ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013) Rosmadewi Ayuningtyas Pane Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
[email protected] ABSTRACT Bankruptcy prediction is very important for every company. Bankruptcy prediction done in anticipation of the company's bankruptcy. One way to predict bankruptcy by using discriminant analysis popularized by Altman. In this study predicts bankruptcy in manufacturing firms 2011-2013. This type of research used in this research is descriptive and data collection methods were used that documentation. Selection of the sample in this study using purposing sampling method and obtained as many as 30 samples consisting of two categories, there are 20 companies potential a predicted bankrupt if not a new policies towards improvement and not bankrupt there were 10 companies. Financial ratios are used there are 11 financial ratios. Results of discriminant analysis that there are two companies that moved category of bankrupt becomes bankrupt. The variables that proved to significantly differentiate the company went bankrupt and not bankrupt contained 10 variables and variable dominant form discriminant function is Net Working Capital, Current Ratio, Quick Ratio and Return on Assets. Keyword: Discriminant Analysis, Altman Method, Bankcrupty ABSTRAK Prediksi kebangkrutan sangat penting untuk setiap perusahaan. Prediksi kebangkrutan dilakukan untuk mengantisipasi adanya kebangkrutan pada perusahaan. Salah satu cara memprediksi kebangkrutan yaitu dengan menggunakan analisis diskriminan yang dipopulerkan oleh Altman. Pada penelitian ini memprediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur tahun 2011-2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposing sampling dan diperoleh sebanyak 30 sampel yang terdiri dari dua kategori yaitu 20 perusahaan yang diprediksi terdapat potensi bangkrut bila tidak ada kebijakan baru untuk menuju perbaikan dan 10 perusahaan tidak bangkrut. Rasio keuangan yang digunakan ada 11 rasio keuangan. Hasil dari analisis diskriminan yaitu terdapat 2 perusahaan yang berpindah kategori dari bangkrut menjadi tidak bangkrut. Variabel yang terbukti signifikan membedakan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut terdapat 10 variabel dan variabel yang dominan membentuk fungsi diskriminan yaitu Net Working Capital, Current Ratio, Quick Ratio dan Return On Assets. Kata kunci: Analisis Diskriminan, Metode Altman, Kebangkrutan A. PENDAHULUAN Kebangkrutan merupakan suatu kondisi yang harus diwaspadai oleh setiap perusahaan. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat ini membuat setiap perusahaan harus mempunyai strategi khusus untuk mempertahankan perusahaanya. Perusahaan yang tidak dapat mempertahankan usahanya akan mengalami
kebangkrutan. Kebangkrutan perusahaan diawali dengan kesulitan keuangan yang tidak segera diatasi. Perusahaan dikatakan bangkrut jika total kewajiban melebihi total aktiva yang tersedia (Hanafi, 2005:638). Kebangkrutan dapat diatasi dengan menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1
keuangan untuk menilai kinerja perusahaan (Syamsuddin, 2009:37). Analisis laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan karena dengan menganalisis laporan keuangan maka perusahaan dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh dan resiko yang dihadapi perusahaan, apabila terdapat tanda-tanda kebangkrutan dapat segera diatasi sehingga tidak sampai terjadi kebangkrutan perusahaan. Multiple Analysis Discriminant (MDA) atau analisis diskriminan berganda merupakan salah satu model prediksi kebangkrutan perusahaan yang sering digunakan. MDA ini dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968. Analisis diskriminan yaitu teknik statistik yang digunakan untuk mengkategorikan perusahaan dalam kategori bangkrut dan tidak bangkrut (Altman, 1968: 591). Analisis diskriminan sangat berguna untuk memprediksi adanya kebangkrutan pada perusahaan. Apabila perusahaan yang diprediksi bangkrut tidak melakukan perbaikan maka kebangkrutan perusahaan akan benar-benar terjadi. Sampel yang digunakan Altman terdiri dari 66 perusahaan manufaktur yang dikategorikan menjadi 33 perusahaan manufaktur yang mengajukan permohonan pailit (bangkrut) dan 33 perusahaan manufaktur dalam keadaan tidak bangkrut. Pada penelitian Altman (1968) menggunakan 22 rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas, dari 22 rasio keuangan dipilih 5 rasio terbaik untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Penelitian Altman (1968) akan dijadikan acuan dalam penelitian ini. Industri manufaktur merupakan industri yang memberikan kontribusi cukup tinggi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga konstan menurut lapangan usaha. Nilai PDB tertinggi pada tahun 2011-2013 diduduki oleh industri manufaktur yaitu sebesar Rp633,8 triliun pada tahun 2011, Rp670 triliun pada tahun 2012, Rp707,5 triliun pada tahun 2013 (www.bps.go.id, 2014). Kontribusi nilai PDB industri manufaktur mengalami penurunan dari tahun 2011-2013. Penurunan nilai PDB ini disebabkan laju pertumbuhan sub sekor dari manufaktur yaitu makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan (www.kemenperin.go.id, 2014). Pertumbuhan perekonomian Indonesia juga didukung oleh produk ekspor. Industri manufaktur memberikan kontribusi ekspor non migas sebesar USD116,14 miliar pada tahun 2012 atau memberikan kontribusi sekitar 75%. Kontribusi ini juga mengalami penurunan dibandingkan tahun
2011 yaitu sebesar USD162,02 miliar (www.kemenperin.go.id, 2014). Pada penelitian ini menggunakan sampel industri manufaktur yang dibedakan menjadi dua kategori, yaitu perusahaan dengan kategori bangkrut dan perusahaan dengan kategori tidak bangkrut. Perusahaan yang termasuk kategori bangkrut yaitu perusahaan manufaktur yang dikatakan pailit, delisting, laba dan modal sendiri perusahaan negatif. Perusahaan yang termasuk kategori tidak bangkrut yaitu perusahaan yang terdaftar di BEI 2011-2013, laba dan modal sendiri perusahaan positif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 30 perusahaan. dimana 10 perusahaan termasuk kategori bangkrut dan 20 perusahaan termasuk kategori tidak bangkrut. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio likuiditas yang terdiri dari Net Working Capital (NWC), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), rasio aktivitas yang terdiri dari Inventory Turn Over (ITO), Total Assets Turn Over (TATO), rasio leverage yang terdiri dari Debt Ratio (DR), Debt Equity Ratio (DER), dan rasio profitabilitas yang terdiri dari Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE). Peneliti memilih Industri manufaktur sebagai objek penelitian karena industri manufaktur yang memberikan kontribusi cukup tinggi, saat ini menghadapi berbagai masalah sehingga membuat menurunnya kinerja perusahaan, Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan analisis diskriminan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan, maka peneliti mengambil judul “Analisis Diskriminan untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Analisis Laporan Keuangan Pengertian analisis laporan keuangan menurut Syamsuddin (2009:37) adalah “suatu perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan”. Analisis laporan keuangan menurut (Munawir, 2007:35) adalah “penelahan untuk menentukan posisi keuangan dan hasik operasi perusahaan”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk mengetahui keadaan keuangan suatu perusahaan dan untuk membantu pengambilan keputusan dimasa depan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2
Masalah yang dihadapi dalam menganalisis laporan keuangan menurut (Sudana, 2011:28) yaitu: a. Data Pembanding Data pembanding merupakan angka rata-rata rasio keuangan perusahaan. Data pembanding ini susah ditentukan karena tiap perusahaan berbeda-beda kapasitasnya. b. Efek Inflasi Inflasi mempengaruhi biaya tenaga kerja, biaya persediaan dan akan mempengaruhi neraca serta laporan laba rugi. c. Window Dressing Suatu kondisi memanipulasi keuangan yang biasanya dilakukan oleh manjemen menjelang penyusunan neraca. d. Perbedaan Kebijakan Perusahaan Kebijakan operasi setiap perusahaan yang berbeda beda ini membuat perusahaan lain kesulitan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara umum. 2. Kebangkrutan Kebangkrutan terjadi apabila perusahaan tidak dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk memenuhi hutangnya (Hanafi, 2004:638). Kebangkrutan terjadi apabila terdapat “biaya-biaya yang cukup besar, biaya tersebut bisa mencapai 1117 persen dari nilai perusahaan” Hanafi dan Halim (2005:251). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan pengertian kebangkrutan adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak dapat membayar kewajibanya (hutang) dengan aktiva yang tersedia. Kebangkrutan perusahaan diawali dengan kesulitan keuangan jangka pendek. Kesulitan keuangan jangka pendek ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan kesulitan keuangan jangka panjang dan dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan bangkrut. Pada umumnya penyebab kebangkrutan perusahaan menurut Prawironegoro (2005:307) yaitu: a. Ketidakmampuan manajemen memimpin perusahaan. b. Ketidakmampuan dalam mengelola pangsa pasar. c. Ketidakmampuan dalam mengelola proses produksi. d. Ketidakmampuan mengelola keuangan. e. Ketidakmampuan perusahaan memenuhi modal kerja dan perusahaan tidak mampu mengadakan perluasan usaha. Cara mengatasi kesulitan keuangan dalam jangka pendek menurut Sudana (2011:250) yaitu: a. Penyelesaian Sukarela
Yaitu melakukan kesepakatan antara pihak kreditur dan debitur. Beberapa alternatif penyelesaian sukarela yaitu: 1) Extensions (perpanjangan) Pihak kreditur melakukan kesepakatan dengan pihak debitur untuk melakukan perpanjangan waktu jatuh tempo. 2) Composition Kreditur bersedia menerima pembayaran tagihan dan merelakan sebagiannya tidak terbayarkan. 3) Liquidation by Voluntary Aggrement Kreditur meminta likuidasi secara informal. b. Penyelesaian Melalui Pengadilan Yaitu apabila kreditur dan debitur tidak mencapai kesepakatan melalui jalur sukarela maka langkah yang ditempuh selanjutnya adalah penyelesaian secara hukum. 1) Likuidasi Langkah ini ditempuh apabila perusahaan tidak dapat memperbaiki kondisi keuangannya. Pengajuan pailit ini dilakukan oleh debitur dan melakukan penjualan aset-aset yang sudah bangkrut. 3. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan adalah “teknik dependen dimana variabel independennya bersifat non metrik” (Widarjono, 2010:167). Pengertian analisis diskriminan menurut Yamin dan Kurniawan (2009:222) yaitu “pengelompokkan setiap objek ke dalam dua atau lebih berdasarkan pada kriteria variabel independen”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisis diskriminan adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk mengkategorikan perusahaan kedalam dua ketegori atau lebih. Tujuan dari analisis diskriminan secara umum yaitu: a. Membuat fungsi diskriminan untuk membedakan suatu kelompok dalam kategori yang sudah ditentukan. b. Menguji perbedaan signifikan pada variabel bebas. c. Menentukan variabel bebas yang membuat adanya perbedaan tersebut. d. Mengelompokkan objek kedalam kategori berdasarkan pada variabel bebas. e. Mengevaluasi keakuratan klasifikasi yang terbentuk (Supranto, 2004:77) Langkah-langkah dalam melakukan analisis diskriminan menurut Supranto (2004:86) yaitu: a. Merumuskan masalah 1) Memasukkan objek kedalam kategori. 2) Menentukan variabel bebas dan terikat. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3
b. Membuat perkiraan koefisien diskriminan Terdapat dua metode yaitu simultaneous method (variabel independen yang ada dipertimbangkan secara bersama) dan stepwise method (menyeleksi otomotis untuk memilih variabel terbaik). c. Mengestimasi koefisien fungsi diskriminan d. Melakukan uji rata-rata kelompok e. Melakukan uji signifikan f. Melakukan uji ketepatan fungsi diskriminan g. Menginterprestasikan koefisien fungsi diskriminan 1) Menghitung nilai diskriminan Rumus fungsi persamaan diskriminan yaitu: Z = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bnXn
Keterangan: Z = Nilai diskriminan a = konstanta b1…n = koefisien X1…n = variabel bebas 2) Menentukan titik cut off Rumus menentukan titik cut off yaitu: ZCE =
ZA + ZB 2
Keterangan: ZCE = nilai kritis ZA = rata-rata perusahaan bangkrut ZB = rata-rata perusahaan tdk bangkrut Jika pengelompokkan perusahaan mempunyai ukuran sampel yang tidak sama maka menggunakan rumus sebagai berikut: ZCE =
N A ZA + N B ZB NA NB
Keterangan: ZCE = nilai kritis ZA = rata-rata perusahaan bangkrut ZB = rata-rata perusahaan tdk bangkrut NA = jumlah perusahaan bangkrut NB = jumlah perusahaan tidak bangkrut h. Uji validitas analisis diskriminan
diaudit dan dipublikasikan melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Populasi adalah seluruh data yang menjadi sampel penelitian (Sugiyono, 2005:55). Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel dengan kriteria tertentu (Zuriah, 2006:124). Berikut ini kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel penelitian: Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian
Perusahaan Perusahaan Tidak Bangkrut Bangkrut 1. Perusahaan Perusahaan manufaktur yang termasuk kategori terdaftar di BEI manufaktur tahun tahun 2011-2013 2011-2013 2. Perusahaan tidak Perusahaan sedang di delisting manufaktur yang dan tidak dikatakan delisting dikatakan pailit atau pailit pada oleh BEI tahun tahun 2013 2011-2013 3. Laporan keuangan Laporan keuangan menggunakan menggunakan mata mata uang rupiah uang rupiah selama selama tahun tahun 2011-2013 2011-2013 4. Ekuitas perusahaan Ekuitas perusahaan tidak negatif negatif selama selama tahun tahun 2011-2013 2011-2013 5. Laba bersih Laba bersih perusahaan tidak perusahaan negatif negatif selama selama tahun 2011tahun 2011-2013 2013 Sumber: (Data diolah, 2015) Selama tahun 2011-2013 terdapat 20 perusahaan yang termasuk kategori tidak bangkrut dan 10 perusahaan yang termasuk kategori bangkrut. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (Y) yang dikategorikan “0” untuk tidak bangkrut dan “1” untuk bangkrut. Variabel independen (X). Variabel-variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2. No.
Tabel 2 Variabel Penelitian
C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. penelitian deskriptif yaitu memberikan gejala, kejadian mengenai populasi tertentu (Zuriah, 2007:47). Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti akan menjelaskan kondisi objek penelitian dan memaparkannya. Peneliti menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang sudah
Variabel Net Working Capital (NWC) X1 Current Ratio (CR) X2
Rumus NWC = Aktiva Lancar − Hutang Lancar
CR =
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4
Lanjutan
Variabel Quick Ratio (QR) X3 Inventory Turn Over (ITO) X4 Total Assets Turn Over (TATO) X5 Debt Ratio (DR) X6 Debt Equity Ratio (DER) X7 Gross Profit Margin (GPM) X8 Operating Profit Margin (OPM) X9 Return On Assets (ROA) X10 Return On Equity (ROE) X11
Sumber:
Rumus QR =
Aktiva Lancar − Persediaan Hutang Lancar
ITO =
Harga Pokok Penjualan Rata − rata Persediaan
TATO =
DR =
DER =
Penjualan Total Aktiva
Total Hutang Total Aktiva
Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri
GPM =
Laba Kotor Penjualan Neto
OPM =
Laba Operasi Penjualan Neto
ROA =
Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva
ROE =
Laba Bersih Setelah Pajak Modal Sendiri
Riyanto (2010), Sudana (2011), Syamsuddin (2009) Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi kerana dalam penelitian ini mencari data dari laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisa data pada penelitian ini adalah: 1. Analisis diskriptif dengan menganalisis rasio keuangan pada laporan keuangan perusaan. 2. Tahap pemrosesan data menggunakan analisis diskriminan: a. Mengestimasi koefisien fungsi diskriminan menggunakan stepwise b. Melakukan uji kesamaan rata-rata kelompok c. Melakukan uji signifikan antara dua kelompok d. Melakukan uji ketepatan model e. Menetukan persamaan fungsi f. Menentukan titik cut-off g. Uji validitas
D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Diskriminan a. Uji Kesamaan Rata-Rata Kelompok Uji ini menggunakan dua cara yaitu dengan wilks’ lamda dan nilai signifikan pada uji F. Nilai wilks’ lamda mendekati 0 menunjukkan semakin signifikan dan apabila nilai wilks’ lamda mendekati 1 berarti tidak signifikan. Berikut ini hasil uji kesamaan rata-rata kelompok. Tabel 3 Test of Equality of Group Means Wilks' df F Lambda 1 NWC ,596 59,739 1 CR ,838 17,008 1 QR ,941 5,489 1 ITO ,980 1,829 1 TATO ,954 4,249 1 DR ,757 28,260 1 DER ,952 4,404 1 GPM ,932 6,459 1 OPM ,639 49,691 1 ROA ,619 54,272 1 ROE ,876 12,469 1
Sig. ,000 ,000 ,021 ,180 ,042 ,000 ,039 ,013 ,000 ,000 ,001
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) Berdasarkan tabel 3 variabel yang dapat membedakan antara kelompok bangkrut dan tidak bangkrut yaitu NWC, CR, QR, TATO, DR, DER, GPM, OPM, ROA, ROE karena mempunyai nilai signifikan < 0,05 dan mempunyai nilai wilks’lamda mendekati 0. b. Uji Signifikan antara Dua Variabel Uji signifikan menggunakan metode stepwise untuk mencari variabel terbaik. Tabel Step 1. 2. 3. 4.
4
Uji Signifikan (Variable Entered/Removeda,b,c,d) Exact F Entered Statistic Sig NWC 2,987 1,661E-011 QR 6,687 1,000E-013 CR 16,253 1,000E-013 ROA 18,209 1,000E-013
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) Pada tabel 4 variabel bebas yang memenuhi persyaratan sehingga masuk pada persamaan diskriminan yaitu NWC, CR, QR, dan ROA yang memiliki nilai signifikan < 0,05. c. Uji Ketepatan Model Diskriminan Uji ketepatan diukur menggunakan eigenvalues dan wilks’lamda. Tabel 5 Eigenvalues Function Eigenvalue
1l
4,138a
Cumulative %
100,0
Canonical Correlation
,897
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
5
Nilai canonical correlation sebesar 0,897 bila dikuadratkan (CR2) menjadi 0,805 yang berarti terdapat 80,5% variasi antar kelompok bangkrut dan tidak bangkrut yang dapat dijelaskan oleh variabel diskriminannya. Tabel 6 Wilks’Lamda Test of Wilks' ChiDf Function(s) Lambda square 1 ,195 140,761 4
Sig. ,000
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) Nilai wilks’lamda 0,195 dan nilai signifikannya 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok bangkrut dan tidak bangkrut pada model diskriminan. d. Fungsi Analisis Diskriminan Fungsi diskriminan yang terbentuk dapat dilihat pada tabel Cononical Discriminant Function Coefficients. Tabel 7 Cononical Discriminant Function Coefficients Function 1 NWC ,158 CR 1,379 QR -1,829 ROA 5,862 (Constant) -1,165
Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) Fungsi diskriminan yang terbentuk berdasarkan tabel 7 yaitu: Z = -1,165 + 0,158 NWC + 1,379 CR – 1,829 QR + 5,862 ROA e. Titik Cut Off Titik cut off digunakan untuk mengelompokkan perusahaan berdasarkan nilai yang diperoleh. Tabel berikut digunakan untuk menentukan titik cut off. Tabel 8 Functions at Group Centroids
Y
Function 1 1,422
Tidak bangkrut Bangkrut -2,845 Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) Tabel 9 Prior Probabilities for Group Cases Used in Analysis Y Prior Unweighte Weighte d d
Tidak bangkrut Bangkru t
,500
60
60,000
,500
30
30,000
1,00 90 90,000 0 Sumber: (Data hasil SPSS, 2015) Berdasarkan tabel diatas, titik cut off yang terbentuk adalah: (NA ZA + NB ZB ) ZCU = NA + NB (60 × 1,422 + 30 × (−2,845)) ZCU = 60 + 30 Total
ZCU = −0,00033 Ketentuan titik cut off : Jika nilai zscore > -0,00033 maka perusahaan termasuk kategori tidak bangkrut Jika nilai zscore < -0,00033 maka perusahaan termasuk kategori bangkrut f. Error Type I dan Error Type II 1) Error Type I Keadaan misclassification pada perusahaan yang awalnya diprediksi tidak bangkrut tetapi setelah di analisis menggunakan diskriminan berubah kategori menjadi bangkrut. Pada penelitian ini tidak terjadi error type I. 2) Error Type II Keadaan misclassification pada perusahaan yang awalnya diprediksi bangkrut tetapi setelah dianalisis menggunakan diskriminan berubah kategori menjadi tidak bangkrut. Pada penelitian ini terjadi error type II pada perusahaan Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) dan Siantar Top Tbk (STTP). g. Uji validitas dari Analisis Diskriminan 1) Cpro dan Cmax Cpro adalah peluang tercapainya kebenaran dalam pengelompokkan sampel. Cmax adalah pengukuran validitas berdasarkan banyaknya sampel yang paling besar. Berikut ini perhitungan Cpro dan Cmax. Cpro = [p2 + (1-p2)] x 100% =[(0,666)2+(1-0,333)2]x 100% = 0,8884 = 88,84% Cmax = (nmax / N) x 100% = (60/90) x 100% = 0,667 = 66,7% Nilai Cpro dan Cmax dibandingkan dengan nilai hit ratio. Nilai hit ratio pada penelitian ini sebesar 97,8%. Kesimpulannya bahwa sampel pada Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
6
penelitian ini akurat karena (hit ratio ≥ Cmax) = (97,8% ≥ 66,7%) 2) Press Q’Statistic Press Q’Statistic adalah pengukuran untuk membandingkan jumlah klasifikasi yang benar dengan ukuran sampel. Berikut ini cara menghitung press’s QStatistic: [𝑁 − (𝑛 × 𝑘)]2 ′ 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠 𝑠 𝑄 = 𝑁(𝑘 − 1) [90 − (88 × 2)]2 = 90(2 − 1) 7.396 = 90 = 82,18 Hasil perhitungan press’s QStatistic dibandingkan dengan nilai chi-square (χ2) tabel dengan α = 0,05 dan df = 1, maka χ2 = 1.981. Jadi 82,18 > 1,981. Maka pengklasifikasian perusahaan pada kategori bangkrut dan tidak bangkrut menggunakan fungsi diskriminan adalah akurat. 2. Pembahasan Pada penelitian ini rasio keuangan yang terbukti signifikan membedakan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut adalah NWC, CR, QR, TATO, DR, DER, GPM, OPM, ROA, dan ROE. Rasio yang dominan untuk membedakan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut berdasarkan hasil penelitian yaitu NWC, CR, QR, dan ROA, dengan nilai ROA yang paling tinggi. Fungsi persamaan diskriminan yang terbentuk yaitu z-score = -1,165 + 0,158 NWC + 1,379 CR – 1,829 QR + 5,862 ROA, dan titik cut off yang terbentuk adalah -0,00033. Berdasarkan nilai z-score dan titik cut off yang terbentuk, terjadi 2 misclassification. Perusahaan yang semula dikategorikan bangkrut setelah dianalisis berubah kategori menjadi tidak bangkrut. Hal ini terjadi pada perusahaan Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) dan Siantar Top Tbk (STTP). IKAI mempunyai nilai z-score 5,6759 > -0,00033 dan STTP mempunyai nilai z-score 8.9042 > -0,00033 yang artinya termasuk dalam kategori tidak bangkrut. Hasil analisis diskriminan, perusahaan dikatakan bangkrut apabila: a. Koefisien NWC bernilai positif. Apabila nilai NWC semakin kecil atau negatif maka akan memperkecil nilai fungsi diskriminannya.
b. Koefisien CR bernilai positif. Apabila nilai CR semakin kecil atau negatif maka akan memperkecil nilai fungsi diskriminannya. c. Koefisien QR bernilai negatif. Apabila nilai QR semakin besar akan memperkecil nilai diskriminannya. d. Koefisien ROA bernilai positif. Apabila nilai ROA semakin kecil maka akan memperkecil nilai fungsi diskriminanya. Perusahaan akan dikatakan tidak bangkrut apabila: a. Koefisien NWC positif. Apabila nilai NWC semakin besar maka akan memperbesar fungsi diskriminannya. b. Koefisien CR positif. Apabila nilai CR semakin besar maka akan memperbesar fungsi diskriminannya. c. Koefisien QR bernilai negatif. Apabila nilai QR semakin kecil maka akan memperbesar fungsi diskriminannya. d. Koefiseien ROA bernilai positif. Apabila nilai ROA semakin besar maka akan memperbesar fungsi diskriminannya. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil analisis diskriminan, rasio keuangan yang terbukti signifikan untuk membedakan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut pada perusahaan manufaktur tahun 2011-2013 yaitu NWC, CR, QR, TATO, DR, DER, GPM, OPM, ROA dan ROE. b. Berdasarkan hasil analisis diskriminan, rasio keuangan yang dominan untuk membentuk fungsi diskriminan pada perusahaan manufaktur tahun 2011-2013 yaitu NWC, CR, QR dan ROA. ROA mempunyai koefisien tertinggi dalam pembentukan fungsi diskriminan. 2. Saran a. Pihak Investor Pihak investor seharusnya melakukan analisis keuangan (seperti penelitian ini) terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi kesehatan perusahaan. Hal ini bertujuan supaya investor tidak rugi dalam penanaman modal. b. Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
7
perkembangan prediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur. DAFTAR PUSTAKA Altman, Edward I. 1968. Financial Ratio, Discriminant Analysis and The Prediction of Coporate Bankruptcy. Journal of finance 23(4): 589-609. Badan Pusat Statistik. 2014. Data Strategis 2013, diakses pada tanggal 20 Desember 2014 dari http://www.bps.go.id/. Hanafi, MM dan Halim A. 2005. Analisis Laporan Keuangan edisi 2, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan Edisi 1, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Kemenperin. 2013. “Manufaktur Terbelit Masalah dari Segala Penjuru”, diakses tanggal 15 April 2015 dari http://www.kemenperin.go.id/artikel/4891/Ma nufaktur-Terbelit-Masalah-dari-SegalaPenjuru. Munawir, S, 2007. Analisis Laporan Keuangan, Liberty: Yogyakarta. Prawironegoro, Darsono. 2005. Akuntansi Manajemen, Jakarta: Diadit Media. Riyanto, Bambang. 2010. Pembelajaran Perusahaan, BPFE-Yogyakarta.
Dasar-dasar Yogyakarta:
Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2005. Statistik Bandung: Alfabeta
untuk
Penelitian,
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interprestasi. Jakarta: Rineka Cipta. Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Rajawali Pers. Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yamin Sofyan, Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complate Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Sofware SPSS, Jakarta: Salemba Infotek. Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
8