ANALISIS BEBAN KERJA BERDASARKAN METODE WISN PETUGAS ASSEMBLING DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2015 Lavenia Fisca Alicia Rianti*), Eni Mahawati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula 1 No 5 – 11 Semarang Email :
[email protected]
ABSTRACT The Provincial Hospital Tugurejo Semarang is class B Government owned HOSPITALS of Central Java province. Based on the initial survey in hospitals Tugurejo Semarang, assembling a number of staff consists of 6 people, where two of the officers of the Assembly, 2 officers completeness, 1 controller, and 1 officer officer medico legal. but the problem that occurs at the provincial hospital in assembling Tugurejo Semarang is the many documents that have not been in asembling impact on the DRM coding part of him couldn't immediately in code, then the impact on the analysis reporting that his report can not be timely in releasing the information and the impact on the part of a late filing is providing DRM service for the needs of medical record. The purpose of this research is to know the amount of workload based on the method of assembling parts of the Provincial Hospital at WISN Tugurejo Semarang by 2015. This type of research is descriptive research. The process of data retrieval done through observation and interviews with approach cross sectional method. Data collection using the guidelines of observation, interview guidelines, table of results of observations, interview results table, stopwatch, calculator. The subject in this study was the officer Assembly and 2 completeness of officers, while the objek his research is DRM inpatients who are already home. In this study data analysis used in descriptive analysis is the use of tables and narratives. Based on the results of the research officer of the assembling of parts Assembly and completeness is not only the task anyway but get additional duties of superiors. Quantity of staple events 2015 officer assembling parts Assembly and completeness is 28.598 DRM. Assembly officers available working time 1 year subs is 1656 hours/year and section officers completeness for 1 year is 1.674 hours/year. The standard amount of the workload of the officers of the Assembly for 1 year is 19.071 DRM and officers of completeness for 1 year is 19.427 DRM. With the method of calculation of the amount of knowable WISN labor requirements officer Assembly 2015 is 3 officers so that required the addition of 1 officer. As for the section for completeness of required three officers so that the necessary addition of 1 officer. Based on the calculation of the workers know that the assembling of completeness of the project is to be done by the work of the assembly to complete the balance between the need to work with the number of officers who will be tired so it does not affect the work. keyword: workload, assembling, energy requirement Literature: 13 ( 1989 - 2015 )
1
A. Pendahuluan
beban
kerja
sangat
mempengaruhi
Rumah sakit sebagai salah satu unit
tingkat efisiensi dan produktivitas kerja.
pelayanan
dalam
Apabila jumlah tenaga kerja tidak sesuai
berbagai jenis pelayanan kesehatan.
dengan beban kerja yang ada maka
Pelayanan kesehatan bertujuan untuk
akan mengakibatkan kelelahan kerja
memberikan
dan dapat mengakibatkan penurunan
yang
kompleks
upaya
peningkatan
penyembuhan,
produktivitas
kerja
sehingga
pelayanan yang di berikan di bidang
mempengaruhi
mutu
pelayanan
kesehatan
kesehatan rumah sakit.
derajad
kesehatan
demi
dan
semua
mewujudkan
kesehatan
yang
suatu
optimal.
Unit
layanan
rekam
medis,
Sehingga rumah sakit dituntut untuk
meliputi : TPPRJ, TPPRI, TPPGD, URJ,
profesional dalam melakukan berbagai
URI, UGD, assembling, koding dang
jenis pelayanan kesehatan terhadap
indeksing, filing serta analising dan
pasien
mendapat
reporting. Asembling adalah salah satu
pelayanan yang memuaskan di rumah
bagian dari unit rekam medis yang
sakit tersebut. Salah satu unit yang ada
mempunyai tupoksi paling banyak.
agar
pasien
di rumah sakit adalah unit rekam medis. [1]
Tugas
pokok
dan
fungsi
assembling adalah (a) merakit kembali Menurut Permenkes RI No. 269/
formulir-formulir DRM (Dokumen Rekam
Menkes/ Per/ III/ 2008 Bab I, pasal 1
Medis) Rawat Jalan , Rawat Inap,
menyebutkan
Gawat
bahwa
rekam
medis
Darurat
menjadi
urut/runtut
adalah berkas yang berisikan catatan
dengan kronologi penyakit pasien yang
dan dokumen tentang identitas pasien,
bersangkutan,
pemeriksaan,
tindakan,
ketidaklengkapan data yang tercatat
dan pelayanan lain yang telah di berikan
didalam formulir rekam medis sesuai
oleh pasien. [2]
dengan
pengobatan,
(b)
kasus
meneliti
penyakitnya,
(c)
Setiap proses penyelenggaraan
mengendalikan dokumen rekam medis
rekam medis dapat terlaksana dengan
yang dikembalikan ke unit pencatat data
baik dan dapat memberikan informasi
karena
dan data yang lengkap, akurat dan tepat
mengendalikan
waktu
rekam medis dan (e) mendistribusikan
jika
didukung
sumber
daya
manusia yang memadai dilihat dari segi
dan
kualitas
formulir
dan
kuantitasnya.
Kualitas
isinya
tidak
lengkap,
penggunaan
mengendalikan rekam
(d)
nomor
penggunaan medis.
Agar
meliputi keterampilan, pengetahuan dan
terlaksananya pelayanan rekam medis
tingkat
yang
pendidikannya
sedangkan
berkualitas
serta
menunjang
kuantitas adalah jumlah tenaga kerja
ketepatan pelepasan informasi maka di
yang ada harus sesuai dengan beban
perlukan
kerja. Tenaga kerja yang sesuai dengan
sesuai dengan beban kerja yang ada. [3]
jumlah
assembling
yang
2
Dalam
menciptakan
kondisi
tidak
bisa
tepat
waktu.
Hal
ini
optimal bagi pekerja dapat dilakukan
berdampak pada bagian filing yang
dengan
terlambat
salah
satu
cara
yaitu
menyediakan
DRM
untuk
mengurangi beban kerja. Beban kerja
kebutuhan pelayanan rekam medis.
dapat diminimalkan dengan membagi
Adanya
pekerjaan,
memiliki kepentingan di luar rumah sakit
menyediakan
alat
yang
tugas
dapat mempercepat pekerjaan, atau
(diklat,
dengan menambah jumlah tenaga kerja.
perangkapan
Berdasarkan
survei
awal
di
adanya
tugas
di
bagian
Deskripsi
pokok
kegiatan
memiliki jumlah petugas assembling
sehingga metode yang baik di gunakan
rawat inap terdiri dari 6 orang, dimana 2
dalam penelitian ini adalah WISN (Work
petugas di bagian perakitan, 2 petugas
Load Indicator
lagi
DRM
metode ini membutuhkan data yang
(Dokumen Rekam Medis), 1 petugas di
lebih rinci dan detail beban kerja di unit
bagian Medico Legal dan 1 orang di
assembling.
bagian
Tipe
dan
asembling begitu banyak variasinya
bagian
Sakit
dsb)
B
di
Rumah
rapat,
terkadang
assembling menambah beban kerja.
RSUD Tugurejo Kota Semarang yang merupakan
tambahan
kelengkapan
kontroler,
yang
mencari
dokumen rekam medis rawat
inap
Staff Need)
Berdasarkan
karena
penyebab
–
penyebab diatas, maka peneliti tertarik
pasien yang akan kontrol lagi 1-2 hari
untuk
setelah opname. Dengan hari kerja
KERJA
yaitu Senin sampai Kamis 07.00 s/d
WISN PETUGAS ASSEMBLING DI
14.00, hari Jumat 07.00 s/d 11.00 dan
RSUD
hari Sabtu 07.00 s/d 13.00. Menurut
TAHUN 2015 ”.
hasil
wawancara
pada
salah
satu
petugas assembling, dalam satu hari
meneliti
“ANALISIS
BERDASARKAN
TUGUREJO
BEBAN METODE
SEMARANG
B. METODE Jenis penelitian yang digunakan
petugas menyelesaikan kurang lebih 3
adalah
s/d 4 tumpukan bangsal DRM dari rawat
penelitian
inap dengan jumlah DRM rawat inap 70
menjelaskan
dokumen per hari.
berdasarkan fakta tanpa membuat
penelitian yang
deskriptif, dilakukan
hasil
yaitu untuk
penelitian
Masalah yang terjadi di bagian
perbandingan atau hubungan. Proses
asembling di RSUD Tugurejo Semarang
pengambilan data dilakukan melalui
adalah banyak dokumen yang belum di
observasi
di rakit dan di teliti kelengkapannya
peneliti mengamati secara langsung
berdampak pada bagian koding yang
keadaan masalah yang akan di teliti
DRMnya tidak bisa segera di kode,
dan menanyakan kepada petgas yang
kemudian
bersangkutan dengan menggunakan
berdampak
pada
bagian
analising reporting yang laporannya
metode
dan
wawancara
pendekatan
secara
yaitu
cross 3
sectional yaitu meneliti data secara
a. Pedoman Observasi
langsung
b. Pedoman Wawancara
pada
saat
penelitian
dilakukan.
c. Tabel hasil pengamatan
Subjek dalam penelitian ini terdiri
d. Tabel hasil wawancara
dari subjek atau pelaku yang terkait
e. Stopwatch
dalam beban kerja petugas
f.
Kalkulator
assembling :
Adapun metode pengumpulan data
a. Petugas perakitan yang berjumlah
dengan observasi dan wawancara.
2 orang.
Menanyakan kepada responden:
b. Petugas kelengkapan DRM yang berjumlah 2 orang.
a) Jumlah beban kerja per hari b) Pekerjaan
Sedangkan yang menjadi objek
/
kegiatan
yang
dilakukan
penelitian adalah DRM pasin rawat
c) Menghitung waktu kerja tersedia
inap yang sudah pulang.
d) Menghitung
Dalam penelitian ini dilakukan
waktu
e) Menghitung PFD
2015
f)
perhitungan
analisa
deret berkala / time series data dan petugas
assembling
di
RSUD
Tugurejo Semarang.
Menghitung volume kerja per hari
g) Menghitung
kuantitas
kegiatan
pokok per tahun h) Menghitung standar beban kerja
Metode yang digunakan dalam penentuan
per
kegiatan
prediksi pasien rawat inap pada tahun dengan
kerja
sampel
adalah
Non
per tahun Dalam penelitian ini data analisis
Random Sampling yaitu pengambilan
yang
sampel yang tidak didasarkan atas
deskriptif
yaitu
kemungkinan
penelitian
berdasarkan
yang
dapat
digunakan
adalah
analisis
menganalisa teori
hasil yang
diperhitungan tetapi semata – mata
dikemukakan dalam tinjauan pustaka,
hanya berdasarkan kepada segi – segi
agar diperoleh suatu gambaran yang
kepraktisan belaka. Dan dengan teknik
jelas tentang beban kerja petugas
Quota Sampling yaitu pengambilan
assembling.
sampel secara kuota yang dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. [4] Instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah :
4
Langkah – langkah untuk mencari
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kapasitas Assembling
kerja
petugas
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik petugas assembling RSUD Tugurejo Semarang
a. Mencari nilai a dan b a
Karakte ristik
Petug as A (wanit a)
Petuga sB (wanita )
Petug as C (wanit a)
Petug as D (wanit a)
Usia
36 th
33 th
35 th
36 th
Pendidi kan Lama kerja
DIII RMIK
DIII RMIK
DIII RMIK
DIII RMIK
1,5 th
8 th
10 th
7 th
b. Memasukkan
Y2015
rumus
= 18.839 + (3.253 x 3)
DRM Waktu (menit)
Kegiatan Merakit dokumen rekam medis rawat inap Petugas A
Petugas B Rata – rata Meneliti kelengkapan formulir rekam medis rawat inap dan menginput data ke dalam computer a. b.
dalam
= 18.839 + 9.759 = 28.598
b.
2
ke
Y=
Tabel 4.2 Hasil pengamatan waktu
a.
DRM
kuadrat kecil yaitu :
2. Rata – rata waktu per kegiatan
1
b=
DRM
Sumber : data primer
No
prediksi beban kerja per tahun tersebut
Petugas A Petugas B Rata – rata
4. Waktu Kerja Tersedia Jumlah hari dalam 1 tahun
= 312
(K)
5,53
Cuti tahunan
= 12 hari
(L)
4,88 5,21
Hari libur nasional
= 19 hari
(M)
Waktu kerja
= 6 jam
(R)
Ketidakhadiran kerja
= Petugas perakitan A = 3 hari = Petugas perakitan B = 2 hari = Petugas kelengkapan A = 1 hari
4,93 5,42 5,17
Sumber : data primer 3. Perhitungan kebutuhan
(P)
= Petugas kelengkapan B = 1 hari
tenaga
Assembling dengan metode WISN
Rumus waktu kerja tersedia :
Tabel 4.3
a) Petugas Perakitan A
Perhitungan trend dengan metode
K – (L + M + P) = 312 – (12 + 19 +
kuadrat terkecil
3) = 278 2
No
Tahun
Y
X
XY
X
1
2010
15.968
-2
-31.936
4
2
2011
16.973
-1
-16.973
1
3
2012
19.620
0
19.620
0
4
2013
21.452
1
21.452
1
K – (L + M + P) = 312 – (12 + 19 +
5
2014
20.181
2
40.362
4
2) = 279
32.525
10
K – (L + M + P) x R = [312 – (33)]
X
94.194
Sumber : rekap data kunjungan pasien
K – (L + M + P) x R = [312 – (34)] x 6 = 1.668 jam/tahun b) Petugas Perakitan B
x 6 = 1.674 jam/tahun 5
c) Petugas Kelengkapan A
2) Kegiatan penunjang penting
K – (L + M + P) = 312 – (12 + 19 +
yang dilakukan setiap orang
1) = 280
= kebutuhan staf pelayanan
K – (L + M + P) x R = [312 – (32)]
utama + FKK
x 6 = 1.680 jam/tahun
= 1 + (1 x 0,48%) = 1,004
d) Petugas Kelengkapan B
petugas
K – (L + M + P) = 312 – (12 + 19 +
3) Kegiatan tambahan beberapa
1) = 280
anggota staf
K – (L + M + P) x R = [312 – (32)]
FKI = 1,2 petugas
x 6 = 1.680 jam/tahun.
4) Total kebutuhan tenaga
5. Standar beban kerja. a. Standar
beban
= kegiatan pelayanan utama kerja
kegiatan
+
kegiatan
penunjang
perakitan
penting
yang dilakukan
SBK =
setiap orang + kegiatan tambahan
beberapa
anggota staf DRM b. Standar
beban
= 1 + 1,004 + 1,2 = 3,204 = 3
kerja
kegiatan
kelengkapan Standar
petugas Dari
beban
kerja
perhitungan
diatas
diketahui kebutuhan tenaga kerja perakitan
adalah
sebanyak
3
petugas. b) Bagian kelengkapan DRM 1) Kegiatan 6. perhitungan
kebutuhan
pelayanan
utama
tenaga
kerja Perhitungan kebutuhan tenaga kerja
2) Kegiatan penunjang penting
bertujuan untuk mengetahui jumlah
yang dilakukan setiap orang
petugas asembling yang diperlukan
= kebutuhan staf pelayanan
sesuai beban kerja selama 1 tahun.
utama + FKK
Kebutuhan tenaga kerja
= 1 + (1 x 3,59 %) = 1,035
bagian
assembling :
petugas
a) Bagian perakitan 1) Kegiatan
pelayanan
3) Kegiatan tambahan beberapa utama
anggota staf FKI = 1,01 petugas 4) Total kebutuhan tenaga 6
= kegiatan pelayanan utama +
kegiatan
penting
= 1 + 1,035 + 1,01 = 3,045 =
penunjang
3 petugas
yang dilakukan
Dari
perhitungan
diatas
setiap orang + kegiatan
diketahui kebutuhan tenaga kerja
tambahan
petugas
beberapa
anggota staf
kelengkapan
adalah
sebanyak 3 petugas.
7. Pembahasan Bagian assembling di RSUD
petugas kontroler adalah S1 Bisnis
Tugurejo Semarang terletak terpisah
hanya difokuskan pada 2 tugas
dengan
pokok petugas assembling saja yaitu
bagian
koding/indeksing,
analising/reporting,
dan
Petugas
berjumlah
assembling
filing.
dan Manajemen. Dalam penelitian ini
perakitan
dan
kelengkapan.
Hal
6
tersebut disebabkan karena dari 3 job
orang yaitu 2 orang bagian perakitan,
description diantaranya tidak bisa
2 orang bagian kelengkapan, 1 orang
ditentukan waktu mulai dan selesai
bagian kontroler, dan 1 orang bagian
pengerjaannya. Sehingga ini menjadi
medico
keterbatasan
legal,
mempunyai
bagian
tugas
perakitan
pokok
yaitu
peneliti
untuk
lebih
mendalami permasalahan tersebut.
merakit formulir – formulir rekam medis rawat inap menjadi urut/runtut
Menurut hasil wawancara dan
dengan kronologi penyakit / tanggal
observasi
masuk pasien yang bersangkutan,
pokok
bagian
kelengkapan
mempunyai
sudah sesuai dengan yang telah
tugas
pokok
meneliti
ditetapkan (SOP) yaitu menerima
yaitu
yang
pada
dilakukan,
bagian
tugas
assembling
ketidaklengkapan data yang tercatat
pengembalian
didalam formulir rekam medis sesuai
dokumen, meneliti kelengkapan per
dengan kasus penyakitnya, bagian
lembar rekam medis dan menginput
kontroler mempunyai tugas pokok
dokumen yang telah diasembling ke
yaitu mencari dokumen rekam medis
dalam
rawat inap pasien yang akan kontrol
aplikasi
1 – 2 hari setelah opname, dan
kelengkapan
bagian
komputer
medico
legal
mempunyai
dokumen,
komputer, baru
merakit
namun
adanya
dalam
memasukan
DRM
ke
dalam
membuat
petugas
tugas pokok yaitu merancang formulir
kelengkapan harus beradaptasi lagi
rekam medis yang di gunakan untuk
dengan
rawat jalan / rawat inap dan gawat
membuat
pekerjaan
darurat serta mendistribusikan dan
Kapasitas
kerja
mengendalikan penggunaan formulir
tujuan
rekam
keserasian
medis,
dasar
pendidikan
aplikasi
yang
baru lebih
untuk
ergonomi, antara
perlu
dan lama.
mencapai adanya
pekerja
dan 7
pekerjaannya, dapat
sehingga
pekerja
dari
sesuai
dengan
menjabat
bekerja
kemampuan,
kebolehan
awal
petugas
assembling
dibagian
kelengkapan
dan
hingga saat ini yaitu selama 10 tahun
umum
dapat menyelesaikan ± 90 DRM
dan
perhari, dan petugas D dengan jenis
ditentukan
kelamin perempuan memiliki usia 36
oleh berbagai faktor, antara lain
tahun dengan dasar pendidikan DIII
umur, jenis kelamin, pendidikan, lama
RMIK
kerja,
pengetahuan,
tersebut sudah diperoleh dari awal
status
kesehatan
keterbatasannya. kemampuan, keterbatasan
Secara kebolehan,
manusia
antropometri, dan
nutrisi,
kesegaran jasmani, kemampuan fisik.[4]
kerja
dilihat
petugas
dua petugas yaitu petugas A dengan jenis kelamin perempuan memiliki 36
tahun,
dengan
dasar
pendidikan DIII RMIK dan lama kerja petugas tersebut sudah diperoleh dari
awal
petugas
assembling
menjabat dibagian perakitan hingga saat ini yaitu selama 1,5 tahun mampu menyelesaikan ± 50 DRM perhari.
Sedangkan
petugas
B
dengan jenis kelamin perempuan memiliki usia 33 tahun dengan dasar pendidikan DIII RMIK dan lama kerja petugas tersebut sudah diperoleh dari
awal
petugas
assembling
menjabat dibagian perakitan hingga saat ini yaitu selama 8 tahun dapat menyelesaikan ± 65 DRM perhari sedangkan
petugas
petugas
lama
kerja
assembling
petugas
menjabat
dibagian kelengkapan yaitu 7 tahun
assembling bagian perakitan memiliki
usia
dan
assembling
bagian kelengkapan yaitu petugas C
dapat menyelesaikan ± 80 DRM perhari, dilihat dari lama kerja dan umur
petugas
perakitan
maupun
kelengkapan dapat menyelesaikan DRM yang berbeda jumlahnya per hari. Untuk lama kerja peugas yang bekerja lebih dari 1 tahun tidak ada kaitannya dengan kecepatan bekerja atau lebih ahli dalam kerja, namum kenyataannya
masih
banyak
dokumen yang menumpuk dimeja. Tenaga kerja indonesia yang usianya lebih dari usia produktif (manula) biasanya
kemampuan
bekerjanya
kurang, karena tenaga kerja tersebut belum
tentu
Sehingga
bermental
dapat
bagus.
menghasilkan
kualitas kerja yang rendah. Usia yang lebih baik ddan cocok untuk menjadi tenaga kerja ialah usia produktif, yakni dari 15 – 44 tahun agar hasil kerjanya lebih baik.[6]
dengan jenis kelamin perempuan
Kemudian untuk akibat dokumen
memiliki usia 35 tahun, dengan dasar
yang masih menumpuk, hal tersebut
pendidikan DIII RMIK dan lama kerja
berkaitan dengan pekerjaan diluar job
petugas tersebut sudah diperoleh
description dan faktor – faktor lain 8
seperti waktu kerja. Diman waktu
dimengerti.
kerja sabgat menentukan efisiensi
kebutuhan tenaga kerja menunjukan
dan
bahwa
produktivitas
seseorang.
Hasil
beban
Beberapa hal penting yang harus
kelengkapan
diperhatikan
mempertimbangkan
dalam
waktu
kerja
adalah :
perhitungan
kerja
petugas
bertambah.
Dengan faktor
kelonggaran kategori dan individu
(a) Lamanya
seseorang
dapat
yang ada, petugas yang dibutuhkan
bekerja dengan baik (b) hubungan
adalah 3 petugas karena bagian
waktu kerja dengan istirahat dan (c)
kelengkapan sudah ada 2 petugas
waktu kerja sehari menurut periode
maka perlu penambahan 1 petugas
yang
supaya
meliputi
pagi,
siang,
dan
pekerjaan
pokok
dan
malam, jam kerja tanpa istirahat
tambahan dapat dilaksanakan. Hal
untuk waktu kebutuhan personal,
yang
fatique and Delay (PFD) adalah 15%
bagian kelengkapan adalah sering
dari waktu normal. Rata – rata lama
errornya SIMRS.
bekerja
sesorang
dalam
sehari
adalah 6 – 8 jam dan selebihnya adalah
istirahat
ataupun
dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Jadi dalam seminggu seseorang dapat bekerja dengan baik selama 36 – 48 jam.[7] Untuk
petugas
menghambat kerja petugas
Untuk menghindari akumulasi dari kelelahan yang terlalu berlebihan, diperlukan
adanya
keseimbangan
antara masukan sumber datangnya kelelahan dengan jumlah keluaran yang
diperoleh
lewat
pemulihan
(recovery).
pemulihan
akan kerja
proses Proses
memberikan
kelengkapan
berdasarkan
hasil
kesempatan
pengamatan
pekerjaan
yang
psikologis (mental) manusia untuk lepas
sudah sesuai dengan job description
menghimpitnya. Dengan pengaturan
yang berlaku di RSUD Tugurejo
jadwal istirahat yang lebih sering
Semarang.
daripada
petugas
meneliti
tersebut
yaitu
dengan
kerja
jadwal
yang
istirahat
isi
yang jarang akan memberikan total
formulir rekam medis, membuatkan
produktivitas rata – rata yang lebih
kartu kendali dan mencatatnya dalam
konstan.[8]
SIMRS. Petugas kelengkapan juga
mengemukakan bahwa faktor alat,
mempunyai tugas tambahan yaitu
cara dan lingkungan kerja sangat
menelpon
berpengaruh
admin
kelengkapan
beban
maupun
dilakukan oleh petugas kelengkapan
Tugas
dari
fisik
bangsal
atau
perawat untuk menanyakan jika ada
Manuba
(1992)
terhadap
produktivitas.[6]
hal yang belum lengkap dan tidak 9
Adanya beban kerja pokok dan
4. Jam kerja petugas asembling dalam
beban kerja tambahan yang dimiliki
kurun 1 tahun adalah 312 hari, rata –
oleh petugas perakitan dan petugas
rata waktu kegiatan yang dibutuhkan
kelengkapan menjadikan beban kerja
oleh petugas perakitan adalah 5,21
petugas
dan
dan petugas kelengkapan adalah
Jumlah
5,17, FKK untuk petugas perakitan
petugas dan jumlah beban kerja yang
adalah 1,01 petugas dan FKK untuk
tidak seimbang juga menimbulkan
petugas kelengkapan adalah 1,03,
produktivitas kerja menurun karena
sedangkan
petugas
untuk
petugas
19071
dan
menjadi
menimbulkan
berlebihan
kelelahan.
tidak
bekerja
sesuai
kemampaunnya.
1. Petugas
assembling
di
RSUD
5. Jumlah
yang
beberapa
ada job
dibagi
description
dokumen
rekam
dan
megurutkan formulir sesuai dengan tanggal masuk dan nomor formulir mengecek
kelengkapan
isi
formulir rekam medis yang belum dilengkapi
oleh
kembalikan
petugas
ke
dan
petugas
di
yang
bertanggung jawab. 2. Petugas perakitan dan kelengkapan orang
berjenis
kelamin
perempuan, berumur antara 33 – 36, riwayat
pendidikan
4
orang
DIII
Rekam medis, lama kerja sekitar 1,5 – 10 tahun. 3. Prediksi
petugas
beban
kerja
petugas
asembling berdasarkan analisa deret berkala / time series data yang merupakan kuantitas kegiatan pokok pada tahun 2015 adalah 28.598.
tenaga
kerja
2
orang
petugas
dan
memerlukan penambahan petugas
salah
medis
kebutuhan
masing
menjadi
masing – masing 1 orang petugas
satunya antara lain yaitu merakit isi
4
untuk
adalah
perakitan dan kelengkapan masing –
yang sudah sesuai dengan prosedur
ada
perakitan
kerja
berdasarkan metode WISN di bagian
Tugurejo Semarang memiliki tugas
dan
beban
kelengkapan adalah 19427.
D. KESIMPULAN
tetap
standar
lagi. E.
SARAN
1. Diharapkan perhitungan kebutuhan SDM
berdasarkan
beban
kerja
dengan menggunakan metode WISN (work indicator staff need) dapat dijadikan
masukan
dalam
upaya
perencanaan penambahan petugas untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan rumah sakit. 2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja di bagian asembling petugas perakitan dan kelengkapan di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2015, di peroleh petugas perakitan dan kelengkapan masing – masing 2 petugas dan memerlukan tambahan petugas sebanyak masing – masing 1 petugas lagi supa petugas dapat
10
menyelesaikan pekerjaan pokok dan tambahan yang ada. F. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen
Kesehatan
Republik
5. Rustiyanto,
Indonesia.
Direktorat
Jenderal
Perekam
Pelayanan
Medik.
Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta. 1997. 2. Keputusan
Mentri
Republik
Indonesia
Menkes/
Per/
III/
2008
269/
Tentang
Rekam Medis.
Rekam
Kesehatan.
&
Profesi Informasi
Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2009.
Sudiajeng.
Ergonomi
Untuk
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Produktivitas.
UNIBA
PRESS.
Surakarta. 2004.
3. Shofari, Bambang. Modul PSRM II Sistem
Medis
Etika
6. Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik
Kesehatan Nomor
Ery.
Medis
Pelayanan
Semarang.
Kesehatan Nuswantoro.
Fakultas
Universitas
Dian
2006.
(tidak
dipublikasikan)
7. Wignjo Soebrata, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. PT. Guna Widya. Jakarta. 1995 8. Suma’mur, P.K.Hygine Perusahaan dan
Keselamatan
Kerja.CV.
Haji
Massagung. Jakarta. 1989
4. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka cipta. Jakarta. 2012
11