ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI PERIODE TAHUN 2008 – 2010
SKRIPSI
Oleh : OKY OKTAVIA SATYANINGSIH NPM : 28132027
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2012
ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI PERIODE TAHUN 2008 – 2010
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh Gelas Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya
Oleh : OKY OKTAVIA SATYANINGSIH NPM : 28132027
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2012
ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI PERIODE TAHUN 2008 – 2010
NAMA FAKULTAS JURUSAN NPM
: OKY OKTAVIA SATYANINGSIH : EKONOMI : MANAJEMEN : 28132027
DISETUJUI dan DITERIMA OLEH : DOSEN PEMBIMBING
(Trisa Indrawati, SE., MM.)
i
Halaman Pengesahan Panitia Upan Skripsi Telah diterima dan disetujui oleh tim Penguji Skripsi serta dinyatakan LULUS. Dengan demikian Skripsi ini dinyatakan sah unetuk melengkapi syarat – syarat mencapai gelar Sarjana EKONOMI pada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA
Tim Penguji Skripsi :
1. Ketua
: ________________________________ (Dr. Hj. Soenarmi, SE., MM.)
2. Wakil Ketua : ________________________________ (Dwi Lesno Panglipursari, SE., MM.)
3. Anggota
: ________________________________ (Dr. Ir.Muninghar MM. )
: ________________________________ (Sujani SE, MM)
ii
Halaman Motto
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.” (Aristoteles)
“Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri.” ( Benyamin Franklin )
“You recognize birds from their singing, you do people from their talks.”
“Real power does not hit hard , but straight to the point.”
“Knowledge and skills are tools, the workman is character.”
iii
Halaman Persembahan
Kan Ku persembahkan karya kecil ini untuk : Kedua orangtuaku yang sangat ku cintai Adikku yang selalu ku rindukan Abangku yang sangat ku sayangi
iv
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan terhadap perusahaan – perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI berdasarkan laporan keuangan periode 2008 – 2010 apabila dilihat dari rasio keuangan dan bagaimana kinerja rasio keuangan apabila dilihat dengan menggunakan analisa Time Series dan Cross Sectional Approach. Dalam penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang terdiri atas Current Ratio dan Quick Ratio, rasio aktifitas yang terdiri atas Receivables Turnover, Working Capital Turnover dan Total Asset Turnover, serta rasio profitabilitas yang terdiri atas Net Profit Margin, ROI dan ROE sebagi perangkat penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa Time Series maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan pada periode 2008 – 2010 cenderung tidak stabil, walaupun ada pula beberapa perusahaan yang memiliki kondisi baik. Apabila dengan menggunaka analisa Cross Sectional Approach maka dapat diketahui bahwa pada perusahaan yang memiliki kinerja baik berdasarkan rasio likuiditas adalah PT. INDO KORDSA Tbk. sedangkan untuk perusaahaan yang memilki kinerja baik dengan menggunakan rasio profitabilitas adalah PT. TUNAS RIDEAN Tbk. dan untuk perusahaan dengan kinerja baik berdasarkan rasio profitabilitas adalah PT. MULTI PRIMA Tbk., PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. dan PT. INDOSPRING Tbk. Kata kunci : Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan, Rasio Likuiditas, Rasio Aktifitas, Rasio Profitabilitas.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberikan kemampuan, berkat, hikmat serta kasih karuniaNya kepada saya dalam menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomipada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Wijaya Putra. Dalam penyelesaian tugas akhir ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: 1.
H. Budi Endarto, SH., M.Hum. selaku Rektor Universitas Wijaya Putra
2.
Dr. Hj. Soenarmi, SE., MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3.
Dwi Lesno Panglipursari, SE., MM. selaku KPS Manajemen
4.
Trisa Indrawati, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing saya yang dengan sabar memberikan informasi dan mengarahkan hingga tugas akhir ini selesai.
5.
Seluruh dosen yang pernah membimbing saya sejak semester 1 (satu) hingga 8 (delapan), terima kasih atas bimbingan dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
Adapun pihak lain yang turut memberikan dorongan dan bantuan atas penyusunan tugas akhir ini adalah : 1.
Mama dan papa yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan dorongan kepada saya baik secara moril dan materiil
2.
Mbak Pipit, Mas Nonot, Mas Sony dan Mbak Nana yang selalu mendoakan dan mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini
3.
Abang Christian Henry Philip Sihombing yang dengan setia mendukung saya serta tak henti – hentinya memberikan nasehat dan bimbingan kepada saya sehingga saya menjadi pribadi yang lebih baik
vi
4.
Sahabat saya Aprilia yang selalu berada disisi saya baik dalam kondisi yang baik maupun buruk serta dengan setia mengingatkan saya dalam penyelesaian tugas akhir ini
5.
Sahabat saya Selvina Riani Tampubolon yang dengan baik hati ikut mendukung dalam penyusunan tugas akhir ini dan memberikan dorongan serta penghiburan
6.
Kepada seluruh teman – teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Jurusan Ekonomi Manajemen tahun 2008. Sungguh kebahagian yang tak terlupakan bisa berada diantara teman – teman semua. Dan berharap dengan gelar yang akan kita bersama terima, mampu menjadikan kita seorang yang lebih baik dari sebelumnya
Tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Untuk itu saya berharap kepada semua mahasiswa yang telah menerima gelar sarjana hendaknya mampu mempertanggungjawabkan gelar tersebut dengan menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu menjadi berkat bagi banyak pihak serta menjadi generasi bagi Indonesia yang selalu membawa hal – hal baik yang membangun. Saya menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka untuk itu saya mohon saran dan kritik agar penyempurnaan akan didapatkan pada tugas akhir selanjutnya. Akhir kata, besar harapan saya untuk tugas akhir ini mampu menjadi berkat, manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak.
Surabaya,
Juli 2012
Oky Oktavia Satyaningsih
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................ Halaman Persetujuan Pembimbing .......................................................................... .. i Halaman Pengesahan ................................................................................................ ii Halaman Motto ........................................................................................................... iii Halaman Persembahan ............................................................................................ ... iv Abstrak ....................................................................................................................... v Kata Pengantar ........................................................................................................... vi Daftar Isi .................................................................................................................... viii Daftar Gambar .......................................................................................................... viii 4.1 Interpretasi PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. ..................................... 96 4.2 Interpretasi PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.................................................. 99 4.3 Interpretasi PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk........................................ 101 4.4 Interpretasi PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. ....................................... 104 4.5 Interpretasi PT. INDO KORDSA Tbk. ........................................................ 106 4.6 Interpretasi PT. INDOSPRING Tbk. ........................................................... 109 4.7 Interpretasi PT. INTRACO PENTA Tbk. .................................................... 111 4.8 Interpretasi PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. .................................. 114 4.9 Interpretasi PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. ......................... 116 4.10 Interpretasi PT. NIPRESS Tbk.................................................................... 119
viii
4.11 Interpretasi PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk........................................... 121 4.12 Interpretasi PT. TUNAS RIDEAN Tbk. ..................................................... 124 4.13 Interpretasi PT. UNITED TRACTOR Tbk.................................................. 126 4.14 Interpretasi Current Ratio............................................................................ 129 4.15 Interpretasi Quick Ratio .............................................................................. 130 4.16 Interpretasi Receivables Turnover............................................................... 131 4.17 Interpretasi Working Capital Turnover ....................................................... 132 4.18 Interpretasi Total Asset Turnover................................................................ 133 4.19 Interpretasi Net Profit Margin ..................................................................... 134 4.20 Interpretasi ROA ......................................................................................... 135 4.21 Interpretasi ROE.......................................................................................... 136 Daftar Tabel .............................................................................................................. ix 4.1 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk .. 49 4.2 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. ............. 52 4.3 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk.....55 4.4 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. ... 58 4.5 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. INDO KORDSA Tbk. .................... 61 4.6 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. INDOSPRING Tbk......................... 64 4.7 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. INTRACO PENTA Tbk. ................ 67 4.8 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk.................................................................................................... .......... 70
ix
4.9 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk..................................................................................................... ......... 73 4.10 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. NIPRESS Tbk................................ 76 4.11 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. ..... 79 4.12 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. TUNAS RIDEAN Tbk. ................. 82 4.13 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. UNITED TRACTOR Tbk.............. 85 4.14 Hasil perhitungan Current Ratio. ................................................................ 88 4.15 Hasil perhitungan Quick Ratio ................................................................... 89 4.16 Hasil perhitungan Receivables Turnover.................................................... 90 4.17 Hasil perhitungan Working Capital Turnover ............................................ 91 4.18 Hasil perhitungan Total Asset Turnover..................................................... 92 4.19 Hasil perhitungan Net Profit Margin........................................................... 93 4.20 Hasil perhitungan ROA .............................................................................. 94 4.21 Hasil perhitungan ROE............................................................................... 95
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4 x
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................... 4 1.4.2 Manfaat Praktis ..............................................................4 1.5. Batasan Masalah ............................................................................. 5
BAB II
TELAAH PUSTAKA ............................................................................ 7 2.1. Landasan Teori ............................................................................ 7 2.1.1. Laporan Keuangan............................................................... 7 2.1.2. Analisa Laporan Keuangan ............................................. ... 13 2.1.3. Rasio Keuangan ............................................................... .. 19 2.1.4. Rasio Likuiditas ............................................................... .. 20 2.1.5. Rasio Profitabilitas .......................................................... ... 21 2.1.6. Rasio Aktifitas ................................................................. ... 23 2.1.7. Kinerja Perusahaan .......................................................... .. 25 2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................... 26 2.3. Kerangka Konseptual.................................................................. 27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 28 3.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 29 3.2. Diskripsi Populasi dan Penentuan Sampel ................................. 29 3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ………………….. 31 3.4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. ... 32 3.5. Teknik Keabsahan Data …………………………………….. ... 33 3.6. Teknik Analisa Data ………………………………………... ... 33
xi
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ................................................ 36 4.1. Penyajian Data .............................................................................. 36 4.2. Analisa Data ………………………………………………… ..... 49 4.2.1. Analisa rasio keuangan dengan metode Time Series .......... 49 4.2.2. Analisa rasio keuangan dengan metode Cross Sectional.. ... 88 4.3. Interpretasi .................................................................................... 95
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 137 5.1. Kesimpulan ................................................................................. 137 5.2. Saran ........................................................................................... 138
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perusahaan adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk melakukan
kegiatan bisnis agar dapat mewujudkan sebuah harapan dan cita-cita yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menyebabkan banyak kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan guna mempertahankan dan mengembangkan usaha yang tengah dirilis. Tentunya setiap kegiatan ini diharapkan mampu mempengaruhi masa depan perusahaan dengan baik. Dengan begitu perusahaan dituntut untuk mampu melakukan setiap kegiatannya dengan sebaik - baiknya atau dapat dikatakan bahwa perusahaan diharapkan dapat menekan kesalahan hingga sekecil mungkin. Untuk itu perusahaan harus mampu
mengukur kinerjanya sendiri. Hal ini
bertujuan agar perusahaan mampu mengoreksi kinerjanya dalam periode tertentu dan dapat dengan tanggap memberikan sebuah solusi agar permasalahan perusahaan dapat dengan segera diselesaikan. Salah satu media perusahaan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya adalah dengan melihat dari laporan keuangan yang dibuat secara periodik. Hal ini juga berguna bagi perusahaan yang sudah Go Public yang mempunyai beragam stakeholder.Stakeholder yang dimaksud antara lain : pemegang saham, pemegang obligasi, bankir, pemasok, karyawan dan manajemen. Untuk menilai baik buruknya suatu kinerja manajemen perusahaan diperlukan sebuah standart penilaian. Oleh karena sulitnya menentukan standart bagi penilaian ini, maka salah satu cara yang dipakai adalah membandingkan dengan periode yang lalu
1
2
Sedangkan cara yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen keuangan dari sudut keuangan adalah dengan melihatnya dengan analisa rasio keuangan. Dalam melakukan investasi, laporan keuangan memegang peranan penting untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari proyek investasi tersebut. Dari laporan keuangan inilah kondisi sebuah perusahaan dapat tercermin. Sehingga dengan menggunakan laporan keuangan maka seorang pemimpin maupun pihak pihak yang memerlukan dapat menentukan sebuah keputusan. Di dunia dewasa ini persaingan bisnis semakin tajam baik dilihat dari sisi produksi maupun penjualannya. Bisnis yang ada saat ini sangat komplek sehingga membuat para pengusaha harus mampu mengolah bisnisnya sebaik mungkin dan secerdas mungkin agar apa yang menjadi tujuan utama perusahaan yaitu profit company dapat diraih sebanyak - banyaknya. Salah satu sisi bisnis yang sedang maju atau bahkan menjadi incaran para konsumen yang didukung dengan kebutuhan hidup yang semakin tinggi ialah dari bidang otomotif. Dapat dilihat dengan sangat jelas bahwa kemajuan teknologi dibidang otomotif sangatlah pesat. Dari berbagai sisi kebutuhan manusia, otomotif mulai memiliki peranan penting. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa otomotif saat ini menjadi bagian kehidupan manusia. Dengan berbagai ide - ide baru yang muncul membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan otomotif tidak hanya menjadi suatu kebutuhan tapi juga menjadi kebanggaan tersendiri. Hal ini tentunya tidak disia-siakan oleh para pemilik perusahaan otomotif karena dengan menciptakan berbagai macam inovasi akan meningkatkan pendapatan perusahaan tersebut tentunya.
3
Seperti yang diketahui, sekarang ini perusahaan otomotif sangat banyak bermunculan. Dari perusahaan otomotif yang memiliki kesamaan produk maupun tidak saling bersaing, tentunya dengan berbagai segmen pasar yang telah ada. Hal ini merupakan tantangan terbesar bagi tiap perusahaan dimana setiap perusahaan harus mampu mempertahankan dirinya masing - masing agar perusahaan ini dapat bertahap atau diharapkan semakin berkembang. Dengan begitu para pemilik maupun pengelola perusahaan harus mampu membaca kondisi kinerja perusahaan secara tepat. Karena kinerja perusahaan sangat berpengaruh terutama bagi perusahaan yang telah Go Public yaitu pada penjualan saham. Pada proses perjualan saham di BEI segala kondisi baik dari luar maupun dalam perusahaan sangatlah sensitif dan dapat berpengaruh secara cepat. Seperti yang telah banyak diketahui bahwa perdagangan saham saat ini dapat mendatangkan pendapatan yang cukup besar bagi perusahaan. Hal ini tentunya menarik perhatian dari berbagai pihak untuk mencoba perdagangan saham. Dengan harapan bahwa perputaran uang dan fluktuasi harga saham dapat menjadi cara untuk mendapatkan pundi - pundi uang. Berdasarkan berbagai macam informasi yang telah tersurat diatas maka pada tugas akhir ini akan membahas mengenai “ ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA PERUSAHAAN OTOMOTIF BEI PERIODE TAHUN 2008 - 2010 ”
4
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka didapatkan rumusan
masalah pada penelitian ini, yaitu : Bagaimanakah kinerja perusahaan otomotif yang tercatat di BEI periode 2008 2010 biladilihat dari analisis rasio keuangan?
1.3
Tujuan Penilitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui kinerja perusahaan otomotif periode 2008 – 2010 dengan menggunakan analisa rasio keuangan
1.4
Manfaat Penilitian Dengan melakukan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi
berbagai pihak yaitu : 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran kepada investor guna menginvestasikan dananya di pasar modal dan bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk
luas
adalah
memanfaatkan kelebihan dana yang dimiliki.
1.4.2 Manfaat Praktis a.
Peniliti Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dalam bidang Manajemen Keuangan serta menambah pengalaman dalam bagaimana
5
membaca data yang kemudian digunakan untuk mengetahui kondisi proses keuangandari sebuah perusahaan secara akurat dan terukur. b.
Pembaca Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan khususnya mengenai bagaimana laporan keuangan dapat digunakan sedemikian rupa untuk mengetahui sejauh mana kinerja perusahaan.
c.
Pemimpin perusahaan Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilam keputusan saat ini dan untuk yang akan datang.
d.
Universitas Wijaya Putra Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur bagi para mahasiswa khususnya untuk materi yang serupa dan menjadi tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan di bidang ekonomi.
1.5
Batasan Masalah Batasan masalah menunjukan suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dari
penelitian ini yaitu: a.
Penelitian ini khusus meneliti perusahaan - perusahaan otomatif yang tercatat di BEI periode 2008 - 2010.
b.
Laporan keuangan yang dipakai sebagai dasar penelitian diharuskan diambil dari data perusahaan yang telah melaporkan laporan keuangannya kepada BEI secara berturut-turut.
6
c.
Analisa laporan yang digunakan rasio likuiditas, rasio aktifitas dan rasioprofitabilitas.
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1
Landasan Teori Seperti beberapa uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa keberadaan
sebuah laporan keuangan memiliki posisi yang penting dalam sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan laporan keuangan tersebut maka dapat diketahui gambaran atas sebuah perusahaan atas apa yang telah dilakukan pada suatu periode tertentu. Dengan memahami dan mengolah data - data yang ada maka sebuah kesimpulan yang mampu menjadi acuan bagi banyak pihak. 2.1.1 Laporan Keuangan Dalam akuntansi perusahaan, informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk mengambil keputusan, disusun dalam bentuk ikhtisar laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukkan posisi keuangan dan hasil kegiatan perusahaan untuk suatu periode. Periode ini dapat untuk masa satu tahun, triwulan, satu kwartal, serta satu semester, dan satu tahun atau masa jangka waktu yang lain. Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK: 2004) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada paragraf
ke-7 menyatakan bahwa Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu 7
8
juga termasuk schedule dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Menurut Weston & Copeland (1992 : 87) ada tiga macam laporan keuangan pokok yaitu : a.
Neraca / Balance Sheet Laporan ini memberikan gambaran aktiva dan pasiva pada suatu
saat tertentu. Perubahan yang terjadi di dalam neraca mencerminkan kegiatan yang dilaikukan oleh perusahaan. Pada neraca, aktiva perusahaan disusun dari atas ke bawah sesuai dengan tingkat likuiditasnya, yaitu aktiva yang di atas akan lebih cepat berubah menjdai kas daripada aktiva yang terletak dibagian bawahnya. Kelompok aktiva bagian atas yaitu kas, surat berharga, piutang dan persediaan yang diperkirakan dapat dicairkan kurang dari satu tahun, disebut juga aktiva lancar. Sedangkan kelompok aktiva yang berada dibagian bawah yaitu tanah, bangunan dan mesin yang diperkirakan tidak akan dikonversi menjadi kas ( uang tunai ) dalam waktu satu tahun, disebut juga aktiva tetap. Sisi kanan meraca disusun dengan cara serupa, yang terdiri dari hutang lancar yang harus dibayar dengan segera, hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu yang lebih lama dan modal sendiri. Oleh karena perusahaan tidak harus membagikan deviden kepda para
9
pemegang saham maka saham biasa dan laba ditahan merupakan modal permanen. b. Laporan Laba Rugi / Income Statement Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penjualan, harga pokok penjualan, beban bunga dan pajak serta biaya - biaya. Penjualan terletak pada bagian paling atas dari laporan, pada bagian selanjutnya adalah berbagai biaya termasuk pajak sebagai pengurang untuk mendapatkan laba bersih. Jika neraca memberikan gambaran keadaan perusahaan pada saat tertentu, maka laporan laba rugi mencerminkan keuntungan dan kerugian dari operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menunjukan kepada para pemegang saham dan kreditur apakah perusahaan menghasilkan laba, laporan laba rugi juga digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasikan faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas. c.
Laporan Arus Kas / Statement of Cash Flows Laporan arus kas disusun untuk menunjukan perubahan kas slema
satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut yaitu dari mana sumber - sumber kas dan penggunaannya dalam periode yang bersangkutan. Laporan arus kas terdiri atas laporan arus kas dari operasi, arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari kegiatan pembiayaan sehingga dapat diketahui keseluruhan arus kas perusahaan tersebut pada akhir tahun.
10
Laporan keuangan tahunan menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, hasil usaha dalam suatu rentang waktu, serta informasiinformasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SAFC) Nomor 1 (FASB, 1978), laporan keuangan harus memberikan informasi untuk : a.
Pengambilan keputusan investasi dan kredit
b.
Menilai prospek arus kas
c.
Menilai sumber daya, klaim atas sumber daya dan perubahan sumber daya berupa: i.
Sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekutias pemilik
ii.
Kinerja dan laba perusahaan
iii.
Kinerja dan stewardship manajemen
Beberapa pengertian laporan keuangan dari berbagai tokoh ekonomi : a.
Farid Djahadin (1992 : 71) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya satu periode akuntansi) dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tersebut.
b. Sofyan Syafri Harahap (1998 : 100) menyatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. c. Myer dalam S. Munawir (1995 : 5) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir
11
periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Jadi pada garis besarnya laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan keuangan dikenal rasio rasio untuk mengetahui kinerja perusahaan. d. Zaki Baridwan (2000:7), mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. e. Djahidin (1992 : 23) laporan keuangan adalah gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasa satu periodik akuntansi) dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tersebut. f. Munawir (1193 : 61) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode akuntansi suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah daftar pendapatan dan rugi laba.
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu daftar keuangan yang didapatkan dari berbagai kegiatan perusahaan
12
sehingga dapat digunakan sebagai gambaran atas kondisi perusahaan dan dapat pula digunakan sebagai salah satu acuan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 2) mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan berdasarkan kepentingan mereka, sebagai berikut: a.
Investor, yang berkepentingan dengan risiko dan hasil investasi dari investasi yang mereka lakukan. Informasi yang dibutuhkan untuk menentukan apakah mereka akan membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Yang biasa dilihat oleh investor adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen;
b.
Kreditor, yang menggunakan informasi akuntansi untuk membantu mereka memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada waktu jatuh tempo;
c.
Pemasok, yang membutuhkan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo;
d.
Karyawan, yang membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, dan kemampuan memberi pensiun dan kesempatan kerja;
e.
Pelanggan,
yang
berkepentingan
dengan
informasi
tentang
kelangsungan hidup perusahaan terutama bagi mereka yang memiliki perjanjian jangka panjang dengan perusahaan;
13
f.
Pemerintah, yang berkepentingan dengan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain;
g.
Masyarakat,
yang
berkepentingan
dengan
informasi
tentang
kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta berbagai aktivitas yang menyertainya. Dengan membaca laporan keuangan secara tepat maka pemakai tersebut dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan menghasilkan keuntungan baginya. Dalam menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, pemakai memerlukan beberapa instrumen, antara lain analisis laporan keuangan. 2.1.2 Analisa Laporan Keuangan Menurut Subramanyam et al. (2005: 3) analisis laporan keuangan merupakananalisis dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Berdasarkan pengertian tersebut maka analisis laporan keuangan merupakan suatu upaya untuk menggali lebih banyak informasi yang terkandung dalam laporan keuangan serta hubungan-hubungan yang signifikan diantara mereka dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan
sehingga lebih
bermanfaat
bagi
para pengambil
keputusan.Harahap (2006: 197) menyebutkan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah screening, forcasting, diagnosis, dan evaluation. Penjelasan dari masing - masing tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
14
a.
Screening, analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
b. Forcasting, analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang c. Diagnosis, analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah - masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan
atau masalah lain
d. Evaluation, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.
Tujuan - tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan menggunakan berbagai teknis analisis laporan keuangan. Teknik analisis laporan keuangan yang digunakan menurut Subramanyam et al. (2005: 30) antara lain: a.
Analisis laporan keuangan komparatif yang dilakukan dengan cara menelaah neraca, daftar laba rugi, atau daftar arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya
b.
Analisis laporan keuangan common-size yaitu menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentase yang dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya pos-pos neraca terhadap jumlah aktiva atau penjualan untuk laba rugi
c.
Analisis rasio yaitu membandingkan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan ekonomis
15
d.
Analisis arus kas yaitu menggunakan daftar arus kas untuk melakukan evaluasi sumber dan penggunaan dana atau kas
e.
Penilaian yang biasanya didasarkan pada nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya.
Dari kelima teknik analisis tersebut, analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan (Subramanyam et al., 2005: 36). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan
yang
relevan
dan
signifikan.
Rasio
keuangan
menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos-pos tersebut. Dengan penyederhanaan ini pemakai laporan keuangan dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian. Dibandingkan dengan teknik analisis laporan keuangan lainnya, analisis rasio memiliki keunggulan (Harahap, 2006: 298) sebagai berikut: a.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan;
b.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
c.
Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
16
d.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi;
e.
Menstandarisir ukuran perusahaan;
f.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;
g.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Foster (1986: 96) menyebutkan bahwa pengujian data dalam bentuk rasio keuangan didasari motivasi sebagai berikut: a.
Mengontrol perbedaan ukuran yang terjadi antarperusahaan dan antarperiode waktu
b.
Menghasilkan data yang lebih baik untuk memenuhi asumsi yang mendasari penggunaan teknik statistik seperti analisis regresi berganda
(misalnya
pengujian
ada
atau
tidak
gangguan
homoskedastisitas); c.
Untuk menyelidiki suatu teori yang menggunakan rasio sebagai variabel yang diteliti;
d.
Menggali hasil pengamatan empiris yang secara terus menerus terjadi antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel yang diteliti (misalnya risiko suatu sekuritas atau kemungkinan terjadinya financial distress).
17
Namun demikian analisis rasio juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya (Keown et al., 1991: 448-449), yaitu: a.
Kadangkala sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan pada saat perusahaan memiliki lebih dari satu jalur bisnis;
b.
Rata-Rata industri yang dipublikasikan merupakan angka taksiran dan panduan umum bagi para pemakai serta bukan merupakan rata-rata rasio yang ditentukan secara ilmiah atas semua kejadian pada perusahaan yang mewakili dalam industri;
c.
Perbedaan praktik akuntansi diantara perusahaan dan dapat mengarah pada perbedaan perhitungan rasio;
d.
Rasio keuangan bisa menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah;
e.
Rata-rata industri mungkin tidak menunjukkan target rasio dan perilaku yang diinginkan;
f.
Banyak perusahaan berpengalaman secara musiman dalam operasi mereka.
Berdasarkan keunggulan dan keterbatasan analisis rasio keuangan di atas, beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis rasio keuangan : a.
Hubungan matematik yang terbentuk dari suatu rasio keuangan harus menceminkan hubungan ekonomis yang terjadi diantara kedua angka pembentuk rasio.
18
b.
Rasio
keuangan
menghilangkan
ukuran
perusahaan
yang
diperbandingkan, sehingga analisis sebaiknya dilakukan dengan cara klasifikasi perusahaan untuk kemudian dihitung rasio masing-masing serta rata-ratanya. c.
Analisis rasio tidak boleh melupakan asal angka karena angka rasio yang dihasilkan bisa diperoleh dari kombinasi angka negatif pada penyebut dan/atau pembilangnya.
d.
Setiap rasio diciptakan untuk analisis tertentu sehingga sebuah rasio tidak bisa untuk memenuhi segala macam kebutuhan.
Beberapa Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan, sebagai berikut : a.
Pendekatan Lintas Seksi(Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.
b.
Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan
dari
satu
periode
ke
periode
lainnya.
Dengan
membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasiorasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan
19
terlihat pada kecenderungan tren dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya. 2.1.3 Rasio Keuangan Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85), rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard ( Munawir, 2004 : 64 ). Pancawati Hardiningsih ( 2002:85 ), manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun ( time series ) atau dengan perusahaan lain ( cross section ) dalam industri yang sama. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (1999 : 297) “rasio keuangan adalah angka yang
20
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasar. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari definisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpanganpenyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan
antara
perkiraan-perkiraan
laporan
keuangan.
Agar
hasil
perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh perbandingan yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
2.1.4
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio ) Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung
21
berdasarkan informasi modal kerja, pos - pos aktiva lancar dan hutang lancar. Menurut Brealey at all ( 2007 : 72 ) rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur seberapa mudah perusahaan dapat memegang kas yang dimiliki. a.
Rasio lancar ( Current Ratio ) Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Menurut Brealey at all ( 2007 : 78 ) tujuan rasio ini sama dengan rasio modal kerja bersih terhadap total aset. Rumus : Rasio lancar =
b. Rasio cepat ( Quick / acid - test ratio ) Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuann perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid. Menurut Brealey at all ( 2007 : 78 ) seberapa cepat aset dan persediaan lainnya digunakan pada saat perusahaan membutuhkan dana likuid ( sedang terjadi masalah ). Rumus : Rasio cepat = 2.1.5
Rasio Profitabilitas ( Profitabitability ratio ) Rasio profitabilitas atau sering disebut rentabilitas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan perusahaan dan sumber daya yang ada. Seperti kegiatan penjualan,
22
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang yang dimiliki perusahaan ataupun anak perusahaan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas (profitability ratio) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Menurut Brealey at all ( 2007 : 72 ) rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat pengembalian investasi perusahaan. a.
Margin laba ( Net Profit Margin ) Net Profit Margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiahh penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukkan kinerja yang semakin baik. Menurut Brealey at all ( 2007 : 72 ) jika perusahaan ingin mengetahui proporsi pendapatan yang berhubungan dengan laba maka perusahaan harus melihat margin laba. Rumus : Margin laba =
b. Pengembalian atas aset (return of assets - ROA)
23
ROA
digunakan
diinvestasikan
untuk
dalam
mengukur
keseluruhan
kemampuan aktiva
untuk
modal
yang
menghasilkan
keuntungan bersih. Menurut Brealey at all ( 2007 : 81 ) untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan laba bersih ditambah dengan bunga maka akan diketahui tingat pengembalian seluruh aset perusahaan. Rumus : Pengembalian atas aset ( ROA ) = c.
Pengembalian atas ekuitas ( return on equity - ROE ) ROE digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Menurut Brealey at all ( 2007 : 82 ) untuk mengukur profitabilitas lainnya perusahaan juga perlu memperhatian pada pengembalian atas ekuitas pemegang saham. Rumus : Pengembalian atas ekuitas ( ROE ) =
2.1.6
Rasio Aktifitas Rasio ini adalah untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan
dalam memanfaatkan dananya. Rasio aktifitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva sebagai penggunaan dana yang seharusnya bisa dikendalikan agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Perusahaan menggunakan aktiva dalam rangka menciptakan pendapatan (sales, revenue).
24
Aktiva secara umum adalah bentuk investasi. Setiap bentuk investasi memerlukan dana. Dana diperoleh dari sumber dana, bisa berbentuk utang atau modal dari pemilik. Setiap sumber dana menimbulkan biaya. Biaya inilah yang disebut sebagai biaya modal atau cost of capital. Oleh karena itu setiap investasi, apakah itu dalam bentuk aktiva lancar atau tetap, perlu dilihat sampai seberapa jauh peranannya dalam mendukung terciptanya penjualan. Rasio aktivitas dibagi kedalam dua kelompok yaitu: i.
Short-term activity, berorientasi pada operasi rutin perusahaan diwakili kemampuan perusahaan dalam rangka mengendalikan piutang, persediaan, dan utang usaha
ii.
Long-term activity, lebih berorientasi pada penggunaan aktiva tetap.
a. Perputaran piutang ( Receivable Turnover ) Receivables Turnover merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata piutang dagang selama setahun atau pada masa periode tertentu yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menangani penjualan kredit dan kebijakannya. Rumus : b. Perputaran modal kerja ( Working Capital Turnover ) Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja ( netto ) yang berputar pada suatu periode siklus kas yang terdapat dalam perusahaan.
25
Rumus : c. Perputaran total aktiva ( Total Assets Turnover ) Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode
atau
menghasilkan
kemampuan
modal
“
“.
revenue
yang
Dengan
diinvestasikan demikian
untuk
perhitungan
inimerupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata jumlah aktiva selama setahun yang menunjukkan seberapa baik dukungan seluruh aktiva untuk memperoleh penjualan. Rumus : 2.1.7
Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi
perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik ( Munawir, 1995 : 85) Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“ (pengukuran kinerja) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan
26
demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi,2003: 69). Dalam bukunya Halim (2003: 17) yang berjudul “Analisis Investasi” menyebutkan bahwa ide dasar dari pendekatan fundamental ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham . Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
2.2
Penilitian Terdahulu Sesuai dengan hasil penelitian Nasrul Hudi ( Likithapradnya ; Vol 1
2008), membuktikan bahwa kinerja maupun prestasi tiap perusahan berbeda beda tiap periodenya. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan hasil yang diperoleh oleh perusahaan itu sendiri maupun jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kondisi tiap perusahaan tidak akan selalu naik maupun selalu menurun, tergantung pada kondisi internal tiap perusahaan dan faktor - faktor ekstern perusahaan yaitu persaingan perusahaan sejenis.
27
Persamaan dengan penelitian terdahalu adalah menggunakan 4 (empat) rasio keuangan yang sama yaitu rasio likuiditas, rasio aktifitas dan rasio profitabilitas. Sedangkan perbedaan dari penelitian terdahulu adalah subjek perusahaan yang diteliti dan periode tahun penelitian. Apabila pada penelitian terdahulu yang menjadi subjek penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman namun pada penelitian ini adalah perusahaan otomotif. Dan pada penelitian terdahulu meneliti untuk periode 2004 - 2006 namun pada penelitian ini meneliti untuk periode 2008 - 2010.
2.3
Kerangka Konseptual Kerangka dibawah ini menggambarkan sebuah konsep pemikiran atas penelitian yang dilakukan. Dengan dasar laporan keuangan perusahaan yang ada, kemudian diolah dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio aktifitas dan rasio profitabilas. Sehingga akan didapatkan kesimpulan mengenai
kinerja
keuangan
tiap
perusaha
Rasio Likuiditas
Laporan Keuangan
Rasio Aktifitas
Kinerja Perusahaan
Rasio Profitabilitas
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah yang saling berkaitan guna mendapatkan hasil yang dicari dan akhirnya ditemukan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai langkah awal dalam pembuatan penelitian ini adalah mencari banyak informasi yang berkaitan. Hal ini sangat berguna untuk mendapatkan gambaran dasar dari inti permasalahan yang sedang dibahas. Dengan mencari dari buku - buku perpustakaan, mencari informasi dari internet serta banyak bertanya kepada pihak - pihak yang lebih memahami akan sangat membantu sehingga didapatkan arah dari pembahasan yang sedang dicari selanjutnya. Data mengenai laporan keuangan sesuai dari perusahaan - perusahaan automotif sesuai dengan inti permasalahan, didapatkan dari kumpulan data laporan keuangan yang telah dikonsolidasi dan telah dibukukan sebagai data yang nyata dari BEI. Dari data - data inilah didapatkan informasi mengenai laporan keuangan yang akan diolah kembali dengan rumus - rumus yang ada sehingga dapat dihasilkan angka - angka yang dibutuhkan. Dari angka - angka itulah dapat diketahui mengenai gambaran bagaimana keadaan perusahan pada saat ini. Dengan begitu pula dapat diketahui bagaimana kinerja perusahaan itu.
28
29
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode Deskriptif yang menurut
Arikunto, Suharmisi ( 2000 ) merupakan metode untuk membuat suatu klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan cara menggambarkan sejumlah variabel yang berkenan dengan masalah dan unit yang diteliti.
3.2
Diskripsi Populasi dan Penentuan Sampel Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 - 2010. Menurut Arikunto ( 2000 ) sampel adalah sebagian populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik Purposive Random Sampling yang menurut Supranto (2000) merupakan metode dimana pengambilan elemen - elemen yang dimasukkan sebagai sampel yang dilakukan secara sengaja dengan catatan bahwa sampel tersebut mewakili pupolasi. Sedangkan untuk sampel diambil dengan beberapa kriteria : 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 - 2010. 2. Perusahaan yang telah melaporkan laporan keuangannya kepada publik.
30
3. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.
Adapun perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah : 1.
PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk.
2.
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.
3.
PT. GAJAH TUNGGAL Tbk.
4.
PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk.
5.
PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk.
6.
PT. INDO KORDSA Tbk.
7.
PT. INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk.
8.
PT. INDOSPRING Tbk.
9.
PT. INTRACO PENTA Tbk.
10. PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 11. PT. MULTISARANA ARAH SARANA Tbk. 12. PT. NIPRESS Tbk. 13. PT. POLYCHEM INDONESIA Tbk. 14. PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk. 15. PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 16. PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 17. PT. UNITED TRACTOR Tbk.
31
3.3
Variabel dan Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang dibahas dan saling
terkait. Untuk lebih jelas akan hubungan antar variabel maka memisahannya sebagai berikut : A. Variabel bebas a. Rasio likuiditas b. Rasio aktifitas c. Rasio profitabilitas B. Variabel Terikat a. Kinerja perusahaan Definisi variabel dalam penelitian ini adalah : a.
Rasio likuiditas : rasio keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
b.
Rasio aktifitas : rasio keuangan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan dana yang dimiliki agar menghasilkan pendapatan.
c.
Rasio profitabilitas : rasio keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan perusahaan dan sumber daya yang ada
d.
Kinerja perusahaan : suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
32
Hubungan dari tiap variabel ini adalah bagaimanakah variabel bebas yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktifitas dan rasio profitabilitas mampu mempengaruhi kinerja keuangan sebagai variabel terikat dalam penelitian ini. Variabel bebas sangat mempengaruhi hasil dari analisa terhadap variabel terikat. Semakin baik nilai yang ada dari variabel bebas maka akan menghasilkan nilai yang baik pula bagi variabel terikat. Namun sebaliknya apabila nilai yang ada pada variabel bebas menunjukkan nilai yang buruk maka akan menghasilkan nilai yang buruk pula terhadap variabel terikat.
3.4
Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini didapatkan dari pengamatan atas sebuah laporan keuangan
perusahaan. Pengamatan atas setiap data dan angka - angka yang ada di dalam laporan keuangan. Setiap angka - angka tersebut di kombinasikan dengan beberapa rumus seperti yang tertulis di bab sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menemukan sebuah angka yang merupakan perwakilan dari kondisi perusahaan tersebut. Setelah semua variabel yang telah disebutkan sebelumnnya telah menghasilkan sebuah angka yang tepat, maka tiba saatnya untuk menyimpulkan. Dari semua angka itulah gambaran secara jelas akan kondisi sebuah perusahaan dapat dilihat.
33
3.5
Teknik Keabsahan Data Pada penelitian ini menggunakan data – data mengenai laporan keuangan
perusahaan otomotif yang berasal dari BEI. Dimana BEI merupakan suatu badan sebagai wadah dalam perdagangan valas di Indonesia. Seperti telah banyak diketahui bahwa semua perusahaan yang telah Go Public diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan yang telah diperiksa keaslian sumber datanya oleh para akuntan publik. Perusahaan – perusahaan tersebut diwajibkan memberikan laporan keuangannya secara periodik. Hal ini sangat diperlukan oleh para investor dalam penanaman modal saham karena dengan laporan keuangan yang diberikan akan menjadi acuan bagi mereka dalam perdagangan yang ada. Dan apabila perusahaan yang mampu memberikan laporan keuangannya dengan rutin akan memberikan prestasi tersendiri dimata publik. Dengan demikian data – data yang menjadi bahan utama dalam penyusunan penelitian ini berasal dari sumber yang tepat. Karena data - data tersebut diperoleh langsung dari perusahaan yang bersangkutan dan telah diperiksa
sedemikian
hingga
akhirnya
didapatkan
data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
3.6
Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini akan dilakukan dua kali teknik analisa, yaitu terdiri
dari : 1.
Menganalisa laporan keuangan dengan menggunakan teknik analisa rasio keuangan :
34
A. Rasio Likuiditas B. Rasio Aktifitas C. Rasio Profitabilitas
2.
Melakukan analisa hasil perhitungan rasio kinerja keuangan perusahaan otomotif pada tahun 2008 - 2010, dengan menggunakan metode Time Series dan Cross Sectional Approach . Metode Time Series mengevaluasi kinerja suatu perusahaan antar periode laporan keuangan dan membandingkan hasilnya. Sedangkan metode Cross Sectional Approach
adalah
suatu
cara
mengevaluasi
dengan
jalan
membandingkan rasio - rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.
Untuk menghitung kinerja dalam perusahaan otomotif menggunakan analisa rasio sebagai berikut : A. Rasio likuiditas ( liquidity ratio ) a.
Rasio lancar ( current ratio ) Rasio lancar =
b.
Rasio cepat ( quick / acid - test ratio )
Rasio cepat =
B. Rasio profitabilitas ( profitabitability ratio )
35
A. Margin laba (NetProfit Margin ) Margin laba = B. Pengembalian atas aset (return of assets - ROA) Pengembalian atas aset ( ROA ) = C. Pengembalian atas ekuitas ( return on equity - ROE ) Pengembalian atas ekuitas ( ROE ) = C. Rasio Aktifitas a. Perputaran piutang ( Receivable Turnover ) Perputaran piutang : b.
Perputaran modal kerja ( Working Capital Turnover ) Perputaran modal kerja :
c.
Perputaran total aktiva ( Total Assets Turnover ) Perputaran
modal
Kerja:
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1
Penyajian Data Dalam mendukung penelitian mengenai analisa laporan untuk mengetahui
sejauh mana kinerja perusahaan otomotif yang berada pada periode 2008 - 2010, maka telah didapatkan 13 perusahaan dari 17 perusahaan yang tercatat di BEI. Perusahaan otomotif yang diteliti tersebut merupakan hasil seleksi dengan menggunakan batasan masalah yang telah disebutkan di bab 1. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perusahaan - perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang mampu memberikan laporan keuangan yang dimiliki secara berkala dan lengkap dari periode 2008 - 2010. Adapun perusahaan yang terpilih adalah PT. Astra Internasional Tbk.; PT. Astra Otoparts Tbk.; PT. Goodyear Indonesia Tbk.; PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.; PT. Indo Kordsa Tbk.; PT. Indospring Tbk.; PT. Intraco Penta Tbk.; PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.; PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.; PT. Nipress Tbk.; PT. Selamat Sempurna Tbk.; PT. Tunas Ridean Tbk.; PT. United Tractor Tbk.
Berikut ini merupakan gambaran singkat mengenai perusahaan yang diteliti pada penelitian ini :
1. PT. Astra Internasional Tbk. Hasil keuangan: Pada tahun 2010 Perusahan ini membukukan laba bersih 36
37
sebesar Rp. 14,366 triliun, melonjak dari Rp. 10,04 triliun yang tercatat thn lalu. Sejarah singkat: PT. Astra internasional Tbk (“Astra atau Perusahaan”) didirikan pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum yang berbasis di Jakarta, Indonesia dan awalnya terlibat dalam perdagangan pertanian. Sekarang Astra merupakan salah satu dari kumpulan grup bisnis terbesar di Indonesia. Astra diversifikasi (digolongkan) ke dalam pabrik pembuatan dan distribusi mobil, peralatan berat dan komponen di akhir 1960-an. Mereka sekarang mempunyai enam divisi bisnis: Otomotif, Jasa Keuangan, Peralatan Berat, Agribisnis, Tekhnologi Informatika, dan Infrastruktur. Sebagai tambahan untuk menjadi perusahaan induk, melalui operasi sendiri dan orang-orang dari Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi, Astra adalah bisnis otomotif yang terintegrasi dengan operasi mulai dari otomotif dan manufaktur komponen, distribusi, dan layanan purna jual di seluruh negeri, persewaan mobil, penjualan mobil bekas, pembiayaan konsumen untuk produk otomotif, asuransi, dan infrastruktur. Perusahaan mempunyai kemitraan dengan beberapa badan otomotif internasional seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Isuzu, BMW, Peugeot, dan Nissan Diesel. Astra menambahkan nilai pada usaha patungan yang berpartisipasi dengan menyediakan pemasaran lokal dan saran pengembangan produk yang berharga sebaik pengalaman yang luas dalam distribusi. Selama perkembangannya, Perusahaan telah memformasikan persekutuan strategis dengan perusahaan internasional ternama dalam usahanya untuk memperluas kesempatan bisnis seperti Komatsu (Peralatan Berat), Fuji-Xerox (dokumen solusi), General Electric (layanan keuangan), dan CMG (asuransi jiwa).
38
Sebagai perusahaan public, Astra melaksanakan praktek tata kelola perusahaan dalam membawa bisnisnya. Perusahaan memberikan sebuah prioritas dalam aktivitas kepedulian sosial di area edukasi, kesejahteraan, kesehatan, serta usaha berkembang kecil dan menengah, dan mereka juga secara aktif mensupport komunitas pengembangan. Perusahaan ini menjadi perusahaan publik yang terdaftar pada 4 April 1990, ketika mereka mendaftarkan pembagiannya pada JSX dan SSX. Astra telah membagikan dasar pemegang saham dimana termasuk pemegang saham asing dengan pemegang saham terbesar.
2. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. Hasil keuangan: Perusahan ini membukukan laba bersih sebesar Rp. 176 milyar pada tahun 2010, lebih tinggi dari pendapatan tahun sebesar Rp. 174 milyar. Sejarah singkat: MASA tergabung pada 1988 dengan nama PT. Oroban Perkasa untuk terlibat dalam bisnis manufaktur ban. Pada 2004, Perusahaan ini diambil alih oleh manajemen baru (PVP XVIII Pte. Ltd. dan PT. Indokemika Jayatama). Pada 2005, menyelesaikan IPO dengan mengeluarkan 1 milyar saham baru. Pada 2007, tepat masalah dengan mengeluarkan 2,6 milyar saham.
3. PT. Astra Otoparts Tbk. Hasil keuangan: Perusahan ini membukukan laba bersih sebesar Rp. 1,141 triliun pada tahun 2010, melonjak dari Rp. 768 milyar yang tercatat pada 2009.
39
Sejarah singkat: PT. Astra Otoparts Tbk (AOP) adalah perusahaan induk komponen grup dari Astra Group, yang berdiri pada tahun 1996. Perusahaan ini merupakan hasil dari konsolidasi dan proses penggabungan atas PT Federal Dinamika Lestari, PT Astra Pradipta Internusa, PT Astra Persada Nusantara, dan PT Astra Multi Trading. Sebagai grup perusahaan manufaktur dan distribusi suku cadang otomotif terbesar, AOP memiliki 27 anak perusahaan dan pada Maret 2004 mempekerjakan 19.976 orang. AOP memproduksi secara lengkap berbagai tempaan, cetakan, alat-alat elektrik, karet dan plastik suku cadang otomotif, meliputi
manufaktur
peralatan
orisinil
(OEM
/
Original
Equipment
Manufacturing) dan penggantian pasar (purna jual) automobil dan suku cadang motor baik untuk domestik dan pasar ekspor disupport oleh tim manajemen profesional tertinggi yang menuntut keterbukaan tingkat tinggi dalam semua transaksi. Pelanggan AOP meliputi satu-satunya agen tunggal dan perakit kendaraan seperti BMW, Bimantara, Chrysler, Cevrolet, Daihatsu, Daewoo, Ford, Hino, Honda, Hyundai, Isuzu, Kawasaki, Mazda, Marcedes Benz, Mitsibishi, Nissan, Opel, Peugeot, Suziku, Toyota, Vespa, dan Yamaha serta pelanggan di seluruh dunia.
4. PT. Goodyear Indonesia Tbk. Hasil keuangan: Perusahan ini membukukan laba bersih sebesar Rp. 66,676 milyar pada tahun 2010, merosot dari Rp. 109,464 milyar pada 2009. Sejarah singkat: Didirikan pada 1935, perusahaan ini awalnya bertindak sebagai agen penjualan produk dari Perusahaan Ban dan Karet Goodyear, USA.
40
Perusahaan ini merupakan salah satu dari perusahaan-perusahaan pertama yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange pada tahun 1980. Sejak 1935, Goodyear menjadi pelopor bagi perkembangan dalam industri ban di Indonesia, dan menyediakan dukungan tekhnik pada formasi PT (Persero) Intirub (Indonesian Tire & Rubber Company). Mereka juga berkontribusi pada tekhnologi industri dengan merumuskan sebuah ban kawat untuk PT IndoCordsa Tbk (semula PT Branta mulia Tbk.) Perusahaan ini memperkenalkan konsep retail terbaru pada industri Autocare dengan membuka 29 outlet di tahun 2009.
5. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. Hasil keuangan: Perusahan ini memperoleh profit bersih pada angka Rp. 271 milyar pada tahun 2010, meningkat dari profit bersih di tahun sebelumnya pada angka Rp. 199 milyar. Sejarah singkat: Berdiri tahu 1988 perusahaan ini menawarkan: Hydraulic Excavators, Crawler Crane, Wheel Loader, Bulldozer, Crawler Carrier (Hitachi Jepang), Backhoe Loaders, Motor Grader, Skidder (John Deere, USA), Hydraulic Excavator EX-100, EX 100M dan EX 200 hammers (Hitachi - Indonesia), Hydraulic Hammers (Krupp, Germany), Rock Drilling Machine (Howden Hongkong), Paving Equipment (Blaw Knox, Amerika Serikat), Stone Cruising Plant (Neyrtec - Perancis), Forklift (Daewoo, Korea Selatan), Vibratory Rollers (Amman, Switzerland), Road Profiler (CMI - USA), Tower Crane (BPR Cadillion - Perancis). Pelanggan termasuk: PT. Kaltim Prima Coal, PT. Jaya Sumpiles Indonesia, PT. Semen Padang, Grup Sinar Mas, PT. Pembangunan Perumahan,
41
PT. Dipasena Citra Darmaja dan direktur umum Highway Construction. Pada 1991, mereka mendirikan PT Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI) sebagai usaha bersama untuk produksi komponen peralatan berat dengan Hitachi Construction Machinery Co. Ltd. Jepang (50,4%), Itochu Corp., Jepang (14,6% saham), PT. Minda Iron Steel, Indonesia (17,5%), PT. Hexindo Adiperkasa (12,5% saham), dan PT. Anggaputra Dhananjaya, Indonesia (5%). HCMI memproduksi komponen untuk perakitan peralatan berat. Perusahaan ini mempunyai kantor-kantor, pergudangan suku cadang, bengkel dan penyimpanan, dan fasilitas pemeliharaan pada sebuah area seluas 1,2 hektar di industrial estate Pulo Gadung. Perluasan marketing di bagian timur Indonesia merupakan prioritas utama bagi perusahaan pada tahun 1996. Pada May 2001, perusahaan tidak lagi mengacu pada distribusi peralatan berat PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI) sebagai aktivitas bisnis utama, karena kelambanan pasar domestik. Walaupun begitu, Perusahaan ini tetap optimis melihat dari penambahan US $ 5 juta investmen HCMI di Indonesia untuk perluasan pabrik, yang juga menjanjikan keuntungan bagi perusahaan.
6. PT. Indo Kordsa Tbk(Semula PT. Branta Mulia Tbk) Hasil keuangan: Perusahan ini membukukan laba bersih pada tahun 2010 di angka Rp. 134,16 juta, atau meningkat dari Rp. 72,105 juta pada 2009. Sejarah singkat: Sebagai pemimpin produsen penutup ban belakang di Asia Tenggara sejak 1981, Perusahaan ini sudah membuktikan track record pada manufaktur Benang Nylon 66 premium, Benang Polyester dan berbagai penutup
42
ban belakang yang lengkap. Perusahaan ini membasiskan operasinya pada kualitas produk, profesionalisme, inovasi, dan tanggap pada kebutuhan pelanggan. Perusahaan ini mempunyai fasilitas manufaktur di Indonesia dan Thailand dan nomor terkemuka di dunia perusahaan ban di antara pelanggannya. Perusahaan telah terdaftar pada Jakarta Stock Exchange sejak 1990 dan mayoritas pemegang saham di Thai Branta Mulia Co. Ltd. dan PT Branta Mulia Teijin Indonesia. Pada 2007, Perusahaan ini mengganti namanya menjadi PT. Indo Kordsa Tbk.
7. PT. Indospring Tbk. Hasil keuangan: Pada tahun 2010, Perusahan ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp. 71,109 milyar, melonjak dari Rp. 58,765 milyar yang terekam tahun lalu. Sejarah singkat: Perusahaan ini sebagai sebuah perusahaan industrial, manufaktur lembaran pegas dan kumparan pegas yang diproduksi baik oleh proses produksi dingin dan panas, di bawah lisensi Mitshubishi Steel Manufacturing, Jepang. Perusahaan ini berdiri pada 5 May 1978. Bagaimanapun, produksi awal, operasi dan marketing lembaran pegas di juni 1979 dan kumparan pegas pada Oktober 1988. pada Agustus 1990 perusahaan ini memasuki Stock Exchange dan mendaftarkan 15 milyar sahamnya pada Jakarta Stock Exchange dan Surabaya Stock Exchange. Pada 1993, perusahaan ini mendistribusikan 22,5 miliar bonus saham. Tiga bonus saham diberikan pada setiap dua saham dengan nominal sama sebesar Rp. 1.000 per saham. Setelah mencapai ISO - 9002 pada Februari 1995 dan QS - 9000 pada November 1999 dari Lloyd’s Register Quality Assurance,
43
perusahaan ini berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya secara konsisten dan berkesinambungan. Sekarang kapasitas produktivitasnya per tahun adalah 35.000 ton lembaran pegas dan 700.000 pieces kumparan pegas panas dan 14.000.000 pieces kumparan pegas dingin. Atau setara dengan 2.200 ton kumparan pegas. 90% produknya dikonsumsi oleh pasar domestik dan 10% lainnya untuk pasar ekspor. Pada 10 May 1997 Perusahaan ini menandatangani perjanjian Know-How Licensing and Technical Assistance dengan Murata Spring Co. Ltd, Jepang untuk memproduksi katup kumparan
8. PT. Intraco Penta Tbk. Hasil keuangan: Perusahan ini merekam pendapatan bersih pada angka Rp. 83,081 milyar pada tahun 2010, meningkat dari Rp. 37,473 milyar yang terbukukan tahun 2009. Sejarah singkat: PT. INTRACO PENTA Tbk. ditemukan pada 1970 di Jakarta. Kami menyuplai dan melayani banyak customer dalam kayu gelondongan, pertambangan, minyak & gas, konstruksi, kertas dan bubur kertas, petrokimia, semen dan industri pertanian melalui dukungan perluasan produk dan jaringan marketing. Telah berada dalam bisnis ini selama tiga puluh delapan tahun, INTA telah memenangkan kepercayaan dari pelakunya, termasuk pengetahuan manufaktur peralatan berat VOLVO, Ingersoll-Rand, dan Bobcat serta pelanggannya, yang meliputi perusahaan di bidang pertambangan, konstruksi / infrastruktur, kehutanan, agrobisnis, minyak dan gas, dan industri umum. INTA telah meningkatkan kepercayaan
yang dibangunnya pada pemilik dan
44
pelanggannya
dengan
memposisikan
dirinya
sebagai
Perusahaan
yang
menawarkan kualitas produk tertinggi dan layanan yang dapat dipercaya. Sejumlah besar angka lini produk didistribusikan oleh INTA yang memimpin dalam terobosan penjualan. Pada 1993, INTA mendaftarkan sahamnya pada Indonesia Stock Exchange (sebelumnya Jakarta Stock Exchange). Memulai dengan sebuah perusahaan perdagangan di Jakrta, INTA telah memperluas jaringannya secara berkesinambungan di seluruh Indonesia. Sekarang mereka mempunyai lebih dari 30 cabang dari Sumatera ke Papua. Perluasan ini telah didukung oleh lebih dari 800 tenaga kerja berkualitas di akhir 2008. Sebagai sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan, INTA bertujuan menjadi penyedia solusi total yang terkemuka melalui saluran solusinya. Solusi total telah dibuktikan melalui anak perusahaan INTA: Intan Baruprana Finance (IBF), dan perusahaan afiliasi INTA, dimana termasuk Kasuari, Terrafactor Indonesia, dan Columbia Chrome Indonesia. Dengan spesialisasi di bidang pembiayaan peralatan konstruksi, IBF telah terpilih sebagai salah satu perusahaan multi-finance terbaik dengan memimpin media bisnis Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
9. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.(Awalnya PT. Lippo Enterprises Tbk.) Hasil keuangan: Perusahan ini membukukan laba bersih sebesar Rp. 14,122 milyar pada tahun 2010, meningkat dari Rp. 10,21 milyar pada 2009. Sejarah singkat: Pada Oktober 1999, perusahaan ini mengganti namanya menjadi nama yang sekarang.Perusahaan ini bekerja sama dengan enam perusahaan asuransi domestik dan delapan perusahaan asuransi asing., dan
45
mempunyai sepuluh cabang yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, Bandung, Makassar, Medan, Palembang, dan Pangkal Pinang.
10. PT. Nipress Tbk. Hasil keuangan: Perusahan ini merekam laba bersih sebesar Rp. 12,663 milyar pada tahun 2010, meningkat dari Rp. 3,685 milyar yang terbukukan pada tahun 2009. Sejarah singkat: Perusahaan ini awalnya didirikan sebagai kongsi investment asing dengan bekerja sama dengan Nippondenchi Kogyo Co. Ltd. of Japan. Perusahaan ini memulai operasi komersialnya pada tahun 1975. Produknya dipasarkan baik secara domestik dan internasional, termasuk Eropa, Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Australia. Perusahaan ini mempunyai sebuah pabrik seluas 1,1 hektar bertempat di Cimanggis, bogor, dengan kapasitas produksi 3,7 juta unit per tahun, 65% bagiannya adalah untuk eksport. Pada 1991, perusahaan ini mendaftarkan sahamnya pada Jakarta Stock Exchange.
11. PT. Selamat Sempurna Tbk. Hasil keuangan: Pada tahun 2010, perusahaan ini membukukan penghasilan bersih sebesar Rp. 150,42 milyar, melonjak dari Rp. 132 milyar yang terekam tahun lalu. Sejarah singkat: Perusahaan ini berdiri pada 19 Januari 1976. Pada 1980, Eddy Hartono sebagai pendiri ADR Group mengambil alih kepemilikan dalam perusahaan. Pada 1994, perusahaan memperoleh kepemilikan saham di PT. Adhi
46
Chandra Automotive Products dan 70% PT. Panata Jaya Mandiri. Selanjutnya, pada tahun yang sama, perusahaan mengambil alih operasi CV. Auto Diesel Radiators. Pada Juli 2000, Perusahaan ini mengeluarkan obligasi Selamat Sempurna I Tahun 2000 dengan nilai nominal sebesar Rp. 100 milyar dan menanggung nilai tetap 16,625% per tahun selama 5 tahun. Pada December 2000, anak perusahaan , PT. Adhi Chandra Automotive Products Tbk. telah menawarkan bagian dari sahamnya dengan total sebesar 47 juta saham dari 35,07% saham ke publik melalui Jakarta Stock Exchange. Saat ini, Perusahaan ini dan dua anak perusahaan yang dinamakan PT. Andhi Chandra Automotive Products Tbk. dan PT. Panata Jaya Mandiri memperoleh sertifikat Quality Management System QS 9000 dari SGS Yarsley International Certification Services. Perusahaan dan anak perusahaan telah bertumbuh pesat sebagai pemimpin produsen komponen otomotif di Indonesia dengan produk, filter utama dan radiator (cooper brass dan radiator alumunium), dengan saham pasar internasional meliputi lebih dari 50 negara tujuan ekspor. Perusahaan ini juga memproduksi condenser, pendingin udara otomotif, brake pipe, pipa bahan bakar, dan muffler seperti produk komponen otomotif lainnya. Perusahaan mempunyai layanan support dan tekhnik dari produsen otomotif utama di seluruh dunia, seperti Tokyo Radiator Mfg. Co. Ltd., Tennex Corp., Tokyo Roki Co. Ltd., Delphi Thermal System Division, dan Donaldson Company Inc.
12. PT. Tunas Ridean Tbk. Hasil keuangan: Perusahan ini secara sukses membukukan laba bersih
47
pada angka Rp. 269 milyar pada tahun 2010, sementara pada tahun sebelumnya membukukan pendapatan pada angka Rp. 310 milyar. Sejarah singkat: Pada 1974, ditetapkan sebagai sebuah Authorised Dealer (dealer resmi) bagi Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot, dan Renault kendaraan motor di Jakarta dan wilayah sekelilingnya seperti untuk sepeda motor Honda dan kendaraan motor Daihatsu di Lampung, Sumatera Selatan. Pada 1980, PT Tunas Ridean tergabung untuk beraksi sebagai Grup Perusahaan Induk. Kemudian pada tahun 1995, perusahaan ini terdaftar pada Jakarta Stock Exchange mengikuti penawaran umum perdana sebesar 30% dari pengeluaran mnodalnya. Pada 2006, membuka 9 dan 2 Showroom Servis purna Jual dengan begitu keseluruhan jaringan sekarang terdiri dari 72 grup showroom sales service, 57, 52 dan 7 kantor pusat representative keuangan, penyewaan dan armada manajemen seluruh Indonesia. Pada 2009, Menjual 51% saham Tunas Finance ke Bank Mandiri (Persero) Tbk.
13. PT. United Tractor Tbk. Hasil keuangan: Pada tahun 2010, pendapatan bersih meningkat menjadi Rp. 3,872 trilyun dari Rp. 3,817 triliun pada 2009. Sejarah singkat: UT terpancang pada 13 Oktober, 1972 bernama awal PT Astra Motor Works, bersama PT Astra Internasional Tbk. sebagai pemegang saham mayoritas. Kemudian, namanya berubah menjadi PT. United Tractors. Sejak itu, UT terlibat terutama pada distribusi seluruh dunia dikenal dengan
48
produk peralatan berat Komatsu dari Komatsu Ltd, Jepang sebagai satu-satunya distributor di Indonesia. Pada 2007, melalui PAMA - satu dari perusahaan afiliasi kami, Perusahaan ini memperoleh PT Dasa Eka Jasatama (DEJ) di Rantau, Kalimantan Selatan sebagai sebuah operasi konsesi pertambangan batubara pada sebuah area seluas 12.500 hektar. Kabar terbaru pendistribusiannya angka saham terekam pada angka 3.326.877.283 saham. Perusahaan ini juga diperoleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) dengan 93,33% kepemilikan, dimana 70% merupakan saham efektif.
4.2
Analisa Data Sesuai dengan yang teklah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pokok
pembahasan yaitu analisa laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan yang tercatat di BEI untuk periode 2008 - 2010, maka pada bab ini akan dipaparkan bagaimana hasil penelitian dengan menggunakan rasio - rasio keuangan yang telah ditetapkan. Dengan hasil perhitungan yang ada diharapkan akan membantu dalam memahami kondisi suatu perusahaan pada periode 2008 - 2010 dimana kondisi setiap perusahaan berbeda - beda. Tentunya hasil inilah yang sangat dibutuhkan bagi pada investor dalam menanamkan modal yang dimiliki. Berikut ini hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk setiap perusahaan otomotif :
49
4.2.1 Analisa rasio keuangan dengan metode Time Series
PT.ASTRA INTERNATIONAL Tbk. Tabel 4.1 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO 1,32 1,37 1,26 QUICK RASIO 1.00 1.10 0.81 AKTIVITAS RECEIVABLES TURNOVER 12.59 12.78 16.85 WORKING CAPITAL TURNOVER 2.93 2.47 2.64 TOTAL ASSET TURNOVER 1,20 1,11 1,15 PROFITABILITAS NET PROFIT MARGIN 0.09 0.10 0,11 ROI 11,38 11,29 12,73 ROE 27,78 25,17 29,13 Sumber : laporan keuangan BEI a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas dilihat dari
Current Ratio PT. ASTRA
INTERNASIONAL Tbk. pada tahun 2008 sebesar 1,32% akan mengalami kenaikan pada tahun 2009 yaitu menjadi 1,37% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup drastis menjadi 1,26%. Hal ini menunjukkan bahwa PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk. sepanjang tahun 2008 - 2010 mengalami fase fluktuatif yang berarti bahwa proses pelunasan hutang lancar dari tahun ke tahun tidak stabil. Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk. menunjukkan hasil di tahun 2008 sebesar 1%,
50
tahun 2009 sebesar 1,37 dan tahun sebesar 0,81. Seperti halnya yang terjadi pada Current Ratio bahwa terjadi kondisi yang fluktuatifl. Sehingga dari
kondisi
tersebut
dapat
INTERNASIONAL Tbk. dalam
diketahui melunasi
bahwa
PT.
ASTRA
hutang lancarnya
jika
dibandingkan dengan aktiva dan persediaan yang dimiliki tidak dalam kondisi yang stabil. b. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas dilihat dari Receivables Turnover pada PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk. dari tahun 2008 hingga 2010 mengalami peningkatan. Terutama pada tahun 2010 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 yang mengalami kenaikan 4.07%. Ini merupakan prestasi yang baik karena pada tahun 2008 ke tahun 2009 hanya meningkat 0,19%. Dengan demikian dapat dilihat kemampuan PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar dalam kondisi yang baik. Rasio aktivitas bila dilihat dari Working Capital Ratio dapat diketahui bahwa perbandingan modal kerja dengan penjualan pada PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk. mengalami kondisi yang tidak stabil. Seperti dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukan pada tahun 2008 sebesar 2,93%, tahun 2009 sebesar 2,47% dan tahun 2010 sebesar 2,64%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan modal kerja perusahaan yang berputar pada periode 2008 - 2010 tidak berjalan stabil.
51
Rasio aktivitas dihitung dengan menggunakan Total Asset Turnover didapatkan data pada tahun 2008 sebesar 1,20%, tahun 2009 sebesar 1,11% dan tahun 2010 sebesar 1,15%. Berdasarkan nilai prosentase tersebut berarti kemampuan PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk. dalam menghasilkan pendapatan tidak berjalan secara stabil. c. Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
berdasarkan
nilai
Net
Profit
Margin
menunjukkan nilai rasio yang stabil. Seperti yang tertera pada tabel hasil perhitungan tahun 2008 menunjukkan nilai 0,90%, tahun 2009 0,10% dan tahun 2010 0,11%. Dengan kata lain perbandingan antara laba bersih dengan penjualan dari tahun 2008 hinggan 2010 dalam keadaan yang stabil. Hal ini juga menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. dari penjualan semakin meningkat ditiap tahunnya. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROI menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Bila dilihat pada tabel maka akan didapatkan nilai pada tahun 2008 sebesar 11,38%, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 11,29% dan terjadi peningakatan kembali pada tahun 2010 sebesar 1,44% menjadi
12,73%.
Dengan
demikian
kemampuan
PT.
ASTRA
INTERNATIONAL Tbk. dalam mengelola mengelola modal yang diinvestasikan untuk dapat menghasilkan keuntungan bersih belum stabil. Rasio profitabilitas berdasarkan ROE akan didapatkan hasil yang serupa dengan ROI. Hal ini dikarenakan nilai yang didapatkan pada tahun
52
2008 sebesar 27,78%, tahun 2009 sebesar 25,17% dan tahun 2010 sebesar 29,13%. Dengan kata lain kemampuan PT, ASTRA INTERNATIONAL Tbk. dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham belum juga stabil.
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. Tabel 4.2 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. Periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO 2,13 2,17 1,76 QUICK RASIO 1.37 1.65 1.19 AKTIVITAS RECEIVABLES TURNOVER 8.37 8.35 9.91 WORKING CAPITAL TURNOVER 3.20 1.97 1.77 TOTAL ASSET TURNOVER 1,33 1,13 1,12 PROFITABILITAS NET PROFIT MARGIN 0,11 0,15 0,18 ROI 14,22 16,54 20,43 ROE 21,34 23,94 29,56 Sumber : laporan keuangan BEI a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio akan dihasilkan nilai pada tahun 2008 sebesar 2,13%, tahun 2009 sebesar 2,17% dan tahun 2010 sebesar 1,76%. Hal ini menunjukkan kemampuan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva yang dimiliki belum dalam kondisi yang baik.
53
Rasio likuiditas dilihat dari nilai Quick Ratio menunjukkan tidak jauh beda dengan Current Ratio. Seperti data yang tertera didalam tabel pada tahun 2008 menunjukkan nilai 1,37% yang selanjutnya mengalami kenaikan di tahun 2009 menjadi 1,65% dan kemudian terjadi penurunan yang sangat tajam di tahun 2010 menjadi 1,19%. Berdasarkan nilai tersebut maka kemampuan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. dalam meluansi hutang lancarnya apabila dibandingkan dengan aktiva lancar dan persediaan juga tidak dalam kondisi yang stabil. b. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas bila dilihat dari Receivables Turnover akan terlihat nilai yang tidak stabil. Pada tahun 2008 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. memiliki nilai 8,37% sedangkan pada tahun berikutnya mengalami penurunan sebesar 0,02% menjadi 8,35% namun ditahun 2010 terjadi peningkatan yang cukup drastis menjadi 9,91%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang ada didalam piutang pada periode 2008 - 2010 belum stabil. Rasio aktifitas berdasarkan nilai Working Capital Turnover akan menunjukkan nilai terus menurun. Seperti nilai yang ada didalam tabel data pada tahun 2008 sebesar 3,20% yang kemudian menurun di tahun 2009 menjadi 1,97% dan terus mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 1,77%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. dalam mengelola modal kerjanya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
54
Rasio aktifitas dilihat dari Total Asset Turnover menghasilkan kondisi yang sama seperti yang terjadi pada Working Capital Turnover. Pada tahun 2008 menunjukkan nilai 1,33%, tahun 2009 1,13% dan tahun 2010 1,12%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. dalam menghasilkan pendapatan dalam kondisi yang tidak baik bahwa terus menurun. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas dilihat terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2010. Dengan perhitungan yang ada menghasilkan nilai pada tahun 2008 sebesar 0,11%, tahun 2009 sebesar 0,15% dan pada tahun 2010 sebesar
0,18%.
Sehingga
dapat
dikatakan
kinerja
PT.
ASTRA
OTOPARTS Tbk. dari tahun 2008 - 2010 semakin baik. Rasio profitabilitas berdasarkan nilai ROI menunjukkan kondisi yang baik. Pada tahun 2008 memiliki nilai 14,22% meningkat pada tahun 2009 menjadi 16,54% dan terus meningkat menjadi 20,43% di tahun 2010. Kondisi
mampu
menunjukkan
bahwa
kemampuan
PT.
ASTRA
OTOPARTS Tbk. dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan aktiva yang diinvestasikan sangat baik. Rasio
profitabilitas
bila
dilihat
berdasarkan
nilai
ROE
menunjukkan kondisi yang serupa dengan ROI. Hal ini dikarenakan pada tabel data menunjukkan nilai 21,34% di tahun 2008, 23,94% di tahun 2009 dan 29,56% di tahun 2010. Sehingga dapat diketahui bahwa PT. ASTRA
55
OTOPARTS Tbk. dalam menghasilkan keuntungan bagi para pemegang sahamnnya dalam kondisi yang sangat baik.
PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. Tabel 4.3 Hasil perhitungan rsio keuangan PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. periode 2008 -2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO 1,49 0,77 0,86 QUICK RASIO 0.98 0.42 0.58 AKTIVITAS RECEIVABLES TURNOVER 10.36 9.87 14.47 WORKING CAPITAL TURNOVER 4.19 3.17 4.18 TOTAL ASSET TURNOVER 1,22 1,09 1,51 PROFITABILITAS NET PROFIT MARGIN 0,00 0,09 0,04 ROI 0,08 10,05 5,81 ROE 0,27 29,26 16,04 Sumber : laporan keuangan BEI a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang menunjukkan nilai 1,49% di tahun 2008 menurun di tahun 2009 menjadi 0,77% dan mengalami peningkatan kembali di tahun 2010 dengan nilai 0.86%. Dengan demikian PT. GOOD YEAR INDONESIA Tbk. dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki belum dalam kondisi yang baik.
56
Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio menunjukkan kondisi yang serupa dengan Current Ratio. Seperti yang telah tertera pada tabel tahun 2008 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. memiliki nilai 0,98%, tahun 2009 0,42% dan tahun 2010 0.58%. dengan demikian perbandingan antara hutang lancar dengan aktiva lancar dan persediaan tidak dalam kondisi yang stabil. b. Rasio Aktivitas Rasio aktifitas berdasarkan Receivables Turnover menunjukkan nilai fluktuatif. Hal dapat dilihat nilai dari tabel yang tersedia dimana pada tahun 2008 10,36%, tahun 2009 9,87% dan tahun 2010 14,47%. Dengan demikian PT. GOODYEAR INDONESIA TbK. dalam mengelola dana yang tertanam didalam piutang periode 2008 - 2010 tidak dalam kondisi yang stabil. Rasio aktivitas bila dilihat dari Working Capital Turnover juga mengalami kondisi yang tidak stabil. Pada tahun 2008 menunjukkan nilai sebesar 4,19% kemudian di tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 3,17% dan mengalami peningkatan kembali menjadi 4,18% di tahun 2010. Dengan demikian kemampuan PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. dalam mengelola modal kerjanya belum menunjukkan kondisi stabil. Rasio aktifitas jika dilihat dari Total Asset Turnover menunjukkan kondisi yang sama seperti Receivables Turnover dan Working Capital Turnover. Tahun 2008 dapat menghasilkan nilai 1,22%, tahun 2009 1,09%
57
dan tahun 2010 1,51%. Dengan demikian kemampuan PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. dalam menghasilkan pendapatan juga tidak stabil. c. Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
berdasarkan
nilai
Net
Profit
Margin
menunjukkan nilai yang fluktuatif. Seperti yang tertera dalam tabel data tahun 2008 menunjukkan nilai 0,00%, tahun 2009 0,09% dan tahun 2010 0,04%. Sehingga dapat diketahui bahwa kinerja PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. belum menunjukkan kondisi yang baik. Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai ROI menunjukkan yang tidak stabil. Pada tahun 2008 memiliki nilai 0,08% kemudian mengalami peningkatan yang sangat drastis menjadi 10,05% dan mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 5,81%. Dengan demikian kemampuan PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan dalam kondisi yang kurang baik. Rasio profitabilas jika dilihat dari nilai ROE juga menunjukkan kondisi yang serupa dengan nilai ROI. Hal dapat dilihat dari tabel data yang menunjukkan nilai tahun 2008 sebesar 0,27% yang mengalami peningkatan sangat drastis di tahun 2009 menjadi 29,26% dan mengalami penurunan menjadi 16,04% di tahun 2010. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. dalam memberikan keuntungan bagi para pemegang saham belum stabil.
58
PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. Tabel 4.4 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk.
Periode 2008 - 2010 TAHUN
RASIO KEUANGAN
2008
2009
2010
CURRENT RASIO
1,52
1,48
1,77
QUICK RASIO
0.58
0.67
0.86
RECEIVABLES TURNOVER
0.61
2.37
3.55
WORKING CAPITAL TURNOVER
0.67
2.66
3.07
TOTAL ASSET TURNOVER
0,28
1,07
1,56
NET PROFIT MARGIN
0,12
0,09
0,08
ROI
3.41
9,84
13,08
ROE 8,06 24,54 Sumber : laporan keuangan BEI
25,73
LIKUIDITAS
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Hal ini dapat dilihat dari tabel yang menunjukkan nilai 1,52% di tahun 2008, 1,48% di tahun 2009 dan 1,77% di tahun 2010. Dari nilai - nilai tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan aktiva yang dimiliki belum stabil. Rasio likuiditas PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. bila dilihat dari Quick Ratio akan menunjukkan kondisi yang baik. Seperti yang terlihat dalam tabel dimana pada tahun 2008 menghasilkan nilai 0,58% kemudian meningkat menjadi 0,67% di tahun 2009 dan terus meningkat di
59
tahun 2010 menjadi 0,86%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam membayar kewaibannya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki dalam kondisi yang baik. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas berdasarkan Receivables Turnover menunjukkan peningkatan yang terus menerus dari tiap tahunnya. Pada tahun 2008 sebesar 0,61%, tahun 2009 sebesar 2,37% dan tahun 2010 sebesar 3,55%. Dengan demikian kemampuan PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. dalam mengelola dana pada piutang dari tahun ke tahun dalam kondisi yang sangat baik. Rasio aktifitas bila dilihat dari Working Capital Turnover akan menunjukkan kondisi yang serupa dengan Receivables Turnover. Hal ini dikarenakan nilai pada tahun 2008 mencapai 0,67% kemudian meningkat menjadi 2,66% dna terus meningkat menjadi 3,07% di tahun 2010. Sehingga PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. mampu mengelola modal kerjanya dengan sangat baik. Rasio aktifitas dilihat dari Total Asset Turnover mampu menunjukkan kondisi yang baik. Seperti yang nilai yang tertera pada tabel PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. memiliki nilai 0,28% di tahun 2008, 1,07% di tahun 2009 dan 1,56% di tahun 2010. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dalam kondisi yang baik.
60
c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas berdasarkan Net Profit Margin menunjukkan kondisi yang menurun dari tahun ke tahun. Karena pada tahun 2008 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. memiliki nilai 0,12% menurun menjadi 0,09% di tahun 2009 dan terus menurun di tahun 2010 menjadi 0,08%. Dengan demikian kinerja perusahaan pada periode 2008 - 2010 tidak dalam kondisi yang baik. Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai ROI menunjukkan nilai yang baik. Seperti yang terlihat dari tabel tahun 2008 menunjukkan nilai sebesar 3,41%, tahun 2009 sebesar 9,84% dan tahun 2010 sebesar 13,08%. Dengan demikian kemampuan PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan dari tahun ke tahun dalam kondisi yang sangat baik. Rasio profitabilitas dari nilai ROE dapat menunjukkan nilai baik seperti nilai ROI. Karena pada 2008 memiliki nilai 8,06% kemudian meningkat menjadi 24,54% di tahun 2009 dan terus meningkat di tahun 2010 menjadi 25,73%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. dalam memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya pada posisi yang sangat baik.
61
PT. INDO KORDSA Tbk. Tabel 4.5 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. INDO KORDSA Tbk. Periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO
2,19
3,45
4.02
QUICK RASIO
1.29
2.21
2.41
RECEIVABLES TURNOVER
6.74
6.17
7.42
WORKING CAPITAL TURNOVER
1.64
1.53
1.68
TOTAL ASSET TURNOVER
0,98
1,11
1,21
NET PROFIT MARGIN
0,06
0,05
0,07
ROI
5.67
5.34
8,99
ROE 9,50 7,34 Sumber : laporan keuangan BEI
12,51
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas bila dilihat dari Current Ratio menunjukkan kondisi yang baik. Nilai PT. INDO KORDSA Tbk. tahun 2008 menunjukkan 2,19%, tahun 2009 3,45 dan 4,02% di tahun 2010. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban dengan aktiva lancar berada pada keadaan baik. Rasio likuiditas berdasarkan Quick Ratio berada pada keadaan yang baik seperti Current Ratio. Seperti yang tertera dalam tabel pada tahun 2008 menunjukkan nilai 1,29%, tahun 2009 2,21% dan tahun nilai sebesar 2,41%. Dengan demikian perbandingan hutang lancar dengan
62
aktiva lancar yang dimiliki oleh PT. INDO KORDSA Tbk. dalam kondisi terus mengalami peningkatan. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas bila dilihat dari Receivables Turnover akan menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 menunjukkan nilai 6,74%, tahun 2009 sebesar 6,17% dan tahun 2010 sebesar 7,42%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan PT. INDO KORDSA Tbk. dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang pada periode 2008 - 2010 belum menunjukkan kondisi yang stabil. Rasio
aktifitas
berdasarkan
Working
Capital
Turnover
menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Seperti nilai yang ada pada tabel pada tahun 2008 PT. INDO KORDSA Tbk. menunjukkan nilai 1,64%, tahun 2009 1,53% dan tahun 2010 1,68%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja pada tahun 2008 - 2010 belum menunjukkan kondisi yang baik. Rasio aktifitas dilihat dari Total Asset Turnover PT. INDO KORDSA Tbk. menunjukkan kondisi yang terus meningkat. Meskipun tahun 2009 hanya meningkat tipis sebesar 0,13% dari tahun 2008 dan tahun 2010 meningkat sebesar 0,10% dari tahun 2009, kondisi ini mampu menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan mengalami peningkatan di tiap tahunnya.
63
c. Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
berdasarkan
nilai
Net
Profit
Margin
menunjukkan nilai yang fluktuatif. Tahun 2008 menunjukkan nilai 0,06% kemudian mengalami penurunan 0,01% di tahun 2009 dan kembali memperbaiki nilai ditahun 2010 dengan nilai 0,07%. Dengan demikian PT. INDO KORDSA Tbk. memiliki kinerja perusahaan yang belum stabil. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROI akan menunjukkan kondisi PT. INDO KORDSA Tbk. yang berada pada kondisi yang tidak stabil. Seperti yang terlihat pada tabel data bahwa pada tahun 2008 menunjukkan nilai 5.67%, tahun 2009 5,34% dan tahun 2010 8,99%. Rasio profitabilitas bila dilihat nilai ROE menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Karena pada tabel data PT. INDO KORDSA Tbk. memiliki nilai 9,50% di tahun 2008, 7,34% di tahun 2009 dan 12,51% di tahun
2010.
Dengan
demikian
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham belum dalam kondisi yang stabil di tiap tahunnya
64
PT. INDOSPRING Tbk. Tabel 4.6 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. INDOSPRING Tbk. Periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO
1,07
1,27
1,29
QUICK RASIO
0.33
0.50
0.52
RECEIVABLES TURNOVER
7.05
5.27
7.52
WORKING CAPITAL TURNOVER
8.86
4.35
4.52
TOTAL ASSET TURNOVER
1,05
1,16
1,33
NET PROFIT MARGIN
0,03
0,08
0,07
ROI
3,47
9,46
9,23
ROE 29,29 35,49 Sumber : laporan keuangan BEI
31,28
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 didapatkan nilai 1,07% kemudian meningkat menjadi 1,27% di tahun 2009 dan terus meningkat tipis di tahun 2010 menjadi 1,29%. Dengan demikian PT. INDOSPRING Tbk. memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya dengan baik dari tahun ke tahun. Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio akan didapatkan kondisi yang baik seperti Current Ratio. Pada tahun 2008 PT. INDOSPRING Tbk. memiliki nilai 0,33%, tahun 2009 0,50% dan tahun 2010 0,52%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan
65
dalam memenuhi kewajiban dengan aktiva lancar yang dimiliki dalam keadaan yang baik. b. Rasio Akitifitas Rasio aktivitas berdasarkan perhitungan Receiveables Turnover menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Dengan melihat hasil yang didapat pada tahun 2008 7,05%, tahun 2009 5,27% dan 7,52% di tahun 2010. Sehingga dapat dilihat bahwa kemampuan PT. INDOSPRING Tbk. dalam mengelola dana dalam tiap piutang yang berputar dari tahun ke tahun belum dalam kondisi yang stabil. Rasio aktifitas bila dilihat dari Working Capital Turnover terdapat kondisi yang serupa dengan Receivables Turnover. Karena pada tahun 2008 PT. INDOSPING Tbk. memiliki nilai 8,86% kemudian menurun di 4,35% pada tahun 2009 dan meningkat tipis di tahun 2010 menjadi 4,52%. Sehingga kemampuan dalam mengelola modal kerja yang ada kurang stabil. Rasio aktifitas dilihat dari Total Asset Turnover mengalami kenaikan dati tiap tahunnya. Seperti yang terlihat dalam tabel PT. INDOSPRING Tbk. memiliki nilai 1,05% kemudian meningkat menjadi 1,16% dan terus meningkat menjadi 1,33% di tahun 2010. Hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
66
c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas berdasarkan Net Profit Margin menunjukkan nilai yang fluktuatif. Pada tahun 2008 sebesar 0,03%, tahun 2009 0,08% dan tahun 2010 0,07%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan PT. INDOSPRING Tbk. dalam menghasilkan keuntungan dari tiap penjualan tidak dalam kondisi yang stabil. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROI menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Karena pada tahun 2008 PT. INDOSPING Tbk. memiliki nilai 3,47% kemudian meningkat tajam di tahun 2009 menjadi 9,46% dan menurun tipis menjadi 9,23% di tahun 2010. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang diinvestasikan belum dalam kondisi yang stabil. Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai ROE yang ada akan menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan ROI. Seperti yang ada didalam tabel PT. INDOSPRING Tbk. memiliki nilai 29,29%, tahun 2009 35,49% dan tahun 2010 31,28%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham adalah kurang stabil di tiap tahunnya.
67
PT. INTRACO PENTA Tbk. Tabel 4.7 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. INTRACO PENTA Tbk. Periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO
2,15
1,43
2,19
QUICK RASIO
1.49
0.94
1.35
RECEIVABLES TURNOVER
3.43
3.61
5.61
WORKING CAPITAL TURNOVER
3.41
3.25
4.45
TOTAL ASSET TURNOVER
0,99
1,01
1,12
NET PROFIT MARGIN
0,02
0,03
0,05
ROI
2,02
3,20
5,08
ROE 6,98 10,31 Sumber : laporan keuangan BEI
20,16
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio PT. INTRACO PENTA Tbk. dalam kondisi yang tidak stabil. Hal ini dapat dilihat pada tabel data dimana pada tahun 2008 sebesar 2,15% kemudian di tahun selanjutnya terjadi penurunan menjadi 1,43% dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang cukup baik di posisi 2,19%. Dengan demikian pada akhir periode perusahaan mampu memenuhi kewajiban yang ada dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio likiditas bila dilihat dari Quick Ratio akan menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Current Ratio. Sesuai dengan data yang tersaji bahwa di tahun 2008 PT. INTRACO PENTA Tbk. berada di
68
posisi 1,49%, tahun 2009 0,94% dan di tahun 2010 sebesar 1,35%. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar yang paling liquid untuk membayar semua kewajibannya belum stabil. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas berdasarkan Receivables Turnover menunjukkan kondisi perusahaan yang baik. Pada tabel data disajikan posisi pada tahun 2008 sebesar 3,43% kemudian meningkat menjadi 3,61% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 5,61%. Dengan demikian PT. INTRACO PENTA Tbk. dalam mengelola dana yang berputar dalam piutang periode 2008 - 2010 berada pada posisi yang sangat baik. Rasio aktifitas dilihat dari Working Capital Turnaover mampu menggambarkan kondisi yang fluktuatif di periode 2008 - 2010. Dapat dilihat pada tabel bahwa pada tahun 2008 PT. INTRACO PENTA Tbk. memiliki nilai sebesar 3,41% kemudian menurun tipis menjadi 3,25% dan meningkat kembali di tahun 2010 menjadi 4,45%. Sehingga perputaran modal kerja yang ada di dalam kas belum stabil. Rasio aktifitas bila dilihat dari Total Asset Turnover mampu menunjukkan kondisi perusahaan yang baik. Hal dikarenakan pada tahun 2008 0,99% terus meningkat tipis di posisi 1,01% dan terus meningkat di tahun 2010 menjadi 1,12%. Sesuai dengan data yang tersaji maka PT.
69
INTRACO PENTA Tbk. memiliki kemampuan yang baik dalam mendapatkan pendapatan pada periode 2008 - 2010. c. Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
berdasarkan
nilai
Net
Profit
Margin
menunjukkan kondisi yang baik. Karena pada tahun 2008 menunjukkan nilai 0,02% kemudian meningkat tipis menjadi 0,03% dan terus meningkat di tahun 2010 menjadi 0,05%. Dengan memikian PT. INTRACO PENTA Tbk. menunjukkan kinerja perusahaan yang baik di tiap tahunnya. Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai ROI akan menunjukkan kondisi yang baik seperti Net Profit Margin. Seperti data yang telah tersaji pada tabel dimana tahun 2008 menunjukkan nikai sebesar 2,02%, tahun 2009 sebesar 3,20% dan tahun 2010 sebesar 5,08%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan PT. INTRACO PENTA Tbk. dalam mengelola modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan berada pada kondisi yang sangat baik. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROI periode 2008 - 2010 akan menunjukkan kondisi PT. INTRACO PENTA Tbk. yang sangat baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 menunjukkan nilai sebesar 6,98% kemudian meningkat menjadi 10,31% di tahun 2009 dan terus meningkat tajam menjadi 20,16% akhir periode. Dengan melihat nilai yang tersaji dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan bagi para pemegang sahamnya berada dalam kondisi yang sangat baik.
70
PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tabel 4.8 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk.
periode 2008 - 2010 TAHUN
RASIO KEUANGAN
2008
2009
2010
CURRENT RASIO
1,30
2,27
2,52
QUICK RASIO
0.56
1.68
1.83
RECEIVABLES TURNOVER
5.20
5.10
5.23
WORKING CAPITAL TURNOVER
0.72
0.63
0.56
TOTAL ASSET TURNOVER
0,32
0,42
0,39
NET PROFIT MARGIN
0,08
0,18
0,24
ROI
2,60
7,40
9,36
ROE 5,77 11,00 Sumber : laporan keuangan BEI
13,21
LIKUIDITAS
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio menunjukkan kondisi yang baik. Sesuai dengan data yang tersaji didalam tabel PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. memiliki nilai di tahun 2008 1,30%, di tahun 2009 2,27% dan 2,52% di tahun 2010. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan menggunakan aktiva yang ada belum dalam keadaan yang baik. Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio menunjukkan kondisi yang serupa dengan Current Ratio. Karena pada tabel menunjukkan nilai di tahun 2008 sebesar 0,56%, tahun 2009 sebesar 1,68% dan tahun 2010 sebesar 1,83%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan PT. MULTI
71
PRIMA SEJAHTERA Tbk. dalam memenuhi kewajiban dengan aktiva yang lebih liquid belum berada di posisi yang stabil. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas berdasarkan Receivables Turnover menunjukkan kondisi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 berada di posisi 5,20% kemudian menurun menjadi 5,10% di tahun 2009 dan meningkat kembali menjadi 5,23% di tahun 2010. Sehingga dapat diketahui bahwa PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. mampu mengelola dana yang didalam piutang dengan kurang stabil. Rasio aktifitas dilihat dari Working Capital Turnover menunjukkan kemampuan PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. dalam mengelola modal kerjanya berada di posisi yang buruk. Hal ini dikarenakan pada tabel data tersaji nilai pada tahun 2008 sebesar 0,72% kemudian menurun menjadi 0,63% dan terus menurun menjadi 0,,56% di tahun 2010. Rasio aktifitas bila dilihat dari Total Asset Turnover dapat diketahui bahwa PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. dalam mengelola modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan dalam kondisi yang kurang stabil. Seperti data yang tersaji dalam tabel menunjukkan posisi perusahaan di tahun 2008 sebesar 0,32% kemudian meningkat tipis menjadi 0,42% dan menurun di tahun 2010 menjadi 0,39%.
72
c. Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
berdasarkan
nilai
Net
Profit
Margin
menunjukkan kondisi yang sangat baik. Karena pada tahun 2008 PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. memiliki nilai sebesar 0,08% kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 0,18% dan terus meningkat menjadi 0,24%. Rasio profiltabilitas bila dilihat dari nilai ROI menunjukkan PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. memiliki kemampuan mengelola modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih dalam kondisi yang sangat baik. Hal ini sesuai dengan data dalam tabel yang menunjukkan nilai di tahun 2008 sebesar 2,60% kemudian meningkat menjadi 7,40% dan terus meningkat menjadi 9,36% di tahun 2010. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROE akan menunjukkan kondisi yang serupa dengan ROI. Hal ini dikarenakan PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. pada tahun 2008 memilki nilai 5,77% kemudian meningkat menjadi 11,00% di tahun 2009 dan terus meningkat menjadi 13,21% di tahun 2010.
73
PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. Tabel 4.9 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk.
periode 2008 - 2010 TAHUN
RASIO KEUANGAN
2008
2009
2010
CURRENT RASIO
0,89
0,86
0,67
QUICK RASIO
0.38
0.35
0.27
RECEIVABLES TURNOVER
12.35
15.66
18.58
WORKING CAPITAL TURNOVER
1.04
1.16
1.23
TOTAL ASSET TURNOVER
0,56
0,67
0,66
NET PROFIT MARGIN
0,00
0,10
0,09
ROI
0,12
6,89
5,80
ROE 0,23 11,98 Sumber : laporan keuangan BEI
10.81
LIKUIDITAS
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio dapat diketahui bahwa kondisi PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. dalam kondisi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 0,89% kemudian menurun menjadi 0,86% dan terus menurun menjadi 0,67% di akhir periode tahun 2010. Sehingga diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan aktiva yang dimiliki dalam kondisi yang tidak baik. Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio menunjukkan kondisi yang serupa dengan Current Ratio dimana kondisi perusahaan berada pada posisi yang buruk. Sesuai dengan data yang telah tersaji PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. di tahun 2008 sebesar 0,38%
74
kemudian di tahun 2009 menurun menjadi 0,35% dan terus menurun menjadi 0,27% di tahun 2010. Dengan demikian perbandingaan antara hutang lancar dengan aktiva lancar dan persediaan terus mengalami penurunan. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas berdasarkan Receivables Turnover dapat diketahui bahwa PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. berada dalam kondisi yang baik. Sesuai dengan data yang tersaji pada tahun 2008 sebesar 12,35%, tahun 2009 sebesar 15,66% dan tahun 2010 sebesar 18,58%. Sehingga kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar terus meningkat dari tahun ke tahun. Rasio aktifitas bila dilihat dari Working Capital Turnover menunjukkan kondisi yang serupa dengan Receivables Turnover. Karena pada tahun 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. memiliki prosentase sebesar 1,04%, tahun 2009 sebesar 1,16% dan tahun 2010 sebesar 1,23%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja yang dimiliki dalam kondisi yang baik. Rasio aktifitas dilihat dari Total Asset Turnover mampu menunjukkan kondisi yang tidak baik. Seperti data yang ada didalam tabel dimana tahun 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. memiliki prosentase sebesar 0,56% kemudian meningkat menjadi 0,67% dan menurun tipis menjadi 0,66%. Demikian dapat diketahui bahwa
75
kemampuan
perusahaan
dalam
mengelola
seluruh
aktiva
untuk
menghasilkan pendapatan berada dalam kondisi yang tidak stabil. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas berdasarkan nilai Net Profit Margin mampu menunjukkan kondisi yang kurang baik. Karena pada tahun 2008 menunjukkan nilai sebesar 0,00%, tahun 2009 sebesar 0,10% dan menurun tipis 0,09%. Sehingga PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. memiliki kinerja perusahaan yang kurang stabil. Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai ROI dapat menunjukkan kondisi yang kurang baik. Sesuai dengan nilai pada tahun 2008 sebesar 0,12% kemudian meningkat menjadi 6,89% dan menurun menjadi 5,89%. Dengan demikian PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. memiliki kemampuan mengelola modal yang diinvestasikan dengan kondisi yang tidak stabil. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROI dapat menunjukkan kondisi yang sama dengan nilai ROE. Karena pada tahun 2008 memiliki nilai sebesar 0,23% kemudian meningkat tajam menjadi 11,98% dan menurun tipis di tahun 2010 menjadi 10,81%.
76
PT. NIPRESS Tbk. Tabel 4.10 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. NIPRESS Tbk. Periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO
1,04
0,99
1,02
QUICK RASIO
0.75
0.13
0.11
RECEIVABLES TURNOVER
5.23
3.04
4.36
WORKING CAPITAL TURNOVER
3.90
2.20
2.71
TOTAL ASSET TURNOVER
1,48
0,89
1,19
NET PROFIT MARGIN
0,00
0.01
0,03
ROI
0,48
1,17
3,75
ROE 1,26 2,90 Sumber : laporan keuangan BEI
8,55
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas bila dilihat dari Current Ratio maka akan didapatkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Karena pada tahun 2008 memiliki hasil perhitungan sebesar 1,04% kemudian menurun menjadi 0,99% dan meningkat menjadi 1,02%. Sehingga kemampuan PT. NIPRESS Tbk. dalam memenuhi kewajiban dengan aktiva yag dimiliki belum berada dalam kondisi yang stabil. Rasio likuiditas berdasarkan Quick Ratio menunjukkan kondisi yang buruk. Seperti data yang tertera pada tahun 2008 PT. NIPRESS Tbk. memiliki prosentase sebesar 0,75% kemudian menurun di tahub 2009 menjadi 0,13% dan terus menurun menjadi 0,11% di tahun 2010. Dengan
77
demikian dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan aktiva yang paling liquid terus menurun dari tahun ke tahun. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas berdasarkan Receivables Turnover dapat diketahui kondisi perusahaan yang kurang stabil. Karena pada tahun 2008 PT. NIPRESS Tbk. berada pada prosentase 5,23% kemudian menurun menjadi 3,04% di tahun 2009 dan meningkat di tahun 2010 menjadi 4,36%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam didalam piutang yang berputar pada periode 2008 2010 belum stabil. Rasio aktifitas bila dilihat dari Working Capital Turnover akan menunjukkan kondisi serupa dengan Receivables Turnover. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 PT. NIPRESS Tbk. memiliki prosentase sebesar 3,90% kemudian menurun menjadi 2,20% dan meningkat di tahun 2010 menjadi 2,71%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerjanya masih kurang baik. Rasio aktifitas dilihat dari Total Asset Turnover maka didapatkan kondisi yang serupa dengan Receivables Turnover dan Working Capital Turnover. Sesuai dengan data yang telah tersaji pada tahun 2008 PT. NIPRESS Tbk. memiliki prosentase sebesar 1,48% kemudian menurun menjadi 0,89% di tahun 2009 dan meningkat di tahun 2010 menjadi
78
1,19%. Dengan demikian perputaran modal untuk menghasilkan pendapatan juga berada dalam kondisi yang kurang baik. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai Net Profit Margin akan menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 tersaji nilai sebesar 0,00% yang kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 0,01% dan terus meningkat di tahun 2010 menjadi 0,03%. Sehingga PT. NIPRESS Tbk. memiliki kinerja perusahaan yang semakin baik di tiap tahunnya. Rasio profitabilitas berdasarkan nilai ROI yang diperoleh maka akan menunjukkan kondisi baik pula. Sesuai dengan data di dalam tabel pada tahun 2008 PT. NIPRESS Tbk. memiliki nilai sebesar 0,48%, tahun 2009 sebesar 1,17% dan tahun 2010 sebesar 3,75%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan berada dalam kondisi yang baik. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROE menunjukkan kondisi yang serupa dengan Net Profit Margin dan ROI. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki nilai 1,26% kemudian meningkat menjadi 2,90% dna terus meningkat menjadi 8,55% di tahun 2010. Sesuai data yang ada maka diketahui bahwa PT. NIPRESS Tbk. memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham dengan sangat baik.
79
PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. Tabel 4.11 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk.
Periode 2008 - 2010 TAHUN
RASIO KEUANGAN
2008
2009
2010
CURRENT RASIO
1,82
1,59
2,17
QUICK RASIO
0.88
0.88
1.17
RECEIVABLES TURNOVER
4.86
4.94
5.61
WORKING CAPITAL TURNOVER
2.48
2.76
3.01
TOTAL ASSET TURNOVER
1,46
1,46
1,46
NET PROFIT MARGIN
0.07
0.10
0.10
ROI
9.84
14,11
14,10
ROE 16,75 26,69 Sumber : laporan keuangan BEI
28,96
LIKUIDITAS
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio yang tidak stabil. Pada tahun 2008 menunjukkan prosentase sebesar 1,82% kemudian menurun menjadi 1,59% dan meningkat di tahun 2010 menjadi 2,17%. Dengan demikian
PT.
SELAMAT
SEMPURNA
Tbk.
dalam
memenuhi
kewajibannya dengan aktiva yang dimiliki belum berada pada posisi yang stabil. Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio mampu menunjukkan kondisi yang baik. Seperti apa yang terlihat didalam tabel pada tahun 2008 memiliki nilai sebesar 0,88% walaupun pada tahun 2009 memiliki nilai yang sama namun pada tahun 2010 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk.
80
mengalami peningakatan menjadi 1,17%. Sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aktiva yang paling liquid dengan baik. b. Rasio Aktifitas Rasio
aktifitas
dilihat
dari
Receivables
Turnover
akan
menunjukkan kondisi yang sangat baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 PT. SELAMAR SEMPURNA Tbk. memiliki prosentase sebesar 4,86% kemudian meningkat menjadi 4,94% dan terus meningkat menjadi 5,61%. Dengan demikian perusahaan memiliki kemampuan untuk mengelola dana yang berada di dalam piutang dengan sangat baik. Rasio aktifitas berdasarkan Working Capital Turnover PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. mampu mengelola modal kerjanya dengan baik dari tahun ke tahun. Karena sesuai dengan data yang tersaji pada tahun 2008 menunjukkan prosentase sebesar 2,48%, tahun 2009 sebesar 2,76% dan tahun 2010 sebesar 3,01%. Rasio aktifitas bila dilihat dari Total Asset Turnover akan menunjukkan kondisi yang seimbang dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 1,46%. Sehingga perusahaan dalam kemampuannya untuk mengelola semua modal yang diinvestasikan memiliki kondisi yang sama di tiap tahunnya.
81
c. Rasio Profitabilitas Rasio profiltabilitas berdasarkan nilai Net Profit Margin akan menunjukkan baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. memiliki nilai sebesar 0,07% dan pada tahun 2009 2010 memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 0,10%. Sehingga dapat diketahui bahwa perusahaan mampu memperoleh keuntungan dari penjualannya dengan baik dari tahun ke tahun. Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai ROI PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. dalam mengelola modal yang diinvestasikan kurang stabil. Seperti dapat dilihat dari tabel data yang tersedia pada tahun 2008 perusahaan memiliki nilai sebesar 9,84% kemudian meningkat tajam menjadi 14,11% di tahun 2009 dan menurun tipis di tahun 2010 menjadi 14,10%. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROE akan menunjukkan kondisi sangat baik. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki nilai sebesar 16,75% kemudian meningkat menjadi 26,69% dan terus mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 28,96%. Dengan demikian PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. mampu menghasilkan keuntungan bagi para pemegang sahamnya dengan sangat baik.
82
PT. TUNAS RIDEAN Tbk. Tabel 4.12 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. TUNAS RIDEAN Tbk. Periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO
1,41
1,35
1,51
QUICK RASIO
1.24
0.82
(0.04)
RECEIVABLES TURNOVER
32.08
26.68
39.65
WORKING CAPITAL TURNOVER
5.39
4.59
5.63
TOTAL ASSET TURNOVER
1,54
2.59
3.25
NET PROFIT MARGIN
0.04
0.07
0.04
ROI
6,84
17,53
12,81
ROE 23,92 31,03 Sumber : laporan keuangan BEI
22,17
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Sesuai dengan data yang tersedia dimana pada tahun 2008 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. memiliki prosentase sebesar 1,41%, tahun 2009 sebesar 1,35% dan tahun 2010 sebesar 1,51%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan menggunakan aktiva yang dimiliki adalah dalam kondisi yang kurang stabil. Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio akan menunjukkan kondisi yang tidak baik dari PT. TUNAS RIDEAN Tbk. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar
83
1,24% kemudian menurun menjadi 0.82% di tahun 2009 dan terus mengalami penurunan menjadi ( 0,04% ). Sesuai dengan angka - angka tersebut makan dapat diketahui bahwa perusahaan belum mampu memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dengan aktiva yang telah dimiliki. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas dilihat dari Receivables Turnover kondisi yang tidak stabil. Karena sesuai data yang telah tersaji pada tahun 2008 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. memiliki prosentase sebesar 32,08% kemudian menurun di tahun berikutnya menjadi 26,68% dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 39,65%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang ada didalam piutang masih belum bisa stabil di tiap tahunnya. Rasio aktifitas berdasarkan Working Capital Turnover akan menunjukkan kondisi PT. TUNAS RIDEAN Tbk. dalam kondisi kurang stabil. Hal ini dikarenakan pada tahin 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 5,39% kemudian menurun menjadi 4,59% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan di akhir periode yaitu di tahun 2010 menjadi 5,63%. Oleh kaerena itu kekampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja yang berputar pada periode 2008 - 2010 belum berada dalam kondisi yang stabil. Rasio aktifitas bila dilihat dari Total Asset Turnover akan menunjukkan kemampuan PT. TUNAS RIDEAN Tbk. dalam mengelola
84
modal untuk menghasilkan pendapatan berada dalam kondisi yang baik. Karena pada tahun 2008 perusahaan menunjukkan prosentase sebesar 1,54% yang kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 2,59% dan terus mengalami peningkatan menjadi 3,25% di tahun 2010. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas berdasarkan nilai Net Profit Margin mampu menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Seperti pada tabel menunjukkan pada tahun 2008 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. memiliki nilai sebesar 0.04% yang mengalami peningkatan sebesar 0,03% di tahun 2009 namun kembali mengalami penurunan sehingga pada tahun 2010 nilai yang dimiliki kembali di angka 0,04%. Sehingga kinerja perusahaan pada periode 2008 - 2010 belum menunjukkan prestasi yang baik. Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai ROI akan menunjukkan kondisi PT. TUNAS RIDEAN Tbk. yang kurang stabil. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki nilai sebesar 6,84% yang kemudian meningkat tajam di tahun 2099 menjadi 17,53% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 12,81%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan dengan modal yang diinvestasikan belum berada dalam kondisi yang stabil. Rasio
profitabilitas
dilihat
dari
ROE
akan
menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pada pemegang saham berada dalam kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat ditunjukkan melalui data yang telag tersaji di tabel data. Pada tahun 2008
85
perusahaan memiliki nilai sebesar 23,92% kemudian meningkat menjadi 31,03% di tahun 2009 dan mengalami penurunan yang cukup tajam di tahun 2010 menjadi 22,17%.
PT. UNITED TRACTOR Tbk. Tabel 4.13 Hasil perhitungan rasio keuangan PT. UNITED TRACTOR Tbk. Periode 2008 - 2010 TAHUN RASIO KEUANGAN 2008 2009 2010 LIKUIDITAS CURRENT RASIO
1.64
1.65
1.57
QUICK RASIO
0.97
1.11
0.87
RECEIVABLES TURNOVER
6.37
6.67
8.52
WORKING CAPITAL TURNOVER
2.51
2.11
2.31
TOTAL ASSET TURNOVER
1,22
1.20
1,26
NET PROFIT MARGIN
0,10
0.13
0.10
ROI
11,65
15,64
13.04
ROE 23,90 27,58 Sumber : laporan keuangan BEI
24.00
AKTIVITAS
PROFITABILITAS
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berdasarkan Current Ratio akan menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Hak ini dikarenakan pada tahun 2008 PT. UNITED TRACTOR Tbk. memiliki prosentase sebesar 1,64%, tahun 2009 sebesar 1,65% dan tahun 2010 sebesar 1,57%. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya masih belum stabil.
86
Rasio likuiditas bila dilihat dari Quick Ratio akan menunjukkan kondisi yang serupa dengan Current Ratio. Seperti data yang telah ada PT. UNITED TRACTOR Tbk. pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 0,97% kemudian meningkat menjadi 1,11% dan mengalami penurunan menjadi 0,87% di tahun 2010. Sehingga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan aktiva yang lebih liquid belum berada dalam kondisi yang stabil. b. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas berdasarkan prosentase Receivables Turnover akan menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 6,37% yang meningkat di tahun 2009 menjadi 6,67% dan terus meningkat menjadi 8,52% di tahun 2010. Sehingga kemampuan PT. UNITED TRACTOR Tbk. dalam mengelola dana yang tertanam didalam piutang berada dalam kondisi yang baik. Rasio aktifitas bila dilihat dari Working Capital Turnover akan menunjukkan kondisi yang kurang baik. Seperti data yang ada di dalam tabel menunjukkan pada tahun 2008 PT. UNITED TRACTOR Tbk. memuliki prosentase sebesar 2,51% yang menurun menjadi 2,11% dan mengalami peningkatan menjadi 2,31% di tahun 2010. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerjanya belum dalam kondisi yang stabil. Rasio aktifitas dilihat dari Total Asset Turnover mampu menunjukkan kondisi yang serupa dengan Working Capital Turnover. Hal
87
ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1,22%, tahun 2009 sebesar 1,20% dan pada tahun 2010 sebesar 1,26%. Dengan data tersebut maka dapat diketahui bahwa PT. UNITED TRACTOR Tbk. dalam mengelola modal kerja yang ada untuk memperoleh pendapatan masih belum bisa stabil. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas bila dilihat dari nilai Net Profit Margin akan menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang stabil. Karena pada tahun 2008 PT. UNITED TRACTOR Tbk. memiliki nilai sebesar 0,10% yang meningkat menjadi 0,13% di tahun 2009 dan mengalami penurunan menjadi
0,10% di tahun 2010. Dengan demikian kinerja perusahaan
belum berada dalam kondisi yang stabil. Rasio profitabilitas berdasarkan nilai ROI dapat menunjukkan kondisi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan PT. UNITED TRACTOR Tbk. pada tahun 2008 memiliki nilai sebesar 11,65% kemudian meningkat menjadi 15,64% di tahun 2009 dan menurun di tahun 2010 menjadi 13,04%. Sehingga kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang diinvestasikan belum bisa stabil. Rasio profitabilitas dilihat dari nilai ROE akan menunjukkan kondisi yang serupa dengan nilai ROI. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki nilai sebesar 23,90% kemudian meningkat menjadi 27,58% dan mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 24,00%. Sehingga kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki untuk
88
menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham masih belum bisa stabil.
4.2.2 Analisa dengan metode Cross Sectional Approach A. Rasio Likuiditas a. Current Ratio Tabel 4.14 Hasil perhitungan Current Ratio periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN CURRENT RATIO PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 0.81 PT. NIPRESS Tbk. 1.02 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 1.04 PT. INDOSPRING Tbk. 1.21 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 1.32 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 1.42 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 1.59 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 1.62 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 1.86 PT. INTRACO PENTA Tbk. 1.92 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 2.02 PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 2.03 PT. INDO KORDSA Tbk. 3.22 Sumber : laporan keuangan BEI Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban dengan aktiva yang dimiliki dengan prosentase paling kecil adalah PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. sebesar 0.81% dan perusahaan yang memiliki prosentase paling besar adalah PT. INDO KORDSA Tbk sebesar 3.22%.
89
b. Quick Ratio Tabel 4.15 Hasil perhitungan Quick Ratio periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN QUICK RATIO PT. NIPRESS Tbk. 0.33 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 0.33 PT. INDOSPRING Tbk. 0.45 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 0.66 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 0.68 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 0.70 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 0.97 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 0.98 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 0.98 PT. INTRACO PENTA Tbk. 1.26 PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 1.36 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 1.40 PT. INDO KORDSA Tbk. 1.97 Sumber : laporan keuangan BEI Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban dengan aktiva yang paling liquid dengan prosentase paling kecil adalah PT. NIPRESS Tbk. sebesar 0.33% dan perusahaan yang memiliki prosentase paling besar adalah PT. INDO KORDSA Tbk sebesar 1.97%.
90
B. Rasio Aktivitas a. Receivables Turnover Tabel 4.16 Hasil perhitungan Receivables Turnover periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN RECEIVABLES TURNOVER PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 2.18 PT. NIPRESS Tbk. 4.21 PT. INTRACO PENTA Tbk. 4.21 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 5.14 PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 5.18 PT. INDOSPRING Tbk. 6.61 PT. INDO KORDSA Tbk. 6.78 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 7.19 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 8.87 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 11.56 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 14.07 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 15.53 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 32.80 Sumber : laporan keuangan BEI
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan dalam mengelola piutang dengan prosentase terkecil adalah PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. sebesar 2.18% dan perusahaan dengan prosentase terbesar adalah PT. TUNAS RIDEAN Tbk sebesar 32.80%.
91
b. Working Capital Turnover Tabel 4.17 Hasil perhitungan Working Capital Turnover periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN WORKING CAPITAL TURNOVER PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 0.63 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 1.14 PT. INDO KORDSA Tbk. 1.62 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 2.13 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 2.31 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 2.32 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 2.68 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 2.75 PT. NIPRESS Tbk. 2.94 PT. INTRACO PENTA Tbk. 3.70 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 3.85 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 5.20 PT. INDOSPRING Tbk. 5.91 Sumber : laporan keuangan BEI
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mengelola modal kerja yang berputar pada suatu periode siklus kas dengan prosentase terkecil adalah PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. yaitu sebesar 0.63% dan prosentase terbesar dimiliki oleh PT. INDOSPING Tbk. yaitu sebesar 5,91%.
92
c. Total Asset Turnover Tabel 4.18 Hasil perhitungan Total Asset Turnover periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN TOTAL ASSET TURNOVER PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 0.38 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 0.63 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 0.97 PT. INTRACO PENTA Tbk. 1.04 PT. INDO KORDSA Tbk. 1.10 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 1.15 PT. INDOSPRING Tbk. 1.18 PT. NIPRESS Tbk. 1.19 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 1.19 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 1.23 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 1.27 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 1.46 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 2.46 Sumber : laporan keuangan BEI
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mengelola modal yang dimiliki sehingga menghasilkan pendapatan dengan prosentase terkecil adalah PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. yaitu sebesar 0.38% dan perusahaan dengan prosentase terbesar adalah PT. TUNAS RIDEAN Tbk. yaitu sebesar 2.46%.
93
Rasio Profitibilitas a. Net Profit Margin Tabel 4.19 Hasil perhitungan Net Profit Margin periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN NET PROFIT MARGIN PT. NIPRESS Tbk. 0.01 PT. INTRACO PENTA Tbk. 0.03 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 0.04 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 0.05 PT. INDO KORDSA Tbk. 0.06 PT. INDOSPRING Tbk. 0.06 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 0.06 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 0.09 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 0.10 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 0.10 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 0.11 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 0.15 PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 0.17 Sumber : laporan keuangan BEI
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kinerja paling baik adalah PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. dengan prosentase sebesar 0.17% dan perusahaan yang memiliki kinerja paling buruk adalah PT. NIPRESS Tbk. dengan prosentase sebesar 0.01%.
94
b. ROA ( Return On Asset) Tabel 4.20 Hasil perhitungan ROA periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN ROI PT. NIPRESS Tbk. 1.80 PT. INTRACO PENTA Tbk. 3.43 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 4.27 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 5.31 PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 6.45 PT. INDO KORDSA Tbk. 6.67 PT. INDOSPRING Tbk. 7.39 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 8.78 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 11.80 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 12.39 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 12.68 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 13.44 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 17.06 Sumber : laporan keuangan BEI
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mengelola modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih dengan prosentase tertinggi adalah PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. yaitu sebesar 17.06% dan perusahaan dengan prosentase terkecil adalah PT. NIPRESS Tbk. yaitu sebesar 1.80%.
95
c. ROE ( Return on Equity ) Tabel 4.21 Hasil perhitungan ROE periode 2008 - 2010 NAMA PERUSAHAAN ROE PT. NIPRESS Tbk. 4.24 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 7.67 PT. INDO KORDSA Tbk. 9.78 PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 9.99 PT. INTRACO PENTA Tbk. 12.48 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. 15.19 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 19.44 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 24.13 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 24.95 PT. UNITED TRACTOR Tbk. 25.16 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 25.71 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 27.36 PT. INDOSPRING Tbk. 32.02 Sumber : laporan keuangan BEI
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mengelola modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan untuk para pemegang saham dengan prosentase terkecil adalah PT. NIPRESS Tbk. yaitu sebesar 4.24% dan perusahaan yang memiliki prosentase terbesar adalah PT. INDOPRING Tbk. yaitu sebesar32.02%.
4.3
Interpretasi Setelah meneliti data – data yang ada dengan menggunakan semua rasio
keuangan yang telah disebutkan sebelumnya, maka akan menciptakan sebuah interpretasi atau penafsiran. Interpretasi merupakan bagian dari presentasi atau
96
penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan
dengan suatu
kumpulan simbol yang spesifik. Tujuan dari interpretasi adalah untuk meningkatkan pengertian mengenai hal – hal yang dipaparkan sebelumnya. Berikut merupakan kumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan baik berdasarkan metode Time Series maupun Cross Sectional Approach : I.
Time Series
1) PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. Gambar 4.1 Interpretasi PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk. 30 25 20 15 10 5 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 berada pada posisi 1.32% yang kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 1.37% dan kemudian menurun tajam menjadi 1.26% di tahun 2010. Dengan demikian kondisi perusahaan berada di posisi kurang baik.
97
b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pada prosentase di tahun 2008 sebesar 1.00% yang kemudian meningkat tipis menjadi 1.10% di tahun 2009 dan mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 0.80%. Dengan demikian kondisi perusahaan berada di posisi kurang baik. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 12.59% kemudian meningkat tipis menjadi 12.78% dan terus mengalami peningkatan menjadi 16.85% di tahun 2010. Dengan demikian kondisi perusahaan berada di posisi baik. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui prosentase pada tahun 2008 adalah sebesar 2.93% yang mengalami penurunan menjadi 2.47% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan menjadi 2.64% di tahun 2010. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan prosentase sebesar 1.20% di tahun 2008 kemudian menurun tipis menjadi 1.11% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 1.15%. Dengan demikian perusahaan berada di posisi kurang baik.
98
C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.09% yang meningkat menjadi 0.10% di tahun 2009 dan terus meningkat tipis di tahun 2010 menjadi 0.11%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. b) ROA Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan bahwa prosentase pada tahun 2008 sebesar 11.38% yang kemudian menurun menjadi 11.29% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan menjadi 12.73% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kirang baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 27.78% di tahun 2008 kemudian menurun di tahun 2009 menjadi 25.17% dan mengalami peningkatan menjadi 29.13% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada di posisi kurang baik.
99
2) PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. Gambar 4.2 Interpretasi PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. 30 25 20 15 10 5 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa perusahaan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 2.13% yang kemudian meningkat menjadi 2.17% di tahun 2009 dan mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 1.76%. Dengan demikian perusahaan berada di posisi kurang baik. b) Quick Ratio Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 1.37% meningkat menjadi 1.65% di tahun 2009 dan mengalami penurunan menjadi 1.19% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada di posisi kurang baik. B. Rasio Aktifitas
100
a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 8.37% di tahun 2008 yang mengalami penurunan tipis menjadi 8.35% di tahun 2009 dan meningkat tajam menjadi 9.91% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada di posisi kurang baik. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan prosentase perusahaan sebesar 3.20% di tahun 2008 kemudian menurun menjadi 1.97% di tahun 2009 dan terus mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 1.77%. Dengan demikian perusahaan berada di posisi tidak baik. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa prosentase perusahaan di tahun 2008 sebesar 1.33% kemudian menurun menjadi 1.13% di tahun 2009 dan terus mengalami penurunan menjadi 1.12% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi yang tidak baik. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase pada tahun 2008 sebesar 0.11% kemudian meningkat menjadi 0.15% di tahun 2009 dan terus meningkat menjadi 0.18% di tahun 2010. Dengan demikian posisi perusahaan berada di posisi baik.
101
b) ROA Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan prosentase perusahaan di tahun 2008 sebesar 14.22% mengalami peningkatan menjadi 16.54% di athun 2009 dan terus mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 20.43%. Dengan demikian perusahaan berada di posisi baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 21.34% mengalami peningkatan di tahun 2009 menjadi 23.94% dan terus mengalami peningkatan menjadi 29.56% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada di posisi baik.
3) PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk. Gambar 4.3 Interpretasi PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 30 25 20 15 10 5 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio
102
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 1.49% mengalami penurunan menjadi 0.77% di tahun 2009 dan terjadi peningkatan menjadi 0.86% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.98% di tahun 2008 kemudian menurun di tahun 2009 menjadi 0.42% dan mengalami peningkatan menjadi 0.58% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahan berada pada posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 10.36% yang menurun di athun 2009 menjadi 9.87% dan mengalami peningkatan menjadi 14.47% di tahun 2010. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi yang kurang baik. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 4.19% yang menurun di tahun 2009 menjadi 3.017% dan mengalami peningkatan menjadi 4.18% di tahun 2010. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi perusahaan berada pada kondisi yang kurang baik. Sesuai dengan prosentase pada
103
tahun 2008 sebesar 1.22% yang kemudian menurun menjadi 1.09% di tahun 2009 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 1.51%. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase pada tahun 2008 sebesar 0.00% yang meningkat menjadi 0.09% di tahun 2009 dan mengalami penurunan menjadi 0.04% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurangbaik. b) ROA Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase 0.08% yang kemudian meningkat tajam menjadi 10.05% namun pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 5.81%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan perusahaan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 0.27% yang kemudian meningkat tajam di tahun 2009 menjadi 29.26% dan mengalami penurunan menjadi 16.04% di tahun 2010.
104
4) PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. Gambar 4.4 Interpretasi PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. 30 25 20 15 10 5 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.52% yang kemudian menurun menjadi 1.48% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 1.77%. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 0.58% yang kemudian meningkat menjadi 0.67% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan menjadi 0.86% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. B. Rasio Aktifitas
105
a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas maka akan didapatkan kondisi perusahaan berada pada posisi baik. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.61% kemudian meningkat menjadi 2.37% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan menjadi 3.55% di tahun 2010. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas meunjukkan perusahaan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 0.67% yang meningkat menjadi 2.66% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan menjadi 3.07% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada di posisi baik. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diektahui bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.28% di tahun 2008, 1.07% di tahun 2009 dan 1.56% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.12% kemudian mengalami penurunan menjadi 0.09 di tahun 2009 dan terus mengalami penurunan menjadi 0.08% di tahun 2010.
106
b) ROA Berdasarkan diagram diatas menunjukkan perusahaan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 3.14%, di tahun 2009 sebesar 9.84% dan di athun 2010 sebesar 13.08%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui perusahaan memiliki prosentase sebesar 8.06% di tahun 2008 kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 24.54% dan terus mengalami peningkatan menjadi 25.73% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik.
5) PT. INDO KORDSA Tbk.
Gambar 4.5 Interpretasi PT. INDO KORDSA Tbk. 14 12 10 8 6 4 2 0
107
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 2.19%, tahun 2009 sebesar 3.45% dan tahun 2010 sebesar 4.02%. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.29% di tahun 2008 kemudian meningkat menjadi 2.21% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 2.41%. Dengan demikian perusahaan berada di posisi baik. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada di posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki prosentase sebesar 6.74% di tahun 2008 yang kemudian menurun menjadi 6.17% dan mengalami peningkatan menjadi 7.42%. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.64% di athun 2008 kemudian menurun menjadi 1.53% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan menjadi 1.68% di athun 2010. Dengan demikian perusahaan berada di posisi kurang baik.
108
c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan perusahaan memiliki prosentase di tahun 2008 sebesar 0.98%, tahun 2009 sebesar 1.11% dan tahun 2010 sebesar 1.21%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.06% kemudian menurun menjadi 0.05% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 0.07%. b) ROA Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 5.67% di tahun 2008 yang menurun di tahun 2009 menjadi 5.34% dan meningkat kembalo menjadi 8.99% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 9.50%, tahun 2009 sebesar 7.34% dan tahun 2010 sebesar 12.51%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik.
109
6) PT. INDOSPING Tbk. Gambar 4.6 Interpretasi PT. INDOSPRING Tbk. 40 35 30 25 20 15 10 5 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada posisi baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.07% kemudian meningkat menjadi 1.27% dan terus mengalami peningkatan menjadi 1.29% di tahun 2010. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.33% di tahun 2008, 0.50% di tahun 2009 dan 0.52% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. B. Rasio Aktifitas
110
a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui perusahaan memiliki prosentase sebesar 7.05% di tahun 2008 yang kemudian menurun di tahun 2009 menjadi 5.27% dan mengalami peningkatan menjadi 7.52% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi kurang baik. Sesuai dengan prosentase sebesar 8.86% di tahun 2008 yang mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 4.35% dan peningkatan tipis menjadi 4.52% di tahun 2010. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.05%, 1.16% di athun 2009 dan 1.33% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.03% kemudian meningkat di athun 2009 menjadi 0.08% dan mengalami penurunan menjadi 0.07% di tahun 2010.
111
b) ROA Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 3.47% di tahun 2008 yang meningkat menjadi 9.46% dan kemudian menurun menjadi 9.23% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui perusahaan memiliki prosentase sebesar 29.29% di tahun 2008, 35.49% di tahun 2009 dan 31.28% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada di posisi kurang baik.
7) PT. INTRACO PENTA Tbk. Gambar 4.7 Interpretasi PT. INTRACO PENTA Tbk. 25 20 15 10 5 0
112
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 2.15% yang kemudian menurun menjadi 1.43% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 2.19%. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa peusahaan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 1.49% kemudian menurun menjadi 0.94% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 1.35%. Dengan demikian perusahaa berada di posisi kurang baik. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi baik. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 3.43% kemudian meningkat menjadi 3.61% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan menjadi 5.61% di tahun 2010. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pda tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 3.41% yang menurun di tahun 2009 menjadi 3.25% dan mengalami peningkatan menjadi 4.45% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik.
113
c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.99% yang meningkat di tahun 2009 menjadi 1.01% dan terus meningkat hingga tahun 2010 menjadi 1.12%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi perusahaan berada pada posisi baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.02% yang meningkat di tahun 2009 menjadi 0.03% dan di tahun 2010 menjadi 0.05%. b) ROA Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase perusahaan yang terus meningkat dari tahun 2008 sebesar 2.02% menjadi 3.20% di tahun 2009 dan 5.08% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan memiliki kondisi yang berada pada posisi baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat di disimpulkan bahwa perusahaan memilki kondisi yang baik. Karena pada tahun 2008 perusahaan memilki prosentase sebesar 6.98% kemudian meningkat menjadi 10.31% di athun 2009 dan terus meningkat menjadi 20.16% di tahun 2010.
114
8) PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. Gambar 4.8 Interpretasi PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. 14 12 10 8 6 4 2 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada kondisi yang baik. Karena sesuai dengan prosentase pada tahun 2008 sebesar 1.30% yang kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 2.27% dan terus meningkat menjadi 2.52% di tahun 2010. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas akan menunjukkan prosentase perusahaan pda tahun 2008 sebesar 0.56% yang meningkat menjadi 1.68% dan mengalami peningkatan hingga tahun 2010 menjadi 1.83%. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi baik. B. Rasio Aktifitas
115
a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui perusahaan memiliki prosentase sebesar 5.20% di tahun 2008, 5.10% di tahun 2009 dan 5.23% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang tidak baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.72% yang kemudian menurun menjadi 0.63% di tahun 2009 dan terus mengalami penurunan menjadi 0.56% di tahun 2010. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 0.32% kemudian meningkat menjadi 0.42% di tahun 2009 dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0.39%. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi kurang baik. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi perusahaan berada pada posisi baik. Karena prosentase perusahaan dari tahun 2008 sebesar 0.08% meningkat di tahun 2009 menjadi 0.18% dan di athun 2010 menjadi 0.24%.
116
b) ROA Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase yang terus meningkat dari tahun 2008 sebesar 2.60%, di tahun 2009 sebesar 7.40% dan di tahun 2010 menjadi 9.36%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas perusahaan berada pada kondisi yang baik. Sesuai dengan prosentase pada tahun 2008 sebesar 5.77% kemudian meningkat menjadi 11.00% di tahun 2009 dan di tahun 2010 menjadi 13.21%.
9) PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Gambar 4.9 Interpretasi PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
A. Rasio Likuiditas
117
a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang berada pada posisi tidak baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.89% kemudian menurun di tahun 2009 menjadi 0.86% dan pada tahun 2010 menjadi 0.67%. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 0.38% mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 0.35% dan terus mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 0.27%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi tidak baik. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada di posisi baik. Karena prosentase perusahaan tahun 2008 sebesar 12.35% meningkat menjadi 15.66% dan teruse meningkat di tahun 2010 menjadi 18.58%. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase perusahaan tahun 2008 sebesar 1.04%, tahun 2009 sebesar 1.16% dan tahun 2010 sebesar 1.23%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi baik. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan perusahaan memiliki prosentase yang tidak stabil. Karena pada tahun 2008 prosentase sebesar 0.56%
118
meningkat di tahun 2009 menjadi 0.67% dan menurun kembali di tahun 2010 menjadi 0.66%. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang berada pada posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memili prosentase 0.00% yang kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 0.10% namun di tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0.09%. b) ROA Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa prosentase perusahaan belum bisa stabil. Pada tahun 2008 perusahaan hanya memiliki prosentase sebesar 0.12% yang kemudian meningkat tajam di athun 2009 namun pada tahun 2010 perusahaan mengalami penurunan menjadi 5.80%. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase sebesar 0.23% di tahun 2008, 11.98% di tahun 2009 dan 10.81% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik.
119
10) PT. NIPRESS Tbk. Gambar 4.10 Interpretasi PT. NIPRESS Tbk. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi kurang baik. Sesuai dengan prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 1.04% yang menurun di tahun 2009 menjadi 0.99% dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 1.02%. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa prosentase perusahaan yang menurun di tiap tahunnya. Tahun 2008 sebesar 0.75%, tahun 2009 sebesar 0.13% dan tahun 2010 sebesar 0.11%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi tidak baik. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover
120
Berdasarkan diagram diatas maka dapat diketahui bahwa perusahaan belum bisa stabil. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 5.23% yang menurun di tahun 2009 menjadi 3.04% dan di tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 4.36%. b) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase perusahaan yang kurang baik. Pada tahun 2008 prosentase perusahaan sebesar 3.90% kemudian menurun menjadi 2.20% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 2.71%. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas menggambarkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Karena tahun 2008 prosentase peusahaan sebesar 1.48% menjadi 0.89% di tahun 2009 dan meningkat di tahun 2010 menjadi 1.19%. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi yang baik di tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 prosentase sebesar 0.00% meningkat tipis di tahun 2009 menjadi 0.01% dan terus meningkat di tahun 2010 menjadi 0.03%. b) ROA Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada posisi baik. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar
121
0.48% yang kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 1.17% dan terus meningkat menjadi 3.75% di tahun 2010. c) ROE Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase yang meningkat di tiap tahunnya. Tahun 2008 sebesar 1.26%, tahun 2009 sebesar 2.90% dan tahun 2010 sebesar 8.585%. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi baik.
11) PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. Gambar 4.11 Interpretasi PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk. 30 25 20 15 10 5 0
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi yang kurang baik. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.82%
122
yang menurun menjadi 1.59% dan di tahun 2010 meningkat menjadi 2.17%. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki prosentase yang sama di tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar 0.88% dan meningkat di tahun 2010 menjadi 1.17%. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi baik. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi yang baik. Di tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 4.86% yang kemudian meningkat menjadi 4.94% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan menjadi 2.17% di tahun 2010. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa prosentase perusahaan terus meningkat ditiap tahunnya. Pada tahun 2008 sebesar 2.48%, tahun 2009 sebesar 2.76% dan tahun 2010 sebesar 5.61%. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi baik. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat menunjukkan kondisi yang stabil dari tahun ke tahun. Karena mulai tahun 2008 sampai tahun 2010 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.46%. C. Rasio Profitabilitas
123
a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas menunjukkan peningkatan ditahun 2008 yang semula 0.07% menjadi 0.10% di tahun 2009 namun di tahun 2010 prosentase tetap. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi yang cukup baik. b) ROA Berdasarkan diagram diatas perusahaan memiliki kondisi yang kurang baik. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 9.84% yang meningkat di tahun 2009 menjadi 14.11% namun pada tahun 2010 menurun tipis menjadi 14.10%. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat kondisi perusahaan yang baik. Dapat dilihat dari prosentase pada tahun 2008 sebesar 16.75% yang meningkat menjadi 26.69% di tahun 2009 dan terus mengalami peningkatan menjadi 28.96% di tahun 2010.
124
12) PT. TUNAS RIDEAN Tbk. Gambar 4.12 Interpretasi PT. TUNAS RIDEAN Tbk. 40 35 30 25 20 15 10 5 0 -5
A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.41% kemudian menurun menjadi 1.35% di tahun 2009 dan mengalami peningkatan menjadi 1.51% di tahun 2010. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang tidak baik. Karena mengalami penurunan di tiap tahunnya bahkan hingga mencapai kerugian. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.24%, 0.82% di tahun 2009 dan (0.04%) di tahun 2010. B. Rasio Aktifitas
125
a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 32.08% menurun menjadi 26.68% dan mengingkat kembali di tahun 2010 menjadi 39.65%. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi yang kurang baik. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan pada tahun 2008 memiliki prosentase sebesar 5.39% yang kemudian menurun menjadi 4.59% dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 5.63%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 1.54% kemudian meningkat menjadi 2.59% dan terus mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 3.25%. C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas terjadi prosentase yang tidak stabil. Pada tahun 2008 prosentase sebesar 0.04%, tahun 2009 sebesar 0.07% dan tahun 2010 sebesar 0.04%. Dengan demikian kondisi perusahaan berada pada posisi kurang baik.
126
b) ROA Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase perusahaan pda tahun 2008 sebesar 6.84% kemudian meningkat tajam di tahun 2009 menjadi 17.53% namun kembali menurun menjadi 12.81%. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui kondisi yang kurang baik bagi perusahaan. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 23.92%, tahun 2009 sebesar 31.03% dan tahun 2010 sebesar 22.17%.
13) PT. UNITED TRACTOR Tbk. Gambar 4.13 Interpretasi PT. UNITED TRACTOR Tbk. 30 25 20 15 10 5 0
A. Rasio Likuiditas
127
a) Current Ratio Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui prosentase perusahaan pada tahun 2008 sebesar 1.64% kemudian meningkat tipis di tahun 2009 menjadi 1.65% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 1.57%. Dengan demikian perusahaan berada pada kondisi kurang baik. b) Quick Ratio Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi yang kurang baik. Karena perusahaan pada tahun 2008 memiliki perusahaan sebesar 0.97%, tahun 2009 sebesar 1.11% dan tahun 2010 sebesar 0.87%. B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan berada pada kondisi baik. Hal ini dikarenakan prosentase perusahaan pada tahun 2008 hingga 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar 6.37%, tahun 2009 sebesar 6.67% dan tahun 2010 sebesar 8.52%. b) Working Capital Turnover Berdasarkan diagram diatas menunjukkan prosentase yang tidak stabil. Karena pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 2.51%, tahun 2009 sebesar 2.11% dan tahun 2010 sebesar 2.31%. c) Total Asset Turnover Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi perusahaan berada pada posisi kurang baik. Hal ini disebabkan prosentase yang tidak stabil pada tahun 2008 hingga 2010 yaitu 1.22%, 1.20% dan 1.26%.
128
C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Berdasarkan diagram diatas menunjukkan kondisi perusahaan yang berada pada posisi kurang baik. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memilili prosentase sebesar 0.10% kemudian meningkat menjadi 0.13% di tahun 2009 namun pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0.10%. b) ROA Berdasarkan diagram diatas dapat menggambarkan prosentase yang tidak stabil. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki prosentase sebesar 11.65%, tahun 2009 sebesar 15.64% dan tahun 2010 sebesar 13.04%. c) ROE Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memilki prosentase sebesar 23.90% di tahun 2008, 27.58% di tahun 2009 dan 24.00% di tahun 2010. Dengan demikian perusahaan berada pada posisi kurang baik.
129
II.
Cross Sectional Approach A. Rasio Likuiditas a) Current Ratio Gambar 4.14 Interpretasi Current Ratio 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 -
Perusahaan
yang
memilki
prosentase
terrendah
adalah
PT.
MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. dengan nilai sebesar 0.81% dan perusahaan yang memilki prosentase tertinggi adalah PT. INDO KORDSA Tbk. dengan nilai sebesar 3.22%.
130
b) Quick Ratio Gambar 4.15 Interpretasi Quick Ratio 2,00 1,80 1,60 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 -
Perusahaan yang memiliki prosentase terendah adalah PT. NIPRESS Tbk. dengan nilai 0.33% dan perusahaan yang memilki prosentase tertinggi adalah PT. INDO KORDSA Tbk. dengan nilai sebesar 1.97%.
131
B. Rasio Aktifitas a) Receivables Turnover Gambar 4.16 Interpretasi Receivables Turnover 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 -
Prosentase terendah dimilki oleh PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. dengan nilai 2.18% dan prosentase tertinggi dimiliki oleh PT. TUNAS RIDEAN Tbk. dengan nilai 32.80%.
132
b) Working Capital Turnover Gambar 4.17 Interpretasi Working capital Turnover 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 -
Prosentase
terendah
dimiliki
oleh
PT.
MULTI
PRIMA
SEJAHTERA Tbk. dengan nilai 0.63% dan prosentase tertinggi dimiliki oleh PT. INDOSPRING Tbk. dengan nilai 5.91%
133
c) Total Asset Turnover
Gambar 4.18 Interpretasi Total Asset Turnover 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 -
Prosentase
terendah
dimiliki
oleh
PT.
MULTI
PRIMA
SEJAHTERA Tbk. dengan nilai 0.38% dan prosentase tertinggi dimiliki oleh PT. TUNAS RIDEAN Tbk. dengan nilai 2.46%.
134
C. Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin Gambar 4.19 Interpretasi Net Profit Margin 0,18 0,16 0,14 0,12 0,10 0,08 0,06 0,04 0,02 -
PT. NIPRESS Tbk. memiliki prosentase terendah dengan nilai 0.01% dan PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk. memiliki prosentase tertinggi dengan nilai 0.17%.
135
b) ROA Gambar 4.20 Interpretasi ROA 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 -
PT. NIPRESS Tbk. memiliki prosentase terendah dengan nilai 1.80% dan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. memiliki prosentase tertinggi dengan nilai 17.06%.
136
c) ROE Gambar 4.21 Interpretasi ROE 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 -
PT. NIPRESS Tbk. memilki prosentase terendah dengan nilai 4.24% dan PT. INDOSPRING Tbk. memilki prosentase tertinggi dengan
nilai
32.02%.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisa data dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut : a.
Berdasarkan kriteria yang ada maka dari 17 perusahaan yang tercatat di BEI pada periode 2008 - 2010, hanya 13 perusahaan yang dapat dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini
b.
Berdasarkan analisa dengan metode Time Series dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan otomotif pada periode 2008-2010 sebagian besar berada pada kondisi yang tidak stabil. Hal ini dapat dilihat dari prosentase yang dimiliki tiap tahunnya cenderung tidak sama dengan prosentase pada tahun sebelum dan sesudahnya.
c.
Berdasarkan analisa dengan metode Cross Sectional Approach dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva, kewajiban, modal dan aset yang dimiliki berbeda-beda. Hal ini dapat diketahui dari prosentase yang dimiliki berbeda – beda menurut rasio yang digunakan sebagai alat penelitian. Ada beberapa perusahaan yang memniliki kemampuan baik dalam mengelola aktiva dan kewajiban dan ada pula perusahaan yang memilki kemampuan dalam aset – aset yang dimiliki.
137
138
5.2
Saran Sesuai dengan hasil yang didapatkan dari penelitian ini, maka guna
meningkatkan ilmu pengetahuan dalam bidang perekonomian terutama pada materi yang mempelajari mengenai laporan keuangan dibawah ini ada beberapa saran yang perlu ditindaklanjuti oleh para pembaca penelitian ini : a.
Perlu dikembangkan mengenai variabel bebas yang menjadi pembatas dalam penelitian ini. Diharapkan pada penelitian selanjutnya ditemukan variabel bebas lainnya yang mampu mengembangkan hasil penelitian yang ada..
b.
Perlu dilakukan penelitian pada perusahaan lain guna mengetahui sejauh mana rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan pada periode tertentu.
c.
Bagi para investor bila ingin menginvestasikan dana yang dimiliki pada perusahaan otomotif diharapkan lebih teliti. Karena pada setiap rasio yang ada akan menunjukkan kondisi yang berbeda pada tiap perusahaan otomotif. Sehingga dapat dipastikan dari rasio mana yang bisa dijadikan menjadi acuan dalam berinvestasi.
d.
Bagi para pemimpin perusahaan melalui penelitian ini sebaiknya mampu membenahi sector - sector perusahaan
yang kurang
menghasilkan dengan baik. Dengan demikian diperiode selanjutnya akan
didapatkan
hasil
penelitian
yang
lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brealey, Richard A, Stewart C,. Myers, dan Alan J. Marcus. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 2. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Baridwan, Zaki., 2000. Intermedite Accounting, BPFE, Yogyakarta. Mulyadi, 2002. Auditing, Buku 2, Edisi 6, Salemba Empat, Yogyakarta http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/accounting-s1/manajemenkeuangan-1/teori-rasio-keuangan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20191/3/Chapter%20II.pdf http://eprints.undip.ac.id/18617/1/SANIMAN_WIDODO.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Rasio_finansial
139