ANALISIS BAHAYA CAVE RESCUE 6 ARISAN CAVING YOGYAKARTA 2016
@formansihombing
BAHAYA HUJAN
ANALISIS BAHAYA DENGAN PETA TOPOGRAFI
Hujan
merupakan salah satu ancaman
yang berbahaya ketika penelusuran gua. Namun seberapa besar bahayanya, dapat dilakukan analisis awal artinya masih banyak hal yang harus dipertimbangkan. Untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara menghitung curah hujan yang masuk dalam
suatu
wilayah.
Berikut
adalah
caranya :
Membuat Pola aliran sungai
@formansihombing
Membuat luasan Catchment area Membuat Grid peta Calculation
MEMBUAT POLA ALIRAN SUNGAI Kegiatan erosi dan tektonik yang menghasilkan bentuk - bentuk lembah sebagai tempat pengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu yang disebut sebagai pola aliran. Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara, terutama pada skala yang besar.
MEMBUAT CATCHMENT AREA
Berikut adalah Peta Topografi daerah gua ngingrong. Berdasarkan difinisi diatas dapat disimpulkan bahwa pola aliran itu bentuk-bentuk lembah yang memiliki slope/ kemiringan sehingga air diatas elevasi tinggi akan turun mengikuti pola lembah yang ada
Pola yang berwarna biru adalah pola aliran sungai daerah sekitaran gua ngingrong Dimana air pada elevasi tinggi jatuh mengikuti lembah dan menuju gua ngingrong pada elevasi rendah.
GRIDDING PETA
Berdasarkan dari pola aliran tersebut maka diinterpretasikan bahwa Luas Catchment area daerah sekitan gua ngingrong.
CALCULATION
Membuat grid peta. Buatlah grid dengan interval grid 1 cm, hal ini dilakukan agar perhitungan lebih detail menghitung luasannya. Kemudian hitung jumlah grid yang masuk dalam catchment area tsb. Dengan catatan bila luasan catchment masuk pada grid lebih dari setengah maka dapat dihitung namun bila kurang dari setengah maka abaikan.
@formansihombing
Setelah semua sudah diketahui maka hal terakhir yang dilakukan adalah melakukan perhitungan. Misalkan : Dik : Skala 1 : 25000, Grid 1 cm, Jumlah grid 50 grid Dit : Luas Catchment ? Jawab : Hitung luas 1 grid 1 cm = 250 m dilapangan sehingga luas satu grid adalah 250 m x 250 m = 62500 m² Kemudian dikalikan dengan Jumlah Grid Luas = 62500 m² x 50 = 3.125.000 m² Maka dapat Luas Catchment Area.
DISTRIBUSI RATA_RATA CURAH HUJAN GK
Menurut Brunsch drr., (2011) curah hujan tahunan Gunungsewu berkisar antara 2.000 – 2.500 mm/tahun pada periode 1952 – 2009 sedangkan curah hujan bulanan naik pada bulan desember-febuari serta curah hujan bulanan minimum terjadi pada bulan juli, agustus, dan september (Jurnal Geologi Vol. 6 No.3 September 2011: 165-175).
Distribusi rata-rata curah bulanan di Gunung Kidul pada periode tahun 1952-2009 (Brunsch, 2011)
TAHAPAN PERHITUNGAN Menghitung Curah Hujan dengan cara sedehana
Dari Luasan yang telah didapat maka dihitung jumlah air yang masuk per hari
san area kurang dari 300 ha (Goldment et.al., 1986 dalam Suripin, 2004). Rumus :
misalkan :
Q = 0,278 x C x I x A
Dik : Luasan Area 3.125.000 m² , Curah Hu-
Q : Debit
jan rata-rata 25 mm/0,25 m /hari
Konstanta : 0,278
Dit : Jumlah Air?
C : Koefisien Aliran
Jumlah Air = 3.125.000 m² x
0,25 m =
I : Intensitas Hujan (mm)
781.250 m³ / 781,250 liter / hari
A : Luas Daerah Aliran
Hasil yang didapat merupakan jumlah air
Pada rumus RASIONAL memperhi-
yang akan turun melewati lembah tsb, na-
tungkan konstanta dan koefisien aliran se-
mun jumlah yang akan masuk kedalam sua-
hingga
tu gua belum dapat dipastikan karena perhi-
diketahui
tungan ini tidak memperhitungkan konstan-
( Kemiringan lereng, jenis batuan yang di-
ta dan koefisien aliran (Kemiringan lereng,
lalui, Ketebalan Soil dll).
batuan yang dilewati, ketebalan soil, dll)`
Jika dibandingkan dengan Metode seder-
metode
ini
merupakan
salah
lapangan
seperti
lainnya
koefisien
harus aliran
satu
hana yang tidak memperhitungkan konstan-
untuk memperkirakan laju aliran
ta dan koefisien aliran maka metode ini
puncak yaitu metode RASIONAL USSCS (1973), metode ini dapat dilakukan bila lua-
cukup baik.
@formansihombing
Berikut
data
ANALISIS DENGAN PETA GUA
Peta gua adalah gambaran sebuah gua yang menampilkan bentukan dan keadaan sebuah gua . Sehingga dari sebuah ANALISIS peta gua dapat kita ketahui keadaan secara umum didalam DENGAN PETA GUA gua dan dapat mempertimbangkan dan merencanakan sebuah penelusuran dengan baik.
Analisis ini bertujuan untuk mengurangi “Risk and Threats” atau bahkan menghilangkan dampak yang ditimbulkan. Ada banyak metode analisis resiko yang dapat dipelajari namun pada pertemuan ini akan membahas satu metode yaitu Hybrid Method. Analisis Resiko Kuantitative James W. Merrit dalam A Method For Quantitative Risk Analysis menjelaskan “ Bahwa analisis resiko kuantitative merupakan satu metode analisis resiko yang mengenali pengendalian apa dan bagaimana yang harus diterapkan serta besaran biaya untuk menerapkannya. Metode ini dikenal dengan Hybrid Method.
Langkah langkah yang perlu dilakukan yaitu : 1. Scope Statement, menetukan secara tepat yang harus dievaluasi/resiko. 2. Aset Pricing, Pada langkah kedua ini, tentukan tafsir “harga” (price/ score). 3. Risk and Threats, menentukan jenis resiko dan ancaman. 4. Menentukan koefisien dampak/nilai price/score pada suatu Risk and Threats. 5. Calculation, 6.Control atau pengendalian, mengurangi jumlah resiko.
Scope Statement
Menentukan secara tepat lokasi yang akan dievaluasi, artinya dari sebuah peta gua tersebut penelusur diharapkan benar-benar mengevaluasi sebuah peta yang memiliki potensi “Risk and Threats” atau bahkan menambah informasi tambahan seperti : Peta geologi (Struktur Geologi), Informasi penelusur sebelumnya, Informasi dari badan Klimatologi, dll
Aset Pricing
Penelusur kemudian menentukan sebuah “harga/price/ Score” yang akan menjadi patokan gua tersebut bahaya atau tidaknya. Misal : 1 = Tidak bahaya, 2 = Bahaya Sedang , 3 = Bahaya
Risk and Threats
Menentukan jenis resiko dan ancaman dari sebuah peta dan informasi lainya Misal : Bahaya tenggelam, Bahaya runtuhan, Bahaya kesalahan pemakain alat, dll
@formansihombing
Menentukan Koefisien Dampak
CALCULATION
Dari data yang didapat dilakukan perhitungan :
Misal : Dari Interpretasi “Risk and Threats” didapat bahaya yang mungkin timbul adalah Bahaya tenggelam, Bahaya Runtuhan, Bahaya Hiperventelasi. penelusuran dilakukan oleh 5 orang dengan membawa 3 pelampung dan 2 tabung oksigen portable. Hal pertama dilakukan menentukan Aset pricing, kemudian didapat 1.Bahaya tenggelam ( A ) 1 = Membawa 5 pelampung 2 = Membawa 3 Pelampung 3 = Tidak Membawa pelampung 2. Bahaya Runtuhan ( B) 1 = Membawa 5 helm 2 = Membawa 3 helm 3 = Tidak Membawa helm 3. Bahaya Hiperventelasi (C ) 1 = Membawa 5 Tabung Oksigen 2 = Membawa 3 Tabung Oksigen 3 = Tidak Membawa Tabung Oksigen
Risk and Threats =( A + B + C ) / Jumlah Risk and Threats = (2 + 1 + 2) / 3 = 1,6 Jadi, gua yang akan ditelusuri memiliki potensi hingga bahaya sedang
Control atau pengendalian
Dengan mengetahui dampak tsb, maka penelusur dapat mengurangi jumlah resiko dan ancaman
@formansihombing