ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang)
Oleh WINDA AYUBUDI WULAN KSHESHARIANI H24070035
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN WINDA AYUBUDI WULAN KSHESHARIANI. H24070035. Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang). Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. UKM Wingko Cap Kapal Terbang merupakan salah satu UKM yang memproduksi makanan khas Kota Semarang yaitu wingko. Selama ini UKM Wingko CKT belum mengelola biaya produksinya dengan baik. Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi menimbulkan kerugian. Pengendalian biaya diperlukan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan efisien. Pengendalian dilakukan dengan membandingkan biaya standar dengan biaya aktual. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Wingko CKT. (2) Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual pada UKM Wingko CKT. (3) Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen UKM Wingko CKT. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data historis UKM Wingko CKT, studi literatur, karangan ilmiah, dan referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah analisis varians biaya standar. Alat pengolah data yang digunakan yaitu Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 16. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa standar biaya produksi di UKM Wingko CKT terdiri dari standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik. Biaya standar yang diterapkan dalam satu kali produksi untuk bahan baku kelapa sebesar Rp. 144.000, gula pasir Rp. 42.000, tepung ketan Rp. 28.500, mentega Rp. 3.500, nangka Rp. 2.500, durian Rp. 3.750, dan gula jawa sebesar Rp. 2.500. Tarif upah standar tenaga kerja langsung per jam sebesar Rp. 8.150 dengan jam TKL standar selama tiga jam. Biaya standar overhead variabel pabrik dalam satu bulan selama bulan Desember 2010 yaitu biaya kemasan berlogo sebesar Rp. 1.312.500, kertas minyak sebesar Rp. 210.000, gas Rp. 405.000, dan air sebesar Rp. 540.000. Biaya overhead tetap berupa tarif penyusutan oven sebesar Rp. 500 per harinya. Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari BBL, TKL, dan OHP. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa kelapa memiliki varians unfavorable -1,06 %. Gula pasir memiliki varians unfavorable -0,79 %. Pada tepung ketan terjadi varians unfavorable -12,82 %. Varians unfavorable juga terjadi pada mentega sebesar -14,67 %. Pada nangka terjadi varians unfavorable -28,76 %. Durian memiliki varians unfavorable -54,80 %. Sedangkan pada gula jawa terjadi varians favorable -8,13 %. Hasil analisis varians untuk TKL menunjukkan bahwa tarif TKL memiliki varians favorable 18,3 %. Efisiensi TKL memiliki varians unfavorable -26,7 %. Hasil analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa pada biaya kemasan berlogo terjadi varians favorable 0,6 %. Biaya kertas minyak memiliki varians unfavorable -42,9 %. Biaya gas terjadi varians favorable 13,6 %. Terakhir analisis dilakukan pada air yang memiliki varians favorable 50 %. Pada biaya overhead tetap variabel tidak terjadi varians. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t, disimpulkan bahwa varians untuk BBL yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan varians yang diluar batas pengendalian yaitu nangka dan durian. Uji hipotesis pada varians TKL terhadap tarif masih dalam batas pengendalian, sedangkan untuk efisiensi diluar batas pengendalian. Varians yang terjadi pada OHP tidak dilakukan uji menggunakan uji t karena data dihitung selama satu bulan selama bulan Desember 2010.
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh WINDA AYUBUDI WULAN KSHESHARIANI H24070035
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi : Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang) Nama
: Winda Ayubudi Wulan Ksheshariani
NIM
: H24070035
Menyetujui, Pembimbing
(Farida Ratna Dewi, S.E., M.M.) NIP: 19710307 200501 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen :
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP: 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1990 di Semarang Jawa Tengah dan dibesarkan di Semarang Jawa Tengah. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Winarno Hargyantoro, S.H. dan Endang Saptarini. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Sompok 1 Unggulan Semarang kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Semarang dan Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Semarang. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB pada tahun 2007. Selama menjadi mahasiswa di IPB, penulis aktif dalam organisasi dan kegiatan di kampus IPB diantaranya menjadi Wakil Ketua Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Patra Atlas IPB. Penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen seperti Pujangga dan Espresso. Penulis pernah melaksanakan magang di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat, dan pertolongan-Nya mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas tentang analisis penyimpangan yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan biaya aktual yang sebenarnya terjadi pada proses produksi wingko di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang di Semarang. Analisis varians biaya standar diperhitungkan dengan menggunakan metode analisis varians biaya standar dan uji t. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Maret 2011
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu: 1. Kedua orangtua tercinta, Winarno Hargyantoro, S.H. dan Endang Saptarini atas semua dukungan, bantuan, dan kasih sayang yang tak terhingga. 2. Ibu Farida Ratna Dewi, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan dukungan, koreksi, saran, motivasi, dan memberikan pengarahan hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, M.E. dan Ibu Ir. Anggraini Sukmawati, M.M. yang telah memberikan saran dalam skripsi ini. 4. Bapak Edi Sulistyono dan Ibu Djuliana dari UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang yang telah membantu dalam memperoleh data penelitian dan memberikan banyak informasi serta pengetahuan mengenai praktik usaha UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. 5. Seluruh karyawan di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang atas segala bantuan dalam proses penelitian. 6. Seluruh staf pengajar dan staf penunjang Departemen Manajemen yang telah membantu penulis dalam memberikan fasilitas dan mempermudah proses dalam penelitian penulis. 7. Andrea Emma Pravitasari, S.P., M.Si yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman satu bimbingan (Mevi Flaviana, Indrajit Wicaksana, Dian Yudo Palupi, Q Ahmada, dan Brilian Agung) yang telah memberikan banyak masukan, semangat, dan bertukar pikiran mengenai skripsi ini.
vi
9. Rosyidah Rahmawati, Sabila Putri Dian dan Yudia Putri Anne yang telah banyak memberikan saran dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat Patra Atlas IPB (Dela Ayu, Satria Asa Negara, Gunar Widiyanto, Mba Uci, Mas Ardhinta, dan Mas Rozak Ade) yang telah mengajarkan arti persaudaraan dan memberikan semangat kepada penulis. 11. Teman-teman satu atap Shambala Girls di Wisma Shambala 1 (Rice Septiyani, As Syifa Vivekananda, Seny, Dini, Woro, Nidaa, dan Shambala Girls lainnya). 12. Dani, Liena, Norvi, Leily, dan seluruh teman-teman Manajemen 44 atas kebersamaan yang mewarnai hari-hari di Manajemen dan memberikan kenangan yang tidak akan terlupakan. 13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini. Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah didapatkan penulis. Tidak hanya terkait dalam bidang penelitian, tetapi juga berbagai masukan bagi pengembangan diri penulis, terutama pembentukan attitude dan softskills yang baik. Akhir kata pada skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, Maret 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah.............................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
1 3 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya ....................................................................................... 2.1.1. Pengertian Biaya ........................................................................ 2.1.2. Jenis-jenis Biaya ........................................................................ 2.2. Konsep Biaya Produksi ........................................................................ 2.2.1. Pengertian Biaya Produksi ......................................................... 2.2.2. Jenis-jenis Biaya Produksi ......................................................... 2.3. Konsep Biaya Standar .......................................................................... 2.3.1. Pengertian Biaya Standar ........................................................... 2.3.2. Tipe-tipe Standar ........................................................................ 2.3.3. Tujuan Penetapan Biaya Standar ............................................... 2.3.4. Penentuan Biaya Standar ............................................................ 2.4. Konsep Pengendalian ........................................................................... 2.5. Analisis Varians .................................................................................... 2.6. Usaha Kecil dan Menengah .................................................................. 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................
5 5 5 7 7 7 8 8 9 9 9 11 12 15 17
III.METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 3.3. Pengumpulan Data ............................................................................... 3.4. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 3.4.1. Metode Analisis Data ................................................................. 3.4.2. Analisis Varians ......................................................................... viii
19 21 21 21 21 22
3.4.3. Uji Hipotesis ............................................................................... 3.4.4. Analisis Deskriptif......................................................................
25 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 4.1.1. Sejarah UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang ................ 4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi ............................................. 4.2. Proses Produksi Wingko .................................................................... 4.3. Penentuan Biaya Standar ................................................................... 4.4. Biaya Produksi ................................................................................... 4.4.1. Bahan Baku Langsung ........................................................... 4.4.2. Tenaga Kerja Langsung ......................................................... 4.4.3. Overhead Pabrik .................................................................... 4.5. Penetapan Standar.............................................................................. 4.6. Analisis Varians ................................................................................. 4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung ............................... 4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung ............................. 4.6.3. Analisis Varians Overhead .................................................... 4.7. Uji Hipotesis ...................................................................................... 4.7.1. Uji Hipotesis Bahan Baku Langsung..................................... 4.7.2. Uji Hipotesis Tenaga Kerja Langsung................................... 4.7.3. Uji Hipotesis Overhead ......................................................... 4.8. Implikasi Manajerial ..........................................................................
27 27 28 29 32 34 34 35 36 37 39 39 49 50 54 54 58 59 59
KESIMPULAN DAN SARAN 1. 2.
Kesimpulan ...................................................................................... Saran ................................................................................................
61 62
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
64
LAMPIRAN ....................................................................................................
65
ix
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1.
Jumlah Perusahaan Industri Kecil dan Menengah per Kabupaten/ Kota Diperinci menurut Lapangan Usaha Industri di Jawa Tengah Tahun 2005-2008............................................................................... 2. Komposisi Bahan Baku Wingko per Produksi.................................. 3. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Produksi Wingko per Produksi 4. Overhead Variabel Produksi Wingko Desember 2010...................... 5. Standar Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010...... 6. Kuantitas Standar Bahan Baku Wingko per Produksi....................... 7. Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 8. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 9. Analisis Varians Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 10. Analisis Varians Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 11. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 12. Analisis Varians Pengeluaran Overhead Variabel Produksi Wingko Selama Bulan Desember 2010............................................................ 13. Analisis Varians Efisiensi Overhead Variabel Produksi Wingko Selama Bulan Desember 2010............................................................
x
3 34 35 36 38 39 40 43 46 49 50 51 53
DAFTAR GAMBAR
No.
1. 2.
Halaman
Kerangka Pemikiran Penelitian......................................................... Proses Produksi Wingko....................................................................
xi
20 31
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Halaman Kuesioner Wawancara.......................................................................... Struktur Organisasi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang............ Realisasi Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010...... Realisasi Kuantitas Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010........ Analisis Varians Harga Bahan Baku Kelapa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Kelapa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Harga Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Harga Bahan Baku Mentega UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Mentega UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Harga Bahan Baku Nangka UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Nangka UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Harga Bahan Baku Durian UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Durian UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Standar Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010.............. Realisasi Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010............ Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Kelapa.................... Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Kelapa................ Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Pasir............... Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir...........
xii
64 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 87 88 88
No. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Halaman Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Tepung Ketan......... Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan..... Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Mentega.................. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Mentega.............. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Nangka.................... Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Nangka............... Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Durian..................... Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Durian................. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Jawa................ Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa............ Uji Hipotesis Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja Langsung................. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja Langsung...........
xiii
89 89 90 90 91 91 92 92 93 93 94 94
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan yang berorientasi terhadap laba memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat, salah satunya yaitu perusahaan manufaktur. Menurut Nafarin (2003), perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah suatu bahan menjadi produk tertentu untuk dijual. Proses kegiatan perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual disebut dengan proses produksi. Proses produksi merupakan hal yang sangat krusial karena di dalamnya terkandung biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang ini, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal diperlukan pengendalian terhadap biaya produksi. Hal tersebut perlu dilakukan agar biaya produksi yang digunakan dapat seefisien mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian terhadap biaya produksi yaitu dengan menetapkan biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegiatan produksi yang paling efisien (Nafarin, 2003). Penetapan biaya standar dapat memberikan pedoman untuk mengetahui biaya yang seharusnya terjadi dalam proses produksi. Proses produksi yang dilaksanakan menjadi faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya produksi bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang berskala besar maupun perusahaan berskala kecil dan menengah. Usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional. UKM tidak hanya berperan dalam pertumbuhan perekonomian nasional, tetapi juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan pendistribusian hasil-hasil pembangunan. UKM di Indonesia pada tahun 2009 jumlahnya mencapai 51.260.000 unit usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sumbangan sektor UKM ini terhadap produk domestik bruto mencapai 53 persen (www.vivanews.com). Hal tersebut
2
mengindikasikan semakin membaiknya perekonomian Indonesia yang ditunjang dari sektor ini. Kegiatan perekonomian di Indonesia bertumpu di Pulau Jawa karena Pulau Jawa memiliki iklim yang kondusif untuk kegiatan usaha. Iklim yang kondusif disebabkan karena jumlah penduduk di Pulau Jawa paling padat yang berimbas pada ketersediaan tenaga kerja serta memiliki infrastruktur yang lengkap. Hal ini yang menarik minat pengusaha untuk menanamkan investasi di Pulau Jawa. Salah satu provinsi yang diminati investor untuk membuka usaha yaitu Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Provinsi Jawa Tengah menempati urutan kedua dalam jumlah usaha yang tidak berbadan hukum menurut Provinsi di Indonesia pada tahun 2004. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2008 terdapat 644.311 perusahaan industri kecil dan menengah dengan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 2,74 juta orang. Jumlah perusahaan industri kecil dan menengah per Kabupaten/Kota diperinci menurut lapangan usaha industri di Jawa Tengah tahun 2005-2008 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Perusahaan Industri Kecil dan Menengah per Kabupaten/Kota Diperinci Menurut Lapangan Usaha Industri di Jawa Tengah tahun 2005-2008 Sektor
2005
2006
2007
2008
1. Makanan, minuman, dan tembakau.
227.518
227.525
227.575
227.644
83.248
83.252
83.272
83.294
108.893
108.894
108.923
108.954
4. Produk kertas dan percetakan.
4.512
4.512
4.512
4.515
5. Produk pupuk, kimia, dan karet.
6.541
6.541
6.542
6.545
171.700
171.703
171.763
171.795
17
17
17
17
33.140
33.140
33.150
33.158
8.384
8.384
8.384
8.389
643.953
643.968
644.138
644.311
2. Tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki. 3. Kayu dan produk lainnya.
6. Produk semen dan penggalian bukan logam. 7. Logam dasar besi dan baja. 8. Peralatan, mesin, dan perlengkapan transportasi. 9. Industri pengolahan lainnya. Total
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2010.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah mencatat di Provinsi Jawa Tengah terdapat lebih banyak usaha berskala kecil dan
3
menengah. Unit usaha yang paling banyak yaitu UKM di sektor makanan, minuman, dan tembakau. Salah satu UKM dari sektor tersebut adalah UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. 1.2. Perumusan Masalah UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang merupakan salah satu unit usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan khas Kota Semarang yaitu wingko babat. Lokasi perusahaan berada di Jalan Wolter Monginsidi (Genuksari) No. 30 Semarang. Wingko babat yang diproduksi ada berbagai macam rasa, yaitu kelapa, nangka, durian, dan gula jawa. Pembuatan wingko babat membutuhkan bahan baku yaitu kelapa, tepung ketan, gula pasir, mentega, dan bahan tambahan yaitu nangka, durian, dan gula jawa. Biaya produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Selama ini biaya produksi UKM tersebut belum dikelola dengan baik. Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi menimbulkan kerugian. UKM tersebut sebelumnya telah membuat standar biaya produksi yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi wingko babat, tetapi terjadi pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan. Pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mengetahui apakah proses produksi
berjalan
secara
efisien.
Pengendalian
dilakukan
dengan
membandingkan antara biaya standar dengan realisasinya. Jika terjadi varians (selisih) antara biaya standar dengan realisasinya perlu penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya varians tersebut. Pentingnya analisis varians antara biaya standar dengan realisasinya untuk pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi menjadikan peneliti melakukan kajian dengan judul ”Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang)”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang?
4
2. Bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang? 3. Apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. 2. Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. 3. Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan alternatif untuk penerapan strategi perusahaan dalam penentuan biaya standar sehingga dapat meningkatkan laba dan meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi biaya di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. Analisis penelitian ini berfokus pada penerapan biaya standar bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik; analisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang sebenarnya terjadi; dan pengelolaan dalam mengendalikan biaya produksi. Penelitian ini hanya membahas satu produk unggulan dari UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang yaitu wingko babat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Biaya 2.1.1. Pengertian Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya
adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006). Kuswadi (2005) mendefinisikan biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Menurut Horngren, dkk. (2008), biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Biaya yang dibebankan pada produk membantu keputusan penetapan
harga
dan
untuk
menganalisis
bagaimana
tingkat
profitabilitas produk yang berbeda. 2.1.2. Jenis-jenis Biaya Kuswadi (2005) mengklasifikasikan pembebanan biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. 1.
Biaya Langsung Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.
2.
Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari
6
satu macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead. Kuswadi (2005) juga menggolongkan pola perilaku biaya yaitu 1. Biaya Tetap Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan. 2. Biaya Variabel Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional. 3. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya di atas (tidak termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel). Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannya dan digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas (Kuswadi, 2005): 1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost) Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar dan atau anggaran. 2. Biaya Historis (Historical Cost) Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi. 2.2. Konsep Biaya Produksi 2.2.1. Pengertian Biaya Produksi Wibowo (2008) mendefinisikan produksi sebagai usaha yang bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan atau barang menjadi bahan atau barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Mulyadi (2000) mendefinisikan biaya
7
produksi sebagai biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya produksi (production cost) adalah biaya pabrik ditambah dengan harga pokok sediaan produk dalam proses awal atau harga pokok produk jadi periode ini ditambah dengan harga pokok sediaan produk dalam proses akhir (Nafarin, 2003). Menurut Hansen dan Mowen (2006), biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi menurut Bustami dan Nurlela (2006) adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 2.2.2. Jenis-jenis Biaya Produksi Menurut Nafarin (2003), dalam suatu produksi terdapat unsur harga pokok produk berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut dengan biaya utama (prime cost). Biaya utama adalah biaya yang langsung berhubungan dengan produk. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi (conversion cost) . Biaya konversi adalah biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis biaya, yaitu (Rony, 1990): 1. Biaya Bahan Baku Langsung Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya bahan baku langsung jika bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta dapat ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung jika biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena adanya pembayaran upah kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang
8
dipergunakannya
dalam
keikutsertaannya
secara
langsung
membentuk produksi akhir. 3. Biaya Overhead Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri. 2.3. Konsep Biaya Standar 2.3.1. Pengertian Biaya Standar Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Biaya standar dapat diartikan biaya yang diperhitungkan secara wajar harus terjadi di dalam memproduksi suatu barang, jadi biaya standar adalah standar kuantitas input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produksi tertentu (Rony, 1990). Nafarin (2003) mendefinisikan sebagai harga pokok yang ditentukan di muka dan merupakan harga pokok yang seharusnya. Harga pokok yang seharusnya adalah harga pokok yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai harga pokok yang sesungguhnya yang paling efisien. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan dengan seksama untuk satu unit keluaran. Menurut Mulyadi (2000), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
9
2.3.2. Tipe-tipe Standar Menurut
Hansen
dan
Mowen
(2006),
standar
umumnya
diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai. 1. Standar ideal (ideal standards) Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi. 2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards) Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. 2.3.3. Tujuan Penetapan Biaya Standar Menurut Rony (1990), penetapan biaya standar sangat bermanfaat bagi manajemen aktivitas perusahaan karena standar biaya bermanfaat untuk: 1. Pembuatan anggaran. 2. Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi. 3. Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya. 4. Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya. 5. Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun persediaan barang jadi. 6. Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak tertentu. 2.3.4. Penentuan Biaya Standar Menurut Nafarin (2003), penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar.
10
1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. i. Harga Bahan Baku Langsung Standar Harga bahan baku langsung standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang. ii. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar Kuantitas bahan baku langsung standar adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan baku
langsung
standar
dapat
ditentukan
dengan
menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisis catatan masa lalu misalnya dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar. i. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah taksiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata.
11
ii. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu. Jam tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan dengan cara penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan penyelidikan gerak dan waktu, mengadakan
taksiran
yang
wajar,
memperhitungkan
kelonggaran waktu untuk istirahat, memperhitungkan faktor kelelahan, dan memperhitungkan penundaan kerja yang tidak bisa dihindari. Analisis catatan masa lalu misalnya menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam satu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu. 3. Biaya Overhead Pabrik Standar Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang digunakan untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin.
12
2.4. Konsep Pengendalian Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah
terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang
direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut Rony (1990), pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang maksimum dengan biaya serendah-rendahnya. 2.5. Analisis Varians Varians atau selisih menurut Horngren (2008) adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya. Kuswadi (2005) mendefinisikan varians adalah selisih antara biaya standar dan biaya aktual. Varians dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standar dan sebaliknya. Jumlah varians untuk suatu periode biasanya terdiri atas varians yang baik (favorable) dan varians yang tidak baik (unfavorable). Varians ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya standar dan biaya aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan varians-varians yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Horngren (2008) membagi varians ke dalam dua bagian yaitu:
13
1. Varians Harga Varians harga adalah perbedaan antara harga aktual dan harga yang dianggarkan dikali dengan kuantitas masukan aktual, seperti bahan baku yang digunakan atau dibeli. 2. Varians Efisiensi Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas masukan aktual dan anggaran
kuantitas
masukan
yang
seharusnya
digunakan
untuk
memproduksi keluaran aktual dikali dengan harga yang dianggarkan. Analisis varians digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang menjadi penilaian menurut Horngren (2008), yaitu: 1. Efektifitas, yaitu tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Efisiensi, yaitu jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau semakin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu maka semakin tinggi efisiensinya. Penentuan biaya standar dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Maka analisis varians juga terbagi atas varians bahan baku langsung, varians tenaga kerja langsung, dan varians overhead pabrik (Hansen dan Mowen, 2006). 1. Varians Bahan Baku Langsung Aspek yang menyebabkan varians bahan baku langsung yaitu: a. Varians Harga Bahan Baku Langsung Varians harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar. b. Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung Varians penggunaan bahan baku langsung (material usage varianceMUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual.
14
2.
Varians Tenaga Kerja Langsung Aspek yang menyebabkan varians tenaga kerja langsung yaitu: a. Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung Varians tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance- LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar. b. Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency varianceLEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan.
3. Varians Overhead Pabrik Varians overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang aktual, juga dibagi menjadi beberapa variansi komponen. a. Varians Overhead Variabel Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume produksi. i. Varians Pengeluaran Overhead Variabel Varians pengeluaran overhead variabel mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi dengan jam aktual. ii.Varians Efisiensi Overhead Variabel Varians efisiensi overhead variabel mengukur perubahan dalam konsumsi overhead variabel yang muncul karena penggunaan efisien tenaga kerja langsung. b. Varians Overhead Tetap Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual.
15
i. Varians Pengeluaran Overhead Tetap Varians pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan. Varansi pengeluaran dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang dianggarkan. ii.Varians Volume Overhead Tetap Varians volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Varians volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun dan untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap. 2.6. Usaha Kecil dan Menengah Jumlah usaha kecil di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yaitu lebih dari 99,8 persen dari jenis usaha yang ada. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Menurut Undang Undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00. 3. Milik warga negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar; dan 5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
16
Menurut Wibowo (2008), ciri-ciri lain yang sering digunakan sebagai ukuran suatu usaha tergolong kecil adalah 1. Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum. 2. Operasinya tidak memperlihatkan keunggulan yang mencolok. 3. Usaha dimiliki dan dikelola oleh satu orang. 4. Usaha tidak memiliki banyak karyawan. 5. Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi. 6. Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya. Indonesia dan negara berkembang lain memandang penting keberadaan usaha kecil. Hal ini disebabkan tiga alasan utama (Wibowo, 2008), yaitu: 1. Kinerja usaha kecil cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif 2. Usaha kecil sangat dinamis, dengan investasi dan inovasi teknologinya usaha kecil mampu mencapai peningkatan produktivitas yang tinggi. 3. Usaha kecil memiliki fleksibilitas yang tinggi sehingga mampu hidup di sela-sela kehidupan usaha besar. 4. Kemampuan usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja dan mendukung pendapatan rumah tangga. Menurut Primiana (2009), terdapat berbagai masalah yang dialami oleh UKM seperti: 1. Permodalan a.
Modal kecil, sulit untuk memenuhi pesanan
b. Sulit mendapatkan kredit dari bank c.
Kurang mampu mengadakan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan
d. Tercampurnya antara keuangan perusahaan dengan keuangan keluarga 2. Pemasaran a.
Kurang dapat melihat peluang pasar/ selera pasar
b. Akses terhadap informasi pasar kurang c.
Terbatasnya tempat pemasaran
d. Kemampuan negosiasi yang lemah sehingga berakibat kerugian pada sistem pembayaran
17
e.
Kurang kerjasamanya dengan perusahaan besar atau sesama UKM
f.
Kurang mampu merancang strategi bisnis
3. Produksi/ Teknologi a.
Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana memproduksi barang yang berkualitas, efisien, dan tepat waktu
b. Tidak adanya transfer teknologi dari usaha besar c.
Tidak melakukan riset dan pengembangan
d. Tidak mengerti pentingnya kerjasama dengan pihak supplier e.
Tidak adanya proses perbaikan yang berkesinambungan
4. Sumber Daya Manusia a.
Pendidikan rendah
b. Rendahnya jiwa wirausaha c.
Keahlian terbatas
d. Rendahnya produktivitas pekerja e.
Tidak ada pembagian kerja
5. Pemerintah a.
Kurangnya dukungan dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada UKM
b. Kurangnya menciptakan lingkungan usaha yang kondusif 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu Vitasari (2007) meneliti tentang penerapan analisis varians sebagai kontrol efisiensi biaya produksi pada PT. Mubarokfood Cipta Delicia Kudus. Peneliti menggunakan perhitungan analisis Statistical Quality Control, Kruskal Wallis test, dan analisis varians (selisih). Berdasarkan analisis deskriptif presentase, tingkat efisiensi biaya produksi untuk jenang halus dan jenang merah maupun tingkat efisiensi total biaya produksi jenang menunjukkan adanya perbedaan. Namun setelah dianalisis dengan SQC, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik masih berada pada daerah in control. Dari analisis Kruskal Wallis test diperoleh hasil bahwa H
hitung
tabel
yaitu 0,600 < 5,991. Oleh karena itu
tidak ada perbedaan yang signifikan antara varians biaya produksi jenang
18
tahun 2003-2005 sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya produksinya efisien.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Kinerja perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan mampu menerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biaya produksi yang timbul dari proses produksi juga harus dilakukan pengendalian yang baik agar tidak terdapat varians dan dapat berjalan secara efisien. UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang merupakan salah satu unit usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan khas Kota Semarang yaitu wingko babat. Biaya produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang ini dalam aktivitasnya dihadapkan pada kemungkinan terjadinya perbedaan antara biaya produksi yang telah ditetapkan dengan biaya produksi yang sebenarnya terjadi. Biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan standar tertentu yang seharusnya terjadi dimaksud dengan biaya standar. Analisis biaya standar menjadi metode yang akan digunakan untuk mempermudah menetapkan harga pokok yang sebenarnya terjadi. Hal ini dapat
mempermudah
dalam
mengendalikan
biaya
dan
dapat
mengoptimalkan laba yang ingin didapat. Penelitian ini mengkaji tentang varians yang terjadi antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan realisasi biaya yang sebenarnya terjadi. Analisis varians dilakukan dengan membandingkan standar biaya produksi dengan realisasinya. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis varians dan uji t (t-test). Analisis varians dilakukan untuk mengetahui deskripsi persentase varians yang terjadi apakah dapat ditoleransi atau tidak dapat ditoleransi dan ataukah varians tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan. Uji t (t-test) dilakukan untuk mengetahui apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian. Setelah dilakukan analisis, dari hasil analisis tersebut dapat memberikan saran dan
rekomendasi
20
kepada perusahaan untuk perbaikan manajemen perusahaan. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Standar Biaya Produksi
Biaya Overhead Pabrik
Realisasi Biaya Produksi
Varians Biaya Produksi Alat Analisis: - Analisis Varians - Uji t Saran/ Rekomendasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pabrik UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang yang berlokasi di Jalan Kinibalu Barat No. 51 RT 03 RW 04 Semarang. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Desember 2010. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data-data yang relevan dari perusahaan yang kemudian diolah dan dievaluasi hasilnya. 3.3. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak manajemen. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan berupa data historis UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang, studi literatur, karangan ilmiah, serta referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Data historis perusahaan berupa laporan keuangan, data produksi, data pembelian, data penjualan, dan data tentang perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harian selama 30 hari pada bulan Desember 2010. 3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians biaya standar. Analisis varians digunakan untuk mengetahui biaya produksi yang sebenarnya terjadi (realisasi) dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya (standar). Analisis varians memperlihatkan varians yang terjadi antara standar biaya produksi dengan realisasi biaya produksi. Sehingga dapat dicari penyebab dari varians yang telah terjadi dan memberi rekomendasi perbaikan kepada pihak manajemen. Varians yang terjadi dapat menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Varians dikatakan menguntungkan (favorable) jika biaya aktualnya lebih kecil dari biaya standar. Sedangkan varians dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable) jika biaya aktualnya lebih besar dari biaya standar.
22
Pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis varians menggunakan alat bantu piranti lunak dari komputer yaitu Microsoft Excel 2007. Data yang telah diolah selanjutkan akan dilakukan pengujian dengan uji t atau disebut sebagai t-test menggunakan SPSS versi 16. 3.4.2. Analisis Varians Analisis varians digunakan untuk mengukur varians yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan biaya yang sebenarnya terjadi atau realisasi (Hansen dan Mowen, 2006). 1. Penghitungan Varians Bahan Baku Langsung a. Penghitungan Varians Harga Bahan Baku Langsung Varians harga bahan baku langsung (material price varianceMPV) dihitung menggunakan rumus: MPV = (AP – SP) AQ
................................... (1)
Keterangan: AP
= Harga aktual per unit
SP
= Harga standar per unit
AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan b. Penghitungan Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung Varians efisiensi bahan baku langsung (material usage variance- MUV) dihitung menggunakan rumus: MUV = (AQ – SQ) SP
................................... (2)
Keterangan: AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan SQ
= Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual
SP
= Harga standar per unit
23
2. Penghitungan Varians Tenaga Kerja Langsung a. Penghitungan Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung Varians tarif tenaga kerja langsung (labor rate varianceLRV) dihitung menggunakan rumus: LRV = (AR – SR) AH
...................................
(3)
Keterangan: AR
= Tarif upah aktual per jam
SR
= Tarif upah standar per jam
AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan b. Penghitungan Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance- LEV) dihitung menggunakan rumus: LEV = (AH – SH) SR
...................................
(4)
Keterangan: AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan SH
= Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SR
= Tarif upah standar per jam
3. Penghitungan Varians Overhead a. Penghitungan Varians Overhead Variabel i. Penghitungan Varians Pengeluaran Overhead Variabel Varians pengeluaran overhead variabel dihitung menggunakan rumus: VPOV = (AVOR – SVOR) AH
........... (5)
Keterangan: VPOV
= Varians pengeluaran overhead variabel
AVOR
= Tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead rate)
SVOR
= Tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate)
24
AH
= Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
ii.Penghitungan Varians Efisiensi Overhead Variabel Varians
efisiensi
overhead
variabel
dihitung
menggunakan rumus: VEOV = (AH – SH) SVOR
....................... (6)
Keterangan: VEOV
= Varians efisiensi overhead variabel
AH
= Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH
= Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SVOR
= Tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate)
b. Penghitungan Varians Overhead Tetap Overhead tetap yang dibebankan dihitung menggunakan rumus: OTYB = Tarif standar overhead tetap x Jam standar Keterangan: OTYB = Overhead tetap yang dibebankan Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan. Varians total overhead tetap dihitung menggunakan rumus: VTOT = Biaya aktual overhead tetap – OTYB
...... (7)
Keterangan: VTOT = Varians total overhead tetap OTYB = Overhead tetap yang dibebankan i. Penghitungan Varians Pengeluaran Overhead Tetap Varians pengeluaran overhead tetap pada intinya relatif kecil dan dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead dianggarkan.
tetap
dikeluarkan
daripada
yang
25
ii.Penghitungan Varians Volume Overhead Tetap Varians
volume
overhead
tetap
dihitung
menggunakan rumus: Varians volume = OTYA – OTYB
........... (8)
Keterangan: OTYA = Overhead tetap yang dianggarkan OTYB = Overhead tetap yang dibebankan. 3.4.3. Uji Hipotesis Uji t (t-test) dilakukan untuk mengukur varians yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan realisasinya apakah masih dalam batas pengendalian. Uji t (t-test) menggunakan alat bantu berupa piranti lunak Statistical Packages for the Social Sciences SPSS 16.0 beserta analisis deskriptif persentase. Uji t (ttest) bertujuan untuk membandingkan apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam melakukan uji t (t-test) yaitu: 1.
Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat. Ho : Varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian. Ha : Varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian.
2. Mencari t hitung. Rumus t : …………………………..(9)
…………………………..(10)
26
Keterangan : x1 = Rataan nilai biaya standar x2 = Rataan nilai biaya aktual (realisasi) n1 = Jumlah laporan biaya standar n2 = Jumlah laporan biaya aktual (realisasi) x1 = Biaya standar x2 = Biaya aktual (realisasi) S1 = Simpangan baku x1 (biaya standar) S2 = Simpangan baku x2 (biaya aktual) 3.
Tentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicari t tabel dengan ketentuan db = n – 1 Taraf nyata yang digunakan yaitu α = 5 %
4.
Tentukan kriteria pengujian. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
5.
Bandingkan antara t hitung dengan t tabel dan gambar posisinya.
6.
Buatlah kesimpulan.
3.4.4. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif memberikan uraian atau menjelaskan tentang penyebab terjadinya varians antara biaya standar dengan biaya aktual yang sebenarnya terjadi. Selain itu, analisis deskriptif memberikan penjelasan tentang tindakan korektif yang harus dilakukan untuk memperbaiki varians dan untuk menghindari terjadinya varians di masa yang akan datang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah UKM Wingko Cap Kapal Terbang Kota Semarang merupakan salah satu kota yang kaya akan kulinernya. Kota Semarang tidak hanya dikenal dengan lumpia, bandeng presto, tahu pong, dan moaci kacang, tetapi juga dengan wingko. Wingko merupakan makanan tradisional khas yang terkenal di Kota Semarang yang berbahan utama kelapa. Salah satu perusahaan yang memproduksi wingko di Kota Semarang adalah UKM Wingko Cap Kapal Terbang. UKM Wingko Cap Kapal Terbang didirikan pada tahun 1997 oleh Edi Sulistyono di rumah tinggalnya di Jalan Kinibalu, Kota Semarang. Usaha ini berawal dari kejelian Edi Sulistyono dalam melihat peluang pasar wingko yang masih sangat terbuka lebar. Edi Sulistyono melihat peluang bahwa wingko merupakan makanan tradisional khas Kota Semarang yang akan selalu dicari oleh wisatawan sebagai oleh-oleh. Selain itu, bahan baku yang digunakan untuk membuat wingko mudah didapatkan. Edi Sulistyono pada awalnya memproduksi wingko sebanyak 100 buah yang diproduksi sendiri dan dibantu oleh istrinya, Djuliana. Wingko ini dijual secara eceran tanpa menggunakan merek. Wingko dijual dengan harga Rp. 75,00 per buah dengan cara dititipkan di warung-warung. Awal tahun 2000 Edi Sulistyono memberi merek wingko buatannya dengan merek Kapal Terbang. Kapal Terbang berasal dari ide Edi Sulistyono untuk membedakan wingko miliknya dengan wingko lain yang bermerek alat transportasi darat, seperti kapal api, lokomotif, spoor, dan lain-lain. Edi Sulistyono mulai mempromosikan wingkonya dengan membuat selebaran ke calon konsumen. Edi Sulistyono melakukan inovasi pada wingko dengan menambahkan rasa durian dan gula jawa yang semula hanya rasa kelapa dan nangka. Wingko ini menggunakan bahan baku asli tanpa menggunakan
28
essence dan bahan pengawet. Wingko dikemas dengan kemasan baru menggunakan kertas yang sudah bermerek dan dikemas dalam doos yang masing-masing berisi 20 buah. Pada tahun 2005 Edi Sulistyono membuka toko di Jalan Wolter Monginsidi dan memperbanyak produksi wingkonya. Produksi tetap dilakukan di Jalan Kinibalu, tetapi penjualannya dilakukan di toko di dua tempat, yaitu di Jalan Wolter Monginsidi dan Jalan Lamper Tengah, toko milik adiknya. Toko tersebut tidak hanya menjual wingko saja, tetapi juga menjual berbagai macam makanan kecil untuk oleh-oleh. Saat ini proses produksi tetap dilakukan oleh Edi Sulistyono, Djuliana, dan dibantu oleh tiga orang pegawai. Pada harihari biasa wingko yang diproduksi sebanyak 700 buah. Sedangkan pada hari-hari libur, terlebih saat hari raya, wingko yang diproduksi dapat mencapai lima kali lipat dari jumlah produksi saat hari biasa. 4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi UKM Wingko Cap Kapal Terbang pada awal didirikannya memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga membuka lapangan kerja yang berasal dari lingkungan keluarga dan tetangganya sendiri. Semakin lama, usaha ini semakin berkembang, tujuan UKM Wingko Cap Kapal Terbang ini pun juga berkembang. Tujuan UKM Wingko Cap Kapal Terbang yaitu mengembangkan usaha agar menjadi lebih besar dan mampu bersaing di pasar. UKM Wingko Cap Kapal Terbang memiliki lima orang karyawan termasuk Edi Sulistyono dan Djuliana, istrinya. Seluruh tanggung jawab produksi, keuangan, dan pemasaran dilakukan dan diawasi langsung oleh Edi Sulistyono dan pelaksanaan produksi dilakukan oleh Edi Sulistyono, Djuliana, dan tiga orang karyawannya. Struktur organisasi yang diterapkan pada UKM Wingko Cap Kapal Terbang yaitu menganut struktur organisasi sederhana. Struktur organisasi sederhana efektif digunakan untuk perusahaan kecil, seperti UKM, dengan satu produk dan dikelola langsung oleh pemiliknya. Struktur organisasi sederhana seperti ini memberi keuntungan berupa
29
kecepatan
dalam
pengambilan
keputusan
dan
mudah
dalam
pengawasan (Adi, 2007). Bagian dalam struktur organisasi UKM Wingko Cap Kapal Terbang yaitu pemilik dan karyawan. a. Pemilik Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap aktivitas usaha, baik itu aktivitas produksi, keuangan, pemasaran, maupun yang berkaitan dengan karyawan. b. Karyawan Mengerjakan proses produksi dari awal sampai produk jadi dan siap untuk dijual. 4.2. Proses Produksi Wingko Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Wingko diproduksi sendiri oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang setiap hari. Jenis rasa wingko yang diproduksi ada empat macam yaitu rasa kelapa, rasa nangka, rasa durian, dan rasa gula jawa. UKM Wingko Cap Kapal Terbang setiap hari memproduksi semua jenis rasa wingko tersebut. Terkecuali, pada saat buah durian sedang tidak musim atau harganya terlalu mahal, maka wingko rasa durian ini tidak diproduksi. Wingko yang dihasilkan 700 buah dengan jumlah produksi tetap setiap harinya. Wingko dijual dalam doos, masing-masing doos berisi 20 wingko. Jadi wingko yang siap dijual setiap harinya berjumlah 35 doos. Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan wingko terdiri dari: 1. Kelapa Kelapa merupakan bahan baku utama dalam pembuatan wingko. Bahan baku kelapa dibeli dari penjual kelapa di pasar tradisional Peterongan Semarang
yang jumlahnya sesuai dengan jumlah wingko yang akan
diproduksi pada hari ini. Kelapa dibeli setiap hari dengan tujuan agar kualitas dan kesegaran kelapa selalu terjamin. Pemilik menetapkan standar sendiri untuk kelapa yang akan digunakan dalam proses produksi wingko. Kelapa yang digunakan yaitu kelapa yang memiliki tingkat kematangan yang sedang, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Pengujian dilakukan
30
sendiri oleh penjual kelapa di pasar tradisional dan pemilik usaha berdasarkan kenampakan luar kelapa. 2. Gula Pasir Gula pasir merupakan bahan baku lain dalam pembuatan wingko. Gula pasir memberikan rasa manis dan warna putih kecoklatan pada wingko setelah matang. Gula pasir dibeli di toko gosir Saudara di dekat lokasi produksi. Kriteria gula pasir yang digunakan dalam proses pembuatan wingko yaitu gula pasir lokal yang berwarna putih dan bersih. Pemilik memilih gula pasir lokal karena alasan harga yang lebih murah daripada gula pasir yang sudah bermerek. Gula pasir yang berwarna putih dan bersih dipilih karena warna gula pasir akan mempengaruhi hasil jadi wingko yang diproduksi. 3. Tepung Ketan Tepung ketan merupakan bahan baku lain selain gula pasir. Bahan baku tepung ketan ini juga dibeli di toko grosir Saudara di dekat lokasi produksi. Pemilik menetapkan kriteria dalam membeli tepung ketan yaitu tepung ketan yang putih, bersih, dan tidak berbau apek. Pengujian ini dilakukan sendiri oleh pemilik berdasarkan kenampakan fisik dan bau pada tepung ketan. 4. Mentega Bahan baku mentega ini dibeli di toko grosir Saudara di dekat lokasi produksi. Kriteria dalam memilih mentega yang akan digunakan dalam proses produksi yaitu aromanya segar, tidak berjamur, warnanya kuning muda atau pucat hingga kuning tua, dan teksturnya lembut semipadat. 5. Buah (Nangka dan Durian) Buah nangka dibeli di pasar tradisional Peterongan sedangkan buah durian dibeli di sentra penghasil (perkebunan) durian Bangetayu dekat tempat tinggal pemilik. Buah pada wingko ini berfungsi sebagai penambah rasa dan variasi dari wingko.
31
6. Gula Jawa Gula jawa dibeli di sentra penghasil gula jawa dekat tempat tinggal pemilik. Kriteria gula jawa yang baik yaitu yang berwarna coklat dan teksturnya keras tidak lembek. Gula jawa pada wingko ini berfungsi sebagai penambah rasa dan variasi dari wingko. Tahapan yang dilakukan untuk memproduksi wingko dimulai dari bahan baku menjadi produk jadi ditunjukkan pada Gambar 2.
Persiapan Bahan Baku
Pemanggangan
Pencetakan Wingko
Perebusan
Pencampuran
Pengemasan Gambar 2. Proses Produksi Wingko
32
Pengolahan wingko dimulai dengan mencampurkan air, gula pasir, dan daun pandan kemudian rebus hingga mendidih hingga tekstur agak mengental. Di tempat terpisah, campurkan tepung ketan, kelapa parut, dan mentega lalu aduk hingga semua tercampur rata. Tambahkan rebusan air dan gula tadi ke dalam campuran adonan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga kalis. Siapkan loyang yang sudah diolesi dengan mentega lalu tuang adonan wingko dan ratakan. Panggang di dalam oven bertemperatur 160oC selama 20 menit, keluarkan wingko dari oven, olesi permukaanya dengan mentega. Panggang kembali wingko selama 25 menit atau hingga wingko matang dan berwarna kuning kecokelatan. Angkat, dinginkan. Potong-potong wingko, bungkus dengan kertas minyak dan bungkus lagi dengan kertas bermerek Cap Kapal Terbang. Masukkan dalam kemasan bok karton. Wingko siap dipasarkan. Kegiatan pemasaran wingko produksi UKM Wingko Cap Kapal Terbang dilakukan secara sederhana dan dilakukan oleh pemilik sendiri. Cara promosi yang digunakan yaitu dengan mengandalkan cara promosi word of mouth dan dengan menyebarkan selebaran ke calon konsumen. Daerah pemasaran wingko di wilayah Semarang dan sekitarnya. UKM Wingko Cap Kapal Terbang memiliki dua toko (gerai) untuk menjual produknya, yaitu berada di lokasi strategis Jalan Wolter Monginsidi dan di Jalan Lamper Tengah, Kota Semarang. 4.3. Penentuan Biaya Standar Penentuan biaya standar pada UKM Wingko Cap Kapal Terbang dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar. 1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. a. Harga Bahan Baku Langsung Standar Harga bahan baku langsung standar ditetapkan berdasarkan tingkat harga rata-rata dari daftar harga toko grosir, tingkat harga yang telah ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang,
33
dan informasi lain yang berhubungan dengan perubahan harga bahan baku. b. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar Kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per produksi wingko. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar. a. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar Tarif upah tenaga kerja langsung standar ditetapkan berdasarkan tarif upah yang distandarkan oleh pemilik UKM Wingko Cap Kapal Terbang. b. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar UKM Wingko Cap Kapal Terbang dalam pembuatan wingko memerlukan waktu selama tiga jam. Proses produksi dilakukan mulai pukul 07.00 hingga pukul 10.00 tanpa waktu istirahat setiap harinya. 3. Biaya Overhead Pabrik Standar Biaya overhead pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. a. Biaya Overhead Pabrik Tetap Standar Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri atas: -
Biaya penyusutan alat produksi berupa oven
b. Biaya Overhead Pabrik Variabel Standar Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri atas: -
Biaya cetak kertas kemasan dan doos
-
Biaya kertas minyak
-
Biaya bahan bakar gas LPG
-
Biaya air
34
4.4. Biaya Produksi Data mengenai biaya produksi di UKM Wingko Cap Kapal Terbang meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Wingko Cap Kapal Terbang memproduksi empat macam jenis rasa wingko, yaitu rasa kelapa, rasa nangka, rasa durian, dan rasa gula jawa. 4.4.1. Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi wingko antara lain: kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan varian penambah rasa yaitu buah nangka, buah durian, dan gula jawa. Dalam satu kali produksi dibutuhkan 36 butir kelapa, 4 kg gula pasir, 3 kg tepung ketan, 0,25 kg mentega, serta masing-masing 0,25 kg nangka, 0,25 kg durian, dan 0,25 kg gula jawa. Berikut ini disajikan komposisi bahan baku untuk pembuatan wingko (Tabel 2). Tabel 2. Komposisi Bahan Baku Wingko per Produksi Jenis
Kelapa
Gula Pasir
Tepung Ketan
Mentega
Nangka
Durian
Gula Jawa
Wingko
(butir)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
Kelapa
9
1
0,75
0,0625
0
0
0
Nangka
9
1
0,75
0,0625
0,25
0
0
Durian
9
1
0,75
0,0625
0
0,25
0
Gula Jawa
9
1
0,75
0,0625
0
0
0,25
36
4
3
0,25
0,25
0,25
0,25
Total Komposisi
Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang
UKM Wingko Cap Kapal Terbang dalam memproduksi empat jenis rasa wingko menggunakan bahan baku yang sama. Perbedaannya adalah dalam penambahan buah asli, tanpa essence, untuk wingko yang jenis rasa nangka dan durian. Wingko jenis rasa kelapa tidak ada penambahan buah, wingko jenis rasa ini lebih menonjolkan keaslian cita rasa asli wingko. Sedangkan wingko jenis rasa gula jawa dilakukan penambahan gula jawa pada proses pembuatannya.
35
4.4.2. Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja dalam produksi wingko UKM Wingko Cap Kapal Terbang berjumlah lima orang yang terdiri dari Edi Sulistyono, Djuliana, dan tiga orang karyawan yang berasal dari tetangga dan keluarga sendiri. Satu kali produksi membutuhkan waktu selama kurang lebih tiga jam. Produksi berlangsung dari jam 7 pagi hingga jam 10 pagi. Tarif tenaga kerja berdasarkan upah borongan dan upah mingguan. Upah borongan yaitu upah yang diterima karyawan setiap selesai satu kali produksi. Upah borongan yang diterima sebesar Rp. 9.450/ orang/ produksi. Sehingga upah borongan yang harus dikeluarkan oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebesar Rp. 47.250/ produksi untuk lima orang. Upah mingguan yaitu upah yang diterima karyawan setiap minggunya, meskipun ada kegiatan produksi ataupun tidak. Upah mingguan yang diterima sebesar Rp. 105.000/ orang/ minggu. Sehingga upah harian yang harus dikeluarkan UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebesar Rp. 15.000 tiap orang. Upah borongan dan upah mingguan ini termasuk dalam upah tenaga kerja langsung. Tarif upah tenaga kerja langsung disajikan selengkapnya pada Tabel 3. Tabel 3. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Produksi Wingko per Produksi Satuan per Produksi (Rupiah) Jenis Tarif Upah per orang total Upah Borongan 9.450 47.250 Upah Harian 15.000 75.000 Total Tarif Upah
24.450
122.250
Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang
Produksi pada bulan Desember 2010 dilakukan setiap hari. Jadi dapat dikatakan jika satu produksi sama dengan satu hari maka upah yang diterima oleh setiap karyawan sebesar Rp. 24.450 per produksi.
36
4.4.3. Overhead Pabrik Overhead pabrik terdiri dari overhead tetap dan overhead variabel. Overhead tetap dalam produksi wingko yaitu biaya penyusutan alat produksi berupa oven. Penggunaan alat produksi berupa oven ini dikenakan biaya penyusutan karena oven digunakan
untuk
proses
produksi
pemanggangan
wingko.
Menghitung tarif penyusutan oven menggunakan metode garis lurus sebagai berikut (Horngren, 2008): Tarif Penyusutan = Nilai Perolehan – Nilai Sisa ............................ (3) Umur Ekonomis
Nilai perolehan oven sebesar Rp. 1.850.000 yang memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. Nilai sisa yang dimiliki oven tersebut sebesar Rp. 17.500. Jadi tarif penyusutan oven sebesar Rp. 183.250 per tahun. Sehingga tarif penyusutan oven dalam satu hari produksi dapat dihitung sebesar Rp. 500 (dibulatkan). Tabel 4. Overhead Variabel Produksi Wingko Desember 2010 Overhead Variabel
Biaya (Rupiah)
Paket Kemasan Kertas Minyak Gas LPG 3 kg Air
1.312.500 210.000 405.000 540.000
Total Overhead Variabel
2.467.500
Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang
Overhead variabel dalam produksi wingko terdiri dari kemasan berlogo, kertas minyak, bahan bakar gas LPG untuk pemanggangan dan air. Wingko dikemas dengan tiga jenis kemasan sebelum akhirnya siap dipasarkan.
Kemasan pertama yaitu
kemasan wingko yang terbuat dari kertas minyak. Kertas minyak yang digunakan berukuran panjang 10 cm dan lebar 5 cm. Berikutnya wingko dikemas menggunakan kertas berlogo UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Tiap 20 wingko dikemas lagi
37
menggunakan doos berlogo UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Total produksi wingko yang dihasilkan berjumlah 700 buah wingko yang dikemas ke dalam 35 doos wingko. Harga kertas minyak yang digunakan sebagai lapisan pertama kemasan tiap wingko sebesar Rp. 100. Biaya kemasan berlogo dan doos berlogo wingko sebesar Rp. 1.250 per doos. Jadi total biaya kemasan yaitu sebesar Rp. 50.750 untuk satu kali produksi. Gas LPG yang digunakan berupa gas LPG berukuran 3 kg. Setiap produksi membutuhkan satu tabung gas LPG berukuran 3 kg. Air yang digunakan dalam produksi wingko ini adalah air untuk proses perebusan bahan baku wingko yang dibeli per galon. Data biaya overhead variabel produksi wingko disajikan pada Tabel 4. 4.5. Penetapan Standar Penetapan standar harus dilakukan untuk memberikan pedoman dalam mengetahui biaya dan kuantitas yang seharusnya terjadi dalam proses produksi agar efisien. Standar yang diteliti yaitu standar harga dan standar kuantitas penggunaan proses produksi, yang mencakup bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Berikut disajikan data mengenai standar harga dan kuantitas penggunaan dalam proses produksi pada Tabel 5 dan Tabel 6.
38
Tabel 5. Standar Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku (dalam Rupiah) Tanggal
Kelapa
Gula Pasir
Tepung Ketan
Mentega
Nangka
Durian
Gula Jawa
(butir)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
1
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
2
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
3
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
4
4.500
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
5
4.500
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
6
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
7
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
8
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
9
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
10
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
11
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
12
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
13
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
14
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
15
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
16
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
17
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
18
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
19
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
20
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
21
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
22
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
23
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
24
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
25
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
26
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
27
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
28
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
29
4.000
10.500
9.500
14.000
10.000
15.000
10.000
30 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, pasar tradisional, dan agen.
Standar harga beli bahan baku yang digunakan untuk memproduksi wingko didapatkan dari survey langsung dan kemudian dibuat rataan. Survey dilakukan di tiga lokasi, yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, pasar tradisional, dan toko penjual bahan baku. Ada sedikit
39
peningkatan harga kelapa per butirnya dikarenakan tingginya permintaan kelapa sedangkan persediaan kelapa sedang terbatas. Tabel 6. Kuantitas Standar Bahan Baku Wingko per Produksi Jumlah Produksi
Kelapa (butir)
Gula Pasir (kg)
Tepung Ketan (kg)
Mentega (kg)
700 buah 36 4 3 0,25 Sumber: Data Perusahaan UKM Wingko Cap Kapal Terbang
Nangka (kg)
Durian (kg)
Gula Jawa (kg)
0,25
0,25
0,25
Standar kuantitas bahan baku yang digunakan sama karena UKM Wingko Cap Kapal Terbang memproduksi wingko dalam jumlah yang sama setiap harinya pada bulan Desember 2010 yaitu sebanyak 700 buah. Jam kerja standar untuk satu kali produksi yaitu selama tiga jam. Tarif upah standar tenaga kerja langsung setiap harinya yaitu sebesar Rp. 24.450 per orang. Upah tersebut mencakup upah borongan dan upah harian. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa tarif upah standar per jam yaitu sebesar Rp. 8.150. Penetapan standar untuk overhead variabel disesuaikan dengan jumlah produksi wingko. Standar pengeluaran dan efisiensi overhead variabel ditentukan sendiri oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang. 4.6. Analisis Varians Varians antara standar yang telah ditetapkan dengan keadaan aktual yang sebenarnya terjadi dapat diukur dengan menggunakan analisis varians. Perhitungan analisis varians dikenakan pada harga dan efisiensi penggunaan dalam memproduksi wingko. Berikut hasil analisis varians untuk masing masing bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. 4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung Analisis varians bahan baku langsung terdiri dari varians harga dan varians efisiensi penggunaan. a. Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung Analisis varians harga bahan baku langsung rata-rata disajikan dalam Tabel 7.
40
Tabel 7. Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku
Standar Harga (SP)
Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku (Rp) Realisasi Kuantitas Analisis Harga Aktual Varians U/F Varians (AP) (AQ) (MPV)
Kelapa
4.000
3.933,33
37
-2.466,79
F
1,67 %
Gula Pasir
10.500
10.200
4,15
-1.245
F
2,86 %
Tepung Ketan
9.500
10.900
2,95
4.130
U
-14,7 %
Mentega
14.000
17.450
0,23
793,5
U
-24,6 %
Nangka
10.000
11.100
0,29
319
U
-11,0 %
Durian
15.000
21.500
0,27
1.755
U
-43,33 %
Gula Jawa
10.000
8.833,33
0,26
-303,33
F
11,67 %
i.
Kelapa Standar harga bahan baku langsung kelapa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 4.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 3.933,33. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 2.466,79 dengan rataan persentase varians sebesar 1,67 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Varians ini dipengaruhi oleh faktor siapa yang melakukan pembelian bahan baku kelapa, kemudahan dalam memperoleh kelapa, diskon yang diberikan, dan kualitas kelapa. Agen yang bertugas dalam melakukan pembelian bertanggung jawab pada realisasi harga beli. Agen pembelian bertugas untuk mencari harga yang termurah dengan kualitas kelapa yang sesuai.
ii.
Gula Pasir Standar harga bahan baku langsung gula pasir selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 10.500 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 10.200. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.245 dengan rataan persentase varians sebesar 2,86 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Hal ini dapat terjadi karena gula pasir dibeli di toko bahan
41
baku langganan yang menjual gula pasir dengan harga yang lebih murah daripada toko bahan baku lainnya. iii.
Tepung Ketan Standar harga bahan baku langsung tepung ketan selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 9.500 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 10.900. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 4.130 dengan rataan persentase varians sebesar 14,7 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini disebabkan karena tepung ketan yang biasa dibeli tidak tersedia di toko tempat biasa membeli bahan baku. Sehingga harus membeli tepung ketan dengan merek yang berbeda. Hal ini berada di bawah kendali dari UKM Wingko Cap Kapal Terbang karena tergantung pada ketersediaan bahan di toko tempat membeli bahan baku. Selain hal tersebut, tidak bisa mendapatkan diskon harga karena kuantitas yang dibutuhkan tidak dalam jumlah yang besar.
iv.
Mentega Standar harga bahan baku langsung mentega selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 14.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 17.450. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 793,5 dengan rataan persentase varians sebesar 24,6 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini disebabkan pembelian mentega dilakukan di toko bahan baku dengan harga yang relatif lebih mahal daripada standar di pasar tradisional dan Deperindag Kota Semarang.
42
v.
Nangka Standar harga bahan baku langsung nangka selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 10.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 11.100. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 319 dengan rataan persentase varians sebesar 11 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini disebabkan karena nangka merupakan buah musiman. Jika buah nangka sedang musim, maka banyak nangka dijual di pasar. Jika nangka sedang tidak musim, stok nangka akan terbatas atau harga jual nangka akan lebih mahal.
vi.
Durian Standar harga bahan baku langsung durian selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 15.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 21.500. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.755 dengan rataan persentase varians sebesar 43,33 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini disebabkan karena durian merupakan buah musiman. Jika buah durian sedang musim, maka banyak durian dijual di pasar. Jika durian sedang tidak musim, maka stok durian akan terbatas atau harga jual durian akan lebih mahal.
vii.
Gula Jawa Standar harga bahan baku langsung gula jawa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar Rp. 10.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 8.833,3. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 303,33 dengan rataan persentase varians sebesar 11,67 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Hal ini dapat terjadi karena gula jawa dibeli di sentra produsen gula jawa di dekat lokasi produksi wingko.
43
Sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih murah dari standar harga gula jawa di pasaran. b. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung Analisis varians efisiensi bahan baku langsung rata-rata disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku
Standar Kuantitas (SQ)
Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Realisasi Standar Analisis Kuantitas Harga Varians U/F (AQ) (SP) (MUV)
Varians
Kelapa
36
37
4.000
4.000
U
-2,7 %
Gula Pasir
4
4,15
10.500
1.575
U
-3,75 %
Tepung Ketan
3
2,95
9.500
-475
F
1,67 %
Mentega
0,25
0,23
14.000
-280
F
8%
Nangka
0,25
0,29
10.000
400
U
-16 %
Durian
0,25
0,27
15.000
300
U
-8 %
Gula Jawa
0,25
0,26
10.000
100
U
-4 %
i.
Kelapa Standar efisiensi bahan baku langsung kelapa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 36 butir dengan rataan realisasi sebesar 37 butir kelapa. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 4.000 dengan rataan persentase varians sebesar 2,7 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan oleh realisasi penggunaan kelapa yang melebihi standar. Hal ini dapat terjadi karena adanya bonus yang diberikan setiap pembelian yang dilakukan oleh pemilik UKM sendiri. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas wingko yang diproduksi.
44
ii.
Gula Pasir Standar efisiensi bahan baku langsung gula pasir selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 4 kg dengan rataan realisasi sebesar 4,15 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.575 dengan rataan persentase varians sebesar 3,75 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini dapat terjadi karena sering terjadi penambahan gula pasir
melebihi
takaran
yang
telah
distandarkan.
Penambahan ini dilakukan untuk mendapatkan rasa manis yang tepat. iii.
Tepung Ketan Standar efisiensi bahan baku langsung tepung ketan selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 3 kg dengan rataan realisasi sebesar 2,95 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 475 dengan rataan persentase varians sebesar 1,67 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Varians ini dapat terjadi karena sering dilakukan pengurangan takaran komposisi tepung ketan ke dalam adonan. Pengurangan komposisi ini bertujuan untuk mendapatkan tekstur adonan yang tepat.
iv.
Mentega Standar efisiensi bahan baku langsung mentega selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,23 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 280 dengan rataan persentase varians sebesar 8 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Varians ini disebabkan karena dilakukan pengurangan pada takaran komposisi mentega. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
45
tekstur adonan yang tepat karena mentega berfungsi sebagai bahan pengemulsi adonan. v.
Nangka Standar efisiensi bahan baku langsung nangka selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,29 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 400 dengan rataan persentase varians sebesar 16 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini dipengaruhi oleh kualitas nangka dan adanya persediaan nangka di pasaran.
vi.
Durian Standar efisiensi bahan baku langsung durian selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,27 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 300 dengan rataan persentase varians sebesar 8 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini dipengaruhi oleh kualitas durian yang dibeli dan adanya persediaan durian di pasaran.
vii.
Gula Jawa Standar efisiensi bahan baku langsung gula jawa selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,26 kg. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 100 dengan rataan persentase varians sebesar 4 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini diakibatkan penggunaan gula jawa yang melebihi takaran standar. Hal ini dapat terjadi karena dilakukan penambahan gula jawa untuk mendapatkan rasa manis khas gula jawa yang tepat.
46
c. Analisis Varians Total Bahan Baku Langsung Analisis varians total bahan baku langsung menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi dari bahan baku langsung. Analisis varians total bahan baku langsung dalam satu kali produksi rata-rata selama bulan Desember 2010 disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Analisis Varians Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang per Produksi Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa
i.
Biaya Standar (SP x SQ) 144.000 42.000 28.500 3.500 2.500 3.750 2.500
Biaya Aktual (AP x AQ) 145.533,21 42.330 32.155 4.013,5 3.219 5.805 2.296,66
Analisis Varians
U/F
Varians
1.533,21 330 3.655 513,5 719 2.055 -203,33
U U U U U U F
-1,06% -0,79% -12,82% -14,67% -28,76% -54,80% 8,13%
Kelapa Biaya standar rata-rata bahan baku langsung kelapa untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 144.000 dengan realisasi sebesar Rp. 145.533,21. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.533,21 dengan persentase varians sebesar 1,06 %. Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan oleh realisasi efisiensi penggunaan kelapa yang melebihi standar. Meskipun UKM mendapatkan bahan baku kelapa dengan harga yang sama, tetapi secara penggunaan dinilai tidak efisien.
47
ii.
Gula Pasir Biaya standar rata-rata bahan baku langsung gula pasir untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 42.000 dengan realisasi sebesar Rp. 42.330. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 330 dengan persentase varians sebesar 0,79 %. Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan oleh penggunaan gula pasir yang tidak efisien meskipun UKM membelinya dengan harga yang lebih murah dari standar.
iii.
Tepung Ketan Biaya standar rata-rata bahan baku langsung tepung ketan untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 28.500 dengan realisasi sebesar Rp. 32.155. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 3.655 dengan persentase varians sebesar 12,82 %. Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians yang terjadi disebabkan oleh harga beli rata-rata tepung ketan lebih tinggi dari standar meskipun penggunaan tepung ketan sudah efisien.
iv.
Mentega Biaya standar rata-rata bahan baku langsung mentega untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 3.500 dengan realisasi sebesar Rp. 4.013,5. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 513,5 dengan persentase varians sebesar 14,67 %. Varians total
48
ini dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan oleh harga beli mentega yang lebih tinggi dari standar. v.
Nangka Biaya standar rata-rata bahan baku langsung nangka untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 2.500 dengan realisasi sebesar Rp. 3.219. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 719 dengan persentase varians sebesar 28,76 %. Varians total ini dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan oleh harga bahan baku yang melebihi standar dan penggunaan nangka yang tidak efisien karena lebih banyak dari standar.
vi.
Durian Biaya standar rata-rata bahan baku langsung durian untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 3.750 dengan realisasi sebesar Rp. 5.805. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 2.055 dengan persentase varians
sebesar
54,8
%.
Varians
total
ini
dapat
dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini disebabkan oleh harga durian yang sangat tinggi melebihi harga standar yang ditetapkan oleh UKM. Selain itu, penggunaan bahan baku yang tidak efisien juga menjadi penyebab pada varians total bahan baku durian. vii.
Gula Jawa Biaya standar rata-rata bahan baku langsung gula jawa untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan Desember 2010 sebesar Rp. 2.500 dengan realisasi sebesar
49
Rp. 2.296,66. Berdasarkan hasil analisis varians total yang menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 203,33 dengan persentase varians
sebesar
8,13
%.
Varians
total
ini
dapat
dikategorikan Favorable (F). Varians yang terjadi pada gula jawa ini disebabkan oleh harga beli gula jawa yang lebih rendah dari standar. Hal ini dapat terjadi karena gula jawa dibeli di dekat lokasi produksi yang merupakan sentra produsen gula jawa. 4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung Analisis varians tenaga kerja langsung terdiri dari varians tarif tenaga kerja langsung dan varians efisiensi tenaga kerja langsung. a. Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung Analisis varians tarif tenaga kerja langsung rata-rata disajikan dalam Tabel 10. Tabel 10. Analisis Varians Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Jenis Varians
Tarif TKL
Tarif Upah Standar per Jam
Analisis Varians Rata-Rata Tarif TKL Tarif Upah Aktual Jam TKL Analisis Varians U/F per Jam Aktual
(SR)
(AR)
(AH)
(LRV)
8.150
6.660
3,8
-5.662
F
Varians
18,3 %
Tenaga kerja langsung memiliki tarif upah standar sebesar Rp. 8.150 per jam dengan rataan realisasi sebesar Rp. 6.660 per jam. Proses produksi yang dilaksanakan memiliki standar waktu selama 3 jam dan jam tenaga kerja langsung aktual sebesar 3,8 jam. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 5.662 dengan persentase varians sebesar 18,3 % dan dikategorikan
Favorable (F). Hal ini disebabkan karena tarif
upah aktual per jam kurang dari tarif upah standar per jam. Pada
50
setiap hari Sabtu, tenaga kerja dibayar dengan upah yang lebih tinggi Rp. 5.000 dari hari biasa. b. Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Analisis varians efisiensi tenaga kerja langsung rata-rata disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Jenis Varians
Efisiensi TKL
Jam TKL Standar
Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi TKL Tarif Upah Analisis Jam TKL Standar Varians U/F Aktual per Jam
(SH)
(AH)
(SR)
(LEV)
3
3,8
8.150
6.520
Varians
U
-26,7%
Tenaga kerja langsung memiliki jam kerja standar selama 3 jam dengan rataan realisasi selama 3,8 jam. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 6.520 dengan persentase varians sebesar 26,7 % dan dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini disebabkan oleh jam kerja aktual lebih lama daripada jam kerja standar yang seharusnya terjadi. Gangguan terhadap hal teknis seperti penundaan kerja yang tidak dapat dihindari sangat mempengaruhi jam tenaga kerja langsung aktual. 4.6.3. Analisis Varians Overhead Overhead pabrik UKM Wingko Cap Kapal Terbang dihitung selama satu bulan atau 30 hari selama bulan Desember 2010. Analisis varians overhead terbagi menjadi varians overhead variabel dan varians overhead tetap. a. Varians Overhead Variabel Overhead variabel yang digunakan yaitu kemasan berlogo, kertas minya, gas LPG dengan ukuran tabung 3 kg dan air galon. Analisis varians overhead variabel terdiri dari varians pengeluaran overhead variabel dan varians efisiensi overhead variabel.
51
1.
Varians Pengeluaran Overhead Variabel Analisis varians pengeluaran overhead variabel selama bulan Desember 2010 disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Produksi Wingko Selama Bulan Desember 2010 Tarif Standar Overhead Variabel (SVOR)
Tarif Aktual Overhead Variabel
Jam TKL Aktual
Analisis Varians
(AVOR)
(AH)
(VPOV)
Kemasan Berlogo
1.312.500
1.305.000
3,8
Kertas Minyak
210.000
300.000
Gas LPG 3 kg
405.000
Air
540.000
Jenis
i.
U/F
Varians
-28.500
F
0,6 %
3,8
342.000
U
-42,9 %
350.000
3,8
-209.000
F
13,6 %
270.000
3,8
-1.026.000
F
50 %
Kemasan Berlogo Tarif standar pengeluaran kemasan berlogo selama 30 hari pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 1.312.500 dengan realisasi sebesar Rp. 1.305.000. Berdasarkan analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 28.500 dengan persentase varians sebesar 0,6 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Varians ini disebabkan oleh adanya diskon yang diberikan dari percetakan terhadap kemasan berlogo untuk UKM Wingko Cap Kapal Terbang karena memesan dalam jumlah yang besar.
ii.
Kertas Minyak Tarif standar pengeluaran kertas minyak selama 30 hari pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 210.000 dengan realisasi sebesar Rp. 300.000. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 342.000
52
dengan persentase varians sebesar 42,9 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan oleh penggunaan kertas minyak yang tidak sesuai dengan ukuran standar yang seharusnya. Kertas minyak seringkali sobek dan adanya sisa dari kertas minyak yang dibuang. iii.
Gas LPG 3 kg Tarif standar pengeluaran gas LPG selama 30 hari pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 405.000 dengan realisasi sebesar Rp. 350.000. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 209.000 dengan rataan persentase varians sebesar 13,6 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Hal ini dapat terjadi karena pada setiap kali produksi, standar gas LPG yang dipakai sebanyak satu tabung. Tetapi pada realisasinya, setiap kali produksi satu tabung gas LPG tidak semuanya habis terpakai. Sisa gas LPG dapat digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya.
iv.
Air Tarif standar pengeluaran air selama 30 hari pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 540.000 dengan realisasi sebesar Rp. 270.000. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.026.000 dengan rataan persentase varians sebesar 50 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Hal ini dapat terjadi karena penggunaan air UKM Wingko Cap Kapal Terbang menghemat 50 % dari standar karena pada proses produksi sebagian menggunakan sumber mata air di lokasi produksi.
53
2.
Varians Efisiensi Overhead Variabel Analisis varians efisiensi overhead variabel selama satu bulan Desember 2010 disajikan dalam Tabel 13. Tabel
13.
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel Produksi Wingko Selama Bulan Desember 2010
Jam TKL Jenis
Analisis Varians
Aktual
Tarif Standar Overhead Variabel
(SH)
(AH)
(SVOR)
(VEOV)
3
3,8
1.312.500
Standar
Jam TKL
U/F
Varians
1.050.000
U
-26,7%
Kemasan Berlogo Kertas Minyak Gas LPG 3 kg
3
3,8
210.000
168.000
U
-26,7%
3
3,8
405.000
324.000
U
-26,7%
Air
3
3,8
540.000
432.000
U
-26,7%
Perhitungan varians efisiensi overhead variabel produksi wingko selama bulan Desember 2010 memiliki varians
sebesar
26,7
%
yang
dapat
dikategorikan
Unfavorable (U). Varians ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh penggunaan tenaga kerja langsung yang tidak efisien. Jam kerja aktual melebihi standarnya karena kurangnya keterampilan tenaga kerja dan hal teknis lain yang mempengaruhi proses produksi wingko. b.
Varians Overhead Tetap Overhead tetap yang digunakan yaitu berupa biaya penyusutan
oven.
Pada
perhitungan
overhead
tetap
menggunakan metode perhitungan garis lurus dengan cara mengurangi antara nilai perolehan oven dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis dari penggunaan oven dalam produksi wingko. Dari hasil perhitungan didapatkan tarif penyusutan oven sebesar Rp. 500 per hari. Hasil analisis varians dari overhead tetap yaitu sebesar 0 atau tidak ada varians yang terjadi.
54
4.7. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan yaitu menggunakan uji t (t-test) dengan bantuan SPSS 16 for Windows. Uji t ini dilakukan untuk menganalisis apakah varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual masih dalam batas pengendalian. Pengujian ini dilakukan untuk menindaklanjuti fungsi manajemen di UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebagai pengendalian dan pengawasan terhadap komponen-komponen biaya produksi. Hasil dari uji t terhadap komponen-komponen biaya produksi dijelaskan sebagai berikut. 4.7.1. Uji Hipotesis Bahan Baku Langsung i. Hasil dari uji t pada varians harga kelapa untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t
hitung
sebesar -1,495
dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka H0 diterima,
sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 23. Hasil dari uji t pada varians efisiensi kelapa untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t sebesar 7,077 dan t
tabel
hitung
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0
ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 24. ii. Hasil dari uji t pada varians harga gula pasir untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t sebesar -4,039 dan t
tabel
hitung
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka H0
diterima, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan
55
realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 25. Hasil dari uji t pada varians efisiensi gula pasir untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung
sebesar 16,155 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan
(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0
ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 26. iii. Hasil dari uji t pada varians harga tepung ketan untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t sebesar 11,366 dan t
tabel
hitung
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0
ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 27. Hasil dari uji t pada varians efisiensi tepung ketan untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung
sebesar -1,898 dan t
tabel
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan
(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka H0
diterima, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 28. iv. Hasil dari uji t pada varians harga mentega untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t 35,591 dan t
tabel
hitung
sebesar
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang
digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0 ditolak,
sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya
56
diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 29. Hasil dari uji t pada varians efisiensi mentega untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung
sebesar -2,841 dan t
tabel
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan
(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka H0
diterima, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 30. v. Hasil dari uji t pada varians harga nangka untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung sebesar 4,039 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0 ditolak,
sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hal ini dapat disebabkan karena nangka sangat tergantung dengan musim. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 31. Hasil dari uji t pada varians efisiensi nangka untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t sebesar 1,928 dan t
tabel
hitung
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0
ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 32. vi. Hasil dari uji t pada varians harga durian untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t
hitung
sebesar 6,854
dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0 ditolak,
sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya
57
diluar batas pengendalian. Hal ini dapat disebabkan karena durian sangat tergantung dengan musim. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 33. Hasil dari uji t pada varians efisiensi durian untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t sebesar 0,760 dan t
tabel
hitung
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)
yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0
ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 34. vii. Hasil dari uji t pada varians harga gula jawa untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t 26,655 dan t
tabel
hitung
sebesar -
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang
digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka H0 diterima,
sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 35. Hasil dari uji t pada varians efisiensi gula jawa untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung
sebesar 1,099 dan t
tabel
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan
(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t
hitung
lebih besar dari t
tabel,
maka H0
ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 36. Hasil uji hipotesis menunjukkan varians harga dan efisiensi yang terjadi pada proses produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Uji hipotesis tersebut menunjukkan apakah varians masih dalam batas pengendalian atau diluar batas pengendalian. UKM harus mengambil tindakan jika varians yang terjadi diluar batas pengendalian.
58
Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa varians bahan baku yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan varians bahan baku yang diluar batas pengendalian yaitu nangka dan durian. Tindakan yang perlu diambil jika varians diluar batas pengendalian yaitu dengan mencari bahan baku yang memiliki harga beli yang lebih murah dari standar yang telah ditetapkan. UKM juga harus menggunakan bahan baku yang sesuai takaran. Tindakan yang perlu diambil jika varians masih dalam batas pengendalian yaitu dengan melakukan pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaan produksi wingko dari awal sampai akhir. 4.7.2. Uji Hipotesis Tenaga Kerja Langsung Hasil dari uji t pada varians tarif tenaga kerja langsung untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung
sebesar -11,512 dan t
tabel
sebesar 0,042 dengan taraf signifikan
(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 37. Hasil dari uji t pada varians efisiensi tenaga kerja langsung untuk produksi diperoleh t
hitung
wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebesar 17,588 dan t
tabel
sebesar 0,042 dengan taraf
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 38.
59
4.7.3. Uji Hipotesis Overhead Pabrik Varians yang terjadi pada overhead tetap dan overhead variabel tidak dilakukan uji menggunakan t test. Biaya standar digunakan untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik, standar tidak disiapkan untuk satu satuan hasil produksi tetapi untuk seluruh jumlah produksi yang meliputi jangka waktu tertentu. Jangka waktu tertentu yang dimaksud yaitu selama bulan Desember 2010. Jadi varians dihitung menggunakan analisis varians dengan hasil pada Lampiran 33, 34, dan 35. 4.8. Implikasi Manajerial Hasil penelitian tentang biaya produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang menunjukkan bahwa banyak terjadi varians antara biaya standar dengan biaya aktualnya. Berdasarkan analisis varians, harga beli dan efisiensi penggunaan bahan baku mengalami varians yang cukup signifikan. Varians yang terjadi pada harga disebabkan karena bahan baku dibeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan. Sedangkan varians pada efisiensi disebabkan karena sering terjadi penambahan bahan baku yang melebihi takaran yang telah distandarkan. Sebaiknya pada proses produksi, penggunaan bahan baku harus sesuai dengan yang telah distandarkan karena akan mempengaruhi hasil jadi wingko yang diproduksi. Varians yang terjadi pada tarif tenaga kerja langsung disebabkan karena adanya penundaan kerja yang tidak dapat dihindari. UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebaiknya harus mempersiapkan semua bahan baku dan overhead pabrik sebelum proses produksi dimulai. Sehingga proses produksi dapat berjalan secara efisien. Adanya spesialisasi pekerjaan dalam produksi wingko dapat membantu agar jam tenaga kerja sesuai standar. Varians pada overhead variabel disebabkan oleh adanya pemborosan dalam penggunaan kertas minyak. Berdasarkan analisis
t test diperoleh bahwa varians yang terjadi
dikategorikan masih dalam batas pengendalian dan diluar batas pengendalian. Jika varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian, UKM harus tetap melakukan pengawasan dalam proses produksi mulai dari awal hingga akhir produksi. Hal ini perlu dilakukan agar varians yang terjadi tidak terlalu besar
60
dan tidak merugikan UKM Wingko Cap Kapal Terbang. UKM juga harus melakukan tindakan jika varians yang terjadi diluar batas pengendalian. UKM harus mendapatkan harga beli bahan baku yang lebih rendah dari yang telah distandarkan dengan kualitas yang sesuai. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai solusi varians yang terjadi pada harga. Tindakan lainnya yaitu UKM harus menggunakan komposisi sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menanggulangi varians yang terjadi pada efisiensi bahan baku.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UKM Wingko Cap Kapal Terbang terhadap standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi yang sebenarnya terjadi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: a. Standar biaya produksi di UKM Wingko Cap Kapal Terbang terdiri dari standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik. Standar biaya bahan baku langsung terdiri dari standar harga dan standar efisiensi penggunaan bahan baku langsung. Standar harga bahan baku langsung ditetapkan oleh UKM, Disperindag Kota Semarang, dan beberapa toko bahan baku. Sedangkan untuk penerapan standar efisiensi bahan baku langsung ditetapkan oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang sendiri berdasarkan komposisi produk wingko. Biaya standar yang diterapkan oleh UKM Wingko dalam satu kali produksi untuk bahan baku kelapa sebesar Rp. 144.000, bahan baku gula pasir sebesar Rp. 42.000, tepung ketan sebesar Rp. 28.500, mentega Rp. 3.500, nangka sebesar Rp. 2.500, durian sebesar Rp. 3.750, dan gula jawa sebesar Rp. 2.500. Standar biaya tenaga kerja langsung terdiri dari standar tarif dan standar efisiensi tenaga kerja langsung. Standar ini ditetapkan UKM. Tarif upah standar tenaga kerja langsung per jam sebesar Rp. 8.150 dengan jam tenaga kerja langsung standar selama tiga jam. Sedangkan untuk standar overhead pabrik terbagi lagi menjadi standar overhead tetap berupa tarif penyusutan alat produksi dan standar overhead variabel berupa standar pengeluaran dan standar efisiensi. Biaya standar overhead variabel dalam satu bulan selama bulan Desember 2010 yaitu biaya kemasan berlogo sebesar Rp. 1.312.500, kertas minyak sebesar Rp. 210.000, gas sebesar Rp. 405.000, dan air sebesar Rp. 540.000. Biaya overhead tetap berupa tarif penyusutan oven sebesar Rp. 500 per harinya.
62
b. Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa kelapa memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 1.533,21 dengan persentase
1,06 %. Gula pasir memiliki varians unfavorable sebesar
Rp. 330 dengan persentase 0,79 %. Tepung ketan memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 3.655 dengan persentase 12,82 %. Mentega memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 513,5 dengan persentase 14,67 %. Pada nangka varians unfavorable sebesar Rp. 719 dengan persentase 28,76 %. Durian memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 2.055 dengan persentase
54,80 %. Bahan baku gula jawa yang memiliki varians
favorable sebesar Rp. 203,33 dengan persentase 8,13 %. Hasil analisis varians untuk tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa tarif memiliki varians favorable sebesar Rp. 5.662 dengan persentase 18,3 %. Efisiensi memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 6.520 dengan persentase 26,7 %. Analisis varians untuk overhead variabel dihitung berdasarkan biaya overhead variabel selama satu bulan pada bulan Desember 2010. Hasil analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa biaya kemasan berlogo memiliki varians favorable sebesar
Rp. 28.500 dengan
persentase 0,6 %. Biaya kertas minyak memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 342.000 dengan persentase 42,9 %. Gas memiliki varians favorable sebesar Rp. 209.000 dengan persentase 13,6 %. Air memiliki varians favorable sebesar Rp. 1.026.000 dengan persentase 50 %. c. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t, disimpulkan bahwa varians untuk bahan baku langsung yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan varians bahan baku yang diluar batas pengendalian yaitu nangka dan durian. Uji hipotesis pada varians tenaga kerja langsung terhadap tarif tenaga kerja langsung masih dalam batas pengendalian manajemen, sedangkan varians terhadap efisiensi tenaga kerja langsung diluar batas pengendalian manajemen. Varians yang terjadi pada overhead
63
tetap dan overhead variabel tidak dilakukan uji menggunakan t test karena data dihitung selama satu bulan selama bulan Desember 2010. 2. Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: a. Apabila varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen, hal ini harus tetap mendapat perhatian dari manajemen pihak UKM Wingko Cap Kapal Terbang terutama komponen harga beli dan efisiensi. Tindakan yang harus diambil jika varians masih batas pengendalian yaitu dengan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap proses produksi mulai dari awal hingga akhir produksi. Hal ini bertujuan agar varians yang terjadi antara standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi tidak terlalu besar dan manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi karena akan mempengaruhi harga jual wingko dan laba yang akan didapatkan UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Tindakan yang perlu diambil jika varians diluar batas pengendalian yaitu dengan mencari bahan baku yang memiliki harga beli yang lebih murah dari standar yang telah ditetapkan. b. UKM harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang sesuai dengan takaran yang telah distandarkan karena akan mempengaruhi hasil jadi wingko yang diproduksi. c. Standar yang ditetapkan oleh UKM yang berkaitan dengan harga sebaiknya dilakukan penyesuaian karena ketersediaan bahan baku, dan inflasi.
adanya
faktor
musim,
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M. K. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Andi Ofset, Yogyakarta. Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Yogyakarta. Hansen, D. R. and Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi Tujuh. Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting Seventh Edition. Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya; Penekanan Manajerial Edisi Sebelas. Desi Adhariani, penerjemah. Jakarta: Indeks. Terjemahan dari: Cost Accounting; A Managerial Emphasis Eleventh Edition. Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Aditya Media, Yogyakarta. Nafarin. 2003. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri dan Dagang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta. Primiana, I. 2009. Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Industri. Penerbit Alfabeta, Bandung. Rony, H. 1990. Akuntansi Biaya; Pengantar untuk Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Santosa, P. B. dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andi Offset, Yogyakarta. Sembiring, Y. dan Rivai Wirasasmita. 1991. Pengendalian Biaya. CV. Pionir Jaya, Bandung. Vitasari, P. 2007. Penerapan Analisis Varians sebagai Kontrol Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Mubarokfood Cipta Delicia Kudus. Skripsi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Wibowo, S. 2008. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya, Depok. http://www.vivanews.com. [3 September 2010]
Lampiran 1. Kuesioner Wawancara
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang)
Dalam rangka memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana, saya Winda Ayubudi Wulan Ksheshariani (H24070035) mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, memohon kesediaan Ibu untuk melakukan wawancara guna penelitian saya. Saya melakukan wawancara ini sebagai data primer dalam penelitian saya yang berjudul Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang). A. Sumber Informasi 1. Pemilik UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang. 2. Bagian Produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang. B. Daftar Pertanyaan 1. Gambaran Umum Perusahaan a. Bagaimana sejarah dan perkembangan UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang? b. Apa visi dan misi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang? c. Bagaimana struktur organisasi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang? 2. Konsep Biaya Standar a. Apa saja komposisi dalam pembuatan wingko babat? b. Apakah bahan baku yang digunakan diperoleh dengan cara membeli semua dari pemasok atau ada yang diproduksi sendiri? c. Bagaimana caranya agar memperoleh (membeli) bahan baku dengan harga yang wajar?
66
Lanjutan Lampiran 1.
d. Apakah dasar dalam menentukan tarif upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja? e. Bagaimana sistem pembayaran upah tenaga kerja? f. Berapa lama waktu standar yang diperlukan untuk memproduksi wingko babat? g. Apakah dasar dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik?
67 Lampiran 2. Struktur Organisasi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang
Pemilik Edi Sulistyono
Penanggung Jawab Djuliana
Karyawan
Karyawan
Karyawan
68 Lampiran 3. Realisasi Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku (dalam rupiah) Tanggal
Kelapa
Gula Pasir
Tepung Ketan
Mentega
Nangka
Durian
Gula Jawa
(butir)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
1
5000
10000
10000
18000
9000
12500
8500
2
5000
10000
10000
18000
9000
12500
8500
3
5000
10000
10000
18000
9000
12500
8500
4
4000
10000
10000
18000
9000
12500
8500
5
4000
10000
10000
18000
9000
20000
8500
6
3800
10000
10000
18000
9000
20000
8500
7
3800
10000
10000
17500
9000
20000
8500
8
3800
10000
10000
17500
9000
20000
8500
9
3800
10000
10000
17500
9000
20000
8500
10
3800
10000
10000
17500
12000
20000
8500
11
3800
10000
11000
17500
12000
25000
9000
12
3800
10000
11000
17500
12000
25000
9000
13
3800
10000
11000
16000
12000
25000
9000
14
3800
10000
11000
16000
12000
25000
9000
15
3800
10000
11000
16000
12000
25000
9000
16
3800
10000
11000
17500
12000
30000
9000
17
3800
10000
11500
17500
12000
30000
9000
18
3800
10000
11500
17500
12000
30000
9000
19
3800
10000
11500
17500
12000
30000
9000
20
3800
10000
11500
17500
12000
30000
9000
21
3800
10000
11500
17500
12000
20000
9000
22
3800
10000
11500
17500
12000
20000
9000
23
3800
10000
11500
17500
12000
20000
9000
24
3800
10000
11500
17500
12000
20000
9000
25
3800
11000
11500
17500
12000
20000
9000
26
3800
11000
11500
17500
12000
20000
9000
27
3800
11000
11500
17500
12000
20000
9000
28
3800
11000
11500
17500
12000
20000
9000
29
3800
11000
11500
17500
12000
20000
9000
17500
12000
20000
9000
30 3800 11000 11500 Sumber: Data UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang
69 Lampiran 4. Realisasi Kuantitas Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010 Nama Bahan Baku Tanggal
Kelapa
Gula Pasir
Tepung Ketan
Mentega
Nangka
Durian
Gula Jawa
(butir)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
1
37
4,2
2,9
0,2
0,4
0,3
0,3
2
36
4.1
3,1
0,2
0,4
0,5
0,2
3
36
4,2
3,2
0,3
0,4
0,3
0,3
4
36
4,2
3,1
0,2
0,4
0,5
0,3
5
37
4,1
2,9
0,2
0,4
0,3
0,2
6
37
4,1
2,8
0,2
0,5
0,4
0,3
7
37
4,1
2,8
0,2
0,4
0,4
0,2
8
37
4,2
2,9
0,3
0,5
0,6
0,2
9
37
4,1
2,9
0,2
0,5
0,3
0,2
10
37
4,1
2,9
0,2
0,3
0,3
0,3
11
36
4,1
3,1
0,2
0,3
0,3
0,3
12
36
4,1
3,1
0,3
0,4
0,3
0,3
13
37
4,2
2,8
0,2
0,3
0,3
0,2
14
37
4,2
2,9
0,2
0,3
0,2
0,3
15
36
4,1
3,1
0,2
0,3
0,2
0,3
16
37
4,2
2,9
0,2
0,2
0
0,3
17
36
4,2
3,1
0,3
0,2
0
0,3
18
36
4,1
3,1
0,3
0,2
0
0,3
19
36
4,2
3,1
0,3
0,2
0
0,3
20
37
4,2
2,9
0,2
0,3
0,2
0,2
21
37
4,2
2,8
0,3
0
0,3
0,2
22
37
4,2
2,8
0,3
0
0,3
0,2
23
37
4,1
2,9
0,2
0
0,3
0,3
24
37
4,1
2,9
0,2
0,3
0,2
0,2
25
37
4,2
2,9
0,2
0,3
0,3
0,2
26
37
4,1
2,8
0,2
0,3
0,3
0,2
27
36
4,2
3,1
0,2
0,3
0,2
0,3
28
37
4,1
2.9
0,2
0,2
0,4
0,3
29
36
4,1
2,9
0,2
0,3
0,2
0,3
0,2
0,3
0,2
0,3
30 37 4,2 3,1 Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang
70 Lampiran 5. Analisis Varians Harga Bahan Baku Kelapa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Bahan Baku Kelapa Tanggal
Standar Harga
Realisasi Harga
Kuantitas Aktual
Analisis Varians
(SP)
(AP)
(AQ)
(MPV)
1
4000
5000
36
2
4000
5000
36
3
4000
5000
4
4500
4000
5
4500
6
U/F
Penyimpangan
36000
U
-25%
36000
U
-25%
36
36000
U
-25%
36
-18000
F
11%
4000
36
-18000
F
11%
4000
3800
36
-7200
F
5%
7
4000
3800
36
-7200
F
5%
8
4000
3800
36
-7200
F
5%
9
4000
3800
36
-7200
F
5%
10
4000
3800
36
-7200
F
5%
11
4000
3800
36
-7200
F
5%
12
4000
3800
36
-7200
F
5%
13
4000
3800
36
-7200
F
5%
14
4000
3800
36
-7200
F
5%
15
4000
3800
36
-7200
F
5%
16
4000
3800
36
-7200
F
5%
17
4000
3800
36
-7200
F
5%
18
4000
3800
36
-7200
F
5%
19
4000
3800
36
-7200
F
5%
20
4000
3800
36
-7200
F
5%
21
4000
3800
36
-7200
F
5%
22
4000
3800
36
-7200
F
5%
23
4000
3800
36
-7200
F
5%
24
4000
3800
36
-7200
F
5%
25
4000
3800
36
-7200
F
5%
26
4000
3800
36
-7200
F
5%
27
4000
3800
36
-7200
F
5%
28
4000
3800
36
-7200
F
5%
29
4000
3800
36
-7200
F
5%
30
4000
3800
36
-7200
F
5%
71 Lampiran 6. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Kelapa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010
Tanggal
Standar Kuantitas
Bahan Baku Kelapa Standar Realisasi Kuantitas Harga Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
4000
U
-3%
4000
0
F
0%
36
4000
0
F
0%
36
4500
0
F
0%
36
37
4500
4500
U
-3%
6
36
37
4000
4000
U
-3%
7
36
37
4000
4000
U
-3%
8
36
37
4000
4000
U
-3%
9
36
37
4000
4000
U
-3%
10
36
37
4000
4000
U
-3%
11
36
36
4000
0
F
0%
12
36
36
4000
0
F
0%
13
36
37
4000
4000
U
-3%
14
36
37
4000
4000
U
-3%
15
36
36
4000
0
F
0%
16
36
37
4000
4000
U
-3%
17
36
36
4000
0
F
0%
18
36
36
4000
0
F
0%
19
36
36
4000
0
F
0%
20
36
37
4000
4000
U
-3%
21
36
37
4000
4000
U
-3%
22
36
37
4000
4000
U
-3%
23
36
37
4000
4000
U
-3%
24
36
37
4000
4000
U
-3%
25
36
37
4000
4000
U
-3%
26
36
37
4000
4000
U
-3%
27
36
36
4000
0
F
0%
28
36
37
4000
4000
U
-3%
29
36
36
4000
0
F
0%
30
36
37
4000
4000
U
-3%
(SQ)
(AQ)
(SP)
(MUV)
1
36
37
4000
2
36
36
3
36
4
36
5
72 Lampiran 7. Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Bahan Baku Gula Pasir Tanggal
Standar Harga
Realisasi Harga
Kuantitas Aktual
Analisis Varians
(SP)
(AP)
(AQ)
(MPV)
1
10500
10000
4
2
10500
10000
3
10500
4
10500
5
U/F
Penyimpangan
-2000
F
5%
4
-2000
F
5%
10000
4
-2000
F
5%
10000
4
-2000
F
5%
10500
10000
4
-2000
F
5%
6
10500
10000
4
-2000
F
5%
7
10500
10000
4
-2000
F
5%
8
10500
10000
4
-2000
F
5%
9
10500
10000
4
-2000
F
5%
10
10500
10000
4
-2000
F
5%
11
10500
10000
4
-2000
F
5%
12
10500
10000
4
-2000
F
5%
13
10500
10000
4
-2000
F
5%
14
10500
10000
4
-2000
F
5%
15
10500
10000
4
-2000
F
5%
16
10500
10000
4
-2000
F
5%
17
10500
10000
4
-2000
F
5%
18
10500
10000
4
-2000
F
5%
19
10500
10000
4
-2000
F
5%
20
10500
10000
4
-2000
F
5%
21
10500
10000
4
-2000
F
5%
22
10500
10000
4
-2000
F
5%
23
10500
10000
4
-2000
F
5%
24
10500
10000
4
-2000
F
5%
25
10500
11000
4
2000
U
-5%
26
10500
11000
4
2000
U
-5%
27
10500
11000
4
2000
U
-5%
28
10500
11000
4
2000
U
-5%
29
10500
11000
4
2000
U
-5%
30
10500
11000
4
2000
U
-5%
73 Lampiran 8. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010
Tanggal
Standar Kuantitas
Bahan Baku Gula Pasir Standar Realisasi Kuantitas Harga Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
2100
U
-5%
10500
1050
U
-3%
4,2
10500
2100
U
-5%
4,2
10500
2100
U
-5%
4
4,1
10500
1050
U
-2%
6
4
4,1
10500
1050
U
-2%
7
4
4,1
10500
1050
U
-2%
8
4
4,2
10500
2100
U
-5%
9
4
4,1
10500
1050
U
-2%
10
4
4,1
10500
1050
U
-2%
11
4
4,1
10500
1050
U
-2%
12
4
4,1
10500
1050
U
-2%
13
4
4,2
10500
2100
U
-5%
14
4
4,2
10500
2100
U
-5%
15
4
4,1
10500
1050
U
-2%
16
4
4,2
10500
2100
U
-5%
17
4
4,2
10500
2100
U
-5%
18
4
4,1
10500
1050
U
-2%
19
4
4,2
10500
2100
U
-5%
20
4
4,2
10500
2100
U
-5%
21
4
4,2
10500
2100
U
-5%
22
4
4,2
10500
2100
U
-5%
23
4
4,1
10500
1050
U
-2%
24
4
4,1
10500
1050
U
-2%
25
4
4,2
10500
2100
U
-5%
26
4
4,1
10500
1050
U
-2%
27
4
4,2
10500
2100
U
-5%
28
4
4,1
10500
1050
U
-2%
29
4
4,1
10500
1050
U
-2%
30
4
4,2
10500
2100
U
-5%
(SQ)
(AQ)
(SP)
(MUV)
1
4
4,2
10500
2
4
4.1
3
4
4
4
5
74 Lampiran 9. Analisis Varians Harga Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Bahan Baku Tepung Ketan Tanggal
Standar Harga
Realisasi Harga
Kuantitas Aktual
Analisis Varians
(SP)
(AP)
(AQ)
(MPV)
1
9500
10000
3
2
9500
10000
3
9500
4
9500
5
U/F
Penyimpangan
1500
U
-5%
3
1500
U
-5%
10000
3
1500
U
-5%
10000
3
1500
U
-5%
9500
10000
3
1500
U
-5%
6
9500
10000
3
1500
U
-5%
7
9500
10000
3
1500
U
-5%
8
9500
10000
3
1500
U
-5%
9
9500
10000
3
1500
U
-5%
10
9500
10000
3
1500
U
-5%
11
9500
11000
3
4500
U
-16%
12
9500
11000
3
4500
U
-16%
13
9500
11000
3
4500
U
-16%
14
9500
11000
3
4500
U
-16%
15
9500
11000
3
4500
U
-16%
16
9500
11000
3
4500
U
-16%
17
9500
11500
3
6000
U
-21%
18
9500
11500
3
6000
U
-21%
19
9500
11500
3
6000
U
-21%
20
9500
11500
3
6000
U
-21%
21
9500
11500
3
6000
U
-21%
22
9500
11500
3
6000
U
-21%
23
9500
11500
3
6000
U
-21%
24
9500
11500
3
6000
U
-21%
25
9500
11500
3
6000
U
-21%
26
9500
11500
3
6000
U
-21%
27
9500
11500
3
6000
U
-21%
28
9500
11500
3
6000
U
-21%
29
9500
11500
3
6000
U
-21%
30
9500
11500
3
6000
U
-21%
75 Lampiran 10. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010
Tanggal
Standar Kuantitas
Bahan Baku Tepung Ketan Standar Realisasi Kuantitas Harga Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
-950
F
3%
9500
950
U
-3%
3,2
9500
1900
U
-7%
3,1
9500
950
U
-3%
3
2,9
9500
-950
F
3%
6
3
2,8
9500
-1900
F
7%
7
3
2,8
9500
-1900
F
7%
8
3
2,9
9500
-950
F
3%
9
3
2,9
9500
-950
F
3%
10
3
2,9
9500
-950
F
3%
11
3
3,1
9500
950
U
-3%
12
3
3,1
9500
950
U
-3%
13
3
2,8
9500
-1900
F
7%
14
3
2,9
9500
-950
F
3%
15
3
3,1
9500
950
U
-3%
16
3
2,9
9500
-950
F
3%
17
3
3,1
9500
950
U
-3%
18
3
3,1
9500
950
U
-3%
(SQ)
(AQ)
(SP)
(MUV)
1
3
2,9
9500
2
3
3,1
3
3
4
3
5
19
3
3,1
9500
950
U
-3%
20
3
2,9
9500
-950
F
3%
21
3
2,8
9500
-1900
F
7%
22
3
2,8
9500
-1900
F
7%
23
3
2,9
9500
-950
F
3%
24
3
2,9
9500
-950
F
3%
25
3
2,9
9500
-950
F
3%
26
3
2,8
9500
-1900
F
7%
27
3
3,1
9500
950
U
-3%
28
3
2.9
9500
-950
F
3%
29
3
2,9
9500
-950
F
3%
30
3
3,1
9500
950
U
-3%
76 Lampiran 11. Analisis Varians Harga Bahan Baku Mentega UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010 Bahan Baku Mentega Tanggal
Standar Harga
Realisasi Harga
Kuantitas Aktual
Analisis Varians
(SP)
(AP)
(AQ)
(MPV)
1
14000
18000
0,25
2
14000
18000
3
14000
4
14000
5
U/F
Penyimpangan
1000
U
-29%
0,25
1000
U
-29%
18000
0,25
1000
U
-29%
18000
0,25
1000
U
-29%
14000
18000
0,25
1000
U
-29%
6
14000
18000
0,25
1000
U
-29%
7
14000
17500
0,25
875
U
-25%
8
14000
17500
0,25
875
U
-25%
9
14000
17500
0,25
875
U
-25%
10
14000
17500
0,25
875
U
-25%
11
14000
17500
0,25
875
U
-25%
12
14000
17500
0,25
875
U
-25%
13
14000
16000
0,25
500
U
-14%
14
14000
16000
0,25
500
U
-14%
15
14000
16000
0,25
500
U
-14%
16
14000
17500
0,25
875
U
-25%
17
14000
17500
0,25
875
U
-25%
18
14000
17500
0,25
875
U
-25%
19
14000
17500
0,25
875
U
-25%
20
14000
17500
0,25
875
U
-25%
21
14000
17500
0,25
875
U
-25%
22
14000
17500
0,25
875
U
-25%
23
14000
17500
0,25
875
U
-25%
24
14000
17500
0,25
875
U
-25%
25
14000
17500
0,25
875
U
-25%
26
14000
17500
0,25
875
U
-25%
27
14000
17500
0,25
875
U
-25%
28
14000
17500
0,25
875
U
-25%
29
14000
17500
0,25
875
U
-25%
30
14000
17500
0,25
875
U
-25%
77 Lampiran 12. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Mentega UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010
Tanggal
Standar Kuantitas
Bahan Baku Mentega Standar Realisasi Kuantitas Harga Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
-700
F
20%
-700
F
20%
14000
700
U
-20%
14000
-700
F
20%
14000
-700
F
20%
0,2
14000
-700
F
20%
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
8
0,25
0,3
14000
700
U
-20%
9
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
10
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
11
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
12
0,25
0,3
14000
700
U
-20%
13
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
14
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
15
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
16
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
17
0,25
0,3
14000
700
U
-20%
18
0,25
0,3
14000
700
U
-20%
19
0,25
0,3
14000
700
U
-20%
20
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
21
0,25
0,3
14000
700
U
-20%
22
0,25
0,3
14000
700
U
-20%
23
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
24
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
25
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
26
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
27
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
28
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
29
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
30
0,25
0,2
14000
-700
F
20%
(SQ)
(AQ)
(SP)
(MUV)
1
0,25
0,2
14000
2
0,25
0,2
14000
3
0,25
0,3
4
0,25
0,2
5
0,25
0,2
6
0,25
7
78 Lampiran 13. Analisis Varians Harga Bahan Baku Nangka UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010 Bahan Baku Nangka Tanggal
Standar Harga
Realisasi Harga
Kuantitas Aktual
Analisis Varians
(SP)
(AP)
(AQ)
(MPV)
1
10000
9000
0,4
2
10000
9000
3
10000
4
10000
5
U/F
Penyimpangan
-400
F
10%
0,4
-400
F
10%
9000
0,4
-400
F
10%
9000
0,4
-400
F
10%
10000
9000
0,4
-400
F
10%
6
10000
9000
0,5
-500
F
10%
7
10000
9000
0,4
-400
F
10%
8
10000
9000
0,5
-500
F
10%
9
10000
9000
0,5
-500
F
10%
10
10000
12000
0,25
500
U
-20%
11
10000
12000
0,25
500
U
-20%
12
10000
12000
0,25
500
U
-20%
13
10000
12000
0,25
500
U
-20%
14
10000
12000
0,25
500
U
-20%
15
10000
12000
0,25
500
U
-20%
16
10000
12000
0,25
500
U
-20%
17
10000
12000
0,25
500
U
-20%
18
10000
12000
0,2
400
U
-20%
19
10000
12000
0,25
500
U
-20%
20
10000
12000
0,25
500
U
-20%
21
10000
12000
0
0
U
0%
22
10000
12000
0
0
U
0%
23
10000
12000
0
0
U
0%
24
10000
12000
0,25
500
U
-20%
25
10000
12000
0,25
500
U
-20%
26
10000
12000
0,25
500
U
-20%
27
10000
12000
0,25
500
U
-20%
28
10000
12000
0,25
500
U
-20%
29
10000
12000
0,25
500
U
-20%
30
10000
12000
0,25
500
U
-20%
79 Lampiran 14. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Nangka UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010
Tanggal
Standar Kuantitas
Bahan Baku Nangka Standar Realisasi Kuantitas Harga Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
1500
U
-60%
10000
1500
U
-60%
0,4
10000
1500
U
-60%
0,4
10000
1500
U
-60%
0,25
0,4
10000
1500
U
-60%
6
0,25
0,5
10000
2500
U
-100%
7
0,25
0,4
10000
1500
U
-60%
8
0,25
0,5
10000
2500
U
-100%
9
0,25
0,5
10000
2500
U
-100%
10
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
11
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
12
0,25
0,4
10000
1500
U
-60%
13
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
14
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
15
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
16
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
17
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
18
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
19
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
20
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
21
0,25
0
10000
-2500
F
100%
22
0,25
0
10000
-2500
F
100%
23
0,25
0
10000
-2500
F
100%
24
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
25
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
26
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
27
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
28
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
29
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
30
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
(SQ)
(AQ)
(SP)
(MUV)
1
0,25
0,4
10000
2
0,25
0,4
3
0,25
4
0,25
5
80 Lampiran 15. Analisis Varians Harga Bahan Baku Durian UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010 Bahan Baku Durian Tanggal
Standar Harga
Realisasi Harga
Kuantitas Aktual
Analisis Varians
(SP)
(AP)
(AQ)
(MPV)
1
15000
12500
0,3
2
15000
12500
0,5
3
15000
12500
0,3
-750
F
17%
4
15000
12500
0,5
-1250
F
17%
5
15000
20000
0,3
1500
U
-33%
6
15000
20000
0,4
2000
U
-33%
7
15000
20000
0,4
2000
U
-33%
8
15000
20000
0,6
3000
U
-33%
9
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
10
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
11
15000
25000
0,3
3000
U
-67%
12
15000
25000
0,3
3000
U
-67%
13
15000
25000
0,3
3000
U
-67%
14
15000
25000
0,25
2500
U
-67%
15
15000
25000
0,25
2500
U
-67%
16
15000
30000
0
0
U
0%
17
15000
30000
0
0
U
0%
18
15000
30000
0
0
U
0%
19
15000
30000
0
0
U
0%
20
15000
30000
0
0
U
0%
21
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
22
15000
20000
0,3
1500
U
-33%
23
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
24
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
25
15000
20000
0,3
1500
U
-33%
26
15000
20000
0,3
1500
U
-33%
27
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
28
15000
20000
0,4
2000
U
-33%
29
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
30
15000
20000
0,25
1250
U
-33%
U/F
Penyimpangan
-750
F
17%
-1250
F
17%
81 Lampiran 16. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Durian UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010
Tanggal
Standar Kuantitas
Bahan Baku Durian Standar Realisasi Kuantitas Harga Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
750
U
-20%
3750
U
-100%
(SQ)
(AQ)
(SP)
(MUV)
1
0,25
0,3
15000
2
0,25
0,5
15000
3
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
4
0,25
0,5
15000
3750
U
-100%
5
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
6
0,25
0,4
15000
2250
U
-60%
7
0,25
0,4
15000
2250
U
-60%
8
0,25
0,6
15000
5250
U
-140%
9
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
10
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
11
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
12
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
13
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
14
0,25
0,2
15000
-750
F
20%
15
0,25
0,2
15000
-750
F
20%
16
0,25
0
15000
-3750
F
100%
17
0,25
0
15000
-3750
F
100%
18
0,25
0
15000
-3750
F
100%
19
0,25
0
15000
-3750
F
100%
20
0,25
0,2
15000
-750
F
20%
21
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
22
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
23
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
24
0,25
0,2
15000
-750
F
20%
25
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
26
0,25
0,3
15000
750
U
-20%
27
0,25
0,2
15000
-750
F
20%
28
0,25
0,4
15000
2250
U
-60%
29
0,25
0,2
15000
-750
F
20%
30
0,25
0,2
15000
-750
F
20%
82 Lampiran 17. Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010 Bahan Baku Gula Jawa Tanggal
Standar Harga
Realisasi Harga
Kuantitas Aktual
Analisis Varians
(SP)
(AP)
(AQ)
(MPV)
1
10000
8500
0,25
2
10000
8500
3
10000
4
10000
5
U/F
Penyimpangan
-375
F
15%
0,25
-375
F
15%
8500
0,25
-375
F
15%
8500
0,25
-375
F
15%
10000
8500
0,25
-375
F
15%
6
10000
8500
0,25
-375
F
15%
7
10000
8500
0,25
-375
F
15%
8
10000
8500
0,25
-375
F
15%
9
10000
8500
0,25
-375
F
15%
10
10000
8500
0,25
-375
F
15%
11
10000
9000
0,25
-250
F
10%
12
10000
9000
0,25
-250
F
10%
13
10000
9000
0,25
-250
F
10%
14
10000
9000
0,25
-250
F
10%
15
10000
9000
0,25
-250
F
10%
16
10000
9000
0,25
-250
F
10%
17
10000
9000
0,25
-250
F
10%
18
10000
9000
0,25
-250
F
10%
19
10000
9000
0,25
-250
F
10%
20
10000
9000
0,25
-250
F
10%
21
10000
9000
0,25
-250
F
10%
22
10000
9000
0,25
-250
F
10%
23
10000
9000
0,25
-250
F
10%
24
10000
9000
0,25
-250
F
10%
25
10000
9000
0,25
-250
F
10%
26
10000
9000
0,25
-250
F
10%
27
10000
9000
0,25
-250
F
10%
28
10000
9000
0,25
-250
F
10%
29
10000
9000
0,25
-250
F
10%
30
10000
9000
0,25
-250
F
10%
83 Lampiran 18. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010
Tanggal
Standar Kuantitas
Bahan Baku Gula Jawa Standar Realisasi Kuantitas Harga Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
500
U
-20%
10000
-500
F
20%
0,3
10000
500
U
-20%
0,3
10000
500
U
-20%
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
6
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
7
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
8
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
9
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
10
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
11
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
12
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
13
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
14
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
15
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
16
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
17
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
18
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
19
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
20
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
21
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
22
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
23
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
24
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
25
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
26
0,25
0,2
10000
-500
F
20%
27
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
28
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
29
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
30
0,25
0,3
10000
500
U
-20%
(SQ)
(AQ)
(SP)
(MUV)
1
0,25
0,3
10000
2
0,25
0,2
3
0,25
4
0,25
5
84
Lampiran 19. Standar Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010 Tanggal
Tarif Upah per Hari
Standar Jam Kerja/ Produksi
Tarif Upah Standar per Jam
1
24450
3
8150
2
24450
3
8150
3
24450
3
8150
4
24450
3
8150
5
24450
3
8150
6
24450
3
8150
7
24450
3
8150
8
24450
3
8150
9
24450
3
8150
10
24450
3
8150
11
24450
3
8150
12
24450
3
8150
13
24450
3
8150
14
24450
3
8150
15
24450
3
8150
16
24450
3
8150
17
24450
3
8150
18
24450
3
8150
19
24450
3
8150
20
24450
3
8150
21
24450
3
8150
22
24450
3
8150
23
24450
3
8150
24
24450
3
8150
25
24450
3
8150
26
24450
3
8150
27
24450
3
8150
28
24450
3
8150
29
24450
3
8150
30
24450
3
8150
85
Lampiran 20. Realisasi Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010 Tanggal
Tarif Upah per Hari
Aktual Jam Kerja/ Produksi
Tarif Upah Aktual per Jam
1
24450
3,5
6985,714286
2
24450
3,5
6985,714286
3
24450
3,5
6985,714286
4
30000
4
7500
5
24450
4
6112,5
6
24450
4
6112,5
7
24450
4
6112,5
8
24450
4
6112,5
9
24450
4
6112,5
10
24450
4
6112,5
11
30000
3,5
8571,428571
12
24450
3,5
6985,714286
13
24450
3,5
6985,714286
14
24450
3,5
6985,714286
15
24450
3,5
6985,714286
16
24450
3,5
6985,714286
17
24450
3,5
6985,714286
18
30000
3,5
8571,428571
19
24450
3,5
6985,714286
20
24450
4
6112,5
21
24450
4
6112,5
22
24450
4
6112,5
23
24450
4
6112,5
24
24450
4
6112,5
25
30000
4
7500
26
24450
4
6112,5
27
24450
4
6112,5
28
24450
4
6112,5
29
24450
4
6112,5
30
24450
4
6112,5
Rataan
25190
3,8
6660
86
Lampiran 21. Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Tarif Upah Standar
Tarif Upah Aktual
per Jam
per jam
(SR) 1
Jam TKL Aktual
Analisis Varians
(AR)
(AH)
(LRV)
8150
6985,714286
3,5
2
8150
6985,714286
3
8150
4
Tanggal
U/F
Penyimpangan
-4075
F
14%
3,5
-4075
F
14%
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
8150
7500
4
-2600
F
8%
5
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
6
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
7
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
8
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
9
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
10
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
11
8150
8571,428571
3,5
1475
U
-5%
12
8150
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
13
8150
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
14
8150
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
15
8150
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
16
8150
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
17
8150
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
18
8150
8571,428571
3,5
1475
U
-5%
19
8150
6985,714286
3,5
-4075
F
14%
20
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
21
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
22
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
23
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
24
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
25
8150
7500
4
-2600
F
8%
26
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
27
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
28
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
29
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
30
8150
6112,5
4
-8150
F
25%
87 Lampiran 22. Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010 Tarif Upah Standar
Jam TKL Standar
Jam TKL Aktual
(SH)
(AH)
(SR)
(LEV)
1
3
3,5
8150
2
3
3,5
8150
3
3
3,5
8150
4075
U
-17%
4
3
4
8150
8150
U
-33%
5
3
4
8150
8150
U
-33%
6
3
4
8150
8150
U
-33%
7
3
4
8150
8150
U
-33%
8
3
4
8150
8150
U
-33%
9
3
4
8150
8150
U
-33%
10
3
4
8150
8150
U
-33%
11
3
3,5
8150
4075
U
-17%
12
3
3,5
8150
4075
U
-17%
13
3
3,5
8150
4075
U
-17%
14
3
3,5
8150
4075
U
-17%
15
3
3,5
8150
4075
U
-17%
16
3
3,5
8150
4075
U
-17%
17
3
3,5
8150
4075
U
-17%
18
3
3,5
8150
4075
U
-17%
19
3
3,5
8150
4075
U
-17%
20
3
4
8150
8150
U
-33%
21
3
4
8150
8150
U
-33%
22
3
4
8150
8150
U
-33%
23
3
4
8150
8150
U
-33%
24
3
4
8150
8150
U
-33%
25
3
4
8150
8150
U
-33%
26
3
4
8150
8150
U
-33%
27
3
4
8150
8150
U
-33%
28
3
4
8150
8150
U
-33%
29
3
4
8150
8150
U
-33%
30
3
4
8150
8150
U
-33%
Tanggal
Analisis Varians
U/F
Penyimpangan
4075
U
-17%
4075
U
-17%
per Jam
88
Lampiran 23. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Kelapa One-Sample Statistics N penyimpangan_harga_kelap
Mean 30
a
Std. Deviation
3.9333E3
Std. Error Mean
365.14837
66.66667
One-Sample Test Test Value = 4033 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_harga_kelapa
df
-1.495
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.146
-99.66667
Lower
Upper
-236.0153
36.6820
Lampiran 24. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Kelapa One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_kel
Mean 30
apa
Std. Deviation
36.6333
Std. Error Mean
.49013
.08949
One-Sample Test Test Value = 36 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_kela pa
df 7.077
Sig. (2-tailed) 29
.000
Mean Difference .63333
Lower
Upper .4503
.8164
89
Lampiran 25. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Pasir One-Sample Statistics N penyimpangan_harga_gulap
Mean 30
asir
Std. Deviation
1.0200E4
Std. Error Mean
406.83810
74.27814
One-Sample Test Test Value = 10500 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_harga_gulapa sir
df
-4.039
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.000
-300.00000
Lower
Upper
-451.9158
-148.0842
Lampiran 26. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_gul
Mean 30
apasir
Std. Deviation
4.1500
Std. Error Mean
.05085
.00928
One-Sample Test Test Value = 4 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_gula pasir
16.155
df
Sig. (2-tailed) 29
.000
Mean Difference .15000
Lower
Upper .1310
.1690
90
Lampiran 27. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Tepung Ketan One-Sample Statistics N penyimpangan_harga_tepun
Mean 30
gketan
Std. Deviation
1.0900E4
Std. Error Mean
674.66467
123.17635
One-Sample Test Test Value = 9500 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_harga_tepung ketan
df
11.366
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.000
Lower
1400.00000
Upper
1148.0761
1651.9239
Lampiran 28. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_tep
Mean 30
ungketan
Std. Deviation
2.9567
Std. Error Mean
.12507
.02284
One-Sample Test Test Value = 3 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_tepu ngketan
-1.898
df
Sig. (2-tailed) 29
.068
Mean Difference -.04333
Lower -.0900
Upper .0034
91
Lampiran 29. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Mentega One-Sample Statistics N penyimpangan_harga_mente
Mean 30
ga
Std. Deviation
1.7450E4
Std. Error Mean
530.93931
96.93581
One-Sample Test Test Value = 14000 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_harga_mente ga
df
35.591
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.000
3450.00000
Lower
Upper
3251.7440
3648.2560
Lampiran 30. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Mentega One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_me
Mean 30
ntega
Std. Deviation
.2267
Std. Error Mean
.04498
.00821
One-Sample Test Test Value = 0.25 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_men tega
-2.841
df
Sig. (2-tailed) 29
.008
Mean Difference -.02333
Lower -.0401
Upper -.0065
92
Lampiran 31. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Nangka One-Sample Statistics N penyimpangan_harga_nangk
Mean 30
a
Std. Deviation
1.1100E4
Std. Error Mean
1398.27480
255.28888
One-Sample Test Test Value = 10000 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_harga_nangk
df 4.309
a
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.000
1100.00000
Lower
Upper
577.8756
1622.1244
Lampiran 32. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Nangka One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_nan
Mean 30
gka
Std. Deviation
.2967
Std. Error Mean
.13257
.02420
One-Sample Test Test Value = 0.25 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_nan gka
df 1.928
Sig. (2-tailed) 29
.064
Mean Difference .04667
Lower -.0028
Upper .0962
93
Lampiran 33. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Durian One-Sample Statistics N penyimpangan_harga_durian
Mean 30
Std. Deviation
2.1500E4
Std. Error Mean
5194.49311
948.38035
One-Sample Test Test Value = 15000 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_harga_durian
df 6.854
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.000
6500.00000
Lower
Upper
4560.3444
8439.6556
Lampiran 34. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Durian One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_duri
Mean 30
an
Std. Deviation
.2700
Std. Error Mean
.14420
.02633
One-Sample Test Test Value = 0.25 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_duri an
df .760
Sig. (2-tailed) 29
.454
Mean Difference .02000
Lower -.0338
Upper .0738
94
Lampiran 35. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Jawa One-Sample Statistics N penyimpangan_harga_gulaja
Mean 30
wa
Std. Deviation
8.8333E3
Std. Error Mean
239.73165
43.76881
One-Sample Test Test Value = 10000 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_harga_gulaja wa
df
-26.655
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.000
-1166.66667
Lower
Upper
-1256.1839
-1077.1494
Lampiran 36. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_gul
Mean 30
ajawa
Std. Deviation
.2600
Std. Error Mean
.04983
.00910
One-Sample Test Test Value = 0.25 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_gula jawa
df 1.099
Sig. (2-tailed) 29
.281
Mean Difference .01000
Lower -.0086
Upper .0286
95
Lampiran 37. Uji Hipotesis Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja Langsung One-Sample Statistics N
Mean
penyimpangan_tarif_tkl
30
Std. Deviation
6.6600E3
Std. Error Mean
708.94084
129.43430
One-Sample Test Test Value = 8150 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_tarif_tkl
df
-11.512
Sig. (2-tailed) 29
Mean Difference
.000
-1490.00000
Lower
Upper
-1754.7229
-1225.2771
Lampiran 38. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja Langsung One-Sample Statistics N penyimpangan_efisiensi_TK
Mean 30
L
Std. Deviation
3.8000
Std. Error Mean
.24914
.04549
One-Sample Test Test Value = 3 95% Confidence Interval of the Difference t penyimpangan_efisiensi_TKL
17.588
df
Sig. (2-tailed) 29
.000
Mean Difference .80000
Lower
Upper .7070
.8930