Analsisis Determinan Pendapatan…(Heni Novita Gesti) 373
ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA TAHUN 2014 AN ANALYSIS OF THE DETERMINANTS OF THE INCOMES OF INDUSTRY SECTOR WORKERS IN INDONESIA IN 2014 Oleh: heni novita gesti jurusan pendidikan ekonomi fakultas ekonomi, universitas negeri yogyakarta
[email protected] Pembimbing: Mustofa, M.Sc
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan tenaga kerja sektor industri di Indonesia tahun 2014. Metode penelitian yang digunakan merupakan pengembangan dari Model Mincer. Data yang digunakan merupakan data Sakernas tahun 2014 dengan 21084 sampel terpilih. Data yang dianalisis adalah data tentang pendapatan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jenis kelamin, domisili, jam kerja dan kelompok industri tenaga kerja sektor industri di Indonesia. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman kerja kuadrat, jenis kelamin, domisili, jam kerja dan kelompok industri berpengaruh terhadap pendapatan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja semakin tinggi tingkat pendapatannya. Pengalaman kerja berpengaruh secara positif dan koefisien pengalaman kerja kuadrat menunjukkan tanda negatif yang artinya tiap tambahan satu tahun pengalaman kerja akan meningkatkan pendapatan marginal dan pada titik tertentu akan mengalami penurunan. Jenis kelamin berpengaruh terhadap pendapatan. Tenaga kerja laki-laki memiliki tingkat pendapatan lebih tinggi dibanding perempuan. Tenaga kerja yang berdomisili di perkotaan memiliki tingkat pendapatan lebih tinggi dibanding pedesaan. Tenaga kerja yang bekerja dengan jam kerja penuh memiliki tingkat pendapatan lebih tinggi dibanding tenaga kerja yang bekerja dengan jam kerja tidak penuh. Terdapat perbedaan tingkat pendapatan antar kelompok industri. Perubahan yang terjadi pada pendapatan dapat dijelaskan variabel bebas dalam penelitian ini sebesar 39% dan 61% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Pendapatan, tenaga kerja, sektor industri Abstract This study aimed to find out the income levels and the factors affecting the incomes of the industry sector workers in Indonesia in 2014. The research method was a development from the Mincer model. The data used were those from the National Workforce Survey in 2014 with a sample consisting of selected 21084 workers. The analyzed data were those on incomes, educational levels, work experiences, sexes, residences, working hours, and industry groups of the industry sector workers in Indonesia. The data analysis technique was multiple linear regression analysis. The results of the study showed that simultaneously educational levels, work experiences, work experiences squared, sexes, residences, working hours, and industry groups had effects on incomes. The educational levels had an effect on incomes. The higher the educational level was the higher the income level was. The work experiences had a positive effect and the coefficient of work experiences squared showed a negative sign, indicating that an addition of one year of work experience would increase the marginal income and at a certain point it would decrease. The sexes had an effect on incomes. Male workers had higher income levels than female ones. The workers living in urban areas had higher income levels than those living in rural areas. The workers with full-time working hours had higher income levels than those with part-time working hours. There was a difference in the income levels among industry groups. The variance of the income levels could be accounted for by the independent variables in the study by 39% and the remaining 61% was explained by other variables not under study. Keywords: incomes, workers, industry sector
PENDAHULUAN
374 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 5, Tahun 2016
Pembangunan ekonomi merupakan salah
Pada tahun 2014 perindustrian masih
satu tolok ukur dari perkembangan suatu negara.
menjadi kontributor tertinggi terhadap PDB bagi
Pembangunan
memiliki
untuk
Indonesia. Nilai kontribusinya yaitu sebesar
meningkatkan
ketersediaan
perluasan
23,37%. Kontribusi sektor industri terhadap PDB
distribusi barang-barang kebutuhan hidup pokok,
yang lebih besar dibanding dengan lapangan
peningkatan standar hidup serta perluasan pilihan
usaha lain ini menjadi bukti pentingnya peranan
ekonomi dan sosial (Todaro dan Smith, 2011:27).
sektor industri sebagai penggerak perekonomian
Salah satu kendala yang muncul dalam mencapai
nasional (www.dpr.go.id). Berdasarkan laporan
tujuan
masalah
kinerja kementerian perindustrian, perkembangan
ketenagakerjaan, seperti kurangnya ketersediaan
pertumbuhan industri non migas tahun 2014
lapangan
menunjukkan
tujuan
pembangunan
kerja
dan
adalah
sehingga
menimbulkan
peningkatan
dibanding
tahun
pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik
sebelumnya. Dimana industri pengolahan non
(BPS), jumlah pengangguran terbuka di Indonesia
migas pada tahun 2013 mengalami penurunan
pada tahun 2014 masih tergolong tinggi yaitu
dari tahun 2012 namun pada tahun 2014 terjadi
sebanyak 7,2 juta jiwa atau 5,94%, di mana
kenaikan yaitu tumbuh sebesar 5,61 persen
sebagian besar pengangguran adalah kalangan
dibanding tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,45
penduduk usia 15 hingga 24 tahun dan tingkat
persen.
pengangguran tertinggi
berada di kalangan
Perkembangan suatu industri sebagian
mereka yang memiliki latar belakang pendidikan
besar dipengaruhi oleh tenaga kerjanya, semakin
SMP atau SMA.
baik produktivitas tenaga kerja, semakin banyak
Untuk
memperlancar
pembangunan
produksinya
dan
memungkinkan
penghasilan yang lebih tinggi pula. Seperti yang
mendasar,
diketahui, Indonesia memiliki sumber daya
khususnya dalam memperluas kesempatan kerja,
manusia yang sangat besar untuk didayagunakan
memenuhi kebutuhan dasar rakyat, pemerataan
dan menjadi modal bagi pembangunan ekonomi
produksi dan pengentasan kemiskinan, salah satu
karena menyediakan tenaga kerja berlimpah
jalan
dengan
sehingga diharapkan mampu menciptakan nilai
pembangunan industri. Sejak tahun 1999 sektor
tambah bagi produksi nasional. Namun, kondisi
industri di Indonesia mampu menjadi sektor
tingginya jumlah penduduk di Indonesia tidak
utama (leading sector) dengan mengalahkan
diimbangi dengan kualitas sumber daya yang
peran sektor pertanian dalam menyumbang
memadai. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).
di Indonesia dibuktikan oleh data BPS (2014)
Sebagai gambaran pada tahun 1999 peran sektor
yang menunjukkan bahwa hampir separuh tenaga
industri
dari
kerja di Indonesia berpendidikan Sekolah Dasar
dalam
dan di bawahnya. Daya saing dan produktivitas
sosial
yang
bisa
ekonomi
ditempuh
manufaktur
seperempat
memecahkan
hasil
masalah-
masalah
serta
proses
(25,8%)
yang
adalah
mencapai
lebih
komponen
pembentukan PDB (Subandi, 2011:162).
tenaga kerja di Indonesia menjadi relatif rendah.
Analsisis Determinan Pendapatan…(Heni Novita Gesti) 375
Ini membuat tenaga kerja Indonesia masih
pendidikan dan latihan yang dimiliki oleh
berpenghasilan rendah dan tak mampu bersaing
seseorang maka semakin produktif individu
dengan negara tetangga.
tersebut.
Jika
dibandingkan
dengan
sektor
Penelitian Losina, Daru, Mustofa (2015)
lapangan usaha lainnya, tingkat pendapatan
menunjukkan
tenaga kerja di sektor industri tergolong rendah.
mempunyai
Rata-rata pendapatan tenaga kerja di sektor
pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan setiap
industri sebesar 1,68 juta rupiah. Rata-rata
kenaikan
pendapatan
menaikkan
tertinggi
terdapat
di
sektor
bahwa
tahun
pengaruh
lama
positif
pendidikan
pendapatan
pendidikan
1
terhadap
tahun
sebesar
akan 4,96%.
pertambangan dan penggalian sebesar 2,91 juta
Selanjutnya keadaan ini mewujudkan hubungan
rupiah diikuti sektor keuangan, asuransi, usaha
yang positif antara taraf pendidikan dengan
persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan
pendapatan karena upah riil yang diterima tenaga
dan sektor listrik, gas dan air masing-masing
kerja terutama tergantung kepada produktivitas
sebesar 2,75 juta rupiah dan 2,56 juta rupiah.
dari tenaga kerja.
Daya saing dan produktivitas tenaga kerja
Permasalahan
pendidikan
bukan
sektor industri di Indonesia relatif rendah. Ini
merupakan permasalahan satu-satunya dalam
membuat tenaga kerja sektor industri di Indonesia
perbedaan
masih berpenghasilan rendah. Untuk memperoleh
Perbedaan kesenjangan penerimaan pendapatan
sumber daya manusia yang berkualitas maka
antara laki-laki dan perempuan pun terjadi.
perlu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber
Beberapa
daya manusia.
adanya perbedaan penerimaan pendapatan dilihat
Peningkatan
kualitas
sumber
daya
penerimaan
penelitian
tingkat
pendapatan.
mengungkapkan
bahwa
dari sisi gender. Seperti penelitian Dance Amnesi
manusia dapat dilakukan dengan investasi di
menunjukkan
bidang sumber daya manusia (human capital).
pendidikan, jam kerja, sifat pekerjaan dan jumlah
Semakin tinggi human capital yang dimiliki
tanggungan berpengaruh secara simultan dan
seseorang
parsial terhadap pendapatan perempuan pada
menyebabkan
kemampuan
menghasilkan barang dan jasa juga meningkat. Human capital tidak
bahwa
faktor
umur,
tingkat
keluarga miskin di Kelurahan Kapal.
akan timbul dengan
Selain itu, Duncan (1996) melakukan riset
sendirinya tanpa adanya suatu proses kegiatan
di negara Amerika Serikat dengan menggunakan
investasi di dalam pendidikan baik secara formal
model Mincerian Equation untuk mengetahui
maupun nonformal. Pendidikan merupakan suatu
apakah wanita memperoleh benefit yang sama
proses kegiatan investasi yang meningkatkan
dibandingkan pria dengan investasi di bidang
keahlian (investment in human capital). Menurut
pendidikan dan bertambahnya pengalaman kerja.
Becker
(1975:
17),
daya
produksi
buruh
Beberapa altematif model dalam
estimasinya.
digunakan
mempunyai hubungan yang positif dengan taraf
Duncan
Model
1
pendidikan dan latihan. Semakin tinggi taraf
menggunakan persamaan human capital standar.
376 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 5, Tahun 2016
Hasil estimasi menunjukkan bahwa wanita
menggiring
menerima efek tambahan penghasilan yang relatif
perpindahan ke pusat-pusat kota.
lebih besar dengan adanya tambahan tahun
penduduk
Berdasarkan
untuk
melakukan
beberapa
penelitian
mengkaji
perbedaan
bersekolah dan tambahan waktu bekerja. Hal ini
sebelumnya,
mengindikasikan bahwa gap dalam perbedaan
kesenjangan penerimaan pendapatan tenaga kerja,
dalam tingkat upah antara wanita dan pria (wage
terdapat faktor-faktor lain yang juga berpengaruh
gap)
wanita
terhadap tingkat pendapatan. Penelitian Dian
meningkatkan pendidikannya di atas 20% atau
Sastra (2007) menganalisis faktor-faktor yang
menambah waktu bekerja sebanyak 100%. Model
mempengaruhi pendapatan tenaga kerja informal
2 memasukkan interaksi antara pendidikan dan
diatas upah minimum propinsi di Sumatera Barat.
pengalaman kerja. Hasilnya adalah semakin
Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor lokasi
tinggi pendidikan pada pria mengakibatkan
usaha, lapangan usaha, rata-rata jam kerja
kenaikan yang tajam pada penghasilannya dengan
seminggu, jumlah modal serta variabel interaksi
tingkat pengalaman kerja tertentu. Sementara
antara jam kerja dan jumlah modal berpengaruh
kondisi tersebut tidak berlaku pada wanita.
terhadap pendapatan tenaga kerja informal.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan
Penelitian Pitma (2015) menunjukkan bahwa
tingkat pengalaman kerja yang sama antara pria
pendapatan seluruh tenaga kerja di DIY tahun
dan
2013 dipengaruhi oleh level pendidikan, potensi
dapat
wanita,
diperkecil
terdapat
apabila
pola
pertumbuhan
penghasilan yang berbeda. Kesenjangan
yang
pengalaman kerja, potensi pengalaman kerja
pendapatan
antar
jenis
kuadrat, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan
kelamin di sektor industri pun terjadi. Data BPS
jenis pekerjaan. Sedangkan tenaga kerja formal
tahun 2014 menunjukkan bahwa pekerja laki-laki
dipengaruhi
di sektor industri memiliki rata-rata pendapatan
pengalaman kerja, potensi pengalaman kerja
yang lebih tinggi dibanding pendapatan pekerja
kuadrat, jenis kelamin, dan daerah tempat tinggal.
perempuan. Selain itu, berdasarkan data BPS
Tenaga kerja informal dipengaruhi oleh jenis
2014 diketahui juga bahwa terjadi kesenjangan
kelamin, dan daerah tempat tinggal saja.
pendapatan antara tenaga kerja di perkotaan
oleh
Untuk
level
pendidikan,
kebutuhan
studi,
potensi
penulis
dibandingkan dengan tenaga kerja di pedesaan.
menggunakan model Mincerian earning function
Seperti
yang
yang
diketahui
bahwa
penduduk
menghubungkan
penghasilan
pendidikan,
Indonesia yang bekerja diperkotaan lebih banyak
tingkat/level
dibanding yang bekerja di pedesaan. Ketersediaan
pengalaman kerja kuadrat, jam kerja, jenis
fasilitas kehidupan yang lebih lengkap dan
kelamin, domisili/lokasi tempat tinggal dan
beragam serta bervariasinya lapangan pekerjaan
kelompok
serta pendapatan masyarakat perkotaan dinilai
bersangkutan. Hal yang menjadi alasan urgensi
cenderung lebih tinggi dari pada yang tinggal di
penelitian ini menarik dan penting untuk dikaji
desa diduga merupakan daya tarik tersendiri yang
antara lain bahwa sektor industri merupakan
industri
pada
pengalaman
dengan
responden
kerja,
yang
Analsisis Determinan Pendapatan…(Heni Novita Gesti) 377
kontributor tertinggi terhadap PDB Indonesia
Asumsi dasar teori modal manusia adalah
dibanding dengan lapangan usaha lain. Kontribusi
bahwa
sektor industri terhadap PDB yang lebih besar ini
penghasilannya melalui peningkatan pendidikan.
menjadi bukti pentingnya peranan sektor industri
Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti di satu
sebagai
penggerak
nasional.
pihak meningkatkan kemampuan kerja dan
Namun
jika
tingkat
tingkat penghasilan seseorang akan tetapi di
pendapatannya, pendapatan tenaga kerja sektor
pihak lain menunda penerimaan penghasilan
industri tergolong rendah dibandingkan dengan
selama satu tahun dalam mengikuti sekolah
sektor lapangan usaha yang lain. Maka penulis
tersebut. Di samping penundaan menerima
tertarik
determinan
penghasilan tersebut, orang yang melanjutkan
pendapatan tenaga kerja sektor industri di
sekolah harus membayar biaya secara langsung
Indonesia.
seperti uang sekolah, pembelian buku-buku dan
perekonomian
dilihat
untuk
dari
rata-rata
menganalisis
seseorang
dapat
meningkatkan
alat-alat sekolah, tambahan uang transport dan lain-lain (Payaman, 2001: 59). TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan dasar modal manusia berfokus
Pengertian Pendapatan
pada kemampuan tak langsung dari kesehatan dan
Menurut BPS (2015), pendapatan adalah
pendidikan untuk meningkatkan kesejahteaan
imbalan yang diterima baik berbentuk uang
melalui peningkatan pendapatan. Nilai modal
maupun
manusia sebagai sebuah investasi, keuntungan
barang,
yang
perusahaan/kantor/majikan.
dibayarkan
Imbalan
dalam
bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Pendapatan dalam ilmu ekonomi teoritis adalah hasil yang diterima, baik berupa uang
pendapatan di masa depan dari pendidikan harus dibandingkan dengan biaya total yang diperlukan untuk memperoleh pendidikan itu. Model Mincer
maupun lainnya atas penggunaan kekayaan (jasa
Model regresi upah dikembangkan oleh
manusia). Dijelaskan pula bahwa pendapatan
Mincer tahun 1958 dan 1974, sedangkan bentuk
adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi
formalnya
yang
(1967). Jacob Mincer (1968) merupakan salah
dimilikinya
kepada
sektor
produksi
dikembangkan
oleh
Ben-Porath
(Ridwan, 2004: 33).
satu peneliti yang menjelaskan faktor-faktor yang
Investasi Modal Manusia (Human Capital
menentukan tingkat upah/pendapatan pada pasar
Investment)
tenaga kerja. Mincerian Equation merupakan
Modal manusia merupakan istilah ekonom
fungsi pendapatan yang banyak digunakan dalam
untuk pengetahuan dan keahlian yang diperoleh
penelitian
pekerja melalui pendidikan, pelatihan serta
pendidikan. Logaritma pendapatan merupakan
pengalaman.
fungsi
Modal
manusia
meningkatkan
dari
tentang
lamanya
pengembalian
sekolah
atau
investasi
tingkat
kemampuan sebuah negara untuk memproduksi
pendidikan, pengalaman bekerja, dan kuadrat
barang dan jasa (Mankiw, 2003: 59-60).
pengalaman kerja.
378 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 5, Tahun 2016
Model regresi Mincer pada prinsipnya
Secara garis besar penduduk suatu negara
menjelaskan mengenai terdapatnya hubungan
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tenaga
yang kuat dan jelas antara upah pasar, pendidikan
kerja dan bukan tenaga kerja. Pengertian tenaga
dan pengalaman. Adapun bentuk ekonometrika
kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan oleh
standar dari Mincer Wage Regression adalah
batas usia. Batasan usia kerja yang digunakan
sebagai berikut:
oleh suatu negara dengan negara lainnya berbeda-
logWt= wt = 0+1.Schooling+2.expt+3.Expt2+t
beda (Kusnendi, 2003: 6.4)
Dimana W adalah upah, Schooling adalah waktu
Tenaga kerja atau man power terdiri dari
sekolah dan exp adalah jumlah waktu dari
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
pengalaman kerja.
Angkatan kerja atau labor force terdiri dari
Pengertian Pendidikan
golongan
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
yang
bekerja,
golongan
yang
menganggur dan mencari pekerjaan (Payaman, 2001: 3).
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Selanjutnya angkatan kerja dibedakan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pula menjadi dua sub-kelompok, yaitu pekerja
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
dan penganggur. Pekerja adalah angkatan kerja
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
yang mempunyai pekerjaan dan aktif bekerja saat
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
disensus, serta angkatan kerja yang mempunyai
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
pekerjaan namun untuk sementara waktu karena
bangsa dan negara.
sesuatu hal tidak bekerja. Penganggur adalah
Menurut Webster’s New World Dictionary
angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan,
(1962) dalam (Sagala, 2013: 42), pendidikan
atau tidak bekerja sama sekali dan masih mencari
adalah proses pelatihan dan pengembangan
pekerjaan (Kusnendi, 2003: 6.4).
pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter, dan
Kusnendi (2003: 6.6) menyebutkan bahwa
seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal.
berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga
Pendidikan itu dapat dipahami sebagai proses
kerja menitik beratkan pada aspek penggunaan
melatih peserta didik untuk mengembangkan
tenaga kerja dilihat dari jumlah jam kerja,
pengetahuan
pengalaman
produktivitas dan pendapatan yang diperoleh.
belajar sesuai bidangnya dan pikiran, sehingga
Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan
peserta
unggul
menjadi tiga kelompok, yakni bekerja penuh atau
menjunjung tinggi nilai etis dalam berinteraksi
sudah dimanfaatkan, menganggur, yaitu angkatan
dengan
dari
kerja yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha
pengabdiannya dan dalam memenuhi kebutuhan
mencari pekerjaan (pengangguran terbuka), dan
hidup dirinya maupun keluarganya.
setengah menganggur (underemployment) yaitu
Konsep Ketenagakerjaan
angkatan kerja yang kurang dimanfaatkan dilihat
melalui
didik
sejumlah
memiliki
masyarakat
karakter
sebagai
bagian
dari
jumlah
jam
kerja
yang
dicurahkan,
Analsisis Determinan Pendapatan…(Heni Novita Gesti) 379
produktivitas diperoleh.
kerja,
atau
Selanjutnya
menganggur
dibedakan
pendapatan
yang
Penelitian ini dilaksanakan di Daerah
golongan
setengah
Istimewa
Yogyakarta
(DIY).
menjadi
setengah
penelitian dilakukan dari bulan Mei 2016 sampai
menganggur kentara dan setengah menganggur
Juli 2016.
tak kentara. Setengah menganggur kentara terjadi
Jenis dan Sumber Data
Analisis
data
bila angkatan kerja itu bekerja kurang dari 35 jam
Penelitian ini menggunakan data dari
per minggu. Setengah menganggur tak kentara
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun
atau
biasanya
2014. Dalam penelitian ini sampel data yang
dihubungkan dengan tingkat produktivitas kerja
diambil yaitu penduduk berusia 15-65 tahun yang
maupun tingkat pendapatan yang rendah.
bekerja dan memberikan informasi lengkap
METODE PENELITIAN
tentang variabel-variabel yang diperlukan dalam
Desain Penelitian
penelitian ini, yang berjumlah 21084 responden.
pengangguran
Pendekatan
terselubung
yang
digunakan
dalam
Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode
pendekatan
merupakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
adalah metode dokumentasi. Teknik dokumentasi
positivisme, digunakan untuk meneliti pada
dalam
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
mendapatkan data dari Badan Pusat Statistik
menggunakan instrumen penelitian, analisis data
(BPS) dari hasil Sakernas 2014.
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
Teknik Analisis Data
menguji
hipotesis
kuantitatif
Metode pengumpulan data yang dilakukan
yang
telah
ditetapkan
(Sugiyono, 2014: 8).
penelitian
Penelitian
ini
ini
digunakan
mengadopsi
untuk
model
Mincerian yang dimodifikasi. Model dasar Mincerian
Variabel Penelitian Variabel dependen adalah variabel yang
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
LnWi = βo + β1Edui + β2Expi + β3Expi2 + εi
adanya variabel independen. Variabel dependen
Di mana Wi, adalah pendapatan individu
dalam penelitian ini adalah pendapatan (Y).
i. Edui adalah tahun sekolah individu i, Expi
Sedangkan
merupakan
adalah pengalaman kerja individu i, and adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
“error term”. Selain variabel dasar tersebut,
sebab perubahannya atau timbulnya variabel
beberapa variabel kontrol akan diintegrasikan ke
dependen. Penelitian ini menggunakan tujuh
dalam model, seperti: domisili, jenis kelamin, jam
variabel independen yaitu tingkat pendidikan
kerja dan kelompok industri. Teknik analisis data
(X1), pengalaman kerja (X2), pengalaman kerja
menggunakan teknik analisis regresi.
kuadrat (X3), domisili (X4), jenis kelamin (X5),
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
jam kerja (X6) dan kelompok industri (X7).
Tabel 1. Hasil Regresi Linier Berganda
variabel
Independen
Waktu dan Tempat Penelitian
380 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 5, Tahun 2016
Variabel
Koefisien
Konstanta SD SMP SMA/SMK Diploma Universitas Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja Kuadrat Jenis Kelamin Domisili Jam Kerja Industri Kimia Dasar Industri Mesin dan Logam Dasar Industri Lainnya
12.56863 0.139403 0.405395 0.679525 1.078897 1.358962
R2 N F-hitung Pengaruh
0.020291
Standar ProbabiEror litas 0.022029 0.0000 0.017529 0.0000 0.019098 0.0000 0.019133 0.0000 0.040597 0.0000 0.032720 0.0000 0.001159
0.0000
-0.000355 0.0000237
0.0000
Hasil
estimasi
menunjukkan
bahwa
seluruh koefisien pendidikan menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Nilai koefisien dummy tamat SD sampai dengan koefisien dummy tamat Universitas menunjukkan nilai koefisien
yang semakin
meningkat
dengan
semakin tingginya jenjang pendidikan yang ditamatkan. Artinya, semakin tinggi jenjang
0.434312 0.140250 0.370319
0.009550 0.009685 0.009667
0.0000 0.0000 0.0000
pendidikan yang ditamatkan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan tenaga kerja sektor
0.122123 0.304924
0.012299 0.016154
0.0000 0.0000
industri. Maka pemerintah perlu meningkatkan kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
pendidikan selain itu pemerintah bersama dengan instansi terkait lainnya perlu mendesain kebijakan -0.098274
0.024892
0.0001
kerja yang lebih luas untuk tingkat pendidikan
0.397150 21048 1067.743 Tingkat
yang rendah seperti industri padat karya karena hampir 40% responden yang bekerja adalah
Pendidikan
terhadap
Pendapatan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengujian
pengaruh
ketenagakerjaan untuk menciptakan lapangan
disetiap
tingkat
tamatan SD/tidak pernah sekolah,. Rata-rata pendidikan
tingkat
semakin
seiring
peningkatan
Universitas) terhadap pendapatan tenaga kerja
berdasarkan perhitungan tingkat pengembalian
sektor industri menghasilkan probabilitas tingkat
investasi pendidikan seperti dalam gambar 1
kesalahan lebih kecil dari taraf signifikansi yang
terlihat bahwa tingkat pengembalian investasi
diharapkan (0,0%<5%), maka tingkat pendidikan
pendidikan paling tinggi untuk tenaga kerja
memiliki pengaruh terhadap tingkat pendapatan.
sektor industri di Indonesia bukan pada level
Jika dilihat dari koefisien regresinya, tingkat
pendidikan universitas melainkan pada level
pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan dan
diploma.
masing tingkat pendidikan terhadap pendapatan tenaga kerja industri yang tidak pernah sekolah.
pendidikan,
dengan
pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK, Diploma dan
memiliki perbedaan tingkat pengaruh di masing-
tingkat
tinggi
pengembalian
namun
Analsisis Determinan Pendapatan…(Heni Novita Gesti) 381
didukung oleh Endang (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh terhadap pendapatan serta hasil penelitian Purnastuti, Miller dan Salim (2012) yang menyatakan bahwa pendapatan pengalaman Gambar 1. Tingkat Pengembalian Investasi Pendidikan Penulis menduga tingkat pengembalian lulusan
kerja
dipengaruhi dengan
oleh hasil
potensi koefisien
regresinya sebesar 0,006. Pengujian pengaruh pengalaman kerja kuadrat
terhadap
pendapatan
menghasilkan
paling tinggi
koefisien regresi sebesar -0,0003, diperoleh juga
karena lulusan Diploma yang lebih siap kerja
t-hitung sebesar -15,02 dengan probabilitas
dibanding
mulai
tingkat kesalahan sebesar 0,000 lebih kecil dari
diperhitungkan oleh dunia industri. Umumnya
taraf signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%),
program sarjana lebih menitik beratkan pada
maka pengalaman kerja kuadrat tenaga kerja
aspek analitis dengan 40% praktik dan 60 % teori,
memiliki pengaruh dengan arah koefisien regresi
sedangkan program Diploma lebih menitik
negatif, yang mengidentifikasi marginal return
beratkan pada skill kerja dengan 60% praktek dan
yang semakin menurun atau kenaikan marginal
40% teori. Program diploma mempersiapkan
pengalaman kerja akan diikuti dengan kenaikan
mahasiswanya
marginal pendapatan yang semakin menurun.
S1 dan
Diploma
juga
sekarang
untuk
siap
sudah
bekerja
dan
menghasilkan uang dengan keterampilan yang
Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Pendapatan
dimiliki serta memiliki kualitas kerja (teknis dan
Tenaga Kerja Sektor Industri
praktis) yang bagus. Pengaruh
Pengujian
Pengalaman
Kerja
terhadap
Pendapatan Tenaga Kerja Sektor Industri
pengaruh
jenis
kelamin
terhadap pendapatan menghasilkan probabilitas tingkat
kesalahan
lebih
kecil
dari
taraf
Pengujian pengaruh pengalaman kerja
signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), maka
terhadap pendapatan menghasilkan probabilitas
hipotesis yang berbunyi “jenis kelamin memiliki
tingkat
taraf
pengaruh terhadap tingkat pendapatan tenaga
signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), maka
kerja sektor industri di Indonesia tahun 2014”
pengalaman kerja memiliki pengaruh terhadap
diterima. Koefisien regresi jenis kelamin sebesar
tingkat pendapatan.
0,434312, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kesalahan
Koefisien sebesar
lebih
regresi
0,020291
kecil
dari
pengalaman
menunjukkan
kerja
jenis kelamin mempunyai arah koefisien regresi
bahwa
positif dimana pendapatan laki-laki 43,43% lebih
pengalaman kerja mempunyai arah koefisien
tinggi
regresi
perempuan.
positif,
artinya
setiap
kenaikan
pengalaman kerja 1 tahun akan meningkatkan pendapatan sebesar 2%. Hasil penelitian ini
dibandingkan
Hasil
penelitian
dengan
ini
pendapatan
didukung
oleh
penelitian Pitma (2012) yang menyatakan tenaga
382 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 5, Tahun 2016
kerja laki-laki tingkat pendapatannya lebih tinggi
pendapatan antara penduduk yang tinggal di
daripada tenaga kerja perempuan. Hal ini
perkotaan dan pedesaan.
mengindikasikan
Pengaruh Jam Kerja terhadap Pendapatan
kemungkinan
adanya
diskriminasi gender di pasar tenaga kerja.
Tenaga Kerja Sektor Industri
Pemerintah seharusnya menerapkan kebijakan
Pengujian pengaruh jam kerja terhadap
yang mampu mempersempit perbedaan ini.
pendapatan menghasilkan probabilitas tingkat
seperti dengan mempertegas peraturan tentang
kesalahan lebih kecil dari taraf signifikansi yang
pemberian
diharapkan (0,0%<5%), maka dapat disimpulkan
upah
kesenjangan
bagi
pendapatan
karyawan antar
sehingga
gender
bisa
dipersempit. Pengaruh
bahwa
jam
kerja
berpengaruh
terhadap
pendapatan. Koefisien regresi sebesar 0,370319 Domisili
terhadap
Pendapatan
dan diperoleh juga t-hitung sebesar 38,30919. Koefisien regresi jam kerja sebesar 0,370319
Tenaga Kerja Sektor Industri Pengujian pengaruh domisili terhadap
menunjukkan bahwa tenaga kerja yang bekerja
pendapatan menghasilkan probabilitas tingkat
dengan jam kerja penuh memiliki pendapatan
kesalahan lebih kecil dari taraf signifikansi yang
yang lebih tinggi 37,03% dibandingkan tenaga
diharapkan (0,0%<5%), maka dapat disimpulkan
kerja yang bekerja dengan jam kerja tidak penuh.
bahwa
terhadap
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
pendapatan. Koefisien regresi yang dihasilkan
Dian Sastra (2007) yang menunjukkan tenaga
sebesar 0,140250, diperoleh juga t-hitung sebesar
kerja informal yang bekerja diatas 35 jam
14,48067. Berdasarkan hasil analisis diperoleh
seminggu mempunyai peluang lebih besar untuk
koefisien regresi domisili sebesar 0,140250 yang
memperoleh pendapatan sama atau lebih besar
menunjukkan bahwa tenaga kerja yang tinggal di
dari UMP dibanding kelompok tenaga kerja
kota memiliki pendapatan 14% lebih tinggi
pembandingnya.
dibandingkan tenaga kerja yang tinggal di desa.
Pengaruh
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Pendapatan Tenaga Kerja
domisili
berpengaruh
Kelompok
Industri
terhadap
yang relevan yaitu penelitian Pitma (2012) yang
Hasil pengujian dalam model regresi di
menyatakan tenaga kerja di perkotaan mendapat
atas memasukkan variabel kelompok industri
pendapatan yang lebih tinggi daripada tenaga
dengan cara membuat dummy kelompok industri.
kerja di pedesaan.
Kelompok industri aneka industri menjadi basis
Upaya untuk mengurangi kesenjangan
interpretasi.
Penggunaan
dummy
kelompok
kegiatan perekonomian di kota dan desa perlu
industri dalam penelitian ini adalah untuk melihat
dilakukan. Perbaikan akses fisik sarana dan
ada
prasarana dari desa menuju kota, merelokasi
terhadap pendapatan yang diterima antara tenaga
pabrik-pabrik
meningkatkan
kerja yang bekerja di kelompok industri aneka
pendidikan penduduk desa, diharapkan dapat
industri dengan kelompok industri yang lain.
menjadi
Signifikansi dari variabel dummy kelompok
ke
solusi
desa,
untuk
dan
mengatasi
perbedaan
tidaknya
pengaruh
kelompok
industri
Analsisis Determinan Pendapatan…(Heni Novita Gesti) 383
industri menunjukkan tingkat pendapatannya
pendidikan yang ditamatkan, semakin besar pula
berbeda dengan kelompok industri aneka industri
penghasilan yang diperoleh.
atau tidak.
Pengalaman kerja mempunyai pengaruh
Pengujian pengaruh kelompok industri
positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan
terhadap pendapatan tenaga kerja sektor industri
yang berarti setiap kenaikan pengalaman kerja 1
probabilitas tingkat kesalahannya lebih kecil dari
tahun akan menaikkan pendapatan sebesar 2%.
taraf signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%),
Semakin lama pengalaman kerja, maka akan
mengindikasikan bahwa kelompok industri kimia
semakin tinggi pendapatan. Kenaikan marginal
dasar, industri mesin dan logam dasar, dan
pengalaman kerja akan diikuti dengan kenaikan
industri lainnya berpengaruh signifikan dan
marginal pendapatan yang semakin menurun
terdapat
yang
yang berarti setiap kenaikan pengalaman kerja 1
signifikan terhadap pendapatan dengan tenaga
tahun akan diikuti kenaikan marginal pendapatan
kerja industri kelompok industri aneka industri.
yang semakin menurun sebesar -0,03%.
perbedaan
tingkat
pengaruh
Pada kelompok industri kimia dasar dan industri
Jenis
kelamin
berpengaruh
terhadap
mesin dan logam dasar arah koefisien regresinya
pendapatan dan memiliki koefisien regresi yang
positif,
positif sebesar 0,43 sehingga pendapatan tenaga
sedangkan
pada
kelompok
industri
lainnya arah koefisien regresinya adalah negatif.
kerja laki-laki 43% lebih tinggi dibandingkan pendapatan perempuan..
SIMPULAN DAN SARAN
Domisili
Kesimpulan
dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa
pendapatan tenaga kerja sektor industri di Indonesia tahun 2014 dipengaruhi oleh tingkat
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja yang tinggal di kota memiliki pendapatan 14% lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja yang tinggal di desa.
pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman kerja kuadrat, jenis kelamin, domisili, jam kerja dan kelompok industri. estimasi
Jam kerja secara signifikan berpengaruh terhadap
pendapatan.
Jam
Kerja
memiliki
koefisien regresi yang positif sebesar 0,37 menunjukkan
bahwa
seluruh koefisien pendidikan menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Nilai koefisien dummy tamat SD sampai dengan koefisien
sehingga pendapatan tenaga kerja yang bekerja dengan jam kerja penuh 37% lebih tinggi dibandingkan pendapatan tenaga kerja yang bekerja dengan jam kerja tidak penuh.
dummy tamat Universitas menunjukkan nilai koefisien
terhadap
pendapatan dengan koefisien regresi sebesar 0,14.
Berdasarkan hasil analisis regresi yang
Hasil
berpengaruh
yang semakin
meningkat
dengan
semakin tingginya jenjang pendidikan yang ditamatkan. Artinya, semakin tinggi jenjang
Pengujian pengaruh variabel kelompok industri di setiap kelompok industri (industri kimia dasar, industri mesin dan logam dasar, dan industri lainnya) terhadap pendapatan tenaga kerja
sektor
industri
menunjukkan
bahwa
384 Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 5, Tahun 2016
kelompok
industri
berpengaruh
terhadap
pernah sekolah, pemerintah bersama dengan
pendapatan serta terdapat perbedaan tingkat
instansi terkait lainnya perlu mendesain kebijakan
pengaruh antara pendapatan tenaga kerja di
ketenagakerjaan untuk menciptakan lapangan
kelompok industri kimia dasar, industri mesin
kerja yang lebih luas untuk tingkat pendidikan
dan logam dasar serta industri lain terhadap
yang rendah seperti industri padat karya.
pendapatan tenaga kerja industri di kelompok
Upaya untuk mengurangi kesenjangan
industri aneka industri (AI). Pada kelompok
kegiatan perekonomian di kota dan desa perlu
industri kimia dasar (IKD) dan industri mesin dan
untuk menjadi perhatian. Perbaikan akses fisik
logam dasar (IMLD) arah koefisien regresinya
sarana dan prasarana dari desa menuju kota,
positif,
merelokasi
sedangkan
pada
kelompok
industri
pabrik-pabrik
ke
desa,
dan
lainnya arah koefisien regresinya adalah negatif
meningkatkan
yang mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan
diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi
di kelompok IKD dan IMLD lebih tinggi
perbedaan penghasilan antara penduduk yang
dibandingkan
tinggal di perkotaan dan pedesaan.
pendapatan
tenaga
kerja
di
pendidikan
penduduk
desa,
kelompok industri AI, sedangkan pendapatan di
Untuk mengatasi kemungkinan adanya
kelompok industri lainnya lebih rendah dibanding
diskriminasi gender di pasar tenaga kerja,
kelompok industri aneka industri.
pemerintah seharusnya menerapkan kebijakan
Variabel tingkat pendidikan, pengalaman
yang mampu mempersempit perbedaan ini seperti
kerja, pengalaman kerja kuadrat, jenis kelamin,
dengan
domisili, jam kerja dan kelompok industri secara
pemberian
simultan/bersama-sama
kesenjangan
pendapatan.
berpengaruh
Perubahan
yang
terhadap
terjadi
pada
mempertegas upah
bagi
pendapatan
peraturan
tentang
karyawan
sehingga
antar
gender
bisa
dipersempit.
pendapatan dijelaskan oleh variabel tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman kerja kuadrat, jenis kelamin, domisili, jam kerja dan kelompok industri sebesar 39% dan 61 % sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini. Saran Pada penelitian ini ditemukan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan tenaga kerja sektor
industri.
meningkatkan
Maka
pemerintah
perlu
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya pendidikan. Karena hampir 40% responden yang bekerja adalah tamatan SD/tidak
DAFTAR PUSTAKA Becker, Gary S. (1975). Human Capital, A Theoretical and Empirical Analysis with Special Reference to Education, 2nd Edition. Biro APBN. Industri Manufaktur Indonesia: Peluang atau Tantangan. (diakses melalui www.dpr.go.id pada tanggal 25 Januari 2016) BPS. 2015. Keadaan Pekerja di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Dian Sastra. (2007). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja Informal di Atas Upah Minimum Propinsi di Sumatera Barat”. Tesis. Sumatera Barat: Univesitas Andalas.
Analsisis Determinan Pendapatan…(Heni Novita Gesti) 385
Duncan, Kevin C. "Gender Differences in the Effect of Education on the Slope of Experience-Earnings Profiles: National Longitudinal Survey of Youth, 19791988."American Journal of Economics and Sociology, Vol. 55, No. 4.(0ct.,1996) Endang Taufiqurahman. 2012. Pengaruh Pendidikan dan Pengalaman pada Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia. Jurnal. Departemen Ilmu Ekonomi FEB Universitas Padjadjaran Bandung. Losina Purnastuti, Daru Wahyuni, Mustofa. 2015. Analisis Tingkat Pengembalian Investasi Pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional. Losina Purnastuti, Daru Wahyuni, Mustofa. 2015. Analisis Tingkat Pengembalian Investasi Pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional tanggal 9 Mei 2015. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Payaman J. Simanjuntak. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia.
Ekonomi
Pitma Pertiwi. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. Purnastuti, L., P. Miller, dan R. Salim. 2011. Economic Returns to Schooling in A Less Developed Country: Evidence For Indonesia. Journal of Economic Literature. Subandi. 2011. Ekonomi Bandung: Alfabeta. Syaiful
Pembangunan.
Sagala. 2013. Etika & Moralitas Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2011. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.