Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENUNJANG KEGIATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA A Erwin Choirul Anif dan Fajar Baskoro Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Email :
[email protected]
ABSTRAK Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana pendidikan yang lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan sebagai acuan dalam meyelenggarakan pendidikan dan sebagai indikator mutu pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) berbeda dengan kurikulum sebelumnya . Aspek yang berbeda tersebut antara lain dalam bidang kegiatan belajar mengajar, penilaian dan pengolahan kurikulum berbasis sekolah itu sendiri. Melalui KTSP ini SMA A dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah. Oleh karena itulah perlu digunakannya suatu sistem informasi yang menjebatani agar KTSP berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh seluruh warga sekolah. Sistem informasi penunjang kurikulum KTSP berbasis Web dengan menggunakan arsitektur aplikasi three tiers yang didasarkan dari workflow yang telah ada pada sekolah yang selama ini berlangsung secara manual, dan didapatkan dengan cara wawancara serta melihat secara langsung semua prosedur pembuatan KTSP di sekolah. Sistem informasi KTSP ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai suatu alat pendukung untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar dan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan model pembelajaran pada tahun ajaran berikutnya Kata kunci: Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), Three Tiers, Workflow.
PENDAHULUAN SMA A merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas di bawah Yayasan Pondok Pesantren Q. SMA A dibangun untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat tetapi tidak meninggalkan unsur keagamaan. Untuk mencapai hal itu make SMA A dibangun dengan sarana den prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Baik itu sarana yang langsung dirasakan oleb siswa maupun sarana pendukung lainnya. Siswa SMA A terdiri dari dua bagian yaitu sebagian siswa merupakan santri dari Pondok Pesantren Q den sebagian yang lain merupakan siswa biasa. Siswa yang merangkap sebagai santri harus menetap di asrama Pondok Pesantren Q yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Siswa biasa adalah siswa yang tidak menetap di Pondok Pesantren Q yang terdiri dan siswa yang berdomisili di lingkungan pondok pesantren den sebagaian dari Kabupaten/Kota tetangga..
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Dilain sisi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional den Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar den menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) den Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pads panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya, SMA A sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini SMA A dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah. Kegiatan yang selama ini dilakukan di SMA A, untuk dapat melihat Informasi Akademik siswa yang merangkap sebagai santri dapat melihat langsung di sekolah yang ditempel dimading. Namun bagi siswa biasa hal itu tidak dapat dilakukan karena biaya yang dikeluarkan oleh siswa untuk ke sekolah cukup besar. (hanya untuk melihat informasi akademik sekolah saja). Para orang tua sulit memantau kegiatan yang sedang dilakukan oleh anaknya di sekolah. Orang tua yang jauh dari sekolah/anakanya (siswa yang menetap di pondok pesantren) juga tidak dapat memantau perkembangan anaknya. Informasi mengenai kegiatan akademik selama ini masih disimpan secara manual oleh sekolah dan ditempel dimading dan hanya bisa dilihat secara konvensional (datang melihat mading secara langsung). Dalam era teknologi informasi dan komunikasi saat ini dan kemudahan informasi diperoleh melalui internet, maka untuk menjembatani permasalahan diatas maka sangat tepat jika SMA A, dalam menerapkan kurikulum KTSP tersebut menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengakomodasi semua hal diatas dengan sistem informasi penunjang kegiatan kurikulum KTSP. METODA Metodologi dalam pembuatan sistem informasi penunjang kegiatan KTSP berbasis Web ini menggunakan arsitektur aplikasi three tiers yang didasarkan dari workflow yang telah ada pada sekolah yang selama ini berlangsung secara manual, yang didapatkan dengan cara wawancara dan melihat secara langsung semua prosedur pembuatan KTSP di sekolah. Sistem informasi penunjang kegiatan KTSP ini digunakan oleh sekolah sebagai suatu alat pendukung untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar dan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan model pembelajaran pada tahun ajaran berikutnya. HASIL DAN DISKUSI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Oleh karena itu,
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
kurikulum digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu indikator mutu pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, disebutkan bahwa standar yang terkait langsung dengan kurikulum adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, tersebut di atas. Berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), maka Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diharapkan dapat mengembangkan Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. Konsep dasar yang digunakan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Kurikulum berbasis kompetensi yang mempunyai aspek yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Aspek yang berbeda tersebut antara lain dalam bidang kegiatan belajar mengajar, penilaian dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah itu sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan hanya berisi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), sedangkan indikator, bahan ajar, metode dan medianya diserahkan kepada pengajar atau guru. Dalam penentuan indikator, bahan ajar, metode dan media pembelajaran selain harus mengacu pada SK dan KD juga harus disesuaikan dengan kompetensi yang dikembangkan dan sesuai dengan keadaan siswa. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah dan kepala sekolah, mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan SKL. Sehinggan format dalam penentuan kurikulum KTSP tergantung guru atau sekolah dengan acuan setiap komponen silabus terpenuhi minimal terdiri dari: a. SK (Standar Kompetensi) b. KD (Kompetensi Dasar) c. Indikator d. Materi Pembelajaran e. Kegiatan Pembelajaran f . Penilaian dan g. Alokasi Waktu h. Sumber Belajar Sehingga proses penjabaran SK-KD dapat ditentukan oleh sekolah/guru dengan melakukan proses seperti pada Gambar 1. yakni dengan cara: a. Menjabarkan SK-KD ke Indikator b. Menjabarkan Indikator ke Materi Pembelajaran c. Menjabarkan Materi Pembelajaran ke kegiatan Pembelajaran dan Penilaian d. Menganalisis kebutuhan waktu setiap kegiatan pembelajaran e. Menganalisis Kebutuhan Sumber Belajar
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-6-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Gambar 1. Proses Penjabaran SK-KD pada KTSP
Penilaian Kelas pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan oleh Guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil belajar. Selain itu juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berorientasi pada kompetensi, mengacu pads patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui: a. Portfolios (kumpulan kerja siswa), b. Products (Hasil karya), c. Projects (Penugasan), d. Performances (Unjuk kerja), dan e. Paper & Pen (tes tulis) f. Penilaian Sikap Contoh format pemetaan penilaian pada KTSP Teknik Penilaian SK
KD
Idikator
Aspek
Tes
Unjuk Kerja
Proyek
Afektif Kognitif Psikomotorik
Contoh rekap nilai pada KTSP Afektif No
Nama
Kognitif
Psikomotorik
KID I KD2 ... NR KD I KD2 ... NR KD 1 KD2 … NR
Siswa A Siswa B
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-6-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Arsitektur Aplikasi Three-Tiers Aplikasi three-tiers merupakan arsitektur yang pada dasarnya aliran informasinya tetap linier. Pada arsitektur three-tiers ini sebuah permintaan (request) datang dari klien ke server. Server tersebut mengambil atau menyimpan data dari dan ke basis data. Basis data dalam hal ini mengembalikan informasi ke server, selanjutnya pada server dilakukan kegiatan mengembalikan informasi ke klien.
Gambar 2. Arsitektur Three-Tier
Pada arsitektur three-tier ada tiga bagian penting yang paling mendasar, seperti terlihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3. terdapat lapisan-lapisan yang menunjukkan bahwa arsitektur tersebut three-tier yaitu: a. User tier (presentation layer, user services) b. Business tier (business logic layer, business services) c. Data tier (data layer, data services)
Gambar 3. Lapisan Arsitektur Three-Tier
Arsitektut three-tier memiliki middle tier yaitu terletak pada business logic layer. Arsitektur three-tier digunakan ketika diperlukan suatu rancangan klien-server yang efektif, yang digunakan untuk meningkatkan kinerja, fleksibilitas, kemudahan perawatan, kemampuan untuk dapat digunakan ulang dan skalabilitas. Arsitektur three-tier memiliki komponen terepan yang bertanggungjawab dalam penyediaan antanmuka ke pengguna, dan komponen paling belakang adalah server basis data. Komponen middle tier memperbolehkan pengguna untuk berbagi dan mengontrol business logic layer dengan mengisolasi komponen-komponen yang ada dalam middle tier tersebut dari aplikasi yang sesungguhnya dihadapi oleh pengguna. Dengan middle
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
tier tersebut maka business logic dan rules dieksekusi dan dapat mencakup hingga banyak user, dengan menyediakan fungsi-fungsi untuk antrian, eksekusi aplikasi, maupun akses basis data. Sistem pada klien berinteraksi dengan middle tier melalui sebuah protokol yang sudah menjadi standar seperti misal HTTP den WAP Dan middle tier tersebut berinteraksi dengan database server melalui protokol basis data standar seperti SQL din MySQL. Middle tier merupakan lapisan yang paling penting den menentukan adanya komunikasi antara klien den server. Keuntungan dari penggunakan arsitektur three-tier yaitu: a. Perubahan pada antarmuka pengguna atau application logic tidak saling mempengaruhi satu same lain, membuat aplikasi tersebut mudah untuk berevolusi untuk memenuhi kebutuhan baru. b. Network bottleneck diminimalkan karena application layer tidak mentransmisikan data ekstra ke klien, hanya data data yang diperlukan untuk menangani suatu task. c. Ketika business logic perlu diubah, hanya server yang perlu diubah. Aplikasi Sistem Informasi Penunjang Kegiatan KTSP dirancang menggunakan bahasa pemrograman PHP dan WML. Aplikasi ini juga menggunakan apache sebagai web service, dan MySQL sebagai penyimpan data. Sistem Informasi Penunjang Kegiatan KTSP di SMA A mempunyai workflow sebagai berikut: a. Kepala Sekolah Melakukan Persetujuan terhadap silabus yang telah dibuat oleh pengajar/guru dan selanjutnya dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar dan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan model pembelajaran pada tahun ajaran berikutnya. b. Wakil Kepala Sekolah urusan kurikulum 1. Memberikan SK dan KD yang telah ditentukan oleh peraturan Mendiknas nomer 22, 23 dan 24 kepada pengajar/guru mata pelajaran. 2. Melihat Silabus yang telah dibuat oleh pengajar/guru, apakah sesuai dengan SK/KD dan sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan oleh sekolah dan sesuai dengan keadaan dan potensi siswa. 3. Memberikan Silabus dan SK/KD yang dibuat oleh pengajar/guru yang sesuai dan benar kepada Kepala Sekolah untuk diberika persetujuan. c. Pengajar/Guru 1. Menjabarkan SK-KD ke Indikator 2. Menjabarkan Indikator ke Materi Pembelajaran 3. Menjabarkan Materi Pembelajaran ke kegiatan Pembelajaran dan Penilaian 4. Menganalisis kebutuhan waktu setiap kegiatan pembelajaran 5. Menganalisis Kebutuhan Sumber Belajar 6. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Administrasi Melakukan administrasi terhadap: 1. Administrasi Induk yang mencakup administrasi Siswa dan Guru 2. Administrasi Kelas yang mencakup pembagian kelas, update kelas, lihat kelas, administrasi wali kelas, input absensi kelas dan melihat absensi kelas. 3. Administrasi Nilai yang mencakup input nilai dan lihat data nilai. 4. Pengaturan menu yang mencakup pengaturan kelas, pengaturan pelajaran dan melakukan administrasi user.
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-6-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
e. Wali Kelas Melakukan pemantauan terhadap kelas yang meliputi: 1. Melihat data siswa 2. Melihat silabus 3. Melakukan input absensi kelas. 4. Melihat Absensi kelas. 5. Melihat nilai kelas. f. Siswa 1. Melihat data siswa 2. Melihat Silabus 3. Melihat Absensi Pribadi 4. Melihat nilai Pribadi g. Orangtua/Wali Siswa 1. Melihat data siswa 2. Melihat Silabus 3. Melihat Absensi Pribadi anak 4. Melihat nilai Pribadi anak KESIMPULAN Sistem informasi KTSP ini dapat digunakan oleh sekolah pendukung untuk mengoptimalkan proses belajar-mengajar. Penunjang Kegiatan KTSP pada SMA A ini nantinya juga dapat bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan model tahun ajaran berikutnya.
sebagai suatu alat Sistem Informasi digunakan sebagai pembelajaran pada
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional, (2003), Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Rencana Strategic Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 - 2009. Departemen Pendidkan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI). Departemen Pendidkan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL). Departemen Pendidkan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL). Departemen Pendidkan Nasional. Jakarta.
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Departemen Pendidikan Nasional, (2007), Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) SMA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Madcom, (2005), Aplikasi Manajemen Database Pendidikan Berbasis Web dengan PHP dan MySQL, Penerbit Andi. Yogyakarta. Sadoski D S Commela httpa/www.sei.cmu.edu
Dorda.
Three
ISBN : 978-979-99735-6-6 C-6-8
Tier
Software
Architectures.