[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
PENTINGNYA ASESMEN ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN MEMBACA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI RIA YULIA GLORIA Abstrak Penilaian atau asesmen merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Asesmen apapun itu menjadi sangat penting karena bertujuan untuk mengetahui ketercapaian suatu pembelajaran. Menurut Rustaman (2006), kurikulum dewasa ini semestinya lebih berorientasi pada strategi mempersiapkan warga negara yang produktif.rjakan tugas dan materi berupa soal-soal semata. Asesmen alternatif adalah asesmen apapun, dan semua asesmen yang bukan asesmen bertipe tes standar. Asesmen alternatif memiliki kelebihan karna dapat menilai multi kecerdasan, dan diakui sebagai asesmen yang sesuai dengan cara kerja otak, hal ini dikemukakan oleh beberapa orang diantaranya Airasian (1991) dan Zainul (2001). Asesmen alternatif memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Biologi adalah salah satu bidang studi IPA yang untuk mempelajarinya tidak sekedar membutuhkan pemahaman sederhana, namun memerlukan kemampuan analisa, sintesis, interpretasi grafik dan gambar, identifikasi, diskusi, presentasi, observasi dan pengambilan kesimpulan. Dari deskripsi tentang mata pelajaran Biologi maka tentu sangat diperlukan asesmen yang tepat, yaitu yang bisa mengakses semua kemampuan yang dideskripsikan tersebut. Dalam hal ini maka memilih asesmen yang tepat menjadi sangat penting, tugas-tugas yang diberikan harus memenuhi kedalam kategori pertanyaan yang merangsang keluarnya seluruh kecerdasan (multi kecerdasan). Beberapa penelitian tentang asesmen alternatif memberikan hasil yang memuaskan ditaranya adalah penelitian Krause (1996), meneliti tentang pembekalan performance assesment yaitu asesmen portofolio kepada calon guru di LPTK melalui simulasi penilaian “real life situations” dengan calon guru yang mempelajari portofolio secara konvensional. Sriyati dan Wulan (2002), melakukan penelitian deskriptif tentang model-model asesmen yang dikembangkan di jurusan pendidikan Biologi pada LPTK tempat penelitian. Indah (2007), meneliti pembelajaran keanekaragaman hayati pada tumbuhan. Sriyati (2008), melakukan penelitian tentang sejauh mana asesmen alternatif yang telah dikerjakan mahasiswa memberikan manfaat bagi dirinya serta asesmen alternatif apa saja yang belum dikembangkan yang sesuai dengan deskripsi mata kuliah Botani Phanerogamae. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa asesmen alternatif sangat berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir dan membaca ilmiah siswa, hal ini karena asesmen alternatif memiliki kelebihan yaitu dapat menilai multi kecerdasan, dan diakui sebagai asesmen yang sesuai dengan cara kerja otak. Kata kunci : asesmen alternatif
[April 2012]
I.
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
PENDAHULUAN Asesmen
sehingga pembelajaran tersebut
adalah
suatu
jadi
kurang
memberikan
penilaian yang komprehensif guna
kontribusi untuk kemajuan siswa
mengetahui kinerja dari siswa,
pada khususnya dan kemajuan
atau kita sering mengartikannya
warga negara pada umumnya.
dengan sederhana yaitu penilaian.
Padahal seyogyanya pembelajaran
Penilaian
sains
atau
asesmen
bisa
mengembangkan
merupakan hal yang penting dalam
kepekaan dan wawasan berpikir
pembelajaran, sebagai salah satu
bagi para siswa agar kelak mereka
upaya
kualitas
dapat melanjutkan kehidupannya
pendidikan. Dewasa ini terdapat
kearah yang lebih baik. Menurut
pergeseran
Rustaman
meningkatkan
Standar
penekanan
asesmen
dari
pembelajaran
dewasa
(2006), ini
kurikulum
semestinya
Sains, yaitu dari “yang mudah
berorientasi
dinilai” menjadi “yang penting
mempersiapkan
untuk dinilai” (National Research
yang produktif. Mengacu pada
Council/NRC,
Asesmen
uraian yang dikemukakan oleh
untuk saat ini lebih menjurus
NRC (1996), rendahnya kontribusi
kepada penekanan pemahaman
pembelajaran
dan
kemampuan hidup warga negara
1996).
penalaran
ilmiah.
Tes
pada
lebih
warga
sains
disebabkan
strategi negara
terhadap
tradisional tidak sesuai lagi dengan
mungkin
karena
tuntutan kurikulum (Mokhtari et
terlepasnya pembelajaran sains
al., 1996). Suatu bentuk penilaian
dari konteks sosial, yang berarti
alternatif sangat dibutuhkan untuk
pembelajaran sains hanya menitik
menilai
kemampuan
kognitif,
beratkan pada penugasan materi
berpikir kreatif dan
membaca
berupa engerjakan soal-soal hal itu
ilmiah.
tentu saja merupakan penggunaan Pembelajaran sains dewasa
asesmen yang tidak tepat sehingga
ini sering tidak memberi peluang
warga negara hanya dipersiapkan
pada siswa untuk mengembangkan
untuk
kemampuan
tanpa bisa mengamalkannya di
kemampuan
berpikir membaca
dan ilmiah,
menguasai
kehidupan nyata.
pengetahuan,
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
Seharusnya kita membuat apa
yang
terjadi
disaat
paling inti yang mereka upayakan untuk diperbaiki, ketergantungan
pembelajaran atau proses belajar
terhadap
dapat
berbagai
pengajaran dan pembelajaran ,
kemampuan dan kompetensi bagi
karena meletakkan terlalu banyak
siswa. Menurut Gagne (1984), hasil
nilai pada hapalan atas sedikit
belajar meliputi kemampuan yang
informasi terpisah-pisah dengan
multidimensi
mengorbankan
menghasilkan
.
Mengacu
pendapat tersebut
pada
seharusnya
tes
berpikir
telah
merusak
keterampilan tingkat
tinggi
penilaian yang digunakan harus
(Ronis,2011).
dapat menilai seluruh aspek hasil
adanya suatu asesmen yang bisa
belajar siswa. Penilaian pada level
memecahkan
achievement
tersebut.
cenderung
hanya
Karna
itu
perlu
permasalahan
Asesmen
menilai dimensi hasil belajar yang
merupakan
terbatas,
asesmen yang diharapkan dapat
jelaslah
memerlukan mampu
kita
sangat
penilaian
yang
salah
satu
model
satu
cara
hasil
belajar
tercapainya tujuan pembelajaran.
multidimensi,
agar
Pengertian asesmen alternatif itu
pencapaian tujuan pembelajaran
sendiri menurut Zainul (2001),
dapat lebih maksimal.
yaitu
secara
menilai
menjadi
salah
alternatif
Menurut Ronis (2011), saat
pemanfaatan
non-tradisional
pendekatan
untuk
memberi
ini banyak metode asesmen yang
penilaian kinerja atas hasil belajar
tidak konsisten dengan apa yang
siswa. Istilah non-tradisional yang
dipercaya
dan
digunakan dalam kontek ini adalah
berhasil
tes kertas dan pensil (pencil and
meningkatkan pembelajaran dan
paper test) atau tes baku yang
pemahaman. Tes standar atau tes
menggunakan
tradisional (objektive test) tidak
objektif.
dapat digunakan untuk menilai
dianggap sebagai upaya untuk
penalaran ilmiah yang mendalam.
mengintegrasikan
Kritikus mengungkapkan bahwa
pengukuran hasil belajar dengan
tes standar mengkorupsi proses
keseluruhan proses belajar.
peneliti
para
pendidik
dapat
perangkat
Asesmen
tes
alternatif
kegiatan
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
Biologi adalah salah satu bidang
studi
yang
menuntut
keterampilan,
dan
nalar
melalui
siswa
kemampuan diskusi,
kemampuan berpikir yang tinggi
menjelaskan,
dalam memahami materi-materi
presentasi, observasi, interpretasi,
pelajaran
di
identifikasi, membaca, memahami
dalamnya, dalam hal ini membaca
gambar, menggambar, dan menulis
ilmiah dan kemampuan berpikir
laporan ilmiah.
yang
terdapat
menyimpulkan,
yang baik menjadi hal yang sangat
Konsep transportasi pada
penting. Hal ini dikarenakan pada
tumbuhan menjadi fokus yang
pelajaran
akan dikaji pada penelitian ini.
Biologi
banyak
ditemukan
tabel, diagram dan
Konsep
gambar,
sehingga
perlu
karena studi tentang asesmen
untuk
khususnya tentang penggunaan
memahaminya. Oleh karena itu
asesmen alternatif pada konsep
diperlukan suatu cara bagaimana
transportasi
meningkatkan
belum banyak dilakukan. Selain itu
kemampuan
khusus
kemampuan
ini
dipilih
disebabkan
pada
tumbuhan
berpikir siswa agar bisa tercapai
konsep
hasil belajar yang optimal, sebab
tumbuhan merupakan salah satu
kemampuan
konsep Biologi yang memerlukan
menjadi
berpikir
modal
akan
dasar
meningkatkan
dalam
pemahaman
kemampuan
kemampuan
lainnya.
transportasi
tinggi,
pada
meliputi
berpikir
da
kemampuan membaca ilmiah dari
Selain
perlunya
siswa. Hal ini karena pada konsep
kemampuan berpikir yang optimal,
transportasi
Biologi
banyak memuat gambar-gambar,
juga
pelajaran
merupakan
yang
mata
memerlukan
dan
grafik
pada
yang
tumbuhan
memerlukan
pemahaman lebih mendalam dari
interpretasi,
siswa,
pemahaman tingkat tinggi.
diantaranya
kemampuan karena pelajaran
membaca
deskripsi
dan
ilmiah,
Dari uraian diatas kita tahu
materi
bahwa jenis asesmen yang tepat
adalah
akan mempengaruhi keberhasilan
pemahaman,
pembelajaran pada bidang studi
dari
Biologi
mengembangkan
adalah
identifikasi
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
Biologi. Jenis Asesmen tersebut
Research
sebaiknya mampu meningkatkan
mengungkapkan visi asesmen yang
pemahaman
sangat sesuai cara kerja otak, yang
siswa
mampu
terutama
meningkatkan
kemampuan
berlanjut
(1995),
dan
dilakukan
dan
dengan berbagai cara. Dengan
siswa
mendengarkan, mengamati, dan
tersebut. Asesmen atau bentuk
berbicara dengan siswa, dengan
penilaian
yang
meneliti hasil kerja tertulis dan/
sebaiknya
adalah
membaca
berpikir
terus
Council
ilmiah
dari
digunakan meliputi
atau
penyelesaian
asesmen yang bisa meningkatkan
individu
multi kecerdasan, dan asesmen
mampu
tersebut harus sesuai dengan cara
gambaran yang lebih akurat dan
kerja otak.
valid mengenai apa yang diketahui
Pendidikan Sains
Nasional
(National
Science
atau
masalah
kelompok,
guru
mengembangkan
dan dapat dilakukan siswa.
Education Standars) dari National
II. Tinjauan Mengenai Asesmen
performance
asesment
karena
Alternatif
merupakan
alternatif
untuk
A. Asesmen Alternatif dan
asesmen tradisional paper and
Komponennya
pencil test.
Menurut Kumano (2001),
Performance
assessment
asesmen
alternatif
Asesmen dapat dinyatakan sebagai
atau
proses pengumpulan data yang
merupakan
dapat
perolehan,
menunjukkan
kemajuan
penilaian
terhadap penerapan
belajar siswa. Terdapat beberapa
pengetahuan
istilah
yang menunjukkan kemampuan
yang
asesmen
berkaitan
yaitu
dengan
performance
asesment, asesmen alternatif dan asesmen otentik. Beberapa ahli salah
satunya
menyataka alternatif
Wulan
istilah digunakan
(1998),
siswa
dalam
dan
keterampilan
proses
maupun
produk (Herman et.al., 1992). Asesmen alternatif adalah asesmen
apapun,
dan
semua
asesmen
asesmen yang bukan asesmen
untuk
bertipe tes standar. Definisi luas
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
asesmen alternatif meliputi jenis
Komponen
asesmen apapun dimana siswa
adalah tugas-tugas (task). Tugas
memberikan respon dari daftar
merupakan
yang ada (seperti pada pilihan
menuntut
ganda,
menunjukkan suatu performance
benar/salah,
atau
lain
selain
rubrik
perangkat
yang
siswa
untuk
mencocokkan). Beberapa asesmen
tertentu.
alternatif yang berbeda meliputi
merupakan
pertanyaan
jawaban
memberikan
praktik,
Menurut Kane (1997) dan Zainul
demonstrasi,
(2001), rubrik terdiri atas dua
pameran, dan portofolio (Ronis,
kategori yaitu holistik rubric (tidak
2011).
spesifik untuk materi/content) dan
singkat,
dengan
esai,
presentasi
produk,
lisan,
Untuk
dapat
melakukan
penilaian pada Asesmen alternatif maka diperlukan suatu standar
analitik
Sedangkan
rubrik
panduan
untuk
skor
rubric
pada
(spesifik
siswa.
untuk
materi/content tertentu). Rubrik
merupakan
alat
tertentu. Menurut Zainul (2001),
evaluasi yang paling sering kita
standar
untuk
gunakan. Rubrik memuat kriteria,
mengidentifikasi secara jelas apa
skala pengukuran (misalnya skala
yang seharusnya siswa ketahui dan
4 poin), dan deskripsi karakteristik
apa yang seharusnya siswa dapat
tiap poin skor. Jika
lakukan. Standar tersebut dikenal
rancang dengan baik maka akan
dengan istilah performance criteria
dapat mengkomunikasikan aspek
atau rubric.
atau unsur penting mutu produk
diperlukan
rubrik kita
Rubrik adalah salah satu
atau performa dan membimbing
komponen dari asesmen alternatif
para pendidik di bidang evaluasi
(performance
tugas siswa.
assesment).
Tabel 1. Pola Rubrik KRITERIA PEMULA YANG AWAL DIEVALUASI 1 BELUM Mutu atau Deskripsi karakteristik karakteristik yang dapat diidentifikasi
DASAR BERKEMBANG 2 YA TETAPI Deskripsi pada tingkat dasar
MAHIR SEMPURNA 3 YA Deskripsi pada tingkat
CANGGIH TELADAN 4 YA PLUS Deskripsi pada tingkat
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
mencerminkan kerja level awal B. Kelebihan dan Kekurangan asesmen alternatif Asesmen
alternatif
mahir
pengetahuan (extending and refining knowledge),
memiliki
canggih
4)
penggunaan
pengetahuan secara bermakna ( using
kelebihan karna dapat menilai multi
knowledge
kecerdasan,
kebiasaan berpikir yang produktif
dan
diakui
sebagai
asesmen yang sesuai dengan cara kerja
meaningfully),
serta
5) (
habits of mine).
otak, hal ini sejalan dengan yang
Asesmen
alternatif
dikemukakan Airasian (1991) dan
memungkinkan siswa menunjukkan
Zainul
apa yang dapat mereka lakukan. Hal
(2001)
tentang
asesmen
alternatif yang juga dikenal dengan
tersebut
sebutan
performance
pertimbangan
mereka
mengemukakan
assesment,
didasarkan
pada
bahwa
bahwa
perbedaan
performance asesmen dapat mencakup
bagaimana
penilaian multiple intelligence yaitu
dengan
kemampuan:
2)
melakukan hal yang sudah diketahui”.
kinesthetic, 3) musical, 4) interpersonal,
Tujuan sekolah pada hakekatnya ialah
5)
logical
membekali siswa dengan kemampuan
mathematical, 7) verbal-linguistic, dan
“the real word situation”. Dengan
8) naturalis. Marzano et al (1994),
demikian asesmen alternatif sangat
menyatakan
penting
1)
visual-svatial,
intrapersonal,
6)
bahwa
performance
atara
terdapat “mengetahui
melakukan “mampu
artinya
sesuatu”
secara
untuk
nyata
memantau
assesment atau asesmen alternatif
ketercapaian tujuan tersebut (Popham,
dapat menilai seluruh dimensi belajar
1995).
berikut ini: 1) sikap dan persepsi belajar yang positif perceptions), pengintegrasian
2)
(attitude and perolehan
pengetahuan
perluasan
dan
perbandingan antara asesmen standar
dan
dengan asesmen bukan standar dalam
(
hal ini adalah asesmen alternatif, bisa
acquiring and integrating knowledge), 3)
Untuk mengetahui bagaimana
dilihat dari tabel berikut :
penghalusan
Tabel 2. Perbandingan tes standar dengan asesmen alternatif (tes bukan standar)
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Pengetesan stadar Hasil berdasar standar atau norma tidak nyata, yang mengharuskan persentasi tertentu siswa gagal Menekan guru agar mempersempit kurikulum sehingga mereka dapat berkonsentrasi pada materi tes Menekankan asesmen situasi tunggal, yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran yang terjadi di ruang kelas Berfokus kepada error dan kesalahan, bukan kepada apa yang telah dikerjakan Terlalu berfokus kepada rangkaian data tunggal (misalnya skor tes) dalam membuat keputusan pendidikan Memperlakukan siswa dengan cara seragam Mendiskriminasi beberapa siswa karena perbedaan budaya dan gaya belajarnya Memandang pengajaran dan asesmen sebagai kegiatan terpisah Jawaban merupakan akhir, tidak ada kesempatan untuk berpikir mendalam atau revisi Berfokus pada jawaban memperhatikan pemahaman
“benar”
tanpa
Tidak mahal dan mudah diselenggarakan dan dinilai Sering memberikan hasil yang dapat disederhanakan menjadi skor angka tunggal Mudah dibandingkan dan dikontraskan dengan populasi siswa yang berbeda-beda
Tes sesuai cara kerja otak (asesmen alternatif) Membuat lingkungan yang tiap siswa mempunyai kesempatan untuk sukses Memungkinkan guru mengembangkan kurikulum yang bermakna, dan melakukan asesmen menurut konteks program Asesmen berlangsung selama unit studi, dan memberikan gambaran yang tepat tentang pencapaian prestasi siswa Menekankan pada kekuatan siswa, bukan kelemahannya Menyediakan berbagai skor evaluasi yang memberikan pandangan mendalam tentang kemajuan siswa Memperlakukan tiap siswa sebagai manusia unik Memberikan kesempatan agar mengurangi bias budaya dan memberi setiap orang peluang sama untuk meraih sukses. Memandang pengajaran dan asesmen sebagai sesuatu kegiatan terpadu Menempatkan siswa pada proses berkelanjutan yakni berpikir mendalam, belajar, dan umpan balik, serta revisi Berkaitan dengan pemahaman dan proses pembelajaran sama banyaknya dengan hasil akhir Lebih sulit meraih skor yang obyektif dan konsisten Data tidak dapat dengan mudah disederhanakan menjadi angka tunggal Sulit dibandingkan diantara populasi siswa yang berbeda-beda
(Ronis, 2011)
Namun memiliki
demikian
banyak
selain
kekuatan
dan
memiliki keterbatasan yaitu; 1) sangat menuntut
waktu
dan
usaha,
2)
kelebihan asesmen alternatif bukan
pertimbangan (judgement) dan scoring
berarti tidak memiliki kelemahan sama
performance sifatnya subyektif,
sekali, menurut Gronlund (1998) dan
membebani,
Zainul
reliabilitas rendah.
(2001),
asesmen
C. Pentingnya
alternatif
Asesmen
alternatif pembelajaran Biologi
dalam
dan
Biologi bidang
studi
mempelajarinya
4)
mempunyai
adalah IPA
3)
salah yang
tidak
satu untuk
sekedar
membutuhkan pemahaman sederhana,
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
namun
memerlukan
kemampuan
Asesmen alternatif yang lain
analisa, sintesis, interpretasi grafik dan
yang
gambar,
diskusi,
mendukung siswa untuk memahami
presentasi, observasi dan pengambilan
pelajaran Biologi diantaranya dengan
kesimpulan. Dari deskripsi tentang
tugas membuat laporan praktikum,
mata pelajaran Biologi maka tentu
membuat
sangat diperlukan asesmen yang tepat,
menulis laporan ilmiah populer dll.
identifikasi,
yaitu yang bisa mengakses semua kemampuan
yang
dideskripsikan
bisa
digunakan
herbarium,
Asesmen diberikan
dalam
menggambar,
alternatif
pada
yang
siswa
tersebut. Dalam hal ini maka memilih
pemberian
asesmen yang tepat menjadi sangat
menggambar, diskusi, dan presentasi,
penting, tugas-tugas yang diberikan
menjadi
harus memenuhi kedalam kategori
pembelajaran
pertanyaan
disebabkan
yang
merangsang
tugas
seperti
portopolio,
penting
dalam
Biologi. karena
setiap
Hal
sesuai
ini
dengan
keluarnya seluruh kecerdasan (multi
deskripsi mata pelajaran Biologi yang
kecerdasan).
sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu
Pada
pembelajaran
Biologi
dalam pembelajaran Biologi untuk
sering ditemukan adanya gambar dan
mempelajarinya
grafik, untuk memahaminya maka
membutuhkan pemahaman sederhana,
siswa perlu diberi suatu latihan yang
namun
bisa memaksa siswa mengerti gambar
analisa, sintesis, interpretasi grafik dan
dan grafik tersebut. Siswa bisa diberi
gambar,
tugas
menjelaskan
presentasi, observasi dan pengambilan
dalam
diskusi
gambar-gambar kelompok,
lalu
tidak
memerlukan
sekedar
kemampuan
identifikasi,
diskusi,
kesimpulan.
mempresentasikannya didepan kelas.
III.
Kemampuan Berpikir Berpikir
sebagai
aktivitas
sering mental
orang
juga
berpendapat
bahwa
diartikan
berpikir adalah proses mental manusia
manusia
yang dilakukan secara sadar
dalam meletakkan hubungan antara
dinamis
bagian-bagian
pengalamannya untuk suatu tujuan
pengetahuannya.
Menurut Suryabrata (1990), beberapa
tertentu.
serta
berupa
dan
Lawson
eksplorasi
(1979)
dalam
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
(Wijaya, 2007), menyatakan bahwa di
mengemukakan bahwa salah satu yang
Amerika pengembangan daya pikir
melandasi
merupakan tujuan pendidikan, yaitu
adalah
dengan diajukannya 10 daya pikir (ten
keseimbangan antara asimilasi dan
rational
powers)
adaptasi (Niaz, 1993 dalam Wijaya,
Policies
Comission
oleh
Educational
untuk
menjadi
tersebut
yaitu:
mengimajinasi,
mengingat,
menggolongkan,
menggeneralisasi,
membandingkan,
mengevaluasi,
menganalisis,
mensintesis,
mendeduksi,
menginduksi.
Jadi
dalam
dan dunia
adaptasi,
dapat
diketahui
dari
bisa
berupa
kemampuan
membandingkan,
keputusan,
Von Glasersfeld adalah seorang
yang
dalam
berbahasa, merencanakan, mengamati, mengelompokkan,
menginterprestasi,
pendidikan.
hasil
dimunculkannya. Hasil ini diantaranya
berpikir
tujuan
suatu
dapat dilihat secara langsung, tetapi
merangkum,
menjadi
yaitu
Proses berpikir manusia tidak
pendidikan selain mempunyai tujuan, juga
berpikir
2007).
tujuan pendidikan. Kesepuluh daya pikir
perkembangan
mengevaluasi, mengambil
menerima
memecahkan
informasi,
masalah,
dan
penganut faham konstruktivisme yang
berimajinasi
banyak membahas tentang kognisi,
sedangkan Vincent Ruggiero (1988)
pembentukan
dalam Johnson (2007), mengartikan
rekontruksi
pengetahuan pengetahuan,
dan proses
berpikir
(Siregar,
sebagai
segala
1996),
aktivitas
belajar yang menekankan pada proses
mental yang membantu merumuskan
berpikir,
menanggapi
atau memecahkan masalah, membuat
Rekontruksi
keputusan, atau memenuhi keinginan
pengetahuan yang ia maksud ialah
untuk memahami, berpikir adalah
mengubah pengetahuan yang dimiliki
sebuah pencarian jawaban dan sebuah
seseorang yang telah dibangun atau
pencapaian makna.
dikonstruksi sebelumnya. Perubahan
Hilda
pandangan
dan
banyak
para
ahli.
Taba
dalam
Wijaya
pengetahuan ini merupakan akibat
(2007), menyimpulkan bahwa saat
dari interaksi dengan lingkungannya
proses
(Poedjadi, 2005), sedangkan melalui
kejiwaan dan sebab itu pokok pangkal
teori perkembangan berpikir, Piaget
kerja analisis jiwa, hasil dan kepuasan
berpikir
merupakan
hasil
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
berpikir harus ditafsirkan oleh kriteria
dengan cara menarik produksi berpikir
yang logis dan penelitiannya dilakukan
orang
oleh
Dia
membantu proses bagian dalam dan
mengemukakan tiga postulat tentang
konseptual, yaitu dengan merangsang
berpikir : 1) berpikir dapat diajarkan,
murid-murid
artinya
dirangsang
proses mental secara majemuk dan
kemampuan berpikirnya salah satunya
memberikan dorongan siswa untuk
adalah
berpikir,
aturan
yang
siswa
logis.
dapat
dengan
memberikan
lain,
tetapi
supaya
3)
guru
dapat
melaksanakan
proses
berpikir
pertanyaan yang mengarahkan siswa
berkembang secara bertahap. Taba
untuk berpikir dalam rangka mencari
mengemukakan
jawaban dari pertanyaan, 2) berpikir
keterampilan berpikir individu itu
merupakan suatu transaksi aktif antara
bertahap. Untuk itu hal-hal apa saja
individu dan data, artinya didalam
yang perlu dilakukan siswa lebih awal
kelas penyajian materi pengajaran
perlu diperhitungkan dulu baik-baik.
menjadi tersedia bagi setiap individu,
Oleh karena itu, konsep berurutan
baik
memerlukan strategi mengajar yang
dapat
laki-laki
maupun
melakukan
perempuan
operasi
kognitif
bahwa
penguasaan
cermat. Keterampilan berpikir harus
tertentu terhadap materi tersebut,
dipergunakan
dengan mengelompokkan fakta-fakta
perencanaan pengajaran khusus untuk
ke
keterampilan berpikir.
dalam
sistem
konsep;
menghubungkan butir-butir masalah
sebagai
Berdasarkan
uraian
strategi
di
atas
dalam data hubungan ini; membuat
tentang berbagai ragam kemampuan
kesimpulan-kesimpulan
dan
berpikir, juga dengan memperhatikan
menggeneralisasikan fakta-fakta yang
taksonomi Bloom, maka kemampuan
telah diketahui untuk mengadakan
berpikir
hipotesis,
dan
mengetahui (C1), memahami (C2),
menerangkan fenomena yang belum
menerapkan (C3), menganalisis (C4),
dikenal. Cara bekerja mental tidak
mensintesis (C5), dan mengevaluasi
dapat
(C6).
meramalkan
diajarkan
secara
,
langsung
dikelompokan
(diberikan oleh guru) atau diperoleh
IV. Kemampuan Membaca Ilmiah
A. Pengertian Membaca
menjadi
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
Pakar bahasa mengungkapkan pendapat
dan
pengertian
yang
gambar atau diagram, grafik, tabel, maupun dari kombinasi itu semua; 2)
beragam mengenai apa itu membaca.
keterampilan
Namun
memahami
demikian
pada
umumnya
mengenal bahasa
dan
tulisan
dalam
mereka memiliki ersamaan-persamaan
bentuk urutan lambang-lambang grafis
mengenai hal itu, hal ini bisa kita lihat
dan perubahannya menjadi wicara
dari cuplikan-cuplikan pendapat para
bermakna dalam bentuk pemahaman
pakar berikut ini.
diam-diam atau pengajaran keras-
Menurut pendapat Harjasujana (1988),
membaca
merespons
adalah
kegiatan
lambang-lambang
cetak
keras. Sedangkan dari segi linguistik, menurut Anderson
(dalam Tarigan,
1984),
adalah
membaca
proses
atau lambang-lambang tulis dengan
penyandian kembali dan pembacaan
menggunakan pengertian yang tepat.
sandi
Definisi
bahwa
process) berlainan dengan berbicara
dapat
dan menulis yang justru melibatkan
tulisan
yang
penyandian (encoding). Pengertian lain
hanya
dapat
ini
mengartikan
membaca
tidak
melisankan
deretan
tersusun
dan
hanya
tidak
,
(a
recording
membaca
adalah
and
decoding
suatu
proses
melisankan apa yang ditulis, melainkan
pengungkapan makna yang dilakukan
pembaca harus mampu mengerti isi
oleh
yang tersurat dalam tulisan tersebut.
bacaan/tulisan dan merupakan suatu
pembaca
melalui
media
Henry G. Tarigan berpendapat
usaha memahami serta menafsirkan
bahwa membaca adalah suatu proses
bahasa tulisan untuk mendapatkan
yang dilakukan serta dipergunakan
informasi (Wijaya, 2007).
oleh
pembaca
memperoleh
Menurut saya sendiri, membaca
pesan, yang hendak disampaikan oleh
adalah proses memahami makna yg
penulis
dipesankan melalui kalimat-kalimat,
melalui
untuk
media
kata-kata/
bahasa tulis (Tarigan, 1984).
dan untuk memahaminya diperlukan
Menurut Kridalaksana (1984) dalam
Wijaya
(reading)
(2007),
diartikan
membaca
sebagai
:
kemampuan
berbahasa
dan
kemampuan berpikir.
1)
Dari uraian tentang pengertian
menggali informasi dari teks baik dari
membaca diatas, maka penulis bisa
yang berupa tulisan maupun dari
menarik
kesamaan
dari
beberapa
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
pendapat tersebut, yaitu “Membaca
merupakan usaha untuk menafsirkan
adalah proses memahami isi bacaan
makna yang terkandung dalam bacaan
baik sepintas ataupun mendalam dan
tersebut”.
B. Membaca Ilmiah Khusus ilmiah, bahwa
terhadap kelima hal itu menentukan
mengenai
bacaan
Siregar (1994), berpendapat dalam
membaca
apakah seseorang mampu membaca ilmiah atau tidak.
perlu
Dengan demikian, kemampuan
memperhatikan lima hal, yaitu (1)
membaca ilmiah itu adalah suatu
perbendaharaan kata ilmiah (scientific
kemampuan
vocabulary); (2) fakta ilmiah (scientific
memahami
fact); (3) konsep ilmiah (scientific
meliputi
consept); (4) skema konsep (concept
perbendaharaan kata ilmiah, fakta
scheme); dan (5) penerapan konsep
ilmiah, konsep ilmiah, skema konsep,
pada fenomena baru (application to
dan penerapan konsep pada fenomena
new
baru.
phenomena).
Pemahaman
C. Membaca Grafik Membaca bagian
dari
grafik
seseorang bacaan
merupakan
membaca
ilmiah
ilmiah
kemampuan
Dalam
dalam yang
memahami
membaca
grafik
itu
pembaca diharapkan dapat memahami informasi
yang
grafik,
berdasarkan definisi membaca ilmiah
lambang,
di atas, maka membaca grafik adalah
perbendaharaan kata ilmiah, variabel-
suatu kegiatan aktif untuk dapat
variabel,
satuan-satuan,
mengerti pesan atau informasi yang
hubungan
antar
disampaikan
kecenderungannya yang dikemukakan
penulis
dalam
bacaan ilmiah berupa grafik.
Kemampuan Membaca Ilmiah
Meningkatkan Berpikir
lambang-
istilah-istilah
variabel
atau
serta dan
dalam grafik tersebut.
V. Pentingnya Asesmen Alternatif dalam
mengenai
dalam
(Haryanto, 1999). Oleh karena itu,
oleh
yaitu
terkandung
dan
Berpikir bisa diajarkan, begitu pula kemampuan membaca ilmiah. Kedua
kemampuan
dalam
meningkatkan
yang hasil
penting belajar
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
siswa
itu
bisa
dengan
sangat sesuai dengan cara kerja otak,
yang
karena asesmen ini menekankan pada
meningkatnya
pembelajaran dan pemikiran, terutama
kemampuan berpikir dan membaca
keterampilan berpikir tingkat tinggi
ilmiah dari siswa. Latihan tersebut bisa
yang
merupakan
masalah.
memberikan dapat
dicapai
latihan-latihan
meragsang
asesmen
alternatif,
terdapat
pada
penyelesaian
contohnya yaitu berupa tugas-tugas,
Asesmen dapat mempersiapkan
diskusi, presentasi dan tugas-tugas
para siswa untuk terjun kekehidupan
asesmen alternatif lainnya.
nyata, tentu saja dengan kemampuan
Menurut Ronis dirancang
dengan
(2011),
tepat
jika
asesmen
berpikir yang sangat baik karena telah cukup dengan berbagai latihan.
alternatif merupakan asesmen yang
VI. Hasil-hasil
Penelitian
yang
Biologi pada LPTK tempat penelitian.
Berhubungan dengan Asesmen
Penelitian ini menunjukkan bahwa
Alternatif
sebagian besar (75%) matakuliah yang
Krause (1996), meneliti tentang
melakukan
kuliah
lapangan
tidak
pembekalan performance assesment
melakukan penilaian terhadap kuliah
yaitu asesmen portofolio kepada calon
lapangan
guru
menjadikannya
di
LPTK
melalui
simulasi
penilaian “real life situations” dengan calon
guru
yang
mempelajari
tersebut
dan
sebagai
hanya syarat
kelulusan. Indah
(2007),
meneliti
portofolio secara konvensional. Calon
pembelajaran keanekaragaman hayati
guru
asesmen
pada tumbuhan. Dalam hal ini diteliti
portofolio melalui simulasi “real Life
tentang upaya meningkatkan kualitas
situations”
pembelajaran keanekaragaman hayati
yang
mempelajari
mengalami
peningkatan
pengetahuan dan pemahaman yang
tumbuhan
lebih baik tentang asesmen portofolio.
pembelajaran
Sriyati melakukan
dan
Wulan
penelitian
(2002), deskriptif
tingkat
Tugas-tugas tentang
tinggi
berbasis asesment
melalui
portofolio. performance
keanekaragaman
hayati
tentang model-model asesmen yang
diberikan kepada mahasiswa secara
dikembangkan di jurusan pendidikan
konstektual.
Hasil
penelitia
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
menunjukkan terjadi peningkatan hasil
manfaat bagi dirinya serta asesmen
belajar terhadap mahasiswa. Ternyata
alternatif
tugas-tugas
dikembangkan yang sesuai dengan
otentik
tentang
apa
saja
belum
keanekaragaman hayati yang diberikan
deskripsi
dapat menigkatkan minat, motivasi
Phanerogamae. Hasilnya adalah tugas-
dan partisipasi belajar mahasiswa.
tugas tersebut memberikan banyak
Sriyati
(2008),
penelitian
tentang
asesmen
alternatif
dikerjakan
mahasiswa
VII.
melakukan
manfaat
kuliah
kepada
Botani
mahasiswa
mana
memenuhi
yang
telah
(knowlege, reasoning, skills, product,
memberikan
sangat
target
asesmen
affektive).
sintesis, alternatif
lima
dan
sejauh
Kesimpulan Asesmen
mata
yang
interpretasi
gambar,
grafik
identifikasi,
dan
diskusi,
berperan dalam upaya meningkatkan
presentasi, observasi dan pengambilan
kemampuan berpikir dan membaca
kesimpulan. Dari deskripsi tentang
ilmiah siswa, hal ini karena asesmen
mata pelajaran
alternatif memiliki kelebihan yaitu
sangat diperlukan asesmen yang tepat,
dapat menilai multi kecerdasan, dan
yaitu yang bisa mengakses semua
diakui sebagai asesmen yang sesuai
kemampuan
dengan cara kerja otak.
tersebut. Dalam hal ini maka asesmen
Asesmen
alternatif
sangat
alternatif
Biologi maka tentu
yang
dideskripsikan
sangat tepat dan penting,
penting dalam pembelajaran Biologi
karena tugas-tugas yang diberikan
karna Biologi adalah salah satu bidang
dalam
studi IPA yang untuk mempelajarinya
memenuhi
kedalam
tidak
pertanyaan
yang
sekedar
membutuhkan
asesmen
alternatif
dapat kategori
merangsang
pemahaman
sederhana,
namun
keluarnya seluruh kecerdasan (multi
memerlukan
kemampuan
analisa,
kecerdasan).
DAFTAR PUSTAKA Airasian, P.W. (1991). Classroom Assesment. New York: McGraw-hill Inc.
Harjasujana, A. S. & Misdan, Undang. (1987). Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung : Yayasan BFH.
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Haryanto, Zeni. (1999). Analisis Pola Pikir, Kemampuan Membaca Ilmiah, dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Ditinjau dari Aspek Perbedaan Jenis Kelamin. Tesis Magister PPS IKIP Bandung : tidak diterbitkan. Gronlund, N.E. (1998). Assesment of Student Achievement. Boston: Allyn and Bacon.
Practice. Japan: Unirversity.
Mokhtari, K. Yellin, D. Bull, K. Montgomery, D.(1996). “Portofolio assesment in Teacher Education”: Impact on Preservice Teachers ‘ Knowledge and attitudes”. Journal of Teacher Education, Vol 47, (4). NRC
Herman, J.L., Aschbacter, P.R., Winters, L. (1992). A Practical Guide to Alternative Assesment. California: The Regents of The University of California. Indah, K.N. ((2007). “Pembelajaran Portofolio pada Matakuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi”. Makalah Lokakarya, Seminar Nasional dan Kongres Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia, 17-18 November 2007. Johnson, Elaine B. (2007). Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC Kane, M.B. (1997). Archieved Information: Assesment of Studet Performance Studies of Educanional Reform. U.S. Separtment of Education. Krause, S. (1996). “Portofolios in teacher Education: Effect of Instruction on Preservice Teachers’ Early Comprehension of The Portofolio Process”. Journal of Teavhers Education, 47 (2), 130-138. Kumano, Y. (2001). Authentic Assesment and Portofolio Assesment-Its Theory and
Shizuoka
(National Research Council). (1996). National Science Education Standars. Washington: National Academy Press.
Popham, W.J. (1995). Classroom assesment, What Teachers Need it Know. Oxford: Pergamon Press. Siregar, K. N., et.al. (1996). Analisis Kebiasaan dan Kesulitan Membaca dan Hubungannya terhadap Pemecahan Masalah. Penelitian Hibah Bersaing IKIP Bandung : tidak diterbitkan. Ronis, D. 2011. Asesmen Sesuai Cara Kerja Otak. Jakarta : Indeks. Rustaman, N. Y. (2006). Penilaian Otentik (Authentic Assesment) dan Penerapannya dalam Pendidikan Sains. Makalah. Sriyati, S. & Wulan, A.R. (2002). Profil Model-Model Asesmen yag dikembangkan di Jurusan Pendidikan Biologi UPI. Laporan Penelitian FPMIPA UI: tidak diterbitkan. Sriyati, S. (2008). Alternative Assesment its Benefits on Botanic Phanerogamae Lecture Departement of Biologi Education FPMIPA UPI. Proceedings. Bandung: Science Education
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Program, Graduate School Indonesia University Of Eduvation (IUE). Suryabrata, S. (1990). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali. Tarigan, H. G. (1979). Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Wulan, A.R. (1998). Penggunaan Assesmen Portofolio untuk Mengungkap Penguasaan Konsep Siswa SMU tentang Alat Indera. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPMIPA IKIP Bandung: tidak diterbitkan. ------------(2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assesment Kepada Calon Guru Biologi dalam menilai Kemampuan Inquiri. Disertasi SPS UPI: Bandung : tidak diterbitkan. Wijaya, M dkk. (2007). Peningkatan Kemampuan Berpikir dan Kemampuan Membaca Ilmiah Guru IPA Melalui Pembelajaran dengan Teknik Probing. Bandung. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam: DepDikBud. Zainul, A. 2001. Assesment Alternative. Jakarta : Depdiknas.