PERBEDAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK ANTARA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA MOODLE DENGAN EDMODO (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 66 Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: RATNA ALFIANI NIM. 1111016100065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK Ratna Alfiani (1111016100065). Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik antara Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Media Moodle dengan Edmodo (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 66 Jakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis peserta didik antara peserta didik yang diajarkan menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dengan edmodo pada materi Archaebacteria dan Eubacteria. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November di SMA Negeri 66 Jakarta tahun pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain two group pretest posttest design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas X berjumlah 35 untuk kelas eksperimen I pada media moodle dan 35 untuk kelas eksperimen II media edmodo. Pengambilan data menggunakan instrumen tes keterampilan berpikir kritis berbentuk uraian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik yang diajar menggunakan moodle adalah 70,96 dengan standar deviasi 8,27, sedangkan hasil rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik yang diajar menggunakan edmodo adalah 67,4 dengan standar deviasi 10,46. Meskipun hasil rata-rata keterampilan berpikir kritis berbeda, namun hasil uji-t pada taraf α = 0,05 menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan dimana thitung < ttabel (1,57 < 2,03). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara hasil keterampilan berpikir kritis peserta didik yang diajarkan menggunakan moodle dan edmodo pada materi Archaebacteria dan Eubacteria . Kata kunci: media pembelajaran, pembelajaran berbasis masalah, moodle, edmodo, keterampilan berpikir kritis
i
ABSTRACT Ratna Alfiani (1111016100065). The Differences Between Student’s Critical Thinking Skills That Were Taught Through Biology Problem Based Learning Assisted Media Moodle with Edmodo (Quasi Experiment in SMA Negeri 66 Jakarta). S1-Thesis, Biology Education, Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. This research aims to determine the differences of student’s critical thinking skills which has taught through biology problem based on learning moodle with edmodo in Archaebacteria and E\ubacteria concept that was conducted in grade X SMA N 66 Jakarta. Quasi experiment with two groups pretest-posttest design used in this research. The sample was taken by using random sampling technique. The research was involving 35 students as the sample of moodle experiment class and 35 students as the sample of edmodo experiment class. This research used critical thinking skills test instrument with analysis form to collect data that has the validity and reliability test. Data result of this research shows that student’s mean critical thinking skills which has taught by moodle is 70,96, standard deviation 8,27 and student’s mean critical thinking skills which has taught by edmodo is 67,4, standard deviation is 10,46. Although those critical thinking skills was different, the calculation result of t’ test (α = 0,05) shows that tcount < ttable (1,57 < 2,03). It means there was no significant differences in student’s critical thinking skills which has taught through moodle and edmodo in Archaebacteria and Eubacteria concept. Key words: intructional media, problem based learning, moodle, edmodo, critical thinking skills
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
“Perbedaan Keterampilan
Berpikir
Kritis
Peserta
Didik
dengan
Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Berbantuan Media Moodle dan Edmodo” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah dan terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. sebagai suri tauladan bagi umat Islam, yang telah memberikan qudwah hasanah untuk ummatnya guna mencapai insan kamil. Semoga senantiasa mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir. Amin. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, di antaranya : 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada penulis.
4.
Eny S. Rosyidatun, M.A., pembimbing II yang telah memberikan arahan dan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis.
5.
Kepala SMA Negeri 66 Jakarta, Bapak Sukarmo, M.Pd, yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ibu H. Sartiwi, S.Pd. selaku Guru Biologi kelas X yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian, dan seluruh siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 2, yang sangat luar biasa semangatnya dalam belajar.
iii
6.
Kedua Orang tua tercinta, Ayahanda Mujiono dan Ibunda Akhiriyah yang selalu sabar mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Adik tercinta, Rita Indriani yang membuat penulis termotivasi agar memberikan teladan yang baik.
8.
Kawan-kawan Teater Alamat, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa kepada penulis.
9.
Kawan-kawan angkatan 2011 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas persahabatan dan dukungannya.
10.
Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis hanya dapat berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.
Jakarta, 15 April 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................. i ABSTRACT........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii DAFTAR ISI.......................................................................................................... v DAFTAR TABEL................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ................................................................................ 8 1.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ....................................... 8 a.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah .......................... 8
b.
Ciri atau Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ....... 9
c.
Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah................................ 10
2.
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam E-Learning .................. 12
3.
Electronic Learning (E-Learning) ............................................. 13
4.
a.
Pengertian E-Learning ........................................................ 13
b.
Kelebihan dan Kekurangan E-Learning ............................. 15
Media Pembelajaran ................................................................... 18
v
5.
Modular Object Oriented Dynamic Learning Enviroment (MOODLE)................................................................................. 20
6.
7.
a.
Pengertian Moodle .............................................................. 20
b.
Fitur-Fitur pada Moodle ...................................................... 21
c.
Kelebihan dan Kekurangan Moodle ................................... 24
Edmodo ...................................................................................... 25 a.
Pengertian Edmodo ............................................................. 25
b.
Fitur-Fitur pada Edmodo ..................................................... 26
c.
Kelebihan dan Kekurangan Edmodo .................................. 28
Berpikir Kritis ............................................................................ 29 a. Pengertian Berpikir ............................................................. 29 b. Pengertian Berpikir Kritis ................................................... 30 c. Indikator Berpikir Kritis ...................................................... 31
B. Kajian Penelitian Relevan ................................................................. 36 C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 37 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 42 B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .......................................... 42 C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 43 1.
Populasi ...................................................................................... 43
2.
Sampel ........................................................................................ 44
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 44 E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 44 1.
Tes Tertulis Keterampilan Berpikir Kritis ................................. 44
2.
Non Tes Melalui Kuesioner ....................................................... 45
vi
F. Kalibrasi Instrumen ........................................................................... 45 1.
Validitas ..................................................................................... 46
2.
Reliabilitas .................................................................................. 46
3.
Tingkat Kesukaran ..................................................................... 47
4.
Daya Pembeda ............................................................................ 47
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 48 1.
Uji Normalitas ............................................................................ 48
2.
Uji Homogenitas ........................................................................ 49
3.
Normal Gain ............................................................................... 49
4.
Uji Hipotesis ............................................................................... 50
H. Hipotesis Statistik .............................................................................. 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................. 52 1.
Deskripsi Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II....................................................................... 52
2.
Deskripsi Data N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II.............................................................................. 53
3.
Deskripsi Data Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II............................. 54
4.
Deskripsi Rekapitulasi Kuesioner Siswa pada Media Moodle dan Edmodo................................................................................ 55
B. Teknik Analisis Data.......................................................................... 57 1.
Uji Normalitas............................................................................. 57
2.
Uji Homogenitas......................................................................... 58
3.
Uji Hipotesis................................................................................ 59
C. Pembahasan........................................................................................ 60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... 65 B. Saran................................................................................................... 65
vii
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 70
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengajaran Berdasarkan Masalah......................................................... 11 Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis........................ 32 Tabel 2.3 Integrasi Sintaks PBM Melalui Moodle dan Edmodo dengan Aspek Keterampilan Berpikir Kritis yang Terkembangkan............................ 39 Tabel 3.1 Desain Penelitian................................................................................... 43 Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Reliabilitas.............................................................. 46 Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran.................................................. 47 Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Beda............................................................... 48 Tabel 4.1 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II....... 52 Tabel 4.2 Data Skor N-Gain.................................................................................. 54 Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II................................................ 55 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen........................................................................................... 58 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II....................................................................................... 59 Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis................................................................................ 60 Tabel 4.7 Perbandingan Fitur Perangkat Moodle dan Edmodo............................ 64
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Egar Dale........................................................ 19 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................ 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................. 70 Lampiran 2. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian........................................ 115 Lampiran 3. Lembar Kuesioner.......................................................................... 146 Lampiran 4. Rekap Analisis Butir Soal............................................................... 150 Lampiran 5. Reliabilitas Tes............................................................................... 151 Lampiran 6. Tingkat Kesukaran ......................................................................... 152 Lampiran 7. Daya Pembeda................................................................................ 153 Lampiran 8. Skor Data........................................................................................ 154 Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian....................................................... 155 Lampiran 10. Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis................................ 157 Lampiran 11. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I (Moodle)............. 165 Lampiran 12. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen II (Edmodo).......... 166 Lampiran 13. Analisis Normal Gain................................................................... 167 Lampiran 14. Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Pretest Kelas Eksperimen I........................................................................ 168 Lampiran 15. Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Pretest Kelas Eksperimen II....................................................................... 170 Lampiran 16. Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Posttest Kelas Eksperimen I........................................................................ 172 Lampiran 17. Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Posttest Kelas Eksperimen II....................................................................... 174
xi
Lampiran 18. Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, dan Simpangan Baku (Standar Deviasi) Pretest Hail Berpikir Kritis Materi Archaebacteria dan Eubacteria......................................... 176 Lampiran 19. Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, dan Simpangan Baku (Standar Deviasi) Posttest Hail Berpikir Kritis Materi Archaebacteria dan Eubacteri........................................... 182 Lampiran 20. Uji Normalitas Data Pretest........................................................ 189 Lampiran 21 Uji Normalitas Data Posttest........................................................ 191 Lampiran 22. Uji Homogenitas Data Pretest...................................................... 193 Lampiran 23. Uji Homogenitas Data Posttest..................................................... 194 Lampiran 24. Uji Hipotesis................................................................................. 195 Lampiran 25. Rekapitulasi Kuesioner Siswa pada Media Moodle..................... 199 Lampiran 26. Rekapitulasi Kuesioner Siswa pada Media Edmodo.................... 202 Lampiran 27. Pembelajaran dalam Kelas Moodle.............................................. 205 Lampiran 28. Pembelajaran dalam Kelas Edmodo............................................. 206
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri seorang peserta
didik untuk lebih maju. Pendidikan memiliki peranan yang penting bagi perkembangan manusia yang dapat menunjang kemajuan bangsa. Dengan pendidikan yang baik, akan terbentuk manusia yang mandiri, kerja keras, pantang menyerah dan proaktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM). Perkembangan dunia pendidikan dan pembelajaran setidaknya harus mengimbangi berbagai tuntutan upaya pemecahan tantangan yang dihadapi. Pesatnya produk teknologi informasi dalam bidang pendidikan pada era globalisasi,
memerlukan
adanya
pergeseran
konsep
pembelajaran
dari
pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran berbasis modern. Penggeseran konsep pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan dalam menghadapi perkembangan teknologi berbasis media yang secara tidak langsung telah mempengaruhi dasar pembelajaran. Menurut Jessica K. Parker dalam Lynne Schrum, “siswa zaman sekarang, tinggal di dunia media yang membosankan dan rata-rata menghabiskan waktunya hampir enam jam setiap harinya bersama media”.
1
Intensitas pengunaan media pada kalangan pelajar masih bersifat
entertaiment dan sering kali tidak beralasan. Hal ini yang mengakibatkan penggunaan media cenderung digunakan pada hal-hal yang negatif, seperti misalnya kasus yang sering terjadi adalah pelanggaran asusila dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Para penyelenggara pembelajaran harus memahami fenomena yang terjadi untuk menanggapi permasalahan tersebut. Generasi muda memiliki semangat dalam menghadapi era digital yang dapat dimanfaatkan sebagai sebuah titik untuk belajar. Guru dapat memasukkan alat-alat baru untuk 1
Jessica K. Parker, “Memahami Anak Muda dan Media Digital”, dalam Lynne Schrum (ed.), Teknologi Pendidikan: bagi para Pemimpin Sekolah, Trj. dari Educational Tecnology for School Leaders oleh Firda Dwiyanti Widjaya, (Jakarta: Indeks, 2013), h. 87.
1
2
membantu pengajaran di kelas. Serta berkomitmen untuk menggunakan media mutakhir agar generasi muda dapat berpartisipasi dalam pembelajaran.2 Kemajuan teknologi, dapat dikembangkan oleh guru untuk membantu dalam proses pembelajaran. Kemudahan mengakses internet oleh sebagian besar peserta didik dapat dimanfaatkan ke arah yang lebih positif. Melalui media pembelajaran yang tersedia di internet, guru dan peserta didik dapat saling terhubung untuk membahas materi pelajaran. Tetapi, hal ini belum dapat dilaksanakan dengan baik. Permasalahan mengenai minimnya pemanfaatan media pembelajaran juga ditemukan pada SMA Negeri 66 Jakarta Selatan, khususnya pada mata pelajaran biologi. Penggunaan alat teknologi mutakhir dikalangan peserta didik, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di sekolah tersebut, menunjukkan bahwa lebih dari 50% penggunaan alat teknologi masih cenderung ke arah negatif. Oleh karena itu, penggunaan teknologi dikalangan peserda didik perlu diperhatikan. Pembelajaran
modern
dapat
menjadi
solusi
dalam
menghadapi
perkembangan alat teknologi dikalangan pelajar. Pembelajaran modern dalam dunia pendidikan disebut dengan pembelajaran elektronik (inggris: electronic learning disingkat e-learning) yang merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar.
E-learning
merupakan
suatu
aplikasi
internet
yang
dapat
menghubungkan pendidik dan peserta didik dalam suatu ruang belajar online sehingga pembelajaran dapat berlangsung kapan saja karena pendidik dan peserta didik tidak harus berada dalam satu dimensi ruang dan waktu. Pelaksanaan e-learning memerlukan media sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik. Media yang dapat digunakan sebagai penunjang elearning saat ini sangat mudah didapatkan. Banyak platform media yang dapat digunakan secara mudah dan gratis untuk kegiatan pembelajaran, seperti geosmart, gesschool, siap sekolah, moodle, dan edmodo. Media moodle dan edmodo merupakan media yang sering digunakan untuk keperluan kegiatan belajar mengajar yang berjalan di jaringan internet. Kedua media ini juga sering digunakan sebagai objek penelitian dalam melihat pengaruh 2
Ibid., h. 99.
3
penggunaan media terhadap pembelajaran. Media pembelajaran moodle dan edmodo merupakan aplikasi Learning Management System (LMS). Keduanya dapat digunakan secara bebas sebagai produk sumber terbuka (open source). Moodle merupakan singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi
objek.
Sedangkan
edmodo
adalah
sebuah
platform
web
microblogging yang secara khusus dikembangkan dan dirancang untuk digunakan oleh guru dan siswa dalam suatu ruang kelas. Dharmendra Chourishi, dkk. menyatakan bahwa didalam website moodle dapat ditemukan dengan mudah berbagai modul. Modul-modul ini membantu kita untuk membuat pengajaran lebih efektif.3 Hasil penelitian lainnya, yang dilakukan Che Ken Nee, menunjukkan bahwa kelompok dengan media edmodo mendapatkan nilai gain lebih besar dari kelompok konvensional.4 Selanjutnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Asmuni dan Wiwin Sri Hidayati, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media jejaring sosial edmodo terhadap partisipasi mahasiswa dalam diskusi kelas pada materi ajar teoretis dan praktis.5 Media moodle dan edmodo memiliki perbedaan konsep dalam penyediaan fasilitas pembelajaran, meskipun keduanya merupakan aplikasi LMS. Moodle merupakan media berbasis web dengan fitur dapat dikembangkan atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dari penggunanya. Sedangkan edmodo merupakan media berbasis jejaring sosial dengan fitur yang sudah ditentukan oleh pengembang, dan tidak bisa dirubah atau dimodifikasi sesuai dengan keinginan 3
Dharmendra Chourishi, Chanchal Kumar Buttan, Abhishek Chaurasia, dan Anita Soni, “Effective E-Learning through Moodle”, IJATER, Vol.1, 2011, Diakses dari: https://www.researchgate.net/publication/265974790_Effective_E-Learning_through_Moodle, pada 13 November 2014 pukul 17.22 WIB. 4 Chee Ken Nee, “The Effect of Educational Networking on Students’ Performance in Biology”, IJITE, Vol. 3, No. 1, 2014, h. 21, Diakses dari: https://www.researchgate.net/publication/274174102_The_Effect_of_Educational_Networking_on _Students'_Performance_in_Biology, 25 November 2014 pukul 08.02 WIB. 5 Asmuni dan Wiwin Sri Hidayati, “Pengaruh Penggunaan Media Jejaring Sosial Edmodo terhadap Partisipasi Mahasiswa dalam Diskusi Kelas pada Materi Ajar Teoretis dan Praktis”, Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Vol.1, No.1, 2015, h. 98, Diakses dari: https://www.academia.edu/19104989/Pengaruh_Penggunaan_Media_Jejaring_Sosial_Edmodo_ter hadap_Partisipasi_Mahasiswa_dalam_Diskusi_Kelas_pada_Materi_Ajar_Teoretis_dan_Praktis, pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 20.42 WIB.
4
dari penggunanya. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan kedua media ini memberikan dampak yang positif terhadap keberlangsungan pembelajaran, tetapi belum diketahui mana yang lebih unggul antara media moodle dan edmodo. Pembelajaran sains, di masa perkembangan teknologi, selain membutuhkan pembelajaran berbasis modern, dibutuhkan juga keterampilan dalam berpikir kritis. Sehingga peserta didik mampu mengatasi permasalahan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi yang akan dihadapi. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinakan dikembangkannya keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Menurut Taufiq Amir, “pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga dapat memberikan bekal kompetensi, pengetahuan, serta serangkaian kecakapan berpikir secara rasional dan kritis yang mereka butuhkan dari waktu ke waktu”. 6 H.A.R Tilaar dalam Kowiyah berpendapat bahwa, ada 4 pertimbangan mengapa berpikir kritis perlu dikembangkan di dalam pendidikan modern, diantaranya: (1) Mengembangkan berpikir kritis didalam pendidikan berarti kita memberikan penghargaan kepada peserta didik sebagai pribadi (respect as person); (2) Berpikir kritis merupakan tujuan yang ideal di dalam pendidikan karena mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan kedewasaannya; (3) Pengembangan berpikir kritis dalam proses pendidikan merupakan suatu cita-cita tradisional seperti apa yang ingin dicapai melalui pelajaran ilmu-ilmu eksakta; (4) Berpikir kritis merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan demokratis. Sehingga berpikir kritis haruslah dikembangkan. 7 Kebutuhan pembelajaran seperti yang telah disebutkan di atas merupakan sesuatu yang dapat diintegrasikan dalam satu proses pembelajaran. Di dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan student centered dapat diterapkan melalui proses pembelajaran berbasis masalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, disisi lain pembelajaran berbasis masalah dapat memanfaatkan e-learning secara kolaboratif dalam pemecahan masalah.
6
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 3, h. 4. 7 Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3 No. 5, 2012, h. 178, Diakses dari: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=201158&val=6649&title=KEMAMPUAN%2 0BERPIKIR%20KRITIS, pada tanggal 1 Januari 2015 pukul 12.46 WIB.
5
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai “perbedaan keterampilan berpikir kritis peserta didik antara pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dengan edmodo”.
B.
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:
1.
Perkembangan zaman dan globalisasi menuntut pergeseran konsep pembelajaran menjadi pembelajaran berbasis modern sebagai upaya menghadapi perkembangan teknologi berbasis media.
2.
Pesatnya perkembangan produk teknologi informasi belum secara efektif dimanfaatkan dalam bidang pendidikan.
3.
Peserta didik rata-rata menghabiskan waktunya hampir enam jam setiap harinya bersama media dan penggunaannya cenderung mengakibatkan halhal yang negatif.
4.
Semangat generasi muda dalam menghadapi era digital dapat dimanfaatkan sebagai sebuah titik untuk belajar.
5.
E-learning
menawarkan
banyak
media
pembelajaran
yang
dapat
dimanfaatkan. 6.
Media moodle dan edmodo memberikan dampak yang positif terhadap keberlangsungan pembelajaran, tetapi belum diketahui mana yang lebih baik antara keduanya.
7.
Peserta didik membutuhkan pendekatan yang dapat memberikan bekal kompetensi pengetahuan serta kecakapan berpikir secara rasional dan kritis.
8.
Model pembelajaran yang memungkinakan dikembangkannya keterampilan berpikir kritis adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
9.
Pembelajaran berbasis masalah dapat memanfaatkan e-learning secara kolaboratif dalam pemecahan masalah.
6
C.
Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1.
Cakupan materi biologi pada penelitian ini dibatasi hanya pada konsep biologi Archaebacteria dan Eubacteria.
2.
Materi bakteri yang dijadikan bahan pada pembelajaran berbasis masalah melalui media moodle dan edmodo adalah isu-isu dalam kehidupan seharihari yang diintegrasikan dengan Kompetensi Dasar (KD) Archaebacteria dan Eubacteria.
3.
Pembelajaran yang dilaksanakan di moodle dan edmodo hanya sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar dan tidak menghilangkan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan melalui media moodle dan edmodo sebagai penugasan.
5.
Peserta didik tetap melakukan pembelajaran saintifik di kelas mengenai materi Archaebacteria dan Eubacteria sebagai pengetahuan awal sebelum memasuki pembelajaran berbasis masalah.
D.
Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah
terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis peserta didik antara pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dengan edmodo?”.
E.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan keterampilan berpikir kritis
peserta didik antara pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dengan edmodo.
7
F.
Kegunaan Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses belajar mengajar terutama pada proses pembelajaran biologi serta menghasilkan generasi yang mampu berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan dunia. Secara khusus, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa melalui media teknologi, sebagai upaya dalam mengarahkan peserta didik dalam pemanfaatan teknologi.
Selain itu,
penelitian ini juga diharapkan mampu menigkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dalam memecahkan masalah. 2.
Bagi guru Memberikan pandangan baru bagi guru untuk tetap menerapkan student center dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam memperkaya media pembelajaran.
3.
Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti ketika menjadi seorang pendidik mengenai pentingnya penerapan model-model
pembelajaran
pemanfaatan teknologi.
dengan
mengintegrasikannya
dengan
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teoritik
1.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
a)
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran
sains,
khususnya
biologi
membutuhkan
serangkaian
kecapakan yang perlu diarahkan sebagai upaya menghasilkan manusia yang mampu memecahkan berbagai permasalahan. Sejauh ini, peserta didik dalam pembelajaran memiliki kecenderungan hanya menerima materi. Kecenderungan ini membuat, pola pikir para peserta didik menjadi pasif dan tidak produktif. Pembelajaran berbasis masalah akan mengarahkan peserta didik untuk menggali pengetahuannya sehingga menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Dewey dalam Trianto, menyatakan bahwa belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dari lingkungan berupa masalah dengan respons sistem syaraf otak yang berfungsi menafsirkan secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinlai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman peserta didik yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. 1 Donnelly dan Hung dalam Santrock, mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah autentik seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 2 Dutch dalam Taufiq Amir, menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode instruksional bersifat pembelajaran kelompok yang bertujuan untuk mencari
1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satun Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 6, h. 91-92. 2 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Trj. dari Educational Psychology oleh Harya Bhimasena, (Jakarta: Salemba Humanika, 2014), h. 30.
8
9
solusi bagi masalah yang nyata. Masalah dihadirkan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan kritis dan analitis atas materi pelajaran. 3 Pembelajaran berbasis masalah dapat diketahui sebagai pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah yang terjadi di lingkungan nyata. Masalah yang diberikan pada awal proses pembelajaran adalah masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari. Penyelidkan dalam upaya memecahkan suatu permasalahan diharapkan dapat menggali keterampilan kritis dan analisis peserta didik. Pembelajaran berbasis masalah akan bermakna bagi peserta didik dalam memperoleh pengetahuan materi pelajaran.
b)
Ciri atau Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah Pendekatan
pembelajaran
berbasis
masalah
telah
diakui
sebagai
pengembangan pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat dikatakan sebagai pembelajaran berbasis masalah ketika memenuhi beberapa karakteristik. Arends dalam Trianto, suatu pengajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik
sebagai
berikut.
Pertama,
pembelajaran
berbasis
masalah
mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang bermakna bagi peserta didik. Kedua, pembelajaran bermasis masalah berfokus pada keterkaitan anatar disiplin. Ketiga, pembelajaran berbasis masalah mengharuskan penyelidikan autentik dalam mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Keempat, pembelajaran berbasis masalah menuntut peserta didik dapat menghasilkan produk dan memamerkannya. Kelima, adanya kerjasama peserta didik satu dengan yang lainnya.4 Tan dalam Taufiq Amir, merangkum karakteristik tercakup dalam proses Problem Based Learning (PBL). PBL diawali dengan pemberian masalah yang biasanya merupakan masalah dunia nyata. Biasanya, masalah menuntuk prespektif majemuk (multiple perspective) yang menuntut penggunaan konsep dari beberapa 3 4
M. Taufiq Amir, op. cit., h. 21. Trianto, op. cit., h.93-94.
10
lintas ilmu dalam pencarian solusi. Masalah yang dihadirkan membuat peserta didik tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru. Pembelajaran berbasis masalah ini sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning), serta memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pembelajaran berbasis masalah juga merupakan pemebelajaran yang mengedepankan aspek kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. 5 Berbagai pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik, yaitu: (1) adanya permasalahan diawal pembelajaran; (2) masalah yang dihadirkan merupakan masalah dunia nyata yang diintegrasikan dengan tujuan pembelajaran; (3) diperlukannya penyelidikan auentik dengan sumber pengetahuan yang variatif sebagai upaya penyelesaian masalah, dan (4) dalam menyelesaikan masalah biasanya dilakukan secara kolaboratif sehingga peserta didik terlibat dalam kelompok diskusi serta adanya presentasi.
c)
Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah Penerapan pembelajaran berbasis masalah perlu dirancang dengan baik.
Perencanaan mulai dari memahami langkah-langkah hingga implemantasi diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Model pembelajaran berbasis
masalah
adalah
pembelajaran
yang menekankan
pada
proses
penyelesaian masalah, oleh karena itu diperlukan langkah-langkah yang dapat memecahkan sebuah masalah. Pembelajaran berbasis masalah dapat dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut. Pertama, tahap definisi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahap ini adalah menugasi peserta didik atau disajikan oleh guru untuk mengidentifikasi masalah yang dapat memicu sebagai bahan investigasi. Kedua, tahap analisis. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahap ini adalah mengadakan brainstorming permasalahan yang akan diteliti. Ketiga, tahap arahan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perumusan masalah 5
M. Taufiq Amir, op. cit., h. 22.
11
riset/hipotesis untuk penyelidikan dan mengidentifikasi penyelidikan lebih lanjut. Keempat, tahap penelitian kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi pengetahuan apa yang diperoleh dalam hubungan dengan masalah dan hasil investigasi. Kelima, tahap sintesis. Kegiatan yang dilakukan adalah meninjau ulang pengetahuan baru, menyatukan temuan-temuan baru untuk membantu masalah penyelidikan, dan melakukan refleksi proses belajar.6 Ibrahim dalam Trianto, menyatakan terdapat 5 langkah dalam pengajaran berdasarkan masalah. Kelima langkah tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. 7 Tabel 2.1 Pengajaran Berdasarkan Masalah Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap-1 Orientasi peserta didik pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Tahap-2 Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Tahap-4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Fase-fase yang harus dilakukan dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah adalah mengulang dan menyajikan masalah, guru mengulang 6
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. 4, h. 292-293. 7 Trianto, op. cit., h. 97-98.
12
pengetahuan awal yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah, dan kemudian menyajikan masalah itu sendiri sebagai langkah awal penerapan Problem Based Learning. Menyusun strategi yang dilakukan oleh peserta didik, yakni strategi untuk memecahkan masalah dan guru memberikan umpan balik dengan melakukan bimbingan. Menerapkan strategi penyelesaian masalah yang telah disusun oleh peserta didik dan guru yang membantu menyelesaikan tugas-tugas yang tidak mampu diselesaikan oleh peserta didik. Pembahasan dan evaluasi, oleh guru tentang upaya peserta didik dan hasil yang didapatkan.8 Pembelajaran
berbasis
masalah
memiliki
langkah-langkah
dalam
pelaksanaannya yaitu, (1) pembelajaran diawali dengan guru yang mengulang materi pembelajaran sebagai pengetahuan awal peserta didik; (2) guru mempersiapkan masalah yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemudian melempar masalah itu kepada peserta didik; (3) peserta didik membentuk kelompok untuk bekerja sama dalam pemecahan masalah; (4) peserta didik mencari informasi, data dan menyusun strategi untuk pemecahan masalah dengan dibimbing oleh guru; (5) peserta didik menyusun solusi permasalahan untuk dilaporkan berdasarkan data dan solusi yang diperoleh dari diskusi; (6) kegiatan akhir dalam pembelajaran berbasis masalah diperlukannya evaluasi proses yang telah dilakukan oleh peserta didik dan guru.
2.
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam E-Learning Penyelesaian masalah melibatkan penempatan peran aktif peserta didik
dalam berhadapan dengan masalah baru yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Para peserta didik mulai dengan pengetahuan terbatas, tetapi melalui kolaborasi dengan rekan, peneliti dan konsultasi dengan ahli, peserta didik mampu mengembangkan, menjelaskan, dan mempertahankan solusi atau posisi mengenai masalah tersebut. Sebagai bagian dari penyelesaian masalah, para peserta didik
8
Paul Eggen, Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6, Trj. dari Stategy and Models for Teachers: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition oleh Satrio Wahyono, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 311-317.
13
mengunjungi pusat media sekolah dan atau mengakses database komputer dan para pakar konten melalui internet.9 Pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat memanfaatkan fasilitas elearning secara kolaboratif dalam proses pemecahan masalah. Beberapa landasan prinsip penggunaan PBM dalam e-learning adalah: (1) menggunakan kekuatan masalah yang riil untuk membangkitkan motivasi; (2) mengondisikan lingkungan kaitannya dengan informasi global; (3) mendorong proses pemanfaatan dan pengembangan belajar e-learning; (4) menekankan pada pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dari pada bahan belajar; (5) menyediakan sistem kolaborasi; (6) optimis dalam menggunakan struktur yang fleksibel; dan (7) mengembangkan evaluasi dan kritik terhadap sumber informasi.10 Pembelajaran berbasis masalah dapat dikolaborasikan dengan e-learning. Masalah dalam kehidupan nyata yang dihadirkan diawal pembelajaran diperlukan penyelidikan yang dapat memanfaatkan teknologi. Karena pengetahuan awal siswa yang terbatas, mereka memerlukan berbagai pengetahuan untuk penyelesaian masalah. Selain itu, kolaborasi dengan rekan bahkan dengan pendidik dapat dilakukan melalui bantuan media, sehingga tidak terbatas oleh ruang dan waktu serta potensi teknologi dapat dimanfaatkan secara penuh.
3.
Electronic Learning (E-Learning)
a)
Pengertian E-Learning Electronic
learning
(e-learning)
merupakan
pembelajaran
dengan
menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika yang proses pembelajarannya dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan elearnig memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet. Dengan e-learning, belajar dapat dilakukan kapan 9
Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell, Instructional Technology and Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, Trj. dari Instructional Technology and Media For Learning oleh Arif Rahman, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. 2, h. 47. 10 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 4, h. 240.
14
saja, dimana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif.11 Darni E. Hartley dalam Wahono, menyatakan bahwa e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lain.12 Menurut Purbo O. W., dkk. dalam Afrizal Mayub, e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. 13 E-learning
merupakan
pembelajaran
berbasis
elektronik
yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik melalui media elektronik dengan berbantuan jaringan internet. E-Learning merupakan bentuk sekolah maya yang memudahkan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Belajar melalui e-learning dapat dilakukan kapan saja, di mana saja dan melalui jalur mana saja. Konsep sistem e-learning, dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk membuat kelas-kelas elektronik (maya) yang setara dengan kelas konvensional. Dalam pelaksanaannya, e-learning harus dapat mengadopsi sistem-sistem yang sudah ada pada sekolah konvensional kedalam bentuk sistem digital dan internet. Sehingga diperlukan penyesuaian-penyesuaian teknis dalam pelaksanannya.14 E-learning dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendidikan di sekolah. Untuk mempelajari atau mendalami hal-hal tertentu, para peserta didik dapat diberi tugas atau mencari sendiri di internet. E-learning dapat dimasukkan dalam program sekolah, baik hanya untuk kelompok peserta didik tertentu sebagai program pengayaan, atau bagi semua peserta didik sebagai program penunjang, atau program terpadu dengan pembelajaran utama.15 11
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 203. 12 Deni Darmawan, Pengembangan E-Learning: Teori dan Desain, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 61-62. 13 Afrizal Mayub, E-Learning Fisika Berbasis Macromedia Flash MX, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 7. 14 Ibid., h. 11-12. 15 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 3. h. 209.
15
Penerapan pembelajaran e-learning di sekolah pada hakikatnya sama seperti pembelajaran konvensional, untuk itu perlu adanya penyesuaian antara e-learning dengan sistem pembelajaran yang sudah ada. Terkait dengan proses pembelajaran, ada baiknya jika e-learning yang diterapkan di sekolah saling dipadukan, agar pembelajaran konvensional di sekolah dan e-learning dapat saling melengkapi.
b)
Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Pembelajaran elektronik memiliki banyak kelebihan dalam pelaksanaannya
dibandingan dengan pembelajaran konvensional. Menurut Empy Effendy dan Hartono Zhuang, kelebihan e-learning dilihat dari segi biaya, mampu mengurangi biaya tempat dan transportasi pelatiahan. E-learning memberikan fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan. Melalui e-learning peserta didik dapat menyesuaikan waktu dan tempat belajar. Selain itu, peserta didik dapat meyesuaikan sendiri kecepatan belajar yang diikuti, apabila belum mengerti, modul tertentu dapat dipelajari dan diulang. Dari segi pengajaran, e-learning dapat menghapus standarisasi pengajaran, antara kemampuan metode pengajaran guru yang dapat mengajar dengan baik dan guru yang mengajar kurang baik. Pelajaran e-learning selalu memiliki kualitas yang sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar. Selain itu, E-learning memberikan efektifitas pengajaran, karena konsepnya yang didesain dengan instructional design mutakhir membuat peserta didik lebih mengerti isi pelajaran. Penyampaian pelajaran e-learning dapat berupa simulasi dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan menerapkan teknologi aplikasi canggih. Bentuk-bentuk tersebut dapat membantu proses pembelajaran dan mempertahankan minat belajar. Kelebihan lainnya seperti kecepatan distribusi materi e-learning yang dapat dengan cepat menjangkau pelajar yang letaknya jauh, ketersediaan on-demage (dapat sewaktu-waktu diakses), dan otomatisasi proses administrasi menggunakan Learning Managemen System (LMS) yang berfungsi sebagai platform pelajaran-
16
pelajaran, penyimpanan data-data pelajar, pelajaran, dan proses pembelajaran yang berlangsung.16 Pembelajaran elektronik (e-learning) bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait.
Bagi
peserta
didik,
pembelajaran
e-learning
memungkinkan
berkembangnya fleksibilitas belajar siswa yang optimal, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Soekartawi dalam Made Wena, menyatakan manfaat yang diperoleh guru dalam pembelajaran e-learning, yaitu (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawab guru, sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, (2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak, (3) mengontrol kebiasaan peserta didik, (4) memeriksa apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik. Bagi sekolah, dengan adanya model pembelajaran e-learning memberikan manfaat, yaitu (1) akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya, (2) pengembangan isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan, (3) sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran, dan (4) mendorong menumbuhkan sikap kerja sama antara guru dengan guru dan guru dengan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran.17 E-learning juga memiliki keterbatasan dalam pelaksanaannya. Keterbatasan yang dimiliki e-learning meliputi dari segi budaya, infestasi, teknologi, infrastruktur, dan materi. Penggunaan e-learning menuntut budaya self-learning, atau budaya bagi seseorang untuk memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, di Indonesia motivasi belajar masih bergantung pada guru. Oleh karena itu, beberapa orang masih merasa segan berpindah dari pelatihan di kelas 16
Empy Effendi dan Hartono Zhuang, E-Learning, Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2005), h. 9-15. 17 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 3, h. 213-214.
17
ke pelatihan e-learning. Selain itu, budaya dan kebiasaan penggunaan teknologi pelajar juga perlu dipertimbangkan, apabila mereka tidak terbiasa menggunakan komputer, implementasi e-learning akan memakan waktu lebih lama. Keterbatasan dari segi investasi, adalah pengeluaran investasi awal untuk mulai mengimplementasikan e-learning cukup besar. Keterbatasan dari segi teknologi, teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik tekologi sehingga e-learning tidak berjalan dengan baik. Infrastruktur internet belum menjangkau semua kota di Indonesia. Akibatnya, belum semua orang atau wilayah dapat merasakan e-learning dengan internet. Selain itu, materi pembelajajan yang dapat dilaksanakan pada e-learning terbatas pada materi yang bersifat praktik, ada beberapa materi yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning seperti olahraga dan musik. 18 Wildavsky dalam Made Wena, menyatakan bahwa dalam e-learning juga terdapat kelemahan. Kelemahan utama pembelajaran e-learning adalah frekuensi kontak secara langsung yang sangat minim antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lain dan antara peserta didik dengan narasumber. Selain itu, peluang peserta didik untuk bersosialisasi dengan siswa lain juga sangat terbatas. 19 Pembelajaran e-learning sama seperti pembelajaran konvensional yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam praktiknya. Keuntungan yang sangat terlihat adalah dari segi efektifitas dan efisiensi waktu. Penyampaian materi dari pengajar kepada peserta didik dapat dilakukan dengan sangat praktis tanpa keterbatasan ruang dan waktu. Tetapi, terdapat beberapa kendala utama dari penerapan e-learning yaitu, interaksi antar peserta didik dengan narasumber atau peserta didik dengan peserta didik lainnya menjadi sangat minim. Selain itu, layanan ketersediaan fasilitas jaringan internet masih terbatas, dan diperlukannya biaya pribadi untuk membayar provider penyedia jaringan internet. Keterbatasan jaringan internet menjadi kendala utama, karena tidak semua peserta didik memiliki fasilitas yang memadai untuk melaksanakan pembelajaran e-learning. 18 19
Empy Effendi, Hartono Zhuang, op. cit., h. 15-16. Made Wena, op. cit., h. 214.
18
4.
Media Pembelajaran Penerapan e-learning dalam proses belajar mengajar, tentu tidak terlepas
dari adanya fasilitas media sebagai perantara. Media digunakan sebagai akses dalam menjalankan e-learning. Tanpa perantara media pembelajaran berbasis elearning tidak dapat berlangsung. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Arif S. Sadiman dalam bukunya, mengutip beberapa pendapat alhi mengenai definisi media. Gagne menyatakan bahwa, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs berpendapat bahawa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA) memiliki pengertian yang berbeda, bahwa media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.20 Media pembelajaran dapat dipahami sebagai, segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana. Sehingga dengan media pembelajaran, tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Dengan demikian, media diperlukan dalam proses pembelajaran untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses pembelajaran itu sendiri. 21 Media dapat diketahui sebagai suatu pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Melaui media, pesan yang ingin disampaikan dapat dijangkau meskipun dalam jarak yang jauh. Dalam pembelajaran, media digunakan sebagai alat komunikasi serta peralatannya yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai perantara atau pengantar
20
Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. 14, h. 6-7. 21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 7-8.
19
pesan dari sumber secara terencana sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, efektif dan efisien. Dengan demikian, media pembelajaran merupakan penyambung ilmu pengetahuan untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar. Melaui perantara ini, siswa dapat lebih mudah menerima pengetahuan dari guru. Teori penggunaan media yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori dalam proses belajar adalah Dale‟s Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale). Kerucut ini bukan menggambarkan tingkat kesulitan, melainkan keabstrakan – jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Kerucut pengalaman Dale dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Egar Dale Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada dilingkungan seseorang kemudian melalui benda
20
tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas dipuncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu.22 Kerucut pengalaman Dale, didasari pada jumlah jenis indera yang ikut serta selama penerimaan pesan atau pembelajaran. Semakin banyak indera yang terlibat dalam pembelajaran yaitu melibatkan indera penglihatan, peraba, pendengaran, penciuman dan perasaan maka akan semakin memberikan kesan secara utuh dalam pembelajaran. Sebaliknya, tingkat keabstrakan suatu pesan akan semakin tinggi ketika pesan tersebut dituangkan dalam bentuk gambar atau grafik yang hanya melibatkan satu indera yaitu penglihatan.
5.
Modular Object-Oriented Dinamic Learning Enviroment (MOODLE)
a)
Pengertian Moodle Moodle merupakan salah satu aplikasi e-learning yang berbasis open
source. Moodle adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar mengajar berbasis internet. Istilah moodle diambil dari singkatan Modular Object Oriented Dynamic Learning Enviroment, yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek. Dengan demikian merujuk pada paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan dengan konsep berorientasi objek.23 In Rice, Moodle is a free learning management system that enables you to create powerful, flexible, and engaging online learning experiences. I use the phrase “online learning expriences” instead of “online courses” deliberately. The phrase “online courses” often connotes a sequential series of web pages, some images, maybe a few animations, and a quiz put online. There might be some email or bulletin board comunication between the teacher and student. However, online learning can be much more engaging than that.24 Wahono, R.S. dalam Nurwita, dkk. moodle termasuk Lerning Management System (LMS) yang terbaik secara kelengkapan fitur dibandingkan dengan software LMS lain. Proses pengelolaan moodle relatif tidak merepotkan meskipun user tidak memahami skill pemrograman dengan baik. Template dan theme yang
22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 14, h.
23
Munir, op. cit., h. 211. Deni Darmawan, op. cit., h. 70.
7-11. 24
21
disediakan moodle banyak dan mendukung 40 bahasa termasuk bahasa Indonesia. Fitur lesson moodle menarik dan tidak ada di LMS lain. Fitur lesson ini memungkinkan mengarahkan siswa dan peserta e-learning diarahkan secara otomatis ke halaman lain sesuai dengan jawaban dari pertanyaan di suatu halaman. 25 Moodle merupakan salah satu media Learning Management System (LMS) berbasis open source yang diproduksi sebagai sistem manajemen pembelajaran untuk proses belajar mengajar berbasis internet. Moodle menyediakan fasilitas fitur-fitur yang membantu dalam proses pembelajaran online. Moodle dapat di akses secara gratis oleh penguna (user). Media moodle dapat dirancang untuk memperkuat, membuat fleksibel, dan memberikan pengalaman menarik dalam pembelajaran online. Berbagai fitur dalam moodle dapat diatur oleh pengguna (user), proses pengelolaan media ini juga relatif mudah dipelajari oleh pengguna .
b)
Fitur-fitur pada Moodle Moodle sebagai media penyedia fasilitas kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya terdapat berbagai fitur. Fitur assignment, merupakan fasilitas pada moodle yang digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil pekerjaan mereka. Fitur chat, fasilitas ini digunakan oleh pengguna moodle untuk melakukan proses chatting (percakapan online) antara pengajar dan peserta pembelajaran. Fitur forum, merupakan sebuah forum diskusi secara online untuk membahas suatu materi pembelajaran. Fitur quiz, merupakan fasilitas pada media moodle yang memungkinkan untuk dilakukan ujian ataupun test secara online. Fitur survey digunakan untuk melakukan jajak pendapat atau polling.26
25
Nurwita Yuliastuti, Pujayanto, dan Elvin Yusliana Ekawati, “Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis E-Learning dengan Moodle untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Tema Pengolahan Sampah”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.2, No.1, 2014, h. 17, Diakses dari: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pfisika/article/view/3730, pada tanggal 19 September 2014 pukul 14.48 WIB. 26 Heri Triluqman BS dan Sukirman, “Pengembangan Sistem Pembelajaran Online Berbasis Moodle di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Semarang” Jurnal Lembaran
22
Fitur yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran melalui moodle sangat banyak dan berfariasi. Fitur dalam moodle dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Fitur yang tersedia di dalam media moodle adalah sebagai berikut: assignments, forum, quiz, glossary, resources, option, survey, chats, leasson, workshop dan wiki. Fitur assignments, merupakan modul penugasan yang digunakan siswa untuk mengunggah tugas-tugas mereka dari berbagai format file ke server yang telah ditentukan tanggal pengumpulan. Keterlambatan pengumpulan tugas dapat diizinkan, tetapi keterlambatan waktu dapat terlihat secara jelas oleh seorang guru. Guru dapat memberikan nilai dan komentar tentang tugas yang dilakukan peserta didik. Peserta didik dapat memperbaiki tugasnya sehingga guru dapat menilai kembali hasil tugas siswa tersebut. Fitur forum pada moodle menyediakan forum sebagai tempat diskusi online. Berbagai macam jenis forum seperti forum khusus diperuntukkan untuk guru. Fitru forum juga menyediakan forum terbuka dan forum khusus pembelajaran yang dapat digunakan sebagai kelompok belajar kooperatif. Fitur quiz pada moodle menyediakan kuis sebagai salah satu bentuk penilaian tes. Manajemen kuis memberikan kemudahan kepada seorang guru untuk memberikan feedback, memberikan penilaian kembali, dan memberikan remidial teaching. Kuis melalui fitur ini dapat diatur untuk memberikan batas waktu pengumpulan, mengacak nomor soal dan jawaban soal pilihan ganda pada setiap soal. Fitur glossary pada moodle memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk membangun konsepnya sendiri. Glosari yang telah dibuat oleh peserta didik, dapat diperbaiki oleh guru sehingga tidak terdapat kesalahan konsep. Fitur resources pada moodle menyediakan sumber belajar dari berbagai sumber dan dapat diperlihatkan secara bebas oleh seorang guru. Sumber belajar yang dimaksud dapat berupa teks dari perangkat lunak pengolah kata, pengolah angka,
Ilmu Kependidikan Jilid 38, No. 1, 2009, h. 29, Diakses dari: https://www.academia.edu/5353031/PENGEMBANGAN_SISTEM_PEMBELAJARAN_ONLIN E_BERBASIS_MOODLE_DI_JURUSAN_KURIKULUM_DAN_TEKNOLOGI_PENDIDIKAN _UNIVERSITAS_NEGERI_SEMARANG, pada tanggal 19 September 2014 pukul 14.43 WIB.
23
powerpoint, flash, video, sound yang dapat diciptakan sendiri atau mengambil atau menghubungkan dengan website yang lain. Fitur option, merupakan sejenis jajak pendapat, survei tentang sesuatu hal. Seorang guru dapat menganalisa pilihan dari para responden untuk dijadikan pedoman dalam menentukan tindak lanjut pembelajaran. Fitur survey digunakan untuk survei dari suatu masalah yang bisa digunakan untuk menganalisis kelas. Fitur chats, merupakan modul yang dugunakan untuk interaksi secara langsung. Semua session terekam sehingga dapat dilihat lagi pada waktu yang akan datang. Fitur workshop pada moodle memberikan kemudahan bagi guru untuk menilai dokumen. Guru dapat memberikan contoh sebuah dokumen kepada pelajar sebagai praktik. Fitur lesson merupakan modul pembelajaran secara online. Guru dapat memberikan materi melalui presentasi, kuis dan penilaian. Modul ini sangat dimungkian seorang guru untuk membuat isi atau materi pelajaran dengan berbagai format, karena modul ini mensyaratkan seorang guru dapat menguasai bahasa HTML. Fitur wiki, adalah sebuah halaman web untuk semua anggota yang dapat menambah dan memperbaiki dokumen. Modul ini sangat menunjang bagi pembelajaran kelompok. Dokumen yang telah ada tidak dapat dihapus dan dapat dimunculkan kembali apabila diinginkan. 27 Moodle memberikan berbagai fitur yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Fitur-fitur tersebut diantaranya adalah fitur forum, penugasan (assignments), sumber belajar (resources), glosari (glossary), kuis (quiz), chats, workshop, pembelajaran (lesson), pilihan (option), survei (survey) dan fitur wiki. Berbagai fitur yang ditawarkan moodle, dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Fitur-fitur yang yang disediakan oleh moodle, dapat didesain oleh guru atau penagajar sesuai dengan kebutuhan matapelajaran yang diampunya.
27
Muhammad Soleh, “Penerapan CMS Moodle Sebagai Alat Uji Coba Soal”, Studi Deskriptif Analitis tentang Penerapan CMS Moodle Sebagai Alat Uji Coba Soal Try Out Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kewargaan Negara di Sekolah Indonesia Bangkok, 2007, h. 9-13, Diakses dari: http://dokumen.tips/documents/lktiguru-moodle.html, 13 November 2014 pukul 23.48 WIB.
24
Sehingga media ini sangat fleksibel untuk digunakan berbagai macam jenis pembelajaran.
c)
Kelebihan dan Kekurangan Moodle Dalam pelaksanaannya moodle memiliki beberapa kelebihan yang sangat
membantu proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan moodle tepat untuk kelas online dan hasil belajarnya relatif sama baiknya dengan hasil belajar langsung secara tatap muka dengan guru. Guru mempunyai hak istimewa, sehingga dapat memodifikasi bahan pelajaran. Guru dapat mengatur pelajaran dan dapat memilih bentuk atau metode pembelajaran yang sesuai. Moodle menggunakan teknologi sederhana, sehingga efisien, mudah dan relatif murah. Selain itu, program moodle mudah diatur dan cukup memerlukan satu database yang diperlukannya. Di dalam moodle, pelajaran juga dilengkapi dengan tampilan penjelasan. Pelajaran dapat dipilih menjadi beberapa kategori dan dapat mendukung banyak pelajaran. Media moodle memiliki kemamanan yang kuat untuk menyimpan data pembelajaran dan dapat dibuka sewaktu-waktu. Keuntungan lainnya adalah moodle menyediakan paket untuk berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia, sehingga setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan.28 Moodle selain memiliki banyak kelebihan, juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan moodle adalah penuhnya fitur yang ditambahkan ke dalam moodle membuat waktu persiapan menjadi lebih lama dan kapasitas yang menjadi lebih berat. Kendala kecil lainnya misalnya error blank screen atau gangguan pada saat instalasi.29 Media moodle, memiliki kelebihan yang sangat mempermudah prosesnya kegiatan belajar mengajar terutama dalam segi efisiensi biaya, waktu dan tenaga. Dalam pelaksanaannya moodle merupakan software yang mudah dipelajari karena tersedia dengan berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia, sehingga siapapun dapat menggunakan moodle dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, di dalam 28 29
Munir, op. cit., h. 212. Nurwita Yuliastuti, Pujayanto, dan Elvin Yusliana Ekawati,. op. cit., h. 17.
25
moodle, pengajar memiliki keleluasaan untuk memodifikasi bahan pelajaran. Kelebihan lainnya yaitu, media ini dapat dengan aman menyimpan data-data pembelajaran. Tetapi, selain memiliki berbagai keuntungan, media moodle juga memiliki kekurangan dalam penyediaan fasilitas belajar. Penggunaan fitur yang banyak pada pelaksanaan pembelajaran dapat membuat software berat ketika dijalankan. Selain itu, biasanya masalah muncul pada saat instalasi program.
6.
Edmodo
a)
Pengertian Edmodo Edmodo lahir ketika hampir setiap orang sudah tidak dapat dipisahkan lagi
dengan alat berupa telpon seluler (ponsel). Perkembangan ponsel yang begitu cepat,
menghadirkan
terobosan-terobosan
baru
yang
digunakan
untuk
memudahkan kehidupan manusia dalam beraktivitas. Salah satu yang paling populer adalah facebook. Hampir setiap orang mempunyai ponsel pasti mengetahui facebook. Edmodo merupakan salah satu open source gratis yang berusaha mengimbangi perkembangan facebook. Hanya saja, edmodo lebih digunakan dalam dunia pendidikan. Sehingga fitur yang adapun mendukung pengelolaan pembelajaran secara terintegratif.30 The Edmodo system is a closed system as in just certain classes were welcome to partake in the examination which security is connected here contrasted and average social network like "Facebook", "Tweeter" et cetera. The group is created, and it generates the code that will be given to students, the students log in and see only posts from those in the class. Like “Facebook”, Edmodo allows you to make multiple connections with professionals and other groups. There are different characteristics in Edmodo that might be of service, as Edmodo has offers that permit instructors and scholars to import notes, connections, and records. In addition, teachers can post assignments, grades, conduct polls and post any item in the Edmodo public domain at any convenient time.31 Edmodo merupakan suatu open source gratis berbasis sosial media yang berusaha mengimbangi sosial media popular 30
yaitu facebook. Fitur yang
Basori, “Pemanfaatan Social Learning Network “Edmodo” dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS”, JIPTEK Vol. VI No. 2, 2013, h. 100, Diakses dari: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jptk/article/view/2925, 25 November 2014 pukul 07.52 WIB. 31 Chee Ken Nee, op. cit., h. 22.
26
ditampilkan juga tidak jauh berbeda dengan fitur pada facebook yang sudah tersedia dan siap pakai. Tetapi, edmodo lebih dititik beratkan pada dunia pendidikan. Kelompok ini dibuat, dan menghasilkan kode yang akan diberikan kepada siswa, siswa masuk dan hanya dapat melihat unggahan dari orang-orang yang terlibat pada kelas tersebut. Di dalam edmodo terdapat berbagai layanan yang memungkinkan guru memberikan koneksi, dan catatan. Selain itu, guru dapat mengunggah tugas, nilai, dan melakukan jajak pendapat pada setiap waktu. Edmodo juga memiliki penawaran yang memungkinkan para peserta didik untuk melihat evaluasi pembelajaran. Selain itu melaui edmodo, guru juga dapat terhubung dan berkomunikasi dengan orang tua wali murid.
b)
Fitur-fitur pada Edmodo Fitur edmodo disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Edmodo
mengklasifikasikan fiturnya berdasarkan pengguna yaitu guru dan siswa. Fitur yang tersedia dalam media edmodo adalah sebagai berikut: assignment, file, quiz, polling, library, award badges, dan parents codes. Fitur assignment, digunakan oleh guru untuk memberikan penugasan kepada peserta didik secara online. Fitur ini dilengkapi dengan waktu deadline pengumpulan tugas dan fitur attach file sehingga peserta didik dapat mengirimkan tugas dalam bentuk file secara langsung kepada guru. Selain itu, kiriman assignment juga terdapat tombol “Turn in” yang menandakan bahwa peserta didik telah menyelesaikan tugas. Fitur file and links, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk dapat mengirimkan pesan dengan melampirkan file dan link pada grup kelas. File yang dilampirkan berlaku untuk semua jenis ekstensi seperti .doc, .pdf, .ppt, .xls, dll. Fitur quiz, digunakan untuk memberikan evaluasi secara online baik berupa pilihan ganda, isian singkat, maupun soal uraian. Quiz hanya dapat dibuat oleh guru, sedangkan peserta didik hanya dapat mengerjakan soal kuis yang diberikan oleh guru. Fitur ini dilengkapi dengan batas waktu pengerjaan, informasi tentang kuis yang akan dibuat, judul kuis, dan tampilan kuis.
27
Fitur polling digunakan guru untuk menggunakan mengetahui tanggapan peserta didik mengenai hal tertentu yang berkenaan dengan pelajaran. Fitur ini hanya dapat dibuat oleh guru dan peserta didik hanya dapat mengisi atau menanggapi polling yang dibuat oleh guru. Fitur gradebook merupakan fitur yang digunakan sebagai catatan nilai peserta didik. Pemberian nilai dapat dilakukan oleh guru dan dapat diisi secara manual atau secara otomatis. Pengisian nilai secara otomatis hanya dapat dilakukan berdasarkan hasil skor assignment dan quiz. Penilaian pada gradebook dapat diubah kedalam bentuk dokumen. Fitur library merupakan fitur yang digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai sumber pembelajaran dengan konten yang beragam. Dengan fitur library, guru dapat mengunggah bahan ajar, materi, presentasi, sumber referensi, gambar, video, audio dan konten digital lainnya. Link dan file yang terdapat di library dapat dibagikan kepada peserta didik maupun grup. Peserta didik juga dapat menambahkan konten yang dibagikan oleh guru ke dalam library-nya. Fitur award badges merupakan fitur yang digunakan untuk memberikan suatu penghargaan kepada peserta didik maupun kelompok. Penghargaan dapat ditentukan oleh guru itu sendiri sehingga tidak menghambat kreatifitas guru dalam memberikan penghargaan. Fitur parents codes memberi kesempatan kepada orangtua/wali masing-masing peserta didik dapat bergabung untuk memantau aktivitas belajar dan prestasi putra-putrinya, guru harus mengakses kode untuk orang
tua/wali
dan
kemudian
membagikannya
pada
masing-masing
orangtua/wali.32 Edmodo
menyedian
berbagai
fitur
dalam
memfasilitasi
kegiatan
pembelajaran di kelas online. Fitur-fitur tersebut diantaranya, fitur assignment, file, quiz, polling, gradebook, library, award badges, dan parents codes. Fitur pada edmodo, telah tersedia layaknya seperti fitur pada facebook. Sehingga para pengguana, baik peserta didik maupun guru dapat secara langsung menggunakan media ini tanpa harus mengatur atau mendisainnya terlebih dahulu. Dengan demikian pembelajaran yang menggunakan media edmodo harus didesain sesuai dengan fitur yang telah tersedia pada media edmodo. 32
Basori, op. cit., h. 100-101.
28
c)
Kelebihan dan Kekurangan Edmodo Umaroh dalam Basori menyatakan, terdapat kelebihan dari jejaring edmodo
dalam pembelajaran e-learning. Pembelajaran pada media edmodo membuat pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat. Edmodo dapat meringankan tugas guru untuk memberikan penilaian kepada peserta didik. Edmodo juga memberikan kesempatan kepada orangtua/ wali untuk memantau aktivitas belajar dan prestasi dari putra-putrinya. Dalam pembelajaran edmodo menjadikan kelas lebih dinamis karena memungkinkan interaksi guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam hal pelajaran atau tugas. Edmodo mampu memfasilitasi kerja kelompok yang multidisiplin serta mendorong lingkungan virtual kolaboratif yang membantu pembelajaran berbasis proses. Sedangkan selain berbagai kelebihan yang diberikan dalam memfasilitasi pembelajaran, edmodo juga memiliki beberapa kekurangan. Pada jejaring edmodo bahasa program yang masih menggunakan Bahasa Inggris, sehingga terkadang menyulitkan guru dan siswa dalam pelaksanaannya. Belum tersedianya sintaks online secara langsung pada edmodo.33 Edmodo merupakan penyedia fasilitas belajar e-learning yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang diberikan media edmodo pada umumnya sama seperti penyedia fasilitas lain yaitu keefisiensian waktu pembelajaran. Melaui edmodo, pembelajaran berbasis proses sanagat terbantu, karena didalam media ini peserta didik akan terlihat keaktifannya. Komunikasi antara guru dan orang tua juga dapat terjalan pada media ini, karena para orang tua dapat memantau perkembangan anaknya. Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh media edmodo adalah dalam hal bahasa. Bahasa yang digunakan pada media edmodo adalah Bahasa Inggris, yang terkadang dapat menyulitkan guru ataupun siswa dalam penggunaannya.
33
Ibid., h. 101.
29
7.
Berpikir Kritis
a)
Pengertian Berpikir Berpikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Dalam menjalani kehidupan, manusi tidak pernah terlepas dari kegiatan berpikir. Manusia dapat berpikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan “bahasa” hewan bukanlah bahasa seperti yang dimiliki manusia. Dengan demikian karena memiliki dan mampu berbahasa maka manusia berpikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berpikir, Plato pernah mengatakan dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berpikir yang keras (terdengar), dan berpikir itu adalah berbicara batin”. Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman/ pengertian yang di kehendaki.34 Berpikir
itu
adalah
meletakkan
hubungan
antara
bagian-bagian
pengetahuan. Bagian-bagian pengetahuan yaitu segala sesuatu yang telah dimiliki seseorang, yang berupa pengertian-pengertian dan dalam batas tertentu juga tanggapan-tanggapan. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya.35 Diketahui bahwa, berpikir merupakan suatu proses dinamis yang dilakukan oleh manusia dengan kemampuan berbahasanya. Dengan berpikir, manusia mampu meletakkan pengetahuan berupa pengertian dan tanggapan yang mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Berpikir merupakan daya utama sebagai manusia, untuk menemukan pemahaman suatu pengertian. Berpikir merupakan aktifitas psikis yang intensional, dan terjadi apa bila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan. Dalam pemecahan suatu masalah, individu akan membedakan, menyatukan dan berusaha menjawab pertanyaan: mengapa, untuk apa, bagaimana, di mana dan lain sebagainya. Dengan demikian, dalam berpikir itu seseorang menghubungkan 34
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.
21, h. 43. 35
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), Cet. 21, h. 54-55.
30
pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya sebagai bahan pemikiran, dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi.36 Proses berpikir, bermanfaat dalam pemecahan suatu masalah. Ketika menghadapi suatu persoalan, secara alamiah seseorang akan menggunakan kemampuan berpikirnya untuk mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan berpikir, seseorang akan menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimilikinya sebagai bahan pemikiran untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga diperlukan keterampilan berpikir dalam menghadapi dan mencari solusi dari suatu permasalahan.
b)
Pengertian Berpikir Kritis Manusia harus dipersiapkan dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi untuk menghadapi berbagai tantangan dunia sehingga membutuhkan kemampuan dalam berpikir secara kritis. Robert Ennis yang dikutip oleh Kowiyah menyatakan bahwa37, “Critical thinking is reasonable, reflective thinking that is focused on deciding what to believe or do”. Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. John Dewey dalam Alec Fisher menamakan berpikir kritis sebagai „berpikir reflektif‟. Dewey mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, presistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya
dan
kesimpulan-kesimpulan
lanjutan
yang
menjadi
kecenderungannya. 38 Reber dalam Muhibbin Syah, berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik simpulan-simpulan, dan bahkan 36
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),Cet. 4, h. 83. Kowiyah, op.cit., h.177. 38 Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thinking: An Introduction oleh Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 2. 37
31
juga menciptakan hukum-hukum (kaidah teoretis) dan ramalan-ramalan. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji
keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi
kesalahan atau kekurangan. 39 Berpikir kritis adalah berpikir secara rasional yang menuntut logika, bukan sekedar menebak jawaban yang benar. Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti yang dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab suatu permasalahan. Dalam pemecahan masalah diperlukan pemikiran kritis dalam menganalisis, menentukan sebab-akibat, dan menarik kesimpulan.
c)
Indikator Berpikir Kritis Seseorang telah dikatakan memiliki keterampilan berpikir kritis ketika telah
mencapai yang dikatakan indikator dalam berpikir kritis. Indikator berpikir kritis merupakan aspek yang perlu dicapai ketika seseorang melakukan kegiatan berpikir kritis. Banyak ahli telah merumuskan indikator-indikator yang dapat mengukur keterampilan berpikir kritis. Edward Glaser dalam Alec Fisher menyatakan bahwa terdapat keterampilan penting dalam pemikiran kritis. Keterampilan tersebut diantaranya: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah masalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, (e) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (f) menganalisa data, (g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (h) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (i) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (j) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas, dan (l) membuat
39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 19, h. 118.
32
penilain yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.40 Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis. Adapun ke 12 indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2.41 Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis Aspek Sub Aspek Keterampilan Keterampilan Berpikir Berpikir Kritis kritis Elementary 1. Memfokuskan Clarification
pertanyaan
(memberikan
Indikator a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi atau
penjelasan
merumusakan kriteria untuk
sederhana)
mempertimbangkan jawaban yang mungkin c. Memelihara kondisi dalam keadaaan berpikir 2. Menganalisis argumen
a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan d. Mencari atau menemukan persamaan dan perbedaan
e. Mengidentifikasi kerelevanan dan ketidakrelevanan 40
Alec Fisher, op. cit., h. 7. Robert H. Ennis, “A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills”, Association for Supervision and Curriculum Development, 1985, h. 46, Diakses dari: http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198510_ennis.pdf, pada tanggal 31 Maret 2016 pukul 19.32 WIB. 41
33
f. Mencari atau menemukan struktur argumen g. Membuat ringkasan 3.
Bertanya dan
a. Mengapa?
menjawab pertanyaan
b. Apa intinya?
tentang suatu
c. Apa artinya?
penjelasan atau
d. Apa contohnya?
tantangan
e. Apa bukan contohnya? f. Bagaimana menerapkannya dalam kasus tersebut? g. Perbedaan apa yang menyebabkannya? h. Apa faktanya? i. Benarkah apa yang anda katakan? j. Akankah Anda menyatakan lebih dari itu?
Basic Support
4. Mempertimbangkan
(membangun
kredibilitas suatu
ketrampilan
sumber
dasar)
a. Ahli b. Tidak adanya conflict interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko terhadap reputasi
g. Keterampilan memberikan alasan h. Kebiasaan hati-hati
34
5.
Mengobservasi dan
a. Ikut terlibat dalam
mempertimbangkan
menyimpulkan
hasil observasi
b. Selang waktu yang singkat antara observasi dan laporan c. Dilaporkan oleh pengamat sendiri d. Mencatat hal-hal yang diinginkan e. Penguatan f. Kemungkinan penguatan g. Kondisi akses yang baik h. Penggunaan teknologi yang kompeten i. Kepuasaan observer atas kredibilitas sumber
Inference
6.
(menyimpulkan)
7.
Membuat deduksi dan
a. Kelompok logis
mempertimbangkan
b. Kondisi yang logis
hasil deduksi
c. Interpretasi pernyataan
Membuat induksi dan
a. Membuat generalisasi
mempertimbangkan
b. Membuat kesimpulan dan
hasil induksi 8.
hipotesis
Membuat dan
a. Latar belakang fakta
mempertimbangkan
b. Konsekuensi
nilai keputusan
c. Penerapan prinsip-prinsip d. Memikirkan alternative
e. Menyeimbangkan, mempertimbangkan, memutuskan
35
Advance
9.
Mengidentifikasi
a. Bentuk: sinonim, klasifikasi,
Clarification
istilah dan
rentang, ekspresi yang sama,
(memberikan
mempertimbangkan
operasional, contoh dan
penjelasan lebih
definisi
bukan contoh.
lanjut)
b. Strategi mendefinisikan (tindakan mengidentifikasi) c. Isi 10. Mengidentifikasi asumsi
a. Alasan yang tidak dinyatakan b. Asumsi yang diperlukan, rekonstruksi argument
Strategy
and 11. Memutuskan suatu
tactics
tindakan
(mengatur strategi
a. Mendefinisikan masalah b. Menyeleksi kriteria untuk menilai solusi yang mungkin
dan
c. Merumuskan solusi alternatif
taktik)
d. Memutuskan hal yang akan dilakukan sementara e. Melakukan
peninjauan
kembali f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan orang lain
a. Menyenangkan b. Strategi logis c. Strategi retorika d. Mempresentasikan baik lisan maupun tulisan
Indikator berpikir kritis merupakan suatu petunjuk yang dapat diukur untuk melihat keterampilan berpikir kritis seseorang melalui perubahan perilaku. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa indikator berpikir kritis secara umum adalah menganalisis, memahami masalah yang dihadapi, mencari
36
informasi yang akurat, bekerja sama dengan kelompok dalam memecahkan masalah, merumuskan solusi dari permasalahan, dan mempublikasikan solusi.
B.
Kajian Penelitan Relevan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Triyuningsih dalam judul
“Pengaruh Model pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” menunjukkan bahwa
terdapat
pengaruh antara pembelajaran berdasarkan masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep Hama dan Penyakit Tumbuhan. Hal ini dilihat dari perolehan thitung > ttabel (3,43 > 2,00) pada derajat (dk)=70 dengan taraf signifikansi 5%.42 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fertika Dwi Yoswita, dkk. dalam judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan
Berpikir
Kritis
Siswa”
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
menggunakan model PBL berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok pengolahan sampah. Hasil kemampuan berpikir kritis mengalami peningkatan sebesar 32,57%.43 Hasil penelitian yang dilakukan Dharmendra Chourishi, dkk. dalam judul “Effective E-Learning thtough Moodle” menunjukkan bahwa didalam website moodle
dapat dengan mudah menemukan banyak modul. Modul-modul ini
membantu untuk membuat pengajaran lebih efektif. E-learning memungkinkan kerjasama yang lebih baik antara peserta didik, tutor dan siswa. Aksesibilitas, kegunaan dan pembelajaran kolaboratif siswa dapat ditingkatkan dan motivasi
42
Eka Triyuningsih, “Pengaruh Model pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011, tidak dipublikasikan. 43 Fertika Dwi Yoswita, Pramudiyanti, dan Rini Rita T. Marpaung, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal Bioterdidik, Vol.2, No.6, 2014, Diakses dari: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/view/4237, pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 17.15 WIB.
37
yang lebih tinggi di kalangan mahasiswa dan guru dapat dicapai dengan elearning.44 Che Ken Nee dalam judul “The Effect of Educational Networking on Students Performance in Biology”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok dengan media edmodo mendapatkan nilai gain lebih besar dari kelompok konvensional. Perbedaan skor gain dikarenakan data wawancara yang mencakup pengalaman pembelajaran, kebosanan, pemahaman konseptual yang kompleks, motivasi yang menarik dan, informasi tambahan dan; komunikasi dan interaktivitas.45 Hasil penelitian yang dilakukan Basori dalam judul “Pemanfaatan Sosial Learning Network Edmodo dalam Membantu Perkuliahan Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS” menunjukan bahwa, terjadi peningkatan secara signifikan peran edmodo dalam perkuliahan/pembelajaran dalam perkuliahan Bodi Otomotif.46
C.
Kerangka Berpikir Perkembangan teknologi kini telah menunjukkan sesuatu yang luar biasa.
Berbagai produk teknologi terutama dibidang informasi dan komunikasi telah menjadi alat yang mempermudah kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Penggunan dari alat informasi dan komunikasi ini telah merambah sampai pada para peserta didik. Kini hampir semua peserta didik terampil mengoperasionalkan berbagai macam produk teknologi atau yang sering disebut dengan gadget. Peserta didik sering kali melakukan hal yang menyimpang dalam pemanfaatan kemajuan teknologi, tidak sedikit dalam penerpannya digunakan untuk hal-hal yang negatif, termasuk keefektifan penggunaannya yang berlebihan, seperti misalnya bermain gadget pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini tidak
dapat
dikatakan
sebagai
penghalang
dalam
pendidikan,
karena
perkembangan teknologi akan terus berjalan sepanjang sejarah manusia. Seorang 44
Dharmendra Chourishi, Chanchal Kumar Buttan, Abhishek Chaurasia, dan Anita Soni, op. cit., h. 21. 45 Chee Ken Nee, op. cit. h. 21. 46 Basori, op. cit., h.99.
38
pendidik perlu memahami fenomena ini dan mencari solusi dalam pemanfaatan perkembangan teknologi untuk mendukung proses belajar peserta didik. Pembelajaran modern dalam dunia pendidikan atau pembelajaran elektronik dapat menjadi solusi dalam pemberdayaan teknologi dalam dunia pendidikan. Kemajuan zaman kedepan akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang harus disikapi secara bijak. Dengan demikian perlu adanya upaya dari dunia pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kerja keras, pantang menyerah dan proaktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Pada pembelajaran sains, khususnya biologi dibutuhkan keterampilan berpikir kritis sebagai modal utamanya. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik, dalam proses belajar dibutuhkan model pembelajaran yang di dalamnya menghadirkan suatu permasalahan sehingga ada suatu upaya yang dilakukan peserta didik untuk memecahkan permasalahan tersebut. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pembelajaran melalui pendekatan student center, kini masih menjadi kendala dalam proses belajar mengajar. Pendidik harus mampu mengembangkan kreatifitasnya untuk terus memacu keinginan peserta didik untuk menggali pengetahuan. Melalui e-learning keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran akan lebih menonjol. Mengingat pula, kini sudah banyak platform sistem pembelajaran online yang tersedia secara gratis dan dapat kita pilih, seperti yang saat ini sedang populer, moodle dan edmodo. Keduanya menyediakan fitur-fitur yang memfasilitasi pembelajaran. Perbedaan kedua media ini terletak pada konsep penyediaan fasilitas, konsep moodle merupakan media berbasis web, sedangkan edmodo dengan konsep microbloging social network. Keduanya dapat dimanfaatkan sebagai penunjang pembelajaran untuk dikolaborasikan dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Integrasi sintaks pembelajaran berbasis masalah melalui moodle dan edmodo dengan aspek keterampilan berpikir kritis yang terkembangkan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
39
Tabel 2.3 Integrasi Sintaks PBM Melalui Moodle dan Edmodo dengan Aspek Keterampilan Berpikir Kritis yang Terkembangkan Aspek Tahap PBM
Media Moodle
Media Edmodo
Keterampilan Berpikir Kritis
Permasalahan Permasalahan - Memberikan Tahap-1 Orientasi peserta dikirim melalui dikirim melalui penjelasan didik pada fitur „Forum‟ dan fitur „Note‟ dan sederhana masalah diskusi dilakukan diskusi dilakukan pada
tools pada
„Replay‟ Tahap-2 Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
tools
„Replay‟
Sumber
belajar Sumber
dilampirkan dalam
belajar - Membangun
dilampirkan fitur dalam
keterampilan dasar fitur
„Resource‟
„Library‟
Permasalahan
Permasalahan
dikirim
melalui dikirim
melalui
- Membangun keterampilan dasar
fitur „Forum‟ dan fitur „Note‟ dan - Memberikan diskusi dilakukan diskusi dilakukan
penjelasan
pada
lanjut
tools pada
„Replay‟
tools
lebih
„Replay‟
Permasalahan Permasalahan - Memberikan Tahap-4 Mengembangkan dikirim melalui dikirim melalui penjelasan lebih dan menyajikan fitur „Forum‟ dan fitur „Note‟ dan lanjut hasil karya diskusi dilakukan diskusi dilakukan - Mengatur strategi pada
Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses
tools pada
tools
„Replay‟
„Replay‟
Permasalahan
Permasalahan
dikirim
melalui dikirim
melalui
fitur „Forum‟ dan fitur „Note‟ dan
dan taktik
- Mengatur strategi dan taktik
40
pemecahan masalah
diskusi dilakukan diskusi dilakukan pada
tools pada
„Replay‟
tools
„Replay‟
Penggunaan kedua model media yaitu moodle dan edmodo dengan penawaran konsep fasilitas belajar yang berbeda dalam e-learning, tentu akan menunjukan hasil yang berbeda. Untuk itu perlu dilihat perbedaan keefektifan antara moodle dan edmodo dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan metode pembelajaran berbasis masalah. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Perlunya pengembangan keterampilan berpikir kritis dikalangan peserta didik
Kurangnya pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan
Pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle
Pembelajaran berbasis masalah berbantuan media edmodo
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
41
D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah: “Terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir kritis
peserta didik dengan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dengan edmodo”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016,
yaitu pada tanggal 9 – 25 November 2015. Adapun penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 66 Jakarta.
B.
Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kuantitatif, adapun metode
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu peneliti tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan kecuali dari beberapa variabel-variabel tersebut. Dalam pelaksanann penelitian ini, sampel di bagi menjadi dua bagian yaitu kelompok eksperimen I yang diberi perlakuan dengan proses pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle dan kelompok eksperimen II yang diberi perlakuan dengan proses pembelajaran berbasis masalah berbantuan media edmodo. Penelitian ini tanpa menggunakan kelas kontrol atau kelas pembanding. Hal ini karena peneliti hanya membedakan dua jenis perlakuan (treatment) di dua kelas yang berbeda, tanpa melakukan pengontrolan semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PretestPosttest Control Group Design. Dua kelompok dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal apakah terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.1 Pretest adalah tes yang diberikan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan yang akan diajarkan (entry behavior). Posttest 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 19, h. 113.
42
43
adalah tes yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan yang telah diajarkan.2 Desain pada penelitian ini diberikan perlakuan terhadap dua kelompok yang dipilih secara random yaitu kelompok yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle (eksperimen I) dan kelompok yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media edmodo (eksperimen II). Sebelum diberikan perlakukan pada kedua kelompok terlebih dahulu dilakukan pretest untuk melihat kemampuan awal kedua kelompok, kemudian setelah perlakuan diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berpikir kritis peserta didik terhadap konsep yang bersangkutan. Desain penelitian dapat digambarkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas Eksperimen I Eksperimen II
Pretest T1 T1
Perlakuan X1 X2
Posttest T2 T2
Keterangan: T1 : Pretest T2 : Posttest X1 : Pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle X2 : Pembelajaran berbasis masalah berbantuan media edmodo
C.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 66 Jakarta tahun ajaran
2
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 75. 3 Sugiyono, op. cit., h.117
44
2015/2016. Sedangkan polulasi terjangkau pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 66 Jakarta tahun ajaran 2015/2016.
2.
Sampel Sampel merupakan wakil populasi yang akan diteliti. Sampel pada
penelitian ini adalah peserta didik kelas X Peminatan IPA (MIA). Terdapat 3 kelas MIA yaitu kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA 3. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan random samping. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil dua kelas sampel secara acak, didapatkan kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen II.
D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes
keterampilan berpikir kritis dan nontes. Tes yang diberikan berupa soal uraian yang bertujuan untuk mengukur indikator keterampilan berpikir kritis peserta didik. Sedangkan penggunaan nontes menggunakan lembar kuesioner yang bertujuan untuk melihat tanggapan peserta didik terhadap media moodle dan edmodo.
E.
Instrumen Penelitian
1.
Tes Tertulis Keterampilan Berpikir Kritis Tes tertulis yang digunakan adalah tes keterampilan berpikir kritis dalam
bentuk uraian (essay). Tes bentuk uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam
bentuk
menguraikan,
menjelaskan,
mendiskusikan,
membandingkan, memberi alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan bahasa sendiri. 4 Lembar tes tertulis ini berupa pretes dan posttest soal-soal pada konsep biologi Archaebacteria dan Eubacteria. Tes dalam bentuk uraian ini disesuaikan dengan indikator 4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 17, h. 35.
45
keterampilan berpikir kritis menurut Ennis, sebanyak 12 butir soal. 5 Aspek keterampilan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini yaitu, memberikan penjelasan
sederhana,
membangun
keterampilan
dasar,
menyimpulkan
memberikan penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi dan taktik. Namun tidak semua sub apek digunakan dalam penelitian ini, hanya 9 sub aspek indikator yaitu meliputi, memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab
pertanyaan
mempertimbangkan
tentang
kredibilitas
suatu suatu
penjelasan
sumber,
atau
membuat
tantangan, deduksi
dan
mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, mengidentifikasi dan mempertimbangkan definisi, dan memutuskan suatu tindakan.
2.
Non Tes Melalui Kuesioner Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi
terkait
media
yang
digunakan
dalam
proses
pembelajaran
e-learning
menggunakan media moodle dan edmodo. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya.6 Hasil kuesioner
digunakan
untuk
melihat
pandangan
peserta
didik
terhadap
pembelajaran dalam media moodle dan edmodo.
F.
Kalibrasi Instrumen Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian, sebelumya diuji coba
instrumen terlebih dahulu. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat validitas, reabilitas daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen.
5 6
Lampiran 10, h. 157-164. Lampiran 3, h. 146-149.
46
1.
Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.7 Perhitungan validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates. Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates, dari 12 soal yang diberikan terdapat 6 soal yang valid yaitu nomor 1, 2, 6, 8, 11, dan 12. 8 Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 6 soal dilanjutkan dengan uji validasi konstruk.9 Uji validasi konstruk dapat menggunakan pendapat dari ahli, dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan oleh ahli.10
2.
Reliabilitas Reliabilitas bermakna suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.11 Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa reliabilitas dari 12 soal yang telah diuji cobakan dengan n=20 tergolong memiliki reliabilitas tinggi (0,75).12 Adapun klasifikasi indeks reliabilitas pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Koefisien korelasi 0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19
7
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 211. 8 Lampiran 4, h. 150. 9 Lampiran 2, h. 115-145. 10 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 24, h. 352. 11 Suharsimi Arikunto, op. cit.., h, 221. 12 Lampiran 5, h. 151.
47
3.
Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional
paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara peserta didik yang menjawab benar dengan keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0-1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah burir soal.13 Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 12 soal yang diuji coba, diperoleh 2 soal dengan kriteria mudah, 9 soal dengan kriteria sedang, dan 1 soal dengan kriteria sukar.14 Adapun klasifikasi indeks tingkat kesukaran pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran Indeks 0 - 15% 16% - 30% 31% - 70% 71% - 85% 86% - 100% 4.
Kriteria Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat mudah
Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk
dapat membedakan (mendiskriminasi) antara peserta didik yang berkemampuan tinggi, dengan peserta didik yang berkemampuan rendah.15 Perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates.16 Adapun klasifikasi indeks daya beda pada Tabel 3.4.
13
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), Cet. 1, h. 103. 14 Lampiran 6, h. 152. 15 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 12, h. 385-386. 16 Lampiran 7, h. 153.
48
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Beda Indeks Negatif – 9% 10% - 19% 20% - 29% 30% - 49% 50% - keatas
Kriteria Sangat buruk Buruk Cukup Baik Sangat baik
G. Teknik Analisis Data 1.
Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Untuk pengujian hipotesis nol melalui prosedur berikut: a.
Pengamatan x1, x2, . . . , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . . . , zn dengan menggunakan rumus: x
Keterangan : Zi = skor baru x
= mean = skor data
s
b.
= simpangan baku
Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi).
c.
Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . . , zn yang lebih keil atau sama dengan z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(z1), maka: ( )
d.
Hitunglah selisih F(z1) – S(z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e.
Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar Lo.
49
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis uji Lilliefors untuk taraf nyata α yang dipilih. a.
Jika Lhitung < Ltabel, maka Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal.
b.
Jika Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak, yang berarti data tidak berdistribusi normal.17
2.
Uji Homogenitas Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu: 18
Keterangan : F
= Homogenitas = Varians terbesar atau data pertama = Varians terkecil atau data kedua
Fhitung < Ftabel maka sampel homogen Fhitung > Ftabel maka sampel tidak homogen.
3.
Normal Gain Gain adalah selisih nilai posttest dan pretest. Gain menunjukan peningkatan
pemahaman atau penguasan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Rumus N-gain adalah sebagai berikut: 19
17
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. 3, h. 466. Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet, 5, h. 186. 19 David E. Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible „Hidden Variable‟ in Diagnostic Pretest Scores,” American Association of Physics Teachers, Vol. 70, No. 12, 2002, h. 1260, Jurnal diakses dari: http://physicseducation.net/docs/AJP-Dec-2002-Vol.70-1259-1268.pdf, pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 11.18 WIB. 18
50
Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut : g-tinggi
= nilai > 0,70
g-sedang
= nilai 0,30 – 0,70
g-rendah
= nilai < 0,30
4.
Uji Hipotesis Sampel data yang telah uji normalitas dan homogenitas, dan diketahui
bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka untuk mengetahui adanya perbedaan keterampilan berpikir kritis antara pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle dengan edmodo pada pembelajaran biologi, dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t (t-test). Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 20 x
x
√ dengan, (
)
(
)
Keterangan: : rata-rata penguasaan konsep biologi siswa dari kelompok eksperimen I
x
(PBM berbantuan media moodle). : rata-rata penguasaan konsep biologi siswa darikelompok eksperimen II
x
(PBM berbantuan media edmodo) S12
: variansi kelas eksperimen I (PBM berbantuan media moodle)
S22
: variansi kelas eksperimen II (PBM berbantuan media edmodo)
n1
: jumlahnya siswa kelas eksperimen I (PBM berbantuan media moodle)
n2
: jumlah siswa kelas eksperimen II (PBM berbantuan media edmodo).
20
Sudjana, op. cit., h 239.
51
a. Mencari harga ttabel yang tercantum dalam tabel nilai t dengan berpegangan pada derajat kebebasan (db), dengan taraf signifikansi 95%. Rumus db = N-1. b. Kriteria pengujian hipotesis jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima Ha ditolak.
H. Hipotesis Statistik Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0
: µ x 1 = µ x2
H1
: µ x1 ≠ µ x2 µ x1 > µ x2 atau µ x1 < µ x2
Keterangan : µ x1
: rata-rata tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle.
µ x2
: rata-rata tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media edmodo.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan, menghasilkan data dari tes keterampilan
berpikir kritis pada pembelajaran biologi yang diberikan kepada peserta didik kelas X SMA Negeri 66 Jakarta berupa pretest dan posttest. Penelitian dilakukan pada dua kelas dengan media pembelajaran yang berbeda, yaitu kelas eksperimen I menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle pada kelas X MIA 1 (35 peserta didik), sedangkan kelas eksperimen II menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media edmodo pada kelas X MIA 2 (35 peserta didik). Adapun instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian ini meliputi data hasil tes keterampilan berpikir kritis sebanyak 12 soal uraian yang telah diuji coba dan dianalisis. Berdasarkan data yang terkumpul maka akan dijelaskan gambaran umum dari data yang diperoleh, yaitu data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, pengujian hipotesis, pembahasan dari hasil penelitian. 1.
Deskripsi Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Perbandingan data kelompok eksperimen I dan eksperimen II diperoleh
berdasarkan hasil pretest dan posttest. Deskripsi data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1, menunjukkan data yang diperoleh melalui tes keterampilan berpikir kritis berbentuk soal uraian sebanyak 12 butir soal. Nilai pretest kelas eksperimen I dengan menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dari 35 peserta didik yang dijadikan sampel penelitian, diperoleh nilai tertinggi 64 dan nilai terendah 22 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 46,98 dan standar deviasi (SD) sebesar 9,85. Sedangkan nilai pretest kelas eksperimen II dengan menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media edmodo dari 35 peserta didik yang dijadikan sampel penelitian,
52
53
diperoleh nilai tertinggi 69 dan nilai terendah 19 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 45,11 dan standar deviasi (SD) sebesar 10,08.1
Tabel 4.1 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Data N Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata Median Modus Standar deviasi
Kelas Eksperimen I (media moodle) Pretest Posttest 35 35 22 58 64 92 46,98 70,96 48,3 68,78 49,5 66,65 9,85 8,27
Kelas Eksperimen II (media edmodo) Pretest Posttest 35 35 19 50 69 86 45,11 67,4 44,42 66,23 43,7 63,5 10,08 10,46
Data nilai posttest pada kelas eksperimen I dengan menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dari 35 peserta didik yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 64, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 70,96 dan standar deviasi (SD) sebesar 8,27. Sedangkan nilai posttest kelas eksperimen II dengan menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media edmodo dari 35 peserta didik yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 69 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 67,4 dan standar deviasi (SD) sebesar 10,46.2
2.
Deskripsi Data N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Data hasil penelitian yang didapatkan, perlu diadakan perbandingan antara
hasil pretest dan posttest dari kedua kelas eksperimen serta membandingkan Ngain dari kedua kelas tersebut. Uji N-gain dilakukan untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Adapun hasil perhitungan rata-rata N-gain dapat dilihat pada Tabel 4.2. 1 2
Lampiran 18, h. 176-181. Lampiran 19, h. 182-188.
54
Tabel 4.2 Data Skor N-Gain Normal Gain Tertinggi Terendah Rata-rata Kategori
Kelas Eksperimen I (media moodle) 0,81 0,14 0,45 Sedang
Kelas Eksperimen II (media edmodo) 0,70 0,15 0,37 Sedang
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil skor N-gain pada kelas eksperimen I dan eksperimen II terdapat peningkatan dalam tes keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal ini dapat dlihat dari skor rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen I sebesar 0,45 yang termasuk dalam kategori sedang dan nilai ratarata nilai n-gain kelas eksperimen II sebesar 0,37 yang termasuk kategori sedang.3 Rata-rata hasil pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen menunjukkan kelas eksperimen I memperoleh nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Meskipun demikian, kedua kelompok eksperimen tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, dilihat dari rata-rata N-gain yang menunjukkan kedua kelompok eksperimen dalam kategori sedang.
3.
Deskripsi Data Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Hasil tes keterampilan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen I
dan eksperimen II diperoleh data ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis peserta didik. Rata-rata persentase hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis pada kedua kelas eksperimen mengalami peningkatan. Kelas eksperimen I, yaitu kelas dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle menunjukkan peningkatan ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis yang lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan 3
Lampiran 13, h. 167.
55
media edmodo. Rata-rata persentase ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen I meningkat dari 43,90% pada hasil pretest menjadi 70,62% pada hasil posttest. Sedangkan, persentase rata-rata ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis kelas eksperiman II adalah sebesar 42,33% pada hasil pretest menjadi 66,57 pada hasil posttest. Meskipun demikian, kedua kelas menunjukkan adanya peningkatan ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis setelah melakukan pembelajaran biologi berbasis masalah melalui media moodle dan edmodo. Adapun persentase hasil ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.3.4
Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
Memberikan penjelasan sederhana Membangun keterampilan dasar Menyimpulkan Memberikan penjelasan lebih lanjut Mengatur strategi dan taktik Rata-rata 4.
Persentase Ketercapaian Media Moodle Pretest Posttest (%) (%)
Persentase Ketercapaian Media Edmodo Pretest Posttest (%) (%)
53,33
77,38
53,81
74,52
38,10
66,67
37,14
62,86
46,67
62,86
42,62
57,38
35,24
67,62
36,19
64,76
46,19 43,90
78,57 70,62
41,90 42,33
73,33 66,57
Deskripsi Rekapitulasi Kuesioner Peserta Didik pada Media Moodle dan Edmodo Kuesioner peserta didik diberikan setelah pembelajaran yang berlangsung di
media moodle dan edmodo berakhir. Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner terbuka, sehingga peserta didik dapat menguraikan tanggapan mengenai media dan pengalaman yang diperoleh selama pembelajaran. Data hasil kuesioner dalam 4
Lampiran 14-17, h. 168-175.
56
penelitian ini hanya bersifat sebagai data penunjang. Sehingga, data hasil kuesioner yang diperoleh tidak mempengaruhi variabel terikat yang diukur dalam penelitian. Data hasil kuesioner dikelompokkan ke dalam kategori-kategori jawaban yang sejenis, sehingga didapatkan rekapitulasi data kuesioner.
Rekapitulasi
kuesioner siswa terhadap media moodle dan edmodo dapat dilihat pada lampiran.5 Pertanyaan kuesioner meliputi pengetahuan terhadap media, pandangan media terhadap pembelajaran, fitur media, tema diskusi, kesulitan yang dialami, dan hal yang mengesankan ketika pembelajan. Pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap media, menghasilkan jawaban bahwa pada kelompok kelas pengguna media edmodo lebih mengetahui media edmodo sebelumnya, yaitu dengan persentase 22,7% dibandingkan dengan kelompok kelas pengguna media moodle yang hanya memiliki persentase 8,6% dalam mengetahui media moodle. Beberapa peserta didik pada kelompok kelas pengguna media edmodo, pernah menggunakan media ini sebelumnya. Sedangkan, peserta didik dikelompok media moodle, belum pernah ada yang menggunakan media ini sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa media edmodo lebih populer dibandingkan dengan media moodle. Pandangan
peserta didik
terhadap media
yang digunakan dalam
pembelajaran, keduanya memberikan pandangan yang positif. Kelas pengguna moodle dan edmodo memiliki pandangan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan belajar di kelas. Selain itu, kedua kelompok eksperimen juga beranggapan bahwa pembelajaran melalui media moodle dan edmodo merupakan upaya pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pembelajaran yang memberikan kemudahan dalam mencari informasi. Fitur-fitur yang ada pada kedua media mudah dipelajari oleh kedua kelompok pengguna media. Kedua kelompok dapat dikatakan tidak mengalami kesulitan dalam mengoperasionalkan fitur-fitur media. Intensitas penggunaan media internet yang cukup tinggi oleh peserta didik, memberikan kemudahan ketika mempelajari kedua media tersebut. 5
Lampiran 25-26, h. 199-204.
57
Tema diskusi mengenai isu-isu yang terkait dengan materi Archaebacteria dan
Eubacteria
yang
dihadirkan
dalam
pembelajaran,
memperlihatkan
kecenderungan bahwa tema diskusi yang dihadirkan cukup menarik dan dapat menambah pengetahuan karena mengangkat masalah yang ada di lingkungan sekitar. Meskipun, terdapat peserta didik yang merasa kesulitan dengan tema diskusi yang dihadirkan. Kesulitan ketika pembelajaran berlangsung yang dialami peserta didik, sebagaian besar adalah terkait dengan gangguan jaringan internet. Jaringan internet yang tidak stabil, mengakibatkan berkurangnya waktu yang disediakan pada pembelajaran untuk mencari informasi. Kesulitan lainnya adalah terdapat kelemahan yang dirasakan pada masing-masing media pembelajaran. Kelompok kedua media cenderung merasa bahwa hal yang mengesankan dalam pembelajaran adalah pengalaman baru dalam belajar. Melalui media moodle dan edmodo, peserta didik mendapatkan pengalaman baru yang mungkin belum pernah dilakukan dalam pembelajaran. Pengalaman seperti melakukan tanya jawab, saling memberikan argumentasi mengenai hal yang dijadikan topik pembelajaran, menanggapi pendapat orang lain, belajar menghargai pendapat orang lain, serta kondisi belajar yang santai merupakan hal-hal yang membuat peserta didik berkesan dalam pembelajaran ini.6
B.
Teknik Analisis Data
1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak dengan rumusan, jika Lhitung < Ltabel berarti data berdistribusi normal sedangkan Jika Lhitung > Ltabel berarti data tidak berdistribusi normal. Adapun hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
6
Lampiran 27-28, h. 205-206.
58
Tabel 4.3 menunjukkan, data pretest pada kelas eksperimen I diperoleh Lhitung = 0,081 dan pada kelas eksperimen II Lhitung = 0,116, sedangkan Ltabel = 0,149. Dapat dilihat bahwa Lhitung < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data pretest disajikan pada lampiran.7 Pada data postest kelas eksperimen I diperoleh Lhitung = 0,135 dan pada kelas eksperimen II Lhitung = 0,132, sedangkan Ltabel = 0,149. Dapat dilihat bahwa Lhitung < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data posttest disajikan pada lampiran.8
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen Statistik N Rata-rata SD Lhitung Ltabel Kesimpulan 2.
Kelas Eksperimen I (media moodle) Pretest Posttest 35 35 46,99 70,96 9,85 8,28 0,081 0,135 0,149 0,149 Normal Normal
Kelas Eksperimen II (media edmodo) Pretest Posttest 35 35 45,11 67,4 10,08 10,46 0,116 0,132 0,149 0,149 Normal Normal
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan setelah kedua sampel kelompok dinyatakan
berdistribusi normal. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan varians kedua kelas, menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan kriteria pengujian yaitu: jika Fhitung < Ftabel maka data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen. Adapun hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
7 8
Lampiran 20, h. 189-190. Lampiran 21, h. 191-192.
59
Tabel 4.5 menunjukkan data pretest mendapat Fhitung = 1,048 dan Ftabel = 1,76. Dari data tersebut maka didapatkan Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas data pretest disajikan pada lampiran.9 Data posttest mendapat Fhitung = 1,597, dan Ftabel = 1,76. Dari data tersebut maka didapatkan Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas data posttest disajikan pada lampiran.10
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Pretest Posttest Statistik Eksperimen I dan Eksperimen I dan Eksperimen II Eksperimen II N 35 35 Fhitung 1,048 1,597 Ftabel (0,05) 1,76 1,76 Kesimpulan Homogen Homogen 3.
Uji Hipotesis Uji prasyarat yang dilakukan sebelum uji hipotesis, diketahui menghasilkan
data tes keterampilan berpikir kritis pada kedua kelompok penelitian berdistribusi normal dan homogen. Pengujian data dilanjutkan pada analisis data berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji-t. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Adapun kriteria hasil kesimpulan uji-t yaitu jika thitung < ttabel maka H0 diterima, Ha ditolak dan Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, Ha diterima. Adapun hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 menunjukkan, hasil perhitungan uji hipotesis data pretest diperoleh nilai thitung sebesar 0,79 dan ttabel sebesar 2,03. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil thitung < ttabel (0,79 < 2,03). Hal ini berarti 9
Lampiran 22, h. 193. Lampiran 23, h. 194.
10
60
bahwa pada taraf signifikansi 0,05 H0 diterima dan Ha ditolak, dan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Hasil perhitungan uji hipotesis data posttest diperoleh nilai thitung sebesar 1,57 dan ttabel sebesar 2,03. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil thitung < ttabel (1,57 < 2,03). Hal ini berarti bahwa pada taraf signifikansi 0,05 H0 diterima dan Ha ditolak, dan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil prosttest yang signifikan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.11
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Statistik N X S2 thitung ttabel (0,05) Kesimpulan
C.
Pretest Eksperimen I Eksperimen II 35 35 46,99 45,11 9,85 10,08 0,79 2,03 Tidak terdapat pebedaan
Posttest Eksperimen I Eksperimen II 35 35 70,96 67,4 8,28 10,46 1,57 2,03 Tidak terdapat perbedaan
Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
perbedaan keterampilan berpikir kritis peserta didik antara peserta didik yang diajarkan melalui pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle dengan edmodo. Penelitian dilakukan selama tiga kali pertemuan pada konsep Arcahebacteria dan Eubacteria melaui e-learning dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui moodle dan edmodo. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas eksperimen yaitu kelas X MIA 1 berjumlah 35 siswa yang menggunakan media pembelajaran moodle dan kelas X MIA 2 berjumlah 35 siswa yang menggunakan media pembelajaran edmodo. Dalam pembelajaran e-
11
Lampiran 24, h. 195-198.
61
learning peran guru hanya sebagai fasilitator. Guru bertindak sebagai moderator diskusi, siswa diberi kebebasan untuk mencari solusi dari suatu permasalahan. Diskusi yang dilakukan pada e-learning dengan berbantuan media moodle dan edmodo dilakukan secara individu oleh peserta didik. E-learning yang dilakukan tidak menghilangkan pembelajaran di kelas. Pembelajaran di kelas tetap dilaksanakan dengan pendekatan saintifik, sebagai pengetahuan awal peserta didik sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis masalah. Selanjutnya guru memberikan penugasan berupa diskusi yang dibagi menjadi tiga pertemuan dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media moodle dan edmodo.12 Media moodle dan edmodo merupakan media yang menyediakan fasilitas dalam pembelajaran berbasis online. Moodle dan edmodo memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan kualitas belajar diluar dari waktu tatap muka dikelas. Kedua media ini mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat saling berdiskusi di luar jam pelajaran di sekolah. Diskusi yang berlangsung pada media moodle dan edmodo membuat peserta didik lebih mudah dalam menyampaikan argumentasi. Hal ini terlihat ketika diskusi berlangsung, peserta didik mampu menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik. Selain itu, peserta didik juga mampu menanggapi argumentasi peserta didik yang lain. Meskipun demikian, terdapat beberapa peserta didik yang masih terlihat kesulitan dalam menyampaikan argumentasi. Diskusi yang berlangsung dalam media online ini, memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menggali informasi. Melalui media online, peserta didik dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang dapat mendukung penyelidikan dalam mencari solusi permasalahan. Peserta didik tidak terpaku pada buku pelajaran. Sehingga, peserta didik mampu mencantumkan sumber-sumber yang mendukung argumentasinya. Tetapi, dalam pencarian sumber informasi, beberapa
peserta
didik
menggunakan
sumber
yang
kurang
dapat
dipertanggungjawabkan. Karena itu, guru sebagai moderator dalam diskusi perlu memberikan pengarahan dalam menyeleksi sumber bacaan. 12
Lampiran 1, h. 70-114.
62
Hasil pada penelitian ini, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah dengan berbantuan media moodle dan edmodo. Kedua media pembelajaran sama-sama memberi peningkatan keterampilan berpikir kristis peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari uji n-gain yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hasil uji N-gain pada kelas eksperimen I yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan media moodle diperoleh nilai=0,45 yang termasuk dalam kriteria sedang. Sedangkan, pada kelas eksperimen II yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan media edmodo diperoleh nilai=0,37 yang termasuk dalam kriteria sedang. Rata-rata persentase ketercapaian hasil pretest dan posttest yang dilakukan dalam pembelajaran biologi berbasis masalah melalui media moodle dan edmodo juga menunjukkan peningkatan aspek keterampilan berpikir kritis. Rata-rata persentase menunjukkan bahwa ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis pada kedua kelas eksperimen mengalami peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal ini sejalan dengan berbagai penelitian yang dilakukan dalam melihat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik. Penelitian yang dilakukan Eka Triyuningsih menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara
pembelajaran berdasarkan masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan perolehan thitung > ttabel (3,43 > 2,00) pada derajat (dk)=70 dengan taraf signifikansi 5%.13 Fertika Dwi Yoswita, dkk. menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model PBL berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.14 Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan keterampilan yang signifikan antara keterampilan peserta didik yang menggunakan media moodle dan edmodo sejalan dengan penelitian Natasa Petrovic, dkk. yang 13 14
Eka Triyuningsih, op. cit., h. 1. Fertika Dwi Yoswita, op. cit., h. 1.
63
berjudul “Facebook vs. Moodle: What do Student Really Think?”. Media edmodo dalam penelitian ini disetarakan dengan media facebook dalam penelitian yang dilakukan oleh Natasa Petrovic, dkk. Hasil yang diperoleh adalah moodle lebih baik untuk belajar, sedangkan facebook baik untuk berkomunikasi dalam belajar. Facebook mendapat nilai rata-rata 4,28 dan moodle mendapat 4,00. Siswa merasa aman dan nyaman berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka dalam suasana yang santai melalui facebook. Di sisi lain, para peserta didik merasa bahwa moodle lebih baik untuk belajar, mereka yakin bahwa informasi yang mereka mendapatkan telah diperiksa dan terbukti benar oleh pendidik, dan mereka tahu bahwa data pembelajaran mereka aman di sana. Namun, pembelajaran di moodle tidak akan berhasil tanpa berbagi informasi di facebook, sehingga terdapat simbiosis yang baik antara pembelajaran facebook dengan moodle.15 Perbedaan yang tidak terlalu signifikan juga sejalan dengan data hasil kuesioner yang diambil setelah pembelajaran di dalam moodle dan edmodo berakhir. Hasil yang menunjukkan tidak adanya perbedaan disebabkan karena peserta didik pada kedua kelas tersebut dapat memanfaatkan media pembelajaran dengan baik. Karena media pembelajaran yang digunakan berbasis online atau terhubung dengan internet, maka peserta didik dapat dengan mudah mencari informasi untuk memecahkan permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran. Kemudahan
dalam
mencari
sumber
informasi
melalui
internet,
dapat
meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menganalisis permasalahan. Selain itu, fasilitas berupa fitur-fitur yang tersedia pada moodle dan edmodo sama-sama efektif dalam memfasilitasi peserta didik untuk memecahkan solusi dari suatu permasalahan. Fitur-fitur yang tersedia pada perangkat moodle dan edmodo memiliki perbedaan yang tipis. Keduanya memiliki banyak kesamaan dalam penyediaan fitur yang digunakan untuk proses pembelajaran. Perbandingan fitur perangkat moodle dan edmodo dapat dilihat pada Tabel 4.7. .
15
Natasa Petrovic, Veljko Jaremic, Marko Cirovic, Zoran Radojicic, dan Nemanja Milenkovic, “Facebook vs Moodle: What Do Students Really Think?”, ICICTE Proceedings, 2013, Diakses dari: http://www.icicte.org/Proceedings2013/Papers%202013/12-1-Petrovic.pdf, pada tanggal 13 November 2014 pukul 17.20.
64
Pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan pada media moodle maupun edmodo juga mendapat tanggapan yang baik dari peserta didik. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa kecenderungan peserta didik tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika menggunakan kedua media tersebut. Media moodle dan edmodo merupakan media yang memiliki fitur-fitur penyedia fasilitas pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta didik. Fasilitas yang diberikan kedua media ini, dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan argumentasi.
Tabel 4.7 Perbandingan Fitur Perangkat Moodle dan Edmodo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fitur Media Penugasan Forum diskusi Kuis Jajak pendapat Sumber belajar Melampirkan file dan links Memberikan penilaian Glosari Chat Workshop Penghargaan siswa Pengontrolan wali murid
Moodle √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
Edmodo √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pembelajaran melalui media moodle dan edmodo juga memberikan pengalaman baru kepada peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik merasa belajar di media dapat mengurangi kebosanan belajar yang pasif ketika berada di ruang kelas. Meskipun demikian, pembelajaran melalui media seringkali masih terdapat kekurangan, seperti gangguan jaringan internet yang menghambat berlangsungnya pembelajaran.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran biologi berbasis masalah berbantuan media moodle dan edmodo pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t yaitu thitung < ttabel (0,786 < 2,032) pada taraf signifikan 5%.
B. Saran Penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang: 1. Guru diharapkan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dengan menerapkan e-learning melalui media moodle dan edmodo sebagai pendukung kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas, karena kedua media tersebut mampu memberi peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik. 2. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut terhadap pembelajaran melalui media moodle dan edmodo dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini maka hendaknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah media moodle dan edmodo dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik pada semua mata pelajaran dengan materi yang berbeda juga pada pada lokasi dan objek yang berbeda.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana, 2013. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011. Asmuni dan Wiwin Sri Hidayati. Pengaruh Penggunaan Media Jejaring Sosial Edmodo terhadap Partisipasi Mahasiswa dalam Diskusi Kelas pada Materi Ajar Teoretis dan Praktis. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang. 1, 2015. Diakses dari:https://www.academia.edu/19104989/Pengaruh_Penggunaan_Media_Je jaring_Sosial_Edmodo_terhadap_Partisipasi_Mahasiswa_dalam_Diskusi_K elas_pada_Materi_Ajar_Teoretis_dan_Praktis, pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 20.42 WIB. Basori. Pemanfaatan Social Learning Network “Edmodo” dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS. JIPTEK No. 2. 6, 2013. Diakses dari: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jptk/article/view/2925, 25 November 2014 pukul 07.52 WIB. Chourishi, Dharmendra, Chanchal Kumar Buttan, Abhishek Chaurasia, dan Anita Soni. Effective E-Learning through Moodle. IJATER. 1, 2011. Diakses dari: https://www.researchgate.net/publication/265974790_Effective_ELearning_through_Moodle, pada 13 November 2014 pukul 17.22 WIB. Darmawan, Deni. Pengembangan E-Learning: Teori dan Desain. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Effendi, Empy dan Hartono Zhuang. E-Learning, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2005. Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6, Trj. dari Stategy and Models for Teachers: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition oleh Satrio Wahyono. Jakarta: Indeks, 2012. Ennis, Robert H. A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills. Association for Supervision and Curriculum Development. 1985. Diakses
66
67
dari: http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198510_ennis.pdf, pada tanggal 31 Maret 2016 pukul 19.32 WIB. Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thinking: An Introduction oleh Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga, 2009. Kowiyah. Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar. 3, 2012. Diakses dari: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=201158&val=6649&titl e=KEMAMPUAN%20BERPIKIR%20KRITIS, pada tanggal 1 Januari 2015 pukul 12.46 WIB. Mayub, Afrizal. E-Learning Fisika Berbasis Macromedia Flash MX. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Meltzer, David E. The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible „Hidden Variable‟ in Diagnostic Pretest Scores. American Association of Physics Teachers No. 12. 70, 2002. Diakses dari: http://physicseducation.net/docs/AJP-Dec-2002Vol.70-1259-1268.pdf, pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 11.18 WIB. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010. Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta, 2008. Nee, Chee Ken. The Effect of Educational Networking on Students‟ Performance in Biology. IJITE No. 1. 3, 2014. Diakses dari: https://www.researchgate.net/publication/274174102_The_Effect_of_Educa tional_Networking_on_Students'_Performance_in_Biology, 25 November 2014 pukul 08.02 WIB. Parker, Jessica K. “Memahami Anak Muda dan Media Digital”, dalam Lynne Schrum (ed.). Teknologi Pendidikan: bagi Para Pemimpin Sekolah, Trj. dari Educational Tecnology for School Leaders oleh Firda Dwiyanti Widjaya. Jakarta: Indeks, 2013. Petrovic, Natasa, Veljko Jaremic, Marko Cirovic, Zoran Radojicic, dan Nemanja Milenkovic. Facebook vs Moodle: What Do Students Really Think?. ICICTE Proceedings. 2013. Diakses dari: http://www.icicte.org/Proceedings2013/Papers%202013/12-1-Petrovic.pdf, pada tanggal 13 November 2014 pukul 17.20. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Riduwan. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, 2006.
68
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana, 2014. Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Sadiman, Arief S, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010. Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Trj. dari Educational Psychology oleh Harya Bhimasena. Jakarta: Salemba Humanika, 2014. Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther, dan James D. Russell. Instructional Technology and Media For Learning:Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, Trj. dari Instructional Technology and Media For Learning oleh Arif Rahman. Jakarta: Kencana, 2012. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006. Soleh, Muhammad. “Penerapan CMS Moodle Sebagai Alat Uji Coba Soal”. Studi Deskriptif Analitis tentang Penerapan CMS Moodle Sebagai Alat Uji Coba Soal Try Out Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kewargaan Negara di Sekolah Indonesia Bangkok. 2007. Diakses dari: http://dokumen.tips/documents/lktiguru-moodle.html, 13 November 2014 pukul 23.48 WIB. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014. -----. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2014. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
69
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satun Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2013. Triluqman, Heri BS. dan Sukirman. Pengembangan Sistem Pembelajaran Online di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 38 No. 1, 2009. Diakses dari: https://www.academia.edu/5353031/PENGEMBANGAN_SISTEM_PEMB ELAJARAN_ONLINE_BERBASIS_MOODLE_DI_JURUSAN_KURIKU LUM_DAN_TEKNOLOGI_PENDIDIKAN_UNIVERSITAS_NEGERI_S EMARANG, pada tanggal 19 September 2014 pukul 14.43 WIB. Triyuningsih, Eka. Pengaruh Model pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2011. tidak dipublikasikan. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Yoswita, Fertika Dwi, Pramudiyanti, dan Rini Rita T. Marpaung. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Bioterdidik. 2, 2014. Diakses dari: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/view/4237, pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 17.15 WIB. Yuliastuti, Nurwita, Pujayanto, Elvin Yusliana Ekawati. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis E-Learning dengan Moodle untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Tema Pengolahan Sampah. Jurnal Pendidikan Fisika. 2, 2014. Diakses dari: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pfisika/article/view/3730, pada tanggal 19 September 2014 pukul 14.48 WIB. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
70
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA/ MA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X MIA (Ganjil)
Materi Pokok
: Archaebacteria dan Eubacteria
Alokasi Waktu
: 3 pertemuan x 3JP
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
71
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD pada KI-1 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2. KD pada KI-2 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3. KD pada KI-3 3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.4.1 Membedakan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria. 3.4.2 Mendeskripsikan ciri-ciri, struktur dan bentuk bakteri. 3.4.3 Membedakan ciri-ciri bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negatif.
72
3.4.4 Menjelaskan cara hidup, habitat, dan reproduksi bakteri. 3.4.5 Mengidentifikasi prinsip klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk. 3.4.6 Menjelaskan peranan bakteri dalam kehidupan manusia. 3.4.7 Menentukan solusi yang dapat dilakukan terkait peranan bakteri dalam kehidupan manusia.
4. KD pada KI 4 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.4.1 Menyajikan
data
nama
spesies
bakteri
dengan
alasan
pengkasifikasian. 4.4.2 Menunjukkan data tentang peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan manusia berdasarkan hasil pengamatan.
C. Tujuan Pembelajaran Peserta didik diharapkan mampu membedakan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria. Peserta didik diharapkan mampu mendeskripsikan ciri-ciri, struktur dan bentuk bakteri. Peserta didik diharapkan mampu meendeskripsikan ciri-ciri bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negatif berdasarkan kajian literatur. Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan cara hidup, habitat, dan reproduksi bakteri. Peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi prinsip klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk. Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan peranan bakteri dalam kehidupan manusia.
73
Peserta didik diharapkan mampu menentukan solusi yang dapat dilakukan terkait peranan bakteri dalam kehidupan manusia. Peserta didik diharapkan mampu menyajikan data nama spesies bakteri dengan dengan alasan pengkasifikasian. Peserta didik diharapkan mampu menunjukkan data tentang peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan manusia berdasarkan hasil pengamatan.
D. Materi Pembelajaran Paparan Kasus (terlampir)
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan dan model pembelajaran: E-Learning PBM Metode pembelajaran: Diskusi Tanya jawab
F. Media, Alat/bahan dan Sumber Pembelajaran Media : internet (media pembelajaran Moodle dan Edmodo) Alat/bahan : laptop Sumber : buku Erlangga Kurikulum 2013, internet, dan buku sumber lainnya.
74
G. Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 Alokasi waktu (90 menit) Materi : Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria Ciri-ciri Gram positif dan Gram negatif Cara hidup, habitat, dan reproduksi bakteri
Kasus
: Bakteri pada apel impor AS
Kelas
: X MIA 2 (edmodo)/ X MIA 1 (moodle)
Hari/ tanggal : 10 November 2015 (edmodo)/ 11 November 2015 (moodle) Pukul
: 07.00 – 09.00 WIB
Alokasi Tahap PBM
Kegiatan Pembelajaran E-learning
Moodle
Edmodo
Waktu (120 menit)
Pembukaan
Guru membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran
Dikirim melalui
Dikirim melalui
peserta didik.
fitur „Forum‟.
fitur „Note‟.
Jawaban dikirim
Peserta didik
„Selamat datang di pembelajaran online Biologi
5 menit
75
pertemuan ke-1. Sebelum memulai pembelajaran ibu melalui tools
menanggapi
akan mengabsen kalian terlebih dahulu.‟
dengan
„Replay‟
memberikan like melalui tools „Like‟ Guru memunculkan masalah dengan mengunggah Diunggah dengan Melampirkan video berita “Waspada Buah Impor”
melampirkan file video melalui fitur
Video tersebut memuat berita sebagai berikut:
video melalui fitur „File and Link‟
Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan „Forum‟. telah melarang perdagangan produk apel jenis Tahap-1
Granny smith dan Gala produksi Ameria Serikat.
Orientasi peserta
Sejumlah pedagang buah di wilayah tanah air
didik pada
mengaku siap merugi atas larangan tersebut. Di
masalah
Semarang Jawa Tengah, pedagang buah Pasar Johar akan menghentian perdagangan apel impor meski
mereka
menderita
kerugian.
Pedagang
mengaku telah mengetahui informasi adanya apel impor yang telah terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Sementara di Indramayu Jawa
5 menit
76
Barat, pedagang akan menghentikan pasokan dua jenis apel yang diduga terkontaminasi bakteri Listeria, namun saat ini mereka masih menghabiskan stok apel impor yang telah terlanjur di pesan. Tercemarnya apel di Amerika Serikat oleh bakteri Listeria
monocytogenes
membuat
masyarakat
khawatir. Tidak banyak yang paham apa itu bakteri Listeria. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bakteri Listeria berikut liputannya: Bakteri
Listeria
sebagai
bakteri
monocytogenes
diklasifikasikan
Gram
dan
positif
bergerak
mengunakan flagela. Penelitian menunjukan 1-10% manusia memiliki bakteri Listeria monocytogenes didalam ususnya. Bakteri Listeria dapat ditemukan ditanah, pakan ternak yang dibut dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengang fermentasi, serta sumber alami lainnya. Bakteri ini sangat tahan terhadap panas, asam, dan garam. Listeria juga tahan terhadap pembekuan dan dapat tumbuh pada
77
suhu 40C khususnya pada makanan yang disimpan di lemari
pendingin.
Harus
diwaspadai
Listeria
monocytogenes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi, anak-anak, orang sakit, dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteria Listeria dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut, dan diare. Guru mengirim pertanyaan yang memotivasi peserta Dikirim didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah:
melalui Dikirim „Forum‟. fitur
fitur
„Apa yang menyebabkan Kementrian Perdagangan Jawaban
dikirim Jawaban
Indonesia melarang perdagangan produk apel jenis melalui
tools melalui
Granny
Smith dan Gala
produksi
Amerika „Replay‟
melalui „Note‟. dikirim tools
10 menit
„Replay‟
Serikat?‟ Tahap-2 Mengorganisasi peserta didik
Guru melampirkan sumber-sumber yang berkaitan Menggunakan dengan permasalahan dan meminta peserta didik untuk fitur mempelajari sumber-sumber tersebut.
untuk
Sumber
„Resource‟ dilampirkan melalui
15 menit fitur
78
„Library‟
menyediakan
untuk belajar
sumber-sumber belajar Guru meminta peserta didik mengumpulkan informasi Rangkuman mengenai bakteria Liseria monocytogenes:
dilaporkan melalui dilaporkan
„Buatlah rangkuman mengenai informasi ciri-ciri, fitur „Assignment‟
melalui
pewarnaan gram, bentuk tubuh, struktur tubuh, cara
„Assignment‟
hidup, habitat, dan reproduksi bakteri Liseria
dalam bentuk Ms.
monocytogenes!
Word
Sertakan
sumber
yang
anda
gunakan!‟ Guru
megajukan
pertanyaan
1. Bagaimana
untuk
membimbing Dikirim fitur
produk
Membimbing
Smith dan Gala
penyelidikan
dapat
individual maupun kelompok
apel
produksi
terkontaminasi
oleh
„Forum‟. fitur
Granny Jawaban
dikirim Jawaban
Amerika
Serikat melalui
tools melalui
bakteri
Liseria „Replay‟
2. Apa akibat yang ditimbulkan jika produk apel Granny
melalui Dikirim
jenis
monocytogenes?
jenis
fitur 25 menit
yang
dilampirkan
penyelidikan peserta didik: Tahap-3
Rangkuman
Smith dan Gala
produksi
Amerika Serikat yang positif terkontaminasi
„Replay‟
melalui „Note‟. dikirim tools 25 menit
79
bakteri Liseria monocytogenes dikonsumsi oleh manusia? Apakah dapat berakibat fatal bagi manusia? Guru meminta peserta didik memberikan argumentasi: Tahap-4
Dikirim
„Bagaimana cara Anda menyikapi, kasus apel impor fitur
melalui Dikirim „Forum‟. fitur
Mengembangkan
terkait dengan statment dalam video berita yang Jawaban
dikirim Jawaban
dan menyajikan
mengatakan “....saat ini para pedagang buah melalui
tools melalui
hasil karya
masih menghabiskan stok apel impor yang telah „Replay‟
melalui „Note‟. dikirim tools
15 menit
„Replay‟
terlanjur di pesan.”?‟ Tahap-5
Guru meminta peserta didik untuk mengevaluasi Dikirim
Menganalisis dan
pembelajaran
mengevaluasi
pembelajaran:
proses pemecahan masalah
dengan
mengemukakan
kesimpulan fitur Jawaban
„Silahkan buat kesimpulan akhir yang mencangkup melalui kasus dan diskusi yang telah dilakukan!‟
„Forum‟. fitur dikirim Jawaban „Replay‟
Guru memberikan kesimpulan akhir dan menutup Dikirim
melalui Dikirim
didik pada jadwal e-learning selanjutnya
Jawaban melalui „Replay‟
melalui „Note‟. dikirim
tools melalui
„Replay‟
kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan peserta fitur Penutup
melalui Dikirim
15 menit
tools
melalui
„Forum‟. fitur „Note‟. dikirim tools
5 menit
80
Pertemuan 2 Alokasi waktu (90 menit) Materi
: pengelompokan bakteri
Kasus
: Wabah Eschericia coli di Jerman
Kelas
: X MIA 2 (edmodo)/ X MIA 1 (moodle)
Hari/ tanggal : 17 November 2015 (edmodo)/ 18 November 2015 (moodle) Pukul
: 07.00 – 09.00 WIB
Alokasi Tahap PBM
Kegiatan Pembelajaran E-learning
Moodle
Edmodo
Waktu (120 menit)
Pembukaan
Guru membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran
Dikirim melalui
Dikirim melalui
peserta didik
fitur „Forum‟.
fitur
„Selamat datang kembali di pembelajaran online
Jawaban dikirim
Peserta
Biologi pertemuan ke-2. Sebelum memulai
melalui tools
menanggapi
pembelajaran ibu akan mengabsen kalian terlebih
„Replay‟
dengan
dahulu.‟
„Note‟. didik 5 menit
memberikan like melalui
tools
81
„Like‟ Guru memunculkan masalah dengan mengunggah Dikirim artikel permasalahan:
melalui Dikirim melalui
fitur „Forum‟.
fitur „Note‟.
Dalam beberapa hari terakhir di penghujung bulan Mei 2011, warga Jerman mencemaskan serangan penyakit infeksi saluran pencernaan yang memicu sindroma diare hebat bercampur darah. Para peneliti kedokteran dan farmasi di Jerman terus meneliti Tahap-1 Orientasi peserta
penyebab semakin berbahayanya serangan bakteri tsb. Bakteri Escherichia coli pemicu pendarahan
didik pada
saluran pencernaan atau EHEC bukanlah varian baru.
masalah
Para pakar kedokteran dan farmasi sejak tahun 1977 sudah mengenal bakteri EHEC yang habitat aslinya adalah saluran pencernaan binatang ternak sapi, domba, kambing dan juga pada saluran pencernaan binatang liar. Bakterinya juga bisa menular kepada manusia dengan cara langsung, lewat produk susu atau daging binatang ternak bersangkutan. Atau secara tidak langsung, lewat kotoran binatangnya yang
5 menit
82
dijadikan pupuk bagi tanaman sayuran atau buahbuahan.
Atau
juga
penularan
lewat
air
yang
terkontaminasi bakterinya. Bagi binatang ternak atau binatang liar, bakteri “enterohaemoragic Escherichia coli”-EHEC itu tidak menimbulkan ancaman bahaya. Tapi pada manusia, bakterinya memicu infeksi yang ditandai dengan gejala diare berat serta rasa mual. Dalam kondisi normal, serangan bakterinya biasanya
tidak
berdampak
mematikan.
Susanne
Glasmacher dari lembaga penelitian Institut Robert Koch di Berlin mengungkapkan : “ Kami setiap tahunnya menerima laporan 1.000 kasus EHEC, diantaranya 80 kasus berat.“ Bakteri Escherichia coli merupakan mikroflora normal pada usus kebanyakan hewan berdarah panas. Bakteri ini tergolong bakteri Gram-negatif dengan panjang 0,4–0,7 μm, lebar 1–3 μm, dan dapat berupa satu individu maupun berpasangan, berbentuk batang, tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat motil
83
(dapat bergerak) menggunakan flagela, ada yang mempunyai kapsul, dapat menghasilkan gas dari glukosa,
dan
dapat
memfermentasi
laktosa.
Kebanyakan strain tidak bersifat membahayakan, tetapi ada pula yang bersifat patogen terhadap manusia, seperti Enterohaemorragic Escherichia coli (EHEC). E. coli dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui konsumsi pangan yang tercemar, misalnya daging mentah, daging yang dimasak setengah matang, susu mentah, dan cemaran pada air dan pangan. Guru mengirim pertanyaan yang memotivasi peserta Dikirim didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah:
fitur
„Forum‟. fitur
„Apakah yang terjadi akibat mewabahnya bakteri Jawaban E.coli di Jerman?‟
melalui Dikirim melalui
melalui
dikirim Jawaban dikirim tools melalui
„Replay‟ Tahap-2 Mengorganisasi peserta didik
Guru melampirkan sumber-sumber yang berkaitan Menggunakan dengan permasalahan dan meminta peserta didik untuk fitur mempelajari sumber-sumber tersebut.
untuk
„Note‟. 10 menit
tools
„Replay‟ Sumber
„Resource‟ dilampirkan melalui
15 menit fitur
84
„Library‟
menyediakan
untuk belajar
sumber-sumber belajar Guru meminta peserta didik mengumpulkan informasi Rangkuman mengenai pengelompokkan bakteri: „Carilah
informasi
mengenai
Rangkuman
dilaporkan melalui dilaporkan pengelompokkan fitur „Assignment‟ melalui
fitur
bakteri dengan mengerjakan assignment dibawah dalam bentuk Ms. „Assignment‟ ini!‟
Word
yang dalam
dilampirkan
25 menit
bentuk
Ms. Word yang dilampirkan
Guru
megajukan
pertanyaan
untuk
membimbing Dikirim
penyelidikan peserta didik: Tahap-3
fitur
1. Bakteri diklasifikasikan kedalam 2 kelompok Jawaban
Membimbing
besar (kingdom), yaitu Archaebacteria dan melalui
penyelidikan
Eubacteria. Apakah dasar yang membedakan „Replay‟
individual maupun
kedua kingdom tersebut? Dalam kasus wabah
kelompok
E.coli di Jerman, termasuk kedalam kelompok apakah bakteri E. Coli? Jelaskan! 2. Bakteri Eschericia coli merupakan flora normal
melalui Dikirim melalui „Forum‟. fitur
„Note‟.
dikirim Jawaban dikirim tools melalui „Replay‟
tools 25 menit
85
di usus besar manusia yang membantu tubuh dalam mencerna dan memecah makanan yang dimakan. Termasuk kedalam filum apa bakteri E.coli?
Apa
yang
menyebabkan
bakteri
Eschericia coli dapat menjadi wabah yang mematikan bagi manusia sedangkan pada flora normal, dapat membantu tubuh? Guru meminta peserta didik memberikan argumentasi:
Dikirim
„Apa upaya yang dapat dilakukan agar manusia fitur aman terhadap bakteri E.coli yang dapat berakibat Jawaban fatal bagi manusia?‟
melalui
„Forum‟. fitur
Mengembangkan
Guru meminta peserta didik untuk menyajikan hasil Dikirim
dan menyajikan
karya:
fitur
„Setelah Anda mengetahui pengelompokkan dan Jawaban karakteristik
E.coli.
himbauan/anjuran
Buatlah
kepada
suatu
masyarakat
tulisan melalui untuk „Replay‟
mengolah makanan dengan baik agar terhindar dari
wabah
E.coli
yang
telah
meresahkan
„Note‟.
dikirim Jawaban dikirim tools melalui
„Replay‟
Tahap-4
hasil karya
melalui Dikirimmelalui
10 menit
tools
„Replay‟ melalui
Diposting
„Forum‟. melalui
fitur
dikirim „Note‟. Jawaban tools diposting melalui tools „Replay‟
15 menit
86
masyarakat di beberapa negara!‟
Tahap-5
Guru meminta peserta didik untuk mengevaluasi Dikirim
Menganalisis dan
pembelajaran
mengevaluasi
pembelajaran:
proses pemecahan masalah
dengan
mengemukakan
kesimpulan fitur Jawaban
„Silahkan buat kesimpulan akhir yang mencangkup melalui kasus dan diskusi yang telah dilakukan!‟
kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan peserta fitur didik pada jadwal e-learning selanjutnya
„Forum‟. fitur
Jawaban melalui „Replay‟
„Note‟.
dikirim Jawaban dikirim tools melalui
„Replay‟
Guru memberikan kesimpulan akhir dan menutup Dikirim
Penutup
melalui Dikirim melalui
15 menit
tools
„Replay‟ melalui Dikirim melalui „Forum‟. fitur „Note‟. dikirim tools
5 menit
87
Pertemuan 3 Alokasi waktu (90 menit) Materi
: Peranan bakteri
Kasus
: Penemuan bakteri bioremediasi oleh peneliti IPB
Kelas
: X MIA 2 (edmodo)/ X MIA 1 (moodle)
Hari/ tanggal : 24 November 2015 (edmodo)/ 25 November 2015 (moodle) Pukul
: 07.00 – 09.00 WIB
Alokasi Tahap PBM
Kegiatan Pembelajaran E-learning
Moodle
Edmodo
Waktu (120 menit)
Pembukaan
Guru membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran
Dikirim melalui
Dikirimmelalui
peserta didik.
fitur „Forum‟.
fitur
„Selamat datang kembali di pembelajaran online
Jawaban dikirim
Peserta
Biologi pertemuan ke-3. Sebelum memulai
melalui tools
menanggapi
pembelajaran ibu akan mengabsen kalian terlebih
„Replay‟
dengan
dahulu.‟
„Note‟. didik
memberikan like melalui „Like‟
tools
5 menit
88
Guru memunculkan masalah dengan mengunggah Dikirim
melalui Dikirim melalui
fitur „Forum‟.
artikel permasalahan:
fitur „Note‟.
Peneliti dari Program Teknologi Tanah dan Lingkungan IPB, Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, berhasil
menemukan
bakteri
pembersih
limbah
tambang, teknologi itu memanfaatkan bakteri lokal, yang mampu membersihkan limbah lumpur minyak empat kali lebih cepat dan menurunkan kadar merkuri Tahap-1 Orientasi peserta
hingga
98,5
persen.
Teknologi
ini
mampu
membersihkan limbah minyak bumi empat kali lebih
didik pada masalah cepat dibandingkan teknologi bioremediasi yang dikembangkan
sebuah
perusahaan
minyak
internasional. Bakteri
temuannya
digunakan
untuk
mengurangi polutan yang ada di lingkungan. Dalam istilah keilmuan, hal tersebut biasa disebut teknologi bioremediasi.
Teknologi
membersihkan
limbah
bioremediasi,
minyak
bumi,
mampu air
asam
tambang, dan limbah yang mengandung logam berat
5 menit
89
terlarut terutama dari tambang batu bara dengan mengandalkan aktivitas bakteri. Teknologi bioremediasi juga dapat digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan logam berat terlarut terutama dari tambang batu bara dengan mengandalkan aktivitas bakteri . Pemanfaatan bakteri ini terbukti mampu meningkatkan kadar keasaman limbah tambang dari 2-3 menjadi 6-7 atau mendekati netral, sementara logam berat mengendap. Dalam penelitiannya, ia menemukan empat jenis bakteri asli Indonesia yang efektif digunakan untuk mengurai limbah tambang yaitu Bacillus sp. untuk
limbah
pseudomallei
lumpur untuk
minyak,
Pseudomonas
mengurai
merkuri,
Desulfotomaculum sp. dan Desulfotomaculum orientis untuk air asam tambang serta bakteri Pseudomonas sp. dan Candida sp. untuk menguraikan fenol.
90
Guru mengirim pertanyaan yang memotivasi peserta Dikirim didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah:
fitur
melalui Dikirim melalui „Forum‟. fitur
„Note‟.
„Apa temuan yang dipublikasikan oleh peneliti Jawaban dikirim Jawaban dikirim IPB?
Apakah
temuan
tersebut
memberikan melalui
keuntungan atau kerugian bagi manusia? Jelaskan!‟
tools melalui
„Replay‟
mempelajari sumber-sumber tersebut.
tools
„Replay‟
Guru melampirkan sumber-sumber yang berkaitan Menggunakan dengan permasalahan dan meminta peserta didik untuk fitur
10 menit
Sumber
„Resource‟ dilampirkan
untuk
melalui
menyediakan
„Library‟
fitur
15 menit
sumber-sumber belajar
Tahap-2 Mengorganisasi
Guru meminta peserta didik mengumpulkan informasi Rangkuman
peserta didik untuk mengenai pengelompokkan bakteri: belajar
dilaporkan
„carilah informasi mengenai peranan bakteri baik melalui
Rangkuman dilaporkan fitur melalui
fitur
yang menguntungkan diberbagai bidang dan bakteri „Assignment‟
„Assignment‟
yang merugikan‟
dalam
bentuk
Ms. Word yang dilampirkan
25 menit
91
Guru megajukan pertanyaan untuk membimbing Dikirim fitur
penyelidikan peserta didik: Tahap-3
menggunakan bakteri sebagai pengurai limbah melalui
penyelidikan
minyak?
kelompok
„Forum‟. fitur
„Note‟.
1. Apakah keuntungan yang diperoleh ketika Jawaban dikirim Jawaban dikirim
Membimbing
individual maupun
melalui Dikirimmelalui
„Replay‟
tools melalui
tools
„Replay‟
25 menit
2. Apakah bakteri yang ditemukan oleh peneliti IPB merupakan bakteri yang aman bagi kehidupan manusia (tidak bersifat pathogen)? Jelaskan!
Tahap-4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru meminta peserta didik memberikan argumentasi: „Apa
upaya
yang
dapat
dilakukan
Dikirim
dalam fitur
melalui Dikirimmelalui „Forum‟. fitur
„Note‟.
menanggulangi adanya bakteri yang merugikan Jawaban dikirim Jawaban dikirim bagi kehidupan manusia?‟
melalui „Replay‟
Guru meminta peserta didik untuk mengevaluasi Dikirim pembelajaran dengan mengemukakan kesimpulan fitur pembelajaran:
tools
„Replay‟ melalui Dikirim melalui „Forum‟. fitur
„Note‟.
Jawaban dikirim Jawaban dikirim
„Silahkan buat kesimpulan akhir yang mencangkup melalui kasus dan diskusi yang telah dilakukan!‟
tools melalui
„Replay‟
15 menit
tools melalui „Replay‟
tools
15 menit
92
Guru memberikan kesimpulan akhir dan menutup Dikirim fitur
kegiatan pembelajaran.
melalui „Replay‟
H. Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Observasi
Penilaian sikap
Tes tertulis
Esai
Portofolio
Penugasan
Afektif Kognitif Psikomotorik
„Forum‟. fitur „Note‟.
Jawaban dikirim
Penutup
Jenis
melalui Dikirim melalui
tools
5 menit
93
PBM Melalui Moodle dan Edmodo PERTEMUAN I (Bakteri pada apel impor AS) Permasalahan: video berita ‘Waspada Buah Impor’ Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan telah melarang perdagangan produk apel jenis Granny smith dan Gala produksi Ameria Serikat. Sejumlah pedagang buah di wilayah tanah air mengaku siap merugi atas larangan tersebut. Di Semarang Jawa Tengah, pedagang buah Pasar Johar akan menghentian perdagangan apel impor meski mereka menderita kerugian. Pedagang mengaku telah mengetahui informasi adanya apel impor yang telah terkontaminasi bakteri Liste ria monocytogenes. Sementara di Indramayu Jawa Barat, pedagang akan menghentikan pasokan dua jenis apel yang diduga terkontaminasi bakteri Listeria, namun saat ini mereka masih menghabiskan stok apel impor yang telah terlanjur di pesan. Tercemarnya apel di Amerika Serikat oleh bakteri Listeria monocytogenes membuat masyarakat khawatir. Tidak banyak yang paham apa itu bakteri Listeria. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bakteri Listeria berikut liputannya: Bakteri Listeria monocytogenes diklasifikasikan sebagai bakteri Gram positif dan bergerak mengunakan flagela. Penelitian menunjukan 1-10% manusia memiliki bakteri Listeria monocytogenes didalam ususnya. Bakteri Listeria dapat ditemukan ditanah, pakan ternak yang dibut dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengang fermentasi, serta sumber alami lainnya. Bakteri ini sangat tahan terhadap panas, asam, dan garam. Listeria juga tahan terhadap pembekuan dan dapat tumbuh pada suhu 4 0C khususnya pada makanan yang disimpan di lemari pendingin. Harus diwaspadai Listeria monocytogenes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi, anak -anak, orang sakit, dan lanjut
94
usia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteria Listeria dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut, dan diare. Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=xEwwidAuvhA&list=PL6BZZ0RjJBdbHXhOH8oO86TkKreLCnM4d
Pertanyaan 1. Apa yang menyebabkan Kementrian Perdagangan Indonesia melarang perdagangan produk apel jenis Granny Smith dan Gala produksi Amerika Serikat? (orientasi peserta didik terhadap masalah)
2. Buatlah rangkuman mengenai informasi ciri-ciri, pewarnaan gram, bentuk tubuh, struktur tubuh, cara hidup, habitat, dan reproduksi bakteri Liseria monocytogenes! Sertakan sumber yang anda gunakan! (mengorganisasi peserta didik untuk belajar) 3. Bagaimana produk apel jenis Granny Smith dan Gala produksi Amerika Serikat dapat terkontaminasi oleh bakteri Liseria monocytogenes? (membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)
4. Apa akibat yang ditimbulkan jika produk apel jenis Granny Smith dan Gala produksi Amerika Serikat yang positif terkontaminasi bakteri Liseria monocytogenes dikonsumsi oleh manusia? Apakah dapat berakibat fatal bagi manusia? (membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)
95
5. Bagaimana cara Anda menyikapi, kasus apel impor terkait dengan statment dalam video berita yang mengatakan “....saat ini para pedagang buah masih menghabiskan stok apel impor yang telah terlanjur di pesan.” ? (mengembangkan dan menyajikan hasil karya) 6. Silahkan buat kesimpulan akhir yang mencangkup kasus dan diskusi yang telah dilakukan! (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
96
PBM Melalui Moodle dan Edmodo PERTEMUAN II (Wabah Eschericia coli di Jerman)
Permasalahan: Artikel Wabah Eschericia coli di Jerman Dalam beberapa hari terakhir di penghujung bulan Mei 2011, warga Jerman mencemaskan serangan penyakit infeksi saluran pencernaan yang memicu sindroma diare hebat bercampur darah. Para peneliti kedokteran dan farmasi di Jerman terus meneliti penyebab semakin berbahayanya serangan bakteri tsb. Bakteri Escherichia coli pemicu pendarahan saluran pencernaan atau EHEC bukanlah varian baru. Para pakar kedokteran dan farmasi sejak tahun 1977 sudah mengenal bakteri EHEC yang habitat aslinya adalah saluran pencernaan binatang ternak sapi, domba, kambing dan juga pada saluran pencernaan binatang liar. Bakterinya juga bisa menular kepada manusia dengan cara langsung, lewat produk susu atau daging binatang ternak bersangkutan. Atau secara tidak langsung, lewat kotoran binatangnya yang dijadikan pupuk bagi tanaman sayuran atau buah-buahan. Atau juga penularan lewat air yang terkontaminasi bakterinya. Bagi binatang ternak atau binatang liar, bakteri “enterohaemoragic Escherichia coli”-EHEC itu tidak menimbulkan ancaman bahaya. Tapi pada manusia, bakterinya memicu infeksi yang ditandai dengan gejala diare berat serta rasa mual. Dalam kondisi normal, serangan bakterinya biasanya tidak berdampak mematikan. Susanne Glasmacher dari lembaga penelitian Institut Robert Koch di Berlin mengungkapkan : “ Kami setiap tahunnya menerima laporan 1.000 kasus EHEC, diantaranya 80 kasus berat.“ Bakteri Escherichia coli merupakan mikroflora normal pada usus kebanyakan hewan berdarah panas. Bakteri ini tergolong bakteri Gram-negatif dengan panjang 0,4–0,7 μm, lebar 1–3 μm, dan dapat berupa satu individu maupun berpasangan, berbentuk
97
batang, tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat motil (dapat bergerak) menggunakan flagela, ada yang mempunyai kapsul, dapat menghasilkan gas dari glukosa, dan dapat memfermentasi laktosa. Kebanyakan strain tidak bersifat membahayakan, tetapi ada pula yang bersifat patogen terhadap manusia, seperti Enterohaemorragic Escherichia coli (EHEC). E. coli dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui konsumsi pangan yang tercemar, misalnya daging mentah, daging yang dimasak setengah matang, susu mentah, dan cemaran pada air dan pangan. (Sumber: http://www.dw.com/)
Pertanyaan 1. Apakah yang terjadi akibat mewabahnya bakteri E.coli di Jerman? (orientasi peserta didik terhadap masalah)
2. Carilah informasi mengenai pengelompokkan bakteri dengan mengerjakan assignment dibawah ini! (mengorganisasi peserta didik untuk belajar-dalam bentuk Ms. word) Kingdom
Berdasarkan habitat ekstrem Bakteri Metanogen
Archaebacteria
Bakteri Halofil Bakteri Termofil
Ciri-ciri
Contoh spesies
98
Kingdom
Filum
Sub Filum
Ciri-ciri
Contoh spesies
Bakteri ungu Proteobacteria Proteobacteria
kemoautotrof Proteobacteria kemoheterotrof
Eubacteria
Bakteri
Gram
-
positif Cyanobacteria
-
Spirochaeta
-
Chlamydia
-
3. Bakteri diklasifikasikan kedalam 2 kelompok besar (kingdom), yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Apakah dasar yang membedakan kedua kingdom tersebut? Dalam kasus wabah E.coli di Jerman, termasuk kedalam kelompok apakah bakteri E. Coli? Jelaskan! (membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)
4. Bakteri Eschericia coli merupakan flora normal di usus besar manusia yang membantu tubuh dalam mencerna dan memecah makanan yang dimakan. Apa yang menyebabkan bakteri Eschericia coli dapat menjadi wabah yang mematikan bagi manusia sedangkan pada flora normal, dapat membantu tubuh? (membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)
99
5. Apa upaya yang dapat dilakukan agar manusia aman terhadap bakteri E.coli yang dapat berakibat fatal bagi manusia? (mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
6. Setelah Anda mengetahui pengelompokkan dan karakteristik E.coli. Buatlah suatu tulisan himbauan/anjuran kepada masyarakat untuk mengolah makanan dengan baik agar terhindar dari wabah E.coli yang telah meresahkan masyarakat di beberapa negara! (mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
7. Silahkan buat kesimpulan akhir yang mencangkup kasus dan diskusi yang telah dilakukan! (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
100
PBM Melalui Moodle dan Edmodo PERTEMUAN III (Penemuan bakteri bioremediasi oleh peneliti IPB)
Permasalahan: Artikel Penemuan bakteri bioremediasi oleh peneliti IPB Peneliti dari Program Teknologi Tanah dan Lingkungan IPB, Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, berhasil menemukan bakteri pembersih limbah tambang, teknologi itu memanfaatkan bakteri lokal, yang mampu membersihkan limbah lumpur minyak empat kali lebih cepat dan menurunkan kadar merkuri hingga 98,5 persen. Teknologi ini mampu membersihkan limbah minyak bumi empat kali lebih cepat dibandingkan teknologi bioremediasi yang dikembangkan sebuah perusahaan minyak internasional. Bakteri temuannya digunakan untuk mengurangi polutan yang ada di lingkungan. Dalam istilah keilmuan, hal tersebut biasa disebut teknologi bioremediasi. Teknologi bioremediasi, mampu membersihkan limbah minyak bumi, air asam tambang, dan limbah yang mengandung logam berat terlarut terutama dari tambang batu bara dengan mengandalkan aktivitas bakteri. Teknologi bioremediasi juga dapat digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan logam berat terlarut terutama dari tambang batu bara dengan mengandalkan aktivitas bakteri . Pemanfaatan bakteri ini terbukti mampu meningkatkan kadar keasaman limbah tambang dari 2-3 menjadi 6-7 atau mendekati netral, sementara logam berat mengendap.
101
Dalam penelitiannya, ia menemukan empat jenis bakteri asli Indonesia yang efektif digunakan untuk mengurai limbah tambang yaitu Bacillus sp. untuk limbah lumpur minyak, Pseudomonas pseudomallei untuk mengurai merkuri, Desulfotomaculum sp. dan Desulfotomaculum orientis untuk air asam tambang serta bakteri Pseudomonas sp. dan Candida sp. untuk menguraikan fenol. Sumber: http://www.republika.co.id/
Pertanyaan 1. Apa temuan yang dipublikasikan oleh peneliti IPB? Apakah temuan tersebut memberikan keuntungan atau kerugian bagi manusia? Jelaskan! (orientasi peserta didik terhadap masalah)
2. Carilah informasi mengenai peranan bakteri baik yang menguntungkan diberbagai bidang dan bakteri yang merugikan! (mengorganisasi peserta didik untuk belajar)
3. Apakah keuntungan yang diperoleh ketika menggunakan bakteri sebagai pengurai limbah minyak? (membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)
4. Apakah bakteri yang ditemukan oleh peneliti IPB merupakan bakteri yang aman bagi kehidupan manusia (tidak bersifat pathogen)? Jelaskan! (membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)
102
5. Apa upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi adanya bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia? (mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
6. Silahkan buat kesimpulan akhir yang mencangkup kasus dan diskusi yang telah dilakukan! (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
103
PAPARAN KASUS
KASUS 1 Bakteri Liseria monocytogenecs pada apel impor AS
KD: 3.3 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.3 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
INDIKATOR -
Mengidentifikasi ciri-ciri organisme prokariot.
-
Menjelaskan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria.
-
Membedakan ciri-ciri bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negatif berdasarkan kajian literatur.
-
Menjelaskan cara hidup, habitat, dan reproduksi bakteri.
URAIAN MATERI PBL Keracunan pangan di 12 negara bagian di Amerika diduga disebabkan oleh produk apel asal Amerika Serikat (AS) yaitu, buah apel jenis “Granny smith” dan apel “Gala”. Di negara asalnya, kedua produk ini telah memakan korban sebnyak 32 orang terinfeksi dan 3 orang tewas. Keduanya juga merupakan penyebab dari kasus keracunan hampir di seluruh negara tidak terkecuali di Indonesia. Keracunan pangan diduga terjadi akibat apel dalam kemasan yang telah terkontaminasi oleh bakteri Liseria monocytogenes. Liseria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen pada hewan/ternak dan manusia. Bakteri ini merupakan salah satu agen penyebab “food-borne
disease”
yaitu
penyakit
yang
muncul
akibat
masuknya
mikroorganisme patogen ke dalam tubuh yang dihantarkan oleh makanan. Bakteri
104
ini dapat menyebabkan infeksi dan penyakit listeriosis. L. monocytogenes termasuk kedalam organisme prokariot. Prokariot merupakan kelompok organisme mikroskopis uniseluler (bersel satu) yang paling banyak ditemukan dibumi, paling awal muncul sehingga menjadi bentuk pertama dari kehidupan. Organisme prokariot tidak memiliki memberan inti sel, yaitu membran yang membatasi sitoplasma dan inti sel, berbeda dengan organisme eukariot yang intiselnya sudah memiliki membran. Berikut ini merupakan ciri-ciri organisme prokariot: -
Sel prokariotik berukuran 1-10µm, umumnya lebih kecil dari sel eukariotik.
-
Memiliki materi genetik berupa DNA yang tidak dibungkus membrane inti. Daerah nukleus yang mengandung materi genetik disebut nukleoid.
-
Substansi nukleusnya bercampur atau mengadakan hubungan langsung dengan sitoplasma.
-
Sebagian besar memiliki dinding sel namun tidak berklorofil.
-
Aktivitas sel terjadi pada membran plasma dan di dalam sitoplasma.
-
Mudah ditemukan dihabitat manapun karena mampu bertahan hidup di lingkungan yang sangat panas, dingin, asin, asam, atau basa. Organisme prokariot meliputi Achaebacteria dan Eubacteria. Istilah
Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, “archaio” yang artinya kuno. Arbaebacteria merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki hubugan kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrim yang mirip dengan lingkungan kehidupan awal dibumi. Istilah Eubacteria berasal dari bahasa Yunani, “eu” yang artinya sejati. Eubacteria meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup dimanapun (kosmopolit). Eubacteria disebut juga Bacteria, yang kemudian disederhanakan menjadi bakteri. Liseria monocytogenes masuk kedalam kelompok Eubacteria, karena bakteri ini telah memiliki struktur yang sempurna. Bakteri merupakan organisme mikroskopis degan ukuran sel yang beariasi. Pada umumnya sel bakteri berdimeter sekitar 0,5 – 5 μm (mikrometer), namun ada juga yang berdiameter hingga 0,5 mm atau lebih besar dari pada sel eukariotik
105
(10 - 100 μm). Bakteri Liseria monocytogenes memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis yaitu berdiameter 0,4 – 0,5 μm dan panjang 0,5 – 2,0 μm. Bakteri juga memiliki bentuk sel yang bervariasi. Bentuk dasar sel bakteri antara lain: 1. Basil: berbentuk seperti batang 2. Kokus: berbentuk bulat seperti bola 3. Spirilum: berbentuk gelombang seperti spiral Adapula bakteri yang memiliki perpaduan, antara lain: 1. Kokobasil: bentuk antara bulat dan batang 2. Vibrio: berbentuk seperti tanda baca koma 3. Spiroseta: berbentuk spiral ulir seperti sekrup Bentuk agregat (kumpulan bakteri) bakteri kokus antara lain: 1. Monokokus: bakteri berbentuk bulat tunggal atau tidak membentuk agregat 2. Diplokokus: bakteri bulat yang bergandengan dua-dua 3. Tetrakokus: bakteri bulat yang berkelompok empat-empat 4. Sarkina: bakteri bulat yang berkelompok membentuk seperti kubus 5. Streptokokus: bakteri bulat yang yang bergandengan memanjang membentuk rantai 6. Srafilokokus: bakteri bulat yang bergerombol seperti buah anggur. Bentuk agregat (kumpulan bakteri) bakteri basil antara lain: 1. Monobasil: bakteri batang tunggal 2. Diplobasil: bakteri batang yang bergandengan dua-dua 3. Streptobasil: bakteri bulat yang yang bergandengan memanjang membentuk rantai Bentuk tubuh dari bakteri L.monocytogenes adalah berbentuk batang pendek, dapat berbentuk tunggal, tersusun paralel membentuk rantai pendek atau seperti huruf V. Struktur tubuh dari sel bakteri L. monocytogenes sama seperti struktur tubuh bakteri pada umumnya. Liseria monocytogenes mempunyai dinding sel yang tipis, dinding sel bakteri tersusun dari senyawa peptidoglikan,
106
yang berfungsi untuk menjaga bentuk sel. Dinding bakteri L. monocytogenes terpisah dari membran plasma dan dibatasi oleh sebuah ruang. Di dalam ruang ini terdapat struktur-struktur vesicular kecil. Didalam sitoplasma sel bakteri L. monocytogenes mempunyai banyak organel membran intrasitoplasmik yang kemudian disebut mesosom. Mesosom adalah organel sel yang merupakan penonjolan membran plasma kearah dalam sitoplasma, berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan, dan menerima DNA saat konjugasi. Pada umumnya, sitoplasma sel dibungkus oleh granula dengan berbagai variasi ukuran yang akan mengaburkan struktur sitoplasmik. Bakteri ini motil atau bergerak menggunakan flagella, yakni merupakan bulu cambuk yang berfungsi sebagai alat gerak. Karena bakteri ini umumnya hidup sebagai bakteri saproba (mendapatkan makanan dari sisa organisme), umumnya memiliki lapisan lendir diluarnya yang menutupi dinding sel.
bakteri L. monocytogenes juga membentuk biofilm, yakni terbentuknya
lapisan lendir pada permukaan makanan. Berikut merupakan struktur tubuh bakteri L. monocytogenes:
Pewarnaan Gram (Gram Strain) merupakan salah satu metode untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan ketebalan lapisan peptidoglikan pada dinding sel dengan sistem pewarnaan. Berdasarkan pewarnaan gram, bakteri Liseria monocytogenes merupakan bakteri gram positif. Bakteri gram positif merupakan bakteri yang ketika diwarnai dengan zat warna violet dan yodium, kemudian dicuci (dibilas) dengan alkohol menunjukkan warna ungu. Bakteri yang warna ungunya tidak luntur maka dikelompokkan pada jenis bakteri Gram positif. Bakteri ini memiliki dinding sel yang tebal dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal, sehingga pewarnaan ungu tidak akan larut ketika dicuci dengan
107
alkohol. Contoh bakteri Gram positif lainnya, yaitu Actinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium,
Eubacterium,
Bifidobacterium,
Arachina,
Clostridium,
Peptostreptococcus, dan Staphylococcus. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram negatif terletak di ruang periplasmik antara membran plasma dengan membran luar. Contoh bakteri Gram negatif, yaitu Acetobacter, Rhizobium leguminosarum, Neissaria gonorrhoeae, Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Helicobacter pylori. Diantara bakteri patogen, yang menyebabkan penyakit, spesies gram-negatif umumnya
lebih
berbahaya
dibandingkan
dengan
pesies
gram-positif.
Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram-negatif sering bersifat toksik (racun), dan membran bagian luar membantu melindungi bakteri patogen melawan sistem pertahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri gram negatif umumnya lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan dengan bakteri grampositif karena membran luar menghalangi masuknya obat-obatan.
108
Bakteri Liseria monocytogenes bersifat intraseluler fakultatif, psikotrofil, dan mampu membentuk biofilm. Bakteri ini dapat tumbuh baik di tempat aerob (dengan adanya oksigen) maupun anaerob (tanpa adanya oksigen). Temperatur optimal untuk pertumbuhan L. monocytogenes adalah 350 – 370 C. Bakteri ini mampu tumbuh pada temperatur 1 – 500 C, mampu bertahan hidup pada perlakuan pasteurisasi dengan suhu 720 C selama 15 detik dan dapat hidup pada pH 4,3 – 9,4. L. monocytogenes tidak membentuk spora, sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan dapat tetap tumbuh pada suhu 4 derajat celsius, khususnya pada makanan yang disimpan di lemari pendingin. L. monocytogenes hidup umumnya hidup saprofit di lingkungan seperti tanah, air, dan di pakan ternak yang terbuat dari daun – daunan yang difermentasi tetapi menjadi patogen apabila tertelan oleh hewan atau manusia. Reproduksi bakteri dapat berlangsung secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual bakteri dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dari dua menjadi empat, dari empat menjadi delapan sel dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara amitosis (secara langsung), yaitu tidak melalui tahap-tahap tertentu seperti pada pembelahan mitosis. Sedangkan reproduksi seksual bakteri, adalah dengan cara rekombinasi gen. Rekombinasi gen dapat terjadi melalui: a.
Konjugasi: pemindahan materi genetik dari suatu sel bakteri ke sel bakteri lain secara langsung, melalui jembatan konjugasi.
b.
Tranduksi: rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan menggunakan virus fag.
109
c.
Transformasi: rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan langsung sebagian materi genetik dari bakteri lain, yang dilakukan oleh suatu sel bakteri. Daur hidup dari L.monocytogenes terjadi secara seksual, ketika sebagai
bagian dari pertahanan normal sel inang terhadap infeksi, sel darah putih (macrophages) memakan L. monocytogenes (fagositosis) untuk membunuh bakteri tersebut. Meskipun demikian, L. monocytogenes akan membentuk enzim spesifik untuk membantunya lolos dari “perut” sel (lisosom) dan masuk ke sitoplasma. L. monocytogenes menghindar dari sistem imunitas dengan tumbuh dalam sitoplasma sel inang. Setelah masuk ke sel sitoplasma sel inang, L. monocytogenes segera mengumpulkan protein dari sel inang untuk membentuk ekor yang menyerupai roket (rocket-like tails) yang mengandung F-actin. Ekor Faktin ini menggerakkan bakteri ke seleruh sitoplasma. Ketika bertemu dengan membran luar sel, L. monocytogenes akan merusak bentuk dari membrane dan akan berusaha menginfeksi sel-sel yang lain. Bakteri kemudian akan mengatur perlindungan dari membrane luar sel inang. Tidak lama kemudian, sel inang akan penuh dengan bakteri dan pecah. Sel-sel yang berdekatan dengan sel inang tersebut kemudian terinfeksi.
110
KASUS 2 Wabah bakteri Eschericia coli di Jerman
KD: 3.3 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.3 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
INDIKATOR -
Mengidentifikasi prinsip klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk.
-
Menentukan
prinsip
klasifikasi
Archaebacteria
dan
Eubacteria
berdasarkan ciri-ciri dan bentuk.
URAIAN MATERI PBL Eropa saat ini tengah menghadapi wabah bakteri E.coli yang membuat lebih dari 1.500 orang telah terinfeksi dan 18 telah meninggal, 17 di Jerman, 1 di Swedia dan 7 orang di Inggris telah infeksi, termasuk 3 warga negara Inggris. Mereka semua berpendapat, bakteri tersebut berasal dari Jerman. Pada kasus di Eropa ini korban terbanyak adalah perempuan dan remaja. Penelitian awal terhadap analisis genetik menunjukkan, strain bakteri ini merupakan bentuk mutan dari dua bakteri E. coli, enteroaggregative E. coli (EAEC) dan enterohemorrhagic E.coli (EHEC). Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan berbahaya bagi manusia. Klasifikasi Escherichia coli adalah sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae
111
Genus : Escherichia Species : Escherichia coli Eschericia coli atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri ini ditemukan dalam usus besar manusia, dimana bakteri ini membantu tubuh manusia dalam memecah dan mencerna
makanan
yang
dimakan.
E.coli
merupakan
mikroorganisme
yang berasal dari domain Bacteria atau bakteri. E. Coli masuk kedalam domain atau kingdom Eubacteria karena memiliki struktur kehidupan yang sejati. Bakteri ini masuk kedalam filum Proteobacteria, merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan dalam kehidupan, bakteri ini memiliki kemampuan untuk berubahubah menyesuaikan dengan keadaan lingkungan maka masuk kedalam subfilum proteobacteria kemoheterotrof (membutuhkan zat organik sebagai sumber karbon dan energi) dan karena habitatnya berada di usus manusia E.coli bersifat anaerob fakultatif (dapat hidup dengan oksigen maupun tidak). E. coli termasuk kedalam kelas gamma proteobacteria, bakteri E. Coli memiliki kemampuan untuk mengoksidasi metana dan juga kemampuan bersimbiosis dengan bakteri lain dengan baik. Bakteri E.coli masuk dalam ordo enterobacteriales, bersifat agak pathogen terhadap inangnya atau jika dalam jumlah yang berlebihan dapat berkembang sebagai bakteri mematikan bagi inangnya. Dilihat berdasarkan habitatnya, E. Coli merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen. E.coli masuk keladam famili Enterobacteriaceae, memiliki struktur yang lebih sempurna dan sejati. Bakteri ini dapat bersifat positif yaitu membantu dalam kebutuhan makhluk hidup dan dapat bersifat negatif atau mematikan jika dalam jumlah yang berlebih dan tidak terkendali, sehingga mempengaruhi metabolisme inang yang dihinggapi. E. Coli masuk kedalam genus Escherichia
yaitu bakteri yang dapat
menguntungkan dan spesiesnya adalah Escherichia coli. Berikut ini merupakan pengelompokan bakteri berdasarkan ciri-cirinya: 1. Archaebacteria adalah bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan. Archaebacteria memiliki RNA dan protein penyusun
112
ribosom yang sangat berbeda dengan bakteri pada umumnya, dan lebih mirip dengan RNA dan protein yang terdapat pada sel eukariot. Sebagian besar Archaebacteria hidup pada habitat yang ekstrem, misalnya di mata air panas, air laut yang terlalu asin, kawah, lumpur, dan gambut. Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Bakteri Metanogen: merupakan bakteri yang menghasilkan metana (CH4). 2) Bakteri halofil: merupakan bakteri yang hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi. 3) Bakteri termofil: merupakan bakteri yang hidup di suhu panas. 2. Eubacteria adalah bakteri yang memiliki dinding sel yang mengandug peptidoglikan. Eubacteria meliputi sebagian besar jenis bakteri yang dapat hidup dimanapun (kosmopolit). Eubacteria dibangi menjadi lima kelompok utama, yaitu: 1) Proteobacteria: merupakan kelompok bakteri beragam yang dapat dibedakan menhjadi tiga subkelompok, yaitu: a. Bakteri ungu: bakteri ini memiliki bakterioklorofil yang tersimpan
didalam
membaran
plasma
sel,sehingga
dapat
melakukan fotosintesis. b. Proteobacteria kemoautotrof: bakteri yang dapat mensintesis makanannya sendiri dengan menggunakan energi kimia. c. Proteobacteria kemoheterotrof: bakteri yang membutuhkan zat organik sebagai sumber karbon dan energi. 2) Bakteri gram positif: bakteri ini umumnya bersifat kemoheterotrof, tetapi beberapa hidup secara fotoautotrof. 3) Cyanobacteria:
memiliki
klorofil
a
seperti
pada
tumbuhan.
Cyanobacteria dapat berupa uniseluler atau multiseluler, berdinding tebal dan mengandung gelatin. Ada yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen. 4) Spirochaeta: berbentuk heliks panjang dan dapat bergerak. Bakteri ini ada yang hidup bebas namun ada pula yang parasit.
113
5) Clamydia: berbeda dengan Eubacteria lainnya karena bakteri ini tidak memiliki peptidoglikan pada dinding selnya. Clamydia bersifat gram negatif dan hidup parasit obligat didalam sel hewan atau manusia.
KASUS 3 Penemuan bakteri bioremediasi oleh peneliti IPB
KD: 3.3 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.3 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
INDIKATOR -
Menjelaskan peranan bakteri dalam kediupan manusia
-
Menyajikan data nama spesies bakteri dengan peranannya.
-
Menunjukkan data tentang peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan manusia berdasarkan hasil pengamatan.
URAIAN MATERI PBL Kegiatan manusia dalam mengelola sumber daya alam, seperti industri pertambangan telah memberikan dampak terhadap lingkungan. Kegiatan pertambangan memiliki resiko dan dampak negatif dalam berbagai aspek diantaranya kerusakan lingkungan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan makhluk hidup. Untuk itu dalam mengolah hasil alam, diperlukan sikap yang bijak dalam menangani hasil buangan (limbah) dari proses industri tersebut. Peneliti dari Program Teknologi Tanah dan Lingkungan IPB, Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, berhasil menemukan bakteri pembersih limbah tambang, teknologi itu memanfaatkan bakteri lokal, yang mampu membersihkan limbah
114
lumpur minyak empat kali lebih cepat dan menurunkan kadar merkuri hingga 98,5 persen. Bakteri temuannya digunakan untuk mengurangi polutan yang ada di lingkungan. Dalam istilah keilmuan, hal tersebut biasa disebut teknologi bioremediasi. Teknologi bioremediasi, mampu membersihkan limbah minyak bumi, air asam tambang, dan limbah yang mengandung logam berat terlarut terutama dari tambang batu bara dengan mengandalkan aktivitas bakteri. Dalam penelitiannya, ia menemukan empat jenis bakteri asli Indonesia yang efektif digunakan untuk mengurai limbah tambang yaitu Bacillus sp. untuk limbah lumpur minyak, Pseudomonas pseudomallei untuk mengurai merkuri, Desulfotomaculum sp. dan Desulfotomaculum orientis untuk air asam tambang serta bakteri Pseudomonas sp. dan Candida sp. untuk menguraikan fenol. Keuntungan yang didapat dalam penggunaan bioremediasi ini adalah, mampu menekan biaya untuk pengolahan limbah. Selain itu, dapat dipastikan tidak akan terdapat dampak negatif terhadap lingkungan. Bakteri-bakteri tersebut juga tidak bersifat patogenis sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia, hewan maupun tanaman. Selain sebagai bioremediasi, bakteri juga berperan dalam banyak hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari, baik peran positif maupun negatif. Berikut ini merupakan nama bakteri beserta peranannya: Bakteri Merugikan
Bakteri Menguntungkan
115
Lampiran 2
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mata Pelajaran
: Biologi
Alokasi Waktu
: 90 menit
Jumlah Soal
: 12 soal
Bentuk Soal
: Uraian
Materi
: Archaebacteria dan Eubacteria
KD
: 3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciriciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator Pembelajaran
:
3.4.1
Membedakan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria.
3.4.2
Mendeskripsikan ciri-ciri, struktur dan bentuk bakteri.
116
3.4.3
Membedakan ciri-ciri bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negatif.
3.4.4
Menjelaskan cara hidup, habitat, dan reproduksi bakteri.
3.4.5
Mengidentifikasi prinsip klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk.
3.4.6
Menjelaskan peranan bakteri dalam kehidupan manusia.
3.4.7
Menentukan solusi yang dapat dilakukan terkait peranan bakteri dalam kehidupan manusia.
4.4.1
Menunjukkan data tentang peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan manusia.
Pengelompokkan Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis dengan Indikator Pembelajaran
Aspek Keterampilan Sub-Aspek Indikator Berpikir Kritis Memberikan Memfokuskan pertanyaan penjelasan sederhana
Menganalisis argumen
Membangun keterampilan dasar
Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
No soal pada Indikator Pembelajaran Indikator Berpikir Kritis - Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan - Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan Apa artinya? Bagaimana cara menerapkannya? Mampu memberikan alasan
3.4.1 3.4.2 3.4.3 3.4.4 3.4.5 3.4.6 3.4.7 1
2 3 4 5
117
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Kesimpulan
No soal pada Indikator Pembelajaran Sub-Aspek Indikator Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
Membuat penjelasan lebih lanjut
Mengidentifikasi dan mempertimbangkan definisi
Strategi dan taktik
Memutuskan suatu tindakan
Indikator Berpikir Kritis
3.4.1 3.4.2 3.4.3 3.4.4 3.4.5 3.4.6 3.4.7
Interpretasi peryataan
Membuat generalisasi
Penerapan prinsip-prinsip Menyeimbangkan, mempertimbangkan, memutuskan Bentuk: sinonim, klasifikasi rentang ekspresi yang sama, operasional, contoh dan bukan contoh Melakukan peninjauan kembali Menyeleksi kriteria untuk menilai solusi yang mungkin
6
7
8 9
10
11 12
Sub Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator Pembelajaran
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator Sub Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
118
Memberikan
Memfokusk
Mengidentifi
Mendeskrip
penjelasan
an
kasi atau
sikan ciri-
di Amerika diduga disebabkan oleh munculkan berdasarkan paparan
pertanyaan
sederhana
pertanyaan
merumuskan
ciri, struktur
produk apel asal Amerika Serikat (AS) artikel:
dengan tepat
pertanyaan
dan bentuk
yaitu, buah apel jenis “Granny smith”
bakteri
dan apel “Gala”. Di negara asalnya,
keracunana pangan di 12
kedua produk ini telah memakan
bagian negara Amerika?
No. Soal
1
Bentuk Soal
Keracunan pangan di 12 negara bagian Pertanyaan
korban sebanyak 32 orang terinfeksi
-
-
dan 3 orang tewas. Tercemarnya apel di Amerika Serikat oleh bakteri Listeria
monocytogenes
masyarakat Bakteri Listeria
Kriteria Jawaban
Jawaban
-
Apa
yang
yang
dapat
menyebabkan
(skor 3) - Mengajukan pertanyaan
monocytogenes?
dengan tepat
Apakah
akibat
yang
namun
oleh
bakteri
kurang
membuat
ditimbulkan
khawatir.
Listeria monocytogenes?
relevan
Bagaimana bentuk tubuh
(skor 2)
monocytogenes
-
bakteri
pada
monocytogenes? dsb.
dan
dan relevan
Apa itu bakteri Listeria
merupakan salah satu bakteri patogen hewan/ternak
di - Mengajukan
manusia.
Listeria - Mengajukan pertanyaan
119
Bakteri ini merupakan salah satu agen
kurang tepat
penyebab “food-borne disease” yaitu
(skor 1)
penyakit
yang
muncul
akibat
- Tidak
masuknya mikroorganisme patogen ke
menjawab
dalam tubuh yang dihantarkan oleh
(skor 0)
makanan. Bentuk tubuh dari bakteri L.monocytogenes
adalah
berbentuk
batang
dapat
berbentuk
pendek,
tunggal, tersusun paralel membentuk rantai pendek atau seperti huruf V. Struktur tubuh dari sel bakteri L. monocytogenes sama seperti struktur tubuh bakteri pada umumnya. Bakteri ini diklasifikasikan sebagai bakteri Gram
positif,
dan
bergerak
menggunakan flagella. a. Buatlah
3
pertanyaan
berdasarkan paparan di atas!
120
Memberikan
Memfokusk
Mengidentifi
penjelasan
an
kasi
sederhana
pertanyaan
merumuskan
atau
b. Tentukan
jawaban
dari Jawaban dari pertanyaan yang
pertanyaan yang kamu buat!
dibuat: -
Produk apel jenis “Granny
kriteria untuk
smith” dan apel “Gala”
mempertimba
yang terkontaminasi bakteri
ngkan
Listeria monocytogenes.
jawaban yang mungkin
-
Bakteri Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen pada
hewan/ternak
manusia.
Bakteri
dan ini
merupakan salah satu agen penyebab disease” yang
“food-borne yaitu
penyakit
muncul
akibat
masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh yang
dihantarkan
makanan.
oleh
121
-
Bakteri
Listeria
monocytogenes
dapat
mengakibatkan
infeksi
penyakit literosis. -
Bentuk tubuh dari bakteri L.monocytogenes
adalah
berbentuk batang pendek, dapat berbentuk tunggal, tersusun paralel membentuk rantai pendek atau seperti huruf V.
Memberikan
Menganalisi Mengidentifi
penjelasan
s argumen
sederhana
kasi
Mengidentif 2
alasan ikasi prinsip
Eropa saat ini tengah menghadapi Escherichia
coli
wabah bakteri E.coli yang membuat bakteri Gram
merupakan - Menjawab
negatif
yang
dengan tepat
yang
klasifikasi
lebih dari 1.500 orang telah terinfeksi umumnya ditemukan dalam usus
dan relevan
dinyatakan
Archaebact
dan 18 telah meninggal, 17 di Jerman, besar manusia untuk membantu
(skor 3)
eria
1 di Swedia dan 7 orang di Inggris proses
pencernaan.
telah infeksi, termasuk 3 warga negara masuk
kedalam
dan
Eubacteria
Inggris.
Proteobacteria
E.
coli - Menjawab filum
dengan tepat namun
122
Escherichia
coli
atau
biasa dan
ordo
disingkat E. coli, adalah salah satu bakteri jenis spesies
ini
bersifat
agak
utama bakteri Gram pathogen terhadap inangnya atau
negatif. Bakteri ini masuk kedalam jika filum
enterobacteriales,
Proteobacteria,
dalam
jumlah
kurang relevan (skor 2)
yang - Menjawab
merupakan berlebihan dapat berkembang
dengan
bakteri yang paling banyak ditemukan sebagai bakteri mematikan bagi
kurang tepat
dalam kehidupan, bakteri ini memiliki inangnya.
(skor 1)
kemampuan
untuk
menyesuaikan
berubah-ubah E. coli yang
dengan
keadaan wabah
di
lingkungan. Pada umumnya, bakteri varian ini
ditemukan
dalam usus diketahui,
menyebabkan - Tidak
Eropa
baru
merupakan
yang varian
belum tersebut
besar manusia, dimana bakteri ini mampu menempel pada dinding membantu
tubuh
manusia
dalam usus dan memproduksi racun.
memecah dan mencerna makanan Penelitian awal menunjukkan, yang dimakan. Bakteri E.coli masuk strain bakteri ini merupakan dalam ordo enterobacteriales, bersifat bentuk mutan dari dua bakteri E. agak pathogen terhadap inangnya atau coli, enteroaggregative E. coli jika dalam jumlah yang berlebihan (EAEC) dan enterohemorrhagic dapat berkembang sebagai bakteri E.coli (EHEC).
menjawab (skor 0)
123
mematikan bagi inangnya. Organisasi
Kesehatan
Dunia
atau
WHO melaporkan bahwa bakteri E. coli yang menewaskan 18 orang di Jerman dan satu orang di Swedia tersebut belum dikenali sebelumnya. Penelitian
awal
terhadap
analisis
genetik menunjukkan, strain bakteri ini merupakan bentuk mutan dari dua bakteri E. coli, enteroaggregative E. coli (EAEC) dan enterohemorrhagic E.coli (EHEC). Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan berbahaya bagi manusia. Meskipun varian E. coli kebanyakan
tidak
menyebabkan
penyakit, namun ada varian yang mampu menempel pada dinding usus dan memproduksi racun.
124
Mengapa E.coli yang pada umumnya membantu pencernaan manusia, dapat menyebabkan kematian di negaranegara Eropa? Memberikan
Bertanya
Apa artinya?
Menjelaska
penjelasan
dan
n
sederhana
menjawab
peran
3
Penelitian menunjukkan bahwa 1-10 Tidak
semua
% manusia mungkin memiliki L. terinfeksi
manusia
Listeria
dengan tepat
bakteri
monocytogenes di dalam ususnya. mengalami akibat yang fatal,
dan relevan
pertanyaan
dalam
Bakteri
(skor 3)
tentang
kehidupan
termasuk golongan bakteri patogen berakibat fatal bagi orang yang - Menjawab
suatu
manusia
yang dapat menimbulkan infeksi memiliki daya tahan tubuh yang
dengan tepat
penjelasan
pada tubuh manusia yang dikenal lemah
diantaranya
namun
dan
dengan penyakit literosis.
bayi, wanita hamil dan usia
kurang
tantangan
Bagi orang yang memiliki kekebalan lanjut. Sedangkan pada orang
relevan
tubuh yang kurang baik maka bakteri yang memiliki sistem kekebalan
(skor 2)
genus
Listeria
bakteri
yang - Menjawab
adalah karena bakteri ini hanya dapat
termasuk
ini dapat menyerang sistem saraf pusat yang baik (orang sehat) tidak - Menjawab dan menyebabkan meningitis atau mengalami gejala yang begitu
dengan
infeksi otak. Dilaporkan, 98% L. berat.
kurang tepat
Monocytogenes
(skor 1)
dapat
menginfeksi
kelompok individu yang memiliki
- Tidak
125
sistem
kekebalan
individu
usia
penderita
rendah,
lanjut,
ibu
diabetes,
bayi,
menjawab
hamil,
(skor 0)
penderita
cardiovascular disease serta terapi kortikosteroid.
Apakah
bakteri
Listeria
dapat
menyebabkan kematian bagi seluruh manusia yang terinfeksi? Memberikan
Bertanya
Bagimana
Menentukan 4
Berdasarkan soal nomor 4, jika Dalam keadaan yang semula - Menjawab
penjelasan
dan
cara
solusi yang
kamu semula dalam kondisi yang sehat artinya dengan kekebalan
dengan tepat
sederhana
menjawab
menerapkann
dapat
sehat, dan setelah memakan apel tubuh yang baik maka hal ini
dan relevan
pertanyaan
ya pada kasus dilakukan
kamu
(skor 3)
tentang
tersebut?
terkait
menunjukkan
suatu
peranan
akibat bakteri Listeria, apa yang Listeria
penjelasan
bakteri
akan kamu lakukan untuk mengatasi bakteri Gram positif, dimana
namun
dan
dalam
hal tersebut?
kurang
tantangan
kehidupan
struktur
manusia
lebih sederhana dibandingkan
mengalami
gejala
keracunan
yang dapat diatasi dengan penggunaan
pangan antibiotik yang rutin. Bakteri - Menjawab merupakan golongan
bakteri gram positif
memiliki
peptidoglikan
yang
dengan tepat
relevan (skor 2)
126
dengan bakteri gram negatif dan - Menjawab dapat diatasi dengan penggunaan
dengan
antibiotik.
kurang tepat (skor 1) - Tidak menjawab (skor 0)
Membangun
Mempertim
Mampu
Menjelaska
keterampilan
bangkan
memberikan
n
dasar
kredibilitas
alasan
hidup,
merupakan
suatu
habitat, dan
ditemuan
sumber
reproduksi
bakteri ini hanya terdapat pada apel di Indonesia dan pada umumnya - Menjawab
bakteri
di
cara
5
Perhatikan peryataan dibawah ini! a. Bakteri
Listeria
monocytogenes peryataan b. Karena bakteri
bakteri di
Amerika
Peryataan yang tepat adalah - Menjawab
baru
Amerika
Serikat
yang Listeria
merupakan
bukan
Serikat, bakteri baru, bakteri ini telah ada
yang terdapat pada tanah, air dan
terkontaminasi pada saat proses hewan
ternak.
dan relevan (skor 3)
dengan tepat
pada
namun
irigasi dan pengemasan. Bakteri kasus di Indonesia belum pernah
kurang
yang sebelumya tidak ada di ada
relevan
yang
Indonesia ini, masuk ke Indonesia listerosis
Namun
dengan tepat
sampai akibat
terinfeksi
bakteri
ini.
(skor 2)
melalui produk apel asal Amerika Dengan pengolahan makanan - Menjawab Serikat (AS) yaitu, buah apel jenis yang baik, memastikan makanan
dengan
127
“Granny smith” dan apel “Gala” dimasak dan tidak dikonsumsi
kurang tepat
yang di impor oleh Indonesia. dalam kondisi yang mentah akan
(skor 1)
Bakteri ini merupakan bakteri yang mengindari kita dari kontaminasi - Tidak sulit
ditangani
ketahanannya
terhadap
karena bakteri ini. Pengobatan untuk
menjawab
kondisi mengatasi infeksi bakteri ini
(skor 0)
panas, asam, dan garam serta tahan dapat terhadap
pembekuan
sehingga pemberian antibiotik.
masih dapat berduplikasi di suhu dingin seperti di lemari pendingin. Upaya
pengolahan
makanan
dengan proses pemanasan, tidak dapat
mengatasi
kontaminasi
Listeria pada bahan makanan. b. Bakteri
Listeria
monocytogenes
bukan merupakan bakteri baru yang kasusnya hanya ditemukan di Amerika Serikat, bakteri ini dapat ditemukan di negara manapun. Habitat
L.
dilakukan
monocytogenes
dengan
128
terdistribusi luas di lingkungan seperti pada air dan tanah, serta dapat ditemukan pula pada hewan ternak seperti sapi dan ayam. Untuk
mencegah
bakteri
ini
infeksi
dalah
dari
pengolahan
sumber-sumber makanan yang kan dikonsumsi. Meskipun bakteri ini dapat tahan dalam kondisi panas, asam,
dan
terhadap
garam
serta tahan
pembekuan,
dengan
pengolahan makanan yang baik, dengan
memastikan
makanan
dimasak dapat meghindari infeksi dari bakteri ini.
Berdasarkan kedua peryataan diatas mengenai habitat dan cara penularan bakteri
Listeria
monocytogenes,
129
peryataan a atau b yang menurutmu paling tepat! Berikan alasanmu! Kesimpulan
Membuat
Interpretasi
Menjelaska peranan
6
Peneliti
dari
Program
Teknologi Bakteri
memiliki
Tanah dan Lingkungan IPB, berhasil manfaat
deduksi dan peryataan
n
mempertim
bakteri
menemukan empat jenis bakteri asli manusia.
bangkan
dalam
Indonesia
hasil
kehidupan
untuk mengurai limbah tambang yaitu memanfaatkan bakteri, berikut - Menjawab
deduksi
manusia
Bacillus sp. untuk limbah lumpur diantaranya:
dengan tepat
minyak, Pseudomonas pseudomallei
1) Bidang pertanian:
namun
untuk
merkuri,
- Rhizobium leguminosorum
kurang
dan
pada akar tanaman kacang-
relevan
Desulfotomaculum orientis untuk air
kacangan,
(skor 2)
asam
nitrogen bebas.
yang
efektif
mengurai
Desulfotomaculum
tambang
bagi
banyak - Menjawab
Diberbagai
bidang
banyak
yang
digunakan kehidupan
sp.
serta
bakteri
kehidupan
mengikat
dengan tepat dan relevan (skor 3)
- Menjawab
Pseudomonas sp. dan Candida sp.
- Azotobacter chlorococcum
untuk menguraikan fenol. Bakteri
mampu menyuburkan tanah
kurang tepat
yang ditemukan
dengan mengikat nitrogen
(skor 1)
digunakan
untuk
mengurangi polutan yang ada di lingkungan. Selain sebagai bioremediasi, bakteri
di udara. - Nitrosomonas Nitrosococcus,
dengan
- Tidak dan
menjawab (skor 0)
130
juga berperan dalam banyak hal yang
menghasilkan nitrit yang
menyangkut kehidupan sehari-hari.
menyuburkan tanah. 2) Bidang industri makanan:
Apa saja keuntungan yang diberikan bakteri dalam kehidupan manusia?
- Streptococcus thermophillus
dan
Lactobacillus
bulgaricus,
digunakan untuk membuat yoghurt. - Acetobacter
xylinum,
digunakan untuk membuat nata de coco. - Streptococcus
lactis,
digunakan untuk membuat keju. - Acetobacter sp, digunakan untuk membuat cuka. 3) Bidang farmasi: - Streptomyces
griceus,
menghasilkan
antibiotik
131
streptomisin
(membunuh
bakteri penyebab TBC). - Streptomvces aureofaciens, menghasilkan
antibiotik
aureomisin. - Streptomyces untuk
olivaceus, menghasilkan
sianokobalamin
vitamin
B12. - Clostridium acetobutylicum, menghasilkan aseton dan butanol. - Xanthomonas
campestris,
menghasilkan polisakarida. - Cetobacter aceti, digunakan untuk membuat asam cuka. - Leucanostoc masenteroides, menghasilkan dekstran.
132
- Lactobacillus
delbruecki,
penghasil asam laktat. 4) Pembuatan
biogas
dan
pengurai - Escherichia coli, membantu proses
pembusukan
makanan manusia
dalam dan
kolon
pembentuk
vitamin K. - Methanobacterium omelianski
dan
Methanobacterium ruminatum,
menguraikan
asam
(CH3COOH)
cuka
menjadi metana (CH4) dan CO2. - Clostridium
sporangeus,
menguraikan asam amino menjadi amonia.
133
- Desulfovibrio desulfuricans, menguraikan bangkai dan menguraikan sulfat di tempat becek dan menghasilkan H2S. - Thiobacillus
denitrificans,
menguraikan
nitrit
dan
menghasilkan
N
atau
disebut denitrifikasi. Kesimpulan
Membuat
Membuat
Membedaka 7
Berikut
induksi dan generalisasi
n
Archaebacteria dan Eubacteria.
Eubacteria
dibedakan
dalam
dengan tepat
mempertim
Archaebact
Ciri-ciri Archaebacteria:
kingdom
(domain)
yang
dan relevan
bangkan
eria
hasil
Eubacteria.
ciri-ciri
dan
ini
merupakan
Mikroskopik
Susunan
induksi
ciri-ciri Walaupun Archaebacteria dan - Menjawab
berbeda, namun keduanya samatubuh
sangat
sama
merupakan
(skor 3)
organisme - Menjawab
sederhana, dinding sel tidak
prokariot, yaitu organisme yang
dengan tepat
tersusun atas peptidoglikan
belum memiliki membran inti
namun
Habitat
sel.
kurang
Sedangkan inti perbedaan yang
relevan
mendasari
(skor 2)
ekstrim
pada
lingkungan
yang tidak semua
kedua
domain
134
organisme mampu hidup di
tersebut
sana
peptidoglikan pada dinding sel
dengan
dan habitatnya. Archaebacteria
kurang tepat
berkoloni atau berupa filamen
dinding
(skor 1)
berukuran kecil
mengandung peptidoglikan dan - Tidak
Bersifat anaerob
hidup pada lingkungan yang
menjawab
Menghasilkan gas metan dari
ekstrim dan Eubacteria dinding
(skor 0)
sumber yang sederhana
selnya
Tidak memiliki membran inti
peptidoglikan dan dapat hidup
atau prokariotik
di berbagai kondisi lingkungan
Bentuk yang bervariasi seperti
(kosmopolit).
Uniseluler,
yang
hidup
spiral, bulat, batang dan tidak beraturan
Bereproduksi
dengan
membentuk tunas, membelah diri,
dan
secara
(fragmentasi) Ciri-ciri Eubacteria:
aseksual
adalah
keberadaan - Menjawab
selnya
tidak
mengandung
135
Mikroorganisme dengan ratarata panjang 2 – 3 μm, lebar 1 – 2 μm, dan diameter 1 mikron
Bersifat
uniseluler,
hidup
secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni)
Bentuk sel relatif tetap karena dinding
sel
tersusun
atas
peptidoglikan
Mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk
Reproduksi
terjadi
secara
aseksual dan seksual, secara aseksual melalui pembelahan biner dan seksual meliputi
136
konjugasi, transformasi, dan transduksi
Umumnya tidak berklorofil
Bentuk yang bervariasi
Tidak memiliki membran inti atau prokariotik
Hidupnya secara parasit atau bebas (kosmolipit) / patogen
Berdasarkan paparan di atas, berikan kesimpulanmu mengenai persamaan dan perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria? Kesimpulan
Membuat
Penerapan
Menentukan 8
Produk
aple
impor
dan
prinsip-
solusi yang
terkontaminasi
mempertim
prinsip
dapat
monocytogenes yang semula di impor
bangkan
dilakukan
Indonesia,
nilai
terkait
pasokannya. Namun, untuk produk
kini
yang diduga
bakteri
telah
Listeria
dihentikan
a. Upaya
yang
akan
saya - Menjawab
lakukan adalah nomor 4
dengan tepat
b. Upaya pada nomor 4 menurut saya merupakan upaya yang paling
efektif
dan relevan (skor 3)
untuk - Menjawab
137
keputusan
peranan
yang sudah masuk akan dihabiskan
menghindari bakteri Listeria
dengan tepat
bakteri
stoknya terlebih dahulu. Menaggapi
pada apel. Karena bakteri
namun
dalam
hal
dapat
Listeria menempel pada kulit
kurang
kehidupan
melakukan upaya pencegahan agar
apel pada saat proses di
relevan
manusia
terhindar dari infeksi Listeria, berikut
pertanian atau pengemasan,
(skor 2)
merupakan
dengan
ini,
konsumen
upaya
apel
yang
dapat
dilakukan:
melakukan - Menjawab
pengupasan
1. Mencuci apel sebelum dikonsumsi
dikonsumsi
2. Mencuci
menghindari
apel
dengan
menggunakan air panas sebelum
bakteri
dikonsumsi
dilakukan
3. Mencuci
dan menyimpan apel
didalam lemari pendingin 4. Mengupas kulit apel dan mencuci sebelum dikonsumsi
upaya nomor berapa yang akan kamu pilih agar apel yang
sebelum akan
kontaminasi
tersebut.
menggunakan
pengupasan
air
dengan kurang tepat (skor 1)
Setelah - Tidak
baiknya apel dicuci dengan bersih
untuk lebih memastikan tidak adanya bakteri Listeria yang menempel.
a. Jika kamu konsumen apel,
apel
menjawab (skor 0)
138
kamu konsumsi bebas dari bakteri Listeria? b. Mengapa kamu memilih upaya tersebut? Jelaskan alasanmu! Kesimpulan
Membuat
Menyeimban
Menentukan 9
dan
gkan,
solusi yang
mempertim
mempertimba dapat
tangan,
bangkan
ngkan,
dilakukan
pembersih
nilai
memutuskan
terkait
paling efektif, karena setelah - Menjawab
keputusan
Perhatikan gambar dibawah ini!
a. Produk sabun pencuci tangan c. Produk
sabun
- Menjawab
pencuci
dengan tepat
merupakan
dan relevan
tangan
yang
(skor 3)
peranan
Selain mencuci tangan dengan air,
menggunakan
bakteri
saat
tersebut
dalam
pembersih
kehidupan
pencuci
manusia
pembersih tangan (hand sanitizer),
memungkinkan bakteri yang
maupun tisu basah (wet tissue).
mati terbawa oleh aliran air - Menjawab
ini
banyak tangan tangan
beredar
produk
seperti,
sabun
membilasnya
(hand
soap),
bersih.
produk kita
dengan tepat
perlu
namun
air
kurang
Sehingga
relevan
dengan
(skor 2)
a. Dari berbagai produk yang
dan menghindari keberadaan
dengan
beredar, produk manakah yang
bakteri yang dorman. Sabun
kurang tepat
akan
pencuci tangan merupakan
(skor 1)
kamu
pilih
membersihkan tanganmu?
untuk
salah satu produk antibakteri. - Tidak
139
c. Mengapa produk
kamu
memilih
Anti bakteri adalah obat atau
menjawab
Apakah
senyawa
(skor 0)
tersebut?
kimia
yang
produk yang kamu pilih dapat
digunakan untuk membasmi
menghilangkan bakteri pada
bakteri, khususnya bakteri
tanganmu dalam waktu yang
yang
lama? Jelaskan alasanmu!
manusia. Namun
bersifat
merugikan pada
umumnya produk anti bakteri tidak dapat membasmi atau menghilangkan seluruhnya
bakteri
dalam
waktu
yang lama karena sifat anti bakteri hanya menghambat pertumbuhan bakteri saja. Membuat
Mengidentif Bentuk:
Menentukan 10
Obat antibiotik, biasanya dikonsumsi
penjelasan
ikasi
solusi yang
untuk
lebih lanjut
mempertim
klasifikasi
dapat
disebabkan
bangkan
rentang
dilakukan
patogen.
Namun,
saat
mengalami
definisi
ekspresi yang terkait
penyakit
yang
sama,
seringkali
sama,
antibiotik tersebut tidak lagi dapat
dan sinonim,
peranan
mengatasi oleh
penyakit infeksi
yang bakteri
a. Cara kerja antibiotik adalah - Menjawab dengan
menghambat
dengan tepat
pembentukan dinding sel
dan relevan
menghancurkan
(skor 3)
sel,
membran
menghambat - Menjawab
pembentukan protein dalam
dengan tepat
140
operasional, contoh
bakteri
dan dalam
mengatasinya. Salah satu penyebab
sel
menghambat
namun
utamanya
terjadinya
reaksi metabolisme dalam
kurang
adalah
telah
bakteri,
bukan
kehidupan
kekebalan bakteri terhadap antibiotik
sel bakteri dan menghambat
relevan
contoh.
manusia.
tersebut. Antibiotik bekerja melalui
pembentukan asam nukleat.
(skor 2)
lima mekanisme yaitu menghambat
b. X = terbentuknya bakteri - Menjawab
pembentukan
dinding
sel
mutan
menghancurkan
membran
sel,
antibiotik yang berlebihan
kurang tepat
Y = antibiotik tidak dapat
(skor 1)
menghambat
pembentukan
protein
dan
konsumsi
dalam sel bakteri, menghambat reaksi
mengatasi
metabolisme dalam sel bakteri dan
bakteri
menghambat
terhadap antibiotik
nukleat.
pembentukan Bakteri
asam
memiliki
penyakit
menjadi
dan - Tidak
resisten
Z = tidak sembarangan mengkonsumsi
antibiotik,
yang sangat tinggi terhadap perubahan
menghabiskan
antibiotik
lingkungan, dalam hal ini salah satu
yang
mekanisme utama yang menyebabkan
dokter, tidak menggunakan
bakteri
resep antibiotik orang lain,
antibiotik
adalah
terbentuknya bakteri mutan. Proses
tidak
reproduksi bakteri yang sangat cepat
beberapa
disarankan
oleh
menggunakan jenis
menjawab (skor 0)
daya survive dan kemampuan adaptif
kebal
dengan
antibiotik
141
(sekitar 30 menit hingga beberapa
yang berbeda dalam waktu
jam) memungkinkan terbentuknya sel
yang
yang mengalami mutasi (perubahan
menjaga gaya hidup sehat.
struktur
genetis).
Sedangkan
mekanisme non-genetis (human error) yang menyebabkan bakteri menjadi resisten
terhadap
diantaranya
antibiotik
adalah
konsumsi
antibiotik yang berlebihan sehingga menciptakan
lingkungan
yang
memperbesar peluang terbentuknya bakteri-bakteri
mutan.
Dengan
demikian, pasien diharapkan tidak sembarangan
mengkonsumsi
antibiotik, tidak menggunakan resep antibiotik yang diperuntukkan bagi orang
lain,
antibiotik
dan
menghabiskan
yang disarankan dokter
meskipun gejala penyakit telah mereda
bersamaan,
dan
142
untuk
menghindari
tersisanya
beberapa sel bakteri yang masih hidup. Selain itu, menggunakan beberapa jenis antibiotik yang berbeda dalam waktu
yang
disarankan
bersamaan
kecuai
tidak
dilakukan
oleh
kalangan medis.
a. Bedasarkan jelaskan
paparan
bagaimana
diatas,
cara
kerja
antibiotik dalam melawan bakteri? b. Diketahui: X = penyebab Y = akibat yang ditimbulkan Z = solusi Manakah yang termasuk X, Y, dan Z? Sebutkan secara berurutan! Strategi taktik
dan Memutuska n
Melakukan
Menentukan
suatu peninjauan
solusi yang
11
Bakteri Listeria monocytogenes selain Agar terdapat
pada
apel,
juga
susu
dapat kontaminasi
aman bakteri
dari - Menjawab ketika
dengan tepat
143
tindakan
kembali
dapat
ditemukan ditanah, air dan kotoran dikonsumsi, susu terlebih dahulu
dan relevan
dilakukan
hewan.
(skor 3)
terkait
bakteri Listeria tanpa menunjukkan Pemanasan
peranan
gejala
bakteri
mengkontaminasi
dalam
hewani misalnya produk susu.
kehidupan
Bagaimana cara yang dapat dilakukan pasteurisasi
manusia
agar susu yang dikonsumsi aman dari menghilangkan
Hewan
dapat
penyakit
kontaminasi bakteri?
membawa dilakukan
dan bahan
pemanasan.
dapat kuman
dapat
membunuh - Menjawab
penyakit,
pangan pembusukan
serta makanan.
namun
Pada pengolahan susu, dilakukan
kurang
bakteri.
pada
dengan tepat
untuk kontaminasi
Pasteurisasi
relevan (skor 2)
adalah - Menjawab
pemanasan dengan suhu ± 700C
dengan
secara berulang-ulang sehingga
kurang tepat
tidak merusak bahan makanan
(skor 1)
tetapi
dapat
menghilangkan - Tidak
mikroba pathogen. Untuk kasus
menjawab
kontaminasi
(skor 0)
bakteri
Listeria
pada susu, umumnya akan tetap aman bakteri
dikonsumsi ini
,
terbunuh
temperatur 75°C.
karena pada
144
Strategi taktik
dan Memutuska n
Menyeleksi
Menentukan 12
suatu kriteria untuk solusi yang
tindakan
Buah dan sayur yang kita konsumsi Manusia dapat melindungi diri - Menjawab dapat tercemar oleh bakteri patogen dari
bahaya
bakteri
dengan
dengan tepat
menilai solusi dapat
dari air irigasi yang tercemar limbah, melakukan upaya:
yang
dilakukan
tanah, atau kotoran hewan
mungkin
terkait
digunakan sebagai pupuk. Cemaran
seperti sayuran dan buah- - Menjawab
peranan
akan semakin tinggi pada bagian
buahan
bakteri
tanaman yang ada di dalam tanah atau
mengalir,sebelum
dimakan,
namun
dalam
dekat dengan tanah. Air irigasi yang
dipotong,
dimasak.
kurang
kehidupan
tercemar Shigella sp., Salmonella sp.,
Bahkan
buah-buahan
relevan
manusia
E. coli, dan Vibrio cholerae dapat
sudah dikupas, tetap harus
mencemari buah dan sayur. Selain itu,
dicuci terlebih dahulu.
yang
- Mencuci
dan relevan
bahan
mentah
dengan
atau jika
air
(skor 3)
dengan tepat
(skor 2) - Menjawab
bakteri Bacillus sp., Clostridium sp.,
- Melakukan pengolahan pada
dan Listeria monocytogenes dapat
makanan yang kita konsumsi
kurang tepat
mencemari buah dan sayur melalui
dengan baik dan benar, yaitu
(skor 1)
tanah. Hasil kajian tentang tingkat
dengan
pemanasan, - Tidak
cemaran mikroba pada sayuran di
pengeringan,
pembekuan,
Jawa Barat dan Jawa Tengah disajikan
penambahan
pada Tabel berikut:
sebagai zat pengawet, dan
bahan
kimia
sistem pengemasan yang baik
dengan
menjawab (skor 0)
145
bagi makanan. Sterilisasi alat dan medium yang kita gunakan agar terhindar dari bakteri Bagaimana
upaya
dilakukan menanggulangi tersebut?
yang
manusia
dapat lainnya. untuk
permasalahan
dan
mikroorganisme
146
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
Diskusi dalam Moodle
1. Diskusi berlangsung di media pembelajaran moodle, manakah peryataan
anda mengenai media moodle (lingkari jawaban anda). Saya pernah menggunakan media pembelajaran moodle sebelumnya. Saya belum pernah menggunakan media pembelajaran moodle namun mengetahui adanya media tersebut. Saya pernah mendengar media pembelajaran moodle sebelumnya. Saya tidak mengetahui media pembelajaran moodle sebelumnya.
2. Bagaimana pendapat anda mengenai penggunaan media moodle dalam
pembelajaran? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
3. Bagaimana pendapat anda mengenai fitur-fitur yang terdapat di dalam
media moodle? (mudah dipahami/ sulit dipahami) ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
4. Bagaimana pendapat anda mengenai tema diskusi yang disampaikan pada
pembelajaran di media moodle? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
147
5. Kesulitan apa yang anda temui ketika melakukan pembelajaran di media
moodle? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
6. Hal apakah yang mengesankan bagi anda ketika mengikuti pembelajaran
di media moodle? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
148
LEMBAR KUESIONER
Diskusi dalam Edmodo
1. Diskusi berlangsung di media pembelajaran edmodo, manakah peryataan anda mengenai media edmodo (lingkari jawaban anda). Saya pernah menggunakan media pembelajaran edmodo sebelumnya. Saya belum pernah menggunakan media pembelajaran edmodo namun mengetahui adanya media tersebut. Saya pernah mendengar media pembelajaran edmodo sebelumnya. Saya tidak mengetahui media pembelajaran edmodo sebelumnya.
2. Bagaimana pendapat anda mengenai penggunaan media edmodo dalam pembelajaran? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
3. Bagaimana pendapat anda mengenai fitur-fitur yang terdapat di dalam media edmodo? (mudah dipahami/ sulit dipahami) ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
4. Bagaimana pendapat anda mengenai tema diskusi yang disampaikan pada pembelajaran di media edmodo? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
149
5. Kesulitan apa yang anda temui ketika melakukan pembelajaran di media edmodo? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
6. Hal apakah yang mengesankan bagi anda ketika mengikuti pembelajaran di media edmodo? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
150
Lampiran 4
REKAP ANALISIS BUTIR SOAL
151
Lampiran 5
REABILITAS TES
152
Lampiran 6
TINGKAT KESUKARAN
153
Lampiran 7
DAYA PEMBEDA
154
Lampiran 8
SKOR DATA
155
Lampiran 9
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Sub Aspek Indikator Berpikir Kritis
Memfokuskan pertanyaan
Indikator Berpikir Kritis - Mengidentifikasi atau merumuskan
No soal pada Indikator Pembelajaran 3.4.1 3.4.2 3.4.3 3.4.4 3.4.5 3.4.6 3.4.7 1
pertanyaan - Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin Menganalisis argumen
Mengidentifikasi alasan yang
2
dinyatakan Bertanya dan menjawab pertanyaan
Apa artinya?
tentang suatu penjelasan dan tantangan
Bagaimana cara menerapkannya?
Mempertimbangkan kredibilitas suatu
Mampu memberikan alasan
sumber
3* 4* 5*
156
Membuat deduksi dan
Interpretasi peryataan
6
mempertimbangkan hasil deduksi Membuat induksi dan
Membuat generalisasi
7*
mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan mempertimbangkan nilai
Penerapan prinsip-prinsip
8
keputusan
Menyeimbangkan, mempertimbangkan,
9*
memutuskan Mengidentifikasi dan
Bentuk: sinonim, klasifikasi rentang
mempertimbangkan definisi
ekspresi yang sama, operasional, contoh
10*
dan bukan contoh Memutuskan suatu tindakan
Melakukan peninjauan kembali
11
Menyeleksi kriteria untuk menilai solusi
12
yang mungkin
Keterangan : *) : soal yang tidak valid
157
Lampiran 10
INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PETUNJUK UMUM: -
Baca soal dengan seksama dan kerjakan sesuai dengan kemampuanmu
-
Gunakan waktu dengan efektif dan efisien
-
Kerjakan soal secara jujur dan mandiri
1. Keracunan pangan di 12 negara bagian di Amerika diduga disebabkan oleh produk apel asal Amerika Serikat (AS) yaitu, buah apel jenis “Granny smith” dan apel “Gala”. Di negara asalnya, kedua produk ini telah memakan korban sebanyak 32 orang terinfeksi dan 3 orang tewas. Tercemarnya apel di Amerika Serikat oleh bakteri Listeria monocytogenes membuat masyarakat khawatir. Bakteri Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen pada hewan/ternak dan manusia. Bakteri ini merupakan salah satu agen penyebab “food-borne disease” yaitu penyakit yang muncul akibat masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh yang dihantarkan oleh makanan. Bentuk tubuh dari bakteri L.monocytogenes adalah berbentuk batang pendek, dapat berbentuk tunggal, tersusun paralel membentuk rantai pendek atau seperti huruf V. Struktur tubuh dari sel bakteri L. monocytogenes sama seperti struktur tubuh bakteri pada umumnya. Bakteri ini diklasifikasikan sebagai bakteri Gram positif, dan bergerak menggunakan flagella. a. Buatlah 3 pertanyaan berdasarkan paparan di atas! b. Tentukan jawaban dari pertanyaan yang kamu buat!
2. Eropa saat ini tengah menghadapi wabah bakteri E.coli yang membuat lebih dari 1.500 orang telah terinfeksi dan 18 telah meninggal, 17 di Jerman, 1 di Swedia dan 7 orang di Inggris telah infeksi, termasuk 3 warga negara Inggris. Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies
158
utama bakteri Gram negatif. Bakteri ini masuk kedalam filum Proteobacteria, merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan dalam kehidupan, bakteri ini memiliki kemampuan untuk berubah-ubah menyesuaikan dengan kedaan lingkungan. Pada umumnya, bakteri ini ditemukan dalam usus besar manusia, dimana bakteri ini membantu tubuh manusia dalam memecah dan mencerna makanan yang dimakan. Bakteri E.coli masuk dalam ordo enterobacteriales, bersifat agak pathogen terhadap inangnya atau jika dalam jumlah yang berlebihan dapat berkembang sebagai bakteri mematikan bagi inangnya. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan bahwa bakteri E. coli yang menewaskan 18 orang di Jerman dan satu orang di Swedia tersebut belum dikenali sebelumnya. Penelitian awal terhadap analisis genetik menunjukkan, strain bakteri ini merupakan bentuk mutan dari dua bakteri E. coli, enteroaggregative E. coli (EAEC) dan enterohemorrhagic E.coli (EHEC). Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan berbahaya bagi manusia. Meskipun varian E. coli kebanyakan tidak menyebabkan penyakit, namun ada varian yang mampu menempel pada dinding usus dan memproduksi racun. Mengapa E.coli yang pada umumnya membantu pencernaan manusia, dapat menyebabkan kematian di negara-negara Eropa?
3. Penelitian menunjukkan bahwa 1-10 % manusia mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri genus Listeria adalah termasuk golongan bakteri patogen yang dapat menimbulkan infeksi pada tubuh manusia yang dikenal dengan penyakit literosis. Bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang kurang baik maka bakteri ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis atau infeksi otak. Dilaporkan, 98% L. Monocytogenes dapat menginfeksi kelompok individu yang memiliki sistem kekebalan rendah, bayi, individu usia lanjut, ibu hamil, penderita diabetes, penderita cardiovascular disease serta terapi kortikosteroid. Apakah bakteri Listeria dapat menyebabkan kematian bagi seluruh manusia yang terinfeksi?
159
4. Berdasarkan soal nomor 4, jika kamu semula dalam kondisi yang sehat, dan setelah memakan apel kamu mengalami gejala yang menunjukkan keracunan pangan akibat bakteri Listeria, apa yang akan kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
5. Perhatikan peryataan dibawah ini! a. Bakteri Listeria monocytogenes merupakan bakteri baru yang ditemuan di Amerika Serikat, bakteri ini hanya terdapat pada apel di Amerika Serikat yang terkontaminasi pada saat proses irigasi dan pengemasan. Bakteri yang sebelumya tidak ada di Indonesia ini, masuk ke Indonesia melalui produk apel asal Amerika Serikat (AS) yaitu, buah apel jenis “Granny smith” dan apel “Gala” yang di impor oleh Indonesia. Bakteri ini merupakan bakteri yang sulit ditangani karena ketahanannya terhadap kondisi panas, asam, dan garam serta tahan terhadap pembekuan sehingga masih dapat berduplikasi di suhu dingin seperti di lemari pendingin. Upaya pengolahan makanan dengan proses pemanasan, tidak dapat mengatasi kontaminasi Listeria pada bahan makanan. b. Bakteri Listeria monocytogenes bukan merupakan bakteri baru yang kasusnya hanya ditemukan di Amerika Serikat, bakteri ini dapat ditemukan di negara manapun. Habitat L. monocytogenes terdistribusi luas di lingkungan seperti pada air dan tanah, serta dapat ditemukan pula pada hewan ternak seperti sapi dan ayam. Untuk mencegah infeksi dari bakteri ini dalah pengolahan sumber-sumber makanan yang kan dikonsumsi. Meskipun bakteri ini dapat tahan dalam kondisi panas, asam, dan garam serta tahan terhadap pembekuan, dengan pengolahan makanan yang baik, dengan memastikan makanan dimasak dapat meghindari infeksi dari bakteri ini. Berdasarkan kedua peryataan diatas mengenai habitat dan cara penularan bakteri Listeria monocytogenes, peryataan a atau b yang menurutmu paling tepat! Berikan alasanmu!
160
6. Peneliti dari Program Teknologi Tanah dan Lingkungan IPB, berhasil menemukan empat jenis bakteri asli Indonesia yang efektif digunakan untuk mengurai limbah tambang yaitu Bacillus sp. untuk limbah lumpur minyak, Pseudomonas pseudomallei untuk mengurai merkuri, Desulfotomaculum sp. dan Desulfotomaculum orientis untuk air asam tambang serta bakteri Pseudomonas sp. dan Candida sp. untuk menguraikan fenol. Bakteri yang ditemukan digunakan untuk mengurangi polutan yang ada di lingkungan. Selain sebagai bioremediasi, bakteri juga berperan dalam banyak hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Apa saja keuntungan yang diberikan bakteri dalam kehidupan manusia?
7. Berikut ini merupakan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria. Ciri-ciri Archaebacteria:
Mikroskopik
Susunan tubuh sangat sederhana, dinding sel tidak tersusun atas peptidoglikan
Habitat pada lingkungan ekstrim yang tidak semua organisme mampu hidup di sana
Uniseluler, yang hidup berkoloni atau berupa filamen berukuran kecil
Bersifat anaerob
Menghasilkan gas metan dari sumber yang sederhana
Tidak memiliki membran inti atau prokariotik
Bentuk yang bervariasi seperti spiral, bulat, batang dan tidak beraturan
Bereproduksi dengan membentuk tunas, membelah diri, dan secara aseksual (fragmentasi)
161
Ciri-ciri Eubacteria:
Mikroorganisme dengan rata-rata panjang 2 – 3 μm, lebar 1 – 2 μm, dan diameter 1 mikron
Bersifat
uniseluler,
hidup
secara
sendiri-sendiri
(soliter)
atau
berkelompok (koloni)
Bentuk sel relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan
Mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk
Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual, secara aseksual melalui pembelahan biner dan seksual meliputi konjugasi, transformasi, dan transduksi
Umumnya tidak berklorofil
Bentuk yang bervariasi
Tidak memiliki membran inti atau prokariotik
Hidupnya secara parasit atau bebas (kosmolipit) / patogen
Berdasarkan paparan di atas, berikan kesimpulanmu mengenai persamaan dan perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria?
8. Produk aple impor yang diduga terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes yang semula di impor Indonesia, kini telah dihentikan pasokannya. Namun, untuk produk yang sudah masuk akan dihabiskan stoknya terlebih dahulu. Menaggapi hal ini, konsumen apel dapat melakukan upaya pencegahan agar terhindar dari infeksi Listeria, berikut merupakan upaya yang dapat dilakukan: 1. Mencuci apel sebelum dikonsumsi 2. Mencuci apel dengan menggunakan air panas sebelum dikonsumsi 3. Mencuci dan menyimpan apel didalam lemari pendingin 4. Mengupas kulit apel dan mencuci sebelum dikonsumsi
162
a. Jika kamu konsumen apel, upaya nomor berapa yang akan kamu pilih agar apel yang kamu konsumsi bebas dari bakteri Listeria? b. Mengapa kamu memilih upaya tersebut? Jelaskan alasanmu!
9. Perhatikan gambar dibawah ini!
Selain mencuci tangan dengan air, saat ini banyak beredar produk pembersih tangan seperti, sabun pencuci tangan (hand soap), pembersih tangan (hand sanitizer), maupun tisu basah (wet tissue). a. Dari berbagai produk yang beredar, produk manakah yang akan kamu pilih untuk membersihkan tanganmu? b. Mengapa kamu memilih produk tersebut? Apakah produk yang kamu pilih dapat menghilangkan bakteri pada tanganmu dalam waktu yang lama? Jelaskan alasanmu!
10. Obat antibiotik, biasanya dikonsumsi untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri patogen. Namun, saat mengalami penyakit yang sama, seringkali antibiotik tersebut tidak lagi dapat mengatasinya. Salah satu penyebab utamanya adalah telah terjadinya kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut. Antibiotik bekerja melalui lima mekanisme yaitu menghambat pembentukan dinding sel menghancurkan membran sel, menghambat pembentukan protein dalam sel bakteri, menghambat reaksi metabolisme dalam sel bakteri dan menghambat pembentukan asam nukleat. Bakteri memiliki daya survive dan kemampuan adaptif yang sangat tinggi terhadap perubahan lingkungan, dalam hal ini salah satu mekanisme utama yang menyebabkan bakteri kebal antibiotik adalah terbentuknya bakteri mutan. Proses reproduksi bakteri yang sangat cepat (sekitar 30 menit hingga beberapa
163
jam) memungkinkan terbentuknya sel yang mengalami mutasi (perubahan struktur genetis). Sedangkan mekanisme non-genetis (human error) yang menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik diantaranya adalah konsumsi antibiotik yang berlebihan sehingga menciptakan lingkungan yang memperbesar peluang terbentuknya bakteri-bakteri mutan. Dengan demikian, pasien diharapkan tidak sembarangan mengkonsumsi antibiotik, tidak menggunakan resep antibiotik yang diperuntukkan bagi orang lain, dan menghabiskan antibiotik yang disarankan dokter meskipun gejala penyakit telah mereda untuk menghindari tersisanya beberapa sel bakteri yang masih hidup. Selain itu, menggunakan beberapa jenis antibiotik yang berbeda dalam waktu yang bersamaan tidak disarankan kecuai dilakukan oleh kalangan medis. a. Bedasarkan paparan diatas, jelaskan bagaimana cara kerja antibiotik dalam melawan bakteri? b. Diketahui: X = penyebab Y = akibat yang ditimbulkan Z = solusi Manakah yang termasuk X, Y, dan Z? Sebutkan secara berurutan!
11. Bakteri Listeria monocytogenes selain terdapat pada apel, juga dapat ditemukan ditanah, air dan kotoran hewan. Hewan dapat membawa bakteri Listeria tanpa menunjukkan gejala penyakit dan dapat mengkontaminasi bahan pangan hewani misalnya produk susu. Bagaimana cara yang dapat dilakukan agar susu yang dikonsumsi aman dari kontaminasi bakteri?
164
12. Buah dan sayur yang kita konsumsi dapat tercemar oleh bakteri patogen dari air irigasi yang tercemar limbah, tanah, atau kotoran hewan yang digunakan sebagai pupuk. Cemaran akan semakin tinggi pada bagian tanaman yang ada di dalam tanah atau dekat dengan tanah. Air irigasi yang tercemar Shigella sp., Salmonella sp., E. coli, dan Vibrio cholerae dapat mencemari buah dan sayur. Selain itu, bakteri Bacillus sp., Clostridium sp., dan Listeria monocytogenes dapat mencemari buah dan sayur melalui tanah. Hasil kajian tentang tingkat cemaran mikroba pada sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah disajikan pada Tabel berikut:
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan manusia untuk menanggulangi permasalahan tersebut?
165
Lampiran 11
Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I (Moodle)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama L-1 L-2 P-1 L-3 P-2 L-4 P-3 L-5 L-6 P-4 P-5 L-7 P-6 L-8 P-7 L-9 P-8 L-10 P-9 P-10 L-11 L-12 L-13 L-14 P-11 P-12 P-13 P-14 L-15 L-16 P-15 P-16 P-17 L-17 P-18
Nilai Pretest 55 22 53 44 44 22 64 58 44 47 50 42 55 55 47 50 50 53 44 42 30 42 22 47 61 47 55 58 61 47 50 53 44 50 36
Nilai Posttest 72 61 83 61 67 61 83 64 61 69 78 72 69 72 78 64 78 72 69 67 58 64 58 64 78 69 78 92 88 67 86 72 69 67 72
166
Lampiran 12
Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen II (Edmodo)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama L-1 L-2 L-3 P-1 P-2 P-3 L-4 P-4 P-5 P-6 P-7 L-5 L-6 P-8 L-7 P-9 P-10 P-11 L-8 L-9 L-10 P-12 P-13 P-14 P-15 L-11 L-12 L-13 L-14 L-15 P-16 P-17 L-16 P-18 P-19
Nilai Pretest 50 36 69 36 47 44 50 53 28 42 50 36 55 67 47 47 39 50 39 44 42 55 42 47 42 44 44 33 19 44 53 47 42 39 58
Nilai Posttest 61 50 80 55 55 78 58 86 67 64 64 58 69 86 58 72 58 75 58 61 61 67 72 55 80 55 67 58 53 64 80 72 58 61 78
167
Lampiran 13 Analisis Normal Gain Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II Pretest Posttest N-gain Kriteria Pretest Posttest N-gain Kriteria 1 55 72 0,38 Sedang 50 61 0,22 Rendah 2 22 61 0,50 Sedang 36 50 0,22 Rendah 3 53 83 0,64 Sedang 69 80 0,35 Sedang 4 44 61 0,30 Sedang 36 55 0,30 Sedang 5 44 67 0,41 Sedang 47 55 0,15 Rendah 6 22 61 0,50 Sedang 44 78 0,61 Sedang 7 64 83 0,53 Sedang 50 58 0,16 Rendah 8 58 64 0,14 Rendah 53 86 0,70 Sedang 9 44 61 0,30 Sedang 28 67 0,54 Sedang 10 47 69 0,42 Sedang 42 64 0,38 Sedang 11 50 78 0,56 Sedang 50 64 0,28 Rendah 12 42 72 0,52 Sedang 36 58 0,34 Sedang 13 55 69 0,31 Sedang 55 69 0,31 Sedang 14 55 72 0,38 Sedang 67 86 0,58 Sedang 15 47 78 0,58 Sedang 47 58 0,21 Rendah 16 50 64 0,28 Rendah 47 72 0,47 Sedang 17 50 78 0,56 Sedang 39 58 0,31 Sedang 18 53 72 0,40 Sedang 50 75 0,50 Sedang 19 44 69 0,45 Sedang 39 58 0,31 Sedang 20 42 67 0,43 Sedang 44 61 0,30 Sedang 21 30 58 0,40 Sedang 42 61 0,33 Sedang 22 42 64 0,38 Sedang 55 67 0,27 Rendah 23 22 58 0,46 Sedang 42 72 0,52 Sedang 24 47 64 0,32 Sedang 47 55 0,15 Rendah 25 61 78 0,44 Sedang 42 80 0,66 Sedang 26 47 69 0,42 Sedang 44 55 0,20 Rendah 27 55 78 0,51 Sedang 44 67 0,41 Sedang 28 58 92 0,81 Tinggi 33 58 0,37 Sedang 29 61 88 0,69 Sedang 19 53 0,42 Sedang 30 47 67 0,38 Sedang 44 64 0,36 Sedang 31 50 86 0,72 Tinggi 53 80 0,57 Sedang 32 53 72 0,40 Sedang 47 72 0,47 Sedang 33 44 69 0,45 Sedang 42 58 0,28 Rendah 34 50 67 0,34 Sedang 39 61 0,36 Sedang 35 36 72 0,56 Sedang 58 78 0,48 Sedang Rerata 46,99 70,96 0,45 Sedang 45,11 67,4 0,37 Sedang Siswa
168
Lampiran 14
Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Pretest Kelas Eksperimen I
NO SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis 1 2 3 4 5 6 1 9 1 3 3 0 3 1 1 9 1 4 1 4 5 1 6 1 3 7 2 4 1 2 4 2 2 0 0 9 3 6 2 3 7 1 8 1 4 5 1 7 0 3 6 2 6 0 3 9 2 6 1 0 6 1 7 0 1 5 1 6 2 6 6 0 5 3 6 5 1 7 1 3 6 1 6 1 4 7 0 6 1 4 8 1 5 2 3 6 0 5 2 3 7 1 5 1 1 4 0 4 1 2 6 2 3 0 4 4 0 3 1 0 4 2 7 1 3 8 2 6 2 4 7 1 5 1 3 8 2 6 1 3 8 1 6 2 4 9 2 6 1 4 7 1 5 1 3
NILAI PRETEST 55 22 53 44 44 22 64 58 44 47 50 42 55 55 47 50 50 53 44 42 30 42 22 47 61 47 55 58 61 47
169
31 6 32 9 33 6 34 6 35 6 Jumlah skor 224 Jumlah skor per 56 indikator KBK Ketercapaian KBK (%) 53,33 Rata-rata (%)
1 1 1 1 1 40 40
8 6 6 6 6 196 49
1 1 0 2 0 37 37
2 2 3 3 0 97 48,5
38,10
46,67
35,24
46,19
50 53 44 50 36
43,90
170
Lampiran 15
Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Pretest Kelas Eksperimen II
NO SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis 1 2 3 4 5 7 5 9 4 7 7 6 8 5 6 8 7 8 8 6 8 5 9 6 6 5 8 7 6 6 7 5 5 4 6
1 1 2 0 2 0 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 0 1
5 4 8 6 5 5 7 6 3 4 6 3 5 7 6 6 4 4 4 5 7 6 4 5 5 5 5 5 2 5
1 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1
4 2 4 3 3 3 3 3 0 3 2 2 4 5 3 2 3 3 1 3 0 3 2 3 3 2 3 0 0 3
NILAI PRETEST 50 36 69 36 47 44 50 53 28 42 50 36 55 67 47 47 39 50 39 44 42 55 42 47 42 44 44 33 19 44
171
31 7 32 6 33 6 34 5 35 8 Jumlah skor 226 Jumlah skor per indikator KBK 56,5 Ketercapaian KBK (%) 53,81 Rata-rata (%)
1 1 1 2 1 39
6 6 5 4 6 179
2 1 2 1 2 38
3 3 1 2 4 88
39 37,14
44,75 42,62
38 36,19
44 41,90
53 47 42 39 58
42,33
172
Lampiran 16
Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Posttest Kelas Eksperimen I
NO SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis 1 2 3 4 5 10 9 12 7 9 10 10 8 7 9 12 8 5 9 9 8 12 8 10 9 9 8 7 7 10 12 10 12 12 7
2 2 2 1 2 1 3 2 1 3 2 3 3 2 1 3 3 2 1 2 1 1 0 1 3 0 3 3 3 2
8 5 10 9 6 7 8 8 9 7 7 8 9 6 9 6 7 9 6 7 4 7 6 8 9 8 9 10 8 6
2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 3 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 3 3 2 0 2 3 3 3
4 4 4 3 5 3 6 4 4 5 6 4 6 6 6 5 5 5 6 5 5 4 5 4 4 5 4 5 6 6
NILAI PRETEST 72 61 83 61 67 61 83 64 61 69 78 72 69 72 78 64 78 72 69 67 58 64 58 64 78 69 78 92 88 67
173
31 9 32 10 33 12 34 9 35 10 Jumlah skor 325 Jumlah skor per indikator KBK 81,25 Ketercapaian KBK (%) 77,38 Rata-rata (%)
3 3 1 3 2 70
12 8 4 7 7 264
3 1 2 2 3 71
4 4 6 3 4 165
70 66,67
66 62,86
71 67,62
82,5 78,57
86 72 69 67 72
70,62
174
Lampiran 17
Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Data Posttest Kelas Eksperimen II
NO SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis 1 2 3 4 5 8 7 10 7 8 10 8 12 9 6 10 9 9 12 8 12 9 10 9 10 9 10 10 7 10 6 9 8 8 9
2 1 3 1 2 2 1 2 1 3 1 2 2 3 2 1 3 2 1 2 1 3 2 1 3 1 2 2 2 2
6 5 8 6 5 8 7 10 7 8 7 5 8 9 6 6 5 8 7 6 7 5 7 6 8 7 7 5 5 6
1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2
5 4 5 4 4 6 4 6 5 5 4 4 4 6 4 5 3 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4
NILAI PRETEST 61 50 80 55 55 78 58 86 67 64 64 58 69 86 58 72 58 75 58 61 61 67 72 55 80 55 67 58 53 64
175
31 9 32 9 33 6 34 8 35 12 Jumlah skor 313 Jumlah skor per indikator KBK 78,25 Ketercapaian KBK (%) 74,52 Rata-rata (%)
3 2 1 2 2 66
10 10 10 5 6 241
2 1 1 1 2 54
5 4 3 6 6 154
66 62,86
60,25 57,38
68 64,76
77 73,33
80 72 58 61 78
66,57
176
Lampiran 18
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, dan Simpangan Baku (Standar Deviasi) Pretest Hasil Tes Berpikir Kritis Materi Archaebacteria dan Eubacteria
A. Kelompok Ekspresimen I 1. Distribusi Frekuensi Urutan data nilai pretest kelompok eksperimen I dari terkecil hingga terbesar adalah sebagai berikut: 22
22
22
30
36
42
42
42
44
44
44
44
44
47
47
47
47
47
50
50
50
50
50
53
53
53
55
55
55
55
58
58
61
61
64
a. Banyaknya data (N) = 35
b. Rentang
= data terbesar – data terkecil = 64 – 22 = 42
c. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log (35) = 1 + 3,3 (1,54) = 1 + 5,08 = 6,08 ≈ 6
177
d. Panjang interval kelas (p)
e. Menyusun interval kelas Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas No.
Kelas Interval
fi
1 2 3 4 5 6
22 - 29 30 - 37 38 - 45 46 - 53 54 - 61 62 - 69 Jumlah
3 2 8 13 8 1 35
Frekuensi Komulatif (%) 8,57 5,71 22,86 37,14 22,86 2,86 100,00
2. Perhitungan Mean (X), Median (Me), Modus (Mo), dan Simpangan Baku (S2) Pretest Kelompok Eksperimen I Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen I No. 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 22 - 29 30 - 37 38 - 45 46 - 53 54 - 61 62 - 69 Jumlah
fi
fka fkb
3 2 8 13 8 1 35
35 32 30 22 9 1
3 5 13 26 34 35
xi
xi2
fi.xi
fi.xi2
25,5 33,5 41,5 49,5 57,5 65,5 273
650,25 1122,25 1722,25 2450,25 3306,25 4290,25 13541,5
76,5 67 332 643,5 460 65,5 1644,5
1950,75 2244,5 13778 31853,25 26450 4290,25 80566,75
178
a. Mean (𝑥) ∑ ∑
=
= 46,985
b. Median (Me) 𝑥
(
) (
)
(
)
( ) (
) = 48,3
c. Modus (Mo) (
) (
)
( ) (
) = 49,5
d. Varians (S2) ∑
(∑ (
)
)
(
) ( (
)
= 97,021
)
179
e. Standar Deviasi ∑
√
(∑ (
√
)
)
= 9,849
B. Kelompok Ekspresimen II 1.
Distribusi Frekuensi Urutan data nilai pretest kelompok eksperimen II dari terkecil hingga terbesar adalah sebagai berikut: 19
28
33
36
36
36
39
39
39
42
42
42
42
42
44
44
44
44
44
47
47
47
47
47
50
50
50
50
53
53
55
55
58
67
69
a. Banyaknya data (N) = 35
b. Rentang
= data terbesar – data terkecil = 69 – 19 = 50
c. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log (35) = 1 + 3,3 (1,54) = 1 + 5,08 = 6,08 ≈ 6
d. Panjang interval kelas (p)
180
e. Menyusun interval kelas Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas No.
Kelas Interval
fi
1 2 3 4 5 6
19-27 28-36 37-45 46-54 55-63 64-72 Jumlah
1 5 13 11 3 2 35
Frekuensi Komulatif (%) 2,86 14,29 37,14 31,43 8,57 5,71 100,00
2. Perhitungan Mean (X), Median (Me), Modus (Mo), dan Simpangan Baku (S2) Pretest Kelompok Eksperimen II Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen II No. 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 19-27 28-36 37-45 46-54 55-63 64-72 Jumlah
fi
fka fkb
1 5 13 11 3 2 35
35 34 29 16 5 2
a. Mean (𝑥) ∑ ∑
=
= 45,114
1 6 19 30 33 35
xi
xi2
fi.xi
fi.xi2
23 32 41 50 59 68 273
529 1024 1681 2500 3481 4624 13839
23 160 533 550 177 136 1579
529 5120 21853 27500 10443 9248 74693
181
b. Median (Me) 𝑥
(
) (
)
(
)
(
)
(
) = 44,42
c. Modus (Mo) (
) (
)
( ) (
) = 43,7
d. Varians (S2) ∑
(∑ (
(
)
) ) (
(
) )
= 101,692
e. Standar Deviasi √ √
∑
(∑ (
)
)
= 10,084
182
Lampiran 19
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, dan Simpangan Baku (Standar Deviasi) Posttest Hasil Tes Berpikir Kritis Materi Archaebacteria dan Eubacteria
A. Kelompok Ekspresimen I 1.
Distribusi Frekuensi Urutan data nilai posttest kelompok eksperimen I dari terkecil hingga terbesar adalah sebagai berikut: 58
58
61
61
61
61
61
64
64
64
67
67
67
67
69
69
69
69
69
72
72
72
72
72
72
78
78
78
78
78
83
83
86
88
92
a. Banyaknya data (N) = 35
b. Rentang
= data terbesar – data terkecil = 92 – 58 = 34
c. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log (35) = 1 + 3,3 (1,54) = 1 + 5,08 = 6,08 ≈ 6
183
d. Panjang interval kelas (p)
e. Menyusun interval kelas Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas No.
Kelas Interval
fi
1 2 3 4 5 6
58 - 63 64 - 69 70 - 75 76 - 81 82 - 87 88 - 93 jumlah
6 13 6 5 4 1 35
Frekuensi Komulatif (%) 17,14 37,14 17,14 14,29 11,43 2,86 100,00
2. Perhitungan Mean (X), Median (Me), Modus (Mo), dan Simpangan Baku (S2) Posttest Kelompok Eksperimen II Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen II No. 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 58 - 63 64 - 69 70 - 75 76 - 81 82 - 87 88 - 93 jumlah
fi
fka fkb
6 13 6 5 4 1 35
35 29 16 10 5 1
6 19 25 30 34 35
xi
xi2
fi.xi
fi.xi2
60,5 66,5 72,5 78,5 84,5 90,5 453
3660,25 4422,25 5256,25 6162,25 7140,25 8190,25 34831,5
363 864,5 435 392,5 338 90,5 2483,5
21961,5 57489,25 31537,5 30811,25 28561 8190,25 178550,8
184
a. Mean (𝑥) ∑ ∑
=
= 70,957
b. Median (Me) 𝑥
(
) (
)
(
)
(
)
(
) = 68,78
c. Modus (Mo) (
) (
)
( ) (
) = 66,5
d. Varians (S2) ∑
(∑ (
)
)
(
) ( (
)
= 68,492
)
185
e. Standar Deviasi ∑
√
(∑ (
√
)
)
= 8,275
B. Kelompok Ekspresimen II 1. Distribusi Frekuensi Urutan data nilai pretest kelompok eksperimen I dari terkecil hingga terbesar adalah sebagai berikut: 50
53
55
55
55
55
58
58
58
58
58
58
58
61
61
61
61
64
64
64
67
67
67
69
72
72
72
75
78
78
80
80
80
86
86
a. Banyaknya data (N) = 35
b. Rentang
= data terbesar – data terkecil = 86 – 50 = 36
c. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log (35) = 1 + 3,3 (1,54) = 1 + 5,08 = 6,08 ≈ 6
186
d. Panjang interval kelas (p)
e. Menyusun interval kelas Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas No.
Kelas Interval
fi
1 2 3 4 5 6
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 Jumlah
6 8 8 6 5 2 35
Frekuensi Komulatif (%) 17,14 22,86 22,86 17,14 14,29 5,71 100,00
2. Perhitungan Mean (X), Median (Me), Modus (Mo), dan Simpangan Baku (S2) Pretest Kelompok Eksperimen I Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen I No. 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 Jumlah
fi
fka fkb
6 8 8 6 5 2 35
35 29 21 13 7 2
6 14 22 28 33 35
xi
xi2
fi.xi
fi.xi2
53 60 67 74 81 88 423
2809 3600 4489 5476 6561 7744 30679
318 480 536 444 405 176 2359
16854 28800 35912 32856 32805 15488 162715
187
a. Mean (𝑥) ∑ ∑
=
= 67,4
b. Median (Me) 𝑥
(
) (
)
(
)
( ) (
) = 66,23
c. Modus (Mo) (
) (
)
( ) ( ) = 63,5
188
d. Varians (S2) ∑
(∑ (
(
)
) ) (
(
)
)
= 109,364
e. Standar Deviasi √ √
∑
(∑ (
)
=10,457
)
189
Lampiran 20
Uji Normalitas Data Pretest
1. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Xi 22 30 36 42 44 47 50 53 55 58 61 64
F 3 1 1 3 5 5 5 3 4 2 2 1
Zn 3 4 5 8 13 18 23 26 30 32 34 35
Zi -2,54 -1,72 -1,12 -0,51 -0,30 0,00 0,31 0,61 0,81 1,12 1,42 1,73
F(Zi) 0,005 0,042 0,131 0,305 0,382 0,5 0,621 0,729 0,791 0,868 0,922 0,958
S(Zi) 0,086 0,114 0,143 0,229 0,371 0,514 0,657 0,743 0,857 0,914 0,971 1,000
|F(Zi)-S(Zi)| 0,081 0,072 0,012 0,076 0,011 0,014 0,036 0,014 0,066 0,046 0,049 0,042
Lhitung = 0,081 √ √
= 0,149
Lhitung < Ltabel = 0,081 < 0,149. Data pretest kelompok eksperimen I (moodle) berdistribusi normal.
190
2. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen II No.
Xi
F
Zn
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
1
19
1
1
-2,59
0,004
0,029
0,025
2
28
1
2
-1,70
0,044
0,057
0,013
3
33
1
3
-1,20
0,115
0,086
0,029
4
36
3
6
-0,90
0,184
0,171
0,013
5
39
3
9
-0,61
0,27
0,257
0,013
6
42
5
14
-0,31
0,378
0,400
0,022
7
44
5
19
-0,11
0,456
0,543
0,087
8
47
5
24
0,19
0,575
0,686
0,111
9
50
4
28
0,48
0,684
0,800
0,116
10
53
2
30
0,78
0,782
0,857
0,075
11
55
2
32
0,98
0,836
0,914
0,078
12
58
1
33
1,28
0,899
0,943
0,044
13
67
1
34
2,17
0,985
0,971
0,014
14
69
1
35
2,37
0,991
1,000
0,009
Lhitung = 0,116 √ √
= 0,149
Lhitung < Ltabel = 0,116 < 0,149. Data pretest kelompok eksperimen II (edmodo) berdistribusi normal.
191
Lampiran 21
Uji Normalitas Data Posttest
1. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen I No.
Xi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
F
58 61 64 67 69 72 78 83 86 88 92
2 4 4 4 5 6 5 2 1 1 1
Zn
Zi 2 6 10 14 19 25 30 32 33 34 35
-1,57 -1,20 -0,84 -0,48 -0,24 0,13 0,85 1,46 1,82 2,06 2,54
F(Zi) 0,074 0,137 0,229 0,348 0,44 0,579 0,818 0,933 0,967 0,98 0,994
S(Zi) 0,057 0,171 0,286 0,400 0,543 0,714 0,857 0,914 0,943 0,971 1,000
|F(Zi)S(Zi)| 0,017 0,034 0,057 0,052 0,103 0,135 0,039 0,019 0,024 0,009 0,006
Lhitung = 0,135 √ √
= 0,149
Lhitung < Ltabel = 0,135 < 0,149. Data posttest kelompok eksperimen I (moodle) berdistribusi normal.
192
2. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Xi 50 53 55 58 61 64 67 69 72 75 78 80 86
F 1 1 4 6 2 3 3 2 3 3 2 3 2
Zn 1 2 6 12 14 17 20 23 25 28 30 33 35
Zi -1,66 -1,38 -1,19 -0,90 -0,61 -0,33 -0,04 0,15 0,44 0,73 1,01 1,20 1,78
F(Zi) 0,059 0,102 0,14 0,211 0,305 0,409 0,523 0,598 0,701 0,793 0,864 0,901 0,968
S(Zi) 0,029 0,057 0,171 0,343 0,400 0,486 0,571 0,657 0,714 0,800 0,857 0,943 1,000
|F(Zi)-S(Zi)| 0,030 0,045 0,031 0,132 0,095 0,077 0,048 0,059 0,013 0,007 0,007 0,042 0,032
Lhitung = 0,132 √ √
= 0,149
Lhitung < Ltabel = 0,132 < 0,149. Data posttest kelompok eksperimen II (edmodo) berdistribusi normal.
193
Lampiran 22
Uji Homogenitas Data Pretest
N X S S2
Eksperimen I 35 46,99 9,85 97,02
Eksperimen II 35 45,11 10,08 101,69
= 1,048 Fhitung < Ftabel = 1,048 < 1,74
Fhitung < Ftabel = 1,048 < 1,74. Dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
194
Lampiran 23
Uji Homogenitas Data Posttest
N X S S2
Eksperimen I 35 70,96 8,28 68,49
Eksperimen II 35 67,4 10,46 109,36
= 1,597 Fhitung < Ftabel = 1,597 < 1,74
Fhitung < Ftabel = 1,597 < 1,74. Dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
195
Lampiran 24
Uji Hipotesis
A. Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest Kriteria pengujian : 1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima. 2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 68 Menghitung nilai S gabungan:
(
)
(
√
√
√ √ S = 9,967
(
)(
)
)
(
)(
)
196
Mencari thitung
√
=
=
= = =
√
√
√
(
)
= 0,786
Setelah thitung diperoleh, langkah selanjutnya yaitu menentukan ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,032
Kesimpulan: Dapat diperoleh bahwa thitung < ttabel (0,786 < 2,032) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah dengan media moodle dan edmodo.
197
B. Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest Kriteria pengujian : 1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima. 2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 68 Menghitung nilai S gabungan: (
)
(
√
√
√ √ S = 9,43
(
)(
)
)
(
)(
)
198
Mencari thitung
√
=
=
= = =
√
√
√
(
)
= 1,575
Setelah thitung diperoleh, langkah selanjutnya yaitu menentukan ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,032
Kesimpulan: Dapat diperoleh bahwa thitung < ttabel (0,786 < 2,032) maka HO diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan pembelajaran biologi berbasis masalah dengan media moodle dan edmodo.
199
Lampiran 25
Rekapitulasi Kuesioner Siswa pada Media Moodle
No 1
Pertanyaan Media moodle
Jawaban
Jumlah responden
Saya tidak mengetahui media pembelajaran moodle sebelumnya. Saya belum pernah menggunakan media pembelajaran moodle namun mengetahui adanya media tersebut. Saya pernah menggunakan media pembelajaran moodle sebelumnya.
2
32 3 0
Pandangan siswa
Pembelajaran melalui media moodle mempermudah dalam mencari informasi dan sumber belajar
terhadap media moodle
karena kegiatan pembelajaran berlangsung online dan terhubung dengan internet.
dalam pembelajaran
Media moodle, mempermudah untuk berdiskusi dan mengungkapkan pendapat, terutama bagi peserta didik yang memiliki kekurangan dalam komunikasi secara lisan. Belajar menggunakan media moodle menjadi lebih mandiri, karena pembelajaran berlangsung secara individu dan memerlukan tanggung jawab pribadi. Media moodle dalam pembelajaran menghilangkan kebosanan belajar di kelas yang tidak interaktif. Media moodle merupakan inovasi baru dalam pembelajaran karena memanfaatkan perkembangan
200
teknologi. 3
Fitur-fitur dalam media
Fitur yang terdapat di dalam media moodle, mudah dipelajari melalui modul yang diberikan oleh
moodle
guru. Media moodle dapat diatur pengaturan bahasa dengan Bahasa Indonesia, sehingga fitur yang terdapat di dalamnya mudah dipahami walaupun baru menggunakan media ini. Fitur yang digunakan di dalam media moodle tidak berbeda jauh dengan blog. Sehingga peserta didik yang biasa mengoperasionalkan web blog, tidak mengalami kesulitan ketika mengoprasionalkan media ini. Fitur media moodle dapat dipelajari dengan cepat melalui praktik atau mencoba secara langsung. Fitur media moodle dapat dipahami melalui sosialisasi yang dilakukan oleh guru sebelum pembelajran online berlangsung.
4
Tema diskusi
Tema diskusi dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan argumentasi. Tema diskusi menarik untuk dibahas karena topik diskusi menantang untuk terus diberi tanggapan. Tema diskusi dapat menambah pengetahuan mengenai permasalahan nyata yang terkait dengan pembelajaran biologi khususnya pada materi Archaebacteria dan Eubacteria. Tema diskusi menarik untuk dibahas karena mengangkat permasalahan yang ada di kehidupan.
5
Kesulitan yang ditemui
Gangguan jaringan internet ketika pembelajaran berlangsung menjadi kendala yang tidak dapat diprediksi.
201
Jaringan internet yang kurang stabil, membuat waktu yang disediakan untuk berdiskusi kurang maksimal, karena kurangnya waktu untuk mencari informasi. Kesulitan pada media moodle adalah gangguan teknis ketika login kedalam course moodle. Seringkali, kesalahan ketiga login adalah tidak memperhatikan kata sandi dengan benar. Mengubah kata sandi pada media moodle memerlukan kebutuhan khusus yang sedikit rumit karena benar-benar harus diperhatikan. Kata sandi pada moodle harus terdiri dari huruf kapital, angka, dan simbol. Tidak terdapat kesulitan yang ditemui selama pembelajaran berlangsung. 6
Hal yang mengesankan
Kemudahan dalam mencari sumber informasi karena terhubung dengan internet. Diskusi yang berlangsung tidak membosankan, terdapat interaksi yang aktif antara antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik lainnya. Belajar melalui media moodle terdapat fitur chatting yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan teman diskusi. Pendapat yang diungkapkan dengan bahasa tulisan melalui kolom komentar dapat dilihat oleh seluruh peserta pembelajaran, sehingga seluruh peserta didik dapat melihat beragam argumantasi peserta didik lainnya.
202
Lampiran 26
Rekapitulasi Kuesioner Siswa pada Media Edmodo
No 1
Pertanyaan Media edmodo
Jawaban
Jumlah responden
Saya tidak mengetahui media pembelajaran edmodo sebelumnya. Saya belum pernah menggunakan media pembelajaran edmodo namun mengetahui adanya media tersebut. Saya pernah menggunakan media pembelajaran edmodo sebelumnya.
2
Pandangan siswa
27 6 2
Kehadiran pembelajaran melalui media edmodo merupakan suatu kemajuan yang memanfaatkan
terhadap media emodo perkembangan teknologi pendidikan. dalam pembelajaran
Media edmodo memberikan inovasi baru dalam pembelajaran karena memanfaatkan teknologi sebagai sarana yang dapat mempermudah pembelajaran. Belajar melalui media edmodo dapat menghilangkan kebosanan belajar di dalam kelas.
3
Fitur-fitur dalam
Fitur dalam media edmodo serupa dengan fitur yang disediakan oleh facebook, sehingga penyesuaian
media edmodo
terhadap media tidak sulit. Fitur dalam media edmodo mudah dipahami karena sebelum pembelajaran online berlangsung, guru
203
memberikan sosialisasi terkait penggunaan media edmodo. Mudah dipahami karena pernah menggunakan media edmodo sebelumya. 4
Tema diskusi
Tema diskusi baik untuk meningkatkan kemampuan argumentasi, namun kurang paham dengan istilah-istilah biologi. Tema diskusi yang mengangkat isu-isu di lingkungan sekitar, dapat menambah pengetahuan dalam ilmu biologi. Menarik untuk dibahas karena mengangkat permasalahan yang ada di kehidupan.
5
Kesulitan yang
Gangguan jaringan internet yag tidak stabil, membuat ketertinggalan pada saat pembelajaran.
ditemui
Kurangnya waktu yang disediakan untuk mencari informasi,dalam pemecahan masalah. Sulit mencari komentar teman untuk ditanggapi peryataannya dan sulit ketika mencari komentar petunjuk/instruksi moderator (guru) karena tertutup dengan komentar-komentar yang lain. Sulit jika ingin bertanya atau melakukan tanya jawab dengan moderator (guru). Bahasa yang digunakan dalam media edmodo adalah bahasa inggris. Sehingga orang yang memiliki kekurangan dalam bahasa inggris, dapat menjadi kendala. Tidak terdapat kesulitan yang ditemui.
6
Hal yang
Kemudahan dalam mencari sumber informasi, karena terhubung dengan jaringan internet.
mengesankan
Diskusi yang berlangsung tidak membosankan, terdapat interaksi yang aktif antara antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik lainnya.
204
Belajar melalui media dapat diakukan dimana saja, sehingga belajar menjadi santai dan tidak terbebani. Penggunakan media edmodo dalam belajar, meemberikan pengakaman baru dalam belajar.
205
Lampiran 27
PEMBELAJARAN DI DALAM MOODLE
206
Lampiran 28
PEMBELAJARAN DI DALAM EDMODO
207
LEMBAR UJI RBFERENSI
Nama NIM
: Ratna
Alfiani
:1111016100065
Jndul Skripsi : Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik antara Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Berbatuan Media Moodle dengan Edmodo
Dosen Pembimbing
Referensi
No
I BAB
Jessica
II
I
K. Parker, "Memahami Anak Muda
Media Digital", dalam Lynne Schrum
dan
(ed.),
Teknologi Pendidikan"' bagi para Pemimpin Sekolah, I
Trj. dari Educational
Tecnology
for
School Leaders
2013), h. 87.
V
Ibid.,h.99.
q,
Dharmendra Chourishi, Chanchal Kumar Buttan,
V
oleh Firda Dwiyanti Widjaya, (Jakarta: 2
Indeks,
\h
Abhishek Chaurasia, dan Anita Soni, "Effictive E-
Learning through Moodle", IJATER, a
J
Vol.i,
Diakses
2011,
\P
dari:
https //www.research gate. net/publi cati on/2 :
65
974790
Eftbctive_E-Learning through Moodle, pada
13
V
November 2014 pukul 17.22WIB.
Chee Ken Nee, "The Effect
of
Educational
Networking on Students' Performance in Biology", 4
IJITE, Vol. 3, No. 1, 2014, h. 21, Diakses dari: https i/wwu'. research gate. net/pub :
'l he_Liflbct e{-liducati
onal Networkin g-on-Stude
V
208
nts'-Performance-in-Biology, 25 November 2014 pukul 08.02 WIB.
Asmuni dan Wiwin
Sri Hidayati, "Pengaruh
Penggunaan Media Jejaring.Sosial Edmodo terhadap
Partisipasi Mahasiswa dalam Diskusi Kelas pada Materi Ajar Teoretis dan Praktis", Prosiding Seminar
Nasional Hasil Penelitian Pendidikan
dan
Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Vol.1, No.1, 5
2015,
h.
https //wwu,.
ac ad
:
Diakses
98, ernia. ed u/ 1 9 1 04
98
dari:
9/Pengaruh-P eng
gunaan Media-Jeiaring Sosial Edmodo- terhadap P altisipasi*Mahasi swa d alam*Di sku si*Kelas*pada
Materi Aiar Tealglis ian-Eraklls, pada tanggal
12
Januari 20 1 6 pukul 20.42 WIB
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik 6
Memberdayakan Pemelaiar
di Era Pengetahuan,
(Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 3, h. 4.
Kowiyah, "Kemampuan Berpikir Kritis", Pendidikan Dasar,
Jurnal
Vol. 3 No. 5, 2012, h.
Diakses 1
178, dari:
http ://down toad,portal garuda. o rglart icle.php?artic l.e: 20
115
8&val:6649&title:K EMAMP{IAN%20BERP
IKIII%281(RITIS, pada tanggal r2.46 WIB.
1 Januari 2015
pukul
\*
Y*
209
BAB II Trianto, Mendesain Model Pembelaiaran InovatifProgresif: Konsep, Landasan, dan Implernentasinya 1
pada Kttriktlum Tingkal Satun Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 6,b.91,-92.
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Trj. dari 2
Educalional Psychology oleh Harya
Bhimasena,
J
M.'faufiq Amir, op. cit., h.2l
ll o-
l a
5
\,
Y
(.Takarta: Salemba Humanika, 2014), h. 30. a
U
VY
t)
M. I'aufiq Amir, op. cit.,h.22.
\/"^
U
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran:
IY
Sebagai Re/brensi bagi Guru/Pendidik dalam 6
Implementasi Pembelaiaran
yang Efektif
dan
\"
Berkualitas, (.Iakar1a: Kencana, 2014), Cel. 4,h.292' 293" 7
Trianto, op. cit.,h. 97 -98.
V,
Paul Eggen, Don Kauchak, Slrategi dan Model Pembelajaran; Mengaiarkan Konten dan
6,Trj.
Keterampilan Berpikir, Edisi 8
Models
.fo,
V.
dari Stategy and
Teachers; Teaching Content and
Thinking Skills, Sixth lidition oleb Satrio Wahyono, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 31 1-317. Sharon E. Smalclino, Deborah
L. Lowther, dan
James
D. Russell, Instruclional Technology and Media For Learning; Teknologi Pembelaiaran dan Media untuk 9
t0
\,-
Belajar, Trj. dari Inslructional Technology and Media For Learning oleh
Arif
Kencana, 2012), Cel.2,h. 47
.
Rahman, (Jakarta:
Rusnran, Model-model
Pembelajaran:
Y,. tr
I
h^-
2t0
Mengembangkan ProJbsionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 201 1), Cct. 4,h.240.
Munir, Kttrikulum Berbasis Teknologi Informasi dan 11
Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 203"
Deni Darmawan, Pengentbangan E-Learning: Teori 12
Afrizal Mayub, E-Learning Fisika
Vv
\.-
Berbasis
Macromedia lilosh MX, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
\T
2005), h. 7. 14
l^
dan Desair'2, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.61-62.
13
1v
rbid..h.1l-12.
V
L/n.
Nana Syaodih Sultmadinata, Landasan I'sikologi l5
Pros'es' I'encliclikun, (Bandung: Remaja Rosdaliarya,
Ll
2005), Cet. 3. h.209.
p
\^
Iimpy Effcndi dan I'lartono Zhuang, E-Learning, t6
Konsep dan Aplikctsi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 200-5), h.
l7
9-
15
VlA-
"
\,
Made Wena, Slrategi Pembelaiaran Inovatif Konleml:orer; Sttctltt Tinjauan Konseptual Operasional, (.Iakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 3, h. 213-214.
18
IJnrpy Eflendi, Ilartono Zhtang, op. cit., h. 15-15.
t9
Made Wena, op. cit., h.214.
Arief S. Sadiman, R. Itahardjo, Anung Haryono,
\y Vn
L.
dan
I{alrardjito. Mec{io Pendic{ikan: Pengerlian, 20
Pengembangan, clan Pemanfaatqnnya, (Jakarta: Raja Graf-indo Persada, 2010), Cet. 14, h" 6-7
($-
\^
"
Yudhi Munadi, Media Pembelaiaran; Sebuah 21
I'endekatan Baru, (.lakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 7-8.
\,
r
211
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jal<arta: Raja 22
Grafindo Persada. 201 1), Cet. 14, h. 7- 1 1 .
Z)
Munir, op. cil., h.
1A
Deni Darmawan, op. cil., h. 70.
L+
211
Nurwita Yuliastuti, Pujayanto, dan Elvin Yusliana
,lu
\"
,y^) (_y'
I\
Ekawati, "Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Ilerbasis E-Learning dengan Moodle untuk
25
Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Tema Pengolahan Sampah", Jurnql Pendidikan Fisika,
Vo1.2. No.1, 2014, h.
17
, Diakses
dari:
t \"
http :/ljr-rrnal. fkip. Lrns.ac.id/index.php/pfi sika/article/vi
ewl3l30, pada tanggal 19 September 2014 pukul 14.48 WIB.
Heri 'l'riluqman BS dan Sukirman, "Pengembangan Sistem Pembela.iaran Online Berbasis Moodle di
.lurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Unrversitas Semarang" Jurnal Lembaran llmu Kependidikan Jilid -i8, No.
lo
l,
2009, h. 29, Diakses
dari: h1 I
ns : // ivrvr,i'.acad ernia. ed u/5 3 5 3 03
1
/PEN GEMBAN
GAN_S I S'IEM_PEM }]I]i-A.IARAI'{-ONLIN }J-BER RA
SI
S_M
OOD
DAI'J-T'lll(N
O
LE*D I_JI J]lI] S AN_KUIi. IKI]LTJ M_
LOC I*P h.N DIDI
AS-NI:]GIIRI*SI,iM"ABANG,
KAN-UN I VERS IT
pada tanggal
September 2014 pukul 14.43 WIB.
19
\..
212
Muhammad Solelr, "Penerapan Sebagai
Alat Uji Coba
Soal
",
CMS
Moodle
Studi Deskripti/
Analitis tentang Penerapan CMS Moodle Sebagai
Alat Uji Coba 27
SoaL
Try Ocrt Uiian Sekolah Mala
Pelajaran Kev,argaqn Negara di Sekolah Indonesia
h. 9-73, Diakses
Bcrngkok, 2007,
dari:
http :l/dokumen "ti ps/documents/lkti gu ru-moodl e'html, 13 November 2014 pukul 23.48 28
WiB.
Munir, op. cit.,h.212.
Nurrvita Yr-rliastuti, Pujayanto, dan Elvin Yusliana 29
II -
Ilkawati," op. cit., h. 17.
t/-
tl^
\."
\Y
Basori. "Pemanlaatan Sociai Learning Network "lldmodo" dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP LINS", JIPTEK 30
Vol. VI No. 2.2013. h, 100, Diakses dari: \.
l7{L2i,25 November 2014 pukul 07.52 WIB.
3l
Chee Ken Nee, op" cit., h.22.
32
Basori, op. cit., h. 100-10i.
1a
rbid., h. 101
JJ
M. 34
35
t/
,V 0,l/,
Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan,
(Bar-rdung: Rerlaja Rosdakarya,2006), Cet. Sur.r-radi Suryabrata,
21,h. 43.
Abu Ahmadi, l'sikologi Umum, (Jakarta:
Rineka
37
Alec
Fishe
r, Berpiki.r Krilis; Sebtrah Penganlar,'lerj.
dari Crilical
ll'hinki.ng;
Vr LIL-
Cipta, 2009),Cet. 4, h. 83.
38
Ll"r--
\
\r-
I'sikologi Pendidikan, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada,2014), Cet.21, h" 54-55. 36
lr
u:
An
Introduction
oleh
l}cnyatnin IIaclinata, (.lakarta: Ilrlangga, 2009), h. 2.
\9^^
Uv
V:
lb.
t
v
11f zt)
Mulribbin Syah, Psikologi Pendidikon
3L)
dengan
Penclekatan Baru, (Ilandung: Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 19, h. 1 18. 40
Alec Irisher, op. cit., h. 7.
41
Itobert H. Ennis,
"A
Vo-
tl
v
\y'
Logical Basis for Measuring
^
Critical Thinking Skills", Association.for Supervi sion and Cm'ricttlum Developntent, 1985, h. 46, Diakses dari: fu11p
:
l/n,vw.
asccl. orglA,S Cl D/pclt7j
ogln
aI
s/ed
I
ead/e
qD
\"
I
U"8:l!_enuis_Udl, pada tanggal 31 Maret 2Ot6 pukr-rl 19.32 WIB.
I O2 llika Triyuningsih, "Pengaruh Model pembelajaran
tlI
i Itl ]
]
tl ,
*,
I
I
Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,,, Skripsi
I pacla Program Studi Penclidikan
Biologi Universitas
\^
| Islanr Negc-ri Syarif Jlidayatullah, .Iakarta, 2011, ticlal, rlinLrlrlil
l;crtil
lli I I Ill", I Bcrpikir Klitis Siswa", Jurnal Bioterdidik. No.6, 2014, Diakses I itI
Vol.2 clari:
llll^1a-l hur4iu:L:aL.
liI
I yt,l42i /. pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 17,15
i
iwrB 44
I)hamendra Chourishi, Chanchal Kumar Buttan, Abhislrek Chaurasia, dan Anita Soni, op. cit.,h.2l
45
46
Chec Ken Nee, op. cit. h. 21
V,
U,
Vn-
l)
\"1
v
\J-
114 L ta
I]AI}
III
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Penrlekatun Kuontitati.f, Kualitatif
dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 19, h" 113.
Z;ulfiam, Tonil-r Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. i ,h. 7 5. Sugiyono. op. cit., h.l 17
Nana Sr:djana, Penilaian
llasil
Proses Bela.iar
Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet.
i7.
h. 35.
l.ampiran 10, h. 151-164. Lar-r"rpiran 3,
h. | 46-149.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Penrlekalan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 211. Lampiran 4, h. 150.
le -n t--
I
11
Lampiran 2,h. 115-145.
Sugil,ono. Slctli,tlika unluk Penelitian, (Bandung: Allabcta,
201
4), Cct.
24 ^ h. 352.
Suirarsimi Arikunto, op. cit..,h, 227.
Lampiran 5, h.
15 I
.
Ahrnad Solyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin
Milanra, Evaluqsi Pentbelaiaran IPA llerbasis Kompelens'i, (Jakarta: I-embaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), Cet. 1, h. 103.
Lampiran 6,h.152.
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 12, h. 385-386.
Lampiran 7, h. 153.
2i5
Sudjana, Metoda Stati,ctika, (Bandung: Tarsito, 2005). Ce t. 3. h. 466
Ridurvan, Dasar-clasctr Stcttistika,
(Banclung:
Alfabeta, 2006), Cct,5, h. 186.
David Il. Meltzer, "'lhe Relationship
between
Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains
in
Physics:
A
Possible 'I-lidden Variable' in
Diagrrostic Prctesl Scores," Americcrn Association I'h1.'.rics 'feacher.r,
Vol. 70, No. 12,2002, h.
of
1260.
Dial<scs dari: http:l/ph)'sicsecltrcation.net/docs/A'TP-
Dsq_2!r!2-yoLzQ-:Ei9:126!-pt11, pada tar.iggal
12
Jeinuari 2016 pukr-rl 11.18 WIB.
20 | Srrcljana.0p.
L'it..
h239.
I]AB IV Lampiran 18. h. 176-181. [-arnpiran 19, I.antpirarr
I
i.
1-r.
i 82-
1t18.
h. I 67.
[,anrpiran 14-1], h. 168-175" Lanrpiran 25 -26, h. 199 -204. I-ampiran 27 -28, h. 205 -206. Lampiretn 20,h.
1
89- 1 90.
I-anrpiran 21, h. 191-t1i2.
9 I0
I-an"rpiran22,h. 193.
| Lanrpirart [-ar,
Ii.
h.
194.
rpirau 24, h. 1 95- I 98.
Lampiran 1, h. 70-
Fertika
1
1
4.
l)wi Yoswita, op. cit., h. 1,
Natasa Petrovic, Veljko .laremic, Marko Cirovic,
Zoran Radoiicic,
dan
Nemanja Milenkovic,
\,
[-216
"Facebook vs Moodle: What
Do
Students Really
Think?", rclCTE Proceedings, 2013, Diakses dari: http //w$rv. :
icic
te. or g/Pro ce edin q s2 0 1 3 /P ao ers %2 0 2 0
i3/i2-1-Petrovic.pdf, pada,-tanggal 13 November 2014 puku
Jakarta, April2016
Mengesahkan,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yanti HEflanti. M,Pd.
Eny S. Rosyidatun. M.A.
NII'. 19710119 200801 2 010
NIP. 19750924 200604 2 001
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 66 JAKARTA SURAT KETERANGAN Nomor : AA7b1.851.6 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepata SlvtA Negeri 66 Jakarta, Kecamatan Citandak, Kota Madya Jakarta Setatan, Propinsi DKI Jakarta dengan ini menerangkan bahwa
Nama NIM
Jurusan Prodi Semester
RATNA ALFIANI 1111016100065 Pendidikan ltmu Pengetahuan Atam Pendidikan Biotogi 9 (sembitan)
Nama tersebut di atas adalah benar tetah metakukan penelitian di SMA Negeri 66 Jakarta sejak tanggal 9 sld 25 Nopember 2015, guna pembuatan skripsi yang berjudut "Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dengan Pernbelajaran Biotogi Berbasis Masalah Berbantuan Media Moodte dan Edmodo". Yang bersangkutan mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatultah Jakarta.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
24 Maret2016
ffi ,r.l.)
\
'.o. \
\:
\},j
091989031 009