Analisa Sensitivitas Variabel Berisiko
ANALISA SENSITIVITAS VARIABEL BERISIKO PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR RENCANA RUAS JALAN TOL KANDIS – DUMAI Alfian
ABSTRAK Proyek pembangunan jalan tol adalah proyek infrastruktur yang memiliki karakter sensitif dan rentan terhadap risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertain). Selain itu, dari perspektif bisnis, proyek pembangunan jalan tol memerlukan dana yang sangat besar (high capital outlays) dengan masa pengembalian investasi yang panjang (long-term investment). Oleh karenanya, keputusan investasi modal pada pengusahaan jalan tol adalah keputusan yang tergolong sangat strategis sehingga memerlukan kajian dan analisa yang komprehensif, serta pertimbangan yang rasional dan akurat. Kajian, analisis, dan pertimbangan tersebut diperlukan sejak tahap awal penilaian proyek (project appraisal) sampai pada tahap ketika keputusan investasi akan diambil. Beberapa variabel yang dianggap berisiko dalam pembangunan jalan tol adalah 1) inflasi, 2) SBI, 3) JIBOR, 4) volume lalulintas pada awal masa operasional, 5) biaya operasional dan pemeliharaan, 6) biaya pembebasan lahan, dan 7) biaya konstruksi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel berisiko pada rencana pembangunan ruas tol Kandis – Dumai melalui pendekatan deterministik dan stokastik menunjukkan bahwa variabel yang sangat sensiitif dan berpengaruh secara berturut-turut adalah : Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Jakarta Interbank Offer Rate (JIBOR), dan volume kendaraan Golongan III, IV, dan V. Kata kunci: deterministik, investasi, sensitivitas, stokastik, jalan tol ABSTRACT The toll road construction projects are infrastructure projects that having the character of sensitive and vulnerable to risk and uncertainty. Besides that,from a business perspective, the toll road construction projects require a high capital out lays with a long pay back period (long-term investment). Therefore, capital investment decisions on toll road business is classified as very strategic decisions so need the comprehensive studies and analysis, and also rational and accurate consideration The study, analysis ,and consideration are required since the early stages of project assesment (project appraisal) up to the stage when investment decisions will be taken. Several variables are considered at risk in toll road construction projects are 1)inflation, 2)SBI, 3)JIBOR, 4)the traffic volume in the early of operational period, 5)operating and maintenance cost, 6) land acquisitioncost, and 7)construction cost. Based on the results of studies of variable at risk of Kandis – Dumai toll road construction through deterministic and stochastic approach shows that the variables are very sensitive and influential in sequence are: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Jakarta Interbank Offer Rate (JIBOR), and volume of vehicle category III, IV, and V. Key words : deterministic, investment, sensitivity, stochastic, toll road
Alfian, Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau
Page 11
1.
PENDAHULUAN Proyek pembangunan jalan tol adalah proyek infrastruktur yang memiliki karakter sensitif dan rentan terhadap risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertain). Pada dasarnya risiko dan ketidakpastian dipicu oleh pengaruh perubahan arah dan kebijakan politik, kebijakan finansial, pengaruh pasar, dan berbagai regulasi lainnya. Selain itu, dari perspektif bisnis, proyek pembangunan jalan tol memerlukan dana yang sangat besar (high capital outlays) dengan masa pengembalian investasi yang panjang (long-term investment). Oleh karenanya, keputusan investasi modal pada pengusahaan jalan tol adalah keputusan yang tergolong sangat strategis sehingga memerlukan kajian dan analisa yang komprehensif, serta pertimbangan yang rasional dan akurat. Kajian, analisis, dan pertimbangan tersebut diperlukan sejak tahap awal penilaian proyek (project appraisal) sampai pada tahap ketika keputusan investasi akan diambil. Ruas tol Kandis – Dumai adalah bahagian dari rencana pembangunan jalan tol Pekanbaru – Kandis – Dumai sepanjang 135,34 kilometer yang diusulkan oleh pemerintah Provinsi Riau. Berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol), ruas tol Pekanbaru – Kandis – Dumai termasuk ke dalam rencana ruas tol kategori potencial project. Berdasarkan data dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dalam laporan akhir Preparatory Survey for Publick-Private Partnership Infrastructure Project in Republic of Indonesia (2009), pembangunan ruas jalan tol Pekanbaru – Kandis – Dumai memerlukan total investasi sebesar Rp. 8,445 triliun, volume lalulintas awal sebesar 8.837 kendaraan/hari, dan tarif kendaraan golongan I sebesar Rp. 900/Km. Setelah dilakukan beberapa kali penawaran, rencana pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan kota Pekanbaru dengan kota Dumai tersebut belum diminati Page 12
oleh investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sensitivitas variabel berisiko pada pembangunan jalan tol Kandis – Dumai melalui pendekatan deterministik dan stokastik sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang paling sensitif (berpengaruh) dan berisiko terhadap keputusan investasi. Karakteristik proyek infrastruktur sebagaimana dijelaskan di atas berimplikasi kepada sikap kehati-hatian pihak swasta dalam melakukan investasi pada sektor pembangunan jalan tol. Bagaimanapun juga, pihak swasta hanya berminat pada proyekproyek yang dinilai memiliki beban resiko yang wajar, layak secara finansial, serta memiliki return dan tingkat pengembalian modal yang menguntungkan. KARAKTERISTIK INVESTASI PADA JALAN TOL Secara umum investasi pada proyekproyek infrastruktur (termasuk jalan tol) memiliki empat karakter. Pertama, proyek infrastruktur membutuhkan dana besar di awal (up-front high capital). Kedua, aset yang dimiliki investor bersifat mengendap (sunk). Ketiga, jangka waktu investasi lama dibarengi lambatnya kecepatan pemulihan (slow rate of recovery). Keempat, selama kurun waktu investasi, investor dihadapkan pada risikorisiko dengan profil yang senantiasa berubahubah mengikuti tahapan dalam siklus proyek. (Nope, 2007). a.
Karakteristik Lalulintas Pendapatan jalan tol berasal dari pengguna jalan tol berdasarkan tarif tol yang ditetapkan oleh pemerintah, dan lain-lain pendapatan seperti dari iklan dan pengusahaan tempat istirahat (rest area) yang harus disediakan sekurang-kurangnya untuk setiap jarak 50 kilometer untuk setiap jurusan. Penggolongan jenis kendaraan bermotor didasarkan kepada Kepmen PU No : 374/KPTS/M/2005 yaitu Golongan I, IIA, dan JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010
Analisa Sensitivitas Variabel Berisiko
IIB. Penggolongan kendaraan kemudian dirubah menjadi Golongan I, II, III, IV, V melalui Kepmen PU No : 370/KPTS/M/2007. Bain dan Wilkins (2002) dalam Wibowo (2005a) menyebutkan bahwa hal spesifik yang membedakan investasi jalan tol dengan investasi di sektor infrastruktur lainnya adalah adanya periode penjajakan (ramp-up period). Biasanya pada periode ini ditandai dengan sangat tingginya pertumbuhan lalulintas karena memang berangkat dari volume yang lebih rendah secara signifikan daripada yang diharapkan, dan diakhiri dengan melambatnya pertumbuhan sehingga mencapai suatu kestabilan yang kurang lebih sama
dengan pertumbuhan lalulintas di jalan-jalan tol sekitarnya yang telah mapan. Standard & Poor’s di tahun 2002 melakukan studi pengamatan empiris terhadap hubungan antara risiko volume lalulintas dan periode penjajakan (ramp-up period). Hasil studi tersebut mencakup koreksi lalulintas pada tahun pertama operasional dan setelah masa penjajakan untuk masing-masing tingkat risiko. Dari studi tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor koreksi yang diestimasi oleh pihak bank bersifat konservatif, sementara estimasi oleh pihak lain (investor/ konsultan) mengandung unsur kehati-hatian terutama untuk tingkat risiko sedang dan tinggi.
Tabel 1 Faktor Koreksi Menurut Tingkat Risiko Tingkat Risiko Menurut Estimasi : Bank Pihak Lain Faktor Koreksi rendah sedang tinggi rendah sedang tinggi Koreksi lalulintas di tahun -10 pertama (α1, %) Durasi ramp-up (tahun) 2 Koreksi lalulintas setelah 0 rump-up period (αM, %) Sumber : Bain dan Wilkins (2002) Wibowo (2005a) memanfaatkan hasil studi tersebut untuk menginterpolasi pertumbuhan volume lalulintas yang tidak biasa selama periode
-20
-30
-20
-35
-55
5
8
2
6
8
-5
-10
0
-10
-20
rump-up sebagaimana diformulasikan sebagai berikut :
M 1 M 1 ln k 1 ln k 1 1 1 ln M g ln M 1 F 1 1 1 M ln k 1 1 ln k 1 1 1 M .................................. (1) g k ln M ln M untuk k 2, 3, M g f untuk k M dimana : gk adalah pertumbuhan lalulintas di tahun k, gF adalah pertumbuhan lalulintas yang stabil, α1 adalah koreksi volume lalulintas di tahun pertama, αM adalah koreksi di akhir periode ramp-up, M adalah akhir periode ramp-up
Alfian, Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau
Page 13
b.
Hambatan dalam Pengusahaan Jalan Tol Pada dasarnya setiap investor tidak menyukai hambatan dalam berinvestasi, tetapi hambatan selalu melekat dengan kegiatan investasi terutama investasi pada realasset. Dari perspektif bisnis industri jalan tol, hambatan dalam pengusahaan jalan tol dijumpai dalam bentuk risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertain). Risiko adalah semua faktor yang mungkin akan terjadi yang secara sistematis dapat mempengaruhi kelayakan investasi. Beberapa negara mempunyai penilaian risiko yang beragam pada proyek infrastruktur dengan basis model BOT (Built, Operate and Transfer). Wang (2000) berpendapat bahwa risiko-risiko politik yang berpengaruh pada proyek infrastruktur adalah risiko perubahan peraturan/perundangan, risiko korupsi, risiko keterlambatan persetujuan proyek, risiko pengambilalihan proyek oleh pemerintah secara sepihak, risiko kemampuan penyedia barang dan jasa dari Cina yang berpartner dengan mitra luar negeri, dan risiko karena keadaaan kahar (force majeure). Strong et al (2000) menyatakan risiko makroekonomi dan makrofinansial, risiko mata uang, risiko kerjasama, risiko pengaturan dan politik, risiko desain proyek, dan risiko konsesi merupakan risiko yang paling umum dihadapi untuk proyek-proyek infrastruktur di Amerika Latin. Zhang dan AbouRisk (2006) memaparkan risiko masa konsesi pengelolaan infrastruktur terkait dengan berbagai risiko yang dihadapi. Industri jalan tol di Indonesia dibayang-bayangi oleh beragam risiko dan ketidakpastian. Maharani (2007) memaparkan risiko investasi jalan tol di Indonesia antara lain : risiko pengembangan, risiko prakonstruksi dan konstruksi, risiko politis, risiko nilai tukar, risiko tingkat suku bunga, risiko tingkat inflasi, risiko operasi dan pemeliharaan, risiko volume lalulintas, risiko pengadaan lahan, risiko tarif, dan risiko force majeur. c.
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan cara untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabelvariabel yang saling berhubungan jika nilai variabel-variabel itu berubah, bertambah, atau berkurang secara terus-menerus. Dengan metode analisis sensitivitas, disamping perkiraan pertama, Page 14
akan disusun pula perkiraan kedua, ketiga, dan seterusnya sesuai dengan keperluan, dimana dalam setiap perkiraan tambahan dimasukkan pengaruh perubahan faktor tertentu (Pudyastuti, 2006). Analisa sensitivitas dilakukan dengan cara memberi perlakuan yaitu : merubah suatu variabel input dalam satuan tertentu, dan mempertahankan nilai variabel-variabel lain pada nilai base case-nya untuk menghasilkan suatu nilai output yang diinginkan. Analisa sensitivitas dapat dilakukan melalui pendekatan deterministik dan stokastik.Analisa sensitivitas dengan pendekatan deterministik lazim menggunakan metode diagram laba-laba (spider diagram). Hasil analisis (output) akan ditampilkan dalam bentuk persamaan garis. Jika variabel input yang dianalisis cukup banyak akan dihasilkan sejumlah persamaan garis yang akan tersusun menyerupai jaring laba-laba. Variabel yang paling sensitif (berpengaruh) terhadap investasi ditentukan oleh persamaan garis yang bentuknya paling curam. Sedangkan analisa sensitivitas dengan pendekatan stokastik (probabilitas) lazim menggunakan bantuan software. Output yang dihasilkan akan ditampilkan dalam bentuk diagram batang (barchart) yang disusun secara berurutan dari atas ke bawah mulai dari batang yang terpanjang hingga terpendek sehingga menyerupai angin tornado. Itulah sebabnya mengapa metode ini disebut dengan metode diagram tornado (tornado diagram). Variabel yang paling sensitif (berpengaruh) terhadap investasi diambil secara berurut dari batang yang berada pada urutan paling atas (memiliki batang terpanjang). Dalam menghadapi ketidakpastian, analisa sensitivitas seringkali berguna untuk menentukan seberapa besar perubahan sebuah investasi akan memengaruhi keputusan investasi modal. Artinya, seberapa sensitif sebuah investasi tertentu akan berubah akibat perubahan faktorfaktor (parameter) tertentu yang tidak diketahui dengan pasti. Jika sebuah parameter seperti masa konsesi atau pendapatan tahunan dapat bervariasi dalam rentang yang luas tanpa memberikan terlalu banyak pengaruh pada keputusan investasi, maka keputusan tersebut dikatakan tidak begitu sensitif terhadap faktor-faktor tersebut. Sebaliknya jika perubahan kecil saja dari besaran parameter JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010
Analisa Sensitivitas Variabel Berisiko
tertentu akan membalikkan keputusan investasi, maka keputusan investasi tersebut sangat sensitif terhadap parameter tersebut (De Garmo et al, 1997). 2. a.
METODE PENELITIAN Desain dan Pemodelan Kajian pada penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu rekayasa lalulintas dan ekonomi rekayasa khususnya tentang penilaian kelayakan investasi. Penelitian diawali dengan melakukan kajian terhadap literatur yang mendukung analisis, mencakup 1) kajian sistem dan karakterisitik pengusahaan jalan tol di Indonesia, 2) kajian analisa investasi dengan pendekatan stokastik dan pemilihan discount rate, 3) kajian model NPV-atRisk, 4) fungsi distribusi probabilitas, dan 5) simulasi. Penelitian ini didesain agar dapat menjelaskan secara formal bagaimana urutan dan tata cara penelitian ini dilakukan. Pemodelan adalah upaya untuk menyederhanakan keadaan sesungguhnya yang mungkin terjadi di lapangan ke dalam bentuk
M 1 ln j 1 e j ln M M
hubungan dan pengaruh antar variabel agar dapat diproyeksikan ke dalam berbagai skenario. Pengembangan model untuk faktor-faktor yang mengandung unsur risiko dan ketidakpastian diharapkan akan dapat memberi gambaran dan informasi secara ilmiah tentang kelayakan pembangunan jalan tol Kandis – Dumai dari perspektif bisnis infrastruktur di Indonesia. b.
Pengembangan Model Lalulintas Pemodelan lalulintas direncanakan mengkuti fungsi logaritmis untuk membuat prediksi terhadap kemungkinan adanya kesalahan dalam perhitungan pertumbuhan lalulintas selama periode penjajakan (ramp-up period). Kesalahan prediksi lalulintas di tahun j selama ramp-up period (M) menurut fungsi logaritmis dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : ej = a ln j + b, untuk j = 1, 2, …, M .... (2) Kesalahan prediksi sebagai fungsi waktu mengikuti persamaan :
untuk j 1, 2, , M
……..............................…..…. (3)
untuk j M
Volume lalulintas pada tahun j (Vj) dapat dihitung dengan persamaan :
V j 1 e j V j 1
c.
untuk j 2, 3,, N …………..……...….....................……(4)
Pengembangan Model Cashflow Pengembangan model cashflow dimaksudkan untuk menggambarkan hubungan antar variabel-variabel dalam perhitungan cashflow proyek melalui penerapan metode NPV-at-Risk.
Alfian, Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau
Pemodelan cashflow dilakukan dengan mengacu kepada Fitriani, dkk (2006) dan Alfian (2010). Hubungan antar variabel berisiko diilustrasikan sebagai berikut :
Page 15
tarif tol
volume LL proyek
PPh depresiasi
pendapatan tol
PBB lain-lain pendapatan inflasi
Pendekatan stokastik
biaya O/M
JIBOR
tingkat suku bunga
NPV
waktu konstruksi biaya konstruksi
discount rate WACC
biaya investasi
biaya pembebasan lahan waktu pembebasan lahan
Gambar 1 Hubungan Antar Variabel
NPV NCFAT 1 k TBI ............(5) 1
dimana : NPV adalah net present value, NCFAT adalah net cashflow after tax, δk adalah discount rate di tahun k,dan TBI adalah total biaya investasi. d.
Pemodelan Risiko dan Ketidakpastian Variabel-variabel yang dianggap berisiko dalam penelitian ini seperti ditampilkan pada Tabel 2. Pemodelan risiko dilakukan dengan cara;
Pertama, pemodelan fungsi kepadatan probabilistik (probabilistic density function, PDF) dan fungsi kepadatan kumulatif (cumulative density function, CDF) dibuat dengan bantuan software Best Fitversi 4.5. Hasil runningsoftware dipilih fungsi kepadatan probabilistik yang lazim digunakan yaitu distribusi normal dan lognormal. Kedua, pemodelan risiko melalui analisa subyektif menggunakan pendapat para ahli dan informasi dari penelitian sebelumnya. Pemodelan variabelvariabel yang dianggap berisiko selanjutnya ditampilkan dalam tabel sebagai beikut :
Tabel 2 Pemodelan Variabel Berisiko Variabel Ketidakpastian
Page 16
Fungsi Distribusi Probabilitas (PDF)
Keterangan (sumber data)
Parameter
Inflasi kota Pekanbaru
Normal (empiris) µ = 9,18%, σ = 4,23 %
BPS Provinsi Riau
SBI
Normal (empiris) µ = 9,24%, σ = 2,01%
BI (Jan 05 – Des 09)
JIBOR
Normal (empiris) µ = 10,15%, σ = 2,21%
BI (Jan 05 – Des 09)
Biaya operasi dan pemeliharaan (Rp)
Lognormal (subjectif)
µ = 20% dari pendapatan kotor per tahun (%) COV = σ/μ = 10%
Biaya pengadaan lahan
Lognormal (subjektif)
μ = Rp.86.885.000.000,00 COV = σ/μ = 20%
Durasi pengadaan lahan
Normal (subjektif)
μ = 1 tahun COV = σ/μ = 50%
Wibowo (2005a) - Mean (µ) dari hasil SID Proyek - COV,asumsi subjektif dari praktisi
JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010
Analisa Sensitivitas Variabel Berisiko
Biaya konstruksi
Lognormal (subjektif)
μ = Rp.3.528.446.000.000,00 COV = σ/μ = 20%
Durasi konstruksi
Normal (subjektif)
- DED μ = 1 thn, COV = 5% - konst. μ = 3 thn, COV = 20%
Volume lalulintas awal operasi (Golongan I, II, III, IV, dan V) kendaraan/hari
Lognormal (subjectif)
µ (Kandis - Dumai) = 21.491, 5.000, 10.273, 5.136, 5.136
dihitung dengan mempertimbangkan adanya unsur risiko dan komposisi pembiayaan antara utang (debt) dengan modal sendiri (equity) pada investasi modal. Wibowo (2005a) cenderung menerapkan risk-free discount rate untuk pendekatan stokastik dengan memanfaatkan SBI. Dalam penelitian ini, cashflow proyek didiskon dengan risk-free rate. Perhitungan discount rate selanjutnya ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
e.
Indikator Ekonomi dan Penentuan Discount Rate Dalam analisis ini digunakan beberapa indikator ekonomi daerah dan nasional periode 2005-2009, seperti : Inflasi kota Pekanbaru, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Jakarta Inter Bank Offer Rate (JIBOR). Suku bunga pinjaman selama masa konstruksi (IDC) diasumsikan mengambang 3% (300 basis point) di atas JIBOR. Discount rate
Tabel 3 Perhitungan Discount Rate Indikator
Nilai
Keterangan
Risk free rate (rf)
9,24% SBI (3 bulanan) (nilai mean) Selisih antara ekspektasi pengembalian Risk premium (rp) 6,70% pasar dengan risk free rate (rm-rf) Sensitivitas pengembalian atas investasi Beta Equity (βe) 0,99 equity terhadap pengembalian pasar Beta Debt (βd)
0,43
Sensitivitas pengembalian atas investasi pinjaman terhadap pengembalian pasar
r
r
Cost of Equity (re)
15,87% re r f e rm r f
Cost of Debt (rd)
12,12% rd r f
d
m
f
Tax 30% Pajak Penghasilan (PPh) WACC (weighted D E re average cost of 10,70% WACC 1 tax rd DE DE capital)
D E opportunity cost of re 13,25% r rd capital (r) DE DE f.
Data dan Analisa Data Penelitian Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, meliputi data internal proyek yang diperoleh dari dokumen Laporan Akhir Pekerjaan Studi Investigasi dan Desain (SID) Jalan Tol Pekanbaru – Kandis – Dumai, dan data eksternal proyek yang terkait dengan indikator ekonomi domestik. Tahapan Alfian, Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau
Sumber
Bank Indonesia Wibowo (2006) Wibowo (2006) Wibowo dan Kochendorfer (2005) Hasil perhitungan Hasil perhitungan Ketentuan Hasil perhitungan
Hasil perhitungan
dalam proses analisa data adalah : mereview data investasi dan lalulintas, memprediksi volume lalulintas, mengolah parameter ekonomi domestik, pemodelan variabel berisiko, menetapkan discount rate dan menghitung cashflow (stokastik), dan menganalisa variabel yang sensitif (berpengaruh).
Page 17
g.
Tinjauan Umum Kasus Ruas jalan Pekanbaru-Kandis-Dumai adalah bahagian dari jaringan jalan nasional yang berada di lintas Timur Sumatera (Aceh-MedanDumai-Pekanbaru-Jambi-Palembang-Lampung), dan merupakan bahagian dari Asean Highway Network. Pembangunan ruas tol Kandis – Dumai adalah pembangunan tahap kedua dari rencana pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai.
Pertumbuhan lalulintas selama masa penjajakan (rump-up period) dan pengaruh risiko kesalahan prediksi dihitung dengan memanfaatkan studi empiris yang dilakukan oleh Standard & Poor’s dalam Wibowo (2005a). Beberapa data diverifikasi dengan mengacu kepada penelitian terdahulu dan informasi dari pembangunan jalan tol lainnya. Rangkuman data teknis dan finansial seperti pada tabel berikut :
Tabel 4 Data Teknis dan Finansial Proyek Ruas Jalan Kandis – Dumai
Data Tahun dasar perhitungan (menurut SDI)
2004
Panjang jalan (KM)
89,14
Masa konstruksi (tahun)
3 (2008, 2009, 2010)
Tahun mulai operasi Masa konsesi (konstruksi + operasi) (tahun)
2011 35 (3 + 32)
Biaya pengadaan lahan (Rp) Biaya konstruksi (Rp)
53.487.000.000,00 1.996.613.700.789,00
Estimasi volume lalulintas pada tahun pertama (kendaraan/hari)
28.581
Komposisi lalulintas (Golongan I : IIA : IIB) (%)
45,69 : 10,63 : 43,68
Tarif awal gol I (Rp./Km)
310
Indeks tarif antar golongan (Golongan I : IIA : IB)
1 : 1,5 : 2
Biaya operasi dan pemeliharaan (Rp)
1% dari biaya konstruksi
Pertumbuhan lalulintas (%)
9,50
Interest During Construction (IDC) DER Biaya pendanaan (%) Sumber : Diolah dari hasil SID Jalan Tol Pekanbaru – Dumai Tahun dasar (basis) penelitian ini adalah tahun 2010, dimana ruas jalan Tol Kandis – Dumai diasumsikan beroperasi awal tahun 2017 dengan volume lalulintas awal 47.037 kendaraan per hari. Pertumbuhan lalulintas normal dan stabil adalah 9,5% (hasil SID Jalan Tol Pekanbaru – Dumai). Jalan tol Kandis – Dumai di desain 2 lajur 2 arah dengan pembatas median (4/2D). Kapasitas layanan maksimum sebesar 155.429 kendaraan per hari (perhitungan menurut MKJI 1997). Batas ambang (jenuh) lalulintas (resiko rendah) akan terjadi pada tahun ke-14 masa konsesi. Page 18
JIBOR+3% 70:30 1,00
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa sensitivitas dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan deterministik dan pendekatan stokastik. Variabel-variabel input yang dianalisa adalah : (1) laju inflasi, (2) Sertifikat Bank Indonesia (SBI), (3) Jakarta Inter Bank Offer Rate (JIBOR), (4) volume lalulintas pada awal masa operasional, (5) biaya operasional dan pemeliharaan, (6) biaya pembebasan lahan, (7) dan biaya konstruksi ruas Kandis – Dumai. Sedangkan variabel output yang dianalisa adalah hasil JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010
Analisa Sensitivitas Variabel Berisiko
perhitungan cashflow NPV-at-Risk pada akhir masa konsesi. Analisa hanya dilakukan pada tingkat risiko rendah, karena secara teoretis akan memberikan hasil yang sama jika dilakukan pada tingkat risiko sedang dan tingkat risiko tinggi. Analisa sensitivitas dengan pendekatan deterministik menggunakan metode diagram spider. Analisa dilakukan dengan cara memberi perlakuan : merubah suatu variabel input dalam satuan persen (%) dan mempertahankan nilai variabel-variabel lain pada nilai base case-nya untuk menghasilkan suatu nilai output (NPV) dalam satuan persen (%). Perubahan atas variabel
input dilakukan pada batasan -40% hingga +40% pada interval 10%. Analisa menghasilkan suatu nilai output sebesar Q% akibat perubahan P% pada variabel input. Variabel yang paling sensitif (berpengaruh) terhadap investasi dipilih dari persamaan garis yang bentuknya paling curam. Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa variabel intput yang paling berpengaruh secara berturut-turut adalah : 1) Sertifikat Bank Indonesia, 2) Inflasi, dan 3) Kendaraan Golongan III, IV, dan V. Hasil selngkapnya ditampilkan pada Gambar 2 di bawah ini :
120
100
80
inflasi
Net Present Value (%)
SBI JIBOR
60
LL Gol. I LL Gol. IIA
40
LL Gol. IIB O&P
20
DED/FED lahan
-0,40
-0,30
-0,20
-0,10
0 0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
-20
Konst-1 Konst-2 Konst-3
-40
-60
D (%)
Gambar 2 Diagram Spider (Deterministik) Analisa sensitivitas dengan pendekatan stokastik menggunakan software @RISK 4.5.2. Satuan yang digunakan untuk mengukur sensitivitas adalah standar deviasi. Perlakuan dalam analisa akan mengakibatkan terjadinya Q standar deviasi pada variabel output apabila variabel input dirubah sebesar satu standar deviasi. Output yang dihasilkan akan ditampilkan dalam
Alfian, Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau
bentuk diagram batang (barchart) yang disusun secara berurutan dari atas ke bawah mulai dari batang yang terpanjang hingga terpendek sehingga menyerupai angin tornado. Variabel yang paling sensitif (berpengaruh) terhadap investasi dipilih dari batang yang berada pada urutan paling atas. Hasil analisa sensitivitas selengkap ditampilkan pada Tabel 5 dan Gambar 3 sebagai berikut :
Page 19
Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 5 Hasil Analisa Sensitivitas Ruas Kandis – Dumai Sensitivitas Variabel Berpengaruh Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Inflasi Kendaraan Golongan III, IV, dan V Biaya Operasi dan Pemeliharaan Kendaraan Golongan I Kendaraan Golongan II Biaya Konstruksi Tahun ke-2 Biaya Konstruksi Tahun ke-3 Jakarta Inter Bank Offer Rate (JIBOR) Biaya Detail Engineering Design Biaya Pembebasan Lahan Biaya Konstruksi Tahun ke-1
Regresi -0,751 0,504 0,049 -0,045 0,022 0,012 -0,010 -0,009 0,000 0,000 0,000 0,000
Korelasi -0,808 0,533 0,078 -0,041 0,024 0,003 -0,018 -0,015 0,016 -0,014 -0,011 -0,022
Regression Sensitivity for NPV-at-RISK/risiko rendah/KDS... -,751
FUNGSI PROB. / SBI/D67
FUNGSI PROB. / Inflasi-ria.../C67
,504
Gol IIB/C28
,049 -,045
Penyederhanaan biaya O & M.../C21
Gol I/A28
,022
Gol IIA/B28
,012
-1
-0,75
-0,5
-,01
Konst. KDS - DUM (2) / BES.../C48
-,009
Konst. KDS - DUM (3) / BES.../C52
-0,25
0
0,25
0,5
0,75
1
Std b Coefficients
Gambar 3 Diagram Tornado (Stokastik)
Data dari Tabel 5, Gambar 2 dan Gambar 3 diperoleh informasi bagaimana pengaruh (regresi) dan hubungan (korelasi) antara variabelvariabel sensitif terhadap NPV. Variabel SBI memiliki tanda negatif (-) dengan nilai mendekati 1. Hal ini menunjukkan bahwa SBI berpengaruh negatif terhadap NPV dan memiliki korelasi dalam arah hubungan terbalik yang sangat kuat dengan NPV. Semakin tinggi nilai SBI maka NPV semakin kecil. Inflasi memiliki nilai regresi dan korelasi positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh positif terhadap NPV dan hubungan searah yang kuat dengan NPV. Page 20
Semakin tinggi nilai inflasi maka NPV akan semakin tinggi pula. Untuk kendaraan golongan III, IV dan V memiliki pengaruh dan hubungan positif yang tidak terlalu kuat karena nilainya mendekati nol (0). Secara teoretis dikatakan bahwa setiap regresi pasti ada korelasinya, tetapi korelasi belum tentu ada regresinya. Analisis sensitivitas melalui kedua pendekatan (deterministik dan stokastik) memberikan informasi yang sama tentang variabel yang paling berpengaruh terhadap investasi pada pembangunan jalan tol Kandis - Dumai. Rangkuman hasil analisis sensitivitas ditampilkan JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010
Analisa Sensitivitas Variabel Berisiko
pada Tabel 6 di bawah ini. Adanya kesamaan informasi melalui kedua pendekatan memperkuat asumsi bahwa faktor tingkat suku bunga bebas risiko dari SBI, laju inflasi, dan jumlah kendaraan
golongan yang lebih besar (Golongan III, IV, dan V) sangat berpengaruh terhadap investasi pada proyek jalan tol Kandis – Dumai.
Tabel 6 Urutan Variabel Sensitif Pendekatan NPV (deterministik)
NPV-at-Risk (stokastik)
4. KESIMPULAN Variabel-variabel yang dianggap berisiko pada rencana pembangunan ruas tol Kandis – Dumai adalah : 1) inflasi, 2) SBI, 3) JIBOR, 4) volume lalulintas pada awal masa operasional, 5) biaya operasional dan pemeliharaan, 6) biaya pembebasan lahan, dan 7) biaya konstruksi. Sedangkan variabel output yang dianalisa adalah NPVpada masa akhir konsesi. Analisa dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan deterministik dan pendekatan stokastik. Melalui kedua pendekatan tersebut diperoleh hasil yang sama bahwa variabel-variabel yang sangat berpengarug dan sensitif pada pembangunan ruas jalan tol Kandis – Dumai secara berturut-turut adalah : Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi, dan volume kendaraan golongan III, IV, dan V. 5. DAFTAR PUSTAKA Aczel, Amir D, “Complete Business Statistics”, third edition, Irwin Book Team, USA, 1996. Alfian, “Analisa Kelayakan Investasi Jalan Tol Pekanbaru – Dumai dengan Penerapan Model NPV-at-Risk”, MasterTesis, Program Pascasarjana Universitas Riau, Pekanbaru, 2010. Brealey, R.A., Stewart C. Myers, and Alan J. Marcus, “FundamentalsofCorporate Finance”, fifth edition, Mc Graw Hill, New York, 2007.
Alfian, Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau
Variabel sensitif (berpengaruh) SBI Inflasi Kendaraan Golongan III, IV, V SBI Inflasi Kendaraan Golongan III, IV, V
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)”, 1997. Fitriani H., Puti Farida, dan Andreas Wibowo, “Kajian Penerapan Model NPV-at-Risk Sebagai Alat Untuk Melakukan Evaluasi Investasi Pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol”, Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, Vol. II, No. 1, Juni 2006. Levi, H., Sarnat, M., “Capital Investment and Financial Decision”. Fifth edition, Prentice Hall, New York, 1994. Pemerintah Provinsi Riau, Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah, “Laporan Akhir Pekerjaan Studi Investigasi dan Desain (SID) Jalan Tol Pekanbaru – Dumai”, Pekanbaru. Wibowo, A. 2005a, “Pendekatan Stokastik dan Deterministik Dalam Kajian Investasi Proyek Infrastruktur”, Prosiding 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia, Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. 18-19 Agustus 2005 _________. 2005c, “Estimating General Threshold Traffic Levels of Typical Build, Operate, and Transfer Toll Road Projects in Indonesia”. Journal of Construction Management and Economics, (Month 2005) 23, 1-10.
Page 21
Wibowo, A. Kochendorfer, B., “Financial Risk Analysis of Project Finance in Indonesia Toll Roads”, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 131, No. 9,963-973, 2005. Widiatmoko, Dani, “Model Stokastik Kelayakan Finansial Proyek Jalan Tol Berbasis Adjusted Present Value (APV) Studi Kasus Ruas Jalan Tol Dalam Kota Bandung”. Master Tesis, Program Pasca
Page 22
Sarjana Teknik Sipil UNPAR, Konsentrasi Pengelolaan Jaringan Jalan, Bandung, 2008. Ye, S. dan Tiong, R.L.K., “NPV-at-Risk Method in Infrastructure Project Investment Evaluation”, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 126, No.3, 227-233, 2000.
JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010