ANALISIS BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI (Penelitian Deskriptif di SMAIT Nururrahman Depok) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH : ADE FARIDAH NIM 1111016100074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK
Ade Faridah. “Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Karya Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Biologi”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam penulisan karya ilmiah siswa pada pembelajaran biologi. Penelitian ini dilakukan di SMAIT Nururrahman Depok. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan subjek penelitian secara cluster sampling. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMAIT Nururrahman Depok, yang berjumlah 9 orang siswa. Unit analisis pada penelitian ini adalah karya ilmiah siswa yang telah dibuat oleh siswa kelas XI MIA tahun ajaran 2014/2015. Karya ilmiah siswa tersebut dibagi menjadi dua jenis karya ilmiah, yaitu jenis Percobaan (P) dan jenis NonPercobaan (NP). Kemampuan berpikir kreatif siswa ditentukan berdasarkan pedoman penilaian berpikir kreatif siswa pada karya ilmiah biologi dari Utami Munandar, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian. Penentuan kategori kemampuan berpikir kreatif peserta didik berdasarkan kategori penilaian dari Riduwan. Hasil penelitian menunjukkan karya ilmiah eksperimen memiliki peresentase kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi dibandingkan dengan karya ilmiah non-eksperimen yaitu sebesar 41% dengan kategori cukup. Indikator berpikir kreatif yang dominan muncul adalah indikator kelancaran sebesar 46% dengan kategori cukup. Kata Kunci: Analisis berpikir kreatif, Karya Ilmiah Jenis Percobaan, Karya Ilmiah Jenis Non-Percobaan.
iv
ABSTRACT
Ade Faridah. “The Analysis of Students’ Creative Thinking in Scientific Works of Biology”, A Skripsi Biology Education Program, Department of Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this study is to reveal the ability of students’ creative thinking in writing scientific works of biology. This research is conducted at SMAIT Nururrahman Depok. The method of this study is descriptive quantitative study and the technique of sampling that is used is cluster sampling. The sample of this study is 9 students of class XI MIA SMAIT Nururrahman Depok. The unit of analysis of this study is scientific works that have been made by students of XI MIA academic year 2014/2015. Those scientific works are divided into two types, Experiment and Non-Experiment. The ability of their creative thinking is determined based on assessment guidelines of students’ scientific works of biology from Utami Munandar. Those guidelines include fluency, flexibility, originality, and elaboration. To determine the category of students’ creative thinking is took based on category from Riduwan. The result of this study shows that experiment scientific works have higher percentage of students’ creative thinking than nonexperiment that is 41 %. The dominant indicator that showed is fluency 46 % with sufficient category.
Key Words : Creative Thinking Analysis, (Experiment and Non-Experiment) Scientific Paper.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Penulisan Karya Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Biologi”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta tercurah pula kepada kita semua selaku penerus risalahnya, Amin. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis tidak luput dari hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun atas bantuan, motivasi serta bimbingan dari semua pihak, pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq hana Susanti, M.Sc. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Pembimbing skripsi I yang telah membimbing penulis selama ini. 3. Dr.Yanti Herlanti, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Penegathuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan banyak pengarahan dan nasehat selama perkuliahan semeseter satu hingga delapan. 5. Buchori Muslim, M.Pd. sebagai pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta motivasi dalam membimbing penulis selama ini. 6. Dr.Yanti Herlanti, M.Pd. dan Yuke Mardiati, M.Si. sebagai validator yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan saran kepada penulis.
vi
7. Seluruh civitas akademika Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu yang telah diberikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT 8. Muharman, S.E, M.Pd., Kepala SMAIT Nururrahman Depok yang telah memberikan izin penelitian dan Dian Apriani, S.Pd sebagai Guru bidang Studi Biologi kelas XI SMAIT Nururrahman Depok yang telah banyak membantuan selama penelitian berlangsung. 9. Teruntuk orang tua tercinta, ayahanda Wahid Sofyan dan Ibunda Sulaiyah (Almh) yang selalu mencurahkan kasih sayang, do’a, motivasi, dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Kakak tercinta Layinah dan Annis, adik tersayang Towus Firdaus dan keponakan tersayang Adellia Izzatunnisa yang selalu menghibur dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Kawan-kawan angkatan 2011 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama Rakhil, Irma, Erna, Annisa, Uliyatul, Retno, Rahmi dan Kintantia sebagai teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat, dukungan dan dorongan dalam melakukan penelitian serta telah menjadi teman, sahabat sekaligus keluarga yang membahagiakan. Beserta Kawankawan seperjuangan Sahal sebagai sahabat yang selalu menghapus lelah penulis dengan canda tawa dalam menyelesaikan skripsi. 12. Kawan-kawan seperjuangan lain yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat dan dicatat sebagai amal shalih di sisi-Nya. Aamiin. Jakarta, Juni 2016 Penulis
Ade Faridah
vii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................... iv ABSTRACT .............................................................................................................v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5 C. Pembatasan Masalah .............................................................................6 D. Perumusan Masalah...............................................................................6 E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian.................................................................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8 A. Kajian Teori...........................................................................................8 1. Hakikat Berpikir Kreatif ...................................................................8 a. Pengertian berpikir ....................................................................8 b. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif ................................10 c. Proses berpikir Kreatif.............................................................11 d. Ciri Berpikir Kreatif ................................................................14 e. Faktor Pendukung Pengembangan Kreativitas Anak ..............16 2. Hakikat Karya Ilmiah .....................................................................17 a. Pengertian Karya Ilmiah ..........................................................17 viii
b. Jenis-Jenis Karya Ilmiah ........................................................ 19 c. Karakteristik Karya Ilmiah ......................................................21 d. Menulis Karya Ilmiah ..............................................................22 e. Struktur berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah .............24 f. Sistematika Karya Ilmiah ........................................................25 B. Hasil Penelitian yang Relevan.............................................................26 C. Kerangka Berpikir ...............................................................................30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................32 A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................32 B. Populasi dan Sampel ...........................................................................32 C. Metode Penelitian ................................................................................33 D. Tahapan Penelitian ..............................................................................33 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................37 F. Instrumen Penelitian ............................................................................37 1. Kriteria Karya Ilmiah .....................................................................38 2. Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa pada Karya Ilmiah Biologi ...........................................................................................39 3. Wawancara .....................................................................................40 G. Validitas Instrumen .............................................................................40 H. TeknikAnalisis Data ...........................................................................41 1. Reduksi Data ..................................................................................41 2. Penyajian Data ................................................................................43 3. Penarikan Kesimpulan ....................................................................43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................44 A. Hasil Penelitian ...................................................................................44 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Percobaan .......................................................................................45 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Non-Percobaan ...............................................................................46
3. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah ..............................................................................................48 B. Pembahasan .........................................................................................48 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Percobaan .......................................................................................49 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Non-Percobaan ...............................................................................53 3. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah ..............................................................................................54 BAB V PENUTUP ................................................................................................61 A. Kesimpulan..........................................................................................61 B. Saran ....................................................................................................62 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................63 LAMPIRAN .........................................................................................................66
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMAIT Nururrahman ...............................................32 Tabel 3.2 Kriteria Karya Ilmiah .................................................................................38 Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Biologi .......................................................................................................39 Tabel 3.4Skala Kategori Kemampuan .......................................................................43 Tabel4.1 Daftar Karya Ilmiah Biologi SMAIT Nururrahman Depok........................44 Tabel4.2 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Percobaan .........................................................................................45 Tabel4.3 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Peserta Didik dalam Karya Ilmiah Non-Percobaan .............................................................................................47 Tabel4.4 Rata-Rata Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua Jenis Karya Ilmiah Biologi ..........................................................................48
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Cara Kerja Otak ..........................................................................9 Gambar2.2 Siklus Proses Kreatif ..................................................................................24 Gambar 2.3Sistematika Karya Ilmiah ............................................................................. 26 Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................................30 Gambar3.1 Bagan Prosedur Penelitian ......................................................................34 Gambar 4.1 Persentase Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua Jenis Karya Ilmiah ...................................................................................55 Gambar 4.2 Perbedaan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif pada Dua Jenis Karya Ilmiah ............................................................................................56
ix
DAFTAR LAMPIRAN Judul Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Biologi ............................................................66 Lampiran 2 Lembar Validasi Kesesuaian Indikator Berpikir Kreatif dengan Karya Ilmiah Siswa pada Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah ............................................................... 67 Lampiran 3 Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Karya Ilmiah Siswa ..................................................................................... 70 Lampiran 4 Lembar Validasi Karya Ilmiah Siswa ............................................... 76 Lampiran 5 Lembar Penilaian Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Karya Ilmiah Siswa .....................................................................................90 Lampiran 6 Lembar Gagasan dalam Karya Ilmiah Siswa Berdasarkan tiap Indikator Berpikir Kreatif ...............................................................138 Lampiran 7 Lembar Wawancara ........................................................................ 188 Lampiran 8 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Percobaan ................................................................ 191 Lampiran 9 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Non- Percobaan ........................................................ 193 Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................ 194 Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 196 Lampiran 12 Surat Keterangan Riset ................................................................. 197 Lampiran 13 Lembar Uji Referensi .................................................................... 198
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astronot Amerika dan Rusia pernah menghadapi sebuah permasalahan, yaitu tidak bisa menulis di luar angkasa. Hal ini terjadi karena ketiadaan gaya gravitasi menyebabkan tinta pulpen tidak mau mengalir pada saat digunakan untuk menulis. Ilmuwan-ilmuwan
NASA
kemudian
melakukan
berbagai
penelitian
untuk
menemukan pulpen yang dapat digunakan untuk menulis di luar angkasa. Setelah melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lama sekaligus menghabiskan banyak biaya, akhirnya berhasil membuat pulpen anti gravitasi. Namun, astronot Rusia akhirnya menemukan solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu cukup mengganti bolpoin untuk menulis tadi dengan menggunakan pensil.1 Permasalahan tersebut muncul untuk mendapatkan sebuah penyelesaian bagi penemu masalah. Cara memecahkan permasalahan akan dilakukan berbeda, karena setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda akan suatu permasalahan. Ketika seseorang hanya fokus pada satu sudut pandang suatu permasalahan, maka hanya akan menemukan satu solusi yang memakan banyak waktu. Namun, ketika seseorang melihat sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang, maka akan menemukan banyak alternatif solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu, permasalahan akan terpecahkan dengan solusi cerdas tergantung cara sudut pandang seseorang untuk memecahkan masalah tersebut.
Dunia pendidikan saat ini juga membutuhkan suatu cara pemecahan masalah yang kreatif. Hal tersebut dibutuhkan karena dalam dunia pendidikan terdapat banyak permasalahan, mulai dari ketidakmerataan pendidikan di daerah-daerah hingga rendahnya peringkat pendidikan Indonesia di mata dunia internasional. Solusi kreatif yang dibutuhkan dapat diperoleh dari pemikiran kreatif yang dapat dilatih pada setiap orang.
1
Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 44-45
1
2
Indonesia menempati urutan ke seratus lima belas dari seratus tiga puluh sembilan negara dalam tingkat kreativitas. Hal tersebut ditinjau dari pembangunan ekonomi 3T, yaitu Talent, Technology and Tolerance berdasarkan Global Creativity Index 2015. Peringkat tersebut jauh dibawah Singapura, Filipina, Laos, Malaysia, Vietnam dan Thailand bahkan tertinggal jauh di bawah Ethiopia.2 Padahal kompetensi inti yang keempat di Sekolah Menengah Atas menuntut peserta didik untuk mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.3 Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan suatu sistem pendidikan yang dapat menghasilkan pelajar-pelajar kreatif. Banyak orang kreatif ternama yang membenci sekolah atau kurang berprestasi di sekolah, hal ini dikarenakan sekolah adalah hal yang sangat membosankan. Padahal, orang-orang kreatif dan orang yang mempunyai kapabilitas untuk berkreativitas merupakan pilar kebudayaan. Data yang diperoleh Bank Dunia menunjukkan bahwa 90% kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh faktor manusia dibandingkan faktor alam yang hanya 10%. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 150 negara yang diketahui bahwa faktor-faktor penentu kemajuan suatu negara diantaranya: inovasi dan kreativitas sebesar 45%, jaringan kerja sama sebesar 25%, teknologi sebesar 20% dan sumber daya alam sebesar 10%. Persentase tersebut dapat dilihat bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) mencapai 90%, dominasi terjadi pada kreativitas dan inovasi yang mencapai 45%. Berdasarkan kenyataan inilah kreativitas perlu dibekalkan pada anak didik.4 Jika sekolah minim menghasilkan pelajar yang kreatif dikhawatirkan kebudayaan akan mengalami stagnansi. Untuk itu, memperbaiki sistem pendidikan merupakan salah satu cara mengembalikan ruh pembaruan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, 2
Richard Florida, Charlotta Mellander dan Karen King, Global Creativity Index, (Toronto: Martin Prosperity Institute, 2015), h.53-57 3 Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h.8-9 4 Indra Sunito, Op.Cit., h.49
3
tetapi menantang dan memberikan bahan belajar majemuk yang melibatkan peserta didik secara aktif, contohnya kegiatan menulis. Menulis merupakan aktivitas yang sangat kompleks.5 Saat ini budaya menulis di kalangan remaja masih rendah. Bahkan, Taufiq Ismail mengatakan generasi sekarang "lumpuh" menulis.6 Menulis yang dimaksud adalah menulis ilmiah yang kaya akan penemuan-penemuan ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul saat ini. Tingkat keterampilan menulis siswa
Sekolah
Menengah
di
Indonesia
menduduki
peringkat
yang
memprihatinkan. Keprihatinan tersebut sangatlah beralasan sebab kecenderungan pembelajaran menulis di sekolah mengarah pada apa itu menulis, bukan bagaimana cara menulis. Pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran menulis, biasanya muncul di sekolah-sekolah kota yang gurunya memang mumpuni dan update tentang dunia tulis-menulis.7 Hal ini dibuktikan dengan rendahnya minat menulis pada salah satu sekolah di Jawa Barat yaitu di SMAIT Nururrahman Depok. Minat menulis siswa di sekolah ini hanya sebesar 20%.8 Kondisi tersebut memperkuat bahwa minat menulis dikalangan remaja perlu ditingkatkan. Menulis bukanlah keterampilan yang hanya dimiliki segelintir orang, tapi semua orang memiliki kemampuan untuk menulis. Manusia dikenal sebagai homosymbolicum, yaitu makhluk yang menciptakan simbol dan hidup dalam dunia simbol. Manusia dapat menuangkan simbol, ide, dan gagasan yang muncul dari pikiran, salah satunya melalui tulisan. Oleh karena itu, menulis adalah konkretisasi dari berpikir.9 Melalui pikiran yang dikonkretkan, seseorang dapat memahami cara berpikir melalui tulisan yang dibuat. Menulis merupakan sebuah keterampilan menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan yang dapat mengasah kemampuan berpikir sistematis dan membuat seseorang menjadi 5
Asep Sapa’at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Dalam Penulisan Karya Ilmiah, Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, Vol.4 No.1, (Bandung: Universitas Pendidkan Indonesia, 2014), h. 11 6 Tribana, “Arti Menulis bagi Seorang Remaja”, Bali Post, Bali, 9 November 2008, http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=13&id=7278 7 Anas Ahmadi, Psikologi Menulis, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h. 9 8 Lampiran 7 Lembar Wawancara 9 Anas Ahmadi,Op.Cit., h.11
4
berpengetahuan luas. Salah satunya adalah menulis karya ilmiah. Mahmudah Fitriyah menjelaskan bahwa: “Karya ilmiah merupakan sebuah representasi hasil pemikiran penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan dengan sistematis dan mengikuti kaidah ilmiah.”10 Menulis karya ilmiah dapat mengasah kemampuan berargumentasi seseorang dalam bentuk tulisan. Proses menulis ilmiah secara keseluruhan menggambarkan proses kreatif. Tulisan tersebut akan bersifat kritis, kreatif, sistematis, berdasarkan struktur logis yang jelas, berbasis data, sampai terbangunnya konstruksi pengetahuan.11 Kompetensi dasar dalam kurikulum 2013 khususnya biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA), menuntut peserta didik untuk membuat laporan tertulis, seperti dalam beberapa materi di kelas X, XI maupun kelas XII. Pada materi metode ilmiah, pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, peserta didik dituntut
untuk
membuat
desain
penelitian.
Sedangkan,
pada
materi
keanekaragaman hayati, plantae, enzim dan bioteknologi peserta didik dituntut untuk membuat laporan hasil pengamatan.12 Hal tersebut jelas tertuang agar peserta didik mampu menguasai metode ilmiah dalam membuat laporan tertulis. Kompetensi yang tertulis dalam kurikulum tersebut hanya dipandang sebelah mata karena sebagian penentu kelulusan adalah Ujian Nasional (UN). Ujian Nasional merupakan sebuah parameter pencapaian kompetensi yang dimiliki peserta didik Indonesia, namun soal yang diujikan dalam UN belum mampu mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dan tidak menuntut keterampilan menulisnya.13 Soal yang diberikan pada ulangan harian / ulangan semester juga kurang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi maupun kemampuan menulis ilmiah siswa. Hal tersebut adalah faktor rendahnya keterampilan menulis di kalangan remaja.
10
Mahmudah Fitiyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Ciputat: FITK Press, 2010), h. 151 Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 26 12 Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 116-123 13 Tribana, Loc.Cit. 11
5
Menulis merupakan aktivitas mencurahkan gagasan ke dalam bahasa tulisan. Banyak tujuan ketika seseorang menulis, seperti mengemukakan pendapat, mengembangkan menyimpulkan
pengetahuan, pengetahuan
mengevaluasi yang
telah
kembali
diperolehnya.
pengetahuan Menulis
dan ilmiah
menunjukkan bahwa seseorang mampu menjelaskan ide secara tertulis dan mampu mempelajari sains lebih baik daripada hanya untuk menulis yang mencatat atau merangkum.14 Menulis juga merupakan sebuah produk dari pemikiran. Menulis mampu mengubah pandangan seseorang tentang sesuatu hal. Pemikiran yang kreatif mampu menghasilkan tulisan yang orisinal dan berbeda sehingga membuat sebuah tulisan menjadi berkualitas. Pada dasarnya aktivitas menulis merupakan aktivitas menyusun, membuat dan mengonstruksi dapat membuat seseorang menjadi lebih kreatif, sehingga output yang dihasilkan dapat berguna bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Penulisan Karya Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Biologi” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
di
atas,
maka
masalah
yang
dapat
diidentifikasikan: 1. Rendahya kreativitas masyarakat Indonesia berdasarkan Global Creativity Index tahun 2015 yang berada di peringkat ke-115 dari 139 negara di dunia 2. Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan menulis ilmiah, sementara saat ini kegiatan pembelajaran disekolah kurang melatih kemampuan menulis. 3. Minat menulis yang rendah di kalangan pelajar yaitu hanya sebesar 20%. 4. Tipe soal ulangan harian / semester hanya menuntut hafalan materi tanpa melatih kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
14
Sandra K. Abell, Cara Menulis Sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho, (Jakarta: PT Indeks, 2014), h.1
6
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Ranah kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diukur menurut Utami Munandar 2. Aspek yang diukur dalam berpikir kreatif adalah kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), keterperincian (elaboration) dengan tingkatan sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik. 3. Jenis karya ilmiah yang dianalisis adalah percobaan dan non-percobaan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang dimaksud, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam penulisan karya ilmiah pada pembelajaran biologi?” Berdasarkan rumusan masalah di atas terdapat pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Jenis karya ilmiah jenis manakah yang memiliki rata-rata kemampuan berpikir kreatif tertinggi? 2. Karya ilmiah jenis percobaan manakah yang memiliki kemampuan Berpikir kreatif tertinggi? 3. Karya ilmiah jenis non-percobaan manakah yang memiliki kemampuan Berpikir kreatif tertinggi? 4. Indikator berpikir kreatif manakah yang lebih dominan muncul dari keseluruhan karya ilmiah? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam penulisan karya ilmiah pada pembelajaran biologi.
7
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a. Sekolah, menghasilkan peserta didik yang kreatif dan inovatif sehingga karya ilmiah yang dihasilkan peserta didik dapat dijadikan sebagai bahan peningkatan akreditasi sekolah. b. Guru,
untuk
dijadikan
dasar
teori
dalam
mengembangkan
model
pembelajaran yang kreatif dan memberikan inovasi pembelajaran biologi di dalam kelas serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik melalui menulis ilmiah. c. Peserta didik, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah d. Peneliti, memberikan informasi mengenai tingkat berpikir kreatif peserta didik dan mengetahui cara meningkatkan berpikir kreatif bagi peserta didik kelak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Berpikir kreatif a. Pengertian Berpikir Sebuah aktivitas yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah berpikir. Berpikir yang melibatkan akal pikiran digunakan untuk mengambil sebuah keputusan dalam menghadapi sebuah permasalahan. Wowo Sunaryo mengatakan: “Berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan media yang digunakan, serta menghasilkan sesuatu perubahan terhadap objek yang memengaruhinya.”1 Ketika seseorang berpikir, pada hakikatnya mengalami proses membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama yang sudah di terimanya. Pengetahuan yang diterima otak berasal dari pengolahan informasi baru. Apabila informasi yang diterima lengkap dan jelas, otak tidak menuntut untuk berpikir mengenai kejelasan informasi tersebut. Namun, apabila informasi yang diterima otak tidaklah jelas dan lengkap, otak akan otomatis berpikir untuk mencari kejelasan tersebut. Salah satu respon dari berpikirnya otak adalah munculnya
pertanyaan.
Pertanyaan
tersebutlah
yang
akan
melengkapi
rumpangnya informasi yang diterima otak.2 Berpikir tak lepas dari rutinitas harian manusia. Mulai dari mencari alasan keberadaan seseorang, tujuan menyinggahi tempat tersebut sampai bagaimana mencapai
1
h.3
tempat
tersebut.
Berpikir
memang lebih
mudah
dilakukan
Wowo Sunaryo Kuswono, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011),
2
Edward de Bono, Revolusi Berpikir, Terj. dari Teach Your Child How to Think oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), h.23
8
9
dibandingkan untuk didefinisikan. Berpikir merupakan sebuah proses yang digunakan setiap orang agar dapat bermanfaat di dunia yang tempatinya.3 Seseorang berpikir menurut pola yang telah terbentuk. Ketika seseorang dihadapkan pada sebuah permasalahan, otak akan mengarahkan penyelesaiannya berdasarkan cara berpikir yang biasa dilakukannya.4 Sejak duduk di bangku sekolah dasar, seseorang diajarkan untuk terbiasa berpikir secara berpola. Pada pelajaran matematika misalnya, ketika menyelesaikan persoalan penjumlahan satuan
dengan
puluhan,
kebanyakan
peserta
didik
diajarkan
untuk
menjumlahkan bilangan tersebut dengan cara menyusunnya kebawah. Cara seperti itulah yang dipolakan pada pikiran peserta didik sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan yang mirip akan diselesaikan dengan cara yang biasa dilakukannya. Cara berpikir erat kaitannya dengan cara kerja otak. Otak merupakan organ tubuh manusia yang diciptakan untuk berpikir karena terdiri dari bemilyarmilyar sel saraf. Berikut adalah bagan cara otak mengolah informasi. Informasi tambahan
Identifikasi Evaluasi
Informasi tambahan
Proses Perintah
Aktivitas
learning training
Gambar 2.1 Bagan Cara Kerja Otak5
Berdasarkan beberapa pengertian berpikir dan bagan cara kerja otak di atas, berpikir merupakan proses yang dilakukan otak untuk memikirkan sesuatu hal 3
David A. Sousa, Bagaimana Otak Belajar, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 291 Edward de Bono, Op. Cit., h. 78-80 5 Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h.37 4
10
yang ingin dilakukan seseorang dalam menjalani kehidupannya ataupun memecahkan sebuah masalah yang timbul. Berpikir berawal dari panca indera menangkap sebuah respon dan otak menerimanya untuk diterjemahkan. Selanjutnya, otak mengolah informasi tersebut untuk dibentuk ke dalam sebuah pendapat lalu ditarik sebuah kesimpulan. b. Pengertian Berpikir Kreatif Ketika seseorang dihadapkan pada sebuah permasalahan. Setiap orang akan memproses sebuah masalah tersebut dengan cara yang bervariasi. Ada yang fokus akan satu jalur permasalahan, lainnya ada yang melihat masalah tersebut dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan solusi yang berbeda dari yang sebelumnya. Seseorang dengan pemikiran seperti ini mengalami proses berpikir kreatif atau divergen (menyebar).6 Seperti yang telah dibahas dalam pengertian berpikir di atas, aktivitas berpikir manusia sesuai dengan pola yang biasa dilakukannya. Namun, ketika proses berpikir tersebut berbeda dengan pola yang orang lain miliki, dan menghasilkan sesuatu yang unik, di situlah proses berpikir kreatif berada. Torrance menyebutkan bahwa “berpikir kreatif harus berani mengambil jalan yang berbeda dari kebanyakan orang dan berani mengambil resiko atas apa yang dihadapinya.”7 Seseorang dengan kemampuan berpikir kreatif yang baik akan dengan mudah mengambil jalan yang berbeda dan resiko yang berat demi terciptanya sebuah gagasan yang kreatif. Orang kreatif biasanya memiliki gagasan yang unik dan tak sedikit yang dianggap “gila” oleh orang lain karena idenya tersebut tidaklah masuk akal. Hal ini terjadi pada penulis novel terkenal di dunia, yaitu J.K Rowling. J.K Rowling adalah penulis novel Harry Potter yang dahulu novel tersebut ditolak oleh banyak penerbit untuk dipublikasikan, karena dianggap imajinasinya terlalu gila untuk pembaca. Namun, setelah novel tersebut dipublikasikan, ternyata hampir separuh masyarakat dunia menyukai ide 6
Ni Luh Putu Marlinda, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa, Tesis, (Bali: Universitas Pendidikan Ganesha,2012), h.7 7 Kyung Hee Kim, Creativity, (Singapore: World Scientific Publishing, 2007), h.117
11
cerita tersebut dan tak sedikit penghargaan yang didapatkannya dari novel ajaibnya tersebut. Setiap pikiran yang kreatif melibatkan proses kreatif. Ketika sedang mengalami proses kreatif, seseorang biasanya berada dalam kondisi nyaman karena alam bawah sadarnya dapat berfungsi sehingga mampu mengeksplor kemampuanya lebih dalam. Ketika kondisi nyaman telah mencapai puncaknya dan alam bawah sadar berfungsi optimum, ide akan muncul dan pengintegrasian imajinasi dan masalah yang dihadapinya dapat dihubungkan dengan baik. Seseorang akan berpikir ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan dan permasalahan tersebut cenderung meminta sebuah penyelesaian. Penyelesaian muncul dihasilkan dari proses berpikir. Proses berpikir yang keluar dari pola kebanyakan orang tersebutlah yang akan mengahasilakan solusi kreatif. Berpikir kreatif adalah Proses berpikir yang cenderung melibatkan pengetahuanpengetahuan lama yang sudah tersimpan dalam memorinya untuk dibuka dan diolah
kembali
bersama
pengetahuan
baru
yang
diperolehnya
untuk
mendapatkan sebuah pengetahuan, ide ataupun solusi yang baru dari yang sudah ada.8 Berdasarkan pengertian di atas, berpikir kreatif adalah sebuah proses berpikir yang menghasilkan ide ataupun produk yang berbeda dengan yang sudah ada sehingga dapat memecahkan masalah. Kreativitas menggunakan proses berpikir kreatif dalam menghasilkan produk baru. Proses berpikir kreatif tersebut merupakan sebuah pemikiran yang tak terbatas sehingga berpikir kreatif dapat dilakukan disegala tempat dan kondisi apapun. c. Proses berpikir kreatif Berpikir kreatif merupakan sebuah proses berpikir yang melibatkan beberapa proses kreatif. Terdapat empat proses kreatif berdasarkan sejarah psikologi
8
Potur, A. A. & O. Barkul, 2009, Gender and Creative Thinking in Education: A theoretical and Experimental overview, Journal of the Faculty of Architecture, 6 (2), h.45
12
kognitif. Proses tersebut meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi.9 Tahap persiapan merupakan sebuah awal untuk mengolah sebuah masalah dan mulai mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah tersebut. Kecermatan seseorang dalam mengolah masalah adalah sebuah modal awal untuk menghasilkan ide awal dalam menentukan hasil kreatif. Kecermatan ini dapat diasah menggunakan stimulus mengenai masalah-masalah yang terjadi di sekitar. Tahap inkubasi merupakan sebuah masa ketika seseorang berada dalam titik jenuhnya sehingga tak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dan perhatiannya dialihkan pada sesuatu yang lain. Ketika seseorang sudah merasa lelah dengan memikirkan pemecahanpemecahan masalah yang harus diselesaikannya, tahap inkubasi merupakan sebuah pembebasan pikiran akan hal tersebut sehingga seseorang akan merasa rileks kembali dengan pikirannya dan biasanya ide-ide baru akan muncul ketika masa inkubasi ini dilakukan. Tahapan selanjutnya adalah tahap iluminasi atau yang disebut pencerahan. Tahap iluminasi merupakan sebuah masa ketika seseorang memperoleh pencerahan akan sebuah permasalahan yang dihadapinya sehingga pencarian mendalam mengenai solusi akan dilakukanya. Kegembiraan akan dirasakan seseorang ketika berada dalam tahap ini karena kemunculan ide membuat seseorang seperti mendapatkan “aha” effect. Setelah tahap iluminasi, tahapan terakhir adalah tahap verifikasi. Tahap verifikasi merupakan sebuah tahap untuk menguji ide ataupun solusi yang diperoleh seseorang agar legitimasinya di percaya dan penemuannya dapat dianggap berhasil. Verifikasi biasanya membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan tahapan lainnya walaupun ada yang membutuhkan penelitian lebih lanjut maupun peninjauan ulang. Seseorang dengan pemikiran kreatif akan melakukan hal yang berbeda dari waktu ke waktu. Orang kreatif tidak akan melakukan hal yang sama dari waktu ke waktu karena dianggap tidak akan memunculkan pengalaman maupun ide baru yang dapat memecahkan masalah yang berbeda. Orang yang berpikir kreatif dapat
9
Robert, Otto dan Kimberly, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 445
13
menghubungkan beberapa hal unik yang nampak tidak berhubungan. Sehingga ide yang muncul terkadang dianggap sebagian orang merupakan ide yang aneh. Proses berpikir kreatif dapat dilatih melalui pendekatan mengajar Torrance dalam menulis proposal.10 Terdapat tiga tahapan pengajaran Torrance, yaitu: pertama, diciptakannya keinginan untuk memecahkan masalah. Pengenalan terhadap penulisan proposal dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap berpikir kreatif. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan diberikan pertanyaan menggunakan kalimat “bagaimana jika?”. Kalimat ini cukup sebagai inisiasi bagi peserta didik untuk berpikir. Pertanyaan “bagaimana jika?” mampu menstimulus pikiran peserta didik dan mampu membuat peserta didik berpikir diluar dari kebiasaan serta memungkinkan setiap peluang. Kalimat ini sebagai pemantik bagi imajinasi peserta didik untuk memposisikan diri atas sebuah permasalahan. Kedua, menggali pengetahuan yang ada. Peserta didik diarahkan untuk mendiskusikan dan mempresentasikan proposal tersebut. Permasalahan yang belum terpecahkan akan dikaji lebih dalam untuk ditemukan solusi kreatif dari permasalahan tersebut. Presentasi dilakukan untuk memaparkan ide kreatif yang mendukung pemecahan masalah tersebut. Ide tersebut disampaikan secara lisan untuk mengetahui pendapat orang lain mengenai idenya tersebut. Masukan terhadap ide tersebut akan menambah kekayaan atas ide yang telah disusunnnya. Ketiga, mendorong berpikir kreatif diluar kelas. Peserta didik diarahkan untuk dapat berpikir kreatif tak hanya di dalam kelas tapi juga dalam kehidupan nyata. Proposal yang telah dibuat selanjutnya dapat diajukan ke masyarakat untuk mengetahui respon dari solusi yang telah dibuatnya. Hal ini dimaksudkan untuk menguji daya saing ide tersebut ketika telah terjun ke masyarakat luas. Kebermanfaatan solusi tersebut akan sangat diketahui pada tahap ini. Berpikir kreatif tidaklah lepas dari tahapan proses berpikir yang mampu menciptakan gagasan ataupun produk lain yang sifatnya unik dan baru. Kemampuan berpikir ini dimiliki oleh setiap manusia, hanya saja motivasi dalam David M. Pegram, “What if?” Teaching Reasearch and Creative-Thinking Skills trhough Proposal Writing, The English Journal, 2006, h. 20-21. 10
14
diri individu yang membedakan kemampuan ini dapat berkembang optimum. Motivasi untuk melakukan aktivitas kreatif tergantung dari lingkungan yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk mencari atau bahkan menciptakan sendiri iklim kreatif di sekitarnya agar kemampuan kreatif dapat bekerja optimal. d. Ciri-ciri Berpikir kreatif Berpikir kreatif merupakan aktivitas mental yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan kreativitas. Kreativitas meliputi ciri berpikir kreatif (kognisi) dan ciri berpikir afektif. Berpikir kreatif tentunya melalui proses kreatif yang telah dijelaskan sebelumnya. Ketika seseorang sudah mampu menghasilkan ide atau solusi kreatif, akan diuji lebih lanjut apakah karyanya tersebut tergolong dalam perilaku kreatif. Berpikir kreatif disebut juga berpikir divergen atau biasa dikenal dengan berpikir “out of the box”.Terdapat tiga komponen berpikir kreatif menurut Guilford, yaitu: keaslian, keluwesan dan keterperincian.11 Ciri berpikir kreatif yang berhubungan dengan kognisi dan proses berpikir menurut Utami Munandar , yaitu: keterampilan berpikir lancar, luwes, orisinal, memperinci dan menilai.12 Berpikir kreatif sebagai proses bekerjanya pikiran untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna dapat diukur sesuai dengan bentuk kreativitasnya. Aktivitas kreatif yang berbeda akan menimbulkan ciri kreatif yang berbeda walaupun hanya berbeda sangat tipis. Hal tersebut sejalan dengan pengukuran kreativitas yang dilakukan oleh Paul E. Torrance, yaitu Torrance Test of Creative Thinking (TTCT). TTCT dibagi menjadi dua macam, yaitu TTCT-verbal dan TTCT-figural. TTCT-verbal untuk mengukur kelancaran, keaslian dan keluwesan. Sedangkan, TTCT-figural untuk mengukur kelancaran, keaslian, keterperincian, kesesuaian judul, daya tahan terhadap pengakhiran dini dan kekuatan kreatif. Test tersebut bisa digunakan secara individu maupun kelompok mulai anak-anak 11
Kyung Hee Kim, Op. Cit.., h. 79 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak sekolah, (Jakarta: PT grasindo, 1999), h. 88-91 12
15
hingga orang dewasa. Namun, Torrance menyadari bahwa ternyata respon kreatif anak-anak hanya bisa dilihat secara individual dan respon kreatif yang ditimbulkan tak hanya dalam bentuk verbal dan gambar saja. Selanjutnya, Torrance mengembangkan Torrance Creatively Action and Movement (TCAM). Test ini hanya untuk mengukur kreativitas anak-anak usia pre-school dan dapat mengukur aspek kelancaran, keaslian dan imajinasi.13 Berdasarkan hal tersebut, Torrance menjelaskan bahwa berpikir kreatif tersebut meliputi proses kreatif dan jenis kreatif yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan menggali ciri berpikir kreatif meliputi aspek kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian. Penelitian tentang produk kreatif di Indonesia juga telah dilakukan Utami Munandar pada Tahun 1977 yang menghasilkan suatu sistem penilaian kreativitas siswa dalam mengarang. Kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan kerincian.14 Pada hakikatnya, berpikir kreatif merupakan bagian dari kreativitas. Kreativitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir atau berpikir kreatif (aptitude) dan ciri lainnya adalah ciri afektif yang berhubungan dengan sikap dan perasaan seseorang (nonaptitude). Terdapat empat ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude)15, diantaranya: Kelancaran (Fluency)yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Keluwesan (Flexibility) yaitu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Keaslian (Originality) yaitu mampu melakukan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan diri, dan mampu membuat kombinasi-
13
Ai Girl Tan, Creativity for Teachers, (Singapore: World Scientific Publishing, 2007), h. Xxxix - xl 14 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h. 50 15 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana), 2011, h. 119
16
kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian dan unsur-unsur. Keaslian merupakan salah satu asas yang peling penting dalam proses berkreativitas, karena keaslian merupakan lawan dari plagiasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran-pemikiran itu muncul dari seseorang dan menjadi hak miliknya, serta mencerminkan karakter dan kepribadiannya, dengan demikian orang yang memiliki orisinalitas itu adalah orang yang berpikir dengan sendirinya. Ciri terakhir yakni keterperincian (elaboration) yang berarti mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk dan mengembangkan suatu gagasan atau produk dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Ciri afektif atau (nonaptitude) memiliki lima ciri perilaku kreatif, diantaranya: 1) Rasa ingin tahu, yang selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak pertanyaan, peka dalam pengamatan dan memiliki keinginan untuk meneliti; 2) Bersifat imajinatif, yaitu mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak ada atau belum pernah terjadi sebelumnya; 3) Merasa tertantang oleh kemajemukan, yaitu terdorong untuk mengatasi masalah sulit, merasa tertantang oleh situasi yang rumit; 4) Sifat berani mengambil resiko, yaitu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik; 5) Sifat menghargai, yaitu dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup dan menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.16 e. Faktor pendukung pengembangan kreativitas anak. Berpikir kreatif agar menghasilkan sebuah kreativitas haruslah didorong dari berbagai
sisi.
Terdapat
empat
hal
yang
dapat
diperhitungkan
dalam
pengembangan kreativitas yaitu: pertama, memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana psikologis. Kedua, menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak untuk mengakses apapun yang dilihat, dipegang, didengar dan dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan 16
Ibid., h.120
17
beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan kanan. Ketiga, peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika ingin menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat pada anak. Keempat, peran serta orang tua dalam pengembangan kreativitas anak.17 Seseorang dapat berpikir kreatif tapi belum tentu menghasilkan sebuah kreativitas. Berpikir adalah hal yang pasti bagi setiap individu namun, berpikir kreatif hanya dilakukan oleh orang yang mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang sehingga mampu menghasilkan solusi kreatif. Hal tersebut tak akan terjadi apabila tidak didukung oleh keinginan dalam diri maupun faktor luar yang mendukung hal tersebut dapat terjadi. 2. Hakikat Karya ilmiah a. Pengertian Karya Ilmiah Secara etimologi, karya tulis ilmiah terdiri dari kata majemuk karya tulis dan ilmiah. Yang dimaksudkan dengan karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan menulis. Hasil karya tulis ini dapat berupa catatan perkuliahan, catatan harian, makalah, cerpen, skripsi, puisi, tesis, novel, komik dan lain-lain. Pendeknya, seluruh hasil perbuatan menulis disebut dengan karya tulis. Sedangkan ilmiah adalah segala sesuatu yang bersifat keilmuan. Ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Pengujian kebenaran tersebut bisa dilakukan secara rasional atau secara empiris melalui metode ilmiah.18 Pengujian secara rasional dilakukan dengan cara mengoptimalkan kemampuan berpikir ilmiah dalam mencermati objek yang diuji. Cara berpikir ilmiah yang didasarkan atas pengetahuan dan sikap yang dilakukan manusia adalah hakikat dari karya ilmiah. Sebuah karya yang dihasilkan dari aktivitas manusia merupakan hal yang dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebuah karya dapat berupa produk yang dapat dilihat, 17
Yeni Rachamawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kencana,2010), h. 27 18 Erizal Ramadhan, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 1
18
didengar, dibaca ataupun hal lain yang dapat dirasakan oleh indera manusia. Karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil pengkajian yang sistematis berdasar metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah, terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.19Hal serupa juga dikemukakan oleh Rameli Agam, bahwa karya tulis ilmiah adalah tulisan yang dibuat untuk tujuan tertentu berdasarkan hasil penelitian dan telah memenuhi syarat-syarat ilmiah. Karya tulis tersebut menyajikan fakta, dan ditulis dengan metodologi penulisan yang baik dan benar sehingga fakta tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.20 Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai disiplin ilmu dan karya ilmiah merupakan wadah bagi terciptanya fakta, konsep, gagasan dan solusi baru atas permasalahan yang muncul. Penulisan karya tulis ilmiah harus empiris dan objektif. Bahasa yang digunakan juga harus menggunakan kaidah dibahas Indonesia yang baik dan benar. Pemilihan kata dalam karya ilmiah juga perlu diperhatikan. Penyusunan kalimat dalam setiap paragraf perlu diteliti agar informasi yang akan disampaikan menjadi jelas. Karya ilmiah merupakan karangan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dan ditulis dengan metodologi yang benar. Apabila karangan tersebut tidak mengikuti kriteria penyajian fakta atau tidak mengikuti metodologi penulisan yang benar, maka karangan tersebut dinamakan karya tulis nonilmiah.21 Karya nonilmiah biasanya memiliki bahasa yang lebih mudah dipahami dan tak jarang menggunakan diksi yang bersifat konotatif. Berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan mengenai karya ilmiah, yaitu karya ilmiah merupakan sebuah hasil karya seseorang berupa tulisan yang dihasilkan dari kegiatan ilmiah dan disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Karya ilmiah disusun setelah melewati serangkaian proses mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi dan data ataupun
19
Suyanto, dan Asep Jihad, Cara Cepat Belajar Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2014), h. 34 20 Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia, 2009),h. 7-8 21 Suherli Kusmanta, Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.16
19
melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang dibuatnya hingga penulisan laporan disusun.
b. Jenis-jenis Karya Ilmiah Jenis-jenis karya ilmiah banyak bentuknya dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan. Karya ilmiah yang dikelompokkan berdasarkan tujuan penulisannya terdapat: artikel, naskah untuk di presentasikan dalam seminar atau diskusi, laporan hasil penelitian dan buku. Pada hakikatnya, karya tulis ilmiah merupakan laporan tentang sesuatu hasil penelitian, baik dari penelitian kepustakaan (library research), laboratorium atau penelitian dimasyarakat (field research).22 Adapula karya tulis ilmiah yang ditulis sebagai penyelesaian studi dan dilihat dari bentuk laporan hasil penelitian ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis dan disertasi yang penyusunannya memperoleh bantuan dan bimbingan dari seorang atau beberapa ahli sebagai pembimbing atau konsultan.23 Makalah merupakan hasil pemikiran seseorang atas topik tertentu berdasarkan kajian yang lebih mendalam. Makalah sebaiknya ditulis dalam tulisan argumentatif berdasarkan pengamatan terhadap suatu topik. Biasanya makalah dipersiapkan untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah. Book report merupakan sebuah karya ilmiah berupa hasil ikhtisar dari sebuah buku atau lebih yang mempunyai kesamaan topik. Book report menulis semua informasi dalam buku tersebut. Sedangkan, book Review merupakan bentuk karya ilmiah yang biasa disebut resensi bukuatau timbangan buku. Resensi buku berisi pendapat atau pandangan penulis mengenai tulisan ilmiah ataupun buku yang telah dibacanya baik satu buku ataupun beberapa buku yang memiliki kesamaan tema Kertas kerja merupakan karya ilmiah yang mirip dengan makalah hanya saja analisis data dibuat lebih serius karena akan disampaikan dalam seminar.Skripsi merupakan karya ilmiah yang berisi pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Menulis skripsi harus berdasarkan fakta dan data empiris-objektif, baik hasil 22 23
Rameli Agam, Op.Cit., h. 16 Suyanto dan Asep Jihad, Op. Cit.., h.44-47
20
observasi langsung (data lapangan), maupun tidak langsung (studi pustaka).Tesis adalah hasil karya ilmiah yng isinya lebih mendalam dibandingkan skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan serta membongkar pengetahuan lama yang diperoleh dari hasil penelitian. Tesis akan memperbincangkan sebuah hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana yang akan memperoleh gelar magister. Sedangkan, desertasi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terperinci. Desertasi ditulis untuk mendapatkan gelar doktor. Dilihat dari sudut pandang filosofis kategori karya ilmiah diatas, karya ilmah tersebut merupakan pengetahuan yang dikonstruksikan secara rasional (organized by idea) dengan karakterstik penulisannya bersifat kritis, kreatif dan berlandaskan struktur berpikir logis yang jelas.24 Dengan demikian, kadar kriteria keilmiahan karya tulis ilmiah perlu diakui sebagai buah pemikiran kritis yang dikonstruksikan dalam bentuk pengetahuan (knowledge) yang bermakna ilmiah (science). Kadar keilmiahan sebuah karya ilmiah dibedakan menggunakan ukuran validitas. Pengukuran kadar keilmiahan dapat dilakukan oleh ahli yag merujuk pada ukuran validitas yang bersifat filosofis untuk mengukur kadar keilmiahan, yaitu: 1) Validitas internal, yaitu ukuran keilmiahan berdasarkan sifat constructivism dalam dimensi epistemologi dan ontologi, serta dalam dimensi psikologis; 2) Validitas eksternal, yaitu ukuran keimiahan yang diukur dari fungsi dan kegunaannya terhadap dunia luar.25 Kadar validitas internal sebuah dokumen karya tulis ilmiah dapat dilihat secara filosofis, dari teknis penulisan proses kreatif yang sesuai dengan hukum pengetahuan dalam dimensi epistemologi dan ontologi pengetahuan. Proses kreatif ini pada umumnya merupakan proses psikologis (metakognitive) untuk membangun konstruksi pengetahuan, baik dalam lingkup learning to know, maupun dalam lingkup learning to do. Sedangkan, ukuran validitas eksternal merupakan ukuran nilai kualitas keilmiahan yang bisa dilihat dari tingkat kemanfaatan karya tulis ilmiah terhadap 24
Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 18 25 Ibid., h.18-19
21
dunia realita (axiology) terutama terhadap program pembangunan bidang sosialekonomi dan iptek. Untuk itu, ahli perlu menggunakan ukuran kadar keilmiahan untuk mengondisikan proses belajar yang bersifat kritis dan konstruktif, sehinga tingkat keilmiahan dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmah terpelihara. c. Karakteristik Karya Ilmiah Karakteristik karya ilmiah merupakan ciri khas dari suatu gagasan tertulis. Kekhasan karya ilmiah dapat dilihat dari cara penulis menuangkan gagasan ilmiahnya, sikap ilmiah dalam penulisannya dan ciri-ciri karangan ilmiah tersebut. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Rameli Agam terhadap penyajian karya tulis imiah dapat diungkapkan beberapa karakteristik karangan ilmiah.26 Pertama, masalah pokok yang dijadikan dasar penulisan harus sesuai dengan rumusan masalah. Masalah pokok biasanya dijabarkan dalam latar belakang masalah yang selanjutnya dikerucutkan dalam satu rumusan masalah. Masalah yang disajikan juga harus jelas agar pembaca mengetahui arah pembahasan selanjutnya. Pembahasan mengenai masalah utama sebaiknya difokuskan dalam karya ilmiah agar solusi dapat ditemukan. Kedua, kajian pustaka harus mendukung penyelesaian masalah. Kajian pustaka ibarat arah panah sebuah penelitian. Arah panah tersebut haruslah sesuai dengan tujuan penelitian agar masalah utama dapat terselesaikan. Kajian pustaka yang mendukung pemecahan masalah merupakan tameng bagi kekuatan argumentasi sebuah penelitian. Kajian pustaka yang digunakan juga harus bersumber dari buku, jurnal, artikel ataupun website yang terpercaya. Ketiga,
metodologi
dilakukan
secara
runtut
sebagai
upaya
untuk
menyelesaikan masalah. Metodologi merupakan cara bagi sebuah masalah agar dapat diselesaikan. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian harus diperhatikan dengan teliti agar kualitas penelitian tersebut baik. Keempat, pembahasan masalah didukung dengan data dan fakta. Data dan fakta merupakan hal yang wajib hadir dalam sebuah penelitian. Data dan fakta harus disajikan secara objektif tanpa memihak pihak tertentu. Penyajian data dan 26
Rameli Agam, Op.Cit., h. 133-134
22
fakta juga harus cermat karena fakta terpercaya yang berasal dari sumber terpercaya dapat menentukan kualitas argumentasi penulis. Penulisan data dan fakta juga harus disertai dengan catatan kaki untuk menunjukkan bahwa data ataupun fakta tersebut dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekedar fakta yang datang dengan sendirinya. Kelima, terdapat alternatif pemecahan masalah. karya ilmiah ditulis berawal dari sebuah permasalahan yang ingin diselesaikan. Pemecahan masalah tersebut didapatkan dari metodologi peneltian yang dilakukan untuk didapatkan penyelesaian dari masalah utama. Munculnya alternatif solusi dari sebuah permasalahan merupakan hasil kreativitas penulis dalam melihat masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga didapatkan berbagai alternatif pemecahan masalah. Keenam, kesimpulan diakhir karya ilmiah berdasarkan analisis data sebagai upaya dalam penyelesaian masalah. Kesimpulan ditarik dari pengolahan dan analisis data penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan haruslah menjawab rumusan masalah karena tujuan awal penulisan karya ilmiah adalah ditemukannya jawaban dari sebuah masalah. Oleh karena itu, kesimpulan merupakan penarikan jawaban dari sekian banyak proses yang telah dilakukan. d. Menulis karya ilmiah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis dituntut untuk terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata dalam kegiatan menulis. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.27 Menulis merupakan hal yang penting dalam era yang modern ini. Terlebih lagi bagi kalangan terpelajar. Menulis dijadikan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan secara tertulis. Sehingga tak berlebihan jika menulis 27
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: PT Angkasa, 2008), h.3
23
merupakan ciri dari orang terpelajar. Terdapat sebuah penelitian yang mengatakan bahwa siswa yang menulis untuk menjelasakan ide, mampu mempelajari sains lebih baik daripada hanya menulis untuk mencatat atau merangkum.28 Sehubungan dengan hal tersebut, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa: “Menulis
dipergunakan
untuk
melaporkan
/
memberitahukan,
dan
memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian katakata, dan struktur kalimat.”29 Salah satu menulis yang dapat dilakukan adalah menulis karya ilmiah. Hal yang penting sebelum karya ilmiah ditulis adalah terlebih dahulu memahami teori-teori ilmiah, konsep ilmiah, prosedur penelitian ilmiah dan berpikir secara ilmiah. Penulisan ilmiah harus sesuai dengan apa yang tertuang dalam karya ilmiah, agar maksud penulis dan pembaca sejalan. Penulisan karya ilmiah harus memiliki kejelasan data agar dapat dibuktikan kebenarannya dan bahasa yang digunakan harus benar sesuai kaidah tulisan ilmiah. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Pemaparan argumentasi harus menggunakan bahasa yang informatif, pemaparan yang lugas, memberikan keterangan secara menyeluruh, lengkap dan objektif berdasarkan kenyataan.30 Menulis karya ilmiah memerlukan kemampuan untuk menyampaikan kegiatan dan hasil-hasil penelitian. Hal ini memerlukan instrumen untuk menyatakan pendapatnya dengan jelas dan membuat segenap pikirannya itu berkembang. Bukan hanya penguasaan terhadap bentuk dan gaya penulisan, tetapi juga kualitas yang akan disampaikan. Segala pendapat yang diutarakan harus meyakinkan. Terhindar dari simpulan-simpulan, pembuktian dalil dan solusi serta argumentsi yang tidak cermat.
28
Jodi Wheeler-Toppen, Cara Menulis sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho (Jakarta: PT Indeks, 2014), h.1 29 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., h.4 30 Rameli Agam, Op.Cit., h. 114
24
e. Struktur berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah Model berpikir kreatif digunakan untuk menuliskan proses kreatif pada saat menganilisis fenomena, proses kajian kritis masalah penelitian, merumuskan pertanyaan penelitian dan pengorganisasian sumber pengetahuan sampai terbangunnya konstruksi pengetahuan.31 Benyamin Bloom menjelaskan mengeani berpikir kreatif sebagai berikut: “Creative thingking involves creating something new or original. It involves the skills of flexibility, originality, fluency, elaboration, brainstorming, modification, imagery, associative thinking,
attribute
listing,
metaphorical
thinking,
forced
relationship.”32 Berdasarkan hal tersebut, berpikir kreatif merupakan sebuah pemikiran untuk menemukan hal baru dan inovatif. Penulisan ilmiah melewati proses kreatif yang dilakukan secara bertahap. Tahapan tersebut merupakan sebuah kriteria keilmiahan yang dijadikan pedoman teknis penulisan karya ilmiah sesuai dengan hukum pengetahuan, terutama dalam penulisan ilmiah. Tahapan proses berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah dilihat dalam gambar 2.1 dibawah ini: Observasi (Fenomena)
Proses Konstruksi Pengetahuan
The Research Problem
Deducto / Hipotetico Verificate
Analysis and Deliberation
Gambar 2.1 Siklus Proses Kreatif33
Tahap awal siklus tersebut diawali dari proses observasi dan telaah kritis terhadap fenomena untuk menetapkan: 1) Masalah Penelitian; 2) Proses telaah 31
Avip Saefullah, Op. Cit., h. 49 Ibid.,h. 48 33 Ibid., h.47 32
25
kritis terhadap masalah penelitian sampai teridentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya fenomena (masalah penelitian); 3) Faktor-faktor penyebab tersebut dirumuskan menjadi pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian menjadi sebuah acuan dalam penelitian untuk mengetahui jawaban sebagai tujuan dari penelitian tersebut dilakukan. Pencarian jawaban penelitian melalui serangkaian analisis teori yang dilakukan untuk memecahkan masalah penelitian. Proses kreatif dilakukan hingga teridentifikasinya beberapa variabel penelitian untuk dirumuskan ke dalam kerangka
pemikiran.
Selanjutnya,
metode
penelitian
ditetapkan
untuk
mengumpulkan dan mengorganisasikan sumber belajar yang bisa menjawab pertanyaan penelitian. Secara metodologis data dikumpulkan, diolah dan dibahas sampai terbangunnya pengetahuan yang bermakna ilmiah. Pada proses tersebut terjadilah konstruksi pengetahuan. f. Sistematika karya ilmiah Hingga saat ini format penulisan karya ilmiah belum ada yang baku.34 Oleh karena itu seorang penulis karya ilmiah harus menyadari terlebih dahulu untuk siapa tulisan tersebut diajukan. Sehingga format penulisan karya ilmiah yang digunakan menggunakan format yang berlaku di institusi tersebut. Seperti yang terlihat dalam bagan 2.1 mengenai sistematika penulisan karya ilmiah menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Namun, pada dasarnya sistematika karya ilmiah yang ada tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lain. Bagaimanapun sistematika tersebut hanyalah sebuah kesepakatan tiap institusi tanpa mengurangi hakikat karya ilmiah tersebut. Meski beda format penulisan, penyajian atau pemaparan sebuah karya ilmiah tetap sama, yaitu logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris artinya dibahas secara mendalam berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan. Berikut disajikan sistematika karya ilmiah:35
34
Suyanto dan Asep Jihad, Op.Cit., h. 53 Ni Putu Intan Apsari dan Cok Laksmi Pradna Paramita, Evaluasi Pemanfaatan Fitoplankton Melosira sp., Nitzchia sp., dan Navicula sp., Di Perairan Bali dan Lombok Sebagai Sumber 35
26
Bagian Pembuka
1. Cover 2. Halaman pengesahan 3. Abstrak 4. Kata Pengantar 5.Daftar isi 6. Daftar tabel, grafik, bagan dan skema 1.1 Latar belakang masalah 1.2 Rumusan masalah BAB II 1.3 Tujuan penelitian Tinjauan Pustaka 1.4 Hipotesis BAB I Pendahuluan
Sistematika
Bagian Inti
BAB III Metodologi Penelitian BAB IV Hasil dan Pembasan BAB V Penutup
Bagian Penutup
3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2 Prosedur Penelitian 4.1 Hasil Pengamatan 4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
1. Daftar pustaka 2. Indeks 3. Lampiran
Gambar 2.3 Sistematika Karya Ilmiah
Sistematika tiap instansi dapat berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, perlu diperhatikan patokan sistematika yang digunakan institusi yang terlibat. Namun, pada hakikatnya karya tulis ilmiah memiliki komponen penyusun yang sama. B. Hasil penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tri Nova, Rochmad dan Ani Rusilowati mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang melakukan penelitian mengenai Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project-Based Learning (PBL) dengan Peer And Self-Assessment (PSA) untuk Materi Segiempat Antibiotika, Karya Tulis Ilmiah LIPI, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2015), h.138
27
Kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana Di Kabupaten Pati menunjukan bahwa implementasi PBL dengan PSA, rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat levelnya menjadi cukup kreatif (29,00). Jika ditinjau berdasarkan aspek berpikir kreatif pada akhir pembelajaran, kelancaran (2,77), keaslian (3,04), elaborasi (2,82) dan sensitivitas (3,32) siswa cukup kreatif, sedangkan keluwesan dalam berpikir kreatif siswa (2,55) levelnya masih kurang kreatif.36 Hal yang senada terjadi pada penelitian Ni Luh Putu Marlinda pada mahasiswa pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa menunjukkan bahwa secara deskriptif, kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada mata pelajaran fisika konsep kalor dan pemuaian memperoleh skor rata-rata sebesar 28,86, sedangkan pada kelompok Model Pembelajaran Konvensional memperoleh skor rata-rata sebesar 26,73.37 Studi tentang perbaikan pembelajaran juga dilakukan dengan mengubah strategi pengajaran dan lingkungan belajar, sekaligus melatih keterampilan berpikir kreatif mahasiswa. Penelitian ini dilakukan oleh Baiq Fatmawati, Nuryani Y. Rustaman, Sri Redjeki yang difokuskan pada proses merancang proyek untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa pada konsep fermentasi. Penelitian dilakukan di salah satu perguruan tinggi di Lombok pada mahasiswa pendidikan biologi semester V dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 orang. Data dijaring dengan mengisi format Lembar Kegiatan Merancang Mahasiswa (LKMM) dengan mengisi komponen-komponen rancangan yang ada di dalam soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berpikir kreatif dalam menjawab soa-soal yang diberikan dengan Gain sebesar 0,33. Kemampuan
36
Tri Nova, Rochmad dan Ani Rusilowati, Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project-Based Learning dengan Peer And Self-Assessment untuk Materi Segiempat kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati, Prociding, ISBN : 978-979-16353-8-7 (Semarang: Universitas Negeri Semarang,2012), h.95 37 Ni Luh Putu Marlinda, Op. Cit., h. 8
28
berpikir kreatif mahasiswa dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu rendah 35,7%, sedang 57,2%, dan tinggi 7,1%.38 Penelitian lain dilakukan di SMA Ekslensia Indonesia oleh Asep Sapa’at seorang Praktisi Pendidikan, co-Founder Character Building Indonesia. Penelitian dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan subjek penelitian tersebut adalah siswa IPA dan IPS kelas XII SMA SMART Ekslensia Indonesia. Penelitian tersebut membuktikan bahwa: 1) Tidak ada perbedaan dalam keterampilan menulis ilmiah pada siswa IPA dan IPS SMA kelas XII SMART Ekslensia Indonesia; 2) Terdapat hubungan yang signifikan antara minat membaca dan prestasi siswa; 3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat menulis, dukungan buku sumber diperpustakaan, penggunaan akses internet, peran guru untuk pencapaian siswa; 4) Ada pengaruh yang signifikan antara penguasaan material, penggunaan penulisan metodologi yang tepat dan kemampuan presentasi karya ilmiah siswa.39 Penelitian mengenai kreativitas dan menulis juga dilakukan oleh Ahmad Rofiudin, Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan peran kreativitas dan jenis kelamin dalam kemampuan membaca dan menulis pada siswa kelas V Sekolah Dasar (SD). Penelitian tersebut menggunakan expost facto design. Subjek penelitian terdiri atas 110 siswa, yaitu 66 laki-laki dan 44 perempuan. Instrumen yang digunakan yaitu tes kreativitas, tes membaca, tes menulis dan daftar pertanyaan. Analisis data menggunakan Anova. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kreativitas siswa, keterampilan membaca dan keterampilan menulis yang cukup tinggi. Kreativitas memiliki pengaruh pada kemampuan siswa dalam
38
Baiq Fatmawati, Nuryani Y. Rustaman, Sri Redjeki, Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Konsep Fermentasi, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi, h.311-316 39 Asep Sapa’at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Mengengah dalam Penulisan Karya Ilmiah (Studi Deskriptif dilakukan pada Kegiatan Pembuatan Karya Ilmiah Siswa SMART Ekslensia Indonesia), Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, Vol.4 No.1, Mei 2014, h. 11
29
membaca dan menulis, tetapi jenis kelamin hanya berpengaruh pada keterampilan menulis.40
Ahmad Rofi’udin, Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), h.172 40
30
C. Kerangka berpikir Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah: Kreativitas Indonesia menempati peringkat ke-115 dari 139 negara di dunia
Minat menulis yang rendah dikalangan pelajar.
Menumbuhkan kebiasaan menulis ilmiah siswa di sekolah
Kelulusan siswa hanya menuntut hafalan konsep dibandingkan dengan keterampilan menulis dan memecahkan masalah
Melatih keterampilan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah.
Melatih keterampilan menuangkan ide kreatif secara tertulis
Melatih keterampilan berpikir kreatif dalam menulis ilmiah
Analisis berpikir kreatif dalam penulisan karya ilmiah siswa pada pembelajaran biologi Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir
31
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik. Ketika seseorang melalui berpikir kreatif, maka kemampuan berpikir kognitifnya dimanfaatkan untuk menghasilkan serangkaian ide dan berusaha
untuk
mewujudkannya
dalam
bentuk
yang
nyata
sehingga
mengahasilkan sebuah produk yang mampu memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kreatif anak Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain yang masih berkembang. Hal tersebut ditunjukkan dengan peringkat Indonesia dalam Global Creativity Indeks 2015 sangat rendah yaitu peringkat 115 dari 139 negara di dunia. Salah satu alasan yang menyebabkan hal ini terjadi adalah sistem pendidikan yang kurang memadai. Salah satu cara memperbaiki hal tersebut adalah memaksimalkan pembelajaran yang diterapkan didalam kelas. Berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang dilalui untuk menghasilkan produk kreatif atau yang disebut dengan kreativitas. Kreativitas dibutuhkan untuk mengahasilkan berbagai macam ide ataupun benda yang dapat menjadi jawaban dari sebuah masalah. Kreativitas yang tinggi akan meningkatkan mutu sumber daya manusia kedepannya sehingga dapat bersaing dengan persaingan global. Berpikir kreatif dapat diasah dengan menulis. Menulis yang berkualitas adalah menulis yang dapat menjadi pencerah bagi masalah yang ada dimasyarakat. Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah dan melakukan kegiatan yang sesuai dengan metode ilmiah, sehingga dapat mengasah kemampuan kognitif maupun psikomotorik. Menulis juga mampu melatih kemampuan seseorang dalam mengungkapkan ide kreatif secara tertulis. Seseorang yang memiliki kapabilitas untuk kreatif, maka akan memiliki rasa ingin tahu yang besar dan keinginan yang kuat untuk mengubah gagasannya tersebut menjadi sesuatu hal yang nyata. Untuk itu, mengetahui kemampuan berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah itulah yang akan menjadi fokus penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dan tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) Nururrahman Depok. Jadwal penelitian terdapat dalam tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMAIT Nururrahman
No
Waktu Penelitian
1.
November 2015
2.
Desember 2015
3.
Januari – Februari 2016
4.
Maret – April 2016
Kegiatan Penelitian Mencari contoh karya ilmiah siswa. Validasi karya ilmiah yang telah didapat kepada validator berdasarkan sistematika karya ilmiah LIPI dan jurnal Development Of Universal
Rubrics For Assesing Undergraduates Scientific Reasoning Skills Using Scientific Writing.
Karya ilmiah dianalisis sesuai dengan pedoman penilaian berpikir kreatif menurut Utami Munandar. Validasi hasil analisis berpikir kreatif dalam karya ilmiah siswa kepada validator ahli.
B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah Siswa SMAIT Nururraahman Depok. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas XI MIA SMAIT Nururraahman Depok. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Sample terjangkau dalam penelitian ini berjumlah 30 orang siswa. Sedangkan, sample penelitian berjumlah 9 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara Cluster sampling untuk menentukan karya ilmiah yang ingin diteliti. Cluster sampling adalah teknik 1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h.108 2 Ibid., h.109
32
33
pengambilan anggota sampel yang dilaksanakan berdasarkan gugus atau kelompok.3 Pada penelitian ini, siswa kelas XI dikelompokkan berdasarkan karya ilmiah yang telah dibuatnya yaitu karya ilmiah fisika, karya ilmih kimia dan karya ilmiah biologi. Sampel yang didapat adalah sembilan orang siswa kelas XI MIA yang memiliki karya ilmiah biologi. Selanjutnya, sample tersebut kembali dikelompokkan berdasarkan jenis karya ilmiah, yaitu karya ilmiah jenis percobaan dan karya ilmiah jenis non-percobaan. C. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode ini dimaksudkan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Dengan kata lain, penelitian deskriptif kuantitatif digunakan peneliti untuk menggambarkan gejala tertentu tidak untuk mencari keterkaitan antar variabel.4 Penelitian yang bersifat deskriptif tidak ada aturan yang mengikat seperti halnya pada penelitian eksperimen. Pada penelitian ini juga tidak diperlukan pengujian hipotesis ataupun mencari hubungan antar variabel. Jadi, penelitian ini hanya mengumpulkan data untuk menggambarkan fenomena yang sedang terjadi. D. Tahapan Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan penelitian yang dilakukan. Penelitian dilakukan dari awal pengambilan masalah hingga akhir, yakni pelaporan hasil penelitian. 1. Tahap persiapan Tahap persiapan diwali dengan pengambilan masalah dalam dunia pendidikan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya minat menulis dikalangan siswa SMAIT Nururrahman, kurikulum 2013 menuntut kemampuan menulis siswa, dan rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa dalam 3 4
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), h.242 Ibid., h. 59
34
memecahkan sebuah permasalahan. Oleh karena itu, penulis mencari tahu tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi. Selanjutnya, dilakukan tahap pemilihan metodologi yang tepat untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Metodologi penelitian deskriptif kuantitatif dipilih penulis untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Penyusunan instrumen dan validasi instrumen juga dilakukan pada tahap ini agar pada tahap penelitian, instrumen siap digunakan. 2. Tahap penelitian Tahap penelitian ini berawal dari penentuan subjek penelitian. Setelah subjek ditentukan, analisis berpikir kreatif dalam karya ilmiah siap dilakukan. Karya ilmiah yang diteliti berasal dari sekolah yang siswanya terbiasa menulis karya ilmiah sebagai alat untuk mengasah kemampuan menerapkan metode ilmiah dengan konsep-konsep biologi. Sebelum analisis berpikir kreatif dilakukan, Karya ilmiah yang telah dibuat oleh siswa kelas XI dianalisis berdasarkan sistematika dan karakteristik karya ilmiah untuk mendapatkan karya ilmiah yang valid. Terdapat 30 karya ilmiah di kelas XI namun, karya ilmiah tersebut terbagi atas 11 karya ilmiah fisika, 10 karya ilmiah kimia dan 9 karya ilmih biologi. Penelitian ini fokus pada karya ilmiah biologi, yaitu berjumlah 9 karya ilmiah.
Karya ilmiah tersebut
divalidasi berdasarkan rujukan sistematika karya ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan karakterisktik karya ilmiah dari Jurnal Development of Universal Rubrics for Assesing Undergraduates Scientific Reasoning Skills Using Scientific Writing.5 Sembilan karya ilmiah tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu Percobaan dan non-percobaan. Sesuai dengan judgment validator ahli, karya ilmiah tersebut disimpulkan sesuai dengan karakteristik karya ilmiah yang digunakan dalam penelitian. Karya
ilmiah
dikategorikan
berdasarkan
jenis
penelitian
yang
dilakukannya. Terdapat 6 karya ilmiah berjenis penelitian eksperimen dan 3 jenis karya ilmiah berjenis penelitian non-eksperimen. Tiap karya ilmiah 5
Briana Eileen Timmerman, Development of A ‘Universal’ Rubric for Assessing Undergraduates’ Scientific Reasoning Skills using Scientific Writing, Journal, (Columbia: University of South Carolina, 2010), h. 11
35
tersebut diambil sebagai unit analisis. Karya ilmiah dianalisis berpikir kreatifnya menggunakan pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah berdasarkan indikator berpikir kreatif Utami Munandar yang telah divalidasi oleh lima validator ahli. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa dalam penulisan karya ilmiah. Setelah karya ilmiah selesai dianalisis, hasil analisis tersebut kembali di validasi oleh validator agar data yang diperoleh peneliti minim subjektivitas. 3. Tahap akhir Tahap akhir dalam penelitian ini dilakukan dari penarikan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan di awal penelitian. Hingga akhirnya penelitian ini siap dilaporkan dan diketahui oleh masyarakat umum. Bagan 3.1 di bawah ini menggambarkan tahapan penelitian yang dilakukan:
36
Studi pendahuluan Studi literature mengenai berpikir kreatif Wawancara
Membuat rumusan masalah
Menentukan prosedur penelitian
Mencari karya ilmiah Judgment karya ilmiah*
Menyusun instrumen penelitian Pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah** Revisi
Menentukan subjek penelitian
Validasi instrumen penelitian Menganalisis karya ilmiah berdasarkan pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi Mengkode karya ilmiah
Karya ilmiah Non-Percobaan (NP)
Karya ilmiah Percobaan (P)
Memvalidasi hasil analisis Mengolah data hasil analisis Membahas hasil analisis Kesimpulan
Pelaporan Keterangan : * Oleh validator berdasarkan sistematika karya ilmiah LIPI tahun 2015 dan Jurnal Development Of Universal Rubrics For Assesing Undergraduates Scientific Reasoning Skills Using Scientific Writing. ** Ciri berpikir kreatif menurut Utami Munandar
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
37
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data dari penelitian yang akan dilakukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan karya ilmiah yang telah dibuat oleh siswa kelas XI MIA SMAIT Nururrahman Depok, menilai karya ilmiah siswa, wawancara, dan catatan lapangan. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.6 Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya ilmiah siswa, pedoman penilaian berpikir kreatif peserta didik dalam karya ilmiah dengan indikator berpikir kreatif Utami Munandar7, dan catatan lapangan. 1. Karya Ilmiah Siswa Karya ilmiah merupakan bentuk tulisan berupa buku, artikel dalam buku atau jurnal, skripsi, tesis, disertasi atau laporan yang disajikan secara sistematis, cermat, tidak emotif, tidak persuasif dan kata-katamya mudah diidentifikasi.8 Penelitian ini menggunakan karya ilmiah dalam bentuk laporan penelitian biologi yang telah dibuat oleh siswa kelas XI MIA SMAIT Nururrrahman Depok. Karya ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya ilmiah yang memenuhi kriteria karya ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan jurnal Development of Universal Rubrics for Assesing Undergraduates Scientific Reasoning Skills using Scientific Writing. Berikut adalah kriteria yang dimaksud:
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 148 7 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012), h.192 8 Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga, 2009), h. 15
38
Tabel 3.2 Kriteria Karya Ilmiah No
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II) Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga menarik bagi peneliti lain.
1
Latar Belakang Masalah
Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan kesenjangan tersebut. Informasi di latar belakang akurat / berasal dari sumber yang terpercaya. Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang
2
Rumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Hipotesis
Hipotesis dituliskan dengan jelas sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah, terukur dan masuk akal
5
Kajian teori
Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
6
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat maupun bahan di tuliskan.
7
Prosedur penelitian
Prosedur penelitian dijabarkan dengan jelas, dan rinci
Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah
Data yang didapatkan relevant, akurat, dan menyeluruh 8
Hasil pengamatan
Pembaca dapat mengevaluasi validitas penulis dan mudah mengasumsikan data. Tidak mengandung kesalahan, menggunakan format, grafik, yang menghubungkan hubungan antar data atau aspek yang relevan dengan data
9
Pembahasan
Pembahasan menjelaskan analisis data, membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan semua permasalahan.
39
No
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II) Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah.
10
Kesimpulan
11
Kesinambungan tiap indikator karya ilmiah
Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara menyeluruh. Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsur penyusun karya ilmiah.
2. Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Biologi Pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dibuat berdasarkan empat indikator berpikir kreatif Utami Munandar, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian. Indikator dalam pedoman penilaian berpikir kreatif tersebut dibuat dengan menarik inti dalam sistematika karya ilmiah. Tabel 3.1 berikut adalah kisi-kisi pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi. Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Biologi Indikator Definisi Indikator NO Berpikir Gagasan dalam karya ilmiah Berpikir Kreatif Kreatif 1. Mencetuskan banyak Fluency Latar belakang dituliskan gagasan, pertanyaan, beberapa permasalahan dalam memberikan banyak kehidupan sehari-hari. solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal. Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. 2.
Flexibility
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
40
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah
Pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan 3.
4.
Originality
Elaboration
Melakukan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan faktafakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Data atau fakta ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan atau prosedur yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
3. Wawancara Wawancara dalam penelitian bersifat tidak terstruktur. Wawancara tersebut dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder dan digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi, namun tidak dianalisis secara spesifik. Wawancara tidak terstruktur digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam.9 G. Validitas Instrumen Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur). Validitas dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang
9
Sugiyono, Op.Cit., h. 198
41
hendak diukur.10 Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Validitas dalam penelitian ini digunakan validitas isi, dan validitas konstruk. 1. Validitas isi Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen.11 Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh lima validator ahli untuk menetapkan kesesuaian tiap butir dalam instrumen dengan aspek-aspek yang ingin diukur. 2. Validitas konstruk Validitas konstruk berkenaan dengan struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen.12 Validitas konstruk mengarahkan pada hingga mana suatu instrumen betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh instrumen tersebut. Validitas instrumen pada penelitian ini dilakukan oleh lima validator ahli untuk memastikan instrumen yang digunakan benar-benar tepat mengukur sasaran. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian deskriptif merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lain, sehingga dapat dan mudah dipahami dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain.13 Teknik analisis data pada penelitian ini diantaranya: 1. Reduksi Data a. Data dalam penelitian ini didapatkan dari karya ilmiah yang telah dibuat oleh siswa. Seluruh data yang didapatkan dari karya ilmiah percobaan 10
dan
non-percobaan
kemudian
dikumpulkan
untuk
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Belajar di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h.172 11 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 229 12 Ibid. 13 Sugiyono, Op.Cit., h.334
42
direduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Data yang yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.14 Data dalam penelitian ini berupa gagasan siswa dalam karya ilmiah. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap kemampuan berpikir kreatif berdasarkan pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi. b. Data yang diperoleh dari pedoman penilaian karya ilmiah dianalisis dengan menghitung skor yang diperoleh siswa kemudian, hasilnya diubah dalam bentuk persen (%) dari tiap indikator dalam kemampuan berpikir kreatif tersebut. Berikut adalah rumus mencari persentase kemampuan berpikir kreatif siswa: 15 Kemampuan berpikir kreatif = Persentase juga dilakukan untuk menentukan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa secara keseluruhan pada gagasan dalam karya ilmiah. c. Persentase kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan standar kemampuan berpikir kreatif termasuk sangat kurang, kurang, cukup, baik, ataupun sangat baik. Untuk mengkategorikan berpikir kreatif siswa maka digunakan kategori kemampuan sebagai berikut:16
14
Ibid., h. 338 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h. 102 16 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta), h.41 15
43
Tabel 3.3 Skala Kategori Kemampuan
Persentase
Kategori
81 - 100
Sangat Baik
61 - 80
Baik
41 - 60
Cukup
21 - 40
Kurang
0 - 20
Sangat kurang
2. Penyajian Data Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.17 Penyajian data dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam menginterpretasikan sebuah data yang diperoleh di lapangan. 3. Penarikan Kesimpulan Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan disertai dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Verifikasi terhadap data dan hasil analisis dilakukan oleh validator ahli sebagai seseorang yang dianggap kredible untuk memverifikasi sebuah data.
17
Sugiyono, Op.Cit., h. 341
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) Nururrahman Depok pada siswa kelas XI. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis karya ilmiah biologi yang dibuat oleh siswa kelas XI. Terdapat tiga puluh karya ilmiah yang dibuat oleh siswa, yang terdiri dari 10 karya ilmiah kimia, 11 karya ilmiah fisika dan 9 karya ilmiah biologi. Peneliti menggunakan 9 karya ilmiah biologi untuk dianalisis berpikir kreatifnya. Sembilan karya ilmiah tersebut dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan sendiri oleh siswa dengan bimbingan guru biologi di sekolah. Berdasarkan karya ilmiah yang telah dibuat oleh siswa, karya ilmiah tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu karya ilmiah jenis percobaan dan non-percobaan. Terdapat enam karya ilmiah jenis eksperimen dan tiga karya ilmiah non-eksperimen. Berikut adalah kesembilan karya ilmiah biologi yang telah dibagi kedalam dua jenis karya ilmiah. Tabel 4.1 Daftar Karya Ilmiah Biologi SMAIT Nururrahman Depok No
Jenis Karya Ilmiah
1.
Percobaan (P)
2
Non-Percobaan (NP)
Judul Karya Ilmiah
Kode
Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan menggunakan Kunyit
P1
Pemanfaatan Kulit Jeruk Mandarin sebagai Bahan Dasar Pembuatan Selai
P2
Pemanfaatan Pelepah Pisang bagi Kekuatan Bangunan
P3
Pembuatan Nata de Tomato
P4
Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Pukul Empat
P5
Pembuatan Kompos melalui Metode Komposter Kardus.
P6
Diet Mudah dengan Air Putih
NP1
Manfaat Kemiri Bagi Kesehatan Rambut
NP2
Manfaat Daun Sirih untuk menghilangkan Bau Badan
NP3
44
45
Karya ilmiah tersebut dianalisis kemampuan berpikir kreatif berdasarkan pedoman penilaian berpikir kreatif yang telah divalidasi oleh kelima validator ahli. Pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dibuat berdasarkan empat indikator berpikir kreatif Utami Munandar, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian.1 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Eksperimen Karya ilmiah dikelompokkan ke dalam dua jenis karya ilmiah. Karya ilmiah dianalisis kemampuan berpikir kreatif, dipersentasekan dan dikategorikan berdasarkan kategori berpikir kreatif menurut Riduwan.2 Berdasarkan hasil analisis, kemampuan berpikir kreatif siswa pada karya ilmiah jenis percobaan cukup bervariasi. Ketercapaian kemampuan berpikir kreatif siswa dalam tiap karya ilmiah jenis percobaan ditampilkan dalam Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Percobaan3 No
Kode Karya Ilmiah
1
P1
2
P2
3
P3
4
P4
Ketercapaian Indikator Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian
Indikator Berpikir Kreatif Kelancaran
Keluwesan
Keaslian
Keterperincian
67%
44%
70%
87%
67%
Baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
Baik
33%
33%
23%
33%
21%
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
40%
22%
17%
33%
38%
Kurang
Kurang
Sangat Kurang
Kurang
Kurang
53%
44%
50%
53%
49%
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h. 192 2 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.41 3 Lampiran 8 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Percobaan 1
Ratarata
46
No
Kode Karya Ilmiah
5
P5
6
P6
Rata-rata
Ketercapaian Indikator Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian
Indikator Berpikir Kreatif
Ratarata
Kelancaran
Keluwesan
Keaslian
Keterperincian
7%
11%
50%
67%
34%
Sangat Kurang
Sangat Kurang
Cukup
Baik
Kurang
53%
33%
27%
20%
33%
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
42%
31%
39%
49%
41%
Cukup
Kurang
Cukup
Cukup
Cukup
Tabel 4.2 menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang mencapai persentase tertinggi terdapat pada karya ilmiah P1 dengan rata-rata sebesar 67% dengan kategori baik. Ketercapaian indikator berpikir kreatif tertinggi terdapat pada indikator keterperincian sebesar 87% dengan kategori sangat baik dan terendah terdapat pada indikator keluwesan sebesar 44% dengan kategori cukup. Sedangkan, karya ilmiah yang memiliki ketercapaian terendah terdapat pada karya ilmiah P2 dengan persentase ketercapaian sebesar 21% dan kategori kurang. Pada karya ilmiah ini, pencapaian kemampuan tiap indikator berpikir kreatif hampir merata dengan kategori kurang untuk semua indikator berpikir kreatif. Persentase terendah terdapat pada indikator keaslian sebesar 23%. Jika dilihat secara keseluruhan, jumlah karya ilmiah dengan kategori baik hanya berjumlah satu karya ilmiah yaitu pada karya ilmiah P1. Begitupun dengan karya ilmiah dengan kategori cukup hanya terdapat pada karya ilmiah P4. Pada karya ilmiah dengan kategori kurang berjumlah empat karya ilmiah, yaitu pada karya ilmiah P2, P3, P5, dan P6. 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis NonPercobaan Jenis karya ilmiah kedua yang dianalisis adalah karya ilmiah jenis nonPercobaan. Terdapat tiga judul karya ilmiah non-percobaan yang dianalisis
47
berpikir kreatifnya. Data ketercapaian kemampuan berpikir kreatif pada karya ilmiah jenis non-percobaan dapat dilihat dalam Tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Peserta Didik dalam Karya Ilmiah Non-Percobaan4 No
Kode Karya Ketercapaian Indikator Ilmiah
1
NP1
2
NP2
3
NP3
Rata-rata
Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian
Indikator Berpikir Kreatif
Ratarata
Kelancaran
Keluwesan
Keaslian
Keterperincian
40%
44%
37%
27%
37%
Kurang
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
53%
33%
20%
37%
35%
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
53%
22%
20%
23%
30%
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
49%
33%
26%
28%
34%
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Tabel 4.3 menampilkan rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah jenis non-percobaan hampir merata pada kategori kurang. Namun, jika dilihat rata-rata persentase ketercapaian tertinggi terdapat pada karya ilmiah NP1 sebesar 37%. Ketercapaian kemampuan setiap indikator berpikir kreatif, tertinggi pada indikator keluwesan sebesar 44% dengan kategori cukup dan terendah pada indikator keterperincian sebesar 27% dengan kategori kurang. Persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif terendah terdapat pada karya ilmiah NP3 sebesar 30%. Berdasarkan indikator yang dianalisis, indikator tertinggi terdapat pada indikator kelancaran sebesar 53% dengan kategori cukup dan terendah pada indikator keaslian sebesar 20% dengan kategori kurang.
4
Lampiran 9 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Non-Percobaan
48
3. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Setelah masing-masing jenis karya ilmiah dianalisis kemampuan berpikir kreatif, didapatkan rata-rata keseluruhan tiap jenis karya ilmiah yang ditampilkan dalam Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Rata-Rata Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua Jenis Karya Ilmiah Biologi No
Jenis Karya Ilmiah
1
Percobaan (P)
2
NonPercobaan (NP) Rata-rata
Ketercapaian Indikator Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian Persentase Ketercapaian Kategori Ketercapaian
Indikator Berpikir Kreatif
Ratarata
Kelancaran
Keluwesan
Keaslian
Keterperincian
42%
31%
39%
49%
41%
Cukup
Kurang
Kurang
Cukup
Cukup
49%
33%
26%
28%
34%
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
46%
32%
33%
39%
37%
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Tabel diatas menunjukkan persentase pencapaian yang diperoleh tidak jauh berbeda. Hasil analisis didapatkan rata-rata persentase tertinggi terdapat pada karya ilmiah jenis percobaan sebesar 41% dengan kategori cukup. Hal tersebut berbeda pada jenis non-percobaan yang mencapai persentase sebesar 34% dengan kategori kurang. Tabel diatas juga menunjukkan indikator berpikir kreatif yang dominan muncul terdapat pada indikator kelancaran yaitu sebesar 46% dengan kategori cukup. Secara keseluruhan, pencapaian kemampuan berpikir kreatif peserta didik mencapai kategori kurang dengan persentase ketercapaian sebesar 37%. B. Pembahasan Pada penelitian ini, karya ilmiah dibagi kedalam dua jenis karya ilmiah, yaitu percobaan dan non-percobaan. Karya ilmiah jenis percobaan dikategorikan untuk karya ilmiah yang menuliskan waktu dan tempat dilakukannya percobaan langsung. Sedangkan, karya ilmiah jenis non-percobaan dikategorikan untuk
49
karya ilmiah yang tidak menuliskan waktu dan tempat dilakukannya percobaan. Analisis dilakukan pada dua jenis karya ilmiah tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi. Hal tersebut dianalisis kedalam empat indikator berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian. Ketercapaian kemampuan keempat indikator tersebut muncul secara variatif dalam tiap karya ilmiah. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Percobaan Kemampuan berpikir kreatif dalam enam karya ilmiah jenis eksperimen didapatkan persentase yang beragam pada tiap indikator berpikir kreatif maupun pada tiap judul karya ilmiah. Ketercapaian kemampuan indikator berpikir kreatif tertinggi terdapat dalam karya ilmiah P1 dengan rata-rata sebesar 67% dan kategori baik. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan keterperincian dalam karya ilmiah P1, yaitu prosedur penelitian dituliskan dengan lengkap dan cukup rinci. Penyajian data juga dituliskan dalam bentuk tabel sehingga data yang diperoleh tersampaikan secara informatif dan cukup menarik. Sehingga karya ilmiah tersebut mampu mencapai 87% pada indikator keterperincian. Indikator terendah yang diperoleh karya ilmiah tersebut yaitu pada indikator keluwesan yang hanya terkategori cukup karena persentase hanya sebesar 44%. Hal tersebut dikarenakan dalam pembahasan hanya dituliskan paparan hasil pengamatan dan alasan penggunaan kunyit sebagai indikator keberadaan boraks pada makanan tidak dituliskan dengan jelas. Kandungan yang dimiliki kunyit dan perannya dalam mendeteksi keberadaan boraks seharusnya menjadi jawaban terhadap rumusan masalah yang muncul. Kemudahan kunyit untuk digunakan oleh masyarakat sebagai indikator keberadaan boraks juga dapat dijadikan penguat pemecahan masalah yang dituliskan. Namun, penulis belum mampu mengaitkan hal tersebut, sehingga pada indikator keluwesan hanya mampu sampai kategori cukup. Pada indikator kelancaran, persentase ketercapaian mampu mencapai kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam penulisan permasalahan dalam latar belakang masalah. Latar belakang dituliskan dalam beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
50
1. “Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun.” 2. “Seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang.” 3. “Masyarakat hanya mengetahui uji makanan mengandung boraks hanya dapat dilakukan di lab saja.” Berdasarkan ketiga gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah tersebut, dapat dibuktikan bahwa kemampuan berpikir lancar peserta didik tersebut terkategori baik. Hal tersebut dikarenakan, peserta didik mampu mencetuskan tiga gagasan terkait permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Semakin banyak seseorang menuliskan gagasan dalam karya ilmiah, semakin lancarlah arus pemikirannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Utami Munandar bahwa kemampuan berpikir lancar adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan yang relevan.5 Pada indikator keaslian memperoleh persentase tertinggi dibandingkan dengan karya ilmiah eksperimen lain yaitu mampu mencapai 70%. Pada karya ilmiah P1, penulis mencoba mengungkap fakta baru terkait makanan yang sering dikonsumsi masyarakat. Penggunaan kunyit sebagai pendeteksi keberadaan boraks cukup mampu memberikan solusi atas kebimbangan masyarakat mengenai cara sederhana pendeteksi keberadaan boraks dalam makanan. Cara tersebut pun cukup efektif digunakan karna mampu mengungkap beberapa jenis makanan yang tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat. Indikator keaslian merupakan indikator tersulit karena hanya karya ilmiah tersebut saja yang dikategorikan baik pada indikator ini. Menghasilkan ide baru bukanlah hal yang mudah dan tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Kemampuan berpikir asli hanya dimiliki oleh orang yang benar-benar kreatif. Melalui kemampuan berpikir yang berbeda ataupun berlawanan, seseorang mampu membuat hal baru dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.6
5
Utami Munandar, Loc. Cit. Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 59 6
51
Pada karya ilmiah yang memiliki rata-rata ketercapaian tertinggi kedua yaitu terdapat dalam karya ilmiah P4 sebesar 49% dengan kategori cukup. Indikator berpikir kreatif yang terdapat di dalamnya memperoleh persentase hampir merata dengan kategori cukup pada semua indikator. Pada indikator kelancaran dan keterperincian menjadi indikator berpikir kreatif dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 53%. Hal tersebut dikarenakan, kemampuan penulis dalam memaparkan gagasan permasalahan sudah cukup baik dalam latar belakang masalah. berikut adalah gagasan permasalahan yang dituliskan dalam latar belakang: 1. “Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (nata de coco). Padahal faktanya banyak media lain yang digunakan sebagai nata.” 2. “Tomat merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun, tomat mudah busuk sehingga perlu alternatif lain untuk mengolah tomat agar tahan lama.” Dua gagasan tersebut cukup mewakili permasalahan yang akan diteliti penulis dalam karya ilmiah P4. Kerincian prosedur penelitian juga cukup rinci dituliskan oleh penulis, uji kelayakan makanan dilakukan pada tikus yang membuat karya ilmiah ini memiliki keunikan tersendiri. Uji kelayakan biasanya cukup dilakukan peneliti untuk menentukan rasa nata yang dibuat. Namun dalam karya ilmiah ini, tikus dijadikan subjek penelitian untuk meminimalisir adanya subjektivitas. Indikator kemampuan berpikir kreatif terendah pada karya ilmiah P4 terdapat pada indikator keluwesan dengan persentase sebesar 44%. Hal tersebut dikarenakan, rendahnya kemampuan penulis dalam mengaitkan jawaban atas permasalahan yang ada. Data yang diperoleh penulis dalam penelitian tidak dijadikan fakta untuk dikaitkan dengan konsep biologi yang ada. Terdapat empat karya ilmiah jenis eksperimen yang rata-rata kemampuan berpikir kreatif termasuk kategori cukup. Pertama, karya ilmiah P2 dengan ratarata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif sebesar 21% dengan kategori kurang. Keseluruhan indikator bepikir kreatif menunjukkan kategori kurang dan persentase pencapaian kemampuan berpikir kreatif pada tiap indikator hampir merata. Pada karya ilmiah ini, permasalahan yang diangkat dalam latar belakang permasalahan kurang dimunculkan lebih mendalam dalam berbagai sudut pandang kehidupan. Pemilihan kulit jeruk mandarin untuk dijadikan selai
52
merupakan solusi yang kurang efektif karena sedikitnya konsumsi jeruk mandarin dibandingkan dengan jeruk pasaran yang harganya jauh lebih murah. Data pengamatan yang hanya disajikan dalam bentuk dokumentasi tanpa keterangan lebih lanjut membuat pembaca kehilangan informasi mengenai fakta yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan penulis. Selajutnya, dalam karya ilmiah jenis eksperimen yang memperoleh kategori kurang terdapat pada karya ilmiah E3. Pada karya ilmiah ini, persentase ketercapaian indikator berpikir kreatif hampir merata. Terdapat tiga indikator berpikir kreatif pada karya ilmiah ini yang termasuk kategori kurang, yaitu pada indikator kelancaran, keluwesan dan keterperincian. Hal ini disebabkan oleh, lemahnya kemampuan penulis dalam menjelaskan latar belakang permasalahan yang ingin diangkat. Tidak banyak gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah ini, baik dalam latar belakang permasalahan maupun dalam pembahasan. Sehingga, pemecahan masalah belum mampu dipecahkan oleh penulis. Selanjunya, karya ilmiah jenis eksperimen ketiga yang memiliki rata-rata ketercapaian berpikir kreatif dengan kategori cukup terdapat pada karya ilmiah P5 sebesar 34%. Pada karya ilmiah ini keterperincian merupakan sebuah kekuatan, karena perolehan yang cukup baik yaitu sebesar 67%. Kerincian prosedur penelitian cukup jelas dituliskan dalam karya ilmiah. Hal sebaliknya justru diperoleh persentase yang jauh berbeda dalam indikator kelancaran yang hanya mampu mencapai angka 7% sehingga dikategorikan sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan penulis dalam menuliskan urgensi masalah dalam latar belakang. Bahkan, tak ada permasalahan yang jelas dituliskan dalam latar belakang permasalahan. Karya ilmiah jenis eksperimen terakhir yang memiliki kategori kurang yaitu karya ilmiah P6. Rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif pada karya ilmiah ini sebesar 33%. Pencapaian kemampuan berpikir kreatif tertinggi diperoleh indikator kelancaran sebesar 53% dan merupakan indikator satu-satunya yang mendapatkan kategori cukup. Kemampuan berpikir lancar ditunjukkan pada latar belakang masalah yang dituliskan beserta rumusan masalah yang ingin
53
diteliti. Berikut adalah gagasan permasalahan yang ditulis dalam karya ilmiah tersebut: “Sudah menjadi rahasia umum bahwa masalah sampah di Indonesia seringkali dibiarkan hingga menggunung dan menyebabkan banyak sekali masalah bagi kehidupan sehari-hari seperti banjir, bau dan penyakit. Menurut data, setiap harinya seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 hingga 2 kilogram sampah. Contohnya pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.” Gagasan permasalahan tersebut cukup mewakili permasalahan yang ingin diteliti penulis. Tidak jauh berbeda dengan indikator kelancaran, ketiga indikator lain yakni keluwesan, keaslian dan keterperincian dikategorikan kurang dengan persentase yang tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan, rendahnya kemampuan penulis dalam menuliskan prosedur penelitian sehingga menyebabkan data ataupun fakta yang diperoleh tidak ada unsur keunikan, dan pemecahan masalah dalam pembahasan juga tidak tersampaikan dengan baik sehingga permasalahan tidak sepenuhnya terpecahkan. 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah NonPercobaan Penulisan karya ilmiah pada dasarnya dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan penulis kedalam bahasa tulisan. Membaca tulisan berarti sedang menyelami pikiran penulis. Sehingga, menulis dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan dan mengembangkan serta menganalisa kemampuan berpikir.7 Pada karya ilmiah jenis non-percobaan, rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif terdapat pada kategori kurang. Pada setiap indikator berpikir kreatif juga hampir merata di setiap indikator. Tak ada yang terlihat sangat mendominasi, perbedaan hanya terlihat pada indikator kelancaran dan keluwesan.
Hari Santoso, Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pustakawan dalam Penulisan Karya Ilmiah, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2015), h.7 7
54
Pada indikator keaslian dan keterperincian terkategori kurang pada semua judul karya ilmiah non-percobaan. Persentase ketercapaian tertinggi terdapat pada karya ilmiah NP1 sebesar 37% dengan kategori kurang. Pada karya ilmiah ini, indikator keluwesan mencapai persentase tertinggi dengan kategori cukup sebesar 44% dengan kategori cukup. Sudut pandang penulis dalam melihat sebuah permasalahan cukup baik karena tak hanya fokus pada satu permasalahan. Pada latar belakang permasalahan dituliskan dari sudut pandang ilmu gizi dan kesehatan terkait dengan diet yang menjadi topik permasalahan. Namun, kerincian proses diet tidak dituliskan dengan rinci sehingga indikator keterperincian hanya memperoleh persentase terendah yaitu sebesar 27% yang terkategori kurang. Selanjutnya adalah karya ilmiah NP2 memperoleh rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif sebesar 35% dengan kategori kurang. Pada setiap indikator, indikator kelancaran mendapatkan kategori cukup dengan pencapaian lebih tinggi dibandingkan indikator lain. Hal tersebut terlihat dalam rumusan masalah yang dituliskan dalam karya ilmiah NP2. Dua rumusan masalah dituliskan terkait dengan kandungan yang dimiliki kemiri dan manfaatnya bagi kesehatan rambut. Seperti telah diketahui sebelumnya, arus pemikiran yang lancar ditandai dengan banyaknya gagasan yang dituliskan sebagai permasalahan yang akan dipecahkan. Namun, dalam karya ilmiah ini tak ada fakta yang disajikan untuk dijadikan pembahasan dalam memecahkan permasalahan, sehingga tak ada fakta baru yang memperkuat diet air putih mampu dijadikan solusi yang baru dan dapat dimanfaatkan masyarakat. Sehingga, pada indikator keaslian pencapaian kemampuan hanya sebesar 20% terkategori kurang. Karya ilmiah non-eksperimen terakhir yang dianalisis yaitu karya ilmiah NP3 dengan rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif sebesar 30%. Tidak jauh berbeda dengan karya ilmiah sebelumnya, karya ilmiah pada judul ini juga cukup lancar menuliskan rumusan masalah. Sehingga indikator tertinggi yang diperoleh adalah kelancaran sebesar 53%. Namun, indikator terendah yang diperoleh dalam karya ilmiah ini terdapat dalam indikator keaslian. Pemanfaatan daun sirih tidak digunakan dengan cara yang mudah dan tidak ada yang berbeda
55
dengan yang sudah ada sehingga pembaca cenderung memilih alternatif lain dalam memanfaatkan daun sirih. Pencapaian indikator keaslian ini hanya sebesar 20%. 3. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua Jenis Karya Ilmiah Jika ditinjau dari jenis karya ilmiah yang dianalisis, karya ilmiah jenis percobaan menunjukkan perolehan kemampuan berpikir kreatif yang lebih baik dibandingkan dengan karya ilmiah jenis non-percobaan. Hal tersebut ditunjukan dengan rata-rata pencapaian kemampuan indikator berpikir kreatif yang memperoleh persentase tertinggi dibandingkan dengan karya ilmiah nonpercobaan, yaitu sebesar 41%. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam Grafik 4.1 dibawah ini:
Persentase ketercaapaian
50%
41%
40%
34%
30%
Rata-rata Ketercapaian Kemampuan Berikir Kreatif
20% 10% 0% Eksperimen Non-eksperimen
Gambar 4.1 Persentase Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua Jenis Karya Ilmiah
Jika ditinjau dari setiap indikator berpikir kreatifnya, masing-masing karya ilmiah memiliki persentase yang tak jauh berbeda. Indikator berpikir kreatif tertinggi yang dicapai oleh karya ilmiah eksperimen adalah keterperincian sebesar 49% dengan kategori cukup, sedangkan yang terendah terdapat dalam indikator keluwesan yaitu sebesar 31% dengan kategori kurang. Pada karya ilmiah nonpercobaan, indikator berpikir kreatif tertinggi dicapai oleh kelancaran sebesar 49% dengan kategori cukup dan terendah diperoleh indikator keluwesan yaitu
56
sebesar 33% dengan kategori kurang. Hal tersebut dapat dilihat dalam Grafik 4.2 berikut ini:
Persentase ketercaapaian
50%
42%
40%
49%
49%
42%
31%
30%
33% 26% 28%
Kelancaran Keluwesan
20%
Keaslian
10%
Keterperincian
0% Percobaan Non-Percobaan
Gambar 4.2 Perbedaan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif pada Dua Jenis Karya Ilmiah
Pada karya ilmiah percobaan, indikator keterperincian mencapai perolehan tertinggi dikarenakan, tahapan dalam pemecahan masalah atau prosedur penelitian lebih dituliskan secara rinci. Prosedur penelitian atau metodologi dalam penelitian eksperimen / percobaan murni cenderung lebih ketat.8 Prosedur tersebut merupakan tahapan dari pemecahan permasalahan. Pemecahan masalah erat kaitannya dengan cara berpikir seseorang. Pemecahan masalah berasal dari sebuah penelusuran atau penyelidikan terhadap sebuah permasalahan. Penyelidikkan tersebut membutuhkan prosedur untuk mecapai sebuah pemecahan masalah yang baru. Sehingga alur penemuan solusi lebih terarah dan penambahan unsur kreatif menjadi lebih terlihat. Prosedur tersebut mempengaruhi produk kreatif yang dihasilkan seseorang. Prosedur pemecahan masalahan yang berbeda dan unik akan menghasilkan gagasan yang kreatif. Hal ini sejalan dengan penelitian Hari Susanto yang mengemukakan bahwa berpikir kreatif pada dasarnya terkait dengan pemecahan sebuah masalah, karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif. 9
94
8
Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga, 2009), h.
9
Hari Santoso, Loc.Cit
57
Berbeda dengan karya ilmiah percobaan, pada karya ilmiah non-percobaan indikator tertinggi yaitu indikator kelancaran. Hal ini dikarenakan gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah non-eksperimen lebih banyak. Hasil kajian pustaka yang dilakukan mampu menghasilkan gagasan yang mendukung pemecahan masalah yang dilakukan. Oleh karena itu, karya ilmiah jenis ini mendapatkan perolehan tertinggi. Pada kedua jenis karya ilmiah, perolehan kemampuan indikator keluwesan mendapatkan persentase terendah. Hal tersebut dikarenakan pada karya ilmiah percobaan dan non-percobaan, peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaitkan data pengamatan dengan konsep-konsep biologi. Keluwesan seseorang dalam berpikir ditentukan sendiri oleh cara pandang seseorang dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Laksmi Kusuma Wardani yang menyebutkan bahwa jika peserta didik memecahkan sebuah permasalahan, maka peserta didik tersebut mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, mengembangkan sudut pandang yang berbeda, berimajinasi, berempati dan menata kembali informasi yang diserap secara akurat, terstruktur dan terjadilah proses bepikir kreatif.10 Selanjutnya, karya ilmiah percobaan memperoleh indikator keaslian lebih baik dibandingkan dengan karya ilmiah non-percobaan, yaitu sebesar 47% (lihat grafik 4.2). Indikator keaslian merupakan indikator terpenting untuk menilai sebuah produk kreatif yang harus berbeda dengan produk sebelumnya. 11 Pada karya ilmiah percobaan, peserta didik dituntut untuk membuktikan secara langsung pemecahan masalah yang ajukannya. Sehingga, data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan menjadi fakta yang baru. Hal baru inilah yang dibutuhkan dalam berpikir kreatif. Selanjutnya, jika ditinjau dari tiap indikator, indikator dominan yang muncul dalam karya ilmiah adalah kelancaran. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.4 yang memperoleh rata-rata ketercapaian sebesar 46% dengan kategori cukup. Hal 10
Laksmi Kusuma Wardani, Berpikir Kritis Kreatif, (Surabaya: Universitas Kristen Petra, 2003), h.105 11 Tatag Yuli Siswono, Level of Student’s Creative Thinking in Classroom Mathematics, Journal of Educational Research and Review, vol.6, 2011, h. 549
58
tersebut sesuai dengan penelitian Siswono yang menyatakan bahwa kelancaran merupakan indikator yang paling mudah dicapai oleh siswa.12 Sehingga ketercapaian kelancaran memperoleh persentase tertinggi dibandingkan dengan indikator berpikir kreatif yang lain. Secara keseluruhan, kemampuan berpikir kreatif peserta didik hanya sebesar 37% dengan kategori kurang. Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan menulis ilmiah di SMAIT Nururrahman Depok kurang melatih peserta didik untuk berpikir kreatif. Penulisan gagasan dalam latar belakang masalah, metodologi penelitian dan pembahasan yang kurang terstruktur menjadi faktor kurangnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Salah satu indikator terpenting dalam berpikir kreatif adalah keaslian.13 Kemampuan seseorang dalam mecetuskan gagasan yang original dan berbeda dari yang sudah ada sebelumnya merupakan ciri utama dari berpikir kreatif. berikut adalah Gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah yang dianalisis secara keseluruhan ditinjau dari indikator keaslian: 1. “Ternyata, kunyit yang awalnya diketahui sebagai pewarna alami dan sebagai bahan untuk jamu, sekarang juga dapat dimanfaatkan untuk menguji ada atau tidaknya boraks dalam suatu makanan dengan cara uji yang sederhana.” 2. “Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.” 3. “Tomat yang biasa diolah menjadi salad dan jus ternyata dapat diolah dengan cara memfermentasikan tomat menggunakan Acetobacter xylinum, sehingga tomat menjadi olahan makanan berupa nata.” 4. “Untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.” 5. “Solusi permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan. Selain itu, diet air putih juga tergolong diet yang mudah, murah dan aman.”
12 13
Ibid. Ibid.
59
6. “Menjaga kesehatan rambut membutuhkan biaya besar, padahal ada cara alami untuk menjaga kesehatan rambut yaitu mengunakan kemiri.” 7. “Daun sirih sebagai penghilang bau badan.” Gagasan diatas menunjukkan bahwa gagasan yang dituliskan tidak keluar dari pemikirannya secara langsung, melainkan berdasarkan referensi yang sudah ada sebelumnya. Gagasan tersebut mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang ada namun, keaslian idenya masih kurang. Oleh karena itu, hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator keaslian hanya mencapai kategori kurang yaitu sebesar 33%. Kemampuan berpikir seseorang dalam menghasilkan sebuah tulisan sangat berbeda untuk tiap individu. Hal tersebut terlihat dari pencapaian kemampuan berpikir kreatif tiap indikator berpikir kreatif dalam karya ilmiah yang ditulis oleh peserta didik SMAIT Nururrahman. Serangkaian pemikiran dapat dilihat dari pencetusan gagasan yang beragam, cara pandang dalam melihat sebuah permasalahan untuk menghasilkan pemecahan masalah yang berbeda dan berguna bagi masyarakat. Pemikiran tersebut merupakan serangkaian pemikiran kreatif yang mampu dituliskan dalam bentuk karya ilmiah. Hal itu selaras dengan penelitian Ahmad Rofi’udin yang mengungkapkan bahwa kemampuan menulis seseorang erat kaitannya dengan kemampuan berpikir. Semakin tinggi kualitas tulisan seseorang, semakin tinggi pula tingkat berpikirnya.14 Sepaham dengan hal tersebut, Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa kemampuan menulis sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, memiliki kaitan erat dengan kemampuan berpikir. Sehingga kemampuan berpikir seseorang dapat dilihat dari tulisannya. Kemampuan tersebut tidak serta merta muncul, melainkan melalui serangkaian latihan yang membuat anak terbiasa menulis dan akhirnya menjadi terampil. Terampil menulis berarti terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata.15
14
Ahmad Rofi’udin, Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), h.192 15 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: PT Angkasa, 2008), h.3
60
Pada karya ilmiah yang telah dianalisis, secara keseluruhan masih termasuk kategori kurang. Hal tersebut dikarenakan, belum banyak siswa yang terbiasa menulis ilmiah. Sehingga gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah tersebut kurang menampilkan gagasan kreatif. walaupun dalam penyusunannya, siswa sudah dilatih untuk membangun pengetahuannya secara mandiri,16 yakni: 1) siswa dituntut untuk menganalisis dan menetapkan fenomena yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber pengetahuan dari dunia realita sesuai dengan cabang ilmunya; 2) dituntut untuk mampu berpikir kritis dan kreatif pada saat menganalisis fenomena sampai memahami faktor penyebab munculnya fenomena tersebut; 3) dituntut untuk mampu mengorganisasikan sumber pengetahuan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk membangun konstruksi pengetahuan yang relevan dengan fenomena; 4) dituntut untuk mampu menyusun dan menulisnya sebagai dokumen formal karya tulis ilmiah.17 Pada proses pembangunan pengetahuan yang dilakukan, kemampuan proses kreatif akan muncul dengan sendirinya. Kemampuan tersebut akan muncul secara efektif apabila keempat hal diatas dapat dilakukan oleh siswa dengan baik.
16
Lampiran 7 Lembar Wawancara Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 27-28 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam karya ilmiah siswa pada pembelajaran biologi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada karya ilmiah percobaan, perolehan rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif yang baik terdapat pada karya ilmiah P1 yaitu sebesar 67% dengan kategori baik. 2. Pada karya ilmiah non-percobaan, perolehan persentase kemampuan berpikir kreatif yang paling tinggi terdapat pada karya ilmiah NP1 sebesar 37% dengan kategori kurang. 3. Secara keseluruhan, karya ilmiah jenis percobaan memperoleh rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif yang tinggi dibandingkan dengan karya ilmiah non-percobaan yaitu sebesar 41% dengan kategori cukup. 4. Setiap karya ilmiah memiliki empat indikator kemampuan berpikir kreatif dengan indikator tertinggi dari seluruh karya ilmiah terdapat pada indikator kelancaran sebesar 46% dengan kategori cukup. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, menyediakan sarana dan prasarana yang mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan berpikir kreatif siswa, seperti penyediaan alatalat praktikum biologi serta memberikan pedoman penulisan karya ilmiah yang dapat memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. Bagi guru, diharapkan mampu memberikan bimbingan secara terstruktur kepada peserta didik untuk memastikan target penulisan karya ilmiah dapat tercapai dengan optimal.
61
62
3. Bagi siswa, diharapkan memperbanyak referensi untuk membahas temuantemuan hasil penelitian dalam karya ilmiah 4. Bagi peneliti, lebih banyak menggunakan karya ilmiah yang berasal dari berbagai sekolah yang mewakili kelas teratas, menengah dan terbawah agar dapat membandingkan kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan tingkatan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Abell K, Sandra.Cara Menulis Sains. Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho. Jakarta: PT Indeks. 2014. Agam, Rameli. Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga. 2009. Ahmadi, Anas. Psikologi Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 2015. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002. De Bono, Edward. Revolusi Berpikir. Terj. dari Teach Your Child How to Think oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani. Bandung: PT Mizan Pustaka. 2007. Fatmawati, Baiq, Nuryani Y. Rustaman, Sri Redjeki. Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Konsep Fermentasi, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi. Fitriyah, Mahmudah. Disiplin Berbahasa Indonesia. Ciputat: FITK Press. 2010. Florida, Richard, Charlotta Mellander dan Karen King. Global Creativity Index. Toronto: Martin Prosperity Institute. 2015. Girl Tan, Ai. Creativity for Teachers. Singapore: World Scientific Publishing. 2007. Kim, Kyung Hee.Creativity. Singapore: World Scientific Publishing. 2007. Kusmanta, Suherli. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2010. Kusuma Wardani, Laksmi. Berpikir Kritis Kreatif. Surabaya: Universitas Kristen Petra. 2003. Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Grasindo. 1999. Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2012. Nova, Tri, Rochmad dan Ani Rusilowati. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project-Based Learning dengan Peer And SelfAssessment untuk Materi Segiempat kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati. Prociding.ISBN : 978-979-16353-8-7. Semarang: Universitas Negeri Semarang. 2012.
63
64
Pegram, DavidM. “What if?” Teaching Reasearch and Creative-Thinking Skills trhough Proposal Writing. The English Journal. 2006. Potur, A & O. Barkul. Gender and Creative Thinking in Education: A theoretical and Experimental overview. Journalof the Faculty of Architecture.6 (2). 2009. Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Putu Marlinda, Ni Luh. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa. Tesis. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha. 2012. Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana. 2010. Riduwan.Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. 2010. Robert, Otto dan Kimberly. Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. 2008. Rofi’udin, Ahmad. Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang. 2003. Rojiun. Pelaksanaan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah dengan menggunakan Pendekatan Berbasis Tugas. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Saefullah, Avip. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo. 2015. Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2013. Santoso, Hari. Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pustakawan dalam Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. 2015. Sapa’at, Asep. Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Mengengah dalam Penulisan Karya Ilmiah (Studi Deskriptif dilakukan pada Kegiatan Pembuatan Karya Ilmiah Siswa SMART Ekslensia Indonesia). Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa. Vol.4 No.1. Mei 2014. Sousa, David A. Bagaimana Otak Belajar Edisi Keempat. Jakarta: PT Indeks. 2011. Sugiyono. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2013.
65
Sukmadinata, NanaSyaodih. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2006. Sunaryo Kuswono, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2011. Sunito, Indra, dkk. Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif. Jakarta: PT Indeks. 2013. Susanto,Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. 2011. Suyanto, dan Asep Jihad. Cara Cepat Belajar Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Multi Presindo. 2014. Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Tribana. “Arti Menulis bagi Seorang Remaja”. Bali Post. Bali. 9 November 2008. http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid= 13&id=7278. Diakses November 2014. Widoyoko, Eko Putro. Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2014. Yuli Siswono, Tatag. Level of Student’s Creative Thinking in Classroom Mathematics. Journal of Educational Research and Review. Vol.6. 2011.
66
LAMPIRAN 1 KISI-KISI PEDOMAN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM KARYA ILMIAH BIOLOGI BERDASARKAN INDIKATOR BERPIKIR KREATIF UTAMI MUNANDAR NO 1.
2.
Indikator Berpikir Kreatif Fluency
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Gagasan dalam karya ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan. Pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan
3.
4.
Originality
Elaboration
Melakukan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan faktafakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Data atau fakta ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan atau prosedur yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
67
LAMPIRAN 2
HASIL VALIDASI KESESUAIAN INDIKATOR BERPIKIR KREATIF DENGAN INDIKATOR KARYA ILMIAH SISWA PADA PEDOMAN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM KARYA ILMIAH
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi keseuaian indikator berpikir kreatif dengan isi karya ilmiah siswa (kolom I hingga III). 2. Cocokkan indikator Berpikir Kreatif (I) dengan berpikir kreatif dalam karya ilmiah (kolom III), Apabila keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IVa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IVb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV). 3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel. 4. Berikanlah catatan / komentar / saran secara keseluruhan diakhir lembar validasi ini jika memang diperlukan.
NO
Indikator Berpikir Kreatif (I)
1.
Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif (II)
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah (III)
Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah dituliskan
Kesesuaian dengan Indikator (IV) Ya Tidak (a) (b) √
Keterangan (V)
√ 67
NO
2.
3.
Indikator Berpikir Kreatif (I)
Flexibility
Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif (II)
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Melakukan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah (III) dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsurnya. Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif solusi dari permasalahan yang ada. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan. Pembahasan dijelaskan dengan membandingkan data dengan rujukan lain yang relevan. Karya ilmih menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menggunakan bahasa sendiri yang mudah dimengerti pembaca.
Kesesuaian dengan Indikator (IV) Ya Tidak (a) (b)
Keterangan (V)
√ √
√ √ √ √
68
NO
4.
Indikator Berpikir Kreatif (I)
Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif (II)
Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah (III) Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif. Referensi yang digunakan adalah rujukan primer. Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Kesesuaian dengan Indikator (IV) Ya Tidak (a) (b) √
Keterangan (V)
√ √ √
69
PEDOMAN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
NO 1.
Indikator Berpikir Kreatif Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah
Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan seharihari.
Skor 3 : Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan lebih dari tiga permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi. 2 : Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan tiga sampai dua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi. 1 : Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi. 0 : Latar belakang karya ilmiah, penulis tidak menuliskan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
70
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Skor 3 : Penulis menuliskan lebih dari tiga rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang. 2 : Penulis menuliskan dua sampai tiga rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang. 1 : Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2.
Flexibility
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
0 : Penulis tidak menuliskan rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang. 3 : Penulis memberikan lebih dari tiga solusi yang berbeda dari permasalahan dan memberikan satu alasan yang logis mengenai satu solusi yang akan ditelitinya. 2 : Penulis memberikan tiga sampai dua solusi yang berbeda dari permasalahan dan memberikan satu alasan yang logis mengenai satu solusi yang akan ditelitinya. 1 : Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada. 0 : Penulis tidak memberikan solusi yang logis mengenai permasalahan yang dituliskannya.
71
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah
Skor
Latar belakang masalah 3 : Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dituliskan dalam berbagai berbagai sudut pandang kehidupan seperti dari sudut sudut pandang kehidupan. pandang ilmu pengetahuan, ekonomi, psikologi, kesehatan, dsb. 2 : Penulis menjelaskan latar belakang masalah terdiri dari dua sampai tiga sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ilmu pengetahuan,ekonomi, psikologi, kesehatan, dsb. 1 : Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari satu sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ilmu pengetahuan / ekonomi / psikologi / kesehatan / dsb. 0 : Penulis tidak menjelaskan latar belakang masalah dari sudut pandang yang berbeda.
72
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan
Skor 3 : Penulis menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan dengan mengaitkannya pada lebih dari tiga konsep biologi 2 : Penulis menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan dengan mengaitkannya pada dua sampai tiga konsep biologi 1 : Penulis menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan dengan mengaitkannya pada satu konsep biologi. 0 : Penulis tidak menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan.
73
NO 3.
Indikator Berpikir Kreatif Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah
Melakukan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagianbagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Skor 3 : Penulis memberikan solusi yang baru (berbeda dengan yang sudah ada), dan bermanfaat bagi masyarakat. 2 : Penulis memberikan solusi hasil modifikasi dari sebelumnya, dan bermanfaat bagi masyarakat. 1 : Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
0 : Penulis tidak memberikan solusi bagi permasalahan yang ada atau solusi tidak bermanfaat. 3 : Penulis menghasilkan data / fakta baru hasil temuannya sendiri dan disajikan dengan informatif. 2 : Penulis menghasilkan data / fakta baru hasil temuannya sendiri namun disajikan kurang informatif tapi tidak mengurangi inti dari data yang ditemukannya. 1 : Penulis menghasilkan data / fakta baru hasil temuannya sendiri namun penyajiannya tampak berantakan atau hanya sekedar menampilkan data. 0 : Penulis tidak menampilkan data / fakta ataupun data yang di tuliskan hanya berasal dari sumber lain.
74
NO 4.
Indikator Berpikir Kreatif Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah
Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detaildetail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Data atau fakta ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Skor 3 : Data atau fakta ditampilkan dalam bentuk tabel / kurva / grafik secara menarik dan informatif. 2 : Data atau fakta ditampilkan dalam bentuk tabel / kurva / grafik secara menarik namun kurang informatif. 1 : Data atau fakta ditampilkan dalam bentuk tabel / kurva / grafik kurang menarik (tidak tepat) dan kurang informatif.
Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
0 : Data atau fakta ditampilkan secara serampangan dan tidak informatif. 3 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat maupun bahan di tuliskan. 2 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap tapi tidak rinci 1 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitin kurang lengkap dan tidak rinci. 0 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian tidak lengkap dan tidak rinci.
*Catatan: Indikator berpikir kreatif diadaptasi dari Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta), h.192
75
LAMPIRAN 4 LEMBAR VALIDASI KESESUAIAN KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
Validator
: Baiq Hana Susanti, M.Sc
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV). 3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No
1
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga menarik bagi peneliti lain. Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b) √
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√
76
No
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
2
Rumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Hipotesis
5
Kajian teori
6
Alat dan bahan
7
Prosedur penelitian
8
Hasil pengamatan
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II) membantu menghilangkan kesenjangan tersebut. Informasi di latar belakang akurat / berasal dari sumber yang terpercaya. Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah Hipotesis dituliskan dengan jelas sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah, terukur dan masuk akal Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat maupun bahan di tuliskan. Prosedur penelitian dijabarkan dengan jelas, dan rinci Data yang didapatkan relevant, akurat, dan menyeluruh Pembaca dapat mengevaluasi validitas penulis dan
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b)
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√ √ √ √ √
√ √ √ √
77
No
9
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Pembahasan
10
Kesimpulan
11
Kesinambungan tiap indikator karya ilmiah
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II) mudah mengasumsikan data. Tidak mengandung kesalahan, menggunakan format, grafik, yang menghubungkan hubungan antar data atau aspek yang relevan dengan data Pembahasan menjelaskan analisis data, membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan semua permasalahan. Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah. Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara menyeluruh. Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsurnya.
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b)
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√ √
√ √ √
78
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... Ciputat, 04 Januari 2016
Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 19700209 200003 2 001
79
LEMBAR VALIDASI KESESUAIAN KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
Validator
: Buchori Muslim, M.Pd
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV). 3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No
1
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga menarik bagi peneliti lain. Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan kesenjangan tersebut. Informasi di latar belakang akurat / berasal dari
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b) √
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√ √ 80
No
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
2
Rumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Hipotesis
5
Kajian teori
6
Alat dan bahan
7
Prosedur penelitian
8
Hasil pengamatan
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II) sumber yang terpercaya. Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah Hipotesis dituliskan dengan jelas sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah, terukur dan masuk akal Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat maupun bahan di tuliskan. Prosedur penelitian dijabarkan dengan jelas, dan rinci Data yang didapatkan relevant, akurat, dan menyeluruh Pembaca dapat mengevaluasi validitas penulis dan mudah mengasumsikan data. Tidak mengandung kesalahan, menggunakan format,
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b)
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√ √ √ √
√ √ √ √ √
81
No
9
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Pembahasan
10
Kesimpulan
11
Kesinambungan tiap indikator karya ilmiah
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II) grafik, yang menghubungkan hubungan antar data atau aspek yang relevan dengan data Pembahasan menjelaskan analisis data, membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan semua permasalahan. Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah. Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara menyeluruh. Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsurnya.
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b)
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√
√ √ √
82
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... Ciputat, 04 Januari 2016
Buchori Muslim, M.Pd NIP. -
83
LEMBAR VALIDASI KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah
: Non-Percobaan
Validator
: Baiq Hana Susanti, M.Sc
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV). 3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No
1
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga menarik bagi peneliti lain. Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan kesenjangan tersebut.
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b) √
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√
84
2
Rumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
5
Kajian teori
Pembahasan
6
Kesimpulan
7
Kesinambungan tiap indikator karya ilmiah
Informasi di latar belakang akurat / berasal dari sumber yang terpercaya. Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Pembahasan menjelaskan analisis data, membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan semua permasalahan.
√
Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah. Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara menyeluruh. Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsurnya.
√
√ √ √
√
√ √
85
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... Ciputat, 04 Januari 2016
Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 19700209 200003 2 001
86
LEMBAR VALIDASI KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah
: Non-Percobaan
Validator
: Buchori Muslim, M.Pd
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV). 3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No
1
Indikator penilaian karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga menarik bagi peneliti lain. Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan kesenjangan tersebut.
Kesesuaian karya ilmiah dengan Indikator (III) Ya Tidak (a) (b) √
Perubahan / Saran (komentar) (IV)
√
87
2
Rumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
5
Kajian teori
Pembahasan
6
Kesimpulan
7
Kesinambungan tiap indikator karya ilmiah
Informasi di latar belakang akurat / berasal dari sumber yang terpercaya. Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Pembahasan menjelaskan analisis data, membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan semua permasalahan.
√
Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah. Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara menyeluruh. Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsurnya.
√
√ √ √
√
√ √
88
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... Ciputat, 04 Januari 2016
Buchori Muslim, M.Pd NIP. -
89
LAMPIRAN 6
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: NZ
Judul Karya ilmiah
: Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan menggunakan Kunyit (P1)
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
NO
Indikator Berpikir Kreatif
1.
Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah Permasalahan yang dituliskan: 1. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun. 2. Seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang. 3. Masyarakat hanya mengetahui uji makanan mengandung boraks hanya dapat dilakukan dilab saja.
Sko r 2
Keterangan Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan tiga permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
90
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Menghasilka Latar belakang n gagasan, masalah jawaban, atau dituliskan pernyatan beberapa yang alternatif bervariasi, pemecahan dapat melihat masalah. suatu Latar belakang masalah dari masalah sudut dituliskan dalam pandang berbagi sudut yang pandang berbedakehidupan. beda.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Sko r
Keterangan
Rumusan masalah: 1. Apa yang dimaksud dengan boraks? 2. Apa kandungan kunyit yang dapat mendeteksi boraks? 3. Bagaimana cara mengetahui makanan yang mengandung boraks?
2
Penulis menuliskan dua rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
alternatif solusi yang dituliskan yaitu: “Ternyata, kunyit yang awalnya diketahui sebagai pewarna alami dan sebagai bahan untuk jamu, sekarang juga dapat dimanfaatkan untuk menguji ada atu tidaknya boraks dalam suatu makanan dngan cara uji yang sederhana.”
1
Sudut pandang yang ada yaitu: 1. Sudut pandang demografi, yaitu: “Jumah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun.” 2. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “ seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini
3
Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada. Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari berbagai sudut pandang kehidupan yaitu sudut pandang demografi,
91
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang. Dengan tujuan mendapatkan untung yang lebih besar, produsen akan memberikan suatu bahan kimia tertentu kepada makanan yang dibuatnya.” 3. Sudut pandang kesehatan, yaitu: “jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang dapat mengancam keseimbangan tubuh manusia.” 4. Sudut pandang kimia, yaitu: “boraks merupakan bahan yng dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.” Dan “kunyit merupakan bahan pewarna alami untuk makanan dan menjadi bahan untuk pembuatan jamu.”
Sko r
Keterangan ekonomi, kesehatan dan kimia.
92
NO
3.
Indikator Berpikir Kreatif
Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapk an gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Sko r
Pembahasan Pembahasan memaparkan data hasil pengamatan sebagai jawaban tanpa mengaitkan dengan penjelasan dalam konsep dari lain. permasalahan
0
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Ide yang dituliskan dalam karya ilmiah dapat menjadi solusi bagi masyarakat untuk mengetahui kandungan boraks secara sederhana karena kunyit dapat dengan mudah didapatkan dirumah.
1
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau
Data hasil pengamatan didapatkan dengan percobaan, sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dipecahkan dan disajikan menggunakan tabel hasil pengamatan yang cukup informatif.
3
Keterangan Permasalahan tidak terpecahkan secara jelas dalam pembahasan. Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat. Penulis menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri dan disajikan dengan informatif.
93
NO
4.
Indikator Berpikir Kreatif
Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Memperkaya dan mengembangk an suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Bahanbahan Kerupuk gendar
Warna sebelum ditetesi kunyit Coklat mudah
Warna sesudah ditetesi kunyit Coklat kemerahan
Kerupuk tempe
Coklat muda
Coklat tua
Kerupuk ikan SHS
Putih
Coklat muda
Sosis siap makan kimbo
Coklat muda
Coklat muda
Keterangan
Positif mengandung boraks Positif mengandung boraks Positif mengandung boraks Tidak mengandung boraks
Sko r
3
Keterangan
Data ditampilkan cukup menarik dalam bentuk tabel dan informatif.
94
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Sosis siap makan daling Tahu china pasaran Tahu china rumahan Mie basah pasar Ketupat pasar Bleng
Coklat muda
Mendekati coklat tua
Putih
Kuning
Putih
Kuning
Kuning
Coklat tua
Putih
Kuning tua
Oranye
Coklat kemerahan
Alat dan bahan Alat-alat: yang digunakan 1. Pipet ukur dalam penelitian 2. Cobek dituliskan 3. Belender sangat rinci 4. Piring / mangkok sebagai wadah dalam karya 5. Sendok ilmiah. Bahan-bahan:
Positif mengandung boraks Tidak mengandung boraks Tidak mengandung boraks Positif mengandung boraks Tidak mengandung boraks Positif mengandung boraks
Sko r
2
Keterangan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap namun, banyaknya bahan tidak
95
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah 1. Kunyit yang telah diekstrak 2. Mie basah pasar 3. Kerupuk gendar 4. Sosis siap makan daling 5. Kerupuk tempe 6. Kerupuk warung ikan SHS 7. Ketupat pasar 8. Tahu cina rumahan 9. Bleng 10. Sosis siap makan kimbo 11. Tahu china pasar
Sko r
Keterangan dijelaskan dengan rinci.
96
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: FR
Judul Karya ilmiah
: Pemanfaatan Kulit Jeruk Mandarin sebagai Bahan Dasar Pembuatan Selai (P2)
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
NO
Indikator Berpikir Kreatif
1.
Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa fakta permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Permasalahan yang dituliskan: 1. Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar.
1
Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
97
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah: 1. Bagaimana cara mengoah kulit jeruk mandarin agar menjadi selai?
1
Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
Solusi yang dituliskan, yaitu “Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
1
Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
98
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Latar belakang Sudut pandang yang dituliskan, yaitu: masalah dituliskan 1. Sudut pandang bidang dalam berbagi sudut perkebunan, yaitu: tanaman jeruk pandang kehidupan. ini semula hanya berupa vegetasi alami yang menempati areal yang cukup jelas di Asia Timur dan Asia Selatan, namun saat ini tanaman tersebut telah dibudidayakan di hampir semua Negara tropis dan sub tropis. 2. Sudut pandang bidang ekonomi, yaitu: “tanaman ini mempunyai begitu banyak manfaat antara lain beberapa produk makanan yang dibuat jeruk misalnya kulit buah untuk selai dan permen. Bunga, buah dan daun jeruk yang harum itu di ekstrak menjadi minyak atsiri.
Skor
Keterangan
2
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang perkebunan dan ekonomi.
99
NO
Indikator Berpikir Kreatif
3.
Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan Solusi yang diberikan penulis cukup kreatif namun, penggunaan kulit jeruk mandarin untuk dijadikan selai kurang efisien karena harga jeruk mandarin yng cukup mahal dan konsumsi masyarakat akan jeruk mandarin lebih sedikit dibandingkan dengan jeruk lokal. Penulis tidak menampilkan data ataupun data yang di
Karya ilmih menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Solusi yang diajukan, yaitu: “Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
1
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri,
Data pengamatan tidak ditampilkan
0
100
NO
4.
Indikator Berpikir Kreatif
Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Memperkaya Data ditampilkan dan sangat menarik mengembangkan (dalam bentuk suatu gagasan tabel, grafik, kurva, dan dsb). menambahkan Alat dan bahan atau memerinci yang digunakan detail-detail dari dalam penelitian suatu objek, dituliskan sangat gagasan, atau rinci dalam karya situasi sehingga ilmiah. menjadi lebih menarik.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan tuliskan hanya berasal dari sumber lain.
Tidak menampilkan data hasil penelitian. hanya terdapat dokumentasi prosedur pembuatan selai.
0
Tidak terdapat data penelitian
Alat: 1. Mangkuk atau piring 2. Perasan jeruk 3. Sendok 4. Panci 5. Pisau 6. Kompor Bahan: 1. 5 buah jeruk mandarin 2. Air 1 liter 3. Gula pasir 8 sendok makan
2
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap, namun banyaknya perasan jeruk yang digunakan tidak dijelaskan.
101
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: GP
Judul Karya ilmiah
: Pemanfaatan Pelepah Pisang bagi Kekuatan Bangunan (P3)
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
NO 1.
Indikator Berpikir Kreatif Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Permasalahan yang ditulis yaitu “Banyak orang yang masih sedikit menggunakan idenya dari pelepah pisang, contohnya adalah tempat tisu yang terbuat dari pelepah pisang dan lainnya.”
0
Keterangan Masalah yang dituliskan tidak jelas. Hanya memaparkan manfaat pisang.
102
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah: 1. Bagaimana kekuatan bangunan tanpa menggunakan pelepah pisang? 2. Bagaimana kekuatan bangunan menggunakan pelepah pisang? 3. Berapakah beban yang dapat ditahan oleh bangunan yang menggunakan pelepah pisang?
2
Penulis menuliskan tiga rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
Penulis meneliti pemanfaatan pelepah pisang untuk kekuatan bangunan, namun dalam latar belakang tidak dijelaskan bahwa hal tersebut merupakan solusi dari suatu permasalahan karena hanya dituliskan bahwa pemanfaatan pelepah pisang masih minim.
0
Penjelasan permaslahan tidak jelas sehingga solusi permasalahan menjadi tidak logis.
103
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Sudut pandang yang dituliskan adalah 1. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “Pisang memiliki banyak manfaat , bukan hanya dari kandungan vitamin, tetapi dari segi ekonomi, pisang sangat menguntungkan, karena dari pisang manusia bisa membuat banyak jenis makanan dan masih banyak lagi.” 2. Sudut pandang bidang konstruksi, yaitu: “Bangunan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, bangunanlah yang melindungi manusia dari semua bencana alam, contohnya adalah kita terhindar dari badai hujan dan masih banyak lagi bencana alam lainnya. Kini manusi menginnginkan bangunan yang kuat untuk melindungi manusia dari semua bencana alam yang datang bergantian.”
2
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ekonomi dan kosntruksi.
104
NO 3.
Indikator Berpikir Kreatif Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan faktafakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Solusi yang terdapat dalam karya ilmiah ini adalah penggunaan pelepah pisang bagi kekuatan bangunan, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelepah pisang tidak bisa mengokohkan bangunan.
0
Data hasil eksperimen ditampilkan menggunakan dokumentasi campuran adonan semen dengan pelepah pisang yang sudah kering dan hasil pengujian kekokohan menggunakan beban. Namun tidak ada penjelasan mengenai foto yang ditampilkan.
1
Ide pemecahan masalah belum ada sebelumnya namun, hasil pengamatan tidak mendukung ide yang dituliskan penulis sehingga ide yang diajukan tidak bermanfaat bagi masyarakat. Penulis menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri namun penyajiannya tampak berantakan atau hanya sekedar menampilkan data.
105
NO 4.
Indikator Berpikir Kreatif Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detaildetail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Data ditampilkan menggunakan dokumentasi foto, namun tidak ada penjelasan / keterangan lebih lanjut mengenai foto tersebut.
1
Data ditampilkan kurang menarik dan kurang informatif.
Alat dan bahan: 1. Cetakan semen 2. Semen 11 kg 3. Sekop 4. Blender 5. Timbangan 6. Pelepah pisang 7. Benda berat
1
Air dan pisau tidak dituliskan dalam alat dan bahan, banyaknya pelepah pisang yang digunakan dan beratnya benda yang dijadikan indikator pengujian tidak dijelaskan lebih rinci.
106
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: DA
Judul Karya ilmiah
: Pembuatan Nata de Tomato (P4)
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
NO
Indikator Berpikir Kreatif
1.
Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Permasalahan yang dituliskan: 1. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (nata de coco). Padahal faktanya banyak media lain yang digunakan sebagai nata. 2. Tomat merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun, tomat mudah busuk sehingga perlu alternatif lain untuk mengolah tomat agar tahan lama.
2
Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan dua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
107
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Menghasilkan Latar belakang gagasan, masalah jawaban, atau dituliskan pernyatan yang beberapa bervariasi, alternatif dapat melihat pemecahan suatu masalah masalah. dari sudut pandang yang
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah: 1. Bagaimana proses pembuatan Nata de Tomato?
1
Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
Alternatif solusi dari permasalahan yang dituliskan yaitu tomat yang biasa diolah menjadi salad dan jus ternyata dapat diolah dengan cara memfermentasikan tomat menggunakan Acetobacter xylinum, sehingga tomat menjadi olahan makanan berupa nata.
1
Penulis memberikan satu pemecahan masalah yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
108
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif berbeda-beda.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Sudut pandang yang ada, yaitu: 1. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “Saat ini Nata de coco banyak digemari oleh masyarakat sebagai minuman pelepas dahaga yang baik bagi pencernaan. Namun, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (Nata de coco).” 2. Sudut pandang pertanian, yaitu: “tomat merupakan jenis sayuran buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, baik konsumsi secara langsung, diolah sebagai salad, jus, maupun jenis olahan lainnya.” 3. Sudut pandang bioteknologi, yaitu: “tomat memiliki kelemahan yaitu mudah busuk. Salah satu alternatifnya yakni dengan melakukan fermentasi pada tomat menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, sehingga tomat dapat menjadi olahan makanan berupa nata.”
2
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari tiga sudut pandang kehidupan yaitu sudut pandang ekonomi, pertanian dan bioteknologi.
109
NO
Indikator Berpikir Kreatif
3.
Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Ide yang dituliskan dalam karya ilmiah ini adalah alternatif pengolahan tomat dengan memfermentasikannya menggunakan Acetobacter xylinum untuk dijadikan Nata de Tomato.
1
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Data hasil pengamatan diperoleh melalui percobaan langsung membuat nata de tomato dan mengujikan nata de tomato pada tikus untuk meguji kelayakan makanan. Data disajikan menggunakan dokumentasi foto fermentasi, pengolahan menjadi nata hingga pengujian pada tikus. Namun, data tidak disajikan secara informatif karena tidak ada keterangan lebih lanjut mengani foto yang ditampilkan penulis.
2
Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat. Penulis menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri namun disajikan kurang informatif tapi tidak mengurangi inti dari data yang ditemukannya
110
Definisi Berpikir Kreatif Indikator NO dalam Karya Gagasan dalam Karya Ilmiah Berpikir Ilmiah Kreatif 4. Elaboration Memperkaya Data ditampilkan Data ditampilkan dalam bentuk dokumentasi foto namun, dan sangat menarik kurang menjelaskan keseluruhan data yang didapatkan. mengembangkan (dalam bentuk suatu gagasan tabel, grafik, dan kurva, dsb). menambahkan Alat dan bahan Alat: atau memerinci yang digunakan 1. Panci detail-detail dari dalam penelitian 2. Saringan yang halus suatu objek, dituliskan sangat 3. Pisau gagasan, atau rinci dalam karya 4. Baskom situasi sehingga ilmiah. 5. Tatakan untuk memtotong menjadi lebih 6. Blender menarik 7. Wadah 8. Koran Bahan 1. Stater Acetobacter xylinum 100 ml 2. Tomat 1 kg 3. Air 1 L 4. Gula 30 gram 5. Air cuka 20 ml 6. Pupuk ZA 30 gram Indikator Berpikir Kreatif
Skor
Keterangan
1
Data ditampilkan kurang menarik dan kurang informatif.
2
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap namun, jenis tomat yang digunakan tidak dijelaskan dengan rinci.
111
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: QH
Judul Karya ilmiah
: Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Pukul Empat (P5)
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
NO 1.
Indikator Berpikir Kreatif Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan seharihari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah Permasalahan tidak dituliskan dengan jelas seperti: “dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapatkan terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.” Fakta permasalahan tidak dituliskan, kesenjangan antara teori dengan kehidupan sehari-hari juga tidak dijelaskan sehingga permasalahan menjadi samar.”
Skor
Keterangan
0
Latar belakang karya ilmiah, penulis tidak menuliskan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan seharihari ataupun dalam bidang biologi.
112
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbedabeda.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif solusi dari permasalahan yang ada. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah: 1. Bagaimana pengaruh pupuk urea dan pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat?
1
Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
Latar belakang hanya memaparkan pengertian pupuk urea dan pupuk kompos. Permasalahan tidak dituliskan dengan jelas sehingga solusi dari permasalahan pun menjadi tidak jelas. Sudut pandang dalam bidang pertanian, yaitu: selama ini kita telah mengetahui berbagai macam jenis pupuk untuk tanaman, baik berupa pupuk organik maupun nonorganik.
0
Penulis tidak memberikan solusi mengenai permasalahan yang dituliskannya. Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari satu sudut pandang kehidupan yaitu pertanian.
1
113
NO 3.
4.
Indikator Berpikir Kreatif Originality
Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek,
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Karya ilmiah yang dituliskan kurang menjadi solusi karena permasahan sesungguhnya tidak begitu dijelaskan.
0
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Data hasil pengamatan diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan pertumbuhan tanaman disajikan hampir tiap hari selama satu bulan dalam bentuk tabel yang mudah dipahami.
3
Penulis tidak memberikan solusi bagi permasalahan yang ada atau solusi tidak bermanfaat. Penulis menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri dan disajikan dengan informatif.
Data ditampilkan dalam bentuk tabel pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat selama tiga puluh hari pada dua perlakuan yang berbeda.
3
Alat dan bahan yang
Alat
1
Data ditampilkan cukup menarik yaitu disajikan dalam bentuk tabel yang cukup informatif. Alat dan bahan
114
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah 1. 2. 3. 4. Bahan 1. 2. 3. 4.
Sekop Polybag Neraca Saringan
Pupuk urea Pupuk kompos Tanah Bibit bunga pukul empat 18 buah 5. air
Skor
Keterangan yang digunakan dalam penelitian kurang lengkap karena penggaris tidak dicantumkan dalam alat penelitian pdahal penggaris sangat dibutuhkan untuk mengukur pertumbuhan tanaman dan bahan yang digunakan tidak rinci karena banyaknya pupuk urea dan pupuk kompos tidak dituliskan.
115
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: MF
Judul Karya ilmiah
: Pembuatan Kompos Melalui Metode Komposter Kardus (P6)
Jenis Karya Ilmiah
: Percobaan
NO
Indikator Berpikir Kreatif
1.
Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Permasalahan yang diangkat, yaitu “Sudah menjadi rahasia umum bahwa masalah sampah di Indonesia seringkali dibiarkan hingga menggunung dan menyebabkan banyak sekali masalah bagi kehidupan sehari-hari seperti banjir, bau dan penyakit. Menurut data, setiap harinya seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 hingga 2 kilogram sampah. Contohnya pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.”
1
Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
116
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Bagaimana cara membuat kompos melalui metode komposter kardus? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode komposter kardus?
2
Penulis menuliskan dua rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Solusi yang dituliskan untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
1
Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
117
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif berbeda-beda.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Latar belakang Sudut pandang yang dituliskan dalam masalah dituliskan latar belakang yaitu: dalam berbagai 1. Sudut pandang bidang lingkungan, sudut pandang yaitu “Menurut data, setiap harinya kehidupan. seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 – 2 kilogram sampah. Contohnya, pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.” 2. Sudut pandang bidang bioremediasi, yaitu: “Penulis memilih membuat pupuk kompos dari bahan organik seperti sampah kering karena lebih mudah diolah dan didapatkan dibandingkan kotoran hewan. Penulis menggunakan sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga.”
Skor
Keterangan
2
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang lingkungan dan bioremediasi.
118
NO
Indikator Berpikir Kreatif
3.
Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Karya ilmih menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Solusi yang dituliskan untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
1
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen sehingga memungkinkan data yang diperoleh adalah hasil temuannya sendiri, namun data hasil pengamatan tidak ditampilkan.
0
Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat untuk mengurangi sampah yang ada di lingkungan karena mudah di aplikasikan. Penulis tidak menampilkan data sehingga pembaca kehilangan banyak informasi
119
NO
4.
Indikator Berpikir Kreatif
Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah atau berhasil mengaitkan faktafakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan mengenai metode komposter kardus.
Data tidak ditampilkan.
0
Data tidak ditampilkan
Alat dan Bahan: 1. Dua buah kotak kardus 2. Lakban 3. Kertas koran dua lembar 4. Kompos jadi atau dedaunan yang membusuk dua sampai tiga kilogram 5. Dedak beras satu sampai dua kilogram 6. MOL (Mikroorganisme lokal) tapai 7. Sekop kecil
1
Banyaknya MOL yang digunakan dalam penelitian tidak dijelaskan. Sehingga bahan tidak rinci. Air juga tidak dimasukkan dalam bahan penelitian padahal air
120
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah 8. Sarung tangan 9. Alat pengukur suhu
Skor
Keterangan digunakan untuk mengatur kelambaban (disebutkan dalam cara membuat)
121
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: AW
Judul Karya ilmiah
: Diet Mudah dengan Air Putih (NP1)
Jenis Karya Ilmiah
: Non-Percobaan
NO
Indikator Berpikir Kreatif
1.
Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa fakta permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah Permasalahan yang ditulis, yaitu “banyak orang melakukan diet dengan menyingkirkan makanan tertentu yang dianggap sebagai musuh diet. Padahal tubuh tetap membutuhkan keseimbangan nutrisi, sekalipun saat diet.”
Skor
Keterangan
1
Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
122
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah Rumusan masalah: dituliskan dalam 1. Bagaimanakah cara kerja air putih beberapa rumusan dalam proses diet? yang relevan dengan latar belakang masalah.
1
Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
1
Penulis memberikan satu pemecahan masalah yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
Solusi yang dituliskan dari permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan.
123
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Latar belakang Sudut pandang yang dituliskan, yaitu: masalah dituliskan 1. Sudut pandang ilmu gizi, yaitu: dalam berbagi sudut “padahal tubuh tetap membutuhkan pandang kehidupan. keseimbngan nutrisi sekalipun saat diet. Baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air dan oksigen sangat penting artinya bagi tubuh.” 2. Sudut pandang bidang kesehatan, yaitu: “diet ini aman bahkan tergolong sehat untuk dilakukan oleh berbagai kalangan dari mulai remaja hingga orang dewasa karena diet ini tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.”
2
Penulis menjelaskan latar belakang masalah terdiri dari dua sudut pandang kehidupan yaitu sudut pandang ilmu gizi dan kesehatan.
Pembahasan sebagai Pembahasan menjelaskan mengenai jawaban dari manfaat diet air bagi tubuh dan mekanisme permasalahan air putih dalam mengatur metabolisme tubuh. Informasi dikaitkan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya, namun data penelitian tidak dikaitkan dengan konsep lain.
0
Pembahasan tidak dikaitkan dengan konsep lain.
124
NO
Indikator Berpikir Kreatif
3.
Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Solusi yang dituliskan dari permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan. Selain itu, diet air putih juga tergolong diet yang mudah, murah dan aman.
1
Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Penulis berhasil mengaitkan informasi dengan penelitian yang ada sebelumnya, walaupun tidak disertai data penelitian.
1
Penulis sekedar menjelaskan keterkaitan air putih dengan metabolisme tubuh tanpa disertai data hasil kajian pustaka.
125
Definisi Indikator NO Berpikir Kreatif 4. Elaboration Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Tidak terdapat data hasil kajian pustaka.
0
Tidak terdapat data hasil kajian pustaka.
2
Prosedur cukup jelas namun, tidak dijelaskan perbedaan konsumsi air putih untuk berbagai tingkatan berat badan ataupun usia.
Alat dan bahan atau Prosedur untuk diet air putih sangat prosedur yang sederhana, cukup minum dua gelas air digunakan dalam putih sebelum makan. penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
126
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: MF
Judul Karya ilmiah
: Manfaat Kemiri untuk Kesehatan Rambut (NP2)
Jenis Karya Ilmiah
: Non-Percobaan
NO 1.
Indikator Berpikir Kreatif Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan seharihari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Permasalahan yang dituliskan, yaitu: menjaga kesehatan rambut membutuhkan biaya besar, padahal ada cara alami untuk menjaga kesehatan rambut yaitu menngunakan kemiri.
1
Pada latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan seharihari ataupun dalam bidang biologi.
127
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbedabeda.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah: 1. Apa saja kandungan yang ada di dalam kemiri? 2. Kandungan apa yang ada didalam kemiri yang dapat diamnfaatkan untuk meyehatkan rambut secara alami? Solusi yang dituliskan untuk permasalahan perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri.
2
Penulis menuliskan dua rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
1
Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
128
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Sudut pandang yang dituliskan: 1. Sudut pandang morfologi, yaitu: “rambut merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang berada di daerah kepala.” 2. Sudut pandang fashion, yaitu: “contohnya pada wanita, rambut pada dasrnya berfungsi untuk melindungi kulit kepala dari sinar matahari secara langsung selain itu juga rambut merupakan salah satu asset yang berharga, seperti untuk fashion dan trend zaman sekarang yang sampai menggunakan rambut sebagai objek untuk dijadikan bahan fashion.”
2
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan yaitu secara morfologi dan fashion.
129
NO 3.
Indikator Berpikir Kreatif Originality
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Solusi yang dituliskan untuk permasalahan perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri.
1
Permasalahan dipecahkan dengan menggunakan metode kajian pustaka yang memperoleh fakta dari sumbersumber lain yang ada. Sehingga penulis hanya mengaitkan faktafakta tersebut untuk memecahkan sebuah permasalahan
0
Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat. Penulis tidak menampilkan data ataupun fakta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Penulis hanya menjelaskan informasi yang berasal dari sumber lain.
130
NO 4.
Indikator Berpikir Kreatif Elaboration
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Alat dan bahan atau prosedur kerja yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Tidak terdapat data hasil kajian teori.
0
Prosedur penggunaan kemiri untuk kesehatan rambut tidak dijelaskan secara rinci, yaitu: 1. Ambil enam buah kemiri, tumbuk halus. 2. Tambahkan ar secukupnya dan dimasak sampai mengeluarkan minyak 3. Gosokkan minyak ke kulit kepala dan rambut sampai merata.
2
Tidak terdapat data hasil kajian teori, karya ilmiah hanya menampilkan informasi dari berbagi sumber pustaka. Prosedur cukup jelas namun, tidak secara rinci dijelaskan perbandingan antara air dan kemiri yang digunakan, tidak dijeaskan dengan rinci seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk kemiri menghasilkan minyak yang maksimal.
131
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA Nama
: MUF
Judul Karya ilmiah
: Manfaat Daun Sirih untuk Menghilangkan Bau Badan (NP3)
Jenis Karya Ilmiah
: Non-Percobaan
NO 1.
Indikator Berpikir Kreatif Fluency
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Permasalahan yang ditulis, yaitu: “sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisisr bau badan yang ditimbulkan oleh keringat yang keluar dari tubuh kita.”
1
Pada latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan seharihari.
132
NO
2.
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Flexibility
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Rumusan masalah yang ditulis: 1. Zat apa saja yang terkandung dalam daun sirih? 2. Bagaimana cara pemakaian daun sirih untuk menghilangkan bau badan? Solusi dari permasalahan yang dituliskan yakni mengunakan daun sirih sebagai penghilang bau badan.
2
Penulis menuliskan dua rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang. Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
1
133
NO
Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Berpikir Kreatif Indikator dalam Karya Berpikir Kreatif Ilmiah dari sudut Latar belakang pandang yang masalah dituliskan berbeda-beda. dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Sudut pandang yang dituliskan, yaitu: Sudut pandang sosiologi, yaitu: “sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisisr bau badan yang ditimbulkan oleh keringat yang keluar dari tubuh kita.”
1
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari satu sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ilmu pengetahuan / ekonomi / psikologi / kesehatan / dsb.
134
NO 3.
Indikator Berpikir Kreatif Originality
Definisi Berpikir Kreatif Indikator dalam Karya Berpikir Kreatif Ilmiah Menghasilkan Karya ilmiah gagasan yang menjadi solusi baru dan unik, yang baru dan memikirkan cara bermanfaat bagi yang tidak lazim masyarakat. utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat Karya ilmiah kombinasimenghasilkan data kombinasi yang baru hasil tidak lazim dari temuannya bagian-bagian sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan faktafakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Solusi dari permasalahan yang dituliskan yakni mengunakan daun sirih sebagai penghilang bau badan.
1
Hasil kajian pustaka yang dilakukan tidak menghasilkan fakta baru karena tidak ada fakta-fakta yang dibandingkan untuk menghasilkan fakta baru. Solusi hanya bersumber dari informasi dari sumber rujukan.
0
Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat. Penulis tidak menampilkan data / fakta ataupun data yang di tuliskan hanya berasal dari sumber lain.
135
NO 4.
Indikator Definisi Berpikir Indikator Kreatif Berpikir Kreatif Elaboration Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan atau prosedur yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Gagasan dalam Karya Ilmiah
Skor
Keterangan
Tidak menampilkan data hasil kajian pustaka.
0
Tidak terdapat data hasil kajian pustaka.
Alat dan bahan: 1. Lima lembar daun sirih 2. Satu sendok makan kapur sirih 3. Alat penumbuk Prosedur yang digunakan untuk menghilangkan bau badan, yaitu: 1. ambil lima lembar daun sirih, lalu tumbuk hingga merata. 2. Campurkan dengan air kapur sirih, lalu diaduk sampai merata. 3. Oleskan ramuan yang sudah tercampur ke bagian ketiak 4. Tunggu hingga 20 – 30 menit, agar ramuan meresap. 5. Bersihkan badan mengguanakan air. 6. Lakukan kegiatan tersebut secara rutin dan teratur.
1
Air tidak dicantumkan dalam alat dan bahan, perbandingan bahan yang digunakan tidak dijelaskan dan rutinitas dalam mengoleskan ke ketiak tidak dijelaskan.
136
LAMPIRAN 6 LEMBAR GAGASAN DALAM KARYA ILMIAH SISWA BERDASARKAN TIAP INDIKATOR BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK 1. INDIKATOR KELANCARAN No
Karya Ilmiah
1
P1
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Skor tiap Gagasan 0
1
2 1. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun. 2. Seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat
3
138
No
2
Karya Ilmiah
P2
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Skor tiap Gagasan 0
1
1. Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar.
2
3
curang. 3. Masyarakat hanya mengetahui uji makanan mengandung boraks hanya dapat dilakukan dilab saja. 1. Apa kandungan kunyit yang dapat mendeteksi boraks? 2. Bagaimana cara mengetahui makanan yang mengandung boraks?
139
No
Karya Ilmiah
3
P3
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Skor tiap Gagasan 0
“Banyak orang yang masih sedikit menggunakan idenya dari pelepah pisang, contohnya adalah tempat tisu yang terbuat dari pelepah pisang dan lainnya.”
1 1. Bagaimana cara mengolah kulit jeruk mandarin agar menjadi selai?
2
3
1. Bagaimana kekuatan bangunan tanpa menggunakan pelepah pisang? 2. Bagaimana kekuatan bangunan menggunakan
140
No
Karya Ilmiah
4
P4
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Skor tiap Gagasan 0
1
2 pelepah pisang? 3. Berapakah beban yang dapat ditahan oleh bangunan yang menggunakan pelepah pisang? 1. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (nata de coco). Padahal faktanya banyak media lain yang digunakan sebagai nata. 2. Tomat merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun, tomat mudah busuk sehingga perlu alternatif lain
3
141
No
5
Karya Ilmiah
P5
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan
Skor tiap Gagasan 0
1
1. Bagaimana proses pembuatan Nata de Tomato?
Pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapatkan terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
2 untuk mengolah tomat agar tahan lama.
3
1. Bagaimana
142
No
Karya Ilmiah
6
P6
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Skor tiap Gagasan 0
1 pengaruh pupuk urea dan pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat? 1. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masalah sampah di Indonesia seringkali dibiarkan hingga menggunung dan menyebabkan banyak sekali masalah bagi kehidupan sehari-hari seperti banjir, bau dan penyakit. Menurut data, setiap harinya
2
3
143
No
7
Karya Ilmiah
NP1
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang
Skor tiap Gagasan 0
1 seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 hingga 2 kilogram sampah. Contohnya pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.
1. banyak orang
2
3
1. Bagaimana cara membuat kompos melalui metode komposter kardus? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode komposter kardus?
144
No
8
Karya Ilmiah
NP2
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah. Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan
Skor tiap Gagasan 0
1 melakukan diet dengan menyingkirkan makanan tertentu yang dianggap sebagai musuh diet. Padahal tubuh tetap membutuhkan keseimbangan nutrisi, sekalipun saat diet.” 1. Bagaimanakah cara kerja air putih dalam proses diet?
2
3
menjaga kesehatan rambut membutuhkan biaya besar, padahal ada cara alami untuk
145
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah sehari-hari.
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
9
NP3
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Skor tiap Gagasan 0
1 menjaga kesehatan rambut yaitu menggunakan kemiri.
1. sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan
2
3
1. Apa saja kandungan yang ada di dalam kemiri? 2. Kandungan apa yang ada didalam kemiri yang dapat dimanfaatkan untuk meyehatkan rambut secara alami?
146
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1 apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisir bau badan yang ditimbulkan oleh keringat
2
3
147
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Skor tiap Gagasan 0
1 yang keluar dari tubuh kita.”
2
3
1. Zat apa saja yang terkandung dalam daun sirih? 2. Bagaimana cara pemakaian daun sirih untuk menghilangkan bau badan?
148
2. INDIKATOR KELUWESAN No
Karya Ilmiah
1
P1
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
1 “Ternyata, kunyit yang awalnya diketahui sebagai pewarna alami dan sebagai bahan untuk jamu, sekarang juga dapat dimanfaatkan untuk menguji ada atau tidaknya boraks dalam suatu makanan dngan cara uji yang sederhana.”
2
3
1. Sudut pandang demografi, yaitu: “Jumah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu 149
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3 meningkat dari tahun ke tahun.” 2. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “ seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang. Dengan tujuan mendapatkan untung yang lebih besar, produsen akan memberikan suatu bahan
150
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3 kimia tertentu kepada makanan yang dibuatnya.” 3. Sudut pandang kesehatan, yaitu: “jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang dapat mengancam
151
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3 keseimbangan tubuh manusia.” 4. Sudut pandang kimia, yaitu: “boraks merupakan bahan yng dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.” Dan
152
No
2
Karya Ilmiah
P2
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
1
“Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
2
3 “kunyit merupakan bahan pewarna alami untuk makanan dan menjadi bahan untuk pembuatan jamu.”
1. Sudut pandang bidang perkebunan, yaitu: tanaman jeruk ini semula hanya berupa vegetasi alami yang
153
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
menempati areal yang cukup jelas di Asia Timur dan Asia Selatan, namun saat ini tanaman tersebut telah dibudidayakan di hampir semua Negara tropis dan sub tropis. 2. Sudut pandang bidang ekonomi, yaitu: “tanaman ini mempunyai begitu banyak manfaat antara lain beberapa produk makanan yang dibuat jeruk misalnya kulit buah untuk selai dan permen. Bunga, buah dan daun jeruk yang harum itu di ekstrak
154
No
3
Karya Ilmiah
P3
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
Pemanfaatan pelepah pisang masih minim.
1
2
3
menjadi minyak atsiri.
1. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “Pisang memiliki banyak manfaat , bukan hanya dari kandungan vitamin, tetapi dari segi ekonomi, pisang sangat menguntungkan, karena dari pisang manusia bisa membuat banyak jenis makanan dan masih banyak lagi.” 2. Sudut pandang
155
No
4
Karya Ilmiah
P4
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Latar belakang masalah dituliskan
Skor tiap Gagasan 0
1
Tomat yang biasa diolah menjadi salad dan jus ternyata
2
3
bidang konstruksi, yaitu: “Bangunan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, bangunanlah yang melindungi manusia dari semua bencana alam, contohnya adalah kita terhindar dari badai hujan dan masih banyak lagi bencana alam lainnya. Kini manusi menginnginkan bangunan yang kuat untuk melindungi manusia dari semua bencana alam yang datang bergantian.”
156
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah beberapa alternatif pemecahan masalah.
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
1 dapat diolah dengan cara memfermentasikan tomat menggunakan Acetobacter xylinum, sehingga tomat menjadi olahan makanan berupa nata.
2
3
1. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “Saat ini Nata de coco banyak digemari oleh masyarakat sebagai minuman pelepas dahaga yang baik bagi pencernaan. Namun, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (Nata de coco).”
157
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
2. Sudut pandang pertanian, yaitu: “tomat merupakan jenis sayuran buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, baik konsumsi secara langsung, diolah sebagai salad, jus, maupun jenis olahan lainnya.” 3. Sudut pandang bioteknologi, yaitu: “tomat memiliki kelemahan yaitu mudah busuk. Salah satu alternatifnya yakni dengan melakukan fermentasi pada tomat menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, sehingga tomat dapat menjadi
158
No
5
6
Karya Ilmiah
P5
P6
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif solusi dari permasalahan yang ada. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
olahan makanan berupa nata.”
Latar belakang hanya memaparkan pengertian pupuk urea dan pupuk kompos.
Sudut pandang dalam bidang pertanian, yaitu: selama ini kita telah mengetahui berbagai macam jenis pupuk untuk tanaman, baik berupa pupuk organik maupun non-organik. Untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter
159
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah alternatif pemecahan masalah.
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
1 kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
2
3
1. Sudut pandang bidang lingkungan, yaitu “Menurut data, setiap harinya seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 – 2 kilogram sampah. Contohnya, pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau
160
No
7
Karya Ilmiah
NP1
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Latar belakang masalah dituliskan beberapa
Skor tiap Gagasan 0
1
Permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini
2
3
satu candi borobudur setiap dua hari.” Sudut pandang bidang bioremediasi, yaitu: “Penulis memilih membuat pupuk kompos dari bahan organik seperti sampah kering karena lebih mudah diolah dan didapatkan dibandingkan kotoran hewan. Penulis menggunakan sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga.”
161
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah alternatif pemecahan masalah. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
1 dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan.
2
3
1. Sudut pandang ilmu gizi, yaitu: “padahal tubuh tetap membutuhkan keseimbangan nutrisi sekalipun saat diet. Baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air dan oksigen sangat penting artinya bagi tubuh.” 2. Sudut pandang bidang kesehatan, yaitu: “diet ini aman bahkan tergolong sehat untuk dilakukan oleh berbagai kalangan dari mulai remaja hingga orang
162
No
8
Karya Ilmiah
NP2
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah. Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
1
Perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri.
2
3
dewasa karena diet ini tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.”
1. Sudut pandang morfologi, yaitu: “rambut merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang berada di daerah kepala.” 2. Sudut pandang fashion, yaitu: “contohnya pada wanita, rambut pada dasarnya berfungsi
163
No
9
Karya Ilmiah
NP3
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif pemecahan masalah. Latar belakang
Skor tiap Gagasan 0
1
Daun sirih sebagai penghilang bau badan.
2
3
untuk melindungi kulit kepala dari sinar matahari secara langsung selain itu juga rambut merupakan salah satu asset yang berharga, seperti untuk fashion dan trend zaman sekarang yang sampai menggunakan rambut sebagai objek untuk dijadikan bahan fashion.”
1. Sudut pandang
164
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
sosiologi, yaitu: “sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai
165
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisisr bau badan yang ditimbulkan oleh keringat yang keluar dari tubuh kita.”
166
3. INDIKATOR KEASLIAN No
Karya Ilmiah
1
P1
2
P2
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
Skor tiap Gagasan 0
1 Mengetahui kandungan boraks secara sederhana karena kunyit dapat dengan mudah didapatkan dirumah.
2
3
Data hasil pengamatan didapatkan dengan percobaan, sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dipecahkan dan disajikan menggunakan tabel hasil pengamatan yang cukup informatif.
“Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya 167
No
3
Karya Ilmiah
P3
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi
Skor tiap Gagasan 0
Data pengamatan tidak ditampilkan
1
2
3
kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
Penggunaan pelepah pisang bagi kekuatan bangunan, namun
168
No
Karya Ilmiah
4
P4
Berpikir Kreatif Skor tiap Gagasan dalam Karya 0 1 2 Ilmiah masyarakat. hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelepah pisang tidak bisa mengokohkan bangunan. Karya ilmiah Data hasil menghasilkan eksperimen data baru hasil ditampilkan temuannya menggunakan sendiri, disajikan dokumentasi secara menarik campuran adonan dan informatif semen dengan atau berhasil pelepah pisang mengaitkan yang sudah kering fakta-fakta yang dan hasil pengujian ditemukan untuk kekokohan memecahkan menggunakan solusi secara beban. Namun menarik. tidak ada penjelasan mengenai foto yang ditampilkan. Karya ilmiah Alternatif pengolahan
3
169
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
tomat dengan memfermentasikannya menggunakan Acetobacter xylinum untuk dijadikan Nata de Tomato. Data hasil pengamatan diperoleh melalui percobaan langsung membuat nata de tomato dan mengujikan nata de tomato pada tikus untuk meguji kelayakan makanan. Data disajikan menggunakan dokumentasi foto fermentasi, pengolahan menjadi nata hingga pengujian pada tikus. Namun, data tidak disajikan secara informatif karena tidak ada
170
No
5
6
Karya Ilmiah
P5
P6
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Karya ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1 keterangan lebih lanjut mengani foto yang ditampilkan penulis. Karya ilmiah yang dituliskan kurang menjadi solusi karena permasalahan sesungguhnya tidak begitu dijelaskan.
2
3
Data hasil pengamatan diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan pertumbuhan tanaman disajikan hampir tiap hari selama satu bulan dalam bentuk tabel yang mudah dipahami.
untuk mengurangi
171
No
Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang
Skor tiap Gagasan 0
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen sehingga memungkinkan data yang diperoleh adalah hasil temuannya sendiri, namun
1
2
3
sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
172
No
Karya Ilmiah
7
NP1
Berpikir Kreatif dalam Karya 0 Ilmiah ditemukan untuk data hasil memecahkan pengamatan tidak solusi secara ditampilkan. menarik. Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
Skor tiap Gagasan 1
2
3
Solusi permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan. Selain itu, diet air putih juga tergolong diet yang mudah, murah dan aman. Penulis berhasil mengaitkan informasi dengan penelitian yang ada sebelumnya, walaupun tidak disertai data penelitian.
173
No
Karya Ilmiah
8
NP2
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik. Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri. Permasalahan dipecahkan dengan menggunakan metode kajian pustaka yang memperoleh fakta dari sumbersumber lain yang ada. Sehingga penulis hanya mengaitkan faktafakta tersebut untuk memecahkan sebuah
174
No 9
Karya Ilmiah NP3
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara menarik.
Skor tiap Gagasan 0 permasalahan
1
2
3
daun sirih sebagai penghilang bau badan.
Hasil kajian pustaka yang dilakukan tidak menghasilkan fakta baru karena tidak ada faktafakta yang dibandingkan untuk menghasilkan fakta baru. Solusi hanya bersumber dari informasi dari sumber rujukan.
175
4. INDIKATOR KETERPERINCIAN Berpikir Kreatif Karya No dalam Ilmiah Karya 0 Ilmiah Data 1 P1 ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Skor tiap Gagasan 1
2
3 Bahanbahan Kerupuk gendar
Warna sebelum ditetesi kunyit Coklat mudah
Warna sesudah ditetesi kunyit Coklat kemerahan
Kerupuk tempe
Coklat muda
Coklat tua
Kerupuk ikan SHS Sosis siap makan kimbo Sosis siap makan daling Tahu china pasaran Tahu china rumahan Mie basah
Putih
Coklat muda
Coklat muda
Coklat muda
Coklat muda
Mendekati coklat tua
Positif mengandung boraks
Putih
Kuning
Putih
Kuning
Kuning
Coklat tua
Tidak mengandung boraks Tidak mengandung boraks Positif mengandung
176
Keterangan
Positif mengandung boraks Positif mengandung boraks Positif mengandung boraks Tidak mengandung boraks
Karya No Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3 pasar Ketupat pasar
Putih
Kuning tua
Bleng
Oranye
Coklat kemerahan
Alat-alat: 1. Pipet ukur 2. Cobek 3. Belender 4. Piring / mangkok sebagai wadah 5. Sendok Bahan-bahan: 1. Kunyit yang telah diekstrak 2. Mie basah pasar 3. Kerupuk gendar 4. Sosis siap makan daling 5. Kerupuk tempe 6. Kerupuk warung ikan SHS 7. Ketupat pasar 177
boraks Tidak mengandung boraks Positif mengandung boraks
Karya No Ilmiah
2
P2
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci
Skor tiap Gagasan 0
Tidak menampilkan data hasil penelitian. hanya terdapat dokumentasi prosedur pembuatan selai.
1
2
3
8. Tahu cina rumahan 9. Bleng 10. Sosis siap makan kimbo 11. Tahu china pasar
Alat: 1. Mangkuk atau piring 2. Perasan jeruk 3. Sendok 4. Panci 5. Pisau
178
Karya No Ilmiah
3
P3
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah dalam karya ilmiah.
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
Skor tiap Gagasan 0
Data ditampilkan menggunakan dokumentasi foto, namun tidak ada penjelasan / keterangan lebih lanjut mengenai foto tersebut.
1
2
3
6. Kompor Bahan: 1. 5 buah jeruk mandarin 2. Air 1 liter 3. Gula pasir 8 sendok makan
Alat dan bahan: 1. Cetakan semen 2. Semen 11 kg 3. Sekop
179
Berpikir Kreatif Karya No dalam Ilmiah Karya Ilmiah dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah. Data 4 P4 ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya
Skor tiap Gagasan 0
1 4. 5. 6. 7.
2
3
Blender Timbangan Pelepah pisang Benda berat
Data ditampilkan dalam bentuk dokumentasi foto namun, kurang menjelaskan keseluruhan data yang didapatkan. Alat: 1. Panci 2. Saringan yang halus 3. Pisau 4. Baskom 5. Tatakan untuk memtotong 6. Blender
180
Karya No Ilmiah
5
P5
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah ilmiah.
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang
Skor tiap Gagasan 0
1
2 7. Wadah 8. Koran Bahan 1. Stater Acetobacter xylinum 100 ml 2. Tomat 1 kg 3. Air 1 L 4. Gula 30 gram 5. Air cuka 20 ml 6. Pupuk ZA 30 gram
3
Data ditampilkan dalam bentuk tabel pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat selama tiga puluh hari pada dua perlakuan yang berbeda.
Alat 1. Sekop
181
Berpikir Kreatif Karya No dalam Ilmiah Karya Ilmiah digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
6
P6
Skor tiap Gagasan 0
Data Data tidak ditampilkan ditampilkan. sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang
1 2. 3. 4. Bahan 1. 2.
2
3
Polybag Neraca Saringan
Pupuk urea Pupuk kompos 3. Tanah 4. Bibit bunga pukul empat 18 buah 5. air
Alat dan Bahan: 1. Dua buah
182
Berpikir Kreatif Karya No dalam Ilmiah Karya Ilmiah digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Skor tiap Gagasan 0
1 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 7
NP1
Data ditampilkan sangat
Tidak terdapat data hasil kajian
2
3
kotak kardus Lakban Kertas koran dua lembar Kompos jadi atau dedaunan yang membusuk dua sampai tiga kilogram Dedak beras satu sampai dua kilogram MOL (Mikroorganis me lokal) tapai Sekop kecil Sarung tangan Alat pengukur suhu
183
Berpikir Kreatif Karya No dalam Ilmiah Karya Ilmiah menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah. Data 8 NP1 ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel,
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
pustaka.
Prosedur untuk diet air putih sangat sederhana, cukup minum dua gelas air putih sebelum makan.
Tidak terdapat data hasil kajian teori.
184
Berpikir Kreatif Karya No dalam Ilmiah Karya Ilmiah grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
9
NP3
Data ditampilkan sangat menarik
Skor tiap Gagasan 0
Tidak menampilkan data hasil kajian
1
2
3
Prosedur penggunaan kemiri untuk kesehatan rambut tidak dijelaskan secara rinci, yaitu: 1. Ambil enam buah kemiri, tumbuk halus. 2. Tambahkan ar secukupnya dan dimasak sampai mengeluarkan minyak 3. Gosokkan minyak ke kulit kepala dan rambut sampai merata.
185
Berpikir Kreatif Karya No dalam Ilmiah Karya 0 Ilmiah (dalam pustaka. bentuk tabel, grafik, kurva, dsb). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
Skor tiap Gagasan 1
2
3
Alat dan bahan: 1. Lima lembar daun sirih 2. Satu sendok makan kapur sirih 3. Alat penumbuk Prosedur yang digunakan untuk menghilangkan bau badan, yaitu: 1. ambil lima lembar daun sirih, lalu tumbuk hingga merata. 2. Campurkan dengan air kapur sirih, lalu diaduk sampai merata.
186
Karya No Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan 0
1
2
3
3. Oleskan ramuan yang sudah tercampur ke bagian ketiak 4. Tunggu hingga 20 – 30 menit, agar ramuan meresap. 5. Bersihkan badan mengguanakan air. 6. Lakukan kegiatan tersebut secara rutin dan teratur.
187
LAMPIRAN 7 LEMBAR WAWANCARA
1. Sejak kapan penugasan pembuatan karya ilmiah ini dilakukan? Jawab
: sudah tahun kelima karya ilmiah ini setiap tahun ditugaskan pada
siswa kelas XI di sekolah ini 2. Apa tujuan penulisan karya ilmiah di SMAIT Nururrahman? Adakah hubungannya dengan visi misi sekolah? Jawab
: karya ilmiah ini ditugaskan kepada siswa karna memang ini yang
menjadi ciri khas dari SMAIT Nururrahman dan kami menginginkan lulusan SMAIT Nururrahman menjadi lulusan yang sudah mengenal tulis menulis dan menjadi modal bagi siswa untuk menulis di bangku kuliah. Tujuan tersebut seiring dengan salah satu misi dari sekolah ini yang ingin mewujudkan generasi yang memiliki kecakapan penalaran ilmiah dan ha tersebut diwujudkan dengan karya ilmiah tersebut. 3. Bagaimana dengan minat menulis siswa di SMAIT Nururrahman? Apakah tergolong sangat rendah? Jawab
: memang hanya sedikit anakyang berminat dalam tulis menulis,
mungkin memang tidak dalam dunia tulis menulis ilmiah. Namun tidak semua anak tidak senang menulis. Ada sekitar 80% anak yang minat menulisnya rendah. Oleh karna itu, kami ingin menurunkan persentase tersebut dan meningkatkan minat menulis siswa dalam menulis ilmiah. 4. Apakah harapan sekolah terhadap tujuan pembuatan karya ilmiah tersebut sudah terpenuhi? Jawab
: sejauh ini kami memantau para alumni dan tak sedikit anak yang
merasa beruntung karena sudah pernah menulis karya ilmiah di SMA. Hal
188
tersebut karena memang tugas kuliah yang menuntut siswa untuk lebih aktif menulis berbagai karya ilmiah mulai dari makalah hingga skripsi. 5. Sejauh ini adakah karya ilmiah yang menghasilkan ide baru? Berapa presentasenya? Jawab
: sejauh ini belum ada penelitian ataupun tindak lanjut untuk
mengetahui hal tersebut. Namun belum ada karya ilmiah yang benar-benar dari ide siswa sendiri. rata-rata karya ilmiah yang ditulis siswa berasal dari modifikasi ide yang sudah ada. Namun hal tersebut sudah cukup menjadi modal untuk menulis karya ilmiah. Pihak guru juga membantu penelitian yang mereka lakukan. 6. Apa jenis karya ilmiah yang dibuat oleh siswa? Jawab
: ada karya ilmiah yang berjenis eksperimen atau penelitian
langsung dan ada yang berjenis studi pustaka. 7. Adakah ketentuan ataupun pedoman khusus yang diberikan kepada siwa untuk penulisan karya ilmiah? Jawab
: kalau untuk pedoman khusus memang belum ada, namun pihak
guru memberikan
sistematika karya ilmiah untuk dijadikan patokan dan
pihak guru membimbing dalam hal penulisan karya ilmiah tersebut. 8. Dari manakah sekolah mendapatkan pedoman tersebut? Dari sumber lain ataukah berdasarkan kesepakatan sekolah? Jawab
: sifatnya bukan pedoman namun, memang ada beberapa sumber
yang menjadi rujukan sekolah dalam menyusun sistematika dan hal tersebut juga berdasarkan kesepakatan pihak sekolah. 9. Apakah dalam pembuatan karya ilmiah siswa diberikan bimbingan oleh guru? Seperti apa bimbingan yang diberikan?
189
Jawab
: iya, kami memberikan bimbingan kepada siswa karena memang
siswa masih awam dengan karya ilmiah oleh karna itu guru pembimbing dibutuhkan untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan penelitian ataupun menulis dan menyusun karya ilmiah. Bimbingan diberikan guru dari semester satu kelas XI hingga semester 2. Pada awalnya, siswa menentukan sendiri masalah yang akan diteliti. Sebagian besar anak cukup kesulitan menemukan masalah yang ingin dikaji. Namun, peran guru diuji dalam hal tersebut untuk merangsang anak berpikir kontekstual. Hingga akhirnya siswa melakukan pengamatan sendiri
dirumah ataupun dilaboratorium
sekolah untuk
memecahkan masalah yang ditelitinya. Namun, memang masih ada siswa yang baru memanfaatkan hal tersebut di semester dua ketika deadline semakin dekat. 10. Setelah karya ilmiah tersebut selesai adakah tindak lanjut dari pihak sekolah untuk mempublikasikan karya ilmiah? Jawab
:
belum
ada
tindak
lanjut
dari
pihak
sekolah
untuk
mempubilkasikan karya ilmiah, karena memang belum diarahkan untuk dipublikasikan. 11. Jika diamati apakah siswa mampu mengikuti penugasan tersebut? Adakah sanksi yang diberikan jika siswa tersebut tidak membuat karya ilmiah? Jawab
: sejauh ini semua siswa mengikuti dengan baik karena memang
karya ilmiah tersebut menjadi syarat kenaikan kelas XII dan akhir dari tugas ini diadakan persentase karya ilmiah yang telah dibuatnya didepan para guru penguji. Sehingga akan terlihat siswa yang benar-benar serius dalam membuat karya ilmiah atau hanya sekedar memenuhi tugas sekolah. 12. Sejauh ini apakah sudah ada penelitian mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa dalam penulisan karya ilmiah? Jawab
: memang belum ada penelitian hal tersebut disekolah kami.
190
LAMPIRAN 8
No
REKAPITULASI PERSENTASE KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM SETIAP KARYA ILMIAH JENIS PERCOBAAN Judul
Validator
Validator 3
Kelancaran 67% 67% 67%
Validator 4 Validator 5 Mean Kategori Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean Kategori Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean Kategori
67% 67% 67% Baik 33% 33% 33% 33% 33% 33% Kurang 33% 33% 33% 33% 33% 33% Kurang
Validator 1 Validator 2
1
Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan menggunakan Kunyit (P1)
2
Pemanfaatan Kulit Jeruk Mandarin sebagai Bahan Dasar Pembuatan Selai (P2)
3
Pemanfaatan Pelepah Pisang bagi Kekuatan Bangunan (P3)
Indikator Berpikir Kreatif Keluwesan Keaslian Keterperincian 44% 67% 83% 44% 67% 83% 44% 67% 83% 44% 44% 44% Cukup 33% 33% 33% 33% 33% 33% Kurang 22% 22% 22% 22% 22% 22% Kurang
67% 83% 70% Baik 17% 17% 17% 17% 50% 23% Kurang 17% 17% 17% 17% 17% 17% Kurang
83% 83% 83% Sangat Baik 33% 33% 33% 33% 33% 33% Kurang 33% 33% 33% 33% 33% 33% Kurang
4
Pembuatan Nata de Tomato (P4)
5
Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Pukul Empat (P5)
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean Kategori Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean Kategori
6
Pembuatan Kompos melalui Metode Komposter Kardus (P6)
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean Kategori
Ket: Va1idator 1 : Dosen Pembimbing 1 Va1idator 2 : Dosen Pembimbing 2 Va1idator 3 : Dosen Ahli 1 Va1idator 4 : Dosen Ahli 2 Va1idator 5 : Guru Bidang Studi Biologi SMAIT Nururrahman
50% 50% 50% 50% 50% 50% Cukup 17% 17% 17% 17% 17% 17% Sangat Kurang 50% 50% 50% 50% 50% 50% Cukup
44% 44% 44% 44% 44% 44% Cukup 11% 11% 11% 11% 11% 11% Sangat Kurang 33% 33% 33% 33% 33% 33% Kurang
50% 50% 50% 50% 50% 50% Cukup 50% 50% 50% 50% 50% 50% Cukup 17% 17% 17% 17% 33% 20% Kurang
50% 50% 50% 50% 50% 50% Cukup 67% 67% 67% 67% 67% 67% Baik 17% 17% 17% 17% 17% 17% Kurang
LAMPIRAN 9 REKAPITULASI PERSENTASE KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM SETIAP KARYA ILMIAH JENIS NON-PERCOBAAN No
Judul
Validator Validator 1 Validator 2
1
Diet Mudah dengan Air Putih (NP1)
Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean
2
Manfaat Kemiri Bagi Kesehatan Rambut (NP2)
3
Manfaat Daun Sirih untuk Menghilangkan Bau Badan (NP3)
Kategori Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean Kategori Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Mean Kategori
Indikator Berpikir Kreatif Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterperincian 33% 44% 33% 33% 33% 44% 33% 33% 33% 33% 67%
44% 44% 44%
33% 33% 50%
33% 33% 0%
40% Kurang 50% 50% 50% 50% 67% 53% Cukup 50% 50% 50% 50% 67% 53% Cukup
44% Cukup 33% 33% 33% 33% 33% 33% Cukup 33% 33% 33% 33% 33% 33% Kurang
37% Kurang 17% 17% 17% 17% 33% 20% Kurang 17% 17% 17% 17% 33% 20% Kurang
27% Kurang 33% 33% 33% 33% 50% 37% Kurang 17% 17% 17% 17% 50% 23% Kurang
Lampiran LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Ade Faridah
NIM
: 1111016100074
Fak/Jur
: FITK!IPA-Biologi
Judul Skripsi
: Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Penulisan Karya Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Biologi
Pembimbing ke-1
: Baiq Hana Susanti, M.Sc
Pembimbing ke-2
: Buchori Muslim, M.Pd
No
BABIPENDAHULUAN
1
lndra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 44-45
2
Richard Florida, Charlotta Mellander dan Karen King, Global Creativity Index, (Toronto: Martin Pros eri Institute, 20 15), h.53-57 Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebuda aan, 2013), h.8-9
3
4
Indra Sunito, Op. Cit., h.49
5
Asep Sapa'at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Dalam Penulisan Karya Ilmiah, (Bandung: Universistas Pendidkan Indonesia, 2014), h. 11 Tribana, "Arti Menulis bagi Seorang Remaja", Bali Post, Bali, 9 November 2008, http://www.balipost.eo.id/mediadet ail. h ?module=detailberitamin u
6
Pembimbin
2
162
7
&kid=13&id=7278 Anas Ahmadi, Psikologi Menu/is, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h. 9
8
Lampiran 7 Lembar Wawancara
9
Anas Ahmadi,Op.Cit., h.ll
10
Mahmudah Fitiyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Ciputat: FITK Press, 2010), h. 151
11
A vip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis 1/miah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 26
12
Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 116-123
13
Tibana, Loc. Cit.
14
Sandra K. Abell, Cara Menu/is Sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho, (Jakarta: PT Indeks, 2014 , h.1
No
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
1
Wowo Sunaryo Kuswono, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011 ), h.3
2
3 4
Edward de Bono, Revolusi Berpikir, Terj. dari Teach Your Child How to Thinko1eh Ida Sitompu1 dan Fahmy Yamani, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), h.23 David A. Sousa, Bagaimana Otak Be/ajar Edisi Keempat, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 291 Edward de Bono, Op. Cit., h. 78-80
Paraf
Pembimbing 1
Pembimbing 2
163
5
6
7
8
9
Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h.37 Ni Luh Putu Marlinda, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa, Tesis, (Bali: Universitas Pendidikan Ganesha,2012), h.7 Kyung Hee Kim, Creativity, (Singapore: World Scientific Publishing, 2007), h.117 Potur, A. A. & 0. Barkul, 2009, Gender and Creative Thinking in Education: A theoretical and Experimental overview, Journal, 6 (2), h.44. Robert, Otto dan Kimberly, Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 445
10
David M. Pegram, "What if?" Teaching Reasearch and CreativeThinking Skills trhough Proposal Writing, The English Journal, 2006, h. 20-21.
11
Kyung Hee Kim, Op. Cit., h. 79
12 13
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak sekolah, (Jakarta: PT grasindo, 1999), h. 88-91 Ai Girl Tan, Creativity for (Singapore: World Teachers, Scientific Publishing, 2007), h.
Xxxix- xl 14
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h. 50
164
15
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana), 2011, h. 119
16
Ibid., h.120
17
Yeni Rachamawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman (Jakarta: Kanak-kanak, Kencana,2010), h. 27 Erizal Ramadhan, Komponenkomponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 1
18
19
Suyanto, dan Asep Jihad, Cara Cepat Be/ajar Menu/is Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2014), h. 34
20
Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia, 2009),h. 7-8
21
Suherli Kusmanta, Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.l6
22
Rameli Agam, Op.Cit., h. 16
23
Suyanto, dan Asep Jihad, Op. Cit.. , h. 44-47
24
Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tu/is llmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 18
25
Ibid., h.18-19
165
26
27
28
Rameli Agam, Op. Cit., h. 133-134 Henry Guntur Tarigan, Menu/is Sebagai Suatu Keterampi/an Berbahasa, (Bandung: PT Angkasa, 2008), h.3 Jodi Wheeler-Toppen, Cara Menulis sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho (Jakarta: PT Indeks, 2014), h.l
29
Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., h.4
<J"
30
Rameli Agam, Op.Cit., h. 114
r
31
Avip Saefullah, Op. Cit., h. 49
32
Jbid.,h. 48
33
Ibid., h.47
34
Suyanto dan Asep Jihad, Op.Cit., h. 53
35
36
Ni Putu Intan Apsari dan Cok Laksmi Pradna Paramita, Evaluasi Pemanfaatan Fitoplankton Melosira sp., Nitzchia sp., dan Navicula sp., Di Perairan Bali dan Lombok Sebagai Sumber Antibiotika, Karya Tulis llmiah LIP!, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2015), h.1-38 Tri Nova, Rochmad dan Ani Rusilowati, Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project-Based Learning dengan Peer And Self-Assessment untuk Materi Segiempat kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati, Procidin ,ISBN : 978-979-16353-
166
37
38
39
40
No 1
8-7 (Semarang: Universitas Negeri Semaran ,2012), h.95 Ni Luh Putu Marlinda, Op. Cit., h. 8 Baiq Fatmawati, Nuryani Y. Rustaman, Sri Redjeki, Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Konsep Fermentasi, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi, h.311-316 Asep Sapa'at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Mengengah dalam Penulisan Karya Ilmiah (Studi Deskriptif dilakukan pada Kegiatan Pembuatan Karya Ilmiah Siswa SMART Ekslensia Indonesia), Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, Vol.4 No.1, Mei 2014, h. 11 Ahmad Rofi'udin, Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, (Malang: Universitas Negeri Malan , 2003), h.l72
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h.l 08
2
Ibid., h.109
3
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), h.242
4
Ibid., h. 59
Paraf Pembimbin 1
2
167
5
6
7
8
Briana Eileen Timmerman, Development of A 'Universal' Rubric for Assessing Undergraduates' Scientific Reasoning Skills using Scientific Journal, (Columbia: Writing, University of South Carolina, 2010), h. 11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 148 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012), h.192 Rameli Agam, Menulis Karya (Yogyakarta: Familia Ilmiah, Pustaka Keluarga, 2009), h. 15
9
Sugiyono, Op. Cit., h. 198
10
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Be/ajar di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h.172
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 229
12
Ibid
13
Sugiyono, Op.Cit., h.334
14
Ibid, h.338
15
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pemhe/ajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h. 102
168
16
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta), h.41
11'
Sugiyono, Op.Cit., h. 341
No
1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h. 192
2
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.41
3
Lampiran 8 Tabel Pencapaian Kemampuan Berpikir Kreatif tiap Karya Ilmiah Eksperimen
4
Lampiran 9 Tabel Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Karya Ilmiah Jenis NonEksperimen.
5
Utami Munandar, Loc. Cit.
6
Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 59
7
Hari Santoso, Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pustakawan dalam Penulisan Karya Ilmiah, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2015), h.7
8
Rameli Agam, Menu/is Karya (Yogyakarta: Familia Ilmiah, Pustaka Keluarga, 2009), h. 94
9
Hari Santoso, Loc. Cit
Paraf Pembimbin 1
2
169
10
Laksmi Kusuma Wardani, Berpikir (Surabaya: Kritis Kreatif, Universitas Kristen Petra, 2003), h.105
11
Tatag Yuli Siswono, Level of Student's Creative Thinking in Classroom Mathematics, Journal of Educational Research and Review, vol.6, 2011, h. 549
12
Ibid.
13
Ahmad Rofi'udin, Fak.tor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, 2003, h.l92
14
Henry Guntur Tarigan, Menu/is Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: PT Angkasa, 2008), h.3
15
Lampiran 7 Lembar Wawancara
16
Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015),h. 27-28 Jakarta, Juni 2016 Yang Mengesahkan;
Pembimbing II
Pembimbing I
Burhori Muslim, M.Pd 03 2 001