ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SURYA PUTRA SUMATERA II PASIR PENGARAIAN Karmila Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian
ABSTRAK
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Penggunaan aktiva tetap yang terlihat didalam laporan keuangan PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian khusus pada neraca belum menggambarkan tentang pengungkapan aktiva tetap. Hal ini juga tidak sesuai dengan PSAK 16 paragraf 74 dan 78 tahun 2012. Kata Kunci : Aktiva Tetap PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama akuntansi adalah untuk memberikan informasi keuangan yang dipergunakan pihak manajemen perusahaan maupun pihak-pihak lain di luar perusahaan, seperti pemegang saham dan kreditur dalam rangka pengambilan keputusan. Bagi manajemen perusahaan, akuntansi sebenarnya adalah alat untuk memberikan informasi tentang kejadian-kejadian yang berisifat finansial dalam satu periode tertentu. Dengan demikian pihak manajemen mampu menguasai keadaan perusahaan dan dapat menguasai jalannya perusahaan.
Pada perusahaan yang masih kecil pengelolaan aktiva yang diolah tentunya masih terbatas, sehingga cara dan teknik pengelolaan aktiva yang konvensional mungkin masih memadai digunakan untuk melayani seluruh kebutuhan perusahaan. Namun, dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan diikuti pula dengan semakin kompleknya pengelolaan aktiva yang dimiliki. Perkembangan dunia usaha yang begitu pesat telah mendorong para usahawan yang bergerak dibidang industri, dagang dan jasa untuk mengembangkan cara-cara inovatif dalam pengelolaan informasi untuk mencapai tujuan perusahaan
secara optimal dengan memperhatikan efesiensi dan efektifitas usaha.Bagi perusahaan aktiva tetap merupakan salah satu aset perusahaan yang memiliki nilai ekonomis yang material jika dibandingkan dengan aktiva lainnya dalam laporan keuangan. Oleh karena itu perlakuan akuntansi aktiva tetap harus dilakukan secara akurat. Apabila terjadi kesalahan dalam menerapkan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, maka hal ini akan dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Akuntansi aktiva tetap meliputi penentuan harga perolehan aktiva tetap, penentuan biaya penyusutan, pengeluaran selama masa perolehan dan pelepasan aktiva tetap serta penyajian dalam laporan keuangan. Perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap meliputi penentuan harga perolehan aktiva tetap, penentuan biaya penyusutan, pengeluaran-pengeluaran selama masa pemakaiaan aktiva tetap, penghapusan aktiva tetap serta penyajiannya dalam laporan keuangan. Secara teoritis pengertian harga perolehan aktiva tetap adalah seluruh pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut hingga siap untuk digunakan. Dalam menentukan harga perolehan aktiva tetap tidak hanya ditentukan dari sudut harga belinya saja, tetapi juga mencakup setiap pengeluaran lainnya. Berarti setiap pengeluaran yang ada relevansinya terhadap aktiva tersebut seperti biaya pembuatan Plat nomor dan pembutan STNK serta pengeluaran lain-lainnya harus ditambahkan atau digabungkan pada nilai aktiva tetap yang bersangkutan.Selama penggunaan
aktiva tetap, lazimnya akan terjadi pengeluaran-pengeluaran tertentu. Pengeluaran yang dikeluarkan setelah masa perolehan aktiva tetap dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: (1) Kelompok pengeluaran modal (Capital Expenditure) yaitu pengeluaran dengan tujuan menambah manfaat aktiva tersebut. Biasanya pengeluaran capital ini berupa pengeluaran untuk menambah aktiva tetap serta perbaikan dengan tujuan meningkatkan efesiensi atau kapasitas operasi aktiva tersebut, pengeluaran capital ini nilainya relatif material. (2) Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure) yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan dan reparasi biasa, dimana nilainya tidak terlalu material. Seiring dengan berlalunya waktu, lazimnya semua aktiva tetap yang digunakan kecuali tanah akan berkurang kemampuannya dalam melakukan operasional. Oleh karena itu aktiva yang telah terpakai harus dibebankan menjadi biaya (expense) selama masa penggunaan dari aktiva tetap tersebut. Dalam hal ini diperlukan alokasi untuk mencatat aktiva yang kemampuannya telah berkurang tersebut. Dalam teori alokasi ini disebut dengan penyusutan (depreciation). Metode penyusutan harus mencerminkan pula pemanfaatan ekonomis aktiva perusahaan, penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai sebagai beban untuk periode yang akan datang.Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Maria Fransiska Butar-Butar (2005) dengan judul
Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. Mark Dynamics Indonesia Tanjung Morawa. Penelitian mempunyai hasil bahwa PT. Mark Dynamics Indonesia Tanjung Morawa secara umum aktiva tetap dikelompokkan berdasarkan fungsi masing-masing dan perusahaan memasukkan seluruh pengorbanan yang terjadi sebagai akibat dari perolehan aktiva tetap.. Letak perbedaan penelitian ini adalah pada objek penelitiannya. Penelitian sebelumnya melakukan penelitian di PT. Mark Dynamics Indonesia Tanjung Morawa sedangkan penelitian ini menggunakan objek PT. Surya Putra Sumatera II Pasir pengaraian. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi pada PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian, Jln. Tuanku Tambusai, Pasir Putih, Pasir Pengaraian. PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan sepeda motor Yamaha dengan berbagai tipe dan memberikan jasa servis kepada konsumen. Dalam melakukan penjualan kendaraan, perusahaan melakukan penjualan secara tunai dan kredit (angsuran). Dalam penelitian ini peneliti menemukan permasalahan yang layak diangkat dalam penelitian ini. Metode penyusutan harus mencerminkan pemanfaatan ekonomis aktiva perusahaan, penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk periode yang akan datang. Hal ini tercermin dari penggunaan aktiva yang melebihi umur ekonomis. Aktiva yang telah melebihi umur ekonomis ini tetap digunakan demi efisiensi perusahaan. Hal ini telah menyalahi aturan yang berlaku
karena penyusutan pada perusahaan ini menjadi minus dalam perhitungannya.Permasalahan lain yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah masalah harga perolehan. Kesalahan atas perlakuan akuntansi dalam menentukan harga perolehan dan pengeluran setelah masa perolehan aktiva tetap. Hal ini tercermin dari transaksi pembelian aktiva perusahaan yang dicatat berdasarkan nilai bukunya, tidak memperlihatkan harga perolehan aktiva tersebut di dalam neraca. Karena nilai buku adalah harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam memperoleh kewajaran nilai aktiva. Hal tersebut akan mempengaruhi terhadap laba dan kewajiban atas penyajian dalam laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu dalam menetapkan harga perolehan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran setelah masa perolehan haruslah menggambarkan nilai wajar yang sesungguhnya terjadi. Dari uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian sebagai berikut: “Analisis Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian ”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: “Bagaimana perlakuan akuntansi Aktiva Tetap pada PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian? C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui perlakuan pencatatan aktiva tetap pada PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian 2. Untuk mengetahui pengakuan aktiva tetap pada PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini tidak hanya bermanfaat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pangaraian, tetapi juga sebagai sarana mengimplementasikan teori-teori yang telah penulis dapat dari perkuliahan. 2. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan masukan untuk melakukan pengembangan atau perubahan yang mendukung terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. 3. Bagi Peneliti Berikutnya Diharapkan skripsi ini dapat menjadi satu acuan dan referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang membahas hal serupa. E. Pembatasan Masalah dan Originalitas Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisis akuntansi aktiva tetap pada PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian. Pembahasan ini akan dibatasi pada akuntansi harga perolehan dan biaya penyusutan terhadap aktiva tetap pada PT. Surya Putra Sumatra II Pasir Pengaraian.
LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : 1. Aset 2. Liabilitas 3. Ekuitas 4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian 5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik 6. Arus kas Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode 2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode 4. Laporan arus kas selama periode 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan PSAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. B. Laporan Posisi Keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut : 1. Aset tetap 2. Properti investasi 3. Aset tak berwujud 4. Aset keuangan
5. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas 6. Persediaan 7. Piutang dagang dan piutang lainnya 8. Kas dan setara kas 9. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang dimiliki untuk dijual dan Operasi yang Dihentikan; 10. Utang dagang dan terutang lain; 11. Provisi; 12. Liabilitas keuangan; 13. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46: Pajak Penghasilan; 14. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46; 15. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58; 16. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan 17. Modal saham dan cadangan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk.
C. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap
Pengertian akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut Pengertian aktiva tetap Standar Akuntansi Keuangan adalah: aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 2. Pembagian Aktiva Tetap Menurut Mulyadi (2001), Aktiva tetap berwujud yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut : a. Tanah dan pematangan tanah b. Gedung dan perbaikan gedung c. Mesin d. Moubel e. Kendaraan-kendaraan Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciriciri aktiva tetap, maka seluruh kategori telah memenuhi Standar Akuntansi Keuangan atau telah sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap ciricirinya sesuai Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud dan dimiliki oleh perusahaan tidak untuk dijual kembali. 3. Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat digolongkan dalam berbagai sudut antara lain : a. Sudut substansi, Aktiva tetap dapat dibagi :
1) Tangible Assets (Aktiva tetap berwujud) seperti lahan, gedung, mesin, dan peralatan. 2) Intangible Assets (Aktiva tetap tidak berwujud ) seperti Goodwill-paten, Copyright, Hak cipta, Franchise, dan lainlain. b. Sudut disusutkan atau tidak 1) Depreciated Plant Assets 2) Undepreciated Plant Assets c. Berdasarkan Jenis 1) Lahan yaitu bidang tanah yang terhampar yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. 2) Bangunan gedung yaitu bangunan yang berdiri diatas bumi, baik diatas lahan maupun air. 3) Mesin dan peralatan operasi 4) Kendaraan terdiri dari semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. 5) Perabot yang terdiri dari perabot kantor, laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. 6) Peralatan, yang dianggap alat-alat
besar yang digunakan dalam perusahaan. 7) Prasarana seperti jalan, jembatan, pagar dan lain-lain. 4. Pengadaan Aktiva Tetap Aktiva tetap diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut: a. Pembelian tunai. Aktiva tetap dibeli secara tunai dicatat sebesar kas yang dikeluarkan untuk pembelian aktiva tersebut di tambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian aktiva tersebut, dikurangi dengan potongan harga yang diberikan baik dalam pembelian dalam jumlah besar ataupun karena pembayaran yang dipercepat. b. Pembelian secara kredit dan jangka panjang. Saat ini kebanyakan transaksi pembelian aktiva tetap dilakukan dengan kredit jangka panjang. Sisa utang biasanya dibuktikan melalui surat berharga, bukti hutang hipotik dan lain-lain. Utang ini biasanya dibayar dengan beberapa kali angsuran dan ditambah dengan bunga. c. Pembelian dengan surat berharga. Pembelian aktiva tetap dengan surat berharga adalah dengan pengeluaran obligasi atau saham milik perusahaan untuk ditukar dengan aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut harus dicatat sebesar harga pasar obligasi
atau saham pada saat pembelian. Nilai surat berharga tersebut dicatat sesuai dengan nilai pari atau nilai nominalnya. Selisih antara harga perolehan aktiva tetap dengan nilai nominal saham atau nilai obligasi dicatat sebagai agio atau disagio dari saham atau obligasi tersebut. d. Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah/donasi. Aktiva yang di peroleh dari sumbangan hakekatnya tidak menyebabkan pengeluaraan modal. Kalaupun ada hanyalah biaya untuk memindahkan aktiva tetap tersebut hingga dapat digunakan sesuai dengan tujuanya. e. Aktiva yang dibangun sendiri Beberapa pertimbangan perusahaan membangun aktivanya sendiri antara lain: 1) Memanfaat kan fasilitas yang tidak terpakai atau menganggur 2) Anggapan hemat biaya atau cost saving 3) Ingin mendapatkan mutu yang lebih baik 4) Untuk segera memenuhi
kebutuhan, karena perusahaan lain tidak dapat memenuhi tepat pada saat yang diperlukan. f. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran 1) Aktiva tetap diperoleh dari perusahaan lain dengan cara pertukaran dari masing-masing perusahaan yang saling membutuhkan antara aktiva tetap perusahaan yang satu dengan aktiva perusahaan lain jika itu dipandang lebih ekonomis 2) Harga perolehan menurut Zaki Baridwan, yaitu : Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Jika aktiva diperoleh dari pertukaran maka harga pasar aktiva yang diserahkan dipakai sebagai ukuran harga perolehan aktiva yang diterima. Apabila pasar aktiva yang diserahkan tidak diketahui, maka harga pasar aktiva yang dicatat sebagai harga
perolehan aktiva tetap tersebut. D. Biaya Penyusutan 1. Pengertian Biaya Penyusutan Aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam menjalankan operasinya pasti akan mengalami penurunan produktivitas kecuali tanah. Penurunan produktivitas ini disebabkan oleh faktor fisik dan faktor funsional. Faktor fungsional akan membatasi umur aktiva tetap karena: a. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan produksi b. Perubahan permintaan terhadap barang yang dihasilkan c. Kemajuan teknologi sehingga aktiva tetap tersebut tidak ekonomis lagi. Sebagai akibat dari penurunan produktifitas tersebut maka nilai dari aktiva tersebut juga menurun yang disebut dengan depresiasi atau penyusutan. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang: a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi b. Memiliki suatu manfaat yang terbatas c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi. Masa manfaat adalah :
a. Periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh suatu perusahaan b. Jumlah produksi atau unit serupa diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Masa manfaat dapat dinyatakan dalam periode waktu seperti bulan, tahun atau periode operasi (jam keja) atau unit output. Pengalokasian biaya aktiva berdasarkan pengurangan manfaat yang diperoleh dari padanya dikenal dengan tiga istilah yaitu: a. Penyusutan. Istilah penyusutan digunakan sebagai penyusutan aktiva tetap yang digunakan berulang-ulang dalam produksi b. Deplesi. Istilah ini digunakan sebagai penyusutan aktiva tetap yang berupa sumbersumber alam. Aktiva tersebut tidak dapat dipakai berulangulang karena sifat alamiahnya justru menjadi produksi untuk dijual c. Amortisasi. Istilah ini digunakan sebagai penyusutan aktiva tidak berwujud, misalnya hak paten, goodwill, dan biaya yang ditangguhkan Jika melihat semua keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan tetang faktor-faktor yang menentukan penyusutan-penyusutan periodik yaitu: a. Harga perolehan. Harga perolehan untuk aktiva tetap adalah seluruh pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap tersebut hingga siap untuk digunakan.
b.
Nilai sisa (residu) atau salvage value. Nilai sisa adalah jumlah yang diperkirakan cukup beralasan untuk direalisasikan pada saat aktiva tersebut tidak digunakan lagi. 2. Penyusutan menurut PSAK 16 61. Metode penyusutan yang digunakana mencerminkan ekspektasi pola pemakaian anfaat ekonomi masa depan aset oleh entitas. 62. Metode penyusutan yang digunakan untuk suatu aset dikaji setidak-tidaknya setiap akhir tahun buku dan, jika terjadi perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset tersebut, maka metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. 63. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan
yang menurun selama umur manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan pembebanan berdasarkan pada ekspektasi penggunaan atau keluaran dari aset. Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset. Metode tersebut diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali terdapat perubahan dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset tersebut.
E. Harga Perolehan 1. Pengertian Harga Perolehan Harga perolehan adalah pengorbanan ekonomis yang dinyatakan dalam jumlah uang yang diterima atau dibayarkan untuk suatu transaksi. 2. Kegunaan Harga Perolehan Setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi posisi keuangan, pada dasarnya memang harus dicatat. Padahal untuk melakukan pencatatan transaksi perusahaan tersebut ada beberapa cara, diantaranya nilai buku (book value) dan nilai pasar (market value). Transaksi pemisahaan yang dicatat berdasarkan nilai buku atau nilai pasar, menimbulkan akibat berbeda terhadap informasi laporan keuangan. Transaksi pembelian aktiva perusahaan yang dicatat berdasarkan nilai bukunya, tidak memperlihatkan harga perolehan aktiva tersebut di dalam neraca. Karena nilai buku
adalah harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam memperoleh kewajaran nilai aktiva. Demikian pula dengan pencatatan transaksi yang didasarkan pada nilai pasar, nilai aktiva akan selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan nilai pasar. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam memperoleh nilai pasar secepat mungkin karena untuk memperoleh nilai pasar ini dibutuhkan biaya serta tenaga kerja. Mengingat kesulitankesulitan di atas, yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana menentukan dasar dan jumlah pencatatan transaksi agar tergambar posisi keuangan yang layak. Dalam menentukan dasar pencatatan transaksi akuntansi menggunakan anggapan bahwa harga yang disetujui pada saat terjadinya transaksi harus bersifat objektif. Atas dasar anggapan ini, pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan harga peroleharya (historical cost). Kerangka Pemikiran Pengertian aktiva tetap menurut Soemarso S.R (2005: 20) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed asset) yang: (1) masa manfaatnya lebih dari satu tahun; (2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar. Karakteristik aktiva berwujud bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan dapat digunakan perusahaan secara terus menerus dan memiliki masa ekonomis yang relative panjang. Aktiva tetap sangat berarti dalam
laporan keuangan, kesalahan menilai aktiva tetap dapat menimbulkan kerugian yang cukup material. Maka penerapanya harus sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan. Banyak hal yang mempengaruhi aktiva tetap ini diantaranya biaya penyusutan. Aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam menjalankan operasinya pasti akan mengalami penurunan produktivitas kecuali tanah. Penurunan produktivitas ini disebabkan oleh faktor fisik dan faktor fungsional. Selain dari itu harga perolehan juga memiliki pengaruh. Transaksi pembelian aktiva perusahaan yang dicatat berdasarkan nilai bukunya, tidak memperlihatkan harga perolehan aktiva tersebut di dalam neraca. Karena nilai buku adalah harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam memperoleh kewajaran nilai aktiva. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi pada PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian Jln. Tuanku Tambusai, Pasir Putih, Pasir Pengaraian. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, penelitian ini memberikan gambaran secara sistematis yang berhubungan antara fenomena yang diteliti, gambaran yang sistematis dan akurat diperoleh dengan teknik pengumpulan, pengklasifikasian, pengujian serta penganalisaan data sehingga ditarik suatu kesimpulan.
C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data adalah data sekunder yaitu data yang bersumber dari referensi baik dari perusahaan maupun perpustakaan. 2. Sumber data adalah sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari dari perusahaan maupun perpustakaan.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara meminta data secara langsung dari perusahaan selanjutnya akan diolah, dianalisis dan untuk ditarik kesimpulan. E. Teknik Analisis Data Tekhnik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, menurut Moh Nazir (2003;63) dalam bukunya “metode penelitian” mengemukakan bahwa: “Metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha untuk memberikan gambaran secara sistematis yang berhubungan antara fenomena yang diteliti, gambaran yang sistematis dan akurat diperoleh dengan tekhnik pengumpulan, pengklasifikasian, pengujian serta penganalisaan data sehingga ditarik suatu kesimpulan”. PEMBAHASAN A. Pengakuan dan Pengukuran Mesin 1.
Pengakuan Awal Mesin
Sesuai dengan klasifikasi aktiva tetap, suatu aktiva diakui oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian sebagai aset tetap apabila berwujud dan memenuhi kriteria :
d. Diperoleh dengan maksud untuk digunakan Aktiva tetap yang diakui oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian dalam unit usaha penerangan adalah genset. Genset yang dimiliki oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian pada tahun 2009 berjumlah 1 (satu) unit. Genset tersebut diperoleh dengan cara dibeli secara kredit pada tanggal 10 Januari 2009 dengan biaya Rp 250.000.000,atas semua pembayaran masa depan.
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan b. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
aktiva
c. Tidak dimaksud untuk dijual dalam operasi normal entitas
Ayat jurnal pengakuan mesin : Tanggal 10-01-2009
2.
Uraian
Ref
Debet (Rp) 250.000.000
Mesin Hutang
Pengukuran Awal Mesin
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian membeli 1 unit genset pada tanggal 10 Januari 2009 dengan cara kredit dengan biaya perolehan Rp 250.000.000,-. PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Jurnal biaya perolehan mesin :
Kredit (Rp) 250.000.000
Pengaraian membayar uang muka genset sejumlah Rp. 75.500.000,-. Dalam proses perolehan genset PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian mengeluarkan biaya perjalanan dinas dan BBM sebesar Rp. 1.500.000,-.
Tanggal
Uraian
10-01-2009
Mesin Kas Biaya Perjalanan,BBM Hutang
Ref
Debet (Rp) 250.000.000
Kredit (Rp) 75.500.000 1.500.000 173.000.000
B. Pengakuan dan Pengukuran Kendaraan 1.
Pengakuan Awal Kendaraan
Aktiva tetap yang diakui oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian dalam unit usaha transportasi adalah mobil L-300. Ayat jurnal pengakuan kendaraan :
2.
Tanggal
Uraian
10-01-2009
Kendaraan Hutang
Ref
Pengukuran Awal Kendaraan
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian membeli 1 unit kendaraan pada tanggal 10 Januari 2009 dengan cara kredit dengan biaya perolehan Rp 525.750.000,-. PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Jurnal biaya perolehan kendaraan :
Debet (Rp) 525.750.000
Pengaraian membayar uang muka kendaraan sejumlah Rp. 125.000.000,-. Dalam proses perolehan kendaraan PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian mengeluarkan biaya perjalanan dinas dan BBM sebesar Rp. 2.500.000,-.
Uraian
10-01-2009
Mesin Kas Biaya Perjalanan,BBM Hutang
Pengakuan Awal Peralatan
Aktiva tetap yang diakui oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian dalam unit usaha pelayanan adalah komputer.
Kredit (Rp) 525.750.000
Tanggal
C. Pengakuan dan Pengukuran Peralatan 1.
Kendaraan yang dimiliki oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian pada tahun 2009 berjumlah 1 (satu) unit. Kendaraan tersebut diperoleh dengan cara dibeli secara kredit pada tanggal 10 Januari 2009 dengan biaya Rp 525.750.000,atas semua pembayaran masa depan
Ref
Debet (Rp) 525.750.000
Kredit (Rp) 125.000.000 2.500.000 398.250.000
Peralatan yang dimiliki oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian pada tahun 2009 berjumlah 5 (lima) unit. Peralatan tersebut diperoleh dengan cara dibeli secara kredit pada tanggal 10 Januari 2009 dengan biaya Rp 22.500.000,atas semua pembayaran masa depan.
Ayat jurnal pengakuan peralatan : Tanggal 10-01-2009
2.
Uraian
Ref
Debet (Rp) 22.500.000
Peralatan Hutang
Pengukuran Awal Peralatan
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian membeli 5 unit komputer pada tanggal 10 Januari 2009 dengan cara kredit dengan biaya perolehan Rp 22.500.000,-. PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Jurnal biaya perolehan peralatan :
22.500.000
Pengaraian membayar uang muka kendaraan sejumlah Rp. 7.900.000,-. Dalam proses perolehan kendaraan PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian mengeluarkan biaya perjalanan dinas dan BBM sebesar Rp. 750.000,-.
Tanggal
Uraian
10-01-2009
Mesin Kas Biaya Perjalanan,BBM Hutang
D. Perlakuan Aktiva Setelah Perolehan 1. Pengeluaran Perolehan
Tetap Setelah
Aktiva tetap yang diperoleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian. Pengeluaran biaya untuk aktiva tetap setelah perolehan PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian adalah biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan ini dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aktiva tetap tersebut sesuai dengan kondisi awal. Adapun seluruh biaya pemeliharaan aktiva tetap yang menjadi pengeluaran kas dalam
Kredit (Rp)
Ref
Debet (Rp) 22.500.000
Kredit (Rp) 7.900.000 750.000 8.650.000
unitnya masing-masing pada tahun 2009 berjumlah Rp. 109.000.000,yang menjadi beban dalam perhitungan laba/rugi unit usaha dalam laporan keuangan. 2. Pengakuan Berikutnya Setelah Pengakuan Awal Seiring dengan semakin lamanya digunakan, aktiva tetap PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian mengalami penurunan manfaat karena rusak karena pemakaian. Untuk menyajikan nilai wajar terhadap aktiva tetap PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian melakukan penyusutan. Penyusutan aktiva tetap PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan
manfaat dari suatu aset. Seluruh aktiva tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian mencatat besarnya biaya penyusutan terhadap kendaraan dengan melihat tahun. Metode penyusutan yang digunakan PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian adalah metode garis lurus. Dengan metode garia lurus nilai penurunan aset pertahunnya sama. Untuk mesin masa manfaatnya 5 tahun dengan penyusutan 10% Tanggal Uraian 31/12/2009
pertahun, untuk kendaraan masa manfaatnya 10 tahun dengan penyusutan 15 % pertahunnya, untuk peralatan masa manfaatnya 5 tahun dengan penyusutan 10 % pertahunnya. Penyusutan tahun I untuk 1 (satu) unit mesin genset : Rp. 250.000.000 x 10 % = Rp. 25.000.000 Jurnal per 31 Desember 2009
Ref
Diinvestasikan dalam Mesin Akumulasi Penyusutan
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
25.000.000 25.000.000
Penyusutan tahun I untuk 1 (satu) unit kendaraan : Rp. 525.750.000 x 15 % = Rp. 78.862.500 Jurnal per 31 Desember 2009 Tanggal 31/12/2009
Uraian
Ref
Diinvestasikan dalam Mesin Akumulasi Penyusutan
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
78.862.500 78.862.500
Penyusutan tahun I untuk 5 (lima) unit komputer : Rp. 22.500.000 x 15 % = Rp. 3.375.000 Jurnal per 31 Desember 2009 Tanggal 31/12/2009
Uraian Diinvestasikan dalam peralatan Akumulasi Penyusutan
Ref
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
3.375.000 3.375.000
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diketahui bahwa PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian dalam penggunaan aktiva tetap yang terlihat didalam laporan keuangan khusus pada neraca belum menggambarkan tentang pengungkapan aktiva tetap. Hal ini juga tidak sesuai dengan PSAK 16 paragraf 74 dan 78 tahun 2012 yang mengungkapkan:
yang Dihentikan pelepasan lain;
dan
(iii) perolehan melalui kombinasi bisnis; (iv)
peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai dengan paragraf 31, 39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik dalam pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset;
a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
(v)
rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai dengan PSAK 48;
b) metode digunakan;
(vi)
pembalikan rugi penurunan nilai dalam laba rugi sesuai dengan PSAK 48;
74. Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:
penyusutan
c) umur manfaat atau penyusutan yang digunakan; d)
yang tarif
jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: (i)
penambahan;
(ii)
aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lnacar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
(vii) penyusutan; (viii) selisih kurs neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan uasaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan (ix) perubahan lain 78. Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan : (a) tanggal efektif revaluasi; (b) apakah melibatkan penilai independen;
(c) metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam estimasi nilai wajar; (d) penjelasan mengenai nilai wajar aset tetap yang ditentukan secara langsung dengan mengacu pada harga terobservasi dalam pasar aktif atau transaksi pasar terkini yang wajar atau diestimasi menggunakn teknik penilaian lain; (e) untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat dengan model biaya; dan (f)
surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan setiap pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan evaluasi terhadap analisis akuntansi aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan sepeda motor Yamaha dengan berbagai tipe dan memberikan jasa servis kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Ahmed Riahi Belkaoui,2001.Teori Akuntansi, Buku 1, Edisis Keempat,
2.
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
3.
Penggunaan aktiva tetap yang terlihat didalam laporan keuangan PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian khusus pada neraca belum menggambarkan tentang pengungkapan aktiva tetap. Hal ini juga tidak sesuai dengan PSAK 16 paragraf 74 dan 78 tahun 2012.
B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan pengalaman selama penelitian ini, penulis mengusulkan saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian : 1. Dalam penyajian laporan keuangan sebaiknya PT. Surya Putra Sumatera II Pasir Pengaraian membuat laporan keuangan berdasarkan SAK, sehingga laporan keuangan dapat dipahami 2. Di dalam laporan keuangan, aktiva tetap sebaiknya diungkapkan berdasarkan jenis aktiva tetap yang ada dan bukan penjumlahan dari keseluruhan. Alih Bahasa : Marwata ddk, Salemba Empat,Jakarta
Diana Anastasia, Setiawati Lililis,2003, Sistem Informasi Akuntansi. Andi. Yogyakarta Ikatan Akuntan Indonesia,2012.Standar Akuntansi keuangan.Ikatan Akuntan Indonesia, jakarta Betrianis, 2006. Akuntansi Biayabiaya Financial. Universitas Indonesia. Depok Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houton. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi kesembilan. Erlangga. jakarta Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung Hanafi, M mamduh. 2004. Manajemen keuangan. Edisi 2004/2005.BPFE. Yogyakarta. Harahap Syofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan. Edisi I. Rajawali Pers. Jakarta Harjito, D Agus dan Martono. 2011.Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Ekonisia. Yogyakarta. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara John,
Teddy. 2005. Investment. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Munawir. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Yogyakarta :Liberty Parulian, Simangunsong. 2005. Pengantar Akuntansi I.Fekon UI. Jakarta Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. 2008. Analisis Laporan Keuangan.YKPN. Yogyakarta