses kaustisasi (causticizing) dengan penambahan CaO dan mengeluarkan limbah berupa CaCO3. Kaustisasi green liquor menghasilkan white liquor yang terdiri dari komponen NaOH dan Na2S dengan kadar yang telah sesuai untuk pemasakan chips di dalam digester (Wistara 2010). b. Pengelolaan Limbah Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit kayu, fines, serbuk, sludge, HBL, ash boiler, lime. Kulit kayu, fines, dan serbuk dihasilkan dari proses pembuatan chips. Sludge merupakan kumpulan serat reject yang dihasilkan dari proses pembuatan pulp.
Limbah padat digunakan kembali sebagai bahan bakar sedangkan untuk limbah gas diolah terlebih dahulu melalui filter dimana emisi gas yang keluar tidak boleh melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebagian besar limbah cair berasal dari proses pemasakan chips sampai pembuatan lembaran pulp. Air limbah tersebut disalurkan melalui pipa ke Junction Box. Di tangki penampung ini buangan limbah diatur pH nya hingga 68.5. Jika air limbah bersifat asam ditambah dengan larutan kapur (CaCO3) dan H2SO4 jika airnya basa. Benda-benda seperti plastik, kertas, dan logam di saring melalui Traveling Screen. Air limbah selanjutnya masuk ke dalam Primary Splitter Box dimana alat ini berfungsi untuk membagi dua aliran limbah menuju Primary Clarifier. Primary Clarifier berfungsi untuk mengendapkan air limbah. Hasil endapan dibawa ke Mixing Tank sedangkan cairan limbah dialirkan dan didinginkan dalam Cooling Tower yang berjumlah enam buah. Deep Tank merupakan tempat penampungan air limbah yang telah melewati Cooling Tower. Perlakuan biologis seperti pemberian oksigen dan nutrient ke bakteri dilakukan pada saat air limbah masuk ke dalam Deep Tank. Air limbah kemudian dialirkan ke dalam mesin penjernih kedua atau Secondary Clarifier. Bak penampung limbah di Secondary Clarifier terdapat endapan dan cairan. Endapan yang berasal dari Primary
16
Clarifier dan Secondary Clarifier selanjutnya dibawa ke Thickner untuk dilakukan proses pengentalan. Setelah pengentalan, endapan tersebut di press untuk menghilangkan airnya. Endapan hasil pengepresan disebut sludge yang akan digunakan sebagai bahan bakar di multi boiler. Air limbah yang sudah melalui tahap penjernihan kedua di Secondary Clarifier akan mengalir melalui saluran yang terdapat mesin pengatur pH-nya. Kulit kayu, fines, serbuk, dan sludge akan digunakan sebagai bahan bakar di multi boiler. HBL merupakan limbah cairan kimia pemasak yang diproses dengan evaporator dan consentrator hingga solid mencapai 65-67% dan siap untuk di bakar di tungku bakar (furnance) pada recovery boiler. Lime dan sebagian ash boiler digunakan sebagai pupuk di HTI dan sebagian ash boiler lagi digunakan sebagai bahan baku campuran pembuatan paving block (Bahri 2013)
2.2. Ekolabeling Ekolabeling merupakan tanda yang mengandung informasi bahwa produk tersebut dalam proses produksinya telah memenuhi suatu standard pelestarian lingkungan, sehingga tujuan dari sistem ekolabeling untuk memberikan informasi bahwa dari hasil penilaian tingkat pelestarian lingkungan dari suatu proses produksi, sehingga konsumen dalam atau luar negeri dapat memilih produk yang dihasilkan melalui proses pelestarian lingkungan (Suratmo 2000). Secara umum dikenal 2 (dua) macam ekolabel sebagai berikut (ITTO 2000) : 1. Single issue Assessment: pelabelan yang ditujukan pada satu atau beberapa produk. Salah satu contoh system ekolabel yang ditujukan pada produk kayu (log) dan dalam penilaian mengarah pada Sustainable Forest Management (SFM). 2. Life Cycle Assessment: pemberian ekolabel yang bersifat komprehensip mulai sejak input bahan baku, proses pengolahan (industri) sampai ke limbah dari produk yang sudah tidak dipakai selalu tidak merusak lingkungan. Sering pula disebut sebagai suatu produksi yang selalu tidak merusak atau disebut sebagai prinsip “from the cradle to the grave”. Perkembangan dari system ekolabeling ini berkembang menjadi ISO 9000 atau Quality Management dan kemudian berkembang lagi menjadi ISO 14020 – 14024 atau Environmental Labeling”.
17
Labeling pada produk industri hasil hutan (misalnya pulp dan kertas) akan meliputi sejak: 1. Proses pengolahan hutannya, berarti bahan baku industri harus telah mendapat ekolabel. 2. Pengangkutan kayu dari hutan ke pabrik 3. Proses dalam industri misalnya limbah gas, cair dan padatnya tidak merusak lingkungan disamping indicator lain seperti hemat air dan energi, kesejahteraan masyarakat dan karyawan pabrik. 4. Produk yang dihasilkan tidak merusak apabila digunakan/dimanfaatkan. 5. Pengangkutan dan penyebaran dari produk ke konsumen tidak merusak lingkungan 6. Limbah dari produk yang telah selesai dipakai tidak merusak lingkungan 2.3. Kebijakan Pemerintah mengenai Ekolabeling Pemerintah memiliki peranan penting dalam mengembangkan komoditi pertanian dan produk olahannya termasuk pulp dan kertas melalui kebijakan pemerintah. Dalam kebijakan ekolabeling terdapat peraturan yang berasal dari Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 31 Tahun 2009 yang membahas tentang pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih,dan teknologi berwawasan lingkungan di daerah. Peraturan tersebut dilatarbelakangi oleh UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pemerintah tidak banyak membahas mengenali kebijakan ekolabel dalam peraturan dan hukum akan tetapi lebih membahas kepada pengelolaan hutan lestari dan verifikasi legalitas kayu. Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2009 tentang Standar Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak. Peraturan ini lebih dikenal dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang mulai berlaku pada 2009 (Purnomo 2011). SVLK merupakan sistem pelacakan yang disusun secara mulistakeholder untuk memastikan legalitas sumber kayu yang beredar dan diperdagangkan
di
Indonesia.
SVLK
dikembangkan
untuk
mendorong
implementasi peraturan pemerintah yang berlaku terkait perdagangan dan
18
peredaran hasil hutan yang legal di Indonesia. SVLK memiliki tujuan diantaranya adalah memberikan kepastian bagi pasar bahwa kayu dan produk kayu Indonesia merupakan produk yang legal dan berasal dari sumber yang legal, meningkatkan daya saing produk perkayuan Indonesia, dan dapat mereduksi praktek illegal logging dan illegal trading (Sudharto 2012). 2.4. Produksi Pulp Dunia Perkembangan produksi pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 3. Pada Gambar 3 terlihat bahwa jumlah produksi pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi. Jumlah produksi pulp dunia terbesar terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah pulp yang diproduksi sebesar 523,18 juta ton. Jumlah produksi pulp dunia terendah terjadi tahun 2009 yaitu sebesar 466,18 juta ton. Jumlah produksi pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2007 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Peningkatan jumlah produksi pulp tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu dari 506,6 juta ton meningkat menjadi 523,18 juta ton. Produksi pulp dunia mulai mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009. Penurunan jumlah produksi pulp terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu dari 513,89 juta ton turun menjadi 466,15 juta ton. Pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi yang mengakibabtkan industri pulp menurunkan produksi. Penurunan produksi disebabkan biaya produksi yang tinggi (Carthy 2010)
540 520 500 480 460 440 420
Jumlah Produksi ( ton)
Sumber: FAO 2013 (diolah)
Gambar 2. Perkembangan Jumlah Produksi Pulp Dunia Tahun 2002-2012
19
2.5. Konsumsi Pulp Dunia Perkembangan konsumsi pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 4. Pada Gambar 4 terlihat bahwa jumlah konsumsi pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi. Jumlah konsumsi pulp dunia terbesar terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah pulp yang dikonsumsi sebesar 381,73 juta ton. Jumlah konsumsi pulp dunia terendah terjadi tahun 2009 yaitu sebesar 326,87 juta ton. 400 380 360 340 320
Jumlah Konsumsi (ton)
300 280
Sumber: FAO 2013 (diolah)
Gambar 3. Perkembangan Jumlah Konsumsi Pulp Dunia Tahun 2002-2012 Jumlah konsumsi pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2005 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2007. Peningkatan jumlah konsumsi pulp tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu dari 370,02 juta ton meningkat menjadi 381,73 juta ton. Konsumsi pulp dunia mulai mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga tahun 2006 dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2008 dan 2009 serta 2011 hingga tahun 2012 . Penurunan jumlah produksi pulp terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu dari 371,11 juta ton turun menjadi 326,87 juta ton. Krisis ekonomi global pada tahun 2009 menyebabkan produksi pulp dunia menurun sangat besar sehingga harga pulp tinggi akibatnya jumlah konsumsi turun. 2.6. Ekspor Pulp Dunia Perkembangan ekspor pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 5. Pada Gambar 5 terlihat bahwa jumlah impor pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat.
Jumlah ekspor pulp dunia
terbesar terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah pulp yang diproduksi sebesar
20
157,73 juta ton. Jumlah ekspor pulp dunia terendah terjadi tahun 2002 yaitu sebesar 119, 93 juta ton. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Jumlah Ekspor ( ton)
Sumber: FAO 2013 (diolah)
Gambar 4. Perkembangan Jumlah Ekspor Pulp Dunia Tahun 2002-2012 Jumlah ekspor pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2008 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Peningkatan jumlah ekspor pulp tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu dari 146, 84 juta ton meningkat menjadi 156,86
juta ton. Ekspor pulp dunia
mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu dari 142,78 juta ton turun menjadi 139,84 juta ton. Hal ini karenakan pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global sehingga memberikan dampak negatif terhadap ekspor pulp. 2.7. Impor Pulp Dunia Perkembangan impor pulp dunia ditunjukkan oleh Gambar 6. Pada Gambar 6 terlihat bahwa jumlah impor pulp dari tahun 2002 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Jumlah impor pulp dunia terbesar terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah pulp yang diproduksi sebesar 154,21 juta ton. Jumlah impor pulp dunia terendah terjadi tahun 2002 yaitu sebesar 118,40 juta ton. Jumlah impor pulp dunia dari tahun 2002 mengalami peningkatan hingga tahun 2008 dan mengalami peningkatan kembali dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Peningkatan jumlah impor pulp tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu dari 140,70 juta ton meningkat menjadi 150,93 juta ton. Ekspor pulp dunia mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu dari 139,12 juta ton turun menjadi 133,03 juta
21
ton. Pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan jumlah impor pulp menrurun. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Jumlah Impor ( ton)
Sumber: FAO 2013 (diolah)
Gambar 5. Perkembangan Jumlah Impor Pulp Dunia Tahun 2002-2012 2.8. Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan berbagai literatur untuk memperkuat landasan dalam memecahkan permasalahan. Penelitian mengenai pulp telah banyak dilakukan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian ini, yaitu penelitian Situmorang (2005), Ningrum (2005), Wulandari (2011), Widyantoro et al (2011), . F Gunawan Suratno (2000), Sukmananto (2007), Karikallio et al (2011), Carthy (2011), Gan (2010). Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang disajikan pada Tabel 11.
22 Tabel 11. Persamaan dan Perbedaan antara Penelitian “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Utama Dunia” dengan Penelitian Terdahulu No. Nama Judul Metode Persamaan Perbedaan 1 Suriaty Analisis Penawaran dan Metode Two Stage Menggunakan data Data yang digunakan dari tahun Situmorang Permintaan Pulp dan Least Squares (2 SLS) time series dan 1989-2011 sedangkan penelitian Kertas Indonesia di Pasar mengenai pulp. sebelumnya tahun 1975-2000. Domestik. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode OLS. Tujuan dari penelitan ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengatuhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia 2 Agustina Widi Analisis Permintaan Metode Odinary Least Meninjau komoditas analisis faktor-faktor yang Palupi Ningrum Ekspor Pulp dan Kertas Square (OLS) dengan pulp dan mempengatuhi ekspor dan impor di Indonesia menggunakan E-views menggunakan pulp di negara eksportir dan 4.1 persamaan ekspor importir utama dunia pulp di Indonesia dan metode yang digunakan adalah OLS. 3 Fitri Wulandari Struktur dan Kinerja Analisis deskriptif Komoditas yang Menggunaka OLS dan software industri Kertas dan Pulp dengan metode Ratio digunakan adalah Eviews 6 dan analisis faktordi Indonesia : Sebelum Konsentrasi dan pulp dan metode faktor yang mempengaruhi ekspor dan Pasca Krisis Metode OLS OLS dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia
23
No. 4
Nama Bambang Widyantoro et al
5
F Gunawan Prospek dan Tantangan Analisis Deskriptif Suratno Perkembangan Industri Pulp dan Kertas Indonesia dalam Era Ekolabeling dan Otonomi Daerah Bambang Dampak Kebijakan Metode Two Stage Komoditi yang Sukmananto Perdagangan Pada Least Squares (2 SLS) digunakan yaitu pulp Kinerja Ekspor Produk Industri Kayu Primer Indonesia
6
7.
8.
Judul Metode Persamaan Ekonomi Industri Pulp Metode Two Stage meneliti komoditas dan Kertas Indonesia: Least Squares (2 SLS) pulp Analisis Simulasi Kebijakan dan Tekanan Internasional
Karikallio, Petri Competition in The Maki-Franti, Global Pulp and Paper Niko Suhonen Industries – An Evaluation Based on Three Approach Patrick Mc Regional demands for Carthy pulp and paper product
Perbedaan menggunaka OLS dan software Eviews 6 dan analisis faktorfaktor yang mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia pulp dan pengaruh metode serta cara pengolahan data ekolabeling terhadap dan tujuan penelitian. ekspor dan impor pulp di Indonesia
Pada penelitian ini menggunaka OLS dan software Eviews 6 dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksporir dan importir utama di negara eksportir dan importir utama dunia Metode yang metode dan komoditi menggunakan software Eviews 6 digunkan adalah OLS yang digunakan yaitu dan analisis faktor-faktor yang dan 2SLS. OLS dan pulp. mempengaruhi ekspor dan impor pulp di negara eksportir dan importir utama dunia Metode Cobb– komoditi yang Menggunaka OLS dan software Douglas digunakan yaitu pulp Eviews 6 dan tuhuan penelitian analisis faktor-faktor yang
23
24
24
No.
Nama
9.
Jianbang Gan
Judul
Metode
Persamaan
Perbedaan mempengaruhi ekspor dan impor pulp dunia Effects of China’s WTO Menggunakan mengenai ekspor dan Menggunakan OLS dan software accession on global computable general impor pulp Cina Eviews 6 dan analisis faktorforest product trade equilibrium (CGE) faktor yang mempengaruhi ekspor analysis dan Cobb– dan impor pulp dunia Douglas utility function
25
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kerangka pemikiran mengenai teori-teori dan landasan dasar yang digunakan dalam penelitian guna menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini. Teori –teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori perdagangan internasional, teori penawaran ekspor dan permintaan impor, dan model regresi linear berganda. 3.1.1. Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan baik barang atau jasa yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya (Halwani 2002). Menurut Halwani (2002) terdapat empat faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional yaitu sumberdaya alam, sumberdaya modal, tenaga kerja, dan teknologi.
Menurut Samueson dan Nordhaus (2001) terdapat tiga
faktor mengapa suatu negara melakukan perdagangan internasional yaitu adanya keberagaman sumberdaya alam, perbedaan citarasa, dan perbedaan biaya produksi. Secara teoritis, Misalkan negara A akan mengekspor pulp ke negara B. Apabila harga domestik di negara A (sebelum terjadinya perdagangan) relatif lebih rendah dibandingkan harga domestik di negara B (Gambar 7). Kondisi awal di negara A berada dalam kondisi keseimbangan dan harga berada pada PA. Pada kondisi ini tidak terjadi ekspor dari negara A. Ketika harga berada pada posisi PW, ceteris paribus, harga menjadi relatif lebih tinggi ini menyebabkan terjadinya kelebihan penawaran (excess supply) di negara A yaitu sebesar daerah r. Hal ini dikarenakan produksi atau supply negara A lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi atau demand domestik sehingga negara A menjual atau melakukan ekspor dari stok produksi yang berlebih yaitu sebesar daerah x. Sebaliknya di negara B, pada kondisi harga berada di PB dikarenakan di negara B terjadi kekurangan suplai karena konsumsi domestik melebihi produksi domestik (excess demand) sebesar daerah s. Hal ini membuat harga untuk komoditi tersebut relative tinggi sehingga negara B melakukan impor atau
26
membeli pulp dari negara lain sebesar daerah m dan mengakibatkan harga turun diposisi PW. Apabila kemudian terjadi komunikasi antara negara A dan negara B maka akan terjadi perdagangan antar kedua negara tersebut. Suplai di pasar internasional akan terjadi jika harga dunia lebih besar dari PA, sedangkan permintaan di pasar Dunia akan terjadi lebih rendah dari PB. Dengan adanya perdagangan tersebut, maka negara A akan mengekspor pulp sebesar daerah x sedangkan negara B akan mengimpor pulp sebesar daerah m. Pada pasar Dunia, besarnya x akan sama dengan m. Dengan kata lain, besarnya ekspor suatu komoditas perdagangan akan sama dengan besarnya impor komoditas tersebut. Negara A (Eksportir)
P
Pasar Dunia
P
SA
DA
Negara B ( Importir)
P
ES
DB
r PB x
Pw m PA s
ED 0
QA
Q
0 Qe
Q
Sumber : Tweeten, 1992
Gambar 6. Kurva Proses Terjadinya Perdagangan Internasional
3.1.2. Teori Penawaran Ekspor dan Permintaan Impor Ekspor merupakan suatu kegiatan dimana barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dijual ke negara lain sebagai penukar atas barang dan jasa,
0
QB
27
emas, devisa asing atau untuk menyelesaikan utang. Negara menujukan sumber daya dalam negeri mereka bagi ekspor karena mereka dapat memperoleh lebih banyak barang dan jasa dengan devisa internasional yang mereka peroleh dari ekspor daripada yang akan mereka peroleh dengan menujukan sumberdaya itu bagi produksi barang dan jasa di dalam negeri (Kusnedi 1995). Ekspor adalah kegaitan perdagangan dari dalam negeri ke luar negeri dimana hasil transaksi tersebut mendatangkan pemasukan bagi daerah yang mengekspor. Bila nilai ekspor suatu daerah semakin besar, maka akan berbanding lurus dengan pendapatan daerah tersebut, dan mengekspor berupa barang jadi atau bahan olahan bukan berupa bahan baku. Karena bila suatu barang telah melalui proses dari bahan baku menjadi barang jadi, maka nilainya akan semakin tinggi daripada nilai bahan baku karena telah melalui proses pengolahan lebih lanjut. Dalam pengertian atau batasan yang lebih luas, ekspor suatu negara merupakan kelebihan produksi barang atau jasa yang tidak dikonsumsi oleh konsumen negara yang bersangkutan atau tidak disimpan dalam bentuk stock (Labys 1973; Kindleberger and Lindert 1982). Penawaran ekspor pulp dipengaruhi oleh harga ekspor pulp pada tahun ke-t dan harga ekspor pulp tahun ke-t-1. Selain dua faktor tersebut, penawaran ekspor suatu negara juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing, dan jumlah ekspor tahun sebelumnya (Branson and Litvak 1981). Berdasarkan pengertian ini, maka ekspor pulp atau kertas dapat didefinisikan sebagai berikut : QXt = Qt + Pt + Ert + QXt-1 .................................................................
(3.18)
keterangan: QXt = Jumlah pulp atau kertas yang diekspor pada tahun ke-t (unit) Qt = Jumlah produksi pulp dan kertas pada tahun ke-t (unit) Pt
= Harga ekspor pulp pada tahun ke-t
Ert = Nilai tukar mata uang asing tahun ke-t QXt-1= Jumlah ekspor pulp pada tahun ke-t-1. Impor merupakan kegiatan membeli atau memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri. Suatu daerah diharapkan meminimalisasi kegiatan impor ini karena akan menurunkan pendapatan daerah. Permintaan impor suatu negara terhadap suatu barang atau jasa merupakan kelebihan
28
konsumsi yang tidak sanggup diproduksi di dalam negeri (Labys 1973). Dengan kata lain, suatu negara akan mengimpor suatu komoditas karena produksi di negara tersebut relatif sedikit dibandingkan dengan konsumsinya Permintaan impor juga dipengaruhi oleh harga impor pulp atau kertas, nilai tukar valuta asing, impor tahun pulp atau kertas ke-t-1 Permintaan impor dapat dirumuskan sebagai berikut : QMt
= Ct- PMt - Ert + QMt-1 ......................................................
(3.23)
keterangan : QMt
= Jumlah impor pulp tahun ke-t (unit)
Ct
= Jumlah konsumsi pulp tahun ke-t (unit)
PMt
= Harga impor pulp atau kertas pada tahun ke-t
Ert
= Nilai tukar valuta asing pada tahun ke-t
QMt-1
= Impor pulp atau kertas pada tahun ke-t-1
3.1.3. Model Regresi Linear Berganda Analisis regresi merupakan teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan antara variabel-variabel yang digunakan. Sasaran utama dalam analisis regresi linier adalah menjelaskan perilaku suatu variabel tak bebas sehubungan dengan perliaku satu atau lebih variabel bebas, dengan memperhitungkan fakta bahwa hubungan antara semua variabel tersebut bersifat tidak pasti. Model regresi liner berganda adalah model regresi dengan lebih dari satu variabel penjelas yang mungkin mempengaruhi variabel tak bebas (Gujarati 2006). Metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) meerupakan metode yang paling umum digunakan untuk memperoleh nilai parameter dalam suatu model regresi. Hal ini disebabkan metode estimasi OLS juga memiliki sifat teoritis yang kokoh, yang dijelaskan dalam teorema GaussMarkov. Teorema tersebut menyatakan bahwa berdasarkan asumsi-asumsi dari model regresi linier klasik, penaksir OLS memiliki varians yang terendah diantara penaksir-penaksir linier lainnya; dalam hal ini pernaksir OLS disebut sebagai penaksir tak bias liner terbaik atau Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Dalam upaya mencapai kondisi statistik yang baik, metode OLS akan
29
menghasilkan pendugaan yang baik apabila asumsi-asumsi yang mendasarinya terpenuhi, antara lain: 1. Memiliki parameter-parameter yang bersifat linier dan model ini ditentukan secara tepat; 2. Tidak adanya autokorelasi dalam setiap variabel dalam model; 3. Asumsi homoskedastisitas atau penyebaran yang sama 4. Tidak terdapat multikolinearitas, yang berarti tidak terdapat hubungan linier yang pasti antara variabel bebas; serta 5. Untuk pengujian hipotesis, faktor kesalahan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata sebesar nol dan homoskedastis. Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi diantara anggota observasi yang diurut menurut waktu (seperti data deret berkala) atau ruang (seperti data lintas sektoral) (Kendal et al dalam Gujarati 2006). Autokorelasi dalam suatu model akan menyebabkan suatu model memiliki suatu selang kepercayaan yang semakin lebar dan pengujian menjadi kurang akurat. Hal ini mengakibatkan hasil pengujian dari uji-t dan uji-F menjadi tidak sah dan penaksiran regresi akan menjadi sensitif terhadap fluktuasi penyampelan. Uji yang paling umum untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji statistik Durbin-Wattson. Masalah autokorelasi dapat diatasi dengan menggunakan prosedur generlized differencing, prosedur Cochrane-Orcutt, atau prosedur Hilderth-Lu (Juanda 2009). Heteroskedastisitas merupakan suatu penyimpangan terhadap asumsi homoskedastisitas. Asumsi homoskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana semua
observasi
dalam
suatu
model
memiliki
varians
yang
sama.
Homoskedastisitas terjadi karena fungsi regresi populasi (PRF) memberikan nilai mean/rata-rata variabel tak bebas untuk tingkat variabel-variabel penjelas tertentu (Gujarati 2006). Konsekuensi dari heteroskedastisitas adalah estimator OLS masih linier dan tidak bias, namun tidak lagi efisien karena tidak lagi memiliki varians minimum. Jika heteroskedastisitas terjadi, pengujian hipotesis yang seperti biasa tidak bisa diandalkan karena memungkinkan penarikan kesimpulan yang menyesatkan. Pendeteksian ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot antara nilai residual regresi dengan nilai prediksi (Mulyanto et al 2010). Heteroskedastisitas dapat dideteksi
30
dengan melakukan beberapa pengujian antara lain dengan metode grafik, uji Park, uji Glejser, uji Breusch-Pagan, Uji Godfeld-Quandt, atau white test (Juanda 2009). Jika heteroskedastisitas terjadi dalam model, maka dapat diatasi dengan melakukan teknik pendugaan yang tepat, sesuai dengan diketahui atau tidaknya ragam sisaan. Apabila ragam sisaan diketahui, pendugaan parameter dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kuadrat Terkecil Terboboti atau Weighted Least Square (WLS), sedangkan jika ragam sisaan tidak diketahui maka perlu dipertimbangkan kasus-kasus khusus dimana informasi yang tersedia cukup untuk memperkirakan ragam sisaan yang sebenarnya. Selain itu, masalah heteroskedastisitas dapat diatasi dengan mentransformasi data dengan logaritma. Multikolinearitas terjadi akibat adanya hubungan linier diantara variabelvariabel penjelas dalam suatu regresi berganda. Hubungan linier yang sempurna antara variabel penjelas disebut sebagai multikolinearitas sempurna, apabila hal ini terjadi maka akan mengakibatkan estimasi dan pengujian hipotesis koefisien regresi individual dalam regresi berganda menjadi tidak dapat dilakukan. Adapun hubungan kolinearitas yang tinggi namun tidak sempurna disebut sebagai multikolinearitas tidak sempurna (Gujarati 2006). Konsekuensi dari adanya multikolinearitas tidak sempurna antara lain varians menjadi besar dan kesalahan standar estimator OLS, interval keyakinan yang lebih lebar, rasio t tidak signifikan, nilai R2 yang tinggi tapi sedikit rasio t signifikan, serta estimator OLS dan kesalahan standarnya cenderung tidak stabil. Pengujian korelasi parsial, regresi subsider atau tambahan, dan faktor inflasi varians atau Variance Inflation Factor (VIF) dapat mendekteksi adanya multikolinearitas Beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi multikolinearitas (Juanda 2009), antara lain: 1. Memanfaatkan informasi sebelumnya (a prior information); 2. Mengeluarkan peubah dengan kolinearitas tinggi, namun dapat menimbulkan kesalahan spesifikasi; 3. Melakukan transformasi terhadap peubah-peubah dalam model dengan first difference form untuk data deret waktu; 4. Menggunakan regresi komponen utama (principal component); 5. Menggabungkan data cross section dengan data time series; 6. Cek kembali asumsi waktu pembuatan model; serta
31
7. Penambahan data baru. Uji normalitas penting untuk dilakukan guna memastikan bahwa data yang digunakan untuk analisis berasal dari data variabel yang terdistribusi normal. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji histogram (secara grafis), normal probability test, uji Skewness-Kurtosis, dan uji Kolmogorov Smirnov (Mulyanto et al, 2010). Prosedur pengujian yang termasuk sederhana antara lain dengan menggunakan histogram residu, gambar probabilitas normal, dan uji Jarque-Bera (Gujarati 2006). Selain itu, proses pembuatan model regresi linier berganda diperlukan pengujian secara statistik untuk mengetahui seberapa bagus model yang telah dibuat. Pengujian tersebut antara lain uji-F, uji-t, dan uji koefisien determinasi. Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas, sedangkan uji-t yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel tidak bebas. Adapun koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar keragaman variabel tidak bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas di dalam model (Gujarati 2006). Besaran nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1. R2 sering secara informal digunakan sebagai statistika untuk kebaikan dari kesesuian model (goodness of fit), dan membandingkan validitas hasil analisis model regresi (Juanda 2009), namun terdapat beberapa masalah dengan penggunaan R2, yaitu: 1. Semua hasil analisis statistika berdasarkan asumsi awal bahwa model tersebut benar, kita tidak memiliki prosedur untuk membandingkan spesifikasi alternatif; 2. R2 sensitif terhadap jumlah peubah bebas dalam model; 3. Interpretasi dan penggunaan R2 menjadi sulit jika suatu model diformulasikan mempunyai intersep = 0. Dalam kasus ini, nilai R2 dapat diluar selang 0 sampai dengan 1. Menurut Juanda ( 2009) nilai R2 terkoreksi ( ̅ ) mempunyai karakteristik yang diinginkan sebagai ukuran goodness of fit daripada R2 . Jika peubah baru ditambahkan, R2 selalu naik, namun ̅ dapat naik atau turun. Penggunaan ̅ menghindari dorongan peneliti untuk memasukkan sebanyak mungkin peubah bebas tanpa pertimbangan yang logis.
32
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Permintaan akan kertas di dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan permintaan pulp di dunia juga mengalami peningkatan karena pulp merupakan bahan baku utama kertas. Permintaan pulp dunia yang tinggi memicu produsen pulp meningkatkan jumlah produksi pulp dan juga meningkatkan jumlah ekspor sedangkan negara yang tidak memiliki sumberdaya alam yang banyak meningkatkan jumlah impor pulp guna memenuhi kebutuhan pulp.
Permintaan kertas
Krisis ekonomi
Penetapan ekolabeling
dunia tinggi
yang terjadi di
pada tahun 2000
Amerika dan Eropa
Permintaan pulp dunia tinggi
Jumlah ekspor pulp Kanada,
Jumlah produksi dan
Brazil, dan Inodnesia serta
konsumsi pulp dunia
jumlah impor pulp Cina,
berfluktuasi
Amerika Serikat dan Indonesia mengalami fluktuasi
Analisis kuantitatif dengan tabulasi
Analisis kuantitatif metode
data untuk mendeskripsikan
Ordinary Least Square (OLS)
perkembangan ekspor pulp di
untuk menduga faktor-faktor yang
negara Kanada, Brazil, dan
mempengaruhi ekspor pulp negara
Indonesia serta perkembangan
Kanada, Brazil, dan Indonesia dan
impor pulp di Negara Cina,
impor pulp di Negara Cina ,
Informasi mengenai perkembangan ekspor dan pulp dunia dan fakor-faktor yang pemempengaruhi ekspor
33
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional Krisis ekonomi yang terjadi di sejumlah negara bagian Eropa dan Amerika. Akibat terjadinya krisis ini adalah terjadinya peningkatan biaya produksi yang tinggi bagi industri pulp sehingga beberapa produsen pulp menurunkan jumlah produksi dan ada beberapa yang tutup produksi. Penetapan ekolabeling pada tahun 2000 mengakibatkan peningkatan biaya produksi industri pulp hingga pemasaran produk dan ketentuan lain mengenai produk hutan lestari yang terkait dengan ekspor dan impor pulp sehingga produksi pulp menurun. Adanya permintaan kertas yang tinggi, permintaan pulp yang tinggi, dan krisis ekonomi pada tahun 2009, serta penetapan ekolabeling menyebabkan jumlah produksi dan konsumsi pulp mengalami fluktuasi. Permasalahan ini juga mengakibatkan Jumlah ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Inodnesia serta jumlah impor pulp Cina, Amerika Serikat dan Indonesia mengalami fluktuasi. Data-data mengenai ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia dan impor pulp di Negara Cina , Amerika Serikat dan yang diperoleh ditabulasikan dan dideskripsikan menurut teori ekonomi. Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia dan impor pulp di Negara Cina , Amerika Serikat dan Indonesia dianalisa dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap mempengaruhi ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia dan impor pulp di Negara Cina , Amerika Serikat dan Indonesia. Hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan yang menjadi hasil penelitian kemudian diperlukan saran sebagai solusi yang tepat untuk mendukung hilirisasi industri pulp. Secara konseptual analisis faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi ekspor dan impor pulp dunia.
34
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (Lampiran 1). Bentuk data sekunder yang digunakan adalah dalam bentuk data deret waktu atau time series dengan periode waktu tahun 1990-2012. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga terkait lainnya yaitu Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI), Kementrian Industri Republik Indonesia (Kemendus RI), World Trade Organization (WTO), Food and Agriculture Organization (FAO), International Financial Statistics (IFS), jurnal-jurnal penelitian, serta literatur-literatur yang terkait. 4.2 Metode Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan dengan menggunakan
program Microsoft Office Excel 2007, SPSS 17, dan
Eviews 6. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu analisis deskriptif dan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Analisis deskriptrif menggunakan tabulasi data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu dengan menghitung laju ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia serta menghitung laju impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor pulp negara Kanada,
Brazil,
dan
Indonesia
juga
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi permintaan impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan menggunakan model ekonometrika melalui model regresi linear berganda. 4.2.1. Analisis Perkembangan Ekspor Pulp Kanada, Brazil dan Indonesia dan Perkembangan Impor Pulp Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia Tabulasi data dalam penelitian ini mencakup ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Indonesia juga mencakup impor pulp Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia dalam periode tahun 1990 hingga tahun 2012. Nilai laju digunakan untuk
35
menganalisa fenomena yang terjadi berdasarkan data ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Indonesia juga mencakup impor pulp Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Adapun rumus menghitung laju yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Laju Ekspor atau Impor =
%
Keterangan: Laju Ekspor atau Impor
= persen (%)
Nilai selisih Ekspor atau Impor
= x-xt-1
Nilai lag Ekspor atau Impor
= xt-1
4.2.2 Analisis Faktor-faktor Guna menjawab tujuan kedua yaitu menduga faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi impor pulp Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia maka digunakan model regresi linier berganda. Persamaan yang di estimasi dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan persamaan tunggal. Persamaan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: (a) Ekspor Pulp Kanada, (b) Ekspor Pulp Brazil, (c) Ekspor Pulp Indonesia, (d) Impor Pulp Cina, (e) Impor Pulp Amerika Serikat, (f) Impor Pulp Indonesia. Prosedur analisis model ekonometrika terdiri dari : 1. Perumusan Model a.
Ekspor Pulp Negara Kanada
Jumlah ekspor pulp Kanada diduga dipengaruhi oleh harga ekspor pulp Kanada, jumlah produksi pulp Kanada tahun sebelumnya, nilai tukar dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya, dan jumlah ekspor pulp Amerika
Serikat
tahun
sebelumnya..
Persamaan
ekspor
pulp
Kanada
diformulasikan sebagai berikut. EKSCAt
= a0 + a1 HEKSCAt + a2 PPCAt-1 + a3 KURCAt-1 + a4 EKSCAt-1 + u1
Keterangan : EKSCAt
= Ekspor Pulp Kanada ( Ribu Ton)
HEKSCAt
= Harga Ekspor Pulp Kanada (US$/Ton)
PPCAt-1
= Produksi Pulp Kanada Tahun Sebelumnya (Ribu Ton)
KURCAt-1
= Kurs Rill Dollar Kanada terhadap Dollar Amerika Seikat
36
Tahun sebelumnya (Can$/US$) EKSCAt -1
= Ekspor Pulp Kanada pada tahun sebelumnya (Ribu Ton)
a0
= Intersep
a1,a2… a4
= Parameter
u1
= error/residual
Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : a1, a2, a3, > 0 0 < a4<1 b.
Ekspor Pulp Negara Brazil
Jumlah ekspor pulp Brazil diduga dipengaruhi oleh harga ekspor pulp Brazil tahun sebelumnya, jumlah produksi pulp Brazil tahun sebelumnya, dannilai tukar dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya. Persamaan ekspor pulp Brazil diformulasikan sebagai berikut : EKSBAt
= b0 + b1 HEKSBAt-1 + b2 PPBAt-1 + b3 KURBAt-1 + u2
Keterangan
:
EKSBAt
= Ekspor Pulp Brazil (Ribu Ton)
HEKSBAt-1
= Harga Ekspor Pulp Brazil Tahun Sebelumnya (US$/Ton)
PPBAt-1
= Produksi Pulp Brazil Tahun Sebelumnya (Ribu Ton)
KURBAt-1
= Kurs Rill Dollar Brazil terhadap Dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya (R$/US$)
b0
= Intersep
b1,b2… b3
= Parameter
u2
= error/residual
Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : b1, b2, b3, > 0; c.
Ekspor Pulp Negara Indonesia
Jumlah ekspor pulp Indonesia diduga dipengaruhi oleh selisih harga ekspor pulp Indonesia , jumlah produksi pulp Indonesia tahun sebelumnya, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat . Persamaan ekspor pulp Indonesia diformulasikan sebagai berikut EKSINAt = c0 + c1 (HEKSINAt – HEKSINAt-1) + c2 PPINAt-1 + c3 KURINAt + u3 Keterangan : EKSINAt
= Ekspor Pulp Indonesia ( Ribu Ton)
37
HEKSINAt – HEKSINAt-1
= Selesih Hargla Rill Ekspor Pulp Negara Indonesia (US$/Ton)
PPINAt-1
= Produksi Pulp Indonesia Tahun Sebelumnya (Ribu Ton) = Kurs Rill Rupiah terhadap Dollar Amerika
KURINAt
Serikat (Rp/US$) c0
= Intersep
c1 c2… c3
= Parameter
u3
= error/residual
Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : c1, c2, c3, > 0; d.
Impor Pulp Negara Cina
Jumlah Impor pulp Cina diduga dipengaruhi oleh selisih harga Impor pulp Cina, jumlah konsumsi pulp Cina, , nilai tukar yen terhadap dollar Amerika Serikat, tarif impor pulp Cina, dan jumlah impor pulp Cina tahun sebelumnya. Persamaan Impor pulp Cina diformulasikan sebagai berikut IMCNAt = d0 + d1 (HIMCNAt – HIMCNAt-1) + d2 KONSCNAt+ d3 KURCNAt-1 + d4 TIMPCNAt + d5 IMCNAt-1 + u4 Keterangan : IMCNAIt
= Impor Pulp Cina (Ribu Ton)
(HIMCNAt – HIMCNAt-1)
= Selisih Harga Rill Impor Pulp Cina (US$/Ton)
KONSCNAt
= Konsumsi Pulp Cina (Ribu Ton)
KURCNAt-1
= Kurs Rill Yuan terhadap Dollar Amerika Serikat Tahun Sebelumnya (¥ /US$)
TIMPCNA
= Tarif Impor Cina (%)
IMCNAt -1
= Impor Pulp Cina pada tahun sebelumnya (Ribu Ton)
d0
= Intersep
d1 d2… d5
= Parameter
u4
= error/residual
Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : d2, > 0 ; d1, d3, d4, < 0; 0 < d5 < 1
38
e.
Impor Pulp Negara Amerika Serikat Amerika Serikat, harga Impor pulp Amerika Serikat, nilai tukar dollar
Amerika Serikat terhadap Euro tahun sebelumnya, dan Produk Domestik Bruto Amerika Serikat. Persamaan ekspor pulp Amerika Serikat diformulasikan sebagai berikut IMUSAt
= e0 + e1 HIMUSAt + e2 KONSUSAt-1 + e3 KURUSAt-1 + e4 PENDUSAt + u5
Keterangan : IMUSAIt
= Impor Pulp Amerika Serikat ( ribu Ton)
HIMUSAt
= Harga Impor Pulp Amerika Serikat (US$/Ton)
KONSUSAt-1
= Konsumsi Pulp Amerika Serikat Tahun Sebelumnya (Ribu Ton)
KURUSAt-1
= Kurs Rill Dollar Amerika Serikat terhadap Euro Tahun Sebelumnya (US$/€)
PENDUSAt
= Produk Domestik Bruto Amerika Serikat (US$ Miliar)
e0
= Intersep
e1 e2… e4
= Parameter
u5
= error/residual
Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : e2,e4, > 0 ; e1, e3 < 0 f.
Impor Pulp Negara Indonesia Jumlah Impor pulp Indonesia diduga dipengaruhi oleh selisih jumlah
konsumsi pulp Indonesia, rasio harga Impor pulp Indonesia, Produk Domestik Bruto Indonesia, dan jumlah impor pulp Indonesia tahun sebelumnya Persamaan Impor pulp Indonesia diformulasikan sebagai berikut IMINAt = f0 + f1 KONSINAt + f2 (HIMINAt / HIMINAt-1) + f3 PENDINAt-1 + f4 (TIMPINAt /TIMPINAt-1) + f5 IMINAt-1 + u6 Keterangan: IMINAIt
= Impor pulp Indonesia ( ribu Ton)
KONSINAt
= Konsumsi Pulp Indonesia (ribu Ton)
39
(HIMINAt / HIMINAt-1)
= Rasio Harga Rill Impor Pulp Indonesia (US$/Ton)
(TIMPINAt /TIMPINAt-1)
= Rasio Tarif Impor Pulp Negara Indonesia (%)
PENDINAt
= Produk Domestik Bruto Indonesia (Rp Triliun)
IMINAt -1
= Impor Pulp Indonesia pada tahun sebelumnya (Ribu Ton)
f0
= Intersep atau Perpotongan
f1 f2… f5
= Parameter
u6
= error/residual
Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : f1, f3, f5, > 0 ; f 2, f4, < 0; 0 < f5 < 1 2. Estimasi Model Metode yang digunakan untuk menduga model regeresi linear berganda menggunakan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data dilakukan dengan program komputer Eviews 6 dan Ms. Excel 2007. Untuk menguji apakah peubah-peubah penjelas (explanatory-variabels) secara bersamap-sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap peubah endogen pada masing-masing digunakan uji statistik F. Adapaun menguji apakah masingmasing peubah penjelas secara individual berpengaruh nyata atau tidak terhadap peubah emdogen pada masing-masing persamaan digunakan uji statistik t. Adapun untuk menguji apakah tanda pada setiap variable bebas sesuai dengan teori ekonomi maka digunakan uji ekonomi. Uji ekonometrika digunakan agar model regresi yang digunakan sudah baik atau tidak terjadi pelanggaran OLS. 3. Metode Pengujian Model Regresi Linier Berganda Model dapat dikatakan baik apabila hasil estimasi model regresi yang telah didapat kemudian diuji. Pengujian tersebut dilakukan melalui uji ekonomi, uji statistik, dan uji ekonometrika. a.
Uji Ekonomi
Uji secara ekonomi dilakukan berdasarkan tanda yang ada pada s setiap variabel bebas dalam model pendugaan. Terdapat variabel yang memiliki tanda bernilai
40
positif dan terdapat pula yang bernilai negatif. Tanda positif artinya penambahan satu satuan variabel independent akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia dan meningkatkan jumlah impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia, sedangkan tanda negatif artinya penambahan satu satuan variabel independent akan mengurangi jumlah ekspor pulp Kanada, Brazil, dan Indonesia dan menurunkan jumlah impor Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia. Variabel yang diduga memiliki tanda positif dalam perumusan model ekspor yaitu harga ekspor pulp, produksi pulp, dan kurs riil. Variabel yang diduga memiliki tanda positif dalam perumusan model impor adalah Produk Domestik Bruto dan jumlah konsumsi pulp, sedangkan variabel yang diduga memiliki tanda negatif adalah harga impor, kurs rill, dan tariff impor. Nilai elastisitas digunakan untuk melihat derajat kepekaan variabel dependen pada suatu persamaan terhadap perubahan dari variabel independen. Nilai elastisitas jangka pendek (short run) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut (Pindyck dan Rubinfeld 1998) : Esr (Yt , Xt) = βi ( X t)/( Y t) ..................................................................
(4.7)
dimana : Esr (Yt , Xt) = Elastisitas jangka pendek variabel dependen Yt terhadap variabel independen Xt βi X
= Parameter estimasi variabel independen Xt t
Yt
= Rata-rata variabel independen Xt = Rata-rata variabel dependen Yt
Nilai elastisitas jangka panjang (long run) dapat diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Elr (Yt , Xt) =
β
........................................................................
(4.8)
dimana : Elr (Yt , Xt) = Elastisitas jangka panjang variabel dependen Yt terhadap variabel independen Xi βi lag Kriteria uji :
= Parameter estimasi dari lag-variabel dependen.
41
1.
Jika nilai eslatisitas lebih dari satu (E > 1) maka dikatakan elastis karena perubahan 1% variabel independen mengakibatkan perubahan variabel dependen lebih dari 1%.
2.
Jika nilai elastisitas antara nol dan satu (0 < E < 1) maka dikatakan inelastis (tidak responsif) karena perubahan 1% variabel independen mengakibatkan perubahan variabel dependen kurang dari 1%.
b.
Uji Statistik Model yang dianalisis membutuhkan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis
yang dilakukan. Pengujian hipotesis secara statistik bertujuan melihat nyata atau tidaknya pengaruh peubah-peubah yang diteliti. Berikut adalah langkah-langkah dan prosedur pengujian yang harus dilakukan. b1.
Uji F (Uji untuk semua variabel) Uji F bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peubah bebas
terhadap peubah tidak bebas secara keseluruhan. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan probabilitas nilai F statistik (p-value) dengan probabilitas taraf nyata (α) yang digunakan. Analisa pengujian Uji F adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Hipotesis Hipotesisnya adalah: H0 = Parameter model bernilai nol (β1= β2 = β3 = βk = 0) H1 = Minimal ada satu nilai β yang tidak sama dengan nol. 2. Penentuan penerimaan atau penolakan H0 Apabila: P-value > α, maka H0 diterima P-value > α, maka H0 ditolak. Apabila keputusan yang diperoleh adalah p-value < α dimana koefisien regresi berada diluar daerah penerimaan H0, maka implikasinya adalah tolak H0. Artinya minimal ada salah satu dari variabel independen yang dapat mempengaruhi secara nyata terhadap variabel indepennya. Apabila didapatkan pvalue > α, maka implikasinya terima H0 artinya variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya.
42
b2.
Uji t (Uji Parsial) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah: H0: βi =0 H1 : Uji satu arah a. βi> 0 i
b. βi<0
= 1,2,3…..
Apabila: Probabilitas t-statistik (p-value) < taraf nyata, maka implikasinya tolak H0, Probabilitas t-statistik (p-value)
> taraf nyata, maka implikasinya terima H0.
Apabila tolak H0, maka variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen, begitupun sebaliknya. b3.
Koefisien Determinasi (R2)
Jika nilai koefisien determinasi mendekati 1, maka model yang digunakan semakin baik. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak keragaman variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Rumus menghitung koefisien determinasi (Juanda 2009) adalah : R2
=
JKR
=∑
JKT
=∑
Keterangan: R2
= Koefisien determinasi
JKR
= Jumlah Kuadrat Regresi
JKT
= Jumlah Kuadrat Total
Ŷ
= Nilai Variabel Terikat Dugaan
Yi
= Nilai Variabel Terikat Aktual
Ȳ
= Nilai Rata-rata Variabel Terikat
43
c.
Uji Ekonometrika Model yang dianalisis membutuhkan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis
yang dilakukan. Pengujian hipotesis secara ekonometrika bertujuan melihat asumsi-asumsi yang mendasari metode OLS terpenuhi dalam model yang diteliti. Berikut adalah langkah-langkah dan prosedur pengujian yang harus dilakukan. c1.
Uji Autokolerasi Untuk menentukan ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini akan
menggunakan Uji LM-Test (Breusch-Godfrey). Pada uji ini diasumsikan bahwa е (error) mengikuti model otoregresif ordo p(AR(p))| (Gujarati 2006), dengan bentuk sebagai berikut: u1 = ρ1 et-1 + ρ2 et-2+ ρ3 et-3 + . . . . + ρp et-p + ut Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dengan Uji LM-Test (Breusch-Godfrey) adalah meregresikan persamaan linier untuk mendapatkan ê. Gunakan ê sebagai variabel terikat dan regresikan dengan variabel x sehingga didapatkan model regresi: ût = a0 + a1 + ̂ 1 ̂ t-1 + ̂ 2 ̂ t-2 + . . . + ̂ i ̂ t-i + ut Berdasarkan hasil regresi tersebut akan didapatkan nilai koefisien determinasi (R2). Adapun hipotesis yang digunakan: H0 :
1
=
2
=...=
3
= 0, tidak terdapat autokorelasi
H1 : tidak demikian, terdapat autkorelasi Dengan demikian bila tidak mempunyai cukup bukti untuk menolak hipotesis, maka et = ut berarti tidak ada autokorelasi. Kriteria pengujian: P-value uji LM-Test < taraf nyata (α), maka tolak H0, artinya terdapat autokorelasi; P-value uji LM-Test > taraf nyata (α), maka terima H0, artinya tidak terdapat autokorelasi. Taraf nyata (α) yang digunakan dalam pengujian ini sebesar 0.05 (5%). Persamaan yang didalamnya terdapat variabel bedakala (lag endogenous variable) uji serial korelasi dengan menggunakan Durbin Watson tidak valid
44
untuk digunakan (pindyc dan Rubinfeld 1991 dalam Novindra 2011). Sebagai penggantinya untuk mengetahui apakah terdapat serial korelasi (autocorrelation) atau tidak dalam setiap persamaan maka digunakan statistic DH (Durbin-h statistics). Persamaan berikut merupakan formula untuk memperoleh nilai DH atau hhitung (Durbin-h statistics). Hhitung = (
)√
Keterangan: D
= dw statistik
n
= jumlah observasi, dan
var(
= varians koefisien regresi untuk lagged dependent variable Jika ditetapkan taraf
= 0.05 diketahui -1.96
hhitung
1.96, maka
disimpulkan persamaan tidak mengalami serial korelasi. Kemudian jika diketahui nilai hhitung < -1.96, maka terdapat autokorelasi negatif, sebaliknya jika diketahui nilai hhitung > 1.96, maka terdapat autokorelasi positif. c2.
Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas digunakan untuk melihat bagaimana variabel
bebas mempengaruhi variabel bebas lainnya dalam suatu persamaan. Cara mengetahui apakah dalam model tersebut ada multikolinearitas atau tidak ada masalah yang serius adalah dengan cara menghitung nilai Varians Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF < 10, maka dalam persamaan tersebut tidak ada masalah multikolinearitas (Mulyanto et al 2010). Rumus VIF (Gujarati 2006) yaitu:
Keterangan: = Koefisien determinasi dari regresi variable bebas ke-j dengan variable bebas lainnya. c3.
Uji Normalitas Penelitian ini akan menggunakan uji Jarque-Bera untuk menguji
kenormalitasan data. Rumusan uji Jarque-Bera (JB) (Gujarati 2006) adalah:
45
JB = *
+
Keterangan: n = jumlah pengamatan S= koefisien Skewness K= koefisien Kurtosis Hipotesis pada uji normalitas adalah sebagai berikut: H0 = error term terdistribusi normal H1 = error term tidak terdistribusi normal Kriteria pengujian : P-Value uji JB > taraf nyata (α) maka terima H0, artinya error term terdistribusi normal; P-Value uji JB < taraf nyata (α) maka tolak H0, artinya error term tidak terdistribusi normal; Taraf nyata yang digunakan dalam pengujian ini sebesar 0.05 (5%). c4.
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk melihat varian residual apakah konstan atau tidak. Apabila varian residual konstan maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Salah satu cara untuk melihat ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji White. Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen yang diregresikan terhadap variabel-variabel independennya. Uji heteroskedastisitas hipotesisnya adalah: H0= Var( i) = E( H1= Var
i
2
i) = E(
)= i
2
)=
2
= Homoskedastisitas i
2
= Heteroskedastisitas
Tahapan Uji White adalah sebagai berikut: 1. Jika diketahui model regresi sisaan berikut. ei2 =
1
+
2 Zi
+ vi
2. Hitung koefisien determinasi sebagai ukuran kebaikan suai (goodness of fit), R2 . 3. Jika komponen sisaan homogen maka statistik-uji White n
(1)
Keterangan :
46
n R
= Jumlah observasi 2
X
= Koefisien determinasi = Nilai Peubah bebas
Berdasarkan uji white, akan diperoleh nilai probabilitas Chi-Square yang apabila nilainya lebih dari alpha maka artinya terima H0 dan asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Pelanggaran ini bukan hanya dapat terjadi dalam data cross section, tapi juga untuk data time series (Juanda 2009)
47
V. ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA 5.1. Analisis Perkembangan Ekspor Pulp Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan tabulasi data maka didapatkan perkembangan ekspor pulp dibagi menjadi tiga berdasarkan negara eksportir pulp terbesar di dunia dalam periode 2008-2012, yaitu : (1) ekspor pulp negara Kanada, (2) ekspor pulp negara Brazil, dan (3) ekspor pulp negara Indonesia. Adapun hasil dan pembahasannya adalah sebagai berikut: 5.1.1. Ekspor Pulp Negara Kanada Kanada merupakan negara eksportir pulp terbesar di dunia (Tang 2008). Hal ini dikarenakan Jumlah produksi negara Kanada lebih tinggi dibandingkan jumlah pulp yang dikonsumsi. Rata-rata kontribusi jumlah produksi negara Kanada terhadap dunia sebesar 9,5% sedangkan konsumsinya hanya sebesar 5,59% (FAO 2013). Laju ekspor pulp negara Kanada periode 1990-2012 terus meningkat sebesar 0,78% setiap tahunnya dan rata-rata jumlah pulp yang diekspor sebesar 30,48 juta ton. Peningkatan jumlah ekspor pulp Kanada tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan laju ekspor sebesar 11,02% . Penurunan jumlah pulp yang diekspor tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan laju ekspor sebesar 16,17%. Pada tahun 2000 hingga tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global terutama negara-negara daerah Amerika dan Eropa sehingga pulp negara Kanada mengalami penurunan paling besar. Hal ini disebabkan biaya produksi pulp menjadi tinggi sehingga produksi pulp menurun. Tahun 2010 perekonomian negara Kanada mulai stabil sehingga ekspor Kanada mengalami peningkatan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya (Junaedi 2011). Perekonomian negara Kanada yang stabil dapat meningkatkan produksi pulp negara Kanada sehingga ekspor Kanada mengalami peningkatan. Ekolabeling pertama sebenarnya telah diperkenalkan oleh Jerman pada tahun 1979 dengan nama Program Blue Angel, kemudian berturut-turut sistem ekolabeling diperkenalkan Amerika Serikat, Belanda dan Kanada disekitar tahun
48
1980. Pulp dari Kanada telah melalui tahap dari proses produksi yang memenuhi standar ekolabeling sejak 1980 sehingga pertumbuhannya ekspor pulp Kanada laju masih positif (Suratmo 2000). Tabel 12. Perkembangan Ekspor Pulp Kanada Tahun 1990-2012 Jumlah Ekspor Kanada Pulp Negara Kanada(ton)
Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Laju Pertumbuhan Ekspor Pulp Negara Kanada (%)
23.127.400,00 25.846.300,00 26.291.148,00 27.597.248,00 30.946.700,00 31.712.000.00 30.525.000,00 32.634.600,00 31.394.100,00 34.444.204,00 35.163.568,00 33.411.000,00 35.910.000,00 34.193.263,00 34.229.946,00 31.663.000,00 32.426.000,00 31.510.000,00 28.487.000,00 24.521.587,00 27.559.866,00 28.476.639,00 29.016.822,00
n.a 10,52 1,69 4.73 10.82 2,41 -3,89 6,46 -3,95 8,86 2,05 -5,25 6,96 -5,02 0,11 -8,11 2,35 -2,91 -10,61 -16,17 11,02 3,22 1,86
Rata-rata 30.482.060,48 Keterangangan: n.a= not applicable Sumber: FAO 2013 (diolah)
0,78
5.1.2. Ekspor Pulp Negara Brazil Brazil merupakan negara eksportir pulp kedua di dunia periode 2008-2012 (FAO 2013). Perkembangan jumlah ekspor pulp negara brazil dapat dilihat pada Tabel 13. Beradasarkan tabel 13, rata-rata laju ekspor pulp negara Brazil selama tahun 1990-2012 sebesar 8,92% dan rata-rata jumlah pulp yang diekspor sebesar 13,03 juta ton. Peningkatan jumlah ekspor pulp Brazil tertinggi terjadi pada tahun 2003 dengan laju ekspor sebesar 25,21%. Hal ini dikarenakan jumlah produksi pulp negara Brazil meningkat dari 23.630 ribu ton naik menjadi 26.953 ribu ton
49
(FAO 2013). Selain itu, kondisi perekonomian negara Brazil mulai stabil sehingga investasi terhadap indutri pulp meningkat ( Pereira 2004). Investasi yang tinggi untuk industri pulp dapat meningkatkan produksi pulp sehingga ekspor pulp juga meningkat. Penurunan jumlah pulp yang diekspor tertinggi terjadi pada tahun 1995 dengan laju ekspor sebesar -4,85%. Pada tahun 1990 hingga tahun 1995 Brazil mengalami krisis ekonomi. Hal ini mengakibatkan kondisi ekonomi yang tidak stabil sehingga berdampak kepada industri pulp. Akibat adanya krisis ekonomi ini produksi pulp menurun karena biaya produksi naik dan investasi terhadap industri pulp juga menurun. Tabel 13. Perkembangan Ekspor Brazil Tahun 1990-2012 Tahun
Jumlah Ekspor Pulp Negara Brazil (ton)
Laju Pertumbuhan Ekspor Pulp Negara Brazil (%)
1990
3.097.400,00
1991
4.116.800,00
24,76
1992
5.024.726,00
18,07
1993
6.122.537,00
17,93
1994
6.204.151,00
1,32
1995
5.917.215,00
-4,85
1996
6.646.200,00
10,97
1997
7.389.400,00
10,06
1998
8.304.596,00
11,02
1999
9.231.500,00
10,04
2000
8.936.719,00
-3,30
2001
9.969.045,00
10,36
2002
10.168.380,00
1,96
2003
13.596.532,00
25,21
2004
14.862.870,00
8,52
2005
16.531.259,00
10,09
2006
18.637.123,00
11,30
2007
19.637.350,00
5,09
2008
21.457.000,00
8,48
2009
25.404.811,00
15,54
2010
25.967.000,00
2,17
2011
26.240.835,00
1,04
2012
26.336.707,00
0,36
Rata-rata 13.034.789,00 Keterangangan: n.a= not applicable Sumber: FAO 2013 (diolah)
8,92
50
Akibat penetapan ekolabeling pada tahun 2000 laju ekspor pulp negara Brazil menurun dari 10,04% menjadi -3,30%. Hal ini dikarenakan biaya produksi yang tinggi. Biaya produksi yang tinggi dikarenakan adanya biaya tambahan untuk pengelolaan limbah dari industri pulp agar limbah tidak merusak lingkungan (Koplan et al. 2002). Salah salah satunya tambahan biaya untuk biaya mesin pengolah limbah cair. 5.1.3. Ekspor Pulp Negara Indonesia Indonesia merupakan salah satu ekspor pulp terbesar di dunia periode 2008-2012 (FAO 2013). Perkembangan impor pulp negara Indonesia dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Perkembangan Ekspor Pulp Indonesia Tahun 1990-2012 Tahun
Jumlah Ekspor Pulp Negara Indonesia (ton)
Laju Pertumbuhan Ekspor Pulp Negara Indonesia (%)
1990
375.700,00
n.a
1991
367.200,00
-2,31
1992
344.774,00
-6,50
1993
329.543,00
-4,62
1994
370.217,00
10,99
1995
1.696.488,00
78,18
1996
3.382.904,00
49,85
1997
3.854.304,00
1223
1998
4.945.400,00
22,06
1999
3.569.700,00
-38,54
2000
4.065.300,00
12,19
2001
5.096.100,00
20,23
2002
6.733.510,00
24,32
2003
7.125.261,00
5,50
2004
5.031.039,00
-41,63
2005
7.455.060,00
32,52
2006
8.483.085,00
12,12
2007
7.203.200,00
-17,77
2008
8.085.500,00
10,91
2009
6.682.100,00
-21,00
2010
7.690.870,00
13,12
2011
8.854.321,00
13,14
2012
9.588.671,00
7,66
rata-rata 4.840.445,52 Keterangangan: n.a= not applicable Sumber: FAO 2013 (diolah)
8,76
51
Berdarkan tabel 14, laju ekspor pulp negara Indonesia periode 1990-2012 terus meningkat sebesar 8,76% setiap tahunnya dan rata-rata jumlah pulp yang diekspor sebesar 4,84 juta ton. Peningkatan jumlah ekspor pulp Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 1995 dengan laju ekspor sebesar 78,18%. Sejak tahun 1995 negara Indonesia menjadi negara net eskportir pulp (Junaedi et al. 2011). Akibat Indonesia menjadi negara net eksportir pulp menyebabkan peningkatan jumlah ekspor pulp Indonesia yang besar. Selain itu, terjadi peningkatan jumlah produksi pada tahun 1995 yaitu dari 5,128 juta ton naik menjadi 5,888 juta ton (FAO 2013) Penurunan jumlah pulp yang diekspor tertinggi terjadi pada tahun 2004 dengan laju ekspor sebesar -41,63%. Menurut Hayat (2008) pada tahun 19982004 teradi krisis ekonomi di Indonesia sehingga rupiah terdepresiasi akibat adanya masa transisi dari pemerintahan Soeharto ke periode reformasi dan terjadi konflik sosial dan ketidakstabilan politik diberbagai daerah di Indonesia. Selain itu, penurunan ekspor pulp negara Indonesia disebabkan oleh meningkatnya jumlah konsumsi pulp domestik sebesar 26,01% dari 5,958 juta ton naik menjadi 8,052 juta ton. Pada saat penetapan ekobeling pada tahun 2000 ekspor pulp Indonesia masih tinggi. Hal ini dikarenakan harga pulp Indonesia lebih murah yang disebabkan oleh biaya produksi lebih murah dibandingkan negara lain. Selain itu, sampai saat ini, Indonesia hanya bisa mengekspor pulp serat pendek dengan pangsa pasar masih terbatas di Asia. Lima peringkat negara importir terbesar pulp dari Indonesia adalah RRC, Korea, Italia, Jepang dan India ( Junaedi et al 2011) 5.2. Perkembangan Impor Pulp Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan tabulasi data maka didapatkan perkembangan impor pulp dibagi menjadi tiga berdasarkan negara importir pulp terbesar di dunia dalam periode 2008-2012, yaitu : (1) impor pulp negara Cina, (2) Impor
pulp negara Amerika Serikat, dan (3) impor pulp negara Indonesia.
Adapun hasil dan pembahasannya adalah sebagai berikut:
52
5.2.1. Impor Pulp Negara Cina Cina merupakan salah satu negara penghasil pulp terbesar keempat didunia akan tetapi negara Cina juga merupakan konsUmen pulp terbesar pulp didunia (FAO 2013). Laju perkembangan impor pulp negara Cina dari tahun 1990-2012 dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan tabel 15, laju pertumbuhan negara Cina mengalami fluktuasi dari tahun 1990-2012. Laju impor pulp negara Cina periode 1990-2012 terus meningkat sebesar 11,84% setiap tahunnya dan rata-rata jumlah pulp yang diekspor sebesar 18,67 juta ton. Tabel 15. Perkembangan Impor Pulp Cina Tahun 1990-2012 Tahun
Jumlah Impor Pulp Negara Cina
Laju Pertumbuhan Impor Pulp Negara Cina (%)
1990
2.452.300,00
n.a
1991
3.851.200,00
36,32
1992
3.534.876,00
-8,95
1993
3.541.934,00
0,20
1994
4.783.642,00
25,96
1995
5.279.200,00
9,39
1996
6.911.500,00
23,62
1997
7.273.569,00
4,98
1998
8.943.600,00
18,67
1999
11.418.883,00
21,68
2000
11.563.538,00
1,25
2001
16.802.028,00
31,18
2002
17.855.772,00
5,90
2003
20.232.645,00
11,75
2004
24.031.533,00
15,81
2005
25.069.007,00
4,14
2006
26.185.206,00
4,26
2007
27.389.130,00
4,40
2008
30.325.402,00
9,68
2009
42.343.543,00
28,38
2010
35.318.510,00
-19,89
2011
44.402.032,00
20,46
2012 49.998.754,00 rata-rata 18.674.252,35 Keterangangan: n.a= not applicable Sumber: FAO 2013 (diolah)
11,19 11,84
Peningkatan jumlah impor pulp negara Cina tertinggi terjadi pada tahun 1991 dengan laju ekspor sebesar 36,32%. Menurut Zhuang et al. (2006) pada tahun 1991 laju pertumbuhan produksi pulp di Cina sebesar 2,5% sedangkan laju
53
pertumbuhan konsumsi pulp jauh lebih besar yaitu sebesar 4,5%. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan tertinggi laju impor pulp negara Cina pada tahun 1991. Selain itu, industri kertas Cina terus berkembang sehingga membutuhkan pulp dalam jumlah yang banyak sedangkan produksi dalam negeri belum memadai. Adapun penurunan jumlah pulp yang diimpor tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan laju impor sebesar -19,89%. Hal ini dikarenakan jumlah produksi pulp negara Cina pada tahun 2010 meningkat cukup besar dibandingkan tahuntahun sebelumnya yaitu dari 28.553,6 ribu ton naik menjadi 34.645,6 ribu ton sehingga jumlah impor pulp menurun. Akibat adanya penetapan ekolabeling pada tahun 2000 laju pertumbuhan impor pulp negara Cina mengalami penurunan namun bernilai positif. Laju pertumbuhan impor pulp Cina bernilai positif setelah penetapan ekolabeling karena jumlah konsumsi pulp Cina sangat tinggi dibandingkan dengan jumlah produksinya dengan perbandingan yang cukup besar (Zhuang et al 2006). 5.2.2 Impor Pulp Negara Amerika Serikat Amerika Serikat merupakan negara konsumen pulp terbesar di dunia yaitu sebesar 37,26% dari total konsumsi pulp dunia dan menjadi negara impor pulp kedua di dunia periode 1990-2012 (FAO 2013). Perkembangan impor pulp negara Amerika Serikat dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan tabel 16, rata-rata laju impor pulp negara Amerika Serikat selama tahun 1990-2012 sebesar 0,27% dan rata-rata jumlah pulp yang diimpor sebesar 16,60 juta ton. Peningkatan jumlah impor pulp Amerika Serikat tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan laju impor sebesar 17,53%. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi negara Amerika Serikat mulai stabil setelah terjadinya krisisi ekonomi global pada tahun 2009. Penurunan jumlah pulp yang diimpor tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan laju ekspor sebesar -24,03%. Pada tahun 2009 terjadi krisis ekonomi global di beberapa negara bagian Amerika dan Eropa sehingga memberikan dampak negatif terhadap industri pulp. Akibat krisis ekonomi ini menyebabkan terjadinya penurunan yang tinggi terhadap jumlah impor pulp negara Amerika Serikat.
54
Tabel 16. Perkembangan Impor Pulp Amerika Serikat Tahun 1990-2012 Tahun
Jumlah Impor Pulp Negara Amerika Serikat (ton)
Laju Pertumbuhan Impor Pulp Negara Amerika Serikat (%)
1990
12.987.100,00
n.a
1991
13.325.200,00
2,54
1992
13.462.853,00
1,02
1993
14.519.248,00
7,28
1994
15.124.000,00
4,00
1995
16.004.000,00
5,50
1996
15.321.000,00
-4,46
1997
17.227.000,00
11,06
1998
16.286.000,00
-5,78
1999
18.063.060,00
9,84
2000
19.641.000,00
8,03
2001
19.846.147,00
1,03
2002
19.563.135,00
-1,45
2003
18.090.199,00
-8,14
2004
18.190.799,00
0,55
2005
18.304.767,00
0,62
2006
18.864.778,00
2,97
2007
18.444.213,00
-2,28
2008
16.932.489,00
-8,93
2009
13.652.421,00
-24,03
2010
16.555.157,00
17,53
2011
16.397.031,00
-0,96
2012 14.892.704,00 rata-rata 16.595.404,39 Keterangangan: n.a= not applicable Sumber: FAO 2013 (diolah)
-10,10 0,27
Akibat terjadinya penetapan ekolabeling pada tahun 2000 mengakibatkan teradinya penurunan impor pulp negara Amerika Serikat dari 9,84% turun menjadi 8,03%. Penurunan jumlah impor pulp di Amerika Serikat setelah adanya penetapan ekolabeling disebabkan Amerika Serikat mempunyai standar impor pulp yang cukup tinggi terkait pelestarian lingkungan (Popp et al. 2011). Selain itu, negara pengimpor utama negara Amerika Serikat adalah negara Kanada dan Brazil. 96% pulp yang diimpor berasal dari Kanada dan Brazil (Koplan et al. 2002). Pada tahun 2000 jumlah ekspor pulp di Kanada dan Brazil menurun sehingga menyebabkan jumlah impor pulp negara Amerika Serikat juga menurun.
55
5.2.3. Impor Pulp Negara Indonesia Indonesia merupakan negara importir pulp kesembilan di dunia. Pekembangan impor pulp Indonesia dapat dilihat pada Tabel 17. Berdasarkan tabel 17, impor pulp negara Indonesia berfluktuasi namun cenderung mengalami peningkatan selama tahun 1990-2012. Laju impor pulp negara Indonesia periode 1990-2012 terus meningkat sebesar 5,06% setiap tahunnya dan rata-rata jumlah pulp yang diimpor sebesar 2,37 juta ton. Tabel 17. Perkembangan Impor Pulp Indonesia Tahun 1990-2012 Tahun 1990
Jumlah Impor Pulp Negara Indonesia (ton)
Laju Pertumbuhan Impor Pulp Negara Indonesia (%)
765.500,00
n.a
1991
866.900,00
11,70
1992
1.615.055,00
46,32
1993
2.325.076,00
30,54
1994
2.348.245,00
0,99
1995
2.320.705,00
-1,19
1996
2.221.200,00
-4,48
1997
2.667.600l00
16,73
1998
2.123.100,00
-25,65
1999
2.578.400,00
17,66
2000
2.583.500,00
0,20
2001
2.066.400,00
-25,02
2002
2.131.401,00
3,05
2003
1.944.032,00
-9,64
2004
2.306.249,00
15,71
2005
2.346.318,00
1,71
2006
2.390.669,00
1,86
2007
2.276.801,00
-5,00
2008
2.960.900,00
23,10
2009
2.873.324,00
-3,05
2010
3.178.144,00
9,59
2011
3.244.395,00
2,04
2012 3.388.290,00 rata-rata 2.327.052,35 Keterangangan: n.a= not applicable Sumber: FAO 2013 (diolah)
4,25 5,06
Peningkatan jumlah impor pulp Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 1992 dengan laju impor sebesar 46,32%. Hal ini dikarenakan sebelum tahun 1995 Indonesia merupakan negara net importir pulp (Junaedi et al. 2011). Pada tahun
56
1990-an terjadi perusakan hutan yang mengakibatkan bahan baku pulp berkurang dan terjadinya kegagalan Hutan Tanaman Industri (HTI) diberbagai daerah (Hidayat 2008). Penurunan jumlah pulp yang diimpor Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 1998 dengan laju ekspor sebesar -25,65%. Hal ini dikarenakan pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Tahun 1998 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan –13,68% (Badan Pusat Statistik dalam Wulandari 2007). Krisis ekonomi menyebabkan harga pulp meningkat sehingga impor pulp menurun. Selain itu, krisis ekonomi menyebabkan rupiah terdepresiasi terhadap dollar Amerika Serikat sehingga impor pulp menurun. Akibat penetapan ekolabeling pada tahun 2000 menyebabkan jumlah pulp impor pulp menurun dari 17,66% menjadi 0,20%. Hal ini dikarenakan harga pulp dari negara pengekspor meningkat yang disebabkan oleh tingginya biaya produksi. Harga impor tinggi dapat menurunkan jumlah impor pulp ( Tweeten 1992) 5.2. Ringkasan Perkembangan Ekspor dan Impor Pulp Di Negara Eksportir Dan Importir Utama Dunia Rata-rata ekspor pulp dunia setiap tahun berfluktuasi namun cenderung meningkat selama tahun 1990-2012. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata laju pertumbuhan ekspor pulp negara Kanada, Brazil dan Indonesia yang merupakan eksportir pulp terbesar di dunia bernilai positif. Adapun penyebab peningkatan pulp dunia disebabkan jumlah produksi pulp yang meningkat dan permintaan pulp yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan impor pulp dunia. Rata-rata impor pulp dunia mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Hal ini disebabkan permintaan pulp untuk indutri kertas setiap tahun meningkat. Peningkatan pulp dunia dapat dilihat dari laju pertumbuhan impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia yang merupakan importir pulp dunia bernilai positif. Adanya penetapan ekolabeling pada tahun 2000 menyebabkan ekspor dan impor pulp dunia menurun. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang meningkat akibat adanya penetapan ekolabeling. Adapun perkembangan ekspor dan impor pulp negara Indonesia mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Rata-rata laju pertumbuhan ekspor pulp negara Indonesia periode 1990-2012 lebih besar dibandingkan negara
57
Kanada akan tetapi lebih besar negara Brazil dengan selisih 0,16%. Industri pulp Indonesia memiliki beberapa keunggulan diantaranya biaya produksi yang rendah dibandingkan negara lainnya sehingga menyebabkan harga pulp negara Indonesia lebih murah. Selain itu, Indonesia merupakan produsen pulp kesembilan di dunia. Produksi pulp Indonesia yang tinggi seharusnya dapat menjadikan Indonesia sebagai pengeskpor produk hilir diantaranya kertas tulis, tissue, kertas majalah dan koran, dan kertas kemasan sehingga pulp digunakan secara optimal oleh industri kertas di Indonesia. Pada tahun 2006 industri kertas di Indonesia berjumlah 71 pabrik dan 9 pabrik pulp dan kertas (Junaedi 2011). Adapun Brazil memiliki 220 pabrik kertas (Wires and Fabrik 2011), Kanada memiliki 270 pabrik kertas, dan Amerika Serikat miliki 450 pabrik kertas ( Barnes Repots 2006). Permasalahalan dalam industri pulp di Indonesia adalah mengenai infrastruktur Research & Development masih sangat terbatas, terutama terkait dengan peralatan atau permesinan. Peralatan serta permesinan di Indonesia sudah sangat
tua
sehingga
efisiensi
dan
produktivitasnya
menurun
sehingga
membutuhkan investasi yang besar untuk menambah mesin baru karena kapasitas produksi sudah mencapai 90% (Hidayat 2008). Selain itu, Indonesia belum berhasil dalam merekayasa atau membuat peralatan atau permesinan sendiri. Mayoritas peralatan atau permesinan industri pulp masih tergantung dari luar negeri sehingga jumlah ekspor pulp Indonesia dipengaruhi oleh jumlah produksi pulp tahun sebelumnya (Junaedi et al 2011). Selain itu Indonesia masih mengimpor pulp serat panjang karena hingga saat ini hanya terdapat 2 perusahaan yang memproduksi pulp serat panjang, yaitu PT. Inti Indorayan Utama dan PT. Kertas Kraft Aceh, yang sebagian hasil produksinya digunakan untuk keperluan produksi pabriknya dan pabrik lainya mengimpor. Pulp serat panjang dibutuhkan untuk kertas jenis khusus sehingga dibutuhkan kegiatan riset rekayasa kimia agar industri tidak menggunakan serat panjang.
58
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR DAN IMPOR PULP DI NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR UTAMA DUNIA 6.1. Ekspor Pulp
Berdasarkan hasil respesifikasi model maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor pulp di
negara eksportir utama dunia dibagi
menjadi tiga persamaan berdasarkan negara eksportir pulp terbesar di dunia dalam periode 2008-2012, yaitu : (1) persamaan ekspor pulp negara Kanada, (2) persamaan ekspor pulp negara Brazil, dan (3) persamaan ekspor pulp negara Indonesia. Adapun hasil dan pembahasannya adalah sebagai berikut. 6.1.1. Ekspor Pulp Negara Kanada Berdasarkan hasil respesifikasi model (Lampiran 3) maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor pulp negara Kanada. Hasil estimasi pada Tabel 18 menunjukkan bahwa ekspor pulp negara Kanada dapat dijelaskan oleh harga rill ekspor pulp negara Kanada (HEKSCA), produksi pulp negara Kanada tahun sebelumnya (LPPCA), kurs rill dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat (KURCA), dan ekspor pulp negara Kanada tahun sebelumnya (LEKSCA). Tabel 18. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Kanada Parameter Estimasi
Elastisitas
No
Variabel
1
(Constant)
-4356,23
n.a
n.a
0,26
n.a
2
HEKSCA
11,39
0,22
0,47
0,02****
2,11
3
LPPCA
0,00
0,01
0,02
0,48
2,48
4 5
LKURCA LEKSCA Prob F
9425,26 0,55 0,00
0,40 n.a
0,88 n.a
0,00**** 0,00**** Prob. Chi-Square
2,07 2,66 0,56
R2
0,75
Prob.Obs* R-Square
0,19
Jarque-Bera
1,25
SR
Prob>|t|
LR
Dh 0,20 Keterangan: n.a= not applicable **** berpengaruh nyata taraf α = 5%
VIF
Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor pulp sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variabel independen ekspor pulp negara Kanada yaitu harga rill
59
ekspor pulp negara Kanada, produksi pulp negara Kanada tahun sebelumnya, kurs rill dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat, dan ekspor pulp negara Kanada tahun sebelumnya dengan nilai prob-F sebesar 0,00. Hal ini dikarenakan nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 5%. Koefisien determinasi (R2) dari persamaan ekspor pulp negara Kanada sebesar 0,75. Hal ini berarti bahwa 75 persen keragaman ekspor pulp negara Kanada dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara 25% keragaman ekspor pulp negara Kanada dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak digunakan dalam persamaan tersebut. Hasil uji normalitas (Lampiran 4) didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 1,25 lebih besar dari taraf α 5% artinya error term dalam persamaan ekspor pulp negara Kanada terdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan menghitung durbin-H didapatkan nilai h-hitung sebesar 0,20, maka disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor pulp negara Kanada. Pengujian multikolinearitas (Lampiran 6) dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari keempat variabel independen bernilai lebih dari 10 (VIF<10) artinya persamaan ekspor pulp negara Kanada telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji White (Lampiran 7) didapatkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-Square sebesar 0,19 lebih besar dari taraf α 5% artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Hasil estimasi parameter ekspor pulp negara Kanada dari empat variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan, terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga rill ekspor pulp negara Kanada, kurs rill dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat, dan ekspor pulp negara Kanada tahun sebelumnya. Produksi pulp negara Kanada tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor pulp negara Kanada pada taraf α sebesar 5%. Harga rill ekspor pulp negara Kanada berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Kanada dengan nilai koefisien dugaan sebesar 11,39. Setiap peningkatan harga ekspor pulp sebesar 1 US$/ton akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Kanada sebesar 11,39 ribu ton, ceteris paribus. Respon ekspor pulp negara Kanada bersifat inelastis terhadap harga rill ekspor pulp negara
60
Kanada pada jangka pendek dan jangka panjang yang artinya perubahan harga rill ekspor pulp negara Kanada hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor pulp negara Kanada. Kurs rill dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Kanada dengan nilai koefisien dugaan sebesar 9425,26. Setiap peningkatan kurs rill tahun sebelumnya sebesar 1 (Can$/US$) akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Kanada sebesar 9425,26 ribu ton ,ceteris paribus. Respon ekspor pulp negara Kanada bersifat inelastis terhadap kurs rill dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat dalam jangka pendek, namun cukup responsif
dalam jangka panjang dengan nilai
eslatisitas sebesar 0,88, yang artinya jika kurs rill dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat naik 1% maka ekspor pulp negara Kanada akan meningkat sebesar 0,88%. Adapun variabel ekspor pulp negara Kanada tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Kanada, hal ini menunjukkan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi ekspor pulp negara Kanada untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Produksi pulp negara Kanada tidak berpengaruh terhadap jumlah ekspor pulp negara Kanada karena ekspor pulp negara Kanada tidak tergantung pada jumlah produksinya dan lebih ditentukkan oleh jumlah ekspor pulp Kanada pada tahun sebelumnya. Selain itu, nilai parameter produksi pulp negara Kanada bernilai nol. 6.1.2. Ekspor Pulp Negara Brazil Berdasarkan hasil respesifikasi model (Lampiran 8) maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor pulp negara Brazil. Hasil estimasi pada Tabel 19 menunjukkan bahwa ekspor pulp negara Brazil dapat dijelaskan oleh harga rill ekspor pulp negara Brazil tahun sebelumnya (LHEKSBA), produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya (LPPBA), dan kurs rill dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya (LKURBA). Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor pulp sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variabel independen ekspor pulp negara Brazil yaitu harga ekspor harga rill ekspor pulp negara Brazil tahun sebelumnya, produksi pulp negara
61
Brazil tahun sebelumnya, dan kurs rill dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya dengan nilai prob-F sebesar 0,00. Hal ini dikarenakan nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 5%. Koefisien determinasi (R2) dari persamaan ekspor pulp negara Brazil sebesar 0,99. Hal ini berarti bahwa 99% keragaman ekspor pulp negara Brazil dapat dijelaskan oleh keragaman variabelvariabel penjelas dalam persamaan, sementara 1% keragaman ekspor pulp negara Brazil dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak digunakan dalam persamaan tersebut. Tabel 19. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Brazil No
Elastisita
Variabel
Parameter Estimasi
1
(Constant)
-6709,5640
n.a
n.a
0.0000
n.a
2
LHEKSBA
0,0003
0,0103
n.a
0,0301****
1,471
3
LPPBA
0,7963
1,5129
n.a
0,0000****
1,527
4
LKURBA
346,8968
0,0415
n.a
0.0731***
1,788
0,0000
P.ob. Chi-Square
0,0965
0,9916
Prob.Obs* R-Square
0,2435
Jarque-Bera
0,8470
Prob F 2
R
SR
Prob>|t|
LR
VIF
Keterangan: n.a= not applicable **** berpengaruh nyata taraf α = 5% *** berpengaruh nyata taraf α =10%
Hasil uji normalitas (Lampiran 9) didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,8470 lebih besar dari taraf α 5% artinya error term dalam persamaan ekspor pulp negara Brazil terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test (BreuschGodfrey) (Lampiran 10) diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,0965 lebih besar dari taraf α 5% artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor pulp negara Brazil. Pengujian multikolinearitas (Lampiran 11) dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari keempat variabel independen bernilai lebih dari 10 (VIF<10) artinya persamaan ekspor pulp negara Brazil telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji White (Lampiran 12) didapatkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-Square sebesar 0,2435 lebih besar dari taraf α 5% artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Hasil estimasi parameter ekspor pulp negara Brazil dari tiga variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan, semua variabel berpengaruh nyata
62
yaitu harga rill ekspor pulp negara Brazil tahun sebelumnya, produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya, dan kurs rill dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya pada taraf α sebesar 10%. Harga rill ekspor pulp negara Brazil tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Brazil dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,0003. Setiap peningkatan harga rill pulp negara Brazil tahun sebelumnya sebesar 1 ribu ton akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Brazil sebesar 0,0003 ribu ton ,ceteris paribus. Respon ekspor pulp negara Brazil bersifat inelastis terhadap harga rill ekspor pulp negara Brazil, yang artinya perubahan harga rill ekspor pulp negara Brazil tahun sebelumnya hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor pulp negara Brazil. Hal ini dikarenakan nilai koefisien yang sangat kecil dan rata-rata laju pertumbuhan harga rill pulp negara Brazil tahun sebelumnya sebesar -239,34% (FAO 2013). Produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Brazil dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,7963. Setiap peningkatan produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya sebesar 1 ribu ton akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Brazil sebesar 0,7963 ribu ton, ceteris paribus. Respon ekspor pulp negara Brazil bersifat elastis terhadap produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya dengan nilai elastisitas sebesar 1,5129, artinya jika produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya naik sebesar 1% maka akan meningkatkan ekspor pulp negara Brazil sebesar 1,5129%, ceteris paribus. Kurs rill dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Brazil dengan nilai koefisien dugaan sebesar 346,8968. Setiap peningkatan kurs rill negara Brazil pada tahun sebelumnya sebesar 1 (R$/US$) akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Brazil sebesar 346,8968 ribu ton ,ceteris paribus. Respon ekspor pulp negara Brazil bersifat inelastis terhadap kurs rill dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya, yang artinya perubahan kurs rill dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor pulp negara Brazil. Ekspor pulp negara Brazil kurang respon terhadap perubahan kurs rill dollar Brazil terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya karena lebih responsif terhadap perubahan produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya.
63
6.1.3. Ekspor Pulp Negara Indonesia Berdasarkan hasil respesifikasi model (Lampiran 13) maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor pulp negara Indonesia. Hasil estimasi pada Tabel 20 menunjukkan bahwa ekspor pulp negara Indonesia dapat dijelaskan oleh selisih harga rill ekspor pulp negara Indonesia (DHEKSINA), produksi pulp negara Indonesia (PPINA), dan kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (KURINA). Tabel 20. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Pulp Negara Indonesia No
Variabel
1
(Constant)
2
Parameter Estimasi
Elastisitas SR
Prob>|t|
LR
VIF
-691,09
n.a
n.a
0.12
DHEKSINA
0,42
-0,01
n.a
0.28
1,12
3
LPPINA
0,38
0,79
n.a
0,00****
3,06
4
KURINA
0,28
0,39
n.a
0,01****
3,15
Prob F
0,00
Prob. Chi-Square
0,06
0,91
Prob.Obs* R-Square
0,43
Jarque-Bera
0,80
2
R
Keterangan: n.a = not applicable
**** berpengaruh nyata taraf α = 5%
Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor pulp negara Indonesia sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variabel independen ekspor pulp negara yaitu selisih harga rill ekspor pulp negara Indonesia, produksi pulp negara Indonesia, dan kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dengan nilai prob-F sebesar 0,00. Hal ini dikarenakan nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 5%. Koefisien determinasi (R2) dari persamaan ekspor pulp negara Indonesia sebesar 0,91. Hal ini berarti bahwa 91% keragaman ekspor pulp negara Kanada dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara 9% keragaman ekspor pulp negara Indonesia dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak digunakan dalam persamaan tersebut. Hasil uji normalitas (Lampiran 14) didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,80 lebih besar dari taraf α 5% artinya error term dalam persamaan ekspor pulp Indonesia terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test (Breusch-Godfrey)
64
(Lampiran 15) diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,06 lebih besar dari taraf α 5% artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor pulp negara Indonesia. Pengujian multikolinearitas (Lampiran 16) dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari ketiga variabel independen bernilai lebih dari 10 (VIF<10) artinya persamaan ekspor pulp negara Indonesia telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji White (Lampiran 17) didapatkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-Square sebesar 0,43 lebih besar dari taraf α 5% artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Hasil estimasi parameter ekspor pulp negara Indonesia dari empat variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan, terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata yaitu produksi pulp negara Indonesia tahun sebelumnya dan kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya. Selisih harga rill ekspor pulp Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor pulp negara Indonesia pada taraf α sebesar 5%. Produksi pulp negara Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Indonesia dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,38. Setiap peningkatan produksi pulp negara Indonesia tahun sebelumnya sebesar 1 ribu ton akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Indonesia sebesar 0,38 ribu ton, ceteris paribus. Respon ekspor pulp negara Indonesia bersifat cukup responsif terhadap produksi pulp negara Indonesia tahun sebelumnya dengan nilai eslastisitas sebesar 0,76, artinya jika produksi pulp negara Indonesia tahun sebelumnya naik 1% maka ekspor pulp negara Indonesia akan meningkat sebesar 0,76%. Kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berpengaruh positif terhadap ekspor pulp negara Indonesia dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,28. Setiap peningkatan kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 1 (Rp/US$) akan meningkatkan jumlah ekspor pulp negara Indonesia sebesar 0,28 ribu ton ,ceteris paribus. Respon ekspor pulp negara Indonesia bersifat inelastis terhadap kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, yang artinya perubahan Kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor pulp negara Indonesia. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan ekspor pulp negara Indonesia lebih besar yaitu
65
sebesar 8,76% dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan kurs rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yaitu sebesar 5,51%. Selisih harga rill ekspor tidak berpengaruh terhadap terhadap ekspor pulp negara Indonesia karena laju pertumbuhan ekspor pulp negara Indonesia lebih besar yaitu sebesar 8,76% dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan selisih harga rill ekspor pulp negara Indonesia yaitu sebesar -72,98%. 6.2. Impor Pulp Persamaan impr pulpi di negara importir utama dunia dibagi menjadi tiga persamaan berdasarkan negara impor pulp terbesar di dunia periose 2008-2012, yaitu : (1) persamaan impor pulp negara Cina, (2) persamaan impor pulp negara Amerika Serikat, dan (3) persamaan impor pulp negara Indonesia. 6.2.1. Impor Pulp Negara Cina Berdasarkan hasil respesifikasi model (Lampiran 18) maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan impor pulp negara Cina. Hasil estimasi pada Tabel 21 menunjukkan bahwa impor pulp negara Cina dapat dijelaskan oleh selisih harga rill impor pulp negara Cina (DHIMCNA), konsumsi pulp negara Cina (KONSCNA), kurs rill yuan terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya (LKURCNA), tariff impor pulp negara Cina (TIMPCNA), dan impor pulp negara Cina tahun sebelumnya (LIMCNA). Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan impor pulp negara Cina sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variabel independen impor pulp negara Cina yaitu selisih harga rill impor pulp negara Cina, konsumsi pulp negara Cina, kurs rill yuan terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya, tariff impor pulp negara Cina, dan impor pulp negara Cina tahun sebelumnya dengan nilai prob-F sebesar 0,00. Hal ini dikarenakan nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 5%. Koefisien determinasi (R2) dari persamaan impor pulp negara Cina sebesar 0,97. Hal ini berarti bahwa 97% keragaman impor pulp negara Cina dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara 3% keragaman
66
impor pulp negara Cina dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Tabel 21. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor Pulp Negara Cina No
Variabel
1
(Constant)
2
Parameter Estimasi
SR
Prob>|t|
LR
VIF
-3977,58
n.a
n.a
0,32
n.a
DHIMCNA
-20,17
0,02
0,10
0,00****
1,51
3
KONSCNA
0,54
0,70
3,11
0,02****
4,96
4
LKURCNA
-332,07
-0,13
-0,57
0,34
1,92
5
TIMPCNA
-2844,67
-1,10
-4,89
0,03****
3,86
6
LIMCNA
0,77
n.a
n.a
0,00****
7,32
Prob F
0,00
Prob. Chi-Square
0,02
2
R
0,97
Prob.Obs* R-Square
0,36
Dh
0,48
Jarque-Bera
1,48
Keterangan: n,a = not applicable
**** berpengaruh nyata taraf α = 5%
Hasil uji normalitas (Lampiran 19) didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 1,48 lebih besar dari taraf α 5% artinya error term dalam persamaan impor pulp negara Cina terdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan menghitung durbin-H didapatkan nilai h-hitung sebesar 0,48, maka disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan impor pulp negara Cina. Pengujian multikolinearitas (Lampiran 20) dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari kelima variabel independen bernilai lebih dari 10 (VIF<10) artinya persamaan Impor pulp negara Cina telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji White (Lampiran 21) didapatkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-Square sebesar 0,36 lebih besar dari taraf α 5% artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Hasil estimasi parameter impor pulp negara Cina dari lima variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan, seluruh variabel berpengaruh nyata pada taraf α sebesar 5% yaitu selisih harga rill impor pulp negara Cina, konsumsi pulp negara Cina, kurs rill yuan terhadap dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya, tariff impor pulp negara Cina, dan impor pulp negara Cina tahun sebelumnya.
67
Selisih harga rill impor pulp negara Cina berpengaruh negatif terhadap impor pulp negara Cina dengan nilai koefisien dugaan sebesar -20,17. Setiap peningkatan selisih harga impor pulp negara Cina sebesar 1 (US$/Ton) akan menurunkan jumlah impor pulp negara Cina sebesar -20,17 ribu ton ,ceteris paribus. Respon impor pulp negara Cina bersifat inelastis terhadap selisih harga impor pulp negara Cina, yang artinya perubahan selisih harga impor pulp negara Cina hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Cina. Hal ini dikarenakan impor pulp negara Cina lebih ditentukan oleh lag endogennya. Konsumsi pulp negara Cina berpengaruh positif terhadap impor pulp negara Cina dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,54. Setiap peningkatan jumlah konsumsi pulp negara Cina 1 ribu ton akan meningkatkan jumlah impor pulp negara Cina sebesar 0,54 ribu ton, ceteris paribus. Respon impor cukup responsif terhadap jumlah konsumsi pulp negara Cina dalam jangka pendek dan bersifat elastis dalam jangka panjang dengan nilai eslatisitas sebesar 3,11, yang artinya jika jumlah konsumsi pulp negara Cina naik 1% maka impor pulp negara Cina akan meningkat sebesar 3,11%. Tarif impor pulp negara Cina berpengaruh negatif terhadap impor pulp negara Cina dengan nilai koefisien dugaan sebesar 2844,67. Setiap peningkatan tarif impor pulp Cina sebesar 1 % akan menurunkan jumlah pulp negara Cina sebesar 2844,67 ribu ton, ceteris paribus. Respon impor bersifat elastis terhadap tariff impor pulp Cina dalam jangka pendek dan jangka jangka panjang dengan nilai eslatisitas sebesar -1,10 dan -4,89, yang artinya jika jumlah konsumsi pulp negara Cina naik 1% maka impor pulp negara Cina akan menurun sebesar 1,10 dalam jangka pendek dan menurun sebesar -4,89% dalam jangka panang. Adapun variabel impor pulp negara Cina tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap impor pulp negara Cina, hal ini menunjukkan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi impor pulp negara Cina untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Akibat kosumsi pulp yang tinggi maka kurs riil yuan terhadap dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh terhadap impor pulp Cina.
68
6.2.2. Impor Pulp Negara Amerika Serikat Berdasarkan hasil respesifikasi model (Lampiran 22) maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan impor pulp negara Amerika Serikat. Hasil estimasi pada Tabel 22 menunjukkan bahwa impor pulp negara Amerika Serikat dapat dijelaskan oleh yaitu harga rill impor pulp negara Amerika Serikat (HIMUSA), konsumsi pulp negara Amerika Serikat tahun sebelumnya (LKONSUSA), kurs rill dollar Amerika Serikat terhadap euro tahun sebelumnya (LKURUSA), dan produk domestik bruto Amerika Serikat (PENDUSA). Tabel 22. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor Pulp Negara Amerika Serikat No
Variabel
Parameter Estimasi
SR
Prob>|t|
LR
VIF
1
(Constant)
13690,17
n.a
n.a
0,07
n.a
2
HIMUSA
-13,83
-0,54
n.a
0,00****
2,25
3
LKONSUSA
0,07
0,65
n.a
0,14**
3,49
4
LKURUSA
-3401,93
-0,25
n.a
0,13**
1,95
5
PENDUSA
0,37
0,24
n.a
0,03****
3,19
Prob F
0,00
Prob. Chi-Square
0,07
0,69
Prob.Obs* R-Square
0,21
Jarque-Bera
6,49
2
R
Keterangan: n.a = not applicable
**** berpengaruh nyata taraf α = 5% *** berpengaruh nyata taraf α =10% ** berpengaruh nyata taraf α =15%
Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan impor pulp negara Amerika Serikat sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Variabel-variabel penjelas secara bersamasama mampu menjelaskan dengan baik variabel independen impor pulp negara Amerika Serikat yaitu harga rill impor pulp negara Amerika Serikat , konsumsi pulp negara Amerika Serikat, kurs rill dollar Amerika Serikat terhadap euro, dan produk domestik bruto Amerika Serikaa dengan nilai prob-F sebesar 0,00. Hal ini dikarenakan nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 5%. Koefisien determinasi (R2) dari persamaan impor pulp negara Amerika Serikat sebesar 0,69. Hal ini berarti bahwa 69% keragaman impor pulp negara Amerika Serikat dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara 31%
69
keragaman impor pulp negara Amerika Serikat dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak digunakan dalam persamaan tersebut. Hasil uji normalitas (Lampiran 23) didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 6,49 lebih besar dari taraf α 5% artinya error term dalam persamaan impor pulp negara Amerika Serikat terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test (BreuschGodfrey) (Lampiran 24) diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,07 lebih besar dari taraf α 5% artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan impor pulp negara Amerika Serikat. Pengujian multikolinearitas (Lampiran 25) dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari keempat variabel independen bernilai lebih dari 10 (VIF<10) artinya persamaan impor pulp negara Amerika Serikat telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji White (Lampiran 26) didapatkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-Square sebesar 0,21 lebih besar dari taraf α 5% artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Hasil estimasi parameter impor pulp negara Amerika Serikat dari empat variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan semua variabel yang berpengaruh nyata.Variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga rill impor pulp negara Amerika Serikat , kurs rill dollar Amerika Serikat terhadap euro, dan produk domestic bruto Amerika Serikat, dan konsumsi pulp negara Amerika Serikat tahun sebelumnya pada taraf α sebesar 15 %. Harga rill impor pulp negara Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap impor pulp negara Amerika Serikat dengan nilai koefisien dugaan sebesar -13,83. Setiap peningkatan harga rill impor pulp negara Amerika Serikat sebesar (US$/Ton)1 akan menurunkan jumlah impor pulp negara Amerika Serikat sebesar 13,83ribu ton ,ceteris paribus. Respon impor pulp negara Amerika Serikat terhadap harga rill impor pulp negara Amerika Serikat inelastis, yang artinya perubahan harga rill impor pulp negara Amerika Serikat hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan jumlah impor pulp negara Amerika Serikat lebih besar yaitu sebesar 0,27% dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan harga rill impor pulp negara Amerika Serikat yaitu sebesar -4,8%.
70
Konsumsi pulp negara Amerikas Serikat tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap impor pulp negara Amerika Serikat dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,07. Setiap peningkatan konsumsi pulp negara Amerika Serikat tahun sebelumnya sebesar 1 ribu ton akan meningkatkan jumlah pulp negara Amerika Serikat sebesar 0,07 ribu ton, ceteris paribus. Respon impor pulp negara Amerika Serikat terhadap konsumsi pulp negara Amerika Serikat tahun sebelumnya bersifat inelastis, yang artinya perubahan konsumsi pulp negara Amerikas Serikat tahun sebelumnya hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan jumlah impor pulp negara Amerika Serikat lebih besar yaitu sebesar 0,27% dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan konsumsi pulp negara Amerikas Serikat tahun sebelumnya yaitu sebesar -1,04%. Kurs rill dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya Serikat berpengaruh negatif terhadap impor pulp negara Amerika Serikat dengan nilai koefisien dugaan sebesar -3401,93. Setiap peningkatan kurs rill dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya 1 (US$/Euro) akan menurunkan jumlah impor pulp negara Amerika Serikat sebesar 3401,93 ribu ton ,ceteris paribus. Respon impor pulp negara Amerika Serikat terhadap kurs rill dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya bersifat inelastis, yang artinya perubahan kurs rill dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Amerika Serikat. Kurs rill dollar Amerika Serikat tahun sebelumnya cenderung menurun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar -0,75% sedangkan rata-rata laju pertumbuhan impor pulp negara Amerika Serikat sebesar 0,27%. Produk domestik bruto Amerika Serikat Serikat berpengaruh positif terhadap impor pulp negara Amerika Serikat dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,37. Setiap peningkatan produk domestik bruto negara Amerika Serikat 1 (US$ Miliar) akan meningkatkan jumlah impor pulp negara Amerika Serikat sebesar 0,37 ribu ton ,ceteris paribus. Respon impor pulp negara Amerika Serikat terhadap produk domestik bruto negara Amerika Serikat bersifat inelastis, yang artinya perubahan produk domestik bruto negara Amerika Serikat hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Amerika Serikat. Rata-rata laju pertumbuhan impor pulp negara Amerika Serikat sebesar 0,27%
lebih kecil
71
dibandingkan rata-rata laju perumbuhan produk domestik bruto negara Amerika Serikat sebesar 4,54%. 6.2.3. Impor Pulp Negara Indonesia Berdasarkan hasil respesifikasi model (Lampiran 27) maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan impor pulp negara Indonesia. Hasil estimasi pada Tabel 23 menunjukkan bahwa impor pulp negara Indonesia dapat dijelaskan oleh konsumsi pulp negara Indonesia (KONSINA), rasio harga rill impor pulp negara Indonesia (RHIMINA produk domestik bruto negara Indonesia (PENDINA), rasio tariff impor pulp negara Indonesia (RTIMPINA), dan impor pulp negara Indonesia tahun sebelumnya (LIMINA). Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan impor pulp negara Indonesia sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variabel independen impor pulp negara Indonesia yaitu selisih konsumsi pulp negara Indonesia, rasio harga rill impor pulp negara Indonesia, produk domestik bruto negara Indonesia, rasio tariff impor pulp negara Indonesia dan impor pulp negara Indonesia tahun dengan nilai prob-F sebesar 0,00. Hal ini dikarenakan nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 5%. Koefisien determinasi (R2) dari persamaan impor pulp negara Indonesia sebesar 0,64. Hal ini berarti bahwa 64% keragaman impor pulp negara Indonesia dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara 36% keragaman impor pulp negara Indonesia dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak digunakan dalam persamaan tersebut. Hasil uji normalitas (Lampiran 28) didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,92lebih besar dari taraf α 5% artinya error term dalam persamaan impor pulp Indonesia terdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan menghitung durbin-H didapatkan nilai h-hitung sebesar 0,22, maka disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan impor pulp negara Indonesia. Pengujian multikolinearitas (Lampiran 30) dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari kelima variabel independen bernilai lebih dari 10 (VIF<10) artinya persamaan impor pulp negara Indonesia telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji White
72
(Lampiran 31) didapatkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-Square sebesar 0,35 lebih besar dari taraf α 5% artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Hasil estimasi parameter impor pulp negara Indonesia dari lima variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan, terdapat empat variabel yang berpengaruh nyata yaitu selisih konsumsi pulp negara Indonesia, rasio harga rill impor pulp negara Indonesia, produk domestic bruto negara Indonesia, dan impor pulp negara Indonesia tahun sebelumnya. Rasio tariff impor pulp negara Indonsia tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor pulp negara Indonesia pada taraf α sebesar 20%. Tabel 23. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Impor Pulp Negara Indonesia No
Variabel
Parameter Estimasi 1839,76
SR
Prob>|t|
LR
1
(Constant)
2
KONSINA
0,06
0,17
3
RHIMINA
-717,58
-0,29
4
PENDINA
0,11
0,13
5
RTIMPINA
-291,95
6
LIMINA
0,30
Prob F
0,00
Prob,.Chi-Square
0,08
R
0,64
Prob.Obs* R-Square
0,35
Dh
0,22
Jarque-Bera
0,92
2
n.a
n.a
VIF 0,02
n.a
0,24
0,15*
2,813
-0,42
0,10**
1,289
0,19
0,08***
3,231
-333,30
-476,66
0,34
1,298
n.a
n.a
0,10**
2,326
Keterangan: n.a = not applicable
*** berpengaruh nyata taraf α = 10% ** berpengaruh nyata taraf α =15% * berpengaruh nyata taraf α =20%
Konsumsi pulp negara Indonesia berpengaruh positif terhadap impor pulp negara Indonesia dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,06. Setiap peningkatan konsumsi pulp negara Indonesia sebesar 1 (US$/Ton) akan meningkatkan jumlah impor pulp negara Indonesia sebesar 0,06 ribu ton ,ceteris paribus. Hal ini dikarenakan rata- rata laju pertumbuhan konsumsi pulp negara Indonesia bernilai negatif yaitu -29,91% sedangkan rata-rata laju pertumbuhan impor pulp negara Indonesia sebesar 5,06% (FAO 2013). Respon impor pulp negara Indonesia bersifat inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang artinya perubahan konsumsi pulp negara Indonesia hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Indonesia. Rasio harga rill impor pulp berpengaruh
73
negatif terhadap impor pulp negara Indonesia dengan nilai koefisien dugaan sebesar -717,58. Setiap peningkatan rasio harga rill impor pulp sebesar 1 (US$/Ton) akan menurunkan jumlah impor pulp negara Indonesia sebesar 717,58 ribu ton ,ceteris paribus. Respon impor pulp negara Indonesia bersifat inelastis dalam jangka pendek dan jangka panjang, yang artinya perubahan rasio harga rill impor pulp hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Indonesia . Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan jumlah impor pulp negara Indonesia lebih besar yaitu sebesar 5,06% dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan rasio harga rill impor pulp negara Indonesia yaitu sebesar -12,04%. Hal ini menjelaskan penurunan rasio harga pulp yang tinggi hanya menyebabkan impor pulp negara Indonsia mengalami sedikit peningkatan. Peningkatan produk domestik bruto negara Indonesia berpengaruh positif terhadap impor pulp negara Indonesia dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,11. Setiap peningkatan produk domestik bruto negara Indoensia tahun sebelumnya 1 (Rp Triliun) akan meningkatkan jumlah impor pulp negara Indonesia sebesar 0,11 ribu ton ,ceteris paribus. Respon impor pulp negara Amerika Indonesia inelastis, yang artinya perubahan roduk domestik bruto negara Indoensia hanya membuat perubahan yang kecil terhadap impor pulp negara Indonesia. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan jumlah impor pulp negara Indonesia lebih kecil yaitu sebesar 5,06% dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan peningkatan produk domestik bruto negara Indonesia yaitu sebesar 15,16% (FAO 2013. Impor pulp negara Indonesia kurang respon terhadap perubahan konsumsi pulp negara Indonesia, rasio harga rill impor pulp negara Indonesia, dan produk domestic bruto negara Indonesia karena lebih responsif dan ditentukan oleh lag endogennya. Rasio tarif impor pulp negara Indonesia tidak berpengaruh terhadap impor pulp negara Indonesia dikarenakan tariff impor yang relative kecil sehingga tidak menghambat perusahaan untuk mengimpor pulp ke Indonesia. Rata-rata tariff impor pulp Indonesia dari tahun 1990 hingga tahun 2012 sebesar 0,96%.
74
VII. SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan 1. Rata-rata laju ekspor pulp Kanada, Brazil dan Indonesia meningkat setiap tahunya selama tahun 1990-2012. Rata-rata laju ekspor pulp tertinggi adalah negara Brazil yaitu sebesar 8,92% sedangkan rata-rata laju pertumbuhan terendah adalah negara Kanada yaitu sebesar 0,78%. Akibat adanya penetapan ekolabeling ekspor pulp negara Kanada dan Brazil mengalami penurunan sedangkan ekspor pulp negara Indonesia mengalami peningkatan. 2. Rata-rata laju impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia mengalami peningkatan. Rata-rata laju impor pulp tertinggi adalah negara Cina yaitu sebesar 11,84% sedangkan rata-rata laju pertumbuhan terendah adalah negara Amerika Serikat yaitu sebesar 0,27%. Akibat adanya penetapan ekolabeling impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia, mengalami penurunan. 3. Industri hilir pulp di Indonesia masih sedikit sebesar 71 pabrik kertas dibandingkan negara lain seperti Kanada, Brazil, Amerika Serikat sebesar 270, 220,dan 450 pabrik kertas, dan negara lainnya. Indonesia juga masih mengimpor pulp jenis serat pendek dan serat panjang untuk kertas jenis khusus. 4. Faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor pulp negara Kanada, Brazil, dan Indonesia adalah: a. Ekspor pulp negara Kanada dipengaruhi oleh harga ekspor pulp negara Kanada, kurs rill dollar Kanada terhadap dollar Amerika Serikat, dan jumlah impor tahun sebelumnya. b. Ekspor pulp negara Brazil dipengaruhi oleh produksi pulp negara Brazil tahun sebelumnya, harga ekspor pulp negara Brazil tahun sebelumnya dan kurs rill dollar Brazil terhadap Amerika Serikat tahun sebelumnya. c. Ekspor pulp negara Indonesia dipengaruhi oleh selisih harga rill ekspor pulp negara Indonesia, produksi pulp negara Indonesia tahun sebelumnya, dan kurs rill rupiah terhadap dollar 5. Faktor- faktor yang mempengaruhi impor pulp negara Cina, Amerika Serikat, dan Indonesia adalah:
75
a. Impor pulp negara Cina dipengaruhi oleh selisih harga rill impor pulp negara Cina, konsumsi pulp negara Cina, tarif imppor pulp negara Cina, dan jumlah impor pulp negara Cina tahun sebelumnya b. Impor pulp negara Amerika Serikat dipengaruhi oleh harga rill impor pulp Amerika Serikat , konsumsi pulp negara Amerika Serikat tahun sebelumnya, dan pendapat negara Amerika Serikat. c. Impor pulp negara Indonesia dipengaruhi oleh konsumsi pulp negara Indonesia, rasio harga rill impor pulp negara Indonesia, pendapatan negara Indonesia tahun sebelumnya, dan jumlah impor pulp negara Indonesia tahun sebelumnya. 7.2. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian, maka dapat disampaikan saran yaitu: 1. Produksi pulp Indonesia yang tinggi seharusnya dapat menjadikan Indonesia pengekspor produk hilir, kurangnya penyerapan oleh industri domestik mengakibatkan Indonesia terus menerus mengekspor pulp. Diperlukan fasilitasi pemerintah dan pengembangan infrastruktur seperti kebijakan insentif mendukung pengembangan industri pulp, mengembangkan industri mesin peralatan, mendorong peran lembaga keuangan dalam penyediaan layanan kredit dan permodalan dengan suku bunga rendah, promosi investasi, dan membentuk badan otorita pengembangan investasi. 2. Pemberian
insentif
bagi
pelaku
research
and
development
(R&D)
pengembangan produk turunan pulp seperti kertas, rayon, dan turunan selulosa lainnya, peningkatan kegiatan riset rekayasa produk kimia turunan pulp yang terintegrasi, dan pengembangan teknologi proses yang efisien dan berwawasan lingkungan. 3. Saran penelitian lanjutan dari penelitian ini yaitu: a. Analisis pengaruh ekolabeling terhadap ekspor dan impor pulp di Indonesia b. Analisis pengaruh ekolabeling terhadap ekspor dan impor indutri hilir pulp di Indonesia.
76
DAFTAR PUSTAKA
[APKI]. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2001. Indonesian Pulp and Paper Industry Directory 1999.
Jakarta (ID): Asosiasi Pulp dan Kertas
Indonesia. [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2001. Survey Tahunan Perusahaan Besar dan Sedang. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik. [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2012. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2007-2011. Statistik
Indonesia. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik. _________________. 2012. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000, dalam Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-2011.Statistik Indonesia. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik. Barnes Repots. 2006. Industry & Market Outlook. Barnes Repots. U.S Basri, S. 2013. Laporan Praktik Kerja Lapang di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Departemen Hasil Hutan. Bogor Branson and Litvak. 1981. Macroeconomics. New York. Biro Riset LM FEUI. 2011. Analisis Industri Pulp dan Kertas. Jakarta Carthy, Patrick Mc. 2010. Regional demands for pulp and paper product. Journal of Forest Economics 16 (127–144). Atlanta, Amerika Serikat. Departemen Perindustrian. 1990. Perkembangan Industri Kertas dan Pulp di Indonesia dan Dunia A-B. Departemen Perindustrian, Jakarta. [FAO]. Food And Agriculture Organization. 2013. Produksi dan Konsumsi Pulp Negara- Negara di Dunia Tahun 2008-.2012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. .
2013a. Ekspor dan Impor Pulp
Negara- Negara di Dunia Tahun 2008-2012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. . 2013b. Impor Pulp Negara Amerika Serikat
1990-2012.
FAOSTAT
Database
home
page
77
(http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. .
2013c. Konsumsi dan Harga Impor
Pulp Negara Amerika Serikat Tahun 1990-2012. Food and Agriculture Organization . 2013d. Eskpor Pulp Negara Brazil Tahun
1990-2012.
FAOSTAT
Database
home
page
(http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. . 2013e. Produksi dan Harga Ekspor Pulp Negara Brazil Tahun 1990-2012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. . 2013f. Impor Pulp Negara Cina 19902012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. .
2013g. Konsumsi dan Harga Impor
Pulp Negara Cina Tahun 1990-2012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. . 2013h. Ekspor dan Impor Pulp Negara Indonesia
1990-2012.
FAOSTAT
Database
home
page
(http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. .
2013i. Konsumsi dan Harga Impor
Pulp Negara Indonesia Tahun 1990-2012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. . 2013j. Produksi dan Harga Ekspor Pulp Negara Cina Tahun 1990-2012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
78
. 2013k. Eskpor Pulp Negara Kanada Tahun
1990-2012.
FAOSTAT
Database
home
page
(http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. .
2013l. Produksi dan Harga Ekspor Pulp
Negara Kanada Tahun 1990-2012. FAOSTAT Database home page (http://www.fao.org/). Food And Agriculture Organization of the United Nations, Rome. Gujarati, D. 1997. Ekonometrika Dasar. Penerjemah Soemarno Zain. Erlangga, Jakarta. __________. 2004. Basic Econometric Fourth Edition. McGraw-Hill Inc, New York. Halwani, H. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Ghallia Indonesia. Jakarta Hidayat, H. 2008. Politik lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Juanda, B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor. Junaedi A, Tri Hastuti Swandayani, Meilastiti M.W. 2011 Data dan Statistika Pulp di Indonesia. Kementerian Kehutanan. Jakarta Karikallio H, Petri M., Niko S. 2011. Competition in The Global Pulp and Paper Industries – An Evaluation Based on Three Approach. Journal of Forest Economics 17: 91–104. Finlandia Kementerian Perindustrian. 2013. Laporan Perkembangan Kemajuan Program Kerja
Kementerian
Perindustrian
Tahun
2004-2012.
Kementerian
Perindustrian Koplan, Stephen; Lynn M. B, Marcia E. M; Jennifer A. H.2002. Wood Pulp and Waste Paper. USITC Publication. Wasington, DC. Labys, W.C. 1973. Dinamic Commodity`Model: Specification, Estimation and`Simulation. Mass D.C. Helth and Company, Lexinton. Mulyanto H, Wulandari. 2010. Penelitian: Metode dan Analisis. CV. Agung, Semarang.
79
Ningrum, A. 2006. Analisis Permintaan Ekspor Pulp dan Kertas di Indonesia. [Skripsi]. Bogor. (ID) : Institut Pertanian Bogor Novindra. 2011. Dampak Kebijakan Domestik dan Perubahan Faktor Eksternal Terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Minyak Sawit di Indonesia. [Tesis]. Bogor. (ID) : Institut Pertanian Bogor Pereira, Lia Valls. 2004. Brazil Trade Liberalization. UNCTAD Project. Brazil Pindyck RS, Rubinfeld DL. 1998. Econometric Model and Economic Forecasts. Fourth Edition. McGraw-Hill, International Editions, Singapore. Pryke, D.C. 2008. Perspectives on the Pulp and Paper Industry. Alliance for Enviromental Tecnology Purono, H, Rika H, Ririn W. 2011. Kesiapan Produsen Mebel di Jepara dalam Menghadapi Sertifikasi Ekolabel. Artikel Ilmiah. 17(3) : 127-134. Purwanto. 2008. Isu Lingkungan dalam Dinamika Industri Pulp dan Kertas di Indonesia. Jakarta Samueson da n Nordhaus. 2002. Ilmu Ekonomi. Penerjemah Nur Rosyidah dan Bosco Carvallo. Media Global Edukasi. Jakarta Smith dan Blakeslee. 1995. Bahasa Perdagangan. Penerjemah Kusnaedi. ITB, Bandung. Smook, G A. 1992. Handbook for Pulp and Paper Technologists. Angus Wilde Publication Inc. Amerika Serikat. Situmorang, S. 2005.
Analisis Penawaran dan Permintaan Pulp dan
Kertas Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional. [Tesis]. Bogor. (ID) : Institut Pertanian Bogor Sudharto. 2012. Sertifikasi SVLK (Sistem Verivikasi Legalitas Kayu) dan TLAS. www.cifor.org Sukmanto, B. 2007. Dampak Kebijakan Perdagangan Pada Kinerja Ekspor Produk Industri Kayu Primer Indonesia. [Disertasi]. Bogor. (ID) : Institut Pertanian Bogor Suratmo, F.G. 2000. Prospek dan Tantangan Perkembangan Industri Pulp dan Kertas Indonesia dalam Era Ekolabeling dan Otonomi Daerah. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 2 : 71-75. Jakarta. Tang, X. 2008. An Econmic Analys of North American Pulp and Paper Markets,
80
and A Competitiveness Study of The Canadian Pulp and Paper Products [Tesis]. Toronto (ID) : Universitas Toronto Tweeten, L. 1992. Agricultural Trade: Principles and Policies. Westview Press, San Fransisco. Widiyanto, B, Hermananto S, Bunasor S, D. S Priyasono. 2006. Ekonomi Industri Pulp dan Kertas Indonesia : Analisis Simulasi Kebijakan dan Tekanan Internasional. Jurnal Manajemen dan Agribisnis 3 (2). Jakarta. Wire and Fabriks. 2011. Brazil-Amazon Of The South American Pulp and Paper Industry. 15(2). India Wistara, Nyoman J. 2010. Modul Perkuliahan Pulp and Paper. Departemen Hasil Hutan. Bogor Wulandari, F. 2007. Struktur dan Kinerja industri Kertas dan Pulp di Indonesia : Sebelum dan Pasca Krisis. Jurnal Ekonomi Pembangunan 8(2): 209 – 222. Jakarta. Zhuang, Zhong ;Lan Di; Haizheng Li. 2006. China’s Pulp and Paper Industry: A Review. Jurnal Ekonomi. Georgia
81
LAMPIRAN
82
Lampiran 1. Data dan Sumber Data Model Ekspor dan Impor Pulp di Negara Eksportir dan Importir Pulp Dunia 1990-2012 Tahun
EKSCA
HEKSCA
1HK
PPCA
KURCA
EKSBA
HEKSBA
1HK
PPBA
KURBA
1990
23127.40
666.51
73.23
58342.00
1.16
3097.40
577.87
0.10
12560.00
0.00
1991
25846.30
491.13
77.35
59514.00
1.16
4116.80
428.77
0.01
13772.00
0.00
1992
26291.15
473.31
78.51
58077.00
1.27
5024.73
443.41
0.06
15359.00
0.00
1993
27597.25
382.17
79.96
58064.00
1.32
6122.54
352.12
1.28
15908.00
0.12
1994
30946.70
470.61
80.10
63050.00
1.40
6204.15
411.26
27.75
16973.00
0.85
1995
31712.00
742.06
81.84
64750.00
1.37
5917.22
534.62
46.06
17249.00
0.97
1996
30525.00
490.73
83.13
62632.00
1.37
6646.20
445.79
53.32
18317.00
1.04
1997
32634.60
450.80
84.47
63669.00
1.43
7389.40
406.62
57.01
18741.00
1.12
1998
31394.10
425.36
85.32
60850.00
1.53
8304.60
372.17
58.84
19802.00
1.21
1999
34444.20
430.94
86.80
64723.00
1.44
9231.50
397.84
61.70
20893.00
1.79
2000
35163.57
559.85
89.16
67547.00
1.50
8936.72
530.51
66.04
21515.00
1.95
2001
33411.00
412.20
91.41
63744.00
1.59
9969.05
372.11
70.56
21802.00
2.32
2002
35910.00
367.72
93.47
65467.00
1.58
10168.38
337.37
76.52
23630.00
3.53
2003
34193.26
421.14
96.05
66443.00
1.29
13596.53
380.93
87.78
26953.00
2.89
2004
34229.95
476.71
97.83
66929.00
1.20
14862.87
343.91
93.57
28216.00
2.65
2005
31663.00
490.88
100.00
64220.00
1.16
16531.26
365.57
100.00
30578.00
2.34
2006
32426.00
524.87
102.00
59460.00
1.17
18637.12
396.56
104.18
33296.00
2.14
2007
31510.00
623.37
104.18
57055.00
0.99
19637.35
457.30
107.97
35643.00
1.77
2008
28487.00
681.70
106.65
52042.00
1.22
21457.00
540.21
114.09
37889.00
2.34
2009
24521.59
535.05
106.97
43785.00
1.05
25404.81
381.69
119.66
40137.00
1.74
2010
27559.87
725.43
108.87
47589.00
1.00
25967.00
537.02
125.69
42681.00
1.69
2011
28476.64
740.11
112.04
46747.00
1.02
26240.84
555.98
134.03
42051.00
1.86
2012
29016.82
638.19
113.74
45371.00
1.00
26336.71
521.24
141.27
42339.00
2.05
FAO
FAO
IMF
IMF
FAO
FAO
FAO
IMF
IMF
IMF
Sumber
83
Lampiran 1. Lanjutan Tahun
EKSINA
HEKSINA
KURINA
IIMCNA
HIMCNA
KONSCNA
KURCNA
TIMPCNA
PENDCNA
1990
375.70
543.98
18.42
2157.00
1901.00
2452.30
650.49
63.6
16750.40
5.22
2
1934.78
1991
637.20
470.28
20.16
2301.00
1992.00
3851.20
539.12
70.81
17958.60
5.43
2
2257.74
1992
344.77
437.85
21.67
3169.00
2062.00
3534.87
473.49
77.58
18988.97
5.75
2
2756.52
1993
329.54
348.03
23.77
3837.00
2110.00
3541.93
383.06
84.35
21345.44
5.80
2
3693.81
1994
370.22
559.34
25.8
5128.00
2200.00
4783.64
602.58
91.79
24470.00
8.45
2
5021.74
1995
1696.49
381.36
28.23
5888.00
2308.00
5279.20
756.07
100.11
28994.90
8.32
2
6321.69
1996
3382.90
383.08
30.48
7525.00
2383.00
6911.50
510.73
106.44
17130.20
8.30
2
7416.36
1997
3854.30
414.55
32.38
8779.00
4650.00
7273.57
486.40
112.65
22009.78
8.28
1
8165.85
1998
4945.40
415.30
51.28
5527.00
8025.00
8943.60
444.37
115.87
22102.50
8.28
0
8653.16
1999
3569.70
406.03
61.79
5017.00
7085.00
11418.88
463.33
111.21
23828.09
8.28
0
9112.50
2000
4065.30
533.89
64.09
12367.00
9595.00
11563.54
629.14
107.1
21646.50
8.28
0
9921.46
2001
5096.10
331.47
71.46
13083.00
10400.00
16802.03
436.50
105.33
21357.22
8.28
0
10965.50
2002
6733.51
314.72
79.95
13083.00
8940.00
17855.77
413.76
102.11
22666.39
8.28
0
12033.30
2003
7125.26
332.98
85.22
13083.00
8465.00
20232.65
442.56
99.56
23257.81
8.28
0
13582.30
2004
5031.04
351.54
90.54
13083.00
9290.00
24031.53
490.83
99.11
23352.15
8.28
0
15987.80
2005
7445.06
362.20
100
13083.00
9830.00
25069.01
492.83
100
24153.20
8.07
0
18493.70
2006
8483.09
401.11
113.11
10836.00
9020.00
26185.21
553.71
102.11
29000.87
7.81
0
21631.40
2007
7203.20
431.38
120.36
15626.00
9419.00
27389.13
652.71
104.11
31433.77
7.30
0
26581.00
2008
8085.50
551.08
132.12
17049.00
10950.00
30325.40
703.33
108.55
33250.33
6.83
0
31404.50
2009
6682.10
385.90
138.48
14997.00
9400.00
42343.54
495.34
109.21
28357.00
6.83
0
34090.30
2010
7690.87
569.66
145.59
17250.00
8991.00
35318.51
762.62
111.77
34423.18
6.62
0
40151.30
2011
8854.32
530.55
153.39
19470.00
9068.00
44402.03
801.30
117.65
37769.14
6.30
0
47156.40
2012
9588.67
483.46
159.96
19920.00
9670.00
49998.75
651.46
122.42
35810.03
6.29
0
FAO
FAO
IMF
IMF
IMF
FAO
FAO
IMF
FAO
IMF
WTO
51932.20 IMF
Sumber
1HK
PPINA
1HK
83
84
84
Lampiran 1. Lanjutan Tahun
KONSUSA
KURUSA
PENDUSA
KONSINA
TIMPINA
PENDINA
1990
12987.10
670.85
66.90
149585.30
1.36
5800.53
765.50
581.82
18.42
1781.30
7.30
210.87
1991
13325.20
494.01
69.74
153225.20
1.34
6130.37
866.90
541.01
20.16
1933.80
7.30
249.97
1992
13462.85
486.27
71.85
151721.11
1.21
6539.27
1615.06
497.56
21.67
2824.23
7.30
282.40
1993
14519.25
404.28
73.97
151101.86
1.12
6878.70
2325.08
405.06
23.77
3507.46
7.30
329.78
1994
15124.00
469.52
75.90
172713.00
1.23
7308.70
2348.25
506.21
25.80
4757.78
7.30
382.22
1995
10587.00
719.31
78.03
161816.00
1.31
7664.05
2320.705
510.35
28.23
4191.51
7.30
454.51
1996
15321.00
526.42
80.32
159208.00
1.25
8100.15
2221.20
541.24
30.48
4142.10
7.30
532.57
1997
17227.00
460.20
82.19
156441.00
1.10
8608.48
2667.60
471.81
32.38
4924.70
7.30
627.70
1998
16286.00
431.42
83.47
156514.93
1.17
9089.12
2123.10
486.97
51.28
581.60
1.90
955.75
1999
18063.06
415.04
85.30
153139.00
1.00
9665.70
2578.40
466.43
61.79
1447.30
1.90
1099.73
2000
19641.00
496.10
88.18
150621.19
0.93
10289.70
2583.50
668.87
64.09
8301.70
1.40
1389.77
2001
19846.15
385.01
90.67
139303.98
0.88
10625.30
2066.40
501.14
71.46
7986.90
1.40
1646.32
2002
19563.14
349.32
92.11
139080.75
1.05
10980.20
2131.40
447.98
79.95
6349.49
1.40
1821.83
2003
18090.20
416.14
94.20
139194.01
1.26
10980.20
1944.03
482.64
85.22
5957.74
1.40
2013.67
2004
18190.80
464.81
96.72
142008.33
1.36
12277.00
2306.25
560.55
90.54
8051.96
1.40
2295.83
2005
19034.77
482.30
100.00
142519.36
1.18
13095.40
2346.32
553.69
100.00
5627.94
1.40
2774.28
2006
18864.78
489.17
103.23
138230.48
1.32
13857.90
2390.67
582.98
113.11
2352.92
1.30
3339.22
2007
18444.21
581.42
106.17
142827.70
1.47
14480.30
2276.80
693.66
120.36
8432.80
1.30
3950.89
2008
16932.49
674.26
110.25
133138.78
1.39
14720.20
2960.90
799.90
132.12
8963.50
1.30
4948.69
2009
13652.42
514.90
109.86
122179.96
1.44
14417.90
2873.32
562.07
138.48
8314.90
1.30
5606.20
2010
16555.16
664.98
111.66
124978.60
1.34
14958.30
3178.14
816.56
145.59
9559.13
1.30
6446.85
2011
16397.03
680.57
115.18
122973.63
1.29
15533.80
3244.40
879.50
153.39
10615.68
0.90
7422.78
2012
14892.70
617.61
117.57
126981.67
1.32
16244.60
3388.29
752.11
159.96
10331.33
0.90
8241.86
FAO
FAO
IMF
FAO
IMF
IMF
FAO
FAO
IMF
FAO
WTO
IMF
Sumber
IMUSA
HIMUSA
1HK
IMINA
HIMINA
1HK
Lampiran 2. Keterangan Notasi Variabel EKSCAt EKSCAt-1 EKSBAt EKSINAt HEKSBA HEKSCAt HEKSINAt HIMCNAt HIMUSAt HIMINAt IMCNAt IMUSAt IMINAt KONSCNAt KONSUSAt KONSINAt KURCAt KURBAt KURINAt KURCNAt KURUSAt PPCAt PPBAt PPINAt PENDINAt PENDUSAt TIMPCNAt
= Ekspor Pulp Negara Kanada (Ribu Ton) = Ekspor Pulp Negara Kanada Tahun sebelumnya (Ribu Ton) = Ekspor Pulp Negara Brazil (Ribu Ton) = Ekspor Pulp Negara Indonesia (Ton) = Harga Ekspor Pulp Negara Brazil (US$/Ton) = Harga Ekspor Pulp Negara Kanada (US$/Ton) = Harga Ekspor Pulp Negara Indonesia (US$/Ton) = Harga Impor Pulp Negara Cina (US$/Ton) = Harga Impor Pulp Negara Amerika Serikat (US$/Ton) = Harga Impor Pulp Negara indonesia (US$/Ton) = Impor Pulp Negara Cina (Ribu Ton) = Impor Pulp Negara Amerika Serikat (Ribu Ton) = Impor Pulp Negara Indonesia (Ribu Ton) = Konsumsi Pulp Negara Cina (Ribu Ton) = Konsumsi Pulp Negara Amerika Serikat (Ribu Ton) = Konsumsi Pulp Negara Indonesia (Ribu Ton) = Kurs Rill Dollar Kanada terhadap Dollar Amerika Serikat (Can$/US$) = Kurs Rill Dollar Brazil terhadap Dollar Amerika Serikat (R$/US$) = Kurs Rill Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (Rp/US$) = Kurs Rill Yuan terhadap Dollar Amerika Serikat (¥/US$) = Kurs Rill Dollar Amerika Serikat terhadap Euro (US$/€) = Produksi Pulp Negara Kanada (Ribu Ton) = Produksi Pulp Negara Brazil (Ribu Ton) = Produksi Pulp Negara Indonesia (Ribu Ton) = Pendapatan Negara Indonesia (Rp Triliun) = Pendapatan Negara Amerika Serikat (US$ Miliar) = Pajak Impor Pulp Negara Cina (%)
86
Lampiran 3. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Kanada Dependent Variable: EKSCA Method: Least Squares Date: 11/03/14 Time: 09:38 Sample (adjusted): 1991 2012 Included observations: 22 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
HEKSCA
11.39481
5.221539
2.182270
0.0434
LPPCA
0.004575
0.091182
0.050170
0.9606
LKURCA
9425.264
3025.708
3.115061
0.0063
LEKSCA
0.545231
0.154307
3.533413
0.0026
C
-4356.225
6681.068
-0.652025
0.5231
R-squared
0.747829
Mean dependent var
30816.36
Adjusted R-squared
0.688494
S.D. dependent var
3207.392
S.E. of regression
1790.133
Akaike info criterion
18.01468
Sum squared resid
54477766
Schwarz criterion
18.26265
Log likelihood
-193.1615
Hannan-Quinn criter.
18.07310
Durbin-Watson stat
2.295909
F-statistic
12.60361
Prob(F-statistic)
0.000060
Lampiran 4. Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada 7
Series: Residuals Sample 1991 2012 Observations 22
6 5 4 3 2 1 0 -4000
-2000
0
2000
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-5.89e-13 107.3935 2427.931 -4090.659 1610.646 -0.582711 3.079836
Jarque-Bera Probability
1.250869 0.535029
87
Lampiran 5. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Kanada Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
0.418066 1.161578
Prob. F(2,15) Prob. Chi-Square(2)
0.6658 0.5595
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/14/15 Time: 13:48 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
HEKSCA LPPCA LKURCA LEKSCA C RESID(-1) RESID(-2)
2.308384 0.018448 -418.4849 0.070746 -4011.249 -0.287573 0.013606
6.004760 0.111718 3485.901 0.181166 8717.325 0.365630 0.323294
0.384426 0.165131 -0.120051 0.390506 -0.460147 -0.786513 0.042085
0.7061 0.8710 0.9060 0.7017 0.6520 0.4438 0.9670
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.052799 -0.326081 1854.749 51601394 -192.5648 0.139355 0.988551
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-5.89E-13 1610.646 18.14226 18.48941 18.22404 1.828710
Lampiran 6. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant) -4356.25
6681.068
HEKSCA 11.395
5.222
LPPCA
.005 .091
a
Standardized
Collinearity
Coefficients
Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance VIF
-.652
.523
.386 2.182
.043
.473
2.114
.010 .050
.961
.403
2.484
LKURCA
9425.264
3025.708
.546 3.115
.006
.482
2.073
LEKSCA
.545
.154
.702 3.533
.003
.376
2.659
a. Dependent Variable: EKSCA
88
Lampiran 7. Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Kanada Heteroskedasticity Test: White F-statistic
2.473121
Prob. F(14,7)
0.1159
Obs*R-squared
18.30018
Prob. Chi-Square(14)
0.1934
Scaled explained SS
11.36337
Prob. Chi-Square(14)
0.6573
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/04/14 Time: 14:40 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
3.41E+08
3.14E+08
1.086651
0.3132
HEKSCA
-491045.2
258673.2
-1.898323
0.0995
HEKSCA^2
126.1628
129.1971
0.976514
0.3613
HEKSCA*LPPCA
16.47042
5.292001
3.112323
0.0170
HEKSCA*LKURCA
-218093.7
179301.6
-1.216351
0.2633
HEKSCA*LEKSCA
-12.05098
6.403100
-1.882054
0.1019
LPPCA
-13162.61
6775.224
-1.942756
0.0932
LPPCA^2
-0.035331
0.115587
-0.305668
0.7687
LPPCA*LKURCA
-1946.020
3185.278
-0.610942
0.5605
LPPCA*LEKSCA
0.352672
0.281193
1.254195
0.2500
LKURCA
1.77E+08
3.28E+08
0.539382
0.6063
LKURCA^2
-66110856
57649742
-1.146768
0.2892
LKURCA*LEKSCA
6815.437
4013.018
1.698332
0.1333
LEKSCA
6694.519
5966.830
1.121956
0.2989
LEKSCA^2
-0.493111
0.206638
-2.386347
0.0484
R-squared
0.831827
Mean dependent var
2476262.
Adjusted R-squared
0.495480
S.D. dependent var
3655214.
S.E. of regression
2596284.
Akaike info criterion
32.59556
Sum squared resid
4.72E+13
Schwarz criterion
33.33946
Log likelihood
-343.5512
Hannan-Quinn criter.
32.77080
Durbin-Watson stat
2.786619
F-statistic
2.473121
Prob(F-statistic)
0.115927
89
Lampiran 8. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Brazil Dependent Variable: EKSBA Method: Least Squares Date: 11/03/14 Time: 12:33 Sample (adjusted): 1991 2012 Included observations: 22 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LHEKSBA
0.000272
0.000136
2.006553
0.0601
LPPBA
0.796293
0.021421
37.17291
0.0000
LKURBA
346.8968
228.3751
1.518978
0.1461
C
-7239.750
555.7768
-13.02636
0.0000
R-squared
0.991604
Mean dependent var
13486.49
Adjusted R-squared
0.990205
S.D. dependent var
7750.974
S.E. of regression
767.1109
Akaike info criterion
16.28611
Sum squared resid
10592264
Schwarz criterion
16.48448
Log likelihood
-175.1472
Hannan-Quinn criter.
16.33284
Durbin-Watson stat
1.810886
F-statistic
708.6515
Prob(F-statistic)
0.000000
Lampiran 9. Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil
5
Series: Residuals Sample 1991 2012 Observations 22
4
3
2
1
0 -1000
-500
0
500
1000
1500
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-4.28e-12 -202.4190 1661.946 -1092.365 710.2067 0.430396 2.570932
Jarque-Bera Probability
0.847974 0.654433
90
Lampiran 10. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Brazil Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
2.160137 4.677399
Prob. F(2,16) Prob. Chi-Square(2)
0.1477 0.0965
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/14/15 Time: 13:52 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LHEKSBA LPPBA LKURBA C RESID(-1) RESID(-2)
-2.76E-05 0.021351 -207.1948 -157.5881 0.002414 -0.578402
0.000130 0.023753 253.9602 528.9157 0.243272 0.283009
-0.212232 0.898868 -0.815855 -0.297946 0.009921 -2.043757
0.8346 0.3821 0.4266 0.7696 0.9922 0.0578
a
Coefficients R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) Model 1
(Constant)
0.212609 Mean dependent var -0.033451 S.D. dependent var Unstandardized Standardized 721.9874 Akaike info criterion Coefficients Coefficients 8340252. Schwarz criterion -172.5178 Hannan-Quinn criter. 0.864055 Durbin-Watson stat 0.526064 B Std. Error Beta t -7239.750
555.777
-13.026
-4.28E-12 710.2067 Collinearity 16.22889 Statistics 16.52645 16.29899 2.152594Toleranc Sig. e VIF .000
Lampiran 11. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil LHEKSBA
.000
.000
.053
2.007
.060
.680
1.471
.796
.021
.992
37.173
.000
.655
1.527
346.897 228.375 .044 Unstandardized Standardized a. Dependent Variable: EKSBA Coefficients Coefficients
1.519
.146
LPPBA a Coefficients LKURBA
.559 1.788 Collinearity Statistics Toleranc
Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-7239.750
555.777
LHEKSBA
.000
.000
LPPBA
.796 346.897
LKURBA
a. Dependent Variable: EKSBA
Beta
t
Sig.
e
VIF
-13.026
.000
.053
2.007
.060
.680
1.471
.021
.992
37.173
.000
.655
1.527
228.375
.044
1.519
.146
.559
1.788
91
Lampiran 12. Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Brazil Heteroskedasticity Test: White F-statistic
1.458207
Prob. F(9,12)
0.2663
Obs*R-squared
11.49206
Prob. Chi-Square(9)
0.2435
Scaled explained SS
6.042617
Prob. Chi-Square(9)
0.7356
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/04/14 Time: 14:52 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
8078576.
4310962.
1.873961
0.0855
LHEKSBA
31.83791
21.05312
1.512266
0.1563
LHEKSBA^2
-1.56E-06
9.95E-07
-1.571239
0.1421
LHEKSBA*LPPBA
-0.001818
0.001205
-1.508321
0.1573
LHEKSBA*LKURBA
497.9453
382.4237
1.302077
0.2173
LPPBA
-743.8774
330.7550
-2.249028
0.0441
LPPBA^2
0.009186
0.004433
2.072190
0.0605
LPPBA*LKURBA
114.4163
57.42449
1.992465
0.0696
LKURBA
550635.1
1427871.
0.385634
0.7065
LKURBA^2
-609354.4
303014.9
-2.010972
0.0673
R-squared
0.522366
Mean dependent var
481466.5
Adjusted R-squared
0.164141
S.D. dependent var
617655.8
S.E. of regression
564693.7
Akaike info criterion
29.62891
Sum squared resid
3.83E+12
Schwarz criterion
30.12484
Log likelihood
-315.9180
Hannan-Quinn criter.
29.74574
Durbin-Watson stat
1.832862
F-statistic
1.458207
Prob(F-statistic)
0.266251
92
Lampiran 13. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia Dependent Variable: EKSINA Method: Least Squares Date: 10/22/14 Time: 21:54 Sample (adjusted): 1991 2012 Included observations: 22 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
DHEKSINA
0.420494
0.706409
0.595256
0.5591
LPPINA
0.376740
0.070537
5.341021
0.0000
KURINA
0.278618
0.115570
2.410812
0.0268
C
-691.0940
563.0774
-1.227352
0.2355
R-squared
0.907562
Mean dependent var
5042.934
Adjusted R-squared
0.892155
S.D. dependent var
3008.743
S.E. of regression
988.0632
Akaike info criterion
16.79234
Sum squared resid
17572840
Schwarz criterion
16.99071
Log likelihood
-180.7157
Hannan-Quinn criter.
16.83907
Durbin-Watson stat
1.718836
F-statistic
58.90810
Prob(F-statistic)
0.000000
Lampiran 14. Uji Normalitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia 10
Series: Residuals Sample 1991 2012 Observations 22
8
6
4
2
0 -2000
-1000
0
1000
2000
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.12e-12 152.9274 1735.345 -1794.085 914.7688 -0.459997 2.848792
Jarque-Bera Probability
0.796815 0.671389
93
Lampiran 15. Uji Autokorelasi untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
2.684718 5.527875
Prob. F(2,16) Prob. Chi-Square(2)
0.0988 0.0630
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/14/15 Time: 14:00 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
DHEKSINA LPPINA KURINA C RESID(-1) RESID(-2)
-0.257735 -0.036924 0.087043 -289.7677 0.180442 -0.534004
0.658257 0.068523 0.117280 537.1860 0.223145 0.240365
-0.391541 -0.538860 0.742181 -0.539418 0.808631 -2.221639
0.7006 0.5974 0.4687 0.5970 0.4306 0.0411
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.251267 0.017288 906.8270 13157364 -177.5326 1.073887 0.411129
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-1.12E-12 914.7688 16.68478 16.98234 16.75488 1.967788
Lampiran 16. Uji Multikolinearitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
(Constant)
a
Std. Error
-691.094
563.077
DHEKSINA
.420
.706
LPPINA
.377
KURINA
.279
a. Dependent Variable: EKSINA
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-1.227
.236
.045
.595
.559
.893
1.119
.071
.670
5.341
.000
.327
3.061
.116
.307
2.411
.027
.317
3.151
94
Lampiran 17. Uji Heteroskedastisitas untuk Ekspor Pulp Negara Indonesia Heteroskedasticity Test: White F-statistic
0.941569
Prob. F(9,12)
0.5255
Obs*R-squared
9.105676
Prob. Chi-Square(9)
0.4276
Scaled explained SS
5.634688
Prob. Chi-Square(9)
0.7758
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/04/14 Time: 15:12 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
2471029.
1896877.
1.302683
0.2171
DHEKSINA
3825.583
1844.266
2.074312
0.0602
DHEKSINA^2
-1.434750
2.019848
-0.710325
0.4911
DHEKSINA*LPPINA
-1.043140
0.796709
-1.309312
0.2149
DHEKSINA*KURINA
0.636156
0.893133
0.712274
0.4899
LPPINA
-65.17414
600.9125
-0.108459
0.9154
LPPINA^2
-0.034734
0.022549
-1.540366
0.1494
LPPINA*KURINA
0.099293
0.104785
0.947588
0.3620
KURINA
-415.3883
939.6925
-0.442047
0.6663
KURINA^2
-0.030897
0.119111
-0.259398
0.7997
R-squared
0.413894
Mean dependent var
798765.4
-0.025685
S.D. dependent var
1111642.
S.E. of regression
1125828.
Akaike info criterion
31.00889
Sum squared resid
1.52E+13
Schwarz criterion
31.50482
Log likelihood
-331.0978
Hannan-Quinn criter.
31.12572
Durbin-Watson stat
2.814646
Adjusted R-squared
F-statistic
0.941569
Prob(F-statistic)
0.525534
95
Lampiran 18. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Cina Dependent Variable: IMCNA Method: Least Squares Date: 11/03/14 Time: 10:18 Sample (adjusted): 1991 2012 Included observations: 22 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
DHIMCNA
-20.17404
5.502733
-3.666186
0.0021
KONSCNA
0.536165
0.239705
2.236773
0.0399
LKURCNA
-332.0690
791.0653
-0.419774
0.6802
TIMPCNA
-2844.673
1373.201
-2.071563
0.0548
LIMCNA
0.774255
0.131608
5.883052
0.0000
C
-3977.580
8524.416
-0.466610
0.6471
R-squared
0.968724
Mean dependent var
19411.61
Adjusted R-squared
0.958951
S.D. dependent var
14358.13
S.E. of regression
2909.048
Akaike info criterion
19.01604
Sum squared resid
1.35E+08
Schwarz criterion
19.31360
Log likelihood
-203.1764
Hannan-Quinn criter.
19.08614
Durbin-Watson stat
2.691844
F-statistic
99.11589
Prob(F-statistic)
0.000000
Lampiran 19. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Cina 7
Series: Residuals Sample 1991 2012 Observations 22
6 5 4 3 2 1 0 -6000
-4000
-2000
0
2000
4000
6000
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.82e-12 -639.8035 5984.390 -5062.365 2539.225 0.616392 3.301449
Jarque-Bera Probability
1.476409 0.477971
96
Lampiran 20. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Cina Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
(Constant)
-3977.365
8524.359
DHIMCNA
-20.174
5.503
KONSCNA
.536
LKURCNA TIMPCNA LIMCNA
a
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-.467
.647
-.199
-3.666
.002
.661
1.512
.240
.220
2.237
.040
.202
4.955
-332.088
791.062
-.026
-.420
.680
.521
1.919
-2844.700
1373.198
-.180
-2.072
.055
.259
3.859
.774
.132
.704
5.883
.000
.137
7.324
a. Dependent Variable: IMCNA
97
Lampiran 21. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Cina Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
4.025068 21.73007 13.22595
Prob. F(20,1) Prob. Chi-Square(20) Prob. Chi-Square(20)
0.3764 0.3553 0.8675
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/14/15 Time: 13:43 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DHIMCNA DHIMCNA^2 DHIMCNA*KONSCNA DHIMCNA*LKURCNA DHIMCNA*TIMPCNA DHIMCNA*LIMCNA KONSCNA KONSCNA^2 KONSCNA*LKURCNA KONSCNA*TIMPCNA KONSCNA*LIMCNA LKURCNA LKURCNA^2 LKURCNA*TIMPCNA LKURCNA*LIMCNA TIMPCNA TIMPCNA^2 TIMPCNA*LIMCNA LIMCNA LIMCNA^2
-3.46E+09 -4476135. 18.71006 13.66533 476373.5 730308.3 20.91285 130773.0 -0.782025 -11620.41 -19525.71 0.047141 5.52E+08 -21622717 25217699 3246.396 1.10E+08 74631055 9457.916 -29674.53 0.052815
2.70E+09 2121314. 329.0273 34.49192 214667.3 335704.2 15.00300 53863.17 0.721101 4618.471 10896.89 0.647351 6.07E+08 33488627 45456062 3439.503 6.32E+08 29893764 12202.81 40259.60 0.115139
-1.280580 -2.110076 0.056865 0.396189 2.219124 2.175452 1.393911 2.427875 -1.084488 -2.516072 -1.791861 0.072822 0.909240 -0.645673 0.554771 0.943856 0.173575 2.496543 0.775061 -0.737080 0.458704
0.4221 0.2817 0.9638 0.7599 0.2695 0.2743 0.3962 0.2487 0.4742 0.2408 0.3241 0.9537 0.5302 0.6350 0.6776 0.5184 0.8906 0.2425 0.5802 0.5956 0.7262
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.987730 0.742336 4850970. 2.35E+13 -335.8983 4.025068 0.376389
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6154588. 9556555. 32.44530 33.48675 32.69064 3.486751
98
Lampiran 22. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat Dependent Variable: IMUSA Method: Least Squares Date: 11/03/14 Time: 21:15 Sample (adjusted): 1991 2012 Included observations: 22 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
HIMUSA
-13.82831
4.254217
-3.250494
0.0047
LKONSUSA
0.073304
0.047970
1.528109
0.1449
LKURUSA
-3401.927
2887.680
-1.178083
0.2550
PENDUSA
0.369896
0.182237
2.029750
0.0583
C
13690.17
8909.856
1.536519
0.1428
R-squared
0.691882
Mean dependent var
16546.37
Adjusted R-squared
0.619384
S.D. dependent var
2458.872
S.E. of regression
1516.979
Akaike info criterion
17.68355
Sum squared resid
39120822
Schwarz criterion
17.93151
Log likelihood
-189.5190
Hannan-Quinn criter.
17.74196
Durbin-Watson stat
2.261121
F-statistic
9.543420
Prob(F-statistic)
0.000310
Lampiran 23. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat 7
Series: Residuals Sample 1991 2012 Observations 22
6 5 4 3 2 1 0 -4000
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
0.000000 194.3137 2100.739 -3920.612 1364.880 -1.140690 4.370506
Jarque-Bera Probability
6.492736 0.038915
99
Lampiran 24. Uji Autokorelasi untuk Impor Negara Amerika Serikat Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
2.271568 5.114276
Prob. F(2,15) Prob. Chi-Square(2)
0.1375 0.0775
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/14/15 Time: 14:03 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
HIMUSA LKONSUSA LKURUSA PENDUSA C RESID(-1) RESID(-2)
-3.573995 0.013482 206.3523 0.029725 -470.1527 -0.407064 -0.521831
4.321418 0.046330 2714.255 0.177241 8507.592 0.270811 0.278126
-0.827042 0.290994 0.076025 0.167708 -0.055263 -1.503131 -1.876238
0.4212 0.7750 0.9404 0.8691 0.9567 0.1536 0.0802
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.232467 -0.074546 1414.838 30026519 -186.6087 0.757189 0.613977
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.000000 1364.880 17.60079 17.94794 17.68257 1.786440
Lampiran 25. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B (Constant)
Std. Error
13690.167
8909.859
-13.828
4.254
.073
LKURUSA PENDUSA
HIMUSA LKONSUSA
a
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
1.537
.143
-.656
-3.250
.005
.445
2.248
.048
.384
1.528
.145
.286
3.492
-3401.930
2887.681
-.221
-1.178
.255
.513
1.949
.370
.182
.488
2.030
.058
.313
3.191
a. Dependent Variable: IMUSA
100
Lampiran 26. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Amerika Serikat Heteroskedasticity Test: White F-statistic
2.255639
Prob. F(14,7)
0.1413
Obs*R-squared
18.00818
Prob. Chi-Square(14)
0.2064
Scaled explained SS
18.12122
Prob. Chi-Square(14)
0.2013
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/04/14 Time: 16:18 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-13878582
1.01E+09
-0.013805
0.9894
HIMUSA
-147458.1
398781.8
-0.369771
0.7225
HIMUSA^2
-144.8610
157.2856
-0.921006
0.3877
HIMUSA*LKONSUSA
3.117753
2.342040
1.331213
0.2248
HIMUSA*LKURUSA
-127474.9
173183.8
-0.736067
0.4856
HIMUSA*PENDUSA
-2.581156
8.196097
-0.314925
0.7620
LKONSUSA
-27.50357
11262.77
-0.002442
0.9981
LKONSUSA^2
0.000964
0.030592
0.031506
0.9757
LKONSUSA*LKURUSA
-1620.632
1343.519
-1.206259
0.2669
LKONSUSA*PENDUSA
0.008114
0.190075
0.042686
0.9671
LKURUSA
1.05E+08
2.40E+08
0.438811
0.6740
LKURUSA^2
96380210
66928814
1.440041
0.1930
LKURUSA*PENDUSA
-2339.329
5368.745
-0.435731
0.6762
PENDUSA
-1794.423
33910.30
-0.052917
0.9593
PENDUSA^2
0.212467
0.349176
0.608480
0.5621
R-squared
0.818554
Mean dependent var
1778219.
Adjusted R-squared
0.455662
S.D. dependent var
3341446.
S.E. of regression
2465296.
Akaike info criterion
32.49203
Sum squared resid
4.25E+13
Schwarz criterion
33.23592
Log likelihood
-342.4123
Hannan-Quinn criter.
32.66726
Durbin-Watson stat
1.992228
F-statistic
2.255639
Prob(F-statistic)
0.141278
101
Lampiran 27. Hasil Uji Statistik: uji t, uji F, uji koefisien determinasi untuk Impor Pulp Negara Indonesia Dependent Variable: IMINA Method: Least Squares Date: 11/03/14 Time: 22:10 Sample (adjusted): 1991 2012 Included observations: 22 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
KONSINA
0.062990
0.059894
1.051684
0.3086
RHIMINA
-717.5784
535.9266
-1.338949
0.1993
PENDINA
0.114546
0.078350
1.461980
0.1631
RTIMPINA
-291.9464
710.7809
-0.410740
0.6867
LIMINA
0.300766
0.224811
1.337863
0.1996
C
1839.755
857.7380
2.144892
0.0477
R-squared
0.636146
Mean dependent var
2235.620
Adjusted R-squared
0.522442
S.D. dependent var
716.3037
S.E. of regression
495.0057
Akaike info criterion
15.47402
Sum squared resid
3920491.
Schwarz criterion
15.77157
Hannan-Quinn criter.
15.54411
Durbin-Watson stat
2.229806
Log likelihood
-164.2142
F-statistic
5.594744
Prob(F-statistic)
0.003618
Lampiran 28. Uji Normalitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia 9
Series: Residuals Sample 1991 2012 Observations 22
8 7 6 5 4 3
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.14e-13 -97.32041 658.4462 -811.9808 432.0764 -0.243667 2.123274
Jarque-Bera Probability
0.922299 0.630559
2 1 0 -1000
-750
-500
-250
0
250
500
750
102
Lampiran 29. Uji Autokorelasi untuk Impor Pulp Indonesia Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
2.078827
Prob. F(2,14)
0.1620
Obs*R-squared
5.037456
Prob. Chi-Square(2)
0.0806
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/05/14 Time: 07:41 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
KONSINA
-0.017187
0.057041
-0.301311
0.7676
RHIMINA
100.6110
511.7057
0.196619
0.8470
PENDINA
-0.075620
0.087082
-0.868378
0.3998
RTIMPINA
-252.8777
683.7156
-0.369858
0.7170
LIMINA
0.502125
0.355343
1.413074
0.1795
C
-607.6526
881.3902
-0.689425
0.5018
RESID(-1)
-0.770212
0.457056
-1.685160
0.1141
RESID(-2)
-0.447378
0.259995
-1.720715
0.1073
R-squared
0.228975
Mean dependent var
-1.14E-13
-0.156537
S.D. dependent var
432.0764
S.E. of regression
464.6654
Akaike info criterion
15.39580
Sum squared resid
3022795.
Schwarz criterion
15.79254
Hannan-Quinn criter.
15.48926
Durbin-Watson stat
1.767464
Adjusted R-squared
Log likelihood
-161.3538
F-statistic
0.593950
Prob(F-statistic)
0.750960
103
Lampiran 30. Uji Multikolinearitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
(Constant)
1839.032
859.108
KONSINA
.063
.060
RHIMINA
-717.759
PENDINA RTIMPINA LIMINA
a
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
2.141
.048
.266
1.053
.308
.355
2.813
537.738
-.229
-1.335
.201
.776
1.289
.114
.078
.396
1.459
.164
.310
3.231
-289.423
711.204
-.070
-.407
.689
.770
1.298
.300
.225
.307
1.333
.201
.430
2.326
a. Dependent Variable: IMINA
104
Lampiran 31. Uji Heteroskedastisitas untuk Impor Pulp Negara Indonesia Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
1.421325 19.69100 5.849490
Prob. F(18,3) Prob. Chi-Square(18) Prob. Chi-Square(18)
0.4378 0.3505 0.9968
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/14/15 Time: 14:05 Sample: 1991 2012 Included observations: 22 Collinear test regressors dropped from specification Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KONSINA KONSINA^2 KONSINA*RHIMINA KONSINA*PENDINA KONSINA*RTIMPINA KONSINA*LIMINA RHIMINA RHIMINA^2 RHIMINA*PENDINA RHIMINA*RTIMPINA RHIMINA*LIMINA PENDINA PENDINA^2 PENDINA*RTIMPINA PENDINA*LIMINA RTIMPINA RTIMPINA*LIMINA LIMINA^2
-41092097 -2137.602 0.002839 142.9556 0.065177 2747.072 -0.364843 60503180 2800283. 159.3692 -60951540 -2568.697 217.1456 -0.019585 -1244.912 0.150909 39670784 717.0569 0.759655
29654966 2126.172 0.020281 706.3737 0.096269 1958.540 0.262693 46773337 2651871. 455.2069 47471736 1195.900 1104.954 0.072311 669.0240 0.248362 29517878 1514.241 0.437861
-1.385673 -1.005376 0.139980 0.202380 0.677030 1.402612 -1.388856 1.293540 1.055965 0.350103 -1.283954 -2.147919 0.196520 -0.270844 -1.860788 0.607620 1.343958 0.473542 1.734922
0.2599 0.3888 0.8975 0.8526 0.5469 0.2553 0.2590 0.2864 0.3685 0.7494 0.2893 0.1209 0.8568 0.8041 0.1597 0.5863 0.2716 0.6682 0.1812
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.895046 0.265319 165695.8 8.24E+10 -273.6939 1.421325 0.437810
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
178204.1 193313.5 26.60854 27.55080 26.83051 2.227891
105
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Desember 1991 di Cianjur, Jawa Barat dari Bapak H. Endang Abdurrahman dan Ibu Hj. Titi Asiah. Penulis adalah putri terakhir dari delapan bersaudara. Penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Peuteuy Condong 1 pada tahun 2004. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidiknya di SMP Negeri 2 Cianjur pada tahun 2007. Lalu penulis diterima di SMA Negeri 1 Cilaku-Cianjur dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan menerima Beasiswa Bidikmisi IPB. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi UKM LISES Gentra Kaheman sebagai bendahara divisi Kajian Budaya pada tahun 2011-2012 dan menjadi anggota dari Komunitas Seni dan Budaya Masyarakat Roempoet (2011-2014), Klub Shutter (Fotografi) IPB tahun 2010-2012, dan anggota dari Community Art and Sport (COAST) divisi teater Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti The 3rd Greenbase sebagai anggota humas, Pemilihan Raya (Pemira) Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai Panitia Pengawas Pemira, Kisunda Midang IX sebagai Sekretaris, Festival Seni IPB sebagai Sekretaris, Balairung Art Day sebagai Ketua Divisi Konsumsi, Makrab ESL sebagai humas.. Penulis juga aktif mengikuti berbagai seminar nasional dan internasional. Penulis juga aktif mengikuti karya tulis ilmiah tingkat mahasiswa seperti Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMP) .