ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG)
DENADIA MUTTY
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015
Denadia Mutty NIM H44100054
ABSTRAK DENADIA MUTTY. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung). Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT. Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat. Kawasan Floating Market Lembang merupakan salah satu kawasan yang berpotensi besar dan memiliki daya tarik sebagai kawasan wisata. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah wisata Floating Market Lembang, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Floating Market Lembang, mengestimasi dampak ekonomi yang timbul akibat dari adanya kegiatan wisata Floating Market Lembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pengunjung Floating Market Lembang berusia 1725 tahun dengan rata-rata pekerjaan pengunjung ialah sebagai pegawai swasta dan berpenghasilan berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 2.000.000, sebagian besar pengunjung Floating Market Lembang berasal dari Bandung. Faktor- faktor yang berpengaruh pada taraf nyata 5% adalah tingkat pendapatan, biaya perjalanan, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan. Nilai dampak ekonomi yang diestimasi menggunakan pendekatan multiplier effect yaitu untuk dampak ekonomi langsung yang dapat dirasakan oleh pemilik unit usaha sebesar Rp 1.109.671.742 , dampak ekonomi tidak langsung yang dilihat dari pengeluaran unit usaha di dalam kawasan wisata sebesar Rp 1.120.265.853 , sedangkan dampak ekonomi lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja di kawasan wisata sebesar Rp 90.784.891. Nilai keynesian income multiplier sebesar 1.3, ratio income multiplier tipe I sebesar 2.0, ratio income multiplier tipe II sebesar 2.1. Kata kunci: dampak ekonomi, Floating Market Lembang, keynesian multiplier, permintaan wisata, wisata.
ABSTRACT DENADIA MUTTY. Economic Impact Analysis of Nature Tourism Activities (Case Study: Lembang Floating Market, Bandung). Supervised by ACENG HIDAYAT. The tourism industry is one sector that can improve the economic progress of society. Lembang Floating Market is one area that has great potential and has appeal as a tourist area. The specific objective of this research is to identify the characteristics of the visitors, business units, and manpower around the Lembang Floating Market, identify factors that affect tourism demand, estimating the economic impact of tourism activities of Lembang Floating Market. The results of this research show that the average age of visitors Lembang Floating Market is 17-25 years old with an average visitor job is as private employees and earn between Rp 500,000 to Rp 2,000,000, most visitors come from Bandung. Factors that influence (at 5% significance level) is the level of income, travel expenses, mileage, and the number of families. Value of economic impact is estimated using a multiplier effect approach includes direct economic impact can be felt by the owner of a business unit of Rp 1,109,671,742 , indirect economic impacts in the form of spending a business unit within the tourist area of Rp 1,120,265,853 , while the advanced economic impact in the form of expenditure manpower in the tourist area of Rp 90,784,891. Value of Keynesian income multiplier is 1.3, the ratio of income multiplier type I is 2.0, ratio income multiplier type II is 2.1. Keywords: economic impact, Lembang Floating Market, the keynesian multiplier, tourism, tourism demand.
ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG)
DENADIA MUTTY
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Floating Market Lembang, Bandung)”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayah (Ir. Ridwan Iskandar, M.T), Ibu (Dra. Nomi Ariesyanti), dan adik tersayang Aprilliza Naura, serta segenap keluarga besar atas seluruh doa dan dukungan. 2. Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi, bimbingan, arahan, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dosen penguji utama dan dosen penguji Departemen ESL yang telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Asep selaku HRD Floating Market Lembang, serta seluruh staf Floating Market Lembang atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta informasi yang telah diberikan. 5. Seluruh keluarga besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan atas semua arahan, masukan, motivasi, dan bantuannya. 6. Luqman Azis, yang telah memberikan doa, semangat, perhatian, dan dukungan. 7. Sahabat-sahabat Astari, Devi, Fadil, Kimel, Laras, Neng, Putri, Oni, serta keluarga besar ESL 47 yang selalu memberikan bantuan, motivasi, dan semangat. 8. Sahabat-sahabat TPB Dessy, Erlangga, Nurul, dan Rindang yang telah memberikan bantuan dan dukungan. 9. Teman-teman satu bimbingan Dhea, Fibri, Tika, Bintang, Nabila, dan Shella, yang telah memberikan bantuan dan dukungan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pembaca.
Bogor, Januari 2015 Denadia Mutty
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii I.
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7 2.1 Pariwisata ............................................................................................... 7 2.2 Wisatawan ............................................................................................ 10 2.3 Objek Wisata Alam .............................................................................. 11 2.4 Permintaan Wisata ............................................................................... 12 2.5 Metode Biaya Perjalanan ..................................................................... 13 2.6 Dampak Ekonomi Wisata .................................................................... 15 2.7 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 16 III. KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................... 18 IV. METODE PENELITIAN ........................................................................... 21 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 21 4.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 21 4.3 Metode Pengambilan Sampel .............................................................. 21 4.4 Pengumpulan Data ............................................................................... 22 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 22 4.5.1 Analisis Karakteristik Pengunjung ............................................ 23 4.5.2 Faktor-faktor Sosial Ekonomi dari permintaan Wisata Floating Market Lembang ......................................................... 23 4.5.3 Analisis Regresi Berganda ......................................................... 24 4.5.3.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda ............... 25 4.5.4 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Floating Market Lembang .................................................................................... 27 V. GAMBARAN UMUM .............................................................................. 29 5.1 Keadaan Umum Wilayah ..................................................................... 29 5.2 Kondisi Sosial ...................................................................................... 30 5.3 Sarana dan Prasarana Wisata ............................................................... 31 5.4 Aksesibilitas ......................................................................................... 31
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 33 6.1 Karakteristik Responden ...................................................................... 33 6.1.1 Karakteristik Responden Pengunjung ........................................ 33 6.1.2 Karakteristik Responden Pengelola Unit Usaha ........................ 38 6.1.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ..................................... 39 6.2 Fungsi Permintaan Wisata Floating Market Lembang ........................ 41 6.2.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda ........................... 43 6.2.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Permintaan Wisata Floating Market Lembang ......................... 45 6.2.3 Variabel yang Berpengaruh Secara Tidak Signifikan Terhadap permintaan Wisata Floating Market Lembang ......... 50 6.3 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Floating Market Lembang ......... 51 6.3.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact)............................ 53 6.3.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact) ............... 54 6.3.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact) .......................... 58 6.3.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) .................................. 58 VII. SIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 60 7.1 Simpulan .............................................................................................. 60 7.2 Saran .................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62 LAMPIRAN ...................................................................................................... 65 RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 81
DAFTAR TABEL Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Halaman
Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik di Kota Bandung Tahun 2008-2014 ......................................................................................... 2 Jumlah pengunjung Floating Market Lembang dari Desember 2012 hingga Agustus 2014 ...................................................................................... 3 Daftar indikator dan parameternya ................................................................. 22 Jumlah penduduk menurut umur & jenis kelamin di Kelurahan Lembang Tahun 2013 ................................................................................... 30 Karakteristik sosial ekonomi pengunjung ....................................................... 34 Karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang ........................ 36 Karakteristik sosial ekonomi pengelola unit usaha .......................................... 39 Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja............................................................ 40
Fungsi permintaan wisata Floating Market Lembang dengan Travel Cost Method ................................................................................................. 43 10 Proporsi pengeluaran responden pengunjung di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 ........................................................................ 52 11 Dampak ekonomi langsung di kawasan wisata Floating Market Lembang ...................................................................................................... 53 12 Pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 ............................................................................................................ 56 13 Dampak ekonomi tidak langsung di kawasan Floating Market Lembang .......... 56 14 Proporsi pengeluaran unit usaha .................................................................... 57 15 Dampak ekonomi lanjutan di kawasan Floating Market Lembang.................... 58 16 Nilai efek pengganda dari arus uang yang terjadi di kawasan wisata Floating Market Lembang ................................................................................... 59
DAFTAR GAMBAR Nomor 1 2 3 4 5 6
Halaman
Kerangka pemikiran penelitian ...................................................................... 20 Objek wisata Floating Market Lembang ............................................................. 29 Hubungan antara pendapatan dengan dengan frekuensi kunjungan ................... 46 Hubungan antara biaya perjalanan dengan frekuensi kunjungan ....................... 47 Hubungan antara jarak tempuh dengan frekuensi kunjungan ............................ 49 Hubungan antara jumlah tanggungan dengan frekuensi kunjungan..................... 49
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1
Halaman
Estimasi model hasil regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisata ke Floating Market Lembang ....................... 66
2 3 4 5 6
Uji Kolmogorov Smirnov............................................................................... 67 Grafik sebar (Scatter Plot)............................................................................. 68 Kuisioner penelitian untuk pengunjung .......................................................... 69 Kuisioner penelitian untuk unit usaha............................................................. 74 Kuisioner penelitian untuk tenaga kerja ............................................................... 77
1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2009, jumlah penduduk di Indonesia pada Tahun 2010 yaitu sebesar 237.641.326 jiwa. Hal ini tentu akan terus meningkat seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk. Banyaknya penduduk tentu akan membuat kebutuhan akan banyak hal meningkat, salah satunya kebutuhan akan wisata. Sektor pariwisata cukup potensial karena memanfaatkan keindahan alam serta keragaman budayanya yang menarik perhatian wisatawan. Menurut Wahab (2003) dengan adanya pariwisata dapat mempercepat sirkulasi ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dari wisatawan dalam menciptakan dampak lanjutan sehingga memperbesar efek pengganda (multiplier effect). Wisata juga sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Wisata mampu mendatangkan turis domestik maupun turis asing. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Tahun 2013, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional cukup besar. Jumlah wisatawan mancanegara meningkat dari 7,0 juta di tahun 2010 menjadi 8,8 juta di tahun 2013 dengan pertumbuhan rata-rata 8,5 persen, sedangkan untuk bulan Januari-Agustus 2014 telah mencapai 6.155.553 wisatawan mancanegara. Hal ini juga berdampak terhadap peningkatan devisa. Devisa meningkat dari US$7,6 miliar di tahun 2010 menjadi US$10 miliar di tahun 2013. Selain itu pergerakan wisatawan nusantara rata-rata tiap tahun meningkat 234,4 juta perjalanan di tahun 2010 menjadi 248 juta perjalanan di tahun 2013. Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat. Sektor pariwisata dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata, seperti pengadaan layanan rumah makan, jasa wisata, pusat oleholeh, hingga penginapan. Selain itu, dapat meningkatkan pendapatan serta taraf hidup masyarakat. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa industri pariwisata
2
merupakan sektor ekonomi yang cukup vital untuk
pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2010, 11 provinsi yang sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten, dan Sumatera Barat. Berdasarkan data, Jawa Barat menempati posisi kedua setelah Bali. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi pariwisata. Letak Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota Negara Indonesia, DKI Jakarta, membuat Jawa Barat menjadi daerah yang strategis bagi pengembangan pariwisata. Selain karena dekat dengan DKI Jakarta yang merupakan pintu gerbang utama Indonesia, Jawa Barat juga memiliki keragaman wisata dan memberikan alternatif yang lebih bervariasi bagi wisatawan. Salah satu daerah wisata di Jawa Barat yang digemari oleh banyak orang di Indonesia adalah daerah Bandung. Bandung memiliki potensi wisata yang tinggi. Pesona keindahan alamnya serta cuaca yang sejuk merupakan salah satu daya tarik wisata yang patut diperhitungkan. Di daerah ini banyak terdapat kawasan wisata yang menarik, mulai dari wisata alam hingga wisata budaya. Aspek pendukung kegiatan wisata di daerah tersebut tidak hanya keindahan alamnya, tetapi juga keramah-tamahan masyarakat di sekitar objek wisata. Tak heran banyak wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Tabel 1 Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik di kota bandung Tahun 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Mancanegara 74.730 168.712 180.603 194.062 158.848
Wisatawan Domestik 1.346.729 2.928.157 3.024.666 3.882.010 3.354.857
Jumlah 1.421.459 3.096.869 3.205.269 4.070.072 3.513.705
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2013)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara dari tahun ke tahun. Kenaikan paling tinggi terjadi
3
pada tahun 2011 yaitu mencapai 4.070.072 jiwa. Hal ini menunjukkan wisata di daerah Bandung termasuk salah satu wisata yang diminati. Namun, terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 3.513.705 jiwa. Kawasan wisata yang terkenal di Bandung adalah daerah Lembang. Salah satu kawasan wisatanya adalah Floating Market Lembang (FML). Floating Market Lembang merupakan kawasan wisata pasar terapung yang dibangun di kawasan Situ Umar. Kawasan dengan luas 7,7 hektar ini terdiri dari 3 hektar kawasan air dan 4,7 hektar kawasan darat. Floating Market Lembang tidak hanya menyediakan pasar terapung, namun juga wahana air, sawah dan kebun, factory outlet, dan lainnya. Selama beberapa periode, berdasarkan catatan pengelola Floating Market Lembang perkembangan jumlah wisatawan kawasan ini terus mengalami peningkatan (Tabel 2). Tabel 2 Jumlah pengunjung Floating Market Lembang dari Desember 2012 – Agustus 2014 No
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Jumlah Pengunjung (Orang) 2012 2013 2014 12.913 20.976 11.915 22.931 12.982 22.999 12.978 25.920 13.963 27.950 11.989 28.923 22.920 32.900 18.969 29.941 17.934 17.950 17.982 7.923 19.946 7.923 192.441 212.540
Sumber: Pengelola Floating Market Lembang (2014)
Berdasarkan Tabel 2, jumlah pengunjung kawasan Floating Market Lembang terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan keberadaannya cukup penting bagi kehidupan masyarakat sekitar kawasan. Adanya Floating Market Lembang mendatangkan dampak tersendiri seperti peningkatan pendapatan dan peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Namun, sejauh ini belum
4
diketahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari kegiatan wisata terhadap keadaan ekonomi masyarakat lokal. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk membantu masyarakat lokal agar menyadari akanpentingnya lokasi wisata ini bagi peningkatan perekonomian masyarakat lokal.
1.2 Rumusan Masalah Sektor pariwisata memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat sekitar, terutama terhadap perubahan pendapatan masyarakat. Salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi ekonomi yaitu kawasan Floating Market Lembang. Floating Market Lembang merupakan salah satu kawasan wisata yang menawarkan keindahan alam, kenyamanan, dan keasrian. Selain itu, merupakan salah satu kawasan yang berpotensi besar dan memiliki daya tarik sebagai kawasan wisata. Tidak sedikit masyarakat yang berkunjung untuk sekedar melepas penat maupun berkumpul bersama keluarga. Adanya kegiatan wisata yang berlangsung di Floating Market Lembang berdampak pada ekonomi yaitu perekonomian masyarakat sekitar. Potensi yang dimiliki Floating Market Lembang juga akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan daerah dan penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar kawasan. Semenjak diberlakukannya UU No.32 Tahun 2004 mengenai otonomi daerah, masing-masing daerah terus berusaha mengembangkan potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata. Devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata akan dialokasikan untuk daerah otonomi tersebut (Nirwandar, 2005). Dampak ekonomi yang ditimbulkan Floating Market Lembang juga dapat dilihat dari keadaan sosial ekonomi pengunjung. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi dari pengunjung, semakin tinggi juga pengeluaran yang dilakukan oleh pengunjung. Jumlah pengunjung yang tinggi tiap tahunnya membuat kawasan wisata ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Sehingga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Kawasan wisata Floating Market Lembang menjadi salah satu pendorong perekonomian daerah, khususnya bagi masyarakat sekitar. Tingkat kunjungan
5
wisata yang baik juga berakibat terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan akan memberikan dampak ekonomi yang positif terhadap ekonomi masyarakat lokal. Floating Market Lembang sebagai salah satu kawasan wisata tentunya akan memberikan dampak bagi komponen-komponen yang terkait didalamnya. Keberadaan objek wisata ini juga sangat bergantung terhadap pengunjung yang datang sehingga penting bagi pengelola untuk mengetahui karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja agar dapat memberikan informasi tambahan dan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam penetapan kebijakan pengelolaan di masa datang. Kegiatan pariwisata di Floating Market Lembang memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar sehingga hal ini perlu dikaji. Sejauh ini belum ada studi mengenai analisis dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Floating Market Lembang sehingga nilai dampak ekonomi kegiatan wisata belum diketahui. Berdasarkan uraian diatas, beberapa hal menarik untuk dikaji disajikan dalam beberapa rumusan berikut: 1.
Bagaimana karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah wisata Floating Market Lembang?
2.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Floating Market Lembang?
3.
Bagaimana dampak ekonomi yang timbul akibat dari kegiatan wisata di sekitar objek wisata Floating Market Lembang?
1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah wisata Floating Market Lembang.
2.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Floating Market Lembang.
3.
Mengestimasi dampak ekonomi yang timbul akibat dari adanya kegiatan wisata Floating Market Lembang.
6
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.
Peneliti dan akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi pelengkap keilmuan ekonomi sumberdaya dan lingkungan serta sebagai bahan tambahan dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2.
Bagi pengelola dan para pengambil kebijakan, diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka pengembangan obyek wisata Floating Market Lembang yang berkelanjutan.
3.
Bagi penulis, sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana di Institut Pertanian Bogor.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi beberapa hal, diantaranya adalah : 1.
Wilayah penelitian ini adalah kawasan wisata Floating Market Lembang, Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
2.
Obyek penelitian ini adalah orang-orang yang mengunjungi kawasan wisata, unit usaha, dan tenaga kerja yang selanjutnya disebut sebagai responden.
3.
Fungsi permintaan wisata menggunakan pendekatan individual travel cost method, sehingga diasumsikan Floating Market Lembang menjadi satusatunya tempat tujuan wisata responden .
4.
Dampak ekonomi yang diteliti dilihat dari pengeluaran wisatawan selama di lokasi wisata.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Menurut UU Pemerintah Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pengertian wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Menurut Institute of Tourism in Britain (1979) dalam Pendit (2006), pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut, mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata. Samsuridjal (1997) mengemukakan bahwa jenis-jenis wisata antara lain: 1.
Wisata Rekreasi, yaitu wisata yang dilakukan orang untuk memanfaatkan waktu libur di luar rumah. Kebanyakan wisata jenis ini dilakukan untuk menikmati keindahan alam.
2.
Wisata Bahari, yaitu wisata dengan objek kawasan laut, misalnya menyelam, berselancar, berlayar, memacing, dan lainnya.
3.
Wisata Alam, yaitu wisata dengan objek alam. Objek gunung, gua, sungai. Pada umumnya peminat objek ini adalah para remaja dan petualang.
4.
Wisata Budaya, yaitu wisata yang menawarkan objek yang berupa tradisi dan budaya serta adat istiadat masyarakat yang unik.
5.
Wisata Olahraga, yaitu wisata yang dilakukan dengan tujuan pertandingan dan meningkatkan prestasi olahraga.
6.
Wisata Bisnis, yaitu perjalanan yang dilakukan untuk tujuan bisnis. Wisata jenis ini membutuhkan sarana penunjang bisnis yang baik.
7.
Wisata Konvensi, yaitu wisata yang dilakukan ke suatu negara untuk keperluan rapat atau sidang.
8
8.
Wisata Jenis Lain, yaitu keinginan dan ketertarikan masyarakat beraneka ragam. Perkembangan jenis wisata juga semakin banyak. Kini mulai populer dengan sebutan wisata sejarah, arkeologi, berburu, safari, fotografi, dan sebagainya. Menurut Pendit (2006), pariwisata dapat dibedakan menurut motif
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Wisata Budaya Perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 2.
Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, lebih-
lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi, berselancar, balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negaranegara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji, dan sebagainya. 3.
Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro
perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan, dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. 4.
Wisata Konvensi Wisata konvensi adalah hal yang dekat dengan wisata jenis politik. Berbagai
negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta
9
konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. 5.
Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian
perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6.
Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah
atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. 7.
Wisata Ziarah Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan
kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makammakam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang
jauh
dari
rumahnya
bukan
dengan
alasan
rumah
atau
kantor
(Kusumaningrum, 2009). Tujuan dari wisata juga bermacam-macam, seperti untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi,
meningkatkan
kesejahteraan
rakyat,
menghapus
kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta
10
tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa.
2.2 Wisatawan Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sedangkan menurut Cohen (1974) dalam Pitana dan Gayatri (2005), seorang wisatawan adalah seorang pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri untuk waktu sementara, dengan harapan mendapat kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang dialami selama dalam perjalanan yang relatif lama dan tidak berulang. Menurut Wahab (2003) motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kesehatan, kesenangan, pendidikan, agama, kebudayaan, hobi, olahraga, konferensi, seminar, dan lain-lain. Menurut MacIntosh (1972) dalam Yoeti (2008) wisatawan melakukan perjalanan wisata disebabkan oleh empat hal, yaitu: 1.
Motivasi Fisik Perjalanan wisata yang tujuannya untuk mengembalikan keadaan fisik yang
sudah lelah karena bekerja, mereka perlu beristirahat dan bersantai, melakukan kegiatan olahraga agar setelah kembali dari perjalanan wisata dapat bersemangat kembali sewaktu masuk kerja. 2.
Motivasi Kultural Perjalanan wisata dilakukan karena ingin melihat tingkat kemajuan suatu
bangsa, wisatawan juga ingin melihat perbedaan yang dimiliki tempat tersebut dengan tempat lainnya. 3.
Motivasi Personal Perjalanan wisata dengan alasan ingin mengunjungi sanak keluarga yang
sudah lama tidak bertemu. 4.
Motivasi Status atau Prestise Perjalanan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan status
dan prestise keluarga, dimana mereka memiliki kemampuan dibanding orang lain.
11
Menurut Smith (1977) dalam Pitana (2005), wisatawan dibedakan menjadi tujuh kelompok, yaitu: 1.
Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif dengan masyarakat lokal, dan bersedia menerima fasilitas seadanya, serta menghargai norma dan nilai-nilai lokal.
2.
Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal, tetapi dengan pengaturan terlebih dahulu, dan berpergian dalam jumlah yang kecil.
3.
Off-beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak ikut ke tempattempat yang sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya di tempat lokal.
4.
Unusual,yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali waktu juga mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat-tempat baru, atau melakukan aktivitas tambahannya bersedia menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap harus mendapatkan fasilitas yang standar.
5.
Incipient mass, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual atau kelompok kecil, dan mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian.
6.
Mass, yaitu wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang sama seperti di daerahnya, atau berpergian ke daerah tujuan wisata dengan environmental bubble yang sama. Interaksi dengan masyarakat lokal kecil, kecuali dengan mereka yang langsung berhubungan dengan usaha pariwisata.
7.
Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk bersantai atau bersenang-senang, berpergian dalam kelompok besar dan meminta fasilitas yang berstandar internasional.
2.3 Objek Wisata Alam Suwantoro (1977) dalam Milasari (2010) menyatakan bahwa objek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan
12
serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Pada umumnya hal yang menjadi daya tarik utama dari wisata alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti rumah makan, pelayanan yang baik serta sarana akomodasi merupakan faktor pendukung untuk melakukan wisata alam. Objek wisata alam dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1.
Flora dan fauna Jenis flora dan fauna yang memiliki keunikan dan kekhasan, seperti bunga Edelweiss, dan Badak Bercula Satu.
2.
Keunikan dan kekhasan ekosistem Sesuai dengan keadaan geografis yang kawasan yang sangat bervariasi, keberadaan ekosistem didalamnya akan menunjukkan kekhasan sendiri. Contohnya seperti: ekosistem pantai, hutan, mangrove, dan dataran tinggi.
3.
Gejala alam Potensi objek wisata berupa gejala alam, antara lain: kawah, sumber air panas, air terjun, danau, gletser, batu-batuan besar, dan gua.
4.
Budidaya sumberdaya alam Potensi objek wisata alam berupa budidaya sumberdaya alam, seperti sawah, perkebunan, kebun binatang, dan perikanan.
2.4 Permintaan Wisata Douglas (1970) mendefinisikan permintaan rekreasi adalah banyaknya kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran keseluruhan partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan, bila fasilitas-fasilitas yang tersedia cukup memadai dan dapat memenuhi keinginan masyarakat. Menurut Wahab (2003), permintaan wisata dapat dibagi menjadi permintaan yang potensial dan permintaan yang aktual (nyata). Permintaan potensial ialah sejumlah orang yang memenuhi unsur-unsur pokok suatu perjalanan dan dalam kondisi siap untuk berpergian. Sedangkan permintaan aktual (nyata) adalah orang-orang yang secara nyata berpergian ke suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi menurut Clawson dan Knetsch (1975), diantaranya:
13
1.
Faktor individu atau faktor yang berhubungan dengan konsumsi potensial terdiri atas: a. Jumlah individu yang berada di sekitar tempat rekreasi. b. Distribusi (penyebaran) geografis
daerah konsumen potensial yang
berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan untuk mencapai areal wisata. c. Karakteristik sosial ekonomi, seperti: umur, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan. d. Pendapatan per
kapita rata-rata, distribusi pendapatan dari masing-
masing individu untuk keperluannya. e. Rata-rata waktu luang dan alokasinya. f. Pendidikan khusus, pengalaman, dan pengetahuan yang berhubungan dengan rekreasi. 2.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat rekreasi, terdiri dari: a. Keindahan dan daya tarik. b. Identitas dan sifat pengelolanya. c. Alternatif pilihan tempat rekreasi lain. d. Kapasitas akomodasi untuk keperluan potensial. e. Karakteristik iklim dan cuaca tempat rekreasi.
3.
Hubungan konsumen potensial dengan tempat rekreasi, terdiri dari: a. Lama waktu perjalanan yang diperlukan dari tempat tinggal ke tempat rekreasi. b. Kesenangan (kenyamanan) dalam perjalanan. c. Biaya yang diperlukan untuk berkunjung ke tempat rekreasi. d. Meningkatkan permintaan rekreasi sebagai atribut promosi yang menarik.
2.5 Metode Biaya Perjalanan Permintaan wisata dapat dianalisis menggunakan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method). Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan rekreasi meliputi biaya konsumsi selama rekreasi, biaya transportasi, biaya dokumentasi, dan biaya lain-lain. Tarif masuk kawasan wisata tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya perjalanan karena merupakan suatu konstanta.
14
Menurut Hufschmidt et al. (1987) pendekatan biaya perjalanan merupakan pendekatan untuk menilai barang-barang yang tidak memiliki harga seperti lingkungan, taman umum, dan juga tempat rekreasi. Inti dari pendekatan ini bahwa biaya perjalanan ke suatu tempat rekreasi akan mempengaruhi jumlah kunjungan yang dilakukan oleh seseorang. Informasi yang diperoleh dari pengunjung akan dianalisis dan data yang dihasilkan akan digunakan untuk meregresi tingkat kunjungan yang dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan berbagai variabel sosial ekonomi. Qi = f (TC, X1,..............,Xn) Dimana, Qi
= tingkat kunjungan
TC
= biaya perjalanan
X1.....Xn
= variabel sosial-ekonomi termasuk tingkat pendapatan dan variabel lain yang sesuai.
Dalam aplikasinya, metode biaya perjalanan ini mempunyai beberapa teknik-teknik pendekatan (Turner et al.,1994), antara lain : 1.
Metode biaya perjalanan zonal, yaitu dengan membagi lokasi asal pengunjung untuk melihat jumlah populasi per zona, yang digunakan untuk mengestimasi tingkat kunjungan per seribu orang.
2.
Metode biaya perjalanan individu, yaitu dengan mengukur tingkat kunjungan individu ke tempat rekreasi dan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu tersebut. Tujuannya adalah untuk mengukur frekuensi kunjungan individu ke tempat rekreasi tersebut.
3.
Random Utility Approach atau pendekatan utilitas acak, yaitu pendekatan yang mengestimasi bahwa individu akan berkunjung ke suatu tempat berdasarkan preferensi mereka dan individu tersebut tidak menghubungkan antara kualitas tempat wisata dengan biaya pendekatan biaya perjalanan untuk mencapai tempat tersebut. Oleh karena itu, pendekatan ini memerlukan mempengaruhi
informasi preferensi
tentang
semua
individu
untuk
kemungkinan memilih
yang
antara
lingkungan atau biaya perjalanan untuk setiap lokasi rekreasi.
dapat kualitas
15
4.
Pada awal perkembangannya, penggunaan metode biaya perjalanan untuk menghitung nilai tempat rekreasi menggunakan pendekatan zonal, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei.
2.6 Dampak Ekonomi Wisata Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai negara dan bagi beberapa negara/daerah. Beberapa aspek yang menyangkut pariwisata diantaranya aspek sosiologis, psikologis, ekologis, ekonomi dan lain-lain. Aspek yang mendapat perhatian paling besar dan hampir merupakan satu-satunya aspek yang dianggap penting ialah aspek ekonomi (Soekadijo, 1996). Pariwisata dapat memberikan dampak, baik itu dampak sosial, budaya, maupun ekonomi. Kawasan wisata juga merupakan salah satu sektor penggerak ekonomi yang sangat potensial. Kawasan wisata dapat memberikan manfaat ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat sekitar kawasan wisata, dan juga masyarakat luas. Pembangunan wisata pada suatu daerah biasanya dapat berdampak
negatif
maupun
positif
seperti
meningkatkan
pendapatan,
meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan kesempatan kerja dan peluang usaha, serta meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah. Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar (Cohen, 1984), yaitu: 1.
Dampak terhadap penerimaan devisa
2.
Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3.
Dampak terhadap kesempatan kerja
4.
Dampak terhadap harga-harga
5.
Dampak terhadap distribusi manfaatan dan keuntungan
6.
Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
7.
Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8.
Dampak terhadap pendapatan pemerintah Selain dampak positif, berbagai penelitian juga menunjukkan adanya
dampak negatif seperti makin memburuknya kesenjangan antar kelompok
16
masyarakat, memburuknya ketimpangan antar daerah, hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumberdaya ekonomi, munculnya neo-kolonialisme atau neo-imperialisme dan sebagainya (Pitana dan Gayatri, 2005). Fandelli (2001) menyimpulkan ada delapan prinsip dalam kegiatan ekowisata yaitu: 1.
Mencegah dan menanggulangi dari aktivitas yang mengganggu terhadap alam dan budaya
2.
Pendidikan konservasi lingkungan
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
5.
Meningkatkan penghasilan masyarakat
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam
7.
Menjaga daya dukung lingkungan
8.
Meningkatkan devisa bagi pemerintah
2.7 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dampak ekonomi wisata telah dilakukan oleh Milasari (2010) yaitu analisis dampak ekonomi wisata Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor. Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak ekonomi langsung yang berupa pendapatan pemilik unit usaha sebesar 54%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja sebesar 2%. Dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59%. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,07, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,22, dan Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,37. Amanda (2009) pada “Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten” menganalisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap pendapatan masyarakat lokal dari objek wisata Pantai Bandulu. Hasil menunjukkan bahwa dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 46%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja yaitu sebesar 2% dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 65,9%. Nilai Keynesian Income Multiplier
17
adalah 1,46, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,38, dan Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,63. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina pada Tahun 2009 dengan judul “Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung Serta Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah” menganalisis dampak ekonomi kegiatan wisata Gunung Salak Endah. Hasil penelitian diperoleh dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 27,8% sedangkan dampak tidak langsung berupa pendapatan tenaga kerja sebesar 6,1% dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 74%. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 2,79, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,51, dan Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,90.
18
III. KERANGKA PEMIKIRAN Floating Market Lembang merupakan kawasan wisata pasar terapung yang terdapat di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat. Kawasan Floating Market Lembang memiliki potensi wisata dan sumberdaya alam yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan situ yang dipugar menjadi kawasan wisata. Daya tarik utama yang dimiliki wisata ini yaitu berupa pasar terapung yang menjual berbagai makanan khas dan keindahan alam berupa pemandangan yang indah. Floating Market Lembang sebagai sarana rekreasi, berhubungan erat dengan wisatawan. Oleh karena itu, penting bagi pihak pengelola untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan penilaian wisatawan maupun masyarakat yang ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata. Selain itu, diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan. Keberadaan wisata Floating Market Lembang telah memberikan berbagai dampak baik bagi lingkungan sekitar. Salah satunya dampak ekonomi. Dimana, tingkat permintaan atau kunjungan wisatawan akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, seperti terciptanya lapangan pekerjaan. Evaluasi dari dampak yang terjadi di masyarakat akibat dari adanya pengembangan dari pariwisata di kawasan wisata Floating Market Lembang dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk perumusan kebijakan, dalam rangka pengembangan daerah menuju arah yang lebih baik. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini merupakan keterkaitan antara tujuan penelitian dengan langkah yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian tersebut. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengidentifikasi karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja yang terdapat di Floating Market Lembang. Karakterisitik tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Langkah kedua yaitu mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan wisata di Floating Market Lembang. Hal ini dilakukan
19
untuk mengetahui bagaimana permintaan terhadap wisata ini. Permintaan terhadap wisata diidentifikasi menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0. Langkah terakhir yaitu menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata Floating Market Lembang. Dampak ekonomi dianalisis menggunakan Keynesian income multiplier. Berdasarkan uraian tersebut maka didapatkan kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 1.
20
Kawasan Wisata Floating Market Lembang
Pengunjung Kawasan Wisata
Permintaan Wisata
Identifikasi Karakteristik Responden
Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata
Dampak Ekonomi Adanya Kawasan Wisata
Langsung
Analisis Deskriptif
Analisis Regresi Linier Berganda
Tidak Langsung
Lanjutan
Analisis Multiplier
Nilai Dampak Ekonomi
Rekomendasi Pengelolaan Wisata Floating Market Lembang
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
21
IV.METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Floating Market Lembang, Desa Lembang, Kecamatan Lembang. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) karena lokasi tersebut merupakan salah satu lokasi yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Selain itu akses menuju lokasi penelitian sangat mudah dan dirasa layak untuk diteliti. Pengumpulan data dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pertengahan bulan April sampai dengan pertengahan bulan Juni 2014.
4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui kuisioner. Responden terdiri dari wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja. Data primer yang dibutuhkan antara lain karakteristik pengunjung, pengeluaran pengunjung, pendapatan dari unit usaha, serta pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi wisata. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur berbagai buku, jurnal, artikel, instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, dan sumber lainnya yang mendukung topik penelitian. Selain itu diperoleh dari pengelola wisata Floating Market Lembang. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain jumlah kunjungan tahunan wisatawan, gambaran umum lokasi wisata, serta informasi lain yang menunjang penelitian.
4.3 Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan contoh terhadap pengunjung menggunakan metode non-probability sampling yaitu semua objek penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden (Juanda, 2007). Responden dipilih secara purposive sampling yaitu sampel diambil dengan maksud dan tujuan tertentu. Responden pengunjung adalah orang yang sedang melakukan kegiatan wisata di Floating Market Lembang dan berusia diatas 16
22
tahun. Usia 16 tahun dipilih karena pada usia tersebut dinilai responden mampu menentukan keputusan. Jumlah sampel untuk pengunjung Floating Market Lembang sebanyak 40 orang. Metode pengambilan contoh responden pada unit usaha dan tenaga kerja lokal dilakukan dengan purposive sampling. Responden yang dipilih diusahakan dapat mewakili jenis usaha yang terdapat di sekitar lokasi wisata, yaitu unit usaha perahu makanan, souvenir, dan restoran. Responden terpilih untuk unit usaha dan tenaga kerja masing-masing sebanyak 30 orang.
4.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu : a. Observasi langsung ke lapangan, bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi objek penelitian, seperti karakteristik pengunjung. b. Wawancara, dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Daftar indikator dan parameter diuraikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Daftar indikator dan parameternya No 1. Identifikasi karakteristikpengunju ng, unit usaha, dan tenaga kerja
Indikator Karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Parameter Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Tingkat Pendidikan Jenis Pekerjaan Tingkat Pendapatan Jumlah Tanggungan Domisili
23
Tabel 3 Daftar indikator dan parameternya (lanjutan) No 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata
Indikator Faktor yang mempengaruhi kunjungan responden
3. Dampak ekonomi dari timbulnya kegiatan wisata
Perubahan pendapatan
Parameter Y= Frekuensi kunjungan per tahun X1=Pendapatan responden (Rp\tahun) X2=Biaya perjalanan individu (Rp) X3=Umur responden (tahun) X4=Jarak tempuh (Km) X5=Jumlah tanggungan responden (orang) Pendapatan yang diakibatkan dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja
4.5.1 Analisis Karakteristik Pengunjung Analisis karakteristik pengunjung Floating Market Lembang dianalisis dan diidentifikasi secara deskriptif. Karakteristik tersebut dapat menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pengunjung untuk kawasan wisata. Metode deskriptif menurut Whitney (1960) dalam Nazir (2003), merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode analisis ini digunakan untuk menjawab hampir seluruh tujuan penelitian yang dilakukan. Penjelasan secara deskriptif berdasarkan informasi dan data yang diperoleh melalui hasil wawancara dan pengamatan langsung. 4.5.2 Faktor –Faktor Sosial Ekonomi dari Permintaan Wisata Floating Market Lembang Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata Floating Market Lembang diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan. Metode ini merupakan pendekatan untuk menilai barang dan jasa yang tidak memiliki harga seperti lingkungan, taman umum, dan tempat rekreasi. Inti dari pendekatan ini adalah bahwa biaya perjalanan ke suatu tempat wisata akan mempengaruhi frekuensi kunjungan yang dilakukan seseorang.
24
Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ke tempat wisata Floating Market Lembang tiap individu per tahun kunjungan, yaitu: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + ε Dimana: Y
= Frekuensi kunjungan per tahun ke Floating Market Lembang (jumlah kunjungan/tahun)
X1
= Pendapatan responden (rupiah/tahun)
X2
= Biaya perjalanan responden dari rumah ke lokasi wisata (rupiah)
X3
= Umur responden (tahun)
X4
= Jarak tempuh ke Floating Market Lembang (km)
X5
= Jumlah tanggungan responden (orang)
X6
= Dummy lingkungan di Floating Market Lembang
ε
= Error term
b1-b6= Koefisien regresi untuk faktor X1-X6 Variabel di atas dipilih berdasarkan teori penelitian terdahulu dan observasi di lapangan. Data yang telah dikumpulkan penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 untuk membentuk model regresi berganda.
4.5.3 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Asumsi model regresi linier berganda sangat mirip dengan asumsi model regresi linier sederhana, yaitu: 1.
Spesifikasi model ditetapkan dalam persamaan: Y = β0 + β1X1i + β2X2i + β3X3i + … + βkXki + εi
2.
Peubah Xk merupakan peubah non-stokastik (fixed), artinya sudah ditentukan, bukan peubah acak. Selain itu tidak ada hubungan linier sempurna antar peubah bebas Xk. a. Komponen sisaan εi mempunyai nilai harapan sama dengan nol, dan ragam konstan untuk semua pengamatan i. E(εi) = 0 dan Var (εi) = σ2. b. Tidak ada hubungan atau tidak ada korelasi antar sisaan εi sehinggan Cov (εi, εj) = 0 untuk i ≠ j.
25
c. Komponen sisaan menyebar normal. 4.5.3.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda Pemenuhan asumsi dalam regresi linier berganda perlu dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model. Adapun beberapa pengujian statistik yang perlu dilakukan ialah (Firdaus, 2004): 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah error term dari data
observasi mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah.Uji tersebut dapat dilakukan dengan “normality test” pada residual hasil persamaan model. Jika dalam grafik hasil uji tersebut keberadaan titik-titik pada garis berbentuk linier dan didapat p-value lebih besar dari taraf nyata, maka asumsi kenormalan dapat terpenuhi. 2.
Uji Statistik t Uji t digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi yang diperoleh dari
hasil perhitungan dengan Ordinary Least Square (OLS) berbeda secara signifikan dengan nilai parameter tertentu atau tidak (Firdaus, 2004). Prosedur pengujiannya sebagai berikut: H0 : bi = 0 artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). H1 : bi ≠ 0 artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Rumus untuk mencari t hitung sebagai berikut: thitung = b – γ Sγ Jika thitung> ttabel, maka terima H0, artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Jika thitung< ttabel, maka tolak H0, artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). 3.
Uji Statistik F Uji statistik F merupakan pengujian koefisien regresi secara keseluruhan,
pengujian ini menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
26
Langkah-langkah pengujian statistik F 1) Membuat Hipotesa. H0 :β1=β2=0 H1 :β1≠β2≠β3=β4=0 2) Kriteria. H0 akan diterima dan H1 akan ditolak bila F-stat < F-tabel. H0 akan ditolak dan H1 akan diterima bila F-stat > F-tabel. 3) Membandingkan nilai F-statistik dengan nilai F-tabel. 4.
Uji Multikolinearitas Salah satu asumsi dari model regresi ganda adalah bahwa tidak ada
hubungan linear sempurna antara peubah bebas dalam model tersebut. Jika hubungan tersebut ada, kita katakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna (perfect multicolinearity). Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah (atau kombinasi peubah) bebas berkorelasi tinggi antara peubah satu dengan yang lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas maka dapat dilihat dari output komputer, dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan terdapat multikolinearitas dalam model. 5.
Uji Heteroskedastisitas Asumsi dari model regresi linear adalah bahwa ragam sisaan (εi) sama atau
homogen. Jika ragam sisaan tidak sama atau Var (εi) = E(εi2) = σi2 untuk tiap pengamatan ke-1 dari peubah-peubah bebas dalam model regresi, maka dikatakan ada masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan metode grafik atau dengan menggunakan uji Park, uji Gleiser, uji Breusch-Pagan, uji Goldfield-Quadant dan white test. 6.
Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi antara
serangkaian data menurut waktu (time series) atau menurut ruang (cross section). Nilai statistik Durbin Watson berada pada kisaran 0 hingga 4, dan jika nilainya mendekati dua maka menunjukkan tidak adanya auto korelasi ordo kesatu. Pendeteksi autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). H0 : tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negatif
27
H1 : terdapat serial autokorelasi Tolak H0 jika d < dL atau d > 4 – dL dan terima H0 jika dU < d < 4 – dU.
4.5.4 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Floating Market Lembang Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata di kawasan Floating Market Lembang dapat dilakukan dengan beberapa analisis. Analisis dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata yaitu, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata (Vanhove, 2005). Kelompok pertama adalah unit usaha lokal yang menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal yang menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi yang didapat dari responden (pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja) mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang yang memberikan dampak langsung, tidak langsung, dan lanjutan bagi perekonomian masyarakat lokal. Berdasarkan Marine Ecotourism for Atlantic Area (META) (2001), dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal dapat diukur menggunakan dua tipe pengganda, yaitu : 1.
Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
2.
Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal.
Secara sistematis dirumuskan : Keynesian Income Multiplier
= D+N+U E
Ratio Income Multiplier, Tipe I
= D+N D
Ratio Income Multiplier, Tipe II
= D+N+U D
dimana : E
: Pengeluaran pengunjung (Rupiah)
28
D
: Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rupiah)
N
: Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (Rupiah)
U
: Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rupiah) Nilai Keynesian Income Multiplier, Ratio Income Multiplier Tipe I, dan
Ratio Income Multiplier Tipe II memiliki kriteria sebagai berikut: 1.
Apabila nilai tersebut kurang dari atau sama dengan nol (≤ 0), maka lokasi wisata tersebut belum mampu memberikan dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya.
2.
Apabila nilai tersebut diantara angka nol dan satu (0 < x < 1), maka lokasi wisata tersebut masih memiliki dampak ekonomi yang rendah, dan
3.
Apabila nilai tersebut lebih besar atau sama dengan satu (≥ 1), maka lokasi wisata tersebut telah mampu memberikan dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya.
29
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian ini dilakukan di Floating Market Lembang, Kelurahan Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kawasan ini dibuka pada bulan Desember tahun 2012. Lokasi ini merupakan kawasan danau alami yang diubah menjadi kawasan wisata alam. Sebelumnya kawasan ini merupakan tempat pemancingan yang dikenal dengan nama Situ Umar. Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan ini diubah menjadi kawasan wisata yaitu Floating Market Lembang. Luas kawasan Floating Market Lembang sebesar 7,7 hektar yang terdiri dari 3 hektar kawasan situ dan 4,7 hektar kawasan darat, dengan suhu kisaran 15˚-22˚C. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Lembang adalah:
Sebelah Utara
: Kelurahan Jayagiri
Sebelah Selatan
: Kelurahan Wangunsari
Sebelah Timur
: Kelurahan Kayuambon
Sebelah Barat
: Kelurahan Jayagiri
Daya tarik objek wisata ini adalah pemandangan yang indah serta pasar terapung yang menjual berbagai makanan khas. Selain itu, wisata pasar terapung ini merupakan satu-satunya di Jawa Barat. Seperti yang kita tahu bahwa pasar terapung yang terkenal berada di Thailand dan di Kalimantan, Indonesia. Kondisi wisata Floating Market Lembang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Objek Wisata Floating Market Lembang
30
5.2 Kondisi Sosial Kelurahan Lembang memiliki 3.824 KK. Berdasarkan laporan tahunan Kelurahan Lembang, hingga akhir Tahun 2013 jumlah penduduk Kelurahan Lembang adalah 21.108 orang yang terdiri dari 14.125 orang penduduk laki-laki dan 6.983 orang penduduk perempuan. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di Kelurahan Lembang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kelurahan Lembang tahun 2013 Kelompok usia (Tahun)
Jumlah penduduk
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
Laki-laki
Perempuan
0-4
719
357
1.076
5,10
5-9
589
297
886
4,20
10-14
1.027
475
1.502
7,12
15-19
1.028
512
1.540
7,30
20-24
1.223
575
1.798
8,52
25-29
1.227
589
1.816
8,60
30-34
1.264
606
1.870
8,86
35-39
1.263
622
1.885
8,93
40-44
789
458
1.247
5,91
45-49
909
437
1.346
6,38
50-54
881
436
1.317
6,24
55-59
730
342
1.072
5,08
> 59
2.506
1.247
3.753
17,78
Total
14.155
6.953
21.108
100
Sumber: Laporan tahunan Kelurahan Lembang (2013)
Mata pencaharian warga Kelurahan Lembang hingga akhir Tahun 2013 sebagian besar adalah pegawai negeri/swasta/POLRI/TNI sebesar 65,97%. Selanjutnya warga bekerja sebagai petani/peternak, buruh, montir, pedagang barang kelontong, pengusaha, dan pengrajin. Selain itu warga yang telah menjadi purnawirawan/pensiunan sebesar 4,42%.
31
Tingkat
pendidikan
warga
Kelurahan
Lembang
meliputi
lulusan
akademi/perguruan tinggi sebesar 30,17%. Selanjutnya lulusan setingkat SLTA sebesar 35,74%, SLTP sebesar 12,34%, SD/SLB sebesar 11,88%, dan 9,84% tidak menempuh pendidikan formal.
5.3 Sarana dan Prasarana Wisata Kawasan Floating Market Lembang menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap. Fasilitas yang dimiliki oleh Floating Market Lembang meliputi 8 unit joglo, 7 unit gazebo dan 11 unit saung. Selain itu, terdapat 4 unit restoran utama dan 2 unit dermaga yang terdiri dari dermaga pasar terapung dan dermaga wahana air. Selain itu tersedia pula fasilitas parkir untuk bus, mobil kecil, dan sepeda motor yang memadai. Harga tiket masuk Rp 10.000,00 untuk hari kerja dan Rp 15.000,00 pada akhir pekan atau hari libur. Seluruh tiket masuk sudah termasuk welcome drink. Berbagai wahana juga terdapat di kawasan ini, seperti taman kelinci, wahana adrenaline, wahana air, kampung kandang, dan kampung leuit. Tiket masuk tiap wahana berbeda-beda, untuk wahana taman kelinci sebesar Rp 20.000,00 sudah termasuk dua buah wortel, untuk wahana air berkisar antara Rp 20.000,00 hingga Rp 70.000,00, sedangkan untuk wahana adrenalin berkisar antara Rp 20.000,00 hingga Rp 30.000,00.
5.4 Aksesibilitas Akses menuju lokasi wisata ini relatif mudah.Selain karena kondisi jalan yang baik menuju kawasan wisata, lokasi wisata Floating Market Lembang berada di pinggir jalan utama sehingga mudah ditemukan. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Akses menuju Floating Market Lembang dapat ditempuh dengan berbagai cara diantaranya: a)
Bila menggunakan angkutan umum, maka pengunjung bisa memulai dari Terminal Leuwi Panjang Bandung menggunakan damri jurusan Ledeng, setelah itu dapat dilanjutkan dengan naik angkutan kota jurusan Lembang dan tepat berhenti didepan kawasan wisata.
32
b)
Bila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung dapat mengambil arah menuju Setiabudi, dilanjutkan menuju Terminal Ledeng, lalu menuju arah lembang. Setelah sampai di Grand Hotel Lembang, lanjut terus untuk memutar via pasar Lembang kearah Bandung, maka akan menemukan Floating Market Lembang tepat di sebelah kiri jalan.
33
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelompok yaitu kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, dan kelompok tenaga kerja. Karakteristik masing-masing kelompok responden tersebut dijelaskan pada sub bab di bawah ini. 6.1.1 Karakteristik Responden Pengunjung Karakteristik responden pengunjung dibedakan menjadi dua yaitu karakteristik sosial ekonomi seperti jenis kelamin, usia, asal kota, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, status pernikahan, jumlah tanggungan, dan karakteristik kegiatan wisata yang meliputi frekuensi kunjungan, motivasi kunjungan, datang ke tempat wisata sendiri atau rombongan, tujuan kedatangan, waktu berkunjung, keinginan untuk mengunjungi kembali, dan penyebab ingin mengunjungi kembali. a.
Karakteristik responden pengunjung berdasarkan faktor sosial ekonomi Responden pengunjung dalam penelitian ini kebanyakan laki-laki yaitu
sebesar 52,5%. Hal tersebut dikarenakan untuk pengambilan responden pengunjung diutamakan kepala keluarga atau yang lebih dipercayakan untuk mengambil keputusan. Umur responden dalam penelitian ini dibatasi, yaitu pengunjung yang dijadikan responden berusia 16 tahun keatas. Hal ini dikarenakan pada batas usia tersebut, responden dianggap mampu untuk menentukan pengambilan keputusan dalam memilih tempat wisata. Pengunjung Floating Market Lembang memiliki keragaman usia dikarenakan tidak ada batasan umur bagi pengunjung tempat wisata ini. Sebaran usia pengunjung Floating Market Lembang berada pada kisaran antara 17-25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata ini digemari oleh kaum muda, baik yang masih SMA hingga yang sudah bekerja. Selain itu juga segmen yang ditawarkan oleh Floating Market Lembang yaitu kalangan menengah. Lokasi wisata sangat cocok untuk dinikmati bersama keluarga atau teman.
34
Asal responden pengunjung Floating Market Lembang didominasi oleh warga Bandung. Hal ini disebabkan lokasinya yang mudah dijangkau dan strategis sehingga mempermudah wisatawan untuk menemukan lokasi wisata. Selain itu kawasan wisata ini tergolong baru dan unik serta merupakan satu-satunya kawasan wisata di Bandung yang mengusung konsep perahu terapung. Jumlah presentase pengunjung dari Bandung sebesar 65%, sedangkan untuk luar Bandung sebesar 35%. Pengunjung yang datang ke Floating Market Lembang memiliki keragaman latar belakang tingkat pendidikan akhir. Tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi pola pikir dalam mengambil suatu keputusan. Tingkat pendidikan sebagian besar responden Floating Market Lembang adalah lulusan perguruan tinggi, yaitu sebesar 50%. Selain itu, faktor tingkat kemampuan ekonomi atau pendapatan merupakan faktor penting dalam analisis permintaan rekreasi. Jenis pekerjaan responden Floating Market Lembang sangat bervariasi. Sebagian besar responden bekerja sebagai pegawai swasta. Keragaman jenis pekerjaan disebabkan oleh harga tiket masuk yang cukup terjangkau yaitu antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Karakteristik 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 2. Usia (tahun) 17-25 26-34 35-43 44-52 >52 Jumlah 3. Asal Kota Bandung Luar Bandung Jumlah
Jumlah (orang)
Presentase (%)
21 19 40
52,5 47,5 100
20 7 6 4 3 40
50 17,5 15 10 7,5 100
26 14 40
65 35 100
35
Tabel 5 Karakteristik sosial ekonomi pengunjung (lanjutan) Karakteristik 4. Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pascasarjana Jumlah 5. Jenis Pekerjaan Mahasiswa PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Lainnya Jumlah 6. Tingkat Pendapatan (Rupiah) <500.000 500.000-≤2.000.000 2.000.000-≤3.500.000 3.500.000-≤5.000.000 >5.000.000 Jumlah
Jumlah (orang)
Presentase (%)
0 0 17 20 3 40
0 0 42,5 50 7,5 100
9 3 17 7 1 3 40
22,5 7,5 42,5 17,5 2,5 7,5 100
1 21 10 3 5 40
2,5 52,5 25 7,5 12,5 100
Sumber: Data Primer(2014)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengunjung Floating Market Lembang memiliki keragaman usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Hal ini karena Floating Market Lembang memiliki segmen pasar menengah keatas. Harga tiket masuk yang terjangkau, membuat siapa saja dapat mengunjungi kawasan wisata tersebut. Cuaca yang sejuk, pemandangan yang indah, banyaknya jenis makanan, dan wahana permainan yang beragam, membuat Floating Market Lembang cocok menjadi tempat kumpul bersama keluarga atau teman. Lokasi Floating Market Lembang juga cocok untuk segala usia karena lokasi ini tidak membutuhkan keterampilan khusus untuk mengunjunginya, seperti kawasan gunung yang hanya bisa dicapai oleh usia tertentu.
36
b.
Karakteristik kegiatan wisata Selain karakteristik pengunjung, dalam penelitian ini juga dilihat
karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang Karakteristik 1. Frekuensi Kunjungan Tahun 2014 Baru Pertama Kali 2kali 3 kali 4 kali >5 Jumlah 2. Motivasi Kunjungan Piknik\Kumpul keluarga Refreshing Pendidikan & Penelitian Lainnya Jumlah 3. Jarak tempat tinggal ≤20 km 21-40 km 41-60 km 61-80 km 81->100 km Jumlah 4. Mengunjungi tempat wisata Sendiri Kelompok Rombongan Jumlah 5. Biasa Berkunjung Hari Biasa (senin –Jumat) Hari Sabtu Hari Minggu Hari lainnya Jumlah 6. Aktivitas Utama di Kawasan Wisata Menikmati pemandangan Mempelajari sejarah kawasan Melakukan penelitian Lainnya Jumlah
Jumlah (orang)
Persentase (%)
22 11 5 1 1 40
55 27,5 12,5 2,5 2,5 100
4 33 1 2 40
10 82,5 2,5 5 100
14 13 11 0 2 40
35 32,5 27,5 0 5 100
1 14 25 40
2,5 35 62,5 100
4 6 9 21 40
10 15 22,5 52,5 100
35 1 0 4
87,5 2,5 0 10
40
100
37
Tabel 6 Karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang (lanjutan) Karakteristik 7. Keinginan untuk mengunjungi FML kembali Ya Tidak
Jumlah (orang)
Persentase (%)
38 2
95 5
40
100
Biaya rekreasinya murah Tempatnya indah dan menarik Lainnya
4 5 27 2
10,53 13,16 71,05 5,26
Jumlah
38
100
Jumlah 8. Penyebab ingin kembali ke LFM Letaknya dekat
Sumber: Data Primer (2014)
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung Floating Market Lembang baru pertama kali berkunjung ke tempat wisata ini, yaitu sebesar 55%. Hal ini dikarenakan kawasan wisata Floating Market Lembang masih tergolong baru. Namun, berdasarkan hasil wawancara, 95% responden pengunjung mengatakan ingin datang kembali ke Floating Market Lembang. Alasan ingin kembali salah satunya adalah tempatnya indah dan menarik.Selain itu jarak tempuh tidak menjadi alasan untuk mengunjungi Floating Market Lembang. Sebagian besar pengunjung menempuh jarak ≤ 20 kilometer, sebanyak 35%. Pengunjung yang datang dengan menempuh jarak antara 81 kilometer hingga 100 kilometer juga ditemui sebesar 5%. Motivasi pengunjung yang datang ke Floating Market Lembang sebagian besar yaitu untuk refreshing. Selain itu aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung Floating Market Lembang yaitu menikmati pemandangan, sisanya melakukan aktivitas lainnya seperti menikmati makanan yang dijual oleh perahu. Wisatawan memilih berwisata pada hari libur nasional. Sisanya memilih berwisata pada akhir pekan atau hari biasa. Kebanyakan dari pengunjung yang datang yaitu rombongan, seperti rombongan sekolah, rombongan kantor, maupun rombongan komunitas tertentu dengan kunjungan selama satu hari.
38
6.1.2 Karakteristik Responden Pengelola Unit Usaha Sektor unit usaha merupakan sektor yang penting dalam suatu kegiatan pariwisata. Dengan adanya usaha di pariwisata, akan memicu pengunjung untuk ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata serta berperan dalam menyediakan kebutuhan pengunjung selama melakukan kegiatan wisata. Unit usaha yang menjadi responden pada penelitian ini terdiri dari tiga puluh unit usaha. Pengelola unit usaha terdiri dari proporsi jenis kelamin 56,67% perempuan dan 43,33% lakilaki. Rata-rata usia responden berkisar antara usia dua puluh enam hingga tiga puluh empat tahun dengan presentase sebesar 46,67%. Sebanyak 26,67% merupakan responden dengan usia antara tiga puluh lima hingga empat puluh tiga, sedangkan presentase 23,33% merupakan responden dengan usia antara empat puluh empat hingga lima puluh dua. Sisanya sebanyak 3,33% merupakan responden dengan usia tujuh belas hingga dua puluh lima. Unit usaha yang paling banyak jumlahnya di Floating Market Lembang yaitu unit usaha perahu makanan. Jumlah responden unit usaha perahu makanan sebesar 80%. Sisanya merupakan unit usaha souvenir dan restoran masing-masing sebesar 10%. Pemilik unit usaha di Floating Market Lembang kebanyakan berasal dari Bandung dengan presentase sebesar 90%. Hal ini menunjukkan keberadaan kawasan wisata Floating Market Lembang membuka kesempatan bagi orangorang, khususnya yang berasal dari Bandung untuk berwirausaha. Pendidikan terakhir responden rata-rata lulusan Sekolah Menengah Atas sebesar 50%. Sebanyak 33,33% merupakan lulusan Perguruan Tinggi. Sisanya sebesar 13,33% dan 3,33% merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sebanyak 80% dari responden jenis unit usaha yang dimiliki adalah perahu makanan. Pendapatan rata-rata yang perbulan yang diperoleh unit usaha berkisar antara Rp 10.000.000 hingga kurang dari Rp 25.000.000 yaitu sebanyak 93,33%. Responden dengan pendapatan < Rp 10.000.000 sebanyak 3,33%. Sedangkan responden dengan pendapatan Rp 25.000.000 hingga kurang dari Rp 40.000.000 juga sebanyak 3,33%. Pendapatan yang diperoleh unit usaha di Floating Market Lembang tergolong cukup besar. Hal ini tidak lepas dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan. Oleh karena itu, selain pengelolaan
39
kawasan wisata yang harus ditingkatkan, kualitas dari produk unit usaha, seperti makanan dan baju, juga harus ditingkatkan agar pengunjung mau meningkatkan pengeluaran di kawasan wisata. Karakteristik sosial ekonomi unit usaha dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik sosial ekonomi pengelola unit usaha Karakteristik 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 2. Usia (tahun) 17-25 26-34 35-43 44-52 >52 Jumlah 3. Asal Kota Bandung Luar Bandung Jumlah 4. Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pascasarjana Jumlah 5. Jenis Unit Usaha Perahu makanan Souvenir Restauran Jumlah 6. Tingkat Pendapatan <10.000.000 10.000.000-<25.000.000 25.000.000-<40.000.000 40.000.000-<55.000.000 ≥55.000.000 Jumlah
Jumlah (orang)
Pesentase (%)
13 17 30
43,33 56,67 100
1 14 8 7 0 30
3,33 46,67 26,67 23,33 0 100
27 3 30
90 10 100
1 4 15 10 0 30
3,33 13,33 50 33,33 0 100
24 3 3 30
80 10 10 100
1 28 1 0 0 30
3,33 93,33 3,33 0 0 100
Sumber : Data Primer Diolah (2014)
6.1.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja Keberadaan Floating Market Lembang memberikan banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh tenaga kerja lokal. Salah satunya dalam peningkatan
40
lapangan pekerjaan sehingga mampu mengurangi pengangguran yang ada disekitar lokasi wisata karena sebagian besar tenaga kerja bermukim di sekitar lokasi wisata. Responden tenaga kerja pada penelitian kali ini terdiri dari tiga puluh orang dengan proporsi 20% laki-laki dan 80% perempuan. Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 8. Tabel 8 Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja Karakteristik 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 2. Usia (tahun) 17-25 26-34 35-43 44-52 >52 Jumlah 3. Asal Kota Bandung Luar Bandung Jumlah 4. Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pascasarjana Jumlah 5. Jenis Pekerjaan Perahu Makanan Souvenir Restauran Security Petugas Kebersihan Jumlah 6. Tingkat Pendapatan (Rupiah) <500.000 500.000-<2.000.000 2.000.000-<3.500.000 3.500.000-<5.000.000 >5.000.000 Jumlah Sumber : Data Primer Diolah (2014)
Jumlah (orang)
Presentase (%)
6 24 30
20 80 100
17 8 3 0 2 30
56,67 26,67 10 0 6,67 100
27 3 30
90 10 100
8 9 12 1 0 30
26,67 30 40 3,33 0 100
20 3 3 2 2 30
66,67 10 10 6,67 6,67 100
1 28 1 0 0 30
3,33 93,33 3,33 0 0 100
41
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata usia responden tenaga kerja berkisar antara tujuh belas hingga dua puluh lima tahun dengan presentasi sebesar 56,67% dari keseluruhan responden. Sebanyak 26,67% responden berusia antara dua puluh enam hingga tiga puluh empat tahun dan sebanyak 10% merupakan responden yang berusia tiga puluh lima tahun hingga empat puluh tiga tahun. Sisanya berusia diatas lima puluh dua tahun dengan presentasi sebesar 6,67%. Tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh responden terdiri dari 40% lulusan Sekolah Menengah Atas dan sebesar 30% merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama. Sisanya sebesar 26,67% dan 3,33% merupakan lulusan Sekolah Dasar dan Perguruan Tinggi. Rata-rata pekerjaan responden adalah sebagai penjaga perahu makanan yaitu sebesar 66,67%. Sebesar 10% responden masing-masing bekerja sebagai penjaga kios souvenir dan penjaga restaurant. Sisanya bekerja sebagai security dan petugas kebersihan dengan presentasi sebesar masing-masing 6,67%. Tingkat pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di Floating Market Lembang bervariasi. Rata-rata pendapatan tenaga kerja di Floating Market Lembang berkisar antara Rp 500.000 - < Rp 2.000.000 yaitu sebanyak 93,33%. Responden dengan penghasilan < Rp 500.000 sebanyak 3,33%, begitu juga dengan penghasilan Rp 2.000.000 - < Rp 3.500.000 sebanyak 3,33%. Tenaga kerja di Floating Market Lembang kebanyakan berasal dari Bandung sebesar 90%. Tenaga kerja ini sebagian besar berasal dari Kelurahan Lembang. Sisanya berasal dari luar Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata Floating Market Lembang membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Khususnya bagi pemilik unit usaha yang telah memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja. Selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran di Kelurahan Lembang.
6.2
Fungsi Permintaan Wisata Floating Market Lembang
Analisis permintaan wisata ke Floating Market Lembang menggunakan dua variabel utama yaitu variabel terikat (Dependent Variable) dan variabel bebas (Independent Variable). Variabel bebas diduga mempengaruhi variabel terikat.
42
Variabel terikat terdiri dari frekuensi kunjungan per tahun, sedangkan variabel bebas berupa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan untuk berwisata. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari enam variabel yang diduga mempengaruhi permintaan wisata ke Floating Market Lembang. Variabel bebas terdiri dari pendapatan responden (X1), biaya perjalanan ke lokasi wisata (X2), umur responden (X3), jarak tempuh (X4), jumlah tanggungan keluarga (X5), dan lingkungan wisata Floating Market Lembang (X6). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 16.0 diperoleh fungsi permintaan ke Floating Market Lembang. Adapun bentuk dari model persamaan fungsi permintaan tersebut adalah: Y = 3,349 + 0,00000002819X1 – 0,00002989X2 – 0,003X3 – 0,013X4 – 0,257X5 – 0,017X6 Keterangan : Y = Frekuensi kunjungan setahun terakhir ke Floating Market Lembang X1 = Pendapatan responden (rupiah per tahun) X2 = Biaya perjalanan ke lokasi wisata (rupiah) X3 = Umur responden (tahun) X4 = Jarak tempuh (Km) X5 = Jumlah tanggungan keluarga (orang) X6 = Dummy lingkungan wisata Floating Market Lembang (1=kurang bersih, 2=cukup bersih, 3=bersih, 4=sangat bersih) Dalam penelitian ini digunakan taraf uji 5%, karena analisis dilakukan pada bidang sosial ekonomi dengan responden manusia yang memiliki keberagaman karakteristik yang tinggi. Selain itu, penelitian ini terkait dengan wisatawan yang tentunya tidak lepas dari berbagai persepsi wisatawan. Setelah dilakukan uji secara keseluruhan menggunakan SPSS 16.0, maka diperoleh variabel-variabel yang signifikan pada taraf nyata 5%, yaitu pendapatan, biaya perjalanan, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan. Hasil regresi fungsi permintaan Floating Market Lembang dapat dilihat pada tabel berikut.
43
Tabel 9 Fungsi permintaan wisata Floating Market Lembang dengan Travel Cost Method Model
Koefisien
Constant X1 (pendapatan per tahun) X2 (Biaya perjalanan) X3 (Umur) X4 (Jarak tempuh) X5 (Jumlah tanggungan) X6 (Lingkungan)
3.349 0.00000002819 -0.00002989 -0.003 -0.013 -0.257 -0.017
R2 R2 (adj)
86.80% 84.40%
SE Koefisien 0.591 0.000 0.000 0.010 0.006 0.099 0.122
T 5.69 5.11 -3.76 -0.30 -2.13 -2.61 -0.14
P
VIF
0.000 0.000 0.001 0.767 0.040 0.014 0.889
2.878 2.672 2.519 2.213 1.311 1.160
Sumber : Data Primer Diolah (2014)
Dari hasil regresi diperoleh R-sq sebesar 86,8%. Hal ini menunjukkan sebesar 86,8% keragaman permintaan wisata Floating Market Lembang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 13,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model.
6.2.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda Prinsip-prinsip yang mendasari regresi linier berganda tidak berbeda dengan regresi linier sederhana, tetapi dalam regresi linier berganda akan dijumpai beberapa permasalahan, seperti multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Nachrowi, 2002). Untuk mengetahui kebaikan suatu model yang telah dibuat, perlu dilakukan pengujian secara statistik. Berikut adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model: 1.
Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data residual
dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk menguji apakah sisaan menyebar normal dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama adalah secara eksploratif dengan melihat normal probability plot dan histogram, cara lainnya adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (Lampiran 2) dengan hipotesis H0 apabila sisaan menyebar normal dan H1 apabila sisaan tidak
44
menyebar normal. Apabila p-value>α, maka terima H0, jika p-value<α, maka yang terjadi adalah tolak H0. α yang digunakan adalah 5%. Berdasarkan hasil uji Kolmogrov-Smirnoff diperoleh bahwa nilai p-value sebesar 0.716, dengan p-value 0.716 yang lebih besar dari α sebesar 5%, maka dapat disimpulkan terima H0 atau data yang dimiliki telah menyebar normal. 2.
Uji Autokorelasi Salah satu asumsi yang perlu dipenuhi dalam regresi linier berganda adalah
tidak terjadinya masalah autokorelasi. Untuk memastikan tidak adanya autokorelasi dapat dilakukan uji secara formal yaitu melalui uji Durbin Watson. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson sebesar 2.127. Nilai ini telah mencapai angka dua, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan saling bebas atau tidak terjadi autokorelasi. 3.
Uji Multikolinearitas Pengujian masalah multikolinearitas didasarkan pada nilai VIF. Pada
(Lampiran 1) menunjukkan nilai VIF masing-masing variabel bebas memiliki nilai kurang dari sepuluh (VIF < 10). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas. 4.
Uji Heteroskedastisitas Masalah heteroskdastisitas dapat diketahui melalui metode grafik yaitu
grafik sebar (scatter plot) dari variabel residual kuadrat dan variabel independen. Variabel residual kuadrat dapat dihasilkan dari variabel residual (Winarno, 2007). Berdasarkan Lampiran 3 dapat dilihat bahwa sebaran yang tidak mengumpul atau menyebar
sehingga
dapat
disimpulkan
tidak
terjadinya
masalah
heteroskedastisitas. 5.
Uji Statistik t Berdasarkan Tabel 9, dengan melakukan uji t diketahui terdapat empat
variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan dengan taraf nyata kurang dari 5%. Keempat variabel tersebut adalah variabel pendapatan per tahun, variabel biaya perjalanan, variabel jarak tempuh, dan variabel jumlah tanggungan. Berdasarkan hasil analisis uji t, terdapat dua variabel bebas yang ternyata tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, variabel tersebut
45
adalah variabel umur dan variabel lingkungan. Hal ini dikarenakan P dari variabel tersebut lebih dari taraf nyata 5%, sehingga tidak memenuhi syarat signifikan. 6.
Uji Statistik F Uji keseluruhan pada model regresi dapat diketahui berdasarkan hasil
perhitungan dan ditunjukkan pada tabel analisis varians (Lampiran 1). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai P yang lebih kecil dari α. Nilai p dalam uji statistik F menunjukkan angka 0,000 yang berarti bahwa semua variabel bebas dalam model regresi ini memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikatnya.
6.2.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Siginifikan terhadap Permintaan Wisata ke Floating Market Lembang Berdasarkan hasil uji t diketahui terdapat empat variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata ke Floating Market Lembang. Adapun keempat variabel tersebut adalah: 1.
Pendapatan Variabel pendapatan signifikan pada taraf nyata 5% dengan tanda koefisien
positif. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan pendapatan pengunjung sebesar Rp 1/tahun maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan individu sebesar 0.00000002819, cateris paribus. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan orang tersebut. Hal ini dikarenakan pendapatan merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan terhadap kegiatan rekreasi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan meningkatkan peluang seseorang dalam rata-rata frekuensi kunjungan. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi akan lebih sering melakukan wisata dibandingkan dengan seseorang dengan pendapatan yang rendah. Jumlah responden berdasarkan hubungan antara pendapatan dengan frekuensi kunjungannya ke Floating Market Lembang dapat dilihat pada Gambar 3.
Pendapatan (Rp juta/tahun)
46
≥87
4.7
66-86.9
4
45-65.9
2.3
24-44.9
1.7
3-23.9
1.5 0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
Rata-rata Frekuensi Kunjungan (per tahun)
Gambar 3 Hubungan Antara Pendapatan dengan Frekuensi Kunjungan
Gambar 3 menunjukkan hubungan antara tingkat pendapatan seseorang dengan frekuensi kunjungan ke tempat wisata dalam satu tahun terakhir. Pengunjung dengan pendapatan antara Rp 3.000.000,00 sampai dengan Rp 23.900.000,00 memiliki rata-rata kunjungan 1,5 kali dalam satu tahun terakhir. Pengunjung dengan pendapatan antara Rp 45.000.000,00 sampai dengan Rp 65.900.000,00 memiliki rata-rata kunjungan sebesar 2,3 kali dalam satu tahun terakhir, sedangkan pengunjung dengan pendapatan diatas Rp 87.000.000,00 memiliki rata-rata kunjungan sebesar 4,7 kali dalam saatu tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar tingkat pendapatan pengunjung maka semakin besar tingkat kunjungannya ke Floating Market Lembang. 2.
Biaya Perjalanan Biaya perjalanan disini merupakan biaya perjalanan ke lokasi wisata. Biaya
perjalanan terdiri dari biaya transportasi, biaya konsumsi dari rumah, biaya konsumsi di kawasan wisata, dokumentasi, parkir, souvenir, toilet, dan biaya penginapan (jika menginap). Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel biaya perjalanan berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%. Biaya perjalanan memiliki koefisien negatif (berbanding terbalik) dengan rata-rata frekuensi kunjungan dimana setiap kenaikan biaya perjalanan sebesar Rp 1 akan
47
menurunkan peluang rata-rata kunjungan kunjungan individu ke Floating Market Lembang sebesar 0.00002989, cateris paribus. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi yang menyatakan bahwa apabila harga semakin meningkat maka konsumen akan mengurangi jumlah barang yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, semakin besar biaya perjalanan ke lokasi wisata yang dikeluarkan pengunjung maka akan mengurangi peluang rata-rata kunjungan individu ke lokasi wisata. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa pengunjung yang menghabiskan biaya yang sedikit untuk mengunjungi Floating Market Lembang akan cenderung lebih sering berkunjung daripada pengunjung yang mengeluarkan biaya yang lebih besar. Jumlah responden berdasarkan hubungan antara biaya perjalanan dengan frekuensi kunjungannya ke Floating Market Lembang dapat dilihat pada Gambar 4.
Biaya Perjalanan (Rp)
>50000
1.0
40001-50000
1.2
30001-40000
1.1
20001-30000
2.3
10000-20000
3.3 0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
Rata-rata Frekuensi Kunjungan (per tahun)
Gambar 4 Hubungan Antara Biaya Perjalanan dengan Frekuensi Kunjungan
Gambar 4 menunjukkan bahwa responden dengan biaya perjalanan antara Rp 10.000,00 sampai dengan Rp20.000,00 per kunjungan rata-rata memiliki frekuensi kunjungan 3,3 kali dalam satu tahun terakhir. Pengunjung dengan biaya perjalanan Rp 20.0001,00 sampai dengan Rp 30.000,00 per kunjungan rata-rata memiliki frekuensi kunjungan 2,3 kali dalam satu tahun terakhir, sedangkan pengunjung dengan biaya perjalanan diatas Rp 50.000,00 per kunjungan
48
melakukan kunjungan rata-rata 1 kali dalam satu tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar biaya perjalanan yang dikeluarkan seseorang maka akan menurunkan tingkat kunjungannya ke Floating Market Lembang, begitu juga sebaliknya. 3.
Jarak Tempuh Jarak tempuh merupakan seberapa jauh jarak yang dibutuhkan wisatawan
untuk mencapai lokasi wisata. Jarak tempuh dipengaruhi oleh bagus tidaknya kondisi jalan, kendaraan yang dipakai, situasi jalan, apakah sering terkena macet atau tidak. Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel jarak tempuh berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%. Jarak tempuh memiliki hubungan negatif dengan jumlah kunjungan ke Floating Market Lembang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 kilometer jarak tempuh maka akan menurunkan peluang rata-rata kunjungan wisata ke Floating Market Lembang sebesar 0.013, cateris paribus. Hal ini berarti semakin jauh jarak tempuh seorang pengunjung, maka akan mengurangi peluang rata-rata kunjungan seseorang ke Floating Market Lembang. Hal ini sesuai dengan kondisi wisata yang terletak di dataran tinggi dan jalan yang berliku-liku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung yang memiliki jarak tempuh lebih dekat dengan Floating Market Lembang dengan kata lain pengunjung yang bertempat tinggal lebih dekat memang memiliki kecenderungan frekuensi berkunjung lebih sering dibandingkan dengan pengunjung yang memiliki jarak tempuh lebih jauh. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 dimana pengunjung dengan tingkat kunjungan 1 kali dalam setahun memiliki jarak tempuh ≥70 km. Pengunjung dengan jarak tempuh antara 40-69 km hanya melakukan kunjungan sebanyak 1 kali dalam setahun, sedangkan pengunjung dengan jarak tempuh dekat cenderung sering berkunjung ke Floating Market Lembang dengan alasan karena tempat wisata ini mudah dijangkau, selain itu hanya sekedar untuk refreshing dan kumpul bersama keluarga atau teman.
Jarak Tempuh (km)
49
≥70
1
40 - 69
1
10-39
2.7 0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Rata-rata Frekuensi Kunjungan (per tahun)
Gambar 5 Hubungan Antara Jarak Tempuh dengan Frekuensi Kunjungan
4.
Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%.
Jumlah tanggungan memiliki hubungan negatif dengan jumlah kunjungan ke Floating Market Lembang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu orang jumlah tanggungan maka akan menurunkan rata-rata kunjungan wisata ke Floating Market Lembang sebesar 0.257, cateris paribus. Jumlah tanggungan yang semakin banyak akan mengakibatkan biaya wisata yang semakin tinggi, sehingga wisatawan akan menurunkan frekuensi kunjungannya mengingat biaya yang harus disisihkan untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih banyak memiliki kecenderungan frekuensi kunjungan lebih sedikit dibandingkan dengan pengunjung yang memiliki jumlah tanggungan
Jumlah Tanggungan (orang)
yang lebih banyak. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6. 5 4 3 2 1
2 1.9 2.1 2 3 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Rata-rata Kunjungan (per tahun)
Gambar 6 Hubungan Antara Jumlah Tanggungan dengan Frekuensi Kunjungan
50
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa pengunjung dengan jumlah tanggungan sebanyak 1 orang memiliki rata-rata kunjungan sebesar 3 kali dalam satu tahun terakhir. Sedangkan pengunjung dengan jumlah tanggungan sebanyak 5 orang memiliki rata-rata kunjungan sebesar 2 kali dalam satu tahun terakhir. Hal ini menunjukkan semakin banyak jumlah tanggungan seseorang maka akan mengurangi frekuensi kunjungan seseorang ke tempat wisata Floating Market Lembang.
6.2.3 Variabel yang Berpengaruh Secara Tidak Signifikan terhadap Permintaan Wisata Floating Market Lembang Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan wisata Floating Market Lembang ada dua variabel. Adapun variabel tersebut yaitu variabel umur dan variabel lingkungan. 1.
Umur Umur tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata karena memiliki
taraf nyata lebih dari 5%, variabel ini memiliki koefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu tahun usia pengunjung maka akan menurunkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan wisata ke Floating Market Lembang sebesar 0.003. Hal ini disebabkan rekreasi merupakan kebutuhan bagi seluruh manusia baik tua maupun muda, karena dengan berwisata mampu menghilangkan kejenuhan akibat dari aktivitas sehari-hari. Kegiatan wisata bukanlah kegiatan yang ditujukan untuk sekelompok umur saja. Selain itu, Floating Market Lembang merupakan tempat wisata yang kegiatan wisatanya dapat dinikmati oleh segala umur. Oleh karena itu, variabel usia tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisata ke Floating Market Lembang. 2.
Lingkungan Lingkungan memiliki koefisien negatif yang dibuat dalam bentuk dummy
dimana semakin kecil angka maka nilai yang diberikan akan semakin buruk. Ini menunjukkan bahwa semakin buruk lingkungan di kawasan wisata maka semakin kecil peluang rata-rata kunjungan wisatawan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sebagian besar responden wisatawan akan datang kembali ke lokasi
51
wisata, oleh karena itu variabel lingkungan tidak berpengaruh nyata terhadap frekuensi kunjungan wisatawan.
6.3 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Floating Market Lembang Kegiatan wisata yang ada di Floating Market Lembang mampu memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat sekitar kawasan wisata. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan wisata dapat berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan yaitu terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, sedangkan dampak negatif yang dirasakan yaitu terjadinya kemacetan dan kebisingan. Dampak yang muncul dari kegiatan ekonomi dapat berupa dampak ekonomi. Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu dampak langsung (direct impact), dampak tidak langsung (indirect impact), dan dampak lanjutan (induced impact). Dampak ekonomi langsung merupakan manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat berupa pendapatan yang diterima oleh penerima awal pengeluaran wisatawan. Salah satu contoh dampak positif langsung yang muncul dari kegiatan wisata yaitu munculnya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Hal ini membuat masyarakat dapat meningkatkan pendapatannya dan taraf hidupnya. Selain dampak positif yang dirasakan, terdapat juga dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan wisata. Dampak tidak langsung adalah aktivitas ekonomi lokal dari pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung dan dampak lanjutan (induced impact). Dampak lanjutan merupakan aktivitas ekonomi lanjutan dari tambahan pendapatan masyarakat lokal. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat dilihat berdasarkan pengeluaran wisatawan untuk konsumsi, transportasi, biaya perjalanan, dan pengeluaran lainnya. Pengeluaran pengunjung selama mengikuti kegiatan wisata memiliki proporsi tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti daerah asal, jumlah tanggungan, dan lain-lain. Berdasarkan sebaran responden di Floating Market Lembang, pengeluaran wisatawan selama berwisata antara lain digunakan untuk biaya transportasi, konsumsi, parkir, souvenir, dan kebutuhan lainnya. Hasil proporsi pengeluaran pengunjung dapat dilihat pada Tabel 10.
52
Tabel 10 Proporsi pengeluaran responden pengunjung di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 Biaya Pengeluaran konsumsi di luar kawasan wisata Konsumsi dari rumah Transportasi pribadi Transportasi umum Penginapan Total kebocoran/kunjungan (a) Pengeluaran di dalam kawasan wisata Konsumsi didalam kawasan wisata Parkir Tiket Souvenir Toilet Dokumentasi Total pengeluaran di lokasi/kunjungan (b) Total pengeluaran pengunjung (c=a+b) Total pengeluaran pengunjung /tahun (c*12) Rata-rata total kunjungan per tahun (2012-2014)(d) Total kebocoran tahun (e=c*proporsi a*d)
(1) Rata-rata pengeluaran (Rp)
(2) Persentase (%) =(1/c)*100%
9.125 21.900 1.500 0 32.525
7.46 17.89 1.23 0 26.57
49.625 4.875 13.750 21.625 0 0
40.54 3.98 11.23 17.67 0 0
89.875
73.43
122.400
100
1.468.800 137.635 447.657.837.500
Sumber: Data Primer Diolah (2014)
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa proporsi terbesar yang dikeluarkan oleh wisatawan adalah biaya konsumsi di dalam kawasan wisata. Hal ini dikarenakan tempat wisata Floating Market Lembang memiliki nilai jual yang terdapat di perahu makanan yang menjual berbagai jenis makanan yang menarik. Besaran proporsi untuk konsumsi di dalam kawasan wisata yaitu sebesar 40,54% dengan nilai rata-rata pengeluaran sebesar Rp 49.625,00 per kunjungan, sedangkan untuk proporsi terendah yaitu transportasi umum sebesar 1.23% dengan nilai rata-rata pengeluaran sebesar Rp 1.500,00.
53
Berdasarkan data pihak pengelola Floating Market Lembang rata-rata jumlah kunjungan per tahun dari tahun 2012 hingga 2014 sebesar 137.635 orang. Total rata-rata pengeluaran pengunjung per kunjungan di lokasi cukup besar yaitu Rp 89.875,00. Total kebocoran dari pengeluaran pengunjung per tahun yang diperoleh sebesar Rp 447.657.837.500,00. Presentase kebocoran (leakage) sebesar 26.57%. Proporsi kebocoran di Floating Market Lembang ini tergolong cukup rendah. Kebocoran merupakan uang yang dibelanjakan wisatawan diluar lokasi wisata sehingga tidak memberikan dampak bagi penjualan ekonomi lokal. Kebocoran yang terjadi digunakan untuk biaya perjalanan, konsumsi dari rumah, dan penginapan.
6.3.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact) Dampak ekonomi langsung dari suatu pariwisata merupakan pendapatan yang diperoleh unit usaha lokal yang berasal dari pengeluaran wisatawan. Adanya unit usaha di Floating Market Lembang tentu akan memenuhi kebutuhan wisatawan selama di lokasi wisata. Pengeluaran yang dikeluarkan wisatawan selama di lokasi wisata antara lain digunakan untuk konsumsi di lokasi, parkir, souvenir, dan lainnya. Unit usaha di Floating Market Lembang rata-rata buka setiap hari dan ramai dikunjungi pada akhir pekan dan hari libur. Unit usaha yang terdapat di kawasan wisata Floating Market Lembang diantaranya perahu makanan, restauran, dan souvenir. Perhitungan dampak langsung yang dirasakan oleh unit usaha dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Dampak ekonomi langsung di kawasan wisata Floating Market Lembang
Unit Usaha
-
Souvenir Restauran Perahu makanan Total
Responden unit usaha
Jumlah populasi
(a)
(b)
3 4
3 4
23
43
Sumber: Data Primer Diolah (2014)
Rata-rata pendapatan pemilik usaha perbulan
Dampak ekonomi langsung/Rp
24.716.667 23.175.000
Persentase (%) (e)=(c/d)*100% 35.40 33.19
74.150.001 92.700.000
21.926.087 69.817.754
31.40 100.00
942.821.741 1.109.671.742
Pendapatan (c)
(f=b*c)
54
Berdasarkan Tabel 11, unit usaha yang terdapat di kawasan wisata Floating Market Lembang yaitu kios souvenir, restaurant, dan perahu makanan. Pendapatan yang dihasilkan tiap unit usaha berbeda-beda. Pendapatan unit usaha terbesar adalah unit usaha souvenir dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 24.716.667,00 per bulan. Hal ini disebabkan unit usaha tersebut cukup ramai dikunjungi terutama saat akhir pekan atau hari libur nasional. Barang yang menarik dan bervariasi serta fasilitas yang memadai menjadi salah satu alasan unit usaha tersebut diminati oleh pengunjung. Unit usaha restaurant memperoleh pendapatan sebesar Rp 23.175.000,00 per bulan, sedangkan unit usaha yang memperoleh pendapatan terendah yaitu unit usaha perahu makanan sebesar Rp 21.926.087,00 per bulan. Dampak ekonomi langsung didapat dengan mengalikan jumlah populasi unit usaha dengan rata-rata pendapatan unit usaha per bulan. Nilai dampak ekonomi langsung yang paling besar dirasakan oleh unit usaha makanan. Unit usaha makanan terdiri dari restaurant dan perahu makanan, dengan nilai masingmasing sebesar Rp 92.700.000,00 per bulan untuk unit usaha restauran dan Rp 942.821.741,00 per bulan untuk unit usaha perahu makanan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya populasi perahu makanan dan restaurant. Selain itu pengunjung yang datang baik dari dalam kota maupun luar kota tertarik untuk mencoba aneka jajanan yang ditawarkan Floating Market Lembang. Unit usaha lainnya, yaitu souvenir memiliki nilai dampak ekonomi langsung sebesar Rp 74.150.001,00 per bulan. Sehingga didapat total dampak ekonomi langsung dari ketiga unit usaha yaitu unit usaha souvenir, restauran, dan perahu makanan sebesar Rp1.109.671.742,00 per bulan.
6.3.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact) Keberadaan kawasan Floating Market Lembang memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendirikan unit usaha. Keberadaan unit usaha akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Unit usaha yang berada di Floating Market Lembang sebagian besar memiliki tenaga kerja dan cukup banyak menyerap tenaga kerja lokal atau tenaga kerja di sekitar kawasan wisata. Unit
55
usaha yang berada di Floating Market Lembang memiliki tenaga kerja, terutama unit usaha makanan sangat membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Dampak ekonomi tidak langsung berasal dari hasil pengeluaran unit usaha berupa biaya operasional unit usaha yang berada di Floating Market Lembang. Keberadaan Floating Market Lembang juga menyerap tenaga kerja lokal yang ada di sekitar sehingga menimbulkan dampak ekonomi secara tidak langsung berupa upah atau pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja yang bekerja di unit usaha yang terdapat di Floating Market Lembang. Tabel 12 menunjukkan bahwa unit usaha restoran mengeluarkan rata-rata biaya pengeluaran di kawasan wisata sebesar Rp 20.125.000,00 per bulan. Biaya tersebut merupakan biaya terbesar dibandingkan dengan unit usaha souvenir dan perahu makanan. Biaya tersebut terdiri dari biaya sewa, biaya gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan alat, dan biaya bahan baku. Unit usaha perahu makanan memiliki rata-rata pengeluaran di kawasan wisata sebesar Rp 19.036.043,00 per bulan, sedangkan untuk unit usaha souvenir sebesar Rp 16.450.000,00 per bulan. Selanjutnya diperoleh total keseluruhan pengeluaran didalam kawasan wisata dengan mengalikan jumlah rata-rata pengeluaran di dalam kawasan dengan jumlah unit usaha. Sehingga diperoleh total pengeluaran di dalam kawasan wisata untuk unit usaha perahu makanan sebesar Rp 819.710.849,00. Ini merupakan pengeluaran terbesar dibandingkan unit usaha souvenir dan restaurant. Unit usaha souvenir dan restaurant memperoleh total pengeluaran didalam kawasan wisata masing-masing sebesar Rp 49.250.000,00 dan Rp 80.500.000,00. Pengeluaran unit usaha tidak hanya dilakukan di dalam kawasan wisata, namun juga di luar kawasan wisata. Biaya yang dikeluarkan di luar unit usaha yaitu biaya transportasi. Unit usaha perahu makanan mengeluarkan biaya tertinggi di luar kawasan wisata dengan rata-rata Rp 22.902.187,00 per bulan. Unit usaha souvenir dan restaurant mengeluarkan biaya di luar kawasan wisata rata-rata sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan dan Rp 6.800.000,00 per bulan. Pengeluaran di luar kawasan wisata didapatkan dengan mengalikan populasi unit usaha dan biaya transportasi. Biaya yang dikeluarkan oleh unit usaha baik didalam maupun di luar kawasan wisata dapat dilihat pada Tabel 12.
56
Tabel 12 Pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 Unit Usaha Keterangan
Souvenir
(1) Rata-rata pengeluaran di kawasan wisata Biaya sewa Biaya gaji tenaga kerja Biaya pemeliharaan alat Biaya bahan baku Jumlah (a) Jumlah unit usaha (b) Total pengeluaran di kawasan wisata (c=a*b) (2) Rata-rata pengeluaran di luar kawasan wisata Biaya transportasi Jumlah (d) Total pengeluaran di luar lokasi (e=b*d)
10.416.667 2.800.000 233.333 3.000.000 16.450.000 3 49.350.000
Perahu makanan
Restaurant
11.250.000 10.380.435 4.125.000 3.802.174 125.000 215.217 4.625.000 4.665.217 20.125.000 19.036.043 4 43 80.50 0.000 819.710.849
500.000 500.000
1.700.000 1.700.000
532.609 532.609
1.500.000
6.800.000
22.902.187
Sumber: Data Primer Diolah (2014)
Perhitungan pada Tabel 12 dapat digunakan untuk menghitung dampak ekonomi tidak langsung (indirect impact). Dampak ekonomi tidak langsung dilihat dari jumlah rata-rata pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang. Perolehan dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Dampak ekonomi tidak langsung di kawasan Floating Market Lembang
Jenis Unit Usaha
Jumlah Tenaga Kerja (a)
Respon den Tenaga Kerja
Kios cinderamata 6 3 Restaurant 12 3 Perahu makanan 86 20 Petugas kebersihan 15 2 Security 10 2 Total keseluruhan Sumber: Data Primer Diolah (2014)
Pendapata n Tenaga Kerja (Rp) (b)
Pengeluaran Total Unit Usaha Pendapatan di Kawasan Tenaga Kerja Wisata (Rp) (Rp) (c=axb) (d)
Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Rp) (e=c+d)
1.400.000 1.366.667
8.400.000 16.400.004
49.350.000 80.500.000
57.750.000 96.900.004
1.367.500
117.605.000
819.710.849
937.315.849
960.000 1.450.000
14.400.000 14.500.000
0 0
14.400.000 14.500.000 1.120.865.853
57
Dampak ekonomi tidak langsung terbesar di kawasan wisata Floating Market
Lembang
diperoleh
unit
usaha
perahu
makanan
sebesar
Rp
937.315.849,00 per bulan. Besarnya dampak ekonomi tidak langsung pada unit usaha perahu makanan disebabkan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan didalam kawasan wisata maupun diluar kawasan wisata. Biaya tersebut antara lain biaya sewa, biaya gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan alat, biaya bahan baku, dan biaya transportasi. Unit usaha restoran memperoleh dampak ekonomi tidak langsung sebesar Rp 96.900.004,00 per bulan, sedangkan unit usaha souvenir memperoleh dampak tidak langsung sebesar Rp 57.750.000,00 per bulan. Unit usaha lain seperti petugas kebersihan dan petugas keamanan memperoleh dampak ekonomi tidak langsung masing-masing sebesar Rp 14.400.000,00 per bulan dan Rp 14.500.000,00 per bulan, sehingga didapat total dampak ekonomi keseluruhan dari masing-masing unit usaha di Floating Market Lembang sebesar Rp 1.120.865.853,00 per bulan. Floating Market Lembang juga dapat menggerakkan perekonomian secara makro. Dilihat dari uang yang dikeluarkan oleh unit usaha dapat berdampak terhadap siapa saja yang terlibat didalam kegiatan ekonomi seperti tenaga kerja, pengelola Floating Market Lembang, penjual bahan baku, dan lainnya. Berdasarkan Tabel 14 proporsi terbesar yang menerima dampak tidak langsung secara makro dengan adanya Floating Market Lembang adalah biaya sewa, yaitu sebesar 54,90%, untuk biaya bahan baku memiliki proporsi sebesar 21,06%. Sisanya pengeluaran unit usaha dialokasikan untuk gaji tenaga kerja, transportasi, dan pemeliharaan alat dengan proporsi masing-masing sebesar 18,38% , 4,68% , dan 0,98%. Keterangan mengenai proporsi pengeluaran unit usaha dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Proporsi pengeluaran unit usaha Komponen Biaya Biaya Sewa Bahan Baku Gaji Tenaga Kerja Transportasi Pemeliharaan Alat Total Sumber: Data Primer Diolah (2014)
Proporsi (%) 54,90 21,06 18,38 4,68 0,98 100
58
6.3.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact) Kawasan wisata tidak hanya menghasilkan dampak langsung dan dampak tidak langsung tetapi juga menghasilkan dampak lanjutan. Dampak lanjutan merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerja sekitar kawasan wisata. Biaya-biaya yang dikeluarkan diantaranya biaya konsumsi, biaya sekolah anak, biaya transportasi, biaya listrik, dan biaya pajak. Pengeluaran tenaga kerja di kawasan wisata akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Dampak ekonomi didapat dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja, lalu rata-rata total keseluruhan pengeluaran tenaga kerja, dan terakhir proporsi pengeluaran di kawasan wisata. Dari hasil perhitungan diperoleh dampak ekonomi lanjutan di objek wisata Floating Market Lembang sebesar Rp 90.784.891,00 per bulan. Tabel mengenai dampak ekonomi lanjutan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Dampak ekonomi lanjutan di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014
Tenaga kerja
Souvenir Restaurant Perahu makanan Petugas kebersihan Security Total
6 12 86
Rata-rata total keseluruhan pengeluaran tenaga kerja (b) 598.333 948.334 853.500
15 10
462.500 1.003.333
Jumlah tenaga kerja (a)
Proporsi pengeluaran di kawasan wisata (%) (c)
Dampak ekonomi lanjutan (Rp) (a*b*c)
91,90% 89,50% 86,60%
3.299.208 10.185.107 63.565.266
82,70% 77,40%
5.737.313 7.997.997 90.784.891
Sumber: Data Primer Diolah (2014)
6.3.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) Nilai efek pengganda (Multiplier Effect) digunakan untuk mengukur dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata. Menurut Vanhove (2005), dalam mengukur dampak ekonomi kegiatan wisata terhadap masyarakat lokal memiliki dua tipe pengganda, yaitu : (1) Keynesian Local Income Multiplier
59
Effect, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar pengeluaran pengunjung berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal, dan (2) Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak ekonomi langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal. Nilai efek pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Hasil perhitungan multiplier effect pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 16.
Tabel 16 Nilai efek pengganda dari arus uang yang terjadi di kawasan wisata Floating Market Lembang Multiplier Keynesian Income Multiplier Ratio Income Multiplier Tipe I Ratio Income Multiplier Tipe II
Nilai 1,3 2,0 2,1
Sumber : Data Primer Diolah (2014)
Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 1,3 artinya setiap peningkatan satu rupiah pengeluaran wisatawan akan berdampak terhadap ekonomi lokal sebesar 1,3 rupiah. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2,0 artinya setiap peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,0 rupiah terhadap pendapatan pemilik unit usaha dan tenaga kerja. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2,1 artinya setiap kenaikan satu rupiah penerimaan unit usaha maka akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,1 rupiah pada pendapatan pemilik unit usaha, pendapatan tenaga kerja, dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja dalam putaran perekonomian lokal di kalangan masyarakat sekitar. Perhitungan nilai efek pengganda menunjukkan bahwa ketiga nilai tersebut di atas satu. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata Floating Market Lembang memiliki dampak ekonomi, baik secara langsung, tidak langsung, maupun dampak lanjutan. Oleh karena itu pengelola diharapkan dapat meningkatkan fasilitas dan pelayanan di kawasan wisata agar pengunjung dapat terus meningkat. Selain itu, pengelola bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat seperti fasilitas hotel dan transportasi yang dapat mempermudah pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata.
60
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan
pembahasan
dari
bab-bab
sebelumnya,
maka
dapat
disimpulkan beberapa hal : 1.
Rata-rata pengunjung wisatawan berusia 17-25 tahun, mayoritas berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendapatan berkisar antara Rp 500.000,00 – kurang dari Rp 2.000.000,00. Wisatawan yang berkunjung sebagian berasal dari Bandung. Unit usaha rata-rata memiliki pendapatan yang berkisar antara Rp 10.000.000,00 – kurang dari Rp 25.000.000,00 per bulan. Sedangkan tenaga kerja memiliki pendapatan rata-rata antara Rp 500.000,00 - < Rp 2.000.000,00.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan wisata di Floating Market Lembang adalah pendapatan responden, biaya perjalanan ke lokasi wisata, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan.
3.
Nilai dampak ekonomi yang diperoleh dari nilai Keynesian Income Multiplier yaitu sebesar 1.3, nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2.0, dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2.1. Nilai Multiplier Effect sama dengan satu (=1) menunjukkan bahwa keberadaan objek wisata Floating
Market
Lembang
memberikan
dampak
ekonomi
dan
mempengaruhi perekonomian masyarakat lokal.
7.2
Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan fasilitas maupun kualitas objek wisata oleh pengelola guna meningkatkan jumlah pengunjung dan perekonomian masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang telah membuka usaha di dalam kawasan wisata. Adapun saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Pengelola perlu mengoptimalkan pengembangan wisata Floating Market Lembang agar lebih meningkatkan jumlah pengunjung.
61
2.
Pihak pengelola bersama pemerintah daerah ataupun investor diharapkan dapat bekerja sama meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada (melakukan perbaikan berkala untuk musholla, bangku, dan lainnya) dan memberikan fasilitas wi-fi.
3.
Pengelola, pengunjung, dan warga sekitar khususnya, diharapkan dapat menjaga keberlangsungan objek wista Floating Market Lembang demi keberlanjutan kawasan wisata tersebut.
62
DAFTAR PUSTAKA Agustina, V. S. 2009. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Amanda, M. 2009. Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik. 2009. Jumlah Penduduk Indonesia. Jakarta: BPS. Badan Pusat Statistik. 2012. Pariwisata di Indonesia. Jakarta: BPS. Clawson, M. and J. L Knetsch. 1975. Economic of Outdor Recreation. Baltimore: The John Hopkins Press. Cohen, E. 1984. The Sociology of Tourism: Approaches, Issues, and Findings Annal of Tourism Research. No.30: 236-266. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. 2013. Data Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik Tahun 2008-2012. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Douglas, J. R. 1970. Forest Recreation.New York: McGraw Hill Book Company. Fandeli, C. 2001. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara. Hufschmidt, Maynard M, David E. 1987. Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan: Pedoman Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB Press. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. 2014. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2010-2013. Laporan. www.budpar.go.id/userfiles/perkembangan
wisman
2010-2013.pdf
[10
Oktober 2014] Kusumaningrum, R. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi pemilihan Jenis Marine Ecotourism for Atlantic Area (META). 2001. Planning for Marine
63
Ecotourism in The EU Atlantic Area. Bristol: University of The West of England. Marine Ecotourism for Atlantic Area (META). 2001. Planning for Marine Ecotourism in The EU Atlantic Area. Bristol: University of The West of England. Milasari. 2010. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam Tirta Sanita. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nachrowi, D. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometrika. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nirwandar, S. 2005. Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta. Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Pitana, I. G.dan P. G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Samsuridjal, D. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya. Soekadijo, R. G. 1996. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Turner, R.K, and D.W. Pearce. 1994. Environmental Economics: An Elementary Introduction. Hertfordshire: Harvester Wheatsheaf Campus 400. May Land Avenue Hemel. Hamsptead. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Otonomi Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009. Pengertian Pariwisata. Undang-Undang Republik Indonesia. Vanhove, N. 2005. The Economy of Tourism Destinations. Burlington: Elsevier Butterworth. Wahab, S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita. Winarno, W. W. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
64
Yoeti, O. 2008. Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
65
LAMPIRAN
66
Lampiran 1 Estimasi model hasil regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisata ke Floating Market Lembang Regression Analysis: Y, X1,X2,X3,X4,X5,X6 The regression equation is Y = 3,349 + 0,00000002819X1 – 0,00002989X2 – 0,003X3 – 0,013X4 – 0,257X5 – 0,017X6 Model
SE Koefisien
Koefisien
T
P
Constant
3.349
0.591
5.69
0.000
X1 (pendapatan per tahun) X2 (Biaya perjalanan) X3 (Umur) X4 (Jarak tempuh) X5 (Jumlah tanggungan) X6 (Lingkungan)
0.00000002819 -0.00002989 -0.003 -0.013 -0.257 -0.017
0.000 0.000 0.010 0.006 0.099 0.122
5.11 -3.76 -0.30 -2.13 -2.61 -0.14
0.000 0.001 0.767 0.040 0.014 0.889
R2 R2 (adj)
86.80% 84.40%
VIF
2.878 2.672 2.519 2.213 1.311 1.160
Analysis of variance Model
SS
Df
MS
F
P
Regression
52.918
6
8.820
36.125
0.000
8.057
33
0.244
60.975
39
Residual Total
67
Lampiran 2 Uji Kolmogorov Smirnov Unstandardized Residual N Normal Parameters
40 a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .45451546
Absolute
.113
Positive
.113
Negative
-.058
Kolmogorov-Smirnov Z
.716
Asymp. Sig. (2-tailed)
.684
a. Test distribution is Normal.
68
Lampiran 3 Grafik Sebar (Scatter Plot)
69
Lampiran 4 Kuisioner penelitian untuk pengunjung DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jalan Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762
KUESIONER PENELITIAN UNTUK PENGUNJUNG Nomor Responden : Nama : Alamat : No. HP : Tanggal : Status Hari : Biasa/Libur Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) oleh Denadia Mutty, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 2. Usia:...................... 3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah 4. Pendidikan Terakhir: a. SD c. Perguruan Tinggi d. Pascasarjana b. SLTP/Sederajat d. SLTA/Sederajat 5. Pekerjaan : a. PNS bidang............................. b. Mahasiswa jurusan............................ c. Wiraswasta bidang............................. d. Pegawai Swsta bidang............................. e. Ibu Rumah Tangga 6. Pendapatan: a. < Rp 500.000,00=Rp........................
70
b. Rp 500.000,00-<2.000.000,00= Rp........... c. Rp 2.000.000,00-<3.500.000,00=Rp.............. d. Rp 3.500.000,00-<5.000.000,00=Rp............... e. ≥ Rp 5.000.000,00= Rp.................... 7. Jumlah anggota keluarga: a. ≤ 2 orang c. 4 orang b. 3 orang d. 5 orang 8. Domisili/asal tempat tinggal:...........
e. > 5 orang
B. Karakteristik Pengunjung 1. Berapa kali dalam setahun anda berkunjung ke Lembang Floating Market : a. Baru kali ini c. 3 kali e. ≥ 5 kali b. 2 kali d. 4 kali 2. Kapan biasanya anda mengunjungi Lembang Floating Market: a. Hari Biasa/ Kerja, alasan=.... b. Hari Sabtu, alasan=.... c. Hari Minggu,alasan=.... d. Hari Lainnya (tanggal merah, natal, lebaran, dll), alasan=.... 3. Jarak Tempat Tinggal dari Lembang Floating Market : a. ≥ 20 km d. 61 – 80 km b. 21 – 40 km e. 81 – > 100 km c. 41 – 60 km 4. Apa motivasi Anda berkunjungan ke tempat ini: a. Piknik/Kumpul keluarga c. Refreshing b. Pendidikan dan penelitian d. Bekerja 5. Kapan terakhir anda berkunjung ke Lembang Floating Market: a. 3 bulan yang lalu d. Lebih dari 1 tahun yang lalu b. 6 bulan yang lalu e. Lainnya, sebutkan... c. 1 tahun yang lalu 6. Anda datang kesini: a. Sendiri b. Kelompok c. Rombongan/keluarga/instansi (........orang) 7. Kedatangan anda ke tempat ini merupakan: a. Tujuan utama b. Tempat persinggahan (jika tujuan anda untuk persinggahan, kemana tujuan utama Anda.............................Berapa waktu yang dibutuhkan.............................jam, berapa biaya yang dibutuhkan Rp............................................) 8. Apakah aktivitas utama yang dilakukan di kawasan wisata? a. Menikmati pemandangan c. Melakukan penelitian b. Mempelajari sejarah kawasan d. Lainnya ………………… 9. Berapa lama anda berkunjung ke tempat rekreasi ini? a. Satu hari (pulang-pergi) b. Menginap, selama...............hari
71
10. Jika menginap Anda bermalam di? a. Wisma/penginapan/hotel b. Lain-lain........... a) Biaya Rekreasi No
Jenis Biaya
1.
Konsumsi dari rumah/ di jalan
2.
Konsumsi di kawasan wisata
3.
Bahan bakar (kendaraan pribadi)
4.
Ongkos dari rumah (kendaraan umum)
5.
Dokumentasi (foto)
6.
Penginapan
7.
Parkir
8.
Souvenir
9.
Biaya toilet
Jumlah(Rupiah)
Dikeluarkan di kawasan
Dikeluarkan di luar kawasan
b) Informasi 1. Apakah Anda sudah mengetahui keberadaan kawasan wisata Lembang Floating Market? a. Ya b. Tidak Jika ya, sudah berapa lama Anda mengetahui tempat Lembang Floating Market? ……………….. (tahun/bulan) 2. Anda mengetahui tempai ini dari: a. Teman/keluarga d. Radio b. Surat kabar/majalah e. Televisi c. Brosur f. Lain-lain …………………………………… 3. Apakah Anda berkeinginan untuk kembali ke tempat ini pada waktu yang akan datang? a. Ya b. Tidak 4. Jika Ya, apa yang menyebabkan Anda ingin datang kembali ke tempat ini? a. Letaknya dekat c. Tempatnya indah dan menarik b. Biaya rekreasinya murah d. Lain-lain ……….. c) Wisata Alternatif 1. Tempat rekreasi apakah yang biasanya Anda kunjungi? a. Pegunungan d. Taman hiburan/bermain b. Pantai e. Adventure (petualangan) c. Tempat bersejarah f. Lainnya …………………………………… 2. Selain ke Lembang Floating Market, kemanakah tempat alternatif rekreasi Anda? a. De Ranch d. Kawah Putih b. Kampung Gajah e. Teropong Bintang Bosscha c. Gunung Tangkuban Perahu f. Lainnya ……… 3. Adakah tempat wisata alternatif lain yang sejenis dengan wisata Lembang Floating Market yang menjadi alternatif wisata alam Anda selain di Lembang Floating Market?
72
a. Ada b. Tidak Jika ada, berapa jumlahnya …………….. sebutkan …………………………. d) Persepsi Responden Terhadap Kawasan Wisata Floating Market Lembang 1. Bagaimana kemudahan dalam mencapai lokasi ini? a. Sangat mudah c. Cukup Mudah b. Mudah d. Sulit 2. Secara umum, keindahan alam di sekitar tempat wisata ini menurut Anda: a. Sangat indah c. Cukup indah b. Indah d. Kurang indah 3. Bagaimana fasilitas di kawasan ini? a. Sangat lengkap c. Cukup lengkap b. Lengkap d. Kurang lengkap 4. Bagaimana kondisi fasilitas di kawasan ini? Sangat Sangat Tidak No Keterangan Baik Buruk Baik Buruk tersedia 1.
Toilet
2.
Mushola
3.
Tempat sampah
4.
Tempat makan
5.
Kios Cinderamata
6.
Kantor informasi
7.
Papan Interpretasi
8.
Guide/ Interpreter
5. Keadaan keamanan di tempat ini: a. Sangat aman c. Cukup aman b. Aman d. Kurang aman 6. Kebersihan di tempat ini: a. Sangat bersih c. Cukup bersih b. Bersih d. Kurang bersih 7. Bagaimana keramah-tamahan tenaga kerja di kawasan wisata? a. Sangat ramah c. Cukup ramah b. Ramah d. Kurang ramah 8. Bagaimana kepuasan Anda terhadap jasa wisata yang ditawarkan? a. Sangat puas c. Cukup puas b. Puas d. Kurang puas C. Harapan dan Saran 1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lembang Floating Market?………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………………
73
2.
……….………………………………………………………………………………… ……. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di kawasan Lembang Floating Market? (jawaban boleh lebih dari satu) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
Terimakasih telah menjadi responden dalam penelitian ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Anda. Amin…
74
Lampiran 5 Kuisioner penelitian untuk unit usaha
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jalan Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762
KUESIONER PENELITIAN UNTUK UNIT USAHA Nomor Responden : Nama : Alamat : No. HP : Tanggal : Status Hari : Biasa/Libur Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) oleh Denadia Mutty, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 2. Usia:...................... 3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah 4. Pendidikan Terakhir: a. SD c. Perguruan Tinggi d. Pascasarjana b. SLTP/Sederajat d. SLTA/Sederajat 5. Pekerjaan :....... 6. Pendapatan : a. < Rp 10.000.000,00 =Rp........................ b. Rp 10.000.000,00 - < 25.000.000,00 = Rp........... c. Rp 25.000.000,00 - < 40.000.000,00 =Rp.............. d. Rp 40.000.000,00 - < 55.000.000,00 =Rp............... e. ≥ Rp 55.000.000,00 = Rp....................
75
7. Jumlah anggota keluarga: a. ≤ 2 orang c. 4 orang b. 3 orang d. 5 orang 8. Domisili/asal tempat tinggal:
e.>5 orang
B. Unit Usaha dan Pendapatan 1. Apa unit usaha yang Anda miliki/ kelola? a. Warung makanan c. Penginapan b. Kios Cinderamata d. Lainnya …………………………… 2. Sudah berapa lama Anda mendirikan usaha ini? ….. tahun atau …. bulan 3.Sebelum Anda memiliki unit usaha ini, apakah ada unit usaha yang Anda miliki? a. Ya b. Tidak Jika ya, apa unit usaha tersebut…………...dan dimana Anda mendirikannya ……… 4. Kapan Anda membuka usaha Anda di kawasan ini? a. Setiap hari b. Hari …………………………………. 5. Berapa jumlah hari kerja dalam satu minggu? a. 5 hari b. 7 hari c. 6 hari 6. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari a. 5 jam b. 7 jam c. 6 jam 7. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja dengan Anda Lokal …………………………………. orang Non lokal ……………………………... orang 8. Berapa besarnya pendapatan Anda sebelum membuka usaha disini?.......... 9. Berapa besarnya pendapatan dari unit uasaha yang Anda miliki terkait dengan kegiatan wisata di kawasan ini? a. Hari biasa (senin-jumat) Rp …………………………../ hari b. Hari Sabtu/Minggu Rp ………………………../ hari c. Hari libur Rp ………………………../ hari 10. Berapa pendapatan Anda per bulan? Rp…………….. 11. Berapa modal yang Anda keluarkan untuk membuka usaha? Rp……… 12. Biaya apa yang Anda keluarkan selama membuka usaha? a. Biaya sewa Tepatnya: Rp……………………. b. Biaya perizinan Tepatnya: Rp ……………………… c. Biaya bahan baku Tepatnya: Rp ……………………… d. Biaya gaji tenaga kerja Tepatnya: Rp ……………………… e. Biaya transportasi Tepatnya: Rp ……………………… f. Pemeliharaan alat Tepatnya: Rp ……………………… C. Persepsi Responden Terhadap Kawasan Wisata Floating Market Lembang 1. Bagaimana kemudahan dalam mencapai lokasi ini? a. Sangat mudah c. Cukup Mudah b. Mudah d. Sulit 2. Secara umum, keindahan alam di sekitar tempat wisata ini menurut Anda: a. Sangat indah c. Cukup indah b. Indah d. Kurang indah 3. Bagaimana fasilitas di kawasan ini? a. Sangat lengkap c. Cukup lengkap b. Lengkap d. Kurang lengkap 4. Bagaimana kondisi fasilitas di kawasan ini?
76
No
Keterangan
1.
Toilet
2.
Mushola
3.
Tempat sampah
4.
Tempat makan
5.
Kios Cinderamata
6.
Kantor informasi
7.
Papan Interpretasi
8.
Guide/ Interpreter
Sangat Baik
Baik
Buruk
Sangat Buruk
Tidak tersedia
5. Keadaan keamanan di tempat ini: a. Sangat aman c. Cukup aman b. Aman d. Kurang aman 6. Kebersihan di tempat ini: a. Sangat bersih c. Cukup bersih b. Bersih d. Kurang bersih 7. Bagaimana kepuasan Anda terhadap jasa wisata yang ditawarkan? a. Sangat puas c. Cukup puas b. Puas d. Kurang puas D. Harapan dan Saran 1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lembang Floating Market?………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………… 2. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di kawasan Lembang Floating Market? (jawaban boleh lebih dari satu) …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… Terimakasih telah menjadi responden dalam penelitian ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Anda. Amin…
77
Lampiran 6 Kuisioner penelitian untuk tenaga kerja
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jalan Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762
KUESIONER PENELITIAN UNTUK TENAGA KERJA Nomor Responden : Nama : Alamat : No. HP : Tanggal : Status Hari : Biasa/Libur Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) oleh Denadia Mutty, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 2. Usia:...................... 3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah 4. Pendidikan Terakhir: a. SD c. Perguruan Tinggi d. Pascasarjana b. SLTP/Sederajat d. SLTA/Sederajat 5. Pekerjaan :....... 6. Pendapatan : a. < Rp 500.000,00 =Rp........................ b. Rp 500.000,00 - < 2.000.000,00 = Rp........... c. Rp 2.000.000,00 - < 3.500.000,00 =Rp.............. d. Rp 3.500.000,00 - < 5.000.000,00 =Rp............... e. ≥ Rp 5.000.000,00 = Rp....................
78
7. Jumlah anggota keluarga: a. ≤ 2 orang c. 4 orang b. 3 orang d. 5 orang 8. Domisili/asal tempat tinggal:
e.>5 orang
B. Kuisioner Responden Untuk Dampak Ekonomi kawasan Lembang Floating Market a. Tenaga Kerja (pekerjaan dan pendapatan) 1. Apakah Anda bekerja di bidang yang berkaitan dengan wisata di LFM? a. Ya b. Tidak, sebutkan ……………………. Jika Ya, Pekerjaan tersebut merupakan: (pekerjaan utama/ pekerjaan sampingan) *coret yang tidak perlu* sebutkan: Pekerjaan utama................................................... Pekerjaan sampingan............................................ 2. Apa unit usaha tempat Anda bekerja? ……………………………………… 3. Sudah berapa lama Anda bekerja di bidang yang berkaitan dengan wisata ….…………......................................................... 4. Berapa jumlah hari kerja (yang berkaitan dengan wisata) dalam satu minggu? a. 5 hari b. 7 hari c. 6 hari 5. Berapa lama Anda bekerja (yang berkaitan dengan wisata) dalam satu hari? a. 5 jam b. 7 jam c. 6 jam 6. Berapa pendapatan Anda per bulan (dari pekerjaan yang berkaitan dengan wisata)? Rp ………………………………………… 7. Jika Anda mempunyai pendapatan sampingan, berapakah jumlah setiap bulannya? Rp……………………………………………………………………………… 8. Sebelum Anda bekerja disini, pekerjaan Anda sebelumnya………………… Dimana…………………………………… 9. Pendapatan dari pekerjaan sebelumnya ……………………………per bulan 10. Pengeluaran Anda per bulan: No Jenis Pengeluaran Jumlah Dikeluarkan di Dikeluarkan di (Rupiah) sekitar kawasan luar kawasan wisata wisata
1.
2.
3.
1.
Biaya konsumsi
2.
Biaya sekolah anak
3.
Biaya listrik
4.
Biaya tak terduga
5.
Pajak
b. Pertanyaan terkait lokasi wisata Apakah Anda penduduk asli di wilayah ini? a. Ya b. Tidak Jika tidak, sudah berapa lama Anda tinggal di lokasi ini?…….. tahun\bulan Jika ya, lanjut ke pertanyaan selanjutnya Alasan utama Anda menetap di lokasi ini? a. Bekerja c. Lainnya................................... b. Ikut suami/ istri Apakah Anda mengetahui bahwa lokasi ini menjadi salah satu kawasan wisata? a. Ya b. Tidak
79
4. 5.
6. 7.
1.
2.
3.
4.
Apakah Anda merasakan adanyanya manfaat dari keberadaan kawasan wisata ini? a. Ya b. Tidak Jika ya, manfaat apa yang Anda rasakan? a. Peningkatan pendapatan b. Peningkatan sarana infrastruktur c. Peningkatan pengetahuan d. Peningkatan lapangan pekerjaan e. Lainnya ………………………. Apakah Anda terganggu dengan keberadaan wisatawan? a. Ya b. Tidak Jika ya, dalam hal apa Anda merasa dirugikan? a. Sampah d. perubahan sosial masyarakat b. Polusi e. Lainnya …………………….. c. Kerusakan lingkungan c. Persepsi responden terhadap kawasan wisata Lembang Floating Market Bagaimana kemudahan dalam mencapai lokasi ini? a. Sangat mudah c. Cukup Mudah b. Mudah d. Sulit Secara umum, keindahan alam di sekitar tempat wisata ini menurut Anda: a. Sangat indah c. Cukup indah b. Indah d. Kurang indah Bagaimana fasilitas di kawasan ini? a. Sangat lengkap c. Cukup lengkap b. Lengkap d. Kurang lengkap Bagaimana kondisi fasilitas di kawasan ini? Sangat Sangat Tidak No Keterangan Baik Buruk Baik Buruk tersedia 1. Toilet 2. 3. 4. 5.
Mushola Tempat sampah Warung makan Kios Cinderamata
6. 7. 8.
Kantor informasi Papan Interpretasi Guide
5. Keadaan keamanan di tempat ini: a. Sangat aman c. Cukup aman b. Aman d. Kurang aman 6. Kebersihan di tempat ini: a. Sangat bersih c. Cukup bersih b. Bersih d. Kurang bersih 7. Bagaimana kepuasan Anda terhadap jasa wisata yang ditawarkan? a. Sangat puas c. Cukup puas b. Puas d. Kurang puas C. Harapan & Saran 1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lembang Floating Market? …………………………………………………………………………
80
……………………………………………………………………………….... ……………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………… 2. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di kawasan Lembang Floating Market? (jawaban boleh lebih dari satu) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Terimakasih telah menjadi responden dalam penelitian ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Anda. Amin…
81
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bandung pada tanggal 17 Oktober 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ir. Ridwan Iskandar, M.T dan Dra. Nomi Ariesyanti. Penulis memulai pendidikan di TK Elektrina Bandung dan lulus pada tahun 1998, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Pajagalan 58 Bandung dan pindah ke Sekolah Dasar Negeri Jember Lor 3 lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Jember dan lulus pada tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jember dan lulus tahun 2010. Jalur pendidikan tinggi dijalani oleh penulis sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Selain aktif dalam kegiatan perkuliahan di IPB, penulis juga aktif mengikuti organisasi departemen seperti Resources and Environmental Economics Students Association (REESA) periode 2011. Berbagai kepanitiaan juga sempat diikuti oleh penulis, diantaranya yaitu Politik Ceria 2012 serta menjadi volunteer organisasi eksternal yaitu Earth Hour pada Tahun 2012.