SISFO-Jurnal Sistem Informasi
ANALISIS DAN PERANCANGAN WIKI BUDAYA DALAM RANGKA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA DAN KEARIFAN LOKAL NUSANTARA 1
Amna Shifia Nisafani1), Feby Atwodini Muqtadiroh2) Nanda Fitrianto Nugraha3) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2 Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111 Telp : (031) 5999944, Fax : (031) 5964965 E-mail :
[email protected]),
[email protected]),
[email protected])
Abstract As one of the most populous countries, Indonesia is rich of cultural heritages and local wisdoms. However, the vast majority of Indonesians lacks of awareness and knowledge on their culture due to the absence of facility to providing the information. In addition, there is no regeneration of cultural experts so that culture becomes increasingly difficult to access. Hence, this research aims to analyze and design a system (WIKIBUDAYA) to digitize cultural information as a preventive action from cultural extinction. We employ Spiral Model, which consists of the following steps: requirement elicitation, requirement analysis and specification, requirement validation, design, and design validation. Based on this research, there are three functional requirements: 1) system shall manage articles, 2) system shall manage comments, and 3) system shall manage user account. Furthermore, there are four actors: 1) Pengguna Umum, 2) Kontributor, 3) Reviewer, and 4) Admin Reviewer. Regarding design, we limit our research only to class diagram, ERD, and user interface. Keywords: System Requirement, System Analysis, System Design, Cultural Extinction Abstrak Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia kaya akan warisan budaya dan kearifan lokal. Namun, mayoritas penduduk Indonesia kurang peduli dan kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap budaya mereka karena minimnya fasilitas untuk menyediakan informasi terkait dengan budaya Indonesia. Selain itu, tidak adanya regenerasi dari ahli budaya menyebabkan semakin sulitnya akses terhadap budaya. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain sebuah sistem (WIKIBUDAYA) yang dapat mendigitalkan informasi budaya sebagai sebuah langkah pencegahan dai kepunahan budaya. Metode yang digunakan dalam menganalisis dan mendesain sistem adalah Spiral Model yang terdiri dari penggalian kebutuhan, analisis dan spesifikasi kebutuhan, validasi kebutuhan, perancangan, dan validasi perancangan. Berdasarakan penelitian ini, didapatkan tiga kebutuhan fungsional: 1) sistem dapat mengelola artikel; 2) sistem dapat mengelola komentar; dan 3) sistem dapat mengelola akun pengguna. Adapun jumlah actor yang menggunakan sistem ada empat: 1)Pengguna Umum, 2) Kontributor, 3) Reviewer, and 4) Admin Reviewer. Terkait dengan perancangan, kami membatasi penelitian ini hanya pada class diagram, ERD dan user interface. Kata kunci: Kebutuhan sistem, analisis sistem, desain sistem, kepunahan budaya 1. PENDAHULUAN Indonesia memiliki ribuan kebudayaan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, yang berupa adat-istidat, pakaian daerah, alat musik, lagu daerah, dan lain-lain. Dengan banyaknya budaya yang terdapat di Indonesia, menyebabkan banyak dari warga Indonesia sendiri yang kesulitan untuk memahami budaya asli bangsa Indonesia sehingga mengakibatkan hilangnya budaya itu sendiri. Hal ini sungguh sangat disayangkan karena sebagai negara yang besar dengan jumlah populasi terbanyak nomer
empat di dunia [1], masyarakat Indonesia melupakan kebudayaanya, dan membanggakan kebudayaan lain yang masuk ke Indonesia. Diantara penyebab hilangnya kebudayaan Indonesia ini disebabkan karena belum adanya fasilitas dari pemerintah yang bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia [2]. Di samping itu, sedikitnya jumlah budayawan yang sangat kontras dengan jumlah masyarakat Indonesia, menyebabkan diperlukannya regenerasi untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia agar proses pelestarian budaya tidak
1
SISFO-Jurnal Sistem Informasi
putus dan semakin hilang akibat dilupakan oleh masyarakat Indonesia dan dicuri oleh negara lain [3].
Dalam pendefinisian kebutuhan sistem, penelitian ini bekerja sama dengan Disubudpar Provinsi Jawa Timur.
Di Indonesia, pemerintah telah menunjuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) secara resmi untuk menangangi permasalahan pelestarian budaya Indonesia. Tetapi saat ini peran dari Disbudpar untuk melestarikan budaya bangsa dirasa kurang maksimal, sehingga masyarakat Indonesia kurang mengenal kebudayaan yang ada di setiap daerah di Indonesia. Hal ini, dikarenakan pemerintah kurang aktif menghimbau masyarakat tentang pentingnya menjaga/melestarikan budaya bangsa. Selain itu regulasi yang mengatur tentang perlindungan kekayaan budaya pun tidak jelas bagaimana kebijakan-kebijakannya [2]. Sehingga perlindungan terhadap aset bangsa ini sangat perlu dilakukan agar budaya bangsa ini tidak semakin hilang karena dilupakan.
2. METODOLOGI
Salah satu solusi alternatif yang dapat dilakukan untuk membantu melestarikan budaya bangsa adalah dengan menggunakan sebuah teknologi informasi. Saat ini di Indonesia sudah ada beberapa teknologi informasi yang berupa situssitus website tentang kebudayaan. Contohnya adalah wikipedia.com [4] dan budayaIndonesia.org [5]. Tetapi untuk saat ini kedua situs tersebut memiliki beberapa kelemahan yang dirasa cukup fatal. Untuk situs wikipedia.com, kelemahan yang pertama adalah situs tersebut tidak secara spesifik memberikan informasi tentang kebudayaan. Yang kedua, tidak ada kejelasan terkait dengan orang yang bertanggung jawab terhadap informasi yang diberikan (reviewer), dan ditambah dengan sumber yang dicantumkan kebanyakan berasal dari halaman blog yang kebenarannya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Begitu juga pada situs budaya-Indonesia.org. Situs ini secara spesifik telah memberikan informasi tentang kebudayaan Indonesia, namum memiliki kelemahan yang berupa tidak adanya sumber-sumber yang ada pada artikel yang dimuat pada situs budaya-Indonesia.org, serta tidak adanya pihak atau orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dari situs budayaIndonesia.org. Ketiadaan sumber yang valid dan akurat serta dapat dipercaya menyebabkan tejadinya distorsi informasi yang akan berujung pada kepunahan budaya karena diragukan keabsahannya. Untuk itu perlu dianalisis dan dirancang sebuah sistem (WikiBudaya) yang mampu mendigitalkan informasi budaya yang memiliki sumber yang jelas dan valid sehingga informasinya dapat dipertanggungjawabkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spiral Model yang berfokus pada analisis dan desain sistem informasi. Adapun tahapan yang dilalui dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1berikut ini.
Gambar 1. Metode penelitian Spiral Model
Dari Gambar 1di atas, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan elisitasi atau penggalian kebutuhan. Dalam tahapan ini teknik yang digunakan adalah teknik interview dengan pihak Disbudpar Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengumpulkan kebutuhan pengguna terhadap sistem yang akan didesain. Setelah mendapatkan calon kebutuhan yang dirumuskan dalam proses bisnis pada tahap elisitasi, dilakukan analisis dan spesifikasi kebutuhan. Teknik yang digunakan dalam tahapan ini adalah IBM Business Process Improvement (IBM BPI) [6] dimana setiap kebutuhan diturunkan dari proses bisnis yang telah definisikan. Kebutuhan sistem, baik fungsional maupun non-fungsional kemudian dispesifikasikan dalam bentuk use case diagram. Proses selanjutnya adalah proses validasi kebutuhan dengan menggunakan Requirement Tacebility Matrix (RTM). Dari kebutuhan yang telah valid tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk perancangan sistem. Langkah terakhir adalah hasil perancangan sistem tersebut divalidasi dengan kebutuhan yang telah didefinisikan dengan menggukan Design Tacebility Matrix (DTM). Seperti yang terlihat dalam Gambar 1, proses analisis dan perancangan dilaksanakan secara iterative dimana dilakukan tiga kali proses iterasi untuk mendapatkan kebutuhan dan desain sistem yang benar-benar dapat digunakan untuk membantu pemerintah, dan masyarakat Indonesia dalam melesetarikan budaya dan kearifan lokal Indonesia.
2
SISFO-Jurnal Sistem Informasi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Proses Bisnis Saat ini proses inventarisasi kebudayaan Indonesia hanya menjadi tanggung jawab pemerintah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur (Disbudpar Jatim) yang bertanggung jawab untuk mengelola budaya di lingkungan Provinsi Jawa Timur. Tugas ini pada hakekatnya tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga tugas seluruh masyarakat karena Indonesia, khususnya Jawa Timur, memiliki banyak budaya dan kearifan lokal yang tersebar, sehingga partisipasi masyarakat menjadi penting dalam mengumpulkan budaya yang tersebar tersebut. Masyarakat yang membantu dalam proses digitaliasi informasi budaya disebut dengan kontributor. Untuk menjaga keabsahan, validitas dan keakuratan dari informasi budaya yang telah dikumpulkan oleh masyarakat, maka tim reviewer melakukan proses verifikasi dan validasi dari informasi budaya tersebut. Berikut adalah proses bisnis pengumpulan informasi budaya secara umum.
Gambar 2. Proses bisnis pengumpulan informasi budaya secara umum
Dari proses bisnis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat dua peran yang terlibat yaitu 1) Kontributor, dan 2) Reviewer. Reviewer sendiri adalah para ahli budaya yang telah ditunjuk oleh Disbudpar Jatim. Dalam penunjukkan tim reviewer, terdapat dua cara: 1) diminta Disbudpar menjadi reviewer, atau 2) mendaftarkan diri sebagai reviewer. Disbudpar Jatim Bagian Budaya telah menetapkan beberapa persyaratan untuk menjadi reviewer diantaranya adalah memiliki latar belakang pendididikan sarjana Bahasa Indonesia atau Sejarah, dan tergabung dalam komunitas budaya. Proses bisnis yang terkait dengan proses penunjukan reviewer adalah sebagai berikut.
a) Proses Disbudpar Jatim menunjuk reviewer
b) Proses Pengajuan menjadi Reviewer Gambar 3. Proses bisnis penunjukkan reviewer
3.2 Kebutuhan Sistem Dari proses bisnis yang telah didefinisikan di atas, terdapat dua kebutuhan sistem (WikiBudaya) yaitu: 1) Sistem dapat mengelola artikel, dan 2) Sistem dapat mengelola akun pengguna. Kebutuhan fungsional yang pertama terkait dengan proses bisnis pengelolaan informasi budaya yang melibatkan kontributor dan reviewer. Kebutuhan ini melibatkan aktivitas mencari, melihat, menambah, mengubah, menghapus, mereview, dan melihat list informasi budaya. Di sini, informasi suatu budaya diartikan sebagai sebuah artikel. Lebih lanjut, kebutuhan fungsional yang kedua terkait dengan proses penunjukkan reviewer. Di samping itu, kebutuhan ini juga berkaitan dengan akun kontributor. Untuk menjaga kualitas artikel yang dimasukkan, maka kontributor juga diwajibkan untuk memiliki akun. Hal ini terutama diperuntukkan sebagai bentuk pertanggungjawaban kontributor terhadap isi artikel yang dipublikasikan. Dengan demikian kebutuhan fungsional pengelolaan akun tediri dari beberapa aktifitas yaitu mendaftar, menvalidasi, mencari, melihat, mengubah dan menghapus akun. Selain dua kebutuhan di atas, terdapat satu kebutuhan fungsional lain yang dari hasil interview adalah merupakan kebutuhan yang cukup penting. Kebutuhan ini adalah Sistem dapat mengelola komentar. Pengadaan kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan Disbudpar Jatim untuk memastikan bahwa artikel yang dipublikasikan benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan dengan menerima feedback dari pembaca artikel.
3
SISFO-Jurnal Sistem Informasi
Aktifitas yang muncul dalam kebutuhan fungsional ini adalah mencari, melihat, menghapus dan membalas komentar. Dengan adanya kebutuhan pengelolaan komentar, maka muncul persyaratan yang lain yaitu reviewer dan kontributor bertanggung jawab terhadap isi artikel yang dipublikasikan, yang mana ini menjadi kebutuhan non fungsional sistem yaitu Sistem harus menampilkan artikel yang tidak melanggar hak cipta dan plagiarism (KnF1Legal Requirement [7]). Adapun kebutuhan non fungsional lainnya adalah dari sisi Portability [8]: Sistem dapat diakses di semua jenis browser (KnF2), Usability [8]: Sistem dapat digunakan dengan mudah tanpa harus belajar terlebih dahulu (KnF3-intuitive), Reliability [8]: Data dan informasi yang ditampilkan adalah valid dan akurat (KnF4), Sistem dapat merespon permintaan pengguna kurang dari 5 detik (KnF 5).
e. f. g.
Melihat Daftar Komentar Terbaru (UC3.05) Membalas Komentar (UC3.06) Menambah Komentar (UC3.07)
Adapun tiga aktor yang teridentifikasi dan sesuai dengan proses bisnis adalah Kontributor, Reviewer, Disbudpar Jatim Bagian Budaya (disebut dengan Admin Reviewer). Karena WikiBudaya ditujukan pada seluruh masyarakat Indonesia, maka masyarakat tersebut termasuk dalam aktor yang menggunakan sistem. Masyarakat ini disebut dengan Pengguna Umum. Berikut adalah diagram use case dari WikiBudaya. Melihat Artikel
System
<
>
Mencari Artikel
Pengguna Umum
<> <> <<extend>>
Melihat Histori Artikel
Kontributor
<> Menambah Artikel
Mereview Artikel
Mengubah Artikel <>
<> Login
Reviewer <>
<> <<extend>>
Melihat Daftar Artikel
Melihat Daftar yang belum Di Validasi <<extend>>
<<extend>>
Menghapus Artikel
3.2 Use case Berdasarkan pada ketiga kebutuhan fungsional di atas, terdapat use case yang diturunkan dari aktifitas di dalam kebutuhan tersebut sebagaimana berikut ini: 1. Sistem dapat mengelola artikel (KF1) a. Mencari Artikel (UC1.01) b. Melihat Artikel (UC1.02) c. Menambah Artikel (UC1.03) d. Melihat Histori Artikel (UC1.04) e. Mengubah Artikel (UC1.05) f. Menghapus Artikel (UC1.06) g. Mereview Artikel (UC1.07) h. Melihat Daftar Artikel (UC1.08) i. Melihat Daftar Artikel Terbaru (UC1.09) j. Melihat Daftar Artikel yang belum divalidasi (UC1.10) 2. Sistem dapat mengelola akun pengguna (KF2) a. Mendaftar Akun (UC2.01) b. Menvalidasi Akun (UC2.02) c. Mencari Akun (UC2.03) d. Melihat Detail Akun (UC2.04) e. Mengubah Detail Akun (UC2.05) f. Menghapus Akun (UC2.06) g. Melihat Daftar Akun (UC2.07) h. Melihat Daftar Akun yang belum divalidasi (UC2.08) i. Login (UC2.09) 3. Sistem dapat mengelola komentar (KF3) a. Mencari Komentar (UC3.01) b. Melihat Komentar (UC3.02) c. Menghapus Komentar (UC3.03) d. Melihat Daftar Komentar (UC3.04)
Melihat Daftar Artikel Terbaru
Admin Budaya
a) Use case Pengelolaan Artikel System Mendaftar Akun Melihat Daftar Akun yang Belum divalidasi
Pengguna Umum Mengubah Detail Akun <<extend>>
Mencari Akun <>
Melihat Detail Akun
Melihat Daftar Akun
Kontributor
Admin Budaya
<> Login
<<extend>>
<<extend>>
<>
Menghapus Akun
Menvalidasi Akun Reviewer
b) Use case Pengelolaan Akun System Melihat Daftar Komentar Terbaru
Mencari Komentar
<<extend>> Melihat Komentar
Melihat Daftar Komentar
Pengguna Umum <<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>> <>
Menghapus Komentar
Membalas Komentar Kontributor
Admin Budaya <> <>
Menambah Komentar
Login <>
Reviewer
c) Use case Pengelolaan Komentar Gambar 4. Use case WikiBudaya
3.3 Requirement Traceability Matrix (RTM) Berikut (Gambar 5) adalah matrix kerunutan yang menunjukkan bahwa use case yang telah didefinisikan memenuhi semua kebutuhan baik kebutuhan sistem maupun kebutuhan bisnis.
4
SISFO-Jurnal Sistem Informasi
Gambar 5. Requiremt Traceability Matrix
Gambar 5 menunjukkan bahwa UC1 telah memenuhi kebutuhan KF1, dan semua kebutuhan non fungsional yang merupakan turunan dari kebutuhan bisnis K1, K2 dan K3. Kemudian, UC2 memenuhi KF2, KnF2, KnF3 dan KnF5 yang juga memenuhi K4. Untuk UC3 memenuhi KF3, KnF1 dan KnF4 yang dipetakan dari K5.
ID
Nama
C4
Komentar
Deskripsi Indonesia Object yang merepresentasikan komentar terhadap C2 yang diberikan oleh C1. Penghapusan instance C1 ini tergantung dari penghapusan instance C2.
3.5 ERD Adapun desain dari database yang digunakan adalah sebagai berikut.
3.4 Class Diagram User +Id_User +Username +Password +Role
Role +Id_Role +Nama_Role +Get_Role()
Gambar 7. ERD WikiBudaya
Artikel
+Add_User() +Edit_User() +Delete_User() +Get_username() +Get_password() +Get_role()
+Id_Artikel +Konten_Artikel +Status +Tgl_Submit +Tgl_Approve +Reviewer +Kontributor +Add_Artikel() +Edit_Artike() +Add_Review() +Get_Konten() +Set_Status() +Delete_Artikel()
Komentar +Id_Komentar +Konten +Komentator +Add_Komentar() +Get_Komentar() +Delete_Komentar() +Reply_Komentar()
Gambar 6. Class Diagram WikiBudaya
Gambar 6 menunjukkan class diagram dari WikiBudaya yang diturunkan dari use case yang telah didefinisikan pada subbab 3.2. Dari use case tersebut, didapatkan empat object yang dibentuk menjadi kelas-kelas seperti pada Gambar 6 . Kelas-kelas tersebut adalah kelas User, Artikel, Komentar dan Role. Adapun penjelasan dari masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Class Diagram
ID C1
Nama User
C2
Role
C3
Artikel
Deskripsi Object yang merepresentasikan pengguna sistem Object yang merepresentasikan peran dari pengguna sistem Object yang merepresentasikan informasi tentang budaya
Gambar 7 menunjukkan ada lima entitas yang digunakan dalam WikiBudaya, yaitu: entitas User, Role, Komentar, Artikel dan Kategori. Adapun penjelasan dari masing-masing entitas dan relasinya adalah sebagai berikut. ID E1
Entitas User
E2
Role
E3
Artikel
E4
Kategori
Deskripsi Berisi tentang informasi pengguna. Setiap user dapat memiliki satu atau lebih peran. Berisi tentang informasi peran yang dapat digunakan oleh pengguna, yaitu sebagai contributor atau reviewer. Berisi tentang informasi budaya yang diunggah oleh contributor untuk divalidasi oleh reviewer. Setiap artikel minimal harus memiliki satu kategori. Berisi tentang informasi
5
SISFO-Jurnal Sistem Informasi
ID
Entitas
E5
Komentar
Deskripsi kategori yang digunakan untuk mengelompokkan jenis informasi budaya. Setiap kategori dapat digunakan di banyak artikel Berisi tentang komentar yang diberikan untuk setiap artikel. Komentar ini merupakan weak entity.
Seperti yang terdapat dalam Gambar 7, di dalam entitas Artikel terdapat atribut submitedBy yang berisi tentang ID User dari kontributor. Pemberian atribut ini didasarkan pada aturan bahwa setiap artike yang masuk dan dipublikasin tidak dapat dihapus dan menjadi milik Disbudpar Jatim, sehingga ketika user dihapus, maka artikel tersebut tetap ada.
Gambar 9 menunjukkan halaman login. Setelah kontributor login, kontributor dapat menambah artikel dengan tampilan sebagai berikut.
Gambar 10 Halaman tambah artikel
3.7 Design Traceability Matrix (DTM) Berdasarkan pada desain yang telah dibentuk, disusun DTM untuk mengetahui apakah semua desain telah memenuhi kebutuhan. Berikut ini adalah DTM yang telah dibuat.
3.6 User Interface Dari hasil analisis dan desain pada subbab sebelumnya, maka dapat digambarkan desain rancangan dari antarmuka pengguna. Antarmuka ini menggambarkan bagaimana interaksi yang akan terjadi antara sistem dan pengguna sebagaimana yang tertuang di dalam use case. Berikut adalah contoh dari user interface yang telah dibuat.
Gambar 11. Desain Traceability Matrix
Dari Gambar 11 di atas, didaptkan bahwa semua desain telah sesuai dengan kebutuhan. 4. SIMPULAN
Gambar 8. Halaman Utama WikiBudaya
Gambar 8 menunjukkan halaman utama WikiBudaya. Pada halaman tersebut terdapat fungsi untuk melakukan pencarian. Di samping itu, terdapat pula menu di pojok kiri atas untuk melakukan pendaftaran dan login. Halaman login adalah sebagai berikut.
Gambar 9. Halaman Login
Dalam pegembangan sebuah sistem, penetuan kebutuhan dan desain memegang peranan penting untuk menetukan bagaimana sistem tersebut akan berjalan. Begitu juga dengan Wikibudaya yang diperuntukkan untuk membantu mendigitalkan budaya Indonesia sebagai upaya pencegahan dari kepunahan. Dari hasil analisis, didapatkan tiga kebutuhan fungsional, yaitu: 1) Sistem dapat mengelola artikel, 2) Sistem dapat mengelola akun, dan 3) Sistem dapat mengelola komentar. Selanjutnya hasil analisis menunjukkan aka nada emapt jenis aktor yang akan menggunakan WikiBudaya, yaitu 1) Pengguna Umum, 2) Kontributor, 3) Reviewer, dan 4) Admin Budaya. Dengan adanya keempat aktor dan kebutuhan fungsional yang seperti telah disebutkan, maka WikiBudaya dapat mengakomidasi pengumpulan budaya yang melibatkan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia. Desain sistem telah dirancang sedemikian rupa sehingga didapatkan empat objek dan lima entitas serta 27 bentuk user interface. Untuk pengembangan selanjutnya, perlu adanya proses monitoring terhadap proses review. WikiBudaya yang sekarang belum mengakomodasi load balancing terhadap beban reviewer dalam melakukan validasi artikel yang
6
SISFO-Jurnal Sistem Informasi
telah dikirimkan oleh kontributor. Beban yang tidak seimbang dapat menurunkan akurasi dan kualitas hasil review. Di samping itu, pembuatan prototype juga perlu dipertimbangkan untuk menguji apakah sistem bena-benar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan semua kebutuhan dapat terpenuhi. 5. DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3]
[4] [5]
[6]
[7]
[8]
U.S. Census Bureau. (2014) U.S. Census Bureau. [Online]. http://www.census.gov/popclock/ Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2007. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan Kantor UNESCO Jakarta, Buku Panduan Praktis Pencatatan Warisan Budaya Takbenda indonesia. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan Kantor UNESCO Jakarta, 2009. (2001) Wikipedia. [Online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama (2007) Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. [Online]. http://budayaindonesia.org/ Nalla Senthilnathan, "A simple pattern for requirements analysis," IBM, 12 August 2008. Ahmed E. Hassan, Lecture 02:Non Functional Requirements (NFR) – Quality Attributes.: CISC 322 Software Architecture, 2010. Ian Sommerville, Software Engineering, 7th ed. 2004.
7
SISFO-Jurnal Sistem Informasi
3