Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
ANALISA PENGARUH INDUSTRI KECIL BORDIR TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN Kuswati dan Hendry Cahyono Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the influence of the number business units, the value of product and the region minimum wage toward absorption labor in the small industries of bordir a simultaneously and partially. The data that been used in this research is secondary data and times series data during the period 2004-2013. The analysis data used multiple regression analysis with Ordinary Least Square (OLS) approach. The results showed that, the number of business units variable has a significant influence, mean will the value of product and region minimum wage variable has a insignificant influence. The three variable simultaneously it can be obtained the determination coefificient is 0,915467. Its means that 91 percent absorption of labor influence at the small indutries of bordir sector in the Bangil district and 9 percent influence by other variable outside of this research. Keywords: Small Indutries Of Bordir, Labor Absorption, Number Of Business Unit, Value Of Product And Region Minimum Wage (RMW) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah unit usaha, nilai produksi dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Pasuruan terhadap penyerapan tenaga kerja di industri kecil bordir secara simultan dan secara parsial. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dan data runtut waktu periode 2004-2013. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah unit usaha berpengaruh secara signifikan, berarti variabel nilai produksi dan upah minimum kabupaten (UMK) tidak berpengaruh secara signifikan. Ketiga variabel tersebut secara simultan nilai koefisien determinasi yaitu 0,915467. Berarti 91 persen penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh sektor industri kecil bordir di Kecamatan Bangil dan 9 persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Kata kunci: Industri Kecil Bordir, Penyerapan Tenaga Kerja, Jumlah Unit Usaha, Nilai Produksi dan Upah Minimum Kabupaten (UMK)
Salah satu agenda yang ditetapkan
jumlah unit usaha, nilai investasi, nilai
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur
produksi dan penyerapan tenaga kerja.
(Pemprov Jatim) periode 2006-2008 adalah
Program tersebut diarahkan di Surabaya,
peningkatan
Sidoarjo,
daya
saing
industri
Mojokerto,
Tuban,
Gresik,
manufaktur. Dan kebijakan umum salah
Pasuruan dan Probolinggo (RPJMD Jatim
satunya
klaster
dalam Irawan dan Putra, 2007). Sehingga
industri. Pada skala kecil, sasaran yang
jumlah unit usaha berskala kecil kian
hendak
menjamur di Jawa Timur. Dengan adanya
adalah pengembangan
dicapai
adalah
meningkatnya
1
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
program
klaster
industri
banyak
dalam mengatasi permasalahan tenaga
masyarakat yang beralih bidang ke industri
kerja yang berlebih. Sehingga mampu
kecil. Karena di bidang industri kecil tidak
meningkatkan
membutuhkan banyak modal dan teknologi
Sesuai dengan salah satu agenda Pemprov
yang tinggi.
Jatim tahun 2006-2008 bahwa di Bangil
Peran sektor industri kecil merupakan sebagai
identitas
dikalangan
untuk
kebawah,
masyarakat.
terpilih menjadi klaster industri kecil bordir karena dipandang sebagai jenis
yang
usaha yang relatif mampu terus bertahan
membuat sektor ini banyak berkembang
ditengah krisis dan intensitas persaingan
dipedesaan seperti di Kecamatan Bangil
yang makin meningkat serta mempunyai
Kabupaten Pasuruan. Dengan penduduk
karakteristik padat karya (menyerap tenaga
yang mayoritas berada dikalangan kurang
kerja dalam jumlah besar), bahan baku
mampu, banyak masyarakat mendirikan
tersedia dan kemampuan produksi (Irawan
industri kecil. Sebab tidak membutuhkan
dan Putra, 2007).
tingkat
menengah
ekonomi
pendapatan
pendidikan
Berdasarkan
data
yang
dari
tinggi.
Badan
Pusat
Industri kecil ini berperan banyak dalam
penyerapan
Penyerapan
Kecamatan
banyak
beberapa faktor salah satunya yakni faktor
masyarakatnya tidak mengenyang bangku
jumlah unit usaha dan nilai produksi yang
sekolah sebanyak 25.816 orang. Dengan
dihasilkan oleh industri tersebut (Squire
adanya industri kecil di Kecamatan Bangil
dalam Rejekiningsih, 2004). Sedangkan
dapat menyerap banyak tenaga kerja
faktor
dengan pendidikan yang rendah.
penyerapan tenaga kerja yakni tingkat
Berdasarkan
paling
keterangan
Sekretaris
lainnya
kerja
kerja.
Statistik (BPS) tahun 2013, penduduk di Bangil
tenaga
tenaga
yang
dipengaruhi
mempengaruhi
upah (Simanjuntak, 1985).
Kecamatan Bangil, mengatakan bahwa di
Pada tahun 2013 jumlah industri kecil
Kecamatan Bangil terdapat bermacam-
bordir sebesar 236 unit usaha dan jumlah
macam industri kecil yang kompetitif di
tenaga kerja yang terserap sebanyak 1248
antaranya industri kecil kulit/sandal, perak,
tenaga kerja (Disperindag, 2006-2013).
kerupuk tahu, karpet dan keset. Akan tetapi
Dikarenakan
industri kecil yang digandrungi oleh
dihasilkan secara turun-temurun dan tidak
masyarakat
perlu
Bangil
dan
paling
keahlian yang dimiliki
pendidikan
yang
tinggi.
Yang
mendominasi saat ini yakni industri kecil
dibutuhkan hanya keuletan, keterampilan
bordir. Potensi tenaga kerja yang memiliki
dan kreativitas yang tinggi. Akan tetapi
keahlian di bidang bordir sangat besar,
pada tahun 2006 kenaikannya sangat besar
dalam hal ini dapat memberikan pengaruh
yaitu 18,23% untuk jumlah industri kecil
2
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
bordir dan jumlah tenaga kerja yang
setiap
terserap 29,78% (Disperindag 2006-2013).
penggunaannya di kenai tarif. Dimana
Hal ini dikarenakan pada tanggal 11
tarifnya lebih rendah daripada menyewa di
September 2005 Pemerintah Kabupaten
tempat lainnya. Dalam hal ini mampu
Pasuruan
Bangil
memangkas biaya dalam proses produksi
sebagai Kota Bordir (Sentra Bordir).
bordir. Sehingga nilai produksi yang
Sehingga banyak masyarakat sekitar yang
dihasilkan semakin besar. Jika semakin
berbondong-bondong mendirikan usaha
tinggi nilai produksi maka tenaga kerja
sendiri.
yang dibutuhkan juga bertambah.
menetapkan
Penyerapan
bahwa
tenaga
kerja
di
pengrajin
industri
kecil
Ketiga adalah upah yang berikan
Kecamatan Bangil pada sektor industri
pelaku
kecil bordir setiap periode mengalami
Peraturan Gubernur Jatim tentang Upah
fluktuasi.
Minimum Kabupaten (UMK), menjelaskan
Disebabkan
yang
pertama,
industri
tinggi.
Berdasarkan
jumlah unit usaha industri kecil bordir
bahwa setiap tahun
setiap periode mengalami peningkatan.
mengalami
Kedua, permintaan konsumen terhadap
Kabupaten Pasuruan merupakan daerah
bordiran khas Bangil tinggi sehingga nilai
dengan padat industri dan didorong biaya
produksi meningkat. Menurut Disperindag,
hidup masyarakat juga meningkat. Pada
periode 2013 rata-rata nilai produksi
periode 2013 UMK Pasuruan sebesar Rp
sebesar
perpotong
1.720.000,00 perbulan. Dengan UMK yang
(Disperindag). Dalam hal ini industri kecil
sangat tinggi diharapkan mampu menarik
bordir membutuhkan tenaga kerja lebih
tenaga kerja, sehingga banyak tenaga kerja
untuk memproduksi bordir.
yang tertampung di industri kecil bordir.
1.148.160
UMK Pasuruan
peningkatan.
Disebabkan
Berdasarkan keterangan Disperindag
Berpijak pada latar belakang dan
Kabupaten Pasuruan, mengatakan bahwa
fenomena diatas tentang berbagai pengaruh
pada tahun 2009 pemerintah memberikan
industri kecil bordir dalam meningkatkan
dua mesin dengan teknologi canggih
penyerapan tenaga kerja. Maka akan
diberikan
kepada
masyarakat
Bangil.
dilakukan penelitian dengan judul “Analisa
tersebut
bertujuan
agar
Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap
mempermudah kinerja pemilik industri
Penyerapan Tenaga Kerja di Kecamatan
kecil bordir dan membantu desain dalam
Bangil Kabupaten Pasuruan”. Sedangkan
membordir baju. Alat tersebut dilengkapi
permasalahan penelitian dapat dirumuskan
dengan sistem komputerisasi yang sangat
yaitu bagaimana pengaruh jumlah unit
canggih, sehingga dibutuhkan dana dalam
usaha, nilai produksi dan tingkat upah
perawatannya. Dalam segi pembiayaan,
industri kecil bordir terhadap penyerapan
Mesin
3
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
tenaga kerja secara parsial dan simultan.
bidang
Adapun tujuan penelitian yaitu untuk
sebagian besar usaha kecil ditandai dengan
mengetahui pengaruh jumlah unit usaha,
belum dipunyainya status badan hokum
nilai produksi dan tingkat upah industri
dan c) dilihat dari menurut golongan
kecil bordir terhadap penyerapan tenaga
industri tampak hampir sepertiga bagian
kerja di Kecamatan Bangil Kabupaten
dari seluruh industri kecil bergerak pada
Pasuruan.
kelompok
Industri Kecil
minuman dan tembakau bahan galian
Definisi mempunyai
tentang pengertian
industri yang
lembaga
usaha
dan
operasi,
industri
b)
makanan,
kecil
bukan logam, tekstil, kayu, bambu, rotan,
beragam
rumput dan sejenisnya termasuk perabotan
tergantung pendefinisian oleh pihak-pihak atau
administrasi
pemerintah
yang
rumah tangga. Industri
kecil
memiliki
menggunakan konsep berbeda tentang
tersendiri
definisi industri kecil. Menurut Peraturan
dikelola/dipimpin sendiri oleh pemiliknya,
Pemerintah Perindustrian RI Nomor :
b) struktur organisasinya sederhana dan
41/M-IND/PER/6/2008
kriteria
masih banyak perangkapan tugas/jabatan
industri kecil di lingkungan departemen
pada seseorang, c) persentase kegagalan
perindustrian dan Republik Indonesia,
usaha relatif cukup tinggi dan d) kesulitan
yang dimaksud dengan industri kecil
untuk mengembangkan usaha dikarenakan
adalah perusahaan dengan nilai investasi
sulit memperoleh pinjaman dengan syarat
seluruhnya
Rp
mudah Sumarni dan Soeprihanto (2005).
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak
Berdasarkan ciri-ciri diatas, maka dapat
termasuk tanah dan bangunan tempat
diketahui
usaha dan pemilik perusahaan merupakan
terkendala pada pengorganisasian yang
warga negara Indonesia.
sangat
sampai
tentang
dengan
Karakteristik industri kecil merupakan
yakni:
a)
pada
ciri-ciri
bahwasanya
sederhana,
kurang
umumnya
industri
perencanaan
matang,
dan
kurang
mengembangkan
sedikit, tenaga kerja cukup dilakukan di
industri kecil hanya memenuhi kebutuhan
rumah sendiri atau hanya dikalangan
masyarakat sekitar dan nasional bukan
anggota keluarga dan peralatan yang
untuk memenuhi di kalangan luar negeri.
digunakan
masih
Jumlah Unit Usaha
Mudrajat
(2013)
menyatakan
Menurut
usaha
karena
yang
industri yang membutuhkan modal relatif
sederhana.
usaha
kecil
adalah
bahwa
Unit
industri kecil mempunyai karakteristik
dilakukan
yang hampir seragam, antara lain: a) tidak
proses produksi yang menghasilkan suatu
ada pembagian tugas yang jelas antara
barang dengan nilai jual yang tinggi.
pengusaha
usaha
fokus
dengan
yang melalui
4
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
Menurut Rejekiningsih (2004) jumlah unit
Upah Minimum
usaha adalah jumlah usaha yang tergolong industri
kecil.
Sedangkan
Menurut Undang-Undang No 13
menurut
Tahun 2003, menjelaskan bahwa upah
Setiawan (2010) jumlah unit usaha adalah
minimum adalah suatu standar minimum
jumlah unit usaha kecil dan menengah
yang digunakan oleh pengusaha atau
yang diukur dalam satuan unit usaha
pelaku industri dalam memberikan upah
pertahun. Sehingga dapat disimpulkan
kepada buruh atau pekerja di dalam
bahwa dalam penelitian ini jumlah unit
lingkungan atau kerjanya.
usaha ialah seluruh jumlah unit usaha
Sebelum ditetapkannya kebijakan
industri kecil yang melakukan proses
desentralisasi
oleh
pemerintah,
upah
produksi dengan menghasilkan barang
minimum ditetapkan oleh Menteri Tenaga
yang bernilai jual tinggi.
Kerja sesuai dengan rekomendasi dari
Nilai Produksi
gubernur disetiap provinsi, kewenangan
Menurut Disperindag (2013) nilai
dalam menetapkan tingkat upah minimum
output adalah nilai total yang terdiri dari
dialihkan pemerintah pusat ke pemerintah
barang dan jasa yang dihasilkan suatu
daerah. Berdasarkan definisi diatas dapat
perusahaan
dijelaskan
melalui
proses
produksi.
bahwa
upah
minimum
Keuntungan dari barang yang dijual dan
kabupaten/kota upah bulanan terendah
selisih nilai stok barang-barang setengah
yang meliputi gaji pokok dan tunjangan
jadi. Dalam hal ini barang yang dijual
tetap yang telah ditetapkan oleh gubernur
yakni barang memiliki nilai yang tinggi
atas
atau barang telah melalu proses produksi.
daerah).
Sedangkan menurut Setiawan (2010) nilai
Tenaga Kerja
rekomendasi
bupati
(pemerintah
produksi adalah nilai total barang dan jasa
Menurut Simanjuntak (1985), tenaga
yang dihasilkan oleh sektor usaha kecil dan
kerja (man power) adalah penduduk yang
menengah (UKM) yang diukur dalam juta
sudah atau sedang bekerja, sedang mencari
rupiah per tahun. Berdasarkan uraian diatas
pekerjaan,
dapat dijelaskan bahwa nilai produksi
kegiatan lain, seperti bersekolah dan
adalah keseluruhan nilai total barang dan
mengurus
jasa yang dihasilkan oleh sektor industri
Berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003
melalui
tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja
proses
produksi.
Sehingga
dan
yang
rumah
tangga.
adalah
Dengan
melakukan pekerjaan guna menghasilkan
pelaku
mendapatkan keuntungan.
industri
orang
Sedangkan
memiliki nilai jual barang yang tinggi. demikian
setiap
melaksanakan
yang
mampu
barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri
maupun
untuk
5
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
masyarakat. Jadi yang dimaksud tenaga
adalah fungsi dari upah, sehingga jumlah
kerja dalam penelitian ini adalah setiap
tenaga
orang yang mampu menghasilkan barang
dipengaruhi oleh tingkat upah terutama
dengan nilai guna yang tinggi dengan
jenis jabatan
melakukan proses produksi.
Misalnya, apabila upah sebagai programer
Permintaan Tenaga Kerja
komputer naik relatif lebih tinggi dari upah
kerja
yang
ditawarkan
yang sifatknya
akan
khusus.
Secara alternatif, permintaan tenaga
jenia jabatan lain (karena kebutuhan yang
kerja dapat dilihat sebagai gambaran bagi
meningkat), maka dapat diduga bahwa
setiap kemungkinan jumlah tenaga kerja
tendensi untuk menjadi programmer akan
dengan tingkat upah yang maksimum di
meningkat pula.
mana pihak pengusaha bersedia untuk
Penyerapan Tenaga Kerja
mempekerjakan. Permintaan tenaga kerja
Zamrowi
(2007),
mendefinisikan
dalam sesuatu jenis pekerjaan sangat besar
penyerapan tenaga kerja adalah jumlah
peranannya dalam menentukan upah di
tertentu dari tenaga kerja yang digunakan
sesuatu jenis pekerjaan (Sukirno, 2005).
dalam suatu unit usaha tertentu atau jumlah
Permintaan industri kecil atau perusahaan
tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit
atas
usaha. Sedangkan menurut Rejekiningsih
tenaga
kerja
berlainan
dengan
permintaan konsumen terhadap barang dan
(2004),
jasa. Konsumen membeli barang karena
merupakan jumlah tenaga kerja yang
barang itu memberikan kepuasan (utility)
diminta lebih ditujukan pada kuantitas atau
kepada konsumen tersebut. Akan tetapi
banyaknya permintaan tenaga kerja pada
pengusaha memperkerjakan seseorang itu
suatu tingkat upah tertentu. Jadi yang
membantu memproduksikan barang atau
dimaksud penyerapan tenaga kerja ialah
jasa untuk dijual kepada masyarakat. Maka
lapangan pekerjaan
pengertian permintaan tenaga kerja dapat
banyaknya jumlah tenaga kerja yang
diartikan sebagai jumlah tenaga kerja yang
didasarkan pada kuantitas atau permintaan
diminta oleh pengusaha pada berbagai
tenaga kerja pada tingkat upah tertentu.
tingkat upah.
Terserapnya
Penawaran Tenaga Kerja
adanya permintaan tenaga kerja.
Dalam hubungannya dengan tenaga kerja, menurut Arfida (2003) penawaran
Faktor
penyerapan
tenaga
tenaga
kerja
yang telah terisi
kerja
Mempengaruhi
disebabkan
Penyerapan
Tenaga Kerja
tenaga kerja merupakan fungsi yang
Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi
menggambarkan hubungan antara tingkat
oleh beberapa faktor yang meliputi tingkat
upah dengan jumlah tenaga kerja yang
upah dan nilai produksi (Suerna, 2012).
ditawarkan. Teori penawaran tenaga kerja
Adapun faktor tersebut dapat diuraikan
6
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
sebagai berikut: pertama yakni tingkat
suatu
upah, menurut Ehrenberg dalam (Suerna,
Bertambahnya jumlah unit usaha atau
2012),
terjadi
jumlah industri kecil akan menambah
kenaikan tingkat upah rata-rata, maka akan
jumlah tenaga kerja yang terserap dalam
diikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja
industri tersebut.
yang diminta dalam suatu industri, berarti
Penelitian terdahulu
menyatakan
apabila
daerah
dengan
satuan
unit.
akan jadi pengangguran. Dan sebaliknya,
Tri Wahyu Rejekiningsih (2004) yang
dengan turunnya tingkat upah rata-rata
berjudul “Mengukur Besarnya Peranan
akan
Industri Kecil dalam Perekonomian di
diikuti
kesempatan
oleh
sehingga
dapat
Propinsi Jawa Tengah”. Hasil penelitian ini
kesempatan
kerja
adalah
kerja,
dikatakan
bahwa
meningkatnya
pengaruh
jumlah
unit
usaha
mempunyai hubungan terbalik dengan
terhadap penyerapan tenaga kerja di
tingkat upah.
industri kecil adalah elastis. Artinya jika
Kedua, nilai produksi, kenaikan nilai
ada kenaikan 1 persen unit usaha industri
produksi industri kecil tidak harus selalu
kecil akan ada kenaikan sebesar 4,846
meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
persen tenaga kerja yang terserap di
terserap. Hal ini dikarenakan nilai produksi
industri kecil (asumsi faktor lainnya
industri kecil lebih pada peningkatan
konstan). Nilai produksi tidak elastis
kualitas
kuantitas
terhadap penyerapan tenaga kerja, artinya
teknologi yang digunakan dalam proses
kenaikan nilai produksi kecil tidak harus
produksi (Rejekiningsih, 2004). Dengan
selalu meningkatkan jumlah tenaga kerja
demikian
yang terserap.
tenaga
kerja
peningkatan
dan
nilai
produksi
ditekankan produtivitas tenaga kerja.
Ahmad Hendra Setiawan (2010) yang
Menurut Squire (dalam Rejekingsih,
berjudul “Analisis penyerapan tenaga kerja
2004) ada satu hal yang mempengaruhi
pada sektor usaha kecil dan menengah
penyerapan
(UKM)
adalah Setiawan
tenaga
jumlah
kerja
unit
(2010),
dipengaruhi
usaha.
mengatakan
Menurut bahwa
di
kota
Semarang”.
Hasil
penelitian ini adalah besaran koefisien Beta
untuk
masing-masing
variabel
jumlah unit usaha adalah jumlah industri
independen, variabel bebas yang paling
kecil dan menengah yang berada di suatu
berpengaruh terhadap penyerapan tenaga
kota diukur dalam satuan unit usaha
kerja pada sektor UKM di Kota Semarang
pertahun.
dengan
adalah Jumlah Unit Usaha (koefisien
Rejekiningsih (2004), menjelaskan bahwa
Beta= 0,618). Ini berarti semakin banyak
jumlah unit merupakan jumlah usaha yang
Jumlah Unit Usaha Kecil dan Menengah
tergolong industri kecil yang ada dalam
(UKM) yang berdiri, maka akan semakin
Sama
halnya
7
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
banyak tenaga kerja yang diserap oleh
a) Jumlah Unit Usaha Industri Kecil
sektor UKM. Selanjutnya, variabel Nilai
adalah jumlah usaha yang tergolong
Output memiliki pengaruh yang paling
industri kecil bordir memiliki nilai
kecil di antara variabel yang lain (koefisien
investasi seluruhnya sampai dengan
Beta = 0,113). Ini berarti besarnya Nilai
Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah
Output tidak dapat diandalkan untuk
dan bangunan tempat usaha yang ada di
memperbesar penyerapan tenaga kerja
Kecamatan
pada sektor UKM.
Pasuruan, dengan satuan unit usaha
METODE PENELITIAN
pertahun.
Jenis penelitian ini merupakan ini termasuk
jenis
penelitian.
Bangil
Kabupaten
b) Nilai Produksi
Penelitian
adalah jumlah rata-rata nilai barang
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
yang dihasilkan oleh industri kecil
untuk melukiskan secara sistematis fakta-
bordir di Kecamatan Bangil Kabupaten
fakta, keadaan, permasalahan, kondisi,
Pasuruan, dengan satuan potongan baju
sistem
pertahun.
secara
faktual
dan
cermat
(Soewadji, 2012). Sedangkan pendekatan penelitian
menggunakan
c) Upah
kuantitatif.
adalah imbalan barang atau jasa yang
Pendekatan kuantitatif yaitu pengukuran
diberikan oleh industri kecil dari hasil
variabel
variabel
produksi. Upah dalam penelitian ini
penelitian dengan berupa angka (Arikunto,
diukur dari Upah Minimum Kabupaten
2006).
(UMK)
melalui
pengukuran
Pasuruan
yang
ditetapkan
Dalam penelitian ini populasinya
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur,
adalah seluruh jumlah industri kecil bordir
satuan dalam ratusan juta rupiah per
yang
tahun.
berada
di
Kecamatan
Bangil
Kabupaten Pasuruan. Sedangkan sampel
d) Penyerapan Tenaga Kerja
dalam penelitian ini adalah industri kecil
adalah banyaknya tenaga kerja yang
bordir yang berada di Kecamatan Bangil,
terserap atau dibutuhkan industri kecil
Kabupaten Pasuruan 2004-2013.
bordir
Agar tidak terjadi salah persepsi atau salah penafsiran dalam memahami variabel penelitian.
Maka
dibuat
definisi
dalam
memenuhi
produksi
industri kecil bordir, dengan satuan orang per tahun. Teknik
pengumpulan
data
yang
operasional dapat didefisinikan sebagai
digunakan dalam penelitian
ini yaitu
berikut:
dokumentasi dan wawancara. Dan metode analisis data yang digunakan
adalah
analisis regresi linier berganda dengan
8
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
metode OLS (Ordinary Least Square).
0,8 maka tidak terdapat multikolinieritas.
Model analisis regresi berganda dengan
Dari ketiga variabel bebas tersebut
persamaan sebagai berikut:
diperoleh nilai r lebih kecil dari 0,8.
Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3 X3+ εi
Sehingga
Dimana:
dalam
multikolinieritas
tidak
Y = jumlah tenaga kerja
multikolinieritas.
X1 = jumlah unit usaha (industri kecil
Uji heteroskedesitas
bordir)
analisis
uji terdapat
Dari hasil pengujian data diperoleh
X2 = nilai produksi
nilai Probobality Obs.R-squared sebesar
X3 = upah (UMK)
0.5966.
β0 = konstanta regresi
Heteroskedastisitas
β1, β2, β3 = koefisien regresi
Prob.Obs*R-Squared lebih besar dari α,
ε = faktor penganggu
maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan
Sesuai
syarat
untuk
yaitu
uji nilai
bersifat homoskedastisitas. Karena nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui pengaruh industri
Prob.Obs*R-Squared 0,5966>0,05. Jadi
kecil bordir, nilai produksi dan UMK
data tersebut tidak ada heteroskedastisitas
terhadap penyerapan tenaga kerja maka
dan bersifat homoskedastisitas.
perlu dilakukan teknik analisa untuk
Uji autokorelasi
mengetahui data yang diperoleh termasuk
Dari hasil pengujian data dapat
BLUE atau tidak. Uji yang digunakan
diketahui besar autokorelasi dari Durbin-
yakni uji asumsi klasik sebagai berikut:
Watson adalah 2,133171. Dengan nilai terletak pada 1,54 < d < 2,46. Sehingga
Uji normalitas Dari hasil pengujian diperoleh nilai
data dalam penelitian ini dinyatakan lolos
Probability sebesar 0,839429. Syarat
uji
agar
digunakan
uji
normalitas
lolos,
nilai
autokorelasi.
Karena
data
berada
yang
diantara
Probability harus diatas 0,05 (5%).
1,54<2,133171< 2,46. Dengan demikian
Karena nilai sebesar 0,839429 > 0,05.
tidak ada autokorelasi dan dinyatakan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
lolos uji autokorelasi.
memiliki sebaran yang normal dan lolos
Uji linieritas
dalam uji normalitas.
Dari hasil pengujian data dapat diketahui
Uji Multikolinieritas Kriteria
untuk
menguji
dari
Ramsey
Reset
Test
diperoleh nilai Prob.F sebesar 0,0785.
multikolinieritas adalah apabila r ≥ 0,8
Dengan
maka
Probabilitas Fhitung > α (5%). Maka dapat
terdapat
multikolinieritas,
sedangkan apabila multikolinieritas r <
kriteria
disimpulkan
bahwa
lolos
model
linieritas
dapat
9
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
memenuhi asumsi linieritas dan nilai
3) Pengaruh nilai produksi industri kecil
Prob. F 0,0785 > 0,05. Sehingga variabel
bordir mempunyai pengaruh negatif.
independen cocok dimasukkan dalam
Dari persamaan regresi dapat dijelaskan
model.
bahwa, β2 = -0,156 artinya jika variabel nilai
Analisis Regresi Berganda Berdasakan pengolahan data dengan
produksi
bertambah
1%,
sedangkan variabel jumlah unit usaha
bantuan program eviews diperoleh hasil
dan
regresi sebagai berikut:
penyerapan tenaga kerja (Y) akan
TK = -5.1760356868 +
variabel
UMK
tetap,
maka
mengalami penurunan sebesar 0,156%.
1.93447899627*UNITUSAHA -
4) Pengaruh Upah Minimum Kabupaten
0.156214037101*NILAIPRODUK
(UMK) Pasuruan mempunyai pengaruh
SI + 0.0301555249003*UMK
positif. Dari persamaan regresi dapat
Dari persamaan tersebut, koefisien
dijelaskan bahwa, β3 = 0,030 artinya
regresi untuk jumlah unit usaha dan UMK
jika variabel UMK bertambah 1%,
bertanda positif sedangkan untuk nilai
sedangkan variabel jumlah unit usaha
produksi bertanda negatif. Tanda koefisien
dan variabel nilai produksi tetap, maka
regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
tenaga kerja (Y) akan mengalami
berikut:
kenaikan sebesar 0,030%.
1) Nilai
konstanta
(C)
sebesar
-
5,1760356868. Berarti jika variabel
Uji Hipotesis Uji F
jumlah unit usaha, nilai produksi dan
Hasil pengujian dapat diketahui
UMK dianggap tetap maka penyerapan
bahwa nilai Prob (F-statistic) sebesar
tenaga kerja mengalami penurunan
0,000383 yang nilainya lebih kecil dari
sebesar 5,1760356868% dengan asumsi
0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha
variabel yang lain tetap.
diterima. Hal ini berarti variabel jumlah
2) Pengaruh jumlah unit usaha industri kecil
bordir
mempunyai
pengaruh
unit usaha (X1), nilai produksi (X2), dan UMK
(X3)
industri
kecil
bordir
positif. Dari persamaan regresi diatas
berpengaruh secara bersama-sama dan
dapat dijelaskan bahwa, β1 = 1,935
signifikan
artinya jika variabel jumlah unit usaha
penyerapan tenaga kerja di Kecamatan
bertambah 1%, sedangkan variabel nilai
Bangil Kabupaten Pasuruan. Dengan
produksi dan variabel UMK tetap maka
demikian menggambarkan bahwa jumlah
penyerapan tenaga kerja (Y) akan
unit usaha, nilai produksi dan UMK
mengalami kenaikan sebesar 1,935%.
adalah salah satu penyebab dari kenaikan
berpengaruh
terhadap
dan penurunan penyerapan tenaga kerja.
10
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
Uji T
Pembahasan
Kriteria Uji t dengan tingkat α sebesar 0,05. Dari diketahui bahwa:
1. Pengaruh
Jumlah
Unit
Usaha
Terhadap Penyerapan Tenaga
a) Nilai Prob (t-statistic) dari variabel
Dari hasil penelitian, menunjukkan
jumlah unit usaha (X1) sebesar 0,0002
bahwa jumlah unit usaha berpengaruh
yang nilainya <0,05. Hal ini berarti
signifikan terhadap penyerapan tenaga
variabel jumlah unit usaha (X1) secara
kerja di industri kecil bordir Kecamatan
parsial berpengaruh signifkan terhadap
Bangil Kabupaten Pasuruan. Jumlah
penyerapan tenaga kerja.
unit
usaha
mempunyai
nilai
b) Nilai Prob (t-statistic) dari variabel
Probabilitas sebesar 0,0002 < 0,05
nilai produksi (X2) sebesar 0,4412 yang
yang berarti variabel jumlah unit usaha
nilainya > 0,05. Hal ini berarti variabel
berpengaruh
nilai produksi (X2) secara parsial tidak
menjelaskan perubahan dari penyerapan
berpengaruh
tenaga kerja. Hasil dari analisis data
signifkan
terhadap
penyerapan tenaga kerja.
(X3)
1%, maka variabel penyerapan tenaga
Dengan
kerja akan mengalami kenaikan sebesar
demikian. Hal ini berarti variabel UMK
1,935%. Dari hasil model estimasi
(X3) secara parsial tidak berpengaruh
tersebut secara teoritis dapat diterima,
signifkan terhadap penyerapan tenaga
yaitu bahwa bertambahnya jumlah unit
kerja.
usaha industri kecil bordir maka akan
>
0,05
0,7482
variabel jumlah unit usaha bertambah
yang
nilainya
sebesar
dalam
pada penelitian ini menunjukkan bahwa
c) Nilai Prob (t-statistic) dari variabel UMK
signifikan
(5%).
meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
Uji Koefisien Determinasi Nilai
koefisien
determinasi
terserap
pada
industri
tersebut.
ditentukan oleh nilai adjusted R-squared.
Bertambahnya unit usaha industri kecil
Hasil pengujian dapat diperoleh nilai
bordir berarti ada kesempatan kerja,
2
adjusted R sebesar 0,915467. Hal ini
sehingga ada permintaan tenaga kerja
berarti 91% variasi variabel penyerapan
yang baru juga akan meningkat.
tenaga kerja dipengaruhi oleh variasi
Menurut Mankiw (2003), tenaga
variabel jumlah unit usaha, nilai produksi
kerja menjadi faktor produksi yang
dan
9%
terpenting dalam menjalankan suatu
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di
usaha. Berdasarkan wawancara dengan
luar model.
salah
UMK.
Sedangkan
yang
satu
mengatakan
pemilik
industri
kecil
bahwa
berkembangnya
suatu industri kecil bordir pertama
11
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
bergantung dari kualitas tenaga kerja.
kerja di industri kecil bordir Kecamatan
Bila kualitas tenaga kerja yang dimiliki
Bangil
tinggi, maka akan menghasilkan output
produksi
yang bernilai tinggi. Kedua hal lainnya
sebesar 0,4412 > 0,05 yang berarti
yang
variabel
harus
pelanggan.
diperhatikan
Pelanggan
Pasuruan.
mempunyai
nilai
Nilai
probabilitas
produksi
tidak
akan
berpengaruh secara signifikan dalam
berpindah ketempat lain kalau hasil
menjelaskan perubahan dari penyerapan
pesanannya sesuai dengan permintaan
tenaga kerja. Hasil dari analisis data
dan dapat diselesaikan tepat waktu.
pada penelitian ini menunjukkan bahwa
Pelayanannya
berupa
variabel nilai produksi bertambah 1%,
mempercepat pesanan maupun dari
maka variabel penyerapan tenaga kerja
kualitas produk bordirnya. Kualitas
akan mengalami penurunan sebesar
produk bertumpuan pada tenaga kerja
0,156214%. Peningkatan nilai produksi
yang memiliki keterampilan, keuletan
dalam industri kecil bordir bagi pemilik
dan ketelitian yang sangat tinggi. Bila
industri menambah tenaga kerja bukan
output
sesuai
satu-satunya cara yang dilakukan. Akan
permintaan, akan menguntungkan bagi
tetapi bisa dengan cara menggunakan
pemilik
industri.
teknologi
banyak
permintaan
yang
tidak
yakni
Kabupaten
dapat
dihasilkan
Keuntungannya akan
bordir.
dalam
proses
dan/atau bertumpuan pada tenaga kerja
Sehingga tenaga kerja yang terserap
yakni
semakin banyak. Dalam hal ini mampu
produktivitas tenaga kerja.
mengurangi
pengangguran
Kecamatan
Bangil
di
produksi
dengan
Pada
tahun
mempertinggi
2009
Pemerintah
Kabupaten
Kabupaten Pasuruan menghibahkan dua
Pasuruan. Sehingga adanya industri
unit mesin dengan teknologi yang
kecil
canggih kepada masyarakat Bangil
bordir
dampak
mampu
positif
memberikan
yakni
mampu
khususnya
untuk
pengrajin
bordir.
menciptakan kesempatan kerja dan
Dalam hal ini mampu memangkas
mampu mensejahterakan (pendapatan)
biaya
bagi masyarakat Bangil maupun di luar
menghasilkan output yang lebih besar.
daerah Bangil.
Disebabkan
2. Pengaruh Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga Dari hasil penelitian, menunjukkan
produksi
sehingga
semakin
dapat
bertambahnya
jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini maka semakin besar biaya produksi
yang
dikeluarkan
dan
bahwa nilai produksi tidak berpengaruh
keuntungan yang diterima semakin
signifikan terhadap penyerapan tenaga
kecil. Hal ini sesuai dengan teori yang
12
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
dikemukakan oleh Mankiw (2003),
melihat produktivitas tenaga kerja yang
yang menyatakan bahwa teknologi
tinggi dari pada menambah tenaga
digunakan dapat mencerminkan untuk
kerja. Pada dasarnya dipandang oleh
mengubah modal dan tenaga kerja
pemilik industri jika menambah tenaga
menjadi output. Jika pemilik industri
kerja maka proporsi keuntungan yang
mampu menemukan solusi yang lebih
didapat lebih sedikit. Disebabkan harus
baik dalam memproduksi barang, maka
membayar tenaga kerja yang lebih.
output yang dihasilkan lebih banyak dari jumlah modal dan tenaga kerja yang sama. Jadi perubahan teknologi
3. Pengaruh
Tingkat
Upah
(UMK)
Terhadap Penyerapan Tenaga Dari hasil penelitian, menunjukkan
dapat mempengaruhi faktor produksi,
bahwa Upah Minimum
dalam hal ini adalah tenaga kerja.
(UMK) Pasuruan tidak berpengaruh
Penambahan
dapat
signifikan terhadap jumlah penyerapan
menggantikan penyerapan tenaga kerja.
tenaga kerja di industri kecil bordir
Jadi
Kecamatan
semakin
teknologi
banyak
mesin
atau
Bangil
Kabupaten
Kabupaten
peralatan yang digunakan dalam proses
Pasuruan.
produksi
probabilitas sebesar 0,7482 > 0,05 yang
jumlah
maka
akan
penyerapan
menurunkan tenaga
kerja
(Benefit dalam Zamrowi, 2007).
berarti
UMK
variabel
mempunyai
UMK
tidak
berpengaruh secara signifikan dalam
Mulyadi (2003), menjelaskan jika
menjelaskan perubahan dari penyerapan
produktivitas tenaga kerja tinggi, maka
tenaga kerja. Hasil dari analisa data
mampu menghasilkan produk yang
pada penelitian ini menunjukkan bahwa
besar
UMK bertambah 1%, maka variabel
sehingga
semakin
rendah
penyerapan tenaga kerja yang tercipta.
penyerapan
Sebaliknya,
mengalami
semakin
rendah
tenaga
kerja
penurunan
akan sebesar
produktivitas tenaga kerja maka akan
0,030156%.
menghasilkan produk yang sedikit,
UMK setiap tahun lebih cenderung
maka penyerapan tenaga kerja akan
akan menurunkan jumlah penyerapan
meningkat. Tenaga kerja di sektor
tenaga
industri
memiliki
pengusaha, bila upah yang diterima
sehingga
pekerja tinggi maka akan mengurangi
kecil
produktivitas
bordir tinggi,
menghasilkan produksi bordir dalam
kerja.
Bertambahnya
Hal
ini
tingkat
dipandang
keuntungan secara optimal.
jumlah yang banyak. Dalam hal ini
Bila UMK meningkat maka jumlah
banyak permintaan konsumen akan
penyerapan tenaga kerja akan turun.
produksi bordir. Pemilik industri kecil
Sesuai dengan teori upah tenaga kerja
13
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
menurut
Simanjuntak
(1985)
efektif dari pada menambah jumlah
menyebutkan bahwa upah dipandang
tenaga kerja. Meningkatnya UMK yang
sebagai beban oleh pengusaha. Hal
ditetapkan pemerintah pemilik industri
disebabkan
lebih
tingkat
karena
upah
pengusaha,
semakin
yang
maka
besar
dibayarkan
semakin
kecil
efektif
teknologi
untuk
dalam
Diketahui
menggunakan
membordir
bahwa
baju.
Pemerintah
proporsi keuntungan yang diterima oleh
Kabupaten Pasuruan memberikan dua
perusahaan. Oleh karena itu kenaikkan
unit mesin dengan teknologi yang
tingkat upah akan direspon pengusaha
canggih kepada masyarakat Bangil.
sebagai
kerja.
Oleh karena itu pemilik industri bila
menyebabkan
mendapatkan pesanan dalam jumlah
pengusaha akan menggunakan teknik
banyak, cenderung akan menggunakan
padat modal dalam proses produksinya
mesin tersebut agar lebih efisien dari
atau meningkatkan produktivitas tenaga
pada menambahan jumlah tenaga kerja.
kerja sehingga mengorbankan para
Jadi meningkatknya tingkat UMK
pengurangan
Kenaikan
upah
tenaga
tenaga kerja.
bagi
Bila tingkat upah yang tentukan pemerintah
(UMK)
peningkatan,
mengalami
pemilik
cenderung
akan
industri
pelaku
industri
kecil
bordir
cenderung akan mengurangi jumlah tenaga
kerja.
meningkatkan
Dengan
alternatif
keterampilan
tenaga
meningkatkan
kerja sehingga tercapai produktivitas
produktivitas tenaga kerja dari pada
yang tinggi dan/atau pelaku industri
untuk
memilih menggunakan teknologi mesin
penambahan
Menurut
tenaga
Sumarsono
kerja. (2003)
mengatakan bahwa bila tingkat upah naik
(asumsi
harga
modal lainnya
barang-barang
konstan) pengusaha
dalam memproduksi bordir. 4. Pengaruh Jumlah Unit Usaha, Nilai Produksi dan Tingkat Upah (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
lebih suka menggunakan teknologi
Dari
hasil
padat modal untuk proses produksinya.
menunjukkan
bahwa
Penurunan
kerja
usaha (X1), nilai produksi (X2) dan
dibutuhkan disebabkan karena adanya
UMK (X3) berpengaruh secara simultan
pergantian atau penambahan peralatan
terhadap jumlah penyerapan tenaga
yang disebut efek substitusi tenaga
kerja yang terserap di industri kecil
kerja (substitution effect). Dalam hal ini
bordir Kecamatan Bangil Kabupaten
pengusaha
memandang
Pasuruan sebesar 91%.
penambahan
peralatan
jumlah
tenaga
akan
bahwa lebih
penelitian, variabel
unit
Sedangkan
sisanya 9% dipengaruhi oleh variabel
14
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
lain di luar penelitian ini. Probabilitas
produktivitas
tenaga
kerja
untuk
F-statistic sebesar 0,000383 dengan
menghasilkan output. Karena prioritas
nilai signifikansi 0,05. Berarti variabel
pemilik industri pada dasarnya ingin
jumlah unit usaha, nilai produksi dan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-
UMK berpengaruh signifikan dalam
besarnya.
menjelaskan perubahan dari variabel penyerapan tenaga kerja. Pengaruh jumlah unit usaha, nilai produksi dan UMK
berpengaruh
secara
positif.
Dalam hal ini ada hubungan yang searah. Bila jumlah unit usaha, nilai produksi dan UMK meningkat maka jumlah penyerapan tenaga kerja akan meningkat pula. Demikian sebaliknya jika ada penurunan jumlah penyerapan tenaga kerja menurun. Dari ketiga variabel jumlah unit usaha, nilai produksi dan UMK. Yang memiliki
pengaruh
peningkatkan
terbesar
jumlah
dalam
penyerapan
tenaga kerja di sektor industri kecil bordir yakni jumlah unit usaha industri kecil bordir. Jika semakin banyak unit usaha industri kecil bordir maka jumlah tenaga kerja akan bertambah pula. Sedangkan untuk nilai produksi dan UMK
pengaruhnya
hanya
sedikit.
Penambahan nilai produksi bordir dan meningkatnya
UMK
bagi
pemilik
industri cenderung mengunakan tenaga kerja yang ada akan tetapi kalaupun untuk menambah jumlah tenaga kerja itupun tidak banyak hanya sedikit. Disebabkan pada industri kecil bordir ini
lebih
menekankan
pada
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang telah peneliti kemukakan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel jumlah unit usaha (X1) berpengaruh
signifikan
terhadap
penyerapan tenaga kerja. Jumlah unit usaha memiliki pengaruh paling besar dalam
meningkatkan
penyerapan
tenaga kerja, sehingga ada permintaan tenaga kerja yang baru juga akan meningkat dan menambah lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. 2. Variabel nilai produksi (X2) tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
penyerapan tenaga kerja. Kenaikan nilai
produksi
akan
menurunkan
jumlah penyerapan tenaga kerja pada industri kecil bordir. 3. Variabel tingkat upah/UMK
(X3)
tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Kenaikan Upah minimum kabupaten (UMK) akan menurunkan jumlah penyerapan tenaga kerja pada industri kecil bordir. 4. Berdasarkan hasil regresi variabel independen, yaitu: jumlah unit usaha (X1), nilai produksi (X2) dan tingkat
15
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
upah/upah minimum kabupaten (X3)
kepentingan
secara
pemilik industri.
simultan
berpengaruh
(keuntungan)
bagi
signifikan terhadap penyerapan tenaga
Demikian kesimpulan dan saran-saran
kerja sebesar 91%. Pengaruh jumlah
yang dapat penulis berikan kepada pihak-
unit usaha, nilai produksi dan UMK
pihak yang bersangkutan dengan harapan
berpengaruh
dapat menjadi referensi atau masukan
secara
positif.
Jika
jumlah unit usaha, nilai produksi dan
bagi
pihak-pihak
UMK meningkat maka penyerapan
mengambil
tenaga kerja akan meningkat pula,
mendatang.
tersebut
kebijakan
di
dalam masa
demikian sebaliknya. Saran
DAFTAR RUJUKAN
Berdasarkan
pembahasan
dan
kesimpulan dapat diajukan beberapa
Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
saran untuk mengatasi permasalahan industri kecil bordir untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Kecamatan Bangil
Kabupaten
Pasuruan
adalah
sebagai berikut: 1. Dalam meningkatkan industri kecil
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Bangil dalam Angka. Bangil: BPS
pembinaan terhadap industri kecil
Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Jakarta: BPS
bordir.
Dinas
bordir
pemerintah
2. Peningkatan dibutuhkan penyuluhan kualitas
daerah
perlu
hasil
produksi
pelatihan
ataupun
untuk
produk
meningkatkan
dari
pemerintah
daerah. 3. Dalam
hal
pemasaran,
sistem
manajemen yang digunakan harus terorganisasi. 4. Pemerintah daerah perlu mengatasi permasalahan sehingga
sistem dapat
tanpa
Irawan, Bayu dan Putra, Bayu Airlangga. 2007. Kewirausahaan UKM. Yogyakarta: Graha Ilmu Mankiw, Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga Mudrajat, Kuncoro. 2013. Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta
pengupahan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan tenaga kerja
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan. 2013. Data Industri Kecil dan Tenaga Kerja. Pasuruan
Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada
mengorbankan
16
Analisa Pengaruh Industri Kecil Bordir Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bangil Kebupaten Pasuruan
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor: 78 Tahun 2013 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2014 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 41/MIND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri Rejekiningsih, Tri Wahyu. 2004. Mengukur Besarnya Peranan Industri Kecil dalam Perekonomian di Propinsi Jawa Tengah (online) Vol. 1, No 2, (http://eprints.undip.ac.id/1400/1?M engukur_Besarnya_Peranan_Industr i_Kecil....by Tri Wahyu Rezekiningsih_(OK).pdf, diakses 19 November 2013)
Sumarni, Murti dan Soeprihanto, John. 2005. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Zamrowi, M Taufik. 2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang). Tesis yang dipublikasikan. Semarang: UNDIP Semarang (http://eprints.undip.ac.id/15705/1/ M_Taufik_Zamrowi.pdf, diakses 4 Desember 2013)
Setiawan, Ahmad Hendra. 2010. Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di kota Semarang (online) Vol. 3, No1, (http://ep.unnes.ac.id/wpcontent/uploads/2012/03/04-AchmaHendra-Setiawan.pdf diakses 19 November 2013 ) Simanjuntak, Payaman. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LP-FEUI
Suerna. 2012. Analisis penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan (Studi Kasus Industri Kecil pengolahan Kapur) (online), (pta.trunojoyo.ac.id?/c_search/by prod/6, diakses 17 November 2013) Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada Jakarta
17