EMBRYO VOL. 5 NO. 1
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
Analisis Faktor-faktor yang Berperanan Terhadap Distribusi Sumber Kalori dan Protein pada Rumah Tangga Petani di Daerah Lahan Kering Raden Faridz Dosen Teknologi Industri Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo
ABSTRACT The objective of this study was want to know and analyze relationship between farmers income generation, farmers behavior and factors of their effort to calorie and protein resource distribution on farmers family. A formal survey was conducted in Bangkalan regency, consist of beach region, town and village border region and upland region from March to June 2007. Research location was selected purposively and primary data were collected from 120 respondents which were chosen by employing unproportioned stratified random sampling method, Data ware analyzed by using descriptive statistics and continuing regression correlation. The result show that the land area not significantly influence income generation. This survey also indicates that there is no relationship between farmers income to calorie and protein distribution, because of consumption of calorie and protein always do although their income is limited. Some factors that influence calorie and distribution protein were education and experience, but land area and income don’t significantly influence.
Keywords: Calorie, protein, income, distribution rendah, keadaan ini berdampak terhadap
PENDAHULUAN Salah
satu
faktor
tingkat
penyebab
yang
yang
Pengetahuan tentang gizi menjadi
penduduk yang tidak ditunjang dengan pendidikan
masyarakat
semakin menurun (Hutabarat, 1990).
kemiskinan adalah sifat keterbelakngan sistem
pendapatan
faktor
memadai,
yang
berpengaruh
terhadap
terbatasnya sumber daya yang dimiliki,
konsumsi pangan, karena berkaitan dengan
terbatasnya
pusat
kemampuan seseorang untuk menerapkan
layanan masyarakat yang kurang memadai
pengetahuan gizi ke dalam pemilihan
dan sempitnya kesempatan kerja di luar
pangan
usaha Pertanian.
pemanfaatan
sarana
transportasi,
Kondisi seperti ini
dan
pengembangan pangan
yang
cara sesuai.
daerah-daerah
Pengetahuan tentang makan yang beragam
Masalah kemiskinan akan
serta manfaatnya bagi kehidupan yang
menyebabkan daya beli masyarakat yaitu
sehat belum banyak difahami dan dimiliki
kemampuan
bahan
oleh penduduk pada umumnya. Selain itu
makanan bergizi dan yang memenuhi
bagi mereka yang telah memahami dan
standar
memilikinya masih belum banyak yang
terutama
terjadi
pedesaan.
untuk
kesehatan.
di
membeli
Berkurangnya dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari,
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja
akibat kuatnya kebiasaan makan yang
konsumsi
bahan
makan
dan kualitas sumber daya manusia yang
42
Analisis Faktor-faktor yang.....
42 - 56
(Raden Faridz)
kebetulan tidak sesuai dengan prinsip-
luas,
prinsip ilmu gizi (Suhardjo, 1994).
memelihara ternak, berdagang kecil-
Faktor-faktor menentukan
tinggi
yang
kerajinan,
kecilan dan menjadi buruh di kota.
ikut
rendahnya
mengerjakan
Upaya
tingkat
meningkatkan
intensitas
pendapatan adalah:
lahan pertanian pada daerah lahan kering
a) Luas pemilikan tanah,
sulit dilakukan karena terdapat beberapa
Masyarakat
yang
memiliki
kendala yaitu:
lahan
a) Luas usahatani relatif kecil, tingkat
sempit, cenderung pendapatannya juga rendah
jika
dibandingkan
pendidikan rendah, usaha pertanian
dengan
petani yang memiliki lahan luas,
hanya
untuk
kepentingan
karena hal ini dipengaruhi oleh hasil
(subsistance farming) sehingga usaha
produksi yang mereka miliki. Artinya
yang dilakukan tidak produktif.
lahan yang lebih luas hasil per satuan
b) Ketidakpastian
luasnya akan lebih besar pengaruhnya
mengakibatkan
akan meningkatkan pendapatan.
pemanfaatan lahan
sendiri
pemilikan kesulitan
dalam
c) Pendapatan masih rendah, tenaga dan
b) Jenis komoditas yang diusahakan oleh petani
modal
Pengaruh jenis komoditas terhadap
intensifikasi sulit sehingga kurang
pendapatan sangat dipengaruhi oleh
optimal
tingkat harga, yaitu apabila komoditas
pelestarian lingkungan
maka
pendapatan
dalam
d) Teknologi
yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi
untuk
konservasi mendukung
yang
diterapkan
dan usaha petani
masih rendah.
yang
Selain itu produktifitas sumber
dihasilkan akan cenderung tinggi.
daya lahan kering, secara umum rendah
c) Ada usaha Sampingan Usaha sampingan dipengaruhi pula
terutama ditinjau dari subsektor tanaman
oleh
pangan.
pemilikan
tanah.
Dengan
Salah
satu
yang
pemilikan tanah yang luas, maka
menyebabkan
petani
lahan kering adalah kadar air (Soepardi,
mungkin
akan
berusaha
seoptimal
memanfaatkan
rendahnya
faktor
produktifitas
1988; Soetrisno, 1988).
lahanny
Keadaan
sehingga ada pendapat lebih dari lahan
diatas
sesungguhnya
Tetapi bagi
menjadi permasalahan utama di lahan
petani yang memiliki lahan sempit
kering seperti Madura umumnya dan
untuk mendapatkan penghasilan lebih
Bangkalan khususnya. Sebagai gambaran
mereka akan menjadi buruh pada
dengan luas lahan kering mencapai kurang
petani yang memiliki lahan yang lebih
lebih 70 % dengan sumber daya manusia
yang diusahakannya.
43
EMBRYO VOL. 5 NO. 1 tidak
sekolah
sekitar
JUNI 2008
35,86
%
kalori
dan
ISSN 0216-0188 dalam
bahan
makanan
adalah
memperlihatkan besar jumlah energi panas
petani 76,75 % maka dapat diprediksi
yang terkandung dalam makan tersebut.
bahwa
Kekurangan
sebagaian
besar
penduduknya
tingkat
penghasilan
rata-rata
protein
menyebabkan
masyarakat Madura relatif rendah. Hal ini
seseorang akan mengalami kelemahan
ditunjukkan oleh tingginya angka jumlah
dalam daya tubuh, badan serta pikirannya
desa miskin dan sangat miskin mencapai
yang
21,72 %.
Sedangkan untuk keluarga
kemungkinan, selama hidup tidak dapat
prasejahtera dan sejahtera 1 mencapai
dipulihkan kembali pada tingkat yang
78,97%. Artinya dapat dikatakan bahwa
wajar. Dalam keadaan kondisi kekurangan
masyarakat
masyarakat
energi, maka protein yang dikonsumsi
Bangkalan dan secara umum Madura
akan dibakar untuk memenuhi kekurangan
pemenuhan gizinya relatif rendah.
kalori.
secara
khusus
apabila
terjadi
memberikan
Kebutuhan kalori dalam hal ini
Menginagat pentingnya peran ibu
harus dipenuhi lebih dahulu sebelum
rumah tangga dalam menentukan pola
kebutuhan protein terpenuhi. Karena itu
pangan
kedua
keluarga,
maka
seorang
ibu
keluarga.
gizi
tersebut
saling
mempengaruhi dan berkaitan.
haruslah pandai dalam mengatur menu masakan
zat
Secara menyeluruh permasalahan
Dengan yang
diatas apabila ditelaah lebih jauh di tingkat
disertai dengan mutu gizi yang tinggi, akan
mikro, pola konsumsi pangan ternyata
menjadikan
pangan
beragam dan masih terdapat kelompok
keluarga menjadi sehat dan standart gizi
penduduk yang mengkonsumsi pangan
bagi tubuh juga terpenuhi.
masih di bawah standart kecukupan.
penganekaragaman
Istilah
pola
pola
pangan
konsumsi
gizi
memiliki
Keragaman
arti
tersebut
dipengaruhi
oleh
kandungan nutrisi yang terdapat pada
adanya keragaman potensi sumber daya
berbagai sumber bahan makanan. Energi
serta faktor-faktor
yang
demografis setempat
dapat
diperoleh
dari
makanan
sosial, ekonomi dan Permasalahan
menentukan banyaknya makanan yang
tersebut secara diagramatis ditunjukkan
diminta
dalam Gambar 1 berikut.
oleh
tubuh.
Ukuran
yang
dipergunakan terhadap jumlah energi yang diberikan oleh makanan adalah satuan panas atau disebut kalori makanan. Angka
44
Analisis Faktor-faktor yang.....
42 - 56
(Raden Faridz)
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi sumber kalori dan protein : a. Pendapatan : - Pertanian - Non Pertanian - Sumber Lainnya b. Karakteristik Individu : - Jenis kelamin - Umur - Pendidikan - Pekerjaan c. Perilaku Konsumen : - Pengetahuan - Keterampilan Sik
Kemiskinan : a. Luas Lahan b. Ketidakpastian pemilikantanah c. Penerapan Teknologi d. KesuburanLahan
Pendidikan : a. Formal b. NonFormal
Pola Konsumsi : a. Jenis b. Jumlah c. Harga d. Komposisi e. Sumber
Pekerjaan : Pengalaman kerja
Gambar 1. Keterkaitan sumber daya, sosial, ekonomi, dan demografis terhadap pola Berdasarkan kenyataan diatas maka
b) Untuk mengetahui perilaku petani
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terhadap distribusi sumber kalori dan
dan menjawab pertanyaan berikut:
protein.
a) Untuk mengetahui keterkaitan antara
c) Untuk mengetahui faktor-faktor yang
tingkat pendapatan dengan distribusi
mempengaruhi distribusi sumber kalori
sumber
dan protein pada rumah tangga daerah
kalori
dan
protein
yang
penelitian.
dikonsumsi rumah tangga.
45
EMBRYO VOL. 5 NO. 1
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
Penelitian
METODE PENELITIAN
ini
dilakukan
pada
Bulan Maret 2007 – Juni 2007 di Kabupaten Bangkalan. Lokasi penelitian
Penentuan Lokasi
ditentukan secara purposive, terdiri dari empat wilayah studi yaitu: Tabel 1. Lokasi Penelitian No.
Kecamatan/Desa
Kategori Desa
1
Kec. Labang, Desa Labang Tengah
Pantai/Pesisir
2
Kec. Socah, Desa Keleyan
Perbatasan Kota
3
Kec. Geger, Desa Geger
Pedalaman
4
Kec. Burneh, Langkap
Perbatasan Kota litertur
Penentuan Responden
yang
berkaitan
dengan
penelitian. Pengambilan menggunakan
metode
2) Riset Lapangan, yaitu: pengumpulan
responden
data
unproportioned
yang
dilakukan
stratified random sampling, yaitu proses
mendapatkan
pengambilan
mendatangi subyek penelitian secara
sample
dengan
kriteria
data
primer
untuk dengan
lansung di lapangan.
jumlah sample yang diambil dari setiap strata tidak memiliki proporsi yang sama.
Beberapa cara yang digunakan
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa
dalam menggali data adalah: 1) Interview
populasi terbagi tiga strata/kategori lahan
(wawancara)
secara
langsung terhadap responden dengan
yaitu :kecil, sedang dan besar.
menggunakan
panduan
daftar
pertanyaan (questioner) yang telah
Pengumpulan Data
dipersiapkan sebelumnya. Metode
pengumpulan
2) Observasi,
data
yaitu:
mengadakan
dilakukan dengan cara sebagai
pengamatan dan pencatatan terhadap
berikut:
bahan pangan yang tersedia
1) Riset
Kepustakaan,
dan
dikonsumsi oleh masyarakat petani
yaitu:
lahan kering.
mengumpulkan data sekunder dari catatan desa, kecamatan dan buku Laporan Data Statistik serta buku
46
Analisis Faktor-faktor yang.....
42 - 56
(Raden Faridz)
berganda untuk menemukan hubungan
Analisa Data
antara
variabel
tak
bebas
bebas
(dependent) yang ditentukan oleh satu atau
1. Analisa Regresi Linier Berganda
lebih variabel bebas (independent). Model matematikanya adalah sebagai berikut:
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini model analisa regresi linier
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + Σij Dimana: Y α
= Konsumsi kalori/protein (hari) = Kontanta (intercept)
β1 - β4
= Koefisien regresi
X1 = Luas lahan X2 = Pendidikan X3 = Pengalaman X4 = Pendapatan Σij = Frekuensi diharapkan dari baris i dan kolom j yaitu untuk mengetahui keterkaitan
2. Analisa korelasi
antara berbagai faktor dengan ditribusi sumber sumber kalori dan protein. n (Σxy) – (Σ x) (Σ y) r= {n Σ x2 – (Σ x)2 } { n Σ y2 – (Σ y)2 } dimana: r
= Koefisien korelasi
n
= Banyaknya sampel
x
= Pendapatan
y
= Konsumsi kalori/protein
47
EMBRYO VOL. 5 NO. 1
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
ternyata didapatkan nilai rHitung > rtabel
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kesesuaian Data
dengan demikian kuisioner pada variable-
1. Uji Validitas
variabel
tersebut
digunakan
dalam
Uji validitas dilakukan dengan
penelitian ini dikatakan valid. Validitas
membandingkan hasil nilai rHitung dari
dalam penelitian penting ini karena akan
regresi dengan rtabel jika hasil rHitung > rtabel
mengarahkan keterkaitan pertanyaan dan
maka
jawaban satu dengan lainnya.
kuisioner
dikatakan
valid.
Berdasarkan Table 2 secara keseluruhan
Tabel 2. Uji Validitas No
Item
RHitung
RHitung
RHitung
RHitung
(X1)
(X2)
(X3)
(X4)
R Tabel
1
Satu
0.749
0.348
0.676
0.200
0.195
2
Dua
0.565
0.316
0.559
0.196
0.195
3
Tiga
0.553
0.339
0.649
0.242
0.195
4
Empat
0.749
0.445
0.622
0.494
0.195
5
Lima
0.641
0.264
0.576
0.421
0.195
6
Enam
0.497
0.316
0.689
0.631
0.195
7
Tujuh
0.501
0.002
0.626
0.450
0.195
8
Delapan
0.448
0.449
0.679
0.621
0.195
9
Sembilan
0.781
0.344
0.484
0.198
0.195
10
Sepuluh
0.729
0.326
0.689
0.240
0.195
11
Sebelas
0.610
0.539
0.540
0.321
0.195
12
Dua belas
0.466
0.541
0.510
0.299
0.195
13
Tiga belas
0.514
0.615
0.502
0.431
0.195
14
Empat belas
0.492
0.615
0.295
0.206
0.195
15
Lima belas
0.795
0.648
0.500
0.462
0.195
16
Enam belas
0.728
0.661
0.314
0.512
0.195
17
Tujuh belas
0.385
0.674
0.527
0.617
0.195
18
Delapan belas
0.733
0.738
0.490
0.682
0.195
19
Sembilan belas
0.598
0.441
0.629
0.480
0.195
20
Dua puluh
0.791
0.669
0.781
0.197
0.195
48
Analisis Faktor-faktor yang.....
42 - 56
(Raden Faridz)
21
Dua puluh Satu
0.663
0.346
0.654
0.334
0.195
22
Dua puluh dua
0.409
0.198
0.279
0.222
0.195
23
Dua puluh tiga
0.617
0.400
0.510
0.195
24
Dua puluh empat
0.737
0.484
0.676
0.195
25
Dua puluh lima
0.772
0.578
0.364
0.195
26
Dua puluh enam
0.706
0.679
0.346
0.195
27
Dua puluh tujuh
0.643
0.410
0.562
0.195
28
Dua puluh delapan
0.636
0.684
0.068
0.195
29
Dua puluh sembilan
0.458
0.012
0.195
30
Tiga puluh
0.197
0.195
Keterangan: Data primer diolah
tersebut memperlihatkan bahwa nilainya
2. Uji Reliabilitas
sebesar 0.99999 lebih besar dari tingkat Jawaban
responden
reliabilitas (0.70). Hal ini sesuai pendapat
terhadap
kuesioner dapat dikatakan reliable atau
Ferdinan (2002).
handal
menjawab secara jujur terhadap pertanyaan
karena
berdasarkan
hasil
Artinya responden
yang diajukan.
perhitungan uji reliabilitas (Tabel 3) Tabel 3. Uji reliabilitas Variabel
Std.Deviasi
Std.Error
Luas Lahan
23.00118
0.037
Pendidikan
12.06866
0.090
Pengalaman
14.93908
0.079
Pendapatan
8.72632
0.111
Total
58.7352
0.317
Keterangan: Data primer diolah
Re liabilitas Konstruk =
=
∑ S tan dar deviasi
2
∑ S tan dar deviasi + ∑ ε 2
(58.7352)2 (58.7352)2 + 0.317
49
EMBRYO VOL. 5 NO. 1
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
= 0.99999 adanya multikolinieritas antara luas lahan
3. Uji Multikolinieritas
dengan pendidikan. Angka lain yang juga menunjukkan
Multikolinieritas bertujuan untuk
tidak
adanya
menguji apakah model regresi ditemukan
multikolinieritas adalah hubungan antara
adanya korelasi antar 2 variabel bebas, jika
luas lahan dengan pengalaman sebesar
antar variabel bebas ada korelasi yang
0.356, hubungan antara pendidikan dan
cukup tinggi di atas 0.9 maka hal ini
pengalaman yaitu 0.710, luas lahan dengan
merupakan adanya multikolinieritas. Data
pendapatan = 0.423, pendidikan dengan
tentang
pendapatan
hasil
uji
multikolinearitas
sebesar adalah
0.463,dan
yang
ditunjukkan oleh Tabel 4. Hubungan antara
terakhir
hubungan
antara
Luas Lahan dengan pendidikan sebesar
pengalaman dengan pendapatan sebesar
0.256 angka tersebut menunjukkan tidak
0.576. Data selengkapnya
Tabel 4. Uji Multikolinieritas
Luas Lahan
Luas Lahan
Pendidikan
Pengalaman
Pendapatan
1000
0.256
0.356
0.423
1000
0.710
0.463
1000
0.576
Pendidikan Pengalaman
1000
Pendapatan Keterangan: Data primer diolah
adalah seperti persamaan berikut:
ANALISA HUBUNGAN ANTAR
Y =
28.481 + 0.056 X1 + 0.358 X2+ 0.206 X3 +
VARIABEL
0.146 X4 Persamaan
1. Analisa Regresi Linier Berganda
diatas
menunjukkan
bahwa jika tidak ada variable bebas maka Hasil analisa terhadap berbagai
konsumsi kalori dan protein adalah 28.481.
variabel yang diukur dan hubungan yang
Sedangkan
terjadi antar variabel menggunakan analisa
bersifat linear positif artinya jika variabel
regresi linier berganda memperlihatkan
X1 (luas lahan), X2 (pendidikan), X3
bahwa bentuk hubungan yang terjadi
(pengalaman) dan X4 (pendapatan) dapat
50
arah
persamaan
tersebut
Analisis Faktor-faktor yang.....
42 - 56
(Raden Faridz)
terpenuhi dengan baik secara keseluruhan
(Y) rumah tangga di daerah lahan kering
atau bersama-sama memberikan pengaruh
dengan nilai koefisien korelasi R = 71%.
dan kebermaknaan hubungan terhadap
Secara statistika menggunakan uji F, hasil
peningkatkan konsumsi kalori dan protein
uji diperlihatkan oleh Tabel 4 berikut :
Tabel 5.
Rekapitulasi hasil Uji korelasi Berganda antara Variabel bebas dan
Variabel
Terikat Variabel
Variabel
Koefisien
bebas
Terikat
korelasi
Y
X1-X4
71.0
F Hitung
Signifikan
keputusan
29.197
0.000
Diterima
maka hasil yang diperoleh dapat dimiliki
Lebih jauh dari persamaan tersebut nilai
secara pribadi, berbeda apabila lahan yang
koefisien regresi variabel luas lahan (X1)
digarap adalah dari menyewa, sakap, atau
relatif kecil (0,056) tapi memiliki peran
paron maka hasilnya harus dibagi dengan
positif dalam meningkatkan konsumsi
pihak lain. Sehingga hasil akhirnya tentu
kalori dan protein. Hal tersebut dapat
saja
dipahami karena luas lahan berhubungan
terhadap pengurangan konsumsi kalori dan
erat
protein.
ditunjukkan
dengan
bahwa
meskipun
kemampuan
memperoleh
akan
berkurang
Jenis
bahan makanan dan hasil produksi sendiri.
lahan
dan
akan
berdampak
menentukan
Tetapi dengan koefisien yang relatif kecil
tanaman yang akan ditanam sehingga
bermakna bahwa luas lahan bukanlah satu-
berpengaruh terhadap sumber kalori dan
satunya
protein
dikembangkan
atau
mendapatkan atau untuk tidak memperoleh
dibudidayakan di lahan tersebut.
Lahan
kalori dan protein. Karena meskipun tidak
kering seperti tegalan dengan kondisi
memiliki lahan yang cukup luas mereka
tergantung air akan memberikan kekhasan
masih mampu mencukupi kebutuhan kalori
tanaman yang dapat tumbuh dan produksi
dan proteinnya dengan cara mengelola atau
yang dihasilkan,
dengan cara membeli.
pekarangan. Berbeda dengan lahan sawah
hal
yang
penting
untuk
yang
begitu
pula dengan
lahan
berpengairan usaha yang dapat dilakukan
tersebut masih dipengaruhi oleh berbagai
untuk menghasilkan sumber kalori dan
faktor seperti: status lahan, jenis lahan,
protein jauh lebih mudah begitu pula
kesuburan lahan, model usaha tani yang
produksinya akan relatif lebih tinggi
digunakan. Status lahan dalam hal ini
(baik). Topografi juga merupakan suatu
bermakna, jika lahan itu milik pribadi
hal yang menentukan karena dengan
Namun
demikian
luas
51
EMBRYO VOL. 5 NO. 1
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
topgrafi yang relatif curam dan berbatu
akan jauh lebih menghasilkan dari pada
maka pengembangan pertanian secara
dilakukan
umum relatif terbatas, umumnya hanya
memperoleh kalori dan protein.
secara
tradisional
dalam
Koefisien Regresi untuk variabel
dapat dikembangkan untuk: kehutanan, tanaman ubi-ubian dan berbagai buah-
pendidikan
buahan. Sehingga jumlah dan jenis kalori
menunjukkan bahwa pendidikan ternyata
dan protein yang dikonsumsi nya mungkin
berpengaruh dalam hal konsumsi Kalori
berbeda
dan Protein, karena dengan pendidikan
dengan
wilayah
bertopografi
(X2)
sebesar
0.358
mereka dapat mengetahui (memahami )
datar. Sedangkan dilihat dari kesuburan
permasalahan dengan berfikir untuk apa
lahan maka jenis kalori dan protein yang
kita mengkonsumsi kalori dan protein
dapat dikembangkan dan diusahakan akan
dalam arti memahami manfaat kalori dan
relatif berbeda.
Lahan yang subur akan
protein. Sehingga mereka berusaha untuk
relatif lebih mudah dan beragam jumlah
mempunyai kemampuan dan keterampilan
dan
dalam
jenis
komoditiyang
dapat
mengolah
makanan
dikembangkan dibandingkan lahan yang
mengandung
kurang subur sehingga otomatis masukan
Pengetahuan tentang gizi berkaitan dengan
kalori dan protein untuk daerah yang subur
kemampuan seseorang untuk menerapkan
akan lebih banyak dibanding daerah yang
pengetahuan gizi untuk memilih pangan
kurang subur. Selain itu dengan masukan
dan
teknologi
pemanfaatannya.
maka
peningkatannya
akan
protein.
mengembangkan
cara
berhubungan erat dengan bagaimana kita
Model Usaha Tani yang digunakan juga
dan
Sikap dan perilaku diduga juga
relatif jauh lebih tinggi. diduga
kalori
yang
memberikan
menyadari
sumbangan
pentingnya
makanan
yang
terhadap variabel luas lahan. Perbedaan
berkalori dan berprotein hal ini tergantung
pola usaha tani melalui tumpang sari atau
dari jenis pendidikan yang telah diterima
tumpang gilir yang digunakan sangat
baik itu pendidikan formal atau non formal
dipengaruhi oleh luas lahan. Lahan yang
artinya dengan berpegang pada tingkat
relatif luas umumnya lebih mudah untuk
pendidikan yang mereka miliki. Selain itu
dilakukan tumpang gilir atau tumpang sari.
dengan
pengetahuan
Dengan tidak melupakan ongkos produksi
mereka
terhadap
dalam mengelola usaha taninya maka
pemanfaatan suatu bahan baku menjadi
pemakaian
dan
makanan, maka mereka dapat mengolah
pengendalian hama/penyakit pupuk dan
dan mengembangkan makanan tersebut
serta pemakaian teknologi anjuran tentu
tidak hanya apa yang mereka temui sehari-
bibit/benih
unggul
52
dan
pemahaman
pengolahan
dan
Analisis Faktor-faktor yang.....
42 - 56
(Raden Faridz)
hari tapi juga terhadap diversifikasi dan
dan pengetahuan baru sehingga dapat
bagaimana menyajikannya dalam rumah
mengambil keputusan dengan tanggung
tangga.
jawab dalam penentuan konsumsi kalori dan protein.
Dilihat dari faktor pengalaman ternyata
variabel
ini
Seperti halnya variabel luas lahan
memberikan
sumbangan yang relatif berarti terhadap
tampaknya
konsumsi Kalori dan Protein. Hal ini
sumbangannya
ditunjukkan
variabel
konsumsi dan kalori relatif kecil, hal ini
pengalaman (X3) sebesar 0.206. Keadaan
ditunjukkan oleh koefisiennya sebesar
ini memberikan arti bahwa pengalaman
0.146.
yang dimiliki mengajari mereka tentang
bersifat positif. Keadaan ini memberikan
arti penting distribusi kalori dan protein
gambaran
pada
menaikkan konsumsi Kalori dan protein
oleh
rumah
koefisien
tangga.
Pengalaman
berhubungan erat dengan pengolahan,
waktu
sebesar
perencanaan,
kegiatan
variabel
terhadap
(X4)
kenaikan
Meskipun relatif kecil namun bahwa 0.146.
berhubungan
dan
pendapatan
pendapatan Karena
dengan
akan
pendapatan
status
pekerjaan
Perencanaan yang harus
(tetap atau tidak), sektor penghasilan
mereka lakukan dengan pasti adalah
(hanya bersumber dari pekerjaan kepala
pengeluaran per bulan untuk kebutuhan
rumah tangga atau dibantu anak dan istri)
kalori dan protein sehari-hari, dengan
dan penghasilan dalam keluarga. Sehingga
perencanaan
dapat
dengan melihat faktor ini maka akan
melakukan pengelolaan kebutuhan kalori
berdampak pada kondisi rumah tangga
dan protein agar mendapat porsi besar
dalam mengolah pola makan sehari-hari
dalam
yang
organisasi.
tersebut
mereka
pemenuhannya
berdampak
pada
karena
aktifitas
akan
secara
umum
penyesuaian
sehari-hari
mengarah
keinginan
sehingga
sehingga perlu menerapkan prinsip 4 sehat
pendapatan
searah
dengan
5 sempurna yang mengandung kalori dan
Konsumsi Kalori dan Protein.
Artinya
protein.
meskipun pendapatan mereka relatif kecil Pengalaman
tersebut
bersifat
pada
tetapi tetap mengkonsumsi kalori dan
sangat
didukung oleh waktu kegiatan terutama
protein
dengan
distribusi waktu untuk mengelola sumber
penyesuaian terhadap tingkat pendapatan
daya sesuai dengan peran dalam kegiatan
yang diperoleh.
reproduktif (memasak, mengasuh anak dan membersihkan rumah). Melalui
dan organisasi.
2. Analisa korelasi
aktifitas dalam berorganisasi
mereka mendapatkan informasi penting
53
cara
melakukan
EMBRYO VOL. 5 NO. 1
JUNI 2008
ISSN 0216-0188
Hasil analisis lebih jauh terhadap
maka Ho ditolak dan jika α > 0.05 maka
kekuatan korelasi dari berbagai variabal
Ho diterima, memperlihatkan bahwa, nilai
bebas dengan variabel terikat terlihat
signifikan t dari hasil perhitungan variabel
bahwa tidak semua variabel secara parsial
bebas diatas yang memiliki pengaruh
memiliki signifikansi yang nyata dengan
bermakna
variabel
terikat
variabel terikat seperti ditunjukkan oleh
Konsumsi Kalori dan Protein
adalah
Tabel 15. Pengujian terhadap hipotesa
variabel Pendidikan (X2) dan Pengalaman
koefisien
regresi
menggunakan
uji
t,
terhadap
secara
parsial
(X3). Sedangkan variabel Luas lahan (X1)
dengan
kriteria
dan
Pendapatan
(X4)
cenderung
pengujian korelasi yang digunakan adalah
mempunyai pengaruh tidak nyata terhadap
melihat tingkat signifikan jika : α < 0.05
Konsumsi Kalori dan Protein
Tabel 6. Rekapitulasi hasil Korelasi Parsial antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel
Variabel bebas
Terikat
Korelasi
Tingkat
Parsial
Signifikan
Signifikan
Keputusan
Y
Luas lahan (X1)
0.141
0.131
0.05
Ditolak
Konsumsi
Pendidikan (X2)
0.349
0.000
0.05
Diterima
dan Pengalaman (X3)
0.236
0.010
0.05
Diterima
Pendapatan (X4)
0.122
0.191
0.05
Ditolak
Kalori Protein
Sedangkan hasil analisis korelasi
korelasi
antar variabel bebas ternyata menunjukkan
yang
cukup
erat
sepeti
ditunjukkan oleh Tabel 6.
Tabel 7. Rekapitulasi hasil Korelasi antara Variabel Bebas Variabel Bebas
Luas Lahan
Pendidikan
(X1) Luas Lahan (X1) Pendidikan(X2)
1
(X2)
Pendapatan
(X3)
(X4)
0.338
0.446
0,440
1
0.770
0,634
1
0,687
Pengalaman(X3)
1
Pendapatan(X4)
Hasil
Pengalaman
korelasi diatas tampak, bahwa
luas lahan (X1) = 0,338 dengan tingkat
korelasi antara pendidikan (X2) dengan
signifikansi = 0,000. Jika memperhatikan
54
Analisis Faktor-faktor yang.....
42 - 56
(Raden Faridz)
besarnya angka r (korelasi) yakni 0,338
positif yang signifikan, korelasi antara
dan tingkat signifikansi 0,000, maka
Pendapatan (X4) dan Pendidikan (X2) =
keadaan ini menunjukkan adanya korelasi
0,634 dan nilai korelasi antara Pendapatan
positif yang signifikan.
(X4) dan Pengalaman (X3) = 0,687 dua-
Koefisien
korelasi
antara
duanya
Pengalaman (X3) dan Luas lahan (X1) =
juga
menunjukkan
hubungan
korelasi positif yang sangat signifikan. Secara
0,446 dengan tingkat signifikan 0,000
keseluruhan,
persamaan
yang
regresi yang diperoleh layak digunakan
signifikan, begitu juga dengan korelasi
untuk menduga tingkat konsumsi kalori
antara Pengalaman (X3) dan Pendidikan
masyarakat lahan kering di Bangkalan,
(X2)
tingkat
karena memenuhi asumsi normalitas. Hal
signifikan 0,000 menunjukkan korelasi
ini sesuai dengan hasil uji normalitas, yang
positif yang sangat signifikan, korelasi
memperlihatkan data menyebar normal,
antara Pendapatan (X4) dan Luas lahan
yaitu letak titik-titik tidak menyimpang di
(X1) = 0,440 dengan tingkat signifikan
sepanjang garis lurus seperti ditunjukkan
0,000 juga menunjukkan angka korelasi
oleh Gambar 2.
menunjukkan
adalah
korelasi
0,770
positif
dengan
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KKP 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 2. Hubungan antara Peluang Kumulatif Pengamatan dengan Peluang Kumulatif Harapan untuk Pengujian Normalitas Berdasarkan penelitian yang telah
KESIMPULAN
dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
55
EMBRYO VOL. 5 NO. 1
JUNI 2008 Soepardi,
1. Bentuk hubungan yang terjadi antara
konsumsi
kalori
ISSN 0216-0188 1989. Lahan
dan
Pengembangan Keringkasus
Tebu
Madura,
UNIBANG, Madura.
prortein (Y) dengan faktor-faktor luas lahan (X1), pendidikan (X2),
Soetrisno, 1988. Bimbingan Praktis Pola
pengalaman (X3) dan pendapatan (X4) adalah sebagai berikut : Y =
Tanam
pada
28.481 + 0.056 X1 + 0.358 X2+
Bandung.
Lahan
Kering,
0.206 X3 + 0.146 X4 (R= 0,71) Suhardjo,
2. Luas lahan tidak secara signifikan pendapatan
mempunyai
keterkaitan
Strategi
Konsumsi
mempengaruhi tingkat pendapatan 3. Tingkat
1994.
Pangan
Mendorong
tidak
Swasembada
dengan
di
Bidang dalam
Terwujudnya Pangan
dan
distribusi kalori dan protein hal ini
Perbaikan Gizi, Majalah Pangan,
terjadi karena jumlah kalori dan
No. 18 Vol. V.
protein
yang
dikonsumsi
oleh Sumono, 1997. Usaha Tani Lahan Kering,
rumah tangga selalu dilakukan
CV. Nasional, Sidoarjo.
meskipun pendapatan terbatas. 4. Dari penelitian ini di ketahui
Winarno, F. G. 2004.
faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi
sumber
kalori
Pangan. PT Gramedia Pustaka
dan
Utama, Jakarta.
protein pada rumah tangga di daerah
penelitian
adalah
pendidikan dan pengalaman yang memberikan sedangkan
pengaruh luas
lahan
Kimia Gizi dan
nyata dan
pendapatan memberikan pengaruh tidak nyata.
DAFTAR PUSTAKA Hutabarat, P. M. 1974. Melihat Distribusi Konsumsi Makanan di Indonesia sampai Tahun 1990. Majalah Prisma No. 5 Th. XXII, LP3ES
56