ANALISIS BIAYA PERAWATAN GEDUNG FPBS UPI UNTUK EMPAT ELEMEN PEKERJAAN KONSTRUKSI Dewi Yustiarini1, Rochany Natawidjana2 dan Imam Supratman3 1,2,3
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi 229 Bandung Email:
[email protected]
ABSTRAK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Pemerintah berkewajiban untuk memelihara dan merawat bangunan gedung miliknya sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung. Kondisi bangunan gedung FPBS UPI yang resmi digunakan pada tahun 2008 dengan dana IDB sebesar Rp. 42.721.977.973,00 saat ini mengalami beberapa kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam, tangan jahil manusia, dan penundaan perawatan bangunan. Berdasarkan latar belakang dan kondisi eksisting gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPI maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung dan mengetahui biaya pemeliharaan dan perawatan elemen gedung seperti dinding, plafond, kusen dan lantai. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan gambar bestek dari Biro Aset dan Fasilitas Universitas Pendidikan Indonesia; Survey terhadap kondisi gedung yang dijadikan sebagai bahan pembahasan; Studi literatur yang berkaitan dengan Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung; Wawancara dengan pihak yang berwenang mengenai Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung. Pengolahan data diawali dengan perhitungan volume elemen pekerjaan , membuat Rencana Anggaran Biaya sesuai dengan Analisa Harga Satuan tiap elemen yang ditinjau. Selanjutnya dilakukan perhitungan biaya perawatan bangunan gedung terhadap empat elemen pekerjaan yang ditinjau dengan menerapkan ilmu ekonomi teknik untuk mencari nilai uang masa mendatang (future value) berdasarkan nilai uang masa kini (present value), tingkat suku bunga tertentu dan periode waktu tertentu. Analisis pembiayaan dilakukan berdasarkan teori dari Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008. Hasil analisis elemen dinding perlu perawatan sedang. Sedangkan untuk elemen plafond, kusen, dan lantai perlu perawatan ringan, Kata kunci: bangunan, biaya, perawatan ringan, perawatan sedang. 1.
PENDAHULUAN
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Pemerintah berkewajiban untuk memelihara dan merawat bangunan gedung miliknya sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung. Kondisi bangunan gedung FPBS UPI yang resmi digunakan pada tahun 2008 dengan dana IDB sebesar Rp. 42.721.977.973,00 saat ini mengalami beberapa kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam, tangan jahil manusia, dan penundaan perawatan bangunan. Berdasarkan latar belakang dan kondisi eksisting gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPI maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung dan mengetahui biaya pemeliharaan dan perawatan elemen gedung seperti dinding, plafond, kusen dan lantai. Berdasarkan PERMEN PU No. 24 Tahun 2008, lingkup perawatan bangunan gedung FPBS UPI termasuk dalam jenis rehabilitasi. Rehabilitasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan gambar bestek dari Biro Aset dan Fasilitas Universitas Pendidikan Indonesia; Survey terhadap kondisi gedung yang dijadikan sebagai bahan pembahasan; Studi literatur yang berkaitan dengan Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung; Wawancara dengan pihak yang berwenang mengenai Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung. Pengolahan data diawali dengan perhitungan volume elemen pekerjaan , membuat Rencana Anggaran Biaya sesuai dengan Analisa Harga Satuan tiap elemen yang ditinjau. Selanjutnya dilakukan perhitungan biaya perawatan bangunan gedung untuk tiga elemen pekerjaan yang ditinjau dengan menerapkan ilmu ekonomi teknik untuk mencari nilai uang masa mendatang (future value) berdasarkan nilai uang masa kini (present value) dan tingkat suku
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
MK-219
Manajemen Konstruksi bunga tertentu dan periode waktu tertentu.. Analisis pembiayaan dilakukan berdasarkan teori dari Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008. 2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perawatan Bangunan Gedung Menurut Permen PU Nomor 24 tahun 2008, perawatan gedung Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi. Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi. Lingup pekerjaan perawatan gedung terdiri dari: A. Rehabilitasi yaitu Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah. B. Renovasi yaitu Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya C. Restorasi yaitu Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah. D. Tingkat kerusakan 1. Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh pemerintah daerah. 2. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. 3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu: a. Kerusakan ringan 1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi. 2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. b. Kerusakan sedang 1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain. 2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. c. Kerusakan berat 1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. 2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. d. PerawatanKhususUntuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.
MK-220
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi 4. Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus setelah berkonsultasi dengan Instansi Teknis setempat. 5. Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan tim ahli bangunan gedung. 6. Pekerjaan perawatan ditentukan berdasarkan bagian mana yang mengalami perubahan atau perbaikan. 2.2 Ekonomi Teknik Menurut Riggs dkk. (dalam Kodoatie 2005), ada 2 macam bunga, yaitu bunga biasa (simple interest) dan bunga yang menjadi berlipat (compound interest). a. Bunga Biasa (Simple Interest) Rumus : I = P i n Dimana : P = Juml;ah atau nilai sekarang i = tingkat bunga pada suatu periode n = waktu bila seseorang meminjam sejumlah uang (P) dengan bunga i maka uang yang harus dikembalikan adalah F=P+I = P + P i n = P(1 + i n) b. Bunga yang Menjadi Berlipat (Compound Interest) Intinya ialah bunga yang didapat pada suatu periode dibungakan lagi (berlipat). Bila kita melihat dengan rumus maka dapat ditulis: Pada tahun pertama : F1 = P (1 + i 1) Pada tahun kedua : F2 = F1 (1 + i 1) = P (1 + i 1)(1 + i 1) = P (1 + i)2 Pada tahun ketiga : F3 = F2 (1 + i 1) = P (1 + i)3 Pada tahun ke-n : 1 3.
PEMBAHASAN
Pembahasan diawali dari hasil observasi di lapangan mengenai penilaian kondisi bangunan gedung FPBS UPI. Subjek pengguna ruang terdiri dari mahasiswa dan dosen/staff non-dosen. Frekuensi penggunaan tiap ruang pada tiap lantai dari bangunan gedung dikelompokkan sebagai jarang digunakan dan sering digunakan. Hasil penilaian kondisi bangunan gedung FPBS UPI dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Rekapitulasi penilaian kondisi gedung No A
Prosentase Kondisi Dinding Lantai Plafond
Lantai BASEMENT 1
4,6
4,6
4,6
4,6
5
5
Kusen 5
B
BASEMENT 2
2,5
3,1
3,2
3
4,9
5
5
C
Lantai 1A
4,1
4,3
4,3
4,5
4,8
4,9
5
D
Lantai 1B
4,9
5
5
5
5
5
5
E
Lantai 1C
4,7
4,9
4,7
4,8
5
5
5
F
Lantai 2A
4,3
4,3
4,3
4,3
5
4,9
4,9
G
Lantai 2B
4,9
4,9
4,9
5
5
5
5
H
Lantai 2C
4,4
4,6
4,5
4,6
5
4,9
5
I
Lantai 3A
4,3
4,6
4,3
4,4
5
4,8
4,8
J
Lantai 3B
4
4
4,2
4
5
5
5
K
Lantai 3C
4,2
4,2
4,1
4
5
4,8
4,9
L
Lantai 4A
3,7
4,1
4,7
3,9
5
4,7
5
M
Lantai 4B
4
4
3,9
4
4,7
4,8
4,8
N
Lantai 4C
4,2
4,1
4,3
3,8
5
4,9
4,9
O
Lantai 5
4,4
4,4
4,3
4,6
5
4,9
5
4,2
4,3
4,3
4,3
5
4,9
4,9
Rata-rata
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
MK-221
Manajemen Konstruksi
3.1 Biaya Perawatan Elemen Dinding Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan dinding dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen dinding dilakukan setiap 5 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen dinding diasumsikan dimulai pada tahun ke 5 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 5. Biaya Perawatan Dinding Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE = P . (1 + i)n
F2013
= Rp. 42.721.977.973,00 x (1 + 0,05)5 = Rp. 54.525.272.800,47 Biaya perawatan elemen dinding
= 4,5% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 4,5% x Rp. 54.525.272.800,47 x 10% = Rp. 245.363.727,60
Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah 16250 m2, jadi untuk biaya perawatan elemen dinding perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen dinding per m2 = Biaya perawatan elemen dinding / Luas Gedung
..., =
= Rp. 15.099,31
Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 5 sekali hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis. Biaya Perawatan Dinding Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 = P . (1 + i)n = Rp. 13.013,48 x (1 + 0,05)1 = Rp. 13.664,16
F2013 Biaya Perawatan Ringan
= 35% . F2013 = 35% x Rp. 13.664,16 = Rp. 4.782,46
Biaya Perawatan Sedang
= 45% . F2013 = 45% x Rp. 13.664,16 = Rp. 6.148,87
Biaya Perawatan Berat
= 65% . F2013 = 65% x Rp. 13.664,16 = Rp. 8.881,70
CONTOH GAMBAR DIAGRAM CASH FLOW BERDASARKAN AHS PEKERJAAN DINDING
2008
P = Rp. 13.013,48 2012 2013 i = 5% n = 1 Tahun F1 = Rp. 13.664,16
i = 5% n = 10 Tahun
1 m2 Harga Satuan Elemen Dinding (berdasarkan AHS 2012) adalah Rp. 13.013,48
2018 F2 = Rp. 17.439,31
i = 5% n = 15 Tahun
2023 F3 = Rp. 22.257,47
i = 5% n = 20 Tahun
2028 F4 = Rp. 28.406,80
MK-222
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi Gambar 1. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Dinding Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 dan dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya dilakukan terhadap elemen dinding gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke lima adalah perawatan sedang. Sedangkan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, yaitu Rp. 15.099,31 lebih besar dari Rp. 8.881,70 yang berasal dari 65% dikalikan AHS pekerjaan dinding. 3.2 Biaya Perawatan Elemen Plafond Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan plafond dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen plafond dilakukan setiap 10 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen plafond diasumsikan dimulai pada tahun ke 10 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 10. Biaya Perawatan Plafond Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE F2018
= P . (1 + i)n = Rp. 42,721,977,973.00 x (1 + 0,05)10 = Rp. 69.589.600.365,52
Biaya perawatan elemen plafond = 5,1% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 5,1% x Rp. 69.589.600.365,52 x 10% = Rp. 354.906.961,86 Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah 16250 m2, jadi untuk biaya perawatan elemen plafond perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen plafond per m2 = Biaya perawatanelemen plafond / Luas Gedung
..., =
= Rp. 21.840,43
Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 10 hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis. Biaya Perawatan Plafond Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 = P . (1 + i)n = Rp. 17.104,89 x (1 + 0,05)6 = Rp. 22.922,19
F2018 Biaya Perawatan Ringan
= 35% . F2018 = 35% x Rp. 22.922,19 = Rp. 8.022,77
Biaya Perawatan Sedang
= 45% . F2018 = 45% x Rp. 22.922,19 = Rp. 10.314,98
Biaya Perawatan Berat
= 65% . F2018 = 65% x Rp. 22.922,19 = Rp. 14.899,42 C O N T O H G A M B A R D IA G R A M C A S H F L O W B E R D A SA R K A N A H S PE K E R JA A N PL A FO N D
2008
2012
P = R p . 1 7 .1 0 4 ,8 9
1 m 2 H a rg a S a tu a n E le m e n P la fo n d (b e rd a s a r k a n A H S 2 0 1 2 ) a d a la h R p . 1 7 .1 0 4 ,8 9
i = 5% n = 10 T ahun
2018 F 2 = R p . 2 2 .9 2 2 ,1 9
i = 5% n = 10 T ahun
2028 F 3 = R p . 3 7 .3 3 7 ,8 3
i = 5% n = 20 T ahun
2038 F 4 = R p . 6 0 .8 1 9 ,3 9
Gambar 2.. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Plafond
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
MK-223
Manajemen Konstruksi Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 dan dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya dilakukan terhadap elemen plafond gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke 10 adalah perawatan ringan. Sedangkan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, yaitu Rp. 21.840,43 lebih besar dari Rp. 14.899,42 yang berasal dari 65% dikalikan AHS pekerjaan plafond. 3.3 Biaya Perawatan Elemen Kusen Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan kusen dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen kusen dilakukan setiap 10 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen kusen diasumsikan dimulai pada tahun ke 10 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 10. Biaya Perawatan Kusen Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE F2018
= P . (1 + i)n = Rp. 42,721,977,973.00 x (1 + 0,05)10 = Rp. 69.589.600.365,52
Biaya perawatan elemen kusen
= 5,1% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 5,1% x Rp. 69.589.600.365,52 x 10% = Rp. 354.906.961,86
Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah 16250 m2, jadi untuk biaya perawatan elemen kusen perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen kusen per m2 = Biaya perawatan elemen kusen / Luas Gedung
..., =
= Rp. 21,840.43
Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 10 hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis. Biaya Perawatan Kusen Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 F2018
= P . (1 + i)n = Rp. 19.431,61 x (1 + 0,05)6 = Rp. 26.040,22
MK-224
Biaya Perawatan Ringan
= 35% . F2018 = 35% x Rp. 26.040,22 = Rp. 9.114,08
Biaya Perawatan Sedang
= 45% . F2018 = 45% x Rp. 26.040,22 = Rp. 11.718,10
Biaya Perawatan Berat
= 65% . F2018 = 65% x Rp. 26.040,22 = Rp. 16.926,14
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi C O N TO H G A M BA R D IA G R A M C A SH FLO W BER D A SA R K A N A H S PEK ER JA A N K U SEN
2008
2012
P = R p. 19.431,61
1 m 2 H arga Satuan Elem en K usen (berdasarkan A H S 2012) adalah Rp. 19.431,61
2018
i = 5% n = 6 Tahun
F 2 = R p. 26.040,22
2028
i = 5% n = 10 Tahun
F 3 = R p. 42.416,77
2038
i = 5% n = 20 Tahun
F 4 = R p. 69.092,44
Gambar 3. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Kusen Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya terhadap elemen kusen gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke 10 adalah ringan. Sedangkan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, 21,840.43 lebih besar dari Rp. 16.926,14 yang berasal dari 65% dikalikan AHS pekerjaan kusen.
2008 dan dilakukan perawatan yaitu Rp.
3.4 Biaya Perawatan Elemen Lantai Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan lantai dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen lantai dilakukan setiap 10 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen lantai diasumsikan dimulai pada tahun ke 10 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 10. Biaya Perawatan Lantai Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE F2018
= P . (1 + i)n = Rp. 42,721,977,973.00 x (1 + 0,05)10 = Rp. 69.589.600.365,52
Biaya perawatan elemen lantai = 5,1% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 5,1% x Rp. 69.589.600.365,52 x 10% = Rp. 354.906.961,86 Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah 16250 m2, jadi untuk biaya perawatan elemen lantai perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen lantai per m2 = Biaya perawatanelemen lantai / Luas Gedung
..., =
= Rp. 21,840.43
Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 10 hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis.
Biaya Perawatan Lantai Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 F2018
= P . (1 + i)n = Rp. 133.407,24 x (1 + 0,05)6 = Rp. 178.778,46
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
MK-225
Manajemen Konstruksi Biaya Perawatan Ringan
= 35% . F2018 = 35% x Rp. 178.778,46 = Rp. 62.572,46
Biaya Perawatan Sedang
= 45% . F2018 = 45% x Rp. 178.778,46 = Rp. 80.450,31
Biaya Perawatan Berat
= 65% . F2018 = 65% x Rp. 178.778,46 = Rp. 116.206,00
C O N T O H G A M B A R D IA G R A M C A S H F L O W B E R D A SA R K A N A H S PE K E R JA A N L A N T A I
2008
2012
P = R p . 1 3 3 .4 0 7 ,2 4
1 m 2 H a r g a S a tu a n E le m e n L a n ta i ( b e r d a s a r k a n A H S 2 0 1 2 ) a d a la h R p . 1 3 3 .4 0 7 ,2 4
i = 5% n = 10 T ahun
2018 F 2 = R p . 1 7 8 .7 7 8 ,4 6
i = 5% n = 10 T ahun
2028 F 3 = R p . 2 1 7 .3 0 6 ,3 4
2038
i = 5% n = 20 T ahun
F 4 = R p . 3 5 3 .9 6 9 ,1 2
Diagram 4.5. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Lantai
Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya terhadap elemen lantai gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke 10 adalah ringan. Dan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, yaitu Rp. lebih kecil dari Rp. Rp. 62.572,46 yang berasal dari 35% dikalikan AHS pekerjaan Lantai. 4.
2008 dan dilakukan perawatan 21,840.43
KESIMPULAN 1) kondisi elemen bangunan mempengaruhi siklus pemeliharaan dan perawatan elemen bangunan yang dimaksud. 2) kategori perawaran untuk elemen dinding termasuk kategori perawatan sedang, sedangkan untuk elemen kusen, plafond dan lantai termasuk kategori perawatan ringan.
DAFTAR PUSTAKA FX. Marsudi. J., (1995). Prospek dan Prinsip-prinsip Pengelolaan Perawatan Bangunan Gedung di Indonesia. Jakarta : P.T. INDECO Utama architects & consulting engineerings. J. Kodoatie, R. (2005). Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Penerbit Andi. PERMEN PU No. 24/PRT/M/2008 tentang Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung.
MK-226
KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012