Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
ANALISIS BREAK EVEN POIN DALAM PERENCANAAN PENJUALAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (Studi Kasus Pada CV. Cakrabumi) Oleh Hasan Fuad, 2)Budi Yanti, 3)Liza Zulbahri
1)
1,2,3)
Fakultas Ekonomi Unitas Padang 2)
[email protected] 3)
[email protected] Abstrak
Salah satu hal yang penting dalam fungsi manajemen adalah perencanaan karena berpengaruh secara langsung terhadap kelancaran dan keberhasilan perusahaan. Perencanaan dapat dilakukan dengan teknik perencanaan atau analisa. Analisis break even point adalah salah satu alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian, sehingga dapat digunakan untuk merencanakan penjualan. Sebagai pembanding terhadap perkiraan penjualan dari hasil analisa break even point, dapat pula digunakan perhitungan dengan metode-metode peramalan, antara lain metode time series least square dan metode kuadratik (garis lengkung). CV. Cakrabumi, adalah salah satu perusahaan UMKM yang bidang usahanya adalah memproduksi air minum dalam kemasan. Berdasarkan penerapan analisis break even point terhadap realisasi penjualan dan biaya yang telah dilaksanakan oleh CV. Cakrabumi selama 13 bulan pertama, diperoleh hasil bahwa break even terjadi pada jumlah 5.585 galon dengan nilai Rp 27.926.497,-, dan memiliki rasio marjin kontribusi sebesar 83,3%. Untuk mencapai target keuntungan di tahun 2017 sebesar Rp 72.000.000,-/tahun, batas minimal penjualan yang harus dicapai adalah sebesar Rp 114.774.424,- atau setara dengan 22.955 galon per tahun. Selanjutnya berdasarkan perhitungan Standar Kesalahan Prediksi (SKP), dapat diketahui bahwa penggunaan metode time series least square dalam menyusun peramalan penjualan lebih cocok diterapkan oleh CV. Cakrabumi dibandingkan dengan metode kuadratik, karena nilai SKPnya lebih kecil yaitu 898.598,04. Hasil analisa dan peramalan tersebut membutuhkan kerja keras, agar tercapai maksud dan tujuan perusahaan, yaitu pencapaian laba yang optimal.
Kata Kunci : Perencanaan penjualan, Break Even Point, Time series least Square, Air Minum Dalam Kemasan,CV. Cakrabumi. oleh perusahaan. Dari estimasi penjualan,
PENDAHULUAN Perencanaanpenjualan
bertujuan
pihak
manajemen
perusahaan
dapat
untuk mengestimasi banyaknya jumlah
memperkirakan laba atau keuntungan
unit
yang diinginkan oleh perusahaan.
barang
perusahaan
yang dengan
akan
diproduksi
menggunakan
Besar kecilnya laba yang akan
sejumlah biaya yang telah dianggarkan
diperoleh merupakan salah satu ukuran 1
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
keberhasilan
manajemen
dalam
point juga dapat digunakan sebagai alat
mengelola perusahaan. Perusahaan dapat
bantu bagi manajemen untuk melakukan
memperoleh laba sebagai salah satu
perencanaan yakni dalam hal membuat
tujuan utama perusahaan apabila jumlah
perencanaan penjualan dan laba.
pendapatan dari hasil penjualan sejumlah
CV. Cakrabumi adalah merupakan
unit barang lebih besar dari biaya yang
salah satu produsen Air Minum Dalam
dikeluarkan
dalam
Kemasan (AMDK) yang mulai beroperasi
memproduksi barang tersebut. Faktor-
sejak bulan Juni 2015, namun dengan
faktor yang mempengaruhi besarnya laba,
banyaknya
diantaranya
memproduksi
oleh
yaitu
perusahaan
perubahan
volume
perusahaan
lain
produk
yang sejenis
produksi, perubahan volume penjualan,
menyebabkan perusahaan ini memiliki
perubahan harga jual dan perubahan
pesaing
biaya.
dapat
menjalankan usahanya saat ini. Oleh
melakukan efiensi dengan melakukan
sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk
penekanan
mengetahui dan mendalami
Apabila
perusahaan
biaya
peningkatan
dan
melakukan
produktivitas,
maka
yang
cukup
banyak
dalam
mengenai
penerapan analisis break even point,
perusahaan akan dapat meningkatkan
metode
pendapatan (laba), dan sebaliknya.
penjualan
peramalan
penjualan
minimal
yang
dan harus
Salah suatu alat atau teknik yang
dipertahankan pada CV. Cakrabumi, agar
dapat digunakan oleh manajemen untuk
dapat menyusun strategi yang tepat dalam
menganalisa tingkat penjualan pada suatu
perencanaan
perusahaan, adalah dengan melakukan
kelangsungan hidup perusahaan ini dapat
analisis
terjaga dengan baik.
break
even
point
terhadap
penjualan
sehingga
keadaan perusahaan, yaitu dimana total penghasilan sama dengan total biaya
TINJAUAN PUSTAKA
(Impas). Keadaaan impas perusahaan
Penjualan
dapat terjadi apabila hasil penjualan
Pengertian penjualan sangat luas,
hanya cukup untuk menutupi biaya-biaya
beberapa para ahli yang mengemukakan
yang telah dikeluarkan perusahaan ketika
pengertian tentang penjualan antara lain,
memproduksi
Dalam
menurut William G. Nickels (2012 : 10) ,
analisis break even point, faktor-faktor
penjualan adalah Proses dimana sang
biaya yang dianalisa adalah biaya tetap
penjual memuaskan segala kebutuhan dan
dan biaya variabel. Analisis break even
keinginan pembeli agar dicapai manfaat
suatu
produk.
2 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
baik bagi sang penjual maupun sang
memperoleh manfaat atau keuntungan
pembeli yang berkelanjutan dan yang
dimasa yang akan datang (Darsono, 2012:
menguntungkan kedua belah pihak.
15).
Sedang menurut Winardi (2014 : 176), penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai
imbalan
diselenggarakan perniagaan
jasa-jasa yang
transaksi
Analisis Break Even Point Analisis break even point adalah
yang
suatu alat atau teknik analisa untuk
dilakukannya
mempelajari hubungan antara biaya tetap,
usaha.
biaya variable, keuntungan dan volume
Selanjutnya menurut Komaruddin (2012 :
kegiatan, dan sering pula disebut “Cost –
76), penjualan adalah kegiatan untuk
Profit – Volume Analysis (CPV Analysis)
menukarkan barang dan jasa khususnya
(Riyanto, 2013: 291). Teknik analisis titik
dengan uang. Dilihat dari sudut penjualan
impas (break even point) sudah umum
berarti
bagi segenap pelaku bisnis, karena sangat
kegiatan
dunia
untuk
mendapatkan
pembeli.
berguna di dalam pengaturan bisnis dalam
Biaya
cakupan yang luas, baik untuk perusahaan
Biaya
dalam
suatu
perusahaan
yang kecil maupun besar, diantaranya di
merupakan suatu komponen yang sangat
dalam perencanaan dan pengambilan
penting dalam menunjang pelaksanaan
keputusan.
kegiatan untuk mencapai tujuan. Tujuan
Asumsi Dasar Yang Harus Dipenuhi
itu dapat tercapai apabila biaya yang
dalam analisa Break Even point
dikeluarkan
sebagai
pengorbanan
oleh
suatu
Analisa break even point dapat
yang
dipergunakan apabila beberapa asumsi
bersangkutan telah diperhitungkan secara
dasar dipenuhi (Riyanto, 2012: 292), yaitu
tepat. (Mulyadi, 2012).
sebagai berikut :
Dalam pengorbanan
arti
bentuk perusahaan
luas
sumber
biaya ekonomis
adalah yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi,
sedang
terjadi,
atau
yang
1. Biaya-biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap. 2. Besarnya biaya tetap secara total tidak
kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu
berubah
(Mulyadi, 2012: 3). Biaya merupakan kas
volume produksi atau penjualan. Ini
dan setara kas yang dikorbankan untuk
berarti bahwa biaya tetap per unitnya
memproduksi atau memperoleh barang
berubah-ubah
atau
perubahan volume kegiatan.
jasa
yang
diharapkan
akan
meskipun
ada
karena
perubahan
adanya
3 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
3. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah dengan
secara
volume
proporsional
produksi
Break
even
point
dalam
hubungannya dengan kedua hal tersebut
atau
adalah dengan adanya keuntungan atau
penjualan. Ini berarti bahwa biaya
laba yang diharapkan, dapat digunakan
variabel per unitnya adalah tetap.
sebagai alat bantu dalam perencanaan
4. Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode yang dianalisa. 5. Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila diproduksi lebih
kegiatan
dan
penyusunan
anggaran
perusahaan yang akan datang, sehingga akan dapat digunakan untuk menentukan target penjualan maksimum.
dari satu jenis produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-
Hubungan Break Even Point Dengan
masing produk atau “sales mix”-nya
Rencana
adalah tetap konstan.
Laba
Penjualan
dan
Perolehan laba dipengaruhi oleh Hubungan Break Even Point Dengan Tingkat Penjualan dan Laba Dalam
tiga faktor, yaitu harga jual produk, biaya produksi dan pemasaran produk serta
penyusunan
anggaran,
memerlukan
berbagai
Analisa impas (break even point)
parameter (angka yang menggambarkan
dan analisa hubungan antara biaya-
suatu keadaan) seperti break even point,
volume dan laba, merupakan teknik untuk
margin of safety dan laba. Break even
menggabungkan, mengkoordinasikan dan
point
menafsirkan data produksi dan distribusi
manajemen
memberikan
tingkat
informasi
penjualan suatu
tentang
usaha
yang
volume penjualan.
dalam rangka membantu manajemen di
labanya sama dengan nol. Parameter ini
dalam
memberikan
kepada
analisa tersebut dapat diketahui sampai
manajemen dari jumlah target pendapatan
seberapa jauh volume penjualan yang
penjualan
direncanakan
informasi
yang
dianggarkan,
berupa
pengambilan
boleh
keputusan.
turun,
Dari
supaya
pendapatan minimum yang harus dicapai
perusahaan tidak menderita kerugian
agar usaha perusahaan tidak mengalami
(Mulyadi, 2012: 75).
kerugian
dan
berapa
pendapatan
penjualan maksimum yang harus dicapai agar
perusahaan
mendapatkan
keuntungan.
4 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
METODOLOGI PENELITIAN
hasil penelitian tersebut (Bungin, 2013:
Jenis Metodologi Penelitian
29).
Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian
ini
adalah
metode
Metode
pengungkapan
hasil
penelitian menggunakan metode deskriftif
penelitian kualitatif, dengan alasan :
yang memaparkan
1. Untuk memahami makna penerapan
sehingga diyakini bahwa dari penerapan
teori
manajemen
keuangan
pada
kondisi dunia usaha. 2. Untuk
memahami
analisis break even point dapat diperoleh data yang bisa dipergunakan dalam
interaksi
sosial
dunia usaha. 3. Untuk
hasil olah data,
perencanaan penjualan air minum dalam kemasan yang diproduksi oleh CV.
memahami
dan
mengerti
Cakrabumi.
bagaimana analisa break even point
Yang dimaksud metoda deskriftif,
dapat digunakan dalam perencanaan
adalah
penjualan.
diharapkan
4. Untuk memperoleh keyakinan dalam mengaplikasikan
di
mana
hasil
dapat
menggambarkan,
penelitian melukiskan,
atau
memaparkan
teori-teori
keadaan objek yang diteliti sebagaimana
manajemen keuangan pada praktik
apa adanya, sesuai dengan situasi dan
dunia usaha.
kondisi
Penulis
melaksanakan
ketika
penelitian
tersebut
penelitian
dilakukan. Realitas objek yang diteliti
dengan cara melakukan studi kasus (case
digambarkan secara baik, utuh, jelas dan
studies) terhadap semua kejadian, proses
sesuai dengan fakta yang tampak (dilihat
dan aktifitas produksi Air Minum Dalam
dan didengar), tidak mengada-ada, apalagi
Kemasan
memanipulasi variabel (Ibrahim, 2015:
(AMDK)
CV.
Cakrabumi,
untuk mengetahui dan memahami tentang pengaruh analisa break even point dalam
59). Teknik yang dipergunakan dalam
perencanaan penjualan pada masa yang
penentuan
akan datang.
penelitian ini bersifat non probability
Pendekatan
data
di
dalam
metode
sampling dengan teknik pengambilan
karena
sampel
menggunakan
sasarannya terbatas, namun kedalaman
sampling,
yaitu
datanya tak terbatas. Semakin dalam dan
sendiri sampel data yang akan digunakan
berkualitas data yang diperoleh atau
sebagai bahan penelitian, yaitu semua
dikumpulkan maka semakin berkualitas
dokumen sumber transaksi yang bersifat
kualitatif
dengan
sumber
dilakukan,
juga
penulis
purposive menentukan
5 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
pendapatan
maupun
biaya
produksi
Berdasarkan hasil penelitian,
perusahaan yang terjadi sejak bulan Juni
diperoleh data penjualan dan seluruh
2015 sampai dengan Juni 2016, untuk
biaya yang telah dikeluarkan oleh CV.
selanjutnya diolah sebagai bahan analisa
Cakrabumi dari bulan Juni 2015
break even point.
sampai dengan bulan Juni 2016, diperoleh
hasil
penelitian
sebagai
berikut
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.3.3. Data Hasil Penjualan dan Harga Pokok Produksi AMDK CV. Cakrabumi Periode bulan 1 Juni 2015 sampai dengan 30 Juni 2016 No.
1
Bulan
2 1 Juni 2015 2 Juli 2015 3 Aug 2015 4 Sept.2015 5 Okt. 2015 6 Nov. 2015 7 Des.2015 8 Jan. 2016 9 Febr.2016 10 Mar 2016 11 Apr. 2016 12 Mei 2016 13 Juni 2016 Jumlah
Volume (Galon)
3 100 250 650 987 1302 1307 1390 1630 1646 1890 1925 1977 1982 17,036
Harga jual per galon
4 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000
Hasil penjualan (Rp)
5 500,000 1,250,000 3,250,000 4,935,000 6,510,000 6,535,000 6,950,000 8,150,000 8,230,000 9,450,000 9,625,000 9,885,000 9,910,000 85,180,000
Biaya HPP
Biaya tetap
Biaya Variabel
Jumlah Biaya
Laba/(Rugi)
6 7 8 9 10 70,000 1,789,444 617,500 2,406,944 -1,976,944 175,000 1,789,444 233,750 2,023,194 -948,194 455,000 1,789,444 673,750 2,463,194 331,806 690,900 1,789,444 741,225 2,530,669 1,713,431 911,400 1,789,444 958,850 2,748,294 2,850,306 914,900 1,789,444 1,372,225 3,161,669 2,458,431 973,000 1,789,444 1,023,250 2,812,694 3,164,306 1,141,000 1,789,444 1,190,250 2,979,694 4,029,306 1,152,200 1,789,444 1,363,050 3,152,494 3,925,306 1,323,000 1,789,444 1,370,750 3,160,194 4,966,806 1,347,500 1,789,444 1,397,375 3,186,819 5,090,681 1,383,900 1,789,444 1,844,475 3,633,919 4,867,181 1,387,400 1,789,444 1,440,350 3,229,794 5,292,806 11,925,200 23,262,772 14,226,800 37,489,572 35,765,228
Sumber : Data Penjualan CV. Cakrabumi bulan Juni 2015 s.d. Juni 2016
6 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031 Laporan Rugi/Laba CV. Cakrabumi Periode 1 Juni 2015 s.d. 30 Juni 2016 Pendapatan : Penjualan
17,036
5,000
85,180,000
Harga Pokok Penjualan : Persediaan Awal : 79 Galon Air x Rp 700 = 55,300 Hasil produksi 17,036 Galon Air x Rp 700 = 11,925,200 Tersedia untuk dijual 17,115 Galon Air x Rp 700 = 11,980,500 Persediaan Akhir 79 Galon Air x Rp 700 = 55,300 Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya-biaya : A Biaya Tetap : 1 Akum. Penyusutan Mesin AMDK 4,954,443 2 Akum. Penyusutan 2 unit sepeda motor 4,008,329 3 Akum. Penyusutan Peralatan Kantor 4,550,000 4 Gaji Karyawan 9,750,000 Jumlah Biaya Tetap 23,262,772 B. Biaya Variabel : 1 Biaya Listrik 1,087,500 2 Promosi & Upah Antar Produk 9,018,000 3 Upah T. Kerja Produksi 1,703,600 4 Bahan Penolong 1,277,700 5 Pemeliharaan & Perawatan Mesin AMDK 1,140,000 14,226,800 Jumlah Biaya-Biaya Laba sebelum pajak
11,925,200 73,254,800
37,489,572 35,765,228
CV. CAKRABUMI LAPORAN PERUBAHAN MODAL PERIODE 1 JUNI 2015 -JUNI 2016 Modal Awal Laba Usaha 35,765,228 Prive Laba Usaha Modal per 30 Juni 2016
840,000,000
35,765,228 875,765,228
25 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
NERACA CV. CAKRABUMI Untuk periode 1 Juni 2015 s.d. 30 Juni 2016 Aktiva Aktiva Lancar : Kas Persediaan Jumlah Aktiva Lancar
187,222,700 55,300 187,278,000
Aktiva T etap : T anah Bangunan Mesin Pengolah AMDK Akumulasi Penyusutan
70,000,000 -4,954,443
Kendaraan : 2 buah Sepeda Motor Akumulasi Penyusutan
22,000,000 -4,008,329
Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan
22,000,000 -4,550,000
84,000,000 504,000,000 65,045,557 17,991,671 17,450,000
Jumlah Aktiva T etap Jumlah Aktiva
688,487,228 875,765,228
Passiva : Hutang Modal Laba Usaha Jumlah Hutang dan Ekuitas
0 840,000,000 35,765,228 875,765,228
diketahui Contribution Margin Ratio,
Analisa Break Even point Dari hasil analisis diketahui, bahwa volume penjualan
pada break even
point, terjadi pada saat hasil penjualan mencapai Rp 27.926.497,- (setara 5.585 galon). Perhitungan dengan menggunakan rumus BEP (Rupiah) di atas, pada dasarnya
juga
mengandung
konsep
contribution margin atas dasar persentase
(
yaitu sebesar :
) = 83,3 %.
Marjin kontribusi (contribution margin), adalah
jumlah
yang
pendapatan dikurangi
tersisa
dari
biaya variabel.
Angka Contribution Margin Ratio (CMR) sebesar 83,3 %, artinya bahwa setiap perubahan
penghasilan
penjualan
mengakibatkan perubahan contribution to
dari penjualan (sales), sehingga dapat 25 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
fixed cost sebesar 83,3 %. Artinya
Safety
penjualan AMDK oleh CV. Cakrabumi
menggunakan rumus :
menguntungkan,
MS
karena
kemampuan
dapat
dihitung
=
dengan
x
100
=
menutup biaya-biayanya cukup tinggi yaitu
sebesar
83,3
%.
= 76%
Penerapan Angka
perhitungan CMR Peramalan
Penjualan
Penentuan
margin
of
safety
menunjukkan angka sebesar 76% artinya, apabila jumlah penjualan yang nyata
Penjualan Minimal Perhitungan break even point telah
berkurang atau menyimpang melebihi
dilakukan terhadap transaksi usaha CV.
76% dari penjualan yang direncanakan ,
Cakrabumi, dengan hasil analisis bahwa
maka
titik impas terjadi pada saat volume
kerugian.
penjualan mencapai 5.585 galon senilai
besarnya penjualan jangan sampai kurang
Rp 27.926.497,-
dari Rp 87.228.562,-
dan memiliki rasio
perusahaan Apabila
akan
menderita
dirupiahkan
yaitu
marjin kontribusi sebesar 83,3% , namun
Peramalan dengan Metode Time Series
demikian apabila dibandingkan dengan
Least Square
nilai investasi yang ditanamkan kiranya
Berdasarkan hasil olah data dan
manajemen perusahaan perlu memiliki
perhitungan koefisien a dan b, maka
upaya yang maksimal agar investasinya
perkiraan (peramalan) penjualan untuk
dapat kembali dalam waktu yang tidak
bulan Desember 2016, adalah sebagai
terlalu
berikut :
lama,
melakukan
antara
lain
perencanaan
dengan dalam
Y 2016 (19)= a + bX
menetapkan besarnya penjualan minimal
= 6.552.308+789.753 (12)
yang harus dicapai sekaligus memperoleh
= Rp 16.029.344,-
keuntungan atau profit margin yang
setara
dengan 3.206 galon/bulan Untuk bulan Januari 2017 (20 bulan
diinginkan.
ke depan sejak bulan dasar yaitu Juni
Margin of Safety Margin of Safety erat hubungannya
2015),
diperkirakan
penjualan
akan
dengan analisa Break Even Point, yaitu
mencapai :
untuk
Y2017 (20)= 6.552.308+789.753(13)= Rp
menentukan
seberapa
jauhkah
berkurangnya penjualan agar perusahaan
16.819.097,-
tidak menderita kerugian. Margin of
galon/bulan.
setara
dengan
3.364
9 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
Pengujian Hasil Peramalan dengan
1. Dengan analisa break even point diperoleh hasil yaitu jumlah minimum
Standar Kesalahan Prediksi (SKP) Dari hasil perhitungan perkiraan
air minum dalam kemasan gallon yang
penjualan berdasarkan analisa break evem
harus dijual oleh CV. Cakrabumi, agar
point, kemudian dibandingkan dengan
pendapatan
metode time series Least square maupun
dengan biaya yang dikeluarkan (impas)
dengan metode kuadratik yang telah
adalah sebanyak 5.585 galon senilai
dikemukakan di dalam tabel 4.3.6 dan
Rp 27.926.497,-
tabel 4.3.8 di atas, dapat diketahui bahwa pemilihan memberikan
yang
diperoleh
sama
2. Dari hasil perhitungan dan analisa
metode
peramalan
akan
break even point, CV. Cakrabumi telah
hasil
peramalan
yang
mempunyai data untuk perencanaan
berbeda.
penjualan
Dari hasil analisis, dapat diketahui :
untuk
keadaan
impas.
Apabila menginginkan perolehan laba tertentu di atas titik impas, maka CV.
SKP metode least square
=
Cakrabumi
dapat
menyusun
898.598,04
perencanaan penjualan di atas titik
SKP metode garis lengkung =
impas,
1.662.457,13
maksimal mesin AMDK yaitu 10.500
sehingga
dapat
peramalan
disimpulkan,
penjualan
yang
kecil
dari
metode
kapasitas
galon/bulan atau 350 galon/hari (Bab
cocok
IV halaman 60), apabila satu bulan
metode Least Square, karena nilai SKPlebih
batas
bahwa
digunakan oleh CV. Cakrabumi adalah
nya
sampai
garis
lengkung.
dihitung 30 hari kerja. 3. Hasil perhitungan contribution margin ratio
yang
perhitungan
melekat break
di
dalam
even
point,
menggambarkan bahwa usaha AMDK KESIMPULAN DAN SARAN
mempunyai
Kesimpulan
menutup
Berdasarkan
hasil
penelitian,
tingkat
biaya-biaya
kemampuan yang
cukup
tinggi, yaitu 83,3 %.
pengolahan data dan aplikasi rumus-
4. Bahwa perhitungan dan analisa break
rumus yang telah diuraikan di dalam
even point, terbukti dapat digunakan
skripsi ini, penulis dapat menyimpulkan
sebagai
sebagai berikut :
perencanaan penjualan.
salah
satu
dasar
dalam
10 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016 ISSN: 2086 – 5031
5. Bahwa
perhitungan
dan
analisa
peramalan penjualan dengan metode time
series
least
square,
dapat
dijadikan pembanding bagi analisa break even point untuk membuat perencanaan
penjualan
untuk
satu
Mulyadi. 2012, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, PT. BPFE UGM. Yogyakarta. Edisi 3. Mulyadi. 2012, Akuntansi Biaya, Peranan Biaya Dalam Pengambilan Keputusan, Yogyakarta. PT. BPFE UGM. Edisi 3.
periode tertentu pada CV. Cakrabumi karena mempunyai angka SKP lebih
Mulyadi. 2006, Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, Edisi Ketiga.
kecil dibandingkan dengan metode kuadratik (garis lengkung). DAFTAR PUSTAKA Agustian Erik, 2006, Pengaruh variable cost terhadap break even point pada PT. Pindad (Persero) divisi tempa dan cor Bandung, Jurnal manajemen 2006 Adisaputro Gunawan dan Asri Marwan, 2012, Anggaran Perusahaan, Yogyakarta. PT. BPFE UGM Fahmi Irham, 2013, Kewirausahaan, Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta.Bandung Ibrahim, 2015 Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta Juniar A. 2010, Study kelayakan pendirian pabrik air minum dalam kemasan PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara ditinjau dari aspek keuangan, Jurnal Manajemen dan Akuntansi 11(1). Lestari, Yogi Dwi (2012) Analisis break even point (BEP) sebagai dasar perancangan laba dan penjualan: Studi kasus pada usaha kerupuk rambak UD Wahyu Abadi Tulungagung. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Puspitawati Indah Dwi, 2014 Analisis kinerja kemandirian keuangan dan aktivitas layanan rawat inap utama pada badan layanan umum daerah rumah sakit jiwa menur dengan metode activity based costing, Jurnal Ekonomi & Manajemen 2014. Riyanto Bambang, 2012, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Saladin Djaslim dan Oesman Yevismarti, Intisari Manajemen Pemasaran,Bandung, media Iptek. 2014. Sugiyono. 2013, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD),, Bandung: Alfabeta. Swastha Basu dan Irawan, 2013, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta:Liberty Wijayanti Mulya Suci 2013, Analisis break even point sebagai salah satu alat perencanaan penjualan dan laba, Jurnal FIA UNIBRAW Malang 2013
11 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang